• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perilaku Konsumsi Sayur dan Buah Pada Mahasiswi Kesehatan dan Mahasiswi Non Kesehatan di Asrama Putri USU Tahun 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Perilaku Konsumsi Sayur dan Buah Pada Mahasiswi Kesehatan dan Mahasiswi Non Kesehatan di Asrama Putri USU Tahun 2014"

Copied!
146
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

OLEH :

MUTHIA SALWA HAITAMY NIM. 101000019

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh :

MUTHIA SALWA HAITAMY 101000019

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)
(4)

Salah satu bagian yang terdapat dalam tumpeng gizi seimbang adalah konsumsi sayuran dan buah. Sayuran dan buah merupakan pangan yang kaya akan vitamin dan mineral, serat serta antioksidan yang dibutuhkan oleh tubuh. Sayuran dan buah jarang dikonsumsi oleh mahasiswi, sehingga perlu dilakukan penelitian ini.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan perilaku konsumsi sayur dan buah meliputi pengetahuan, sikap, dan pola konsumsi sayur dan buah pada mahasiswi kesehatan dan mahasiswi non kesehatan di asrama putri USU. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Populasi penelitian adalah mahasiswi kesehatan dan mahasiswi non kesehatan di asrama putri USU. Sampel diambil sebanyak 100 orang yang terdiri dari 50 mahasiswi kesehatan dan 50 mahasiswi non kesehatan dengan teknik acak sederhana. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner, formulir food recall 24 jam dan formulir food frequency.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan pengetahuan gizi, jumlah konsumsi buah, jenis dan frekuensi konsumsi buah pada mahasiswi kesehatan dan mahasiswi non kesehatan. Tetapi pada sikap dan jumlah konsumsi sayur pada mahasiswi kesehatan dan non kesehatan tidak ditemukan perbedaan. mahasiswi kesehatan (52%) dan mahasiswi non kesehatan (26%) memiliki pengetahuan gizi baik. Untuk sikap, sebagian besar mahasiswi kesehatan (100%) dan mahasiswi non kesehatan (96%) memiliki sikap baik. Rata-rata konsumsi sayur dan buah mahasiswi kesehatan masing-masing sebesar 100,47 gram/hari dan 147,75 gram/hari. Rata-rata konsumsi sayur dan buah mahasiswi non kesehatan masing-masing sebesar 75,9 gram/hari dan 96,7 gram/hari. Selain itu juga jenis konsumsi sayuran dan buah pada mahasiswi kesehatan dan non kesehatan masing-masing kurang dari 2 jenis/hari. Untuk Rata-rata frekuensi konsumsi sayur dan buah pada mahasiswi kesehatan masing-masing 11 kali/minggu dan 12 kali/minggu. Rata-rata frekuensi konsumsi sayur dan buah pada mahasiswi non kesehatan masing-masing 8 kali/minggu dan 9 kali/minggu.

Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan kepada mahasiswi yang tinggal di asrama putri USU agar jumlah, jenis, dan frekuensi konsumsi sayur dan buah ditingkatkan, serta bagi pengelola kantin agar dapat menyediakan berbagai jenis sayur dan buah dengan olahan yang menarik.

(5)

vegetables. Fruit and vegetables are rich of food substances, such as vitamins and minerals, fibers plus antioxidant needed by the body. Fruits and vegetables are very seldom consumpted by the students thus the research will conducted.

This research aims to know the difference between action of fruits and vegetables consumption covers knowledge, attitude and patterns consumption of fruits and vegetables for health students and non health students at dormitory of USU students. This research uses the design of cross sectional. The research population is health students and non health students at the dormitory students of USU. Samples are taken about one hundred students consist of fifty health students and fifty non health students using simple random sampling. The collection of the data is conducted by interviewing use questionnaire, form of food recall 24 hours, and form food frequency.

Result of this research shows that there is the diffrence knowledge, total of fruits consumption, kinds and frequent of fruits and vegetables consumption between health students and non health students. But for attitude and total of vegetables consumption not be found the diffrence between health students and non health students. 52% health students and 26% non health students posses knowledge of good nutrition. For this attitude mostly 100% health students and 96% non health students posses good attitude. The average of consumption fruit and vegetables the health students each one is about 147,75 gram/day and 100,47 gram/day. The average of consumption fruit and vegetables non health students each one is about 96,7 gram/day and 75,9 gram/day. Beside kinds of consumption fruit and vegetables for health students and non health students each one less than 2 kinds/day. For frequent consumption of fruits and vegetables for health students each one 11 times/week dan 12 times/week. Average frequent of consumption fruits and vegetables for non health students each 8 times/week and 9 times/week.

Based on result of this research suggested for students who live in dormitory USU students in which total, kinds, and frequent consumption of fruits and vegetables need to be increased, for canteen owner can serve difference kinds of fruits and vegetables with interesting process.

(6)

Nama : Muthia Salwa Haitamy

Tempat/Tanggal Lahir : Medan/ 26 Oktober 1992

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status Perkawinan : Belum Kawin

Alamat Rumah : Jl. Persamaan Gg. Aman No. 54 A Medan

RIWAYAT PENDIDIKAN

1. 1998-2004 : SD Negeri 060812 Medan 2. 2004-2007 : SMP Negeri 15 Medan 3. 2007-2010 : SMA Swasta Eria Medan

(7)

Ucapan syukur Alhamdulillah yang tak terhingga penulis haturkan kepada Allah SWT karena telah memberikan rahmat, ridho, petunjuk dan barokah kepada

penulis, sehingga penulis sanggup menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Perilaku

Konsumsi Sayur dan Buah Pada Mahasiswi Kesehatan dan Mahasiswi Non

Kesehatan di Asrama Putri USU Tahun 2014”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat yang harus dibuat untuk dapat menyelesaikan pendidikan Strata I pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Selama penyusunan dan penulisan skripsi ini penulis banyak menemukan kesulitan dan hambatan, namun berkat bimbingan, bantuan dan dorongan moril dari berbagai pihak akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh sebab itu pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Drs. Surya Utama, MS selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Ir. Albiner Siagian, MSi selaku Ketua Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

(8)

bimbingan dan pengarahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 5. Ibu Fitri Ardiani, SKM, MPH selaku Dosen Penguji II yang telah banyak

memberikan saran, bimbingan, dan arahan dalam penulisan skripsi ini.

6. Ibu Ernawati Nasution, SKM, MKes selaku Dosen Penguji III yang telah banyak memberikan saran, bimbingan, dan arahan dalam penulisan skripsi ini. 7. Ibu dr. Devi Nuraini Santi, M.Kes selaku Dosen Pembimbing Akademik

penulis di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

8. Ibu Sorta Ruslya Manurung, selaku kepala asrama putri USU yang telah membantu saya dalam proses penelitian.

9. Seluruh dosen dan staf pegawai FKM USU khususnya pada Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat yang telah banyak membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, dan kepada abangda Marihot Samosir, ST yang banyak membantu penulis dalam hal administrasi.

10. Teristimewa Ayahanda tercinta, Drs. Fauzi Haitamy, MM yang selalu mendoakan penulis dalam setiap sujudnya, tanpa dukungan moril, materil dan doa beliau, penulis belum tentu bisa berada disini dan menyelesaikan skripsi ini. 11. Terkhusus buat Almarhumah Ibunda tersayang yang di masa hidupnya sangat

(9)

13. Orang yang istimewa bagi penulis, Al-Khowarizmi, S.Kom yang telah menjadi pendengar yang baik dan motivator. Terimakasih atas dukungan, saran serta masukan yang sangat bermanfaat bagi penulis dalam mengerjakan skripsi ini. 14. Dua orang sahabat yang sangat penulis sayang, Agustia Niranda dan Imaniar,

terimakasih buat kebersamaan, canda tawa, suka duka, dukungan, pengertian, saran dan kritikan yang membangun.

15. Teman-teman seperjuangan stambuk 2010 : Eci, Magda, Nur, Siti, Elicya, Kiki,

Fiqoh, Siko, dan teman-teman di Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat : Kak

Yuyun, kak Nur, kak Rahmi, kak Suli, Kak Una, kak Nadya, Fifit, Tasya,

Ranika, Adel, Arsika, Ria Sutiani, Putri, Silvana, Tresa, Ria Solia dan Afri. 16. Keluarga dan teman-teman serta pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu

persatu, penulis ucapkan banyak terima kasih.

