• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perilaku Pemilih Masyarakat Etnis Batak Toba Pada Pemilihan Umum Legislatif 2009 (Studi Kasus: Desa Pagar Jati, Kecamatan Lubukpakam, Kabupaten Deli Serdang)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Perilaku Pemilih Masyarakat Etnis Batak Toba Pada Pemilihan Umum Legislatif 2009 (Studi Kasus: Desa Pagar Jati, Kecamatan Lubukpakam, Kabupaten Deli Serdang)"

Copied!
75
0
0

Teks penuh

(1)

PERILAKU PEMILIH MASYARAKAT ETNIS BATAK TOBA

PADA PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF 2009

Studi Kasus: Desa Pagar Jati, Kecamatan Lubukpakam, Kabupaten Deli Serdang

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Departemen Ilmu Politik

JOHN RICHARDO SINAGA

030906047

DEPARTEMEN ILMU POLITIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan :

Nama : John Richardo Sinaga

Nim : 030906047

Departemen : Ilmu Politik

Judul : PERILAKU PEMILIH MASYARAKAT ETNIS BATAK TOBA

PADA PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF 2009

(Studi Kasus: Desa Pagar Jati, Kecamatan Lubukpakam,

Kabupaten Deli Serdang)

Ketua Departemen

Ttd.

( Drs. Heri Kusmanto, MA

)

Dosen Pembimbing Dosen Pembaca

Ttd. Ttd.

( Drs. Toni. P. Situmorang M.Si) ( Muryanto Amin, S.Sos., M.Si.

)

Dekan

Ttd.

(3)

ABSTRAKSI

Perilaku Pemilih adalah alasan seseorang untuk menjatuhkan pilihan atau

tidak menjatuhkan pilihan dalam Pemilihan Umum. Dalam skripsi ini peneliti

melakukan penelitian terhadap perilaku pemilih di daerah Desa Pagar Jati,

Kecamatan Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang. Dalam penelitian ini penulis

mengklasifikasikan populasi adalah masyarakat yang berlatarbelakang etnis Batak

Toba yang berada atau yang merupakan masyarakat tercantum dalam Daftar

Pemilih Tetap di Daerah Pemilihan tersebut.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif

dengan penyajian data deskriptif. Dan dari hasil penelitian yang diperoleh oleh

penulis adalah kebanyakan pemilih yang berlatarbelakang jenis pekerjaannya

adalah petani di daerah penelitian tersebut menggunakan pendekatan sosiologis

dimana terlihat jelas bahwa kebanyakan pemilih tersebut menjatuhkan pilihan

pada salah satu calon anggota legislatif yang berdomisili di daerah pemilihan

tersebut.

(4)

DAFTAR ISI

ABSTRAKSI ... i

DAFTAR ISI ... ii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 4

1.2.1 Pembatasan Masalah ... 5

1.2.2 Tujuan Penelitian ... 5

1.2.3 Manfaat Penelitian... 6

1.3 Kerangka Teori ... 6

1.3.1 Perilaku Politik ... 6

1.3.2 Pendekatan-Pendekatan Perlaku Pemilih ... 8

1.3.3 Partisipasi Politik ... 12

1.3.4 Etnis Batak Toba ... 13

1.3.5 Pemilihan Umum ... 15

1.4 Metode Penelitian ... 16

1.4.1 Bentuk Penelitian ... 16

1.4.2 Lokasi Penelitian... 16

1.4.3 Populasi dan Sampel ... 16

1.4.3.1 Populasi... 16

1.4.3.2 Sampel ... 17

1.4.3.3 Teknik Penarikan Sampel ... 20

(5)

1.4.4.1 Penelitian Lapangan (Field Research) ... 21

1.4.4.2 Penelitian Pustaka (Librart Research) ... 21

1.4.5 Teknik Analisis Data ... 21

1.5 Sistematika Penulisan ... 22

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN ... 24

2.1 Deskripsi Singkat ... 24

2.2 Demografi Penduduk ... 25

2.3 Sarana dan Prasarana ... 28

2.4 Pemilu Legislatif 2009 di Desa Pagar Jati ... 29

BAB III DATA DAN ANALISIS DATA ... 38

3.1 Deskripsi Sampel ... 38

3.2 Analisis Data... 42

BAB IV PENUTUP ... 66

4.1 Kesimpulan ... 66

(6)

ABSTRAKSI

Perilaku Pemilih adalah alasan seseorang untuk menjatuhkan pilihan atau

tidak menjatuhkan pilihan dalam Pemilihan Umum. Dalam skripsi ini peneliti

melakukan penelitian terhadap perilaku pemilih di daerah Desa Pagar Jati,

Kecamatan Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang. Dalam penelitian ini penulis

mengklasifikasikan populasi adalah masyarakat yang berlatarbelakang etnis Batak

Toba yang berada atau yang merupakan masyarakat tercantum dalam Daftar

Pemilih Tetap di Daerah Pemilihan tersebut.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif

dengan penyajian data deskriptif. Dan dari hasil penelitian yang diperoleh oleh

penulis adalah kebanyakan pemilih yang berlatarbelakang jenis pekerjaannya

adalah petani di daerah penelitian tersebut menggunakan pendekatan sosiologis

dimana terlihat jelas bahwa kebanyakan pemilih tersebut menjatuhkan pilihan

pada salah satu calon anggota legislatif yang berdomisili di daerah pemilihan

tersebut.

