• Tidak ada hasil yang ditemukan

Potensi Pulau Berhala Sebagai Kawasan Wisata Baru Di Kabupaten Serdang Bedagai

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Potensi Pulau Berhala Sebagai Kawasan Wisata Baru Di Kabupaten Serdang Bedagai"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

POTENSI PULAU BERHALA SEBAGAI KAWASAN WISATA BARU DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

TUGAS AKHIR OLEH :

DEWI SETYO NINGTYAS 092204054

PROGRAM STUDI D-III PARIWISATA

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL KERTAS KARYA : POTENSI PULAU BERHALA SEBAGAI KAWASAN

WISATA BARU DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

OLEH : DEWI SETYO NINGTYAS

NIM : 092204054

FAKULTAS ILMU BUDAYA

SUMATERA UTARA Dekan,

Dr. Syahron Lubis, M.A NIP. 19511013 197603 1 001

PROGRAM STUDI PARIWISATA Ketua,

(3)

LEMBAR PERSETUJUAN

POTENSI PULAU BERHALA SEBAGAI KAWASAN

WISATA BARU DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

OLEH :

DEWI SETYO NINGTYAS

092204054

DOSEN PEMBIMBING DOSEN PEMBACA

(4)

ABSTRAK

Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki potensi alam keanekaragaman flora dan fauna, peninggalan purbakala, peninggalan sejarah, serta seni dan budaya yang semuanya itu merupakan sumber daya yang besar bagi usaha pengembangan dan peningkatan kepariwisataan. Sektor pariwisata diharapkan dapat menjadi sumber pendapatan nasional. Sumatera Utara merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki banyak objek wisata yang menarik, baik yang sudah dikenal secara nasional seperti Danau Toba, Parapat, Bukit Lawang, Pantai Cermin, Istana Maimun maupun objek wisata lainnya.

Salah satu objek wisata yang kurang dikenal oleh masyarakat luas namun memiliki potensi yang menarik untuk dikunjungi adalah Pulau Berhala yang terletak di desa Tanjung Beringin, Kec.Tanjung Beringin, Kab.Serdang Bedagai. Pulau ini bisa dicapai sekitar 2,5 jam melalui route Medan – Tanjung Beringin. Secara geografis Pulau Berhala terletak pada koordinat 03º 46’ 38’’ LU dan 99º 30’ 03’’ BT disebelah Barat.

(5)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan alhamdulilahi rabbil a’lamin, puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa bagaimana telah diberikan kemudahan dan kelancaran untuk dapat menyelesaikan tugas akhir dengan sebaik mungkin. Tidak lupa pula shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW, manusia tanpa dosa yang mengenalkan penulis dengan Tuhannya. Selama pengerjaan penelitian ilmiah ini begitu banyak halangan dan rintangan saya hadapi. Yang terkadang begitu menguras tenaga serta emosi. Yang seakan ingin memaksa penulis untuk menyerah di tengah jalan. Namun sesungguhnya Allah SWT tidaklah memberi cobaan kepada seorang hamba-Nya, melebihi kemampuan hamba yang bersangkutan. Di balik kesulitan pasti ada kemudahan bagi insan yang mau mengambil pelajaran. Hal itu terbukti dari banyaknya pihak yang sudi membantu penyelesaian karya ilmiah ini.

Mereka adalah orang-orang yang tidak mungkin saya lupakan jasa-jasanya. Karena dorongan moril maupun bantuan materil yang telah mereka berikan, memiliki andil sangat besar bagi kesuksesan penelitian ilmiah ini. Begitu banyak pihak yang telah terlibat ataupun dilibatkan dalam penelitian ilmiah ini. Namun karena keterbatasan tempat dan waktu, hanya sebagian kecil diantara mereka yang bisa penulis cantumkan namanya. Berikut sebait ucapan terima kasih tiada terhingga dan lantunan doa. “ Semoga kiranya Allah SWT membalas kebaikan mereka semua yang namanya tersebut di bawah ini dengan balasan yang lebih baik. ”

1. Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A. selaku Dekan FIB USU.

2. Ibu Arwina Sufika, S.E., M.si. selaku Ketua Departemen Pariwisata USU.

(6)

4. Bapak Drs. Haris Sutan Lubis, M.SP yang telah memberikan arahan dan bimbingan kepada saya dengan sabar membimbing, memotivasi dan selalu menyediakan waktu luang untuk berdiskusi mendengar keluh kesah peneliti.

5. Bapak Drs. Marzaini Manday, MSPD selaku dosen pembaca karya ilmiah saya yang telah membantu mengkoreksi hasil tugas akhir peneliti dengan sebaik mungkin.

6. Para Dosen Pariwisata FIB USU yang selalu memberikan pengetahuan serta tauladan dan patut ditiru oleh peneliti untuk terus belajar dan meraih cita-cita.

7. Kak Tridayana, dan Kak July, untuk semua bantuannya dengan ikhlas yang diberikan kepada peneliti.

8. Kak Rivah Handayani, Bapak Luluk Nasution, dan Bang Syahrial Marpaung, yang telah membina saya selama observasi, dan tak lupa juga kepada Bapak Bupati Serdang Bedagai H.T. Erry Nuradi yang telah berkenan mengizinkan saya untuk observasi di Pulau Berhala.

9. Kepada kedua orangtua saya Ayahanda Loso Sulistyanto dan Ibundha saya Neneng Kurnia Rosih yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materil.

10.Kepada Saudara-saudara penulis, abang, kakak dan adik saya yakni; Joko Setyo Budi, Asih Sulistya Ningrum, Novan Adi Nugroho dan Wahyu Prakoso yang telah mendukung penulis dalam penyelesaian kertas karya tepat waktu.

11.Kepada kerabat saya Bapak Nasrin Siambaton, Ibu Rosmawarni Simatupang yang telah memberikan kritik dan saran terhadap penulis dalam memberikan dukungan.

(7)

Ridho Kurniawan, Jupri, kalianlah teman seperjuangan penulis, suka dan duka kita hadapi bersama selama perkuliahan.

Penulis menghaturkan permintaan maaf yang sebesar-besarnya kepada mereka yang telah membantu namun namanya tidak tercantum dalam lembaran di atas. Juga kepada pihak-pihak yang sengaja atau tidak pernah tersakiti oleh penulis. Baik itu sebelum, selama maupun sesudah penelitian ini terselenggara. Dan sebagai sebuah karya manusia biasa, pastilah karya ilmiah yang penulis hasilkan memiliki banyak kekurangan. Baik itu ditinjau dari segi isi, tekhnik penulisan, metodelogi dan hasil penelitian. Oleh karena itu, sebersit harap timbul di hati penulis, kelak kiranya ada orang atupun pihak-pihak yang berkenan menyempurnakan penelitian ini.

Medan, Oktober 2012 Penulis,

Dewi Setyo Ningtyas

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK …….……….………….. i

KATA PENGANTAR ……….………...………..……….……….. ii

DAFTAR ISI ……….………... v

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Alasan Pemilihan Judul ……….….. 1

1.2 Tujuan Penulisan ……….……… 3

1.3 Ruang Lingkup Permasalahan ………...……….………… 4

1.4 Metode Penulisan ………..……..………… 4

1.5 Sistematika Penulisan ………..…..… 5

BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Latar Belakang, Konsep – Konsep, Dan Defenisi Wisata Bahari ……….... 9

2.1.1 Latar Belakang Wisata Bahari ……….……….... 9

2.1.2 Konsep – Konsep Wisata Bahari ……….……….…….. 12

2.1.3 Defenisi Wisata Bahari ……….……….… 14

2.2 Pengertian Sarana Dan Prasarana Pariwisata ……….…………... 16

2.3 Sapta Pesona ……….………..….. 17

2.4 Industri Pariwisata Budaya …………...……….…………..… 18

2.4.1 Pengertian Objek Dan Daya Tarik Wisata ………... 21

2.4.2 Pengertian Produk Wisata ……….………..… 24

(9)

BAB III GAMBARAN UMUM KAWASAN WISATA BARU DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

3.1 Kondisi Umum Kabupaten Serdang Bedagai ………..………. 27

3.2 Kependudukan Dan Ketenaga Kerjaan ………..………... 29

3.3 Kondisi Perekonomian Dan Mata Pencaharian Masyarakat ……… 31

3.4 Kondisi Dan Potensi Wilayah ………..………..………... 32

BAB IV POTENSI PULAU BERHALA SEBAGAI KAWASAN BARU DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI 4.1 Sejarah Pulau Berhala ………..……….… 35

4.2 Potensi Objek Dan Atraksi Wisata ………..……. 49

4.2.1 Potensi Objek Wisata Di Pulau Berhala ………. 49

4.2.2 Atraksi Objek Wisata Di Pulau Berhala ………. 50

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dan Saran ……….. 52 DAFTAR PUSTAKA

(10)

ABSTRAK

Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki potensi alam keanekaragaman flora dan fauna, peninggalan purbakala, peninggalan sejarah, serta seni dan budaya yang semuanya itu merupakan sumber daya yang besar bagi usaha pengembangan dan peningkatan kepariwisataan. Sektor pariwisata diharapkan dapat menjadi sumber pendapatan nasional. Sumatera Utara merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki banyak objek wisata yang menarik, baik yang sudah dikenal secara nasional seperti Danau Toba, Parapat, Bukit Lawang, Pantai Cermin, Istana Maimun maupun objek wisata lainnya.

