KARYA-KARYA TARALAMSYAH SARAGIH SEBAGAI
KOREOGRAFER TARI SIMALUNGUN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebahagian Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
ANTIN LESTARI
NIM. 2101142003
JURUSAN SENDRATASIK
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i
ABSTRAK
Antin Lestari, NIM 2101142003. Karya-karya Taralamsyah Saragih Sebagai Koreografer Tari Simalungun. Program Studi Pendidikan Tari Jurusan Sendratasik Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.
Penelitian ini merupakan kajian mengenai bentuk Koreografi karya-karya Taralamsyah Saragih sebagai koreografer tari Simalungun. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bentuk koreografi karya-karya Taralamsyah Saragih sebagai koreografer tari Simalungun.
Dalam pembahasan penelitian ini digunakan teori-teori yang berhubungan dengan topik penelitian yaitu pengertian biografi, teori bentuk, teori identitas, dan teori koreografi.
Dalam melaksanakan penelitian ini, penulis menggunakan metode deskritif kualitatif. Populasi pada penelitian ini sekaligus menjadi sampel pada penelitian yaitu karya-karya Taralamsyah Saragih. Teknik pengumpulan data meliputi studi kepustakaan, wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat diketahui bahwa Taralamsyah Saragih adalah salah satu seniman yang berasal dari Simalungun, ia merupakan anak raja Raya ke-40. Ia lahir dilingkungan Rumah Bolon Pematang Raya Simalungun pada tanggal 18 Agustus 1918. Bentuk koreografi karya tari seperti
tortor Haroan Bolon, tortor Sitalasari, tortor Manduda yang diciptakan
Taralamsyah dapat dilihat dari sisi fungsi, pola garapan dan koreografinya. Ciri khas yang terdapat dalam karya Taralamsyah Saragih juga dapat dilihat dari sisi tema, gerak, musik pengiring, kostum, pola lantai, dan jumlah penari. Alat musik yang digunakan dalam karya-karya Taralamsyah Saragih adalah akordion, sulim, serunai, keyboard, gitar, piano, simbal dan gondrang Sipitu-pitu.
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang senantiasa memberikan rahmat dan ridho-NYA, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Skripsi dengan judul “ Karya-karya Taralamsyah Saragih Sebagai
Koreografer Tari Simalungun”, yang merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.
Selama dalam penyusunan Skripsi ini mulai dari awal hingga akhir penulis banyak memperoleh bimbingan,dukungan,bantuan,saran dan kritik dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan.
2. Dr. Isda Pramuniati,M.Hum, selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Seni. 3. Uyuni Widiastuti, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Sendratasik.
4. Nurwani, S.S.T, M.Hum, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Tari Jurusan Sendratasik Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan. 5. Yusnizar Heniwaty, S.S.t, M.Hum, selaku Dosen Pembimbing I dan Drs.
Inggit Prastiawan, M.Sn, selaku Dosen Pembimbing II.
6. Dra.Rr RHD Nugrahaningsih, M.Si, selaku Dosen Pembimbing Akademik dan Dra. Tuti Rahayu, M.Si, selaku Dosen Penguji.
7. Seluruh Dosen dan Staf khususnya Program Studi Pendidikan Tari yang telah memberikan ilmu,bimbingan,arahan serta dukungan selama perkuliahan.
8. Kedua orang tua tercinta, Bapak Hadi Swarno Poniran dan Ibu Sumiati yang senantiasa dan tidak henti-hentinya memberikan kasih sayang, doa serta dukunganya baik secara moral maupun materi, serta kepada kedua abang tersayang Ari Santoso dan Anton Purwanto.
iii
10.Mardiana Haloho dan Harris Hemdi Purba sebagai narasumber, yang telah memberikan banyak informasi kepada penulis selama melakukan penelitian.
11.Tandasyah Pradika, Patria, Hendra, Putri, Syani, yang telah memberikan dukungan kepada penulis.