(7)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sejak era reformasi di Indonesia dimulai pasca 1998, sistem pemilu

di Indonesia mengalami perubahan yang signifikan. Pada Pemilu masa Orde

Baru, masyarakat Indonesia hanya mengenal 3 (tiga) partai politik besar

peserta Pemilu, yaitu Partai Golkar, Partai Demokrasi Indonesia, dan Partai

Persatuan Pembangunan. Bahkan pada setiap Pemilu yang dilaksanakan di

Indonesia masa Orde Baru tersebut selalu dimenangkan partai politik

pro-pemerintah, atau dapat dikatakan tanpa mengadakan Pemilu-pun sudah

diketahui pemenangnya. Tetapi Indonesia merupakan negara Demokrasi

dimana Pemilihan Umum adalah ciri khas yang menandakan bahwa negara

tersebut adalah negara demokrasi.

Setelah era baru tersebut dimulai, Pemilu 1999-pun digelar dengan

tujuan menandakan bahwa rakyat Indonesia membutuhkan suasana politik

yang baru setelah Orde Baru, yaitu bukti dari reformasi tersebut. Pada

Pemilu 1999 masih memiliki kemiripan dengan Pemilu sebelumnya, hanya

saja dimodifikasi sedikit dengan mengikutsertakan 48 Partai Politik peserta

Pemilu pada saat itu. Presiden terpilih pada Pemilu 1999 adalah

Abdurrahman Wahid atau yang akrab dipanggil Gus Dur. Masa

kepresidenan Gus Dur tidak bertahan lama dikarenakan tekanan dari

berbagai pihak, dan digantikan oleh Wakil Presiden pada saat itu Megawati

(8)

Setelah masa kepemimpinan Megawati tersebut, kembali

diselenggarakan Pemilu 2004 yang menghasilkan sejarah baru, yaitu

terpilihnya Susilo Bambang Yudoyono atau akrab dipanggil SBY sebagai

Presiden Republik Indonesia periode 2004-2009. Pada Pemilu 2004 sistem

pemilu kembali dimodernisasi dan dimodifikasi demi menutupi

kekurangan-kekurangan sistem pemilu sebelumnya.

Pengantar di atas merupakan gambaran perkembangan sistem pemilu

di Indonesia yang semakin mendekati ideal. Masyarakat sebagai pemilih

menghendaki Pemilu secara langsung, agar pendekatan-pendekatan pemilih

tersebut lebih dapat diterapkan pada Pemilu-pemilu selanjutnya.

Kekurangan Pemilu Legislatif 2004 terletak pada sistem perolehan suara,

dimana wakil rakyat yang terpilih adalah berdasarkan nomor urut calon. Hal

tersebut menggambarkan bahwa calon anggota dewan yang berada pada

nomor urut bawah dari total wakil rakyat partai politik tertentu memiliki

kesempatan yang sangat kecil untuk memperoleh posisi di badan legislatif.

Walaupun demikian Pemilu 2004 dianggap lebih baik dibandingkan Pemilu

1999 ditinjau dari jumlah pemilih yang ikut serta dalam pemilu tersebut.

Dalam Pemilu 2004 terdapat peningkatan angka pemilih yang

menggunakan hak pilih, tetapi juga mengalami peningkatan angka yang

tidak menggunakan hak pilih yang tidak sedikit. Jika ditinjau dari

persentase parbandingan jumlah pemilih antara Pemilu 1999 dengan Pemilu

2004, maka Pemilu 1999 dikatakan lebih baik karena rasio yang saling

(9)

Tabel 1.1

Perbandingan Hasil Pemilu 1999 dengan Pemilu 2004

Pemilu 1999 Pileg 2004

Jumlah pemilih (a) 117.738.000 148.000.369

Menggunakan hak pilih 109.427.000 124.420.339

Suara Sah (b) 105.786.000 113.462.414

Suara tidak sah 3.641.000 10.957.925

Tidak gunakan hak pilih 11.785.574 23.580.030

Tidak gunakan hak pilih (%) 7,26 15,93

Rasio (a) dengan (b) 90 84,07

Partai Peserta Pemilu 48 24

Jumlah Kursi 462 550

Sumber: Media Center KPU, 9 April 20091

Seiring dengan semakin berkembangnya Pemilu di Indonesia, tingkat

kesadaran politik masyarakat juga ikut berkembang. Banyak faktor-faktor

yang mempengaruhi hal tersebut. Partisipasi politik masyarakat memiliki

pengaruh terhadap pilihan politik individu atau masyarakat tersebut.

