BERUSIA 18
–
20 TAHUN MELALUI
RADIOGRAFI PERIAPIKAL
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi
syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi
Oleh :
DARA AIDILLA
NIM : 110600021
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Fakultas Kedokteran Gigi
Departemen Radiologi Kedokteran Gigi
Tahun 2015
Dara Aidilla
Panjang Akar Molar Tiga Mandibula yang Baru Erupsi pada Mahasiswa FKG
USU Berusia 18 – 20 Tahun melalui Radiografi Periapikal.
ix + 33 halaman
Gigi molar tiga merupakan gigi yang terakhir tumbuh dan terletak dibagian
paling belakang dari rahang. Gigi ini biasanya tumbuh pada akhir masa remaja,
dimana biasanya pada usia 17 – 21 tahun. Radiografi periapikal adalah radiografi
yang paling cocok untuk melihat panjang akar molar tiga, dimana erupsi molar tiga
bervariasi disetiap individu. Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui rata –
rata panjang akar molar tiga mandibula baru erupsi ditinjau melalui radiografi
periapikal pada Mahasiswa FKG USU saat berusia 18-20 tahun.
Jenis penelitian pada penelitian ini adalah penelitian analitik deskriptif dengan
rancangan cross sectional dengan sampel 66 orang dan melakukan pengambilan foto
ronsen sebagai alat pengumpul data. Penelitian dilakukan di FKG USU pada bulan
Oktober 2014.
Hasil penelitian diperoleh panjang akar molar tiga mandibula pada mahasiswa
di FKG USU yang baru erupsi bervariasi. Dapat disimpulkan bahwa rata – rata
panjang akar molar tiga mandibula baru erupsi pada mahasiswa Fakultas Kedokteran
Gigi Universitas Sumatera Utara adalah 9,1 – 11 mm baik pada bagian mesial,
maupun distal.
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan tim penguji skripsi
Medan, 17 Februari 2015
Pembimbing Tanda tangan
TIM PENGUJI SKRIPSI
Skripsi ini telah diseminarkan di hadapan tim penguji skripsi pada tanggal, 17 Februari 2015
TIM PENGUJI
KETUA : Dr. Trelia Boel, drg., M.Kes., Sp.RKG (K)
ANGGOTA : 1. H. Amrin Thahir, drg
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunianya
yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini untuk
memenuhi kewajiban sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Kedokteran Gigi.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis telah banyak mendapatkan bimbingan,
pengarahan serta bantuan dari berbagai pihak sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Orang tua tercinta Babah saya, Alm. H. Amiruddin Hamzah dan Mama
saya, Hj. Wasilah yang telah memberikan kasih sayang, doa, semangat, dukungan dan
nasehatnya serta saudara – saudara saya, Irwansyah, Irma Kurnia Sari, Ikhsan Apriza,
M. Mirza Mustaqimmi, dan Putri Maya Sari yang telah memberikan motivasi selama
ini.
2. Prof. Nazruddin, drg,. C.Ort., Sp.Ort., Ph.D selaku Dekan Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.
3. Dr. Trelia Boel, drg., M.Kes., Sp.RKG(K) selaku Ketua Departemen
Radiologi Kedokteran Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara
dan selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan banyak waktu, tenaga, ilmu,
kesabaran dan kebaikan dalam memberikan bimbingan, pengarahan, saran, dan
motivasi kepada penulis selama masa penyelesaian skripsi ini.
4. H. Amrin Thahir, drg, Cek Dara Manja, drg., Sp.RKG, Lidya Irani Nainggolan,
drg., Sp. RKG, Dewi Kartika, drg dan Maria Novita H. Sitanggang, drg atas segala
masukan dan saran yang telah diberikan sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.
5. Siti Bahirrah, drg. Sp.Ort., selaku dosen pembimbing akademik penulis
yang telah membimbing, memberi pengarahan dan nasehat yang berharga selama
6. Dwiky Pobri Cesarian, yang selalu memberikan dukungan, bantuan ide,
dan motivasi kepada penulis.
7. Sahabat – sahabat saya, Miftahul Rahmah, Vinka Zalina, Fairuz Nadia,
Karina Yusanda, Putra Fawiza, Khairunnisa, Dhesy Keswary, Siti Dwi Khoirunnisa,
Liyana Hanum, Enni Mulia Ningsih, Farah Ramadhani, Cindy Amalia, Cantika
Permata, Joule Siregar, dan Denny Andrian yang telah memberikan doa, bantuan dan
motivasi setiap saat kepada penulis.
8. Keluarga besar B.O.S.H yang telah memberikan dukungan dan motivasi
yang sangat besar kepada penulis.
9. Teman-teman saya, Surtiva, Dinda, Keyke, Ayu, Rogini, Sri Ram, Rafikha
yang selama ini sama-sama berjuang bersama penulis dalam menulis skripsi di
Departemen Radiologi Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.
10. Keluarga besar Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat FKG USU dan
LK1 2011 yang banyak memberikan pelajaran berharga.
11. Teman-teman dan adik – adik mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara yang telah bersedia menjadi subjek penelitian dan
meluangkan waktu dalam pengumpulan data.
Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dan kelemahan
dalam penulisan skripsi ini, maka dengan kerendahan hati penulis menerima kritikan
dan saran yang membangun dari berbagai pihak.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dalam pengembangan wawasan penulis
di bidang Radiologi Kedokteran Gigi dan juga memberikan sumbangan pikiran yang
berguna bagi Fakultas Kedokteran Gigi khususnya Departemen Radiologi
Kedokteran Gigi serta masyarakat.
