• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengaruh Harga Jagung Giling terhadap Harga Pakan Ayam dan Dampaknya terhadap Harga Ayam Ras dan Telur Ayam Ras di Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Pengaruh Harga Jagung Giling terhadap Harga Pakan Ayam dan Dampaknya terhadap Harga Ayam Ras dan Telur Ayam Ras di Sumatera Utara"

Copied!
100
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

75

Lampiran 1. Jumlah Penduduk di Sumatera Utara, Tahun 2013

Provinsi Jumlah Penduduk

(Jiwa)

Sumber : Badan Pusat Statistik Nasional, 2014

Lampiran 2. Populasi Ternak Ayam Broiler Tingkat Provinsi (Ribu ekor)

Provinsi 2011 2012 2013 2014

Aceh 3085 2959 3041 3059

Sumatera Utara 40167 42813 46064 47528

Sumatera Barat 15117 17439 15357 15817

Riau 38043 38166 36930 39258

Kepulauan Riau 6675 7573 8039 9627

Jambi 11237 11442 10897 11987

Sumatera Selatan 20160 20943 23389 25729

Kepulauan Bangka Belitung 7418 12495 9520 10472

Bengkulu

Sumber : Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Nasional, 2013

(3)

Lampiran 3. Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, dan Kepadatan Penduduk

15 Humbang Hasundutan 2.297,20 176.429 77

16 Pakpak Barat 1.218,30 42.144 35

22 Labuhanbatu Selatan 3.116,00 289.655 93

23 Labuhanbatu Utara 3.545,80 337.404 95

Sumatera Utara 71.680,68 13.326.307 186

(4)

77

Lampiran 4. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin, Rasio Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota (jiwa) Tahun 2013

Kabupaten/Kota Laki-laki Perempuan Jumlah Rasio Jenis Kelamin

01 Nias 64.999 68.389 133.388 95,04

02 Mandailing Natal 203.017 210.458 413.475 96,46

03 Tapanuli Selatan 133.531 135.293 268.824 98,70

04 Tapanuli Tengah 162.605 161.401 324.006 100,75

05 Tapanuli Utara 141.418 144.700 286.118 97,73

06 Toba Samosir 86.924 88.145 175.069 98,61

07 Labuhanbatu 217.581 213.137 430.718 102,09

08 Asahan 342.337 339.457 681.794 100,85

15 Humbang Hasundutan 87.588 88.641 176.429 98,59

16 Pakpak Barat 21.242 20.902 42.144 101,63

17 Samosir 60.588 61.336 121.924 98,78

18 Serdang Bedagai 303.963 301.620 605.583 100,78

19 Batu Bara 192.710 190.250 382.960 101,29

20 Padang Lawas Utara 116.830 115.910 232.746 100,80

21 Padang Lawas 118.889 118.370 237.259 100,44

22 Labuhanbatu Selatan 147.688 141.967 289.655 104,03

23 Labuhanbatu Utara 170.316 167.088 337.404 101,93

24 Nias Utara 63.865 65.188 129.053 97,97

25 Nias Barat 39.628 43.226 82.854 91,68

71 Sibolga 43.100 42.881 85.981 100,51

72 Tanjung Balai 79.913 78.686 158.599 101,56

73 Pematang Siantar 115.787 121.647 237.434 95,18

74 Tebing Tinggi 73.680 75.385 149,065 97,74

75 Medan 1.048.451 1.074.759 2.123.210 97,55

76 Binjai 125.917 125.346 252.263 99,66

77 Padang Sidempuan 99.725 104.890 204.615 95,08

78 Gunungsitoli 53.298 56.105 129.403 95,75

Sumatera Utara 6.648.190 6.678.117 13.326.307 99,55

Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) Tahun 2014

(5)

Lampiran 5. Harga Jagung Giling di Sumatera Utara

Sumber : Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sumatera Utara, tahun 2015

Lampiran 6. Harga Pakan Ayam di Sumatera Utara

Bulan Tahun

(6)

79

Lampiran 7. Harga Ayam Ras di Sumatera Utara

Bulan Tahun

Agustustus 16.500 20.000 20.000 22.000

September 16.500 18.500 21.500 20.000

Oktober 16.500 17.500 20.500 20.000

November 15.000 15.000 20.000 20.000

Desember 15.000 18.000 18.000 20.000

Sumber : Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sumatera Utara, tahun 2015

Lampiran 8. Harga Telur Ayam Ras di Sumatera Utara

Bulan Tahun

Sumber : Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sumatera Utara, tahun 2015

(7)

Lampiran 9. Hasil Regresi

Lampiran Pengaruh Harga Jagung Giling Terhadap Harga Ayam Ras

Secara Langsung

REGRESSION

/MISSING LISTWISE

/STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA /CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: harga ayam ras

Model Summary

a. Predictors: (Constant), harga jagung giling

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 3.550E7 1 3.550E7 10.231 .003a

Residual 1.596E8 46 3469957.729

Total 1.951E8 47

a. Predictors: (Constant), harga jagung giling

(8)

81

a. Dependent Variable: harga ayam ras

Lampiran Harga Ayam Ras Secara Tidak Langsung Dipengaruhi Oleh

Harga Pakan Ayam Melalui Harga Jagung Giling

REGRESSION

/MISSING LISTWISE

/STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA /CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)

/STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA /CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: harga ayam ras

(9)

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .427a .182 .146 1882.868

a. Predictors: (Constant), harga pakan ayam, harga jagung giling

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 3.559E7 2 1.779E7 5.019 .011a

Residual 1.595E8 45 3545190.792

Total 1.951E8 47

a. Predictors: (Constant), harga pakan ayam, harga jagung giling

b. Dependent Variable: harga ayam ras

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 12014.677 2864.487 4.194 .000

harga jagung giling 1.718 .665 .443 2.585 .013

harga pakan ayam -.088 .569 -.026 -.154 .878

(10)

83

Lampiran Analisis Pengaruh Harga Ayam Ras Terhadap Harga Telur Ayam

Ras Secara Langsung.

REGRESSION

/MISSING LISTWISE

/STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA /CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10) a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: harga telur ayam ras

Model Summary

a. Predictors: (Constant), harga ayam ras

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 192121.935 1 192121.935 .124 .727a Residual 7.136E7 46 1551326.130

Total 7.155E7 47

a. Predictors: (Constant), harga ayam ras

b. Dependent Variable: harga telur ayam ras

(11)

Coefficientsa

a. Dependent Variable: harga telur ayam ras

Lampiran analisis secara tidak langsung pengaruh harga pakan ayam

terhadap harga telur ayam ras melalui harga ayam ras.

REGRESSION

/MISSING LISTWISE

/STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA /CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: harga telur ayam ras

Model Summary

(12)

85

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 434913.302 2 217456.651 .138 .872a Residual 7.112E7 45 1580404.680

Total 7.155E7 47

a. Predictors: (Constant), harga ayam, harga pakan ayam

b. Dependent Variable: harga telur ayam ras

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -31.073 2253.323 -.014 .989

harga pakan ayam .121 .308 .060 .392 .697

harga ayam .022 .093 .037 .241 .811

a. Dependent Variable: harga telur ayam ras

(13)

Lampiran Analisis Secara Tidak Langsung Pengaruh Harga Jagung Giling

Terhadap Harga Telur Ayam Ras Melalui Harga Ayam Ras.

REGRESSION

/MISSING LISTWISE

/STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA /CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: hrga telur ayam ras

Model Summary

a. Predictors: (Constant), hrga ayam ras, hrga jagung giling

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 5680282.935 2 2840141.467 1.940 .156a Residual 6.587E7 45 1463840.911

Total 7.155E7 47

a. Predictors: (Constant), hrga ayam ras, hrga jagung giling

(14)

87

a. Dependent Variable: hrga telur ayam ras

Lampiran Analisis Pengaruh Harga Jagung Giling, Harga Pakan Ayam dan

Harga Ayam Ras Terhadap Harga Telur Ayam Ras

REGRESSION

/MISSING LISTWISE

/STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA /CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: harga telur ayam ras

Model Summary

a. Predictors: (Constant), harga ayam ras, harga pakan ayam, harga jagung giling

(15)

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 6844453.432 3 2281484.477 1.551 .215a Residual 6.471E7 44 1470651.602

Total 7.155E7 47

a. Predictors: (Constant), harga ayam ras, harga pakan ayam, harga jagung giling

b. Dependent Variable: harga telur ayam ras

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 174.011 2175.891 .080 .937

harga jagung giling .958 .459 .408 2.088 .043

harga pakan ayam -.326 .367 -.162 -.890 .378

harga ayam ras -.050 .096 -.082 -.517 .607

(16)

72

DAFTAR PUSTAKA

Adisarwanto, T. dan Yusnita Erna Widyastuti. 2004. Meningkatkan Produktivitas

Jagung di Lahan Kering, Sawah, dan Pasang Surut. Penebar Swadaya.

