• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Kontrol Diri dengan Kreativitas Pekerja

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Hubungan Kontrol Diri dengan Kreativitas Pekerja"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

H UBUN GAN KON TROL D I RI D EN GAN KREATI V I TAS PEKERJA

ZULKARN AI N , S. Psi Pr ogr a m St u di Psik ologi

Fa k u lt a s Ke dok t e r a n Un ive r sit a s Su m a t e r a Ut a r a

La t a r Be la k a n g M a sa la h

Kondisi t enaga k erj a I ndonesia saat ini k urang begit u m enggem birak an. Dat a BPS t ahun 1996, t enaga kerj a I ndonesia m enurut golongan usia dan pendidikan t ert inggi y ang dit am at k an diperoleh 6,664 persen ( 729.858) t idak sek olah, 12,460 persen ( 1.364.605) t idak t am at sek olah, 28,168 persen ( 3.048.859) Sek olah Dasar, 13, 874 persen ( 1.519.436) Sek olah Menengah Pert am a, 30,259 persen ( 3.313.510) Sek olah Lanj ut an Tingk at At as, 4,153 persen ( 454.841) Diplom a dan 4,423 persen ( 484.374) Universit as. Melihat k eny at aan t ersebut , k ondisi t enaga k erj a perlu m endapat perhat ian lebih dalam era PJP I I ini.

Pada pem bangunan j angk a panj ang k edua disebut k an bahw a pert um buhan ekonom i harus didukung oleh produkt ivit as dan efisiensi sum ber daya m anusia yang berkualit as ( GBHN, 1993) . Unt uk m encapai sasaran it u diperluk an usaha m engem bangkan kem am puan individu yang berkesinam bungan dan m em enuhi syarat - sy arat sebagai seorang t enaga k erj a y ang berkualit as.

Sunardi ( 1992) m eny at ak an syarat seorang calon t enaga k erj a y ang baik ant ara lain yait u m em iliki penget ahuan luas, ket ram pilan yang m em adai, m am pu berkom unikasi secara lisan m aupun t ert ulis dengan baik, m em iliki m ot ivasi yang kuat , m au bekerj a keras, sert a m am pu bekerj a secara cerm at dan t epat .

Tenaga kerj a I ndonesia perlu dibenahi karena ada lim a sikap m ent al yang t idak m endukung peningkat an produkt ivit as yait u : ( a) Kurang disiplin, ( b) kurang kreat if, ( c) kurang inovat if, ( d) kurang m ot ivasi, ( e) kurang dinam is dalam m elaksanakan pek erj aan ( Bat ubara, 1988) .

Pem binaan dan pengem bangan t enaga k erj a, m ulai t am pak dilak uk an baik pada sek t or pem erint ahaan m aupun sek t or sw ast a. Di pihak pem erint ah, pem benahan t enaga k erj a dilak uk an dalam w uj ud peningk at an efisiensi dan produk t ifit as k erj a aparat - aparat ny a m ulai dari pegaw ai eselon t ingk at baw ah sam pai k epada pegaw ai eselon t ingk at at as. Kem udian di pihak sw ast a, set iap perusahaan m ulai m erencanak an dan m elebihk an perhat ianny a pada program HRD at au Hum an Resource Developm ent . Wuj ud HRD dalam perusahaan nam pak pada proses rek ruit m en dan selek si y ang k ian k et at , sert a j uga gencarny a t raining- t raining yang dilakukan.

Salah sat u konsekuensi dalam penggunaan pendekat an ket enagakerj aan dalam proses pem bangunan nasional adalah pengem bangan kem am puan para t enaga kerj a. Usaha m em bangun dan m engem bangkan kem am puan yang dim iliki oleh indiv idu it u bisa diw uj udk an dengan m eningk at k an pendidikan dan pelat ihan sert a dengan m em berinya kepercayaan unt uk ikut m em ecahkan persoalan dan m em perbaiki lingk ungan dan iklim k erj a ( Rav iant o, 1985) .

(2)

penghargaan, t et api j uga sebagai m ahkluk yang berkebut uhan unt uk m engak t ualisasikan diriny a ( Munandar, 1988) .

Dunia indust ri dan bisnis m erupakan dunia yang bersifat kom pet it if. Dikat akan dem ik ian k arena set iap perusahaan berorient asi pada laba at au profit orient ed. Unt uk m endapat k an laba k om ersial t ent uny a set iap perusahaan ( organisasi) berusaha keras m erebut pangsa pasar yang m enj adi sasaran produknya. Padahal k ondisi pasar sek arang sudah m ulai k et at , sebab t elah dim asuk i oleh bany ak perusahaan yang t um buh dengan produk sej enis. Akibat nya, kom pet isi bisnis saat ini k ian bert am bah k et at .

Soej at m ik o ( 1990) m enek ank an bahw a hal y ang pent ing dalam dunia y ang t erus berubah dan sangat kom pet it if ini adalah kem am puan unt uk kreat if t erhadap t ant angan baru, bersam a dengan suat u k em am puan m engant isipasi perkem bangan dan inovat if.

Dalam era globalisasi ini, kem aj uan di segala bidang sert a arus inform asi yang dem ikian pesat m enunt ut pengem bangan kem am puan kerj a individu secara m aksim al. Pengem bangan kem am puan kerj a individu ini dim aksudkan unt uk m em bent uk at au m enggali seluruh kem am puan yang dim iliki oleh individu. Sehingga diharapkan individu m am pu m enj aw ab t ant angan j am an. I ndividu dit unt ut unt uk senant iasa m enyesuaikan diri, m am pu bergerak dengan cepat , sert a dit unt ut unt uk lebih m am pu m encari alt ernat if baru dalam m encari pem ecahan m asalah yang dihadapi.

Selanj ut ny a berbicara m engenai k et enagak erj aan, dengan sendiriny a t erkait dengan pem bicaraan m engenai k eseluruhan aspek psikis, t erut am a soal k epribadian. Bila dik aj i secara lebih m endalam , t erny at a aspek k epribadian ini m erupak an fak t or y ang paling essensial dalam hal peningk at an t enaga k erj a. Bet apa hebat ny a k ualit as k epribadian pek erj a- pek erj a Jepang, negara ini m iskin sum ber day a alam , t et api kaya akan kreat ivit as, inovasi, dan kesungguhan unt uk m aj u, sehingga m am pu m ensej aj ark an diri dengan negara- negara m aj u, Am erika Serik at dan Eropa, sert a bahk an m am pu m engungguliny a ( Gellerm an, 1983) , t erut am a dalam soal perdagangan produk ot om ot if, robot dan “ m icrochip” .

Pek erj a- pek erj a Jepang m erupak an t angk i berbagai ide, y ang m enaw arkan berj ut a- j ut a gagasan unt uk m em peroleh m ut u t erbaik dalam set iap t indak an dan hasil kerj a m ereka, usaha ini t ent u saj a m em erlukan pem unculan pot ensi kreat if set iap k aryaw an ( Barra, 1986) .

Marbun ( 1985) m eny at ak an berkat pendidikan y ang t erat ur, berencana dan konsekuen, m aka m anusia Jepang m enj adi t enaga kerj a yang t erbaik di dunia, dim ana orang Jepang t idak cepat puas dalam art i selalu m encari k em ungk inan-kem ungkinan perbaikan at au suat u gerakan dinam is yang t idak ada dan t idak pernah ada selesai- selesainya.

Kualit as pribadi pek erj a Jepang nam pak pada k edisiplinan, k eulet an dan y ang t idak k alah pent ingny a adalah k reat iv it as pek erj any a. Oleh sebab k reat iv it as pek erj any a, m erek a dapat m enghasilkan t em uan- t em uan baru dalam hal t ek nologi, ant ara lain produk ot om ot if dan elekt ronika, sert a j uga produk soft w arenya.

Kreat iv it as t idak lain adalah suat u usaha set iap k aryaw an unt uk m engindent ifikasi m asalah, berpikir dan m enggunakan kebij akan yang ada pada diri m erek a. Proses k reat iv it as t erlibat secara efekt if, baik dalam k ualit as m aupun k uant it as ( Juse, 1983) .