Penulis menyadari masih ada kekurangan dalam penulisan skripsi ini, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak dalam rangka penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, 20 April 2014 Penulis

(10)

HALAMAN PENGESAHAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... iv

KATA PENGANTAR ... v

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 12

2.1. Perilaku Makan Mahasiswa ... 12

2.1.1. Pengetahuan Gizi ... 12

2.1.2. Sikap ... 14

2.1.3. Pola Makan Mahasiswa... 15

2.2. Konsumsi Sayur dan Buah ... 18

2.2.1. Kandungan Gizi Sayur dan Buah Beserta Manfaatnya ... 21

2.2.2. Kandungan Non Gizi Sayur dan Buah Beserta Manfaatnya ... 30

2.2.3. Manfaat Sayur dan Buah Terhadap Tubuh Berdasarkan Warna ... 33

2.3. Survei Konsumsi Makanan ... 34

2.5.1. Metode Food Recall 24 jam ... 35

2.5.2. Metode Food Frequency Questionnaire (FFQ) ... 36

2.6. Kerangka Konsep ... 38

2.7. Hipotesis Penelitian ... 39

BAB III METODE PENELITIAN ... 40

3.1. Jenis Penelitian ... 40

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 40

3.2.1. Lokasi Penelitian ... 40

3.2.2. Waktu Penelitian ... 40

3.3. Populasi dan Sampel ... 40

3.3.1. Populasi ... 40

3.3.2. Sampel ... 41

(11)

3.6. Definisi Operasional ... 43

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 49

4.2. Karakteristik Responden ... 50

4.2.1. Umur ... 50

4.2.2. Fakultas Mahasiswi ... 51

4.2.3. Stambuk Mahasiswi ... 52

4.2.3. Uang Saku Mahasiswi ... 52

4.2.4. Pekerjaan Orang Tua ... 53

4.2.5. Pendapatan Orang Tua ... 53

4.3. Perilaku Konsumsi Sayur dan Buah Mahasiswi ... 54

4.3.1. Pengetahuan Mahasiswi Mengenai Sayur dan Buah ... 54

4.3.2. Sikap Mahasiswi Terhadap Sayur dan Buah... 56

4.3.3. Pola Konsumsi Sayur dan Buah ... 57

4.3.3.1. Jumlah Konsumsi Sayur ... 58

4.3.3.2. Jumlah Konsumsi Buah ... 59

4.3.3.3. Jenis Konsumsi Sayur ... 60

4.3.3.4. Jenis Konsumsi Buah ... 61

4.3.3.5. Frekuensi Konsumsi Sayur ... 63

4.3.3.6. Frekuensi Konsumsi Buah ... 64

4.4. Pengetahuan Gizi Terhadap Jumlah Konsumsi Sayur dan Buah ... 65

4.5. Pengetahuan Gizi Terhadap Jenis Konsumsi Sayur dan Buah... 66

4.6. Pengetahuan Gizi Terhadap Frekuensi Konsumsi Sayur dan Buah ... 67

4.7. Sikap Terhadap Jumlah Konsumsi Sayur dan Buah ... 67

4.8. Sikap Terhadap Jenis Konsumsi Sayur dan Buah ... 68

4.9. Sikap Terhadap Frekuensi Konsumsi Sayur dan Buah ... 69

BAB V PEMBAHASAN ... 70

5.1. Karakteristik Responden ... 70

5.2. Perbedaan Pengetahuan Gizi Responden ... 72

5.2.1. Pengetahuan Gizi Mahasiswi Kesehatan ... 73

5.2.2. Pengetahuan Gizi Mahasiswi Non Kesehatan ... 74

5.3. Perbedaan Sikap Responden ... 76

5.3.1. Sikap Mahasiswi Kesehatan... 77

5.3.2. Sikap Mahasiswi Non Kesehatan ... 78

5.4. Perbedaan Pola Konsumsi Sayur dan Buah Responden ... 79

(12)

5.6. Gambaran Pengetahuan Gizi Mahasiswi Terhadap Jenis Konsumsi Sayur dan

Buah ... 88

5.7. Gambaran Pengetahuan Gizi Mahasiswi Terhadap Frekuensi Konsumsi Sayur dan Buah ... 89

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 90

6.1. Kesimpulan ... 90

6.2. Saran ... 91

(13)

Tabel 2.1. Jenis-jenis Fitonutrien pada Buah dan Sayuran ... 32

Tabel 4.1. Distribusi Mahasiswi Berdasarkan Umur di Asrama Putri USU ... 50

Tabel 4.2. Distribusi Mahasiswi Berdasarkan Fakultas di Asrama Putri USU ... 51

Tabel 4.3. Distribusi Mahasiswi Berdasarkan Stambuk di Asrama Putri USU ... 52

Tabel 4.4.Distribusi Berdasarkan Uang Saku Mahasiswi di Asrama Putri USU .. 53

Tabel 4.5.Distribusi Berdasarkan Pekerjaan Orang Tua Mahasiswi Kesehatan dan Mahasiswi Non Kesehatan di Asrama Putri USU ... 53

Tabel 4.6.Distribusi Berdasarkan Pendapatan Orang Tua Mahasiswi Kesehatan dan Mahasiswi Non Kesehatan di Asrama Putri USU ... 54

Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Gizi Mahasiswi di Asrama Putri USU ... 54

Tabel 4.8.Distribusi Responden Berdasarkan Jawaban Pernyataan Pengetahuan Gizi Mahasiswi Kesehatan dan Mahasiswi Non Kesehatan di Asrama Putri USU ... 55

Tabel 4.9. Distribusi Frekuensi Sikap Responden Terhadap Sayur dan Buah di Asrama Putri USU ... 56

Tabel 4.10.Distribusi Responden Berdasarkan Jawaban Pernyataan Sikap Pada Mahasiswi Kesehatan dan Mahasiswi Non Kesehatan di Asrama Putri USU ... 57

Tabel 4.11. Distribusi Mahasiswi Berdasarkan Jumlah Konsumsi Sayur di Asrama Putri USU ... 59

Tabel 4.12. Distribusi Mahasiswi Berdasarkan Jumlah Konsumsi Buah di Asrama Putri USU ... 59

Tabel 4.13. Distribusi Mahasiswi Berdasarkan Jenis Konsumsi Sayur di Asrama Putri USU ... 60

Tabel 4.14.Distribusi Mahasiswi Berdasarkan Jenis-jenis Sayur yang Dikonsumsi di Asrama Putri USU ... 61

Tabel 4.15.Distribusi Mahasiswi Berdasarkan Jenis Konsumsi Buah di Asrama Putri USU ... 62

(14)

Tabel 4.18. Distribusi Mahasiswi Berdasarkan Frekuensi Konsumsi Buah di Asrama Putri USU ... 64 Tabel 4.19.Distribusi Pengetahuan Gizi Mahasiswi Berdasarkan Jumlah Konsumsi

Sayur dan buah di Asrama Putri USU ... 65 Tabel 4.20.Distribusi Pengetahuan Gizi Mahasiswi Berdasarkan Jenis Konsumsi

Sayur dan buah di Asrama Putri USU ... 66 Tabel 4.21.Distribusi Pengetahuan Gizi Mahasiswi Berdasarkan Frekuensi Konsumsi

Sayur dan buah di Asrama Putri USU ... 67 Tabel 4.22.Distribusi Sikap Mahasiswi Berdasarkan Jumlah Konsumsi Sayur dan

buah di Asrama Putri USU ... 68 Tabel 4.23.Distribusi Sikap Mahasiswi Berdasarkan Jenis Konsumsi Sayur dan buah

di Asrama Putri USU... 69 Tabel 4.24.Distribusi Sikap Mahasiswi Berdasarkan Frekuensi Konsumsi Sayur dan

(15)

Gambar 2.1. Tumpeng Gizi Seimbang ... . 19 Gambar 2.2. Kerangka Konsep Perilaku Konsumsi Sayur dan Buah pada

Mahasiswi Kesehatan dan Mahasiswi Non Kesehatan di

(16)

Lampiran I : Kuesioner Penelitian

Lampiran II : Lembar Formulir Frekuensi Makanan Lampiran III : Lembar Formulir Metode Recall 24 Jam Lampiran IV : Surat Izin Penelitian

Lampiran V : Surat Bukti Penelitian Lampiran VI : Master Data

(17)

Salah satu bagian yang terdapat dalam tumpeng gizi seimbang adalah konsumsi sayuran dan buah. Sayuran dan buah merupakan pangan yang kaya akan vitamin dan mineral, serat serta antioksidan yang dibutuhkan oleh tubuh. Sayuran dan buah jarang dikonsumsi oleh mahasiswi, sehingga perlu dilakukan penelitian ini.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan perilaku konsumsi sayur dan buah meliputi pengetahuan, sikap, dan pola konsumsi sayur dan buah pada mahasiswi kesehatan dan mahasiswi non kesehatan di asrama putri USU. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Populasi penelitian adalah mahasiswi kesehatan dan mahasiswi non kesehatan di asrama putri USU. Sampel diambil sebanyak 100 orang yang terdiri dari 50 mahasiswi kesehatan dan 50 mahasiswi non kesehatan dengan teknik acak sederhana. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner, formulir food recall 24 jam dan formulir food frequency.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan pengetahuan gizi, jumlah konsumsi buah, jenis dan frekuensi konsumsi buah pada mahasiswi kesehatan dan mahasiswi non kesehatan. Tetapi pada sikap dan jumlah konsumsi sayur pada mahasiswi kesehatan dan non kesehatan tidak ditemukan perbedaan. mahasiswi kesehatan (52%) dan mahasiswi non kesehatan (26%) memiliki pengetahuan gizi baik. Untuk sikap, sebagian besar mahasiswi kesehatan (100%) dan mahasiswi non kesehatan (96%) memiliki sikap baik. Rata-rata konsumsi sayur dan buah mahasiswi kesehatan masing-masing sebesar 100,47 gram/hari dan 147,75 gram/hari. Rata-rata konsumsi sayur dan buah mahasiswi non kesehatan masing-masing sebesar 75,9 gram/hari dan 96,7 gram/hari. Selain itu juga jenis konsumsi sayuran dan buah pada mahasiswi kesehatan dan non kesehatan masing-masing kurang dari 2 jenis/hari. Untuk Rata-rata frekuensi konsumsi sayur dan buah pada mahasiswi kesehatan masing-masing 11 kali/minggu dan 12 kali/minggu. Rata-rata frekuensi konsumsi sayur dan buah pada mahasiswi non kesehatan masing-masing 8 kali/minggu dan 9 kali/minggu.

Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan kepada mahasiswi yang tinggal di asrama putri USU agar jumlah, jenis, dan frekuensi konsumsi sayur dan buah ditingkatkan, serta bagi pengelola kantin agar dapat menyediakan berbagai jenis sayur dan buah dengan olahan yang menarik.

(18)

vegetables. Fruit and vegetables are rich of food substances, such as vitamins and minerals, fibers plus antioxidant needed by the body. Fruits and vegetables are very seldom consumpted by the students thus the research will conducted.

This research aims to know the difference between action of fruits and vegetables consumption covers knowledge, attitude and patterns consumption of fruits and vegetables for health students and non health students at dormitory of USU students. This research uses the design of cross sectional. The research population is health students and non health students at the dormitory students of USU. Samples are taken about one hundred students consist of fifty health students and fifty non health students using simple random sampling. The collection of the data is conducted by interviewing use questionnaire, form of food recall 24 hours, and form food frequency.

Result of this research shows that there is the diffrence knowledge, total of fruits consumption, kinds and frequent of fruits and vegetables consumption between health students and non health students. But for attitude and total of vegetables consumption not be found the diffrence between health students and non health students. 52% health students and 26% non health students posses knowledge of good nutrition. For this attitude mostly 100% health students and 96% non health students posses good attitude. The average of consumption fruit and vegetables the health students each one is about 147,75 gram/day and 100,47 gram/day. The average of consumption fruit and vegetables non health students each one is about 96,7 gram/day and 75,9 gram/day. Beside kinds of consumption fruit and vegetables for health students and non health students each one less than 2 kinds/day. For frequent consumption of fruits and vegetables for health students each one 11 times/week dan 12 times/week. Average frequent of consumption fruits and vegetables for non health students each 8 times/week and 9 times/week.

Based on result of this research suggested for students who live in dormitory USU students in which total, kinds, and frequent consumption of fruits and vegetables need to be increased, for canteen owner can serve difference kinds of fruits and vegetables with interesting process.

(19)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kesehatan merupakan harta yang sangat berharga dan patut dipelihara. Gaya hidup sehat harus diterapkan untuk menjaga tubuh tetap sehat. Salah satu cara agar kesehatan optimal adalah dengan mengatur makanan yang dikonsumsi karena tidak jarang penyakit timbul akibat ketidakseimbangan makanan. Kelebihan atau kekurangan zat gizi yang dibutuhkan tubuh bisa berdampak negatif bagi kesehatan. Selain makanan, beberapa faktor yang memengaruhi kesehatan adalah gaya hidup, olahraga, sinar matahari, cara berfikir positif, istirahat, dan rekreasi yang cukup (Rusilanti, 2007).

(20)

dan tidak dikombinasikan dengan buah dan sayuran segar sebagai sumber serat telah memicu munculnya berbagai macam penyakit (Wirakusumah, 2007).

Makanan sangat penting bagi tubuh. Secara umum, makanan adalah bahan alamiah yang menjadi sumber kalori atau bahan-bahan yang diperlukan untuk berlangsungnya proses-proses kehidupan. Jenis makanan yang dikonsumsi tubuh akan memengaruhi kesehatan, selain menyehatkan, makanan juga berfungsi untuk pertumbuhan, pemeliharaan dan perbaikan sel-sel tubuh, serta peningkat daya tahan tubuh (Rozaline, 2006).

Tubuh membutuhkan berbagai zat gizi untuk mempertahankan kesehatan. Selain zat gizi makro ( karbohidrat, protein, dan lemak) tubuh juga membutuhkan zat gizi mikro (vitamin dan mineral) dan fitokimia (seperti flavonoid, inositol, gluthation, dan quercetin). Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, tubuh memerlukan makanan sehat dan seimbang yang diperoleh dari beragam bahan makanan, baik bahan makanan hewani maupun bahan makanan nabati (Rusilanti, 2007).

(21)

Salah satu bagian dalam tumpeng gizi seimbang adalah perlunya mengonsumsi buah dan sayuran yang dibutuhkan tubuh. Ahli gizi menyarankan untuk mengonsumsi 5 porsi buah dan sayuran dalam sehari. Artinya 3 porsi sayur (+400 gram) dan 2 porsi buah (+ 250 gram). Buah dan sayuran memiliki kalori yang cukup rendah, tetapi kaya akan serat, antioksidan, vitamin dan mineral. Buah dan sayuran juga dapat bermanfaat untuk menghentikan tumbuhnya bakteri, melindungi dari infeksi, menjaga pertahanan tubuh, menurunkan kadar gula darah, dan mencegah kolesterol di dalam tubuh (Jusup, 2007).

Menurut hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) yang dilakukan dengan sampel 75.000 rumah tangga, pada Maret 2013 penduduk Indonesia mengonsumsi 35,65 kilogram buah-buahan perkapita pertahun dan 34,96 kilogram sayur-sayuran perkapita pertahun. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan tingkat konsumsi sayuran masyarakat dunia, seperti Cina (270 kilogram per kapita per tahun), Singapura (120 kilogram per kapita per tahun), Myanmar (80 kilogram per kapita per tahun), Vietnam (75 kilogram per kapita per tahun), Filipina (55 kilogram per kapita per tahun), India (50 kilogram per kapita per tahun), dan Malaysia (49 kilogram per kapita per tahun) (Hariani, 2010).

(22)

buah adalah 93,5 persen. Rendahnya konsumsi sayur dan buah masyarakat mengakibatkan penyakit pencernaan dan sembelit yang bisa fatal bagi kesehatan.

Menurut Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2007 menunjukkan secara keseluruhan hanya 5,5% penduduk umur 10 tahun ke atas yang mengonsumsi buah dan sayur sesuai dengan anjuran WHO di Sumatera Utara. Penduduk Provinsi Sumatera Utara pada usia remaja (15-24 tahun) hanya 5,4% yang mengonsumsi sayur dan buah sesuai anjuran. Di Sumatera Utara secara keseluruhan kecukupan konsumsi buah dan sayur masih sangat rendah seperti di kabupaten Nias Selatan (0,1%), Nias (0,4%), Simalungun (0,8%), Tapanuli Tengah (0,9%) dan Kota Sibolga (0,8%). Sedangkan kecukupan makanan buah dan sayur sudah tinggi (di atas 10 persen) diantara yang lain adalah Kabupaten Dairi (15,9%) dan Kota Binjai (10,7%). Sedangkan Kota Medan sendiri hanya 5,4% dari penduduk umur 10 tahun ke atas yang mengonsumsi buah dan sayur sesuai dengan yang dianjurkan WHO. Oleh karena itu, konsumsi buah dan sayur ini perlu diperhatikan khususnya pada mahasiswi.

(23)

perilaku hidup sehatnya khususnya pola makannya sehari-hari seperti makan yang tidak teratur, tidak sarapan pagi atau bahkan tidak makan siang serta sering mengonsumsi jajanan. Mahasiswi sangat dianjurkan mengonsumsi makanan yang banyak mengandung vitamin dan mineral yang terdapat di dalam sayur dan buah. Kebutuhan beberapa vitamin dan mineral pada mahasiswi lebih besar daripada mahasiswa. Mahasiswi mengalami menstruasi, sehingga kebutuhan zat besi meningkat secara drastis. Peningkatan kebutuhan zat besi tersebut lebih besar dibandingkan dengan mahasiswa. Mahasiswi umumnya juga mengalami kekurangan zat besi, kalsium, dan vitamin A. Di samping itu, juga kekurangan vitamin B6, seng, asam folat, vitamin D, dan magnesium dalam diet sehari-hari (Sumanto, 2009). Oleh karena itu, konsumsi sayur dan buah yang tinggi vitamin dan mineral perlu diperhatikan khususnya pada mahasiswi yang tinggal di asrama.

Mahasiswi yang berdomisili di asrama terlepas dari perhatian orang tua dan mempunyai kemandirian dalam menentukan makanan yang mereka konsumsi. Berbagai bentuk gangguan gizi pada usia remaja sering terjadi, salah satunya defisiensi berbagai jenis vitamin. Disamping itu kebiasaan makan dan pola konsumsi remaja pada umumnya menginginkan makanan yang serba praktis tanpa memperdulikan kesehatan dirinya, yang apabila hal ini berlangsung lama maka akan berdampak pada prestasi belajar dan kualitas lulusan Universitas (Elnovriza, 2013 ).

(24)

Kecenderungan remaja saat ini adalah mengonsumsi fast food yang banyak mengandung lemak. Kecenderungan ini selain karena remaja mudah terpengaruh oleh lingkungan pergaulan khususnya teman sebaya, juga disebabkan pengaruh iklan dan persepsi pada diri remaja bahwa fast food merupakan makanan yang dianggap memiliki nilai gengsi yang tinggi, sehingga mereka berharap dapat diterima di lingkungan pergaulannya.

