HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP SUAMI TENTANG KONTRASEPSI PRIA DI LINGKUNGAN III DESA KLUMPANG
KECAMATAN HAMPARAN PERAK TAHUN 2010
NURIAH ARMA NIM: 095102007
KARYA TULIS ILMIAH
PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2010 Nuriah Arma
Hubungan Pengetahuan dan Sikap Suami Tentang Kontrasepsi Pria Di Lingkungan III Desa Klumpang Kecamatan H. Perak
Vii + 27 hal + 1 skema + 11 lampiran
ABSTRAK
Keluarga berkualitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan ke depan, bertanggung jawab, harmonis dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Penting pria terlibat dalam keluarga berencana dan kesehatan reproduksi didasarkan bahwa pria adalah mitra reproduksi dan seksual. Ketidaksetaraan gender dalam bidang keluarga berencana dan kesehatan reproduksi sangat berpengaruh pada keberhasilan program mewujudkan keluarga berkualitas. Sebagian besar masyarakat dan provider serta penentu kebijakan masih menganggap bahwa penggunaan kontrasepsi adalah urusan perempuan. Oleh karena itu peserta KB pria di Indonesia masih sangat rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan pengetahuan dan sikap suami tentang kontrasepsi pria di Lingkungan III Desa Klumpang Kecamatan Hamparan Perak. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan besar sampel 38 orang dengan metode pengambilan sampel total sampling. Instrumen dalam penelitian ini berupa kuesioner yag meliputi data demografi, kuesioner pengetahuan dan sikap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 57,9% suami memiliki pengetahuan kurang dan 42,1% suami yang memiliki pengetahuan baik. Sebanyak 63,2% suami memiliki sikap negatif terhadap kontrasepsi pria dan 36,8% suami yang memiliki sikap positif terhadap kontrasepsi pria. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil p = 0,002, ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan sikap suami terhadap kontrasepsi pria. Oleh karena itu, kepada petugas kesehatan setempat dapat meningkatkan pemberian informasi kepada para suami tentang kontrasepsi pria melalui penyuluhan-penyuluhan sehingga meningkatkan pengetahuan mereka.
KATA PENGANTAR
Puji kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kekuatan, kesehatan, rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul ” Hubungan Pengetahuan dan Sikap Suami Tentang Kontrasepsi di Lingkungan III Desa Klumpang Kecamatan Hamparan Perak Tahun 2010”.
Selama pelaksanaan penulis mendapat dukungan moril, materil, serta kritik dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini, yaitu:
1. dr. Christoffel L. Tobing, SpOG (K) selaku dose pembimbing yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini. 2. dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas
Sumatera Utara.
3. dr. Murniati Manik, MSc, SpKK selaku ketua program studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
4. Seluruh dosen, staf dan pegawai administrasi program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
5. Mahdi Kamaruddin, BA. Selaku Kepala Desa Klumpang yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti dalam melakukan penelitian.
7. Teman-teman D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara terutama Rina Triana, AmKeb. Dan Nurhayati, Amkeb. yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
Akhirnya hanya kepada Allah SWT kita menyerahkan segala sesuatunya, semoga amal kebaikan dari semua pihak yang telah ikut membantu penyusunan karya tulis ilmiah ini dibalas oleh Allah SWT.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa karya tulis ilmiah ini masih terdapat kekurangan, untuk itu penulis mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga karya tulis ilmiah ini dapat berguna dan bermanfaat untuk masa yang akan datang.