Medan, 17 Februari 2015
Penulis
Dara Aidilla
Halaman
2.6 Radiografi Periapikal dalam Melihat Molar Tiga Mandibula… 14
2.7 Kerangka Teori………... 16
BAB 3 METODE PENELITIAN………..…… 18
3.1 Jenis Penelitian……… 18
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian……….. 18
3.3 Populasi dan Sampel………... 18
3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional………. 20
3.5 Bahan dan Alat Penelitian………..……… 21
4.1 Rata-rata Panjang Akar Molar Tiga Mandibula Pada Usia18 Tahun ……….. 25
4.2Rata-rata Panjang Akar Molar Tiga Mandibula Pada Usia 19 Tahun ……….. 26
4.3Rata-rata Panjang Akar Molar Tiga Mandibula Pada Usia 20 Tahun ……….. 27
Tabel Halaman
1. Persentase rata-rata panjang akar molar tiga mandibula……… 25
2. Persentase rata-rata panjang akar molar tiga mandibula
pada usia 18 tahun………. 26
3. Persentase rata-rata panjang akar molar tiga mandibula
pada usia 19 tahun………. 26
4. Persentase rata-rata panjang akar molar tiga mandibula
pada usia 20 tahun………. 27
5. Persentase rata-rata panjang akar molar tiga mandibula
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Tahap perkembangan gigi (a) penebalan epithelium, (b) bud stage, (c) cup stage, (d) bell stage, (e) pembentukan jaringan
keras, (f) erupsi gigi ……….……… 6
2. Pembentukan molar tiga.…………...……….. 8
3. Posisi film, gigi, dan sinar x pada teknik paraleling……… 11
4. Teknik Paralel………... 12
5. Teknik Bisekting……… 13
6. Hasil radiografi periapikal……….………... 14
7. Cara pengukuran panjang akar molar tiga mandibula………. 22
Lampiran
1. Surat Health Research Ethical Committe of North Sumatera
2. Lembar Penjelasan Kepada Calon Subjek Penelitian
3. Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan (Informed Consent)
4. Data Frekuensi Tabel SPSS
5. Data Penelitian Subjek
6. Rincian Anggaran Penelitian
7. Jadwal Penelitian
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Pemeriksaan radiografi intraoral merupakan pendukung utama diagnosis bagi
dokter gigi. Radiografi intraoral dapat dibagi menjadi 3 kategori, yaitu periapikal,
bitewing, dan oklusal. Radiografi periapikal memperlihatkan semua gigi termasuk
tulang dan jaringan disekitarnya. Radiografi bitewing hanya menampilkan mahkota
gigi dan tulang alveolar yang berdekatan. Radiografi oklusal menunjukkan area gigi
dan tulang yaitu maksila atau mandibula, lebih besar dari radiografi periapikal.1 Radiografi periapikal sering digunakan tidak hanya untuk menegakkan
diagnosis banding dari gejala yang ada pada pasien, tetapi juga melihat proses
patologis yang tidak terdeteksi pada gigi dan sekeliling tulang alveolar. Selain itu
radiografi periapikal juga dapat melihat resorpsi akar.2
Proses erupsi gigi adalah suatu proses fisiologis berupa proses pergerakan gigi
yang dimulai dari tempat pembentukan gigi di dalam tulang alveolar kemudian gigi
menembus gusi sampai akhirnya mencapai dataran oklusal. Pada manusia terdapat 20
gigi susu dan 32 gigi permanen. Setiap gigi berbeda – beda secara anatomi, tetapi
dasar proses pertumbuhannya sama pada semua gigi.3
Pada penelitian Danilo dkk., di Brazil (1998), dari jumlah sampel 114 gigi
molar tiga rahang bawah, panjang rata-rata molar tiga rahang bawah adalah 19.0 mm
akar mesial dan 18,6 mm untuk akar distal. Rata-rata panjang akar tunggal adalah
18.7 mm. Molar tiga rahang bawah yang memiliki 2 saluran akar (mesial dan distal)
tercatat 69.3%, dan banyak variasi bentuk anatomi lainnya. Sebuah molar tiga rahang
bawah terdapat tiga akar dan yang lainnya dengan accessory root. Panjang akar
mandibula tidak bervariasi sebanyak molar ketiga rahang atas.4
Penelitian Izaac dan Edward (2005) mengambil sampel 25 laki – laki dan 25
dengan SD 5,6 pada laki – laki dan 39,3 bulan dengan SD 4,2 pada perempuan sudah
terlihat mahkota lengkap. Pada usia 45 bulan dengan SD 4,9 pada laki – laki dan 42,3
bulan dengan SD 3,7 pada perempuan terlihat pembentukan akar yang minimal, dan
munculnya alveolar pada usia 84,6 bulan dengan standar deviasi 8,0 pada laki – laki
dan usia 61,2 dengan SD 7,7 pada perempuan. Pada usia 69,1 bulan laki – laki dan
64,4 bulan perempuan dengan SD masing – masing 8,1 dan 4,5 sudah terbentuk ¼
dari akar lengkap. Kemudian 1/3 dari akar lengkap terbentuk pada usia 74,1 bulan
laki–laki dan 69,0 perempuan dengan SD 9,2 dan 5,3. Munculnya secara klinis dapat
dilihat diusia 74,5 bulan pada laki – laki dan 71,3 pada perempuan dengan SD 9,6
pada keduanya. Terbentuknya ½ dari akar lengkap terlihat saat usia laki – laki 76,8
bulan dan perempuan 74,2 bulan dengan SD masing – masing 8.8 dan 5.4. Dalam
penelitian ini yang mempelajari perkembangan akar pada anak-anak Jepang, 96% dari
sampel 7 – 8 tahun molar satu mandibula permanen telah erupsi. Dari sampel
tersebut, 20% memiliki 2/3 dari akar lengkap. Dalam sampel lain yang berusia 8 – 9
tahun, 89% sudah memiliki akar lengkap.5
Pada penelitian Sidow dkk., (2000) menjelaskan bahwa dari 150 sampel molar
tiga rahang atas dan 150 sampel molar tiga rahang bawah, 17% molar tiga mandibula
memiliki satu akar, 77% memiliki dua akar, 5% memiliki tiga akar, dan 1% memiliki
empat akar.6
Berdasarkan uraian diatas dan belum adanya data penelitian dan analisis
radiografi terhadap molar tiga yang baru erupsi, maka penulis bermaksud untuk
menganalisis panjang akar molar tiga mandibula yang sudah erupsi pada mahasiswa
FKG USU saat berusia 17 – 19 tahun yang ditinjau melalui radiografi periapikal.
1.2Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka perumusan masalah pada penelitian ini
adalah:
Berapakah rata - rata panjang akar molar tiga mandibula baru erupsi ditinjau
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk:
Mengetahui rata – rata panjang akar molar tiga mandibula baru erupsi ditinjau
melalui radiografi periapikal pada Mahasiswa FKG USU saat berusia 18-20 tahun.
1.4Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan menjadi referensi tambahan khususnya panjang akar
molar tiga mandibula baru erupsi ditinjau melalui radiografi periapikal pada usia 18 –
20 tahun.
1.4.2 Manfaat Aplikatif
Dengan diketahuinya panjang akar molar tiga mandibula baru erupsi pada usia
18 – 20 tahun, maka akan menjadi pedoman bagi dokter gigi dalam membantu
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Gigi
Gigi merupakan organ tubuh yang turut berperan dalam proses pencernaan,
pengunyahan, dan terutama sebagai estetis dalam pembentukan profil wajah. Gigi
terbentuk melalui interaksi yang sangat kompleks antara ektoderm, epitel oral dan sel
mesenkim adalah dasar/awal pembentukan gigi. Pada manusia terdapat 20 gigi
desidui dan 32 gigi permanen yang berkembang dari interaksi sel epitel rongga mulut
dan sel mandibula mesenkim. Pertumbuhan gigi memiliki pola tersendiri sehingga
pada regio rahang yang berbeda bentuk gigi yang tumbuh memiliki bentuk yang
berbeda pula. Setiap gigi berbeda – beda secara anatomi, tapi dasar proses
pertumbuhannya sama pada semua gigi.3
2.2 Tahap Pembentukan Gigi
Minggu ketiga setelah pembuahan, asal mula mulut terbentuk. Beberapa
minggu kemudian, lidah, rahang, dan palatum berkembang. Selama minggu keenam,
terbentuk sel embrionik atau tooth buds yang merupakan awal dimulainya
pembentukan gigi. Minggu kedelapan, tooth buds gigi desidui sudah terlihat
perbedaannya. Minggu kedua puluh, tooth buds gigi permanen mulai berkembang.7 Perkembangan gigi dimulai dari tahap lamina dental. Tahap ini disebut tahap
inisiasi dimana merupakan penebalan lapisan epitelium rongga mulut yang berbatasan
dengan kondensasi lapisan ektomesenkim. Tahap ini adalah awal permulaan
pembentukan gigi dari jaringan epitel mulut. Selanjutnya adalah tahap proliferasi
yang disebut juga cap stage dimana proyeksi dari lamina dental meluas sampai ke
dasar mesenkim yang menghasilkan pembentukan benih gigi di ujung distal dari
Kemudian bell stage, tahap ini ditandai dengan adanya tahap histodifrensiasi
dan tahap morfodifrensiasi. Terjadi proses histodifrensiasi dari organ enamel yaitu
perubahan bentuk dari bentuk cap menjadi bentuk bel (bell stage). Jaringan epitel
merangsang jaringan mesoderm, dan jaringan mesoderm mendorong lagi jaringan
epitel selama perkembangan tahap ini, maka perubahan sel ini menghasilkan
epitelium enamel bagian luar, retikulum stelata, epithelium bagian dalam yang pecah
menjadi stratum intermediat dan ameloblas. Kemudian dilanjutkan dengan tahap
morfodifrensiasi. Dengan berlanjutnya proliferasi dan difrensiasi benih gigi, organ
enamel akan terlihat berbentuk seperti sebuah bel yang menyelubungi papila dental.