Menurut hasil penelitian Fitri (2011) mengenai tingkat konsumsi fast food dikalangan remaja, seluruh responden sebanyak 60 orang mengonsumsi fast food dalam 1 bulan terakhir. Frekuensi konsumsi fast food terbanyak berada pada frekuensi 1-3 kali sebulan dengan proporsi 46,7% pada remaja dengan status gizi lebih dan 63,4% pada remaja dengan status gizi normal. Sebanyak 20.0% remaja berstatus gizi lebih dan 13,3 % remaja berstatus gizi normal mengonsumsi fast food pada frekuensi 3-5 kali seminggu. Jenis fast food terbanyak yang dikonsumsi dalam waktu 1 bulan terakhir adalah french fries dan fried chicken. Fried chicken merupakan makanan favorit di kalangan remaja termasuk mahasiswa. Dalam penelitian Suryanti, dkk (2013) pada mahasiswa obesitas di Universitas Hasanuddin, fried chicken merupakan jenis fast food yang sering dikonsumsi responden dengan frekuensi 1x/minggu.

(25)

seminggu sementara pengetahuan remaja tentang minuman berkarbonasi sebagian besar sudah dalam kategori baik.

Kebiasaan remaja yang suka mengonsumsi fast food dan soft drink berdampak pada rendahnya asupan serat seperti rendahnya konsumsi sayur dan buah terutama pada mahasiswa. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Elnovriza (2013) di asrama mahasiswa Universitas Andalas, hanya 20,8% mahasiswa mengonsumsi sayur setiap hari dan 51,5% mahasiswa jarang mengonsumsi buah (< 1 kali seminggu). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebiasaan makan dan pola konsumsi remaja yang menginginkan makanan yang serba praktis tanpa memperdulikan kesehatan dirinya.

Amalia (2008) juga melakukan penelitian mengenai konsumsi sayur dan buah pada mahasiswa TPB-IPB yang menyatakan bahwa konsumsi sayur dan buah dikalangan mahasiswa TPB-IPB masih sangat rendah yaitu 3,4 kali dalam seminggu untuk konsumsi sayuran dan 2,5 kali dalam seminggu untuk konsumsi buah-buahan. Terlihat juga bahwa lebih sering mahasiswa mengonsumsi sayuran dibandingkan buah-buahan karena sayuran umumnya dikonsumsi bersamaan dengan nasi sebagai pauk, sedangkan buah-buahan dikonsumsi sebagai makanan selingan sehingga harus mengeluarkan uang saku tersendiri.

(26)

anjuran yaitu 200 gram/hari per orang dan 38,50% remaja yang mengonsumsi buah sesuai anjuran, yaitu 300 gr/hari per orang.

Penyebab konsumsi sayur dan buah rendah dikarenakan seseorang memiliki perilaku yang kurang baik. Perilaku yang dimiliki seseorang dipengaruhi oleh pengetahuan, sikap dan tindakan (Notoatmodjo, 2003). Salah satu faktor yang dapat memengaruhi perilaku konsumsi seseorang adalah tingkat pengetahuan gizinya. Seseorang yang mempunyai tingkat pengetahuan gizi yang baik, diharapkan akan memiliki pola konsumsi yang baik dan benar pula. Selain itu diharapkan dapat memilih pangan yang bernilai gizi tinggi dan mencukupi kebutuhan tubuhnya. Menurut penelitian Ginting (2003) pada mahasiswa kesehatan dan mahasiswa non kesehatan Universitas Sumatera Utara, sebesar 72,9% mahasiswa kesehatan memiliki pengetahuan gizi pada kategori baik dan 27,1% untuk kategori sedang sedangkan pengetahuan gizi pada mahasiswa non kesehatan terdapat 62,9% yang tergolong pada kategori baik dan 37,1% tergolong dalam kategori sedang.

Tingkat pengetahuan gizi juga diteliti oleh Rahmah (2006) pada mahasiswa di Institut Pertanian Bogor, pengetahuan gizi mahsiswa pangan dan gizi sebesar 70% berada dalam kategori tinggi dan pengetahuan gizi mahasiswa non pangan dan gizi hanya 23,3% yang berada dalam kategori tinggi serta 70% berada pada kategori sedang. Hasil uji statistik menyatakan adanya perbedaan yang nyata antara pengetahuan gizi mahasiswa pangan dan gizi dan mahasiswa non pangan dan gizi.

(27)

penelitian Gustiara (2012) pada remaja, didapatkan bahwa seluruh responden memiliki tingkat pengetahuan yang baik mengenai sayuran dan buah yaitu sebesar 100%, tetapi untuk sikap responden terhadap sayuran dan buah, masih ada beberapa responden yang memiliki tingkat sikap yang kurang. Responden paling banyak terdapat pada sikap tingkatan baik yaitu sebesar 97,9% dan diikuti sikap tingkat sedang dan tingkat kurang masing-masing 1,0%.

(28)

beberapa mahasiswi juga didapat bahwa mahasiswi yang tinggal di asrama putri sering mengalami konstipasi dan sariawan.

Mahasiswi kesehatan merupakan mahasiswi yang telah mendapatkan pengetahuan gizi dari bangku perkuliahan dan sedikit banyaknya telah mengetahui manfaat sayur dan buah untuk kesehatan. Sedangkan mahasiswi non kesehatan tidak mendapatkan pengetahuan gizi dari bangku perkuliahan tetapi bukan berarti mereka tidak memiliki pengetahuan tentang sayur dan buah karena bisa saja mereka mendapatkan informasi dari media cetak, media elektronik, media massa dan sumber-sumber lainnya. Pengetahuan gizi yang diperoleh mahasiswi kesehatan dan non kesehatan tersebut dapat memengaruhi sikap dan tindakan mereka dalam mengonsumsi sayur dan buah. Penelitian mengenai pengetahuan gizi pada mahasiswa kesehatan dan mahasiswa non kesehatan USU sudah pernah dilakukan pada tahun 2002 tetapi penelitian mengenai perilaku konsumsi sayur dan buah pada mahasiswi kesehatan dan mahasiswi non kesehatan di asrama putri USU belum pernah dilakukan. Oleh karena itu, hal ini perlu mendapat perhatian dan perlu diteliti lebih lanjut.

1.2. Perumusan Masalah

Bagaimana perilaku konsumsi sayur dan buah pada mahasiswi kesehatan dan mahasiswi non kesehatan di Asrama Putri USU.

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

(29)

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan gizi mahasiswi kesehatan dan non kesehatan mengenai sayur dan buah.

2. Untuk mengetahui sikap mahasiswi kesehatan dan non kesehatan mengenai sayur dan buah.

3. Untuk mengetahui jenis sayur dan buah yang dikonsumsi mahasiswi kesehatan dan non kesehatan.

4. Untuk mengetahui frekuensi konsumsi sayur dan buah pada mahasiswi kesehatan dan non kesehatan.

5. Untuk mengetahui jumlah konsumsi sayur dan buah pada mahasiswi kesehatan dan non kesehatan.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Memberikan masukan bagi pembuatan program gizi dengan sasaran remaja untuk memperbaiki konsumsi pangan khususnya buah dan sayur.

(30)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Perilaku Makan Mahasiswa

Perilaku merupakan hasil dari segala macam pengalaman secara instansi manusia dengan lingkungan yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap, tindakan. Perilaku makan adalah cara seseorang berfikir, berpengetahuan dan berpandangan tentang makanan. Apa yang ada dalam perasaan dan pandangan itu dinyatakan dalam bentuk tindakan makan dan memilih makanan. Jika keadaan itu terus-menerus berulang maka tindakan tersebut akan menjadi kebiasaan makan (Khumaidi, 1994 dalam penelitian Heryanti, 2009). Dalam hal ini, perilaku makan mahasiswa dipengaruhi oleh pengetahuan gizi, sikap dan pola makan sebagai tindakan.

2.1.1 Pengetahuan Gizi

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu dan dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang, sebab dari pengalaman dan hasil penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2005).

(31)

kualitas, variasi, maupun cara penyajian pangan yang diselaraskan dengan konsep pangan. Misalnya, konsep pangan yang berkaitan dengan kebutuhan fisik, apakah makan asal kenyang atau untuk memenuhi kebutuhan tubuh (Purba, 2010).

Pengetahuan gizi seseorang merupakan salah satu faktor yang dapat memengaruhi konsumsi pangan dan status gizinya. Demikian juga pada remaja putri yang mempunyai pengetahuan tentang kebutuhan tubuh akan gizi, ia akan dapat menentukan jumlah dan jenis pangan yang dikonsumsinya. Pengetahuan gizi seseorang didukung oleh latarbelakang pendidikannya. Rendahnya tingkat pendidikan menyebabkan berbagai keterbatasan dalam menerima informasi dan penanganan masalah gizi dan kesehatan. Sekalipun di daerah tempat tinggalnya banyak tersedia bahan makanan (sayuran dan buah), serta pelayanan kesehatan yang memadai, yang dapat menyampaikan informasi tentang bagaimana mengkonsumsi makanan yang sehat dan bergizi (Ginting, 2002).

Menurut penelitian yang dilakukan Aswatini, dkk (2008) yang dikutip dari penelitian Gustiara (2012) mengatakan bahwa pada masyarakat di Lampung, umumnya masyarakat mengetahui pentingnya konsumsi sayuran dan buah untuk kesehatan, tetapi pemahaman yang mendalam masih sangat kurang sehingga tidak menjadi dasar timbulnya motivasi yang kuat untuk mengonsumsi sayuran dan buah. Dari penelitian tersebut, masyarakat mengetahui bahwa konsumsi sayuran dan buah baik untuk kesehatan karena sayuran dan buah mengandung zat gizi dan vitamin.