Jakarta.

Adiyoga. 1999. Segmentasi Pasar dan Integrasi Pasar: Studi Kasus dalam Sistem

Pemasaran. Jurnal Hortikultura. Jakarta.

Anggorodi, R. 1985. Ilmu Makanan Ternak Umum. PT Gramedia. Jakarta.

Anonimus. 2010. Transmisi dan Fluktuasi Harga.

Situs:ntb.litbang.deptan.go.id/ind/index.php.2010.(20 Juni 2015)

Anonimus. 2012 (http://ternak-ayambroiler.blogspot.com/2012/11/anatomi ayam. html). diunduh pada tanggal 1 juli 2015 pukul 19:00

Badan Ketahanan Pangan. 2007. Laporan Tahunan Badan Ketahanan Pangan

Provinsi Sumatera Utara Tahun 2007. Badan Ketahanan Pangan Provinsi

Sumatera Utara. Medan.

Baharjah, S. Darmawan D. dan Kasryno F. 1989. Kedudukan Padi dalam

Perekonomian Indonesia. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

Bogor.

Budiman, H. 2011. Sukses Bertanam Jagung. Pustaka Baru Press. Yogyakarta. Boediono. 2002. Ekonomi Mikro seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi No. 1

Edisi Kedua. Badan Penerbit Fakultas Ekonomi. Universitas Gajah Mada.

Yogyakarta.

Departemen Pertanian. 2006. Statistik Peternakan. Direktorat Jenderal Peternakan. Jakarta.

Halim, A. 2009. Akuntansi Biaya. BPFE. Yogyakarta.

Hasyim. 2012. Prinsip-Prinsip Dasar Metode Riset Bidang Pemasaran. UIEU-University Press. Jakarta.

Kariyasa IK, Sinaga BM. 2007. Analisis Perilaku Pasar Pakan dan Daging Ayam

Ras di Indonesia. Pendekatan Model Ekonometrik Simultan.

Socioeconomi Of Agricultural and Agribusiness.

Lesmono, Tresno. 1998. Akuntansi Biaya. Akademi Akuntansi YKPN. Yogyakarta.

(17)

Muhammad, R. 2008. Panduan Beternak Ayam Pedaging. Penebar Swadaya. Jakarta.

Mulyadi, 2005. Akuntansi Biaya. YKPN. Yogyakarta.

Purwono, Heni P. 2007. Budidaya 8 Jenis Tanaman Pangan Unggul, Agribisnis. Penebar Swadaya. Jakarta.

[PSEKP] Pusat Studi Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. 2012. Analisis

Perkembangan Harga Komoditas Jagung. Bogor.

Nachrowi dan Hardius Usman. 2006. Pendekatan Populer dan Praktis

Ekonometrika untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan. Universitas

Indonesia. Jakarta.

Rasyaf, M. 2004. Beternak Ayam Pedaging. Penebar Swadaya. Jakarta.

Setiawan, I. 2009. Produksi Telur Ayam Kampung di Sisi Ayam Ras. Penebar Swadaya. Jakarta.

Setyono, D. J dan Mariah Ulfah. 2011. 7 Jurus Sukses Menjadi Peternak Ayam

Ras Pedaging. Penebar Swadaya. Jakarta.

Suryana, A. 2006. Strategi Kebijakan Penelitian Dan Pengembangan Palawija.

Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Agribisnis Berbasis Palawija Di Indonesia: Perannya Dalam Peningkatan Ketahanan Pangan Dan Pengentasan Kemiskinan, Bogor.

(18)

19

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian

Lokasi penelitian ditentukan secara purposive, artinya secara sengaja dengan pertimbangan dan alasan tertentu, yakni di wilayah Provinsi Sumatera Utara. Penentuan dan penetapan daerah tersebut sebagai daerah penelitian dengan pertimbangan bahwa Provinsi Sumatera Utara memiliki jumlah penduduk (konsumen) tertinggi serta jumlah populasi ayam ras terbanyak di Pulau Sumatera, sebagaimana dapat dilihat pada tabel 7 dan tabel 8.

Tabel 7. Jumlah Penduduk di Pulau Sumatera Tahun 2013

Provinsi Jumlah Penduduk

(Jiwa)

Sumber : Badan Pusat Statistik Nasional, 2014

Tabel 8. Populasi Ternak Ayam Ras di Pulau Sumatera (Ribu ekor)

Provinsi 2011 2012 2013 2014

Aceh 3085 2959 3041 3059

Sumatera Utara 40167 42813 46064 47528

Sumatera Barat 15117 17439 15357 15817

Riau 38043 38166 36930 39258

Kepulauan Riau 6675 7573 8039 9627

Jambi 11237 11442 10897 11987

Sumatera Selatan 20160 20943 23389 25729

Kepulauan Bangka Belitung 7418 12495 9520 10472

Bengkulu

Sumber : Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Nasional, 2013

(19)

3.2 Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah berupa data sekunder dalam bentuk data time series (runtun waktu). Data tersebut mencakup data tentang harga jagung giling, harga pakan ayam, harga ayam ras dan harga telur ayam ras. Data yang digunakan adalah data bulanan selama 4 tahun dari periode 2011 sampai 2014. Data dan informasi diperoleh dari lembaga atau instansi terkait dalam hal ini antara lain Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Utara, Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara dan Badan Pusat Statistik Sumatera Utara.

3.3 Metode Analisis Data

Untuk menguji hipotesis 1 dan 2 digunakan path analysis (Analisis Jalur) dengan model trimming. Dimana model trimming adalah model yang digunakan untuk memperbaiki suatu model struktur analisis jalur dengan cara mengeluarkan dari model variabel eksogen yang koefisien jalurnya tidak signifikan. Penelitian ini menggunakan program SPSS (Statistical Product and Servive Solution) versi 16.

Path Analysis (Analisis Jalur) adalah suatu teknik untuk menganalisis hubungan

sebab akibat yang terjadi pada regresi berganda jika variabel bebasnya memengaruhi variabel terikat tidak hanya secara langsung tetapi juga secara tidak langsung (Rutherford, 1993).

(20)

21

3.3.1 Persamaan Substruktur I

€1

ρy1x1

ρx2x1

ρy1x2

Gambar 2

Y1= ρy1x1 + ρy1x2+ €1

Adapun penyusunan model regresi dengan metode OLS (Ordinary Least Square) dengan rumus sebagai berikut:

Y1= α0+ α1X1+ α2X2+ €1 Keterangan :

Y1 : Harga Ayam Broiler

α1α2 : Koefisien Regresi

α1 : Konstanta

X1 : Harga Jagung Giling X2 : Harga Pakan Ayam

X1

X2

Y1

(21)

3.3.2 Persamaan Substruktur II

€2

ρy1x1 ρy2x1

ρy2y1

ρx2x1

ρy1x2 ρy2x2

Gambar 3

Y1 = ρy2x1 + ρy1x1 + ρy2y1 + ρx2x1 + ρy1x2 + ρy2x2 + €2

Adapun penyusunan model regresi dengan metode OLS (Ordinary Least Square) dengan rumus sebagai berikut:

Y2= α0+ α1X1+ α2X2+ €

Y2 : Harga Telur Ayam Ras

α1α2 : Koefisien Regresi

α1 : Konstanta

X1 : Harga Jagung Giling X2 : Harga Pakan Ayam

3.3.3 Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinan ( ) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat (dependen). Nilai koefisien determinasi adalah di antara nol dan satu. Nilai yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat

X1

X2

(22)

23

terbatas. Nilai yang mendekati 1 berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel independen.

Rumus R2 yaitu:

Keterangan:

JKYY = n∑Yi2–(∑Yi)2 JKXX = n∑Xi2–(∑Xi)2 JKXY = n∑XY - ∑X∑Y

Keterangan:

R2 = Koefisien determinasi

JK = Jumlah kuadrat YY = Variabel terikat XX = Variabel bebas

XY = Variabel campuran

3.3.4 Uji F- Simultan

Uji -statistik merupakan pengujian signifikan yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y).

(23)

JK = Jumlah kuadrat

b1 = Parameter yang diduga YY = Variabel endogen

XY = Variabel campuran n = Jumlah sampel Kriteria uji F:

Jika F hitung ≤ F tabel : maka H0 diterima atau H1 ditolak Jika F hitung > F tabel : maka H1 diterima atau H0 ditolak

Penyusunan hipotesis yang akan diuji, berupa hipotesis nol ( ), dan hipotesis alternatif ( ).

H0 = Variasi variabel eksogen (harga jagung giling dan harga pakan ayam) tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan variabel endogen (harga ayam dan harga telur ayam ras).

H1 = Variasi variabel eksogen (harga jagung giling dan harga pakan ayam) terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan variabel endogen (harga ayam dan harga telur ayam ras).