(3)

pekerj a akan sangat m enunj ang produkt ivit as kerj a, dan secara keseluruhan akan m eningkat kan perform ance kerj a at au kinerj a suat u perusahaan, sehingga efisiensi sert a efekt iv it as k erj a perusahaan ak an t ercapai.

I ndividu yang kreat if adalah individu yang penuh dengan ket erbukaan t erhadap segala sum ber yang dim ilikinya, m em perm ainkan dan m engolah sum ber t ersebut unt uk m encari alt ernat if. Karena it u t erkadang ak an t erasa sulit bagi orang lain unt uk m enarik kesim pulan apakah individu kreat if t ersebut sedang

bersungguh-sungguh at au t idak , dalam perilak u m erek a ( Anast asi, 1982) . Guildford ( 1971) berpendapat bahw a k reat iv it as m erupak an suat u k em am puan berpikir div ergen at au

pem ik iran dalam m enj aj ak i berm acam - m acam alt ernat if j aw aban t erhadap suat u persoalan, y ang sam a benarny a. Selanj ut ny a Guilford ( 1971) m engem uk ak an fak t or pent ing y ang m erupak an sifat dari k em am puan k reat if y ait u : fluency , flexibilit y , originalit y dan elaborat ion.

Pada dasarny a, set iap indiv idu m em puny ai pot ensi unt uk m enj adi k reat if, t et api pot ensi t ersebut t idak ak an berkem bang dengan baik apabila indiv idu t idak m enj um pai lingk ungan y ang m em acu sej ak aw al ( Am ien, 1983) . Lingk ungan y ang m em berikan k ebebasan dalam berpikir dan bert indak ( Noerhadi, 1980) sert a m am pu m encipt akan kondisi keam anan dan kebebasan secara psikologis m erupakan salah sat u peluang yang m em ungkinkan t im bulnya kreat ivit as ( Rogers dalam Munandar, 1985) .

Nam un dem ikian, t erdapat fakt or int ernal yang pent ing yang kem ungkinan dapat m engham bat k reat iv it as pek erj a, y ait u fak t or self- cont rol ( kont rol diri) yang sudah barang t ent u dim iliki oleh set iap pekerj a. Budaya ket im uran yang t erint ernalisasi dalam set iap pek erj a ak an bisa m em perlam bat usaha pem binaan kreat ivit as pekerj a. Budaya t im ur t ersebut m em iliki kait an dengan kont rol diri.

(4)

TI N JAUAN PUSTAKA

A. Kr e a t iv it a s

Manusia adalah m ahk luk berkarak t erist ik k erj a at au sebagai hom o faber. Unt uk m engak t ualisasikan segala k ebut uhanny a indiv idu perlu sarana at au m edia, dan pilihan yang t idak dapat dibant ah lagi ialah hanya m elalui bekerj a, sebagai m edia pem enuhan kebut uhan- kebut uhan ( Noerhadi, 1980) . Kerj a m em iliki nilai yang pent ing dalam k ehidupan m anusia. Dengan bek erj a, seseorang ak an dapat m em peroleh segala yang ia but uhkan, sekaligus m encet uskan karya- karya kreat if dan inovasi sebagai akibat dari kecenderungan seseorang unt uk m encoba m enggapai efekt iv it as dan efisiensi dalam pek erj aanny a.

Dua fak t or ut am a y ang m em pengaruhi proses k erj a dalam usahany a m encapai prest asi k erj a t erbaik adalah k ey ak inan t erhadap k em am puan diri y ang disebut sebagai k epercay aan diri ( Kum ara, 1988) dan k em am puan indiv idu dalam m enghasilkan ide at au gagasan unt uk diolah kem bali m enj adi gagasan yang baru y ang diist ilahk an dengan k reat iv it as ( Raw linson, 1981) .

Pada dunia indust ri persoalan k reat iv it as pek erj a dipandang sangat pent ing. I ni dim aksudkan agar t im bul suat u solusi m engenai penggunaan cara at au pun m et ode kerj a yang lebih efekt if dan efisien sert a dengan penem uan- penem uan produk baru. Nam un dem ik ian, k reat iv it as pek ej a t idak ak an pernah lepas dari persoalan k ont rol diri pek erj a.

1 . Pe n ge r t ia n Kr e a t iv it a s

Dalam era globalisasi saat ini, kreat ivit as m erupakan pendukung kerj a yang pent ing, k arena k em aj uan suat u negara sangat t ergant ung pada sum bangan k reat if y ang berupa ide- ide baru dan t ek nologi baru dari m asyarak at ( Jersild, Saw rey dan Telford dalam Mulyani, 1987) .

Set iap individu m em iliki pot ensi kreat if dalam bert ingkah laku, yang secara luas dapat diart ik an bahw a set iap orang m em puny ai pot ensi k reat if dalam hal berpikir, bert indak sert a berasa. Pot ensi kreat if ini berbeda dengan akt ualisasi, kualit as, m aupun k uant it asny a pada m asing- m asing orang, t ergant ung pada fak t or- fak t or t ert ent u, sepert i halny a k ont rol diri ( Sem iaw an, 1983) .

Rogers ( dalam Robert , 1975) berpendapat bahw a k reat iv it as m erupak an gerakan hum anist is, kecenderungan- kecenderungan m anusia unt uk m engakt ualisasikan dirinya sesuai kem am puan yang dim ilikinya. Rogers ( 1975) m endefinisikan kreat ivit as sebagai m unculnya suat u hasil yang baru, berkem bangny a sat u sisi indiv idual secara unik sert a m at eri, k ej adian, orang- orang at au lingkungan hidup m enj adi lain.

Pengert ian kreat ivit as dikem ukan oleh Drevdahl ( dalam Medinnus dan Johnson, 1976) , m eny at ak an bahw a k reat iv it as m erupak an k em am puan unt uk m encipt a karangan, hasil at au ide- ide baru yang sebelum nya t idak dikenal oleh pencipt a, kem am puan ini m erupakan akt ivit as im aj inat if at au berpikir sint esis, yang hasilnya buk an m erupak an pem bent uk an k om binasi dari inform asi y ang diperoleh dari pengalam an- pengalam an sebelum nya m enj adi hal yang baru, harus berart i dan berm anfaat .

Cam pbell ( dalam Manguhardj ana, 1986) m engem uk ak an pendapat ny a m engenai k reat iv it as. Kreat iv it as m erupak an suat u k egiat an y ang m endat angk an hasil yang sifat nya :

(5)

2. Berguna at au useful, y ang diart ik an sebagai lebih enak , lebih prak t is, m em perm udah, m endorong, m engem bangkan, m endidik, m em ecahkan m asalah, m engurangi ham bat an, m engat asi k esulit an, m endat angk an hasil y ang baik.

3. Dapat dim engert i at au underst andable, yang diart ikan hasil yang sam a dapat dim engert i dan dapat dibuat di lain w ak t u, at au sebalikny a perist iw a- perist iw a y ang t erj adi begit u saj a, t ak dapat dim engert i, t ak dapat diram alkan dan t ak dapat diulangi.

Guilford ( dalam Munandar, 1977) m engat ak an bahw a k reat iv it as m erupak an k em am puan berpikir div ergen at au pem ik iran m enj aj ak i berm acam - m acam alt ernat if j aw aban t erhadap suat u persoalan, yang sam a benarnya. Selanj ut nya dilakukan penelit ian m engenai kreat ivit as dengan m enggunakan analisis fakt or, dit em ukan fak t or pent ing y ang m erupak an sifat dari k em am puan berpikir k reat if y ait u :

a. Fluency of t hinking at au k elancaran berpikir, y ait u bany ak ny a ide y ang k eluar dari pem ik iran seseorang.

b. Flexibilit y at au keluw esan, yait u kem am puan unt uk m enggunakan berm acam -m aca-m pendekat an dala-m -m engat asi persoalan; orang y ang k reat if adalah orang y ang luw es dalam berpikir, m erek a dengan m udah dapat m eninggalkan cara berpikir lam a dan m enggant ikan dengan cara berpikir y ang baru.

c. Elaborat ion, yait u kem am puan dalam m engem bangkan gagasan dan m engurai secara t erinci.

d. Originalit y at au keaslian, yait u kem am puan unt uk m encet uskan gagasan asli.

