• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Suami Tentang Kontrasepsi Pria

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Hubungan Pengetahuan dan Sikap Suami Tentang Kontrasepsi Pria"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP SUAMI TENTANG KONTRASEPSI PRIA DI LINGKUNGAN III DESA KLUMPANG

KECAMATAN HAMPARAN PERAK TAHUN 2010

NURIAH ARMA NIM: 095102007

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Karya Tulis Ilmiah, Juni 2010 Nuriah Arma

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Suami Tentang Kontrasepsi Pria Di Lingkungan III Desa Klumpang Kecamatan H. Perak

Vii + 27 hal + 1 skema + 11 lampiran

ABSTRAK

Keluarga berkualitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan ke depan, bertanggung jawab, harmonis dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Penting pria terlibat dalam keluarga berencana dan kesehatan reproduksi didasarkan bahwa pria adalah mitra reproduksi dan seksual. Ketidaksetaraan gender dalam bidang keluarga berencana dan kesehatan reproduksi sangat berpengaruh pada keberhasilan program mewujudkan keluarga berkualitas. Sebagian besar masyarakat dan provider serta penentu kebijakan masih menganggap bahwa penggunaan kontrasepsi adalah urusan perempuan. Oleh karena itu peserta KB pria di Indonesia masih sangat rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan pengetahuan dan sikap suami tentang kontrasepsi pria di Lingkungan III Desa Klumpang Kecamatan Hamparan Perak. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan besar sampel 38 orang dengan metode pengambilan sampel total sampling. Instrumen dalam penelitian ini berupa kuesioner yag meliputi data demografi, kuesioner pengetahuan dan sikap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 57,9% suami memiliki pengetahuan kurang dan 42,1% suami yang memiliki pengetahuan baik. Sebanyak 63,2% suami memiliki sikap negatif terhadap kontrasepsi pria dan 36,8% suami yang memiliki sikap positif terhadap kontrasepsi pria. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil p = 0,002, ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan sikap suami terhadap kontrasepsi pria. Oleh karena itu, kepada petugas kesehatan setempat dapat meningkatkan pemberian informasi kepada para suami tentang kontrasepsi pria melalui penyuluhan-penyuluhan sehingga meningkatkan pengetahuan mereka.

(3)

KATA PENGANTAR

Puji kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kekuatan, kesehatan, rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul ” Hubungan Pengetahuan dan Sikap Suami Tentang Kontrasepsi di Lingkungan III Desa Klumpang Kecamatan Hamparan Perak Tahun 2010”.

Selama pelaksanaan penulis mendapat dukungan moril, materil, serta kritik dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini, yaitu:

1. dr. Christoffel L. Tobing, SpOG (K) selaku dose pembimbing yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini. 2. dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas

Sumatera Utara.

3. dr. Murniati Manik, MSc, SpKK selaku ketua program studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

4. Seluruh dosen, staf dan pegawai administrasi program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

5. Mahdi Kamaruddin, BA. Selaku Kepala Desa Klumpang yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti dalam melakukan penelitian.

(4)

7. Teman-teman D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara terutama Rina Triana, AmKeb. Dan Nurhayati, Amkeb. yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

Akhirnya hanya kepada Allah SWT kita menyerahkan segala sesuatunya, semoga amal kebaikan dari semua pihak yang telah ikut membantu penyusunan karya tulis ilmiah ini dibalas oleh Allah SWT.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa karya tulis ilmiah ini masih terdapat kekurangan, untuk itu penulis mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga karya tulis ilmiah ini dapat berguna dan bermanfaat untuk masa yang akan datang.

Medan, Juni 2010 Peneliti

(5)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5

A. Pengetahuan ... 5

1. Pengertian Pengetahuan ... 5

2. Tingkat Pengetahuan ... 5

B. Sikap ... 6

1. Pengertian Sikap ... 6

2. Komponen Sikap ... 6

3. Tingkatan Sikap... 6

C. Metode Kontrasepsi Pria ... 6

1. Kondom ... 7

(6)

BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFENISI OPERASIONAL ... 11

A. Kerangka Konsep ... 11

B. Hipotesis ... 11

C. Defenisi Operasional ... 12

BAB IV METODE PENELITIAN ... 13

A. Desain Penelitian ... 13

B. Populasi dan Sampel ... 18

C. Tempat Penelitian ... 13

D. Waktu Penelitian ... 18

E. Etika Penelitian ... 14

F. Alat Pengumpulan Data ... 14

G. Prosedur Pengumpulan Data ... 17

H. Rencana Analisa Data... 18

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN... 19

A. Hasil Penelitian ... 19

1. Pengetahuan ... 20

2. Sikap ... 21

3. Analisis Hubungan Pengetahuan dan Sikap ... 22

B. Pembahasan ... 28

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 26

A. Kesimpulan ... 26

B. Saran ... 26

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Distribusi responden berdasarkan karakteristik demografi………...19 Tabel 5.2 Distribusi frekuensi pengetahuan suami tentang kontrasepsi pria di

lingkungan III Desa Klumpang Kec. H. Perak Tahun

2010………...20 Tabel 5.3 Distribusi frekuensi sikap suami terhadap kontrasepsi pria di lingkungan III

