• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-NAD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-NAD"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

Riezka Dharma : Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-NAD, 2009. USU Repository © 2009

TUGAS AKHIR

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA PT. PERKEBUNAN

NUSANTARA I (PERSERO) LANGSA-NAD

OLEH:

RIEZKA DHARMA

062102139

PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)
(3)
(4)

Riezka Dharma : Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-NAD, 2009. USU Repository © 2009

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirrahim

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena dengan

hidayahnya dan karunianya Tugas Akhir ini dapat selesai. Shalawat dan salam

kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga dan para

sahabatnya.

Oleh karena terbatasnya waktu, biaya dan kemampuan, maka penulis

menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam

menyusun Tugas Akhir ini, sehingga masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis

dengan tangan terbuka menerima saran dan kritik dari pembaca demi kebaikan

dari Tugas Akhir ini sebagai suatu karya ilmiah.

Selama dalam penulisan Tugas Akhir ini penulis banyak menerima

masukan dan dorongan baik moral maupun materil. Untuk itu dalam kesempatan

ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak selaku Ketua Program Studi

Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan

Dosen Pembimbing pada saat penulisan tugas akhir ini.

3. Bapak Iskandar Muda, SE, M.Si selaku Sekretaris Program Studi Diploma

(5)

Riezka Dharma : Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-NAD, 2009. USU Repository © 2009

4. Pimpinan dan karyawan PT. Perkebunan Nusantara I (Persero)

Langsa-NAD yang telah membantu penulis dalam menyusun tugas akhir ini.

5. Terima kasih yang tak terhingga kepada Ayahanda Darwis Anatami, SH,

MH dan Ibunda Ermawati yang telah memberikan doa dan dukungan baik

moril maupun materil dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

Akhirnya Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang

telah membantu dengan ridhonya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas

Akhir ini dengan baik, Amin.

Medan, 04 Juni 2009

Penulis,

(6)

Riezka Dharma : Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-NAD, 2009. USU Repository © 2009

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR LAMPIRAN ... vi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Perumusan Masalah ... 2

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 3

D. Sistematika Penelitian 1. Jadwal Penelitian ... 4

2. Laporan Penelitian ... 4

BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Ringkas Perusahaan ... 6

B. Struktur Organisasi ... 9

C. Job Description/Uraian Tugas ... 10

D. Jaringan Usaha/Kegiatan Perusahaan ... 16

E. Kinerja Usaha Terkini ... 16

F. Rencana Kegiatan Perusahaan ... 18

(7)

Riezka Dharma : Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-NAD, 2009. USU Repository © 2009

B. Pengertian Rasio Keuangan ... 20

C. Kegunaan Rasio Keuangan ... 20

D. Jenis-jenis Rasio Keuangan ... 21

1. Rasio Likuiditas ... 22

2. Rasio Solvabilitas... 24

3. Rasio Aktivitas... 25

4. Rasio Profitabilitas ... 27

E. Kelemahan Rasio Keuangan ... 30

F. Analisis Rasio Likuiditas ... 31

G. Analisis Rasio Solvabilitas ... 33

H. Analisis Rasio Aktivitas ... 34

I. Analisis Rasio Profitabilitas ... 36

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan... 39

B. Saran ... 40

DAFTAR PUSTAKA

(8)

Riezka Dharma : Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-NAD, 2009. USU Repository © 2009

DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

TABEL 1 Kinerja Perusahaan Terkini ... 17

TABEL 2 Hasil Perhitungan Rasio Keuangan ... 30

TABEL 3 Rasio Likuiditas ... 31

TABEL 4 Rasio Solvabilitas ... 33

TABEL 5 Rasio Aktivitas ... 34

(9)

Riezka Dharma : Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-NAD, 2009. USU Repository © 2009

DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul Halaman

1 Struktur Organisasi Perusahaan 1

2 Neraca PTPN I (Persero) tahun 2006 – 2008 2

3 Laporan Laba Rugi tahun 2006 3

4 Laporan Laba Rugi tahun 2007 4

(10)

Riezka Dharma : Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-NAD, 2009. USU Repository © 2009

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Laporan Keuangan merupakan suatu alat atau media informasi yang

merangkum semua aktivitas perusahaan yaitu mulai dari proses pencatatan,

penggabungan, dan pengikhtisaran semua transaksi yang dilakukan oleh

perusahaan dengan seluruh pihak yang terkait dengan kegiatan usahanya serta

peristiwa penting yang terjadi di dalam perusahaan. Pada umumnya, laporan

keuangan menyediakan informasi secara lebih terinci atas hasil interprestasi

mengenai prestasi yang dicapai perusahaan, posisi dan keadaan keuangan

perusahaan, proyeksi perusahaan, diagnosis serta akurasi dari laporan keuangan

perusahaan pada suatu periode tertentu. Sebagai sumber informasi, laporan

keuangan harus disajikan secara wajar, transparan, mudah dipahami dan dapat

diperbandingkan dengan tahun sebelumnya ataupun antar perusahaan sejenis.

Dengan hasil analisis tersebut pihak-pihak yang berkepentingan

(stakeholder) dapat mengambil keputusan yang nantinya akan diperlukan sebagai

pertimbangan terhadap kebijakan yang akan dijalankan pada periode mendatang.

Adapun pihak-pihak yang membutuhkan laporan keuangan tersebut adalah para

pemilik perusahaan, pihak manajemen perusahaan investor, kreditor, pemerintah,

(11)

Riezka Dharma : Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-NAD, 2009. USU Repository © 2009

Menganalisis laporan keuangan berarti menggali lebih banyak informasi yang

dikandung suatu laporan keuangan. Sebagaimana diketahui laporan keuangan

adalah alat atau media informasi yang merangkum semua aktivitas suatu

perusahaan, maka analisa laporan keuangan diharapkan dapat membantu

menambah informasi sehingga pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan

tepat dan menguntungkan perusahaaan.

Analisis perbandingan dan Analisis rasio merupakan dua metode analisis

yang biasa dipergunakan dalam analisis laporan keuangan. Analisis perbandingan

bertujuan untuk dapat mengetahui persentase kenaikan/penurunan pada tiap pos

dalam neraca maupun laporan laba rugi. Sedangkan analisis rasio bertujuan untuk

mengetahui sejauh mana likuiditas suatu perusahaan dalam menjalankan

aktivitasnya.

Melihat pentingnya analisis terhadap laporan keuangan bagi suatu

perusahaan maupun pihak-pihak lain yang berkepentingan (stakeholder) dan

untuk mengetahui sejauh mana kinerja perusahaan selama ini, maka penulis

bermaksud melakukan penelitian tentang ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

PADA PT.PERKEBUNAN NUSANTARA I (PERSERO) LANGSA-NAD.

B. Perumusan Masalah

Adapun yang menjadi perumusan masalah yang akan dibahas penulis

dalam penelitian ini adalah Bagaimana kondisi dan kinerja keuangan berdasarkan

analisis rasio keuangan pada PT. PERKEBUNAN NUSANTARA I (PERSERO)

(12)

Riezka Dharma : Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-NAD, 2009. USU Repository © 2009

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun Tujuan Penelitian yang ingin dicapai oleh penulis adalah :

1. untuk mengetahui dan menganalisis kondisi dan kinerja keuangan pada

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA I (PERSERO) LANGSA-NAD

selama tahun 2006 sampai dengan 2008,

2. untuk mengetahui kemampuan manajemen PT. PERKEBUNAN

NUSANTARA I (PERSERO) LANGSA-NAD dalam melakukan

pengelolaan dana secara efektif dan efisien,

3. untuk mengetahui kebijakan yang diterapkan oleh manajemen PT.

PERKEBUNAN NUSANTARA I (PERSERO) LANGSA-NAD dalam

meningkatkan perolehan keuntungan perusahaan.

Adapun Manfaat Penelitian yang diperoleh dalam penulisan ini adalah :

1. bagi peneliti

sebagai bahan masukan jika sewaktu-waktu peneliti diminta memberikan

penjelasan dan masukan mengenai analisis laporan keuangan PTPN I

(Persero) Langsa-NAD,

2. bagi perusahaan

sebagai bahan masukan untuk memperbaiki analisis laporan keuangan PT.

Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-NAD,

3. bagi peneliti lain

sebagai bahan masukan untuk melakukan penelitian yang sejenis di masa

(13)

Riezka Dharma : Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-NAD, 2009. USU Repository © 2009

D. Sistematika Penelitian

1. Jadwal Penelitian

Untuk menyelesaikan penelitian ini, maka peneliti memerlukan jadwal

penelitian sesuai dengan langkah-langkah kegiatannya adalah sebagai berikut :

JADWAL PENELITIAN

Pelaksanaan penelitian untuk mendapatkan

topik tugas akhir

2. Bimbingan untuk pelaksanaan tugas akhir

B. Pelaksanaan

3.