Disamping hal itu latar belakang pemilih juga mempengaruhi

pendekatan-pendekatan pemilih tersebut. Namun pendekatan-pendekatan pemilih dapat berkembang

dengan pengaruh-pengaruh dari luar yaitu media, sosialisasi politik, dan Pada Pemilu Legislatif 2009, sistem pemilihan wakil rakyat secara

langsung telah dimodifikasi ulang dengan sistem suara terbanyak. Sistem

suara terbanyak merupakan solusi bagi calon anggota dewan yang

menempati nomor urut calon di bawah unggulan. Hal tersebut

dipublikasikan dengan pembatalan Pasal 214 Undang-Undang No. 10

Tahun 2008 oleh Mahkamah Konstitusi. Hal tersebut membuat Pemilu

Legislatif 2009 menjadi semakin berwarna, baik bagi calon anggota dewan

maupun rakyat sebagai pemilih dalam hal ini.

(10)

lain-lain. Penelitian ini terfokus pada masyarakat pinggiran kota dimana

penduduknya 80% homogen. Tetapi seiring dengan berkembangnya zaman

ke arah era informasi, bisa jadi perilaku pemilih sulit dibaca atau sulit

ditebak. Maka penulis melakukan penelitian ini guna menjawab

pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan perilaku pemilih tersebut. Dengan kata

lain penegasan judul penelitian ini adalah “Studi Deskriptif Antara Latar

Belakang dan Tingkat Kesadaran Politik Masyarakat Etnis Batak Toba di

Desa Pagar Jati Kecamatan Lubukpakam Kabupaten Deli Serdang dengan

Perilaku Pemilih pada Pemilu Legislatif 2009” atau “Pengaruh Latar

Belakang dan Tingkat Kesadaran Politik Masyarakat Etnis Batak Toba di

Desa Pagar Jati Kecamatan Lubukpakam Kabupaten Deli Serdang Terhadap

Perilaku Pemilih pada Pemilu Legislatif 2009”. Alasan pemilihan judul

tersebut dikarenakan di Desa Pagar Jati mayoritas penduduknya adalah

berlatar belakang suku Batak Toba (lebih dari 75%), klasifikasi tersebut

kemungkinan dapat mempengaruhi pilihan politik masyarakatnya.

1.2 Perumusan Masalah

Perumusan masalah diperlukan untuk menginterpretasikan data dan

fakta yang dibutuhkan dalam suatu penelitian. Berdasarkan latar belakang

yang dikemukakan di atas, maka penulis dapat merumuskan masalah

penelitian sebagai berikut: “Sejauh mana latar belakang dan kesadaran

politik masyarakat etnis batak toba di Desa Pagar Jati mempengaruhi

(11)

1.2.1 Pembatasan Masalah

Agar data yang diteliti oleh penulis dalam penelitian ini sesuai

dengan tujuan penelitian, maka dalam skripsi ini terdapat

pembatasan masalah yang ditujukan untuk membatasi ruang lingkup

penelitian dan akurasi data penelitian. Pembatasan masalah dalam

penelitian ini adalah:

1. Penelitian lapangan hanya dilakukan di Desa Pagar Jati,

Kecamatan Lubukpakam, Kabupaten Deli Serdang.

2. Objek penelitian adalah pemilih dengan latar belakang suku

batak toba di Desa Pagar Jati yang terdaftar dalam Daftar

Pemilih Tetap atau DPT.

3. Penelitian hanya dilakukan pada masyarakat Desa Pagar Jati

yang memberikan hak suaranya pada Pemilu Legislatif 2009.

4. Masalah yang diteliti adalah perilaku pemilih batak toba pada

Pemilu Legislatif 2009 kategori Calon Anggota Legislatif

Kabupaten/Kota saja.

1.2.2 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui apakah latar belakang masyarakat etnis batak toba

di Desa Pagar Jati mempengaruhi perilaku pemilih pada Pemilu

Legislatif 2009.

2. Mengetahui apakah tingkat kesadaran politik masyarakat etnis

batak toba di Desa Pagar Jati mempengaruhi perilaku pemilih

(12)

3. Mengetahui apakah ada sosialisasi politik institusi terkait pada

Pemilu Legislatif 2009 di Desa Pagar Jati.

1.2.3 Manfaat Penelitian

1. Bagi institusi, hasil penelitian ini diharapkan dapat melengkapi

referensi di bidang ilmu politik, khususnya perilaku pemilih.

2. Bagi peneliti, hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas

pengetahuan di bidang ilmu politik, khususnya perilaku pemilih.

3. Bagi masyarakat, hasil penelitian ini diharapkan mampu

memberikan pendidikan politik kepada pembaca di bidang

perilaku pemilih.