Desa Klumpang Kec. H. Perak Tahun 2010………21 Tabel 5.4 Hubungan pengetahuan dan sikap suami tentang kontrasepsi pria di

(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar konsultasi karya tulis ilmiah Lampiran 2 : Lembar content validity

Lampiran 3 : Lembar validitas dan reliabilitas kuesioner Lampiran 4 : Lembar editor Bahasa Indonesia

Lampiran 5 : Lembar kuesioner Lampiran 6 : Master Tabel

Lampiran 7 : Distribusi Frekuensi Pengetahuan Lampiran 8 : Distribusi Frekuensi Sikap

Lampiran 9 : Hasil Chi-Square

(9)

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Karya Tulis Ilmiah, Juni 2010 Nuriah Arma

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Suami Tentang Kontrasepsi Pria Di Lingkungan III Desa Klumpang Kecamatan H. Perak

Vii + 27 hal + 1 skema + 11 lampiran

ABSTRAK

Keluarga berkualitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan ke depan, bertanggung jawab, harmonis dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Penting pria terlibat dalam keluarga berencana dan kesehatan reproduksi didasarkan bahwa pria adalah mitra reproduksi dan seksual. Ketidaksetaraan gender dalam bidang keluarga berencana dan kesehatan reproduksi sangat berpengaruh pada keberhasilan program mewujudkan keluarga berkualitas. Sebagian besar masyarakat dan provider serta penentu kebijakan masih menganggap bahwa penggunaan kontrasepsi adalah urusan perempuan. Oleh karena itu peserta KB pria di Indonesia masih sangat rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan pengetahuan dan sikap suami tentang kontrasepsi pria di Lingkungan III Desa Klumpang Kecamatan Hamparan Perak. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan besar sampel 38 orang dengan metode pengambilan sampel total sampling. Instrumen dalam penelitian ini berupa kuesioner yag meliputi data demografi, kuesioner pengetahuan dan sikap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 57,9% suami memiliki pengetahuan kurang dan 42,1% suami yang memiliki pengetahuan baik. Sebanyak 63,2% suami memiliki sikap negatif terhadap kontrasepsi pria dan 36,8% suami yang memiliki sikap positif terhadap kontrasepsi pria. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil p = 0,002, ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan sikap suami terhadap kontrasepsi pria. Oleh karena itu, kepada petugas kesehatan setempat dapat meningkatkan pemberian informasi kepada para suami tentang kontrasepsi pria melalui penyuluhan-penyuluhan sehingga meningkatkan pengetahuan mereka.

(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sekarang ini program keluarga berencana nasional mempunyai paradigma baru dengan visi yang telah diubah menjadi mewujudkan keluarga berkualitas tahun 2015. keluarga berkualitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan kedepan, bertanggung jawab, harmonis, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Paradigma baru ini lebih menekankan pada pentingnya upaya menghormati hak-hak reproduksi.(Pinem, 2009)

Ketidaksetaraan gender dalam bidang keluarga berencana dan kesehatan reproduksi sangat berpengaruh pada keberhasilan program . sebagian besar masyarakat dan provider serta penentu kebijakan masih menganggap bahwa penggunaan kontrasepsi adalah urusan perempuan . oleh karena itu peserta keluarga berencana pria di Indonesia masih sangat rendah. Di masa lalu persoalan pengaturan kelahiran lebih banyak difokuskan kepada perempuan, sehingga terkesan bahwa keluarga berencana adalah urusan perempuan saja. (Glasier, 2006).

(11)

Pencapaian peserta keluarga berencana baru pada bulan Mei 2009 sebanyak 31.017 peserta atau 39,34% dari perkiraan permintaan masyarakat sebagai peserta keluarga berencana baru tahun 2009 sebanyak 332.158 peserta. Sedangkan hasil pencapaian peserta KB baru pada bulan Mei 2009 tetap didominasi pemakaian pil dan suntikan. komposisi pencapaian peserta KB baru berdasarkan pemakaian kontrasepsi pada bulan Mei 2009 yakni suntikan 32,16%, pil 35,24%, implan 13,94%, IUD 8,02%, kondom 6,84%, MOW 2,97%, dan MOP 0,83%. (BKKBN,2009).

Terbatasnya informasi tentang keluarga berencana dan kesehatan reproduksi pria memberi pengaruh yang besar pada persepsi masyarakat bahwa program keluarga berencana dan kesehatan reproduksi hanya ditujukan pada kaum perempuan. Menghadapi kenyataan ini prioritas ke depan adalah meningkatkan partisipasi pria/suami dalam keluarga berencana dan kesehatan reproduksi pria melalui perubahan persepsi, kesadaran sikap pria/suami dengan memperhatikan keadilan dan kesetaraan gender. Pendekatan baru dalam meningkatkan partisipasi dalam program kesehatan reproduksi adalah membekali laki-laki dengan informasi yang benar dan mengikutsertakan mereka dalam setiap upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan reproduksi. (Pinem. 2009).