Bimbingan untuk pengolahan data

perusahaan

4.

Pengolahan data perusahaan dalam

penyusunan tugas akhir

C. Pelaporan

5.

Bimbingan untuk penulisan BAB I tugas

akhir

6.

Bimbingan untuk penulisan BAB II tugas

akhir

7.

Bimbingan untuk penulisan BAB III tugas

akhir

8.

Bimbingan untuk penulisan BAB IV tugas

akhir

9.

Bimbingan tahap akhir dalam penyusunan

tugas akhir

10. Penyempurnaan tugas akhir

2. Laporan Penelitian

Dalam penulisan tugas akhir ini, peneliti membuat rencana isi secara

sistematis agar pembahasan lebih terarah. Adapun rencana isi tugas akhir ini

(14)

Riezka Dharma : Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-NAD, 2009. USU Repository © 2009

Bab I Pendahuluan

Pada Bab I dibahas mengenai apa yang menjadi latar belakang masalah

dalam pemilihan judul ini, perumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian serta sistematika penelitian.

Bab II Profil Perusahaan

Pada Bab II diuraikan sejarah ringkas berdirinya PTPN I (Persero)

Langsa-NAD, struktur organisasi perusahaan, job description/uraian

tugas PTPN I (Persero) Langsa-NAD, jaringan usaha/kegiatan

perusahaan, kinerja usaha terkini perusahaan, dan rencana kegiatan

perusahaan.

Bab III Topik Penelitian

Pada Bab III dibahas pengertian analisa laporan keuangan, pengertian

rasio keuangan, kegunaan rasio keuangan, dijelaskan mengenai

pengertian rasio likuiditas, solvabilitas, aktivitas dan profitabilitas,

kelemahan rasio keuangan, analisis dan evaluasi rasio-rasio keuangan

yaitu, rasio likuiditas, solvabilitas, aktivitas dan profitabilitas perusahaan

berdasarkan laporan keuangan PTPN I (Persero) Langsa- NAD.

Bab IV Penutup

Pada bab ini peneliti akan memberikan beberapa kesimpulan dan saran

sehingga dapat berguna bagi perusahaan, peneliti sendiri, dan ilmu

(15)

Riezka Dharma : Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-NAD, 2009. USU Repository © 2009

BAB II

PROFIL PERUSAHAAN

A. Sejarah Ringkas Perusahaan

PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-NAD merupakan

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang menitikberatkan aktivitas

usahanya (corbusiness) di bidang perkebunan kelapa sawit dan karet. Dari

data dan fakta yang ada, kita dapat mengetahui bahwa PT. Perkebunan

Nusantara I (Persero) Langsa-NAD telah mengalami berbagai proses dan

perubahan, baik yang disebabkan oleh peralihan dan reorganisasi maupun

konsolidasi yang diikuti dengan restrukturisasi. Sejarah ringkas PT.

Perkebunan Nusantara I (Persero) dapat diketahui dari proses

perkembangannya, yaitu dari satu periode ke periode berikutnya.

1. Periode sebelum perang

Diawali dari periode sebelum perang, dimana pada tahap ini

pemerintah Belanda, swasta Belanda dan Jepang membangun dan

memiliki perkebunan di Aceh.

2. Periode revolusi physik (1945-1950)

Dilanjutkan pada periode revolusi physik dimana seluruh kebun milik

pemerintah Belanda dan Jepang diambil alih oleh negara dan diberi

nama Perkebunan Pemerintah Republik Indonesia (PPRI), dan kebun

milik swasta Belanda yang dikuasai oleh Perusahaan Perkebunan

(16)

Riezka Dharma : Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-NAD, 2009. USU Repository © 2009

3. Periode Pengembalian Perkebunan (1950-1953)

Berdasarkan perjanjian KMB, perkebunan yang dikuasai PPN-RI

dikembalikan kepada pemiliknya yaitu Swasta Belanda.

4. Periode Peristiwa Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) di

Aceh (1953-1957)

Terjadinya Peristiwa DI/TII di Aceh menyebabkan tidak kondusifnya

tingkat keamanan. Hal ini sedikit banyaknya mempengaruhi

perkembangan perkebunan di Aceh.

5. Periode Nasionalisasi (1957-1961)

Dalam periode ini Pemerintah Republik Indonesia mengambil alih

seluruh perkebunan milik Swasta Belanda dan diberi nama PPN-Baru.

6. Periode PPN Kesatuan Aceh (1961-1963)

Dengan adanya Peraturan Pemerintah RI No.: 142/1961, Kebun-kebun

eks Pemerintah Belanda RI) dan eks Swasta Belanda

(PPN-Baru) digabumg menjadi satu organisasi yang bernama PPN Kesatuan

Aceh.

7. Periode PPN Karet I dan PPN Aneka Tanaman (Antan) I (1963-1968)

Berdasarkan peraturan pemerintah RI. No.: 25/1963 PPN Kesatuan

Aceh dibagi menurut jenis tanamannya, sehingga terbentuk PPN Karet

I dengan tanaman karet dan PPN Antan I dengan tanaman Pinus dan

Kopi.

(17)

Riezka Dharma : Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-NAD, 2009. USU Repository © 2009

Sebagai tindak lanjut dari Peraturan Pemerintah No.:14/1968

dilakukan reorganisasi dengan menggabungkan PPN Karet I dengan

PPN Antan I menjadi PNP-I.

9. Periode PT. Perkebunan I (1981-1996)

Dengan terbitnya Peraturan Pemerintah No.:7/1981, maka bentuk

Perusahaan Negara Perkebunan I (PNP-I) diubah menjadi PT.

Perkebunan I (Persero). PT. Perkebunan I (Persero) didirikan

berdasarkan Akta Notaris No. 1 tanggal 2 Mei 1981, dan terakhir

dengan Akta Notaris No. 1 tahun 1991 yang dimuat dalam Tambahan

Berita Negara RI tanggal 12 Juni 1992 No. 47 diadakan perubahan

tentang struktur permodalan PT. Perkebunan I (Persero), serta didalam

pengelolaannya tetap mempedomani Undang-Undang RI Nomor 1

tahun 1995 tanggal 7 Maret 1995 tentang Perseroan Terbatas.

10.Periode PTP. Nusantara I (Persero) (1996- sekarang)

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor : 6 Tahun 1996 tanggal 14

Februari 1996 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara

Republik Indonesia kedalam modal saham Perusahaan Perseroan

(Persero) PT. Perkebunan I. Maka PTP. Nusantara I (Persero)

merupakan penggabungan dari :

o PT. Perkebunan I (Persero)

o PT. Perkebunan Cot Girek Baru

(18)

Riezka Dharma : Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-NAD, 2009. USU Repository © 2009

o PT. Perkebunan V (Kebun Krueng Pase) dan Kebun Batee Puteh.

Sebagai tindak lanjut dari PP Nomor : 6 tahun 1996 tersebut, baik

mengenai pengelolaan perseroan maupun terhadap pengalihan

kedudukan di lingkungan BUMN Sub Sektor Perkebunan, didasarkan

kepada :

 Peraturan Pemerintah RI nomor 12 tahun 1998 tanggal 17

Januari 1998 tentang Perusahaan Perseroan (Persero),

 Peraturan Pemerintah RI Nomor 50 tahun 1998 tanggal 13

April 1998 tentang Pengalihan Kedudukan Tugas dan

Wewenang Menteri Keuangan selaku Pemegang Saham atau

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada Perusahaaan

Perseroan kepada Menteri Negara Pendayagunaan BUMN.

B. Struktur Organisasi PT. Perkebunan Nusantara I (Persero)

Penyusunan Struktur Organisasi PT. Perkebunan I (Persero) Langsa-NAD,

disesuaikan menurut kepentingan dan kebutuhan untuk mencapai sasaran yang

lebih efektif dan efisien. Untuk mencapai sasaran tersebut setiap kegiatan yang

dilakukan didasarkan kepada struktur organisasi dan uraian tugas, penetapan

wewenang dan tanggung jawab serta penetapan personil. Didalam struktur

organisasi PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) terdapat tingkat kegiatan yang

berbeda-beda, untuk itu telah ditetapkan pembagian tugas dan tanggung jawab

(19)

Riezka Dharma : Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-NAD, 2009. USU Repository © 2009

Berikut ini peneliti sajikan Struktur Organisasi PT Perkebunan Nusantara I

(Persero) Langsa-NAD pada lampiran yang ditetapkan berdasarkan Surat

Keputusan Direksi Nomor : 01.6/SKEP/97/2007 Tanggal 28 Mei 2007.

