PERILAKU PEMILIH MASYARAKAT ETNIS BATAK TOBA
PADA PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF 2009
Studi Kasus: Desa Pagar Jati, Kecamatan Lubukpakam, Kabupaten Deli Serdang
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Departemen Ilmu Politik
JOHN RICHARDO SINAGA
030906047
DEPARTEMEN ILMU POLITIK
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
LEMBAR PERSETUJUAN
Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan :
Nama : John Richardo Sinaga
Nim : 030906047
Departemen : Ilmu Politik
Judul : PERILAKU PEMILIH MASYARAKAT ETNIS BATAK TOBA
PADA PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF 2009
(Studi Kasus: Desa Pagar Jati, Kecamatan Lubukpakam,
Kabupaten Deli Serdang)
Ketua Departemen
Ttd.
( Drs. Heri Kusmanto, MA
)
Dosen Pembimbing Dosen Pembaca
Ttd. Ttd.
( Drs. Toni. P. Situmorang M.Si) ( Muryanto Amin, S.Sos., M.Si.
)
Dekan
Ttd.
ABSTRAKSI
Perilaku Pemilih adalah alasan seseorang untuk menjatuhkan pilihan atau
tidak menjatuhkan pilihan dalam Pemilihan Umum. Dalam skripsi ini peneliti
melakukan penelitian terhadap perilaku pemilih di daerah Desa Pagar Jati,
Kecamatan Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang. Dalam penelitian ini penulis
mengklasifikasikan populasi adalah masyarakat yang berlatarbelakang etnis Batak
Toba yang berada atau yang merupakan masyarakat tercantum dalam Daftar
Pemilih Tetap di Daerah Pemilihan tersebut.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif
dengan penyajian data deskriptif. Dan dari hasil penelitian yang diperoleh oleh
penulis adalah kebanyakan pemilih yang berlatarbelakang jenis pekerjaannya
adalah petani di daerah penelitian tersebut menggunakan pendekatan sosiologis
dimana terlihat jelas bahwa kebanyakan pemilih tersebut menjatuhkan pilihan
pada salah satu calon anggota legislatif yang berdomisili di daerah pemilihan
tersebut.
DAFTAR ISI
ABSTRAKSI ... i
DAFTAR ISI ... ii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 4
1.2.1 Pembatasan Masalah ... 5
1.2.2 Tujuan Penelitian ... 5
1.2.3 Manfaat Penelitian... 6
1.3 Kerangka Teori ... 6
1.3.1 Perilaku Politik ... 6
1.3.2 Pendekatan-Pendekatan Perlaku Pemilih ... 8
1.3.3 Partisipasi Politik ... 12
1.3.4 Etnis Batak Toba ... 13
1.3.5 Pemilihan Umum ... 15
1.4 Metode Penelitian ... 16
1.4.1 Bentuk Penelitian ... 16
1.4.2 Lokasi Penelitian... 16
1.4.3 Populasi dan Sampel ... 16
1.4.3.1 Populasi... 16
1.4.3.2 Sampel ... 17
1.4.3.3 Teknik Penarikan Sampel ... 20
1.4.4.1 Penelitian Lapangan (Field Research) ... 21
1.4.4.2 Penelitian Pustaka (Librart Research) ... 21
1.4.5 Teknik Analisis Data ... 21
1.5 Sistematika Penulisan ... 22
BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN ... 24
2.1 Deskripsi Singkat ... 24
2.2 Demografi Penduduk ... 25
2.3 Sarana dan Prasarana ... 28
2.4 Pemilu Legislatif 2009 di Desa Pagar Jati ... 29
BAB III DATA DAN ANALISIS DATA ... 38
3.1 Deskripsi Sampel ... 38
3.2 Analisis Data... 42
BAB IV PENUTUP ... 66
4.1 Kesimpulan ... 66
ABSTRAKSI
Perilaku Pemilih adalah alasan seseorang untuk menjatuhkan pilihan atau
tidak menjatuhkan pilihan dalam Pemilihan Umum. Dalam skripsi ini peneliti
melakukan penelitian terhadap perilaku pemilih di daerah Desa Pagar Jati,
Kecamatan Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang. Dalam penelitian ini penulis
mengklasifikasikan populasi adalah masyarakat yang berlatarbelakang etnis Batak
Toba yang berada atau yang merupakan masyarakat tercantum dalam Daftar
Pemilih Tetap di Daerah Pemilihan tersebut.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif
dengan penyajian data deskriptif. Dan dari hasil penelitian yang diperoleh oleh
penulis adalah kebanyakan pemilih yang berlatarbelakang jenis pekerjaannya
adalah petani di daerah penelitian tersebut menggunakan pendekatan sosiologis
dimana terlihat jelas bahwa kebanyakan pemilih tersebut menjatuhkan pilihan
pada salah satu calon anggota legislatif yang berdomisili di daerah pemilihan
tersebut.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sejak era reformasi di Indonesia dimulai pasca 1998, sistem pemilu
di Indonesia mengalami perubahan yang signifikan. Pada Pemilu masa Orde
Baru, masyarakat Indonesia hanya mengenal 3 (tiga) partai politik besar
peserta Pemilu, yaitu Partai Golkar, Partai Demokrasi Indonesia, dan Partai
Persatuan Pembangunan. Bahkan pada setiap Pemilu yang dilaksanakan di
Indonesia masa Orde Baru tersebut selalu dimenangkan partai politik
pro-pemerintah, atau dapat dikatakan tanpa mengadakan Pemilu-pun sudah
diketahui pemenangnya. Tetapi Indonesia merupakan negara Demokrasi
dimana Pemilihan Umum adalah ciri khas yang menandakan bahwa negara
tersebut adalah negara demokrasi.
Setelah era baru tersebut dimulai, Pemilu 1999-pun digelar dengan
tujuan menandakan bahwa rakyat Indonesia membutuhkan suasana politik
yang baru setelah Orde Baru, yaitu bukti dari reformasi tersebut. Pada
Pemilu 1999 masih memiliki kemiripan dengan Pemilu sebelumnya, hanya
saja dimodifikasi sedikit dengan mengikutsertakan 48 Partai Politik peserta
Pemilu pada saat itu. Presiden terpilih pada Pemilu 1999 adalah
Abdurrahman Wahid atau yang akrab dipanggil Gus Dur. Masa
kepresidenan Gus Dur tidak bertahan lama dikarenakan tekanan dari
berbagai pihak, dan digantikan oleh Wakil Presiden pada saat itu Megawati
Setelah masa kepemimpinan Megawati tersebut, kembali
diselenggarakan Pemilu 2004 yang menghasilkan sejarah baru, yaitu
terpilihnya Susilo Bambang Yudoyono atau akrab dipanggil SBY sebagai
Presiden Republik Indonesia periode 2004-2009. Pada Pemilu 2004 sistem
pemilu kembali dimodernisasi dan dimodifikasi demi menutupi
kekurangan-kekurangan sistem pemilu sebelumnya.
Pengantar di atas merupakan gambaran perkembangan sistem pemilu
di Indonesia yang semakin mendekati ideal. Masyarakat sebagai pemilih
menghendaki Pemilu secara langsung, agar pendekatan-pendekatan pemilih
tersebut lebih dapat diterapkan pada Pemilu-pemilu selanjutnya.
Kekurangan Pemilu Legislatif 2004 terletak pada sistem perolehan suara,
dimana wakil rakyat yang terpilih adalah berdasarkan nomor urut calon. Hal
tersebut menggambarkan bahwa calon anggota dewan yang berada pada
nomor urut bawah dari total wakil rakyat partai politik tertentu memiliki
kesempatan yang sangat kecil untuk memperoleh posisi di badan legislatif.
Walaupun demikian Pemilu 2004 dianggap lebih baik dibandingkan Pemilu
1999 ditinjau dari jumlah pemilih yang ikut serta dalam pemilu tersebut.
Dalam Pemilu 2004 terdapat peningkatan angka pemilih yang
menggunakan hak pilih, tetapi juga mengalami peningkatan angka yang
tidak menggunakan hak pilih yang tidak sedikit. Jika ditinjau dari
persentase parbandingan jumlah pemilih antara Pemilu 1999 dengan Pemilu
2004, maka Pemilu 1999 dikatakan lebih baik karena rasio yang saling
Tabel 1.1
Perbandingan Hasil Pemilu 1999 dengan Pemilu 2004
Pemilu 1999 Pileg 2004
Jumlah pemilih (a) 117.738.000 148.000.369
Menggunakan hak pilih 109.427.000 124.420.339
Suara Sah (b) 105.786.000 113.462.414
Suara tidak sah 3.641.000 10.957.925
Tidak gunakan hak pilih 11.785.574 23.580.030
Tidak gunakan hak pilih (%) 7,26 15,93
Rasio (a) dengan (b) 90 84,07
Partai Peserta Pemilu 48 24
Jumlah Kursi 462 550
Sumber: Media Center KPU, 9 April 20091
Seiring dengan semakin berkembangnya Pemilu di Indonesia, tingkat
kesadaran politik masyarakat juga ikut berkembang. Banyak faktor-faktor
yang mempengaruhi hal tersebut. Partisipasi politik masyarakat memiliki
pengaruh terhadap pilihan politik individu atau masyarakat tersebut.