Hasil survey lapangan bulan januari-oktober 2009 di Kecamatan Hamparan Perak menunjukkan bahwa dari seluruh jumlah pasangan usia subur yaitu 28.272 pasangan, 71,8% pasangan telah menjadi peserta keluarga berencana aktif yang meliputi IUD 6,4%, MOW 3,5%, MOP 0,1%, kondom 6,4%, implan 5,9%, suntik 32,5%, dan pil 45,2%.

(12)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : adakah hubungan pengetahuan dan sikap suami tentang kontrasepsi pria lingkungan III Desa Klumpang Kecamatan Hamparan Perak Tahun 2010.

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap suami tentang kontrasepsi pria di Lingkungan III Desa Klumpang Kecamatan Hamparan Perak Tahun 2010.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui gambaran dan data tentang :

a. Mengidentifikasi karakteristik responden di Lingkungan III Desa Klumpang Kecamatan Hamparan Perak Tahun 2010

b. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan suami tentang kontrasepsi pria di Lingkungan III Desa Klumpang Kecamatan Hamparan Perak Tahun 2010

c. Mengidentifikasi sikap suami tentang kontrasepsi pria di Lingkungan III Desa Klumpang Kecamatan Hamparan Perak Tahun 2010

(13)

3. Manfaat Penelitian a. Bagi Peneliti

Memberikan tambahan pengetahuan dan pengalaman tentang kontrasepsi pria b. Bagi Suami.

Sebagai bahan masukan dan meningkatkan kesadaran terhadap kontrasepsi dan kesehatan reproduksi.

c. Bagi Petugas Kesehatan dan Pemerintah

(14)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan

1. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil tahu, yang terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan merupakan pedoman dalam membentuk tindakan seseorang. (Maulana. 2007).

Menurut Bloom dan Skinner, pengetahuan adalah kemampuan seseorang untuk mengungkapkan kembali apa yang diketahuinya dalam bentuk bukti jawaban baik lisan ataupun tulisan. Jawaban tersebut merupakan suatu reaksi dari suatu stimulasi yang berupa pertanyaan baik lisan ataupun tulisan. (Notoatmojdo. 2007).

2. Tingkat Pengetahuan di dalam domain kognitif

(15)

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan di atas. (Notoatmojdo. 2007)

B. Sikap

1. Pengertian Sikap

Sikap adalah kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, yang menjadi predisposisi tindakan suatu perilaku, bukan pelaksanaan motif tertentu. (Notoatmojdo. 2003)

2. Komponen Sikap

Berkaitan dengan pengertian di atas pada umumnya pendapat yang banyak diikuti ialah bahwa sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu : a) Komponen kognitif, yang berisi kepercayaan yang berhubungan dengan persepsi individu terhadap objek sikap dengan apa yang dilihat dan diketahui. b)Komponen afektif, yang menunjukkan dimensi emosional subjektif individu terhadap objek sikap, baik bersikap positif maupun negatif. c) Komponen konatif, merupakan kecenderungan bertindak terhadap objek sikap yang dihadapinya. (Maulana. 2007).

Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung dapat ditanyakan bagaimana pendapat atau penyataan responden terhadap suatu objek(Notoatmojdo. 2007).

C. Metode Kontrasepsi Pria

(16)

pria yang banyak dikenal masyarakat ada 2 yaitu kondom dan vasektomi. (Everret. 2007).

1. Kondom

Kondom adalah selubung/sarung karet yang terbuat dari berbagai bahan seperti lateks (karet), plastik (vinil), dan bahan alami (produksi hewani) yang dipasang pada penis selama berhubungan seksual untuk menangkap semen selama ejakulasi dan mencegah sperma masuk kedalam vagina. (siswosudarmo. 2007).

a. Macam-macam kondom

Berdasarkan bahan pembuatannya, kondom dibagi dalam 3 jenis yaitu,Kulit, dibuat dari membran usus biri-biri, tidak meregang atau mengkerut, menjalarkan panas tubuh sehingga dianggap tidak mengurangi sensitivitas selama senggama. Lateks, paling banyak dipakai, murah, dan elastis, Plastik, sangat tipis (0,025-0,035mm). dapat menghantarkan panas tubuh, lebih mahal dari kondom lateks. Untuk memenuhi kebutuhan psikologis dan fisiologis calon akseptor, kondom dibuat dalam aneka ragam model. Transparan, Berwarna (merah, hitam, biru, hijau, kuning dll), Berujung datar atau berujung kantong , Kering/berpelumas (non-toksik/non-iritan) dan Bermacam-macam ukuran.(Hartanto. 2004).

b. Cara kerja

(17)

c. Manfaat 1. Kontrasepsi

Efektif mencegah kehamilan bila dilakukan dengan benar dan konsisten, Tidak mengganggu produksi ASI, tidak mengganggu kesehatan klien, murah dan dapat dibeli secara umum, tidak memerlukan pemeriksaan medis, metode sementara bila metode lain harus ditunda.