12.Teman-teman Program Studi Tari Sendratasik Unimed stambuk 2010 selama masa perkuliahan di Pendidikan Tari Unimed terutama yang telah terlebih dahulu wisuda Lucy Okprita S.Pd, Fatma Zulika S.Pd, Dea Halida S.pd, Niki Tanura S.Pd, Afni Dayanti S.Pd, dan teman-teman yang telah bersama-sama dalam proses penyusunan Skripsi yaitu : Sefrina, Jelita, Sheila, Reysita, Ida, Kiki.
Akhir kata penulis berharap Skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dapat memberikan kontribusi dalam kemajuan seni budaya di bidang pendidikan yang ada di Indonesia.
Medan, Maret 2015 Penulis,
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Taralamsyah Saragih Garingging ... 26
Gambar 4.2 Tuan Hapoltakan atau Tuan Sumayan ayahnya
Taralamsyah Sargih……….. .... 27
1
Batak Simalungun, Karo, Nias, Mandailing Melayu dan lain-lain. Meskipun
berbeda-beda suku mereka hidup berdampingan tanpa membedakan-bedakan
antara satu dengan yang lainya. Setiap etnis memiliki ciri tersendiri, baik dari adat
istiadat, kesenian, maupun latar belakang yang membentuknya. Keragaman ciri
tersebut tetap memilliki tujuan yang sama, yaitu mengembangkan kebudayaannya
masing-masing tanpa merubah ciri yang khas dari budaya itu sendiri. Kesemua
etnik yang ada ini hidup berdampingan dengan segala macam bentuk
kebudayaannya, yang masing-masing memiliki ciri dan menjadi penanda
masyarakatnya. Batak Simalungun sebagai salah satu etnis yang ada di Sumatera
Utara juga memiliki bentuk-bentuk budaya yang merupakan hasil dari masyarakat
yang dilakukan secara turun temurun dari generasi ke generasi. Bentuk-bentuk
kebudayaan tersebut salah satunya adalah kesenian yang berupa seni musik, seni
tari, dan juga lainnya.
Kebudayaan merupakan hasil cipta manusia dan juga merupakan suatu
kekayaan yang sampai saat ini masih kita miliki dan patut kita pelihara. Tiap
masyarakat mempunyai kebudayaan yang berbeda-beda dengan kebudayaan
masyarakat laian. Beragam budaya inilah yang menjadi bukti bahwa bangsa kita
kaya akan budaya. Beragam kebudayaan di Indonesia, berarti beragam pula jenis,
2
banyak hal yang membedakan antara satu masyarakat dengan masyarakat yang
lain. Tetapi hal itu juga akan menjadi persamaan antara perbedaan tersebut, yakni
menjadikan kebudayaan itu sebagai salah satu ciri khas dari masyarakat tersebut.
Hal ini sesuai dengan pendapat Rarp Linton (Ihrom, 2000:18) bahwa
“Kebudayaan adalah seluruh cara kehidupan masyarakat dimanapun dan
tidak hanya mengenai sebagian cara hidup oleh masyarakat dianggap lebih tinggi atau lebih diingkan. Meskipun banyak perbedaan diantara kenudayaan-kebudayaan manusia, namun isi dari kebudayaan yang
berbeda itu dapat digolongkan kedalam sejumlah kategori yang sama”.
Menurut E.B Taylor dalam Soekanto (1990:172) “Kebudayaan adalah
kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan,kesenian, moral, hokum,
adat-istiadat dan lian kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang
didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat”. Dari uraian tersebut dapat
diketahui bahwa kesenian merupakan salah satu wujud dari kebudayaan yang
dimiliki oleh setiap manusia sebagai anggota masyarakat. Seperti yang telah
dijabarkan diatas bahwa kebudayaan tersebut dapat dijadikan sebagai ciri khas
pembeda antara satu masyarakat dengan masyarakat yang lain. Adapun salah satu
wujud dari kebudayaan tersebut adalah kesenian.