Medan, Juni 2010 Peneliti
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR LAMPIRAN ... vii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Penelitian ... 3
D. Manfaat Penelitian... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5
A. Pengetahuan ... 5
1. Pengertian Pengetahuan ... 5
2. Tingkat Pengetahuan ... 5
B. Sikap ... 6
1. Pengertian Sikap ... 6
2. Komponen Sikap ... 6
3. Tingkatan Sikap... 6
C. Metode Kontrasepsi Pria ... 6
1. Kondom ... 7
BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFENISI OPERASIONAL ... 11
A. Kerangka Konsep ... 11
B. Hipotesis ... 11
C. Defenisi Operasional ... 12
BAB IV METODE PENELITIAN ... 13
A. Desain Penelitian ... 13
B. Populasi dan Sampel ... 18
C. Tempat Penelitian ... 13
D. Waktu Penelitian ... 18
E. Etika Penelitian ... 14
F. Alat Pengumpulan Data ... 14
G. Prosedur Pengumpulan Data ... 17
H. Rencana Analisa Data... 18
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN... 19
A. Hasil Penelitian ... 19
1. Pengetahuan ... 20
2. Sikap ... 21
3. Analisis Hubungan Pengetahuan dan Sikap ... 22
B. Pembahasan ... 28
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 26
A. Kesimpulan ... 26
B. Saran ... 26
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1 Distribusi responden berdasarkan karakteristik demografi………...19 Tabel 5.2 Distribusi frekuensi pengetahuan suami tentang kontrasepsi pria di
lingkungan III Desa Klumpang Kec. H. Perak Tahun
2010………...20 Tabel 5.3 Distribusi frekuensi sikap suami terhadap kontrasepsi pria di lingkungan III
Desa Klumpang Kec. H. Perak Tahun 2010………21 Tabel 5.4 Hubungan pengetahuan dan sikap suami tentang kontrasepsi pria di
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Lembar konsultasi karya tulis ilmiah Lampiran 2 : Lembar content validity
Lampiran 3 : Lembar validitas dan reliabilitas kuesioner Lampiran 4 : Lembar editor Bahasa Indonesia
Lampiran 5 : Lembar kuesioner Lampiran 6 : Master Tabel
Lampiran 7 : Distribusi Frekuensi Pengetahuan Lampiran 8 : Distribusi Frekuensi Sikap
Lampiran 9 : Hasil Chi-Square
PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2010 Nuriah Arma
Hubungan Pengetahuan dan Sikap Suami Tentang Kontrasepsi Pria Di Lingkungan III Desa Klumpang Kecamatan H. Perak
Vii + 27 hal + 1 skema + 11 lampiran
ABSTRAK
Keluarga berkualitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan ke depan, bertanggung jawab, harmonis dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Penting pria terlibat dalam keluarga berencana dan kesehatan reproduksi didasarkan bahwa pria adalah mitra reproduksi dan seksual. Ketidaksetaraan gender dalam bidang keluarga berencana dan kesehatan reproduksi sangat berpengaruh pada keberhasilan program mewujudkan keluarga berkualitas. Sebagian besar masyarakat dan provider serta penentu kebijakan masih menganggap bahwa penggunaan kontrasepsi adalah urusan perempuan. Oleh karena itu peserta KB pria di Indonesia masih sangat rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan pengetahuan dan sikap suami tentang kontrasepsi pria di Lingkungan III Desa Klumpang Kecamatan Hamparan Perak. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan besar sampel 38 orang dengan metode pengambilan sampel total sampling. Instrumen dalam penelitian ini berupa kuesioner yag meliputi data demografi, kuesioner pengetahuan dan sikap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 57,9% suami memiliki pengetahuan kurang dan 42,1% suami yang memiliki pengetahuan baik. Sebanyak 63,2% suami memiliki sikap negatif terhadap kontrasepsi pria dan 36,8% suami yang memiliki sikap positif terhadap kontrasepsi pria. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil p = 0,002, ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan sikap suami terhadap kontrasepsi pria. Oleh karena itu, kepada petugas kesehatan setempat dapat meningkatkan pemberian informasi kepada para suami tentang kontrasepsi pria melalui penyuluhan-penyuluhan sehingga meningkatkan pengetahuan mereka.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekarang ini program keluarga berencana nasional mempunyai paradigma baru dengan visi yang telah diubah menjadi mewujudkan keluarga berkualitas tahun 2015. keluarga berkualitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan kedepan, bertanggung jawab, harmonis, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Paradigma baru ini lebih menekankan pada pentingnya upaya menghormati hak-hak reproduksi.(Pinem, 2009)
Ketidaksetaraan gender dalam bidang keluarga berencana dan kesehatan reproduksi sangat berpengaruh pada keberhasilan program . sebagian besar masyarakat dan provider serta penentu kebijakan masih menganggap bahwa penggunaan kontrasepsi adalah urusan perempuan . oleh karena itu peserta keluarga berencana pria di Indonesia masih sangat rendah. Di masa lalu persoalan pengaturan kelahiran lebih banyak difokuskan kepada perempuan, sehingga terkesan bahwa keluarga berencana adalah urusan perempuan saja. (Glasier, 2006).
Pencapaian peserta keluarga berencana baru pada bulan Mei 2009 sebanyak 31.017 peserta atau 39,34% dari perkiraan permintaan masyarakat sebagai peserta keluarga berencana baru tahun 2009 sebanyak 332.158 peserta. Sedangkan hasil pencapaian peserta KB baru pada bulan Mei 2009 tetap didominasi pemakaian pil dan suntikan. komposisi pencapaian peserta KB baru berdasarkan pemakaian kontrasepsi pada bulan Mei 2009 yakni suntikan 32,16%, pil 35,24%, implan 13,94%, IUD 8,02%, kondom 6,84%, MOW 2,97%, dan MOP 0,83%. (BKKBN,2009).
Terbatasnya informasi tentang keluarga berencana dan kesehatan reproduksi pria memberi pengaruh yang besar pada persepsi masyarakat bahwa program keluarga berencana dan kesehatan reproduksi hanya ditujukan pada kaum perempuan. Menghadapi kenyataan ini prioritas ke depan adalah meningkatkan partisipasi pria/suami dalam keluarga berencana dan kesehatan reproduksi pria melalui perubahan persepsi, kesadaran sikap pria/suami dengan memperhatikan keadilan dan kesetaraan gender. Pendekatan baru dalam meningkatkan partisipasi dalam program kesehatan reproduksi adalah membekali laki-laki dengan informasi yang benar dan mengikutsertakan mereka dalam setiap upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan reproduksi. (Pinem. 2009).