Pengambilan keputusan dengan tingkat kepercayaan yang digunakan 95% atau

taraf signifikansi adalah 5% (α = 0,05) dengan kriteria sebagai berikut:

(24)

25

b. Jika nilai probabilitas atau jika , diterima dan ditolak, berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen.

3.3.5 Uji t-Statistik (Uji Parsial)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh suatu variabel independen atau penjelas secara individu (masing-masing) dalam menerangkan variasi variabel endogen.

Untuk mengetahui variabel eksogen (harga jagung giling dan harga pakan ayam) berpengaruh nyata terhadap variabel endogen (harga ayam dan harga telur) digunakan uji t dengan rumus:

Keterangan:

s = Nilai t-hitung JK = Jumlah kuadrat

b1 = Parameter yang diduga YY = Variabel endogen

XX = Variabel eksogen XY = Variabel campuran

(25)

n = Jumlah sampel

H0 = Variasi variabel eksogen (harga jagung giling dan harga pakan ayam) tidak berpengaruh nyata yang signifikan secara parsial (masing-masing) terhadap variabel endogen (harga ayam dan harga telur ayam ras).

H1 = Variasi variabel eksogen (harga jagung giling dan harga pakan ayam) berpengaruh nyata yang signifikan secara parsial antara variabel endogen (harga ayam dan harga telur ayam ras).

Pengambilan keputusan dengan tingkat kepercayaan yang digunakan 95% atau taraf signifikansi adalah 5% (α = 0,05) dengan kriteria sebagai berikut:

a. Jika nilai probabilitas < atau jika nilai > , maka ditolak dan diterima. Berarti masing-masing variabel independen secara individu (masing-masing) mempunyai pengaruh nyata yang signifikan terhadap variabel dependen.

b. Jika nilai probabilitas atau jika nilai , maka ditolak dan diterima. Berarti masing-masing variabel independen secara individu (masing-masing) tidak berpengaruh nyata yang signifikan terhadap variabel dependen.

3.4 Definisi dan Batasan Operasional

(26)

27

3.4.1 Defenisi Operasional :

1. Harga adalah nilai suatu barang yang harus kita bayar.

2. Jagung giling adalah butiran kasar yang diperoleh dari proses penggilingan jagung kering yang merupakan salah satu bahan pakan.

3. Ayam ras pedaging adalah ayam jantan dan betina muda yang berumur dibawah 8 minggu, ketika dijual dengan bobot tubuh tertentu, mempunyai pertumbuhan yang cepat serta mempunyai dada yang lebar dengan timbunan daging yang baik dan banyak.

4. Pakan ayam yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan jagung giling. 5. Telur adalah hasil produksi ayam.

6. Model Trimming adalah model yang digunakan untuk memperbaiki suatu model struktur analisis jalur dengan cara mengeluarkan dari model variabel eksogen yang koefisien jalurnya tidak signifikan.

7. Path Analysis (Analisis Jalur) adalah suatu teknik untuk menganalisis

hubungan sebab akibat yang terjadi pada regresi berganda jika variabel bebasnya mempengaruhi variabel terikat tidak hanya secara langsung tetapi juga secara tidak langsung.

3.4.2 Batasan Operasional

1. Penelitian merupakan analisis pengaruh harga jagung giling terhadap harga pakan ayam dan dampaknya terhadap harga ayam dan harga telur ayam ras di Sumatera Utara.

2. Waktu penelitian dilakukan pada tahun 2015.

3. Data jenis harga yang diamati adalah berupa data time series yang merupakan data bulanan selama 4 tahun dari periode 2011 sampai 2014

(27)
(28)

29

BAB IV

DESKRIPSI WILAYAH

4.1. Letak dan Keadaaan Geografi Sumatera Utara

Provinsi Sumatera Utara berada di bagian Barat Indonesia, terletak pada garis 1º - 4º LU dan 98º - 100º BT. Adapun batasan wilayah Sumatera Utara adalah sebagai berikut :

- Sebelah Utara berbatasan dengan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. - Sebelah Timur berbatasan dengan Negara Malaysia di Selat Malaka. - Sebelah Selatan berbatasan dengan Provinsi Riau dan Sumatera Barat. - Sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Hindia.

Luas daratan Provinsi Sumatera Utara adalah 71.680,68 Km2, sebagian besar berada di daratan Pulau Sumatera dan sebagian kecil berada di Pulau Nias. Berdasarkan luas daerah menurut Kabupaten/Kota di Sumatera Utara, luas daerah terbesar adalah Kabupaten Mandailing natal dengan luas 6.620,70 Km2 atau sekitar 9,23 persen dari total luas Sumatera Utara, diikuti Kabupaten Langkat dengan luas 6.263,29 km2 atau 8,74 persen, kemudian Kabupaten Simalungun dengan luas 4.386,60 km2 Sedangkan luas daerah terkecil adalah Kota Sibolga dengan luas 10,77 Km2 atau sekitar 0,02 persen dari total luas wilayah Sumaetra utara. Jumlah pulau di Sumatera Utara sekitar 162 pulau yang terdiri dari 156 pulau berada di tepi pantai Barat dan 6 pulau berada di pantai Timur.

4.2. Kondisi Iklim dan Topografi

Karena terletak dekat garis khatulistiwa, Provinsi Sumatera Utara tergolong ke dalam daerah beriklim tropis. Ketinggian permukaan daratan Provinsi Sumatera

(29)

Utara sangat bervariasi, sebagian daerahnya datar, hanya beberapa meter di atas permukaan laut, beriklim cukup panas bisa mencapai 30,1°C, sebagian daerah berbukit dengan kemirigan yang landai, beriklim sedang dan sebagian lagi berada pada daerah ketinggian yang suhu minimalnya bisa mencapai 21,4°C. Sebagaimana provinsi lainnya di Indonesia,Provinsi Sumatera Utara mempunyai musim kemarau dan musim penghujan. Musim kemarau biasaya terjadi pada bulan November sampai denga Maret dan musim peghujan biasanya terjadi pada bulan April sampai dengan bulan September, diantara kedua musim itu terdapat musim pancaroba.

4.3. Kondisi Demografi

Sumatera Utara merupakan Provinsi keempat yang terbesar jumlah penduduknya di Indonesia, setelah Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah . Menurut hasil pencacahan lengkap Sensus Penduduk (SP) 1990, jumlah penduduk Sumatera Utara pada tanggal 11 Oktober 1990 (hari sensus) sebesar 10,26 juta jiwa, kemudian dari hasil SP 2000, jumlah penduduk Sumatera Utara sebesar 11,51 juta jiwa. Selajutnya dari hasil Sensus Penduduk pada bulan Mei 2010 jumlah penduduk Sumatera Utara 12.982,204 jiwa.

(30)

31

6.678.117 jiwa perempuan atau dengan ratio jenis kelamin/sex ratio sebesar 99,55. Pada tahun 2013 penduduk Sumatera Utara lebih banyak tinggal di daerah pedesaan disbanding daerah perkotaan. Jumlah penduduk yang tinggal di pedesaan adalah 6,77 juta jiwa (51,83%) dan yang tinggal di daerah perkotaan sebesar 6,55 juta jiwa (49,1%).

Jumlah penduduk miskin di Sumatera Utara mengalami perubahan dari tahun 1999-2010. Akibat terjadinya krisis moneter pada pertengahan tahun 1997, penduduk miskin pada tahun 1999 meningkat tajam menjadi 1,97 jiwa atau 16,74 persen dari total penduduk Sumatera Utara. Pada tahun 2003 terjadi penurunan penduduk miskin secara absolute maupun secara persentase, yaitu menjadi 1,89 juta jiwa atau 15,89 persen, sedangkan tahun 2004 jumlah dan persentase turun menjadi sebanyak 1,80 juta jiwa atau 14,93 persen. Pada tahun 2007-2009 angka kemisikinan terus menurun menjadi 1,50 juta jiwa pada tahun 2009. Selanjutnya di tahun 2013 menjadi 1,39 juta jiwa. Besarnya jumlah penduduk dengan kepadatannya pada masing-masing wilayah di Sumatera Utara beserta luas dari setiap wilayah dan jumlah penduduk menurut jenis kelamin, serta rasio jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 9 dan 10 berikut:

(31)

Tabel 9. Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, dan Kepadatan Penduduk Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2013

Kabupaten/ Kota Luas Wilayah

15 Humbang Hasundutan 2.297,20 176.429 77

16 Pakpak Barat 1.218,30 42.144 35

22 Labuhanbatu Selatan 3.116,00 289.655 93

23 Labuhanbatu Utara 3.545,80 337.404 95

Sumatera Utara 71.680,68 13.326.307 186

(32)

33

Tabel 10. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin, Rasio Jenis Kelamin Menurut Kabupaten/Kota (jiwa) Tahun 2013