Salah satu objek wisata yang kurang dikenal oleh masyarakat luas namun memiliki potensi yang menarik untuk dikunjungi adalah Pulau Berhala yang terletak di desa Tanjung Beringin, Kec.Tanjung Beringin, Kab.Serdang Bedagai. Pulau ini bisa dicapai sekitar 2,5 jam melalui route Medan – Tanjung Beringin. Secara geografis Pulau Berhala terletak pada koordinat 03º 46’ 38’’ LU dan 99º 30’ 03’’ BT disebelah Barat.

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Alasan Pemilihan Judul

Dunia pariwisata saat ini membawa pengaruh positif bagi masyarakat yaitu meningkatnya taraf perekonomian masyarakat. Namun pengembangan sektor pariwisata juga membawa pengaruh lain, yaitu terancamnya lingkungan hidup dan kebudayaan masyarakat. Pada hal kemajuan sektor pariwisata sedikit banyak ditentukan oleh kualitas kebudayaan masyarakat.

Karena lingkungan budaya ini yang menjadi daya tarik terbesar dunia pariwisata. Jika hal tersebut tidak segara diatasi, lama-kelamaan dua sektor tersebut akan sama–sama mengalami kemerosotan karena lingkungan budaya tidak menarik lagi. Sektor kebudayaan akan mengalami kemerosotan karena masyarakat terpengaruh oleh budaya lain atau budaya barat. Solusinya adalah mengembangkan pariwisata yang berwawasan dan untuk menciptakan pengembangan pariwisata yang berwawasan lingkungan ada lima hal yang dapat ditempuh.

Pertama : pembangunan fisik memperhatikan

kekhasan kebudayaannya.

Kedua : menghidupkan wisata tradisional.

Ketiga : memberikan pendidikan budaya generasi muda.

Keempat : penghargaan terhadap warisan nenek moyang.

(12)

Jika pengembangan pariwisata berwawasan lingkungan budaya berhasil diciptakan tercapailah simbiosis mutualisma antara sektor pariwisata dan sektor lingkungan budaya. Oleh karena itu marilah kita lestarikan dan tingkatkan budaya kepariwisataan di daerah kita. Pembangunan nasional dilaksanakan secara merata diseluruh tanah air dan tidak hanya untuk suatu golongan atau sebagian masyarakat, serta harus benar-benar dapat dirasakan oleh seluruh rakyat sebagai bagian untuk memperbaiki tingkat hidup yang berkeadilan sosial yang menjadi tujuan dan cita-cita kemerdekaan bangsa Indonesia.

Kegiatan pembangunan juga dilaksanakan diberbagai sektor termasuk diantaranya sektor pariwisata ditingkat daerah yang memperhatikan potensi dan prioritas tiap-tiap daerah. Keinginan untuk meningkatkan pengembangan pariwisata di Indonesia pada dasarnya disebabkan oleh faktor-faktor seperti berkurangnya peranan migas sebagai penghasil devisa, karena itu pariwisata industri jasa merupakan salah satu yang potensinya menjanjikan harapan terciptanya kesejahteraan masyarakat pada masa mendatang.

(13)

Matarantai kegiatan yang terkait dengan industri pariwisata akan mampu menghasilkan devisa dan dapat juga digunakan sebagai sarana untuk menyerap tenaga kerja sehingga dapat mengurangi angka pengangguran dan meningkatkan angka kesempatan kerja di Indonesia. Selain itu industri pariwisata akan mampu meningkatkan pendapatan nasional Indonesia. Dalam mengelolah industri pariwisata dapat digunakan berbagai wahana diantaranya teknologi informasi dan telekomunikasi. Menurut teknologi informasi dan telekomunikasi adalah alat yang strategi untuk menambah keindahan dan manfaat ekonomi, sosial, kebudayaan, dan lingkungan dari suatu daerah tujuan wisata.

Dengan demikian pengelolaan industri pariwisata tidak hanya sekedar memelihara dan mempromosikan daerah tujuan wisata, dan mengundang wisatawan nusantara (wisnu) dan wisatawan mancanegara (wisman) untuk mengunjungi daerah tujuan wisata, tetapi juga harus mengemas segala upaya untuk meningkatkan jumlah wisatawan yang mengunjungi Indonesia sebagai daerah tujuan wisata dengan ramuan informasi dan teknologi agar diperoleh hasil optimal dan akhirnya wisatawan akan memperoleh kepuasan.

1.2 Tujuan Penulisan

Ada beberapa tujuan penulisan kertas karya ini yang dapat dikemukakan oleh penulis adalah sebagai berikut :

a. Untuk melengkapi salah satu syarat menyelesaikan Pendidikan Program Diploma III Bidang Keahlian Usaha Wisata yang diwajibkan oleh Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

(14)

c. Sebagai bahan kajian dan masukan untuk masyarakat setempat serta pihak–pihak yang berkepentingan dalam sektor pariwisata dan proses pengembangan daerah tujuan wisata.

1.3 Ruang Lingkup Permasalahan

Adapun pembatasan masalah adalah untuk membatasi penelitian maksud dan tujuan dalam penulisan mengingat luasnya ruang lingkup kepariwisataan oleh sebab itu penulis membuat rumusan masalah dari judul ini sebagai berikut :

1. Agar suatu objek wisata yang belum terkenal dimasyarakat luas menjadi terkenal, bagaimana solusinya untuk menyikapi masalah ini ?

2. Potensi yang dimiliki oleh Pulau Berhala untuk dapat menjadi salah satu objek wisata yang menarik untuk dikunjungi ?

3. Upaya yang harus dilakukan untuk mengembangkan Pulau Berhala sehingga dapat dikenal secara luas ?

1.4 Metode Penulisan

Dalam penulisan Kertas Karya ini, penulis mengumpulkan data dengan cara :

a. Penelitian pustaka (Library Research) penulis mencari dan mengumpulkan data dari bahan – bahan pustaka seperti buku, diktat, berhubungan dengan judul.

b. Penelitian lapangan, penulis melaksakan penelitian langsung ke objek dan wawancara dengan pihak–pihak yang dianggap tahu tentang objek penulisan.

1.5 Sistematika Penulisan

(15)

BAB I : PENDAHULUAN

Pada Bab ini merupakan pendahuluan yang meliputi pembahasan mengenai Alasan Pemilihan Judul, Tujuan Penulisan Ruang Lingkup Permasalahan, Metode Penulisan, dan Sistematika Penulisan.

BAB II : LATAR BELAKANG KONSEP DAN DEFENISI WISATA BAHARI

Bab ini menjelaskan tentang asal mula dinamakan Pulau Berhala, defenisi wisata bahari, panorama yang menjual, menjaga kelestarian alam, memperkenalkan Pulau Berhala lebih luas, meningkatkan Sumber Daya Alam (SDA) dan Sumber Daya Manusia (SDM), meningkatkan daya tarik objek wisata tersebut. Agar tidak vacum, memberikan dampak keuntungan ekonomi secara langsung bagi konservasi, adanya penghargaan terhadap objek tersebut.

BAB III : GAMBARAN UMUM KAWASAN PULAU BERHALA

Keberadaan pariwisata dalam suatu daerah bisa dikatakan merupakan suatu gejala yang kompleks didalam masyarakat. Disini terdapat suatu keterkaitan antara daerah objek wisata yang memiliki daya tarik masyarakat/penduduk setempat dan wisatawan itu sendiri.

BAB IV : POTENSI PULAU BERHALA

(16)

BAB V : PENUTUP

KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR PUSTAKA

(17)

BAB II

URAIAN TEORITIS

Peranan pariwisata dalam pembangunan ekonomi diberbagai negara tidak diragukan lagi. Banyak negara mengembangkan potensi pariwisata dengan serius karena pariwisata bisa mendatangkan devisa bagi negara, pengurangan angka pengangguran serta pengentasan kemiskinan. Umumnya pariwisata dianggap dan diperlakukan hanya sebagai sebuah “industri”, padahal sebagaimana dikemukakan oleh Smith dan Eadington dalam buku pengantar pariwista I Gde Pitana dan I Ketut Surya Diarta (2009) pariwisata sangat layak untuk dipandang sebagai objek kajian dan dikembangkan sebagai ilmu, karena mempunyai sejarah, pustaka, dan prinsip–prinsip yang terstruktur serta berbagai aspek keilmuan lainnya.