Kreat ivit as m erupakan kem am puan unt uk m enam pilkan alt ernat if dari apa yang sudah ada at au dari prosedur yang biasa dilakukan ( Renzulli dalam Monks, Knoers dan Hadit ono, 1992) . Para ahli beranggapan bahw a k reat iv it as adalah pot ensi yang pada dasarnya dim iliki oleh set iap orang, dalam deraj at yang berbeda- beda ( Sem iaw an, 1983) . Meskipun t elah diset uj ui bahw a k reat iv it as adalah k onsep y ang luas dan m aj em uk m eliput i aspek kognit if dan non kognit if, t et api penelit ian yang m em bahas k onsep ini lebih bany ak m enek ank an pada k et erkait an ant ara k reat iv it as dengan aspek k ognit if sepert i int eligensi dan prest asi belaj ar ( Kuw at o, 1993) . Munandar ( 1990) beranggapan bahw a unt uk m engem bangk an pot ensi k reat if, dibut uhkan usaha- usaha m engem bangkan aspek non kognit if. Salah sat u aspek non k ognit if t ersebut adalah sifat - sifat dalam k epribadian seseorang.

Banyak penelit ian yang berkesim pulan bahw a aspek- aspek non- kognit if sepert i sifat , m inat dan t em pram en, ak an t urut m enent uk an produk t iv it as k reat if ( Munandar, 1990) . Lat ihan- lat ihan pengem bangan aspek non- k ognit if sepert i berani m encoba sesuat u, berani m engam bil resiko, usaha peningkat an m inat dan m ot ivasi berkreasi, pandai m em anfaat k an w ak t u, sert a k epercay aan diri dan harga diri ak an sangat m enet uk an k reat iv it as ( Munandar, 1985) .

Berdasark an uraian di at as, definisi k reat iv it as dengan dem ik ian diperoleh. Kreat ivit as dalam kerj a m erupakan kem am puan unt uk m enam pilkan alt ernat if dari cara k erj a y ang sudah ada at au dari prosedur k erj a y ang biasa dilak uk an. Mengarah pada penggunaan cara- cara k erj a y ang lain dari biasany a dan m enduk ung pencapaian efekt iv it as, efisiensi, sert a produk t iv it as k erj a. I ndiv idu y ang kreat ivit asnya t inggi berusaha secara t erus- m enerus unt uk m enem ukan dan m encoba cara- cara kerj a yang lain yang lebih efekt if dan efisien, sert a dim aksudkan unt uk m encapai produkt ivit as kerj a yang t inggi.

(6)

Fak t or- fak t or y ang m em pengaruhi k reat iv it as m enurut Munandar ( 1985) adalah kem am puan berpikir dan sifat kepribadian yang berint eraksi dengan lingkungan t ert ent u. Fakt or kem am puan berpikir t erdiri dari kecerdasan ( int eligensi) dan pem erkay aan bahan berpikir berupa pengalam an dan k et ram pilan. Fak t or k epribadian t erdiri dari ingin t ahu, harga diri dan k epercay aan diri, sifat m andiri, berani m engam bil resik o dan sifat asert if ( Kuw at o, 1993) .

Fak t or indiv idu y ang m enduk ung berkem bangny a k reat iv it as ( Rogers dalam Robert , 1975) adalah k et erbuk aan indiv idu t erhadap pengalam an di sek it arny a, kem am puan unt uk m engevaluasi hasil yang dicipt akan dan kem am puan unt uk m enggunakan elem en dan konsep yang ada. Dit am bahkan bahw a yang m em bedak an k reat iv it as ant ara indiv idu dengan indiv idu y ang lain adalah perbedaan aspek int ernal indiv idu dan aspek ekst ernalny a.

Fak t or int ernal indiv idu, Rogers ( 1975) m engat ak an bahw a k ondisi int ernal yang m em ungkinkan t im bulnya proses kreat if adalah :

a. Ket erbuk aan t erhadap pengalam an, t erhadap rangsangan- rangsangan dari luar m aupun dari dalam ( firasat , alam pra sadar) . Ket erbuk aan t erhadap pengalam an adalah k em am puan m enerim a segala sum ber inform asi dari pengalam an hidupny a sendiri dengan m enerim a apa adany a, t anpa ada usaha defense, t anpa k ek ak uan t erhadap pengalam an- pengalam an t ersebut dan k et erbuk a- an t erhadap konsep secara ut uh, kepercayaan, persepsi dan hipot esis. Dengan dem ik ian indiv idu k reat if adalah indiv idu y ang m am pu m enerim a perbedaan.

b. Evaluasi int ernal, y ait u bahw a pada dasarny a penilaian t erhadap produk cipt aan seseorang t erut am a dit ent uk an oleh diri sendiri, buk an k arena k rit ik dan puj ian dari orang lain. Walaupun dem ik ian indiv idu t idak t ert ut up dari k em ungk inan m asukan dan krit ikan dari orang lain.

c. Kem am puan unt uk berm ain dan bereksplorasi dengan unsur- unsur, bent uk-bent uk, konsep- konsep. Kem am puan unt uk m em uk-bent uk kom binasi dari hal- hal yang sudah ada sebelum nya.

Sprint hall dan Sprint hall ( 1974) m engat ak an bahw a di sam ping fak t or lingkungan yang m am pu m enerim a dan m endorong individu unt uk selalu m encoba alt ernat if dari apa y ang selam a ini t elah dik et ahui, m ak a indiv idu k reat if j uga dit unt ut unt uk m em iliki penget ahuan dan kem am puan m engolah segala apa yang t elah dim ilikinya unt uk m encapai t uj uan yang t elah dit ent ukannya. Kem am puan m enguasai penget ahuan sangat dit ent ukan oleh kem am puan int eligensi.

I nt eligensi m erupakan kem am puan unt uk belaj ar secara luas. Unt uk m encari j aw aban at as perm asalahan at au unt uk m enam pilkan alt ernat if dari apa y ang sudah ada at au dari prosedur y ang biasa, sangat dit ent uk an oleh penget ahuan subj ek t ent ang apa- apa y ang dapat dilak uk an dan cara y ang biasa dilak uk an sebelum ny a. Penget ahuan ini m em but uhkan penguasaan t erhadap m at eri yang ada dan perm asalahan y ang dihadapi. Dapat dik at ak an bahw a unt uk dapat m enam pilkan gagasan- gagasan individu dit unt ut m em iliki penget ahuan yang m endalam m engenai m at eri yang dihadapi. I ni berart i diperlukan kem am puan m enyerap penget ahuan y ang m em adai ( Munandar, 1988) .

(7)

bahw a asert ivit as m erupakan proses unt uk m enghilangkan ham bat an personal sehingga dapat m engem bangk an k reat iv it asny a.

Nort on dan Warnick ( dalam DeVit o, 1986) m eny ebut k an ciri- ciri orang y ang asert if sebagai berik ut :

a. Terbuk a, dalam art i dapat m engem uk ak an perasaanny a secara j uj ur k epada sem ua orang.

b. Mem punyai int ensit as kom unikasi yang t inggi dan dom inan.

c. Mam pu m enyesuaikan diri dengan segala m acam sit uasi kom unikasi sehingga t idak m em puny ai k ecem asan dalam berkom unik asi.

d. Mam pu berdebat dan berargum ent asi.

e. Tidak dapat diint im idasi dan t idak m udah dipengaruhi.

Per ilaku aser t if m encakup kom ponen t ingkah laku yang m em bent uk kem am puan seseorang unt uk berkom unikasi. Orang yang asert if t idak m em punyai k ecem asan sehingga m am pu bersikap t egas dan t idak ragu- ragu dalam berbicara.

Baer ( dalam Rak os, 1991) m eny at ak an bahw a indiv idu y ang sudah t erbiasa m erespon secara asert if, ak an t et ap berperilak u asert if dalam segala m acam sit uasi. Sebalikny a, Galassi ( dalam Rak os, 1991) berpendapat bahw a perilak u asert if m erupak an suat u sit uasi y ang spesifik, sehingga indiv idu y ang berperilak u asert if pada suat u lingk ungan t ert ent u, belum t ent u ak an berperilak u asert if pula dalam lingkungan yang berbeda.