C. Job Description/Uraian Tugas PT. Perkebunan Nusantara I (Persero)

1. Dewan Komisaris

Dewan Komisaris mempunyai tugas sebagai berikut :

• komisaris melakukan tugas dan kewenangan sesuai dengan

ketentuan Undang-Undang Nomor : 40 tahun 2007 tentang

Perseroan Terbatas,

• melakukan tindakan pengurusan Perseroan dalam keadaan tertentu

untuk jangka waktu tertentu, sesuai ketentuan dalam Anggaran

Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Persero,

• menyampaikan hasil penilaian serta pendapatnya dalam RUPS.

2. Direksi

Direksi mempunyai tugas sebagai berikut :

• memimpin dan mengelola perusahaan sesuai dengan tujuan

perusahaan dan senantiasa berusaha meningkatkan efisiensi dan

efektifitas perusahaan,

• menguasai, memelihara dan mengurus kekayaan perusahaan secara

berdayaguna dan berhasil guna,

• mewakili perusahaan didalam dan diluar pengadilan.

(20)

Riezka Dharma : Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-NAD, 2009. USU Repository © 2009

1. Direksi Utama mempunyai tugas :

• merencanakan dan mengkoordinasikan tugas para direktur

agar tercapai pelaksanaan operasional perusahaan secara

teratur, terarah, terkendali dan terpadu.

2. Direksi Produksi mempunyai tugas :

• mengkoordinasikan bidang tanaman, teknik dan pengolahan

serta mengkoordinir pelaksanaan kegiatan unit pelaksana

perusahaaan.

3. Direksi Pemasaran mempunyai tugas :

• mengkoordinir bidang pemasaran produksi dan pengadaan

barang/bahan.

4. Direksi Keuangan mempunyai tugas :

• merencanakan dan mengkoordinasikan bidang keuangan dan

perencanaan/pengawasan anggaran, rencana jangka panjang

dan electronic data processing.

5. Direksi Sumber Daya Manusia dan Umum mempunyai tugas :

• mengkoordinasikan bidang sekretariat, sumber daya manusia

dan umum.

3. Biro Direksi

Adapun yang menjadi tugas Biro Direksi adalah :

• melaksanakan kebijaksanaan direksi dibidang kesekretariatan yang

mencakup kegiatan sekretariat, rumah tangga, humas dan

(21)

Riezka Dharma : Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-NAD, 2009. USU Repository © 2009

• membantu direksi dalam mengamankan pelaksanaan Good

Corporate Governance yang berkaitan dengan bidang tugasnya.

4. Biro Satuan Pengawasan Intern (SPI)

Adapun yang menjadi tugas Biro Satuan Pengawasan Intern (SPI) adalah :

• menyusun rencana dan srategi perusahaan dibidang Satuan

Pengawasan Intern untuk jangka waktu 5 (lima) tahun (RJP lima

tahun) serta menyusun lebih rinci kedalam Rencana Kerja dan

Anggaran Perusahaan (RKAP) untuk setiap tahunnya,

• menyusun prosedur kerja dan kebijakan di lingkungan Biro Satuan

Pengawasan Intern (SPI) serta sasaran audit program untuk audit

yang akan dilakukan.

5. Bagian Tanaman

Adapun yang menjadi tugas Bagian Tanaman adalah :

• menyelenggarakan dan menggerakkan seluruh kegiatan yang

menunjang terciptanya standarisasi luas areal, tegakkan tanaman,

produksi dan pemeliharaan tanaman secara serasi dan efisien yang

mengarahkan kepada pengembangan dan kelangsungan serta

eksistensi perusahaan.

6. Bagian Teknik & Pengolahan

Adapun yang menjadi tugas Bagian Teknik & Pengolahan adalah :

• membantu direksi dalam melaksanakan seluruh kegiatan yang

menunjang tercapainya Standarisasi Mesin & Instalasi, Traksi/Alat

(22)

Riezka Dharma : Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-NAD, 2009. USU Repository © 2009

yang serasi dan efisien bagi perkembangan kontinuitas

perusahaaan..

7. Bagian Akuntansi

Adapun yang menjadi tugas Bagian Akuntansi adalah :

• melaksanakan kebijakan Direksi dalam pembinaan akuntansi

perusahaan, dan menyelenggarakan penyusunan informasi

keuangan perusahaan berupa laporan keuangan, laporan kinerja

perusahaan, lapouran kinerja kebun/unit kerja, laporan keuangan

yang akan diaudit, laporan Direksi untuk RUPS dan laporan

lainnya baik untuk keperluan intern maupun ekstern,

8. Bagian Pembiayaan

Bagian Pembiayaan mempunyai tugas sebagai berikut :

• melaksanakan kebijaksanaan direksi dalam bidang keuangan yang

meliputi perencanaan, pelaksanaan, pembinaan dan pengawasan

terhadap operasional kas, pergudangan, asuransi, perpajakan dan

tata usaha keuangan serta mengkoordinasi dalam kompilasi dan

penyusunan Rencana Jangka Panjang (RJP) dan Rencana Kerja dan

Anggaran Perusahaan (RKAP).

9. Bagian Sumber Daya Manusia (SDM)

Bagian Sumber Daya Manusia (SDM) memiliki tugas sebagai berikut :

• mengkoordinir penyusunan pola jenjang jabatan, perencanaan

karier dan penilaian karyawan, pelaksanaan seleksi terhadap

(23)

Riezka Dharma : Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-NAD, 2009. USU Repository © 2009

penempatan karyawan sesuai formasi yang tersedia dengan

memperhatikan faktor biaya dan produktivitas karyawan

10. Bagian Umum

Adapun yang menjadi tugas Bagian Umum adalah :

• membantu Direksi dalam melaksanakan kebijaksanaan dibidang

umum yang mencakup kegiatan hukum dan agraria, hubungan

antar kerja/kesejahteraan/kesehatan, pembinaaan usaha kecil dan

koperasi, pengembangan pembinaan lingkungan serta bidang

keamanan,

• mengkoordinir penyiapan dan penyusunan data untuk pembahasan

Corporate Planning (CP), Rencana Jangka Panjang (RJP), Rencana

Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) dan Rencana Kerja

Operasional (RKO) terutama menyangkut Bagian Umum sejalan

dengan sasaran dan perkembangan perusahaan.

11. Bagian Pembelian

Adapun yang menjadi tugas Bagian Pembelian adalah :

• melaksanakan kebijakan Direksi di bidang pembelian yang

mencakup kegiatan pembelian/pengadaan barang/jasa baik lokal

maupun import,

• merumuskan dan menyusun sistem/prosedur pembelian/pengadaan

barang/jasa yang dibutuhkan oleh perusahaan yang pengadaannya

melalui kantor direksi dan unit produksi disesuaikan dengan

(24)

Riezka Dharma : Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-NAD, 2009. USU Repository © 2009

12. Bagian Penjualan

Adapun yang menjadi tugas Bagian Penjualan adalah :

• melaksanakan kebijaksanaan Direksi dibidang Penjualan hasil

produksi baik lokal maupun ekspor,

• melaksanakan Pengawasan Mutu (Quality Control) terhadap

sample/contoh hasil produksi baik yang akan ditawarkan maupun

yang akan dikirimkan ke calon pembeli.

13. Bagian Perencanaan dan Pengembangan

Adapun yang menjadi tugas Bagian Perencanaan & Pengembangan adalah :

• merangkum dan menjabarkan kebijakan direksi di bidang

perencanaan dan pengembangan, yang mencakup kegiatan

Restrukturisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan serta kebijakan

tentang pengelolaan lingkungan (AMDAL) dan Bio Energi,

• mengelola Electronic Data Processing dan pemanfaatan hasil terapan

Teknologi Informasi (TI) untuk komunikasi perusahaan kepada

Stakeholder.