 Oka A. Yoeti memberikan defenisi pariwisata sebagai berikut :

• Pariwisata adalah perjalanan yang dilakukan sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ketempat lain, dengan maksud bukan untuk berusaha (business) atau mencari nafkah ditempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan tersebut guna bertamasya dan rekreasi.

• Defenisi pariwisata yang dikemukakan oleh para pakar pariwisata tidak dapat persis sama karena pariwisata bersifat fleksibel apa yang dilihat dan dirasakan itu yang tertuang dalam pemaknaan pariwisata.

(18)

serta penyediaan tempat tinggal sementara dengan maksud tidak tinggal menetap dan tidak memperoleh penghasilan dari aktifitas yang bersifat sementara itu.

Menurut para ahli pariwisata mengemukakan defenisi kepariwisataan sesuai dengan beberapa batasan tentang pariwisata antara lain :

 Dr. Hubert Gulden (dalam Yoeti, 1983:108)

• Kepariwisataan adalah suatu seni dari lalu lintas orang, dalam mana manusia - manusia berdiam di suatu tempat asing untuk maksud tertentu, tetapi dengan kediamannya itu tidak boleh dimaksudkan akan tinggal menetap untuk melakukan pekerjaan selama - lamanya atau meskipun sementara waktu.

 Dr. R. Gluckmann (dalam Yoeti, 1982:115)

• Kepariwisataan diartikan sebagai keseluruhan hubungan antara manusia yang hanya berada sementara waktu dalam suatu tempat kediaman dan berhubungan dengan manusia-manusia yang tinggal di tempat itu.

 Ketetapan MPRS No. I-II Tahun 1960

• Kepariwisataan dalam dunia modern pada hakekatnya adalah suatu cara untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam member liburan rohani dan jasmani setelah beberapa waktu bekerja serta mempunyai modal untuk melihat–lihat daerah lain (pariwisata dalam negeri) atau negara–negara lain (pariwisata luar negeri).

Dalam pengertian kepariwisataan yang telah dikemukakan diatas terdapat beberapa faktor penting yang ada dalam batasan suatu defenisi pariwisata antara lain :

(19)

b) Perjalanan itu dilakukan dari suatu tempat ketempat lainnya.

c) Perjalanan yang dilakukan walaupun apa bentuknya harus selalu dikaitkan dengan bertamasya atau rekreasi.

d) Orang yang melakukan perjalanan itu tidak bermaksud untuk mencari nafkah di tempat yang dikunjungi tetapi semata - mata sebagai konsumen di tempat tersebut.

2.1 Latar Belakang, Konsep Dan Defenisi Wisata Bahari

2.1.1 Latar Belakang Wisata Bahari

Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari lebih 17.000 pulau dan memiliki panjang garis pantai 81.000 km yang merupakan terpanjang kedua di dunia setelah Kanada 81.000 km. Sepanjang garis pantai tersebut terdapat wilayah pesisir yang relatif sempit namun mempunyai sumber daya pesisir yang kaya dan sangat rentan mengalami kerusakan jika pemanfaatannya kurang memperhatikan kaidah-kaidah pengelolaan yang lestari.

Wilayah pesisir sebagai kawasan peralihan yang menghubungkan ekosistem darat dan ekosistem laut terletak antara batas sepandan dan ke arah darat sejauh pasang tertinggi dan ke arah laut sejauh 12 mil laut dari garis surut terendah sangat rentan terhadap kerusakan dan perubahan yang diakibatkan oleh berbagai aktivitas manusia di darat maupun dilaut. Wilayah pesisir sebagai salah satu kekayaan dari sumber daya alam yang sangat penting bagi rakyat dan pembangunan nasional tersebut haruslah dikelola secara terpadu dan berkelanjutan serta optimal.

(20)

berkaitan dengan kelautan, baik diatas permukaan laut maupun kegiatan yang dilakukan dibawah permukaan laut. Rencana pengembangan kawasan bahari harus dikaitkan dengan berbagai kepentingan yang mendasar, yaitu pemberdayaan masyarakat pesisir.

Masyarakat pesisir adalah masyarakat yang memiliki banyak pengetahuan tentang kondisi objektif wilayahnya, oleh karena itu dalam pengembangan kawasan wisata bahari, senantiasa hendaknya dimulai pendekatan terhadap masyarakat setempat sebagai suatu model pendekatan perencanaan partisipatif yang menempatkan masyarakat pesisir memungkinkan saling berbagi, meningkatkan dan menganalisa pengetahuan mereka tentang bahari dan kehidupan pesisir, membuat rencana dan bertindak.

Pembangunan yang berpusat pada masyarakat lebih menekankan pada pemberdayaan ( empowerment ), yang memandang potensi masyarakat sebagai sumber daya utama dalam pembangunan dan memandang kebersamaan sebagai tujuan yang akan dicapai dalam proses pembangunan. Masyarakat pesisir adalah termasuk masyarakat hukum adat yang hidup secara tradisional didalam kawasan pesisir maupun diluar kawasan pasisir.

Oleh karena itu dalam rangka pengelolaan kawasan wisata bahari maka prinsip dasar yang harus dikembangkan adalah:

1. Prinsip co-ownership yaitu bahwa kawasan wisata bahari adalah milik bersama untuk itu ada hak-hak masyarakat didalamnya yang harus diakui namun juga perlindungan yang harus dilakukan bersama.

(21)

yang terdiri dari pemerintah, masyarakat dan organisasi non pemerintah (ORNOP) yang harus bekerja sama.

3. Prinsip co-responsibility yaitu bahwa keberadaan kawasan wisata bahari menjadi tanggung jawab bersama karena pengelolaan kawasan wisata bahari merupakan tujuan bersama.

Ketiga prinsip tersebut dilaksanakan secara terpadu, sehingga fungsi kelestarian pesisir tercapai dengan melibatkan secara aktif peran serta masyarakat sekitar pesisir. Oleh karena itu agar masyarakat mampu berpartisipasi, maka perlu keberdayaan baik ekonomi, sosial dan pendidikan, untuk itu dibutuhkan peran pemerintah dalam memberdayakan masyarakat sekitar pesisir agar meningkatkan kesejahteraannya melalui 6 prinsip pemberdayaan yaitu :

1. Modal masyarakat (social capital) merupakan kerjasama dan nilai-nilai yang disepakati.

2. Infrastruktur dan pengembangan lembaga–lembaga kemasyarakatan informal yang berorientasi kepada kemajuan.

3. Orientasi kepemilikan (asset orientation) yaitu pengembangan yang bertumpu pada penggalian kemampuan masyarakat sebagai model pengembangan.

4. Kerjasama (collaboration) yaitu mengembangkan pola kerjasama yang tumbuh dari dalam. 5. Visi dan tindakan strategis yaitu membangun visi, misi dan tindakan.

6. Seni demokrasi, yaitu mengembangkan peran dan partisipatif yang tumbuh dari dalam.

2.1.2 Konsep–Konsep Wisata Bahari

(22)

sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari mereka dalam berperan serta baik dalam konservasi lingkungan, pemanfaatan lingkungan dan pengelolaan lingkungan.

Pemanfaatan secara optimal terhadap potensi kelautan, tidak berarti melupakan faktor yang sangat penting bagi nilai pengembangan kawasan wisata bahari yang berkelanjutan, yaitu upaya perbaikan terhadap kawasan yang rusak dan potensinya telah berkurang. Pengembangan kawasan wisata bahari adalah satu bentuk pengelolaan kawasan wisata yang berupaya untuk memberikan manfaat terutama bagi upaya perlindungan dan pelestarian serta pemanfaatan potensi dan jasa lingkungan sumber daya kelautan. Dilain pihak masyarakat dapat merasakan manfaatnya secara langsung pada usaha pariwisata melalui terbukanya kesempatan kerja dan usaha yang pada gilirannya akan mampu meningkatkan pendapatan masyarakat dan pemerintah.

• Pendekatan pengembangan wisata bahari terdiri dari 5 unsur :

1. Pengembangan kawasan wisata bahari lebih diarahkan dan dipergunakan menuju upaya pengembangan kawasan wisata ramah lingkungan. Pengembangan kawasan wisata bahari harus menghindari pencemaran dan perusakan lingkungan hidup dan pemborosan sumber daya alam bahari.

2. Pengembangan kawasan wisata bahari perlu mengetengahkan factor kewaspadaan terhadap dampak lingkungan menjadi sangat penting, terutama dari kunjungan wisatawan yang tidak terkendali guna memelihara keberlanjutan kualitas lingkungan hidup/sumber daya alam wisata tropika khususnya dan menjamin pembangunan (ekonomi) berkelanjutan.