Disamping hal itu latar belakang pemilih juga mempengaruhi
pendekatan-pendekatan pemilih tersebut. Namun pendekatan-pendekatan pemilih dapat berkembang
dengan pengaruh-pengaruh dari luar yaitu media, sosialisasi politik, dan Pada Pemilu Legislatif 2009, sistem pemilihan wakil rakyat secara
langsung telah dimodifikasi ulang dengan sistem suara terbanyak. Sistem
suara terbanyak merupakan solusi bagi calon anggota dewan yang
menempati nomor urut calon di bawah unggulan. Hal tersebut
dipublikasikan dengan pembatalan Pasal 214 Undang-Undang No. 10
Tahun 2008 oleh Mahkamah Konstitusi. Hal tersebut membuat Pemilu
Legislatif 2009 menjadi semakin berwarna, baik bagi calon anggota dewan
maupun rakyat sebagai pemilih dalam hal ini.
lain-lain. Penelitian ini terfokus pada masyarakat pinggiran kota dimana
penduduknya 80% homogen. Tetapi seiring dengan berkembangnya zaman
ke arah era informasi, bisa jadi perilaku pemilih sulit dibaca atau sulit
ditebak. Maka penulis melakukan penelitian ini guna menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan perilaku pemilih tersebut. Dengan kata
lain penegasan judul penelitian ini adalah “Studi Deskriptif Antara Latar
Belakang dan Tingkat Kesadaran Politik Masyarakat Etnis Batak Toba di
Desa Pagar Jati Kecamatan Lubukpakam Kabupaten Deli Serdang dengan
Perilaku Pemilih pada Pemilu Legislatif 2009” atau “Pengaruh Latar
Belakang dan Tingkat Kesadaran Politik Masyarakat Etnis Batak Toba di
Desa Pagar Jati Kecamatan Lubukpakam Kabupaten Deli Serdang Terhadap
Perilaku Pemilih pada Pemilu Legislatif 2009”. Alasan pemilihan judul
tersebut dikarenakan di Desa Pagar Jati mayoritas penduduknya adalah
berlatar belakang suku Batak Toba (lebih dari 75%), klasifikasi tersebut
kemungkinan dapat mempengaruhi pilihan politik masyarakatnya.
1.2 Perumusan Masalah
Perumusan masalah diperlukan untuk menginterpretasikan data dan
fakta yang dibutuhkan dalam suatu penelitian. Berdasarkan latar belakang
yang dikemukakan di atas, maka penulis dapat merumuskan masalah
penelitian sebagai berikut: “Sejauh mana latar belakang dan kesadaran
politik masyarakat etnis batak toba di Desa Pagar Jati mempengaruhi
1.2.1 Pembatasan Masalah
Agar data yang diteliti oleh penulis dalam penelitian ini sesuai
dengan tujuan penelitian, maka dalam skripsi ini terdapat
pembatasan masalah yang ditujukan untuk membatasi ruang lingkup
penelitian dan akurasi data penelitian. Pembatasan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Penelitian lapangan hanya dilakukan di Desa Pagar Jati,
Kecamatan Lubukpakam, Kabupaten Deli Serdang.
2. Objek penelitian adalah pemilih dengan latar belakang suku
batak toba di Desa Pagar Jati yang terdaftar dalam Daftar
Pemilih Tetap atau DPT.
3. Penelitian hanya dilakukan pada masyarakat Desa Pagar Jati
yang memberikan hak suaranya pada Pemilu Legislatif 2009.
4. Masalah yang diteliti adalah perilaku pemilih batak toba pada
Pemilu Legislatif 2009 kategori Calon Anggota Legislatif
Kabupaten/Kota saja.
1.2.2 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui apakah latar belakang masyarakat etnis batak toba
di Desa Pagar Jati mempengaruhi perilaku pemilih pada Pemilu
Legislatif 2009.
2. Mengetahui apakah tingkat kesadaran politik masyarakat etnis
batak toba di Desa Pagar Jati mempengaruhi perilaku pemilih
3. Mengetahui apakah ada sosialisasi politik institusi terkait pada
Pemilu Legislatif 2009 di Desa Pagar Jati.
1.2.3 Manfaat Penelitian
1. Bagi institusi, hasil penelitian ini diharapkan dapat melengkapi
referensi di bidang ilmu politik, khususnya perilaku pemilih.
2. Bagi peneliti, hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas
pengetahuan di bidang ilmu politik, khususnya perilaku pemilih.
3. Bagi masyarakat, hasil penelitian ini diharapkan mampu
memberikan pendidikan politik kepada pembaca di bidang
perilaku pemilih.
1.3 Kerangka Teori
1.3.1 Perilaku Politik
Interaksi antara pemerintah dan masyarakat, di antara
lembaga-lembaga pemerintah, dan di antara kelompok dan individu
dalam masyarakat dalam rangka proses pembuatan, pelaksanaan,
dan penegakan keputusan politik pada dasarnya merupakan perilaku
politik.2
Perilaku politik adalah kegiatan-kegiatan yang memiliki
hubungan dengan politik, atau disebut kegiatan politik. Oleh karena
itu, perilaku politik dibagi dua, yakni perilaku politik Perilaku politik adalah proses timbal balik di dalam suatu
negara antara pembuatan keputusan dengan warga negara biasa yang
bertindak sebagai pihak yang hanya dapat mempengaruhi proses
pembuatan keputusan politik tersebut.
2
lembaga dan para pejabat pemerintah, dan perilaku politik warga
negara biasa.3
Dalam melakukan kajian terhadap perilaku politik dapat
dipilih tiga kemungkinan unit analisis, yakni individu aktor politik,
agregasi politik, dan tipologi kepribadian politik.
Kegiatan politik lembaga-lembaga pemerintah dan
lembaga-lembaga politik tersebut adalah bertanggungjawab atas
wewenang proses politik, sedangkan kegiatan politik warga negara
biasa adalah partisipasi politik.
Jika dikaitkan dengan Pemilu, warga negara biasa memiliki
andil dalam proses pembuatan keputusan yang berpengaruh
terhadap masa depan negaranya dan warga negara lainnya. Perilaku
politik dalam Pemilu selanjutnya disebut perilaku memilih. Karena
warga negara biasa memiliki hak untuk memilih dan hak untuk tidak
menjatuhkan pilihan politiknya. Apakah pemilih tersebut memilih
partai politik A atau B, jika ditimbang dari aspek partai politik
tertentu? Apakah pemilih tersebut memilih calon legislatif A dari
partai politik C atau calon legislatif D dari partai politik E? Warga
negara biasa diberi hak untuk secara bebas menjatuhkan pilihan
politiknya. Hal tersebut di atas disebut juga perilaku pemilih.
4
3
Ibid, halaman16
Warga negara
biasa, aktivis politik, elit politik, dan aktor politik itu sendiri
merupakan model perilaku politik dengan unit analisis individu
aktor politik. Dalam hal ini perilaku politik dipengaruhi oleh
secara kolektif, seperti kelompok kepentingan dan lembaga-lembaga
pemerintahan. Dan tipologi kepribadian politik adalah tipe-tipe
kepribadian pemimpin politik yang dapat bersifat otoriter dan
demokratis.
1.3.2 Pendekatan-Pendekatan Perilaku Pemilih
Perilaku pemilih memiliki hubungan erat dengan pemilih itu
sendiri dalam menjatuhkan pilihan politiknya. Mengapa pemilih
menjatuhkan pilihan politik kepada calon legislatif tertentu? Dan
pilihan politik pemilih yang satu belum tentu sama dengan pilihan
politik pemilih yang lain. Jawaban atas pertanyaan itu dibedakan
menjadi lima sesuai dengan pendekatan yang digunakan, yakni
struktural, sosiologis, ekologis, psikologi sosial, dan pilihan
rasional.5
1. Pendekatan Struktural
Pendekatan struktural melihat kegiatan memilih sebagai produk
dari konteks struktur yang lebih luas, seperti struktur sosial,
sistem partai, sistem pemilihan umum, permasalahan, dan
program yang ditonjolkan oleh setiap partai. Struktur sosial yang
menjadi sumber kemajemukan politik dapat berupa kelas sosial
atau perbedaan-perbedaan antara majikan dan pekerja, agama,
perbedaan kota dan desa, dan bahasa dan nasionalisme. Jumlah
partai, basis sosial sistem partai dan program-program yang
5
ditonjolkan mungkin berbeda dari suatu negara ke negara lain
karena perbedaan struktur sosial tersebut.
2. Pendekatan Sosiologis
Pendekatan sosilogis cenderung menempatkan kegiatan memilih
dalam kaitan dengan konteks sosial. Kongkretnya, pilihan
seseorang dalam pemilihan umum dipengaruhi latar belakang
demografi dan sosial ekonomi, seperti jenis kelamin, tempat
tinggal (kota-desa), pekerjaan, pendidikan, kelas, pendapatan,
dan agama.
