• Tidak ada hasil yang ditemukan

Nihongo De ”No” No Joshi No Shiyou

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Nihongo De ”No” No Joshi No Shiyou"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

NIHONGO DE ”NO” NO JOSHI NO SHIYOU

KERTAS KARYA DIKERJAKAN

O L E H

DEWI PERMALASARI NADEAK NIM : 072203005

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS SASTRA

PROGRAM PENDIDIKAN NON-GELAR SASTRA BUDAYA

DALAM BIDANG STUDI BAHASA JEPANG

(2)

NIHONGO DE ”NO” NO JOSHI NO SHIYOU

KERTAS KARYA DIKERJAKAN

O L E H

DEWI PERMALASARI NADEAK NIM : 072203005

Dosen Pembimbing, Dosen Pembaca,

Muhammad Pujiono,S.S.,M.Hum Zulnaidi,S.S.,M.Hum

NIP. 19691011 2002 12 1 001 NIP. 19670807 2004 01 1 001

Kertas karya ini diajukan kepada panitia ujian

Program pendidikan Non-Gelar Fakultas Sastra USU Medan Untuk melengkapi salah satu syarat ujian Diploma III Dalam Bidang Studi Bahasa Jepang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS SASTRA PROGRAM PENDIDIKAN NON-GELAR SASTRA BUDAYA DALAM BIDANG STUDI BAHASA JEPANG

(3)

Disetujui Oleh :

Program Diploma Sastra dan Budaya Fakultas Sastra

Universitas Sumatera Utara Medan

Program Studi D3 Bahasa Jepang Ketua,

NIP 19620727 198703 2 005 Adriana Hasibuan, S.S.,M.Hum

(4)

PENGESAHAN

Diterima oleh :

Panitia Ujian Program Pendidikan Non-Gelar Sastra Budaya Fakultas Sastra

Universitas Sumatera Utara Medan, untuk melengkapi salah satu syarat ujian

Diploma III Bidang Studi Bahasa Jepang

Pada :

Tanggal :

Hari :

Program Diploma Sastra Budaya

Fakultas Sastra

Universitas Sumatera Utara

Dekan,

NIP 19650909 199403 1 004

Prof. Syaifuddin, M.A., Ph.D.

Panitia :

No. Nama Tanda Tangan

1. Adriana Hasibuan, S.S.,M.Hum ( )

2. Muhammad Pujiono, S.S.,M.Hum ( )

3. Zulnaidi,S.S.,M.Hum ( )

(5)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan karna berkat

rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan kertas karya ini, sebagai

syarat kelulusan dari program Diploma III Program Studi Bahasa Jepang Fakultas

Sastra Universitas Sumatera Utara. Kertas karya ini berjudul “PENGGUNAAN

PARTIKEL “NO” DALAM BAHASA JEPANG”.

Penulis menyadari bahwa apa yang penulis sajikan dalam kertas karya ini,

masih jauh dari sempurna baik dari segi materi maupun penulisannya. Demi

kesempurnaannya penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari

pembaca untuk menuju ke arah yang lebih baik.

Dalam penyelesaiannya penulis banyak menerima bantuan dari berbagai

pihak yang sangat mendukung terselesaikannya kertas karya ini. Untuk itu penulis

mengucapkan banyak terima kasih yang sebesarnya kepada :

1. Bapak Prof. Syaifuddin, M.A.,Ph.D, selaku Dekan Fakultas Sastra

Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Adriana Hasibuan,S.S.,M.Hum, selaku ketua jurusan Program

Studi Bahasa Jepang Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Zulnaidi,S.S.,M.Hum, selaku Dosen Wali dan Dosen Pembaca.

4. Bapak Muhammad Pujiono,S.S. M.Hum, selaku Dosen Pembimbing

yang telah banyak memberikan arahan kepada penulis.

5. Seluruh staff Pengajar Program Studi Bahasa Jepang Fakultas Sastra

Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik penulis sehingga

dapat menyelesaikan studi.

6. Teristimewa untuk kedua orangtuaku P. Nadeak dan K.Sagala. Bapak,

walau raga kita terpisah namun hati kita selalu dekat. Terimakasih

untuk perhatian, kasih sayang dan arahan serta kepercayaan yang telah

dicurahkan selalu menjadi semangat, kekuatan dan harapan bagi

penulis, hari ini esok dan selamanya. Semua yang penulis terima tidak

akan pernah bisa tergantikan oleh siapapun dan dengan apapun.