Dalam hal ini ameloblas, odontoblas dan sementoblas mengendapkan enamel, dentin
dan sementum serta memberikan bentuk dan ukuran yang khas pada gigi.8,9
Dilanjutkan dengan tahap aposisi yaitu pengendapan matriks dari struktur
jaringan keras gigi (enamel, dentin, dan sementum). Pertumbuhan aposisi ditandai
oleh pengendapan yang teratur dari bahan ekstraselular yang mempunyai kemampuan
sendiri untuk pertumbuhan selanjutnya. Pada tahap kalsifikasi terjadi pengendapan
garam – garam kalsium anorganik selama pengendapan matriks. Kalsifikasi dimulai
didalam matriks yang sebelumnya telah mengalami deposisi dengan jalan presipitasi
dari bagian ke bagian lainnya dengan penambahan lapis demi lapis.10
Berbagai tahap perkembangan mahkota gigi mulai dari penebalan epitel
dengan aktivitas mitosis aktif dalam ektomesenkim (a), hasil perkembangan gigi ke
bud stage, organ gigi (b), setelah itu memasuki tahap proliferasi (cap stage)
kemudian berkembang biasa disebut benih gigi (c). Pada tahap bel (bell stage) epitel
enamel luar dan dalam terbentuk dan terhubung dalam servikal lup, selain itu benih
gigi permanen dapat dilihat muncul dari lamina gigi (d). Pembentukan jaringan keras,
dentin diikuti oleh enamel, dimulai dari mahkota (e). Ameloblas terakhir akan hilang
ketika gigi erupsi, sedangkan pembentukan akar gigi akan terus terjadi sampai
Gambar 1. Tahap perkembangan gigi
(a) penebalan epitelium, (b) bud stage, (c) cap ctage, (d) bell stage,
(e) pembentukan jaringan keras, (f) erupsi gigi11
Pembentukan akar gigi terjadi setelah pembentukan mahkota gigi selesai
dengan sempurna dan gigi mulai erupsi. Pembentukan akar dimulai dari proliferasi
sel epitel enamel bagian dalam dan bagian luar (inner and outer enamel epithelia)
menjadi sel epitel akar Hertwig. Sel epitel akar menentukan jumlah dan bentuk akar.
Interaksi antara sel epitelium enamel bagian dalam dengan sel papila dental memicu
terbentuknya dentin akar, yang diikuti oleh hilangnya selubung akar. Celah yang
terbentuk memungkinkan sel folikel dental untuk bersatu dengan dentin, kemudian
berdifrensiasi menjadi sementoblas.12
2.3 Faktor yang Mempengaruhi Ukuran Gigi
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi ukuran gigi, yaitu:11 1. Genetik
Faktor keturunan dapat mempengaruhi ukuran mesiodistal gigi. Faktor
keturunan yang dimaksudkan adalah genetik. Dikatakan faktor genetik mempunyai
pengaruh terbesar dalam menentukan ukuran gigi.
2. Lingkungan
Walaupun ukuran gigi dikontrol oleh faktor genetik tetapi juga dipengaruhi
oleh lingkungan. Lingkungan juga memainkan peranan dalam keragaman genetik
bervariasi selama berlangsungnya evolusi manusia yang dimulai pada gigi molar
diikuti gigi anterior. Variasi ukuran gigi merupakan pencerminan proses evolusi yang
sedang berlangsung dan ukuran gigi terkait dengan faktor genetik, sedangkan faktor
lingkungan setelah kelahiran hanyalah sedikit pengaruhnya.
3. Jenis Kelamin
Sebagian besar kelompok ras yang telah diteliti menunjukkan bahwa ukuran
gigi geligi pria sebagian besar lebih lebar dari ukuran gigi geligi wanita. Gigi geligi
laki-laki mempunyai diameter mesiodistal yang lebih besar dibandingkan dengan
perempuan akibat penebalan lapisan dentin. Dalam populasi manusia kontemporari,
mahkota gigi laki-laki adalah lebih besar dibanding perempuan. Ini akibat dari
periode proses amelogenesis yang panjang pada gigi sulung dan permanen pada gigi
laki-laki
4. Suku dan Ras
Gigi geligi tidak hanya bervariasi pada jenis kelamin yang berbeda tetapi juga
menunjukkan variasi pada kelompok ras yang berbeda. Sedangkan ukuran gigi
laki-laki tetap lebih besar dibandingkan dengan perempuan.
2.4 Gigi Molar Tiga
Gigi molar tiga merupakan gigi yang terakhir tumbuh dan terletak dibagian
paling belakang dari rahang. Gigi ini biasanya tumbuh pada akhir masa remaja,
dimana biasanya pada usia 17 – 21 tahun. Umumnya setiap orang memiliki empat
molar tiga, masing – masing satu gigi pada setiap sisi rahang.13,14 Beberapa ciri molar tiga ini meliputi hal berikut:15
1. Pada umumnya molar tiga lebih besar daripada molar satu dan molar dua
dalam rongga mulut yang sama.
2. Mahkota molar tiga menyerupai mahkota molar dua mandibula (dengan
empat cusp) atau molar satu mandibula (dengan lima cusp).
3. Permukaan oklusal molar tiga relatif lebih kecil dibandingkan molar satu
dan molar dua (misalnya, ujung cusp bukal lebih dekat ke ujung cusp lingual daripada
4. Akar molar tiga pendek (rasio akar dengan mahkota kecil) dibanding
molar satu dan molar dua dalam rongga mulut yang sama.
5. Akar sering bersatu, menghasilkan batang akar yang panjang dengan
bifurkasi yang berada dekat dengan apeks akar.
