SKRIPSI
PENGARUH RETURN ON CAPITAL EMPLOYED (ROCE), RETURN ON ASSET (ROA), DAN RETURN ON EQUITY (ROE) TERHADAP EARNINGS
PER SHARE (EPS) PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
OLEH :
HERLINA
090503190
PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
i PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul : “Pengaruh Return On
Capital Employed (ROCE), Return On Asset (ROA), dan Return On Equity (ROE)
terhadap Earnings Per Share (EPS) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia”, adalah benar hasil karya sendiri dan judul yang dimaksud
belum pernah dimuat, dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks
penulisan skripsi Program Ekstensi S-1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah
dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya. Apabila di kemudian hari pernyataan ini
tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas
Sumatera Utara.
Medan, 22 November 2012 Yang membuat pernyataan,
ii ABSTRAK
PENGARUH RETURN ON CAPITAL EMPLOYED (ROCE), RETURN ON ASSET (ROA), DAN RETURN ON EQUITY (ROE) TERHADAP EARNINGS
PER SHARE (EPS) PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah untuk melihat variabel ROCE, ROA, dan ROE secara parsial maupun secara simultan berpengaruh terhadap EPS pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan secara empiris mengenai pengaruh ROCE, ROA, dan ROE secara parsial maupun secara simultan terhadap EPS pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah ROCE, ROA, dan ROE berpengaruh terhadap EPS serta ROCE, ROA, dan ROE secara simultan berpengaruh terhadap EPS.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Penelitian ini menggunakan jenis data kombinasi antara time series dan cross section atau sering disebut dengan pooling data. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan metode analisis statistik dengan menggunakan teknik analisis deskriptif dan teknik analisis regresi berganda untuk seluruh hipotesis.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial variabel ROCE dan ROA berpengaruh terhadap EPS dan secara parsial variabel ROE tidak berpengaruh terhadap EPS. Secara simultan baik ROCE, ROA, dan ROE berpengaruh terhadap EPS pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
iii ABSTRACT
EFFECT RETURN ON CAPITAL EMPLOYED (ROCE), RETURN ON ASSET (ROA) AND RETURN ON EQUITY (ROE) TO EARNINGS PER SHARE (EPS)
OF MANUFACTURE AT INDONESIAN STOCK EXCHANGE
Formulation of this research shows that the variables ROCE, ROA, and ROE partially and also simultan to Earnings Per Share (EPS) of manufacture firms at Indonesian Stock Exchange.
The hypothesis in this research are ROCE, ROA, and ROE effect on Earnings Per Share (EPS) and ROCE, ROA, and ROE simultaneously to Earnings Per Share (EPS).
The data used in this research is secondary data. This research uses a combination of data between the data time series and cross section which is often called by pooling data. The analytical method used is descriptive analysis techniques and multiple regression analysis techniques to the entire hypothesis.
The result indicates that partially ROCE and ROA variables significantly influence on EPS and ROE variable have no significant influence on EPS. Nevertheless, ROCE, ROA, and ROE variables have simultaneously influenced Earnings Per Share (EPS) of manufacture firms at Indonesian Stock Exchange.
iv KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala berkat dan anugerah-Nya, sehingga Penulis mampu menyelesaikan skripsi ini
yang berjudul ” Pengaruh Retun On Capital Employed (ROCE), Return On Asset
(ROA), dan Return On Equity (ROE) Terhadap Earnings Per Share (EPS) pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” dengan baik dan
tepat waktu
Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi, dan doa dari
berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
bantuan dan bimbingan , yaitu kepada :
1. Bapak Drs. H. Arifin Lubis, MM, Ak. selaku Plt. Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak., dan Bapak Drs. Hotmal
Jafar, MM, Ak., selaku Ketua Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara dan Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak., dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak.,
selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas
Sumatera Utara dan Sektetaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi
v 4. Bapak Keulana Erwin, SE, Msi, Ak., selaku Dosen Pembimbing dan Ibu Dra.
Nurzaimah, MM, Ak. Selaku Dosen Pembaca yang telah memberikan
bimbingan , arahan, masukan dan motivasi kepada penulis terhadap skripsi
ini.
5. Secara khusus Penulis persembahkan kepada Ibunda yang sangat penulis
sayangi, Alm. Wong Tji Jap serta abang kandung penulis, Hermanto, dan
segenap keluarga penulis atas dukungan dan doa serta kasih sayang yang telah
diberikan selama ini.
6. Teman-teman di fakultas Ekonomi angkatan 2009 serta seluruh staf pengajar,
staf departemen akuntansi, dan staf administrasi Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna karena
keterbatasan penulis dalam pengetahuan dan pengulasan skripsi. Oleh karena itu
Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga dapat dijadikan
acuan dalam penulisan karya-karya ilmiah selanjutnya. Akhir kata, Penulis berharap
semoga skripsi ini menjadi bahan bacaan yang bermanfaat bagi pembaca.
Medan,22 November 2012 Penulis
vi 1.1 Latar Belakang Masalah………... 1
1.2 Perumusan Masalah………. 6
1.3 Tujuan Penelitian………. 6
1.4 Manfaat Penelitian………... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis
2.2 Review Penelitian Terdahulu………... 24
2.3 Kerangka Konseptual………... 29
2.4 Hipotesis Penelitian………. 31
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian……….36
3.2 Tempat Dan Waktu Penelitian………. 36
3.3 Batasan Operasional………... 36
3.4 Definisi Operasional……….... 37
3.5 Skala Pengukuran Variabel……….. 40
3.6 Populasi Dan Sampel Penelitian………... 41
3.7 Jenis Data………. 42
3.8 Metode Pengumpulan Data... 42
3.9 Teknik Analisis Data……… 43
3.10 Jadwal Penelitian………... 47
vii 4.2 Hasil Penelitian Dan Pembahasan
4.2.1 Statistik Deskriptif……….. 49
4.2.2 Pengujian Asumsi Klasik……… 51
a. Pengujian Normalitas……….. 51
b. Uji Autokorelasi……….. 56
c. Uji Heterokedastisitas………. 57
d. Uji Multikolinearitas………... 58
4.2.3 Analisis Regresi……….. 59
a. Persamaan Regresi……….. 59
b. Analisis Koefisien Korelasi Dan Koefisien Determinasi………. 61
4.2.4 Pengujian Hipotesis Penelitian………... 62
a. Uji Simultan (Uji F Statistik)……….. 62
b. Uji Parsial (Uji T Statistik)………. 64
4.2.5 Pembahasan Hasil Penelitian……….. 66
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan……….. 71
B. Saran……… 72
DAFTAR PUSTAKA……….. 74
viii DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
Tabel 2.1 Review Penelitian Terdahulu………. 24
Tabel 3.1 Skala Pengukuran Variabel Penelitian………... 40
Tabel 3.2 Jadwal Penelitian………... 47
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif………. 50
Tabel 4.2 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test (Sebelum Transformasi Data)……… 52
Tabel 4.3 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test (Setelah Transformasi Data)……… 53
Tabel 4.4 Pengujian Autokorelasi……….. 56
Tabel 4.5 Pengujian Multikolinearitas………... 58
Tabel 4.6 Hasil Analisis Regresi……… 59
Tabel 4.7 Model Summaryb Tabel 4.8 Uji F Statistik……… 63
………... 61
ix DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual………. 29
Gambar 4.1 Histogram………... 54
Gambar 4.2 Normal P-P Plot……… 55
x DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman
Lampiran i Daftar Sampel Perusahaan………. 77
Lampiran ii Daftar ROCE, ROA, dan ROE Tahun 2009………. 78
Lampiran iii Daftar ROCE, ROA, dan ROE Tahun 2010………. 79
ii ABSTRAK
PENGARUH RETURN ON CAPITAL EMPLOYED (ROCE), RETURN ON ASSET (ROA), DAN RETURN ON EQUITY (ROE) TERHADAP EARNINGS
PER SHARE (EPS) PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah untuk melihat variabel ROCE, ROA, dan ROE secara parsial maupun secara simultan berpengaruh terhadap EPS pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan secara empiris mengenai pengaruh ROCE, ROA, dan ROE secara parsial maupun secara simultan terhadap EPS pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah ROCE, ROA, dan ROE berpengaruh terhadap EPS serta ROCE, ROA, dan ROE secara simultan berpengaruh terhadap EPS.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Penelitian ini menggunakan jenis data kombinasi antara time series dan cross section atau sering disebut dengan pooling data. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan metode analisis statistik dengan menggunakan teknik analisis deskriptif dan teknik analisis regresi berganda untuk seluruh hipotesis.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial variabel ROCE dan ROA berpengaruh terhadap EPS dan secara parsial variabel ROE tidak berpengaruh terhadap EPS. Secara simultan baik ROCE, ROA, dan ROE berpengaruh terhadap EPS pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
iii ABSTRACT
EFFECT RETURN ON CAPITAL EMPLOYED (ROCE), RETURN ON ASSET (ROA) AND RETURN ON EQUITY (ROE) TO EARNINGS PER SHARE (EPS)
OF MANUFACTURE AT INDONESIAN STOCK EXCHANGE
Formulation of this research shows that the variables ROCE, ROA, and ROE partially and also simultan to Earnings Per Share (EPS) of manufacture firms at Indonesian Stock Exchange.