3. Pendekatan Ekologis
Pendekatan ekologis hanya relevan apabila dalam suatu daerah
pemilihan terdapat perbedaan karakteristik pemilih berdasarkan
unit teritorial, seperti desa, kelurahan, kecamatan, dan
kabupaten. Kalau di Amerika Serikat terdapat distrik, precinct,
dan ward. Kelompok masyarakat, seperti tipe penganut agama
tertentu, buruh, kelas menengah, mahasiswa, suku tertentu,
subkultur tertentu, dan profesi tertentu bertempat tinggal pada
unit teritorial sehingga perubahan komposisi penduduk yang
tinggal di unit teritorial dapat dijadikan sebagai penjelasan atas
perubahan hasil pemilihan umum. Pendekatan ekologis ini
penting sekali digunakan karena karakteristik data hasil
pemilihan umum untuk tingkat provinsi berbeda dengan
karakteristik data kebupaten, atau karakteristik data kabupaten
4. Pendekatan Psikologi Sosial
Salah satu konsep psikologi sosial yang digunakan untuk
menjelaskan perilaku untuk memilih pada pemilihan umum
berupa identifikasi partai. Konsep ini merujuk pada persepsi
pemilih atas partai-partai yang ada atau keterikatan emosional
pemilih terhadap partai tertentu. Kongkretnya, partai yang secara
emosional dirasakan sangat dekat dengannya merupakan partai
yang selalu dipilih tanpa terpengaruh oleh faktor-faktor lain.
5. Pendekatan Rasional
Pendekatan rasional melihat kegiatan memilih sebagai produk
kalkulasi untung dan rugi. Yang dipertimbangkan tidak hanya
“ongkos” memilih dan kemungkinan suaranya dapat
mempengaruhi hasil yang diharapkan, tetapi juga perbedaan dari
alternatif berupa pilihan yang ada. Pertimbangan ini digunakan
pemilih dan kandidat yang hendak mencalonkan diri untuk
terpilih sebagai wakil rakyat atau penjabat pemerintah. Bagi
pemilih pertimbangan untuk dan rugi digunakan untuk membuat
keputusan tentang partai atau kandidat yang dipilih, terutama
untuk membuat keputusan apakah ikut memilih atau tidak ikut
memilih.
Pendekatan-pendekatan perilaku pemilih tersebut diatas juga
dapat dipersempit menjadi 3 (tiga) jenis pendekatan, yaitu (1)
pendekatan sosiologis, (2) pendekatan psikologis, dan (3)
beberapa hal yang berkaitan dengan instrumen kemasyarakatan
seseorang, seperti (i) status sosioekonomi (seperti pendidikan, jenis
pekerjaan, pendapatan, dan kelas), (ii) agama, (iii) etnik, bahkan (iv)
wilayah tempat tinggal/ domisili (kota, desa, pesisir, atau
pedalaman).6
Dalam konteks pilihan pendekatan rasional, ketika pemilih
merasa tidak mendapatkan faedah dengan memilih partai politik
atau calon anggota legislatif yang ikut dalam Pemilu, ia tidak akan Pendekatan wilayah tempat tinggal sering
dikonbinasikan dengan pendekatan psikologis atau emosional.
Contohnya di daerah tertentu ada calon anggota legislatif yang
mencalonkan diri sebagai calon anggota DPD, sosok caleg tersebut
dikenal baik oleh masyarakat disekitar tempat tinggalnya.
Kemungkinan besar perilaku pemilih di daerah tersebut
menggunakan kombinasi pendekatan sosiologis dan psikologis,
karena pemilih mengenal secara langsung caleg tersebut dan
menghiraukan pertimbangan-pertimbangan tertentu yang akan
muncul belakangan setelah pemilihan berlangsung.
Sedangkan pendekatan psikologis sangat bergantung dengan
sosialisasi politik lingkungan pemilih tersebut. Sosialisasi politik
yang berkembang di lingkungan pemilih tersebut menyebabkan
kecenderungan emosional pemilih untuk lebih mengarah kepada
satu pilihan politik tertentu. Dalam hal ini juga termasuk politik
pencitraan seperti kampanye dalam arti luas.
menjatuhkan pilihan dalam pemilu tersebut. Namun, kecenderungan
tersebut juga berlaku bagi pemilih apatis (tidak mau tahu).
1.3.3 Partisipasi Politik
Secara konseptual partisipasi politik merupakan kegiatan
seseorang atau sekelompok orang untuk ikut serta secara aktif dalam
kehidupan politik, dengan jalan memilih pimpinan negara dan
kebijakan pemerintah (public policy).7
Partisipasi politik ialah kegiatan warga negara biasa dalam
mempengaruhi proses pembuatan dan pelaksanaan kebijaksanaan
umum dan dalam ikut menentukan pemimpin pemerintahan. Kegiatan tersebut mencakup
tindakan-tindakan seperti memberikan suara dalam pemilihan
umum, menghadiri rapat-rapat umum, menjadi anggota partai politik
tertentu, kelompok kepentingan tertentu, dan memiliki hubungan
dekat dengan pejabat pemerintah atau anggota parlemen. Jika warga
negara biasa melakukan salah satu kegiatan politik atau lebih, maka
warga negara biasa tersebut telah berpartisipasi politik.
8
Partisipasi politik ialah keikutsertaan warga negara biasa
dalam menentukan segala keputusan yang menyangkut atau Partisipasi politik merupakan salah satu ciri dari negara demokrasi,
kerena dalam negara demokrasi interaksi masyarakat untuk ikut
andil dalam proses penentuan keputusan/ kebijakan politik
menggambarkan sebuah pemerintahan yang ditujukan untuk
kepentingan orang banyak/ rakyat.
7
Antonius Sitepu. Sistem Politik Indonesia, Medan, 2004, halaman 147. 8
mempengaruhi hidupnya. Pemilihan umum merupakan sarana
partisipasi politik yang sangat besar pengaruhnya dalam tatanan
negara demokrasi. Apabila dilihat dari tipe partisipasi politik, maka
kegiatan politik warga negara biasa dalam Pemilu tersebut adalah
partisipasi politik aktif dimana warga negara biasa ikut serta dalam
proses pembuatan keputusan/ kebijakan politik (berperan dalam
proses input dan output). Dan warga negara biasa yang tidak ikut
dalam proses pembuatan keputusan/ kebijakan politik tersebut
termasuk dalam partisipasi politik pasif, karena warga negara biasa
tersebut hanya menjalankan keputusan politik yang dibuat
pemerintah (hanya berperan dalam proses output saja).
1.3.4 Etnis Batak Toba
Batak adalah nama sebuah sukubangsa di Indonesia. Suku ini
kebanyakan bermukim di Sumatra Utara. Sebagian orang Batak beragama
Kristen dan sebagian lagi beragama Islam. Tetapi dan ada pula yang
menganut agama Malim (pengikutnya bisasa disebut dengan Parmalim )
dan juga penganut kepercayaan animisme (disebut Pelebegu atau
Parbegu).
Secara umum, suku Batak memiliki falsafah adat Dalihan Natolu
yakni Somba Marhulahula yaitu hormat pada pihak keluarga ibu/ istri
(Tulang), Elek Marboru yaitu ramah pada keluarga saudara perempuan
(Namboru), dan Manat Mardongan Tubu yaitu kompak dalam hubungan
dipegang teguh dan hingga kini menjadi landasan kehidupan sosial dan
bermasyarakat di lingkungan orang Batak.
Orang batak percaya bahwa seluruh marga-marga yang terdapat
dalam silsilah sistem kekerabatannya adalah berasal dari Si Raja Batak
yang diyakini sebagai asal mula orang Batak. Si Raja Batak mempunyai 2
(dua) orang putra yakni Guru Tatea Bulan dan Si Raja Isumbaon. Guru
Tatea Bulan sendiri mempunyai 5 (lima) orang putra yakni Raja Uti (Raja
Biakbiak), Saribu Raja, Limbong Mulana, Sagala Raja dan Malau Raja.
Sementara Si Raja Isumbaon mempunyai 3 (tiga) orang putra yakni Tuan
Sorimangaraja, Si Raja Asiasi dan Sangkar Somalidang. Dari keturunan
(pinompar) mereka inilah kemudian menyebar ke segala penjuru daerah di
Tapanuli baik ke utara maupun ke selatan sehingga munculah berbagai
macam marga Batak.
Etnis Batak di bagi ke dalam 6 (enam) sub etnis Batak. Beberapa
sub etnis tersebut, yaitu:
1. Etnis Batak Toba
Batak Toba meliputi daerah Toba, Tapanuli Utara, Samosir. Dan
mayoritas etnis Batak Toba menganut agama Kristen Protestan
dan Katolik.
2. Etnis Batak Simalungun
Batak Simalungun meliputi daerah Simalungun. Dan mayoritas
3. Etnis Batak Karo
Batak Karo meliputi daerah Tanah Karo, Binjai, dan Langkat.
Mayoritas etnis Batak Karo menganut agama Kristen Khatolik
dan Kristen Protestan.
4. Etnis Batak Pakpak
Batak Pakpak meliputi daerah Sidikalang, Pakpak. Dan
mayoritas etnis Batak Pakpak menganut agama Kristen
Protestan dan Khatolik.