6. Akar tajam dan sering melengkung ke distal pada sepertiga apikal.
Gambar 2. Pembentukan molar tiga. (a) C 0: folikel kecil; (b) C i: awal titik puncak
kalsifikasi / folikel lengkap; (c) C 1/3: sepertiga dari mahkota lengkap; (d)
C 2/3: dua-pertiga dari mahkota lengkap; (e) C c: mahkota lengkap; (f)
R 1/3: sepertiga dari akar lengkap; (g) R 2/3: dua pertiga dari akar lengkap;
(h) R c: pembentukan akar lengkap tapi puncak tidak tertutup22
Ukuran molar tiga atas dan bawah ukurannya sangat bervariasi, tetapi rata –
rata, merupakan gigi terpendek di rongga mulut. Molar tiga rahang bawah adalah
terpendek dari semua gigi geligi rahang bawah, sedangkan molar tiga rahang atas
merupakan terpendek dari semua gigi geligi permanen.15
Pada molar tiga, pembentukan dan erupsi terjadi pada usia dini. Dimulai dari
bud stage yaitu 4 – 5 tahun, kemudian dilanjutkan dengan tahap mineralisasi awal
(inisiasi) pada usia 7 – 9 tahun, tahap akhir mineralisasi mahkota dan pembentukan
akar yaitu pada usia 12 – 15 tahun. Molar tiga erupsi pada usia17 – 21 tahun. Akar
dikategorikan ke dalam salah satu dari tahap-tahap sesuai metode Nolla (Gambar
2.).5,22
2.4.1 Molar Tiga Mandibula
Gigi ini merupakan gigi ke-8 dari garis median. Karena gigi ini membantu
molar dua dalam fungsinya, maka bentuk fundamentalnya sama dengan molar dua.
Molar tiga mandibula berbeda pada setiap individu dan terlihat anomali baik bentuk
dan posisinya. Umumnya gigi ini memiliki lima atau lebih cusp, sehingga bagian
mahkotanya terlihat besar daripada molar dua. Molar tiga rahang bawah ini memiliki
ukuran yang lebih besar daripada molar tiga rahang atas. Ukuran rata – rata gigi
molar tiga rahang bawah yaitu: panjang gigi keseluruhan 18,0 mm, panjang mahkota
7,0 mm, diameter mesiodistal terbesar mahkota 10,0 mm, diameter mesiodistal
servikal 7,5 mm, diameter bukolingual terbesar mahkota 9,5 mm.3
Dalam perbandingan dengan molar dua, dapat dilihat hal – hal seperti
berikut:10
1. Pandangan bukal, koronanya hampir sama panjangnya pada
serviko-oklusal, tetapi lebih sempit pada mesio-distal. Akar – akarnya membengkok ke distal
sehingga apeksnya terletak di distal dari pusat korona.
2. Pandangan lingual, terlihat cusp lingual tinggi daripada cusp bukal, hanya
cusp lingual yang terlihat. Cusp mesio-lingual biasanya lebih lebar daripada cusp
disto-lingual.
3. Pandangan mesial, akar distal tidak terlihat. Perbedaannya dengan molar
kedua adalah perbedaan dalam ukurannya.
4. Pandangan distal, korona terlihat lebih sempit pada buko-lingual dan
akarnya lebih pendek.
5. Pandangan oklusal, terlihat korona lebih pendek pada mesio-distal, dan
lebih sempit pada buko-lingual. Korona mengecil ke distal dan sudut – sudutnya lebih
bundar. Terlihat juga lebih banyak groove tambahan.
Kamar pulpa molar tiga mandibula secara anatomis menyerupai kamar pulpa
akar dengan satu saluran atau tiga akar dengan tiga saluran. Saluran akar biasanya
besar dan pendek.11
a. Radiografi Intraoral
Radiografi intraoral merupakan radiografi yang menghasilkan gambaran
struktur gigi dengan menempatkan film didalam rongga mulut sementara sinar x
berada dari luar rongga mulut. Radiografi intraoral dapat dibagi menjadi tiga kategori,
yaitu: radiografi periapikal, radiografi bitewing, dan radiografi oklusal. Setiap
pemeriksaan radiografi harus menghasilkan gambar yang optimal, dengan prinsip
berikut:16,17
1. Radiografi harus mencatat daerah tujuan dengan lengkap. Dalam
radiografi periapikal, seluruh akar dan setidaknya 2 mm tulang periapikal harus
terlihat. Jika terdapat kondisi patoligis, daerah seluruh lesi dan kondisi tulang normal
sekitarnya harus terlihat dalam satu radiografi.
2. Radiografi harus memiliki sedikit kemungkinan distorsi. Kebanyakan
distorsi disebabkan oleh angulasi yang tidak tepat dari sinar x daripada disebabkan
oleh kelengkungan struktur gigi yang diperiksa atau posisi film yang tidak tepat.
3. Radiografi harus memiliki densitas yang optimal dan kontras untuk
menginterpretasi. Meskipun milliamperage (mA), puncak kilovoltage (kVp), dan
waktu pemaparan adalah parameter penting yang mempengaruhi densitas dan
kontras, pengolahan yang salah dapat mempengaruhi kualitas hasil radiografi.
2.5.1 Radiografi Periapikal
Dalam radiografi kedokteran gigi, radiografi periapikal adalah radiografi
intraoral yang memperlihatkan anatomi gigi dan tulang pendukung disekitarnya.
Biasanya memperlihatkan 2 – 4 gigi disetiap filmnya. Radiografi periapikal memiliki faktor pembesaran, namun nilainya kurang dari 5%. Oleh karena itu radiografi
periapikal lebih baik dalam penggambaran struktur gigi yang lebih detail, misalnya
Indikasi klinis dalam menggunakan radiografi periapikal, antara lain:5 1. Deteksi infeksi/peradangan apikal.
2. Penilaian status periodontal.
3. Melihat keadaan setelah trauma pada gigi dan tulang alveolar.
4. Penilaian terhadap pembentukan dan posisi gigi yang tidak erupsi.
5. Penilaian morfologi akar.
6. Sebagai pedoman selama perawatan endodontik.
7. Penilaian pra operasi dan pasca operasi pada bagian apikal.
8. Evaluasi terhadap adanya kista, lesi dan lainnya dalam tulang alveolar.
Gambar 3. Posisi film, gigi, dan sinar x pada teknik paraleling20
Syarat posisi ideal dari film, tabung sinar x, dan relasi pada gigi:21
1. Gigi yang akan diperiksa harus kontak dengan film, apabila tidak
memungkinkan maka harus diletakkan semaksimal mungkin dekat dengan film.
2. Gigi dan film harus paralel.
3. Film harus diposisikan sepanjang aksis gigi, vertikal untuk insisivus
dan caninus, dan horizontal untuk premolar dan molar.
4. Tabung sinar x harus berada pada posisi yang tepat agar dapat
mengambil gambar dan gigi melalui film dengan arah yang tepat baik pada posisi
vertikal maupun horizontal.
