• Tidak ada hasil yang ditemukan

IDENTIFIKASI ORNAMEN BORASPATI PADA RUMAH ADAT BATAK TOBA DAN BATAK SIMALUNGUN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IDENTIFIKASI ORNAMEN BORASPATI PADA RUMAH ADAT BATAK TOBA DAN BATAK SIMALUNGUN."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

IDENTIFIKASI ORNAMEN BORASPATI PADA RUMAH

ADAT BATAK TOBA DAN BATAK SIMALUNGUN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

UNITA VITTA OMAS SIANTURI

NIM. 2113351028

JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan

Kasih dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini tepat

waktu. Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan di Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.

Penulisan Skripsi yang berjudul : Identifikasi Ornamen Boraspati Pada

Rumah Adat Batak Toba Dan Batak Simalungun“.Telah diupayakan secara

maksimal. Akan tetapi, mungkin masih terdapat celah dan salah. Untuk itu,

diharapkan saran dan masukan yang konstruktif dari para pembaca.

Penulis menyadari bahwa selesainya Skripsi ini tidak terlepas atas bantuan

banyak pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih

kepada :

1. Prof. Dr. Syawal Gultom, M. Pd selaku Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Seni

Universitas Negeri Medan.

3. Dr. Wahyu Tri Atmojo, M.Hum selaku Ketua Jurusan Pendidikan Seni

Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Unimed

4. Drs. Mesra M. Sn. selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Seni Rupa

Fakultas Bahasa dan Seni Unimed

5. Drs. Mangatas Pasaribu, M. Sn. Selaku Dosen Pembimbing Skripsi dan

(7)

6. Drs. Brisman Silaban, M. Si, Bapak Drs. Misgiya, M. Hum, Bapak Drs.

Sumarsono, M. Sn. Selaku Dosen Penguji.

7. Seluruh Bapak/Ibu Dosen dan Staf Jurusan Pendidikan Seni Rupa serta

Administrasi dan perlengkapan di lingkungan FBS Universitas Negeri

Medan.

8. Teristimewa kepada Ayahanda Tamba Tua Sianturi dan Ibunda Nurhajijah

br. Siregar, yang telah banyak berkorban, baik moril maupun material,

serta senantiasa memberikan semangat tiada habisnya. Terima kasih atas

doa, semangat, dan pengorbanan yang tidak terhitung.

9. Terima kasih kepada adik-adik , ( Elva, Kristiana, Michael, Petrus) yang

selalu memberikan dukungan, doa dan semangat kepada penulis.

10.Kepada teman-teman seperjuangan kelas C stambuk 2011 terima kasih

buat kebersamaan, kekeluargaan selama ini yang telah kita jalani.

11.Seluruh pihak yang membantu dan memberikan doa dan semangat kepada

penulis yang tidak dapat disebutkan satu persatu karena keterbatasan ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga Skripsi ini bermanfaat

Medan, Agustus 2015

Penulis,

Unita Vitta Omas Sianturi

(8)

ABSTRAK

Unita Vitta Omas Sianturi, NIM. 2113351028. IDENTIFIKASI ORNAMEN BORASPATI PADA RUMAH ADAT BATAK TOBA DAN BATAK SIMALUNGUN, Skripsi Jurusan Pendidikan Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan, 2015.

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif sebagai acuan dan dilakukan pengumpulan data melalui instrumen penelitian observasi, dokumentasi dan wawancara. Subjek dari penelitian ini adalah ornamen Boraspati yang terdapat pada suku Batak Toba dan Batak Simalungun.