14. Manager Grup Usaha Pabrik Kelapa Sawit (GUP)

Adapun yang menjadi tugas Manager Grup Usaha Kelapa Sawit adalah :

• memimpin manager unit usaha dalam mencapai kesatuan tujuan dan

kinerja usaha secara efektif dan efisien,

• membangun kerjasama yang solid dan efektif bersama manager unit

usaha dan jajarannya dalam pengelolaan grup dan pencapaian

(25)

Riezka Dharma : Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-NAD, 2009. USU Repository © 2009

15. Manager SBU Rumah Sakit Cut Meutia (RSCM)

Adapun yang menjadi tugas Manager SBU RSCM adalah :

• memimpin SBU RSCM termasuk poliklinik Pulau Tiga dan

poliklinik cot girek dalam mencapai kesatuan tujuan dan kinerja

usaha secara efektif dan efisien,

• melakukan penilaian kinerja terhadap personil jajaran dibawahnya

baik di RSCM maupun poliklinik pulau tiga dan cot girek.

16. Manager Kebun/Unit Kerja

Adapun yang menjadi tugas Manager Kebun/Unit adalah :

• memimpin dan mengkoordinir pelaksanaan pekerjaan di bidang

tanaman atau pabrik, teknik, administrasi dan keuangan serta bidang

umum di kebun/unit kerja, serta mengelola dan mengamankan asset

perusahaan secara efektif dan efisien.

D. Jaringan Usaha/Kegiatan PT. Perkebunan Nusantara I (Persero)

Adapun yang menjadi Jaringan Usaha/Kegiatan PT. Perkebunan

Nusantara I (Persero) adalah menghasilkan produksi dengan komoditi utama

berupa kelapa sawit dan karet.

E. Kinerja Usaha Terkini PT. Perkebunan Nusantara I (Persero)

Penilaian Tingkat kesehatan PTPN I (Persero) pada tahun buku 2008

berdasarkan Surat Keputusan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara

(26)

Riezka Dharma : Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-NAD, 2009. USU Repository © 2009

RKAP 2008 dan realisasi tahun 2007, Kinerja Perusahaan tahun 2008 adalah

sebagai berikut :

Kinerja Perusahaan pada realisasi Tahun 2008 berada pada bobot 70,50,

dengan kategori “A” dan Tingkat kesehatan “SEHAT”, dibanding dengan RKAP

2008 tercapai sebesar 96,58 %, dan dibanding dengan realisasi tahun lalu tercapai

(27)

Riezka Dharma : Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-NAD, 2009. USU Repository © 2009

F. Rencana Kegiatan Perusahaan

Setiap perusahaan baik itu yang bergerak di bidang perkebunan,

perbankan, dan lain sebagainya, wajib mempunyai dan menyusun rencana

kegiatan perusahaan ke depannya, yang tujuannya tidak lain adalah untuk

memajukan perusahaan tersebut. Demikian pula halnya PTPN I (Persero)

Langsa-NAD mempunyai rencana kegiatan perusahaan yang diantaranya

adalah menyehatkan kinerja perusahaan dan menjalin kerjasama dengan PTPN

(28)

Riezka Dharma : Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-NAD, 2009. USU Repository © 2009

BAB III

TOPIK PENELITIAN

A. Pengertian Analisis Laporan Keuangan

Menurut Martono (2001 : 51) “Analisis Laporan Keuangan merupakan

Analisis mengenai kondisi keuangan suatu perusahaan yang terdapat dalam neraca

dan laba rugi. Neraca merupakan laporan yang menggambarkan jumlah kekayaan

(harta), kewajiban (hutang) dan modal di satu perusahaan pada saat tertentu.

Sedangkan Laporan Laba Rugi merupakan laporan yang menggambarkan jumlah

penghasilan/pendapatan dan biaya dari suatu perusahaan pada periode tertentu.”

Sedangkan Menurut Brigham (2001 : 106) “Analisis Laporan Keuangan

umumnya dimulai dengan perhitungan sekumpulan rasio keuangan yang

dirancang untuk mengungkapkan kekuatan dan kelemahan relatif suatu

perusahaan lain dalam industri yang sama dan untuk menunjukkan apakah posisi

keuangan membaik atau memburuk selama suatu waktu.”

Menurut Harahap (2004 : 189) “Analisis Laporan Keuangan terdiri dari

dua kata yaitu Analisa dan Laporan Keuangan. Kata Analisa adalah memecahkan

atau menguraikan sesuatu unit menjadi berbagai unit terkecil, sedangkan Laporan

Keuangan adalah neraca, laporan laba rugi dan arus kas (dana).” Maka Analisa

Laporan Keuangan berarti Menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit

informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan dan

mempunyai makna antara yang satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif

(29)

Riezka Dharma : Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-NAD, 2009. USU Repository © 2009

lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang

tepat”.

B. Pengertian Rasio Keuangan

Menurut Harahap (2004 : 297) “Rasio Keuangan adalah Angka yang

diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos

lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (berarti)”.

Sedangkan menurut Hanafi (2004 :36) “Rasio Keuangan adalah Dengan

menghitung rasio-rasio keuangan dengan menggabungkan angka-angka di neraca

dengan/atau angka-angka pada laporan laba rugi.” Rasio keuangan ini sangat

penting dalam melakukan analisa terhadap kondisi keuangan perusahaan.

Rasio keuangan ini hanya menyederhanakan informasi yang

menggambarkan hubungan antara pos tertentu dengaan pos lainnya. Dengan

penyederhanaan ini kita dapat menilai secara cepat hubungan antara pos tadi dan

dapat membandingkannya dengan rasio lain, sehingga kita dapat memperoleh

informasi dan memberikan penilaian.

C. Kegunaan rasio Keuangan

Kinerja keuangan suatu perusahaan sangat bermanfaat bagi berbagai pihak

seperti investor, kreditor, analisis, konsultan keuangan, pemerintah dan pihak

manajemen sendiri. Laporan Keuangan dari suatu perusahaan, bila disusun secara

baik dan akurat dapat memberikan gambaran keadaan yang nyata mengenai hasil

(30)

Riezka Dharma : Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-NAD, 2009. USU Repository © 2009

tertentu. Laporan Keuangan yang baik dan akurat menurut Martono (2001 : 52)

dapat menyediakan informasi yang berguna antara lain dalam :

1. pengambilan keputusan investasi,

2. keputusan pemberian kredit,

3. penilaian aliran kas,

4. penilaian sumber-sumber ekonomi,

5. melakukan klaim terhadap sumber-sumber dana,

6. menganalisis perubahan-perubahan yang terjadi terhadap sumber-sumber

dana,

7. menganalisis penggunaan dana.

D. Jenis-jenis Rasio Keuangan

Secara Garis Besar ada 4 Jenis Rasio Keuangan menurut Martono

(2001:53) yang peneliti gunakan untuk menilai kinerja keuangan PT. Perkebunan

Nusantara I (Persero), yaitu Rasio Likuiditas, Rasio Aktivitas, Rasio Solvabilitas

dan Rasio Profitabilitas (Rentabilitas).

1. rasio likuiditas (liquidity ratios) yaitu rasio yang menunjukkan hubungan

antara kas perusahaan dan aktiva lancar lainnya dengan hutang lancar,

2. rasio aktivitas (activity ratios) yaitu rasio yang mengukur efisiensi dalam

menggunakan asset-assetnya,

3. rasio solvabilitas (solvability ratios) yaitu rasio yang menggambarkan

kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya

(31)

Riezka Dharma : Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-NAD, 2009. USU Repository © 2009

4. rasio keuntungan (profitabilitas ratios) yaitu rasio yang menunjukkan

kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari penggunaan

modalnya.

1. Rasio Likuiditas

a. Current Ratio

Rasio ini menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi

kewajiban-kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva

lancar dengan hutang lancar maka semakin tinggi kemampuan

perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya. Current ratio

dikatakan aman jika berada diatas 1 atau 100 %, artinya aktiva lancar

harus jauh diatas jumlah hutang lancar. Menurut Munawir (2002 : 72)

Current ratio dapat dihitung dengan rumus :

Current Ratio = Aktiva Lancar x 100 %

Cash Ratio menggambarkan kemampuan perusahaan untuk membayar

(32)

Riezka Dharma : Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-NAD, 2009. USU Repository © 2009

yang harus segera diuangkan. Semakin tinggi cash ratio berarti jumlah

uang yang tersedia semakin besar sehingga pelunasan utang pada saat

jatuh tempo tidak mengalami kesulitan. Akan tetapi Cash Ratio yang

terlalu tinggi pun tidak baik akibatnya terhadap potensi untuk

mempertinggi rate of return. Menurut Munawir (2002 : 104) Cash

Ratio dapat ditentukan dengan rumus :

Cash Ratio = Kas/Bank + Surat Berharga x 100 %

c. Quick Ratio (Acid test ratio)

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi

kewajiban-kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan,

karena persediaan dianggap membutuhkan waktu yang relatif lama

untuk mencairkannya dalam bentuk uang tunai. Rasio ini semakin

besar maka semakin baik. Angka rasio ini tidak harus 100 % atau 1:1.

