• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN ORNAMEN BATAK TOBA PADA BANGUNAN BALE PARSANTIAN PARMALIM DI JALAN AIR BERSIH MEDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN ORNAMEN BATAK TOBA PADA BANGUNAN BALE PARSANTIAN PARMALIM DI JALAN AIR BERSIH MEDAN."

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN ORNAMEN BATAK TOBA PADA BANGUNAN BALE PARSANTIAN PARMALIM DI JALAN

AIR BERSIH MEDAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh:

RUHUT GULTOM NIM. 209151023

JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

i ABSTRAK

RUHUT GULTOM, NIM 209151023. Penerapan Ornamen Batak Toba Pada Bangunan Bale Parsantian Parmalim Di Jalan Air Bersih Medan, Skripsi, Jurusan Seni Rupa,FBS Unimed, 2015

Penelitian ini membahas dan mengkaji ornamen Batak Toba yang diterapkan pada bangunan Bale Parsantian Parmalim Medan. Penelitian ini bertujuan untuk Menemukan informasi tentang penerapan ornamen Batak Toba pada bangunan Bale Parsantian Medan, Untuk mengetahui sejauh manakah penerapan ornamen Batak Toba pada bangunan Bale Parsantian Medan ditinjau dari bentuk, jenis, warna, penempatan dan makna simbolik ornamen Batak Toba. Tujuan lainya adalah untuk menambah referensi tentang pengetahuan pada ornamen Batak Toba serta perkembangannya di tengah kemajuan zaman.

Landasan teori dan kerangka konseptual pada tulisan ini menggunakan beberapa teori- teori pendukung dalam tulisan karya ilmiah ini diantaranya teori ornamen pada umumnya, teori ornamen Batak Toba, teori rumah adat Batak Toba, teori kepercayaan Parmalim atau Ugamo Malim.

Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi lapangan, wawancara, dokumentasi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh jenis ornamen Batak Toba yang diterapkan pada Bale Parsantian Medan, yang terdiri dari gorga jenggar, gorga singa- singa, gorga dila paung, gorga ulu paung, gorga sijonggi, gorga simeol- eol, gorga sitagan, gorga silintong, gorga sipalang dan gorga ipon- ipon.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan ornamen Batak Toba padabangunan Bale parsantian Medan mengalami beberapa perubahan dari ornamen tradisional Batak Toba. Tepatnya pada penempatan ornamen, jumlah ornamen, dan warna ornamen. Perubahan tersebut terjadi karena penyesuaian pada bentuk arsitektur bangunan Bale Parsantian dan adanya pemahaman baru dalam pembuatan ornamen. Makna simbolik tiap- tiap jenis ornamen lebih mengarah pada gambaran kehidupan/ keadaan Umat Parmalim.

(6)

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmatNya yang senantiasa melindungi, menyertai, membimbing dalam setiap langkah penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan Skripsi ini. Skripsi ini bejudul “Penerapan Ornamen Batak Toba Pada Bangunan Bale Parsantian Parmalim Di Jalan Air Bersih Medan”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar sarjana. Melalui Skripsi ini penulis haturkan rasa hormat dengan kerendahan hati mengucapkan terimakasih yang mendalam kepada kedua orang tua tercinta dan keluarga besar penulis yang telah memberikan do’a serta perhatian khusus baik moril maupun materil.

Penulis menyadari bahwa Skripsi ini tidak dapat diselesaikan tanpa bantuan yang sangat besar dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

 Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan  Dr. Isda Pramuniati, M.Hum selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas

Negeri Medan.

 Drs. Zulkifli, M.Sn selaku wakil Dekan I Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.

 Drs. Basyaruddin, M.Pd selaku Wakil Dekan II Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.

 Dr. Daulat Saragi, M.Hum selaku Wakil Dekan III Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan dan Dosen Penguji.

 Dr. Wahyu Tri Atmojo, M.Hum, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.

 Drs. Mesra, M.Sn selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.

(7)

iii  Drs. Sri Wiratma, M.Si, selaku Dosen Penguji

 Drs. Sugito, M.Pd, Selaku Dosen Pembimbing Akademik  Bang Arif yang sangat banyak membantu saya.