Kreat iv it as m erupak an salah sat u fak t or y ang m em pengaruhi cara indiv idu dalam m engam bil keput usan. Keput usan yang kreat if pent ing unt uk kelangsungan efekt ivit as organisasi, karena keberadaannya berpengaruh langsung t erhadap produk t iv it as, m em beri sum bangan dalam riset dan st rat egi pem unculan produk baru at au bidang- bidang lain. Keput usan k reat if seringk ali baru dan berbeda dari apa yang berlaku, nam un t idak bersifat eksent rik ( Cam pbell dalam Mangunhardj ana, 1986) .

Para ahli m encoba m erum usk an pengert ian dalam m elak uk an pert im bangan dan pengam bilan k eput usan. Diant arany a adalah St oner ( 1982) y ang m endefinisikan bahw a pengam bilan keput usan m erupakan kegiat an m em ilih sat u at au lebih dari sej um lah alt ernat if unt uk m encari peny elesaian suat u m asalah t ert ent u. Dalam organisasi- organisasi y ang berorient asi pada t ugas, ak t iv it as pem ecahan m asalah k erapk ali dinam ak an pengam bilan k eput usan. Pengam bilan k eput usan bersifat fundam ent al bagi k ehidupan m anusia dan perilak u organisasi k arena m erupak an alat unt uk m elak sanak an pengaw asan t erhadap indiv idu y ang bek erj a.

Herbert ( 1977) m erum uskan proses pengam bilan k eput usan t iga fase pok ok dalam proses pengam bilan k eput usan, y ait u :

a. Akt ivit as int elij en. Dengan m em inj am ist ilah “ int elej en” dari kaum m ilit er, m aka fase inisial ini t erdiri dari t indakan m enelit i lingkungan unt uk m enem ukan kondisi- kondisi yang m engharuskan adanya keput usan.

b. Ak t iv it as disain. Pada fase k edua ini, t erj adi t indak an : m enem uk an ( penem uan) , m engem bangkan dan m enganalisa t indakan- t indakan yang akan dilakukan.

c. Akt ivit as pilihan. fase ket iga dan yang t erakhir adalah pilihan sebenarnya dim ana orang m em ilih kelom pok t indakan- t indakan dari alt ernat if yang t ersedia.

(8)

individu yang m em ungkinkan t ercipt anya hal- hal yang baru. Fakt or lingkungan yang t erpent ing adalah lingk ungan y ang m em berikan duk ungan dan k ebebasan bagi indiv idu ( Rogers, 1975) .

Tim bul dan berkem bangny a k reat iv it as m enj adi suat u k reasi, t idak lepas dari pengaruh k ebuday aan sert a pengaruh m asy arak at t em pat indiv idu t inggal ( Soem ardj an, 1983) . Adiyant i ( dalam Munandar, 1988) m engat ak an bahw a kebudayaan yang m em ungkinkan pert um buhan dan perkem bangan kreat ivit as adalah k ebuday aan y ang m enghargai k reat iv it as. Pada k ebuday aan y ang m enghargai kreat ivit as akan m uncul int eraksi ant ara individu- individu yang berart i. I nt eraksi ini m encakup sekelom pok orang yang ahli dalam bidang t ert ent u dengan k elom pok dari ahli- ahli bidang lain, dengan k esem pat an bek erj asam a.

Berdasark an pada uraian di at as, disim pulk an bahw a ada fak t or- fak t or y ang m em pengaruhi k reat iv it as y ait u fak t or int ernal indiv idu dan fak t or ekst ernal ( lingk ungan) indiv idu.

3 . Ta h a pa n da la m be r pik ir k r e a t if

I ndividu yang kreat if m em iliki t ahapan dalam berpikir kreat if. Tahapan- t ahapan ( Rossm an, dalam Morgan dan King, 1975) t ersebut y ait u periode preparat ion ( persiapan) , periode incubat ion ( inkubasi) dan periode illum inat ion ( penerangan) .

a. Periode persiapan. Pada periode ini indiv idu m elet ak k an dasar pem ik iran, m enyat akan m asalah dan m engum pulkan m at eri- m at eri yang diperlukan unt uk pem ecahan m asalah. I ndiv idu j uga m em pelaj ari m engenai lat ar belak ang m asalah sert a seluk beluknya.

b. Periode ink ubasi. I ndiv idu seolah- olah m elepaskan diri unt uk sem ent ara dari m asalah y ang dihadapi at au t idak m em ik irkan secara sadar, t et api m eny im panny a dalam alam pra dasar. Art iny a indiv idu m encari k egiat an-k egiat an y ang m elepasan-kan diri dari an-k esibuan-k an pian-k iran t erhadap m asalah y ang dihadapi, nam un unt uk sem ent ara w akt u.

c. Periode penerangan. Hasil k reat if baru m uncul pada periode ini, indiv idu m engalam i insight , ide unt uk pem ecahan m asalah m uncul secara t iba- t iba dan diikut i dengan perasaan senang.

Para ahli lain yait u Cam pbell ( dalam Mangunhardj ana, 1986) m enam bahkan periode concent rat ion ( k onsent rasi) , dan Wallas ( dalam Morgan dan King, 1975) m enam bahkan per iode t er akhir yait u per iode ver ificat ion ( pem buk t ian) . Pada periode konsent rasi I ndividu secara sepenuhnya m em usat kan m engenai perm asalahan yang dihadapi, sedangk an pada periode pem buk t ian ini m erupak an periode t erak hir dalam berpikir k reat if. I ndiv idu m engekspresik an ide- ideny a dalam bent uk y ang ny at a. Dalam m enent uk an apak ah peny elesaian m asalah nam pak dalam fak t a- fak t a y ang benar, individu m engevaluasi hasil penyelesaian m asalah. Pada periode ini diperlukan pola berpikir krit is.

4 . Cir i- cir i da n Ke pr iba dia n in div idu k r e a t if

I ndividu yang kreat if m enunj ukan ciri yang berbeda dalam hal m ot ivasi, int elek t ual, dan k epribadian pada suat u bidang. Sej um lah st udi y ang m em bahas m engenai pola kepribadian anak, rem aj a, m aupun orang dew asa yang kreat if dit em uk an bahw a t idak ada ciri y ang t unggal y ang secara k has t erdapat pada orang k reat if, m elaink an sej um lah ciri y ang berhubungan y ang disebut ciri pribadi k reat if ( Hurlock, 1978) .

(9)

t ugas dan perm asalahanny a, buk an pada indiv idu) , m andiri dan independen, percay a diri, dan dorongan ingin t ahu yang kuat .

Allport ( dalam Suryabrat a, 1983) m engat ak an bahw a perbedaan ciri sifat ant ara sat u orang dengan orang y ang lain ak an m eny ebabk an perbedaan cara penyesuaian t erhadap lingkungan, m isalnya cara pem ecahan m asalah. Pada individu y ang m enonj ol k reat iv it asny a ak an t am pak beberapa ciri sifat y ang m enonj ol y ang berbeda dibandingk an indiv idu y ang k urang k reat if ( Hurlock, 1978) . Ciri t ersebut di ant arany a adalah sifat m andiri, k eberanian m engam bil resik o, m inat y ang luas, sert a dorongan ingin t ahu yang kuat .

I ndividu yang kreat if adalah individu yang m em iliki penget ahuan dan w aw asan y ang luas dalam bent uk ingat an y ang berupa dat a inform asi at au k em am puan dalam m em ecahkan m asalah. Dat a inform asi m erupakan sesuat u yang sudah dikenal sebelum ny a dan y ang dipelaj ari oleh indiv idu selam a hidupny a.

St einer ( 1962) m engem uk ak an pendapat ny a m engenai sifat dari indiv idu y ang k reat if. I ndiv idu y ang k reat if adalah indiv idu y ang :

a. Mem iliki kelancaran konsept ual. I a m am pu m enghasilkan sej um lah ide dengan cepat .

b. Mem iliki ide bersifat orisinal dan luar biasa.

c. Mem pert im bangk an ide- ide at as dasar baik at au buruk ide t ersebut , dan buk an at as dasar sum ber ide, t erm ot ivasi oleh problem it u sendiri dan m engikut inya kem anapun arahnya.

d. Menangguhkan penilaian dan m enghindari kom it m en secara dini. Menggunakan banyak w akt u unt uk m elaksanakan analisis dan m enerangkannya.

e. Bersikap t idak ot orit er, dalam art i m am pu bersikap fleksibel, m enerim a im puls-im puls, dan eksplorasi t anpa disiplin.

f. Bebas dalam hal penilaian. Kurang bersifat konform is. Kerapkali m enyim pang dari ide- ide y ang berlak u. Mem andang diri sendiri berbeda dengan orang lain.

g. Mem punyai kehidupan fant asi yang kaya dan pandangannya t ent ang realit as j elas.