Menurut Suhardjo (1996) dalam penelitian Heryanti (2009), pentingnya pengetahuan gizi terhadap konsumsi didasari atas tiga kenyataan, yaitu :

(32)

2. Setiap orang hanya akan cukup gizi yang diperlukan jika makanan yang dimakan mampu menyediakan zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan yang optimal, pemeliharaan dan energi.

3. Ilmu gizi memberikan fakta-fakta yang perlu sehingga penduduk dapat belajar menggunakan pangan dengan baik bagi perbaikan gizi.

2.1.2. Sikap

Sikap adalah reaksi atau respon seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap dalam kehidupan sehari-hari adalah reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas tapi merupakan predisposisi tindakan atau perilaku (Wahid dkk, 2007 dalam penelitian Situngkir, 2012).

Adapun ciri-ciri sikap menurut WHO adalah sebagai berikut :

1. Pemikiran dan perasaan (Thoughts and feeling), hasil pemikiran dan perasaan seseorang, atau lebih tepat diartikan pertimbangan-pertimbangan pribadi terhadap objek atau stimulus.

2. Adanya orang lain yang menjadi acuan (Personal references) merupakan faktor penguat sikap untuk melakukan tindakan akan tetapi tetap mengacu pada pertimbangan-pertimbangan individu.

3. Sumber daya (Resources) yang tersedia merupakan pendukung untuk bersikap positif atau negative terhadap objek atau stimulus tertentu dengan pertimbangan kebutuhan dari pada individu tersebut.

(33)

Sikap seseorang merupakan salah satu faktor yang dapat memengaruhi konsumsi pangan dan status gizinya termasuk konsumsi sayur dan buah. menurut penelitian Farisa (2012), konsumsi buah dan sayur yang baik lebih banyak pada responden yang memiliki sikap baik terhadap buah dan sayur, sehingga dapat dikatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara sikap dengan konsumsi buah dan sayur.

2.1.3. Pola Makan Mahasiswa

Santoso dan Ranti (2004) mengungkapkan bahwa pola makan merupakan berbagai informasi yang memberi gambaran mengenai macam dan jumlah bahan makanan yang dimakan tiap hari oleh suatu orang dan merupakan ciri khas untuk suatu kelompok masyarakat tertentu. Pola makan adalah cara atau perilaku yang ditempuh seseorang atau sekelompok orang dalam memilih, menggunakan bahan makanan dalam konsumsi pangan setiap hari yang meliputi jenis makanan, jumlah makanan dan frekuensi makan yang berdasarkan pada faktor-faktor sosial, budaya dimana mereka hidup (Pratiwi, 2011).

(34)

menjamin terpenuhinya kecukupan sumber energi, protein, lemak, vitamin, dan mineral bagi kebutuhan gizi seseorang (Riyadi, 2008).

Pola makan yang sehat diasosiasikan dengan pengaturan jumlah dan jenis makanan untuk mempertahankan kesehatan, status nutrisi, mencegah atau membantu kesembuhan penyakit. Setiap individu membutuhkan pola makan yang sehat dan seimbang untuk menjaga kesehatan dan untuk mendukung kelancaran aktivitas terutama bagi individu yang memiliki aktivitas keseharian yang padat, misalnya pada mahasiswa. Mahasiswa tergolong dalam kelompok usia transisi dari masa remaja akhir menjadi dewasa awal. Seseorang yang memasuki usia transisi ini sudah mulai peduli dan memperhatikan tentang asupan makanan yang dikonsumsi untuk mencukupi kebutuhan nutrisinya, baik dari segi kebutuhan energi, vitamin, maupun mineral. Asupan makanan yang dikonsumsi oleh mahasiswa akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tubuh serta konsentrasinya dalam belajar. (Sebayang, 2012).

Sebayang (2012) juga mengatakan bahwasanya sebagian besar mahasiswa tinggal di rumah kost dan asrama, dimana perilaku atau pola konsumsi makanan mahasiswa yang tinggal di rumah kost dan asrama cenderung serba tidak teratur dan jauh dari ukuran sehat. Hal ini diakibatkan oleh banyak faktor, seperti aktivitas yang padat, kesulitan dari segi ekonomi, kurangnya kepedulian dan pengetahuan akan pola makan yang baik.

(35)

sayuran, buah-buahan dan makanan jajanan tetapi mahasiswa kesehatan belum cukup baik dalam menentukan menu makannya, dan dapat disimpulkan bahwa hanya sebagian kecil yang memiliki menu makanan yang baik atau lengkap. Seperti halnya mahasiswa kesehatan, mahasiswa non kesehatan juga cukup sering mengonsumsi makanan pokok, lauk pauk, sayuran, buah-buahan dan makanan jajanan tetapi juga belum cukup baik dalam memilih menu makanannya. Kalau dilihat dari menu makan pagi, siang, dan malam maka dapat disimpulkan bahwa menu makanan mahasiswa non kesehatan sudah cukup baik untuk menu makan siang, tetapi untuk menu makan pagi dan malam, sebagian besar belum cukup baik.

Pola makan mahasiswa yang kurang baik juga tidak terlepas dari tingginya konsumsi fast food dikalangan mahasiswa. Fast food adalah makanan cepat saji yang disajikan secara cepat, praktis, dan waktu persiapannya membutuhkan waktu yang singkat serta rendah serat dan tinggi lemak. Fast food mempunyai kelebihan yaitu penyajian cepat sehingga hemat waktu dan dapat dihidangkan kapan dan dimana saja, tempat saji dan penyajian yang higienis. Efek negatifnya jika dikonsumsi dalam jangka waktu yang lama tentu akan menjadi tumpukan lemak di tubuh, serta memicu faktor kegemukan, tekanan darah tinggi, kolesterol, diabetes melitus, gangguan jantung, kanker dan stroke (Tarigan, 2012).

Berdasarkan penelitian Tarigan (2012) pada mahasiswa Fakultas Kedokteran USU, diperoleh bahwa tindakan mahasiswa dalam mengonsumsi makanan cepat saji sangat tinggi dimana sebagian besar mahasiswa mengonsumsi ayam goreng kentucky,

hamburger, dan chicken nugget dengan frekuensi sebanyak 2-7 kali seminggu dalam 1

(36)

frekuensi konsumsi makanan cepat saji yang sangat sering. Hal ini dapat dilihat dari

kebiasaan sehari-hari mahasiswa Fakultas Kedokteran USU yang mengonsumsi makanan

cepat saji pada saat jam istirahat dan didukung padatnya aktivitas perkuliahan mahasiswa

Fakultas Kedokteran USU, gaya hidup dan di sekitar lingkungan kampus banyak terdapat

penjual makanan cepat saji.

2.2. Konsumsi Sayur dan Buah

Sayuran merupakan bahan makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan (bahan makanan nabati). Bagian tumbuhan yang dapat dimakan dan dijadikan sayur adalah daun, batang, bunga dan buah muda sehingga dapat dikatakan bahwa semua bagian tumbuhan dapat dijadikan sayur (Sumoprastowo, 2000). Buah adalah organ pada pertumbuhan berbunga yang merupakan perkembangan lanjutan dari bakal buah (ovarium). Buah-buahan merupakan santapan terakhir dalam suatu acara makan atau dapat dimakan kapan saja untuk mendapatkan rasa manis. Buah biasanya dimakan mentah, tetapi dapat juga diolah atau diawetkan (Santoso dan Ranti, 2004).

(37)

Konsumsi buah dan sayur di Indonesia yang dianjurkan terdapat dalam tumpeng gizi seimbang. Indonesia menganjurkan masyarakatnya untuk mengonsumsi buah sebanyak 2-3 porsi dalam sehari. Sedangkan untuk sayuran dianjurkan konsumsi 3-5 porsi dalam sehari (Farisa, 2012). Di dalam tumpeng gizi seimbang, sayur dan buah berada pada tingkatan kedua setelah makanan sumber karbohidrat, seperti gambar dibawah ini.

Gambar 2.1 Tumpeng Gizi Seimbang

Sumber : Amelia, 2014

(38)

Para ilmuwan telah menemukan bahwa mengonsumsi buah dan sayur memiliki banyak manfaat yaitu dapat mengurangi timbulnya penyakit, seperti kanker dan jantung, terutama buah yang berwarna merah atau kuning, seperti wortel, tomat, aprikot, bit, dan lain-lain. Buah dan sayur juga dapat bermanfaat untuk menghentikan tumbuhnya bakteri, melindungi dari infeksi, menjaga pertahanan tubuh, menurunkan kadar gula darah, dan mencegah kolesterol di dalam tubuh (Jusup, 2007).

Konsumsi sayur dan buah juga sangat bermanfaat bagi mahasiswa. Menurut penelitian Amalia (2008), konsumsi sayur dan buah yang tinggi kandungan vitamin A dan vitamin C dapat berpengaruh terhadap kejadian sakit flu dan diare pada mahasiswa. Buah dan sayuran yang kaya vitamin A dan vitamin C apabila dikonsumsi secara mencukupi akan mampu bertindak sebagai antioksidan dan membentuk antibodi tubuh secara memadai dan mematikan virus penyebab sakit flu. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa semakin sering mengonsumsi sayuran (>7 kali/minggu) maka semakin singkat lama sakit diare, dan semakin sering (>7 kali/minggu) mengonsumsi buah-buahan maka semakin singkat lama sakit flu.

