ANALISIS PENERAPAN ORNAMEN TRADISIONAL BATAK
PADA BATIK SUMUT DI MEDAN TEMBUNG
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
ANDRI PRANATA
NIM : 2112151001
JURUSAN SENI RUPA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ABSTRAK
Andri Pranata, NIM 2112151001, Analisis Penerapan Ornamen Tradisional Batak Pada Batik Sumut Di Medan Tembung. Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan. 2015
Tujuan Penelitian ini adalah menganalisis hasil karya batik dengan ornamen tradisional Batak di Rumah Batik Motif Sumut di Medan Tembung.Populasi dalam penelitian adalah hasil produksi batik cap dengan ornamen tradisional Batak berjumlah 25lembar kain jenis batik cap pada Rumah Batik Motif Sumut di Medan Tembung. Sampel dalam penilitian ini menggunakan Total sampling yang artinya sampel yang digunakan adalah keseluruhan populasi.
Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif yakni mengumpulkan berbagai informasi mengenai penerapan ornamen tradisional Batak dengan teknik cap pada Batik di Rumah Batik Motif Sumut.
Ornamen tradisional Batak yang terdapat pada hasil karya batik di Rumah Batik Motif Sumut adalah Gorga Iran-iran, Gorga Hariara Sundung di Langit, Gorga Simataniari, Ulu Paung, Gorga Desa Na Ualu, Gorga Sitompi (Ornamen Tradisional Batak Toba), Gorga Pahu-pahu Patundal, Gorga Pinar Mombang, Gorga Tapak Raja Sulaiman (Ornamen Tradisional Simalungun), Tapak Raja Sulaiman, Desa Si Waluh, Bunga Gundur dan Pentil Manggis, Bunga Gundur (Ornamen Tradisional Karo), Burangir, Sipatomu-tomu, Bintang Natoras, Rudang, Gimbang (Ornamen Tradisional Mandailing), Gerga Nengger, Gerga Perbunga Koning, Gerga Siwaluh, Gerga Perbunga Rintua, Gerga Perbunga Kembang (Ornamen Tradisional Pak-pak Dairi). Teknik pembuatan batik dengan ornamen tradisional Batak mempedomani pada teknik cap. Warna yang diterapkan pada batik dengan ornamen tradisional Batak adalah warna putih, merah, dan hitam sesuai dengan warna Batak. Beberapa hasil karya batik yang menggunakan warna yang berbeda dengan warna khas Batak.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT, atas berkat rahmat-Nya yang memberikan
kesehatan dan hikmat kepada penulis sehingga penulisan ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Adapun judul Skripsi ini adalah “Analisis Penerapan Ornamen Tradisional Batak Pada Batik Sumut di Medan Tembung”
Skripsi ini dibuat sebagai persyaratan untuk meraih gelar Sarjana
Pendidikan Seni Rupa. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd. Rektor Universitas Negeri Medan.
2. Dr. Isda Pramuniati, M. Hum. Dekan Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Medan.
3. Dr. Wahyu Tri Atmojo, M. Hum. Ketua Jurusan Seni Rupa Fakultas
Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan sekaligus Dosen Pembimbing
Skripsi yang telah memberikan banyak masukan dan arahan kepada
penulis.
4. Drs. Sri Wiratma, M.Si. Dosen Penguji Skripsi.
5. Drs. Osbert Sinaga, M.Si Dosen Penguji Skripsi.
6. Drs. Heru Maryono, M.Sn. Dosen Penguji Skripsi sekaligus Dosen
Pembimbing Akademik.
7. Bapak dan Ibu Dosen di Jurusan Seni Rupa Universitas Negeri Medan
yang telah banyak memberi bimbingan dan layanan perkuliahan pada
penulis selama studi di Jurusan Seni Rupa FBS UNIMED.
8. Teristimewa kepada orang tua penulis ayahanda Tumijan yang menjadi
inspirator dan Ibunda Kasiani yang selalu mendoakan dan berjuang untuk
penulis serta Kak Anggi, Bang Robby, Bang Yudha dan Adik Riski yang
memberikan semangat kepada penulis.