Gilm er ( 1978) berpendapat bahw a orang y ang k reat if m am pu unt uk m em ot iv asi diri, m erek a t idak k onv ensional t et api lebih senang unt uk m em peroleh ide- ide y ang baru. Munandar ( 1985) m eny at ak an bahw a indiv idu y ang k reat if senang dan t ert arik pada t ugas- t ugas m aj em uk , m erek a berani m engam bil resik o unt uk m em buat kesalahan dan dikrit ik oleh orang lain, m enghargai keindahan dan t idak m udah put us asa.

Hurlock ( 1978) m eny at ak an beberapa ciri k epribadian k reat if, y ait u indiv idualit as y ang k uat , y ang t ercerm in pada sifat m andiri, k eberanian dalam m engam bil resiko, m inat yang luas, sert a dorongan ingin t ahu yang kuat . Dit am bahk an bahw a k reat iv it as j uga diduk ung oleh k et erbuk aan t erhadap segala sum ber yang dim ilikinya, m em perm ainkan dan m engolah sum ber t ersebut unt uk m encari alt ernat if yang lain. Dapat dikat akan secara kese- luruhan, kepribadian seseorang m em pengaruhi day a k reat iv it asny a.

B. Kon t r ol D ir i

(10)

st ressor- st essor lingk ungan, k ont rol diri j uga dapat digunak an sebagai suat u int ervensi y ang bersifat pencegahan ( Gust inaw at i, 1990) .

Kont rol diri dapat m encak up sem ua bidang perilak u, y ait u perilak u polit ik, sosial, sprit ual, buday a dan perilak u k erj a. Pengaruh k ont rol diri t erhadap t im bulny a t ingk ah lak u seseorang dapat dianggap cuk up besar, k arena t ingk ah lak u overt m erupak an hasil proses pengont rolan diri seseorang.

1 . Pe n ge r t ia n Kon t r ol D ir i

Kont rol diri m erupak an suat u k ecak apan indiv idu dalam k epek aan m em baca sit uasi diri dan lingkungannya sert a kem am puan unt uk m engont rol dan m engelola fakt or- fakt or perilaku sesuai dengan sit uasi dan kondisi unt uk m enam pilkan diri dalam m elakukan sosialisasi. Kem am puan unt uk m engendalikan perilaku, kecenderungan unt uk m enarik perhat ian, keinginan unt uk m engubah perilaku agar sesuai unt uk orang lain, m eny enangk an orang lain, selalu k onform dengan orang lain, m enut up perasaanny a ( Roosiant i, 1994) .

Calhoun dan Acocella ( 1990) m endefinisikan k ont rol diri ( self- cont rol) sebagai pengat uran proses- proses fisik , psikologis, dan perilak u seseorang; dengan k at a lain serangkaian proses yang m em bent uk dirinya sendiri. Goldfried dan Merbaum ( dalam Lazarus, 1976) , m endefinisi- k an k ont rol diri sebagai suat u k em am puan unt uk m enyusun, m em bim bing, m engat ur dan m engarahkan bent uk perilaku yang dapat m em baw a individu ke arah konsekuensi posit if. Selain it u kont rol diri j uga m enggam bark an k eput usan indiv idu y ang m elalui pert im bangan k ognit if unt uk m enyat ukan perilaku yang t elah disusun unt uk m eningkat kan hasil dan t uj uan t ert ent u sepert i y ang diingink an ( Lazarus, 1976) .

Sny der dan Gangest ad ( 1986) m engat ak an bahw a k onsep m engenai k ont rol diri secara langsung sangat relevan unt uk m elihat hubungan ant ara pribadi dengan lingk ungan m asy arak at dalam m engat ur k esan m asy arak at y ang sesuai dengan isy arat sit uasional dalam bersikap dan berpendirian y ang efekt if.

I ndiv idu dengan k ont rol diri t inggi sangat m em perhat ik an cara- cara y ang t epat unt uk berperilaku dalam sit uasi yang bervariasi. I a cendrung unt uk m engubah perilak uny a sesuai dengan perm int aan sit uasi sosial y ang k em udian dapat m engat ur kesan yang dibuat . Perilakunya lebih responsif t erhadap pet unj uk sit usional, lebih fleksibel, berusaha unt uk m em perlancar int eraksi sosial, bersikap hangat dan t erbuk a ( Roosiant i, 1994) .

Berint erak si dengan orang lain, seseorang ak an berusaha m enam pilkan perilak u y ang dianggap paling t epat bagi diriny a y ait u perilak u y ang dapat m eny elam at k an int erak siny a dari ak ibat negat if y ang disebabk an k arena respon yang dilakukannya.

Calhoun dan Acocella ( 1990) , m engem uk ak an dua alasan y ang m engharuskan indiv idu unt uk m engont rol diri secara k ont iny u. Pert am a, indiv idu hidup bersam a kelom pok sehingga dalam m em uaskan keinginannya individu harus m engont rol perilak uny a agar t idak m enggangu k eny am anan orang lain. Kedua, m asy arak at m endorong individu unt uk secara konst an m enyusun st andar yang lebih baik bagi dirinya. Sehingga dalam rangka m em enuhi t unt ut an t ersebut dibut uhkan pengont rolan diri agar dalam proses pencapaian st andar t ersebut indiv idu t idak m elakukan hal- hal yang m enyim pang.

(11)

m enit ik berat k an pada pengendalian, t et api t idak sam a art iny a dengan penek anan. Mengont rol em osi berart i m endekat i suat u sit uasi dengan m enggunakan sikap yang rasional unt uk m erespon sit uasi t ersebut dan m encegah m unculnya reaksi yang berlebihan ( Elfida, 1995) .

Ada dua k rit eria y ang m enent uk an apak ah k ont rol em osi dapat dit erim a secara sosial at au t idak . Kont rol em osi dapat dit erim a bila reak si m asy arak at t erhadap pengendalian em osi adalah posit if. Nam un reak si posit if saj a t idak lah cuk up. Karenanya perlu diperhat ikan krit eria lain, yait u efek yang m uncul set elah m engont rol em osi t erhadap kondisi fisik dan psikis. Kont rol em osi seharusnya t idak m em bahay ak an fisik dan psikis indiv idu. Art iny a, dengan m engont rol em osi k ondisi fisik dan psikis indiv idu harus m em baik ( Hurlock, 1973) .

Hurlock ( 1973) m eny ebut k an t iga k rit eria em osi y ang m asak sebagai berik ut :

a. Dapat m elak uk an k ont rol diri y ang bisa dit erim a secara sosial.

b. Dapat m em aham i seberapa banyak kont rol yang dibut uhkan unt uk m em uaskan kebut uhannya dan sesuai dengan harapan m asyarakat .

c. Dapat m enilai sit uasi secara krit is sebelum m eresponnya dan m em ut uskan cara berak si t erhadap sit uasi t ersebut .

Dalam kont rol diri individu sendiri yang m enyusun st andar bagi kinerj anya dan ak an m enghargai at au m enghuk um diriny a bila berhasil at au t idak berhasil m encapai st andar t ersebut . Dalam kont rol ekst ernal orang lainlah yang m enyusun st andar dan m em beri ganj aran at au hukum . Tidak m engherankan bila kont rol diri dianggap sebagai suat u k et ram pilan berharga ( Calhoun dan Acocella, 1990) .

Kont rol diri sebagaim ana yang dikem ukakan di at as, secara langsung sangat relevan unt uk m elihat hubungan ant ara pribadi dengan lingkungan m asyarakat dalam m engat ur kesan yang sesuai dengan isyarat sit uasional ( Snyder dan Gangest ad, 1976) .