(39)

2.2.1. Kandungan Gizi Sayur dan Buah Beserta Manfaatnya

Sayur merupakan sumber vitamin A, vitamin C, asam folat, magnesium, kalium dan serat serta tidak mengandung lemak dan kolesterol. Sayuran daun berwarna hijau, dan sayuran berwarna jingga seperti wortel dan tomat mengandung lebih banyak provitamin A berupa betakaroten daripada sayuran tidak berwarna. Sayuran berwarna hijau disamping itu kaya akan kalsium, zat besi, asam folat, dan vitamin C. Contoh sayuran berwarna hijau adalah bayam, kangkung daun singkong, daun kacang, daun katuk dan daun pepaya. Semakin hijau warna daun, semakin kaya akan zat-zat gizi (Almatsier, 2009).

Sayuran merupakan bagian dari pola makan masyarakat Indonesia yang dapat diolah menjadi berbagai hidangan yang lezat, disamping lauk pauk lain yang merupakan hidangan sumber zat protein hewani atau nabati. Sayuran di beberapa daerah di Indonesia merupakan hidangan utama seperti daun singkong, ubi jalar, daun pepaya, daun belukar, daun melinjo, dan daun katuk juga sayuran yang tumbuh liar seperti kangkung, genjer dan selada air. (Ginting, 2002).

(40)

Menurut Wirakusumah (2007), Ada beberapa kandungan gizi yang terdapat pada sayur dan buah, antara lain :

1. Karbohidrat

Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi tubuh. Zat ini berfungsi sebagai sumber energi untuk aktivitas otak, pembentukan sel darah merah dan sistem saraf, serta membantu dalam proses metabolisme protein dan lemak. Karbohidrat yang terdapat pada buah dan sayuran umumnya berupa pati dan selulosa, seperti pisang, mangga, labu kuning dan kentang.

2. Lemak

Lemak juga merupakan sumber energi bagi tubuh. Lemak adalah senyawa kimia yang dalam struktur molekulnya mengandung gugus asam lemak, yaitu asam lemak tidak jenuh dan asam lemak jenuh. Asam lemak yang terkandung pada bahan pangan nabati biasanya berupa asam lemak tidak jenuh. Fungsi asam lemak tidak jenuh yaitu sebagai komponen dari sel-sel saraf, membran seluler, dan senyawa yang menyerupai hormon (prostaglandin) serta berfungsi sebagai proteksi dan terapi untuk penyakit jantung serta kanker. Kandungan lemak pada buah dan sayuran umumnya sedikit, misalnya terdapat pada alpukat, buncis dan kacang panjang.

3. Protein

(41)

perbaikan jaringan tubuh yang mengalami kerusakan. Sayuran yang mengandung protein adalah yang berasal dari biji-bijian, seperti kacang panjang, buncis, dan kecambah.

4. Vitamin

Vitamin adalah zat-zat organik kompleks yang dibutuhkan dalam jumlah yang sangat kecil. Di dalam tubuh, vitamin berperan sebagai zat pengatur. Vitamin dikelompokkan menjadi dua, yaitu vitamin yang larut dalam lemak dan vitamin yang larut dalam air.

a. Vitamin larut lemak

Vitamin yang larut dalam lemak yang terdapat pada buah dan sayur yaitu vitamin A, E, dan K.

1) Vitamin A

(42)

2) Vitamin E (tokoferol)

Sayuran dan buah yang banyak mengandung vitamin E adalah kecambah, asparagus, alpukat, brokoli, sayuran berdaun hijau, dan tomat. Vitamin E dalam tubuh berperan sebagai antioksidan yang dapat mengurangi pengaruh buruk dari radikal bebas, proses penuaan, karsinogenik, dan memelihara integritas membran sel, sintesis DNA, mencegah penyakit jantung koroner, mencegah keguguran serta mencegah gangguan menstruasi.

3) Vitamin K

Vitamin K terdapat pada sayuran berdaun hijau, brokoli, kubis, bayam, teh hijau, asparagus, gandum dan kacang polong. Vitamin K berperan dalam proses pembekuan dan kesehatan tulang.

b. Vitamin larut air

Vitamin yang larut dalam air yang terdapat dalam buah dan sayur adalah vitamin B1, B2, B3, B5, B6, B12, asam folat, biotin, dan vitamin C.

1) Vitamin B1 (thiamin)

(43)

energi di dalam tubuh serta berperan dalam menormalkan fungsi saraf, otot, dan jantung.

2) Vitamin B2 (riboflavin)

Umumnya, buah dan sayuran mengandung riboflavin dalam jumlah yang tidak terlalu banyak. Riboflavin diantaranya terdapat pada sayuran berwarna hijau dan jamur. Riboflavin berperan dalam pembentukan enzim yang terlibat dalam produksi energi, membantu pertumbuhan dan reproduksi, membantu metabolisme berbagai zat gizi, menjaga kesehatan mata, kulit, kuku, rambut, mulut, bibir, dan tenggorokan. 3) Vitamin B3 (niasin)

Buah-buahan yang mengandung niasin yaitu alpukat. Niasin merupakan bagian dari enzim yang berperan dalam menghasilkan energi, metabolisme lemak, kolesterol, dan karbohidrat serta pembuatan beberapa senyawa tubuh, seperti hormon seks dan adrenalin.

4) Vitamin B5 (asam pantotenat)

(44)

kolesterol, fosfolipida, dan forfirin yang diperlukan dalam pembentukan hemoglobin.

5) Vitamin B6 (piridoksin)

Buah dan sayuran sumber piridoksin adalah pisang, kentang, kubis, dan kembang kol. Piridoksin berperan dalam pembentukan protein jaringan dan senyawa struktural, transmitter kimia pada sistem saraf, sel-sel darah merah, serta prostaglandin, dan menjaga keseimbangan hormon dan proses kekebalan tubuh.

6) Asam folat

Asam folat banyak terdapat dalam bahan makanan, terutama sayuran hijau, seperti bayam, bit, asparagus, brokoli, dan kubis. Asam folat bersama-sama dengan vitamin B12 berperan pada beberapa fungsi tubuh serta sintesis DNA, dan berperan dalam pembentukan sel-sel darah merah dan darah putih pada sumsum tulang belakang.

7) Biotin

Sayuran yang merupakan sumber biotin adalah kembang kol dan jamur. Biotin berperan dalam produksi dan penggunaan lemak serta asam amino.

8) Vitamin C

(45)

mangga, dan sirsak. Sayuran juga mengandung vitamin C yang cukup tinggi, diantaranya tomat, brokoli, cabai, dan kentang. Vitamin C berfungsi sebagai koenzim dan kofaktor, berkaitan erat dengan pembentukan kolagen, meningkatkan absorbsi dan metabolisme zat besi, meningkatkan absorbsi kalsium, meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi, berperan dalam proses pencegahan kanker, serta sebagai antioksidan. 5. Mineral

Mineral digolongkan ke dalam mineral makro dan mineral mikro. Mineral makro adalah mineral yang dibutuhkan dalam jumlah besar (lebih dari 100 mg/hari), sedangkan mineral mikro dibutuhkan dalam jumlah sangat kecil (kurang dari 15 mg/hari). Mineral yang terdapat pada sayur dan buah, antara lain :

a. Kalium atau potasium (K)

(46)

b. Kalsium

Buah dan sayuran yang mengandung kalsium cukup tinggi yaitu sayuran berdaun hijau, seperti kangkung, daun singkong, bayam, daun pepaya, daun kacang panjang, dan brokoli. Kalsium berfungsi mengisi kepadatan tulang, pembentukan gigi, membantu pembekuan darah, transmisi saraf, stimulasi otot, stabilitas asam basa (pH) darah, dan mempertahankan keseimbangan air.

c. Magnesium

Sayuran hijau, kacang-kacangan, dan biji-bijian merupakan sumber magnesium yang baik, sedangkan buah-buahan umumnya mengandung sedikit magnesium. Magnesium berperan sebagai kofaktor berbagai enzim dalam tubuh dan sebagai katalisator dalam reaksi-reaksi biologi di dalam tubuh.

d. Zat besi (Fe)

Sayuran hijau seperti bayam, kangkung daun singkong dan daun pepaya merupakan sumber zat besi yang baik. Zat besi berperan dalam pusat pengaturan molekul hemoglobin sel-sel darah merah, bertanggung jawab dalam pendistribusian oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh.

e. Boron (Bo)

(47)

f. Kromium (Cr)

Buah dan sayuran yang banyak mengandung kromium adalah kentang, apel, pisang, bayam, wortel, dan jeruk. Kromium dibutuhkan dalam metabolisme karbohidrat dan lemak. Bersama-sama dengan insulin, kromium berfungsi untuk memudahkan masuknya glukosa ke dalam sel.

g. Mangan

Mangan banyak terdapat pada sayuran berdaun hijau, bit, dan gandum. Mangan berperan sebagai kofaktor berbagai enzim yang membantu bermacam proses metabolisme.

h. Molibdenum (Mo)

Makanan yang mengandung molibdenum antara lain kembang kol, kacang polong, bayam, jagung, kentang, semangka, wortel dan kubis. Molibdenum bekerja sebagai kofaktor berbagai enzim, mengkatalis reaksi oksidasi-reduksi.

i. Selenium (Se)

Sumber pangan yang banyak mengandung selenium adalah tomat, brokoli, dan kubis. Selenium bekerja sama dengan vitamin E berperan sebagai antioksidan dalam sistem enzim.

j. Air

(48)

Air dalam tubuh berfungsi sebagai pelarut dan alat angkut zat-zat gizi, terutama vitamin larut air dan mineral, sebagai katalisator, pelumas, fasilitator pertumbuhan, pengatur suhu, dan peredam benturan.