5. Etnis Batak Mandailing
Batak Mandailing meliputi daerah Tapanuli Selatan, Madina,
Penyabungan. Mayoritas etnis Batak Mandailing menganut
agama Islam.
6. Etnis Batak Angkola
Batak Angkola meliputi daerah Sipirok dan sekitarnya.
Mayoritas etnis Batak Angkola menganut agama Islam.
1.3.5 Pemilihan Umum
Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 2008 tentang
Pemilihan Umum Pasal 1 Ayat 1 dan 2, bahwa Pemilihan Umum
adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang dilaksanakan
secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Dan Pemilu
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan
anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah,
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah provinsi dan Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah kabupaten/kota dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
1.4 Metode Penelitian
1.4.1 Bentuk Penelitian
Dalam hal ini penulis menggunakan metode penelitian
deskriptif yang dapat diartikan sebagai pemecahan masalah yang
diselidiki dengan menggambarkan atau mendeskripsikan keadaan
subjek atau objek yang diteliti berdasarkan fakta-fakta yang
diperoleh penulis.
1.4.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Pagar Jati Kecamatan
Lubukpakam, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Pemilihan
lokasi penelitian didasari atas pertimbangan bahwa lokasi
didominasi oleh mayoritas etnis batak toba dan agama kristen
protestan yang merupakan ciri identitas objek penelitian.
1.4.3 Populasi dan Sampel Penelitian 1.4.3.1 Populasi
Dalam penelitian ilmiah dibutuhkan populasi dan
sampel penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi
Jati sebanyak 6635 jiwa dengan jumlah kepala keluarga
sebanyak 1372 KK. Jika diperkecil menjadi lebih spesifik
lagi berdasarkan Daftar Pemilih Tetap (DPT) jumlah total
pemilih adalah 4732 pemilih terdaftar dari 13 TPS.
1.4.3.2 Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi. Dalam penelitian ini penulis
menetapkan sampel dari 4732 pemilih terdaftar menjadi
3718 pemilih terdaftar berlatar belakang etnis batak toba
dari 13 TPS. Untuk menentukan sampel penelitian penulis
menggunakan rumus pengambilan sampel yang
dikemukakan oleh Taro Yamane, yaitu:
dimana;
n = jumlah besarnya sampel
N = jumlah populasi
d = presisi
Dari rumus di atas dapat ditentukan sampel yang
diambil dari populasi sebanyak 3718 orang adalah: 1
) ( 2 +
=
d N
97
Maka jumlah sampel penelitian ini adalah 97 orang.
Sedangkan untuk menentukan responden yang akan
dijadikan sampel penelitian adalah 97 orang dari 13 TPS,
Penulis menggunakan teknik sampling acak proporsional
dan sampelnya dinamakan sampel acak proporsional.9
dimana:
n1 = jumlah populasi tiap TPS
n = jumlah sampel pada populasi awal
N = jumlah populasi keseluruhan
Contoh penentuan sampel TPS I adalah sebagai berikut: Dengan rumus sebagai berikut:
9
Sudjana. Metoda Statistika, Tarsito, Bandung, 2002, halaman 173.
N xn n
8
Dari hasil di atas dapat ditabulasikan sebagai berikut:
Tabel 1.2
Sampel Acak Proporsional
TPS Populasi/ TPS Penarikan Sampel Sampel
XIII 227
3718 97
227x 6
Total 3718 Jumlah 97
1.4.3.3 Teknik Penarikan Sampel
Untuk menentukan objek penelitian yang tepat, maka
penulis menggunakan teknik penarikan sampel,
1. Proporsional Stratified Sampling
Teknik ini digunakan karena populasi yang dijadikan
sampel terbagi atas beberapa TPS. Dengan
menggunakan teknik ini setiap strata diambil sampel
yang sebanding dengan besarnya strata.10
2. Purposive Sampling
Dalam
penelitian ini sampel terdiri dari 13 strata. Jadi
memungkinkan populasi kecil terpilih menjadi sampel.
Penarikan sampel dengan teknik ini adalah penarikan
sampel yang sesuai dengan tujuan penelitian, dimana
sampel yang digunakan harus sesuai dengan
kriteria-kriteria tertentu yang ditetapkan berdasarkan tujuan
penelitian. Kriteria sampel adalah pemilih batak toba di
Desa Pagar Jati yang memberikan suara pada Pemilu
Legislatif 2009.
10
1.4.4 Teknik Pengumpulan Data
1.4.4.1 Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian lapangan merupakan kegiatan yang
dilakukan penulis untuk melengkapi data penelitian di
lokasi penelitian melalui:
1. Kuesioner, yaitu alat pengumpul data dalam bentuk
sejumlah pertanyaan tertulis yang dijawab secara
tertulis pula oleh responden.
2. Wawancara, yaitu pendekatan yang dilakukan penulis
untuk memastikan akurasi data yang diberikan
responden lewat kuesioner.
3. Observasi, melihat secara sistematis gejala-gejala sosial
yang tampak pada objek penelitian.
1.4.4.2 Penelitian Pustaka (Library Research)
Penelitian pustaka adalah pengumpulan data yang
dilakukan oleh penulis melalui literatur, buku, dan media
cetak lainnya, atau internet. Adapun buku-buku yang
dianggap relevan adalah buku-buku mengenai ilmu politik.
1.4.5 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam
bentuk yang lebih mudah dibaca dan dipresentasikan.11
Dalam
penelitian ini penulis menggunakan teknik analisis data kualitatif.
berupa angka-angka statistik, melainkan deskripsi dengan tujuan
memberikan gambaran mengenai situasi dan kondisi yang terjadi.
Data-data yang dikumpulkan dari penelitian lapangan dan penelitian
pustaka selanjutnya dieksplorasi secara mendalam untuk
menghasilkan suatu kesimpulan yang menjelaskan masalah yang
diteliti.
1.5 Sistematika Penulisan
Untuk mendeskripsikan lebih rinci dan menjadikan skripsi ini lebih
sistematis dengan tujuan isi skripsi yang efektif, maka penulis membagi
sistematika penulisan skripsi ini ke dalam 4 (empat) bab, yaitu:
BAB I : PENDAHULUAN
Isi dalam bab ini terdiri pembahasan tentang latar
belakang masalah, perumusan masalah penelitian, tujuan
penelitian, manfaat penelitian dan metode penelitian,
serta kerangka teoritis yang merupakan landasan teoritis
masalah penelitian.
BAB II : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
Dalam bab ini penulis memberikan gambaran tentang
latar belakang lokasi penelitian dan hal lain yang dapat
membantu menggambar lokasi penelitian. Dalam skripsi
ini lokasi penelitian adalah Desa Pagar Jati, Kecamatan
BAB III : DATA DAN ANALISIS DATA
Dalam bab ini dimuat hasil penelitian, data-data
penelitian, dan analisis data penelitian yang berhubungan
dengan perilaku pemilih etnis Batak Toba yang
mempengaruhi preferensi politik di Desa Pagar Jati,
Kecamatan Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang.
BAB IV : PENUTUP
Dalam bab ini dimuat kesimpulan dari penelitian dan
jawaban-jawaban atas permasalahan-permasalahan yang
ada di Desa Pagar Jati, Kecamatan Lubuk Pakam,
BAB II
DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
2.1 Deskripsi Singkat
Desa Pagar Jati merupakan bagian dari Kecamatan Lubuk Pakam,
Kabupaten Deli Serdang. Desa Pagar Jati telah berdiri sejak tahun 1948
dan terdiri dari 8 dusun dengan luas desa 337,64 Ha yang terdiri dari 186
Ha sawah, 44,64 Ha Perumahan, 15 Ha jalan (termasuk kuburan, dan
sarana umum lainnya). Sejak tahun 1948 sampai sekarang telah melakukan
7 (tujuh) kali pemilihan Kepala Desa.
Letak Geografis Desa Pagar Jati berada diantara batas-batas wilayah
sebagai berikut;
a. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Sukamandi Hilir, Sukamandi
Hulu (Kecamatan Pagar Merbau)
b. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Pasar Melintang, Desa
Sumberjo (Kecamatan Pagar Merbau)
c. Sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Cemara
d. Sebelah utara berbatasan dengan Desa Sekip, Desa Sukamandi Hilir
(Kecamatan Pagar Merbau)
e. Desa Pagar Jati terletak diantara Lubukpakam Kota dan Kota
Perbaungan (Kabupaten Serdang Bedagai)
Jumlah penduduk Desa Pagar Jati adalah 6635 jiwa, dari jumlah
2.2 Demografi Penduduk
Desa Pagar Jati dapat digambarkan lebih rinci dengan data-data sosial
tentang kepercayaan, nilai-nilai, kelas masyarakat, dan sarana/ prasarana.