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari, mengetahui, menguraikan dan mengidentifikasi penempatan ornamen Boraspati, fungsi dan makna dari ornamen Boraspati pada rumah adat Batak Toba dan Batak Simalungun. Hasil penelitian menjelaskan bahwa penempatan ornamen atau gorga Boraspati pada rumah adat Batak Toba dan Batak Simalungun berbeda, pada rumah adat Batak Toba ornamen atau gorga Boraspati penempatannya di bagian luar rumah atau bagian dinding luar rumah sedangkan pada rumah adat Batak Simalungun penempatan ornamen atau gorga Pinar Boraspati terletak dibagian dalam rumah yaitu di belakang pintu dan dibagian luar rumah. Fungsi ornamen atau gorga Boraspati pada rumah adat Batak Toba sebagai penjaga rumah sehingga penempatannya diletakkan di bagian depan rumah atau di bagian dinding luar rumah yang bertujuan agar melindungi dan memberi tanda jika ada yang ingin berniat jahat terhadap keluarga yang menempati rumah tersebut. Fungsi ornamen atau gorga Boraspati pada rumah adat Batak Simalungun yaitu gorga Pinar Boraspati geometris yang penempatannya dibagian dinding luar rumah adat Batak Simalungun berfungsi sebagai penjaga rumah untuk bagian luar atau disekeliling rumah adat. Gorga Pinar Boraspati hidup yang penempatannya dibagian dalam rumah yaitu di belakang pintu yang berfungsi sebagai penjaga rumah bagian dalam rumah dan menjaga keluarga yang tinggal didalam rumah adat tersebut.

(9)

DAFTAR ISI

B. IdentifikasiMasalah ... 3

C. PembatasanMasalah ... 4

1. PengertianIdentifikasi ... 7

2. Pengertian Ornamen ... 8

3. Pola Ornamen ... 10

4. Dasar-Dasar Penciptaan Ornamen ... 15

5. Ornamen Tradisional Sumatra Utara ... 15

6. Pengertian Boraspati ... 23

a. Boraspati Batak Toba ... 23

b. Boraspati Batak Simalungun ... 25

(10)

F. Teknik Identifikasi Data ... 51

G. Bagan Langkah-Langkah Penelitian ... 53

BAB IV PEMBAHASANDAN HASIL PENELITIAN ... 54

A. Pembahasan Penelitian ... 54

B. Klasifikasi Data ... 59

1. Hasil Observasi ... ... 59

2. Hasil Wawancara ... ... 65

C. Temuan Peneliti ... 73

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 75

A. Simpulan ... 75

B. Saran ... 77

DAFTAR PUSTAKA ... 78

(11)

DAFTAR TABEL

1. Tabel 3.1. Jadwal Penelitian ………... 47

2. Tabel 4.2. Klasifikasi Data Penelitian ... 59

3. Tabel 4.3. Ornamen Boraspati Batak Toba ………... 63

(12)

DAFTAR GAMBAR

(13)

Gambar 4.25. : Boraspati di bagian DepanRumah Adat

Batak Toba ... 65

Gambar 4.26. : BoraspatiDi bagian Depan Rumah Adat Batak Toba . 66

Gambar 4.27 : Pinar Boraspati Di bagian Luar Rumah Adat ... 69

Gambar 4.28 : Pinar Boraspati Di bagian Luar Rumah Adat ... 70

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran 1. Pedoman Wawancara ... 77

(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia memiliki keragaman budaya yang sangat bervariasi, merupakan

warisan nenek moyang yang sampai sekarang ini masih lestari. Indonesia terdiri

dari banyak pulau, dan memiliki berbagai macam etnik. Batak adalah salah satu

dari berbagai macam suku bangsa penduduk asli Indonesia. Suku Batak memiliki

banyak sub etnik dalam adat istiadat. Suku Batak juga terbagi atas Enam bagian,

yaitu Batak Toba, Batak Karo, Batak Simalungun, Batak Pakpak Dairi, Batak

Angkola, Batak Mandailing. Suku Batak memiliki ciri khas yang bersifat

universal yaitu Rumah adat .

Rumah Adat Batak dihiasi penuh dengan ornamen pada dindingnya, lengkap

dengan ukiran-ukiran dan lengkap dengan ragam hias lainnya. Rumah adat dalam

pembuatan nya terikat dengan tata kerama dan norma adat Batak. Dalam bahasa

Batak Toba rumah dikenal dengan sebutan ruma dan sopo, di dalam Batak

Simalungun disebut rumah atau rumah bolon. Ornamen atau gorga sangat

berperan penting dalam arsitektur Rumah adat Batak.