Pada radiografi periapikal, terdapat dua kriteria posisi ideal film dan arah sinar
yang sering digunakan, yaitu teknik paralel dan teknik bisekting.20
2.5.1.1 Teknik Paralel
Teknik paralel merupakan yang paling akurat didalam teknik radiografi
intraoral. Teknik ini menghasilkan gambar yang lebih jelas untuk membantu
diagnostik. Karena penggunaan film holder, teknik paralel juga mudah untuk
standardisasi dan mengeksekusi.20
Menurut teorinya, teknik paralel adalah dengan menjepitkan film dengan film
holder dan diletakkan didalam mulut dengan posisi sejajar dengan aksis panjang gigi
yang diamati. Kemudian tabung sinar x diletakkan dari luar rongga mulut, besar
sudutnya terhadap gigi dan film harus sesuai dengan aturan berdasarkan region yang
akan diamati, baik secara vertikal maupun horizontal. Dengan teknik ini, hampir
semua kriteria posisi ideal terpenuhi, tetapi anatomi palatum dan bentuk lengkung
rahang menyebabkan gigi dan film tidak dapat sejajar dan berkontak. Maka film
dapat dikompensasikan dengan meletakkan film kurang lebih dalam jarak 2 mm dari
gigi untuk mencegah terjadinya pembesaran gambar yang dihasilkan.20,21
Keuntungan menggunakan teknik paralel yaitu tanpa adanya distorsi, gambar
yang dihasilkan sangat representatif dengan gigi sesungguhnya, mudah dipelajari dan
digunakan, dan mempunyai validitas yang tinggi. Kerugiannya adalah sulit
meletakkan film holder, terutama anak – anak dan pasien yang mempunyai mulut
yang kecil. Pemakaian film holder mengenai jaringan sekitarnya sehingga
mengurangi kenyamanan.1
2.5.1.2 Teknik Bisekting
Teknik ini dilakukan dengan menempatkan film sedekat mungkin dengan gigi
yang diperiksa tanpa membengkokkan film. Sentral sinar x harus diarahkan tegak
lurus terhadap garis imajiner yang membagi dua sama besar sudut yang dibentuk oleh
sumbu panjang gigi dan bidang film. Dengan menggunakan prinsip geometri ini,
panjang gigi sebenarnya didalam mulut akan sama dengan panjang gigi pada film.21 Gambaran dari teknik bisekting kurang akurat dan cenderung membentuk
distorsi. Namun, teknik ini menjadi teknik alternatif saat penempatan paralel tidak
dapat dicapai. Keuntungan menggunakan teknik ini dapat digunakan tanpa film
holder. Dan kerugiannya yaitu distorsi mudah terjadi, sehingga banyak angulasi yang
harus diperhatikan.1,21
Pada angulasi vertikal gigi maksila untuk insisivus sentral, insisivus lateral
dan kaninus sudut penyinarannya adalah +40o sampai +45o. Untuk premolar satu, premolar dua, dan molar satu sudut penyinarannya +30o sampai +35o. Untuk molar dua dan molar tiga sudut penyinarannya +20o sampai +25o. Sedangkan angulasi vertikal gigi mandibula untuk insisivus sentral, insisivus lateral dan kaninus sudut
penyinarannya adalah -15o sampai -20o Untuk premolar satu, premolar dua, dan molar satu sudut penyinarannya -10o. Untuk molar dua dan molar tiga sudut penyinarannya -5 sampai 0 sampai +5o.1
Pada angulasi horizontal untuk gigi maksila dan mandibula, insisivus sentral
dan insisivus lateral sudut penyinarannya adalah 0o, kaninus sudut penyinaarannya 45o sampai 65o. Untuk premolar satu, premolar dua, dan molar satu sudut penyinarannya 70o sampai 80o. Untuk molar dua dan molar tiga sudut penyinarannya adalah 80o sampai 90o.1
2.6Radiografi Periapikal dalam Melihat Gigi Molar Tiga
Tahap pembentukan molar tiga dalam setiap individu dapat dilihat melalui
radiografi periapikal. Hal ini dilakukan untuk menilai kondisi kesehatan gigi secara
umum, termasuk bentuk akar dan ada-tidaknya kelainan, juga untuk mengetahui
posisi gigi molar tiga tersebut.9
Gambaran radiografi gigi molar rahang bawah biasanya lebih jelas
dibandingkan dengan gigi molar rahang atas . Hal ini disebabkan bentuk lengkung
rahang bawah yang membuat lebih mudah untuk diletakkan film holder dibandingkan
2.7 Kerangka Teori
Gigi
Faktor yang Mempengaruhi Ukuran
Gigi
Radiografi Intraoral Gigi Molar
Tiga Mandibula
Periapikal
Teknik Bisekting Teknik Paralel
Pembentukan Gigi
2.8 Kerangka Konsep
Mahasiswa FKG USU yang berusia 18 – 20 tahun
Molar Tiga Mandibula Baru Erupsi
Radiografi Intra Oral
Periapikal
Teknik Paralel
Panjang Akar Molar Tiga Mandibula
Oklusal Bitewing
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1Jenis Penelitian
Jenis penelitian adalah analitik deskriptif dengan rancangan cross sectional.
3.2Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di bagian Radiologi Kedokteran Gigi FKG USU pada
bulan Oktober - Desember 2014.
3.3Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh mahasiswa FKG USU yang
berusia 18 – 20 tahun.
3.3.2 Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah seluruh mahasiswa FKG USU yang berusia
18 – 20 tahun yang memiliki gigi molar tiga yang baru erupsi. Pengambilan sampel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling.
Kriteria inklusi:
1. Memiliki gigi molar tiga yang baru erupsi.
2. Bersedia menjadi subjek penelitian.
Kriteria eksklusi:
1. Memiliki molar tiga yang sudah erupsi sempurna.
2. Tidak memiliki gigi molar tiga (tidak erupsi molar tiga / sudah melakukan
pencabutan).
3. Memiliki gigi molar tiga yang impaksi.
Besar sampel pada penelitian ini dapat diestimasi dengan menggunakan rumus
berikut ini:
n = Zα2.P.Q d2
Keterangan:
n: besar sampel
Zα: nilai yang ditentukan berdasarkan derajat kepercayaan (α = 5% Z = 1,96)
P: proporsi penelitian sebelumnya
Q: 1-P
d: nilai presisi mutlak (10%)
Karena proporsi penelitian sebelumnya adalah 20%, nilai P yang digunakan
dalam rumus tersebut adalah 0,20, sehingga besar sampel pada penelitian ini dapat
ditentukan dengan rumus sebagai berikut:
n = 1,962.0,20.0,83 0,102
n = 3,8416.0,20.0,83 0,01
n = 63,77056
Jadi, sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah sejumlah 66 orang.
Dimana 22 orang sampel berusia 18 tahun, 22 orang sampel berusia 19 tahun, dan 22
3.5 Bahan dan Alat Peneltian
3.5.1 Bahan Penelitian
1. Film intraoral merk Kodak
2. Bahan prosesing film (larutan developer dan fixer) merk Kodak
3. Lembar pencatatan hasil pemeriksaan
3.5.2 Alat Penelitian
1. Pesawat radiografi merk Planmeca
2. Film holder merk Hanshin Cone Indicator
3. Viewer box merk Sella
4. Jangka kaliper dan penggaris besi merk Joyko
5. Alat tulis
6. Kamera handphone merk Apple
7. Komputer hp dengan Os Microsoft XP Professional
3.6 Metode Pengumpulan Data
1. Peneliti melakukan screening pada mahasiswa FKG USU yang berusia
18–20 tahun dan memiliki gigi molar tiga mandibula baru erupsi dengan melakukan
wawancara dan pemeriksaan klinis sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi. Peneliti
memberi penjelasan tentang penelitian serta diberi informed consent.
2. Pengambilan foto periapikal dilakukan dengan teknik paralel pada gigi
molar tiga mandibula baru erupsi.
3. Pengukuran panjang akar dilakukan dari foto periapikal dengan
membandingkan panjang akar molar tiga mandibula baru erupsi pada mahasiswa
FKG USU yang berusia 18, 19 dan 20 tahun.