Kabupaten/Kota Laki-laki Perempuan Jumlah Rasio Jenis Kelamin

01 Nias 64.999 68.389 133.388 95,04

02 Mandailing Natal 203.017 210.458 413.475 96,46

03 Tapanuli Selatan 133.531 135.293 268.824 98,70

04 Tapanuli Tengah 162.605 161.401 324.006 100,75

05 Tapanuli Utara 141.418 144.700 286.118 97,73

06 Toba Samosir 86.924 88.145 175.069 98,61

07 Labuhanbatu 217.581 213.137 430.718 102,09

08 Asahan 342.337 339.457 681.794 100,85

15 Humbang Hasundutan 87.588 88.641 176.429 98,59

16 Pakpak Barat 21.242 20.902 42.144 101,63

17 Samosir 60.588 61.336 121.924 98,78

18 Serdang Bedagai 303.963 301.620 605.583 100,78

19 Batu Bara 192.710 190.250 382.960 101,29

20 Padang Lawas Utara 116.830 115.910 232.746 100,80

21 Padang Lawas 118.889 118.370 237.259 100,44

22 Labuhanbatu Selatan 147.688 141.967 289.655 104,03

23 Labuhanbatu Utara 170.316 167.088 337.404 101,93

24 Nias Utara 63.865 65.188 129.053 97,97

25 Nias Barat 39.628 43.226 82.854 91,68

71 Sibolga 43.100 42.881 85.981 100,51

72 Tanjung Balai 79.913 78.686 158.599 101,56

73 Pematang Siantar 115.787 121.647 237.434 95,18

74 Tebing Tinggi 73.680 75.385 149,065 97,74

75 Medan 1.048.451 1.074.759 2.123.210 97,55

76 Binjai 125.917 125.346 252.263 99,66

77 Padang Sidempuan 99.725 104.890 204.615 95,08

78 Gunungsitoli 53.298 56.105 129.403 95,75

Sumatera Utara 6.648.190 6.678.117 13.326.307 99,55

Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) Tahun 2014

(33)

4.4 Deskripsi Variabel yang Diteliti

Pada bagian ini akan membahas perkembangan harga jagung giling, harga pakan ayam, harga ayam dan harga telur ayam ras di Sumatera Utara. Perkembangan yang diamati dalam jangka waktu 4 tahun mulai tahun 2011 sampai dengan tahun 2014.

4.4.1 Perkembangan Harga Jagung Giling di Sumatera Utara

Untuk melihat perkembangan harga jagung giling di Sumatera Utara dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 11. Harga Jagung Giling di Sumatera Utara

Bulan Tahun

Sumber : Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sumatera Utara, tahun 2015

(34)

35

Gambar 4 Grafik Harga Jagung Giling di Sumatera Utara

Pada gambar di atas dapat dilihat bahwa harga jagung giling tidak mengalami grafik yang fluktuatif, pada tahun 2011-2013 dari bulan januari sampai desember harga jagung giling tidak mengalami kenaikan harganya namun pada tahun 2014 harga jagung mengalami kenaikan namun harga setiap bulannya cenderung tetap.

4.4.2 Perkembangan Harga Pakan Ayam di Sumatera Utara

Untuk melihat perkembangan harga pakan ayam di Sumatera Utara dapat dilihat pada tabel berikut :

(35)

Tabel 12. Harga Pakan Ayam di Sumatera Utara

Sumber : Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sumatera Utara, tahun 2015

Pada tahun 2011 harga pakan ayam dari bulan januari sampai Desember tidak mengalami kenaikan sementara pada tahun 2013 setiap bulannya mengalami kenaikan harga namun pada bulan desember harga pakan turun menjadi Rp 5.500/kg dan pada 2014 harga pakan di bulan Februari dan Maret turun. Begitu juga pada bulan Mei, Agustus dan September.

(36)

37

Gambar 5. Grafik Harga Pakan Ayam Ras

Pada gambar di atas dapat dilihat bahwa harga pakan ayam mengalami grafik yang fluktuatif, tahun 2011 grafik relative tetap dan stabil yaitu sebesar Rp 6.000/kg. Pada tahun 2012 grafik terlihat stabil namun pada bulan Mei grafik cenderung naik walaupun sampai bulan November tidak mengalami kenaikan, tapi bulan Desember grafik cenderung turun dari bulan sebelumnya. Namun, harga pakan ayam di tahun 2014 mengalami kenaikan harga dari tahun 2013.

4.4.3 Perkembangan Harga Ayam Ras di Sumatera Utara

Untuk melihat perkembangan harga ayam ras di Sumatera Utara dapat dilihat pada tabel berikut :

(37)

Tabel 13. Harga Ayam Ras di Sumatera Utara

Agustustus 16.500 20.000 20.000 22.000

September 16.500 18.500 21.500 20.000

Oktober 16.500 17.500 20.500 20.000

November 15.000 15.000 20.000 20.000

Desember 15.000 18.000 18.000 20.000

Sumber : Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sumatera Utara, tahun 2015

Pada tabel 13 perkembangan harga ayam ras pada tahun 2011 setiap bulannya mengalami penurunan harga. Pada bulan Maret mengalami kenaikan harga sebesar Rp 500/ekor dan pada bulan April turun Rp 2.500/ekor. Pada bulan berikutnya mengalami harga yang stabil walaupun pada bulan November dan Desember kembali turun. Pada tahun 2014 harga ayam ras stabil walaupun mengalami penurunan harga sebesar Rp 1.000/ekor dari Rp 20.000/ekor menjadi Rp 19.000/ekor pada bulan April dan Mei.

(38)

39

Gambar 6. Harga Ayam Ras

4.4.4 Perkembangan Populasi Ayam Ras

Sumatera Utara merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki populasi ayam ras tertinggi. Untuk melihat perkembangan populasi ayam ras di Sumatera Utara dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 14. Populasi Ternak Ayam Ras Tingkat Provinsi (Ribu ekor)

Provinsi 2011 2012 2013 2014

Aceh 3.085.271 2.959.212 3.041.218 3.324.447

Sumatera Utara 40.167.721 42.813.178 46.064.412 47.179.814

Sumatera Barat 15.117.321 17.439.623 15.357.013 17.921.143

Riau 38.043.692 38.165.987 36.930.599 39.987.136

Kepulauan Riau 6.675.518 7.573.940 8.039.400 9.518.800 Jambi 11.237.263 11.442.871 10.897.666 11.957.805 Sumatera Selatan 20.160.062 20.943.860 23.389.532 23.043.989 Kep. Bangka Belitung 7.418.210 12.495.825 9.520.823 10.504.222 Bengkulu

Sumber : Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Nasional, 2013

Dari Tabel 14 di atas, terlihat bahwa jumlah populasi ayam ras di Sumatera Utara terbesar di sepanjang tahun 2011-2014 terjadi pada tahun 2014 sebesar 47.179.814 ekor. dengan jumlah populasi terendah di tahun 2011 sebesar

(39)

40.167.721 ekor. Total populasi ayam ras di sepanjang tahun 2011-2014 adalah sebesar 176.225.125 ekor.

Kondisi populasi ayam ras di Sumatera Utara di atas untuk lebih jelasnya terlihat pada Gambar 7 berikut ini.

Gambar 7. Grafik Populasi Ternak Ayam Ras di Sumatera Utara

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa dalam waktu 4 tahun terakhir dari tahun 2011 sampai 2014 populasi ayam ras mengalami kenaikan dan populasi terbesar terjadi pada tahun 2014.

4.4.5 Perkembangan Harga Telur Ayam Ras di Sumatera Utara

(40)

41

Tabel 15. Harga Telur Ayam Ras di Sumatera Utara

Bulan Tahun

Sumber : Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sumatera Utara, tahun 2015

Pada tabel 15 harga telur ayam ras tahun 2011 sampai 2013 setiap bulannya mengalami kenaikan harga. Namun pada tahun 2012 bulan desember harga telur ayam ras turun dari harga Rp 1.000/butir menjadi Rp 980/butir. Pada tahun 2013 di bulan April dan Mei harga telur ayam menurun dari Rp 894/butir menjadi Rp 874 dan pada bulan September turun menjadi Rp 960/butir dari Rp 1.050/butir. Pada tahun 2014 harga telur ayam ras stabil hanya pada bulan Mei mengalami penurunan harga sebesar Rp 50 menjadi Rp 950/butir.

Kondisi harga telur ayam ras di Sumatera Utara di atas untuk lebih jelasnya terlihat pada Gambar 8 berikut ini.

(41)

Gambar 8. Grafik Harga Telur Ayam Ras

(42)

43

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Pengaruh Harga Jagung Giling dan Harga Pakan Ayam Terhadap Harga

Ayam Ras Secara Langsung dan Tidak Langsung

Untuk menganalisis pengaruh harga jagung giling dan harga pakan ayam terhadap harga ayam ras, baik secara langsung maupun tidak langsung dilakukan mengikuti diagram jalur seperti terlihat pada gambar 9. Dalam diagram jalur ini, anak panah satu arah menyatakan pengaruh. Pengaruh langsung harga jagung giling (X1) terhadap harga ayam ras (Y1) dilambangkan dengan ρy1x1, sedangkan pengaruh

tidak langsung harga jagung giling (X1) terhadap harga ayam ras (Y1) melalui harga pakan ayam (X2) dilambangkan dengan ρx2x1 + ρy1x2.