2. Non kontrasepsi.

Meningkatkan keterlibatan suami dalam keluarga berencana, mencegah penularan IMS, mencegah ejakulasi dini, saling berinteraksi sesama pasangan, membantu mencegah terjadinya kanker leher rahim (mengurangi iritasi bahan karsinogenik eksogen pada leher serviks).

d. Keterbatasan

Efektifitas tidak terlalu tinggi atau angka kegagalan relatif tinggi, cara penggunaan mempengaruhi keberhasilan kontrasepsi, agak mengganggu hubungan seksual, yaitu perlu menghentikan sementara aktivitas dan spontanitas hubungan seks guna memasang kondom, pada beberapa klien bisa menyebabkan kesulitan mempertahankan ereksi, harus selalu tersedia setiap kali berhubungan, perlu dipakai secara konsisten, hati-hati dan terus menerus pada setiap senggama, pembuangan kondom bekas menimbulkan masalah limbah.

e. Indikasi

(18)

membutuhkan metode pendukung, hanya ingin menggunakan alat kontrasepsi jika akan berhubungan saja, istri yang mempunyai kontraindikasi terhadap kontrasepsi oral dan IUD, sedangkan pemakaian diapragma atau kap serviks secara anatomis atau psikologis tidak memungkinkan.

f. Kontraindikasi

Mempunyai pasangan yang beresiko tinggi jika hamil, alergi terhadap bahan dasar kondom, menginginkan alat kontrasepsi jangka panjang, tidak mau terganggu dengan berbagai persiapan untuk melakukan hubungan seksual, tidak peduli berbagai persyaratan kontrasepsi, pria dengan ereksi yang tidak baik, tidak bertanggungjawab secara seksual, pria dengan malformasi penis.

g. Efektifitas

Efektifitas kondom bergantung pada pengalaman pemakai tentang penggunaan kondom yang benar dan tepat serta konsistensi pemakaian. Efektifitas kondom akan lebih tinggi jika digabungkan dengan penggunaan spermisid.Angka kegagalan berkisar antara 3-23 kehamilan per 100 wanita per tahun. Kegagalan ini biasanya terjadi karena kodom bocor atau robek dan pemakai kurang disiplin dan teliti dalam mematuhi petunjuk pemakaian.(Everret. 2007).

h. Efek samping

Berkurangnya sensitifitas gland penis dan alergi terhadap karet. 2. Vasektomi

(19)

subur setelah vas deferens bersih dari sperma, yang memakan waktu sekitar tiga bulan.(Everret. 2007).

a. Keuntungan, sangat efektif dan aman, tidak ada efek samping jangka panjang, tindak bedah yang aman dan sederhana, efektif setelah 20 ejakulasi atau 3 bulan dan diperlukan konseling. (Saifuddin. 2003).

b. Kerugian, diperlukan tindakan operatif, kadang-kadang menyebabkan komplikasi seperti perdarahan atau infeksi, belum memberikan perlindungan total sampai spermatozoa, dan problem psikologis yang berhubungan dengan perilaku seksual mungkin bertambah parah setelah tindakan operatif. (Hartanto. 2004).

c. Kontraindikasi, pada ketidakmampuan fisik yang serius, masalah urologi, masalah hubungan dan tidak didukung oleh pasangan.(Everret. 2007).

(20)

BAB III

KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep dalam penelitian ini menjelaskan adanya hubungan pengetahuan dan sikap suami tentang kontrasepsi pria di lingkungan III Desa Klumpang Kecamatan Hamparan Perak Tahun 2010 dapat digambarkan sebagai berikut :

Variabel Independen Variabel Dependen

B. Hipotesis

Hipotesa alternatif (Ha) dalam penelitian ini adalah “Ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan sikap suami tentang kontrasepsi pria” Semakin baik pengetahuan suami tentang suatu objek, maka sikapnya terhadap objek tersebut cenderung akan menjadi lebih positif.

Pengetahuan suami tentang kontrasepsi pria

(21)

C. Deifnisi Operasional No Variabel Definisi

Operasional

1 Pengetahuan suami tentang

Kuesioner Wawancara Baik Kurang respon atau reaksi dari responden terhadap

kontrasepsi pria

Kuesioner Wawancara Positif Negatif

(22)

BAB IV

METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional yaitu pengumpulan data dilakukan pada satu saat atau periode tertentu dan pengamatan subjek studi hanya dilakukan satu kali selama penelitian.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh suami dari wanita usia subur di Lingkungan III Desa Klumpang Kecamatan Hamparan Perak tahun 2010 sebanyak 38 orang.

2. Sampel

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah total sampling dengan jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 38 orang.

C. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Lingkungan III Desa Klumpang Kecamatan Hamparan Perak. Karena mudah bagi peneliti untuk menjangkau tempat penelitian , rendahnya jumlah akseptor KB pria di desa ini dan tim penyuluh di desa ini tidak memprioritaskan penyuluhan tentang kontrasepsi pria.

D. Waktu Penelitian

(23)

E. Etika Penelitian

Penelitian ini dilakukan setelah penelitian mendapat persetujuan dari institusi pendidikan yaitu Program Studi D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan mengajukan permohonan izin penelitian kepada Kepala Desa Klumpang. Dalam penelitian ini terdapat beberapa hal yang berkaitan dengan permasalahan etika, yaitu : memberikan penjelasan kepada calon responden tentang tujuan dan prosedur pelaksanaan penelitian. Apabila calon responden bersedia, maka calon responden dipersilahkan untuk menandatangani informed

consent. Tetapi jika calon responden tidak bersedia, maka calon responden berhak

untuk menolak dan mengundurkan diri. Responden juga berhak mengundurkan diri selama proses pengumpulan data berlangsung. Kerahasiaan catatan mengenai data responden dijaga dengan cara tidak menuliskan nama responden pada instrumen penelitian. Data-data yang diperoleh juga hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.