1.3 Kerangka Teori

1.3.1 Perilaku Politik

Interaksi antara pemerintah dan masyarakat, di antara

lembaga-lembaga pemerintah, dan di antara kelompok dan individu

dalam masyarakat dalam rangka proses pembuatan, pelaksanaan,

dan penegakan keputusan politik pada dasarnya merupakan perilaku

politik.2

Perilaku politik adalah kegiatan-kegiatan yang memiliki

hubungan dengan politik, atau disebut kegiatan politik. Oleh karena

itu, perilaku politik dibagi dua, yakni perilaku politik Perilaku politik adalah proses timbal balik di dalam suatu

negara antara pembuatan keputusan dengan warga negara biasa yang

bertindak sebagai pihak yang hanya dapat mempengaruhi proses

pembuatan keputusan politik tersebut.

2

(13)

lembaga dan para pejabat pemerintah, dan perilaku politik warga

negara biasa.3

Dalam melakukan kajian terhadap perilaku politik dapat

dipilih tiga kemungkinan unit analisis, yakni individu aktor politik,

agregasi politik, dan tipologi kepribadian politik.

Kegiatan politik lembaga-lembaga pemerintah dan

lembaga-lembaga politik tersebut adalah bertanggungjawab atas

wewenang proses politik, sedangkan kegiatan politik warga negara

biasa adalah partisipasi politik.

Jika dikaitkan dengan Pemilu, warga negara biasa memiliki

andil dalam proses pembuatan keputusan yang berpengaruh

terhadap masa depan negaranya dan warga negara lainnya. Perilaku

politik dalam Pemilu selanjutnya disebut perilaku memilih. Karena

warga negara biasa memiliki hak untuk memilih dan hak untuk tidak

menjatuhkan pilihan politiknya. Apakah pemilih tersebut memilih

partai politik A atau B, jika ditimbang dari aspek partai politik

tertentu? Apakah pemilih tersebut memilih calon legislatif A dari

partai politik C atau calon legislatif D dari partai politik E? Warga

negara biasa diberi hak untuk secara bebas menjatuhkan pilihan

politiknya. Hal tersebut di atas disebut juga perilaku pemilih.

4

3

Ibid, halaman16

Warga negara

biasa, aktivis politik, elit politik, dan aktor politik itu sendiri

merupakan model perilaku politik dengan unit analisis individu

aktor politik. Dalam hal ini perilaku politik dipengaruhi oleh

(14)

secara kolektif, seperti kelompok kepentingan dan lembaga-lembaga

pemerintahan. Dan tipologi kepribadian politik adalah tipe-tipe

kepribadian pemimpin politik yang dapat bersifat otoriter dan

demokratis.

1.3.2 Pendekatan-Pendekatan Perilaku Pemilih

Perilaku pemilih memiliki hubungan erat dengan pemilih itu

sendiri dalam menjatuhkan pilihan politiknya. Mengapa pemilih

menjatuhkan pilihan politik kepada calon legislatif tertentu? Dan

pilihan politik pemilih yang satu belum tentu sama dengan pilihan

politik pemilih yang lain. Jawaban atas pertanyaan itu dibedakan

menjadi lima sesuai dengan pendekatan yang digunakan, yakni

struktural, sosiologis, ekologis, psikologi sosial, dan pilihan

rasional.5

1. Pendekatan Struktural

Pendekatan struktural melihat kegiatan memilih sebagai produk

dari konteks struktur yang lebih luas, seperti struktur sosial,

sistem partai, sistem pemilihan umum, permasalahan, dan

program yang ditonjolkan oleh setiap partai. Struktur sosial yang

menjadi sumber kemajemukan politik dapat berupa kelas sosial

atau perbedaan-perbedaan antara majikan dan pekerja, agama,

perbedaan kota dan desa, dan bahasa dan nasionalisme. Jumlah

partai, basis sosial sistem partai dan program-program yang

5

(15)

ditonjolkan mungkin berbeda dari suatu negara ke negara lain

karena perbedaan struktur sosial tersebut.

2. Pendekatan Sosiologis

Pendekatan sosilogis cenderung menempatkan kegiatan memilih

dalam kaitan dengan konteks sosial. Kongkretnya, pilihan

seseorang dalam pemilihan umum dipengaruhi latar belakang

demografi dan sosial ekonomi, seperti jenis kelamin, tempat

tinggal (kota-desa), pekerjaan, pendidikan, kelas, pendapatan,

dan agama.