(23)

4. Pengembangan kawasan wisata bahari memiliki keterkaitan luas dengan peran masyarakat pesisir, oleh karena itu dalam pengembangan kawasan wisata bahari dibutuhkan penentuan zonasi yang tepat dari setiap wilayah diperlukan untuk tidak menjadi benturan kepentingan antara zona pertumbuhan pemukiman dengan zonasi kawasan wisata bahari yang dikelola dan dimanfaatkan bagi kegiatan rekreasi.

5. Pengembangan prasarana yang dapat mendorong pertumbuhan antar wilayah melalui sistem prioritas pengembangan kawasan wisata bahari berdasarkan tipe, potensi dan karakter alam yang dimiliki oleh masing-masing kawasan.

2.1.3 Defenisi Wisata Bahari

Upaya pemanfaatan optimal potensi wisata bahari yang sekaligus menyelamatkan lingkungan biofrafisik dan lingkungan sosial ekonomi dan budaya serta melestarikan sumber daya alam bahari. Menciptakan insentif secara efektif bagi pengelolaan kawasan wisata bahari tanpa mengabaikan nilai– nilai utama konservasi melalui pemanfaatan sumber daya berkelanjutan. Seperti pengembangan ekowisata yang memperhatikan kepekaan lingkungan.

Melindungi dan mendorong pemanfaatan sumber daya alam hayati yang sesuai dengan praktek-praktek budaya, tradisional, masyarakat pesisir yang cocok dengan persyaratan konservasi atau pemanfaatan secara berkelanjutan. Mendorong pertumbuhan kepekaan masyarakat pesisir akan makna dan arti penting kawasan wisata bahari sebagai bagian peningkatan sosial, ekonomi masyarakat yang dihasilkan dari pertumbuhan dan perkembangan kedatangan wisatawan dan usaha pariwisata.

(24)

peruntukan lahan, daya dukung lahan dan kepemilikan lahan, tata cara pengelolaan kawasan wisata bahari yang berdasarkan kepada managemen pengelolaan yang tepat serta terwujudnya brand image kepariwisataan disetiap daerah.

• Tujuan dan Manfaat Wisata Bahari :

a. Mengembangkan dan meningkatkan upaya memanfaatkan lingkungan alam pada umumnya dan lingkungan bahari pada khususnya sebagai sumber daya sosial dan ekonomi yang pengelolaannya tetap harus berwawasan lingkungan dan pembangunan berkelanjutan.

b. Memberikan gambaran mengenai pengelolaan wisata bahari secara tepat dan profesional, sehingga akan mampu mengembangkan adanya tuntutan konservasi dan menjaga kelestarian alam dengan mengikut sertakan peran serta masyarakat setempat guna membantu kesejahteraan masyarakat.

c. Mengkoordinasikan peran pihak–pihak yang berminat mengembangkan kawasan wisata bahari, dilingkungan wilayah setempat yang menjadikan wilayah tersebut sebagai salah satu daerah tujuan wisata bahari dengan melalui pola pengelolaan dalam bentuk corporate management.

2.2 Pengertian Sarana dan Prasarana Pariwisata

• Komponen-komponen yang termasuk ke dalam sarana dan prasarana yaitu: 1. Produk yang nyata (Tangible Product) terdiri dari :

(25)

Sarana produk kepariwisataa yaitu semua bentuk perusahaan yang dapat memberikan pelayanan kepada wisatawan. Misalnya :

a. Di bidang usaha jasa pariwisata, seperti : biro perjalanan wisata, agen perjalanan wisata, pramuwisata, konvensi, perjalanan insentif dan pameran, konsultan pariwisata, informasi pariwisata.

b. Di bidang usaha sarana pariwisata, yang terdiri dari : akomodasi, rumah makan, bar, angkutan wisata dan sebagainya.

2. Produk yang tidak nyata (Intangible Product)

Pelayanan yang dimaksud dalam hal ini adalah sumber daya manusia yang bergelut dalam industri pariwisata dan pengetahuan teknik tentang pelayanan terhadap wisatawan. Dan sapta pesona yang terdiri dari 7 K (keamanan, ketertiban, kebersihan, keindahan, kesejukan, keramah tamahan, kenangan) yang semuanya dilaksanakan secara total.

2.3 Sapta Pesona Wisata

Sapta pesona adalah unsur yang penting dalam mengembangkan suatu objek wisata. Citra dan mutu pariwisata disuatu daerah atau objek wisata pada dasarnya ditentukan oleh keberhasilan dalam perwujudan sapta pesona daerah tersebut. Sapta pesona merupakan tujuh kondisi yang harus diwujudkan dan dibudayakan dalam kehidupan masyarakat sehari-hari sebagai salah satu upaya untuk memperbesar daya tarik dan daya saing pariwisata Indonesia.

(26)

1. Keamanan adalah suatu kondisi dimana wisatawan dapat merasa aman, yang artinya keselamatan jiwa dan fisik.

2. Ketertiban adalah kondisi yang mencerminkan suasana yang teratur, rapi dan lancar serta menunjukkan disiplin yang tinggi dalam semua segi kehidupan masyarakat.

3. Kebersihan adalah keadaan/kondisi lingkungan yang menampilkan suasana bebas dari kotoran, sampah, limbah, penyakit dan pencemaran.

4. Kesejukan adalah suasana yang memberikan kesejukan, nyaman, tenteram, rapi, dengan adanya penghijauan.

5. Keindahan adalah keadaan atau suasana yang menampilkan lingkungan yang menarik dan sedap dipandang mata.

6. Keramah tamahan adalah suatu sikap dan perilaku seseorang yang menunjukkan keakraban, sopan, suka membantu, suka tersenyum dan menarik hati.

7. Kenangan adalah kesan yang melekat dengan kuat pada ingatan dan perasaan seseorang yang disebabkan oleh pengalaman yang diperolehnya.

Untuk mewujudkan sapta pesona tersebut maka perlu dilakukan kebijakan yakni dengan memberikan pengertian kepada semua lapisan masyarakat dan dunia usaha, bahwa sapta pesona merupakan hal yang sangat penting dalam mengembangkan suatu objek wisata.

2.4 Industri Pariwisata Budaya

(27)

menghasilkan barang dan jasa (Goods and Service) yang dibutuhkan wisatawan pada khususnya dan travel pada umumnya.

Menurut pandangan para ahli industri pariwisata adalah :

1. Menurut Prof. W.Hunzieker dari Bern University (dalam Yoeti, 1985:105)

Industri Pariwisata adalah “ Tourism enterprises are all business entities wich, by combinin various means of production, provide goods and services of a specially tourist nature ”. Maksudnya industri

pariwisata adalah semua kegiatan usaha yang terdiri dari bermacam-macam kegiatan produksi barang dan jasa yang diperlukan para wisatawan.

1. Menurut GA. Schmoll dalam bukunya Tourism Promotion (dalam Yoeti,1985:102)

Industri pariwisata lebih cenderung berorientasi dengan menganalisa cara-cara melakukan pemasaran dan promosi hasil produk industri pariwisata. Industri pariwisata bukanlah industri yang berdiri sendiri, tetapi merupakan suatu industri yang terdiri dari serangkaian perusahaan yang menghasilkan jasa-jasa atau produk yang berbeda satu dengan yang lainnya. Perbedaan itu tidak hanya dalam jasa yang dihasilkan tetapi juga dalam besarnya perusahaan, lokasi atau tempat kedudukan, letak secara geografis, fungsi, bentuk organisasi yang mengelola dan metode permasalahannya.

2. Menurut Damardjati (dikutip oleh Sihite 2000:54)

(28)

menggunakan mesin dalam proses produksinya. Demikianlah gambaran industri pada umumnya, tetapi tidak demikian dengan industri pariwisata (Bahar,Herman 2002 : 23).

Kalau kita ikuti pengertian–pengertian kata industri seperti yang telah kiat uraikan dalam bagian terdahulu, maka kita cendrung untuk memberikan batasan terhadap industri pariwisata yang dikemukakan oleh Yoeti (1996:153) yaitu :

a. “ Industri pariwisata adalah kumpulan bermacam–macam perusahaan yang secara bersama– sama mengahasilkan barang dan jasa (good and service) yang dibutuhkan wisatawan pada khususnya dan traveler pada umumnya”.

b. Menurut R.S Damardjati (yang dikutip oleh Sihite 2000:54)

Industri pariwisata merupakan rangkuman dari berbagai macam bidang usaha yang secara bersama sama menghasilkan produk–produk maupun jasa/pelayanan atau service yang nantinya baik langsung maupun tidak langsung akan dibutuhkan wisatawan nantinya. Pengertian industri pariwisata akan lebih jelas bila kita mempelajari dari jasa atau produk yang dihasilkan atau pelayanan yang diharapkan wisatawan ketika melakukan perjalanan. Dengan demikian akan terlihat tahap–tahap wisatawan sebagai konsumen yang memerlukan pelayanan tertentu.

2.4.1 Pengertian Objek dan Daya Tarik Wisata

(29)

dapat berupa alam, budaya, tata hidup dan sebagainya yang memiliki daya tarik dan nilai jual untuk dikunjungi ataupun dinikmati oleh wisatawan.