Kesenian merupakan ekspresi dan kreativitas dari manusia yang
dituangkan melalaui gerak, bunyi, gamabr, atau sesuatu yang dapat diguunakan
oleh manusia itu sendiri
(http:/id.shvoong.com/humanities/arts/pengertian-kesenian). Kesenian juga merupakan warisan yang tidak boleh dilupakan,
3
tersebut. Kesenian biasa digunakan dalam ritual, upacara adat, hiburan dan
pertunjukan sehingga kesenian itu sendiri tidak lepas dari aktivitas masyarakat.
Tidak sedikit tarian di negeri ini punah terkikis oleh perkembangan zaman.
Tarian tradisional yang menjadi salah satu peninggalan nenek moyang bangsa ini
adalah bagian dari kekayaan budaya bangsa yang harus dilestarikan. Pada
umumnya kesenian yang terdapat pada setiap suku memiliki persamaan yang
dikaji secara unsur-unsur yang digunakan, namun memiliki perbedaan dan
menjadi karakter yang dimiliki. Bentuk-bentuk kesenian ini sesungguhnya telah
memperkaya keberagaman kesenian di Sumatera Utara.
Etnis Simalungun terbagi menjadi 2 berdasarkan wilayah Simalungun
yaitu Simalungun atas dan Simalungun bawah, tetapi mereka sama-sama terikat
oleh sistem kekeluargaan yang sangat erat seperti dalam pesta adat, upacara adat,
aktivitas kesenian, dan keseharian. Kesenian bagi masyarakat Simalungun
merupakan wujud dari aktifitas keseharian yang dilakukan sebagai ungkapan
syukur dengan apa yang sudah mereka dapatkan. Simalungun memiliki berbagai
ragam kesenian yakni seni rupa, seni musik, seni teater, seni tari maupun seni
lukis. Kesenian tersebut sering hadir diberbagai kegiatan masyarakat. Berbagai
kesenian yang masih sering dipertunjukan sampai saat ini dalam konteks seni tari
yakni tari Manduda, Sitalasari, Haro-haro, dan lain-lain. Karya seni tari ini
diciptaptakan oleh seorang seniman yang bernama Bapak Taralamsyah Saragih
yang merupakan seniman yang berasal dari Simalungun.
Taralamsyah saragih lahir sebagai keturunan Bangsawan Raja Raya di
4
Utara. Ia mulai mempelajari musik dan tari tradisi Simalungun sejak 1926.
Taralamsyah Saragih banyak menghasilkan karya-karya seni, termasuk seni tari,
dan seni musik. Karya-karya seni yang berhasil diciptakanya selain yang diatas
adalah: Panuhuman, sinodak-odak, Sombah ( penyelarasan tortor sombah, 1953),
Runten Tolo (1954), Nasiaran (1955) Makail, Haroan Bolon (1959), Uou (1960),
Tembakau (1964), Panak boru Napitu, Oratorium Kelahiran Nabi Isa (1966),
Sendratari Yasin (1967),Erpangir (1968), Sendratari Ramayana dalam gaya tari
dan musik Melayu (1970), serta banyak lagi tari dan sendratari yang ia ciptakan
dari tangan dinginnya.