Dukungan Bapak dan Mama telah memompa semangat penulis dalam

berkarya hingga kertas karya ini terselesaikan. Penulis berharap kertas

(6)

7. Untuk saudara-saudaraku, T. Nadeak (ibunda Maria Manik), L.Nadeak

(ibunda Lisma Purba), Kornel Nadeak, R. Nadeak (ibunda Artha

Manalu) dan Bernadetha Nadeak, terimakasih untuk dukungan yang

selalu mengalir di kala penulis merasa lemah dan tidak bersemangat

menyusun kertas karya ini.

8. Keponakan - keponakan : Maria Okta Angelia Manik, Felik Antonio

Manik, Artha Manalu, Lisma Purba yang selalu menjadi pelipur lara

dengan sejuta tingkah yang lucu, menggemaskan dan unik, (walaupun

terkadang membuat gemes) sehingga penulis menemukan semangat

yang baru saat melihatnya.

9. Teman-teman seperjuangan “ mahasiswa D III jurusan Bahasa Jepang

07“ yang selalu membagi suka dan dukanya. Memberikan

kesanggupan untuk terus menekuni bahasa Jepang hingga akhirnya

penulis menyelesaikan kertas karya ini. Begitupun dengan keluarga

besar Hinode. Cukup satu kata : GANBARE!!!!

10.Teman- teman kost Mandolin 2 : K’Kris, Malem, B’Adi, Wiwik, Mona

n teman lain yang menjagaiku untuk hidup dengan baik di kost, semua

berarti bagiku. Terimakasih untuk dukungan dan doa kalian semua.

11.Keluarga Mahasiswa Katolik St. Albertus Magnus USU, istimewa

Gregorius Agung: Thank you for loving me in Jesus! Ad Maiorem Dei

Gloriam!!!! Hontou ni doumo arigatou gozaimashita..

Medan, Juli 2010

Penulis

(7)

DAFTAR ISI

BAB III PENGGUNAAN PARTIKEL “NO” DALAM BAHASA JEPANG….6 3.1 Menunjukkan kepemilikan dari seseorang ………..……. 6

3.7 Pengganti partikel “ga” dalam anak kalimat yang menerangkan nomina……… 9

(8)

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN………... 14

4.1 Kesimpulan……… 14

4.2 Saran………. 14

(9)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1Alasan Pemilihan Judul

Secara umum makna bahasa adalah sarana komunikasi untuk berbicara.

Dengan bahasa kita dapat memberikan informasi, meminta saran, memberi

perintah, mengemukakan pendapat, dll kepada orang lain yang juga mengerti

bahasa tersebut. Tentu, tanpa bahasa kita tidak mungkin bisa memulai

komunikasi.

Namun untuk dapat berkomunikasi yang baik, kita harus memahami

gramatika bahasa yang kita gunakan. Kurangnya pemahaman akan gramatika

bahasa, dapat menimbulkan kesulitan dalam menggunakan pola kalimat yang

benar, sehingga dapat timbul kerancuan makna dan juga kesan yang tidak bagi

yang pihak yang menerima informasi.

Demikian pula dengan bahasa Jepang. Salah satu kesulitan dalam

memahami gramatika bahasa Jepang ialah mengenai pemakaian Joshi. Joshi

adalah salah satu kelas kata di dalam bahasa Jepang yang di sebut juga partikel.

Kesulitan itu penyebabnya karena jumlah partikel dalam bahasa Jepang banyak,

satu kata bisa memiliki banyak cara pemakaian dan fungsi, satu kata bisa masuk

dalam satu kelompok kata dan juga ke dalam kelompok kata lainnya sehingga

membingungkan makna dan pemakaiannya, ada pula yang maknanya hampir

sama dengan partikel lainnya, ditambah lagi adakalanya penghilangan partikel

dalam percakapan.

Partikel dalam bahasa Jepang ada banyak, yaitu wa, ga, no, ni,to, de, mo,

dll. Partikel “no” adalah salah satu partikel yang memiliki banyak fungsi dan cara

pakai, termasuk dalam dua kelompok joshi, dan ada fungsi yang hampir sama

dengan partikel lainnya. Oleh karena itulah penulis tertarik untuk membahas

penggunaan partikel “no” dalam bahasa Jepang dalam karya tulis ini.

1.2 Tujuan penulisan

Tujuan penulisan kertas karya ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengertian Joshi dan pengklasifikasiannya dalam bahasa

Jepang.

(10)

3. Untuk dapat membedakan pemakaian partikel “no” yang maknanya hampir

sama dengan partikel lain.

4. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program Diploma 3 Bahasa

Jepang Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

1.3 Pembatasan Masalah

Dalam kertas karya ini penulis hanya membahas mengenai pengertian

Joshi dan klasifikasinya, jenis- jenis partikel “no” dalam bahasa Jepang beserta

fungsinya. Serta perbedaannya dengan partikel lain yang hampir sama maknanya

dalam penggunaan tertentu.

1.4 Metode penulisan

Metode yang digunakan dalam penulisan kertas karya ini adalah metode

kepustakaan. Metode kepustakaan ialah teknik mengumpulkan bahan atau data

dengan membaca buku-buku terkait. Kemudian data-data tsb dikumpulkan,

dibandingkan, dan digabungkan dengan informasi yang mendukung penulisan

kertas karya ini.

(11)

BAB II

PARTIKEL DALAM BAHASA JEPANG

2.1 Pengertian Joshi

Di dalam gramatika bahasa Jepang terdapat pembagian kelas kata yang

disebut hinshi bunrui. Hinshi berarti jenis kata atau kelas kata, sedangkan bunrui

berarti penggolongan, klasifikasi, kategori, dan pembagian. Jadi hinsi bunrui

dapat berarti klasifikasi kelas kata berdasarkan berbagai karakteristiknya secara

gramatikal. Secara garis besar kelas kata yang telah diklasikasikan tersebut

terbagi dalam dua kelompok besar, yakni jiritsugo dan fuzokugo.

Jiritsugo adalah kelompok kelas kata yang bisa berdiri sendiri dan

membentuk kalimat. Ada pula yang bisa membentuk kalimat tanpa bantuan kata

lain dan bisa dimengerti maknanya. Misalnya kalimat: doko iku. Tanpa

menggunakan kata e setelah kata doko, bisa dipahami maksudnya untuk

mengetahui tujuan kepergian. Sedangkan fuzokugo adalah kolompok kelas kata

yang tidak bisa berdiri sendiri tanpa bantuan kata lain untuk membentuk kalimat.

Kata-kata ini harus mengikuti kata lain yang bisa berdiri sendiri untuk

membentuk kalimat, kemudian barulah jelas maknanya. Kelas kata yang termasuk

ke dalam fuzokugo adalah joshi dan jodoushi.

Untuk memperjelas kita ambil contoh kalimat : watashi wa ashita pasokon

o kau. Dalam kalimat ini ada enam kata, watashi, wa, ashita, pasokon, o, dan kau.

Namun hanya ada empat bagian kalimat, yakni watashi wa, ashita, pasokon o, dan

kau. Kata wa dan o tidak bisa menjadi bagian kalimat bila tidak mengikuti kata

lain. Juga tidak bisa menunjukkan makna bila tidak mengikuti kata watashi dan

pasokon. Inilah yang dimaksud dengan fuzokugo. Sedangkan watashi, ashita,

pasokon, dan kau termasuk ke dalam jiritsugo.

Joshi memiliki beberapa pengertian. Salah satu pengertian Joshi dapat

dilihat dari penulisannya. Istilah Joshi ditulis dengan dua huruf kanji. Yang

pertama dapat dibaca jo, tasukeru yang artinya sama dengan membantu,

sedangkan yang kedua dibaca shi yang bermakna sama dengan kata, perkataan

atau bahasa. Dari makna kedua kanji ini muncul pengertian Joshi sebagai kata

bantu. Penerjemahan ini dapat diterima karena joshi sifat yang tidak bisa berdiri

(12)

Ada juga yang mengartikan istilah joshi ke dalam bahasa Indonesia

dengan istilah postposisi. Hal ini dikarenakan letak joshi yang selalu mengikuti

kata lain, atau dibelakang kata lain. Seperti di dalam contoh kalimat tadi: watashi

wa ashita pasokon o kau. Joshi wa diletakkan dibelakang kata watashi, dan joshi

o setelah kata pasokon. Tidak pernah di letakkan didepan kata.

Selanjutnya selain dua pengertian tadi, joshi dapat diartikan sebagai

partikel. Istilah ini adalah hasil terjemahan istilah joshi ke dalam bahasa Inggris

yang kemudian diserap ke dalam bahasa Indonesia. Partikel adalah pengertian

lain dari joshi yang paling sering digunakan. Diawal kegiatan belajar mengajar

misalnya, joshi lebih sering diperkenalkan sebagai partikel dibanding sebagai

kata bantu, apalagi postposisi. Di dalam buku-buku pelajaran bahasa Jepangpun

joshi lebih sering disebut sebagai partikel. Namun yang pasti penggunaan istilah

postposisi, kata bantu, dan partikel tidak mengikat. Kita bisa menggunakan yang

kita suka.