Beberapa penggolongan data tersebut dapat dilihat dalam tabel-tabel
berikut:
Tabel 2.1
Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur
No. Kelompok Umur Jumlah
1. 0-4 tahun 580
2. 5-9 tahun 705
3. 10-14 tahun 737
4. 15-19 tahun 723
5. 20-24 tahun 515
6. 25-29 tahun 478
7. 30-34 tahun 498
8. 35-39 tahun 370
9. 40-44 tahun 375
10. 45-49 tahun 422
11. > 50 tahun 1222
Total 6625
Sumber: Kantor Kepala Desa Pagar Jati, 2008
Tabel 2.2
Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Etnis
No. Suku Bangsa Jumlah Persentase
1. Batak Toba 5340 80,48
2. Batak Simalungun 167 2,52
3. Batak Karo 173 2,61
4. Mandailing 236 3,56
5. Melayu 38 0,57
6. Jawa 635 9,57
7. Minang 38 0,57
8. Aceh 8 0,12
Total 6635 100%
Berdasarkan Tabel 2.2 di atas dapat disimpulkan bahwa etnis Batak
Toba adalah etnis yang mendominasi atau etnis yang merupakan mayoritas
di Desa Pagar Jati. Persentase sebanyak 80,48% yang menempati jauh di
atas etnis-etnis lain dibawahnya yang diikuti oleh Jawa 9,57%, Mandailing
3,56%, Batak Karo 2,61%, Batak Simalungun 2,52%, dan diikuti oleh etnis
Melayu, Minang, dan Aceh dengan persentase dibawah 1%.
Tabel 2.3
Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Agama
No. Agama Jumlah Persentase (%)
1. Islam 862 12,99
2. Kristen Protestan 5539 83,48
3. Kristen Katolik 234 3,53
Total 6635 100%
Sumber: Kantor Kepala Desa Pagar Jati, April 2009
Berdasarkan Tabel 2.3 di atas dapat disimpulkan bahwa mayoritas
agama yang terdapat di Desa Pagar Jati adalah Kristen Protestan dengan
persentase 83,48%, diikuti Islam 12,99% dan Kristen Katolik 3,53%.
Tabel 2.4
Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
No. Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)
1. Laki-Laki 3212 48,41
2. Perempuan 3423 51,59
Total 6635 100%
Sumber: Kantor Kepala Desa Pagar Jati, April 2009
Berdasarkan Tabel 2.4 di atas diperoleh persentase antara jenis
kelamin laki-laki dengan perempuan berbanding tipis dengan persentase
Tabel 2.5
Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan
No. Jenis Pekerjaan Jumlah % / 6635
1. Pegawai Negeri Sipil 310 4,67
2. TNI/ POLRI 15 0.23
3. Petani 1468 22,12
4. Pedagang 98 1,48
5. Guru 12 0,18
6. Dokter 3 0,04
7. Bidan/ Perawat 15 0,23
8. Dukun 5 0,07
9. Pendeta 6 0,09
10. Ustad 2 0,03
11. Pensiunan PNS 138 2,08
Total 2072 / 6635 31,22%
Sumber: Kantor Kepala Desa Pagar Jati, April 2009
Berdasarkan Tabel 2.5 di atas dapat disimpulkan bahwa mayoritas
mata pencaharian masyarakat di Desa Pagar Jati adalah Petani dengan
persentase jauh di atas dengan 22,12% dari 2072 orang penduduk yang
termasuk usia produktif. Banyaknya profesi penduduk sebagai petani dapat
disebabkan oleh beberapa hal, yaitu (1) karena letak geografis Desa Pagar
Jati yang sejak berdirinya sebagai desa dipenuhi oleh lahan persawahan (hal
tersebut menyebabkan masyarakat mengolah lahan yang telah ada dan
menjadikannya sebagai mata pencaharian tetap), dan (2) karena tingkat
pendidikan yang rendah (dapat juga disebabkan oleh letak geografis di atas
– tanpa sekolahpun masyarakat sudah mampu memperoleh pekerjaan).
Penjelasan di atas dapat menggambarkan situasi dan kondisi maupun
latar belakang mayoritas pemilih di Desa Pagar Jati. Faktor-faktor tersebut
dapat mempengaruhi seorang pemilih dalam menjatuhkan pilihan
Tabel 2.6
Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No. Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase
1. Perguruan Tinggi 383 5,77
2. SMA 2014 30,35
3. SMP 1985 29,92
4. SD 1374 20,71
5. Tidak/ Belum Sekolah 879 13,25
Total 6635 100%
Sumber: Kantor Kepala Desa Pagar Jati, April 2009
Seperti dijelaskan pada Tabel 2.5 diatas, dalam Tabel 2.6 ini
berhubungan erat dengan jenis pekerjaan masyarakat di Desa Pagar Jati. Di
desa ini terdapat persentase yang tinggi untuk klasifikasi kearah petani,
yaitu persentase dari poin tidak sekolah, SD, SMP yang berjumlah 63,16%.
Jumlah tersebut hampir dua kali lipat persentase SMA 30,35%. Sedangkan
persentase Perguruan Tinggi adalah yang terendah sebanyak 5,77%. Jadi
rendahnya tingkat pendidikan di desa Pagar Jati membukan peluang besar
bagi masyarakatnya untuk berprofesi sebagai petani.
2.3 Sarana dan Prasarana
Di Desa Pagar Jati juga terdapat sarana dan prasarana penunjang
kehidupan sosial masyarakat. Berikut ini data-datanya:
Tabel 2.7
Jumlah Sarana dan Prasarana di Desa Pagar Jati
No. Jenis Sarana/ Prasarana Jumlah
1. Kantor Lurah 1
2. Sekolah 6
3. Sarana Kesehatan 7
4. Dinas Pekerjaan Umum 1
5. Gereja 11
6. Mesjid 2
Total 28
2.4 Pemilu Legislatif 2009 di Desa Pagar Jati
Berdasarkan data yang diperoleh dari KPU Deli Serdang, di desa
Pagar Jati terdapat 13 TPS yang berjumlah total 4732 pemilih dengan
perbandingan laki-laki dan perempuan sebanyak 2219 berbading dengan
2513 atau dapat dilihat dalam tabel 2.8 di bawah ini yang menampilkan
detil jumlah perbandingan pemilih laki-laki dengan pemilih perempuan
sebagai berikut:
Tabel 2.8
Jumlah Pemilih Berdasarkan Daftar Pemilih Tetap
TPS Laki-Laki Perempuan Jumlah
I 153 211 364
II 165 197 362
III 184 184 368
IV 169 183 352
V 167 195 362
VI 174 187 361
VII 179 185 364
VIII 159 205 364
IX 169 197 366
X 179 182 361
XI 169 201 370
XII 163 201 364
XIII 184 181 365
DPT bermasalah 5 4 9
Total 2219 2513 4732
Sumber: PPK Lubukpakam, April 2009
Berdasarkan data yang ditampilkan pada tabel 2.8 di atas di peroleh
data yang sesuai dengan hasil Pemilu Legislatif 2009. Adapun hasil Pemilu
Tabel 2.9
Hasil Penghitungan Suara Calon Anggota DPRD Kabupaten/ Kota
pada Pemilu Legislatif 2009 di Desa Pagar Jati Kecamatan Lubuk Pakam
Nama Partai, Nomor, dan Nama Calon Jumlah Suara
A 1 Partai Hati Nurani Rakyat 6 Wilyo Yus Suprapto S.Pd Rusmani Manurung
Bambang Setio Wibowo, SH Wagirin
Jumlah Perolehan Suara A+B 59
A 2 Partai Karya Peduli Bangsa 1
Jumlah Perolehan Suara A+B 2
A 3 Partai Pengusaha dan Pekerja Indonesia 8 B 1
2
Hotto Sihotang, SH
Dediek Hermanto Siagian, SP
55 15
Jumlah Perolehan Suara A+B 78
A 4 Partai Peduli Rakyat Nasional 3
Benediktus W. Simanihuruk Darmawiyah
76 1 5 -
Jumlah Perolehan Suara A+B 85
A 5 Partai Gerakan Indonesia Raya 4
B 1 2 3
Oka Alamsyahputra, S.Pd Handayani Bellamia Zulmi, SP Parluhutan Lubis
4 1 4
Jumlah Perolehan Suara A+B 13
4 Rita -
Jumlah Perolehan Suara A+B 4