9. Kepada teman- temankelas A Seni Rupa stambuk 2011 Sherly Monica dan
Tri Suci Rahmat yang selalu memberi semangat dan Bang Arif yang telah
10. Kepada sahabat Suhazi Elridho Nasution, Kiki Ramadani dan Suriya
Setiawan yang selalu mendukung penulis.
11. Kepada Ibu Dra Nurcahaya Nasution, Ibu Zuhrita Kustiwi dan Bapak
Tuful Zuchri Siregar serta pengrajin batik di Rumah Batik Motif Sumut
selaku narasumber dalam penelitian ini.
Dengan sepenuh hati penulis berterima kasih kepada semuanya yang
mungkin juga tidak dapat disebutkan semoga selalu berada dalam lindungan Allah
SWT. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini ataupun penelitian ini masih
banyak kekurangan, selanjutnya penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun. Semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Medan, September 2015
Penulis,
Andri Pranata
DAFTAR ISI
4. SukuBangsaBatak Di Sumatera Utara ... 14
5. Jenis OrnamenTradisionalBatak Toba ... 17
b. Gorga Hariara Sundung di Langit ... 18
c. Gorga Simataniari ... 19
d. Ulu Paung ... 20
e. Gorga Desa Na Ualu (mata angin) ... 20
f. Gorga Sitompi ... 21
6. Warna Ornamen Tradisional Batak Toba ... 22
7. Jenis Oranamen Tradisional Simalungun ... 24
a. Gorga Pahu- pahu Patundal ... 25
b. Gorga Pinar Mombang ... 25
c. GorgaTapak Raja Sulaiman ... 26
8. Warna Ornamen Tradisional Simalungun... 26
9. Jenis Ornamen Tradisional Karo ... 27
a. Tapak Raja Sulaiman ... 28
b. Desa Si Waluh ... 28
c. Bunga Gundur dan Pentil Manggis ... 29
d. Bunga Gundur ... 29
10. Warna Ornamen Tradisional Karo ... 30
11. Jenis Ornamen Tradisional Mandailing ... 30
a. Burangir (Aropik) ... 30
b. Sipatomu- tomu ... 32
c. Bintang Natoras ... 32
d. Rudang ... 33
e. Gimbang ... 34
12. WarnaOrnamenTradisionalMandailing ... 34
13. Jenis Ornamen Tradisional Pakpak Dairi ... 35
a. Gerga Nengger (nipermunung) ... 35
b. Gerga Perbunga Koning ... 36
c. Gerga Desa Siwalu ... 36
d. Gerga Perbunga Rintua ... 37
e. Gerga Perbunga Kembang ... 38
15. Pengertian Batik ... 39
D. TeknikPengumpulan Data ... 50
E. TeknikAnalisis Data ... 52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Letak Geografis ... 54
1. Letak Geografis Sumatera Utara ... 54
2. Letak Geografis Kecamatan Medan Tembung ... 56
15. Batik 15 ... 83
16. Batik 16 ... 84
17. Batik 17 ... 85
18. Batik 18 ... 86
19. Batik 19 ... 87
20. Batik 20 ... 88
21. Batik 21 ... 89
22. Batik 22 ... 90
23. Batik 23 ... 92
24. Batik 24 ... 93
25. Batik 25 ... 94
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 109
B. Saran ... 110
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Jadwal penelitian ... 47
Tabel 2 Penerapan Ornamen Tradisional Batak Yang Ada Pada Kain
Batik Cap di Rumah Batik Motif Sumut Kecamata Medan
Tembung ... 59
Tabel 3 Ornamen Tradisional Batak Yang Ada Pada Kain Batik Cap di
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Peta Demografi Provinsi Sumut ... 14
Gambar 2.2. Bentuk Gorga Iran- iran ... 18
Gambar 2.3. Bentuk Cap Gorga Iran-Iran ... 18
Gambar 2.4. Bentuk Gorga Hariara Sundung Di Langit... 19
Gambar 2.5. Bentuk Cap Gorga Hariara Sundung di Langit ... 19