3.7 Cara Pengukuran
1. Melalui hasil radiografi, ukur panjang akar dengan menggunakan jangka
2. Letakkan hasil radiografi diatas viewer box, posisikan salah satu ujung
jangka kaliper di batas sementum enamel bagian mesial, dan ujung yang satunya
diposisikan kearah apikal bagian mesial dari hasil radiografi. Ulangi hal tersebut pada
sisi distal hasil radiografi molar tiga mandibula.
3. Jarak yang didapat antara ujung – ujung jangka kaliper, diletakkan diatas
kertas kosong dan dititikkan kedua ujungnya dengan menggunakan pensil, kemudian
diukur panjangnya dengan menggunakan penggaris besi.
4. Kemudian catat hasil pengukuran panjang akar di lembar pencatatan
hasil.
3.8 Prosedur Penelitian
3.9 Pengolahan dan Analisis Data
Data yang telah diperoleh diolah dengan cara menganalisis tahap
pembentukan akar dan pengukuran panjang akar molar tiga yang sudah erupsi.
Selanjutnya data diolah dengan menggunakan program komputer dan disajikan dalam
bentuk tabel.
3.10 Etika Penelitian
Etika penelitian dalam penelitian ini mencakup:
1. Lembar Persetujuan (Informed Consent)
Peneliti melakukan pendekatan dan memberikan lembar persetujuan kepada
responden kemudian menjelaskan lebih dahulu tujuan penelitian, tindakan yang akan
Screening sampel sesuai kriteria inklusi dan
ekslusi (wawancara dan pemeriksaan klinis)
Melakukan ronsen foto di Unit Radiologi
FKG USU
Mengukur panjang akar molar tiga mandibula Pengolahan data dengan komputerisasi
dilakukan serta manfaat yang diperoleh dari hal-hal lain yang berkaitan dengan
penelitian.
2. Ethical Clearance
Penelitian ini telah mendapat persetujuan dari Komisi Etik Penelitian
Sumatera Utara (Health Reasearch Ethical Committee of North Sumatera) dengan
BAB 4
HASIL PENELITIAN
Pada penelitian ini sampel yang digunakan berjumlah 66 orang mahasiswa
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara yang berusia 18 – 20 tahun.
Dimana terdiri dari 22 orang berusia 18 tahun, 22 orang berusia 19 tahun, dan 22
orang berusia 20 tahun. Sampel dalam penelitian ini harus memiliki molar tiga
mandibula yang baru erupsi. Penelitian dilakukan dengan membaca hasil radiografi
periapikal pada akar gigi molar tiga mandibula.
Tabel 1. Persentase rata – rata panjang akar molar tiga mandibula
Akar Molar Tiga
Sedangkan persentase rata – rata panjang akar distal molar tiga mandibula pada usia
18, 19, dan 20 tahun paling banyak berukuran 9,1 – 11 mm. Dengan persentase yang
berbeda – beda.
4.1Rata–rata Panjang Akar Molar Tiga Mandibula pada Usia 18 Tahun
Panjang akar molar tiga mandibula pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara berusia 18 tahun didapat persentase rata – rata bagian
mesial paling banyak berukuran 9,1 – 11 mm sebesar 72,7%, sedangkan yang
berukuran 7,1 – 9 mm sebesar 27,3%. Tidak ada panjang akar gigi molar tiga
tiga mandibula bagian distal pada usia 18 tahun paling banyak berukuran 9,1 – 11
mm sebesar 54,5%, urutan kedua paling banyak berukuran 7,1 – 9 mm sebesar
30,9%, sedangkan molar tiga mandibula pada usia 18 tahun yang berukuran 5,1 – 7
mm sebesar 4,5% (Tabel 2.).
Tabel 2. Persentase rata- rata panjang akar molar tiga mandibula pada usia 18 tahun
Panjang Akar (mm) Akar Mesial (%) Akar Distal (%)
4.2Rata-rata Panjang Akar Molar Tiga Mandibula Pada Usia 19 Tahun
Panjang akar molar tiga mandibula pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara berusia 19 tahun didapat persentase rata – rata bagian
mesial paling banyak berukuran 9,1 – 11 mm sebesar 90,9%, sedangkan yang
berukuran 7,1 – 9 mm sebesar 9,1%. Tidak ada panjang akar gigi molar tiga
mandibula bagian mesial yang berukuran 5,1 – 7 mm. Rata – rata panjang akar molar
tiga mandibula bagian distal pada usia 19 tahun paling banyak berukuran 9,1 – 11
mm sebesar 63,6%, urutan kedua paling banyak berukuran 7,1 – 9 mm sebesar
27,3%, sedangkan molar tiga mandibula pada usia 18 tahun yang berukuran 5,1 – 7
mm sebesar 9,1% (Tabel 3.).
Tabel 3. Persentase rata-rata panjang akar molar tiga mandibula pada usia 19 tahun
4.3Rata-rata Panjang Akar Molar Tiga Mandibula Pada Usia 20 Tahun
Panjang akar molar tiga mandibula pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara berusia 20 tahun didapat persentase rata – rata bagian
mesial paling banyak berukuran 9,1 – 11 mm sebesar 95,5%, sedangkan yang
berukuran 5,1 – 7 mm sebesar 4,5%. Tidak ada panjang akar gigi molar tiga
mandibula bagian mesial yang berukuran 7,1 – 9 mm. Rata – rata panjang akar molar
tiga mandibula bagian distal pada usia 20 tahun paling banyak berukuran 9,1 – 11
mm sebesar 63,6%, urutan kedua paling banyak berukuran 7,1 – 9 mm sebesar
18,2%, sedangkan molar tiga mandibula pada usia 18 tahun yang berukuran 5,1 – 7
mm sebesar 18,2% (Tabel 4.).
Tabel 4. Persentase rata-rata panjang akar molar tiga mandibula pada usia 20 tahun
Panjang Akar (mm) Akar Mesial (%) Akar Distal (%)
4.4Rata-rata Panjang Akar Molar Tiga Mandibula Secara Keseluruhan
Panjang akar molar tiga mandibula pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara secara keseluruhan didapat persentase rata – rata bagian
mesial paling banyak berukuran 9,1 – 11 mm sebesar 86,4%, sedangkan yang
berukuran 7,1 – 9 mm sebesar 12,1 %, dan berukuran 5,1 – 7 mm sebesar 1,5%. Rata – rata panjang akar molar tiga mandibula bagian distal secara keseluruhan paling banyak berukuran 9,1 – 11 mm sebesar 60,6%, urutan kedua paling banyak berukuran
7,1 – 9 mm sebesar 28,8%, sedangkan molar tiga mandibula secara keseluruhan yang
Tabel 5. Persentase rata-rata panjang akar molar tiga mandibula secara keseluruhan
Panjang Akar (mm) Akar Mesial (%) Akar Distal (%)
5,1 – 7
7,1 – 9
9,1 – 11
1,5
12,1
86,4
10,6
28,8
60,6
Total 100 100
(a) (b) (c)
BAB 5
PEMBAHASAN
Hasil penelitian ini, diperoleh bahwa hasil rata – rata panjang akar molar tiga
mandibula baru erupsi yang telah dilakukan kepada 66 orang sampel mahasiswa
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara berusia 18, 19, dan 20
bervariasi. Persentase rata – rata molar tiga mandibula yang baru erupsi berbeda pada
setiap usia.