Taralamsyah Saragih tidak hanya menciptakan seni tari, tetapi ia juga
menciptakan seni musik. Hasil karyanya sebagai pencipta lagu, Simalungun,
seperti: Lagu Eta Mangalop Boru, Parmaluan, Hiranan, Inggou
Parlajang, Tarluda,Parsonduk Dua, Padan Na So Suhun, Tading
Maetek, Pamuhunan, Paima Na So Saud, Sihala Sitaromtom, Sanggulung
Balunbalun, Ririd Panonggor, Marsalop Ari, Mungutni Namatua,
Pindah-Pindah, Inggou Mariah, Uhur Marsirahutan, Poldung Sirotap Padan, Bujur
Jehan, Simodak Odak (ciptaan bersama dengan Tuan Jan Kaduk Saragih), serta
yang lainnya. Beberapa lagu tradisi Simalungun yang ia gubah kembali, seperti
Parsirangan, Doding Manduda (ilah tradisi dari Ilah I Losung), Ilah (nyanyian)
Nasiholan, Marsigumbangi dan Na Majetter (ilah tradisi dari Ilah Bolon).[1]
Karya – karya yang diciptakan merupakan hasil dari aktivitas yang sering
dilakukan oleh masyarakat Simalungun seperti aktivitas dalam membuka lahan
5
masyarakat Simalungun merangsang ide kreatif Taralamsyah Saragih untuk
menghasilkan sebuah kesenian termasuk diantara seni tari dan seni musik. Hasil
karya Taralamsyah Saragih masih bisa dinikmati sampai saat ini. Taralamsyah
telah meninggalkan warisan kesenian yang tidak hanya berharga bagi generasi
yang lalu tapi juga sangat berharga bagi generasi masa kini dan juga generasi ang
akan datang. Taralamsyah adalah ikon bagi mahakarya Simalungun dalam dunia
kesenian. Taralamsyah menulis dan mencipta dengan jiwa bukan hanya sekedar
goresan pena dan juga bukan sekedar gerakan tari. Diluar musik Taralamsyah juga
telah menorehkan nilai-nilai serta gambaran dari kehidupan masyarakat
Simalungun. Misalnya saja karya tari yang berjudul “Haroan Bolon” yang
menggambarkan profesi petani yang mendominasi profesi warga Simalungun
pada zamanya. Karya ini memperlihatkan orang-orang bekerja secara bergotong
royong dengan semangat saling membantu penuntusan panen padi yang
merupakan pakerjaan yang hanya bisa rampung bia dikerjakan secara bergotong
royong atau bersama-sama. Tidak hanya tortor haroan bolon, tetapi ada juga
tortor manduda dan sitalasari yang hingga kini masi sering dipertunjukan dalam
berbagai kegiatan warga Simalungun seperti “Rondang Bittang”. Ketiga karya tari
inilah yang melekat pada diri Taralamsyah Saragih. Maka ketiga tari ini pula yang
akan diteliti oleh penulis sebagai bahan penelitian. Kini Taralamsyah telah wafat
yang tinggal hanyalah kenangan dan hasil-hasil karyanya, tetapi jasa besarnya
bagi terhadap Simalungun nyaris tak terdengar. Generasi sekarang hanya dapat
menikmati karyanya,tapi tak tahu siapa sang pencipta dari karya-karya yang telah
6
Perjalanan Taralamsyah Saragih cukup panjang untuk menjadi seorang
seniman yang dapat diterima oleh masyarakat. Maka dari itu peneliti ingin lebih
mengenal Taralamsyah Saragih lebih dalam lagi.
B. Identifikasi Masalah
Untuk memaksimalkan penelitian yang dilakukan, peneliti membuat
identifikasi masalah dengan tujuan supaya penelitian yang dilakukan lebih terarah
dan fokus serta masalah yang dibahas tidak tidak terlalu luas. Hal ini sejalan
dengan pendapat Riduwan (2004:21) :
“identifikasi masalah pada umumnya mendeteksi, melacak, menjelaskan aspek
permasalahan yang muncul dan berkaitan dari judul penelitian atau dan masalah
atau variable yang akan diteliti”.
Untuk dapat lebih dekat mengenal permasalahan apa yang akan
ditemukan ketika melakukan penelitian dilapangan maka peneliti membuat
identifikasi masalah dengan sangat terperinci. Berdasarkan segala permasalahan
yang telah diketahui, kemudian peneliti mengidentifikasikan masalah yang akan
diteliti mengenai Karya-karya Taralamsyah Saragih sebagai Koreografer Tari
Simalungun.
Berikut poin yang ditentukan dalam peneliti sebagai identifikasi masalah:
1. Bagaimana biografi Taralamsyah Saragih ?
2. Bagaimana proses penggarapan tari yang dilakukan oleh Taralamsyah
Saragih dalam menciptakan tari?
7
4. Apa saja karya-karya yang diciptakan oleh Taralamsyah Saragih?
5. Apa yang menjadi ciri khas dalam setiap karya-karya Taralamsyah
Saragih?