Dalam arti luas, apa saja yang mempunyai daya tarik wisata atau menarik wisatawan dapat disebut sebagai objek dan daya tarik wisata. Produk pariwisata meliputi keseluruhan pelayanan yang diperoleh, dirasakan, dimiliki dan dinikmati oleh wisatawan sejak ia meninggalkan rumah, tempat tinggal sampai ke daerah wisata yang dipilihnya hingga kembali ke tempat asalnya. Adapun yang dimaksud dengan produk industri wisata adalah keseluruhan pelayanan yang diperoleh oleh wisatawan.

Menurut UU No. 9 Tahun 1990 Bab III Pasal IV tentang kepariwisataan menjelaskan perbedaan antara objek dan daya tarik wisata adalah :

1. Objek dan daya tarik wisata ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yang berwujud keadaan alam serta flora dan fauna, seperti : pemandangan alam, panorama indah, hutan rimba dengan tumbuhan hutan tropis serta binatang-binatang langka.

2. Objek dan daya tarik wisata hasil karya manusia yang berwujud museum, peninggalan purbakala, peninggalan sejarah, seni budaya, pertanian (wisata agro), wisata tirta (air), wisata petualangan, taman rekreasi, dan tempat hiburan lainnya.

3. Sasaran wisata minat khusus, seperti : berburu, mendaki gunung, gua, industri dan kerajinan, tempat perbelanjaan, sungai air deras, tempat-tempat ibadah, tempat-tempat ziarah, dan lain-lain.

4. Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait dibidang tersebut. Dengan demikian pariwisata meliputi :

(30)

b. Pengusahaan objek dan daya tarik wisata, seperti : kawasan wisata, taman rekreasi, kawasan peninggalan sejarah (candi, makam), museum, waduk, pagelaran seni budaya, tata kehidupan masyarakat. Dan yang bersifat alamiah, seperti : keindahan alam, gunung berapi, danau, pantai dan sebagainya.

Menurut SK Menparpostel No. KM 98 PW. 102 MPPT – 87 yaitu :

“Objek wista adalah suatu tempat atau keadaan alam yang memiliki sumber daya alam yang dibangun dan dikembangkan sehingga mempunyai daya tarik yang diusahakan sebagai tempat yang dikunjungi wisatawan”. Dalam kepariwisataan faktor manfaat dan kepuasan wisatawan berkaitan dengan “Tourism Resourch dan Tourist Service.” Objek dan atraksi wisata adalah segala sesuatu yang ada didaerah tujuan wisata yang mempunyai daya tarik tersendiri yang mampu mengajak wisatawan berkunjung. Menurut Oka Yoeti (1996:174-176) hal-hal yang dapat menarik wisatawan untuk berkunjung ke daerah tujuan wisata antara lain :

1. Natural Amenities, adalah benda-benda yang sudah tersedia dan sudah ada di alam. Contoh; iklim, bentuk tanah, pemandangan alam, flora dan fauna, dan lain-lain.

2. Man Made Supply, adalah hasil karya manusia seperti benda-benda bersejarah, kebudayaan, dan religi.

3. Way of Life, adalah tata cara hidup tradisional, kebiasaan hidup, adat-istiadat seperti pembakaran mayat di Bali, upacara sekaten di Jogjakarta.

4. Culture, adalah kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat yang tinggal di daerah objek wisata.

(31)

tujuan wisata yang baik maka kita harus mengembangkan tiga hal, yang telah dikemukan oleh Yoeti (1985:164) yaitu :

a. Something to see, adalah segala sesuatu yang menarik untuk dilihat.

b. Something to buy, adalah segala sesuatu yang menarik atau mempunyai ciri khas tersendiri untuk dibeli.

c. Something to do, yaitu suatu aktivitas yang dapat dilakukan ditempat tersebut.

Ketiga hal itu merupakan unsur-unsur yang kuat untuk suatu daerah tujuan wisata sedangkan untuk pengembangan suatu daerah tujuan wisata ada beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain :

a. Harus mampu bersaing dengan objek wisata yang ada didaerah lain. b. Memiliki sarana pendukung yang memiliki ciri khas tersendiri.

c. Harus tetap tidak berubah dan tidak berpindah–pindah kecuali dibidang pembangunan dan pengembangan.

d. Harus menarik.

2.4.2 Pengertian Produk Wisata

Menurut batasan ini produk wisata adalah semua bentuk pelayanan yang dinikmati wisatawan dari ia berangkat meninggalkan tempat tinggalnya hingga ia kembali pulang. Adapun unsur-unsur dari produk wisata yang merupakan suatu paket yang tidak terpisah, yaitu :

1. Tourist objects yang terdapat pada daerah–daerah tujuan wisata yang menjadi daya tarik orang-orang untuk datang berkunjung ke daerah tersebut.

(32)

3. Transportasi yang menghubungkan negara asal wisatawan dengan daerah tujuan wisatawan seperti transportasi ditempat tujuan ke objek–objek wisata.

Ciri-ciri produk pariwisata adalah sebagai berikut :

1. Hasil atau produk pariwisata tidak dapat dipisahkan.

2. Calon konsumen tidak dapat mencicipi produk yang akan dibeli. 3. Hasil atau produk wisata tidak dapat ditimbun.

4. Hasil atau produk wisata banyak tergantung pada tenaga manusia.

5. Hasil atau produk wisata tidak mempunyai standar atau ukuran yang objektif. 6. Peranan perantara tidak diperlukan kecuali travel agent atau tour operator.

7. Dari segi kepemilikan usaha penyediaan produk wisata memerlukan biaya yang besar, resiko tinggi dan permintaan sangat peka.

Produk pariwisata merupakan suatu susunan produk yang terpadu, yang terdiri dari objek wisata, atraksi wisata, transportasi, akomodasi dan hiburan dimana setiap unsur dipersiapkan oleh setiap perusahaan dan ditawarkan secara terpisah.

2.4.3 Syarat Suatu Objek Wisata Dapat Dikembangkan

Layaknya suatu objek wisata dapat dikembangkan, apabila memiliki syarat-syarat sebagai yaitu :

1. Attraction adalah segala sesuatu yang menjadi ciri khas atau keunikan dan menjadi daya tarik wisatawan agar mau datang berkunjung ke tempat wisata tersebut.

Atraksi wisata terdiri dari 2 yaitu :

a. Site Attraction, yaitu daya tarik yang dimiliki oleh objek wisata semenjak objek itu ada.

(33)

c. Accessbility, yaitu kemudahan cara untuk mencapai tempat wisata tersebut.

d. Amenity, yaitu fasilitas yang tersedia didaerah objek wisata seperti akomodasi dan restoran. e. Institution, yaitu lembaga atau organisasi yang mengolah objek wisata tersebut.

(34)

BAB III

GAMARAN UMUM KAWASAN SETEMPAT

3.1 Kondisi Umum Kabupaten Serdang Bedagai

Secara geografis Kabupaten Serdang Bedagai terletak pada posisi 20 57’’ Lintang Utara, 30 16’’ Lintang Selatan, 980 33’’-990 27’’ Bujur Timur dengan ketinggian berkisar 0–500 meter diatas permukaan laut. Kabupaten Serdang Bedagai memiliki area seluas 1.900,22 Km2 (190.022 Ha) yang terdiri dari 17 Kecamatan dan 243 Desa/Kelurahan, Ibu kota Kabupaten Sedang Bedagai terletak di Kecamatan Sei.Rampah yaitu Kota Sei.Rampah. Secara administrative Kabupaten Serdang Bedagai berbatasan dengan beberapa daerah, yaitu :

Sebelah Utara : Selat Malaka

Sebelah Timur : Kabupaten Batu Bara dan Simalungun

Sebelah Selatan : Kabupaten Simalungun

Sebelah Barat : Kabupaten Deli Serdang

• Administrasi dan Pemerintahan

(35)

Data Sensus Penduduk Di Serdang Bedagai

KECAMATAN JUMLAH

DESA/KELURAHAN

Sei rampah 17

Sei bamban 10

Tanjung beringin

8

Bandar khalifah

5

Teluk mengkudu

12

Pantai cermin 12

Perbaungan 28

Pegajahan 13

Tebingtinggi 14

Tebing syahbandar

(36)

Dolok masihul 29

Serba jadi 10

Kotarih 11

Bintang bayu 19

Silinda 9

Sipispis 20

Dolok merawan

17

Jumlah 244

3.2 Kependudukan dan Ketenagakerjaan

(37)

Sumber : Buku H.T. Erry Nuradi (Data statistika masyarakat)

Pemerintah berupaya meningkatkan kontribusi investasi pariwisata diIndonesia dalam pendapatan devisa negara. Selain itu, pemerintah daerah diharapkan lebih antusias mengembangkan potensi wisata di daerahnya, guna menarik lebih banyak investor. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menargetkan, tingkat kontribusi investasi pariwisata di Indonesia naik menjadi 8 persen dari 4,7 persen pada tahun 2011, dari total investasi di Indonesia. Menparekraf Mari Pangestu usai Konferensi Pariwisata Nasional di Jakarta, Senin (5/12) malam, menyatakan koordinasi antar daerah sangat penting, untuk mendongrak pariwisata serta investasi di berbagai daerah.