F. Alat Pengumpulan Data

Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer yang didapat dengan menggunakan kuesioner yang diisi langsung oleh responden.

(24)

Untuk mendapatkan kriteria digunakan perhitungan sebagai berikut : 1. Menentukan skor terbesar dan terkecil

Skor terbesar : 25 Skor terkecil : 0 2. Menentukan nilai rentang (R)

Rentang = skor terbesar-skor terkecil = 25-0

= 25

3. Menentukan nilai panjang kelas (i)

Panjang kelas (i)=

=

= 12,5 = 13 4. Menentukan skor kategori

Kurang = dari jumlah pernyataan, responden hanya menjawab benar 0-13 pernyataan

(25)

Sedangkan untuk sikap, diukur melalui kuesioner yang penilaiannya menggunakan skala likert. Pada skala ini ada 2 tipe pertanyaan yaitu yang bersifat favorable (positif) terhadap masalah yang diteliti, dan ada yang bersifat

unfavorable (negatif). Masing-masing pertanyaan mempunyai 4 alternatif

jawaban dan setiap jawaban sudah tersedia nilainya yaitu :

Alternative yang positif: Alternatif yang negatif: Sangat setuju = 4 Sangat setuju = 1

Setuju = 3 Setuju = 2

Tidak setuju = 2 Tidak setuju = 3 Sangat tidak setuju = 1 Sangat tidak setuju = 4 Untuk mendapatkan kriteria digunakan perhitungan sebagai berikut:

1. Menentukan skor terbesar dan terkecil Skor terbesar : 60

Skor terkecil : 0 2. Menentukan nilai rentang (R)

Rentang = skor terbesar-skor terkecil = 60-15

= 45

3. Menentukan nilai panjang kelas (i)

Panjang kelas (i)=

=

(26)

4. Menentukan skor kategori

Positif = jika responden memiliki jumlah skor 39-60 Negatif = jika responden memiliki jumlah skor 15-38

a.Validitas

Validitas instrumen adalah ketepatan dari suatu instrument penelitian atau alat pengukur terhadap konsep yang akan diukur, sehingga instrumen itu akan mempunyai kevalidan dengan taraf yang baik jika betul-betul mengukur apa yang hendak diukur. Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan content validity. Uji validitas dilakukan oleh pakarnya yaitu dokter spesialis obstetri ginekologi.

b. Reliabilitas

selain mengukur validitas, dilakukan juga pengujian reliabilitas instrument untuk menentukan kehandalannya. Reliabilitas instrumen adalah ukuran sejauh mana suatu alat ukur (tes) memberikan gambaran yang benar-benar dapat dipercaya tentang kemampuan seseorang. Uji reliabilitas dilakukan pada 10 orang suami dari wanita usia subur yang mempunyai kriteria sama dengan sampel, lalu diolah menggunakan SPSS dengan mencari koefisien reliabilitas, untuk pengetahuan didapatkan nilai Alpha Cronbach = 0,997 dan untuk sikap didapatkan Alpha Cronbach = 0,906. ini berarti instrumen sudah dinyatakan reliabel.

G. Prosedur Pengumpulan Data

(27)

Pendidik Fakultas Keperawatan Universits Sumatera Utara, dan mengajukan surat permohonan izin melaksanakan penelitian di Desa Klumpang. Setelah mendapat izin, kemudian peneliti dibantu kepala lingkungan tiga yaitu Supriyadi, Spd. Dalam mengunjungi tempat tinggal para suami yang menjadi sampel penelitian. Sampel yang dikumpulkan adalah 38 orang. Selanjutnya peneliti menjelaskan kepada calon responden tentang tujuan dan manfaat penelitian. Kemudian meminta persetujuan dari calon responden untuk menjadi responden dengan menandatangani informed

concent, kemudian peneliti menjelaskan cara pengisian kuesioner dan selanjutnya

dipersilahkan untuk mengisi lembar kuesioner. Peneliti mendampingi responden dalam pengisian kuesioner dan menjelaskan apabila ada pertanyaan yang kurang jelas dalam pengisian kuesioner, data yang telah terkumpul dianalisis.

H. Rencana Analisa Data 1. Analisis Univariat

Analisa ini digunakan untuk mendeskripsikan masing-masing variable yang diteliti, yakni melihat nilai dari pengetahuan dan sikap suami tentang kontrasepsi pria, dengan menghitung distribusi frekuensi dan proporsinya. Kemudian hasil disajikan dalam bentuk tabel.

2. Analisis Bivariat

Analisis secara bivariat, pengujian data dilakukan dengan menggunakan uji statistic chi-squar dengan derajat kepercayaan 95%. Pedoman dalam menerima hipotesis : apabila nilai probabilitas (p) < 0,05 maka H0 ditolak,

apabila (p) > 0,05 maka H0 gagal ditolak. Data disajikan dalam bentuk tabel.