Ornamen pada hakekatnya adalah hiasan yang berbentuk repetitif juga

berfungsi sebagai simbol kekuatan supra natural pada kehidupan masyarakat

Batak lama, sesudah masuknya agama wahyu, masyarakat Batak mempergunakan

ornamen hanya sebatas hiasan saja. Berbagai ornamen yang ada pada bangunan

(16)

2

estetika semata tetapi juga merupakan simbol status sosial, religi. Sehubungan

dengan fungsi magis dan religius ini, beberapa motif ornamen mengandung

berbagai makna simbolis religius yang menjadi titik tolak penciptaannya

(Dermawan Sembiring, 2014:36). Ornamen hadir ditengah-tengah masyarakat

merupakan media sebagai ungkapan simbol yang diwujudkan dalam bentuk

ornamen dan dapat berperan sebagai hiasan dan juga berfungsi sebagai penolak

bala pada kebudayaan masa lampau, sebagai hiasan pada masa sekarang. Dalam

hal pewarnaan ornamen Batak pada dasarnya menggunakan tiga warna yaitu

warna putih, warna merah, dan warna hitam.

Keragaman suku budaya yang ada di Indonesia masing-masing memiliki

ornamen sebagai hiasan pada dinding rumah, dengan sebutan ornamen yang

berbeda-beda.Dalam bahasa Batak Toba, Batak Simalungun, Batak Mandailing,

ornamen itu disebut gorga. Ornamen Batak karo dan Pakpak Dairi disebut gerga.

Beraneka macam bentuk ornamen dalam tiap suku Batak, dan tiap ornamen

mempunyai fungsi dan peranan yang bebeda-beda, salah satu diantaranya disebut

gorga Boraspati terdapat dirumah adat Batak Toba, Batak Karo, dan Batak

Simalungun. Gorga boraspati adalah perwujudan dari roh nenek moyang

berbentuk seekor kadal, kadal dengan jelas tetap lestari pentingnya sebagai simbol

kesuburan pada sejumlah wilayah Indonesia dari masa prasejarah sampai

sekarang. Pada lumbung-lumbung padi diberikan hiasan berbentuk kadal, hiasan

tersebut diberi nama boraspati. Secara fisik bentuk ornamen atau gorga Boraspati

yang terdapat di rumah adat Batak Toba dan Batak Karo sangat berbeda bentuk

fisiknya, secara kasat mata masyarakat dapat membedakan antara ornamen

(17)

3

Bentuk ornamen Boraspati yang terdapat dirumah adat Batak Simalungun

dan Rumah adat Batak Toba memiliki bentuk fisik yang sama. Hal ini berdampak

terjadi kekeliruan atau terjadi kesalahan bagi masyarakat yang melihatnya, karena

tidak adanya petunjuk atau informasi lebih jelas dalam perbedaan ornamen

Boraspati Batak Toba dan Batak Simalungun .

Tiap Bentuk gorga yang ada pada suku Batak Toba, Batak Karo, Batak

Simalungun, Batak pakpak Dairi, Batak mandailing, Batak Angkola memiliki

makna yang berbeda-beda dan sangat berperan penting dalam penyampain makna

yang tersirat dalam tiap ornamen atau gorga. Penempatan ornamen ditiap rumah

adat mempunyai makna tersendiri.

Adanya bentuk fisik yang sama antara gorga boraspati Batak Toba dan Batak

Simalungun, dan adanya pergeseran fungsi dan penempatan ornamen boraspati

Membuat Penulis ingin mengidentifikasi lebih detail antara ornamen Boraspati

Batak Toba dan Batak Simalungun.

B. Identifikasi Masalah

Mengacu pada latar belakang masalah di atas, permasalahan dalam penelitian

dapat diidentifikasi sebagai berikut :

1. Bagaimana bentuk ornamen Boraspati pada rumah adat Batak Toba dan

rumah adat Batak Simalungun ?

2. Bagaimana fungsi ornamen Boraspati pada rumah adat Batak Toba dan

(18)

4

3. Bagaimana Penempatan ornamen Boraspati pada rumah Adat batak Toba

dan rumah adat Batak Simalungun?