A 7 Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia - B 1
2 3 4
Kidin
Bayu Sumantri Agung Wiwik Suherni
Jumlah Perolehan Suara A+B 30
A 8 Partai Keadilan Sejahtera 11
Mhd. Darwis Batubara, S.Pd Nilam Purnama Nasution H. Dwi Andi Syahputra Lubis Mulyadi
Bahrudin
Siti Fatimah, S.Si Ngadeni
Tardi Pat Sangko
7
Jumlah Perolehan Suara A+B 26
A 9 Partai Amanat Nasional 2
Muhammad Sabri, S.Sos Rahmijah
Hj. Susilawati M. Fadli Lubis Tumini
Ir. Riza Nasrullah
4
Jumlah Perolehan Suara A+B 14
A 10 Partai Perjuangan Indonesia Baru 18 B 1
Benhur Silitonga, SE A Eng
Musa Togi Marpaung, Dr Habib Nirida
Dahri Vansyah Iswandi
Rotua Sefliana Sembiring Dewi Ita Nurhaini Sinurat, SPd
655
Jumlah Perolehan Suara A+B 683
A 11 Partai Kedaulatan 1
Jumlah Perolehan Suara A+B 7
B - - -
Jumlah Perolehan Suara A+B -
A 13 Partai Kebangkitan Bangsa -
Indrayansyah Siregar, S.HI Rosdiani Sipayung
Jumlah Perolehan Suara A+B 5
A 14 Partai Pemuda Indonesia 1
B 1 2 3
Dolok Marwasi Silaban, SH Saudin Sagala
Nur Asiah
17 5 -
Jumlah Perolehan Suara A+B 23
A 15 Partai Nasional Indonesia Marhaenisme 1 B 1
Jumlah Perolehan Suara A+B 3
A 16 Partai Demokrasi Pembaruan 3
Jumlah Perolehan Suara A+B 10
A 17 Partai Karya Perjuangan -
B 1 2
Drs. Hasudungan Siahaan Erlinda Susiyanti Marpaung
8 4
Jumlah Perolehan Suara A+B 12
A 18 Partai Matahari Bangsa 1
H. Akhiruddin Lc Ir.Tafi Yanti Suka isih Muhammad Indra Rudi
Budiarsyah
Elphi Zahara, S.Pd
5
Jumlah Perolehan Suara A+B 17
A 19 Partai Penegak Demokrasi Indonesia -
B - - -
A 20 Partai Demokrasi Kebangsaan 3
Karmen Saragih, SKM Arianum
Jumlah Perolehan Suara A+B 9
A 21 Partai Republik Nusantara -
Tunggul P. Sinabutar
Juli Lasma Elisabeth Simarmata, SPd Eka Prabudi
Managam H. Tambunan Tionny Sihotang, SPd
10 - 37
- -
Jumlah Perolehan Suara A+B 47
A 22 Partai Pelopor 2 Ir. Patar Silaen
Muhammad Nur, S.Ag Suwarno
Sri Ramadhani
Sari Mahyuni Simanjuntak
10
Jumlah Perolehan Suara A+B 24
A 23 Partai Golongan Karya 14 James TP Siregar M. Nasir
Djunanda
Surya Dharma, SM. SAg Purwaningrum, SH
Jumlah Perolehan Suara A+B 60
A 24 Partai Persatuan Pembangunan 4
8 Ernida, S.Ag -
Jumlah Perolehan Suara A+B 11
A 25 Partai Damai Sejahtera 27
Hermian Sianturi, S.Pd Erikson Siahaan Tigor Silaban, SP
Henry Rosmawaty Sitanggang, SH Hendren Situmorang
Jumlah Perolehan Suara A+B 612
A 26 Partai Nasional Benteng Kerakyatan Indonesia 2
B 1
Ir. James Naibaho Drs. Legino
Jumlah Perolehan Suara A+B 23
A 27 Partai Bulan Bintang 3
Drs. Chairuddin Siregar Drs.Parlindungan
Jumlah Perolehan Suara A+B 18
A 28 Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan 13 B 1
Edi Marlinson Purba Alisman Saragih, SH Suriani, S.Pd, MAP Tugiran
IR. Bukti H. Rajagukguk, M.Si Dapot Pardamean Saragih Devi Yaningsih
Jumlah Perolehan Suara A+B 267
A 29 Partai Bintang Reformasi -
Abdul Rahman Laia, S.Ag
Drs. Ahmad Darwis Rambe, S.Pd.I Santi Arianti, S.Pd
5 6 7
Misran, S.Ag
Revi Yandi Syahputra Suryani
- - -
Jumlah Perolehan Suara A+B 1
A 30 Partai Patriot 2 Nofrizal Hakim, SH Nurul Hadi , SH
Heni Igus Astuti Sembiring
7 1 - 1
Jumlah Perolehan Suara A+B 11
A 31 Partai Demokrat 46
Chairul Anwar, SE
Darma Gembira Sakti Hasibuan, SH Burdian
T. Lisya Afrida Sinar, S.Pd June Eddy Purba, S.Kom
48 13 9 20 39
Jumlah Perolehan Suara A+B 175
A 32 Partai Kasih Demokrasi Indonesia 14 B 1
2 3 4
Drs. Bonari Tambunan Eldrin Sihombing Richard Simanjuntak Dewi Tetti Sihombing
235 20
1 2
Jumlah Perolehan Suara A+B 272
A 33 Partai Indonesia Sejahtera -
B 1 2 3
Drs. Parulian Manurung Rispanitra Simanungkalit Mairanil Ummi, S.PdI
1 1 -
Jumlah Perolehan Suara A+B 2
A 34 Partai Kebangkitan Nasional Ulama - B 1
KH. Muhammad Isa, S.Sos.I Rika Melva Sari Lubis
- - - 2 -
Jumlah Perolehan Suara A+B 2
A 41 Partai Merdeka -
B - - -
Jumlah Perolehan Suara A+B -
A 42 Partai Persatuan Nahdlatul Ummah Indonesia -
Jumlah Perolehan Suara A+B -
A 43 Partai Sarikat Indonesia -
B 1 2 3
Ali Gusti Siregar Najemi
Andi Darmawan S. PdI
6 1 1
Jumlah Perolehan Suara A+B 8
A 44 Partai Buruh 3
B 1 2 3 4
SF. Fahmi Aulia Azran Hakim Irwan Syah Putra Zulkarnain Zen
2 - 1 9
Jumlah Perolehan Suara A+B 15
Jumlah Seluruh Suara Sah DPR 2.628
Jumlah Suara Tidak Sah DPR 89
Jumlah Suara Sah + Suara Tidak Sah 2.717
Sumber: PPK Lubuk Pakam, Juni 2009
Dan juga berikut dilampirkan sertifkasi penghitungan suara calon
yang sesuai dengan data yang ditampilkan pada tabel 2.9 di atas. Data
sertifikasi penghitungan suara calon di Desa Pagar Jati Kecamatan Lubuk
Pakam tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 2.10
Sertifikasi Penghitungan Suara Calon Anggota DPRD Kabupaten/ Kota
di Desa Pagar Jati Kecamatan Lubukpakam, Kabupaten Deli Serdang
No Uraian DPD DPR DPRD
Provinsi
DPRD
Kabupaten/ Kota
A. Data Pemilih dan Penggunaan Hak Pilih
1. Jumlah pemilih terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (1a+1b)
LK 2.219 2.219 2.219 2.219 PR 2.513 2.513 2.513 2.513
JLH
4.732 4.732 4.732 4.732
a. Jumlah Pemilih terdaftar dalam DPT yang
menggunakan Hak Pilih.
LK 1.312 1.312 1.312 1.312 PR 1.405 1.405 1.405 1.405
JLH
2.717 2.717 2.717 2.717
b. Jumlah Pemilih terdaftar dalam DPT yang tidak
menggunakan Hak Pilih JLH
2.015 2.015 2.015 2.015
B. Data Penggunaan Surat Suara
1. Jumlah Surat Suara yang Diterima (1a+1b+1c)
4.827 4.827 4.827 4.827
a. Jumlah Surat Suara sesuai DPT
4.732 4.732 4.732 4.732
b. Jumlah Surat Suara Cadangan (2% x DPT)
95 95 95 95
2. Jumlah Surat Suara yang digunakan (Sah + Tidak Sah)
2.717 2.717 2.717 2.717
3. Jumlah Surat Suara yang Tidak Terpakai (pemilih yang tidak menggunakan hak pilih)
2.015 2.015 2.015 2.015
C. Data Suara Sah/ Tidak Sah
1. Suara Sah 2.557 2.585 2.578 2.628
2. Suara Tidak Sah 160 132 139 89
3. Jumlah 2.717 2.717 2.717 2.717
BAB III
DATA DAN ANALISIS DATA
3.1 Deskripsi Sampel
Dalam penelitian ini penulis mengumpulkan data responden yang
berhubungan dengan latar belakang atau biodata responden sebagai pemilih
di Pemilu Legislatif 2009. Data-data latar belakang pemilih tersebut
diperoleh dari lembar kuesioner yang disebarkan untuk tiap-tiap responden
acak berjumlah 97 orang yang menjadi sampel penelitian ini. Berikut
data-data yang diperoleh penulis disajikan dalam bentuk tabel.
Tabel 3.1
Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin
No. Jenis Kelamin Jumlah Persentase
1. 2.