€1

ρy1x1

ρx2x1

ρy1x2

Gambar 9.

Model regresi dari diagram gambar 9, digambarkan sebagai persamaan:

Y1= ρy1x1 + ρy1x2+ €. Pada gambar 8 dapat diketahui bahwa, harga jagung giling

(X1), harga pakan ayam (X2) secara langsung mempengaruhi harga ayam ras (Y1). Secara tidak langsung, harga ayam ras (Y1) dipengaruhi oleh harga jagung giling (X1) melalui harga pakan ayam (X2).

X1

X2

Y1

(43)

Hasil analisis pengujian hipotesis yang telah dibangun berdasarkan diagram jalur tersebut diperlihatkan sebagai berikut.

5.1.1 Pengaruh Langsung Harga Jagung Giling Terhadap Harga Ayam Ras

Analisis regresi harga jagung giling terhadap harga ayam ras yang dilakukan dengan metode OLS (Ordinary Least Squares) dengan bantuan perangkat lunak SPSS (Statistical Product and Service Solution) menghasilkan hasil uji sebagaimana diperlihatkan pada tabel berikut.

Tabel Model Summary

a. Predictors: (Constant), Harga Jagung

Dari tabel di atas diketahui bahwa, nilai koefisien determinasi (R-Square) adalah sebesar 0,182. Hal ini berarti bahwa hanya 18,2% kontribusi variabel harga jagung giling yang dapat menjelaskan pengaruhnya terhadap variabel harga ayam ras, sisanya sebesar 81,8% dipengaruhi oleh variabel lain yang belum masuk dalam model regresi.

Tabel Uji Parsial (Uji t)

Coefficientsa

a. Dependent Variable: Harga Ayam

Apabila nilai probabilitas (sig) < α0,05 maka, H0 ditolak dan H1 diterima

(44)

45

H0 : Harga jagung giling tidak berpengaruh nyata secara parsial dan signifikan terhadap harga ayam ras.

H1 : Harga jagung giling berpengaruh nyata secara parsial dan signifikan terhadap harga ayam ras.

Dari tabel di atas diketahui nilai probabilitas (Sig) untuk variabel harga jagung giling adalah 0,003. Nilai probabilitas ini lebih kecil dari

α

(0,05) sebagaimana ditentukan. Hal ini menunjukkan bahwa secara langsung harga jagung giling berpengaruh secara parsial dan signifikan terhadap harga ayam ras. Hal ini sesuai dengan hipotesis yang diajukan.

5.1.2 Pengaruh Langsung Harga Jagung Giling Terhadap Harga Pakan

Ayam

Analisis regresi harga jagung giling terhadap harga pakan ayam yang dilakukan dengan metode OLS (Ordinary Least Squares) dengan bantuan perangkat lunak SPSS (Statistical Product and Service Solutions) menghasilkan hasil uji sebagaimana diperlihatkan pada tabel berikut.

Tabel Model Summary

a. Predictors: (Constant), harga jagung giling

Dari tabel di atas diketahui bahwa, nilai koefisien determinasi (R-Square) adalah sebesar 0,381. Hal ini berarti bahwa 38,1% variabel harga jagung giling dapat menjelaskan pengaruhnya terhadap variabel harga pakan ayam, sisanya 61,9% dipengaruhi oleh variabel lain yang belum masuk dalam model regresi.

(45)

Tabel Uji Parsial (Uji t)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 3302.829 560.005 5.898 .000

harga jagung giling .721 .136 .617 5.322 .000

a. Dependent Variable: harga pakan ayam

Apabila nilai probabilitas (sig) < α0,05 maka, H0 ditolak dan H1 diterima

Apabila nilai probabilitas (sig) > α0,05 maka, H0 diterima dan H1 ditolak

H0 : Harga jagung giling tidak berpengaruh nyata secara parsial dan signifikan terhadap harga pakan ayam.

H1 : Harga jagung giling berpengaruh nyata secara parsial dan signifikan terhadap harga pakan ayam.

Dari tabel di atas diketahui nilai probabilitas (Sig) untuk variabel harga jagung

giling adalah 0,000. Nilai probabilitas ini lebih kecil dari α (0,05) sebagaimana

ditentukan. Hal ini menunjukkan bahwa secara langsung harga jagung giling berpengaruh nyata secara parsial dan signifikan terhadap harga pakan ayam.

5.1.3 Pengaruh Tidak Langsung Harga Jagung Giling Terhadap Harga

Ayam Ras Melalui Harga Pakan Ayam

Analisis regresi pengaruh tidak langsung harga jagung terhadap harga ayam ras melalui harga pakan ayam yang dilakukan dengan metode OLS (Ordinary Least

Squares) dengan bantuan perangkat lunak SPSS (Statistical Product and Service

(46)

47

a. Predictors: (Constant), harga pakan ayam, harga jagung giling

Dari tabel di atas diketahui bahwa, nilai koefisien determinasi (R-Square) adalah 0,182. Hal ini berarti bahwa 18,2% variabel harga jagung giling dapat menjelaskan pengaruhnya terhadap variabel harga ayam ras, sisanya 81,8% dipengaruhi oleh variabel lain yang belum masuk dalam model regresi.

Tabel Uji Parsial (Uji t)

Coefficientsa

Dari tabel di atas dapat diperoleh persamaan perhitungan sebagai berikut:

Tabel Uji Serempak (Uji F)

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 3.559E7 2 1.779E7 5.019 .011a

Residual 1.595E8 45 3545190.792

Total 1.951E8 47

a. Predictors: (Constant), Harga Pakan Ayam, Harga Jagung b. Dependent Variable: Harga Ayam

Berdasarkan tabel di atas diinterpretasikan sebagai berikut: 1. Dengan menggunakan uji serempak

Nilai probabilitas (sig) 0,011 dan karena nilai sig < 0,05, maka H1 diterima. Artinya, harga jagung giling dan harga pakan ayam berpengaruh

(47)

nyata secara serempak dan signifikan terhadap harga ayam ras. Hal ini sesuai dengan hipotesis yang diajukan.

2. Dengan menggunakan uji parsial

a. Nilai probabilitas (sig) = 0,013 dan karena nilai sig < 0,05 maka H1 diterima. Artinya, bahwa harga jagung giling berpengaruh nyata secara parsial dan signifikan terhadap harga ayam ras. Hal ini sesuai dengan hipotesis yang diajukan.

b. Nilai probabilitas (sig) = 0,87 dan karena nilai sig > 0,05 maka, H0 diterima. Artinya, harga pakan ayam tidak berpengaruh nyata secara parsial dan signifikan terhadap harga ayam ras. Hal ini tidak sesuai dengan hipotesis yang diajukan.

Menurut Yusdja dan Pasandaran (1996), fluktuasi (kecenderungan kenaikan) harga pakan disebabkan beberapa faktor antara lain:

d. Sebagian besar bahan baku pakan harus diimpor dan tergantung ketersediaannya di pasaran.

e. Kecil kemungkinan terjadi kelebihan penawaran pakan, mengingat produksinya dibatasi dan kelebihan sedikit dapat disimpan dalam gudang. f. Besar peluang terjadi kelebihan permintaan jika produksi menurun akibat

kelainan musim atau gangguan hama

(48)

49

2011-2014. Ini sesuai dengan teori penawaran yang menyatakan bahwa ketika harga meningkat atau naik, maka jumlah barang yang ditawarkan akan meningkat dan sebaliknya apabila harga barang turun maka, jumlah barang yang ditawarkan akan menurun.

Kontribusi Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung

Dari hasil regresi diperoleh koefisien jalur, pengaruh langsung dan tidak langsung antar variabel seperti diperlihatkan pada tabel 16.

Tabel 16. Koefisien Jalur, Pengaruh Langsung, Tidak Langsung, Pengaruh Total Dan Pengaruh Bersama Harga Jagung Giling (X1), Harga Pakan Ayam (X2) Terhadap Harga Ayam Ras (Y1)

Variabel Koefisien

Tabel di atas memberikan informasi secara objektif sebagai berikut:

1. Besarnya kontribusi harga jagung giling (X1) yang secara langsung giling (X1) terhadap harga ayam ras (Y1) melalui harga pakan ayam (X2) tidak berpengaruh.

4. Besarnya kontibusi harga jagung giling (X1) dan harga pakan ayam (X2) berpengaruh secara simultan yang langsung mempengaruhi harga ayam ras (Y1) adalah 0,182 = 18% dan sisanya 0,9042 x 100% = 82%

(49)

dipengaruhi faktor-faktor lain yang tidak dapat dijelaskan dalam penelitian.