C. Pembatasan Masalah
Melihat ruang lingkup masalah yang terlalu luas maka peneliti harus
membuat batasan masalah terhadapa materi penelitian yang akan dilakukan agar
pembahasan tidak melebar dan mencapai sasaran. Hal ini sejalan dengan
pernyataan Winarno Surakhmad ( 1982:34) :
“Sebuah masalah yang dirumuskan terlalu luas tidak perlu dipakai sebagai masalah penyelidikan oleh karena tidak akan pernah jelas batas-batas masalahnya, pembatasan ini perlu, bukan saja untuk mempermudah, atau menyederhanakan masalah bagi penyelidik akan tetapi juga menetapkan lebih dahulu segala sesutu yang diperlukan dalam memecahkan masalah
tenaga, waktu, ongkos dan lain lain yang timbul dari rencana itu.”
Sejalan pendapat tersebut akan adanya ruang lingkup permasalahan bisa
menjadi lebih luas maka peneliti memerlukan adanya pembatasan masalah agar
tidak melebar dan mencapai sasarannya. Berdasarkan penelitian tentang
Taralamsyah Saragih, dengan memandang luasnya cakupan masalah yang
terdapat dalam identifikasi masalah serta keterbatasan waktu, ruang, tenaga dan
dana serta kemampuan teoritis, maka peneliti harus membuat pembatasan
masalah. Adapun pembatasan masalah ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana biografi Taralamsyah Saragih?
2. Bagaimana bagaimana bentuk Koreografi Karya-karya tari Taralamsyah
8
3. Apa yang menjadi ciri khas dalam setiap Karya-karya tari Taralamsyah
Saragih?
D. Rumusan Masalah
Dari pembatasan masalah diatas, maka untuk lebih memfokuskan dan
memutuskan masalah yang akan diteliti, maka maslah harus dirumuskan. Sugiono
(2009:288) menyatakan bahwa: “Supaya masalah dapat terjawab secara akurat,
maka masalah yang akan diteliti itu perlu dirumuskan secara spesifik”.
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Bagaimana “karya-karya Taralamsyah Saragih sebagai koreografer tari
Simalungun?”
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan suatu landasan pemikiran dalam membuat
sebuah penelitian, yang menjadi acuan terhadap maksud dalam pemilihan topic
permasalahan didalam sebuah penelitian. Dalam membuat tujuan dari penelitian
seorang peneliti harus benar-benar mengacu pada rumusan masalah penelitian.
Tujuan yang harus dicapai dalam penelitian yang bertujuan untuk mendapat
gambaran yang jelas tentang hasil yang akan diperoleh. Tujuan penelitian harus
mengacu pada rumusan masalah penelitian. Perbedaanya dalam rumusan masalah
harus ditulis dalam bentuk pertanyaan.
Dari perumusan masalah yang ada sehingga peneliti memiliki beberapa
9
1. Mendeskripsikan biografi Taralamsyah Saragih.
2. Mendeskripsikan bentuk Koreografi karya-karya tari Taralamsyah Saragih.
3. Mendeskripsikan ciri khas dalam setiap karya-karya tari Taralamsyah
Saragih
F. Manfaat Penelitian
Setiap penelitian selalu memiliki hasil yang bermanfaat, baik bagi peneliti
maupun instansi atau lembaga tertentu maupun orang lain. Dalam sebuah
penelitian tentunya terdapat beberapa manfaat yang dapat diperoleh, karena
sebuah penelitian merupakan suatu penjelsan terhadap beberapa masalah yang
terjadi dan untuk mengetahui peristiwa-peristiwa yang telah ataupun yang akan
terjadi. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Sebagai informasi bagi penulis dalam menambah pengetahuan tentang
biografi Taralamsyah Saragih.
2. Sebagai referensi bagi peneliti-peneliti lainnya yang ingin meneliti ini lebih
lanjut
3. Mengingatkan kembali masyarakat Simalungun maupun orang lain bahwa
terdapat seorang seniman Simalungun yang bernama Taralamsyah Saragih.