The hypothesis in this research are ROCE, ROA, and ROE effect on Earnings Per Share (EPS) and ROCE, ROA, and ROE simultaneously to Earnings Per Share (EPS).
The data used in this research is secondary data. This research uses a combination of data between the data time series and cross section which is often called by pooling data. The analytical method used is descriptive analysis techniques and multiple regression analysis techniques to the entire hypothesis.
The result indicates that partially ROCE and ROA variables significantly influence on EPS and ROE variable have no significant influence on EPS. Nevertheless, ROCE, ROA, and ROE variables have simultaneously influenced Earnings Per Share (EPS) of manufacture firms at Indonesian Stock Exchange.
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Investasi merupakan suatu kegiatan menempatkan sejumlah dana selama
periode tertentu dengan harapan dapat memperoleh penghasilan dan atau peningkatan
nilai investasi di masa yang akan datang. (Jones, 2004). Tujuan kegiatan investasi
adalah untuk memperoleh keuntungan serta meningkatkan kesejahteraan investor baik
sekarang maupun di masa yang akan datang. (Dhuwita, 2003). Dalam hal ini, kinerja
keuangan merupakan salah satu faktor yang dilihat investor untuk menentukan pilihan
dalam membeli saham. Agar saham tetap eksis dan diminati investor, maka
perusahaan perlu menjaga dan meningkatkan kinerja keuangan.
Hal yang perlu diperhatikan bagi seorang calon investor sebelum melakukan
investasi pada perusahaan tertentu adalah memastikan bahwa apakah investasinya
tersebut mampu memberikan tingkat pengembalian (rate of return) yang diharapkan
atau tidak. Untuk memastikan apakah investasinya akan memberikan tingkat
pengembalian yang diharapkan, maka calon investor perlu melakukan penilaian
terlebih dahulu terhadap kinerja pada perusahaan yang akan menjadi tempat kegiatan
investasinya. Dengan demikian perusahaan yang memiliki kinerja yang baik akan
dapat memberikan tingkat pengembalian (rate of return) yang diharapkan bagi
2 Semakin baik kinerja suatu perusahaan maka semakin kecil kemungkinan
risiko investasi yang akan ditanggung investor dan semakin besar kemungkinan return
yang akan diperoleh, ini akan mengakibatkan semakin banyak investor akan
berinvestasi pada saham perusahaan tersebut (Muammarsyah, 2012 : 1). Rasio
profitabilitas adalah salah satu cara untuk menilai secara tepat sejauh mana tingkat
pengembalian yang akan didapat dari aktivitas investasinya. Jika kondisi perusahaan
dikategorikan menguntungkan atau menjanjikan keuntungan di masa mendatang maka
banyak investor yang akan menanamkan dananya untuk membeli saham tersebut. Dan
hal itu tentu saja mendorong harga saham naik menjadi lebih tinggi.
Analisis rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Return On
Capital Employed (ROCE), Return On Asset (ROA) dan Return On Equity (ROE).
Perusahaan yang memiliki kinerja yang baik dapat memberikan tingkat pengembalian
yang lebih baik. Tingkat pengembalian itu akan dapat meyakinkan investor untuk
menanamkan sahamnya di perusahaan tersebut.
Rasio keuangan terdiri dari : (1) rasio likuiditas; (2) rasio aktivitas; (3) rasio
profitabilitas; (4) rasio solvabilitas (leverage); dan (5) rasio pasar/penilaian.
(Muammarsyah, 2012 : 5). Dari kelima rasio keuangan tersebut, rasio profitabilitas
merupakan rasio keuangan yang sering dipakai peneliti untuk dijadikan sebagai
informasi dalam penelitian yang berkaitan dengan dampak atau pengaruh yang
3 Dalam penulisan skripsi ini, penulis membatasi indikator rasio keuangan pada
return on capital employed (ROCE), return on asset (ROA) dan return on equity
(ROE) terhadap earnings per share (EPS) perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI). Earnings Per Share (EPS) merupakan alat analisis
tingkat profitabilitas perusahaan yang menggunakan konsep laba konvensional. EPS
adalah salah satu dari dua alat ukur yang sering digunakan untuk mengevaluasi
biasa disamping price earning ratio (PER) dalam lingkaran keuangan (Fabozzi, 1999:
359).
Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Muammarsyah (2012) dengan judul
penelitian : “Pengaruh Return on Asset, Return on Equity, Earnings Per Share, Laba
Unexpected dan Ukuran Perusahaan terhadap Return Saham pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia” dimana penelitian ini dilakukan
pada 35 perusahaan manufaktur sebagai perusahaan sampel. Hasil penelitian
menunjukkan variabel ROA, ROE, EPS, laba unexpected dan ukuran perusahaan
sebagai variabel independen secara simultan menunjukkan tidak adanya pengaruh
terhadap return saham sebagai variabel dependen pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah pada penelitian
sebelumnya variabel bebas yang digunakan adalah ROA, ROE, EPS, laba unexpected
dan ukuran perusahaan, sementara dalam penelitian ini, variabel bebas yang digunakan
4
return saham sebagai variabel terikat sedangkan pada penelitian ini menggunakan
Earnings Per Share (EPS) sebagai variabel terikat. Perbedaan lainnya adalah objek
penelitian pada penelitian sebelumnya menggunakan 35 sampel perusahaan
manufaktur sedangkan pada penelitian ini.
Alasan EPS dijadikan sebagai variabel dependen dikarenakan peneliti melihat
belum adanya penelitian yang menjadikan EPS sebagai variabel dependen melainkan
sebagai variabel independen. Oleh karena itu, peneliti ingin meneliti EPS sebagai
variabel dependen dimana EPS memiliki peran penting sebagai suatu pertimbangan
bagi investor untuk memilih saham yang akan dibeli dan EPS dapat dijadikan sebagai
indikator harga/nilai saham.
Alasan penambahan variabel ROCE adalah karena peneliti melihat hampir
belum ada penelitian mengenai ROCE padahal peran ROCE sangat berguna bagi
perusahaan untuk menambah profit karena ROCE mengindikasikan seberapa baik
kinerja perusahaan dalam memanfaatkan modalnya untuk memperoleh profit yang
maksimal. Oleh karena itu, peneliti ingin meneliti ROCE sebagai salah satu variabel
independen dan pengaruhnya terhadap laba per saham perusahaan.
