• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA BERDASARKAN GAYA BELAJAR SISWA KELAS VI SD NEGERI 060834 MEDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA BERDASARKAN GAYA BELAJAR SISWA KELAS VI SD NEGERI 060834 MEDAN."

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA

BERDASARKAN GAYA BELAJAR SISWA KELAS VI

SD NEGERI 060834 MEDAN

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Dasar

OLEH:

ELFRIDA ISFANI LUBIS

NIM. 8146182005

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

i

ABSTRAK

Elfrida Isfani Lubis. 8146182005. Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Indonesia Berdasarkan Gaya Belajar Siswa Kelas VI SD Negeri 060834 Medan. Tesis, Medan: Program Studi Pendidikan Dasar, Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Akar masalah dalam penelitian ini adalah hasil belajar Bahasa Indonesia khususnya keterampilan menulis siswa kurang memuaskan, metode pembelajaran yang selama ini diterapkan kurang variatif untuk meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia, perlunya pengembangan bahan ajar Bahasa Indonesia yang menyajikan tulisan deskriptif, guru belum mengetahui gaya belajar siswa, dan belum adanya bahan ajar yang dapat memfasilitasi gaya belajar siswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan bahan ajar Bahasa Indonesia berdasarkan gaya belajar yang layak dan valid serta efektif. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan dengan model Dick and Carey. Subjek pada penelitian ini adalah siswa SD Negeri 060834 Medan kelas VI. Sedangkan objek dalam penelitian ini adalah bahan ajar Bahasa Indonesia berdasarkan gaya belajar. Instrumen yang digunakan terdiri dari lembar validasi bahan ajar Bahasa Indonesia, tes hasil belajar dan angket respon siswa. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) validasi ahli materi sekaligus bahasa, dan desain pembelajaran menyatakan bahwa bahan ajar Bahasa Indonesia yang dikembangkan layak digunakan di lapangan dengan revisi dan sangat valid; dan (2) berdasarkan uji coba lapangan, bahan ajar Bahasa Indonesia dapat dinyatakan efektif. Hal tersebut berdasarkan: (i) persentase ketuntasan klasikal meningkat yaitu 92,59 %, dari 27 siswa yang mengikuti tes; (ii) ketercapaian tujuan pembelajaran (TPK) tercapai; (iii) respon siswa positif; dan (iv) presentase waktu belajar efektif. Tingkat keefektifan bahan ajar Bahasa Indonesia berdasarkan gaya belajar dalam meningkatkan hasil belajar siswa berdasarkan gain score adalah sedang.

(6)

ii

ABSTRACT

Elfrida Isfani Lubis. 8146182005. The Development of Instructional Materials Indonesian Based Learning Styles of Sixth Grade Students on Primary School of Public 060834 at Medan District. Thesis, Medan: Study Program Primary Education, Postgraduate Work at State University of Medan.

The root of the problem in this research is the result of learning Indonesian particularly writing skills students are less satisfactory, the learning method that has been applied less varied to improve learning outcomes Indonesian, the need for the development of teaching materials Indonesian serving descriptive writing, teachers do not know the student's learning style, and the lack of teaching materials that can facilitate students' learning styles. The purpose of this study is to develop teaching materials Indonesian based learning style is worthy and valid and effective. This type of research is the development of research with the model of Dick and Carey. Subjects in this study were 060834 primary school students in grade VI Medan. While the object of this research is the Indonesian teaching materials based on learning styles. The instrument used consisted of a sheet validation Indonesian teaching materials, tests of learning outcomes and student questionnaire responses. Analysis of the data used is descriptive analysis. The results showed that: (1) validation of subject matter experts as well as the language, and stated that the instructional design instructional materials developed Indonesian fit for use in the field with a revised and very valid; and (2) based on field trials, Indonesian teaching materials can be declared effective. It is based on: (i) increase the percentage of classical completeness is 92.59%, of the 27 students who took the tests; (Ii) achievement of learning objectives (TPK) is reached; (Iii) a positive student response; and (iv) the percentage of study time effectively. The effectiveness of teaching materials Indonesian based learning styles to improve student learning outcomes based gain score is moderate.

(7)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas berkat Rahmat dan

Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan judul

“Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Indonesia Berdasarkan Gaya Belajar Siswa Kelas VI SD Negeri 060834 Medan” sebagai salah satu persyaratan untuk mendapat gelar Magister Pendidikan (M.Pd) pada Program Studi Pendidikan

Dasar Pascasarjana Universitas Negeri Medan. Tak lupa shalawat dan salam

semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta

keluarga, sahabat dan seluruh umatnya yang selalu memegang sunah-sunahnya

hingga hari akhir. Amin.

Dalam menyelesaikan tesis ini penulis banyak menerima dukungan dan

bantuan dari berbagai pihak, maka dari itu tidak berlebihan rasanya jika pada

kesempatan ini penulis mengungkapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya

dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah

membantu demi penyelesaian tesis ini.

Penulis juga mengucapkan terima kasih dan penghargaan

setinggi-tingginya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd., selaku Rektor Universitas Negeri

Medan,

2. Bapak Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd., selaku Direktur Program

Pascasarjana Universitas Negeri Medan,

3. Ibu Prof. Dr. Anita Yus, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

(8)

iv

Studi Pendidikan Dasar Pascasarjana Universitas Negeri Medan beserta

semua staf yang telah memberikan pasilitas dan pelayanan administrasi

dengan baik dan sabar.