Gambar 2.6. Bentuk Gorga Simataniari ... 19
Gambar 2.7. Bentuk Cap Gorga Simataniari ... 19
Gambar 2.8. BentukUlu Paung ... 20
Gambar 2.9. Bentuk Cap Ulu Paung ... 20
Gambar 2.10. Bentuk Gorga Desa Na Ualu ... 21
Gambar 2.11. Bentuk Cap Gorga Desa Na Ualu ... 21
Gambar 2.12. Bentuk Gorga Sitompi ... 21
Gambar 2.13. Bentuk Cap Gorga Sitompi ... 22
Gambar 2.14. Bentuk Gorga Pahu-Pahu Patundal ... 25
Gambar 2.15. Bentuk Cap Gorga Pahu-Pahu Patundal... 25
Gambar 2.16. Bentuk Gorga Pinar Mombang ... 25
Gambar 2.17. Bentuk Cap Gorga Pinar Mombang ... 26
Gambar 2.18. Bentuk Gorga Tapak Raja Sulaiman ... 26
Gambar 2.19. Bentuk Cap Gorga Tapak Raja Sulaiman ... 26
Gambar 2.21. Bentuk Cap Tapak Raja Sulaiman ... 28
Gambar 2.22. Bentuk Desa Si Waluh ... 29
Gambar 2.23. Bentuk Cap Desa Si Waluh ... 29
Gambar 2.24. Bentuk Bunga Gundur dan Pentil Manggis ... 29
Gambar 2.25. Bentuk Cap Bunga Gundur dan Pentil Manggis ... 29
Gambar 2.26. Bentuk Bunga Gundur ... 30
Gambar 2.27. Bentuk Cap Bunga Gundur ... 30
Gambar 2.28. Bentuk Burangir (Aropik) ... 31
Gambar 2.29. Bentuk Cap Burangir (Aropik) ... 31
Gambar 2.30. Bentuk Sipatomu-tomu ... 32
Gambar 2.31. Bentuk Cap Sipatomu-tomu ... 32
Gambar 2.32. Bentuk Bintang Natoras ... 33
Gambar 2.33. Bentuk Cap Bintang Natoras... 33
Gambar 2.34. Bentuk Rundang ... 33
Gambar 2.35. Bentuk Cap Rundang ... 33
Gambar 2.36. Bentuk Gimbang ... 34
Gambar 2.37. Bentuk Cap Gimbang ... 34
Gambar 2.38. Bentuk Gerga Negger... 35
Gambar 2.39. Bentuk Cap Gerga Negger ... 35
Gambar 2.40. Bentuk Gerga Perbunga Koning ... 36
Gambar 2.41. Bentuk Cap Gerga Perbunga Koning ... 36
Gambar 2.42. Bentuk Gerga Desa Siwaluh ... 37
Gambar 2.44. Bentuk Gerga Perbunga Rintua ... 37
Gambar 2.45. Bentuk Cap Gerga Perbunga Rintua ... 37
Gambar 2.46. Bentuk Gerga Perbunga Kembang ... 38
Gambar 2.47. Bentuk Cap Gerga Perbunga Kembang ... 38
Gambar 4.1. Peta Sumatera Utara ... 54
Gambar 4.2. Peta Kecamatan Kota Medan ... 56
Gambar 4.3. Batik 1 ... 68
Gambar 4.4. Batik 2 ... 69
Gambar 4.5. Batik 3 ... 70
Gambar 4.6. Batik 4 ... 71
Gambar 4.7. Batik 5 ... 72
Gambar 4.8 Batik 6 ... 73
Gambar 4.9. Batik 7 ... 74
Gambar 4.10. Batik 8 ... 75
Gambar 4.11. Batik 9 ... 76
Gambar 4.12. Batik 10 ... 77
Gambar 4.13. Batik 11 ... 78
Gambar 4.14. Batik 12 ... 79
Gambar 4.15. Batik 13 ... 80
Gambar 4.16. Batik 14 ... 81
Gambar 4.17. Batik 15 ... 82
Gambar 4.18. Batik 16 ... 83
Gambar 4.20. Batik 18 ... 85
Gambar 4.21. Batik 19 ... 86
Gambar 4.22. Batik 20 ... 87
Gambar 4.23. Batik 21 ... 88
Gambar 4.24. Batik 22 ... 89
Gambar 4.25. Batik 23 ... 90
Gambar 4.26. Batik 24 ... 91
1 BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Ragam hias di Indonesia merupakan kesatuan dari pola- pola ragam hias
daerah atau suku- suku yang telah membudaya berabad- abad. Berbagai ragam
hias yang ada di Indonesia merupakan warisan budaya yang mesti dijaga
kelestariannya. Seiring dengan perkembangan zaman maka perkembangan
kebudayaan di Indonesia sekarang ini hendaknya juga mengangkat dasar-dasar
tradisional agar terwujud sebagai bentuk kepribadian bangsa Indonesia.