4. Apa penyebab terjadi persamaan bentuk fisik ornamen Boraspati Batak

Toba dan Batak Simalungun?

5. Apa penyebab terjadinya pergeseran fungsi ornamen Boraspati Batak

Toba dan Boraspati Simalungun?

6. Apa penyebab terjadi perubahan penempatan ornamen Boraspati pada

rumah adat Batak Toba dan rumah adat Batak Simalungun?

C. Pembatasan Masalah

Dalam penelitian diperlukan adanya pembatasan masalah, keterbatasan

waktu, dana dan kemampuan teoritis, maka dalam hal ini penulis membatasi

permasalahan yaitu sekitar

1. Dimanakah penempatan ornamen Boraspati di rumah adat Batak Toba

dan rumah adat Batak Simalungun?

2. Apa peranan fungsi dan makna dari ornamen Boraspati terhadap rumah

Adat Batak Toba dan rumah Batak Simalungun?

3. Bagaimana bentuk ornamen Boraspati pada rumah adat Batak Toba dan

rumah adat Batak Simalungun ?

D. Perumusan Masalah

Suatu rancangan penelitian yang akan dilaksanakan perlu diperjelas

perumusan masalahnya, agar hasil penelitiannya jelas dan konkrit. Hal ini sesuai

dengan pendapat Sumadi Suryabrata dalam bukunya Metodologi

(19)

5

dirumuskan, Perumusan ini penting, karena hasilnya akan menjadi penuntun bagi

langkah-langkah selanjutnya. Masalah hendaknya dirumuskan dalam bentuk tanda

tanya. Perumusan Masalah hendaklah padat dan jelas. Rumusan hendaklah

memberi petunjuk tentang mungkinnya mengumpulkan data guna menjawab

pertanyaan yang terkandung dalam rumusan itu. (Sumadi Suryabrata ,1994:65)

Berdasarkan ketentuan-ketentuan tersebut maka sebagai perumusan masalah

adalah :

1. Bagaimana bentuk ornamen Boraspati pada rumah Adat Batak Toba dan

rumah adat Batak Simalungun,

2. Bagaimana fungsi ornamen Boraspati pada Rumah Adat Batak Toba dan

rumah adat Batak Simalungun?

3. Dimanakah penempatan ornamen Boraspati di rumah adat Batak Toba dan

rumah adat Batak Simalungun ?

E. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :

1.Untuk mengetahui penempatan ornamen Boraspati pada Rumah Adat

Batak Toba dan Batak Simalungun

2.Untuk mendeskripsikan fungsi dan makna ornamen Boraspati pada

Rumah Adat Batak Toba dan Batak Simalungun.

F. Manfaat Penelitian

(20)

6

1. Hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi sumbangan pikiran dalam

memperkenalkan ornamen Boraspati.

2. Sebagai tambahan literatur bagi jurusan Seni Rupan FBS Unimed.

3. Sebagai bahan pemikiran dan pengetahuan kepada generasi muda

khusunya generasi muda suku Batak tentang peran penting ornamen Pada

rumah Adat.

4. Sebagai bahan referensi bagi pihak pengenalan ornamen Batak pada

Rumah Adat Batak

(21)

75

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan identifikasi dan hasil penelitian yang telah ditemukan, maka

dapat disimpulkan bahwa:

1. Penempatan ornamen atau gorga boraspati pada rumah adat Batak Toba

dan Batak Simalungun berbeda, pada rumah adat Batak Toba ornamen

atau gorga boraspati penempatannya di bagian luar rumah atau bagian

dinding luar rumah sedangkan pada rumah adat Batak Simalungun

penempatan ornamen atau gorga Pinar boraspati terletak dibagian dalam

rumah yaitu di belakang pintu dan dibagian luar rumah .