(28)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil

Tabel 5.1

Distribusi responden berdasarkan karakteristik demografi Di lingkungan III Desa Klumpang Tahun 2010

Karakteristik Frekuensi Persentase (%) Umur

(29)

Table 5.2

Distribusi Frekuensi Pengetahuan Suami Tentang Kontrasepsi Pria Di Lingkungan III Desa Klumpang Tahun 2010

Pengetahuan Frekuensi Persentase (%) Kurang

Baik

22 16

57,9 42,1

Jumlah 38 100

(30)

Tabel 5.3

Distribusi Frekuensi Sikap Suami Tentang Kontrasepsi Pria Di Lingkungan III Desa Klumpang Tahun 2010

Sikap Frekuensi Persentase (%)

Negatif Positif

24 14

63,2 36,8

Jumlah 38 100

(31)

Tabel 5.4

Hubungan Antara Pengetahuan dan Sikap Suami Tentang Kontrasepsi Pria Di Lingkungan III Desa Klumpang Tahun 2010

Pengetahuan Sikap Total P

Negatif Positif

N % N % N %

Kurang 19 86,4 3 13,6 22 100 0,002

Baik 5 31,3 11 68,7 16 100

Jumlah 24 63,2 14 36,8 38 100

Pada tabel 5.4 dapat dilihat bahwa responden yang memiliki pengetahuan kurang sebanyak 86,4% bersikap negatif terhadap kontrasepsi pria, pengetahuan kurang sebanyak 13,6 % bersikap positif terhadap kontrasepsi pria. Pengetahuan baik 31,3% bersikap negatif, sedangkan pengetahuan baik sebanyak 68,7% bersikap positif terhadap kontrasepsi pria.

(32)

B. Pembahasan

a. Pengetahuan Suami Tentang Kontrasepsi Pria

Hasil penelitian didapatkan bahwa mayoritas pengetahuan suami tentang kontrasepsi termasuk dalam kategori kurang yaitu sebanyak 57,9% dan kategori baik sebanyak 42,1%.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Lita Dwi Sari (2003) tentang pengetahuan dan motivasi suami terhadap kontrasepsi pria di Sumatera Barat , dimana pengetahuan suami tentang kontrasepsi pria cenderung pada kategori kurang (48,5%).

(33)

b. Sikap Suami Terhadap Kontrasepsi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki sikap negatif yaitu sebanyak 63,2% dan terdapat 36,8% responden yang menunjukkan sikap positif.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sari Hastuti tentang sikap suami terhadap kontrasepsi pria di Kecamatan Coblong Bandung dimana sikap suami terhadap kontrasepsi pria cenderung pada kategori negatif (34,4%).

Menurut Maulana, sikap merupakan respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap tidak dapat langsung dilihat dan merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek sehingga diketahui adanya responden yang bersikap negates bias disebabkan karena kecenderungan dan kebiasaan dari diri mereka sendiri yaitu tidak mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam situasi dan kondisi yang sebenarnya mereka tahu tentang kontrasepsi pria. (Maulana. 2009).

c. Hubungan Antara Pengetahuan dengan Sikap Suami Tentang Kontrasepsi Pria

berdasarkan hasil penelitian, pada pengetahuan dan sikap suami tentang kontrasepsi pria dengan taraf signifikansi 5% dan p-value (0,002) sehingga didapat adanya hubungan antara pengetahuan dengan sikap suami terhadap kontrasepsi pria.

(34)

Kreech (2004) berpandapat bahwa individu akan membentuk sikap positif terhadap hal-hal yang dirasakannya akan mendatangkan keuntungan dan membentuk sikap negatif terhadap hal-hal yang dirasakan akan merugikan dirinya. Ini dapat diartikan bahwa semakin seseorang mengerti dan memiliki pengetahuan yang baik tentang manfaat dan keuntungan dari pemakaian kontrasepsi pria, maka orang tesebut cenderung bersikap lebih positif .

(35)

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Sebagian besar suami berpengetahuan kurang tentang kontrasepsi pria sebanyak 22 orang (57,9%).

2. Sebagian besar suami memiliki sikap negatif terhadap kontrasepsi pria sebanyak 24 orang (63,2%).

3. Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan sikap suami tentang kontrasepsi pria.

B. Saran

Karena terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan sikap suami tentang kontrasepsi pria, maka pemerintah Kecamatan Hamparan Perak melalui tenaga kesehatan di Puskesmas setempat sebaiknya:

1. Meningkatkan pemberian informasi kepada para suami tentang kontrasepsi pria melalui penyuluhan-penyuluhan sehingga pengetahuannya dapat meningkat. 2. Para suami dapat dilibatkan dalam pelayanan KB, sehingga mereka lebih

termotifasi untuk menjadi peserta KB.

3. Memanfaatkan media massa atau koran sebagai media promosi kontrasepsi secara optimal.

(36)

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, S. (2007). Sikap Manusia : Teori dan Pengukurannya. Edisi 2. Jakarta: Pustaka Pelajar.

Bkkbn. (2009). Bidang IKAP BKKBN Prop. Sumatera Utara.