4. Bapak Dr. Mutsyuhito Solin, M. Pd. selaku dosen pembimbing I dan Ibu

Prof. Sri Minda Murni, M. S. selaku dosen pembimbing II yang telah

banyak meluangkan waktu, memberikan bimbingan, saran dan arahan

serta motivasi yang begitu berarti kepada penulis.

5. Bapak Dr. Wisman Hadi, M.Hum., Ibu Dr. Evi Eviyanti, M.Pd., dan

Bapak Dr. Deny Setiawan, M.Si. selaku penguji yang telah memberikan

masukan, kritik, dan saran pada penyusunan tesis ini.

6. Bapak Prof. Amrin Saragih M.A., Ph.D., dan Bapak Dr. R. Mursid, M.Pd.

selaku tim ahli yang telah meluangkan waktu memberikan masukan,

kritik, dan saran kepada penyusunan bahan ajar yang telah dikembangkan.

7. Ibu Bungaria Manurung, S. Pd. selaku Kepala Sekolah SD Negeri 060834

Medan dan kepada Guru Kelas VI yang telah memberikan izin dan

membantu penulis melaksanakan penelitian.

8. Suami dan anak-anak yang memberikan penyemangat guna penyelesaian

tesis ini.

9. Seluruh keluarga, sahabat dan teman-teman yang telah banyak

memberikan motivasi dan membantu penulis selama penyusunan tesis ini.

Akhirnya kepada semua pihak yang tidak dapat dituliskan namanya satu

per satu disini, penulis ucapkan terima kasih atas segala bantuannya. Semoga

Allah membalas segala bentuk kebaikan dengan berlipat ganda. Seperti pepatah

(9)

v

peneliti mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan

tesis ini. Semoga tesis ini bermanfaat bagi semua pihak.

Medan, 26 Agustus 2016

Penulis,

(10)

vi

2.1.1. Hakikat Pengembangan Bahan Ajar ... 14

2.1.1.1. Syarat Bahan Ajar ... 16

2.1.1.2. Tujuan Penyusunan Bahan Ajar... 16

2.1.1.3. Manfaat Bahan Ajar ... 17

2.1.1.4. Prinsip Pengembangan Bahan Ajar ... 18

2.1.1.5. Jenis Bahan Ajar…. ... 18

2.1.1.6. Alur Analisis Penyusunan Bahan Ajar ... 19

2.1.1.7. Pengembangan Bahan Ajar ... 19

2.1.2. Hakikat Gaya Belajar ... 31

2.1.2.1. Macam-Macam Gaya Belajar ... 42

(11)

vii

2.1.3. Menulis Deskripsi ... 45

2.1.3.1. Kemampuan Menulis ... 49

2.1.3.2. Hakikat Menulis… ... 51

2.1.3.3. Ciri-Ciri Tulisan Deskripsi ... 53

2.1.3.4. Langkah-Langkah Menulis Deskripsi ... 54

2.1.4. Beberapa Teori Terkait dengan Pembelajaran Bahasa……… 55

2.1.5. Keefektifan ……….… ... 59

2.1.6. Hasil Belajar Bahasa Indonesia ... 63

2.2. Penelitian Relevan ... 67

3.5. Prosedur Pengembangan ... 74

3.5.1. Studi Pendahuluan ... 74

3.5.2. Perencanaan ... 82

3.5.3. Validasi dan Uji Coba ... 85

3.6. Variabel dan Definisi Operasional Variabel………. ... 88

3.7. Teknik Pengumpulan Data……….. ... 89

3.8. Instrumen Pengumpulan Data ... 91

3.8.1. Lembar Validasi Bahan Ajar Bahasa Indonesia ... 92

3.8.2. Tes Hasil belajar ... 94

3.8.3. Angket Respon Siswa ... 98

3.9. Teknik Analisis Data... 99

3.9.1. Analisis Data Validasi Bahan Ajar Bahasa Indonesia ... 99

3.9.2. Analisis Data Keefektifan Bahan Ajar Bahasa Indonesia ... 101

(12)

viii

4.1.1. Deskripsi Studi Pendahuluan ... 106

4.1.1.1. Analisis Kebutuhan dan Identifikasi Tujuan Umum ... 106

4.1.1.2. Melakukan Analisis Pembelajaran ... 108

4.1.1.3. Menganalisis Siswa ... 109

4.1.1.4. Merumuskan Tujuan Khusus ... 110

4.1.2. Deskripsi Perencanaan ... 111

4.1.2.1. Mengembangkan Instrumen Assesment ... 111

4.1.2.2. Mengembangkan Strategi Pembelajaran... 112

4.1.2.3. Mengembangkan dan Memilih Bahan Pembelajaran ... 113

4.1.3. Deskripsi Validasi dan Uji Coba... 116

4.1.3.1. Deskripsi Hasil Validasi Ahli ... 117

4.1.3.2. Deskripsi Uji Coba ... 123

4.2. Analisis Data ... 135

4.2.1. Analisis Data Validasi Bahan Ajar Bahasa Indonesia ... 135

4.2.2. Analisis Data Keefektifan Bahan Ajar Bahasa Indonesia ... 138

4.3. Pembahasan Hasil Penelitian ... 141

4.4. Temuan Penelitian ... 144

4.5. Keterbatasan Penelitian ... 145

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN 3.1. Simpulan ... 147

3.2. Saran ... 148

DAFTAR PUSTAKA ... 150

(13)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 : Rata-Rata Ulangan Harian 4 Aspek Keterampilan Berbahasa