Pada usia 18 tahun (Tabel 2.), panjang akar molar tiga mandibula baru erupsi
baik bagian mesial maupun distal bervariasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
panjang akar molar tiga mandibula baru erupsi dengan ukuran 9,1 – 11 mm pada akar
mesial 72,7% dan akar distal 54,5%. Untuk ukuran akar 7,1 – 9 mm, pada akar mesial
27,3% dan akar distal 30,9%. Pada ukuran 5,1 – 7 mm, pada akar distal 4,5%. Ukuran
gigi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu genetik, lingkungan, jenis kelamin, suku,
dan ras. Secara teori, ukuran panjang akar molar tiga adalah 11 mm. Hal ini
menunjukkan bahwa panjang akar molar tiga mandibula baru erupsi terbanyak pada
9,1 – 11 mm dikarenakan adanya faktor yang mempengaruhi ukuran gigi.10,11
Hasil penelitian menunjukkan bahwa panjang akar molar tiga mandibula baru
erupsi pada usia 19 tahun dengan ukuran 9,1 – 11 mm pada akar mesial 90,9% dan
akar distal 63,6%. Pada ukuran akar 5,1 – 7 mm, pada akar distal 9,1%. Secara teori,
erupsi gigi molar tiga adalah pada usia 17 – 21 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa
panjang akar mesial dan distal molar tiga mandibula yang baru erupsi pada usia 19
tahun sudah hampir sempurna, dan lebih tinggi persentasenya dibandingkan dengan
panjang akar mesial molar tiga mandibula baru erupsi pada usia 18 tahun.5
Hasil penelitian menunjukkan bahwa panjang akar molar tiga mandibula baru
erupsi pada usia 20 tahun dengan ukuran 9,1 – 11 mm pada akar mesial 95,5% dan
akar distal 63,6%. Pada ukuran akar 5,1 – 7 mm, pada akar mesial 4,5% dan akar
20 tahun, padahal seharusnya tidak ada dijumpai lagi. Secara teori, pembentukan akar
molar tiga dimulai pada usia 12 – 15 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa
kemungkinan adanya panjang akar 5,1 – 7 mm dikarenakan pembentukan akar pada
molar tiga tersebut dimulai pada usia 15 tahun, sehingga pada saat erupsi panjang
akar masih berukuran 5,1 – 7 mm.5,23
Sehubungan dengan belum adanya penelitian yang sama dengan penelitian
ini, maka tidak ada pembanding dari hasil yang diperoleh. Namun secara teori,
ukuran panjang akar molar tiga mandibula adalah 11 mm. Pembentukan akar gigi
molar tiga mandibula dimulai pada usia 12 – 15 tahun, erupsi pada usia 17 – 21
tahun, dan akar lengkap pada usia 18 – 25 tahun.5,10,23
Pada penelitian ini, ukuran rata – rata panjang akar bagian mesial maupun
distal molar tiga mandibula baru erupsi adalah paling banyak 9,1 – 11 mm. Tidak ada
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Penelitian ini memperoleh hasil bahwa :
1. Persentase rata-rata panjang akar molar tiga mandibula pada usia 18 tahun
bagian mesial sebesar 72,7% dengan ukuran 9,1 – 11 mm. Sedangkan persentase
rata-rata panjang akar molar tiga mandibula pada usia 18 tahun bagian distal sebesar
54,5% dengan ukuran 9,1 – 11 mm.
2. Persentase rata-rata panjang akar molar tiga mandibula pada usia 19 tahun
bagian mesial sebesar 90,9% dengan ukuran 9,1 – 11 mm. Sedangkan persentase
rata-rata panjang akar molar tiga mandibula pada usia 19 tahun bagian distal sebesar
63,6% dengan ukuran 9,1 – 11 mm.
3. Persentase rata-rata panjang akar molar tiga mandibula pada usia 20 tahun
bagian mesial sebesar 95,5% dengan ukuran 9,1 – 11 mm. Sedangkan persentase
rata-rata panjang akar molar tiga mandibula pada usia 20 tahun bagian distal sebesar
63,6% dengan ukuran 9,1 – 11 mm.
6.2 Saran
1. Diharapkan adanya penelitian lebih lanjut tentang panjang akar molar tiga
mandibula dengan jumlah sampel lebih banyak.
2. Diharapkan adanya penelitian lebih lanjut tentang perbandingan panjang
akar gigi molar tiga mandibula kanan dengan molar tiga mandibula kiri.
3. Diharapkan adanya penelitian lebih lanjut tentang perbandingan panjang
DAFTAR PUSTAKA
1. Boel T. Dental radiografi: Prinsip dan teknik. Medan: USU Press, 2009: 20-7.
2. The University of Adelaide. Radiography and diagnosis periodontal.
http://www.adelaide.edu.au/arcpoh/dperu/cpep/info/radio.html (Juli 15, 2014)
eruption and decay.American Journal of Physical Anthropology (Impact Factor:
2.48). 2005; 13(2):253 - 283.
6. Sidow SJ, West LA, Liewehr FR, Loushine RJ. Root canal morphology of
maxillary and mandibula third molar. Vol 26., 2000: 675–8
7. Dental Health Foundation. Tooth development. http://www.dentalhealth.ie/
dentalhealth/teeth/development.html (Juli 13.2014)
8. Ozaibi MS. Tooth development in pictures.
http://www.ozident.com/tooth-development-in-pictures/ (Juli 13.2013)
9. Harshanur IW. Anatomigigi. Jakarta: EGC., 2012: 221-34, 133-5.
10.Nelson SJ, Ash MM. Wheeler’s: Dental anatomy, physiology, and occlusion. 9 th
ed., St. Louis: Westline Industrial Drive., 2010: 24.
11.Rahman DR. 2012.Panjang saluran akar gigi molar pertama permanen rahang
bawah pada mahasiswa kedokteran gigi universitas jember angkatan 2010-2011.
Jember: FKG Universitas Jember. 6-14
12.Anonymous. Amelogenesis, dentinogenesis and root formation. http://pacifi
cdds2009.com/courses/Q2/human_anatomy2/concise%20oral%20histo/6%20Am
elogenesis,%20Dentinogenesis%20and%20Root%20Formation.pdf (Juli 13.2013)
14.Popescu MA, Popoviciu O. The third molar – A dentistry topic acquiring an
interdisciplinary approach. In: Department of Orthodontics and Dento-Facial
Orthopedics Faculty of Dental Medicine, 2008.
15.Scheid RC, Weiss G. Woelfel Anatomi Gigi. 8 th ed., Jakarta: EGC,, 2013: 161-3
16.Dayal PK, Naidoo LC. Dentomaxillofacial Radiology. New Delhi: Rajkamal
Press., 2007: 51-2
17.White SC, Pharoah MJ. Oral radiology: Principles and interpretation. 6 th ed., St.
Louis: Westline Industrial Drive., 2009: 109
18.Harty FJ. Kamuskedokterangigi. Jakarta: EGC., 1995: 13, 229.
19.Sameshima GT, Asgarifar KO. Assessment of root resorption and root shape:
periapical vs panoramic films. Angle Orthod 2001; 71:185-9.