Hasil survey lapangan bulan januari-oktober 2009 di Kecamatan Hamparan Perak menunjukkan bahwa dari seluruh jumlah pasangan usia subur yaitu 28.272 pasangan, 71,8% pasangan telah menjadi peserta keluarga berencana aktif yang meliputi IUD 6,4%, MOW 3,5%, MOP 0,1%, kondom 6,4%, implan 5,9%, suntik 32,5%, dan pil 45,2%.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : adakah hubungan pengetahuan dan sikap suami tentang kontrasepsi pria lingkungan III Desa Klumpang Kecamatan Hamparan Perak Tahun 2010.
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap suami tentang kontrasepsi pria di Lingkungan III Desa Klumpang Kecamatan Hamparan Perak Tahun 2010.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui gambaran dan data tentang :
a. Mengidentifikasi karakteristik responden di Lingkungan III Desa Klumpang Kecamatan Hamparan Perak Tahun 2010
b. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan suami tentang kontrasepsi pria di Lingkungan III Desa Klumpang Kecamatan Hamparan Perak Tahun 2010
c. Mengidentifikasi sikap suami tentang kontrasepsi pria di Lingkungan III Desa Klumpang Kecamatan Hamparan Perak Tahun 2010
3. Manfaat Penelitian a. Bagi Peneliti
Memberikan tambahan pengetahuan dan pengalaman tentang kontrasepsi pria b. Bagi Suami.
Sebagai bahan masukan dan meningkatkan kesadaran terhadap kontrasepsi dan kesehatan reproduksi.
c. Bagi Petugas Kesehatan dan Pemerintah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan
1. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil tahu, yang terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan merupakan pedoman dalam membentuk tindakan seseorang. (Maulana. 2007).
Menurut Bloom dan Skinner, pengetahuan adalah kemampuan seseorang untuk mengungkapkan kembali apa yang diketahuinya dalam bentuk bukti jawaban baik lisan ataupun tulisan. Jawaban tersebut merupakan suatu reaksi dari suatu stimulasi yang berupa pertanyaan baik lisan ataupun tulisan. (Notoatmojdo. 2007).
2. Tingkat Pengetahuan di dalam domain kognitif
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan di atas. (Notoatmojdo. 2007)
B. Sikap
1. Pengertian Sikap
Sikap adalah kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, yang menjadi predisposisi tindakan suatu perilaku, bukan pelaksanaan motif tertentu. (Notoatmojdo. 2003)
2. Komponen Sikap
Berkaitan dengan pengertian di atas pada umumnya pendapat yang banyak diikuti ialah bahwa sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu : a) Komponen kognitif, yang berisi kepercayaan yang berhubungan dengan persepsi individu terhadap objek sikap dengan apa yang dilihat dan diketahui. b)Komponen afektif, yang menunjukkan dimensi emosional subjektif individu terhadap objek sikap, baik bersikap positif maupun negatif. c) Komponen konatif, merupakan kecenderungan bertindak terhadap objek sikap yang dihadapinya. (Maulana. 2007).
Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung dapat ditanyakan bagaimana pendapat atau penyataan responden terhadap suatu objek(Notoatmojdo. 2007).
C. Metode Kontrasepsi Pria
pria yang banyak dikenal masyarakat ada 2 yaitu kondom dan vasektomi. (Everret. 2007).
1. Kondom
Kondom adalah selubung/sarung karet yang terbuat dari berbagai bahan seperti lateks (karet), plastik (vinil), dan bahan alami (produksi hewani) yang dipasang pada penis selama berhubungan seksual untuk menangkap semen selama ejakulasi dan mencegah sperma masuk kedalam vagina. (siswosudarmo. 2007).
a. Macam-macam kondom
Berdasarkan bahan pembuatannya, kondom dibagi dalam 3 jenis yaitu,Kulit, dibuat dari membran usus biri-biri, tidak meregang atau mengkerut, menjalarkan panas tubuh sehingga dianggap tidak mengurangi sensitivitas selama senggama. Lateks, paling banyak dipakai, murah, dan elastis, Plastik, sangat tipis (0,025-0,035mm). dapat menghantarkan panas tubuh, lebih mahal dari kondom lateks. Untuk memenuhi kebutuhan psikologis dan fisiologis calon akseptor, kondom dibuat dalam aneka ragam model. Transparan, Berwarna (merah, hitam, biru, hijau, kuning dll), Berujung datar atau berujung kantong , Kering/berpelumas (non-toksik/non-iritan) dan Bermacam-macam ukuran.(Hartanto. 2004).
b. Cara kerja
c. Manfaat 1. Kontrasepsi
Efektif mencegah kehamilan bila dilakukan dengan benar dan konsisten, Tidak mengganggu produksi ASI, tidak mengganggu kesehatan klien, murah dan dapat dibeli secara umum, tidak memerlukan pemeriksaan medis, metode sementara bila metode lain harus ditunda.