SD Negeri 060834 Kecamatan Medan Petisah Kota Medan

Tahun Pelajaran 2013/2014 ... 5

Tabel 1.2 : Rata-Rata Ulangan Harian 4 Aspek Keterampilan Berbahasa SD Negeri 060834 Kecamatan Medan Petisah Kota Medan Tahun Pelajaran 2014/2015 ... 5

Tabel 2.1 : Learning Style Allocation... 37

Tabel 2.2 : Berbagai Tips Dalam Mengajar Sesuai Gaya Belajar ... 44

Tabel 2.3 : Karakteristik Fisiologis dan Bahasa Gaya Belajar Prefensi Sensori ... 45

Tabel 3.1 : Berbagai Tips Dalam Mengajar Sesuai Gaya Belajar ... 84

Tabel 3.2 : Kisi-Kisi Instrumen Ahli Materi ... 92

Tabel 3.3 : Kisi-Kisi Instrumen Ahli Desain Pembelajaran ... 93

Tabel 3.4 : Kisi-Kisi Instrumen Tes Hasil Belajar ... 94

Tabel 3.5 : Kisi-Kisi Instrumen Angket Respon Siswa ... 98

Tabel 3.6 : Kriteria Jawaban Item Instrumen Validasi ... 100

Tabel 3.7 : Rentang Presentase dan Kriteria Kualifikasi Uji Kelayakan Bahan Ajar Bahasa Indonesia ... 101

Tabel 4.1 : Berbagai Tips Dalam Mengajar Sesuai Gaya Belajar ... 112

(14)

x

Tabel 4.8 : Hasil Uji Validitas ... 127

Tabel 4.9 : Hasil Uji Tingkat Kesukaran ... 127

Tabel 4.10 : Hasil Uji Daya Beda ... 127

Tabel 4.11 : Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar (Setelah Uji Coba) ... 128

Tabel 4.12 : Rangkuman Hasil Pretest dan Posttest Uji Coba Lapangan .... 129

Tabel 4.13 : Rangkuman Hasil Gain Score Uji Coba Lapangan ... 130

Tabel 4.14 : Ketercapaian Indikator Hasil Pretest dan Posttest Uji Coba Lapangan belajar (Posttest) Uji Coba Lapangan ... 130

Tabel 4.15 : Respon Siswa Uji Coba Lapangan ... 131

Tabel 4.16 : Pencapaian Indikator Keefektifan Bahan Ajar Bahasa Indonesia... 134

Tabel 4.17 : Persentase Rata-Rata Hasil Penilaian Oleh Ahli Materi ... 135

Tabel 4.18 : Persentase Rata-Rata Hasil Penilaian Oleh Ahli Desain Pembelajaran ... 137

(15)

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 : Alur Analisis Penyusunan Bahan Ajar ... 19

Gambar 2.2 : Tahap-Tahap Pengembangan Model Dick and Carey ... 31

Gambar 3.1 : Tahap-Tahap Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Indonesia Berdasarkan Gaya Belajar Siswa Pada SD Negeri 060834 Medan……….. . 73

Gambar 3.2 : Peta Konsep Materi Menulis Deskripsi ... 79

Gambar 4.1 : Peta Konsep Materi Menulis Deskripsi ... 109

Gambar 4.2 : Tampilan Cover Bahan Ajar Bahasa indonesia (Draft I) ... 115

Gambar 4.3 : Diagram Persentase Rata-Rata Hasil Penilaian Ahli Materi ... 136

Gambar 4.4 : Diagram Persentase Rata-Rata Hasil Penilaian Ahli Desain Pembelajaran ... 138

Gambar 4.5 : Diagram Peningkatan Ketuntasan Klasikal Uji Coba Lapangan ... 139

(16)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Perangkat Pembelajaran

1a Silabus Pembelajaran... 155

1b RPP ... 158

1c Bahan Ajar Bahasa Indonesia Lampiran 2 Instrumen Penelitian 2a Lembar Validasi LKS ... 173

2b Tes Hasil Belajar ... 179

2c Kunci Jawaban dan Penskoran Tes Hasil Belajar ... 184

2d Angket Respon Siswa ... 185

Lampiran 3 Hasil Validasi LKS dan Uji Coba 3a Hasil Validasi LKS ... 186

3b Hasil Uji Coba Tes Hasil Belajar ... 188

3c Tes Hasil Belajar (Setelah Uji Coba) ... 191

3d Kunci Jawaban Tes Hasil Belajar ... 195

Lampiran 4 Data Hasil Pretest dan Posttest 4a Hasil Ketuntasan Belajar Pretest UJi Coba Lapangan ... 196

4b Hasil Ketuntasan Belajar Posttest Uji Coba Lapangan ... 198

4c Hasil Gain Score Uji Coba Lapangan ... 200

4d Hasil Ketercapaian Indikator Pembelajaran Pretest Uji Coba Lapangan ... 201

4e Hasil Ketercapaian Indikator Pembelajaran Posttest Uji Coba Lapangan ... 203

Lampiran 5 Data Hasil Angket Respon Siswa 5a Hasil Angket Respon Siswa Uji Coba Lapangan ... 205

Lampiran 6 Surat-Surat Kelengkapan Penelitian

(17)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Dalam era globalisasi dewasa ini, makin terasa pentingnya

berkomunikasi, baik antar anggota masyarakat maupun antar kelompok

masyarakat. Alat komunikasi yang paling tepat untuk ini adalah bahasa.