Everett, Suzanna. (2007). Kontrasepsi dan Kesehatan Seksual Reproduktif. Jakarta: EGC.

Hartanto, Hanafi. (2004). Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Glasier A, Gebbie. (2006). Keluarga berencana dan kesehatan reproduktif edisi 4. Jakarta: EGC.

Machfoedz, ircham. (2009). Pendidikan Promosi Kesehatan. Yogyakarta: Fitramaya. Maulana, Heri, DJ. (2009). Promosi Kesehatan. Jakarta : EGC

Notoatmodjo, Soekidjo. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta.

Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Pinem, Saroha. (2009). Kesehatan Reproduksi dan Kontrasepsi. Jakarta : Trans Info Media.

Saifuddin, AB. (2003). Buku Pamduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Siswosudarmo, DKK. (2007). Teknologi Kontrasepsi. Yogyakarta : UGM.

(37)
(38)

2. Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Sikap Kuesioner Nilai r tabel Nilai r hitung Keterangan

(39)

ANGKET

No Responden:

Nama :………… Alamat :……… Umur :………th Pendidikan :………

Umur istri :………th Pekerjaan :………

I. Pengetahuan tentang Kontrasepsi Pria

Berilah tanda ceklist (

) pada kolom di sebelah kanan

pernyataan. Jika pernyataan benar, ceklist pada kolom (B). Jika

pernyataan salah, ceklist pada kolom (S).

No Pernyataan B S

1 Alat kontrasepsi pria adalah alat untuk mencegah sperma masuk kedalam kemaluan wanita

2 Tujuan dari penggunaan alat kontrasepsi adalah untuk menghentikan kehamilan

3 Kondom adalah selubung atau sarung karet yang dipasang pada penis sesaat sebelum sperma keluar

4 Kondom harus segera dilepaskan sebelum penis melembek

5 Salah satu manfaat penggunaan kondom adalah meningkatkan keterlibatan suami dalam keluarga berencana

6 Sebelum menggunakan kondom, suami perlu diperiksa dulu oleh dokter

7 Kondom dapat menyebabkan alergi bagi semua yang memakainya. 8 Kondom dapat mencegah penularan penyakit menular seksual

9 Suami yang suka berganti-ganti pasangan seksual tidak boleh menggunakan kondom

10 Kodom boleh digunakan beberapa kali hubungan.

(40)

12 Kondom yang ujungnya datar, pada saat memakai harus dilonggarkan sedikit bagian ujungnya

13 Kondom boleh dipasang setelah penis masuk ke vagina asalkan sperma belum keluar

14 Sterilisasi pria/vasektomi adalah operasi pemotongan saluran sperma agar jalan sperma terhambat

15 Suami yang sudah mempunyai banyak anak dan istri tidak bisa ber-KB, dianjurkan untuk melakukan sterilisasi

16 Tindakan sterilisasi pria/vasektomi dapat efektif mencegah kehamilan setelah 3 bulan

17 Suami yang mempunyai penyakit kencing manis tidak boleh melakukan sterlisasi/vasektomi

18 Dalam 3 bulan pertama setelah operasi sterilisasi, istri tidak akan hamil walaupun suami tidak menggunakan kondom.

19 Salah satu keuntungan sterilisasi pria/vasektomi yaitu efek sampingnya lebih sedikit dibandingkan dengan sterlisasi wanita

20 Pria yang berumur kurang dari 25 tahun dan belum punya anak boleh melakukan vasektomi/sterilisasi pria

21 Biaya operasi sterilisasi pria lebih murah dibandingkan dengan operasi sterilisasi wanita

22 Pemotongan saluran sperma/sterilisasi pria selalu menyebabkan gairah seksual menurun

23 Senggama terputus yaitu metoda kontrasepsi dimana pria mengeluarkan alat kelaminnya dari alat kelamin wanita setelah pria mencapai ejakulasi

23

24 Keuntungan kontrasepsi senggama terputus diantaranya yaitu meningkatkan keterlibatan suami dalam Keluarga Berencana

24

25 Senggama terputus tidak bisa dilakukan oleh pasangan yang kurang dapat saling komunikasi

(41)

II. Sikap terhadap kontrasepsi pria

Berikut ini disajikan beberapa pernyataan. Berilah tanda check (√) pada pernyataan dibawah ini sesuai dengan sikap/pendapat anda!

SS : Sangat Setuju S : Setuju

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

No Pernyataan SS S TS STS

1 Saya bisa berpatisipasi aktif dalam KB dengan menggunakan kondom

2 Kondom biasanya digunakan oleh pria yang melakukan hubungan seksual diluar nikah

3 Agar bisa menghemat, kondom bisa digunakan berulang-ulang

4 Jika saya menggunakan kondom yang ujungnya datar, saya akan melonggarkan sedikit ujungnya untuk menampung sperma

5 Menurut saya kondom sangat baik digunakan untuk mencegah ejakulasi dini

6 Saya tidak mau menggunakan kondom, karena bisa mengurangi kenikmatan

7 Bila istri saya sangat berisiko untuk hamil, dan dia tidak bisa menggunakan alat kontrasepsi apapun, saya akan melakukan operasi sterilisasi pria.