2.2 Jenis- jenis joshi

Di dalam bahasa Jepang ada begitu banyak partikel. Untuk memudahkan

mempelajari dan mengenalinya maka ada pengklasifikasian. Berikut klasifikasi

joshi berdasarkan penggunaannya dalam kalimat, yakni fukujoshi, kakujoshi,

setsuzokujoshi, dan shuujoshi.

A. Fukujoshi

Fukujoshi ialah partikel yang bisa menambah arti kata lain yang ada

sebelumnya. Perannya sama dengan adverbia, untuk menghubungkan kata-kata

yang ada sebelumnya dengan kata-kata yang ada pada bagian berikutnya. Yang

termasuk ke dalam kelompok ini ialah partikel bakari, dake, demo, hodo, ka, kiri,

koso, kurai, gurai, made, mo, nado, nari, nomi, sae, shika, wa, dan yara.

B. Kakujoshi

Kakujoshi ialah partikel yang menyatakan hubungan satu bagian kalimat

(bunsetsu) dengan bunsetsu lainnya. Partikel ini biasa digunakan setelah taigen.

Ada juga yang digunakan untuk menyatakan hubungan nomina yang ada

sebelumnya dengan predikat pada kalimat tersebut. Partikel yang termasuk ke

(13)

C. Setsuzokujoshi

Setsuzokujoshi adalah partikel yang berfungsi untuk menghubungkan

bagian-bagian kalimat. Umumnya dipakai setelah yoogen. Bagian kalimat

sebelum setsuzokujoshi memiliki hubungan dengan bagian kalimat setelah

setsuzokujoshi, dan hubungan ini diperjelas dengan keberadaan joshi diantaranya.

Yang termasuk kedalamnya adalah partikel ba, ga, kara, keredomo, nagara, node,

noni, shi, tari, te, temo, dan to.

D. Shuujoshi

Shuujoshi ialah partikel yang digunakan pada akhir kalimat atau akhir

bagian kalimat. Fungsinya untuk menyatakan perasaan si pembicara, seperti

heran, keragu-raguan, harapan, haru, dan lainnya. Fungsi ini juga dimiliki oleh

kelas kata interjeksi, sehingga ada yang menyebutnya dengan istilah kandooshi.

Yang termasuk kedalam kelompok kata ini adalah partikel ka, kke, ne/nee, na/naa,

no, sa, tomo, wa, yo, ze, dan zo.

2.3 Ciri ciri Joshi

Joshi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Tidak bisa berdiri sendiri. Joshi harus digabungkan dengan kata lain sehingga

bisa jelas maknanya.

2. Tidak berkonjugasi

3. Dalam kalimat tidak menjadi subjek, predikat, objek, dan keterangan.

4. Selalu mengikuti kata lain atau berada di belakang kata lain.

5. Ada yang mempunyai arti sendiri, tetapi ada juga yang memberi arti pada kata

lain.

(14)

BAB III

PENGGUNAAN PARTIKEL “NO” DALAM BAHASA JEPANG

1 Menunjukkan kepemilikan dari seseorang. Diletakkan setelah nomina yang

menjadi pemilik. Adapun hal yang dimiliki diletakkan bisa di depan partikel

“no” ataupun tidak.

Kono megane wa tonari hito no megane de aru.

Kaca mata ini kacamata kepunyaan tetangga.

2 Menunjukkan milik dari hewan ataupun benda.Umumnya diletakkan

diantara dua nomina. Nomina yang pertama sebagai pemilik sedangkan yang

kedua adalah yang dimiliki.

Contoh kalimat:

a. 鳥の声が聞こえる

Tori no koe ga kikoeru.

Terdengar suara burung

b. 部屋のドアを開ける。

Heya no doa o akeru.

(15)

c. 木の枝が折れた。

Ki no eda ga oreta.

Ranting pohon patah

d. かばんのポケットがたくさんある。

Kaban no poketto ga takusan aru.

Kantong tas ada banyak

e. つくえの足。

Tsukue no ashi.

kaki meja

3 Menerangkan jenis, macam ataupun kategori. Diletakkan diantara dua

nomina, nomina pertama menerangkan nomina yang kedua. Tanpa adanya

nomina pertama maka makna nomina kedua belum terlalu jelas. Hal inilah

yang di hubungkan oleh partikel “no”.