Diharapkan, pemerintah di daerah lebih antusias mengembangkan potensi wisata di daerahnya, untuk menarik lebih banyak investor. Mari mengatakan, sumbangan langsung sektor pariwisata terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) hanya sebesar lima persen.

(38)

Sektor ekonomi semakin berkembang di wilayah ini dimulai sejak pemekaran Kabupaten Serdang Bedagai terpisah dari Kabupaten Deli Serdang dan membentuk Kabupaten sendiri sejak tahun 2004. Dimana terlihat program-program pemerintah Kabupaten mulai dicanangkan. Sistem mata pencaharian masyarakat Serdang Bedagai umumnya adalah nelayan, hal ini disebabkan dikarenakan tempat tinggal mereka merupakan daerah yang dekat pesisir pantai. Namun disamping itu sebagai nelayan penduduk tersebut ada juga diantara mereka yang bermata pencaharian sebagai pedagang di objek wisata pantai, Pegawai Negeri Sipil, Wiraswasta, buruh, dan lain sebagainya. Di Desa Pantai ini terdapat pasar tradisional yang beroperasi satu kali dalam seminggu atau sering disebut dengan pekan rabu. Hal tersebut dikarenakan keberadaan objek wisata pantai yang terletak di desa tersebut dan di khawatirkan akan mengganggu keberlangsungan kegiatan pariwisata. Karena kegiatan pasar tradisional tersebut berada di sekitar jalan menuju ke objek wisata tersebut, maka bila pasar tradisional tersebut beroperasi setiap hari akan menghambat perjalanan para wisatawan serta menimbulkan rasa tidak nyaman bagi wisatawan.

Di sepanjang jalan menuju desa ini yang ada hanya berupa took–took kelontong dan restoran-restoran yang berkualitas wisata. Untuk kebutuhan sehari-hari berupa sayur-sayuran, beras, serta berbagai jenis kebutuhan harian lainnya masyarakat Desa Pantai mendapatkannya dari kedai sampah yang menyediakan bahan-bahan tersebut, atau masyarakat dapat berbelanja ke kota Perbaungan karena di sana terdapat pasar tradisional yang beroperasi setiap hari serta lebih lengkap dan besar.

3.4 Kondisi dan Potensi Wilayah

(39)

sektoral dalam pembentukan PDRB Kabupaten Serdang Bedagai cukup variasi, sektor yang memiliki peranan terbesar adalah sektor pertanian sebesar 47,45%, industry 20,12% dan sektor perdagangan hotel dan restoran 20,01%. Produk Domestik Regional Bruto dan persentase pertumbuhannya dapat dilihat pada tabel berikut:

Sumber : Buku H.T. Erry Nuradi (Data statistika masyarakat)

(40)

Sumber : Buku H.T. Erry Nuradi (Data statistika masyarakat)

Di Kabupaten Serdang Bedagai sudah berkembang perkebunan sejak zaman kolonial Belanda serta terus bertambahnya keanekaragaman tanaman perkebunan rakyat dan banyak yang belum menghasilkan, merupakan potensi yang dapat dikembangkan. Disamping itu komoditi palawija yang terdiri dari jagung, ubi kayu, kacang tanah, kacang kedele, kacang hijau, masih dapat dikembangkan serta adanya potensi pertambangan yang ditandai dengan terdapatnya bahan galian C dan berbagai bahan tambang lainnya seperti pasir kuarsa, kapur, sinter, terumbu, trass dan zeolid.

(41)

• Kondisi Sarana dan Prasarana

Panjang jalan diseluruh Kabupaten Serdang Bedagai pada tahun 2004 mencapai 2.292,49 km yang terbagi atas jalan Negara 85,31 km, jalan propinsi 65,63 km dan jalan kabupaten 2.141,55 km. Sarana dan prasarana lain adalah listrik, PLN, air minum dan telepon. Sebaran sarana dan prasarana seperti tertera pada tabel berikut:

(42)

BAB IV

POTENSI PULAU BERHALA SEBAGAI KAWASAN BARU

DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

4.1 Sejarah Pulau Berhala

Pulau Berhala adalah sebuah pulau kecil dengan luasnya sekitar 5 hektar terletak ditengah-tengah Selat Malaka yang akhir-akhir ini ramai dibicarakan dan diekspos oleh berbagai media massa baik media cetak maupun media elektronik sehingga nama “Pulau Berhala” meluas kemana-mana. Pulau “Berhala” ini persisnya berada diwilayah Desa Bagan Kuala Kecamatan Tanjung Beringin Kabupaten Serdang Bedagai terletak pada koordinat 99° 30‛ 00 BT dan 03° 46‛ 00 LU, disebelah Utara berbatasan dengan wilayah laut negara tetangga Kerajaan Malaysia yang berjarak sekitar 22 mil laut dari pinggir Pantai Merdeka Desa Bagan Kuala Kecamatan Tanjung Beringin Kabupaten Serdang Bedagai. Memang diakui setiap orang yang datang ke Pulau Berhala pasti berdecak kagum akan keindahan dan pesona alamnya yang indah dan asri dengan hijaunya berbagai jenis pepohonan buah-buahan, obat-obatan yang tumbuh, dan juga disana kita dapat temui berbagai jenis ungas (burung) liar.

(43)

Hasil pemetaan maka Pulau Berhala tersebut masuk wilayah Desa Bagan Kuala Kecamatan Tanjung Beringin, dan sebagai pengukuhan kewilayahan, Bupati Serdang Bedagai H.T. Erry Nuradi memerintahkan stafnya dan Camat Tanjung Beringin untuk memasang papan palang tanda wilayah di pulau ini. Berdasarkan geografis Pulau Berhala memang cocok dijadikan obyek wisata bahari yang bertarap internasional, jika kita datang dari arah Bedagai/Tanjung Beringin maka akan kita lihat Berhala diapit oleh dua pulau kecil yang masing-masing disebelah Barat disebut Pulau Sokong Siembang dan sebelah Timur yang lebih kecil lagi disebut Pulau Sokong Nenek.

Pulau Berhala ini puncak ketinggiannya sekitar 100 meter dari permukaan pasang surut, ditumbuhi pepohonan yang tinggi dan besar diperkirakan telah berusia puluhan dan bahkan ratusan tahun, dan merupakan hutan perawan, yang tumbuh dicelah bebatuan disekeliling pulau, yang menjadi perisai/penahan hempasan gelombang laut dengan udaranya sejuk, segar dan nyaman. Di puncak pulau ini telah berdiri sebuah menara suar dan bila kita naik kepuncak dari dasar/pos jaga kita harus menaiki sekitar 640 anak tangga untuk mencapai menara dan dari puncak Pulau Berhala kita dapat memandangan keindahan laut yang membiru. Menara suar ini berfungsi sebagai pedoman bagi para nelayan untuk menentukan arah/kuala darimana ia datang atau pun pergi, dan tidak kalah pentingnya lampu suar ini sebagai petunjuk bagi para Nakhoda kapal yang berlalu lalang diwilayah ini, sebab areal Pulau berhala ini merupakan kawasan/lintasan kapal–kapal besar dari atau yang akan ke Pelabuhan Belawan.

(44)

meter disebelah Selatan, dan dari atas bebukitan mengalir air tawar dan sejuk dan nyaman untuk dikonsumsi, kesegarannya melebihi air aqua yang sehari–hari kita beli dipasar. Air tawar di pulau ini sering dimanfaatkan bagi para nelayan untuk perbekalan air minum maupun keperluan memasak sewaktu melaut diseputaran pulau ini, tidak saja oleh para nelayan asal Tanjung Beringin, tetapi juga oleh para nelayan dari berbagai daerah yang kebetulan sedang berada didaerah/kawasan tangkap disekitar pulau ini.

Sebagai tindak lanjutnya dari pemetaan dan pemasanganpapan palang Pulau Berhala itu Bupati Serdang Bedagai H.T. Erry Nuradi melakukan pembukaan kain selubung papan nama ‘‘Pulau Berhala”, dan sekaligus melakukan penanaman pohon penghijauan di Pulau Berhala Desa Bagan Kuala Kecamatan Tanjung Beringin Kabupaten Serdang Bedagai Sabtu, 22 April 2006 sebagai peringatan “Hari Bumi” dan “Indonesia Menanam. ” Bupati dan rombongan datang kepulau ini dengan menumpang dua unit kapal motor yakni KRI BOA dan KM Super Star II dari Belawan sekitar pukul 10.30 WIB disambut oleh Muspika Plus Camat Tanjung Beringin Chairin F. Simanjuntak S.Sos. Kapolsek, AKP AE, Talaumbanua, Danramil, Kapt.Sukari, Kasat Polair AKP Revol Khair, Komandan Pos Kamla Tanjung Beringin Serma Punto, serta Komandan Pos Serda Indra Kamla Pulau Berhala dan para tokoh masyarakat Tanjung Beringin yang telah datang sehari sebelumnya melalui kuala Bedagai.