Alasan penggunaan variabel ROA dalam penelitian ini adalah karena peneliti
mengambil ruang lingkup rasio profitabilitas yang salah satunya adalah ROA yang
berfungsi untuk mengukur kemampuan manajemen dan efisiensi dalam menggunakan
aset perusahaan untuk menghasilkan keuntungan serta melaporkan total pengembalian
5 perusahaan menunjukkan bahwa kinerja perusahaan dalam hal ini laba yang diperoleh
semakin besar juga.
Alasan penggunaan rasio ROE dalam penelitian ini adalah ROE merupakan
salah satu rasio profitabilitas selain rasio ROA dimana peneliti mengambil ruang
lingkup rasio profitabilitas dalam penelitian ini. Rasio ROE sering digunakan oleh
para pemegang saham untuk menilai kinerja perusahaan dan mengukur besarnya
tingkat pengembalian modal perusahaan ini dimana peneliti mengambil ruang lingkup
rasio profitabilitas dalam penelitian ini.
Earnings Per Share (EPS) berkaitan dengan laba bersih setelah pajak, dividen
saham preferen, dan rata-rata jumlah saham beredar. Laba bersih setelah pajak yang
merupakan unsur EPS dapat digunakan untuk mengukur tingkat profitabilitas suatu
perusahaan, oleh karena itu, penulis mengambil variabel dengan ruang lingkup rasio
profitabilitas yaitu ROCE, ROA, dan ROE sebagai variabel independen untuk melihat
apakah ketiga rasio tersebut memiliki hubungan terhadap EPS baik secara parsial
maupun simultan.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, penulis melakukan penelitian ini dengan
judul “Pengaruh Return On Capital Employed (ROCE), Return On Asset (ROA), dan
Return On Equity (ROE) terhadap Earnings Per Share (EPS) pada Perusahaan
6 1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang dibentuk
sebagai berikut :
1. Apakah Return On Capital Employed (ROCE) berpengaruh terhadap
Earnings Per Share (EPS) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia?
2. Apakah Return On Asset (ROA) berpengaruh terhadap Earnings Per Share
(EPS) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
3. Apakah Return On Equity (ROE) berpengaruh terhadap Earnings Per
Share (EPS) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia?
4. Apakah Return On Capital Employed (ROCE), Return On Asset (ROA)
dan Return On Equity (ROE) berpengaruh secara simultan terhadap
Earnings Per Share (EPS) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk membuktikan secara empiris mengenai pengaruh Return On Capital
Employed (ROCE) terhadap Earnings Per Share (EPS) pada perusahaan
7 2. Untuk membuktikan secara empiris mengenai pengaruh Return On Asset
(ROA) terhadap Earnings Per Share (EPS) pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3. Untuk membuktikan secara empiris mengenai pengaruh Return On Equity
(ROE) terhadap Earnings Per Share (EPS) pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
4. Untuk membuktikan secara empiris mengenai pengaruh Return On Capital
Employed (ROCE), Return On Asset (ROA) dan Return On Equity (ROE)
secara simultan terhadap Earnings Per Share (EPS) pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah:
a) Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini bermanfaat sebagai bahan referensi yang nantinya dapat
memberikan perbandingan dalam melakukan penelitian-penelitian
selanjutnya yang sejenis.
b) Bagi Emiten Investor
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan mengambil
kebijaksanaan serta keputusan terutama yang berhubungan dengan
8 c) Bagi peneliti
Penelitian ini bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan pola pikir
9 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Saham
Saham adalah tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam
suatu perusahaan atau perseroan terbatas yang memberi hak atas dividen dan lain-lain
menurut besar kecilnya modal disetor. Wujud saham adalah selembar kertas yang
menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang
menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar
penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut. (Tjiptono Darmadji, 2001 : 5).
Berikut berbagai definisi saham yang dikemukakan oleh beberapa ahli:
a) Menurut Gitman
Saham adalah bentuk paling murni dan sederhana dari kepemilikan
perusahaan (Gitman, 2000 : 7)
b) Menurut Bernstein
Saham adalah selembar kertas yang menyatakan kepemilikan dari sebagian
perusahaan (Bernstein, 1995 : 197)
c) Menurut Mishkin
Saham adalah suatu sekuritas yang memiliki klaim terhadap pendapatan dan
10 pendapatan masa depan seorang peminjam yang dijual oleh peminjam
kepada yang meminjamkan, sering juga disebut instrumen keuangan.
(Mishkin, 2001 : 4).
Berdasarkan hak kepemilikannya, maka saham dapat dibagi 2 jenis
(Fakhruddin dan Hadianto, 2001: 12), yaitu:
a) Saham Biasa (common stocks)
Merupakan saham yang menempatkan pemiliknya paling junior dalam hal
pembagian dividen dan hak atas harta kekayaan perusahaan apabila
perusahaan tersebut dilikuidasi. Saham biasa ini merupakan saham yang
paling banyak dikenal dan diperdagangkan di pasar. Sebagai pemilik
perusahaan pemegang saham biasanya memiliki hak yaitu:
• Hak Kontrol - Pemegang saham biasa mempunyai hak untuk
memilih dewan direksi. Hal ini berarti bahwa pemegang saham
mempunyai hak untuk mengontrol siapa saja yang akan memimpin
perusahaannya. Pemegang saham dapat melakukan hak kontrolnya
dalam bentuk memveto dalam pemilihan direksi di rapat tahunan
pemegang saham atau tindakan-tindakan yang membutuhkan
persetujuan pemegang saham.
• Hak menerima Pembagian Keuntungan - Sebagai pemilik
perusahaan, pemegang saham biasa berhak mendapatkan bagian dari
11 sebagian laba akan ditanamkan kembali ke dalam perusahaan. Laba
yang ditahan ini (retained earning) merupakan sumber dana intern
perusahaan sedangkan laba yang tidak ditahan diberikan kepada
pemilik saham dalam bentuk dividen.
• Hak Preemtive - Hak preemtive (preetive right) merupakan hak
untuk mendapatkan persentase kepemilikan yang sama jika
perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham. Jika perusahaan
mengeluarkan tambahan lembar saham yang beredar akan lebih
banyak dan akibatnya persentase kepemilikan saham yang lama
akan turun. Hak preemtive memberi prioritas kepada pemegang
saham lama untuk membeli tambahan saham baru, sehingga
persentase kepemilikan tidak berubah.
b) Saham Preferen (preferred stocks)
Saham ini mempunyai karakteristik gabungan antara obligasi dan saham
biasa karena bisa menghasilkan pendapatan tetap, tetapi bisa juga
mendatangkan hasil seperti yang dikehendaki investor. Ada dua hal
penyebab saham preferen serupa dengan saham biasa yaitu mewakili
kepemilikan ekuitas dan diterbitkan tanpa tanggal jatuh tempo yang tertulis
di atas lembaran saham tersebut dan membayar dividen. Perbedaan saham
12 aktiva, dividen tetap selama masa berlaku dari saham, mewakili hak tebus
dan dapat ditukar dengan saham biasa.
Bebarapa karakteristik saham preferen adalah sebagai berikut:
1. Preferen terhadap dividen
• Pemegang saham preferen mempunyai hak untuk menerima dividen terlebih
dahulu dibandingkan pemegang saham biasa.
• Saham preferen umumnya memberikan hak dividen kumulatif, yaitu
memberikan hak kepada pemegangnya untuk menerima dividen tahun-tahun
sebelumnya yang belum dibayarkan, dan dibayarkan sebelum pemegang saham
biasa menerima dividennya.