Di daerah Sumatera Utara terdapat suku Melayu dan beberapa suku Batak
yang diantaranya adalah: Suku Batak Karo, Batak Simalungun, Batak
Pakpak-Dairi, Batak Mandailing, dan Batak Toba. Dalam sejarah Indonesia terkhusus
Batak Toba dikenal dengan keaneka ragaman keterampilan sebagai suatu media
ungkapan makna yang diwujudkan dalam bentuk visual. Bentuk visual inilah yang
berperan dalam pengembangan kebudayaan serta mengkomunikasikan nilai-nilai
budaya dari masa lampau hingga saat ini.
Suku Batak masih banyak memiliki sisa kebudayaan dalam struktur sosial
maupun kesenian yaitu rumah adat. Ornamen atau ragam hias Batak sering
disebut dengan istilah gorga.Seperti daerah Sumatera Utara dalam bahasa Batak
Toba, Simalungun dan Mandailing menyebutnya dengan istilah Gorga. Di daerah
Karo dan Pakpak- Dairi menyebutnya dengan Gerga. Pengungkapan makna
2
menggunakan tiga warna yaitu merah, hitam, dan putih. Teknik peng-gorga-an
dilakukan dengan ditoreh atau dicukil (lontik istilah sebutan suku Batak) pada
permukaan kayu. Gorga ini juga merupakan suatu pesan hasrat dan nasehat yang
bersumber dari pengetahuan, harapan, buah pikiran, sikap perilaku, dan keindahan
yang hendak dikomunikasikan. Dilihat dari segi bentuk atau motif dapat
dicerminkan falsafah maupun pandangan hidup masyarakat Batak yang suka
musyawarah, gotong royong, suka berterus terang, sifat terbuka, dinamis, kreatif
dan lain-lain. Ornamen Batak ini dimaksudkan berupa tanda komunikasi yang
sarat akan, simbol-simbol, pesan, nasehat, dan aturan-aturan dalam masyarakat
yang disampaikan lewat ornamen. Hal ini menunjukkan adanya keinginan yang
diharapkan dari masyarakat sekitarnya, dari keturunanya, dan bahkan Tuhannya
(religius).
Judi Achjadi (2009:34)mengemukakan dalam bukunya, seni kriya asli
Batak masih terpelihara, walaupun dapat ditemukan sedikit pengaruh Hindu,
seperti triwarna merah, hitam, dan putih tampak pada pakaian, hiasan kepala
pendeta dan tenunan kain. Ornamen tradisional Batak masih banyak dijumpai
pada bangunan rumah adat yang tersebar di daerah Tapanuli. Secara umum daerah
ini sebagai salah satu sumber primer ornamen Batak sebagai peninggalan sejarah.
Hal ini terbukti masih tardapatnya rumah adat, bangunan rumah penduduk, tempat
penginapan atau perhotelan, bangunan pemerintahan, bangunan peribadahan
(gereja), alat rumah tangga, alat musik tradisional Batak serta kini dijumpai pada
3
Batik pada awalnya adalah suatu corak hiasan atau ragam hias yang
dilukiskan pada selembar kain, yang proses pembuatannya melalui teknik
pelukisan dengan memakai canting dan lilin cair (malam). Melalui proses
pembabaran, pencelupan dan pewarnaan, akan menghasilkan kain batik. Kain
batik ada beberapa macam. Yang paling baik dan paling tradisional adalah batik
tulis. Selain itu ada pula batik cap. Ada lagi batik yang merupakan perpaduan
antara batik tulis dengan batik cap, yang biasanya disebut dengan batik kombinasi.