Schlenk er ( dalam Shaw dan Const anzo, 1984) m engem uk ak an bahw a dalam m engat ur k esan ada beberapa elem en pent ing y ang harus diperhat ikan, y ait u k onsep diri dan ident it as sosial. Asum si dalam t eori m em bent uk k esan bahw a seseorang t erm ot ivasi unt uk m em buat dan m em elihara harga diri set inggi m ungkin, sehingga seseorang harus berusaha m engat ur kesan diri, sedem ikian rupa unt uk m enam pilkan ident it as sosial yang posit if. Dengan cara m em ant au dan m engat ur suat u ident it as dalam penam pilanny a t erhadap orang lain. I ni berart i unt uk dapat m engat ur kesan seseorang harus m em iliki konsep diri t erlebih dahulu, selanj ut dapat m enam pilkan diriny a sesuai dengan sit uasi int erak si sosial sehingga t erbent uk ident it as sosialnya.

Mot ivasi individu unt uk m engat ur kesan akan m enguat apabila berada dalam sit uasi yang m elibat kan t uj uan- t uj uan pent ing, sepert i m engharapkan perset uj uan at au im balan m at eri ( Brigham , 1991) , j uga apabila indiv idu m erasa t ergant ung kepada orang lain yang berkuasa unt uk m engat ur dirinya ( Leary dan Kow alski, dalam Brigham , 1991) . Kondisi- k ondisi sepert i it u m erupak an k ondisi penek anan ( pressure condit ion) bagi indiv idu, sehingga indiv idu cenderung ak an m engat ur t ingkah lakunya agar m em berikan kesan yang posit if.

(12)

2 . Je n is da n a spe k - a spe k k on t r ol dir i

Block dan Block ( dalam Lazarus, 1976) m enj elask an ada t iga j enis k ualit as kont rol diri, yait u over cont rol, under cont rol, dan appropriat e cont rol. Over cont rol m er upakan kont r ol dir i yang dilakukan oleh individu secar a ber lebihan yang m enyebabkan individu banyak m enahan diri dalam beraksi t erhadap st im ulus. Under cont rol m erupakan suat u kecenderungan individu unt uk m elepaskan im puls dengan bebas t anpa perhit ungan y ang m asak . Appropriat e cont rol m erupakan kont rol indiv idu dalam upay a m engendalikan im puls secara t epat .

Berdasarkan Konsep Averill ( 1973) , t erdapat 3 j enis k em am puan m engont rol diri yang m eliput i 5 aspek. Averill ( 1973) m eny ebut k ont rol diri dengan sebut an kont rol personal, yait u kont rol perilaku ( behav ior cont rol) , Kont rol kognit if ( cognit iv e cont rol) , dan m engont rol k eput usan ( decisional cont rol) .

a. Behav ioral cont rol

Merupakan kesiapan at au t ersedianya suat u respon yang dapat secara langsung m em pengaruhi at au m em odifik asi suat u k eadaan y ang t idak m eny enangk an. Kem am puan m engont rol perilaku ini diperinci m enj adi dua kom ponen, yait u m engat ur pelak sanaan ( regulat ed adm inist rat ion) dan kem am puan m em odifikasi st im ulus ( st im ulus m odifiabilit y) . Kem am puan m engat ur pelaksanaan m erupakan kem am puan individu unt uk m enent ukan siapa yang m engendalikan sit uasi at au k eadaan, diriny a sendiri at au sesuat u diluar diriny a. I ndiv idu y ang kem am puan m engont rol dirinya baik akan m am pu m engat ur perilaku dengan m enggunakan kem am puan dirinya dan bila t idak m am pu individu akan m enggunakan sum ber ekst ernal. Kem am puan m engat ur st im ulus m erupakan kem am puan unt uk m enget ahui bagaim ana dan kapan suat u st im ulus yang t idak dik ehendak i dihadapi. Ada beberapa cara y ang dapat digunak an, y ait u m encegah at au m enj auhi st im ulus, m enem pat kan t enggang w akt u di ant ara rangkaian st im ulus yang sedang berlangsung, m enghent ikan st im ulus sebelum w akt unya berakhir, dan m em bat asi int ensit asnya.

b. Cognit iv e cont rol

Merupak an k em am puan indiv idu dalam m engolah inform asi y ang t idak diinginkan dengan cara m engint erpret asi, m enilai, at au m enggabungkan suat u k ej adian dalam suat u k erangk a k ognit if sebagai adapt asi psikologis at au unt uk m engurangi t ek anan. Aspek ini t erdiri at as dua k om ponen, y ait u m em peroleh inform asi ( inform at ion gain) dan m elakukan penilaian ( appraisal) . Dengan inform asi yang dim iliki oleh individu m engenai suat u keadaan yang t idak m eny enangk an, indiv idu dapat m engant isipasi k eadaan t ersebut dengan berbagai pert im bangan. Melakukan penilaian berart i individu berusaha m enilai dan dan m enafsirkan suat u keadaan at au perist iw a dengan cara m em perhat ikan segi- segi posit if secara subj ekt if.

c. Decisional cont rol

Merupakan kem am puan seseorang unt uk m em ilih hasil at au suat u t indakan berdasark an pada sesuat u y ang diy ak ini at au diset uj uiny a. Kont rol diri dalam m enent ukan pilihan akan berfungsi baik dengan adanya suat u kesem pat an, kebebasan, at au kem ungkinan pada diri individu unt uk m em ilih berbagai kem ungkinan t indakan.

Dari uraian dan penj elasan di at as, m aka unt uk m engukur kont rol diri digunak an aspek - aspek sebagai berik ut :

(13)

b. Kem am puan m engont rol st im ulus

c. Kem am puan m engant isipasi suat u perist iw a at au k ej adian

d. Kem am puan m enafsirkan perist iw a at au kej adian

e. Kem am puan m engam bil keput usan

Alasan penggunaan konsep dari Averill dalam m engukur t ingkat kont rol diri yang dim iliki oleh individu yait u dapat diket ahui m engenai j enis kont rol diri yang digunak an oleh indiv idu lebih j elas dan lebih rinci.Hal ini disebabk an pada k onsep ini dapat dik et ahui m engenai aspek - aspek y ang digunak an oleh indiv idu dalam m elak uk an proses pengont rolan diri.

C. H u bu n ga n Kon t r ol D ir i da n Kr e a t ivit a s

Kem aj uan di segala bidang sert a inform asi yang sem akin pesat , m enunt ut pengem bangan sum ber day a secara m ak sim al. Pengem bangan sum ber day a m anusia dim aksudkan agar m em bent uk seluruh kem am puan yang dim iliki oleh individu. Dengan dem ikian individu m am pu unt uk m enghadapi t ant angan j am an. I ndividu dit unt ut unt uk m am pu m enyesuaikan diri, bergerak dengan cepat sert a m am pu unt uk m encari alt ernat if baru dalam proses pem ecahan m asalah. Sehingga dalam m engant isipasi hal t ersebut individu dit unt ut m em iliki kem am puan unt uk k reat if t erhadap t ant angan y ang baru.

Para ahli berpendapat bahw a individu yang kreat if m em iliki kebebasan berpikir dan bert indak . Teori- t eori y ang m em bahas m engenai k reat iv it as m eny ebut k an bahw a fak t or- fak t or y ang dapat m em pengaruhi perbedaan k reat iv it as adalah fak t or lingk ungan dan fak t or- fak t or dalam diri seseorang, diant arany a fak t or k epribadian. MacKinnon dan Barron ( dalam Munandar, 1977) dalam penelit ian m erek a t erhadap subj ek y ang dik at egorik an k reat if, berkesim pulan bahw a perbedaan ant ara indiv idu k reat if dan t idak k reat if adalah pada k arak t erist ik t ert ent u dalam k epribadian m erek a. Munandar ( 1977) pada penelit ianny a m em peroleh k esim pulan bahw a ciri-ciri sifat y ang dapat dipelaj ari sepert i m inat , sik ap, dan m ot iv asi, m em puny ai peran y ang pent ing dalam hal produk t iv it as k reat if. Pada Penelit ian sebelum ny a disim pulkan bahw a individu yang m em iliki ket ekunan t erhadap t ugas sert a penghay at an t erhadap apa y ang dik erj ak an m am pu m enghasilkan k arya- k arya k reat if y ang lebih bany ak dibandingk an m erek a y ang k urang t ek un dan m erasa cepat puas t erhadap hasil k erj a.