Menurut Harahap (2004 : 342) rasio ini dapat dihitung dengan rumus :

(33)

Riezka Dharma : Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-NAD, 2009. USU Repository © 2009

Tahun 2006 = 8.341.375 + 2.203.410 x 100 % = 6,00% atau Rp.0,06

2. Rasio Solvabilitas

a. Total Debt to Equity Ratio

Rasio ini menggambarkan sampai sejauh mana modal pemilik cepat

menutupi kewajiban-kewajiban kepada pihak luar. Semakin kecil rasio

ini semakin baik. Menurut Syahyunan (2004 : 89) rasio ini dapat

ditentukan dengan rumus :

Total debt to Equity Ratio = Total Kewajiban x 100 %

b. Total Debt to Total Capital Assets Ratio

Rasio ini menggambarkan sampai sejauh mana total aktiva dapat

menutupi kewajiban-kewajiban kepada pihak luar. Menurut Harahap

(34)

Riezka Dharma : Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-NAD, 2009. USU Repository © 2009

Total Debt to Total Capital Assets Ratio = Total Kewajiban x 100 %

Total Aktiva

3. Rasio Aktivitas

a. Total Assets Turn Over

Rasio ini mengukur efektivitas penggunaan dana yang tertanam pada

seluruh aktiva dalam menghasilkan penjualan. Menurut Syahyunan

(2004 : 85) rasio ini dapat dihitung dengan rumus :

Total Assests Turn Over = Total Pendapatan x 1 kali

b. Receivable Turn Over

Rasio ini menunjukkan seberapa cepat penagihan piutang. Semakin

(35)

Riezka Dharma : Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-NAD, 2009. USU Repository © 2009

perusahaan. Menurut Perusahaan rasio ini dapat dihitung dengan

rumus :

Receivable Turn Over Ratio = Total Pendapatan Usaha x 1 kali Total Piutang Usaha

Rasio ini menunjukkan periode yang diperlukan untuk mengumpulkan

piutang. Menurut Bragg (2000 : 328) rasio ini dapat dihitung dengan

rumus :

d. Net Worrking Capital Turn Over

Rasio ini menunjukkan berapa penjualan bersih terhadap modal kerja

rata-rata. Menurut Munawir (2002 : 80) rasio ini dapat dihitung dengan

(36)

Riezka Dharma : Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-NAD, 2009. USU Repository © 2009

Net Working Capital Turn Over = Penjualan Bersih x 1 kali

4. Rasio Profitabilitas

a. Net Profit Margin

Rasio ini mengukur laba bersih sesudah pajak dibandingkan dengan

volume penjualan. Menurut Brigham (2001 : 89) rasio ini dapat

dihitung dengan rumus :

Net Profit Margin Ratio = Laba Bersih x 100 %

Rasio ini mengukur efisiensi pengendalian harga pokok (biaya

produksi), mengidikasikan kemampuan perusahaan untuk berproduksi

secara efisien. Menurut Munawir (2002 : 105) rasio ini dapat

(37)

Riezka Dharma : Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-NAD, 2009. USU Repository © 2009

Gross Profit Margin Ratio = Laba Kotor x 100 %

Rasio ini menggambarkan perputaran aktiva diukur dari volume

penjualan. Dimana semakin besar rasio ini semakin baik. Berarti

perusahaan dapat meraih laba dengan lebih cepat. Menurut Harahap

(2004 : 305) rasio ini dapat dihitung dengan rumus :

Rate of Return on Total Assets = EBIT x 100 %

d. Rate of Retuurn on Investment (ROI)

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan

laba dari aktiva yang dipergunakan. Menurut Syahyunan rasio ini

dapat diukur dengan rumus :

Rate of ROI = EAT x 100 %

(38)

Riezka Dharma : Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-NAD, 2009. USU Repository © 2009

Tahun 2006 = (14.322.564) x 100 % =(3,00)% atau Rp.(0,03) 477.760.285

Tahun 2007 = 50.928.167 x 100 % =11,07 % atau Rp. 0,11 460.258.046

Tahun 2008 = 50.005.946 x 100 % =10,04 % atau Rp. 0,10 498.238.145

e. Rate of Return on Equity (ROE)

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan modal sendiri untuk

menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham. Menurut Munawir

(2002 : 109) rasio ini dapat dihitung dengan rumus :

Rate of Return on Equity = EAT x 100 %

Modal Sendiri

Tahun 2006 = (60.325.446) x 100 % = (103,13) % atau Rp.(103,13)

58.496.364

Tahun 2007 = 7.815.095 x 100 % = 4,66 % atau Rp.0,046

167.752.083

Tahun 2008 = 9.186.660 x 100 % = 90,59 % atau Rp.0,90

(39)

Riezka Dharma : Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-NAD, 2009. USU Repository © 2009

Tabel 2

Hasil Perhitungan Rasio Keuangan

PT. Perkebunan Nusantara I (Persero)

Tahun 2006-2008

E. Kelemahan Rasio Keuangan

Keterbatasan/kelemahan rasio keuangan menurut Syahyunan (2004 : 82)

yaitu :

1. kesulitan dalam mengidentifikasi kategori industri dan perusahaan

(40)

Riezka Dharma : Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-NAD, 2009. USU Repository © 2009

2. rasio keuangan disusun dari data akuntansi dan data tersebut

dipengaruhi oleh cara penafsiran yang berbeda dan bahkan bisa

merupakan hasil manipulasi,

3. perbedaaan metode akuntansi yang digunakan perusahaan akan

menghasilkan perhitungan yang berbeda, misalnya perbedaan metode

penyusutan atau metode penilaian persediaan,

4. informasi rata-rata industri atau perusahaan adalah data umum dan

hanya merupakan perkiraan.

F. Analisis Rasio Likuiditas

Tabel 3 Rasio Likuiditas

PT. Perkebunan Nusantara I (Persero)

Rasio Tahun

2006 2007 2008

Current Ratio 27,26 % 22,17 % 31,13 %

Cash Ratio 4,77 % 5,59 % 9,63 %

Quick Ratio 6,00 % 6,2 % 11,1 %

Hasil Penelitian 2009 (data diolah)

Dari 3 komponen Rasio Likuiditas tersebut, maka secara umum dapat

dikatakan bahwa kondisi likuiditas PTP N I (Persero) dalam keadaan tidak likuid,

artinya perusahaan belum mampu memenuhi kewajiban-kewajiban jangka

pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan tepat

waktu.

a. Current Ratio

Current Ratio PTPN I (Persero) pada tahun 2006 sebesar 27,26 %, tahun

(41)

Riezka Dharma : Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-NAD, 2009. USU Repository © 2009

secara garis besar dapat diketahui bahwa current ratio perusahaan dalam keadaan

tidak likuid. Hal ini terjadi dikarenakan sedikitnya aktiva lancar yang tersedia

untuk memenuhi kewajiban-kewajiban lancar perusahaan yang diikuti dengan

penurunan aktiva lancar pada tahun 2007 serta peningkatan kewajiban lancar dari

tahun ke tahun selama 3 periode berturut-turut. Suatu perusahaan dikatakan baik

jika current rationya mencapai 200 % atau 2:1, jadi dapat dilihat dari current ratio

ini bahwa perusahaan belum dapat melunasi kewajiban lancarnya pada saat jatuh

tempo dengan aktiva lancarnya. Keadaan ini sudah tentu dapat menghambat

operasional perusahaan, sehingga berpengaruh terhadap tingkat kinerja

perusahaan.

b. Cash Ratio

Cash Ratio menggambarkan kemampuan perusahaan untuk membayar

kewajiban jangka pendeknya yang harus dilunasi dengan kas yang tersedia

dimana kas tersebut dapat diuangkan segera. Cash Ratio PTPN I(Persero) tahun

2006 sebesar 4,77 %, tahun 2007 sebesar 5,59 % dan tahun 2008 sebesar 9,63 %.

Dilihat dari besar angka perbandingannya, cash ratio perusahaan menunjukkan

penurunan. Hal ini disebabkan oleh adanya kenaikan aktiva lancar disertai

kenaikan kewajiban lancar selama 3 periode berturut-turut.. Keadaan ini masih

menggambarkan bahwa perusahaan belum mampu untuk membayar kewajibannya

dengan kas yang ada. Dari uraian diatas dapat dilihat bahwa kredibilitas PTPN I

(42)

Riezka Dharma : Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-NAD, 2009. USU Repository © 2009

c. Quick Ratio

Pada tahun 2006 Quick Ratio PTPN I (Persero) menunjukkan angka

sebesar 6,00 %, tahu 2007 sebesar 6,2 % dan tahun 2008 sebesar 11,1 %.