Kini batik tidak hanya dari Jawa, tapi Sumatera Utara juga menghasilkan kain
batik dengan motif budaya dan suku yang ada di Sumatera Utara dikenal sebagai
batik Medan. Batik yang berkembang di Medan salah satunyaadalah batik cap.
Menurut Budiyono (2008:163) membuat batik cap atau ngecap adalah pekerjaan
membatik dengan cara mencapkan lilin batik cair pada permukaan kain
menggunakan alat cap, yang disebut canting cap berbentuk stempel yang terbuat
dari plat tembaga. Dalam hal ini batik cap yang berkembang di Medan lebih
banyak mengadaptasi motif pada ragam hias/ gorga pada rumah adat tradisional
Batak. Dengan melihat begitu kayanya aneka ragam hias di rumah-rumah adat/
tradisional tersebut serta tingginya nilai filosofi di dalamnya dan agar tidak
mengalami kepunahan bagi generasi kedepan maka diterapkanlah ornamen
tradisional Batak yang terdapat pada rumah-rumah adat/ tradisional pada batik
serta memperkenalkan dan melestarikan ornamen tradisional Batak di Nasional
maupun Internasional.
Pada dasarnya ornamen yang diterapkan pada batik sudah banyak jenisnya
4
itu tersebut. Dari beberapa kain batik motif batak yang sudah berkembang di
Sumatera Utara maka penulis memilih salah satu tempat yaitu “Rumah Batik
Motif Sumut” yang terletak di Kecamatan Medan Tembung.
Dengan adanya ornamen yang diterapkan pada batik tersebut penulis
tertarik untuk membuat kajian tentang penerapan ornamen pada Batik Sumut
tersebut dengan judul “ Analisis Penerapan Ornamen Batak pada Batik Sumut di
Kecamatan Medan Tembung”.
B.Identifikasi Masalah
Menurut Sugito (2015:35) Identifikasi masalah meupakan suatu tahap
permulaan dari peguasaan masalah, dimana objek penelitian dalam satu jalinan
situasi tertentu dikenali sebagai suatu masalah. Berdasarkan berbagai
permasalahan yang sudah diketahui, kemudian penulis mengemukakan
identifikasi masalah apa-apa saja yang akan diteliti. Adapun berbagai permasalahn
yang ditemukan pada penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Sudah terjadi pergeseran kultural, budaya, fungsi, dan makna ornamen
tradisional Batak
2. Penerapan ornamen tradisional Batak yang sudah berubah
3. Jenis- jenis ornamen Batak yang diterapkan pada batik
4. Warna ornamen Batak yang diterapkan pada batik
5. Fungsi ornamen Batak yang diterapkan pada batik
6. Penerapan ornamen Batak yang tidak menaati makna simboliknya
5
C.Batasan Masalah
Menurut P.Manurung (2012:27) Pembatasan masalah merupakan upaya
untuk mendapatkan batasan-batasan permasalahn yang jelas, mengidentifikasi
faktor mana saja yang termasuk kedalam lingkup permasalahan dan faktor mana
yang tidak.
Agar permasalahnnya tidak melebar, maka perlu pembatasan yang akan
berkaitan dengan teori rumusan masalah yang akan menampakkan variabel yang
akan diteliti. Dengan adanya pembatasan masalah, jenis atau sifat hubungan
antara variabel yang timbul dalam perumusan masalah, dan subjek penelitian
semakin kecil ruang lingkupnya (Bahdin Nur Tanjung dkk 2005:57).
Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka pembatasan masalah dalam
penelitian ini adalah jenis ornamen Batak apa saja yang diterapkan pada batik di
rumah batik motif Sumut, warna apa saja yang yang diterapkan pada batik di
rumah batik motif Sumut, fungsi ornamen Batak yang diterapkan pada batik di
rumah batik motif Sumut, masih adakah yang menaati makna simbolik dari setiap
jenis ornamen Batak yang terdapat pada batik di rumah batik motif Sumut. Oleh
karena itu yang menjadi batasan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana
penerapan ornamen tradisional Batak pada batik.
D.Rumusan Masalah
Sugito (2015:39) dalam bukunya mengemukakan perumusan masalah
merupakan upaya menyatakan secara tersurat pertanyaan apa saja yang hendak
6
untuk menjawab tentang suatu masalah). Menurut Manurung (2012:30)
Perumusan masalah merupakan upaya menyatakan secara tersurat
pertanyaan-pertanyaan yang hendak dicarikan jawabannya secara rasional dan empiris. Dalam
hal ini rumusan masalah harus menyatakan secara lengkap dan dan rinci mengenai
ruang lingkup permasalahan yang akan dicarikan jawabannya.
Berdasarkan batasan masalah di atas maka rumusan masalah yang dikaji
dalam penelitian ini adalah :
1. Jenis-jenis ornamen tradisional Batakapa saja yang diterapkan pada batik
di rumah batik motif Sumut ?
2. Bagaimana warna ornamen Batak yang diterapkanpada batik di rumah
batik motif Sumut ?
3. Ornamen tradisional Batak yang diterapkan pada batik di rumah batik
motif Sumut difungsikan untuk apa saja ?
E.Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian mengungkapkan sasaran yang dicapai dalam penelitian
menjadi kerangka yang selalu dirumuskan untuk mendapatkan gambaran yang
jelas tentang hasil yang diperoleh. Tujuan dalam sebuah penelitian harus terarah
dan dirumuskan untuk mendapatkan catatan yang jelas tentang hasil yang akan
dicapai.
Berdasarkan rumusan masalah penelitian maka tujuan dalam penelitian ini
7
1. Mengetahui jenis- jenis ornamen Batak apa saja yang diterapkan pada
batik di rumah batik motif Sumut.
2. Mengetahui warna ornamen tradisional Batak yang diterapkan pada batik
di rumah batik motif Sumut.
3. Mengetahui ornamen tradisional Batak yang diterapkan pada batik di
rumah batik motif Sumut berfungsi untuk apa saja
F. Manfaat Penelitian
Setiap penelitian pasti akan memperoleh hasil yang bermanfaat. Hal ini
merupakan bagian yang sangat terpenting karena pentingnya penelitian terutama
pada pengembangan ilmu, seni, serta kontribusi lainnya terhadap pembangunan
dalam arti luas. Dengan kata lain, manfaat penelitian meyakinkan akan manfaat
keterpakaian hasil penelitian. Manfaat penelitian memiliki kedudukan yang
penting dalam penelitian, kerana pada hakekatnya suatu masalah diteliti,
dipecahkan, dan dijawab oleh sebab ada unsur manfaat yang akan diambil
(Sugito, 2015:41).
Penelitian yang dilakukakan tentang pembuatan kerajinan batik motif
Batak sangat penting, disamping ingin mengetahui lebih dalam tentang pembuatan
batik yang ada di masyarakat Sumut. Adapun dengan ditemukannya tujuan
penelitian sebagaimana di atas, diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat sebagai
berikut :
1. Sebagai bahan masukan bagi penikmat seni rupa khususnya seni rupa
8
2. Sebagai bahan informasi bagi Mahasiswa Unimed khususnya Jurusan Seni
Rupa tentang keanekaragaman kerajinan Indonesia.
3. Meningkatkan perhatian dan minat masyarakat terhadap karya kerajinan
batik Sumut yang mempunyai potensi untuk dikembangkan.
4. Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk aktivitas akademik,
pembaca pada umumnya yang berkepentingan.
5. Sebagai bahan masukan kepada pihak pemerintah daerah untuk
pengembangan dan pembinaan terhadap hasil kebudayaan yang ada di
daerah Medan, salah satunya adalah Rumah Batik Motif Sumut yang ada
di Kecamatan Medan Tembung Kota Medan Provinsi Sumatera Utara.