Laki-Laki Perempuan
49 48
50,52 49,48
Jumlah 97 100%
Sumber: Kuesioner, Data Responden
Berdasarkan tabel 3.1 diatas perbandingan antara responden laki-laki
lebih banyak 1 (satu) responden dibandingkan dengan responden
perempuan. Karena pada umumnya laki-laki lebih dominan dalam masalah
politik. Dan Proporsi masing-masing responden diklasifikasikan sesuai
Tabel 3.2
Distribusi Responden Menurut Kelompok Umur
No. Kelompok Umur Jumlah Persentase
1. 61 tahun keatas
19
Sumber: Kuesioner, Data Responden
Penulis mengklasifikasikan kelompok umur responden dengan
mempertimbangkan pengalaman responden terhadap Pemilihan Umum
Legislatif. Disamping itu penulis juga mengambil sampel yang masih
berusia muda dengan kemungkinan baru pertama kali mengikuti Pemilu
Legislatif di Indonesia. Selebihnya adalah responden yang pernah ikut serta
dalam Pemilihan Umum di Indonesia sebelumnya. Dengan demikian
penulis dapat menangkap dan mendeskripsikan perilaku pemilih dalam
Pemuilu Legislatif 2009 di Desa Pagar Jati. Dengan demikian dapat
diklasifikasikan pemilih yang menggunakan pilihan politik kepartaian atau
menggunakan pendekatan-pendekatan yang lain. Dimana pemilih yang
menggunakan pendekatan pilihan kepartaian kemungkinan besar memilih
partai yang sama dengan partai politik yang dipilihnya pada Pemilu
Legislatif yang lalu. Dan pemilih yang lebih cenderung menggunakan
pendekatan pada calon legislatif yang diusung oleh salah satu partai politik
Tabel 3.3
Distribusi Responden Menurut Pendidikan
No. Pendidikan Terakhir Jumlah Persentase
1. 2. 3. 4.
S-1/ Diploma SMA/ SMK SMP
SD
11 64 16 6
11,34 65,98 16,5 6,18
Jumlah 97 100%
Sumber: Kuesioner, Data Responden
Berdasarkan Tabel 3.3 diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat
pendidikan mayoritas responden tergolong rendah. Kebanyakan masyarakat
di Desa Pagar Jati berpredikat pendidikan terakhir setara SMA. Dimana
dengan predikat tingkat pendidikan tersebut masyarakat dapat dikatakan
kurang mengetahui tentang politik. Sedangkan responden pemilih yang
memiliki predikat pendidikan terakhir setingkat dengan Sarjana atau
Diploma sangat sedikit. Dan di Desa Pagar Jati ternyata masih banyak
masyarakat yang tingkat pendidikannya setara SMP dan SD. Hal tersebut
kemungkinan besar disebabkan oleh minimnya sarana pendidikan di Desa
Pagar Jati tesebut. Selain itu faktor jenis pekerjaan juga berhubungan
dengan kecenderungan pendidikan masyarakat di Desa Pagar Jati
Kecamatan Lubukpakam. Mayoritas jenis pekerjaan di Desa Pagar Jati
adalah sebagai petani. Masyarakat beranggapan bahwa pendidikan tidak
bersifat primer karena meskipun memiliki predikat tamatan SMA tetap saja
Tabel 3.4
Distribusi Responden Menurut Jenis Pekerjaan
No. Jenis Pekerjaan Jumlah Persentase
1.
Pegawai Swasta/ Buruh Pabrik Wiraswasta
Ikut Orang Tua/ Ibu Rumah Tangga Pedagang
Mahasiswa
Staff/ Perangkat Desa Satpam
Sumber: Kuesioner, Data Responden
Berdasarkan Tabel 3.4 diatas dapat disimpulkan bahwa mayoritas
mata pencaharian responden adalah petani. Kecenderungan jenis pekerjaan
di Desa Pagar Jati dapat disebabkan oleh banyak faktor yang dapat
memperngaruhinya. Salah satunya adalah faktor pendidikan, dimana faktor
ini adalah faktor yang paling berpengaruh dalam menentukan jenis
pekerjaan seseorang. Tingkat pendidikan seseorang dapat mempengaruhi
jenis pekerjaan masyarakat Desa Pagar Jati Kecamatan Lubukpakam karena
lapangan kerja yang tersedia menetapkan klasifikasi untuk kualifikasi
pekerjaan yang cocok dengan predikat tingkat pendidikan seseorang yang
hendak melamar pekerjaan.
Disamping itu masyarakat yang bekerja sebagai buruh pabrik juga
menjadi kecenderungan dari pengaruh tingkat pendidikan tersebut. Dimana
pabrik hanya menetapkan kualifikasi karyawan yang hanya memiliki
tingkat pendidikan setara SMA. Minimum persyaratan tersebut cocok
3.2 Analisis Data
Analisis data merupakan penyajian dan analisis dari daftar angket
atau kuesioner yang disampaikan oleh penulis kepada responden yang
menjadi sampel penelitian dan skripsi ini. Penjelasan dalam analisis data
ditujukan untuk memudahkan penyajian data agar dapat dengan mudah
dipahami oleh pembaca.
Adapun kuesioner yang disampaikan penulis kepada responden yang
menjadi sampel dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan yang
berhubungan dengan perilaku pemilih dalam Pemilu Legislatif 2009 di
Desa Pagar Jati Kecamatan Lubukpakam Kabupaten Deli Serdang.
Untuk kemudahan penyajian data untuk dianalisis berdasarkan
kuesioner yang ditujukan kepada responden acak yang berjumlah 97 orang
dari 3718 pemilih Batak Toba di Desa Pagar Jati, maka penulis
mengklasifikasikan pertanyaan-pertanyaan tersebut ke dalam tabel dengan
bentuk data hasil jawaban responden atas kuesioner yang disebarkan.
Adapun tabel-tabel data yang telah disusun tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 3.5
Apakah anda mengetahui kapan Pemilu Legislatif 2009 diadakan?
No. Jawaban Responden Jumlah %
1. 2.
Tahu Tidak tahu
90 7
92,78 7,22
Jumlah 97 100
Sumber: Kuesioner, Pertanyaan Nomor 1
Berdasarkan Tabel 3.5 diatas dapat disimpulkan bahwa kebanyakan
pertanyaan ini penulis melakukan wawancara tentang kapan Pemilu
Legislatif 2009 diadakan tepatnya dalam rentang waktu bulan. Dari
wawancara langsung beserta pertanyaan tersebut penulis dapat menentukan
bahwa responden benar-benar mengetahui kapan tepatnya Pemilu Legislatif
diadakan. Jadi jawaban responden bukan hanya terkesan asal-asalan dalam
menentukan pilihan jawabannya. Karena Pemilu Legislatif 2009 dalam
penelitian ini telah berlangsung.
Tabel 3.6
Apakah anda mengetahui kapan masa kampanye Pemilu Legislatif 2009
diadakan?
No. Jawaban Responden Jumlah %
1. 2.
Tahu Tidak tahu
74 23
76,29 23,71
Jumlah 97 100
Sumber: Kuesioner, Pertanyaan Nomor 2
Berdasarkan Tabel 3.6 diatas dapat disimpulkan bahwa mayoritas
responden mengetahui kapan tepatnya masa kampanye pada Pemilu
Legislatif 2009 diadakan. Sedangkan beberapa responden lainnya tidak
mengetahui kapan masa kampanye pada Pemilu Legislatif 2009 diadakan.
Dalam pertanyaan ini penulis melakukan wawancara tentang kapan masa
kampanye Pemilu Legislatif 2009 diadakan tepatnya dalam rentang waktu
bulan. Dengan pertanyaan dan wawancara tersebut penulis dapat
menentukan bahwa responden benar-benar mengetahui kapan tepatnya
masa kampanye Pemilu Legislatif 2009 diadakan. Kemungkinan besar
diadakan adalah tergolong pemilih yang kurang atau tidak antusias dengan
pelaksanaan Pemilu Legislatif 2009. Karena opsi mengetahui tidak
menentukan bahwa responden yang dijadikan sampel dalam penelitian ini
diharuskan untuk mengikuti kegiatan kampanye terbuka. Yang dalam
kenyataannya penjabaran kampanye tersebut luas dan tidak terbatas dalam
jenis kampanye terbuka saja.
Tabel 3.7
Pada Pemilu Legislatif 2009, apakah anda mengikuti masa kampanye?
No. Jawaban Responden Jumlah %
1. 2.
Ya Tidak
24 73
24,74 75,26
Jumlah 97 100
Sumber: Kuesioner, Pertanyaan Nomor 3
Berdasarkan Tabel 3.7 diatas dapat diketahui bahwa kebanyakan
responden tidak mengikuti kegiatan kampanye pada Pemilu Legislatif 2009.
sebelumnya penulis menjelaskan jenis-jenis kegiatan yang termasuk
kegiatan kampanye politik. Disamping itu juga ada sebagian responden
yang mengikuti kegiatan kampanye politik yang dilakukan oleh partai
politik atau calon anggota legislatif dari partai politik tertentu pada Pemilu
Legislatif 2009. Kebanyakan alasan responden untuk tidak mengikuti
kegiatan kampanye adalah disebabkan oleh faktor pekerjaan. Masyarakat
yang kebanyakan berprofesi sebagai petani tidak memiliki waktu luang
untuk menyempatkan diri untuk mengikuti kegiatan kampanye. Dalam hal
ini kategori kampanye yang diasumsikan oleh responden adalah kategori
Tabel 3.8
Kegiatan kampanye seperti apa yang anda ikuti?