8 Saya tidak mau melakukan sterilisasi pria atau vasektomi karena bisa menyebabkan impotensi

9 Vasektomi atau sterilisasi pria hanya cocok untuk pria yang sudah punya banyak anak

(42)

dan tidak usah ber-KB

11 Sebelum melakukan vasektomi, saya harus mengetahui cara-cara kontrasepsi lain sebagai pilihan

12 Sudah seharusnya istri yang menggunakan alat kontrasepsi

(43)

FREQUENCIES

VARIABLES=ktgri.pengetahuan /STATISTICS=MEAN MEDIAN MODE SUM /ORDER=ANALYSIS.

Frequencies

Statistics

ktgri.pengetahuan

N Valid 38

Missing 0

Mean 1.42

Median 1.00

Mode 1

Sum 54

ktgri.pengetahuan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kurang : 0-13 22 57.9 57.9 57.9

baik : 14-25 16 42.1 42.1 100.0

(44)

FREQUENCIES

VARIABLES=ktgri.sikap

/STATISTICS=MEAN MEDIAN MODE SUM /ORDER=ANALYSIS.

Frequencies

Statistics

ktgri.sikap

N Valid 38

Missing 0

Mean 1.37

Median 1.00

Mode 1

Sum 52

ktgri.sikap

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid negatif : 15-38 24 63.2 63.2 63.2

positif : 39-60 14 36.8 36.8 100.0

(45)

CROSSTABS

/TABLES=ktgri.pengetahuan BY ktgri.sikap /FORMAT=AVALUE TABLES

/STATISTICS=CHISQ RISK /CELLS=COUNT ROW

/COUNT ROUND CELL.

Crosstabs

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

ktgri.pengetahuan *

ktgri.sikap

38 100.0% 0 .0% 38 100.0%

ktgri.pengetahuan * ktgri.sikap Crosstabulation

ktgri.sikap

Total negatif : 15-38 positif : 39-60

ktgri.pengetahuan kurang : 0-13 Count 19 3 22

% within ktgri.pengetahuan 86.4% 13.6% 100.0%

baik : 14-25 Count 5 11 16

% within ktgri.pengetahuan 31.3% 68.7% 100.0%

Total Count 24 14 38

(46)

Chi-Square Tests

Continuity Correctionb 9.840 1 .002

Likelihood Ratio 12.616 1 .000

Fisher's Exact Test .001 .001

Linear-by-Linear Association 11.774 1 .001

N of Valid Cases 38

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.89.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for

ktgri.pengetahuan (kurang :

0-13 / baik : 14-25)

13.933 2.778 69.881

For cohort ktgri.sikap =

negatif : 15-38

2.764 1.311 5.824

For cohort ktgri.sikap = positif

: 39-60

.198 .066 .597

(47)

umur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 27-36 13 34.2 34.2 34.2

37-46 15 39.5 39.5 73.7

47-56 10 26.3 26.3 100.0

Total 38 100.0 100.0

jumlahanak

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1 6 15.8 15.8 15.8

2 10 26.3 26.3 42.1

3 13 34.2 34.2 76.3

4 7 18.4 18.4 94.7

>5 2 5.3 5.3 100.0

Total 38 100.0 100.0

pendidikan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid SD 3 7.9 7.9 7.9

SMP 12 31.6 31.6 39.5

SMA 19 50.0 50.0 89.5

PT 4 10.5 10.5 100.0

(48)

pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid buruh 4 10.5 10.5 10.5

pedagang 18 47.4 47.4 57.9

karyawan 13 34.2 34.2 92.1

pegawaiswasta 3 7.9 7.9 100.0

Gambar

Tabel 5.1 Distribusi responden berdasarkan karakteristik demografi
Table 5.2
Tabel 5.3
Tabel 5.4

Referensi

Dokumen terkait

Perlunya dibuat sistem pakar berbasis web untuk diagnosis kerusakan mobil Daihatsu Ayla adalah untuk membantu masyarakat khususnya pengguna mobil Daihatsu Ayla untuk

Aset keuangan (atau mana yang lebih tepat, bagian dari aset keuangan atau bagian dari kelompok aset keuangan serupa) dihentikan pengakuannya pada saat: (1) hak kontraktual atas arus

Untuk hasil analisis Koefisien Korelasi (r) = 0,978 yang berarti terdapat hubungan erat antara biaya promosi terhadap hasil penjualan sehingga biaya promosi yang dikeluarkan

Mengingat bentuknya yang tergolong sebagai benda bergerak tidak berwujud dan baru akan diperoleh di kemudian hari, serta tidak adanya bukti pasti mengenai piutang yang

BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN

Setelah menentukan sektor unggulan yang dimiliki oleh suatu daerah kemudian dapat diidentifikasi potensi dan peluang investasi untuk daerah tersebut.. Gambar 2.1

Uniform and detailed data on clinical and genetic factors related to tobacco use, treatment, and diseases based on a diverse population is extremely valuable to

Perkiraan kekurangan dan kapasitas kerja alsintan setelah mobilisasi di tiap kelompok kecamatan dengan jadwal tanam berbeda di Kabupaten Grobogan disajikan