Contoh kalimat:

Kotoshi no shichi gatsu ni daigaku o deru.

Bulan tujuh tahun ini lulus universitas.

e. ジャンビ町の地図である。

Jambi maci no chizu de aru.

Peta kota Jambi

4. Menunjukkan posisi, tempat, atau letak. Diletakkan diantara dua nomina.

Nomina pertama perlu mendapat penjelasan lagi sehingga harus

menggunakan nomina yang kedua. Nomina kedua menunjukkan posisi.

(16)

a. つくえの上にかばんがある。

5. Sebagai pengganti nomina. Nomina yang dimaksud telah di sebutkan dahulu

sehingga penggunaan partikel dimengerti maknanya.

(17)

Yang warna putih cantik.

6 Menominakan anak kalimat yang berbentuk verba dan adjektiva. Kata kerja

yang dinominakan maka harus diubah dulu kedalam bentuk biasa

selanjutnya diikuti dengan penggunaan partikel “no”. Adjektiva na ditulis na

sebelum diikuti “no” sedangkan adjektiva i langsung dilanjutkan dengan

“no”

Yang saya inginkan adalah kendaraan yang baru

e. 彼が好きなのはこんな映画である。

Kare ga suki na no wa konna eiga de aru.

Yang dia sukai ialah film yang seperti ini.

7. Pengganti partikel “ga” dalam anak kalimat yang menerangkan nomina.

(18)

d. 彼はイナさんの住んでいる町で働いている。

Kare wa Ina san no sunde iru machi de hataraite iru.

Dia bekerja di kota Ina tinggal.

8. Partikel no dapat dipakai untuk menyatakan perbandingan. Adapun yang

diperbandingkan adalah kata yang setingkat.

Contoh kalimat :

Bahasa Inggris menurut saya lebih mudah di bandingkan dengan

bahasa Jepang .

Gunung Fuji lebih cantik dibanding gunung Sinabung.

e. 日本人のほうがインドネシア人より真面目である。

Nihon jin no hoo ga Indonesia jin yori majime de aru.

Orang Jepang lebih rajin dibandingkan dengan orang Indonesia.

9 Partikel no dapat dipakai untuk menyatakan contoh perumpamaan.

Contoh kalimat:

Menjelaskan seperti guru.

c. 女の子のように話す。

(19)

Berbicara seperti anak perempuan.

10. Partikel no dapat dipakai untuk menyatakan sebab alasan, atau tujuan

sesuatu dilakukan.

Telah membeli tas baru untuk ibu.

c. 論文のために資料を集めた。

11 Menjejerkan dua hal yang lebih yang saling berhubungan.

Contoh kalimat :

a. 買うの買わないのと父が教えている。

Kau no kawanai no to cici ga kangaete iru.

Ayah sedang mempertimbangkan membeli atau tidak

(20)

Kotoshi no bunkasai o okonau no okonawanai no to minna ga

shoodan shite iru .

Semua sedang mendiskusikan tahun ini diadakan bunkasai atau

tidak

Partikel “no” adalah juga termasuk shuujoshi, yakni diletakkan di akhir kalimat

untuk hal-hal berikut:

12 Bertanya secara akrab.

Contoh kalimat:

a どうしたの?

Dou shita no?

kenapa? Ada apa dengan kamu?

b. 何が食べたいの?

Nani ga tabetai no?

Kamu ingin makan apa?

c. どんなスポーツが好きなの?

Donna supotsu ga suki na no?

Olah raga bagaimana yang kamu suka?

13 Menegaskan nada bicara atau menyampaikan sesuatu dengan jelas.

Contoh kalimat:

(21)

c. 私は今会議にでている

Watashi wa ima kaigi ni dete iru no de aru.

Saya sedang menghadiri rapat sekarang.

d. 明日約束があるのである。

Ashita yakusoku ga aru no de aru.

Besok saya ada janji.

e. 彼はティナ先生の子供のである。

Kare wa Tina sensei no kodomo dearu.

Dia adalah anak Bu Tina.

14 Memberi perintah dengan nada keras, khususnya terhadap anak-anak yang

lebih rendah kedudukannya.

Contoh kalimat:

a. もうちょっと試験があるから勉強するの。

Mou chotto shiken ga aru kara, benkyoushuru no.

Sebentar lagi ada ujian kamu harus belajar.

b. 寝る前に歯をみがくの。

Neru mae ni ha o migaku no.