 Ulu Punguan Medan, DPP Naposo Parmalim, Op Dimpu Simanjuntak, A Ottong Gultom yang telah memberi kesempatan dan bantuan yang sangat besar untuk melakukan penelitian Di Bale Parsantian Medan.

 Orang tua saya, kakak, dan keluarga besar yang telah memberikan segenap kasih sayang perhatian dan dukungan serta doa yang setiap saat dilantunkan pada Saya.  Teman-teman di Jurusan seni Rupa 2009 Joy, Rully, Nurul Latifah, Fransisko, abang dan adik stambuk, dan juga teman-teman Jalan Sering Pancing Anggiat, Tulus, Devi, Bryan, Orange, Nasib, Alfonso, Oppung Dea, Kak Dea, Kak Sor, Kak Edu serta seluruh teman satu kos 108.

 Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa penulisan ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu peneliti mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun skripsi ini lebih baik lagi, sehingga dapat bermanfaat bagi peneliti dan bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang Seni Rupa.

Medan, Maret 2015 Penulis,

(8)

iv

6.Jenis- jenis Ornamen Tradisional Batak Toba………..………... 21

7.Ornamen Tradisional Batak Toba dalam Pewarnaan…………... 40

8.Makna warna pada ornamen tradisional Batak Toba…... . 41

(9)

v

10. Penerapan ornamen Batak Toba pada rumah adat…... 44

11. Jenis- jenis rumah adat Batak Toba………. 46

12. Parmalim dalam kebudayaan Batak………. 49

B. Kerangka Konseptual……….……….. 53

B. Pembahasann Hasil Penelitian……… 1. Jenis Ornamen Batak Toba Yang Terdapat Pada Bangunan Bale Parsantian Medan……….. 67

2. Warna Yang Terdapat Pada Ornamen………... 79

3. Temuan Penelitian……… . 88

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan……….. 92

1. Jenis dan makna simbolik ornamen Batak Toba pada Bale Parsantian yaitu………... ……… 92

(10)

vi

3. Warna ornamen pada Bale Parsantian………. 95

4. Saran……… 96

(11)

vii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Bentuk Visual ornamen yang terdapat pada

bangunan Bale Parsantian Medan……….. 59

Tabel 2. Hasil Wawancara Narasumber I.……… 62

Tabel 3. Hasil Wawancara Narasumber II……… 63

(12)

viii

Gambar 15. Gorga jenggar……….………...……...…….. 26

(13)

ix

Gambar 31. Ruma Batak Sitolumbea/ jabu ruma gorga... 47

Gambar 32. Ruma Batak Sisampuran/ jabu ruma... 47

Gambar 33. Rumah Adat Batak Toba tampak depan…………...……...….…… 48

Gambar 34. Rumah Adat Batak Toba tampak samping...…….…......….…… 49

Gambar 35. Raja Sisingamngaraja XII... 50

Gambar 36. Bale Pasogit Partonggoan Hutatinggi Laguboti……...……..…... 52

Gambar 37. Bale Parsantian Medan... 66

Gambar 38. Bentuk Gorga Jenggar... 67

Gambar 39. Bentuk Gorga singa- singa... 68

Gambar 40. Bentuk Gorga Dila Paung... 70

Gambar 41. Bentuk Gorga Ulu Paung... 71

Gambar 42. Bentuk Gorga Sijonggi... 72

Gambra 43. Bentuk Gorga Simeol- eol... 73

Gambar 44. Bale Pasogit Parmalim tahun 1921 -1939... 74

Gambar 45. Bentuk Gorga Sitagan... 75

Gambar 46. Bentuk Gorga Sitompi... 76

Gambar 47. Bentuk Gorga Sipalang... 78

Gambar 48. Bentuk Gorga Ipon- ipon... 79

Gambar 49.Op. Dimpu Simanjuntak (pembuat ornamen)……….... 90

Gambar 50.Wawancara dengan narasumber Op. Dimpu Simanjuntak………..100

Gambar 51. Narasumber I………..……..101

(14)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Daftar Pertanyaan………... 99