111 BAB V PENUTUP
A.Kesimpulan
Setelah data diperoleh, diolah, dan dianalisis kemudian diperoleh beberapa
kesimpulan penelitian sebagai berikut:
1. Jenis ornamen tradisional Batak yang diterapkan pada batik di Rumah Batik
Motif Sumut adalah ornamen tradisional Batak Toba, ornamen tradisional
Simalungun, ornamen tradisional Karo, ornamen traadisional Mandailing,
dan ornamen tradisional Pak-pak Dairi.
2. Jenis ornamen tradisional Batak yang banyak diterapkan oleh Rumah batik
Motif Sumut adalah Bunga Gundur dan Pentil Manggis, Desa Si Waluh,
Bunga Gundur(ormamen tradisional Karo), Gorga Simataniari (ornamen
tradisional Batak Toba), Pahu-pahu Patundal (ornamen tradisional
Simalungu), dan Gerga Desa Siwaluh (ornamen tradisional Pak-pak Dairi).
3. Teknik pembuatan batik dengan ornamen tradisional Batak berpedoman
pada teknik pembuatan batik dengan teknik cap.
4. Pada umumnya warna yang diterapkan pada batik dengan ornamen
tradisional Batak adalah warna putih, merah, dan hitam yang sesuai dengan
warna Batak. Beberapa hasil karya batik yang menggunakan warna yang
berbeda dengan warna khas Batak yaitu warna putih, biru, dan hitam terlihat
pada karya Batik 3, Batik 4, Batik 10, Batik 11 dan Batik 12. Hasil karya
112
5. Pada umumnya karya Batik dengan ornamen tradisional Batak yang
dihasilkan Rumah Batik Motif Sumut difungsikan untuk memenuhi
kebutuhan sandang.
B.Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan diatas, maka disampaikan
beberapa saran antara lain:
1. Dalam penerapan ornamen tradisional Batak hasil karya Rumah Batik Motif
Sumut perlu terlebih dahulu adanya pengenalan dan pemahaman akan
motif- motif ornamen tradisional Batak tersebut.
2. Pengrajin perlu terlebih dahulu banyak bereksplorasi untuk meningkatkan
kreatifitas.
3. Seharusnya ornamen yang diterapkan pada Batik di Rumah batik Motif
Sumut lebih diperbanyak campuran jenis ornamen tradisional Batak pada
selembar kain tersebut.
4. Dalam proses penciptaan karya batik dengan ornamen tradisional Batak
sebelumnya diawali dengan evaluasi desain untuk mengantisipasi
kemungkinan hasil yang kurang baik dalam pembuatan karya batik dengan
ornamen tradisional Batak.
5. Seharusnya karya batik dengan ornamen tradisional Batak yang dihasilkan
pada Rumah Batik Motif Sumut tidak hanya difungsikan untuk kebutuhan
sandang saja tetapi dapat difungsikan sebagai kebutuhan hiasan seperti
113
sofa/cushion, taplak meja, penutup jendela, wallpaper dinding ), kendaraan
umum di kota Medan dengan motif batik khas ornamen Batak.
6. Agar penelitian ini tidak hanya sampai disini saja, diharapkan adanya
penelitian lanjutan lagi supaya seni budaya itu sendiri semakin disukai dan
diminati untuk diketengahkan.
7. Kepada masyarakat Provinsi Sumatera Utara secara khusus generasi muda
agar tetap memelihara dan mejaga serta mengembangkan batik dengan
ornamen tradisional Batak yang sudah ada agar tidak punah dengan
majunya zaman serta memperkenalkan kepada masyarakat luar baik dalam
114
DAFTAR PUSTAKA
Achjadi, Judi, 2009. Exquisite Indonesia Kriya Nusantara Nan Elok, Jakarta: Dewan Kerajinan Nasional Equinox Publishing.
Ahmadi, Lukman dan Widyaiswara, 1993. Sumatera Utara Dalam Lintasan Sejarah, Pemprov Daerah Tingkat I Sumatera Utara.