2. Ornamen atau gorga Pinar boraspati Batak Simalungun memiliki dua

jenis bentuk pada rumah adat Batak Simalungun yaitu:

a. Gorga Pinar Boraspati geometris

b. Gorga Pinar Boraspati hidup

3. Fungsi ornamen atau gorga boraspati pada rumah adat Batak Toba sebagai

penjaga rumah sehingga penempatannya diletakkan di bagian depan rumah

atau di bagian dinding luar rumah yang bertujuan agar melindungi dan

memberi tanda jika ada yang ingin beniat jahat terhadap keluarga yang

(22)

76

4. Fungsi ornamen atau gorga boraspati pada rumah adat Batak Simalungun

yaitu:

a. Gorga Pinar boraspati geometris yang penempatannya dibagian

dinding luar rumah adat Batak Simalungun berfungsi sebagai

penjaga rumah untuk bagian luar atau disekeliling rumah adat.

b. Gorga Pinar boraspati hidup yang penempatannya dibagian dalam

rumah yaitu di belakang pintu yang berfungsi sebagai penjaga

rumah bagian dalam rumah dan menjaga keluarga yang tinggal

didalam rumah adat tersebut.

5. Ornamen atau gorga boraspati adalah perwujutan dewa, yaitu dewa

kesuburan dan tentang kesuburan tanah adalah berkat kuasa dia.

Masyarakat Batak percaya semua aktivitas yang berurusan dengan tanah

seperti mengolah tanah pertanian, membuka perkampungan baru,

mendirikan rumah, dan lain-lainnya, harus memberikan sesajian terlebih

dahulu kepada dewa kesuburan atau boraspati agar diberkati dan berkenan

ia memberikan perlindungan.

6. Makna ornamen atau gorga Pinar boraspati yang terdapat pada rumah

adat Batak Simalungun sebagai simbol kesuburan, kerukunan dan

(23)

77

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian penulis memberikan saran sebagai berikut:

1. Disarankan kepada masyarakat agar tetap menjaga budaya dan adat agar

tidak punah seiring perubahan zaman.

2. Disarankan kepada Pemerintahan Daerah Kabupaten Tobasa dan

Kabupaten Daerah Simalungun untuk lebih memperhatikan hasil

kebudayaan daerah setempat agar tidak hilang akibat dari budaya asing

yang masuk dan berkembang saat ini dan ikut serta dalam menjaga dan

melestarikan budaya dan adat peninggalan dari leluhur. Terkhususnya

rumah adat agar tetap dirawat dan dijaga sebagai aset budaya .

3. Disarankan kepada masyarakat, wisatawan untuk mengambil makna

positif dan mampu menjaga dan menghargai budaya dan adat di tiap suku.

4. Disarankan kepada Masyarakat desa lumban na bolon agar tetap

melestarikan gorga dan tetap menjadikan gorga sebagai hiasan rumah

terkhususnya gorga Boraspati agar tetap dilestarikan.

5. Disarankan kepada generasi muda Batak Toba dan Batak Simalungun

untuk tetap memelihara, menjaga serta mengembangkan hasil budaya

(24)

78

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2000. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Budiwiwarmamulja, Dwi. 2012. Penciptaan Ragam Hias Baru Berdasarkan Motif-Motif Tradisional Sumatra Utara. Jurnal Seni RupaFBS-UNIMED, Vol.9 No.2, Hal 77-85 : Medan.

Depdikbud Dirjen Kebudayaan Museum Propinsi Sumatra Utara. 1994/1995. Ragam Hias (Ornamen) Rumah Tradisional Simalungun. Medan.

Grottanelli L. Vinigi. 2012. Almanak Seni Rupa Indonesia.Jakarta : Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Gustami, Sp. 1980. Nukilan Seni Ornamen Indonesia. Yogyakarta:ASRI.

Holt Claire. 1967. Melacak Jejak Perkembangan Seni Di Indonesia. Bandung : Arti.Line

Hoop, Der Van. Th a. Th. J. N. A. 1949. Indonesische Siermotiven Ragam-ragam Perhiasan Indonesia Ornamental Design. Jakarta.

KBBI. Kamus Besar Bahasa Indoesia. Jakarta: Pustaka Phoenix.

Koentharaningrat. 1985. Metode-metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Gramedia.

Lingga, Sayur. 2010. Seni Ukir Relief Motif Dan Adat Tradisional Simalungun. Simalungun.