Dengan bahasa manusia sebagai makhluk sosial dapat berhubungan satu

sama lain secara efektif dan dapat menyatakan perasaan atau pendapat,

bahkan dengan bahasa manusia dapat berfikir dan bernalar. Bahasa juga

memungkinkan manusia untuk saling berhubungan, saling berbagi

pengalaman, saling berlajar dari yang lain. Untuk meningkatkan intlektual

dan kesusastraan, bahasa merupakan salah satu sarana untuk menuju

pemahaman tersebut. Oleh sebab itu, agar komunikasi berjalan dengan

lancar, manusia perlu terampil berbahasa baik lisan maupun tulisan.

Suatu komunikasi dikatakan berhasil apabila pesan yang

disampaikan dapat dipahami dengan baik oleh penyimak atau pendengar.

Menurut Tarigan (1985:2), “keterampilan berbahasa (langguage arts atau

langguage skills) dalam kurikulum mencakup empat jenis, yaitu

keterampilan menyimak (listening skills), keterampilan berbicara (reading

skills) ketrampilan berbicara (Speaking skills), keterampilan membaca

(reading skills) dan keterampilan menulis (writing skills). Keterampilan

menyimak merupakan salah satu ketrampilan pertama dipelajari manusia,

kemudian berbicara diikuti dengan membaca dan menulis. Keempat

(18)

2

keterampilan tersebut merupakan catur tunggal, yaitu antara satu dengan

yang lainnya saling berhubungan dan satu kesatuan yang tidak dapat

dipisahkan.

Mata pelajaran Bahasa Indonesia berdasarkan kurukulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP) adalah program untuk mengembangkan

pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa

Indonesia. Dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia, aspek

keterampilan berbahasa dan keterampilan bersastra harus seimbang.

Artinya, dalam setiap aktivitas yang dilakukan terutama dalam kegiatan

belajar mengajar di kelas, aspek membaca, menyimak, menulis dan

berbicara harus dilaksanakan guru secara bersamaan atau terintegrasi dalam

setiap tema yang disampaikan.

Menurut Badudu (1985:56), “problematika Bahasa Indonesia adalah

pengajaran Bahasa Indonesia yang bersifat formal akademis, dan bukan

untuk melatih kebiasaan berbahasa siswa itu sendiri”. Menurut Alfianto

(2008:76-77), permasalahan lain yang muncul dalam pembelajaran Bahasa

Indonesia antara lain: 1) pembelajaran belum sepenuhnya menekankan

pada kemampuan berbahasa tetapi, lebih pada penguasaan materi, hal ini

terlihat pada porsi materi yang tercantum dalam buku paket lebih banyak

diberikan oleh guru dibandingkan pelatihan berbahasa yang sifatnya lisan

ataupun praktik, 2) persepsi sebagian guru menganggap bahwa

keberhasilan siswa lebih banyak dilihat dari nilai Ujian Nasional (UN).

Akibatnya, materi yang diberikan kepada siswa sekedar membuat mereka

(19)

3

memahami dan mengimplementasikan materi tersebut untuk kepentingan

praktis dan kemampuan berbahasa mereka.

Proses pembelajaran dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

menuntut adanya partisipasi aktif dari seluruh siswa. Jadi, kegiatan belajar

berpusat pada siswa, guru sebagai motivator dan fasilitator di dalamnya agar

suasana kelas lebih hidup. Pendidikan di abad pengetahuan menuntut adanya

manajemen pendidikan yang modern dan professional dengan bernuansa

pendidikan. Lembaga-lembaga pendidikan diharapkan mampu mewujudkan

peranannya secara efektif dengan keunggulan dalam kepemimpinan, staf, proses

belajar mengajar, pengembangan staf, kurikulum, tujuan dan harapan, iklim

sekolah, penilaian diri, komunikasi, dan keterlibatan orang tua atau masyarakat.

Tidak kalah pentingnya sosok penampilan guru yang ditandai dengan keunggulan

dan nasionalisme dan jiwa juang, keimanan dan ketakwaan, penguasaan iptek,

etos kerja dan disiplin, profesionalisme, kerja sama dan belajar dengan berbagai

disiplin, wawasan masa depan, kepastian karier, dan kesejahteraan lahir batin.

Pendidikan mempunyai peranan yang amat strategis untuk mempersiapkan

generasi muda yang memiliki keberdayaan dan kecerdasan emosional yang tinggi

dan menguasai megaskills yang mantap. Untuk itu, lembaga pendidikan dalam

berbagai jenis dan jenjang memerlukan pencerahan dan pemberdayaan dalam

berbagai aspeknya.

Sementara itu peran guru Bahasa Indonesia juga tak lepas dari

sorotan mengingat guru merupakan tokoh sentral dalam proses

pembelajaran di kelas. Menurut Alfianto (2008:83-84) kemampuan guru

(20)

4

pembelajaran, dan penyusunan serta penyelenggaraan tes hasil belajar

cendrung masih kurang. Guru Bahasa Indonesia juga harus memperhatikan

prinsip-prinsip pembelajaran Bahasa Indonesia yang langsung berhubungan

aspek keterampilan menulis, kosa kata, berbicara, membaca, dan

kebahasaan. Selain itu siswa dan guru memerlukan bahan bacaan yang

mendukung pengembangan minat baca, menulis dan apresiasi sastra.