2.2.2. Kandungan Non Gizi Sayur dan Buah Beserta Manfaatnya

1. Serat Makanan

Serat makanan adalah sisa yang tertinggal dalam kolon setelah makanan dicerna atau setelah zat-zat gizi dalam makanan diserap tubuh. Serat makanan terbagi menjadi dua jenis, yaitu serat yang tidak larut air dan serat yang larut dalam air.

a. Serat tidak larut air

Serat yang tidak larut air umumnya berbentuk selulosa, hemiselulosa, dan lignin. Serat jenis ini tidak larut dalam air tetapi mempunyai kemampuan untuk berikatan dengan air. Hal ini menguntungkan bagi tubuh karena dapat memengaruhi peningkatan ukuran, berat, dan melunakkan feses sehingga mudah dikeluarkan. Di samping itu, serat juga dapat menghindari terjadi konstipasi (sembelit).

b. Serat larut air

(49)

konstipasi dan menurunkan kadar kolesterol. Jenis serat yang larut air pada buah dan sayur, antara lain :

1) Pektin

Pektin terdapat pada semua dinding sel tanaman dan kulit luar buah-buahan dan sayur-sayuran. Pektin berperan dalam menurunkan kolesterol melalui mekanisme pengikatan kolesterol dan asam empedu yang kemudian mendorong dan mengeluarkannya dari saluran pencernaan.

2) Enzim

Contoh enzim yang terdapat pada buah yaitu enzim papain (terdapat pada pepaya) dan enzim bromelin (terdapat pada nanas). Papain dan bromelin berfungsi membantu memperlancar pencernaan, mencegah bercampurnya keping-keping darah, mempercepat penyerapan antibiotik, mengerem nafsu makan, mempercepat penyembuhan luka, dan mencegah atau menghentikan pembengkakan setelah terjadi benturan atau pascabedah.

3) Fitonutrien

(50)

Tabel 2.1. Jenis-jenis Fitonutrien pada Buah dan Sayuran

Fitonutrien Khasiat Kesehatan Sumber makanan

Karoten Antioksidan, antikanker,

kekebalan

Wortel, bayam,

kangkung, daun singkong, semangka

Senyawa alium Menurunkan kadar kolesterol, antitumor

Bawang putih, bawang merah, bawang bombay, daun bawang

Caumarin Antitumor, antioksidan Wortel, seledri, bit, jeruk Dithiolthione Antikanker Kubis, brokoli, kembang

kol

Flavonoid Antioksidan, antivirus,

antiperadangan

tomat, cabai, brokoli, buah dan sayuran hijau, kuning dan merah. Glaukosinolate Antikanker Kubis, brokoli, kol Isocyanate dan

thiocyanate

Mencegah kerusakan bahan genetik (DNA)

Kubis, brokoli, kembang kol

Asam fenolat Antioksidan, antikanker Sereal, teh hijau, buah dan sayuran

Saponin Menurunkan kolesterol,

meningkatkan kekebalan,

antikanker, penyakit jantung

Asparagus, kedelai, bayam, tomat, daun katuk

Terpens Menstimulasi enzim antikanker Jeruk

Monoterpene Antikanker Jeruk, cherry, brokoli

Isoflavon Meningkatkan kadar estrogen,

antikanker

Kacang kedelai, brokoli

Lignin Antioksidan, meningkatkan

kadar estrogen, antikanker

Kacang panjang

Lutein Menjaga kesehatan mata,

mencegah penyakit jantung, antikanker

Wortel, tomat, sayuran hijau, aprikot, semangka

Quercetin Antialergi, antioksidan Biji teratai, kulit anggur

Adenosin Antikoagulan Melon

Catechins (tanin) Antioksidan Buah berry, apel, kacang-kacangan, brokoli, jeruk, cabai, tomat, anggur Lycopene Antioksidan, antikanker Tomat, semangka, jeruk

bali Capsaicin dan

aficionados

Menstimulir detektor panas pada hipotalamus

Cabai merah, cabai hijau, paprika

Limonoid Antikanker Jeruk

Fenolic (ellagic acid dan ferulic acid)

Antikanker, mencegah penyakit jantung, menurunkan kolesterol

Buah berry, apel, kacang-kacangan, brokoli, kubis-kubisan, jeruk, cabai, tomat, anggur

Polifenol Menurunkan risiko penyakit

jantung dan stroke, antikanker

Teh hijau, anggur, delima

Fithalide Antiracun Seledri, wortel

Sterol Antikanker Kedelai dan hasil

(51)

2.2.3. Manfaat Sayur dan Buah Terhadap Tubuh Berdasarkan Warna

Warna pada buah dan sayur bukanlah sekedar pembeda jenis antara buah yang satu dengan lainnya. Lebih dari itu, warna sayuran dan buah-buahan merupakan sumber informasi kandungan nutrisinya. Manfaat sayur dan buah bagi kesehatan tubuh sangat banyak, oleh karena itu semua pakar kesehatan menganjurkan untuk mengonsumsi banyak sayuran dan buah-buahan untuk menjaga kondisi tubuh (Ayu, 2010).

Buah dan sayur berwarna merah tua bahkan hampir mendekati ungu umumnya mengandung anthocyanin yang merupakan jenis antioksidan yang mampu menghambat terbentuknya gumpalan dalam pembuluh darah, sehingga risiko penyakit jantung dan stroke berkurang.

Buah berwarna merah mengindikasikan kandungan antisianin dan likopen. Antisianin berguna untuk mencegah infeksi dan kanker kandung kemih, sedangkan likopen memngahmbat fungi kemunduran fisik dan mental agar tidak mudah pikun. Sedangkan sayuran yang berwarna merah menandakan sayuran mengandung flavonoid yang berfungsi sebagai antikanker.

Selain itu, buah yang berwarna jingga dan semua buah-buahan yang memiliki daging buah berwarna jingga mengandung betakaroten. Di dalam tubuh betakaroten berfungsi menghambat proses penuaan dan meremajakan sel-sel tubuh. Selain itu, betakaroten yang ada di dalam tubuh berbah menjadi vitamin A yang akan memacu sistem kekebalan sehingga tidak mudah terserang penyakit.

(52)

yang berwarna kuning diyakini mampu memerangi katarak, serangan jantung dan stroke.

Buah berwarna hijau banyak mengandung asam alegat yang ampuh menggempur berbagai bibit sel kanker. Asam alegat juga mampu menormalkan tekanan darah, sedangkan sayuran berwarna hijau banyak mengandung vitamin C dan B Kompleks. Selain itu juga besar kandungan zat besi, kalsium, magnesium, fosfor, betakaroten dan serat. Kekurangan sayuran berwarna hijau menyebabkan kulit menjadi kasar dan bersisik.

Ada lagi sayuran dan buah yang berwarna putih. Meskipun hanya sedikit mengandung antioksidan, namun kandungan serat dan vitamin C dalam buah dan sayur berwarna putih relatif tinggi. Selain ampuh menjaga kesehatan sistem pencernaan, sayuran berwarna putih dapat meningkatkan ketahanan tubuh. (Ayu, 2010).

Menurut hasil penelitian Wulansari (2009) dan Gustiara (2012), jenis sayur yang banyak dikonsumsi remaja adalah jenis sayur berwarna hijau (bayam, kangkung, brokoli, dan buncis), jingga (wortel), dan putih (tauge dan bunga kol). Jenis buah yang banyak dikonsumsi remaja adalah jenis buah berwarna merah tua (Apel dan anggur), jingga (mangga dan pepaya), dan kuning (jeruk, nanas dan pisang).

2.3. Survei Konsumsi Makanan

(53)

rumah tangga dan perorangan serta faktor-faktor yang berpengaruh terhadap konsumsi makanan tersebut (Supariasa, 2001).

2.4.1. Metode Food Recall 24 jam

Metode ini dilakukan dengan mencatat jenis dan jumlah bahan makanan yang dikonsumsi pada masa lalu. Wawancara dilakukan sedalam mungkin agar responden dapat mengungkapkan jenis bahan makanan dan perkiraan jumlah bahan makanan yang dikonsumsinya beberapa hari yang lalu. Biasanya “recall” ini dilakukan untuk 2-3 hari yang lalu. Penentuan jumlah hari “recall” ini sangat ditentukan oleh keragaman jenis konsumsi antar waktu/ tipe responden dalam memeroleh pangan. Metode ini sering digunakan untuk survei konsumsi individu dibanding keluarga. Metode “recall” ini mempunyai kelemahan dalam tingkat ketelitiannya, karena keterangan-keterangan yang diperoleh adalah hasil ingatan dari responden. Namun kelemahan ini dapat diatasi dengan memperpanjang waktu survei (misal 2x1 hari atau 2x2 hari) dan melatih enumerator menggali informasi sebanyak mungkin (Supariasa, 2001).