2. Preferen pada waktu likuidasi
Saham preferen mempunyai hak terlebih dahulu atas aktiva perusahaan
dibandingkan dengan hak yang dimiliki oleh saham biasa pada saat terjadi
likuidasi. Besarnya hak atas aktiva adalah sebesar nilai nominal saham
preferennya termasuk semua dividen yang belum dibayarkan jika bersifat
kumulatif.
Harga saham (Hartono, 1998: 69) adalah harga yang terjadi di pasar bursa pada
13 pasar. Harga saham dipengaruhi oleh 4 aspek yaitu: pendapatan, dividen, aliran kas,
dan pertumbuhan. Harga saham yang cukup tinggi akan memberikan keuntungan,
yaitu berupa capital gain dan citra yang lebih baik bagi perusahaan sehingga
memudahkan bagi manajemen untuk mendapatkan dana dari luar perusahaan.
Harga saham menurut Susanto (2002:12), yaitu “harga yang ditentukan secara
lelang kontinu.” Sedangkan, menurut Sartono (2001:70), “harga pasar saham
terbentuk melalui mekanisme permintaan dan penawaran di pasar modal”.
Ada 3 jenis penilaian saham (Hartono, 2000 : 79), yaitu :
a) Nilai buku
Nilai buku adalah aset yang tersisa setelah dikurangi kewajiban perusahaan
jika dibagikan. Nilai buku hanya mencerminkan berapa besar jaminan atau
seberapa besar aktiva bersih untuk saham yang dimiliki investor.
b) Nilai pasar
Nilai pasar merupakan harga yang dibentuk oleh permintaan dan penawaran
saham di pasar modal atau disebut juga dengan harga pasar sekunder. Nilai
pasar tidak lagi dipengaruhi oleh emiten atau pihak pinjaman emisi,
sehingga boleh jadi harga inilah yang sebenarnya mewakili nilai suatu
perusahaan.
14 Nilai intrinsik adalah nilai saham yang menentukan harga wajar suatu
saham agar saham tersebut mencerminkan nilai saham yang sebenarnya
sehingga tidak terlalu mahal. Perhitungan nilai intrinsik ini adalah mencari
nilai sekarang dari semua aliran kas di masa mendatang baik yang berasal
dari dividen maupun capital gain. (Sulistyastuti, 2002)
2.1.2 Return On Capital Employed (ROCE)
Return on capital employed (ROCE) sering digunakan sebagai dasar untuk
berbagai keputusan manajerial. Mengingat tujuan utama perusahaan yaitu
menghasilkan laba, maka semakin tinggi ROCE, semakin tinggi pula efisiensi
perusahaan dalam menggunakan modal dan dana perusahaan tersebut. Oleh karena itu,
ROCE yang tinggi menandakan keberhasilan pertumbuhan perusahaan.
Konsep ROCE secara sederhana dapat dinyatakan sebagai ukuran return yang
diperoleh oleh perusahaan dari modal yang telah digunakan. ROCE termasuk salah
satu rasio yang penting dalam menilai profitabilitas perusahaan. Dengan kata lain,
ROCE mengindikasikan seberapa baik kinerja perusahaan dalam memanfaatkan
modalnya untuk memperoleh profit yang maksimal. Umumnya ROCE dapat
diungkapkan dengan dua pendekatan, yaitu gross capital employed dan net capital
employed. Gross capital employed sering diartikan sebagai total aset, harta tetap dan
harta lancar, sedangkan net capital employed mengacu pada total aset dikurang
15 pendapatan, surat hutang dan hutang jangka panjang. (Beatrice Magdalena Mailoa,
2011 : 2)
Return On Capital Employed (ROCE) adalah rasio yang menunjukkan efisiensi
dan profitabilitas dari investasi modal perusahaan. Dengan kata lain, ROCE
merupakan indikator seberapa baiknya perusahaan dalam memanfaatkan modal untuk
menghasilkan pendapatan. ROCE biasanya harus lebih tinggi daripada tingkat
pinjaman perusahaan, jika tidak, maka setiap peningkatan pinjaman akan mengurangi
laba pemegang saham.
ROCE dapat dirumuskan sebagai berikut (Richard D. Irwin, 1982 : 67) :
EBIT
Return On Capital Employed (ROCE) = --- (Total Asset – Current Liabilities)
Keterangan :
EBIT (Earning Before Interest and Tax) adalah Laba sebelum Bunga dan
Pajak
Total Asset adalah total aktiva yang dimiliki perusahaan
16 2.1.3 Return On Assets (ROA)
Return On Assets (ROA) yang sering disebut juga sebagai return on investment
(ROI) digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan di dalam menghasilkan
keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya dengan tanpa
mengindahkan dari sumber mana modal tersebut berasal atau keseluruhan modal
(Djarwanto, 2002). ROA mengukur kemampuan manajemen dan efisiensi dalam
menggunakan aset perusahaan untuk menghasilkan keuntungan serta melaporkan total
pengembalian yang diperoleh untuk semua penyedia modal
Menurut Gitman (2009:68) “ROA measures the overall effectiveness of
management in generating profits with its available assets”. Sedangkan menurut
Tambunan (2008:147) adalah suatu rasio untuk mengukur imbal-hasil perusahaan
berdasarkan pendayagunaan Total Asset. Return on assets (ROA) yang positif
menunjukkan bahwa dari total aktiva yang digunakan untuk beroperasi mampu
memberikan laba kepada perusahaan. Sebaliknya apabila return on assets yang negatif
menunjukkan bahwa dari total aktiva yang digunakan, perusahaan mengalami
kerugian. Sehingga jika suatu perusahaan mempunyai ROA yang tinggi yang positif
maka perusahaan tersebut berpeluang besar dalam meningkatkan pertumbuhan modal
sendiri. Tetapi sebaliknya, jika total aktiva yang digunakan perusahaan tidak
menghasilkan laba maka akan menghambat pertumbuhan modal sendiri. .
ROA merupakan rasio antara laba setelah pajak (NIAT) terhadap total assets.
ROA mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba bersih setelah
17 rasio ini menunjukkan bahwa perusahaan semakin efektif dalam memanfaatkan aktiva
untuk menghasilkan laba bersih setelah pajak, yang juga dapat diartikan bahwa kinerja
perusahaan semakin efektif (Tangkilisan, 2003). Jika kinerja perusahaan semakin
efektif maka dapat meningkatkan daya tarik perusahaan kepada investor. Peningkatan
daya tarik perusahaan menjadikan perusahaan tersebut semakin diminati investor,
karena tingkat pengembalian akan semakin besar (Ang, 1997).
Secara matematis ROA dapat dirumuskan sebagai berikut (White, Sondhi, Fried, 2003
: 134) :
Net Income after Tax Return on Assets(ROA) = ---
Average Total Assets
Keterangan :
Net Income After Tax adalah laba bersih setelah pajak
Average Total Assets adalah rata-rata total aktiva yang dimiliki oleh
perusahaan
2.1.4 Return On Equity (ROE)
Return on Equity (ROE), yaitu indikator kemampuan suatu unit usaha dalam
18 dengan cara menghitung rasio antara laba setelah pajak dengan total ekuitas (Net
Income dibagi Total Equity).
Rasio ini menggunakan hubungan antara keuntungan setelah pajak dengan
modal sendiri yang digunakan perusahaan. Yang dianggap modal sendiri adalah saham
biasa, agio saham, laba ditahan, saham preferen dan cadangan-cadangan lain. Return
On Equity diperoleh dari Net Income after tax dibagi equity. Semakin tinggi rasio ini
menandakan kinerja perusahaan semakin baik atau efisien, nilai equity perusahaan
akan meningkat dengan peningkatan rasio ini. Return On Equity (ROE) yaitu rasio
untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih yang
dikaitkan dengan pembayaran dividen.
Definisi ROE menurut Sutrisno (2005:239) :
“Return On Equity (ROE) adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan modal sendiri yang dimiliki.”