Penurunan ini terjadi karena penambahan aktiva lancar yang tidak sebanding

dengan penambahan kewajiban lancar perusahaan. Dengan melihat rasio ini dapat

diketahui bahwa jumlah kas dan piutang yang dimiliki perusahaan belum mampu

untuk membayar kewajiban lancar perusahaan.

G. Analisis Rasio Solvabilitas

Tabel 4 Rasio Solvabilitas

PT. Perkebunan Nusantara I (Persero)

RASIO TAHUN

2006 2007 2008

Total Debt to Equity 819,8 % 269,2 % 4722,4 %

Total Debt to Capital Asset 99,2 % 97,5 % 95,8 %

Hasil penelitian 2009 (data diolah)

Dihat dari persentase rasio menunjukkan angka yang semakin meningkat.

Hal ini menggambarkan bahwa komposisi hutang/kewajiban jauh lebih besar

dibandingkan dengan total aktiva maupun modal, sehingga perusahaan berada

dalam keadaan relatif kurang aman untuk membiayai kewajiban-kewajibannya.

a. Total debt to Equity Ratio

Total Debt to Equity ratio PTPN I (Persero) pada tahun 2006 sebesar 819,8

%, tahun 2007 sebesar 269,2 % dan tahun 2008 4722,4 %. Dari hasil analisis ini

(43)

Riezka Dharma : Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-NAD, 2009. USU Repository © 2009

dibandingkan dengan penurunan jumlah modal. Total Debt to Equity Ratio

dikatakan baik jika perbandingannya 1:1 atau 100 %.

b. Total Debt to Capital Asset Ratio

Total Debt to Capital Asset Ratio PTPN I (Persero) pada tahun 2006

sebesar 99,2 %, tahun 2007 sebesar 97,5 % dan tahun 2008 sebesar 95,8 %.Dari

hasil analisis ini dapat dilihat terjadinya penurunan utang diikuti dengan kenaikan

total aktiva. Akan tetapi keadaan ini masih menunjukkan komposisi perusahaan

yang belum bisa menjamin sepenuhnya total kewajiban yang harus dipenuhi

dengan total aktiva yang dimilikinya, dikarenakan penurunan kewajiban yang

relatif kecil dibandingkan dengan total aktiva yang dimiliki perusahaan.

H. Analisis Rasio Aktivitas

Tabel 5 Rasio Aktivitas

PT.Perkebunan Nusantara I (Persero)

Rasio Tahun

2006 2007 2008

Total Asset Turn Over 0,59 x 0,76 x 0,94 x

Receivable Turn Over 125 x 285 x 140 x

Collection Period 2,92 hari 1,28 hari 2,62 hari

Net Working Capital Turn Over 4,7 x 1,9 x 44,2 x

Hasil penelitian 2009 (data diolah)

Dilhat dari persentase rasio diatas, PTPN I (Persero) memiliki rasio aktivitas

yang bagus. Hal ini ditunjukkan oleh meningkatnya Receivable Turn Over

perusahaan, walaupun Total Asset Turn Overnya mengalami penurunan, akan

tetapi perusahaan masih dapat menggunakan dan memanfaatkan sumber daya

(44)

Riezka Dharma : Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-NAD, 2009. USU Repository © 2009

a. Total Asset Turn Over

Rasio ini menggambarkan sejauh mana dana yang ditanamkan dalam aktiva

berputar dalam satu tahun dan seberapa besar penjualan dari aktiva tersebut. Dari

hasil analisis dapat diketahui bahwa efisiensi penggunaan dana PTPN I (Persero)

semakin buruk. Hal ini dapat dilihat dari penurunan Total asset Turn Over Ratio

perusahaaan.

b. Receivable Turn Over

Rasio ini menunjukkan seberapa cepat penagihan piutang perusahaan.

Semakin besar rasio ini, maka semakin baik, dikarenakan penagihan piutang

dilakukan dengan cepat. Dalam segi perputaran PTPN I (Persero) mengalami

kenaikan pada tahun 2007 dan kembali menurun pada tahun 2008.

c. Collectionn Periods

Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan untuk mengukur berapa

hari rata-rata yang diperlukan untuk mengumpulkan piutang perusahaan. Pada

tahun 2006 collection periods menunjukkan 2,92 hari, tahun 2007 1,28 hari dan

tahun 2008 adalah 2,62 hari, hal ini menunjukkan bahwa perusahaan semakin

cepat dalam mengumpulkan piutang. Karena semakin kecil jumlah hari yang

diperlukan untuk mengumpulkan piutang maka semakin baik dan semakin cepat

piutang perusahaan terkumpul.

d. Net working Capital Asset Turn Over Ratio

Net working Capital Asset Turn Over Ratio PTPN I (Persero) mengalami

kenaikan, dapat dilihat dari hasil analisis pada tahun 2006 4,7 kali, tahun

(45)

Riezka Dharma : Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-NAD, 2009. USU Repository © 2009

kerja yang dihasilkan perusahaan semakin baik dalam menghasilkan penjualan

bersih, walaupun sempat mengalami penurunan pada tahun 2007.

I. Analisis Rasio Profitabilitas

Tabel 6

Analisis Profitabilitas

PT. Perkebunan Nusantara I (Persero)

Rasio Tahun

Hasil Penelitian 2009 (data diolah)

Dilihat dari persentase diatas, Rasio Profitabilitas PTPN I (Persero)

mengalami kenaikan yang cukup signifikan walaupun kenaikan yang ditunjukkan

belum stabil. Akan tetapi PTPN I (Persero) sudah mampu melakukan efisiensi

terhadap biaya-biaya yang ada, sehingga rasio ini membaik. Dari 5 rasio

profitabilitas ini dapat disimpulkan bahwa PTPN I (Persero) sudah mampu

menghasilkan laba dengan baik, hal ini ditunjukkan oleh adanya peningkatan laba

walaupun relatif kecil.

a. Net Profit Margin

Net Profit Margiin PTPN I (Persero) pada tahun 2006 sebesar (21,9) %,

tahun 2007 sebesar 2,41 % dan tahun 2008 sebesar 2,04 %. Peningkatan ini

disebabkaan oleh meningkatnya penjualan yang sejalan dengan meningkatnya

pendapatan bersih perusahaan. Kondisi ini sangat baik karena semakin besar rasio

(46)

Riezka Dharma : Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-NAD, 2009. USU Repository © 2009

b. Gross Profit Margin

Gross Profit Margin PTPN I (Persero) semakin meningkat. Semakin besar

rasio ini maka semakin baik kinerja perusahaan, karena dianggap perusahaan

mampu menghasilkan laba yang cukup tinggi.

c. Rate of Return on Total Asset

Rasio ini menunjukkan kemampuan aktiva yang digunakan untuk

memperoleh laba. Pada tahun 2006 rasio ini menunjukkan nilai (10,5)%, tahun

2007 sebesar 2,78% dan tahun 2008 sebesar 2,2%. Rasio ini semakin membaik,

walaupun pada tahun 2007 mengalami penurunan yang relatif kecil. Peningkatan

ini terjadi karena adanya peningkatan laba sebelum pajak dari total aktiva. Hal ini

berarti aktiva yang ditanamkan dalam modal sudah dapat digunakan seefisien

mungkin.

d. Rate of Return on Invesment (ROI)

Rate of ROI PTPN I (Persero) pada tahun 2006 adalah sebesar (3,00) %,

tahun 2007 sebesar 11,07% dan tahun 2008 sebesar 10,04%. Rasio ini

menunjukkan peningkatan, meskipun terjadi penurunan sedikit pada tahun 2008.

Peningkatan ini disebabkan oleh penggunaan aktiva lancar atau pun aktiva tetap

pada perusahan relatif rendah sehingga menunjukkan peningkatan yang cukup

besar.

e. Rate of Return on Equity (ROE)

Rasio ini menggambarkan kemampuan PTPN I (Persero) dalam mengukur

tingkat penghasilan bersih yang diperoleh pemilik perusahaan atas modal yang

(47)

Riezka Dharma : Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-NAD, 2009. USU Repository © 2009

sebesar (103,13)%, tahun 2007 adalah 4,66% dan tahun 2008 sebesar 90,59%.