Lampiran 2. Foto Wawancara dan Narasumber……….. 100

Lampiran 3. Glosarium……….. 103

Lampiran 4. Surat Ijin Penelitian……… 106

(15)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Seni dan Budaya adalah bagian terpenting dari peradaban Bangsa Indonesia dimana nenek moyang Bangsa Indonesia telah menciptakan ragam seni dan budaya yang tersebar di ribuan pulau di Indonesia. Warisan sejarah ini tentu harus dipertahankan dan dilestarikan sibagai identitas bangsa Indonesia. Keragaman seni dan budaya di Indonesia telah menjadi daya tarik wisatawan dan dikenal diseluruh dunia,

Ornamen atau ragam hias adalah salah satu warisan sejarah bangsa Indonesia dimana hampir diseluruh suku yang ada di Indonesia bisa dijumpai berbagai macam jenis ornamen yang mencerminkan eknik masing- masing daerah di Indonesia. Ornamen Batak Toba adalah salah satu diantara sekian banyak ornamen yang ada dipenjuru negara Indonesia ini. Ornamen Batak Toba bisa kita jumpai di provinsi Sumatera Utara tepatnya di Kabupaten Tobasa, Kabupaten Samosir, Kabupaten Humbang Hasundutan dan Kabupaten Taput. Suku Batak Toba sendiri selalu menerapkan ornamen Batak Toba sebagai hiasan ataupun sebagai identitas pada bangunan penting bagi suku Batak Toba, contohnya pada bangunan rumah adat dan bangunan Tambak Nabolon (pemakaman besar).

(16)

2

Sebagai agama tradisi Ugamo Malim sangat menjunjung tinggi nilai- nilai kebudayaan adat Batak Toba. Perkembangan UgamoMalim (Parmalim) didukung sepenuhnya oleh pemerintah.

Di Medan Sumatera Utara Telah didirikan Bale Parsantian parmalim yang berlokasi di Jalan air bersih dan diresmikan pada 23 juni 2011. Pada bangunan Bale Parsantian Medan ada pembaharuan bentuk bangunannya pada bagian sisi depan yaitu dengan menerapkan bentuk arsitektur rumah adat tradisional Batak Toba sebagai teras, dan ditopang empat tiang.

Bangunan Rumah Ibadah Parmalim atau Bale Parsantian Parmalim pada umumnya telah menerapkan Ornamen Batak. Penerepan ornamen Batak Toba pada Bale Parsantin Medan kemungkinan berbeda dengan penerapan pada bangunan lain di suku suku Batak Toba. Misalnya pada rumah adat, museum, kantor pemerintahan. Itu dipengaruhi dari perbedaan arsitektur bangunannya dan makna yang terkandung dalam setiap ornamen yang diterapkan. Contohnya pewarnaan pada bangunan bale Parsantian Medan ada penambahan warna yaitu warna kuning pada gorga ipon- ipon, dan gorga siga- singa yang berjumlah empat buah.

(17)

3

Dengan demikian peneliti mencoba mendeskripsikan “Penerapan Ornamen Batak Toba Pada Bangunan Bale Parsantian Parmalim Di Jalan Air Bersih Medan”

B. Identifikasi Masalah

Sesuai dengan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka perlu identifikasi masalah agar dalam pembahasan selanjutnya tidak terjadi penyimpangan serta pembahasan permasalahannya lebih jelas. Maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Jenis ornamen Batak Toba apa saja yang terdapat pada bangunan Bale parsantian Medan.

2. Penambahan warna kuning ornamen Batak Toba pada bangunan Bale Parsantian Medan.

3. Makna apa yang terkandung dalam warna kuning pada penerapan ornamen pada Bale Parsantian Medan?

4. Teknik pembuatan Ornamen Batak Toba pada bangunan Bale Parsantian Medan

5. Penempatan jenis- jenis ornamen Batak Toba pada bangunan Bale Parsantian Medan

(18)

4

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, serta keterbatasan waktu, dana dan kemapuan teoritis. Maka pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Jenis ornamen Batak Toba yang terdapat pada bangunan Bale Parsantian Medan.

2. Pewarnaan ornamen serta maknanya pada bangunan Bale Parsantian Medan. 3. Makna simbolik tiap- tiap jenis ornamen Batak Toba serta hubunganya pada

bangunan Bale Parsantian Medan.