Definisi ROE menurut Sawir (2005:20) :
“Return On Equity (ROE) merupakan sebuah rasio yang sering dipergunakan
oleh pemegang saham untuk menilai kinerja perusahaan yang bersangkutan. ROE
mengukur besarnya tingkat pengembalian modal dari perusahaan.”
Definisi ROE menurut Tambun (2007:146) :
“Return On Equity (ROE) digunakan untuk mengukur Rate of Return (tingkat
19 memperhatikan rasio ini. Semakin tinggi return yang dihasilkan sebuah perusahaan,
akan semakin tinggi harganya.”
Definisi ROE menurut Peter M (2002:279) :
“Return On Equity (ROE) mengukur laba entitas pada modal yang
diinvestasikan oleh pemegang saham umum. Rasio ini tidak termasuk kreditur dan
pemegang saham. Hanya dana mereka yang disediakan oleh pemegang saham umum
dan digunakan untuk menghitung
Dari keterangan di atas maka dapat disimpulkan bahwa ROE adalah sebuah
rasio yang sering digunakan oleh para pemegang saham untuk menilai kinerja
perusahaan dan mengukur besarnya tingkat pengembalian modal perusahaan.Rasio ini
dirumuskan sebagai berikut (White, Sondhi, Fried, 2003 : 135) : ROE”
Net Income after Tax
Return on Equity (ROE) = --- Average Common Equity
Keterangan :
Net Income After Tax adalah laba setelah pajak
20 Semakin besar rasio ROE menunjukkan kenaikan laba bersih dari perusahaan
yang bersangkutan. Ada hubungan yang positif antara ROE dengan harga saham
perusahaan yang dapat meningkatkan nilai buku saham perusahaan. (Higgins,1998)
2.1.5 Earnings Per Share (EPS)
Earnings Per Share (EPS) adalah jumlah pendapatan yang diperoleh
pemegang saham untuk tiap lembar saham beredar yang dimilikinya dalam satu
periode tertentu. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan bagi pemilik saham per lembarnya. Selain itu, rasio ini juga dapat
digunakan oleh manajemen perusahaan untuk menentukan dividen yang akan
dibagikan kepada pemegang saham dan dapat digunakan oleh investor untuk
mengawasi perkembangan perusahaan. Earnings Per Share (EPS) digunakan untuk
membandingkan kinerja operasi dan untuk tujuan penilaian baik secara langsung
maupun bersama-sama dan menyediakan analisis dengan ukuran umum dari kinerja
operasi. Ini mengukur jumlah pendapatan yang diterima oleh masing-masing saham
biasa, dan harus diungkapkan dalam laporan laba rugi
Jika EPS semakin besar maka pandangan investor tentang keberhasilan
perusahaan di masa yang akan datang juga semakin besar sehingga investor berani
menawar saham dengan harga lebih tinggi sehingga return saham juga akan semakin
besar. Demikian sebaliknya, jika EPS semakin kecil maka pandangan investor akan
21 tidak tertarik untuk membeli saham yang dapat menyebabkan return saham akan
semakin kecil pula.
Definisi Earnings Per Share menurut Darmadji & Fakhruddin (2006:195), menerangkan bahwa:
“Earnings Per Share merupakan rasio yang menunjukkan bagian laba untuk
setiap saham yang diperoleh investor.”
Sedangkan menurut Sawidji Widoatmodjo (2005:102), menerangkan bahwa :
“Earnings Per Share merupakan rasio antara pendapatan setelah pajak dengan
jumlah saham yang beredar”.
Dengan mengetahui EPS, kita bisa menilai berapa kira-kira potensi pendapatan
yang akan diterima jika seandainya kita menjadi investor saham. Dengan demikian,
EPS mencerminkan pendapatan di masa depan. Di dalam perdagangan saham, EPS
sangat berpengaruh pada harga pasar saham.
Sawwidji Widoatmodjo (2005:102) mengemukakan:
“Semakin tinggi EPS, maka semakin mahal harga suatu saham, dan
22 Darmadji & Fakhruddin (2006:195-196) mengemukakan bahwa:
“Semakin tinggi nilai EPS tentu saja menyebabkan semakin besar laba
sehingga mengakibatkan harga pasar saham naik karena permintaan dan
penawaran meningkat.”
Eduardus Tandelilin (2001:236) mengemukakan bahwa :
“Jika laba perusahaan tinggi maka para investor akan tertarik untuk membeli
saham tersebut, sehingga harga saham tersebut akan mengalami kenaikan”.
Rasio ini dirumuskan sebagai berikut (Peter M., Bergevin, 2002 : 247) :
Net Income – Preferred Dividens
Earnings Per Share (EPS) = --- Average Number Of Common Share Outstanding
Keterangan :
Net Income adalah laba bersih setelah pajak
Preferred Dividens adalah dividen saham preferen
Average Number Of Common Share Outstanding adalah rata-rata jumlah
23 Berdasarkan rumus di atas, dijelaskan perhitungan menggunakan bagian laba
khusus untuk pemegang saham biasa. Apabila tidak ada perubahan jumlah saham
beredar maka sebagai penyebut dalam persamaan tersebut adalah jumlah lembar
saham biasa pada akhir tahun. Namun, apabila terdapat penerbitan saham baru,
pemecahan saham maka jumlah saham biasa sebagai penyebut adalah rata-rata
tertimbang jumlah saham beredar. Earnings per share memiliki arti sangat penting
bagi perusahaan karena menyangkut laba yang diperoleh oleh tiap pemegang saham
dalam perusahaan tersebut. Banyak perusahaan menampilkan earnings per share pada
halaman depan laporan keuangannya untuk menarik perhatian calon investor dan agar
investor yang telah terlebih dahulu menanamkan modalnya di perusahaan tersebut
tidak berpindah ke perusahan lain.
Faktor penyebab kenaikan dan penurunan EarningsPer Share (EPS) :
1. Laba bersih naik dan jumlah lembar saham yang beredar tetap.
2. Laba bersih tetap dan jumlah lembar saham yang beredar turun.
3. Laba bersih naik dan jumlah lembar saham yang beredar turun.
4. Persentase kenaikan laba bersih lebih besar daripada persentase kenaikan
jumlah lembar saham biasa yang beredar.
5. Persentase penurunan jumlah lembar saham biasa yang beredar lebih besar
daripada persentase penurunan laba bersih.
Sedangkan penurunan laba per saham dapat disebabkan karena :
1. Laba bersih tetap dan jumlah lembar saham yang beredar naik.
24 3. Laba bersih turun dan jumlah lembar saham yang beredar naik.
4. Persentase penurunan laba bersih lebih besar daripada persentase penurunan
jumlah lembar saham biasa yang beredar.
5. Persentase kenaikan jumlah lembar saham biasa yang beredar lebih besar
daripada persentase kenaikan laba bersih.
2.2 Review Penelitian Terdahulu
Berikut disajikan tabel 2.1 tentang review hasil penelitian terdahulu beserta
penjelasannya untuk mendukung kerangka konseptual penelitian.
Tabel 2.1
Review Penelitian Terdahulu
Nama Peneliti
26 1. Muammarsyah (2012)
Judul penelitian adalah Pengaruh Return On Asset, Return On Equity,
Earnings Per Share, Laba Unexpected dan Ukuran Perusahaan Terhadap
Return Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder dan menggunakan jenis data kombinasi antara data time series dan
cross section atau sering disebut dengan pooling data. Skala pengukuran
yang digunakan adalah variabel independen (bebas) : Return on assets (ROA),
return on equity (ROE), earnings per share (EPS), laba unexpected,
ukuran perusahaan dan variabel dependen (terikat) return saham. Teknik
LQ-45 di BEJ Equity
27 analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis statistik. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa variabel ROA, ROE, EPS, laba unexpected
dan ukuran perusahaan secara simultan dan secara parsial menujukkan
tidak adanya pengaruh terhadap return saham. Adapun saran dari penelitian
Muammarsyah ini adalah pada penelitian selanjutnya lebih memperhatikan
tingkat keakuratan rasio keuangan, memperpanjang periode pengamatan, dan
menggunakan metode sampel yangberbeda.