Kelebihan 24 hour recall yaitu :

a. Mudah, dalam pencatatan cepat, hanya membutuhkan kurang lebih 20 menit b. Murah

c. Mendapatkan informasi secara detail tentang jenis bahkan jumlah makanan dan minuman yang dikonsumsi

d. Beban responden rendah

(54)

f. Recall secara beberapa kali dapat digunakan untuk memperkirakan asupan zat gizi tingkat individu. Biasanya 2 atau 3 kali dan dipilih weekday dan weekend. Keterbatasan 24 hour recall yaitu :

a. Recall sekali tidak dapat mencerminkan secara representatif kebiasaan asupan individu

b. The flat slope syndrome, yaitu kecenderungan bagi responden yang kurus untuk melaporkan konsumsinya lebih banyak (over estimate) dan bagi responden yang gemuk cenderung untuk melaporkan konsumsinya lebih sedikit (under estimate).

c. Bergantung pada memori

d. Membutuhkan tenaga atau petugas yang terlatih dan terampil dalam menggunakan alat-alat bantu URT dan ketepatan alat bantu yang dipakai menurut kebiasaan masyarakat

e. Responden harus diberi motivasi dan penjelasan tentang tujuan dari penelitian

f. Untuk mendapat gambaran konsumsi makanan sehari-hari, recall jangan dilakukan pada saat panen, hari pasar, akhir pekan, pada saat melakukan upacara-upacara keagamaan, selamatan dan lain-lain

2.4.2. Metode Food Frequency Questionnaire (FFQ)

(55)

Beberapa jenis FFQ adalah sebagai berikut :

a. Simple or nonquantitative FFQ, tidak memberikan pilihan tentang porsi yang biasa dikonsumsi sehingga menggunakan standar porsi.

b. Semiquantitative FFQ, memberikan porsi yang dikonsumsi, misalnya sepotong roti, secangkir kopi.

c. Quantitative FFQ, memberikan pilihan porsi yang biasa dikonsumsi responden, seperti kecil, sedang atau besar.

Kelebihan FFQ yaitu :

a. Dapat diisi sendiri oleh responden b. Relatif murah untuk populasi yang besar

c. Dapat digunakan untuk melihat hubungan antara diet dengan penyakit d. Tidak membutuhkan latihan khusus

Keterbatasan FFQ adalah :

a. Tidak dapat untuk menghitung intake zat gizi sehari b. Sulit mengembangkan kuesioner pengumpulan data

c. Kemungkinan tidak menggambarkan usual food atau porsi yang dipilih oleh responden

d. Cukup menjemukan bagi pewawancara

e. Perlu membuat percobaan pendahuluan untuk menentukan jenis bahan makanan yang akan masuk dalam daftar kuesioner

(56)

2.6 . Kerangka Konsep

Perilaku manusia merupakan hasil daripada segala macam pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan. Perilaku konsumsi sayur dan buah dapat dipengaruhi oleh pengetahuan gizi, sikap, dan tindakan dalam bentuk pola konsumsi sayur dan buah. Dalam hal ini, mahasiswi kesehatan dan mahasiswi non kesehatan kemungkinan memiliki perilaku konsumsi sayur dan buah yang berbeda dikarenakan mahasiswi kesehatan memiliki pengetahuan gizi yang baik daripada mahasiswi non kesehatan, sehingga pengetahuan gizi tersebut dapat memengaruhi sikap. Seseorang yang memiliki pengetahuan dan sikap yang baik diharapkan dapat memiliki pola konsumsi yang baik pula. Berdasarkan pola pemikiran di atas, dibuatlah kerangka konsep variabel yang diteliti sebagai berikut :

Gambar 2.2.Perilaku Konsumsi Sayur dan Buah pada Mahasiswi Kesehatan dan Non Kesehatan di Asrama Putri USU

Mahasiswi Non Kesehatan

Mahasiswi Kesehatan

Pengetahuan

Gizi Sikap

Pola Konsumsi Sayur dan Buah :

(57)

2.7Hipotesis Penelitian

1. Ada perbedaan pengetahuan gizi pada mahasiswi kesehatan dan mahasiswi non kesehatan.

2. Ada perbedaan sikap pada mahasiswi kesehatan dan mahasiswi non kesehatan.

3. Ada perbedaan jumlah konsumsi sayur pada mahasiswi kesehatan dan mahasiswi non kesehatan.

4. Ada perbedaan jumlah konsumsi buah pada mahasiswi kesehatan dan mahasiswi non kesehatan.

5. Ada perbedaan jenis konsumsi sayur pada mahasiswi kesehatan dan mahasiswi non kesehatan.

6. Ada perbedaan jenis konsumsi buah pada mahasiswi kesehatan dan mahasiswi non kesehatan.

7. Ada perbedaan frekuensi konsumsi sayur pada mahasiswi kesehatan dan mahasiswi non kesehatan.

(58)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian survei yang bersifat analitik dengan desain cross sectional study untuk mengetahui perilaku konsumsi sayur dan buah pada mahasiswi kesehatan dan non kesehatan di asrama putri USU.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Asrama Putri Universitas Sumatera Utara yang berada di Jl. Universitas No. 20 Kampus USU Medan. Adapun pemilihan lokasi ini atas dasar pertimbangan bahwa asrama putri memiliki kantin yang terletak di dalam dan di depan asrama. Kantin ini banyak menjual berbagai masakan sayuran dan berbagai jenis jus buah-buahan yang dapat dibeli mahasiswi. Asrama putri juga dekat dengan pasar tradisional yang menjual berbagai macam sayur dan buah.

3.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2013 sampai April 2014.

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

(59)

3.3.2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswi kesehatan dan non kesehatan yang tinggal di asrama putri USU. Perkiraan besar sampel digunakan menurut rumus (Wahyuni, 2011). Rumus yang digunakan adalah rumus pengambilan sampel uji hipotesis dua populasi.

P2 = perkiraan proporsi di populasi (0,7) P = (P1 + P2)/2

Berdasarkan perhitungan di atas, maka jumlah sampel adalah 50 mahasiswi kesehatan dan 50 mahasiswi non kesehatan. Untuk mengambil sampel dari setiap kelompok dilakukan dengan metode simple random sampling, yaitu mengambil

(60)

sampel dengan acak atau undian sampai memenuhi jumlah sampel yang diinginkan dan setiap unit dasar (individu) mempunyai kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel (Budiarto, 2003).

3.4. Metode Pengumpulan Data

3.4.1. Data Primer

Data primer berupa identitas, tingkat pengetahuan gizi, sikap, dan jumlah, jenis, frekuensi konsumsi sayur dan buah responden. Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan wawancara langsung dengan responden. Data responden, tingkat pengetahuan gizi responden, dan sikap responden diperoleh dengan menggunakan kuesioner yang terdiri atas daftar identitas responden dan daftar pertanyaan mengenai sayur dan buah yang telah disusun sebelumnya. Jumlah dan jenis konsumsi sayur dan buah responden diperoleh melalui metode recall 2 x 24 jam yaitu pada hari kuliah dan hari libur. Pemilihan hari kuliah dan hari libur dilakukan untuk mencerminkan rata-rata konsumsi sayur dan buah responden. Jumlah dan jenis konsumsi buah dan sayur yang dikumpulkan adalah jumlah dan jenis konsumsi buah dan sayur dalam bentuk mentah atau olahannya, dalam bentuk padat atau cair, maupun dalam bentuk suplemen dalam satu hari. Frekuensi konsumsi sayur dan buah diperoleh dengan menggunakan food frequency questionnaire dengan cara mengukur frekuensi konsumsi sayur dan buah dalam satu minggu terakhir kemudian menghitung rata-rata frekuensi konsumsi sayur dan buah dalam satu hari.

Gambar

Gambar 2.1 Tumpeng Gizi Seimbang
Tabel 2.1. Jenis-jenis Fitonutrien pada Buah dan Sayuran
Gambar 2.2.Perilaku Konsumsi Sayur dan Buah pada Mahasiswi Kesehatan dan Non Kesehatan di Asrama Putri USU
Tabel 4.2. Distribusi Mahasiswi Berdasarkan Fakultas di Asrama Putri USU Tahun 2014
+7

Referensi

Dokumen terkait

AN PEKERJAAN KONSTRUKSI DAN PENG OMPOK KERJA PEKERJAAN JALAN DAN J TENGAH PADA BALAI PELAKSANA TEKNI MAGELANG DANA APBD TAHUN ANGGAR.. Magelang,

48  ASRM  ASURANSI RAMAYANA Tbk 

- Strategi periklanan yang telah di gunakan oleh PD. Meteor motor yaitu media Radio, koran, brosur, poster, banner, pamflet, leaflet, dan spanduk. Untuk media radio,

Kedua, pesantren harus memiliki strategi-strategi yang canggih dalam menyaring berbagai hidden curriculum, yaitu berbagai faktor di luar batang tubuh kurikulum, yang secara

Materi yang dimasukan adalah cerita majapahit pada zaman kejayaannya dan merupakan masa yang sama dengan Maha Patih Gajah Mada, tokoh ternama yang mempunyai visi untuk

Dalam hal ini, PHP telah menyediakan fasilitas koneksi untuk hampir semua program database popular baik yang komersial maupun gratis, contohnya MySQL yang merupakan suatu

Berdasarkan Tabel 1, Peneliti bermaksud untuk mengetahui lebih jauh tentang usaha koperasi dan menganalisis hal hal yang mempengaruhi fluktuatifnya SHU di

Situasi Eropa menjelang Perang Dunia II tidak jauh berbeda dengan situasi menjelang Perang Dunia I. Suasana diliputi ketegangan dan keinginan balas dendam, terutama negara-negara