D. Perumusan Masalah

Suatu rancangan penelitian yang akan dilaksanakan perlu diperjelas perumusan masalahnya, agar hasil penelitiannya jelas dan konkrit. Dan berdasarkan pembatasan masalah di atas maka yang menjadi rumusan masalah penelitian ini adalah; Apakah ornamen tradisional Batak Toba yang diterapkan pada bangunan Bale Parsantian medan masih sesuai dengan jenis, bentuk, warna, dan makna simbolik dari ornamen tradisional Batak Toba.

E. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah;

(19)

5

2. Untuk mengetahui sejauh manakah penerapan ornamen Batak Toba pada bangunan Bale Parsantian Medan ditinjau dari bentuk, jenis, warna, penempatan dan makna simbolik ornamen Batak Toba.

3. Untuk menambah referensi tentang pengetahuan pada ornamen Batak Toba serta perkembangannya di tengah kemajuan zaman.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian adalah sebagai berikut:

1. Hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi sumbangan pikiran dalam hal memperkenalkan secara keseluruhan ornamen Batak Toba pada bangunan Bale Parsantian medan.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan minat masyarakat pada peninggalan budaya tradisional Batak Toba.

3. Hasil penelitian ini diharapakan bisa sebagai sumber imformasi yang tepat bagi pencari imformasi, khususnya masyarakat Batak Toba.

4. Hasil penelitian ini dapat dimamfaatkan sebagai bahan kepustakaan parmalim di jln Air Bersih Medan.

5. Hasil penelitian ini dapat dimamafaatkan sebagai bahan kepustakaan jurusan Seni Rupa FBS UNIMED.

(20)
(21)

88

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Dari pembahasan pada Bab IV terdahulu dapat disimpulkan bahwa Bale Parsantian merupakan tempat untuk melakukan kegiatan keagamaan yaitu ibadah pada umat Parmalim atau penganut Ugamo Malim. Ornamen Batak Toba menjadi hiasan pada Bale Parsantian yang memiliki nilai- nilai keagaamaan dan kebudayaan.

1. Jenis dan makna simbolik Ornamen Batak Toba pada Bale Parsantian a. Gorga Jenggar

Gorga jenggar merupakan motif dari khayalan/ raksasa. Gorga jenggar

pada Bale Parsantian jumlahnya tiga buah diterapkan pada tomboman adop- adop, halang gordang, dan disibombongari. Gorga jenggar dimaknai sebagai simbol

pembebasan pemikiran akan hal duniawi dan menfokuskan ruas (jemaat) Parmalim untuk melakukan ibadah dengan sungguh- sungguh.

b. Gorga Singa- singa.

Gorga Singa- singa merupakan motif dari khayalan/ raksasa. Gorgasinga-

singa pada Bale Parsantian jumlahnya empat buah diterapkan pada empat tiang

(22)

89

c. Gorga Dila Paung

Gorga dila paung merupakan motif dari khayalan/ raksasa. Yaitu sebagai

hiasan pada dila paung, gorga dila paung juga dimaknai sebagai simbol dari tata krama dalam kehidupan bermasyarakat.

d. Gorga Ulu Paung

Gorga ulu paung merupakan motif dari khayalan/ raksasa. Gorga ulu

paung diterapkan pada bagian ujung atap dari Bale Parsantian.Gorga ulu paung

dimaknai sebagai simbol keagungan dari bangunan Bale Parsantian Medan.

e. Gorga Sijonggi

Gorga sijonggi merupakan motif dari tumbuhan. Gorga sijonggi

diterapkan pada tomboman adop- adop, dan sitindangi santung- santung. Gorga sijonggi dimaknai sebagai Naposo (muda- mudi) Parmalim sebagai generasi yang

mampu mempertahankan ajaran Ugamo Malim dan kebudayaanya ditengah- tengah kemajuan zaman.

f. Gorga Simeol- eol

Gorga simeol- eol merupakan motif dari tumbuhan. Gorga simeol- eol

(23)

90

g. Gorga Sitagan

Gorga sitagan merupakan motif dari tumbuhan. Gorga sitagan diterapkan

pada pandiolan. Gorga sitagan dimaknai sebagai bentuk dari kesetaraan manusia sebagai ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.