Sebelum tidur harus menggosok gigi.

c. もう遊ぶじゃない。

Mou asobu ja nai no.

Jangan bermain lagi.

d. うちを出たらドアをかかるの。

Uchi o detara, doa o kakaru no

Kalau keluar rumah harus mengunci pintu

15 Menunjukkan perasaan mengerti atau memaklumi alasan.

(22)

a. ああ、そうだったの。

Aa, sou datta no

Oh, jadi begitu ya.

b. それで、あなたは大学をやめたの。

Sorede, anata wa daigaku o yameta no.

Jadi, karena itu kamu berhenti kuliah, ya .

BAB IV

(23)

4.1 Kesimpulan

1) Joshi adalah salah satu kelas kata dalam bahasa Jepang, yang paling kerap

disebut partikel. Secara umum terbagi atas empat kelompok, yaitu

fukujoshi, kakujoshi, setsuzokujoshi, dan shuujoshi.

2) Partikel “ no” termasuk kedalam kakujoshi dan shuujoshi. Adapun fungsi

partikel “no” dalam kakujoshi ialah, untuk menunjukkan kepemilikan,

jenis atau kategori, letak atau posisi, pengganti nomina, menominakan

anak kalimat yang berbentuk verba dan adjektiva, pengganti ga dalam

anak kalimat yang menunjukkan nomina, menunjukkan perbandingan,

menunjukkan perumpamaan, menunjukkan alasan atau tujuan sesuatu

dilakukan, dan menderetkan dua hal yang saling berhubungan.

3) Fungsi partikel “no” dalam shuujoshi adalah untuk bertanya secara akrab,

menegaskan nada bicara, atau menyampaikan sesuatu dengan jelas,

memberi perintah yang bernada keras, khususnya terhadap anak-anak atau

yang lebih rendah kedudukannya, dan menunjukkan perasaan mengerti

dan memaklumi alasan.

4.2 Saran

1) Penulis mengharapkan agar tidak terjadi kesalahan dalam pemakaian

partikel“no”, sebaiknya pembelajar terlebih dahulu memahami

penggunaan partikel ”no” yang benar.

2) Selain itu, supaya pembelajar tidak hanya menggunakan partikel

“no”dalam tata bahasa Jepang, tetapi juga dalam percakapan.

3) Dengan mengetahui pengunaaan partikel “no” dengan baik dan benar, hal

yang akan disampaikan ke orang lain menjadi lebih baik dan jelas.

(24)

Chandra,T. 2009. Nihon Go No Joshi. Jakarta.

Chinonaoko.1994. Partikel Penting Bahasa Jepang . Jakarta : Kesaint Blanc

Situmorang, Hamzom. 2007. Pengantar Linguistik Bahasa Jepang. Medan :

USUpress.

Sudjianto. 2007. Gramatika Bahasa Jepang Modern-Seri B. Jakarta: Kesaint

Blanc.

Sudjianto dan Ahmad Dahidi. 2007. Pengantar Linguistik Bahasa Jepang.

Referensi

Dokumen terkait

Diharapkan dengan mengetahui dampak biologi, sosial dan ekonomi dari penerapan instrumen KKL di pulau-pulau kecil dapat disusun implikasi

Diharapkan aplikasi dapat mengoptimalkan kinerja daripada Windows XP dan membantu User dalam settingan registry agar kinerja sistem dari Windows XP

bahwa dalam rangka memberikan pelayanan guna meningkatkan ketertiban dan keamanan kepemilikan ternak, mencegah pencurian ternak di wilayah Kabupaten Berau, serta

Pada penulisan ilmiah ini penulis membahas pembuatan web untuk informasi bioteknologi molecular farming, bagaimana kita menampilkan gambar dan teks ke dalam perangkat komputer

Fitur,Menyimpan dan melihat informasi setiap sapi dalam kelompok, Mengingatkan pengguna pada moment penting seperti waktu injeksi obat, waktu kawin,dll, Semua data dapat

Perlu ditjatat disini, bahwa djumlah-djumlah otorisasi-otorisasi pengeluaran jang termaksud diatas belum merupakan djumlah pe- ngeluaran jang sebenarnja, sebab

Tanggung jawab sosial dalam perusahaan atau corporate social responsibility (CSR) adalah mekanisme bagi suatu organisasi untuk secara sukarela mengintegrasikan perhatian terhadap

Hal ini sejalan dengan pendapat Borg and Gall (Nursyaidah, t.t) bahwa ciri kedua dari penelitian dan pengembangan adalah “Mengembangkan produk berdasarkan temuan