Peningkatan ini disebabkan oleh kemampuan PTPN I (Persero) untuk

menggunakan modal sendiri dengan baik sehingga mengalami peningkatan laba

(48)

Riezka Dharma : Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-NAD, 2009. USU Repository © 2009

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah mempelajari dan menganalisis data dan laporan keuangan PT.

Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-NAD, selama tiga periode dengan

menggunakan rasio-rasio keuangan, maka peneliti dapat mengambil kesimpulan

sebagai berikut :

1. rasio likuiditas PTP Nusantara I (Persero) mengalami penurunan.

Penurunan ini sudah tentu menghambat operasional perusahaan,

sehingga berpengaruh terhadap tingkat kinerja PTPN I (Persero),

2. rasio solvabilitas PTP Nusantara I (Persero) mengalami penurunan.

Penurunan ini ditunjukkan oleh komposisi kewajiban yang jauh lebih

besar dibandingkan total aktiva atau modal, sehingga perusahaan relatif

dalam keadaan yang kurang aman (insovable) dalam memenuhi

kewajiban-kewajibannya,

3. rasio aktivitas PTP Nusantara I (Persero) dalam keadaaan baik. Hal ini

berarti perusahaan sudah dapat menggunakan sumber daya perusahaan

dan memanfaatkan dana perusahaan secara efektif dan efisien,

4. rasio profitabilitas PTP Nusantara I (Persero) belum cukup stabil,

Dikarenakan laba yang dihasilkan perusahaan masih jauh dari yang

diharapkan dan tidak signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa PTPN I

(Persero) belum mampu melakukan efisiensi terhadap biaya-biaya yang

(49)

Riezka Dharma : Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-NAD, 2009. USU Repository © 2009

B. Saran

Berdasarkan hal-hal yang dikemukakan dalam kesimpulan, maka untuk

perbaikan perusahaan ke depan, peneliti menyarankan agar :

1. PTP Nusantara I (Persero) harus berupaya secara maksimal untuk

meningkatkan aktiva lancar, salah satunya dengan cara penjualan saham

atau penjualan obligasi serta mampu mengurangi kewajiban-kewajiban

lancarnya secara bertahap,

2. PTP Nusantara I (Persero) memiliki rasio solvabilitas yang kurang baik

(insovable). Oleh karena itu perusahaan harus berupaya secara maksimal

meningkatkan kinerjanya terutama dalam hal memperkuat aktiva lancar,

sehingga kewajiban-kewajiban jangka panjang perusahaan dapat

dipenuhi dengan segera,

3. rasio aktivitas PTP Nusantara I (Persero) sudah menunujukkan keadaan

yang cukup baik, walaupun demikian perusahaan juga harus berupaya

dalam meningkatkan pendapatan dan menekan biaya-biaya yang tidak

terkait dengan produksi,

4. PTP Nusantara I (Persero) memiliki rasio profitabilitas belum cukup

stabil, walaupun di tahun 2007 perusahaan sudah mampu menghasilkan

laba, akan tetapi laba kembali menurun pada tahun berikutnya, artinya

PTPN I (Persero) harus berupaya dengan maksimal meningkatkan

pendapatan bersih dan prestasi kerjanya dalam memperoleh laba bersih

(50)

Riezka Dharma : Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-NAD, 2009. USU Repository © 2009

DAFTAR PUSTAKA

Brigham, F Eugene, Joel F, Houston, 2001, Manajemen Keuangan, alih bahasa Dodo Suharto, Herman Wibowo, Buku 1, Edisi Delapan, Erlangga, Jakarta.

Hanafi, Mamduh M, 2004, Manajemen Keuangan, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, Badan Penelitian Fakultas Ekonomi, Yogyakarta.

Harahap, Sofyan Syafri, 2004, Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, Edisi Pertama, Cetakan Ketujuh, Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Martono, 2005 Manajemen Keuangan, Edisi Pertama, Cetakan kelima, Ekonisia, Yogyakarta.

Munawir, S, 2002, Analisa Laporan Keuangan, Edisi Keempat, Cetakan Kedua, Liberty, Yogyakarta.

Syahyunan, 2004, Manajemen Keuangan I, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, USU Press, Medan.

Sugiyono, 2005, Metode Penelitian Bisnis, Edisi Pertama, Cetakan Delapan, Alfabeta, Bandung.

(51)
(52)

Riezka Dharma : Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-NAD, 2009. USU Repository © 2009

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA I (PERSERO) LAPORAN LABA RUGI

PER 31 DESEMBER 2006 DAN TAHUN 2005

URAIAN

Penjualan Ekspor 3.297.518.054 34.256.772.000 6.537.192.143

Dikurangi Pajak Ekspor 45.566.400 432.719.000 97.335.780

Penjualan Ekspor bersih 3.251.951.654 33.824.053.000 6.439.856.363

Penjualan Lokal 281.225.335.002 311.776.756.000 254.912.058.933

JUMLAH PENJUALAN 284.477.286.656 345.600.809.000 261.351.915.296

Fee Jasa Olah - 33.072.671.000 14.068.417.515

JUMLAH PENDAPATAN 284.477.286.656 378.673.480.000 275.420.332.811

HARGA POKOK PENJUALAN 213.538.752.968 290.164.226.000 254.402.544.750

LABA KOTOR 70.938.533.688 88.509.254.000 21.017.788.061

BIAYA USAHA

Biaya Administrasi dan Umum 38.466.226.097 54.725.685.000 53.686.175.958

Biaya Penjualan 8.184.084.296 11.767.063.000 9.056.116.643

Biaya Bunga 5.204.630.891 4.885.913.000 9.442.998.061

JUMLAH BIAYA USAHA 51.854.941.284 71.378.661.000 72.185.290.662

LABA USAHA 19.083.592.404 17.310.593.000 -51.167.502.601

BIAYA DAN PENDAPATAN LAIN-LAIN

Biaya Lain-lain 43.617.906.916 12.520.366.000 19.849.374.138

Pendapatan Lain-lain 25.973.418.879 1.647.290.000 8.446.752.023

JUMLAH BIAYA DAN PENDAPATAN LAIN-LAIN 17.644.488.037 10.873.076.000 11.402.622.115

LABA (RUGI) BERSIH DARI AKTIVITAS NORMAL 1.439.104.367 6.257.517.000 -62.570.124.716

POS LUAR BIASA

Biaya Keamanan Eksternal 5.570.219.141 - -

LABA (RUGI) SEBELUM PAJAK -4.131.114.774 6.257.517.000 -62.570.124.716

PAJAK TANGGUHAN

Pendapatan Pajak Tangguhan 1.340.519.878 - 2.244.678.570

PAJAK PENGHASILAN KINI

Pajak Penghasilan Badan - 1.859.755.000 -

(53)

Riezka Dharma : Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-NAD, 2009. USU Repository © 2009

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA I (PERSERO) LAPORAN LABA RUGI

PER 31 DESEMBER 2007 DAN TAHUN 2006

URAIAN

Penjualan Ekspor 6.537.192.143 44.784.150.000 4.886.312.738

Dikurangi Pajak Ekspor 97.335.780 429.929.000 67.206.930

Penjualan Ekspor bersih 6.439.856.363 44.354.221.000 4.819.105.808

Penjualan Lokal 254.912.058.933 282.246.491.000 304.091.522.692

JUMLAH PENJUALAN 261.351.915.296 326.600.712.000 308.910.628.500

Fee Jasa Olah 14.068.417.515 21.493.985.000 15.125.445.630

JUMLAH PENDAPATAN 275.420.332.811 348.094.697.000 324.036.074.130

HARGA POKOK PENJUALAN 254.402.544.750 278.804.221.000 246.071.356.956

LABA KOTOR 21.017.788.061 69.290.476.000 77.964.717.175

BIAYA USAHA

Biaya Administrasi dan Umum 53.686.175.958 41.129.180.000 40.215.374.632

Biaya Penjualan 9.056.116.643 11.401.387.000 7.280.377.117

Biaya Bunga 9.442.998.061 4.973.857.000 5.803.844.384

JUMLAH BIAYA USAHA 72.185.290.662 57.504.424.000 52.579.596.133

LABA USAHA -51.167.502.601 11.786.052.000 25.385.121.041

BIAYA DAN PENDAPATAN LAIN-LAIN

Biaya Lain-lain 19.849.374.138 27.822.041.000 49.900.899.110

Pendapatan Lain-lain 8.446.752.023 19.976.109.000 30.283.683.953

JUMLAH BIAYA DAN PENDAPATAN

LAIN-LAIN 11.402.622.115 7.845.932.000 19.617.215.157

LABA (RUGI) SEBELUM PAJAK -62.570.124.716 3.940.120.000 5.767.905.884

PAJAK TANGGUHAN

Pendapatan Pajak Tangguhan 2.244.678.570 2.226.886.000 2.047.188.799

PAJAK PENGHASILAN KINI

Pajak Penghasilan Badan - - -

(54)