No. Jawaban Responden Jumlah %
Kampanye terbuka (dilapangan terbuka, pawai, konvoi)
Kunjungan pribadi (berbicara langsung dengan caleg atau utusan partai politik)
Diskusi tidak resmi (di warung, kelompok doa)
Pembagian bantuan (sembako, pembangunan sarana umum) Tidak mengikuti kegiatan kampanye
Sumber: Kuesioner, Pertanyaan Nomor 4
Berdasarkan Tabel 3.8 diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan
kampanye yang paling banyak diikuti oleh responden yang mengikuti masa
kampanye pada Pemilu Legislatif 2009 adalah kegiatan kampanye terbuka
yang meliputi kampanye di lapangan-lapangan, pawai atau konvoi yang
dilakukan oleh peserta Pemilu Legislatif 2009. Dalam pertanyaan ini
penulis menjelaskan lebih rinci tentang kegiatan kampanye yang termasuk
dalam opsi jawaban yang disediakan dalam kuesioner yang disampaikan
oleh penulis. Dan untuk opsi jawaban baru yang tidak termasuk dalam opsi
yang disediakan oleh penulis, disediakan pilihan jawaban yang bersifat
terbuka guna mendalami pengetahuan responden tentang jenis kampanye
yang termasuk dalam kategori kampanye politik dalam Pemilihan Umum.
Dalam opsi jawaban diskusi tidak resmi yang meliputi diskusi di
warung, kelompok doa, atau tempat lainnya yang tidak berhubungan
oleh partai politik tertentu juga termasuk kategori yang diikuti oleh
sebagian responden dalam penielitian ini.
Dan dalam opsi jawaban kunjungan pribadi yang meliputi pertemuan
atau pembicaraan langsung yang dilakukan oleh calon anggota legislatif
yang bersangkutan atau salah satu utusan partai politik yang ikut dalam
Pemilu Legislatif 2009. Penjabaran dalam hal ini adalah salah satu calon
anggota legislatif atau utusan partai yang bersangkutan melakukan ajakan
secara indoktrinisasi kepada responden yang diharapkan menjatuhkan
pilihan kepada calon anggota legislatif atau partai politik tertentu. Adapun
pertemuan atau pembicaraan yang bersangkutan dengan pilihan jawaban ini
adalah hal-hal yang menyangkut dengan cara menarik simpati responden
untuk menjatuhkan pilihan politiknya kepada calon anggota legislatif atau
partai politik tertentu yang mengikuti Pemilu Legislatif 2009.
Serta untuk pilihan jawaban pembagian bantuan yang meliputi
bantuan sembako, pembangunan sarana publik di daerah penelitian, dan
lain-lain. Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh penulis diperoleh
penjelasan tentang bantuan yang diberikan oleh salah satu calon anggota
legislatif atau partai politik tertentu adalah berupa sumbangan untuk
pembangunan rumah ibadah dalam hal ini adalah Gereja, pembangunan
jalan-jalan, dan ada juga bantuan yang bersifat pribadi. Hal tersebut adalah
beberapa contoh dimana responden yang tidak termasuk dalam sampel
Tabel 3.9
Sebelum Pemilu Legislatif 2009 berlangsung, apakah anda pernah datang
ke Kantor Kepala Desa, Ketua RT, atau tempat lainnya untuk memeriksa
bahwa nama anda tercantum dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT)?
No. Jawaban Responden Jumlah %
1. 2. 3.
Pernah dan terdaftar Pernah dan tidak terdaftar Tidak pernah (diantar kerumah)
37 - 60
38,14 0 31,86
Jumlah 97 100
Sumber: Kuesioner, Pertanyaan Nomor 5
Berdasarkan Tabel 3.9 diatas dapat disimpulkan bahwa kartu DPT
diantarkan oleh petugas ke rumah responden, dan responden yang
memeriksa DPT ke instansi terkait juga tergolong tinggi. Sedangkan
pemilih yang namanya tidak terdaftar dalam DPT tidak termasuk dalam
sampel penelitian. Beberapa TPS tertentu untuk permasalahan DPT
kebanyakan diantarkan oleh petugas ke tempat tinggal pemilih, karena
menurut perangkat desa hal tersebut lebih efisien ketika terjadi
permasalahan DPT seperti nama tidak terdaftar sebgai pemilih tetap atau
nama yang terdaftar sebagai pemilih tetap adalah anggota keluarga yang
sudah meninggal. Namun tidak sedikit juga masyarakat yang memeriksakan
DPT ke kantor kepala desa, atau PPK. Hal tersebut dikarenakan sebagian
masyarakat yang kartu pemilihnya tidak diantarkan ke tempat tinggal
mereka. Partisipasi politik masyarakat di Desa Pagar Jati tergolong tinggi
karena banyak masyarakat yang khawatir kehilangan hak menggunakan hak
pilih dalam Pemilu Legislatif 2009 dimana wakil rakyat dipilih secara
Tabel 3.10
Apakah anda memilih atau tidak memilih pada Pemilu Legislatif 2009 lalu?
No. Jawaban Responden Jumlah %
1. 2.
Memilih Tidak memilih
97 0
100 0
Jumlah 97 100
Sumber: Kuesioner, Pertanyaan Nomor 6
Berdasarkan Tabel 3.10 diatas dapat disimpulkan bahwa seluruh
responden yang menjadi sampel penelitian menggunakan hak pilih dalam
Pemilu Legislatif 2009 di Desa Pagar Jati. Angka golput di Desa Pagar Jati
tergolong sedikit melihat perbandingan antara pemilih yang menggunakan
hak pilihnya dengan pemilih yang tidak menggunakan hak pilihnya.
Kebanyakan responden datang ke TPS untuk menggunakan hak pilihnya
karena Pemilu Legislatif hanya diadakan 5 (lima) tahun sekali.
Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh penulis, responden yang
dijadikan sampel dalam penelitian kebanyakan cenderung ikut memilih dan
datang ke TPS disebabkan oleh karena salah satu calon anggota legislatif
dalam Pemilu Legislatif 2009 adalah salah satu masyarakat yang terdafar
berdomisili di Desa Pagar Jati. Namun demikian tetap terdapat pemilih
yang tidak menjatuhkan pilihan politiknya dalam Pemilu Legislatif 2009.
karena Pemilihan Umum bersifat rahasia, maka penulis tidak dapat
menyajikan apakah pemilih yang tidak menjatuhkan pilihan politiknya
Tabel 3.11
Menurut anda bagaimana cara memilih yang benar pada Pemilu Legislatif
2009?
Mencontreng satu nama atau nomor calon
Mencoblos satu nama atau nomor calon
Mencontreng satu tanda gambar atau nomor partai
Mencoblos satu tanda gambar atau nomor partai
Mencontreng atau mencoblos partai dan calon dari partai yang berkesesuaian
Mencontreng atau mencoblos partai dan calon dari partai yang tidak berkesesuaian
Mencontreng atau mencoblos di luar kotak gambar partai dan atau diluar kotak nama calon
58
Sumber: Kuesioner, Pertanyaan Nomor 7
Berdasarkan Tabel 3.11 diatas dapat disimpulkan bahwa mayoritas
responden mengetahui cara memilih yang benar. Hal tersebut dapat dilihat
dari hasil jawaban responden yang dianggap benar oleh penulis dan sesuai
dengan peraturan yang ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum. Seluruh
responden yang menggunakan hak pilihnya mengetahui secara benar tata
cara memilih yang benar karena sosialisasi yang dilakukan oleh perangkat
desa melalui penyuluhan mendapat respon yang baik dari masyarakat desa
Pagar Jati. Namun media elektronik seperti televisi atau radio juga
memberikan informasi yang berguna untuk tata cara memilih yang benar
Tabel 3.12
Apakah anda yakin bahwa Pemilu Legislatif 2009 lalu berlangsung jujur
dan adil?
No. Jawaban Responden Jumlah %
1. 2. 3.
Yakin Tidak yakin Tidak tahu
37 19 41
38,14 19,59 42,27
Jumlah 97 100
Sumber: Kuesioner, Pertanyaan Nomor 8
Berdasarkan Tabel 3.12 diatas dapat disimpulkan responden dalam
penelitian ini kebanyakan yakin dengan penyelenggaraan Pemilu Legislatif
2009 yang berlangsung jujur dan adil. Pemilih yang yakin dengan
penyelenggaraan pemilu yang jujur dan adil beranggapan dengan adanya
lembaga pemantau proses pemilihan umum yang bukan berasal dari
oeganisasi pemerintah. Dimana lembaga pemantau pemilu tersebut
mengawasi prosedur pemilihan umum, dan bahkan menyediakan program
Quick Count atau program penghitungan cepat yang ditampilkan di media
eketronik seperti televisi atau radio pemerintah setempat. Lembaga
penghitungan cepat tersebut terlebih lagi menjamin perbedaan hasil
penghitungan suara dengan programnya dibandingkan dengan hasil
penghitungan suara KPU hanya menghasilkan angka nominal yang berbeda
saja, namun partai apa yang berada pada peringkat yang ditampilkan oleh
program penghitungan sudah dapat dipastikan. Tetapi calon dari partai
politik mana yang lolos dan memenangkan pemilihan di desa Pagar Jati
ditentukan oleh hasil penghitungan manual yang dilakukan oleh Komisi
Pemilihan Umum disamping hasil penghitungan cepat yang dilakukan oleh