Tuntutan perubahan pembelajaran harus dilakukan oleh guru

seperti tersebut diatas, belum terealisasinya dengan baik di beberapa

sekolah belum terlihat adanya inovasi pembelajaran dan peningkatan mutu

yang berarti. Seperti halnya keadaan di kelas VI SD Negeri 060834

Kecamatan Medan petisah Kota Medan, meskipun kurikulum yang

diberlakukan KTSP, tetapi tetap saja digunakan cara-cara lama dalam

kegiatan mengajar, yaitu metode yang didominasi metode ceramah, guru

tanpa menggunakan bahan ajar, dan menghabiskan alokasi waktu dengan

menyuruh menyalin rangkuman, mengerjakan tugas-tugas yang ada dalam

buku teks.

Hasil wawancara dengan guru kelas tentang pembelajaran di kelas

VI menggambarkan bahwa pembelajaran yang dilakukan guru masih

bersifat konvensional. Salah satu contoh dalam mengajarkan mata pelajaran

bahasa Indonesia terutama aspek menulis, guru masih saja menugaskan

siswa untuk untuk mengarang sesuatu yang belum ada, siswa diharusnya

membuat sebuah tulisan yang bagi siswa sendiri belum pernah

mengalaminya sehingga dalam mengembangkannya menjadi sebuah tulisan

(21)

5

Kondisi ini berdampak pada proses hasil belajar yang tidak

maksimal selain kegiatan belajar tidak menarik monoton, dan

membosankan, hasil belajar juga tidak memuaskan. Sebagian peserta selalu

mendapatkan nilai rendah ketika pelajaran menulis deskripsi. Hal ini dapat

dilihat dari hasil Ulangan Harian (UH). Hasil ulangan untuk aspek menulis

dapat dikatakan terendah dari 3 aspek yang lain yaitu, membaca, menyimak

dan berbicara. Data nilai rata-rata ulangan harian dari empat aspek

keterampilan berbahasa yang dilaksanakan di kelas VI SD Negeri 060834

Medan kecamatan Medan Petisah Tahun Pelajaran 2013/2014 dan

2014/2015 disajikan dalam Tabel 1.1 dan Tabel 1.2 berikut:

Tabel 1.1 Rata-Rata Ulangan Harian 4 Aspek Keterampilan Berbahasa SD Negeri 060834 Kecamatan Medan Petisah Kota Medan Tahun Pelajaran 2013/2014 Petisah Kota Medan Tahun Pelajaran 2013/2014.

(22)

6

Melihat demikian rendahnya mutu proses hasil pembelajaran di

kelas VI SD Negeri 060834 Kecamatan Medan Petisah Kota Medan,

terutama dalam aspek menulis pada pembelajaran bahasa Indonesia jika

dibandingkan dengan pelajaran matematika dan ilmu pengatahuan alam,

maka diperlukan supaya maksimal dan sunguh-sungguh dari guru kelas

melalui tindakan perbaikan pola, strategi, dan orientasi pembelajaran dan

orientasi pembelajaran sesuai dengan amanat KTSP. Tindakan dapat

dilakukan guru sesuai dengan kondisi kelas tersebut antara lain adalah

menerapkan teknik pembelajaran yang memberi peluang terjadinya

interaksi. Teori belajar menurut Trianto (2009:79) bahwa “ide-ide

konstruktivisme modern banyak berlandaskan pada teori Vygotsky yang

telah digunakan untuk menunjang metode pengajaran yang menekankan

kepada pembelajaran kooperatif, pembelajaran berbasis kegiatan dan

penemuan”. Sedangkan teori belajar konstruktivisme menurut Piaget dalam

Trianto (2001:99) memandang bahwa “perkembangan kognitif sebagai

suatu proses dimana peserta didik secara aktif membangun sistem makna

dan pemahaman realitas melalui pengalaman-pengalaman dan

interaksi-interaksi mereka. Peserta didik mengalami langsung aktif berkreativitas,

dan interaksi multi arah kondisi yang harus dibangun melalui teknik

pembelajaran”.

Pendekatan konstruktivisme pada pendidikan berusaha merubah

pendidikan dari dominasi guru menjadi pemusatan pada siswa. Peranan guru

adalah membantu siswa mengembangkan pengertian baru. Siswa diajarkan

(23)

7

apakah mereka siap untuk tahu dari pembentukan pengertian baru ini. Pada bagian

ini, kita melihat permulaan aliran konstruktivisme, peranan pengalaman siswa

dalam belajar dan bagaimana dapat mengasimilasi pengertiannya.

Konstruksivisme merupakan suatu proses yang memerlukan waktu serta

merefleksikan sejumlah tahapan perkembangan dalam memahami konsep-konsep

Bahasa Indonesia. Menurut Slavin (1997:269-270) yaitu:

The essence of constructivist theory is the idea that learners must individually discover and transform complex information if they are to make it their own. Constructivist theory sees learners as constantly checking new information against old rules and then revising the rules when they no longer work.