3. Pendekatan Ekologis

Pendekatan ekologis hanya relevan apabila dalam suatu daerah

pemilihan terdapat perbedaan karakteristik pemilih berdasarkan

unit teritorial, seperti desa, kelurahan, kecamatan, dan

kabupaten. Kalau di Amerika Serikat terdapat distrik, precinct,

dan ward. Kelompok masyarakat, seperti tipe penganut agama

tertentu, buruh, kelas menengah, mahasiswa, suku tertentu,

subkultur tertentu, dan profesi tertentu bertempat tinggal pada

unit teritorial sehingga perubahan komposisi penduduk yang

tinggal di unit teritorial dapat dijadikan sebagai penjelasan atas

perubahan hasil pemilihan umum. Pendekatan ekologis ini

penting sekali digunakan karena karakteristik data hasil

pemilihan umum untuk tingkat provinsi berbeda dengan

karakteristik data kebupaten, atau karakteristik data kabupaten

(16)

4. Pendekatan Psikologi Sosial

Salah satu konsep psikologi sosial yang digunakan untuk

menjelaskan perilaku untuk memilih pada pemilihan umum

berupa identifikasi partai. Konsep ini merujuk pada persepsi

pemilih atas partai-partai yang ada atau keterikatan emosional

pemilih terhadap partai tertentu. Kongkretnya, partai yang secara

emosional dirasakan sangat dekat dengannya merupakan partai

yang selalu dipilih tanpa terpengaruh oleh faktor-faktor lain.

5. Pendekatan Rasional

Pendekatan rasional melihat kegiatan memilih sebagai produk

kalkulasi untung dan rugi. Yang dipertimbangkan tidak hanya

“ongkos” memilih dan kemungkinan suaranya dapat

mempengaruhi hasil yang diharapkan, tetapi juga perbedaan dari

alternatif berupa pilihan yang ada. Pertimbangan ini digunakan

pemilih dan kandidat yang hendak mencalonkan diri untuk

terpilih sebagai wakil rakyat atau penjabat pemerintah. Bagi

pemilih pertimbangan untuk dan rugi digunakan untuk membuat

keputusan tentang partai atau kandidat yang dipilih, terutama

untuk membuat keputusan apakah ikut memilih atau tidak ikut

memilih.

Pendekatan-pendekatan perilaku pemilih tersebut diatas juga

dapat dipersempit menjadi 3 (tiga) jenis pendekatan, yaitu (1)

pendekatan sosiologis, (2) pendekatan psikologis, dan (3)

(17)

beberapa hal yang berkaitan dengan instrumen kemasyarakatan

seseorang, seperti (i) status sosioekonomi (seperti pendidikan, jenis

pekerjaan, pendapatan, dan kelas), (ii) agama, (iii) etnik, bahkan (iv)

wilayah tempat tinggal/ domisili (kota, desa, pesisir, atau

pedalaman).6

Dalam konteks pilihan pendekatan rasional, ketika pemilih

merasa tidak mendapatkan faedah dengan memilih partai politik

atau calon anggota legislatif yang ikut dalam Pemilu, ia tidak akan Pendekatan wilayah tempat tinggal sering

dikonbinasikan dengan pendekatan psikologis atau emosional.

Contohnya di daerah tertentu ada calon anggota legislatif yang

mencalonkan diri sebagai calon anggota DPD, sosok caleg tersebut

dikenal baik oleh masyarakat disekitar tempat tinggalnya.

Kemungkinan besar perilaku pemilih di daerah tersebut

menggunakan kombinasi pendekatan sosiologis dan psikologis,

karena pemilih mengenal secara langsung caleg tersebut dan

menghiraukan pertimbangan-pertimbangan tertentu yang akan

muncul belakangan setelah pemilihan berlangsung.

Sedangkan pendekatan psikologis sangat bergantung dengan

sosialisasi politik lingkungan pemilih tersebut. Sosialisasi politik

yang berkembang di lingkungan pemilih tersebut menyebabkan

kecenderungan emosional pemilih untuk lebih mengarah kepada

satu pilihan politik tertentu. Dalam hal ini juga termasuk politik

pencitraan seperti kampanye dalam arti luas.

(18)

menjatuhkan pilihan dalam pemilu tersebut. Namun, kecenderungan

tersebut juga berlaku bagi pemilih apatis (tidak mau tahu).

1.3.3 Partisipasi Politik

Secara konseptual partisipasi politik merupakan kegiatan

seseorang atau sekelompok orang untuk ikut serta secara aktif dalam

kehidupan politik, dengan jalan memilih pimpinan negara dan

kebijakan pemerintah (public policy).7

Partisipasi politik ialah kegiatan warga negara biasa dalam

mempengaruhi proses pembuatan dan pelaksanaan kebijaksanaan

umum dan dalam ikut menentukan pemimpin pemerintahan. Kegiatan tersebut mencakup

tindakan-tindakan seperti memberikan suara dalam pemilihan

umum, menghadiri rapat-rapat umum, menjadi anggota partai politik

tertentu, kelompok kepentingan tertentu, dan memiliki hubungan

dekat dengan pejabat pemerintah atau anggota parlemen. Jika warga

negara biasa melakukan salah satu kegiatan politik atau lebih, maka

warga negara biasa tersebut telah berpartisipasi politik.

8

Partisipasi politik ialah keikutsertaan warga negara biasa

dalam menentukan segala keputusan yang menyangkut atau Partisipasi politik merupakan salah satu ciri dari negara demokrasi,

kerena dalam negara demokrasi interaksi masyarakat untuk ikut

andil dalam proses penentuan keputusan/ kebijakan politik

menggambarkan sebuah pemerintahan yang ditujukan untuk

kepentingan orang banyak/ rakyat.