Marbun.M. A. 1987. Kamus Budaya Batak Toba, Jakarta: Balai Pustaka.

M.A. Pelly Usman. 2010. Agama Malim Di Tanah Batak, Jakarta: Bumi Aksara.

Meyer. 1892. Handbook of Ornament, Yogyakarta.

Nainggolan Togar. 2012. Batak Toba Sejarah Dan Transformasi Religi, Medan : Bina Media Perintis.

(25)

79

Pasaribu Mangatas. 2014. Lukisan Miniatur Sepenggal Cerita Tentang Tanah Dari Banua Tonga Batak.Jurnal Seni Rupa FBS Unimed. Vol. 10 No. 2 Juni 2014, 01-124. Medan: Unimed.

Saragi Daulat, dkk. 1999. Laporan Penelitian Nilai Estetis Dan Makna Simbolis Yang Terkandung Dalam Motif Ornamen Tradisional Bangunan Rumah Adat Batak Toba, Medan: IKIP .

Sembiring Dermawan. 2014. Ragam Hias Dan Artefak Etnis Karo Dan

Simalungun Sebagai Sumber Inspirasi Penciptaan Aneka Model Lukisan Cendramata Reproduktif. Jurnal Seni Rupa FBS Unimed. Vol. 10 No. 2 Juni 2014, 01-124. Medan: Unimed.

Simamora, Tano. 1997. Rumah Batak Usaha Inkulturatif. Pematang Siantar.

Sirait, Baginda. 1980. Laporan Penelitian Pengumpulan dan Dokumentasi Ornamen Tradisional di Sumatra Utara. Medan: IKIP.

Sp, Soedarso. 2006. Triologi Seni Penciptaan Eksitensi dan Kegunaan Seni. Yogyakarta: Institut Seni Indonesia.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan (Pendidikan, Kuantitatif, Kualitatif, dan R & B). Bandung: Afabeta.

Sumardjo Jakob. 2000. Filsafat Seni. Bandung : ITB.

Susanto, Mikke. 2002. Diksi Rupa Kumpulan Istilah Seni Rupa. Yogyakarta: Kanisius.

Susanto, Mikke. 2011. Diksi Rupa Kumpulan Istilah Dan Gerakan Seni Rupa. Yogyakarta: Dicti Art Lab, Yogyakarta Dan Jagad Ard Space, Bali.

Warneck, J. 2001. Kamus Budaya Batak Toba Indonesia, Medan: Bina Media.

Gambar

Gambar 4.25.    :    Boraspati di bagian DepanRumah Adat                                 Batak Toba ..................................................................

Referensi

Dokumen terkait

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh jenis ornamen Batak Toba yang diterapkan pada Bale Parsantian Medan, yang terdiri dari gorga jenggar, gorga singa- singa,

Laporan Penelitian Nilai Estetis Dan Makna Simbolis Yang Terkandung Dalam Motif Ornamen Tradisional Bangunan Rumah Adat Batak Toba, Medan, IKIP. Setiadi, Nugroho J.2003,

(2) Warna ornamen batak toba pada komplek istana sisingamangaraja menggunakan tiga warna yaitu warna hitam, merah, dan putih yaitu pada gorga ulu paung, gorga gaja

Dari hasil penelitian yang dilakukan dengan studi kepustakaan, observasi serta wawancara dapat diketahui hasil perbandingan penerapan ornamen Batak toba pada

pada suku Batak Toba, yang menjadi karakter dari arsitektur tradisionalnya seperti. huta, jabu/rumah

Hasil yang didapatkan rumah adat Batak sebagai daya tarik wisata, yaitu ruangan dalam rumah adat Batak tidak memakai kamar, keunikan ukiran atau gorga Batak yang mengandung

Adapun jenis bentuk- bentuk ukiran gorga pada rumah adat batak ialah gorga sompi, gorga ipon-ipon, gorga desa na ualu (mata angin), gorga simataniari (matahari),

Secara keseluruhan rumah adat batak toba suah baik dalam merespon iklim di sekitarnya yaitu iklim tropis lembab.Adanya kolong atau kontruksi panggung akan mendukung rumah