(45)

Serdang Bedagai Drs.Nurdin Sipayung, beberapa anggota DPRD Serdang Bedagai lainnya Manager LGSP-USAID Area Sumut, Mr.Russ Dilts dan beberapa pejabat dijajaran Pemkab.Serdang Bedagai.

Berkenaan dengan itu Bupati Serdang Bedagai H.T. Erry Nuradi atas nama Pemkab.Serdang Bedagai berkeinginan menjadikan pulau ini menjadi areal tujuan wisata bahari dan berupaya mendatangkan investor yang serius untuk berinvestasi di Pulau Berhala ini. Bupati menjelaskan bahwa pada rapat di Direktorat Perikanan dan Kelautan Jakarta beberapa waktu yang lalu bahwa dari 12 pulau–pulau diluar pulau utama, yang mendapat prioritas pembangunan dari pemerintah pusat, termasuk Pulau Berhala di Kecamatan Tanjung Beringin Serdang Bedagai. Pulau Berhala salah satu pulau yang mempunyai satu keunikan disekelilingnya terdapat batu-batu besar, juga pasir yang putih dengan air laut yang bening membiru dan di sebelah Selatannya terdapat terumbu karang tempat bermain berbagai jenis ikan hias, dan bagi para penggemar olahraga diving (menyelam) kawasan laut seputar Pulau Berhala ini sangat cocok dan begitu juga bagi orang- orang yang mempunyai hobby memancing.

(46)

Selain itu juga puluhan mahasiwa dari berbagai universitas di Medan yang tergabung dalam Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala) mengadu ketangkasan, Lomba Lintas Wisata Alam (LLWA) Pulau Berhala dan lakukan “Aksi Bersih ”, yang digelar selama empat hari dari tanggal 18-21 Mei 2006 lalu. Penutupan LLWA dan Aksi bersih Pantai di Pulau Berhala ini dilakukan oleh Asisten II Ekbang Setdakab. Serdang Bedagai Ir.Safaruddin, didampingin unsur Muspida Serdang Bedagai lainnya, Kadis Diknas Serdang Bedagai Drs.H. Rifai Bakri Tanjung, Kabag Pora Drs. Jhony W.Manik, Muspika Plus Tanjung Beringin beserta beberapa wartawan dari media cetak maupun elektronik dari berbagai media turut datang kepulau ini.

Sehingga Pulau Berhala yang dulunya hanya dikenal oleh para kalangan nelayan kini telah menyebar ke berbagai daerah, bahkan dikatakan investor telah melakukan survey kekawasan Pulau Berhala ini dan termasuk salah satu perusahaan telepon selular yang bermaksud untuk mendirikan tower di pulau ini. Namun berkenaan dengan keinginan Pemkab.Serdang Bedagai untuk menjadikan Pulau Berhala ini sebagai daerah tujuan wisata bahari menimbulkan ke khawatiran bagi para nelayan dan juga sebagian masyarakat Kecamatan Tanjung Beringin.

(47)

banyak tertanam berbagai amunisi yang diduga masih aktif dan didalam peta keamaan Pulau Berhala ini dikatakan ditandai atau dilingkari dengan warna merah.

Sementara ini maksud untuk membangun di pulau yang indah ini sudah nampak satu kerancuan diantaranya, pada pencanganan “Hari Bumi” dengan melakukan penanaman pohon dan aksi “Bersih Pantai” di Pulau Berhala ini, sebenarnya hal tersebut dipulau ini tidak perlu dilakukan baik itu penanaman pohon maupun membersihkan pulau ini, sebab dipulau ini telah banyak pepohonan yang tumbuh dengan subur, barangkali hanya sebagai tempat pencanangannya itu bisa diterima, namun sayangnya Pemkab.Serdang Bedagai melalui Dinas Kehutannya tidak menindak lanjuti pencangan “Indonesia Menanam” dengan melakukan penanaman di sepanjang pinggir pantai yang telah tandus, memanjang dari kawasan Kecamatan Pantai Cermin, Perbaungan, Teluk Mengkudu, Tanjung Beringin dan Kecamatan Bandar Khalipah, yang diakibatkan pembangunan tambak-tambak udang oleh pengusaha-pengusaha, tanpa memikirkan kelestarian lingkungan dan bahkan juga dapat menimbulkan bencana diterjang ombak bagi masyarakat yang tinggal dilingkungan atau pesisir pantai.

(48)

Khusus bagi masyarakat Kecamatan Tanjung Beringin timbulkan tanda tanya “ ? ’’, “ Kenapa sasaran pembangunan ke Pulau Berhala ? ’’ “ Kenapa tidak mendahulukan Ibu kota Kecamatannya ?,” dan juga dikhawatirkan bila Pulau Berhala tersebut dijadikan tujuan wisata, masyarakat Tanjung Beringin hanya akan menjadi penonton saja, sebab ada indikasi bukan kecamatan Tanjung Beringin yang menjadi pintu gerbangnya.”

Karena sampai saat ini belum ada planning dari Pemkab.Serdang Bedagai untuk membenahi atau membangun Kecamatan Tanjung Beringin, baik sarana dan prasarana pendukungnya, misalnya upaya melakukan pengorekan muara Sungai Bedagai yang kian dangkal, pembenahan Desa Bagan Kuala dan membangun dermaga bagi tetamu atau wisatawan yang nantinya akan berangkat kesana dan transportasinya (Pulau Berhala - Red). Disisi lain bila Pulau Berhala ini pembangunannya terwujud, akan terjadi pembatasan bagi para nelayan untuk berlabuh dikawasan pulau ini, Karena pulau ini oleh para nelayan dijadikan tempat berlindung dari ombak besar/badai, dan juga tempat singgahan untuk mengambil air tawar bagi keperluan untuk memasak ataupun untuk minum.

Selain itu dikhawatirkan penyu–penyu yang biasanya naik mendarat untuk bertelur di pulau ini akan berpindah ketempat lain karena merasa terganggu, dengan ramainya para pengunjung di Pulau Berhala ini.

(49)

Yang lebih penting lagi bagi setiap wisata/pengunjung yang akan berangkat ke Pulau Berhala ini hendaknya dapat memberikan kontribusi bagi daerah setempat yang artinya harus memiliki pass/izin masuk yang dikeluarkan dari Pemerintahan Kecamatan Tanjung Beringin, sebagai pemerintahan yang menaungi wilayah Pulau Berhala itu. Kiranya tulisan ini sedikit dapat memberikan masukan bagi para investor terutama Pemkab.Serdang Bedagai dalam pengembangan Pulau Berhala yang memang mempunyai pesona alam yang indah ditengah Selat Malaka ini.

[image:49.612.60.518.260.413.2]

(50)
[image:50.612.304.515.74.519.2]

Gambar 2 :

o Dermaga Pulau Berhala o Menara Suar Pulau Berhala o Pulau Berhala

o Marinir Pulau Berhala

(51)

Prasasti Sejarah Pulau Berhala

Pulau Berhala memiliki beraneka ragam prasasti sejarahnya seperti : tapak kaki raksasa, makam kerajaan Datuk Berhalo, benda–benda pusaka, batu besar ditumbuhi tanaman yang seperti pohon kecil (batu ini maka dijuluki batu berdaun), terumbu karang yang besar, Pohon Kemiyan adalah dammar yang diperolehi daripada getah pokoknya. Kemiyan biasanya dibakar untuk memperolehi baunya yang wangi. Selain dari baunya yang harum asap kemiyan yang diusap ketubuh badan juga boleh merawat kegatalan kulit. Kemiyan juga boleh digunakan untuk mencegah senjata seperti keris daripada berkarat. Serbuk kemiyan juga sering dicampur dengan tembakau rokok. Rasulullah SAW pernah bersabda, “berilah luban (kemenyan Arab) kepada isteri kalian yang sedang mengandung karena itu dapat mencerdaskan anak yang sedang dikandungnya”. Imam Ali bin Musa Ridha a.s. berkata, “Berikanlah luban kepada isteri kalian yang sedang mengandung. Jika bayi yang dikandungnya itu laki-laki, maka anak tersebut akan menjadi anak yang cerdas, pandai, dan pemberani. Dan jika bayi yang kandungnya itu perempuan, maka anak itu akan menjadi cantik paras dan budi pekertinya, serta akan dihormati oleh suaminya..”