7

Antonius Sitepu. Sistem Politik Indonesia, Medan, 2004, halaman 147. 8

(19)

mempengaruhi hidupnya. Pemilihan umum merupakan sarana

partisipasi politik yang sangat besar pengaruhnya dalam tatanan

negara demokrasi. Apabila dilihat dari tipe partisipasi politik, maka

kegiatan politik warga negara biasa dalam Pemilu tersebut adalah

partisipasi politik aktif dimana warga negara biasa ikut serta dalam

proses pembuatan keputusan/ kebijakan politik (berperan dalam

proses input dan output). Dan warga negara biasa yang tidak ikut

dalam proses pembuatan keputusan/ kebijakan politik tersebut

termasuk dalam partisipasi politik pasif, karena warga negara biasa

tersebut hanya menjalankan keputusan politik yang dibuat

pemerintah (hanya berperan dalam proses output saja).

1.3.4 Etnis Batak Toba

Batak adalah nama sebuah sukubangsa di Indonesia. Suku ini

kebanyakan bermukim di Sumatra Utara. Sebagian orang Batak beragama

Kristen dan sebagian lagi beragama Islam. Tetapi dan ada pula yang

menganut agama Malim (pengikutnya bisasa disebut dengan Parmalim )

dan juga penganut kepercayaan animisme (disebut Pelebegu atau

Parbegu).

Secara umum, suku Batak memiliki falsafah adat Dalihan Natolu

yakni Somba Marhulahula yaitu hormat pada pihak keluarga ibu/ istri

(Tulang), Elek Marboru yaitu ramah pada keluarga saudara perempuan

(Namboru), dan Manat Mardongan Tubu yaitu kompak dalam hubungan

(20)

dipegang teguh dan hingga kini menjadi landasan kehidupan sosial dan

bermasyarakat di lingkungan orang Batak.

Orang batak percaya bahwa seluruh marga-marga yang terdapat

dalam silsilah sistem kekerabatannya adalah berasal dari Si Raja Batak

yang diyakini sebagai asal mula orang Batak. Si Raja Batak mempunyai 2

(dua) orang putra yakni Guru Tatea Bulan dan Si Raja Isumbaon. Guru

Tatea Bulan sendiri mempunyai 5 (lima) orang putra yakni Raja Uti (Raja

Biakbiak), Saribu Raja, Limbong Mulana, Sagala Raja dan Malau Raja.

Sementara Si Raja Isumbaon mempunyai 3 (tiga) orang putra yakni Tuan

Sorimangaraja, Si Raja Asiasi dan Sangkar Somalidang. Dari keturunan

(pinompar) mereka inilah kemudian menyebar ke segala penjuru daerah di

Tapanuli baik ke utara maupun ke selatan sehingga munculah berbagai

macam marga Batak.

Etnis Batak di bagi ke dalam 6 (enam) sub etnis Batak. Beberapa

sub etnis tersebut, yaitu:

1. Etnis Batak Toba

Batak Toba meliputi daerah Toba, Tapanuli Utara, Samosir. Dan

mayoritas etnis Batak Toba menganut agama Kristen Protestan

dan Katolik.

2. Etnis Batak Simalungun

Batak Simalungun meliputi daerah Simalungun. Dan mayoritas

(21)

3. Etnis Batak Karo

Batak Karo meliputi daerah Tanah Karo, Binjai, dan Langkat.

Mayoritas etnis Batak Karo menganut agama Kristen Khatolik

dan Kristen Protestan.

4. Etnis Batak Pakpak

Batak Pakpak meliputi daerah Sidikalang, Pakpak. Dan

mayoritas etnis Batak Pakpak menganut agama Kristen

Protestan dan Khatolik.

5. Etnis Batak Mandailing

Batak Mandailing meliputi daerah Tapanuli Selatan, Madina,

Penyabungan. Mayoritas etnis Batak Mandailing menganut

agama Islam.

6. Etnis Batak Angkola

Batak Angkola meliputi daerah Sipirok dan sekitarnya.

Mayoritas etnis Batak Angkola menganut agama Islam.

1.3.5 Pemilihan Umum

Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 2008 tentang

Pemilihan Umum Pasal 1 Ayat 1 dan 2, bahwa Pemilihan Umum

adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang dilaksanakan

secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil dalam Negara

Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Dan Pemilu

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan

(22)

anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah,

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah provinsi dan Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah kabupaten/kota dalam Negara Kesatuan Republik

Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945.

1.4 Metode Penelitian

1.4.1 Bentuk Penelitian

Dalam hal ini penulis menggunakan metode penelitian

deskriptif yang dapat diartikan sebagai pemecahan masalah yang

diselidiki dengan menggambarkan atau mendeskripsikan keadaan

subjek atau objek yang diteliti berdasarkan fakta-fakta yang

diperoleh penulis.