5.2 Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Harga Jagung Giling, Harga

Pakan Ayam Terhadap Harga Ayam dan Harga Telur Ayam Ras

Untuk menganalisis pengaruh harga jagung giling dan harga pakan ayam terhadap harga ayam ras dan harga telur ayam ras, baik secara langsung maupun tidak langsung dilakukan mengikuti diagram jalur seperti terlihat pada gambar 10. Dalam diagram jalur ini, anak panah satu arah menyatakan pengaruh. Pengaruh langsung harga ayam ras (Y1) terhadap harga telur ayam ras (Y2) dilambangkan dengan ρy2y1, sedangkan pengaruh tidak langsung harga jagung giling (X1) dan harga pakan ayam (X2) terhadap harga telur ayam ras (Y2) melalui harga ayam ras (Y1) dilambangkan dengan ρx2x1 + ρy1x1 + ρy1x2.

ρy1x1 ρy2x1

ρy2y1

ρx2x1 ρy1x2

ρy2x2

Gambar 10

Model regresi dari diagram gambar 10, digambarkan sebagai persamaan:

Y2 = ρx2x1+ρy1x1+ρy1x2+ρy2y1+€. Pada gambar 10 dapat diketahui bahwa, harga jagung giling (X1) secara langsung mempengaruhi harga telur ayam ras (Y2), harga pakan ayam (X2) secara langsung mempengaruhi harga telur ayam ras (Y2), harga ayam ras (Y1) secara langsung mempengaruhi harga telur ayam ras (Y2) dan

X1

X2

(50)

51

secara tidak langsung harga telur ayam ras (Y2) dipengaruhi oleh harga jagung giling (X1) dan harga pakan ayam (X2) melalui harga ayam ras (Y1) .

5.2.1 Pengaruh Langsung Harga Jagung Giling Terhadap Harga Telur Ayam

Ras

Hasil analisis regresi pengaruh langsung harga jagung giling terhadap harga telur ayam ras yang dilakukan dengan metode OLS (Ordinary Least Squares) dengan bantuan perangkat lunak SPSS (Statistical Product and Service Solutions) menghasilkan hasil uji sebagaimana diperlihatkan pada tabel berikut.

Tabel Model Summary

a. Predictors: (Constant), harga jagung giling

Dari tabel di atas diketahui nilai koefisien determinasi (R-Square) adalah 0,074. Hal ini berarti bahwa 7,4% variabel harga jagung giling dapat menjelaskan pengaruhnya terhadap harga telur ayam ras, sisanya 92,6% dipengaruhi oleh variabel lain yang belum masuk dalam model regresi.

Tabel Uji Serempak (Uji F)

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 5316867.361 1 5316867.361 3.692 .061a Residual 6.624E7 46 1439918.621

Total 7.155E7 47

a. Predictors: (Constant), harga jagung giling

b. Dependent Variable: harga telur ayam ras

Hipotesis :

Apabila nilai probabilitas (sig) > α0,05 maka, H0 diterima dan H1 ditolak

(51)

Apabila nilai probabilitas (sig) < α0,05 maka, H0 ditolak dan H1 diterima

H0 : Harga jagung giling tidak berpengaruh nyata secara serempak dan signifikan terhadap harga telur ayam ras.

H1 : Harga jagung giling berpengaruh nyata secara serempak dan signifikan terhadap harga telur ayam ras.

Berdasarkan tabel hasil analisis diatas, nilai probabilitas yaitu 0,061. Hal ini bahwa nilai sig >

α0,05

maka, harga jagung giling tidak berpengaruh nyata secara serempak dan signifikan terhadap harga telur ayam ras.

Tabel Uji Parsial (Uji t)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -1485.880 1377.560 -1.079 .286

harga jagung giling .641 .333 .273 1.922 .061

a. Dependent Variable: harga telur ayam ras

Dengan menggunakan uji parsial :

Jika nilai probabilitas (sig) < α0,05 maka, H1 diterima dan sebaliknya jika nilai probabilitas (sig) > α0,05 maka, H0 diterima.

H0 : Harga jagung giling tidak berpengaruh nyata secara parsial dan signifikan terhadap harga telur ayam ras

H1 : Harga jagung giling berpengaruh nyata secara parsial dan signifikan terhadap harga telur ayam ras.

(52)

53

tidak berpengaruh nyata secara parsial dan signifikan terhadap harga telur ayam ras.

5.2.2 Pengaruh Langsung Harga Pakan Ayam Terhadap Harga Telur Ayam

Ras

Analisis regresi pengaruh langsung harga pakan ayam terhadap harga telur ayam ras yang dilakukan dengan metode OLS (Ordinary Least Squares) dengan bantuan perangkat lunak SPSS (Statistical Product and Service Solutions) menghasilkan hasil uji sebagaimana diperlihatkan pada tabel berikut.

Tabel Model Summary

a. Predictors: (Constant), harga pakan ayam

Dari tabel di atas diketahui nilai koefisien determinasi (R-Square) adalah 0,005. Hal ini berarti bahwa 5% variabel harga pakan ayam dapat menjelaskan pengaruhnya terhadap harga telur ayam ras, sisanya 95% dipengaruhi oleh variabel lain yang belum masuk dalam model regresi.

Tabel Uji Parsial (Uji t)

Coefficientsa

a. Dependent Variable: harga telur

Dengan menggunakan uji parsial :

Jika nilai probabilitas (sig) < α0,05 maka, H1 diterima dan sebaliknya jika nilai probabilitas (sig) > α0,05 maka, H0 diterima.

(53)

H0 : Harga pakan ayam tidak berpengaruh nyata secara parsial dan signifikan terhadap harga telur ayam ras

H1 : Harga pakan ayam berpengaruh nyata secara parsial dan signifikan terhadap harga telur ayam ras.

Dari hasil tabel regresi, harga pakan ayam (X1) diperoleh nilai sig sebesar 0,640. Hal ini bahwa nilai sig > α0,05 maka, H0 diterima. Artinya, harga pakan ayam tidak berpengaruh nyata secara parsial dan signifikan terhadap harga telur ayam ras.

5.2.3 Pengaruh Langsung Harga Ayam Ras Terhadap Harga Telur Ayam

Ras

Hasil analisis regresi yang dilakukan dengan metode OLS (Ordinary Least

Squares) dengan bantuan perangkat lunak SPSS (Statistical Product and Service

Solutions) menghasilkan hasil uji sebagaimana diperlihatkan pada tabel berikut.

Tabel Model Summary

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .052a .003 -.019 1245.522

a. Predictors: (Constant), harga ayam ras

(54)

55

Tabel Uji Serempak (Uji F)

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 192121.935 1 192121.935 .124 .727a Residual 7.136E7 46 1551326.130

Total 7.155E7 47

a. Predictors: (Constant), harga ayam ras

b. Dependent Variable: harga telur ayam ras

Hipotesis :

Apabila nilai probabilitas (sig) > α0,05 maka, H0 diterima dan H1 ditolak Apabila nilai probabilitas (sig) < α0,05 maka, H0 ditolak dan H1 diterima

H0 : Harga ayam ras tidak berpengaruh nyata secara serempak dan signifikan terhadap harga telur ayam ras.

H1 : Harga ayam ras berpengaruh nyata secara serempak dan signifikan terhadap harga telur ayam ras.

Berdasarkan tabel hasil analisis di atas, nilai probabilitas yaitu 0,72. Hal ini bahwa nilai sig > α0,05 maka, harga ayam ras tidak berpengaruh nyata secara serempak dan signifikan terhadap harga telur ayam ras. Hal ini tidak sesuai dengan hipotesis yang diajukan.

Tabel Uji Parsial (Uji-t)

Coefficientsa

a. Dependent Variable: harga telur ayam ras

Dengan menggunakan uji parsial :

(55)

Jika nilai probabilitas (sig) < α0,05 maka, H1 diterima dan sebaliknya jika nilai probabilitas (sig) > α0,05 maka, H0 diterima.

H0 : Harga ayam ras tidak berpengaruh nyata secara parsial dan signifikan terhadap harga telur ayam ras

H1 : Harga ayam ras berpengaruh nyata secara parsial dan signifikan terhadap harga telur ayam ras.

Dari hasil tabel regresi, harga ayam ras (Y1) diperoleh nilai sig sebesar 0,72. Hal ini bahwa nilai sig > α0,05 maka, H0 diterima. Artinya, harga ayam ras tidak berpengaruh nyata secara parsial dan signifikan terhadap harga telur ayam ras. Hal ini sesuai dengan hipotesis yang diajukan.