Slavin mengatakan bahwa hakikat dari teori belajar konstruktivis adalah

siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks,

mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila

aturan-aturan tersebut tidak lagi sesuai. Belajar itu tidak sekedar mengingat

informasi. Siswa dituntut benar-benar memahami dan dapat menerapkan

pengetahuannya. Mereka harus bekerja memecahkan masalah, menemukan segala

sesuatu untuk dirinya, berusaha sungguh-sungguh dengan ide-idenya.

Diasumsikan bahwa siswa sudah memiliki pengetahuan tentang lingkungan dan

peristiwa/gejala sekitarnya. Hal ini sesuai dengan pendapat para ahli pendidikan

bahwa inti kegiatan pendidikan adalah melalui pelajaran dari “apa yang diketahui

siswa”. Jadi siswa membangun sendiri pengetahuan dan pemahamannya, dimulai

dari gagasan non ilmiah menjadi pengetahuan ilmiah.

Materi pembelajaran yang bermutu akan berhasil mencapai tujuan

pembelajaran apabila pendidik mengorganisasikannya ke dalam bahan ajar

(24)

8

vital bagi keberhasilan pembelajaran Bahasa Indonesia mengingat bahwa

bahasa merupakan penghela pemahaman semua ilmu pengetahuan.

Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk

membantu guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas.

Sofan dan Lif (2010:161) menyatakan jenis bahan ajar harus disesuaikan

dengan kurikulum dan setelah itu dibuat rancangan pelajaran seperti

dibawah ini: 1) bahan ajar dipandang (visual) terdiri atas bahan cetak

(printed) seperti handout, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet,

wallchart, foto/gambar, dan mencetak, seperti model/maket; 2) bahan ajar

dengar (audio) seperti kaset, radio, piringan hitam, dan compact disk; 3)

bahan ajar pandang dengar (audio visual) seperti vidio compac disk; dan 4)

bahan ajar multimedia pembelajaran interaktif (interaktif teaching

material) seperti CAI (Computer Assisted Instruction) Compoct Disk (CD)

multimedia pembelajaran interaktif, dan bahan ajar berbasis web (web

based learning materials).

Berdasarkan penjabaran di atas, bahan ajar dapat dapat

diklasifikasikan menjadi bahan ajar tertulis. Menurut Sitepu (2005:114)

“buku ajar merupakan satu sumber ajar sekaligus juga meningkatkan mutu

proses dan hasil pembelajaran”. Pengembangan bahan ajar Bahasa

Indonesia yang akan dilakukan hendaknya dapat memberi masukan pada

pendidikan sekarang ini yang diarahkan untuk membekali peserta didik

dengan pengetahuan bahasa sekaligus aktualisasi pengetahuan tersebut

pada konteks sosial, budaya dan akademis. Hal ini disebabkan

(25)

9

bermakna kontekstual. Hasil yang diharapkan dari penelitian

pengembangan ini adalah untuk menghasilkan bahan ajar yang dapat

digunakan untuk meningkatkan kemampuan memahami menulis dengan

gaya belajar yang berbeda.

Pengembangan sistem pembelajaran kearah yang lebih baik merupakan hal

yang perlu mendapat perhatian serius, maka prioritas yang akan menjadi penentu

utama keberhasilan proses pembelajaran adalah guru. Guru harus mampu

membantu siswa dalam belajar dengan menciptakan berbagai keadaan yang

mengarah pada pencapaian tujuan pembelajaran. Selain itu Gagne (1977:98)

menyebutkan ada tiga fungsi guru dalam mengajar yaitu merancang pembelajaran,

pengelola pembelajaran, dan evaluator pembelajaran. Dengan rancangan

pembelajaran yang baik, apa yang diharapkan dari pembelajaran itu akan tercapai.

Idealnya dalam merancang kegiatan pembelajaran, guru harus dapat melatih siswa

untuk bertanya, mengamati, menyelidiki, membaca, mencari dan menemukan

jawaban atas pertanyaan baik yang diajukan oleh guru maupun yang mereka

ajukan sendiri.

Selain bahan ajar yang digunakan dalam proses belajar mengajar,

perlu juga dipertimbangkan gaya belajar yang dimiliki siswa dalam

meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia. Oleh sebab itu, pembahasan

dalam penelitian ini termasuk gaya belajar yang dapat mempengaruhi hasil

belajar Bahasa Indonesia. Setiap siswa memiliki gaya belajar tersendiri

dalam menjalankan proses suatu pembelajaran. Gaya belajar dapat

dipengaruhi kebiasaan seseorang dalam menghadapi dan memecahkan

(26)

10

variabel yang mempengaruhi cara belajar seseorang diantaranya faktor

fisik, emosional, sisiologis, dan lingkungan. Gaya belajar merupakan

kombinasi darimana seseorang menyerap kemudian mengatur serta

mengolah informasi. Gaya belajar yang dipaksakan tidak akan bermakna

karena dilakukan dengan tidak berdasarkan kehendak hati atau tidak

bersumber dari diri sendiri. Menurut Susilo (2009:14) ada banyak gaya

belajar yang unik misalnya ada yang tidak bisa belajar bila tidak sambil

menonton Televisi, ada yang tidak bisa konsentrasi bila tidak sambil

mendengar musik, ada yang hanya konsentrasi bila belajar waktu subuh

atau di tempat yang sepi. Jadi gaya belajar dapat mempengaruhi

keberhasilan keberhasilan seseorang dalam pembelajaran, yang intinya

gaya belajar itu diharapkan mampu membantu menyerap materi pelajaran

yang disampaikan guru.