2. Non kontrasepsi.
Meningkatkan keterlibatan suami dalam keluarga berencana, mencegah penularan IMS, mencegah ejakulasi dini, saling berinteraksi sesama pasangan, membantu mencegah terjadinya kanker leher rahim (mengurangi iritasi bahan karsinogenik eksogen pada leher serviks).
d. Keterbatasan
Efektifitas tidak terlalu tinggi atau angka kegagalan relatif tinggi, cara penggunaan mempengaruhi keberhasilan kontrasepsi, agak mengganggu hubungan seksual, yaitu perlu menghentikan sementara aktivitas dan spontanitas hubungan seks guna memasang kondom, pada beberapa klien bisa menyebabkan kesulitan mempertahankan ereksi, harus selalu tersedia setiap kali berhubungan, perlu dipakai secara konsisten, hati-hati dan terus menerus pada setiap senggama, pembuangan kondom bekas menimbulkan masalah limbah.
e. Indikasi
membutuhkan metode pendukung, hanya ingin menggunakan alat kontrasepsi jika akan berhubungan saja, istri yang mempunyai kontraindikasi terhadap kontrasepsi oral dan IUD, sedangkan pemakaian diapragma atau kap serviks secara anatomis atau psikologis tidak memungkinkan.
f. Kontraindikasi
Mempunyai pasangan yang beresiko tinggi jika hamil, alergi terhadap bahan dasar kondom, menginginkan alat kontrasepsi jangka panjang, tidak mau terganggu dengan berbagai persiapan untuk melakukan hubungan seksual, tidak peduli berbagai persyaratan kontrasepsi, pria dengan ereksi yang tidak baik, tidak bertanggungjawab secara seksual, pria dengan malformasi penis.
g. Efektifitas
Efektifitas kondom bergantung pada pengalaman pemakai tentang penggunaan kondom yang benar dan tepat serta konsistensi pemakaian. Efektifitas kondom akan lebih tinggi jika digabungkan dengan penggunaan spermisid.Angka kegagalan berkisar antara 3-23 kehamilan per 100 wanita per tahun. Kegagalan ini biasanya terjadi karena kodom bocor atau robek dan pemakai kurang disiplin dan teliti dalam mematuhi petunjuk pemakaian.(Everret. 2007).
h. Efek samping
Berkurangnya sensitifitas gland penis dan alergi terhadap karet. 2. Vasektomi
subur setelah vas deferens bersih dari sperma, yang memakan waktu sekitar tiga bulan.(Everret. 2007).
a. Keuntungan, sangat efektif dan aman, tidak ada efek samping jangka panjang, tindak bedah yang aman dan sederhana, efektif setelah 20 ejakulasi atau 3 bulan dan diperlukan konseling. (Saifuddin. 2003).
b. Kerugian, diperlukan tindakan operatif, kadang-kadang menyebabkan komplikasi seperti perdarahan atau infeksi, belum memberikan perlindungan total sampai spermatozoa, dan problem psikologis yang berhubungan dengan perilaku seksual mungkin bertambah parah setelah tindakan operatif. (Hartanto. 2004).
c. Kontraindikasi, pada ketidakmampuan fisik yang serius, masalah urologi, masalah hubungan dan tidak didukung oleh pasangan.(Everret. 2007).
BAB III
KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep dalam penelitian ini menjelaskan adanya hubungan pengetahuan dan sikap suami tentang kontrasepsi pria di lingkungan III Desa Klumpang Kecamatan Hamparan Perak Tahun 2010 dapat digambarkan sebagai berikut :
Variabel Independen Variabel Dependen
B. Hipotesis
Hipotesa alternatif (Ha) dalam penelitian ini adalah “Ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan sikap suami tentang kontrasepsi pria” Semakin baik pengetahuan suami tentang suatu objek, maka sikapnya terhadap objek tersebut cenderung akan menjadi lebih positif.
Pengetahuan suami tentang kontrasepsi pria
C. Deifnisi Operasional No Variabel Definisi
Operasional
1 Pengetahuan suami tentang
Kuesioner Wawancara Baik Kurang respon atau reaksi dari responden terhadap
kontrasepsi pria
Kuesioner Wawancara Positif Negatif
BAB IV
METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional yaitu pengumpulan data dilakukan pada satu saat atau periode tertentu dan pengamatan subjek studi hanya dilakukan satu kali selama penelitian.
B. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh suami dari wanita usia subur di Lingkungan III Desa Klumpang Kecamatan Hamparan Perak tahun 2010 sebanyak 38 orang.
2. Sampel
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah total sampling dengan jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 38 orang.
C. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Lingkungan III Desa Klumpang Kecamatan Hamparan Perak. Karena mudah bagi peneliti untuk menjangkau tempat penelitian , rendahnya jumlah akseptor KB pria di desa ini dan tim penyuluh di desa ini tidak memprioritaskan penyuluhan tentang kontrasepsi pria.
D. Waktu Penelitian
E. Etika Penelitian
Penelitian ini dilakukan setelah penelitian mendapat persetujuan dari institusi pendidikan yaitu Program Studi D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan mengajukan permohonan izin penelitian kepada Kepala Desa Klumpang. Dalam penelitian ini terdapat beberapa hal yang berkaitan dengan permasalahan etika, yaitu : memberikan penjelasan kepada calon responden tentang tujuan dan prosedur pelaksanaan penelitian. Apabila calon responden bersedia, maka calon responden dipersilahkan untuk menandatangani informed
consent. Tetapi jika calon responden tidak bersedia, maka calon responden berhak
untuk menolak dan mengundurkan diri. Responden juga berhak mengundurkan diri selama proses pengumpulan data berlangsung. Kerahasiaan catatan mengenai data responden dijaga dengan cara tidak menuliskan nama responden pada instrumen penelitian. Data-data yang diperoleh juga hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.
F. Alat Pengumpulan Data
Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer yang didapat dengan menggunakan kuesioner yang diisi langsung oleh responden.
Untuk mendapatkan kriteria digunakan perhitungan sebagai berikut : 1. Menentukan skor terbesar dan terkecil
Skor terbesar : 25 Skor terkecil : 0 2. Menentukan nilai rentang (R)
Rentang = skor terbesar-skor terkecil = 25-0
= 25
3. Menentukan nilai panjang kelas (i)
Panjang kelas (i)=
=
= 12,5 = 13 4. Menentukan skor kategori
Kurang = dari jumlah pernyataan, responden hanya menjawab benar 0-13 pernyataan
Sedangkan untuk sikap, diukur melalui kuesioner yang penilaiannya menggunakan skala likert. Pada skala ini ada 2 tipe pertanyaan yaitu yang bersifat favorable (positif) terhadap masalah yang diteliti, dan ada yang bersifat
unfavorable (negatif). Masing-masing pertanyaan mempunyai 4 alternatif
jawaban dan setiap jawaban sudah tersedia nilainya yaitu :
Alternative yang positif: Alternatif yang negatif: Sangat setuju = 4 Sangat setuju = 1
Setuju = 3 Setuju = 2
Tidak setuju = 2 Tidak setuju = 3 Sangat tidak setuju = 1 Sangat tidak setuju = 4 Untuk mendapatkan kriteria digunakan perhitungan sebagai berikut:
1. Menentukan skor terbesar dan terkecil Skor terbesar : 60
Skor terkecil : 0 2. Menentukan nilai rentang (R)
Rentang = skor terbesar-skor terkecil = 60-15
= 45
3. Menentukan nilai panjang kelas (i)
Panjang kelas (i)=
=
4. Menentukan skor kategori
Positif = jika responden memiliki jumlah skor 39-60 Negatif = jika responden memiliki jumlah skor 15-38
a.Validitas
Validitas instrumen adalah ketepatan dari suatu instrument penelitian atau alat pengukur terhadap konsep yang akan diukur, sehingga instrumen itu akan mempunyai kevalidan dengan taraf yang baik jika betul-betul mengukur apa yang hendak diukur. Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan content validity. Uji validitas dilakukan oleh pakarnya yaitu dokter spesialis obstetri ginekologi.
b. Reliabilitas
selain mengukur validitas, dilakukan juga pengujian reliabilitas instrument untuk menentukan kehandalannya. Reliabilitas instrumen adalah ukuran sejauh mana suatu alat ukur (tes) memberikan gambaran yang benar-benar dapat dipercaya tentang kemampuan seseorang. Uji reliabilitas dilakukan pada 10 orang suami dari wanita usia subur yang mempunyai kriteria sama dengan sampel, lalu diolah menggunakan SPSS dengan mencari koefisien reliabilitas, untuk pengetahuan didapatkan nilai Alpha Cronbach = 0,997 dan untuk sikap didapatkan Alpha Cronbach = 0,906. ini berarti instrumen sudah dinyatakan reliabel.
G. Prosedur Pengumpulan Data
Pendidik Fakultas Keperawatan Universits Sumatera Utara, dan mengajukan surat permohonan izin melaksanakan penelitian di Desa Klumpang. Setelah mendapat izin, kemudian peneliti dibantu kepala lingkungan tiga yaitu Supriyadi, Spd. Dalam mengunjungi tempat tinggal para suami yang menjadi sampel penelitian. Sampel yang dikumpulkan adalah 38 orang. Selanjutnya peneliti menjelaskan kepada calon responden tentang tujuan dan manfaat penelitian. Kemudian meminta persetujuan dari calon responden untuk menjadi responden dengan menandatangani informed
concent, kemudian peneliti menjelaskan cara pengisian kuesioner dan selanjutnya
dipersilahkan untuk mengisi lembar kuesioner. Peneliti mendampingi responden dalam pengisian kuesioner dan menjelaskan apabila ada pertanyaan yang kurang jelas dalam pengisian kuesioner, data yang telah terkumpul dianalisis.