20.Williamson GS. Intraoral Radiography: principles, techniques and error
correction.http://www.dentalcare.com/en-US/dentaleducation/continuingeduc
ation/ce137/ce137.aspx?ModuleName=coursecontent&PartID=1&SectionID=-1
(14 Juli 2014)
21.Whaites E. Radiography and radiology for dental care professionals. 2nd ed., St.
Louis: Elsevier., 2009: 83-4, 106.
22.Suma GN, Rao BB, Annigeri RG, Rao D, Goel S. Radiographic correlation of
dental and skeletal age: Third molar, an age indicator. J Forensic Dent Sci. 2011
Jan-Jun; 3(1): 14-18.
23.Ragini, Singh N, Goyal S, Padmanabhan P, Munjal P. Prediction of Third Molar
LAMPIRAN 1
LAMPIRAN 2
LEMBARAN PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN
Selamat pagi,
Dalam rangka menyelesaikan studi Kedokteran Gigi, saya akan melakukan
penelitian yang berjudul “Panjang akar molar tiga mandibula yang baru erupsi
pada mahasiswa FKG USU yang berusia 18 – 20 tahun melalui radiografi
periapikal”.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui rata – rata panjang akar
molar tiga mandibula yang baru erupsi pada usia 18 – 20 tahun melalui radiografi
periapikal.
Manfaat penelitian ini untuk melihat panjang akar molar tiga mandibula
yang baru erupsi pada usia 18 – 20 tahun. Hal ini membantu untuk mendiagnosa dan
melakukan perawatan seperti pada gigi yang tumbuh impacted yang perlu untuk
perawatan lanjutan. Untuk itu, akan dilakukan rontgen foto pada gigi geraham paling
belakang rahang bawah dengan radiografi periapikal. Penelitian ini akan
membutuhkan waktu lebih kurang 5 menit kepada setiap subjek. untuk
menandatangani lembar persetujuan dan melakukan pemeriksaan rontgen foto.
Pembuatan rontgen foto tidak berbahaya, tetapi apabila ada keluhan karena
tindakan ini, seperti bercak merah pada kulit, maka silahkan menghubungi saya (Dara
Aidilla, 085207800688).
Saudara/i Yth, saya mengharapkan kesediaan Saudara/i untuk menjadi
subjek penelitian, dimana Saudara/i berperan sebagai responden. Responden
diwawancarai dan dilakukan pemeriksaan klinis. Pada penelitian ini Saudara/i tidak
akan dikenakan biaya (gratis). Saudara/i berhak untuk menolak/mengundurkan diri
sewaktu-waktu dalam penelitian ini. Apabila Saudara/i sudah setuju setelah membaca
berikutnya. Data-data penelitian ini hanya diketahui oleh peneliti, dosen pembimbing,
komisi etik, dan subjek penelitian.
Demikian surat penjelasan, mudah – mudahan penjelasan ini dapat
dimengerti, dan atas bantuan, partisipasi, serta kesediaan atas waktu yang telah
diberikan dalam penelitian saya, saya ucapkan terima kasih.
Peneliti,
LAMPIRAN 3
LEMBAR PERSETUJUAN SUBJEK PENELITIAN (INFORMED CONSENT)
Kepada Yth.
Saudara/i di FKG Universitas Sumatera Utara
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama :
NIM :
Umur :
Dengan ini, menyatakan bersedia ikut berpartisipasi menjadi salah satu responden dan subjek penelitian “Panjang Akar Molar Tiga Mandibula yang Baru Erupsi pada Mahasiswa FKG USU Berusia 18 – 20 Tahun Melalui Radiografi Periapikal”, dan
bersedia mengisi kuesioner serta dilakukan foto rontgen terhadap Saudara/i dengan
sebaik-baiknya.
Medan, ……… Yang menyetujui, Subjek Penelitian
LAMPIRAN 4
DATA SPSS FREKUENSI TABEL
Rata – Rata Panjang Akar Mesial Usia 18 Tahun
Panjangakarmesial
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 4 6 27.3 27.3 27.3
5 16 72.7 72.7 100.0
Total 22 100.0 100.0
Rata – Rata Panjang Akar Distal Usia 18 Tahun
Panjangakardistal
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 3 1 4.5 4.5 4.5
4 9 40.9 40.9 45.5
5 12 54.5 54.5 100.0
Total 22 100.0 100.0
Rata – Rata Panjang Akar Mesial Usia 19 Tahun
Panjangakarmesial
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 4 2 9.1 9.1 9.1
5 20 90.9 90.9 100.0
Total 22 100.0 100.0
Rata – Rata Panjang Akar Distal Usia 19 Tahun
Panjangakardistal
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 3 2 9.1 9.1 9.1
4 6 27.3 27.3 36.4
5 14 63.6 63.6 100.0
Rata – Rata Panjang Akar Mesial Usia 20 Tahun
Panjangakarmesial
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 3 1 4.5 4.5 4.5
5 21 95.5 95.5 100.0
Total 22 100.0 100.0
Rata – Rata Panjang Akar Distal Usia 20 Tahun
Panjangakardistal
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 3 4 18.2 18.2 18.2
4 4 18.2 18.2 36.4
5 14 63.6 63.6 100.0
Total 22 100.0 100.0
Rata – Rata Panjang Akar Mesial Secara Keseluruhan
Panjangakarmesial
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 3 1 1.5 1.5 1.5
4 8 12.1 12.1 13.6
5 57 86.4 86.4 100.0
Total 66 100.0 100.0
Rata – Rata Panjang Akar Distal Saecara Keseluruhan
Panjangakardistal
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 3 7 10.6 10.6 10.6
4 19 28.8 28.8 39.4
5 40 60.6 60.6 100.0
LAMPIRAN 5
HASIL PENGUKURAN PANJANG AKAR MOLAR TIGA MANDIBULA
LAMPIRAN 6
RINCIAN ANGGARAN PENELITIAN
1. Pengambilan Foto Periapikal 66 x Rp. 25.000,- Rp. 1.650.000,-
2. Bahan-bahan ATK
a. 2 rim kertas HVS 2 x Rp. 30.000,- Rp. 60.000,-
b. 2 paket tinta printer 2 x Rp. 50.000,- Rp. 100.000,-
3. Fotokopi Rp. 200.000,-
4. Penjilidan Rp. 100.000,-
5. Tanda terima kasih 66 x Rp. 10.000,- Rp. 660.000,-
Jumlah Biaya Rp. 2.770.000,-
(Tiga Juta Seratus Ribu Rupiah)
LAMPIRAN 7
JADWAL PENELITIAN
Kegiatan
Bulan
Agustus September Oktober November Desember Januari
Pembuatan
Proposal
Pelaksanaan
Penelitian
Penyusunan
LAMPIRAN 8
CURRICULUM VITAE
DATA PRIBADI
Nama Lengkap : Dara Aidilla
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 21 Mei 1994
Agama : Islam
Anak ke : 5 (Lima)
Alamat : Jl. Setia Budi Komp. Tasbi Blok GG No. 54
Telepon/HP : 085207800688
Email : daraaidilla21@gmail.com
PENDIDIKAN
1999-2005 : SD Negeri 020254 Binjai
2005-2008 : SMP Negeri 1 Binjai
2008-2011 : SMA Plus Shafiyyatul Amaliyyah Medan