Pengembangan bahan ajar Bahasa Indonesia yang akan dilakukan

hendaknya dapat memberi masukan pada pendidikan sekarang ini yang

diarahkan untuk membekali siswa dengan pengetahuan bahasa sekaligus

aktualisasi pengetahuan tersebut pada konteks sosial, budaya dan akademis.

Hal ini disebabkan kemampuan menulis deskripsi pada pembelajaran

Bahasa Indonesia dipandang sebagai satuan bahasa yang bermakna

kontekstual. Hasil yang diharapkan dari penelitian pengembangan ini

adalah untuk bahan ajar yang dapat digunakan meningkatkan kemampuan

memahami dan menulis deskripsi berdasarkan gaya belajar siswa.

(27)

11

penelitian yang berjudul “Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Indonesia

Berdasarkan Gaya Belajar Siswa Kelas VI SD Negeri 060834 Medan”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasikan beberapa

masalah yaitu sebagai berikut: (1) hasil belajar Bahasa Indonesia khususnya

keterampilan menulis siswa kurang memuaskan; (2) metode pembelajaran

yang selama ini diterapkan kurang variatif untuk meningkatkan hasil

belajar Bahasa Indonesia; (3) perlunya pengembangan bahan ajar Bahasa

Indonesia yang menyajikan tulisan deskriptif; (4) guru belum mengetahui

gaya belajar siswa; dan (5) belum adanya bahan ajar yang dapat

memfasilitasi gaya belajar siswa.

1.3. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka peneliti

membatasi permasalahan penelitian. Adapun batasan masalah yang dimaksud

adalah:

1. Pengembangan bahan ajar Bahasa Indonesia berdasarkan gaya

belajar pada materi menulis deskripsi.

2. Keefektifan penggunaan bahan ajar Bahasa Indonesia berdasarkan

gaya belajar pada materi menulis deskripsi dalam pembelajaran.

3. Penelitian dan pengembangan bahan ajar Bahasa Indonesia

berdasarkan gaya belajar pada materi menulis deskripsi ini dilakukan

(28)

12

1.4. Rumusan Masalah

Suatu penelitian dapat dilakukan sistematis apabila permasalahan

telah terangkum dalam suatu perumusan masalah. Berdasarkan batasan

masalah, masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana kelayakan dan kevalidan bahan ajar Bahasa Indonesia

berdasarkan gaya belajar siswa kelas VI SD Negeri 060834 Medan?

2. Bagaimana keefektifan bahan ajar Bahasa Indonesia berdasarkan

gaya belajar pada materi menulis deskripsi kelas VI SD Negeri

060834 Medan?

1.5. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai

dalam penelitian, yaitu:

1. Mengetahui kelayakan dan kevalidan bahan ajar Bahasa Indonesia

berdasarkan gaya belajar siswa kelas VI SD Negeri 060834 Medan.

2. Mengetahui keefektifan bahan ajar Bahasa Indonesia berdasarkan

gaya belajar pada materi menulis deskripsi kelas VI SD Negeri

060834 Medan.

1.6. Manfaat Penelitian

Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini diharapkan dapat

bermanfaat secara teoritis dan praktis. Manfaat teoritis penelitian ini antara

lain adalah: (1) bahan ajar yang dihasilkan diharapkan dapat memberikan

(29)

13

pemikiran dan bahan acuan bagi guru, pengelola, pengembang lembaga

pendidikan, dan peneliti selanjutnya yang ingin mengkaji dan

mengembangkan secara mendalam tentang pengembangan bahan ajar

Bahasa Indonesia; dan (3) membantu memahami tentang pengembangan

bahan ajar dengan gaya belajar siswa. Secara praktis manfaatnya adalah:

(1) sumber belajar mandiri sehingga diharapkan mampu meningkatkan

motivasi dan hasil belajar siswa; (2) bahan ajar yang dihasilkan dapat

digunakan sebagai sarana utama maupun sarana pendamping dalam

menyampaikan mata pelajaran bahasa Indonesia diserta beberapa gaya

belajar siswa; dan (3) penyampaian pembelajaran yang disajikan lebih

menarik dan memperjelas pemahaman gaya belajar sehingga dapat menarik

(30)

149

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Pembelajaran Bahasa Indonesia yang dengan menggunakan bahan ajar

Bahasa Indonesia berdasarkan gaya belajar yang dikembangkan dapat

meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan rumusan masalah, tujuan

penelitian, hasil penelitian dan pembahasan seperti yang telah dikemukakan pada

Bab sebelumnya, maka diperoleh beberapan simpulan sebagai berikut:

1. Hasil validasi materi pada bahan ajar Bahasa Indonesia yang

dikembangkan menunjukkan bahwa: 1) kualitas kesesuaian materi dengan

SK dan KD dinilai sangat valid, dengan persentase 100 %, 2) kualitas

keakuratan materi dinilai sangat valid, dengan persentase 100 %, dan 3)

kualitas materi bahan ajar Bahasa Indonesia dinilai valid, dengan

persentase 81,25 %. Namun, kesimpulan pada lembar validasi bahan ajar

Bahasa Indonesia oleh validator ahli materi adalah layak digunakan di

lapangan dengan revisi. Sedangkan hasil validasi desain pembelajaran

pada bahan ajar Bahasa Indonesia yang dikembangkan menunjukkan

bahwa: 1) kualitas desain pembelajaran bahan ajar Bahasa Indonesia

dilihat dari kelayakan penyajian dinilai sangat valid, dengan persentase

84,38 %, 2) kualitas desain pembelajaran bahan ajar Bahasa Indonesia

dilihat dari penyajian dinilai sangat valid, dengan persentase 87,5 %, 3)

kualitas desain pembelajaran bahan ajar Bahasa Indonesia dilihat dari

kebahasaan dinilai sangat valid, dengan persentase 75 % dan 4) kualitas

(31)