H. Rencana Analisa Data 1. Analisis Univariat
Analisa ini digunakan untuk mendeskripsikan masing-masing variable yang diteliti, yakni melihat nilai dari pengetahuan dan sikap suami tentang kontrasepsi pria, dengan menghitung distribusi frekuensi dan proporsinya. Kemudian hasil disajikan dalam bentuk tabel.
2. Analisis Bivariat
Analisis secara bivariat, pengujian data dilakukan dengan menggunakan uji statistic chi-squar dengan derajat kepercayaan 95%. Pedoman dalam menerima hipotesis : apabila nilai probabilitas (p) < 0,05 maka H0 ditolak,
apabila (p) > 0,05 maka H0 gagal ditolak. Data disajikan dalam bentuk tabel.
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil
Tabel 5.1
Distribusi responden berdasarkan karakteristik demografi Di lingkungan III Desa Klumpang Tahun 2010
Karakteristik Frekuensi Persentase (%) Umur
Table 5.2
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Suami Tentang Kontrasepsi Pria Di Lingkungan III Desa Klumpang Tahun 2010
Pengetahuan Frekuensi Persentase (%) Kurang
Baik
22 16
57,9 42,1
Jumlah 38 100
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Sikap Suami Tentang Kontrasepsi Pria Di Lingkungan III Desa Klumpang Tahun 2010
Sikap Frekuensi Persentase (%)
Negatif Positif
24 14
63,2 36,8
Jumlah 38 100
Tabel 5.4
Hubungan Antara Pengetahuan dan Sikap Suami Tentang Kontrasepsi Pria Di Lingkungan III Desa Klumpang Tahun 2010
Pengetahuan Sikap Total P
Negatif Positif
N % N % N %
Kurang 19 86,4 3 13,6 22 100 0,002
Baik 5 31,3 11 68,7 16 100
Jumlah 24 63,2 14 36,8 38 100
Pada tabel 5.4 dapat dilihat bahwa responden yang memiliki pengetahuan kurang sebanyak 86,4% bersikap negatif terhadap kontrasepsi pria, pengetahuan kurang sebanyak 13,6 % bersikap positif terhadap kontrasepsi pria. Pengetahuan baik 31,3% bersikap negatif, sedangkan pengetahuan baik sebanyak 68,7% bersikap positif terhadap kontrasepsi pria.
B. Pembahasan
a. Pengetahuan Suami Tentang Kontrasepsi Pria
Hasil penelitian didapatkan bahwa mayoritas pengetahuan suami tentang kontrasepsi termasuk dalam kategori kurang yaitu sebanyak 57,9% dan kategori baik sebanyak 42,1%.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Lita Dwi Sari (2003) tentang pengetahuan dan motivasi suami terhadap kontrasepsi pria di Sumatera Barat , dimana pengetahuan suami tentang kontrasepsi pria cenderung pada kategori kurang (48,5%).
b. Sikap Suami Terhadap Kontrasepsi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki sikap negatif yaitu sebanyak 63,2% dan terdapat 36,8% responden yang menunjukkan sikap positif.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sari Hastuti tentang sikap suami terhadap kontrasepsi pria di Kecamatan Coblong Bandung dimana sikap suami terhadap kontrasepsi pria cenderung pada kategori negatif (34,4%).
Menurut Maulana, sikap merupakan respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap tidak dapat langsung dilihat dan merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek sehingga diketahui adanya responden yang bersikap negates bias disebabkan karena kecenderungan dan kebiasaan dari diri mereka sendiri yaitu tidak mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam situasi dan kondisi yang sebenarnya mereka tahu tentang kontrasepsi pria. (Maulana. 2009).
c. Hubungan Antara Pengetahuan dengan Sikap Suami Tentang Kontrasepsi Pria
berdasarkan hasil penelitian, pada pengetahuan dan sikap suami tentang kontrasepsi pria dengan taraf signifikansi 5% dan p-value (0,002) sehingga didapat adanya hubungan antara pengetahuan dengan sikap suami terhadap kontrasepsi pria.
Kreech (2004) berpandapat bahwa individu akan membentuk sikap positif terhadap hal-hal yang dirasakannya akan mendatangkan keuntungan dan membentuk sikap negatif terhadap hal-hal yang dirasakan akan merugikan dirinya. Ini dapat diartikan bahwa semakin seseorang mengerti dan memiliki pengetahuan yang baik tentang manfaat dan keuntungan dari pemakaian kontrasepsi pria, maka orang tesebut cenderung bersikap lebih positif .