1.4.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Pagar Jati Kecamatan

Lubukpakam, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Pemilihan

lokasi penelitian didasari atas pertimbangan bahwa lokasi

didominasi oleh mayoritas etnis batak toba dan agama kristen

protestan yang merupakan ciri identitas objek penelitian.

1.4.3 Populasi dan Sampel Penelitian 1.4.3.1 Populasi

Dalam penelitian ilmiah dibutuhkan populasi dan

sampel penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi

(23)

Jati sebanyak 6635 jiwa dengan jumlah kepala keluarga

sebanyak 1372 KK. Jika diperkecil menjadi lebih spesifik

lagi berdasarkan Daftar Pemilih Tetap (DPT) jumlah total

pemilih adalah 4732 pemilih terdaftar dari 13 TPS.

1.4.3.2 Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik

yang dimiliki oleh populasi. Dalam penelitian ini penulis

menetapkan sampel dari 4732 pemilih terdaftar menjadi

3718 pemilih terdaftar berlatar belakang etnis batak toba

dari 13 TPS. Untuk menentukan sampel penelitian penulis

menggunakan rumus pengambilan sampel yang

dikemukakan oleh Taro Yamane, yaitu:

dimana;

n = jumlah besarnya sampel

N = jumlah populasi

d = presisi

Dari rumus di atas dapat ditentukan sampel yang

diambil dari populasi sebanyak 3718 orang adalah: 1

) ( 2 +

=

d N

(24)

97

Maka jumlah sampel penelitian ini adalah 97 orang.

Sedangkan untuk menentukan responden yang akan

dijadikan sampel penelitian adalah 97 orang dari 13 TPS,

Penulis menggunakan teknik sampling acak proporsional

dan sampelnya dinamakan sampel acak proporsional.9

dimana:

n1 = jumlah populasi tiap TPS

n = jumlah sampel pada populasi awal

N = jumlah populasi keseluruhan

Contoh penentuan sampel TPS I adalah sebagai berikut: Dengan rumus sebagai berikut:

9

Sudjana. Metoda Statistika, Tarsito, Bandung, 2002, halaman 173.

N xn n

(25)

8

Dari hasil di atas dapat ditabulasikan sebagai berikut:

Tabel 1.2

Sampel Acak Proporsional

TPS Populasi/ TPS Penarikan Sampel Sampel

(26)

XIII 227

3718 97

227x 6

Total 3718 Jumlah 97

1.4.3.3 Teknik Penarikan Sampel

Untuk menentukan objek penelitian yang tepat, maka

penulis menggunakan teknik penarikan sampel,

1. Proporsional Stratified Sampling

Teknik ini digunakan karena populasi yang dijadikan

sampel terbagi atas beberapa TPS. Dengan

menggunakan teknik ini setiap strata diambil sampel

yang sebanding dengan besarnya strata.10

2. Purposive Sampling

Dalam

penelitian ini sampel terdiri dari 13 strata. Jadi

memungkinkan populasi kecil terpilih menjadi sampel.

Penarikan sampel dengan teknik ini adalah penarikan

sampel yang sesuai dengan tujuan penelitian, dimana

sampel yang digunakan harus sesuai dengan

kriteria-kriteria tertentu yang ditetapkan berdasarkan tujuan

penelitian. Kriteria sampel adalah pemilih batak toba di

Desa Pagar Jati yang memberikan suara pada Pemilu

Legislatif 2009.

10

(27)

1.4.4 Teknik Pengumpulan Data

1.4.4.1 Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian lapangan merupakan kegiatan yang

dilakukan penulis untuk melengkapi data penelitian di

lokasi penelitian melalui:

1. Kuesioner, yaitu alat pengumpul data dalam bentuk

sejumlah pertanyaan tertulis yang dijawab secara

tertulis pula oleh responden.

2. Wawancara, yaitu pendekatan yang dilakukan penulis

untuk memastikan akurasi data yang diberikan

responden lewat kuesioner.

3. Observasi, melihat secara sistematis gejala-gejala sosial

yang tampak pada objek penelitian.

1.4.4.2 Penelitian Pustaka (Library Research)

Penelitian pustaka adalah pengumpulan data yang

dilakukan oleh penulis melalui literatur, buku, dan media

cetak lainnya, atau internet. Adapun buku-buku yang

dianggap relevan adalah buku-buku mengenai ilmu politik.

1.4.5 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam

bentuk yang lebih mudah dibaca dan dipresentasikan.11

Dalam

penelitian ini penulis menggunakan teknik analisis data kualitatif.

(28)

berupa angka-angka statistik, melainkan deskripsi dengan tujuan

memberikan gambaran mengenai situasi dan kondisi yang terjadi.