2. Dyah Kumala Trisnaeni (2007)
Judul penelitian adalah Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEJ. Metode data yang digunakan
adalah data sekunder berupa catatan-catatan, laporan keuangan maupun
informasi lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini. Skala pengukuran
dalam penelitian ini adalah variabel independen dan variabel dependen.
Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah earnings per
share, price earning ratio, debt to equity ratio, return on investment, dan
return to equity sedangkan variabel dependen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah return saham, yang berupa perubahan harga saham pada
suatu periode. Teknik analisis yang digunakan adalah uji asumsi klasik,
koefisien determinasi dan pengujian hipotesis. Hasil penelitian menujukkan
bahwa secara simultan keseluruhan variabel independen tidak berpengaruh
28 hanya price earning ratio yang berpengaruh terhadap return saham. Saran
dalam penelitian ini adalah untuk penelitian selanjutnya agar menambahkan
rasio keuangan lainnya.
3. Siti Ngaisah (2009)
Judul penelitian adalah Pengaruh Rasio Profitabilitas dan Leverage Terhadap
Return Saham pada Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index Tahun
2004-2006. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah data eksternal.
Data eksternal adalah data yang dicari secara manual dengan cara
mendapatkannya dari luar perusahaan. Skala pengukuran yang digunakan
adalah variabel independen (bebas) : Return on assets (ROA), return on equity
(ROE), debt to total asset (DTA) dan variabel independen (terikat) return
saham. Teknik analisis yang digunakan adalah pengujian asumsi klasik dan
pengujian hipotesis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa return on assets dan
debt to total asset berpengaruh signifikan negatif terhadap return saham,
sedangkan return on equity berpengaruh signifikan positif terhadap return
saham. Secara simultan, seluruh variabel independen berpengaruh terhadap
return saham. Saran dari penelitian ini adalah sebaiknya untuk penelitian
selanjutnya menambahkan variabel lain sehingga akan menambah informasi
yang berguna bagi investor.
4. Susilo Raharjo (2006)
Judul penelitian adalah Analisa Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Return
29 data sekunder berupa catatan-catatan, laporan keuangan maupun informasi
lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini. Skala pengukuran dalam
penelitian ini adalah variabel independen dan variabel dependen. Variabel
dependen dengan menggunakan delapan rasio keuangan yaitu Debt to Equity
Ratio (DER), Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), Net Profit
Margin (NPM), Operating Profit Margin (OPM), Price Earning Ratio (PER),
Price to Book Value (PBV), Earning per Share (EPS) dan variabel
independennya yaitu return saham. Teknik analisis yang digunakan adalah uji
asumsi klasik, koefisien determinasi dan pengujian hipotesis. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ROA, ROE, dan PER mempunyai pengaruh parsial
terhadap return saham. Sedangkan DER, NPM, OPM, PBV, dan EPS tidak
berpengaruh terhadap return saham. Secara simultan, variabel-variabel
tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Adapun
saran dari penelitian ini adalah sebaiknya perlu menguji variabel lain yang
berpengaruh terhadap return saham.
2.3 Kerangka Konseptual
Berdasarkan uraian teoritis dan review pengujian terdahulu yang telah
dikemukakan sebelumnya, maka dapat digambarkan kerangka konseptual pada
30 H
H 1
H 2 3
H
Gambar 2.1. Kerangka Konseptual
4
Kerangka konseptual merupakan model konseptual tentang bagaimana teori
yang digunakan berhubungan dengan berbagai faktor yang telah peneliti
identifikasikan sebagai masalah penting. Berdasarkan kerangka konseptual di atas
ditentukan bahwa variabel ROCE, ROA, dan ROE sebagai variabel independen dan
variabel earnings per share (EPS) sebagai variabel dependen. Semakin tinggi ROCE,
semakin tinggi pula efisiensi perusahaan dalam menggunakan modal dan dana
perusahaan tersebut. Oleh karena itu, ROCE yang tinggi menandakan keberhasilan
pertumbuhan perusahaan. Semakin tinggi ROA berarti perusahaan semakin efektif
dalam memanfaatkan aktiva untuk menghasilkan laba bersih setelah pajak. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi ROA berarti kinerja perusahaan
semakin efektif, karena tingkat pengembalian akan semakin besar (Brigham, 2001:90).
Semakin tinggi ROE maka kinerja perusahaan semakin efektif. Rasio ini juga
digunakan untuk mengukur kemampuan dari modal sendiri untuk menghasilkan ROCE
ROA ROE
31 keuntungan bagi seluruh pemegang saham, baik saham biasa maupun saham preferen.
Peningkatan harga saham perusahaan akan memberikan keuntungan (return) yang
tinggi pula bagi para investor.
Menurut Tjiptono dan Darmadji (2001:156) mengatakan semakin tinggi nilai
EPS akan menggembirakan pemegang saham karena semakin besar laba yang
disediakan untuk pemegang saham. EPS yang tinggi menandakan bahwa perusahaan
mampu memberikan tingkat kesejahteraan yang lebih baik kepada pemegang saham
sedangkan EPS yang rendah menandakan bahwa perusahaan gagal memberikan
tingkat kesejahteraan sebagaimana yang diharapkan oleh pemegang saham
(Trisnaeni,2007)
2.4 Hipotesis Penelitian
Hipotesis atau jawaban sementara atas permasalahan yang dikemukakan
berdasarkan rumusan masalah dan kerangka konseptual. Berikut ini diuraikan
pembahasan hipotesis penelitian H1 sampai dengan H ROCE berpengaruh terhadap EPS
4.
ROCE adalah rasio yang menunjukkan efisiensi dan profitabilitas dari investasi
modal perusahaan. Dengan kata lain, ROCE merupakan indikator seberapa baiknya
perusahaan dalam memanfaatkan modal untuk menghasilkan pendapatan.
ROCE yang semakin meningkat menunjukkan efisiensi perusahaan dalam
memanfaatkan modal untuk memperoleh profit yang maksimal. Dengan semakin
32 profit yang tinggi pula. Jika profit perusahaan meningkat maka daya tarik investor atau
calon investor untuk menanamkan dananya ke perusahaan tersebut juga semkin
tinggi. Dengan demikian, maka laba per saham/earnings per share (EPS) yang
dimiliki oleh investor tersebut akan meningkat.
Berdasarkan uraian mengenai pengaruh ROCE terhadap EPS maka dapat
dirumuskan hipotesis pertama dalam penelitian ini sebagai berikut:
H1 : Return On Capital Employed (ROCE) berpengaruh terhadap Earnings Per Share (EPS) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
ROA berpengaruh terhadap EPS
ROA adalah salah satu rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan atas seluruh dana yang ditanamkan untuk aktivitas operasi
perusahaan dengan tujuan menghasilkan laba dengan memanfaatkan aktiva yang
dimilikinya.