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Sebagian besar suami berpengetahuan kurang tentang kontrasepsi pria sebanyak 22 orang (57,9%).
2. Sebagian besar suami memiliki sikap negatif terhadap kontrasepsi pria sebanyak 24 orang (63,2%).
3. Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan sikap suami tentang kontrasepsi pria.
B. Saran
Karena terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan sikap suami tentang kontrasepsi pria, maka pemerintah Kecamatan Hamparan Perak melalui tenaga kesehatan di Puskesmas setempat sebaiknya:
1. Meningkatkan pemberian informasi kepada para suami tentang kontrasepsi pria melalui penyuluhan-penyuluhan sehingga pengetahuannya dapat meningkat. 2. Para suami dapat dilibatkan dalam pelayanan KB, sehingga mereka lebih
termotifasi untuk menjadi peserta KB.
3. Memanfaatkan media massa atau koran sebagai media promosi kontrasepsi secara optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, S. (2007). Sikap Manusia : Teori dan Pengukurannya. Edisi 2. Jakarta: Pustaka Pelajar.
Bkkbn. (2009). Bidang IKAP BKKBN Prop. Sumatera Utara.
Everett, Suzanna. (2007). Kontrasepsi dan Kesehatan Seksual Reproduktif. Jakarta: EGC.
Hartanto, Hanafi. (2004). Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Glasier A, Gebbie. (2006). Keluarga berencana dan kesehatan reproduktif edisi 4. Jakarta: EGC.
Machfoedz, ircham. (2009). Pendidikan Promosi Kesehatan. Yogyakarta: Fitramaya. Maulana, Heri, DJ. (2009). Promosi Kesehatan. Jakarta : EGC
Notoatmodjo, Soekidjo. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta.
Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Pinem, Saroha. (2009). Kesehatan Reproduksi dan Kontrasepsi. Jakarta : Trans Info Media.
Saifuddin, AB. (2003). Buku Pamduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Siswosudarmo, DKK. (2007). Teknologi Kontrasepsi. Yogyakarta : UGM.
2. Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Sikap Kuesioner Nilai r tabel Nilai r hitung Keterangan
ANGKET
No Responden:
Nama :………… Alamat :……… Umur :………th Pendidikan :………
Umur istri :………th Pekerjaan :………
I. Pengetahuan tentang Kontrasepsi Pria
Berilah tanda ceklist (
) pada kolom di sebelah kanan
pernyataan. Jika pernyataan benar, ceklist pada kolom (B). Jika
pernyataan salah, ceklist pada kolom (S).
No Pernyataan B S
1 Alat kontrasepsi pria adalah alat untuk mencegah sperma masuk kedalam kemaluan wanita
2 Tujuan dari penggunaan alat kontrasepsi adalah untuk menghentikan kehamilan
3 Kondom adalah selubung atau sarung karet yang dipasang pada penis sesaat sebelum sperma keluar
4 Kondom harus segera dilepaskan sebelum penis melembek
5 Salah satu manfaat penggunaan kondom adalah meningkatkan keterlibatan suami dalam keluarga berencana
6 Sebelum menggunakan kondom, suami perlu diperiksa dulu oleh dokter
7 Kondom dapat menyebabkan alergi bagi semua yang memakainya. 8 Kondom dapat mencegah penularan penyakit menular seksual
9 Suami yang suka berganti-ganti pasangan seksual tidak boleh menggunakan kondom
10 Kodom boleh digunakan beberapa kali hubungan.
12 Kondom yang ujungnya datar, pada saat memakai harus dilonggarkan sedikit bagian ujungnya
13 Kondom boleh dipasang setelah penis masuk ke vagina asalkan sperma belum keluar
14 Sterilisasi pria/vasektomi adalah operasi pemotongan saluran sperma agar jalan sperma terhambat
15 Suami yang sudah mempunyai banyak anak dan istri tidak bisa ber-KB, dianjurkan untuk melakukan sterilisasi
16 Tindakan sterilisasi pria/vasektomi dapat efektif mencegah kehamilan setelah 3 bulan
17 Suami yang mempunyai penyakit kencing manis tidak boleh melakukan sterlisasi/vasektomi
18 Dalam 3 bulan pertama setelah operasi sterilisasi, istri tidak akan hamil walaupun suami tidak menggunakan kondom.
19 Salah satu keuntungan sterilisasi pria/vasektomi yaitu efek sampingnya lebih sedikit dibandingkan dengan sterlisasi wanita
20 Pria yang berumur kurang dari 25 tahun dan belum punya anak boleh melakukan vasektomi/sterilisasi pria
21 Biaya operasi sterilisasi pria lebih murah dibandingkan dengan operasi sterilisasi wanita
22 Pemotongan saluran sperma/sterilisasi pria selalu menyebabkan gairah seksual menurun
23 Senggama terputus yaitu metoda kontrasepsi dimana pria mengeluarkan alat kelaminnya dari alat kelamin wanita setelah pria mencapai ejakulasi
23
24 Keuntungan kontrasepsi senggama terputus diantaranya yaitu meningkatkan keterlibatan suami dalam Keluarga Berencana
24
25 Senggama terputus tidak bisa dilakukan oleh pasangan yang kurang dapat saling komunikasi
II. Sikap terhadap kontrasepsi pria
Berikut ini disajikan beberapa pernyataan. Berilah tanda check (√) pada pernyataan dibawah ini sesuai dengan sikap/pendapat anda!