Barron, MacKinnon, dan Roe ( dalam Munandar 1990) dalam penelit ian m erek a m enyim pulkan bahw a aspek kepribadian yang m endukung m unculnya perilaku kreat if yait u : keberanian m enanggung resiko, energik, adanya dorongan unt uk m enget ahui lebih lanj ut hal- hal yang belum j elas,t erbuka dalam m enyat akan pendapat , m em iliki rasa keindahan, m andiri dalam sikap, daya im aj inasi yang kuat , senang m encoba hal- hal yang baru, m em iliki m inat yang luas dan bebas.

Barron ( dalam Meeker, 1985) pada penelit ianny a m enem uk an bahw a orang-orang kreat if m enunj ukan kelancaran dalam ucapan, ket ram pilan t angan at au dalam pengungkapan gagasan. I ndividu yang m em iliki kreat if m ot oris akan berbicara lew at k et ram pilan t angan m erek a sebagai cara m engungk apk an gagasan, sedangk an kreat if alam i akan m enunj ukkan bakat dan keluw esan dalam cara berpikir, yang kadan disebut inspirasi. I ndividu yang kreat if m enunj ukan energi yang berlebih dan j adw al kerj a yang m enant ang.

(14)

Pot ensi kreat if individu yang sem ula m asih dalam diri m enj adi t erakt ualisasi at au t erw uj udk an dalam perilak u, k arena ada sit uasi y ang am an dan bebas. Mak na k ebebasan dan k eam anan dalam hal m eny at ak an pendapat , perasaan dan pik iran. Kebebasan t ersebut berasal dari diriny a sendiri, t erm asuk di dalam ny a k em am puan unt uk m engendalikan diri dalam m enarik alt ernat if yang m em ungkinkan unt uk m engakt ualisasikan pot ensi kreat if yang dim iliki. Sehingga pada pem unculan proses k reat iv it as indiv idu, perilak u y ang bersifat m andiri sangat diperluk an ( Muly ani, 1987) . Pribadi m andiri t iada lain dibangun oleh pribadi yang penuh rasa percaya diri. Terbent uk ny a rasa percay a diri pada diri indiv idu ak an m eningk at k an k ualit as diri indiv idu.

Perkem bangan k em am puan m engont rol diri pada indiv idu berkenaan dengan kem asakan em osi. I ndividu dikat akan t elah m encapai kem asakan em osi apabila ia m am pu unt uk m elepaskan em osiny a dengan cara y ang bisa dit erim a dan pada w ak t u yang t epat . Kont rol em osi yang sehat akan m ungkin dim iliki bila individu m em iliki kekuat an ego ( ego st rengt h) yait u suat u kem am puan unt uk m enahan diri dari t erj adinya ledakan em osi bila ingin m elakukan sesuat u at au m engesam pingkan perasaaan bila it u y ang diingink anny a ( Hurlock, 1973) .

Meskipun t idak secara eksplisit , kehidupan em osional seseorang j uga berpengaruh t erhadap k reat iv it as. Em osi y ang labil at au dinam is, seringk ali m em buat orang m enj adi m erasa cepat bosan, t idak suka unt uk m engerj akan hal- hal yang sifat nya m onot on, selalu m enginginkan perubahan- perubahan, bersikap akt if, dan opt im is.

Cara berpikir indiv idu t erhadap st im ulus dapat m em bedak an k em am puan m erek a dalam m engont rol diri. I ndiv idu y ang m em puny ai k em am puan berpikir posit if dalam m enghadapi suat u sit uasi dengan st im ulus t ert ent u, ak an lebih m am pu m engendalikan diriny a dan dapat m eneruskan k egiat anny a dalam sit uasi t ersebut . Hal ini dim ungkinkan karena berpikir posit if m eliput i ide- ide dan kreat ivit as, t erm asuk ide indiv idu dalam m em buat perencanaan k et ik a bert indak . Sehubungan dengan perny at aan t ersebut , Mischel dk k . ( dalam Kail dan Nelson, 1993) dalam penelit ian m ereka, m enyim pulkan bahw a kem am puan individu unt uk m engendalikan diri dipengaruhi oleh perencanaan y ang baik dalam bert indak . I ndiv idu dapat m elakukan berbagai usaha unt uk m engendalikan dirinya dengan cara berusaha unt uk t idak m elihat st im ulus; berusaha unt uk t idak m enyent uh st im ulus at au m elakukan kegiat an yang dapat m engalihkan perhat ian dari st im ulus. Usaha t ersebut m erupak an perilak u y ang t erencana dan efekt if sehingga indiv idu m am pu m engont rol dirinya.

(15)

PEM BAH ASAN

Penelit ian yang dilakukan oleh Barron, MacKinnon dan Roe ( dalam Munandar, 1990) m enj elask an bahw a aspek k epribadian y ang m enduk ung m unculny a perilak u yang kreat if yait u : keberanian m enanggung resiko, energik, adanya dorongan unt uk m enget ahui lebih lanj ut hal- hal yang belum j elas, t erbuka dalam m enyat akan pendapat , m em iliki rasa keindahan, m andiri dalam hidup, daya im aj inasi yang kuat , senang m encoba hal- hal yang sifat nya baru, m em iliki m inat yang luas dan bebas. I ndividu yang kreat if m em iliki rasa percaya diri yang t inggi dalam m engem bangkan kem am puan diri unt uk t idak t ergant ung pada orang lain dan cenderung unt uk m enggunakan pendapat dan pert im bangannya sendiri, sehingga hal ini m enyebabkan individu yang m em iliki kreat ivit as yang t inggi berusaha secara t erus m enerus unt uk m enem ukan dan m encoba cara- cara kerj a yang lain dari biasanya sert a berusaha agar lebih efekt if dan efisien.

Sesuai dengan konsep yang dij elaskan oleh Averill ( 1973) m engenai k ont rol diri, y ait u di dalam k ont rol diri t ercak up t iga k onsep y ang berbeda y ait u behav ioral cont rol, Cognit iv e cont rol dan decisional cont rol. Behavioral cont rol didefinisik an sebagai suat u kesiapan at au t er sedianya suat u r espon yang dapat secara langsung m em pengar uhi at au m em odifikasi kar akt er ist ik obj ekt if di suat u keadaan yang t idak m enyenangkan. Dalam hal ini subj ek m em iliki suat u kem am puan dalam m engendalikan at au m engat ur suat u k eadaan at au st im ulus baik y ang dat ang dari luar dirinya. Seseorang yang m em iliki kont rol diri yang baik akan m am pu m engat ur t indak an berdasark an suat u k eadaan y ang m asih dapat diubah dan j uga subj ek m em iliki suat u kem am puan kapan suat u st im ulus t idak diinginkan at au dihadapi. Cognit iv e cont rol yait u suat u kem am puan yang dim iliki oleh subj ek dalam m engolah inform asi yang t idak diinginkan yang m ungkin dat ang dari suat u cara t ert ent u sebagai adapt asi psikologis. Subj ek m elihat suat u ancam an at au sesuat u y ang t idak diingink an secara relat if obj ek t if dan j uga ancam an t ersebut dim odifik asik an m elalui penyesuaian dengan kebut uhan dan ukuran individu t ersebut , sedangkan decisional cont rol m erupakan suat u ksem pat an yang dihadapi oleh subj ek unt uk m em ilih berm acam - m acam pilihan t indakan. Subj ek biasanya akan m em ilih suat u t indakan yang dilakukan apabila dihadapkan pada suat u pilihan at au keadaan yang sedikit nya hanya t erdapat dua hal yang sam a berat nya dan pilihan yang diam bil berdasarkan pada apa y ang diy ak ini at au y ang diset uj ui. I ni dilak uk an oleh subj ek agar perilakunya sesuai dengan t unt ut an lingkungan di sekelilingnya.