Selain itu ada juga Batu Damar Wulan, di kenali dengan nama Batu Damar Wulan. Tempat shalat dan berehat bagi Pengeran Damar Wulan yaitu nama lain bagi Raden Abdul Qadir atau Pati Unus atau Sultan Ali Alam Akbar As Tsani. Beliau Syahid di Pulau Berhala pada tahun 1521 M.Suami kepada Al-Syahid Syarifah Siti Zubaidah binti Syeikh Sultan Ariffin Sayyid Ismail, Pulau Berhala. Beliau juga suami kepada Raden Puteri Ratna Gumilah Sari atau Puteri Gunong Ledang binti Sultan Ali Alam Akbar Al-Fattah.

(52)

main didekat kawasan tersebut ia akan menanggung resikonya yang sangat besar, serta menangkap ikan atau memakan ikan tersebut akan sakit perut atau menanggung beban resiko lainnya. Sebab kawasan tersebut terbilang menyeramkan atau angker. Bahkan cocok apabila dijadikan sebuah film horror.

Kerangka ikan duyung yang terdampar ditepi pantai, kerangka ikan duyung ini ditemukan oleh warga sekitar yang sedang ingin berpetualang dan menemukan bangkai yang sudah mongering dan mengeras ditepi Pulau Berhala. Ada juga terdapat Goa Yunus di Pulau Berhala ini, dikatakan Goa Yunus sebab pada zaman penyebaran agama Islam para tokoh agama suka bertapa di Goa ini salah satu tokohnya yakni bernama Yunus. Oleh karena itu diberi nama Goa Yunus.

Selain hanya itu prasastinya, ada juga Batu Lesung. Batu Lesung atau Batu Putih merupakan satu batu yang berbentuk seakan–akan seperti lesung. Untuk sampai ke Batu Lesung, kita harus menaiki speed boat untuk melalui kawasan batu karang ketika air laut surut. Sebab ketika air laut pasang, kita tidak bisa jalan di air laut untuk sampai ke Batu Lesung ini, batu ini terletak di tengah-tengah lautan.

Keramat Ular, dipercayai keramat seorang wali Allah yang menjelma sebagai seekor ular sawah. Barang siapa yang bernasib baik, dipercayai akan berjumpa wali Allah tersebut yang membawa karung berisi arang. Apabila sampai di rumah arang itu akan bertukar menjadi barang yang berharga. Di sekeliling kawasan keramat ular terdapat pokok pandan yang boleh digunakan untuk membuat tikar. Kita boleh mempercayai atau tidak itu semua kembali kepada kepercayaan atau keyakinan kita masing–masing.

(53)

menunjukkan kehebatan ilmu masing-masing. Ada yang membelah dan menebang pokok besar dengan sekali cantas (tebas) dan ada yang membelah bukit dengan sekali imbas dan bermacam-macam lagi. Sehingga pada suatu waktu seorang Panglima yang dikenali sebagai Panglima Lidah Hitam merasa tertantang dengan kekuatan kawan-kawannya itu.

Beliau menghampiri batu besar tersebut dan menjulurkan lidahnya yang hitam itu lalu membelah batu tersebut. Masyarakat kini datang ke tempat tersebut dengan membawa berbagai hajat. Mereka akan masuk ke dalam batu dengan melalui bahu sebelah kiri dan berjalan secara mengiring kemudian apabila sampai di penghujung rekahan capailah dengan tangan kanan.

Seperti gambar dibawah ini adalah bukti prasasti sejarah di Pulau Berhala :

POHON KEMIYAN BATU DAMAR WULAN

(54)

BATU LESUNG KERAMAT ULAR

BATU BELAH GOA YUNUS

Oleh karena itu kita harus menjaga dan melestarikannya akan tidak musnah atau tidak terawat lagi.

4.2 Potensi Objek dan Atraksi Wisata

4.2.1 Potensi Objek Wisata di Pulau Berhala

Perairan sekitar Pulau Berhala kaya dengan berbagai jenis ikan permukaan dan dasar. Hal ini terlihat dan berlimpahnya berbagai jenis ikan potensial di sekeliling dibandingkan di kawasan Selat Malaka, misal ikan kembung, cakalang, kerapu, kakap, dan teri. Perairan juga cocok untuk kegiatan memancing dan penangkapan ikan seperti yang telah dilakukan oleh nelayan sekarang ini.

(55)

Selain keindahan pantai, pulau ini memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi, karena di dalamnya terdapat 2 tipe hutan yang berbeda, yaitu hutan tropika basah dan hutan lahan kering. Kekayaan hayati ini juga sangat potensial untuk dikembangkan sebagai kawasan wisata alam. Kekayaan alam lainnya yang dimiliki Pulau–pulau ini adalah keindahan terumbu karang bawah laut, hampir seluruh perairannya ditutupi oleh terumbu karang dengan kondisi relatif baik. Terumbu karang yang terletak disekeliling Pulau Berhala, Pulau Sokong Nenek dan pulau Sokong seimbang kurang lebih sepanjang 2.949,3 meter. Hidup pada kedalaman 5-10 meter dengan lebar sekitar 20-25 meter dari pinggir pantai.

Di sinilah lokasi snorkling yang paling bagus. Kawasan snorklig ini memanjang mengikuti garis pantai ke arah dermaga boat di pulau induk. Tingkat kejernihan tinggi, pada kedalaman 10 meter, dasar laut masih bisa tampak jelas dengan tanaman warna warni tumbuhan ganggang, rumput laut, serta terumbu karang yang masih utuh, disela-selanya ikan-ikan dengan berbagai berbentuk bergerombol, meliuk dan membentuk ukuran gerakan-gerakan yang khas. Ikan-ikan berbagai ukuran dan variasi warna itu tidak tergangu dengan kehadiran orang, bisa dengan mudah didekati, sehingga serasa bisa menangkapnya.

(56)

4.2.2 Atraksi Objek Wisata Di Pulau Berhala

(57)

BAB V

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN DAN SARAN

(58)

DAFTAR PUSTAKA

Alex S. Nitisewito, Marketing, ghalia Indonesia, Jakarta, 1991

Alkadri, dkk, Manajemen Teknologi Untuk Pengembangan Wilayah, Konsep Dasar

Bahar, Herman. 2002. Pengantar Pariwisata. Bandung: Alfabeta.

Dinas Pariwisata. 2007. Buku Kampanye Sadar Wisata dan Sapta Pesona. Medan.

Hadinoto, Kusudianto. 1996. Perencanaan Pengembangan Destini Pariwisata. Jakarta: UI-Press. Kartajaya Hermawan, dan Yuswohadi, Attracting- Tourists, Traders, Investors, Strategi Pemasaran

Daerah di Era Otonomi, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2005

Pendit, Nyoman S. 1999. Ilmu Pariwisata-Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta: PT Pradnya Paramita.

Suwantoro, Gamal.1997. Dasar-dasar Pariwisata. Yogyakarta: Andi.

(59)

Lampiran

Data Informan Wawancara

1. Nama : Rivah Handayani

Alamat : Jl.Firdaus Kec.Sei.Rampah Kab.Serdang Bedagai Umur : 37 tahun

Pekerjaan : Penyiar Radio Sergei FM

2. Nama : Luluk Nasution

Alamat : Jl.Makmur Kec.Sei.Rampah Kab.Serdang Bedagai Umur : 45 tahun

Pekerjaan : Jurnalistik

3. Nama : Syahrial Marpaung

Alamat : Sei.Rampah Kab.Serdang Bedagai Umur : 40 tahun

Gambar

Gambar 1 : Pemandangan Pulau Berhala
Gambar 2 : o Dermaga Pulau Berhala

Referensi

Dokumen terkait

Analisa teknikal memfokuskan dalam melihat arah pergerakan dengan mempertimbangkan indikator-indikator pasar yang berbeda dengan analisa fundamental, sehingga rekomendasi yang

Hasil dari penelitian ini yaitu berupa bahan ajar berorientasi model STAD untuk capaian pembelajaran ranah pemahaman siswa pada mata pelajaran IPS kelas VII SMP Negeri

Hasil uji koefisien determinasi (R 2 ) menunjukkan Adjusted R Square sebesar 0,557 atau 55,7% yang berarti variasi variabel turnover dapat dijelaskan oleh variable beban

The online LIDAR mapping with multiple vehicles requires a high bandwidth and a reliable data exchange, therefore the communication layer provides mechanisms for data compres- sion

Figure 3 depicts a comparison between the results obtained by a linear sampling in scene space with a step size of 2 units (Column 3) and a linear sampling in image space with a

[r]

laporan pelaksanaan RAN-PG kepada menteri/kepala lembaga yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perencanaan pembangunan nasional sekali dalam I (satu) tahun

ditemukan bahwa mahasiswa yang menggunakan media edmado lebih tinggi dari pada cetak pada mahasiswa yang memiliki sikap positif terhadap mata kuliah PAI , (4) ada