Semakin tinggi ROA ini berarti perusahaan semakin efektif dalam
memanfaatkan aktiva untuk menghasilkan laba bersih setelah pajak. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi ROA berarti kinerja perusahaan semakin
efektif, karena tingkat pengembalian akan semakin besar. Hal ini ditandai dengan
meningkatnya laba/profit perusahaan yang semakin meningkat pula. Dengan
meningkatnya laba/profit perusahaan akan turut meningkatkan laba dari setiap lembar
33 Berdasarkan uraian mengenai pengaruh ROA terhadap EPS maka dapat
dirumuskan hipotesis pertama dalam penelitian ini sebagai berikut:
H2 : Return On Asset (ROA) berpengaruh terhadap Earnings Per Share (EPS) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
ROE berpengaruh terhadap EPS
ROE adalah perbandingan antara laba bersih perusahaan dengan ekuitas yang
dimiliki oleh perusahaan (Fara Dharmastuti, 2004). ROE merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur seberapa banyak keuntungan yang mejadi hak pemilik
modal sendiri (saham). ROE adalah rasio yang memberikan informasi pada para
investor tentang seberapa besar tingkat pengembalian modal dari perusahaan yang
berasal dari kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba.
Semakin tinggi ROE ini berarti perusahaan semakin efektif dalam
memanfaatkan modal sehingga tingkat pengembalian atas modal semakin tinggi.
Dengan demikian kinerja perusahaan juga akan semakin efektif, karena tingkat
pengembalian semakin besar. Hal ini ditandai dengan meningkatnya laba/profit
perusahaan yang semakin meningkat pula. Dengan meningkatnya laba/profit
perusahaan akan turut meningkatkan laba dari setiap lembar saham yang beredar.
Berdasarkan uraian mengenai pengaruh ROE terhadap EPS maka dapat
34 H3 : Return On Equity (ROE) berpengaruh terhadap Earnings Per
Share (EPS) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
ROCE, ROA, dan ROE secara simultan berpengaruh terhadap EPS
Variabel ROCE, ROA dan ROE sebagai variabel independen dan variabel EPS
sebagai variabel dependen. Semakin tinggi ROCE, semakin tinggi pula efisiensi perusahaan dalam menggunakan modal dan dana perusahaan tersebut. Oleh karena itu,
ROCE yang tinggi menandakan keberhasilan pertumbuhan perusahaan. Semakin
tinggi ROA berarti perusahaan semakin efektif dalam memanfaatkan aktiva untuk
menghasilkan laba bersih setelah pajak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
semakin tinggi ROA berarti kinerja perusahaan semakin efektif, karena tingkat
pengembalian akan semakin besar (Brigham, 2001:90). Semakin tinggi ROE maka
kinerja perusahaan semakin efektif. Rasio ini juga digunakan untuk mengukur
kemampuan dari modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan bagi seluruh
pemegang saham, baik saham biasa maupun saham preferen. Peningkatan harga saham
perusahaan akan memberikan keuntungan (return) yang tinggi pula bagi para investor.
Menurut Tjiptono dan Darmadji (2001:156) mengatakan semakin tinggi nilai
EPS akan menggembirakan pemegang saham karena semakin besar laba yang
disediakan untuk pemegang saham. EPS yang tinggi menandakan bahwa perusahaan
35 sedangkan EPS yang rendah menandakan bahwa perusahaan gagal memberikan
tingkat kesejahteraan sebagaimana yang diharapkan oleh pemegang saham
(Trisnaeni,2007). Oleh karena itu, hipotesis keempat dirumuskan sebagai berikut:
36 BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilaksanakan berupa penelitian kausal komparatif yaitu
penelitian yang bertujuan untuk menyelidiki hubungan sebab akibat berdasarkan
pengamatan antara variabel bebas terhadap variable terikat. Variabel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah ROCE, ROA, dan ROE sebagai variabel terikat
(independen) serta EPS sebagai variabel bebas (dependen).
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan situs
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan sejak September 2012 sampai dengan Januari 2013
3.3 Batasan Operasional
Adapun yang menjadi batasan operasional penelitian penulis, yaitu :
1. Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di
37 2. Data laporan keuangan yang digunakan adalah laporan keuangan audited
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun
2009-2011.
3. Perusahaan sampel memiliki semua data yang diperlukan secara lengkap dari
variabel yang diteliti.
4. Laporan keuangan sampel adalah laporan keuangan yang menggunakan mata
uang Rupiah Indonesia.
3.4 Definisi Operasional
Menurut (Indriantoro dan Supomo, 2002:147), “Variabel penelitian pada
dasarnya adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulannya”. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
variabel independen (bebas) dan variable dependen (terikat).
1. Variabel terikat (Dependen variable)
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Earnings Per Share (EPS).
Adapun rumus pengukuran variabelnya dengan rumus sebagai berikut :
Net Income – Preferred Dividens
38 Keterangan :
Net Income adalah laba bersih setelah pajak
Preferred Dividens adalah dividen saham preferen
Average Number Of Common Share Outstanding adalah rata-rata jumlah
saham beredar.
2. Variabel bebas (Independent Variable)
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah :
a) ROCE
Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa baiknya perusahaan dalam
memanfaatkan modal untuk menghasilkan pendapatan.
EBIT
Return On Capital Employed (ROCE) = --- (Total Asset – Current Liabilities)
Keterangan :
EBIT (Earning Before Interest and Tax) adalah Laba sebelum Bunga dan
Pajak
Total Asset adalah total aktiva yang dimiliki perusahaan
39 b) ROA
Rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan di dalam
menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya
dengan tanpa mengindahkan dari sumber mana modal tersebut berasal atau
keseluruhan modal.
Net Income after Tax
Return on Assets(ROA) = --- Average Total Assets
Keterangan :
Net Income After Tax adalah laba bersih setelah pajak
Average Total Assets adalah rata-rata total aktiva yang dimiliki oleh
perusahaan.
c) ROE
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan suatu unit usaha dalam
mengelola modal yang tersedia untuk mendapatkan laba bersih.
Net Income after Tax
40 Keterangan :
Net Income After Tax adalah laba setelah pajak
Average Common Equity adalah rata-rata total saham biasa
3.5 Skala Pengukuran Variabel
Skala pengukuran variabel adalah skala yang digunakan untuk mengukur suatu
variabel dalam rumusan penelitian. Adapun skala pengukuran variabel dalam
penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut ini.
Tabel 3.1
Skala Pengukuran Variabel Penilitian
No. Variabel Indikator Skala
1. Variabel Terikat EPS
EPS = ��� ������−��������� ��������
������� ������ �� ������ �ℎ��� �����������
Rasio
2. Variabel Bebas
a. ROCE
ROCE = ����
����� ����� – ������� ����������� Rasio
b. ROA
ROA = ��� ������ ����� ���
������� ����� ������ Rasio
c. ROE
ROE = ��� ������ ����� ���
41 3.6 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi yang digunakan adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2009-2011. Adapun jumlah sampelnya
sebanyak 30 perusahaan. Pemilihan sampel ini berdasarkan random sampling, yaitu
teknik menentukan suatu elemen untuk menjadi sampel secara acak karena setiap
populasi derajat dan kualifikasinya sama atau setara, jadi setiap anggota atau
subyek-subyek atau elemen-elemen dalam populasi itu memiliki peluang atau kesempatan
yang sama untuk menjadi sampel. Perusahaan yang menjadi sampel dipilih
berdasarkan kriteria-kriteria sebagai berikut:
1. Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2009-2011.
2. Data laporan keuangan yang digunakan adalah laporan keuangan audited
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun
2009-2011.
3. Perusahaan sampel memiliki semua data yang diperlukan secara lengkap dari
variabel yang diteliti.
4. Laporan keuangan sampel adalah laporan keuangan yang menggunakan mata
uang Rupiah Indonesia.
Berdasarkan kriteria-kriteria tersebut di atas maka terpilih 30 perusahaan sampel
42 3.7 Jenis Data
Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder. Menurut
Indriantoro dan Supomo (2002 : 147), “Data sekunder merupakan sumber data
penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara
(diperoleh dan dicatat oleh pihak lain)”. Data sekunder umumnya berupa bukti,
catatan, atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang
dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan.