4. Sebagai bahan bacaan bagi pemerintah, lembaga pendidikan formal dan juga
masyarakat luas.
5. Sebagai bahan motivasi bagi para pembaca, khususnya yang menekuni
10
6. Dapat menjadi sebuah rujukan bagi para seniman lainya untuk terus
berkarya dan berkreativitas dalam usaha pelestarian budaya Indonesia, dan
7. Sebagai dokumen tambahan untuk pustaka umum agar dapat menambah
wawasan setiap pengunjung yang membaca penelitian ini.
47
BAB V
KESIMPULAN
A.Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan di lapangan dan penjelasan yang
sudah diuraikan mulai dari latar belakang hingga pembahasan, maka dapat
disimpulkan secara keseluruhan terhadap karya-karya Taralamsyah Saragih
sebagai koreografer tari Simalungun sebagai berikut :
1. Taralamsyah Saragih adalah seorang keturunan Raja Raya ke-15 yang
bernama Tuan Sumayan Hapoltakan. Taralamsyah lahir pada tanggal 18
Agustus 1918 dilingkungan Rumah Bolon Pematang Raya Simalungun,
Sumatera Utara.
2. Taralamsyah mengeyam pendidikan nya di HIS selama 3 tahun.
3. Sebagai seorang anak Raja di Raya Taralamsyah diharuskan menguasai
permainan musik Simalungun.
4. Secara genetika Taralamsyah mewarisi bakat musik dari kakeknya Raja
Rondahaim. Taralamsyah benar-benar kental dengan musik karena bakat
alamiah keluarga serta peran aktifnya sebagai salah satu pemain alat music
dilingkungan istana. Perjalan Taralasmyah dalam dunia kesenian dimulali
sejak 1926 sampai 1978
5. Taralamsyah telah banyak menciptakan karya-karya seni, termasuk
diantaranya adalah seni musik seperti : lagu eta mangalop Boru,
Parmaluan, Hiranan, Inggou Parlajang, Tarluda, Parsonduk Dua, Padan Na
48
Sitaromtom, Sanggulung Bolunbalun, Ririd Panonggor, Marsalop Ari,
Mungutni Namatua dan masih banyak lagi yang lainya.
6. Tidak hanya menciptakan karya-karya dalam seni musik, tetapi ia juga
menciptakan beberapa karya dalam bidang seni tari bersama masyarakat
Simalungun seperti :Pamuhunan, Simodak odak, Sombah, Runten Tolo,
Nasiaran, Makail, Haroan Bolon, Uou, Tembakau, Panakboru Napitu,
Erpangir, serta banyak lagi tari yang lainya.
7. Karya tari Taralamsyah Saragih seperti tortor manduda, tortor haroan
bolon dan tortor sitalasari termasuk pada jenis tari yang berbentuk tari
hiburan, tari rakyat dan tari tunggal yang disajikan secara berkelompok
pada tortor manduda, sama dengan tortor haroan bolon dan tortor
sitalasari tetapi dilihat dari bentuk koreografinya merupakan tari tunggal
yang ditarikan secara kelompok.
8. Adanya ciri dalam karya Taralamsyah yang lebih menekankan pada jenis
kaya tarinya yakni tortor haroan bolon, tortor sitalasari, dan tortor
Manduda. Perbedaan cirri ini dpat dilihat dari segi tema, alat musik yang
digunakan, pola lantai, kostum, dan juga gerak.
9. Ciri khas dalam tortor Manduda adalah dalam segi tema tari ini
menceritakan tentang proses penumbukan padi yang diubah menjadi beras
yang dilakukan secara bergotong royong atau secara bersama-sama, alat
musik yang digunakan berupa akordion, keyboard, sulim, gitar gondrang
49
sebagai melodi pengiring, jumlah penari dalam tarian ini dapat dilakukan
oleh 2-4 orang penari atau lebih.