h. Gorga silintong

Gorga silintong merupakan motif tumbuhan. Gorga silintong diterapkan

pada Pandiolan bagian atas. Gorga silintong dimaknai bahwa Bale Pasogit Hutatinggi Laguboti adalah pusat dari penyebaran Malim.

i. Gorga Sipalang

Gorga sipalang merupakan motif tumbuhan. Gorga sipalang diterapkan

dibagian samping kanan dan kiri Dila Paung. Gorga Sipalang mempunyai makna yaitu peningkatkan rasa kemanusiaan, dan memahami peran orang lain

j. Gorga Ipon- ipon

Gorga Ipon- ipon merupakan motif geometris. Gorga ipon-ipon diterapkan

pada semua bagian tepi dari gorga induk. Gorga ipon- ipon dimaknai sebagai bentuk dari sikap keterbukaan pada orang lain.

2. Bentuk ornamen pada Bale Parsantian

(24)

91

ada perbedaan penempatan pada beberapa jenis ornamen, karena penyesuaian pada bentuk arsitektur bangunan Bale.

3. Warna Ornamen pada Bale Parsantian a. Warna hitam

Warna hitam pada ornamen Batak Toba pada Bale Parsantian Medan diterapkan pada bagian yang timbul pada gorga. Warna hitam dimaknai sebagai lambing dari karisma kepemimpinan seorang raja.

b. Putih

Warna putih pada ornamen Batak Toba pada Bale Parsantian Medan diterapkan pada garis gorga. Warna putih dimaknai sebagai lambang dari kesucian dan kebersihan.

c. Merah

Warna merah pada ornamen Batak Toba pada Bale Parsantian Medan diterapkan diantara andor (bidang yang tidak diukir) dengan daun gorga. Dan pada gorga sipalang diterapkan pada bagian timbul dari gorga. Warna merah dimaknai sebagai lambang dari kekuatan, keberanian, dan kenabian.

d. Kuning

(25)

92

A.Saran

Demi mempertahankan keaslian dari budaya Batak ditengah perkembangan IPTEK diperlukan langkah- langkah tepat untuk menjaga keakuratannya. Demikian juga dengan umat Parmalim, sebagai agama asli Batak harus turut serta dalam pelesariannya.

1. Menjadikan generasi muda Parmalim menjadi wadah pertahanan dari pengetahuan budaya Batak khusunya pengetahuan tentang ornamen Batak Toba atau gorga.

2. Bagi tim Naposo (muda- mudi) Parmalim agar Menggali lagi informasi pengetahuan tentang budaya Batak pada orang tua yang aktif dalam adat Batak serta membukukan pengetahuan itu sebagai suatu langkah untuk sumber belajar generasi berikutnya.

3. Mengadakan penyuluhan ke masyarakat dalam hal memperkenalkan kembali budaya Batak.

4. Membangun potensi generasi muda dalam mengembangkan budaya Batak. 5. Perkembangan teknologi informasi bisa jadi media untuk memperkenalkan

(26)

88

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Lukman. 2007. Kamus Istilah Sastra. Jakarta, Balai Pustaka.

Ali, Mohammad. 1987. Penelitian Pendidikan Prosedur dan Strategi. Jakarta: Balai Pustaka.

Americana Coorporation. 1929. Encyclopedia Americana. New York. Arikunto, Suharsimi.1989. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. ________________.1990. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Budiono, Herusatoto. 2008. Simbolisme Jawa. Yogyakarta: ombak

Darsono, Sony, Kartika. 2004. Seni Rupa Modern. Bandung: Rekayasa Sains Depdikbud. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Keempat. Jakarta: Balai

Pustaka.

Gultom, Dj. Rajamarpodang. 1992. Dalihan Natolu Nilai Budaya Suku Batak. Medan: Armada.

Gustami.1980. Nukilan Seni Ornamen Indonesia. Yoyakarta: ASRI.

Hoop, Van Der. A.N.J. Th. 1949. Indonesiace Siermotieven Ragam- ragam perhiasan Indonesia. Bandung: H.Z. V/H.A.C.

Ihutan Parmalim. 2009. Pustaha Parguruan Taringot Tu Ugamo Malim. cetakan ke dua.