Harga telur ayam ras sangat fluktuatif. Penyebabnya bermacam-macam, diantaranya faktor keseimbangan antara permintaan dan penawaran. Biasanya pada waktu menjelang lebaran (Hari Raya Idul Fitri), harga telur ayam ras akan mulai merangkak naik pada minggu kedua bulan Ramadhan dan akan mencapai puncaknya pada 2-3 hari menjelang lebaran.

Permintaan berkaitan erat dengan konsumsi. Dengan kata lain konsumsi ada bila permintaan ada dan kalau dibandingkan dengan data konsumsi rata-rata per kapita daging ayam dengan konsumsi rata-rata per kapita telur ayam selama 5 tahun mulai dari tahun 2009-2013, maka jumlah konsumsi telur mengalami peningkatan dibandingkan dengan konsumsi daging ayam.

(56)

57

positif. Apabila harga barang subtitusi turun, maka permintaan akan barang tersebut akan meningkat dan begitu juga sebaliknya. Jika dibandingkan antara harga ayam (lampiran 7) dengan harga telur ayam ras (lampiran 8) maka, harga telur ayam ras lebih murah dibandingkan dengan harga ayam. Sehingga konsumen lebih memilih mengkonsumsi telur dengan harga yang lebih murah.

Dari pernyataan di atas, harga ayam tidak berpengaruh terhadap harga telur ayam disebabkan karena faktor jumlah konsumsi telur dan harga telur yang lebih murah dibandingkan dengan harga ayam.

5.2.4 Pengaruh Tidak Langsung Harga Pakan Ayam Terhadap Harga Telur

Ayam Ras Melalui Harga Ayam Ras.

Hasil analisis regresi yang dilakukan dengan metode OLS (Ordinary Least

Squares) dengan bantuan perangkat lunak SPSS (Statistical Product and Service

Solutions) menghasilkan hasil uji sebagaimana diperlihatkan pada tabel berikut.

Tabel Model Summary

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .078a .006 -.038 1257.141

a. Predictors: (Constant), harga ayam, harga pakan ayam

Dari tabel di atas diketahui bahwa, nilai koefisien determinasi (R-Square) adalah 0,006. Hal ini berarti bahwa hanya 6% variabel harga ayam ras dan harga pakan ayam dapat menjelaskan pengaruhnya terhadap variabel harga telur ayam ras, sisanya 94% dipengaruhi oleh variabel lain yang belum masuk dalam model regresi.

(57)

Tabel Uji Serempak (Uji F)

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 434913.302 2 217456.651 .138 .872a Residual 7.112E7 45 1580404.680

Total 7.155E7 47

a. Predictors: (Constant), harga ayam, harga pakan ayam

b. Dependent Variable: harga telur ayam ras

H0 : Harga pakan ayam secara tidak langsung tidak berpengaruh nyata secara serempak dan signifikan terhadap harga telur ayam ras melalui harga ayam ras.

H1 : Harga pakan ayam secara tidak langsung, berpengaruh nyata secara serempak dan signifikan terhadap harga telur ayam ras melalui harga ayam ras.

Nilai sig dari tabel analisis di atas yaitu 0,87. Hal ini berarti nilai sig > α0,05 maka, H0 diterima. Dimana harga pakan ayam secara tidak langsung, tidak berpengaruh nyata secara serempak dan signifikan terhadap harga telur ayam ras melalui harga ayam ras. Hal ini tidak sesuai dengan hipotesis yang diajukan.

Tabel Uji Parsial (Uji-t)

a. Dependent Variable: harga telur ayam ras

(58)

59

a. Hubungan antara harga pakan ayam terhadap harga telur ayam ras Adapun hipotesisnya sebagai berikut:

H0 : Harga pakan ayam tidak berpengaruh nyata secara parsial dan signifikan terhadap harga telur ayam ras.

H1 : Harga pakan ayam berpengaruh nyata secara parsial dan signifikan terhadap harga telur ayam ras.

Jika nilai probabilitas (sig) > α0,05 maka H0 diterima dan sebaliknya jika niali probabilitas (sig) < α0,05 maka H1 diterima. Dari tabel di atas diperoleh nilai sig yaitu sebesar 0,69. Hal ini menunjukkan bahwa nilai sig

> α0,05 maka H0 diterima yang berarti, harga pakan ayam tidak berpengaruh nyata secara parsial dan signifikan terhadap harga telur ayam ras. Hal ini tidak sesuai dengan hipotesis yang diajukan.

b. Hubungan antara harga ayam ras terhadap harga telur ayam ras Adapun hipotesisnya sebagai berikut:

H0 : Harga ayam ras tidak berpengaruh nyata secara parsial dan signifikan terhadap harga telur ayam ras.

H1 : Harga ayam ras berpengaruh nyata secara parsial dan signifikan terhadap harga telur ayam ras.

Jika nilai probabilitas (sig) > α0,05 maka H0 diterima dan sebaliknya jika niali probabilitas (sig) < α0,05 maka H1 diterima. Dari tabel diatas diperoleh nilai sig sebesar 0,81. Hal ini menunjukkan bahwa nilai sig > α0,05 maka H0 diterima yang berarti, harga ayam ras tidak berpengaruh nyata secara parsial dan signifikan terhadap harga telur ayam ras.

(59)

5.2.5 Pengaruh Tidak Langsung Harga Jagung Giling Terhadap Harga Telur

Ayam Ras Melalui Harga Ayam Ras

Analisis regresi pengaruh tidak langsung harga jagung giling terhadap harga telur ayam ras melalui harga ayam ras yang dilakukan dengan metode OLS (Ordinary

Least Squares) dengan bantuan perangkat lunak SPSS (Statistical Product and

Service Solutions) menghasilkan hasil uji sebagaimana diperlihatkan pada tabel

berikut.

Tabel Model Summary (R Square)

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .282a .079 .038 1209.89293

a. Predictors: (Constant), Harga Ayam, Harga Jagung

Dari tabel di atas diketahui bahwa, nilai koefisien determinasi (R-Square) adalah 0,079. Hal ini berarti bahwa hanya 7,9% variabel harga jagung giling dan harga ayam dapat menjelaskan pengaruhnya terhadap variabel harga telur ayam ras, sisanya 92,1% dipengaruhi oleh variabel lain yang belum masuk dalam model regresi.

Tabel Uji Serempak (Uji F)

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 5680282.935 2 2840141.467 1.940 .156a

Residual 6.587E7 45 1463840.911

Total 7.155E7 47

a. Predictors: (Constant), Harga Ayam, Harga Jagung b. Dependent Variable: Harga Telur

(60)

61

Hipotesisnya sebagai berikut:

H0 : Harga jagung giling dan harga ayam ras tidak berpengaruh nyata secara serempak dan signifikan terhadap harga telur ayam ras.

H1 : Harga jagung giling dan harga ayam ras berpengaruh nyata secara serempak dan signifikan terhadap harga telur ayam ras.

Nilai sig dari tabel analisis di atas yaitu 0,156. Hal ini berarti nilai sig > α0,05 maka, H0 diterima. Dimana harga jagung giling dan harga ayam ras tidak berpengaruh nyata secara serempak dan signifikan terhadap harga telur ayam ras. Hal ini tidak sesuai dengan hipotesis yang diajukan.

Tabel Uji Parsial (Uji-t)

a. Dependent Variable: Harga Telur

Dengan menggunakan uji parsial:

a. Hubungan antara harga jagung giling terhadap harga telur ayam ras Adapun hipotesisnya sebagai berikut:

H0 : Harga jagung giling tidak berpengaruh nyata secara parsial dan signifikan terhadap harga telur ayam ras.

H1 : Harga jagung giling berpengaruh nyata secara parsial dan signifikan terhadap harga telur ayam ras.

Jika nilai probabilitas (sig) > α0,05 maka H0 diterima dan sebaliknya jika niali probabilitas (sig) < α0,05 maka H1 diterima. Dari tabel di atas

(61)

diperoleh nilai sig yaitu sebesar 0,059. Hal ini menunjukkan bahwa nilai

sig > α0,05 maka H0 diterima yang berarti, harga jagung giling tidak

berpengaruh nyata secara parsial dan signifikan terhadap harga telur ayam ras. Hal ini tidak sesuai dengan hipotesis yang diajukan.

b. Hubungan antara harga ayam ras terhadap harga telur ayam ras Adapun hipotesisnya sebagai berikut:

H0 : Harga ayam ras tidak berepngaruh nyata secara parsial dan signifikan terhadap harga telur ayam ras.

H1 : Harga harga ayam ras berpengaruh nyata secara parsial dan signifikan terhadap harga telur ayam ras.

Jika nilai probabilitas (sig) > α0,05 maka H0 diterima dan sebaliknya jika niali probabilitas (sig) < α0,05 maka H1 diterima. Dari tabel diatas diperoleh nilai sig yaitu sebesar 0,62. Hal ini menunjukkan bahwa nilai sig >

α

0,05 maka H0 diterima yang berarti, harga ayam ras tidak berpengaruh nyata secara parsial terhadap harga telur ayam ras. Hal ini tidak sesuai dengan hipotesis yang diajukan.