150

desain pembelajaran bahan ajar Bahasa Indonesia dilihat dari pemilihan

gambar dinilai sangat valid, dengan persentase 100 %. Namun, kesimpulan

pada lembar validasi bahan ajar Bahasa Indonesia oleh validator ahli

desain pembelajaran adalah layak digunakan di lapangan dengan revisi.

Kesimpulan dari kedua validator pada setiap aspek penilaian secara

keseluruhan dapat dinyatakan bahwa bahan ajar Bahasa Indonesia

berdasarkan gaya belajar layak digunakan di lapangan dengan revisi dan

sangat valid.

2. Keefektifan bahan ajar Bahasa Indonesia yang dikembangkan berdasarkan

gaya belajar diperoleh melalui satu kali percobaan. Pada uji coba lapangan

diperoleh hasil, yaitu: (1) persentase ketuntasan klasikal meningkat, 92,59

%; (2) ketercapaian tujuan pembelajaran (TPK) tercapai; (3) respon siswa

positif; dan (4) presentase waktu belajar efektif. Berdasarkan gain score,

tingkat keefektifan bahan ajar Bahasa Indonesia berdasarkan gaya belajar

dalam meningkatkan hasil belajar adalah sedang. Pada uji coba lapangan

syarat keefektifan terpenuhi, maka dapat disimpulkan bahwa bahan ajar

Bahasa Indonesia yang telah dikembangkan berdasarkan gaya belajar telah

efektif digunakan.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti mengemukakan beberapa saran

sebagai berikut.

1. Bahan ajar Bahasa Indonesia berdasarkan gaya belajar yang telah

(32)

151

meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan materi menulis

deskripsi sehingga dapat dijadikan masukan bagi sekolah untuk digunakan

dalam pembelajaran. Selain itu, bahan ajar Bahasa Indonesia berdasarkan

gaya belajar ini menarik, sesuai dengan karakteristik dan gaya belajar

siswa.

2. Bahan ajar Bahasa Indonesia berdasarkan gaya belajar yang dihasilkan

belum diimplementasikan secara luas di sekolah-sekolah lain,

penyebarannya adalah penyebaran terbatas yaitu hanya pada subjek di

sekolah penelitian. Untuk mengetahui keefektifan bahan ajar Bahasa

Indonesia berdasarkan gaya belajar dalam berbagai topik pelajaran Bahasa

Indonesia dan mata pelajaran lain yang sesuai, disarankan pada para guru

dan peneliti untuk mengimplementasikan bahan ajar Bahasa Indonesia

berdasarkan gaya belajar ini pada ruang lingkup yang lebih luas di

sekolah-sekolah.

3. Respon siswa positif terhadap pembelajaran dengan menggunakan bahan

ajar Bahasa Indonesia berdasarkan gaya belajar. Oleh sebab itu diharapkan

pada guru Bahasa Indonesia agar dapat menciptakan suasana pembelajaran

yang memberikan respon positif serta menyenangkan bagi siswa. Dengan

demikian, siswa tidak akan menganggap bahwa Bahasa Indonesia adalah

Gambar

Gambar 2.1 : Alur Analisis Penyusunan Bahan Ajar ....................................
Tabel 1.2 Rata-Rata Ulangan Harian 4 Aspek Keterampilan Berbahasa SD Negeri 060834 Kecamatan Medan Petisah Kota Medan
gambar dinilai sangat valid, dengan persentase 100 %. Namun, kesimpulan

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan pemahaman teori dan konsep yang telah dikemukakan, maka secara skematis, model analisis akan dilakukan dalam mengkaji perilaku aparatur pemerintahan di

Januari 20L5, terhitung mulai tanggal 30 Januari 2015 telah nyata melaksanakan tugas sebagai Kepala Unit Pelaksana Teknis Perpustakaan (UPT Perpustakaan) Universitas

Tujuan penelitian ini selain untuk menganalisis perkembangan volume produksi kopi Arabika, perkembangan luas areal dan produktivitas kopi Arabika, perkembangan harga

Peneliti akan menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif yaitu penelitian yang menggunakan tekhnik wawancara untuk mendeskripsikan data yang

Kompetensi inti merupakan kompetensi operasionalisasi standar kompetensi lulusan dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki oleh peserta didik yang telah

Fakta sosial ikut memperkaya novel ini dalam menggambarkan kehidupan nyata masyarakat Indonesia, yang diulas secara komprehensif. Misalnya, permasalahan susahnya akses kesehatan

Arti dari register itu adalah pemberitahuan dan perintah dari Sintel pada PPKA bahwa tingkapan sepur tunggal dengan semboyan 5 untuk kereta Prameks yang akan masuk

Hasil penelitian ini menunjukkan ada pengaruh yang bermakna terhadap penurunan tekanan darah sistole dan diastole pada kelompok perlakuan dengan pemberian VCO sebanyak