SS : Sangat Setuju S : Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
No Pernyataan SS S TS STS
1 Saya bisa berpatisipasi aktif dalam KB dengan menggunakan kondom
2 Kondom biasanya digunakan oleh pria yang melakukan hubungan seksual diluar nikah
3 Agar bisa menghemat, kondom bisa digunakan berulang-ulang
4 Jika saya menggunakan kondom yang ujungnya datar, saya akan melonggarkan sedikit ujungnya untuk menampung sperma
5 Menurut saya kondom sangat baik digunakan untuk mencegah ejakulasi dini
6 Saya tidak mau menggunakan kondom, karena bisa mengurangi kenikmatan
7 Bila istri saya sangat berisiko untuk hamil, dan dia tidak bisa menggunakan alat kontrasepsi apapun, saya akan melakukan operasi sterilisasi pria.
8 Saya tidak mau melakukan sterilisasi pria atau vasektomi karena bisa menyebabkan impotensi
9 Vasektomi atau sterilisasi pria hanya cocok untuk pria yang sudah punya banyak anak
dan tidak usah ber-KB
11 Sebelum melakukan vasektomi, saya harus mengetahui cara-cara kontrasepsi lain sebagai pilihan
12 Sudah seharusnya istri yang menggunakan alat kontrasepsi
FREQUENCIES
VARIABLES=ktgri.pengetahuan /STATISTICS=MEAN MEDIAN MODE SUM /ORDER=ANALYSIS.
Frequencies
Statistics
ktgri.pengetahuan
N Valid 38
Missing 0
Mean 1.42
Median 1.00
Mode 1
Sum 54
ktgri.pengetahuan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid kurang : 0-13 22 57.9 57.9 57.9
baik : 14-25 16 42.1 42.1 100.0
FREQUENCIES
VARIABLES=ktgri.sikap
/STATISTICS=MEAN MEDIAN MODE SUM /ORDER=ANALYSIS.
Frequencies
Statistics
ktgri.sikap
N Valid 38
Missing 0
Mean 1.37
Median 1.00
Mode 1
Sum 52
ktgri.sikap
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid negatif : 15-38 24 63.2 63.2 63.2
positif : 39-60 14 36.8 36.8 100.0
CROSSTABS
/TABLES=ktgri.pengetahuan BY ktgri.sikap /FORMAT=AVALUE TABLES
/STATISTICS=CHISQ RISK /CELLS=COUNT ROW
/COUNT ROUND CELL.
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
ktgri.pengetahuan *
ktgri.sikap
38 100.0% 0 .0% 38 100.0%
ktgri.pengetahuan * ktgri.sikap Crosstabulation
ktgri.sikap
Total negatif : 15-38 positif : 39-60
ktgri.pengetahuan kurang : 0-13 Count 19 3 22
% within ktgri.pengetahuan 86.4% 13.6% 100.0%
baik : 14-25 Count 5 11 16
% within ktgri.pengetahuan 31.3% 68.7% 100.0%
Total Count 24 14 38
Chi-Square Tests
Continuity Correctionb 9.840 1 .002
Likelihood Ratio 12.616 1 .000
Fisher's Exact Test .001 .001
Linear-by-Linear Association 11.774 1 .001
N of Valid Cases 38
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.89.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for
ktgri.pengetahuan (kurang :
0-13 / baik : 14-25)
13.933 2.778 69.881
For cohort ktgri.sikap =
negatif : 15-38
2.764 1.311 5.824
For cohort ktgri.sikap = positif
: 39-60
.198 .066 .597
umur
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 27-36 13 34.2 34.2 34.2
37-46 15 39.5 39.5 73.7
47-56 10 26.3 26.3 100.0
Total 38 100.0 100.0
jumlahanak
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 1 6 15.8 15.8 15.8
2 10 26.3 26.3 42.1
3 13 34.2 34.2 76.3
4 7 18.4 18.4 94.7
>5 2 5.3 5.3 100.0
Total 38 100.0 100.0
pendidikan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid SD 3 7.9 7.9 7.9
SMP 12 31.6 31.6 39.5
SMA 19 50.0 50.0 89.5
PT 4 10.5 10.5 100.0
pekerjaan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid buruh 4 10.5 10.5 10.5
pedagang 18 47.4 47.4 57.9
karyawan 13 34.2 34.2 92.1
pegawaiswasta 3 7.9 7.9 100.0