5.2.6 Pengaruh Harga Jagung Giling (X1), Harga Pakan Ayam (X2) dan

Harga Ayam Ras (Y1) Terhadap Harga Telur Ayam Ras (Y2)

Analisis regresi harga jagung giling, harga pakan ayam dan harga ayam ras terhadap harga telur ayam ras yang dilakukan dengan metode OLS (Ordinary

Least Squares) dengan bantuan perangkat lunak SPSS (Statistical Product and

Service Solutions) menghasilkan hasil uji sebagaimana diperlihatkan pada tabel

(62)

63

Model 1 : Model Summary X1, X2, dan Y1 terhadap Y2

Model Summary

a. Predictors: (Constant), harga ayam ras, harga pakan ayam, harga jagung giling

Dari tabel di atas diketahui bahwa, nilai koefisien determinasi (R-Square) adalah 0,096. Hal ini berarti bahwa hanya 9,6% variabel harga jagung giling, harga pakan ayam dan harga ayam ras dapat menjelaskan pengaruhnya terhadap variabel harga telur ayam ras, sisanya 90,4% dipengaruhi oleh variabel lain yang belum Residual 6.471E7 44 1470651.602

Total 7.155E7 47

a. Predictors: (Constant), harga ayam ras, harga pakan ayam, harga jagung giling b. Dependent Variable: harga telur ayam ras

Apabila nilai probabilitas (sig) > α0,05 maka, H0 diterima dan H1 ditolak Apabila nilai probabilitas (sig) < α0,05 maka, H0 ditolak dan H1 diterima

H0 : Harga jagung giling, harga pakan ayam, dan harga ayam ras tidak berkontribusi secara simultan dan signifikan terhadap harga telur ayam ras. H1 : Harga jagung giling, harga pakan ayam, dan harga ayam ras berkontribusi

secara simultan dan signifikan terhadap harga telur ayam ras.

Dari tabel di atas diperoleh nilai probabilitas (sig) yaitu 0,215. Karena nilai sig >

α

0,05, H0 diterima. Maka keputusannya harga jagung giling, harga pakan ayam dan

(63)

harga ayam tidak berkontribusi secara simultan dan signifikan terhadap harga telur ayam ras.

Model 1 : Tabel Uji Parsial (Uji-t)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 174.011 2175.891 .080 .937

harga jagung giling .958 .459 .408 2.088 .043

harga pakan ayam -.326 .367 -.162 -.890 .378

harga ayam ras -.050 .096 -.082 -.517 .607

a. Dependent Variable: harga telur ayam ras

Apabila nilai probabilitas (sig) > α0,05 maka, H0 diterima dan H1 ditolak Apabila nilai probabilitas (sig) < α0,05 maka, H0 ditolak dan H1 diterima

H0 : Harga jagung giling, harga pakan ayam, dan harga ayam ras tidak berkontribusi secara signifikan terhadap harga telur ayam ras.

H1 : Harga jagung giling, harga pakan ayam, dan harga ayam ras berkontribusi secara signifikan terhadap harga telur ayam ras.

1. Harga jagung giling berkontribusi secara signifikan terhadap harga telur ayam ras.

Terlihat bahwa pada kolom sig diperoleh nilai sig sebesar 0,043. Kemudian nilai sig < α0,05 maka, H1 diterima. Artinya koefisien analisis jalur adalah signifikan. Jadi, harga jagung giling berkontribusi secara signifikan terhadap harga telur ayam ras.

(64)

65

Dari tabel diatas diperoleh nilai sig yaitu sebesar 0,378. Hal ini menunjukkan bahwa nilai sig > α0,05 maka H0 diterima yang berarti, koefisien analisis jalur adalah tidak signifikan. Jadi, harga pakan ayam tidak berkontribusi secara signifikan terhadap harga telur ayam ras.

3. Harga ayam ras berkontribusi secara signifikan terhadap harga telur ayam ras.

Terlihat pada kolom sig diperoleh nilai sig sebesar 0,607. Kemudian nilai

sig > α0,05 maka, H0 diterima. Artinya koefisien analisis jalur tidak signifikan. Jadi, harga ayam ras tidak berkontribusi secara signifikan terhadap harga telur ayam ras.

Berdasarkan hasil analisis jalur substruktur 2 (X1, X2, Y1 dan Y2) yang terlihat pada koefisien 1 masing-masing diperoleh nilai:

1. Ρy2X1 = Beta = 0,408 [t = 2,088 dan sig = 0,043]

2. Ρy2X2 = Beta = -0,162 [t = -0,890 dan sig = 0,378] 3. Ρy2y1 = Beta = -0,082 [t = -0,517 dan sig = 0,607]

Hasil analisis membuktikan bahwa ada koefisien jalur yang tidak signifikan yaitu variabel harga pakan ayam (X2) dan harga ayam ras (Y1) maka, model 1 perlu diperbaiki melalui metode trimming, yaitu mengeluarkan variabel harga pakan ayam (X2) dan harga ayam ras (Y1) yang dianggap hasil dari koefisien jalur tidak signifikan dari analisisnya. Kemudian diulang atau diuji lagi yang mana variabel eksogen harga pakan ayam (X2) dan endogen harga ayam ras (Y1) tidak diikut sertakan. Hasil perhitungan sebagai berikut:

(65)

Mode 2 : Tabel Model Summary

a. Predictors: (Constant), harga jagung giling

Model 2 : Tabel Uji Serempak (Uji F)

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 5316867.361 1 5316867.361 3.692 .061a Residual 6.624E7 46 1439918.621

Total 7.155E7 47

a. Predictors: (Constant), harga jagung giling

b. Dependent Variable: harga telur ayam ras

Model 2 : Tabel Uji Parsial (Uji-t)

Coefficientsa

a. Dependent Variable: harga telur ayam ras

Berdasarkan hasil analisis substruktur 2 model 2 masing-masing diperoleh nilai: 1. Ρy2x1 = Beta = 0,273 [t = 1,922 dan sig = 0,061]

Besar koefisien residu untuk ρy€2 = = 0,9622. Dengan demikian didapat diagram jalur substruktur 2 mengalami perubahan, yaitu menjadi

€2= 0,9622

ρy2x1 = 0,273

Gambar. 11

X1

(66)

67

Berdasarkan hasil dari koefisien jalur pada substruktur 1 dan substruktur 2, maka dapat digambarkan secara keseluruhan

€1=0,9044 €2=0,9622

ρy1x1=0,069 ρy2x1= 0,273

Gambar. 12

Dari hasil regresi diperoleh koefisien jalur, pengaruh langsung dan tidak langsung antar variabel seperti diperlihatkan pada tabel 17.

Tabel 17.Koefisien Jalur, Pengaruh Langsung, Tidak Langsung, Pengaruh Total Dan Pengaruh Bersama Harga Jagung Giling (X1), Harga

Berdasarkan tabel dan hasil perhitungan secara keseluruhan di atas, maka dapat dimaknai dan dibahas sehingga memberikan informasi secara objektif sebagai berikut:

1. Besarnya kontribusi harga jagung giling (X1) yang secara langsung mempengaruhi harga telur ayam ras (Y2) adalah 0,4432 x 100% = 19,62%. X1

Y1 Y2

X2

Gambar

Tabel 9. Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, dan Kepadatan Penduduk     Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2013
Tabel 10. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin, Rasio Jenis Kelamin        Menurut Kabupaten/Kota (jiwa) Tahun 2013
Gambar 4 Grafik Harga Jagung Giling di Sumatera Utara
Tabel 12. Harga Pakan Ayam di Sumatera Utara Bulan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Menyadari akan berbagai kekurangan yang ada penulis, maka untuk meningkatkan profesionalisme yang penulis rasakan masih kurang, selama tahun 2013 / 2014 ini

Observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan pada setiap pertemuan di siklus I, yaitu pertemuan 1, dan 2. Observasi untuk mengamati guru dan siswa. Hasil observasi

Direktur/Direktris perusahaan yang diundang selaku peserta lelang dapat diwakilkan dan apabila tidak menghadiri undangan tanpa alasan yang jelas sampai pada batas waktu yang telah

dengan pelayanan dan makanan di restoran, pelanggan tidak akan segan memberi bonus yang besar kepada tidak akan segan memberi bonus yang besar kepada pelayan.. Sebaliknya jika

perawanan, selanjutnya membandingkan hasil yang didapat dengan data hasil prediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) untuk mendapatkan model terbaik

Berdasarkan penelitian yang dilakukan serta mengacu kepada landasan teoritis yang ada maka penulis menarik kesimpulan bahwa pencatatan penjualan konsinyasi yang dilakukan Apotek

Jika Pendapatan differensial (tambahan pendapatan dengan diterimanya pesanan khusus) tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan biaya differensial (tambahan biaya karena menerima

[r]