10. Ciri khas dalam tortor Sitalasari adalah tema ini mengambarkan para muda
mudi yang pergi kehutan dan menemukan bunga sitalasari, gerak yang
dominan dalam tari ini adalah gerak mamutik (memetik) , alat musik yang
digunakan adalah keyboard, sulim, dan gondrang sipitu-pitu. Alat musik
sulim lebih dominan digunakan dalam tari ini, jumlah penari dalam tari ini
adalah 2-4 orang penari atau lebih.
B.Saran
Dengan memperhatikan pembahasan dari Bab IV dan kesimpulan yang
didapat, maka untuk meningkatkan dan melestarikan serta mengenang jasa-jasa
Taralamsyah Sargih maka ada beberapa saran yang diberikan penulis adalah
sebgai berikut :
1. Diharapkan bagi pihak Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Simalungun
agar lebih memperhatikan kebudayaan yang telah lahir dan berkembang
pada masyarakat Simalungun khususnya didalam bidang kesenian dan
lebih mensosialisasikan kepada masyarakat tentang perkembangan
kesenian-kesenian Simalungun agar kebudayaan serta kesenian
Simalungun dapat lebih dikenal baik dalam kalangan masyarakat
Simalungun itu sendiri maupun diluar masyarakat Simalungun.
2. Diharpakan bagi para seniman-seniman Simalungun agar lebih antusias
50
Simalungun termasuk karya-karya Taralamsyah Saragih. Agar tidak punah
dan terus berkembang.
3. Diharapkan pada masyarakat untuk terus melestarikan dan
mengembangkan maupun menciptkan inovasi baru terhadap karya-karya
51
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta:Rieneke Cipta
Hadi, Y Sumandiyo.2012.Koreografi Bentuk-Teknik-Isi. Yogyakarta. Multi Grafindo.
Hidayat, Azis Alimut,(2007). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis
Data. Surabaya : Salemba Media
Maryaeni.2005. Metode Penelitian Kebudayaan, Jakarta : Bumi Aksara Kartika, Dharsono Sony,2007,Kritik Seni
Napitupulu,Anthony Lavinci. 2013. Karya-karya Yosefh Tatarang sebagai
Arranger Acapella di Sumatera Utara. Skripsi. Unimed.
Ningsih, Susi Surah,2012, Keberadaan Horja Harangan Pada Masyarakat
Simalungun. Skripsi, Unimed.
P, Wiwien Zulhafni.2013. Dokumentasi Tari Berdasarkan Fungsi di Kabupaten
Simalungun.Skripsi.Unimed.
Nurwani, 2009, Pengetahuan Seni Tari
Purba, Jamin.2011.Upacara Marhajabuan Pada Masyarakat Simalungun, Studi
Analisa Terhadap Tortor. Skripsi, Unimed.
Putri, Nurul Aprila. 2013. Teknik dan Gaya Tari Manduda pada Masyarakat
Simalungun Atas dan Masyarakat Simalungun Bawah. Skripsi. unimed
Ramdiaz,Cindy,2011,jose Rizal Firdaus Sebagai Pelopor Tari Kreasi Melayu Di
Medan. Skripsi, Unimed.
Saragih, Simon,2014. Taralamsyah Saragih Jejak Sepi Seorang Komponis
Legendaris. Medan: Bina Media Perintis.
52
Singarium, Masridan Effendi, Sofian, (2008). Metode Penelitian Survei. Jakarta : Pustaka LP3ES Indonesia.
Suharto, Ben, (1985). Komposisi Tari Sebuah Petunjuk Bagi Guru. Yogyakarta : Ikalasti.
Soedarsono. (1978). Pengantar Pengertian Tari . Yogyakarta : Asti.
Soedarsono, (1986). Elemen-elemen Dasar Komposisi Tari. Legaligo.
Sugiono,2009,Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif
dan R&D, Bandung : Alfabeta.
53
DAFTAR ACUAN INTERNET DAN MULITIMEDIA
(http://saragih-garinging.blogspot.com/2010/11/taralamsyah-saragih-sang-maestro-itu.html)
(http://www.scrib.com/doc/1020791979/irama-Simalungun-Inggou-Simalungun)