Riezka Dharma : Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-NAD, 2009. USU Repository © 2009

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA I (PERSERO) LAPORAN LABA RUGI

PER 31 DESEMBER 2008 DAN TAHUN 2007

URAIAN

Penjualan Ekspor 4.886.312.738 54.654.600.000 18.920.115.000

Dikurangi Pajak Ekspor 67.206.930 573.871.000 1.947.356.710

Penjualan Ekspor bersih 4.819.105.808 54.080.729.000 16.972.758.290

Penjualan Lokal 304.091.522.692 354.491.400.000 417.513.394.738

JUMLAH PENJUALAN 308.910.628.500 408.572.129.000 434.486.153.028

Fee Jasa Olah 15.125.445.630 25.077.645.000 14.293.643.250

JUMLAH PENDAPATAN 324.036.074.130 433.649.774.000 448.779.796.278

BEBAN POKOK PENJUALAN 246.071.356.956 337.949.999.000 336.023.413.317

LABA (RUGI) BRUTO 77.964.717.175 95.699.775.000 112.756.382.961

BEBAN USAHA

Biaya Administrasi dan Umum 40.215.374.632 54.976.584.000 59.606.065.984

Biaya Penjualan 7.280.377.117 10.826.749.000 11.007.467.274

Biaya Bunga 5.803.844.384 4.971.153.000 1.809.729.328

JUMLAH BEBAN USAHA 52.579.596.133 70.774.486.000 72.423.262.586

LABA (RUGI) USAHA 25.385.121.042 24.925.289.000 40.333.120.375

PENDAPATAN (BEBAN) DI LUAR USAHA

Beban Di luar Usaha 49.900.899.110 35.436.042.000 52.493.767.535

Pendapatan Di luar Usaha 30.283.683.953 17.080.375.000 18.952.586.044

JUMLAH PENDAPATAN (BEBAN) DI

LUAR USAHA 19.617.215.157 18.355.667.000 33.541.181.490

LABA (RUGI) SEBELUM TAKSIRAN PAJAK

PENGHASILAN 5.767.905.885 6.569.622.000 6.791.938.884

TAKSIRAN PAJAK PENGHASILAN

Penghasilan (Beban) Pajak Tahun Berjalan - - -

Penghasilan (Beban) Pajak Tangguhan 2.047.188.799 - 2.394.721.295

JUMLAH TAKSIRAN PAJAK

PENGHASILAN 2.047.188.799 - 2.394.721.295

(55)

Riezka Dharma : Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-NAD, 2009. USU Repository © 2009

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA I (PERSERO) NERACA

PER 31 DESEMBER 2006, 2007 DAN 2008

AKTIVA PASSIVA

(56)

Riezka Dharma : Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-NAD, 2009. USU Repository © 2009

Desember 2006 Desember 2007 Desember 2008 2006 Desember 2007 Desember

2008

dan Leveransir 74.106.911.549 78.099.979.197 132.258.814.143 Piutang Usaha 2.203.409.600 1.133.622.502 2.997.770.056 Hutang Lain-lain 6.440.914.699 4.746.180.976 3.910.035.237

Piutang Lain-lain 2.390.993.294 4.788.517.055 8.526.069.327

Biaya masih harus

dibayar 28.428.589.275 20.163.273.298 27.552.387.774 Piutang Sangsi 1.218.222.140 1.858.254.265 650.346.666 Hutang Pajak 9.403.007.854 11.662.028.870 4.505.850.075 -/- Cadangan

Piutang Sangsi 1.062.211.681 1.130.419.570 - Uang Muka Penjualan 25.475.804.842 1.369.471.225 9.210.659.297 Uang Muka

Kontraktor dan

Leveransir 656.221.319 1.085.714.107 50.557.100

Hutang antar Badan

Hukum 13.703.998.811 13.908.765.798 9.161.925.795

Pinjaman Pegawai 1.798.795.730 1.689.088.669 2.449.596.860

Hutang Bank Jatuh

Tempo 4.459.873.244 19.652.962.117 18.369.245.367 Piutang Antar Badan

Aktiva Lancar 47.630.333.500 39.556.995.988 67.702.682.287

Jumlah

Kewajiban Lancar 174.749.890.627 178.390.491.440 217.455.676.973 INVESTASI

JANGKA PANJANG

KEWAJIBAN

JANGKA PANJANG

Penyertaan Saham 203.489.320 203.489.320 173.272.000 Hutang Kepada Bank 208.939.401.097 146.254.911.421 154.417.380.713

AKTIVA TETAP

Dana Pensiun

Perkebunan 23.164.515.943 17.982.221.551 14.382.221.551

Nilai Perolehan

Hutang Kepada

Kopkar Monmadu 18.000.000.000 18.000.000.000 - - Aktiva PTPN I

Kelola Sendiri 449.090.527.205 400.768.770.193

Hutang Jangka

Panjang Aktuaria 54.735.550.219 48.713.135.452 50.297.319.346 - Aktiva KSO

Karet - 97.440.826.236 1.379.208.164

Hutang Kepada

Pemerintah - 42.357.799.514 42.357.799.514 - Aktiva KSO K.

Tetap Bersih 405.313.156.458 401.362.995.937 402.147.978.357

Jumlah Kewajiban Jangka

Panjang 304.839.476.259 273.308.067.938 261.454.721.124 AKTIVA PAJAK

prioritas100.000 saham 100.000.000.000 100.000.000.000 100.000.000.000

-/- Amortisasi 1.859.594.439 2.084.684.031 -

- saham biasa 20.000

saham 20.000.000.000 20.000.000.000 20.000.000.000 Jumlah Aktiva

Tidak Berwujud 32.031.666.415 2.978.076.823 2.614.443.896

Jumlah Modal

saham disetor 120.000.000.000 120.000.000.000 120.000.000.000 AKTIVA

LAIN-LAIN Laba ditahan

Pembibitan 1.941.521.402 1.303.734.016 3.654.713.598 - Cadangan Umum 47.752.082.654 47.752.082.654 47.752.082.654 Biaya HGU dalam

penyelesaian 2.960.808.078 2.960.808.078 2.960.808.078

- Akumulasi

Kerugian 103.721.436.322 164.046.882.468

-156.231.787.785 Kerugian Asset

akibat konflik 30.377.220.007 30.377.220.007 -

- Laba Rugi Tahun

(57)

Riezka Dharma : Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-NAD, 2009. USU Repository © 2009

-/- Amortisasi 18.226.331.988 24.301.776.007 -

Barang Incourant 5.587.608.790 - -

Lapangan dalam

penyelesaian 2.573.473.804 - -

Donner Bank - - 291.593.545

Aset Tetap Tanaman tidak

produktif - - 8.887.212.864

Aset Tetap Non Tanaman tidak

Produktif - - 12.617.140

Jumlah Aktiva

Gambar

TABEL 1  TABEL 2
Tabel 2 Hasil Perhitungan Rasio Keuangan  PT. Perkebunan Nusantara I (Persero)
Tabel 3 Rasio Likuiditas
Tabel  4 Rasio Solvabilitas
+3

Referensi

Dokumen terkait

Figure 7: The initial terrain points (black crosses) detected from the Gaussian decomposition method (performed over the whole waveform) and the new terrain points (blue

yang dijalankan oleh Divisi Manajemen Risiko Bank serta Divisi Kepatuhan sebagai Risk Control Unit dan third line of defence yaitu Satuan Pengawas Internal sebagai Risk

Capaian Program Persentase Pelaksanaan Fasilitasi Ruang Dialog Masyarakat Terkait Dengan Ketahanan Seni, Agama, Budaya, Dan

Although visible/near-infrared spectral threshold method is simple, it is difficult to differentiate cloud and land surface because of the similarity between them

Capaian Program Persentase Pelaksanaan Fasilitasi Pendidikan Kebhinekaan Melalui Pendekatan Seni dan Kearifan

Results of this study performed on Iran garrisons show that ubiquitous technology and RFID in military supplies model has had a great impact and increased the efficiency and speed of

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai kecenderungan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi FKIP UMS dalam melaksanakan penelitian skripsi tahun 2013 dapat

(3) Berdasarkan harga referensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) maka tarif Bea Keluar untuk Kelapa Sawit dan turunannya adalah sebagaimana tercantum dalam kolom 4 Lampiran II