Sinurat, Juliester Swarda, 2008. Penerapan Ornamen Tradisional Batak Toba Pada Gereja Katolik Paroki Santo Mikhael, Jurnal Seni RupaUnimed. Vol 5 No. 2: Medan .

Kaelan, 2004. Metode Penelitian Kualitatif Bidang Filsafat. Jakarta: RinekaCipta Marbun, M.A. I.M.T, Hutapea. 1987. Kamus Budaya Batak Toba. Jakarta: Balai

Pustaka. .

(27)

89

Naibaho, Togarma, 1998. Metodologi Riset Seni Rupa dan Desain. Jakarta, Universitas Trisakti

Nawawi, Muhammad. 2005. Analisis Penerapan Estetika Ragam Hias Pada Kriya Keramik Mahasiswa Jurusan Seni Rupa FBS Unimed, Jurnal Seni Rupa Unimed Vol.2 No.2: Medan.

Pateda, Mansoer. 2001. Semantik Leksikal. Jakarta : Rineka Cipta

Peter Salim,Yenni Salim. 2002. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer. Jakarta, Modern English Press.

Saragi, Daulat dkk. 1999. Laporan Penelitian Nilai Estetis Dan Makna Simbolis Yang Terkandung Dalam Motif Ornamen Tradisional Bangunan Rumah Adat Batak Toba. Medan, IKIP.

Setiadi, Nugroho J. 2003, Perilaku Konsumen. Kencana. Jakarta.

Siahaan dkk. 1977. Laporan Penelitian Ragam Hias Btak, Proyek Rahabilitas Dan Perluasan Museum Sumatera Utara Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. Medan.

Sibeth, Achim. 1991. The Batak: Peoples of The Island of Sumatra. (London: Thames and Hudson Ltd)

Siamamora, Tano. 1997. Rumah Batak Toba. Pematang Siantar

Sirait, Baginda. 1980. Pengumpulan Dan Dokumentasi Ornamen Tradisional Di Sumatera Utara. Medan, Ikip Medan.

Sunaryo, Aryo. 2009. Ornamen Nusantara. Semarang: Dahara Prize Susanto, Mike. 2003. Membongkar Seni Rupa. Yogyakarta: Jendela Tim sulu. 2012. Sulu Panondang Edisi II. Medan Jln Air Bersih _______, 2012. Sulu Panondang Edisi III. Medan Jln Air Bersih

Warneck, J. 2001. Kamus Budaya Batak Toba Indonesia. Medan, bima media. Petrus Marulak Sitohang.2010. Parmalim.

http://sitohangdaribintan.blogspot.com/2010/01/tentang-parmalim-dan-agama-malim.html (Senin, 05 mei 2014, 21:12)

Wayan Seriyoga Parta. 2019. Mengenal Ornamen.

Gambar

Tabel 1. Bentuk Visual ornamen yang terdapat pada

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan 10% daun eceng gondok ( E. minor ), atau kombinasi 5% keduanya dalam ransum nyata dapat meningkatkan

Penglibatan Rakyat dan penduduk untuk mengibarkan bendera pada hari hari kebesaran Negara seperti Hari Keputeraan Kebawah Duli Yang Maha Mulia dan Yang DiPertuan Negara

parkir kendaraan, kebutuhan ruang parkir, bangkitan perjalanan serta menganalisa dampak lalulintas pada ruas jalan sekitar kawasan pusat perkantoran Pemda Bantul, terutama di

Durasi yang tidak panjang akhirnya menyebabkan jenis program TV atau radio yang dapat diakses masyarakat juga terbatas, dan hal ini berdampak pada minimnya informasi

Gorga adalah seni ukir khas batak dengan cara memahat yang biasanya terdapat pada bagian luar rumah adat Batak Toba, namun juga dapat dilihat pada bagian

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pengaruh proporsi tepung maizena dan puree rumput laut kualitas siomay ikan gabus, dalam penilaian kualitas produk

Mahasiswa membangun dan mengimplementasikan dengan efektif strategi pencarian yang dirancang, ciri-cirinya adalah mahasiswa akan menggunakan istilah psikologis yang tepat

1) Adanya sarana untuk mensosialisasikan kebijakan atau program dari sekolah. Sarana itu berupa rapat kerja guru, rapat manajemen, pertemuan orangtua, dan masih banyak