Antonius Simanjuntak, Bungaran, 2011. Konflik Status dan Kekuasaan Orang Batak Toba. Jakarta: Yayasan Pustaka Obar Indonesia.
Budiyono, dkk. 2008. Kriya Tekstil Untuk SMK Jilid 1, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.
Hitchock, Michael, 1951. Indonesian Tekstile, Jakarta: Peripus Editios PT Wira Mandala Pustaka.
Larsen Jack Lenor. 1974. The Dyer’s Art Ikat, Batik, Plangi.Van Nostrand Reinhold : New York
Manurung, 2012. Metodologi Penelitian, Jakarta: Halaman Moeka Publishing
Misgiya, Wahyu Tri Atmojo. 2008, Penerpan Ornamen Tradisional Batak Toba Dalam Teknik Batik Untuk Menciptakan Industri Kerajinan Batik Di Sumatera Utara, MEDAN: Jurnal Seni Rupa Vol.5, No. 2.
Norton, B Peter. 1995, The New Encyclopedia Britannica 15 th edition, Chichago: Encyclopedia Britannic Inc.
Nur Tanjung, Bahdin, 2005. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Proposal, Skripsi, Tesis), Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Pemerintah Daerah Tingkat I Provinsi Sumatera Utara, 1997/ 1980. Laporan Penelitian Pengumpulan dan Dokumentasi Ornamen Tradisional di Sumatera Utara.
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1991, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua,Jakarta: Balai Pustaka.
115
Sihombing, Nurfitriana, Brisman.2012,Analisis Penerpan Ornamen Pakpak Dairi Pada Gedung Perkantoran di Sidikalang Ditinjau Dari Bentuk, Warna, dan Makna Simbolik, MEDAN: Jurnal Seni Rupa Vol.9, No. 2.
Silitonga Pasar Maulim, 2011. Metodologi Penelitian Pendidikan, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan.
Sitepu, A.G. 1980. Ragam Hias (Ornamen) Tradisional Karo Seri A. Medan: Proyek Penelitian Pengumpulan Dan Dokumentasi Ornamen Tradisional Sumatera Utara.
Sirait, Baginda.1980, Pengumpulan dan Dokumentasi Ornamen Tradisional di Sumatra Utara, Medan: IKIP Medan.
Sitorus, Tamrin M, Wahyu Tri Atmojo. 2013. Analisis Penerapan Ornamen tradisional Batak Toba pada alat musik tradisional Batak Toba di kabupaten Samosir, Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.(SKRIPSI)
S. N. 2004,Ensiklopedi Nasional Indonesia, Jakarta: Delta Pamungkas
Suharso, Ana Retnoningsih .2005, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Lux, Semarang: Widya Karya Semarang
Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualiratif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sondari, Koko, Yusmawati. 1999, Batik Pesisir. Direktorat Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional: Proyek Pengembangan Media Kebudayaan.
Sugito, Anam, Syahruddin. 2015, Metode Penelitian Pendidikan Seni Rupa.Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan
Syams, Asy, Elya. 2013, Gaya Batik Sidoarjo, Jurusan Pendidikan Seni Rupa, Universitas Negeri Surabaya: Jurnal Seni Rupa Vol.2, No.1.
116
http://refclaza.blogspot.com/2013/02/pengertian-batik-cap.html (Diakses Hari Sabtu, 23 MEI 2015 JAM 11: 57)
http://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Batak peta sumut (diakses senin 25 mei 2015 jam 13:26)
http://batak-people.blogspot.com/2012/12/pakpak-keppas.html (diakses hari Senin 25 Mei 2015 jam 13:25)
http://kebudayaanindonesia.net/kebudayaan/1715/masyarakat-karo (diakses hari Senin 25 Mei 2015 jam 13:40)
http://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Simalungun (diakses hari Senin, 25 Mei 2015 jam 13:44)
http://protomalayans.blogspot.com/2012/07/suku-batak-mandailing.html (diakses hari Senin 25 Mei 2015 jam 13:33)
http://maidir26.blogspot.com/2013/10/pengertian-batik.html (diakses hari Selasa, 26 Mei 2015 jam 9:45)