Kont rol diri berkait an dengan bagaim ana indiv idu m engendalikan em osi sert a dorongan- dorongan dari dalam diriny a ( Hurlock, 1990) . Menurut k onsep ilm iah, pengendalian em osi berart i m engarahkan energi em osi ke saluran ekpresi yang berm anfaat dan dapat dit erim a secara sosial. Mengont rol em osi berart i m endekat i suat u sit uasi dengan m enggunakan sikap yang rasional unt uk m erespon sit uas t ersebut dan m encegah m unculnya reaksi yang berlebihan.

I ndividu dengan kont rol diri yang t inggi cenderung berusaha unt uk m engubah perilak uny a sesuai dengan perm int aan sosial y ang k em udian dapat m engat ur k esan y ang dibuat . Mot iv asi indiv idu unt uk m engat ur k esan ak an k uat apabila berada dalam sit uasi yang m elibat kan t uj uan- t uj uan pent ing, sepert i m engharapkan perset uj uan at au im balam m at eri, j uga apabila indiv idu m erasa t ergant ung k epada orang lain yang berkuasa unt uk m engat ur dirinya. Kondisi- kondisi ini yang m enyebabkan individu cenderung akan m engat ur t ingkah lakunya agar m em berikan kesan yang posit if.

(16)
(17)

KESI M PULAN

I ndiv idu dalam bert indak t erlebih dahulu selalu m engunak an proses filt er, yait u m em pert im bangk an sert a m em ut usk an segala aspek dari t indak an y ang ak an direalisasikannya. I ndividu m endapat kan nilai- nilai yang sudah m engkrist al dalam dirinya unt uk m em berikan pernilaian t erhadap suat u aspek konsekuensi, efekt ivit as, efisiensi sert a k egunaan dari t indak an y ang ak an dilak uk an. Dapat dik at ak an bahw a individu m em iliki sist em kont rol diri at as segala t ingkah lakunya.

Secara kongkrit , perilaku yang kreat if berw uj ud kecenderungan bekerj a dengan cara- cara y ang t idak k onv ensional. Hal ini didasari oleh dorongan k einginan y ang k uat ak an suat u perubahan, disert ai dengan usaha t erus- m enerus m encoba. Akibat nya t im bul kem ungkinan akan penem uan cara m aupun st rat egi yang baru.

(18)

D AFTAR PUSTAKA

Am in, M., 1983. Peranan Kreat ivit as Dalam Pendidikan. Analisis Pendidikan. No.3. Jak art a.

Arm st rong. M., 1994. Perform ance Managem ent . London : Kogan Page Lt d.

Averill, J.R., 1973. Personal Cont rol Over Av ersiv e St im uli and I t ’s Relat ionship t o St ress. Psy chological Bullet in, No. 80. p. 286- 303.

Barra, R., 1986. Menerapk an Gugus Kendali Mut u : St rat egi Prakt is Unt uk Meningkat kan Produkt ivit as dan Keunt ungan. Jakart a : Penerbit Erlangga.

_______,.1996. Keadaan Angkat an Kerj a I ndonesia. Bir o Pusat St at ist ika. Jakar t a.

Brigham , J.C., 1991. Social Psy chology. New York : Harper Collins Publisher.

Calhoun, J.F., Acocella, J.R., 1990. Psychology of Adj ust m ent and Hum an Relat ionship. New York : McGraw Hill, I nc.

Elfida, D., 1995. Hubungan Kem am puan Mengont rol Diri dan Kecenderungan Berperilaku Delinkuen pada Rem aj a. Skripsi ( Tidak Dit erbit k an) . Yogy ak art a : Fakult as Psikologi UGM.

Gust inaw at i., 1990. Peranan Kont rol Pribadi Dalam Kesesakan Pada Penghuni Perum ahan Dengan Kepadat an Tinggi di Kot a Bandung. Skripsi ( Tidak Dit erbit kan) . Yogyakart a : Fakult as Psikologi UGM.

Guildford, J.P., 1971. The Nat ure of Hum an I nt elligence. London : Mc.Graw Hill.

Hurlock , E.B., 1973., Adolescent Developm ent .( Terj em ahan) Tokyo : McGraw Hill Kogak usha, Lt d.

Johnson, R.C. and Medinnus, G.R., 1968. Child Psy chology : Behav ior and Dev elopm ent . ( 2nd edit ion) . New York : John Willey Sons, I nc.

Juse, Q.C., 1983. Gugus Kendali Mut u. Seri Manaj em en PPM, No. 7. Jakart a : Pust aka Binam an Pressindo.

Kail, R.V. and Nelson, R.W., 1993. Dev elopm ent al Psy chology. New Jersey : Prent ice Hall.

Kum ara, A., 1988. St udi penelit ian t ent ang Validit as dan Realibilit as “ The t est of Self Confidence” . Laporan penelit ian. Yogy ak art a : Fak ult as Psikologi UGM.

Lazarus, R.S., 1976. Pat erns of Adj ust m ent . Tokyo : McGraw Hill Kogakusha, Lt d.

Marbun, B.N., 1985. Pengendalian Mut u Terpadu. Seri Manaj em en No.110. Jak art a : Pust aka Binam an Pressindo.

(19)

Mulyani. S., 1987. Hubungan Ant ara Kreat iv it as Dengan Perilak u Mandiri. Skripsi ( Tidak dit erbit kan) . Yogyakart a. Fakult as Psikologi UGM.

Munandar, A.S., 1988. Kreat iv it as Dalam Pekerj aan. Dalam S.C. Ut am i Munandar, ( Penghim pun) . Kreat iv it as Sepanj ang Masa. Jak art a : Pust ak a Sinar Harapan.

Noerhadi, T.H., 1980. Kreat iv it as : Suat u Tinj auan Filsafat .Mak alah Sim posium Kreat iv it as. Jak art a.

Rav iant o, J., 1985. Produkt iv it as dan Manaj em en. Seri Produkt iv it as I V. Jakar t a Lem baga I nform asi Usaha dan Produk t iv it as.

Raw linson, J.G., 1986. Berpikir Kreat if dan Brain St orm ing. Jakart a : Penerbit Erlangga.

Rogers, C.R., 1975. Tow ard A Theory of Creat iv it y , I n T.B. Robert s ( Eds.) . Four Psychologies Applied t o Educat ion: Freudian, Behavioral, Hum anist ic, Transpersonal. New York : Wiley & Sons I nc.

Roosiant i, W., 1994. Hubungan Ant ara Pem ant auan Diri dan Popularit as Dengan Pengungkapan Diri Pada Rem aj a. Skripsi ( Tidak Dit erbit k an) . Yogy ak art a : Fakult as Psikologi UGM.

Soedj at m iko., 1990. Manusia I ndonesia Menj elang Abad k e- 21 dan Pendidikan. Param et er. no.98. Tahun I X. Februari. I KI P Jakart a.

Sprint hall, R.C. and Sprint hall, N.A., 1974. Educat ional Psy chology , Dev elopm ent al Approach. Manila : Addison - Willey publishing Co.

St einer, G.A., 1962. The Creat ive organizat ion. Graduat e School of Bussiness Adm inist rat ion. The Universit y Of Chicago.

St oner, J.A.F., 1982. Managem ent . ( 2nd. edit ion) . New Jersey : Prent ice Hall, I nc.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui produksi kitinase optimum yang dihasilkan oleh bakteri kitinolitik Isolat 26 pada variasi waktu inkubasi 8, 16, 24,

Sehubungan dengan Evaluasi Penawaran dan Evaluasi Kualifikasi Pengadaan Jasa Konstruksi Paket Pekerjaan PENINGKATAN JALAN RANDUM-EMANG DESA GALAR, maka dengan ini

variasi mlati. Sehingga mempunyai kesan praktis dan tidak mengganggu gerak penari apalagi ada satu penari pada adegan tertentu menaiki burung garuda. Perlu

Increasing the Tenth Year Students’ Reading Comprehension Achievement by Using Jigsaw IV Technique at MA Darussalam Jember in the 2009/2010 Academic Year; Ummi Zakiyah ,

[r]

Demikian Berita Acara Hasil Pelelangan untuk paket pekerjaan “ Konsultan Perencana Revitalisasi Gedung dan Sarana Kantor ” ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat

[r]

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan pasal 13 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 6 Tahun 2016 tentang Pedoman Umum Penyaluran Bantuan Pemerintah