Penelitian ini menggunakan jenis data kombinasi antara data time series dan
cross section atau sering disebut dengan pooling data. Data time series atau disebut
juga data deret waktu merupakan sekumpulan data dari suatu fenomena tertentu yang
didapat dalam beberapa interval waktu tertentu, misalnya dalam waktu mingguan,
bulanan, atau tahunan. Sementara itu, data cross section atau sering disebut data satu
waktu merupakan sekumpulan data suatu fenomena tertentu dalam satu kurun waktu
saja. (Umar, 2008 : 61).
3.8 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan melalui studi pustaka berupa jurnal,skripsi, tesis
dan buku-buku referensi untuk mendapatkan gambaran masalah yang diteliti serta
mengumpulkan data sekunder yang diperlukan yaitu laporan-laporan yang
43 3.9 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
metode analisis deskriptif dan metode analisis statistik sebagai berikut :
1. Teknik Analisis Deskriptif
Metode analisis deskriptif adalah suatu metode analisis dimana data yang
dikumpulkan dan digolongkan kemudian dianalisis dan diinterpretasikan
secara objektif.
2. Teknik Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh ROCE, ROA,
dan ROE terhadap EPS pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia. Persamaan regresi berganda yang dipakai adalah sebagi
berikut:
= Koefisien Regresi Variabel ROCE
44 b3
b
= Koefisien Regresi Variabel ROE
4
e = Standar Error
= Koefisien Regresi Variabel ROCE, ROA, dan ROE
Adapun syarat uji normalitas dan uji asumsi klasik yang harus dipenuhi model
regresi berganda sebelum data tersebut dianalisis lebih lanjut adalah sebagai
berikut:
a. Pengujian Normalitas
Uji normalitas atau distribusi normal dilakukan untuk mengetahui
apakah dalam suatu model regresi, variabel independen, variabel
dependen, atau keduanya berdistribusi normal atau tidak. Model regresi
yang baik adalah memiliki distribusi normal atau mendekati normal.
Uji ini dilakukan melalui kolmogorov-smirnov.
b. Uji Multikolineritas
Uji multikolineritas diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya
hubungan linear antar variabel independen dalam satu model.
Hubungan linear antara variabel independen inilah yang disebut
multikolineritas.
c. Uji Autokorelasi
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara
variabel pengganggu pada periode tertentu dengan variabel pengganggu
periode sebelumnya. Jika terjadi autokorelasi maka dikatakan ada
45 bebas dari autokorelasi. Uji autokorelasi ini menggunakan uji Durbin
Watson (DW).
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji ini digunakan untuk menguji apakah sesuatu model regresi terjadi
ketidaksamaan varians dan residual dari suatu pengamatan ke
pengamatan lainnya. Jika varians dari residual dari suatu pengamatan
sama, pengamatan lainnya tetap, maka disebut homokedastisitas, tetapi
jika varians residualnya berbeda disebut heterokedastisitas. Model yang
baik adalah tidak terdapat heterokedastisitas.
e. Koefisien Determinasi
Pengujian determinasi (R2) akan menunjukkan besarnya persentase ROCE, ROA, dan ROE terhadap EPS, dimana 0<R2<1. Hal ini berarti bahwa nilai R2
3. Pengujian Hipotesis Penelitian (H
semakin mendekati 1 merupakan indikator yang
menunjukkan semakin kuatnya pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependen.
a
Uji Hipotesis berguna untuk memeriksa atau menguji apakah koefisien regresi
yang didapat signifikan. Ada dua jenis koefisien regresi yang dapat dilakukan,
yaitu uji-F dan uji-t.
)
46 Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas
secara simultan dapat diterima menjadi model penelitian terhadap
variabel terikat.
Hipotesis yang diuji dengan uji F adalah:
Ha : Tidak semua bi (b1,b2,b3,b4
Kriteria oengambilan keputusan:
) sama dengan nol, maka dianggap
variabel independen telah memenuhi model penelitian dan berpengaruh
terhadap variabel dependen.
Ha diterima jika Fhitung > Ftabel H
pada α = 5%
a tidak dapat diterima jika Fhitung < Ftabel 2) Uji-t (Uji Parsial)
pada α = 5%
Digunakan untuk menguji koefisien regresi secara individual.
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah secara parsial
masing-masing variabel bebas mempunyai pengaruh signifikan atau
tidak terhadap variabel terikat. Setelah didapat nilai thitung maka selanjutnya nilai thitung dibandingkan dengan nilai ttabel. Pada penelitian ini thitung akan dibandingkan dengan ttabel
Kriteria pengambilan keputusan :
pada tingkat signifikansi (α) =
5%.
Ha diterima jika –ttabel > thitung > ttabel H
pada α = 5%
47 3.10 Jadwal Penelitian
Tabel 3.2 Jadwal Penelitian
Tahapan Penelitian Sept ‘12 Okt ‘12 Nov‘12 Des ‘12 Jan ‘13
Pengajuan Judul
Penyelesaian Proposal
Bimbingan Proposal
Pengumpulan Data
Pengolahan Data
Bimbingan dan Penyelesaian Skripsi
48 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan Objek Penelitian
Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang mengubah bahan baku
menjadi barang jadi atau perusahaan yang menjalankan proses pembuatan suatu
produk. Sebuah perusahaan dapat dikatakan sebagai perusahaan manufaktur apabila
ada tahapan input-proses-output yang akhirnya menghasilkan suatu produk.
Karateristik kegiatan utama manufaktur adalah mengolah sumber daya menjadi
barang jadi melalui proses suatu pabrikasi. Aktivitas perusahaan yang tergolong dalam
kelompok industry manufaktur mempunyai tiga kegiatan utama yaitu :
1. Kegiatan utama untuk memperoleh atau menyimpan input atau bahan baku.
2. Kegiatan pengolahan atau pabrikasi atau perakitan atas bahan baku menjadi
bahan jadi.
3. Kegiatan menyimpan atau memasarkan barang jadi.
Ketiga kegiatan utama tersebut harus tercermin dalam laporan
keuangan perusahaan pada perusahaan industri manufaktur. Dari segi produk yang
dihasilkan aktivitas perusahaan industri manufaktur mencakup berbagai jenis usaha
yang terdiri dari 3 sektor dan 17 subsektor usaha, yakni :
1. Industri Dasar dan Kimia
49 b. Logam dan sejenisnya
c. Kimia
d. Plastik dan kemasan
e. Pakan Ternak
f. Kayu dan pengolahannya
g. Pulp dan kertas
2. Aneka Industri
a. Otomotif dan komponennya
b. Tekstil dan garmen
c. Alas kaki
d. Kabel
e. Elektronika
3. Industri Barang Konsumsi
a. Makanan dan minuman
b. Rokok
c. Farmasi
d. Kosmetik dan barang keperluan rumah tangga
e. Peralatan rumah tangga
50 Statistik deskriptif memberikan penjelasan mengenai nilai minimum, nilai
maksimum, nilai rata-rata (mean), dan standar deviasi dari variabel-variabel
independen maupun dependen. Berikut ini ditampilkan gambaran data penelitian pada
tabel 4.1
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
ROCE ROA ROE EPS
N 90 90 90 90
Minimum -1.110 -.060 -1.050 -80.960
Maximum 3.240 .670 1.620 24074.000
Mean .26989 .09849 .19900 1642.81511
Std. Deviation .435935 .118389 .335646 4164.855970
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS, 2012.
a. Variabel ROCE mempunyai nilai minimum -1,110, nilai maksimum 3,240, nilai
rata-rata 0,26989, dan standar deviasi 0,435935 dengan jumlah pengamatan
sebanyak 90.
b. Variabel ROA mempunyai nilai minimum -0,06, nilai maksimum 0,67, nilai
rata-rata 0,09849, dan standar deviasi 0,435935 dengan jumlah pengamatan sebanyak