Data-data yang dikumpulkan dari penelitian lapangan dan penelitian

pustaka selanjutnya dieksplorasi secara mendalam untuk

menghasilkan suatu kesimpulan yang menjelaskan masalah yang

diteliti.

1.5 Sistematika Penulisan

Untuk mendeskripsikan lebih rinci dan menjadikan skripsi ini lebih

sistematis dengan tujuan isi skripsi yang efektif, maka penulis membagi

sistematika penulisan skripsi ini ke dalam 4 (empat) bab, yaitu:

BAB I : PENDAHULUAN

Isi dalam bab ini terdiri pembahasan tentang latar

belakang masalah, perumusan masalah penelitian, tujuan

penelitian, manfaat penelitian dan metode penelitian,

serta kerangka teoritis yang merupakan landasan teoritis

masalah penelitian.

BAB II : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Dalam bab ini penulis memberikan gambaran tentang

latar belakang lokasi penelitian dan hal lain yang dapat

membantu menggambar lokasi penelitian. Dalam skripsi

ini lokasi penelitian adalah Desa Pagar Jati, Kecamatan

(29)

BAB III : DATA DAN ANALISIS DATA

Dalam bab ini dimuat hasil penelitian, data-data

penelitian, dan analisis data penelitian yang berhubungan

dengan perilaku pemilih etnis Batak Toba yang

mempengaruhi preferensi politik di Desa Pagar Jati,

Kecamatan Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang.

BAB IV : PENUTUP

Dalam bab ini dimuat kesimpulan dari penelitian dan

jawaban-jawaban atas permasalahan-permasalahan yang

ada di Desa Pagar Jati, Kecamatan Lubuk Pakam,

(30)

BAB II

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

2.1 Deskripsi Singkat

Desa Pagar Jati merupakan bagian dari Kecamatan Lubuk Pakam,

Kabupaten Deli Serdang. Desa Pagar Jati telah berdiri sejak tahun 1948

dan terdiri dari 8 dusun dengan luas desa 337,64 Ha yang terdiri dari 186

Ha sawah, 44,64 Ha Perumahan, 15 Ha jalan (termasuk kuburan, dan

sarana umum lainnya). Sejak tahun 1948 sampai sekarang telah melakukan

7 (tujuh) kali pemilihan Kepala Desa.

Letak Geografis Desa Pagar Jati berada diantara batas-batas wilayah

sebagai berikut;

a. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Sukamandi Hilir, Sukamandi

Hulu (Kecamatan Pagar Merbau)

b. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Pasar Melintang, Desa

Sumberjo (Kecamatan Pagar Merbau)

c. Sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Cemara

d. Sebelah utara berbatasan dengan Desa Sekip, Desa Sukamandi Hilir

(Kecamatan Pagar Merbau)

e. Desa Pagar Jati terletak diantara Lubukpakam Kota dan Kota

Perbaungan (Kabupaten Serdang Bedagai)

Jumlah penduduk Desa Pagar Jati adalah 6635 jiwa, dari jumlah

(31)

2.2 Demografi Penduduk

Desa Pagar Jati dapat digambarkan lebih rinci dengan data-data sosial

tentang kepercayaan, nilai-nilai, kelas masyarakat, dan sarana/ prasarana.

Beberapa penggolongan data tersebut dapat dilihat dalam tabel-tabel

berikut:

Tabel 2.1

Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur

No. Kelompok Umur Jumlah

1. 0-4 tahun 580

2. 5-9 tahun 705

3. 10-14 tahun 737

4. 15-19 tahun 723

5. 20-24 tahun 515

6. 25-29 tahun 478

7. 30-34 tahun 498

8. 35-39 tahun 370

9. 40-44 tahun 375

10. 45-49 tahun 422

11. > 50 tahun 1222

Total 6625

Sumber: Kantor Kepala Desa Pagar Jati, 2008

Tabel 2.2

Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Etnis

No. Suku Bangsa Jumlah Persentase

1. Batak Toba 5340 80,48

2. Batak Simalungun 167 2,52

3. Batak Karo 173 2,61

4. Mandailing 236 3,56

5. Melayu 38 0,57

6. Jawa 635 9,57

7. Minang 38 0,57

8. Aceh 8 0,12

Total 6635 100%

(32)

Berdasarkan Tabel 2.2 di atas dapat disimpulkan bahwa etnis Batak

Toba adalah etnis yang mendominasi atau etnis yang merupakan mayoritas

di Desa Pagar Jati. Persentase sebanyak 80,48% yang menempati jauh di

atas etnis-etnis lain dibawahnya yang diikuti oleh Jawa 9,57%, Mandailing

3,56%, Batak Karo 2,61%, Batak Simalungun 2,52%, dan diikuti oleh etnis

Melayu, Minang, dan Aceh dengan persentase dibawah 1%.

Tabel 2.3

Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Agama

No. Agama Jumlah Persentase (%)

1. Islam 862 12,99

2. Kristen Protestan 5539 83,48

3. Kristen Katolik 234 3,53

Total 6635 100%

Sumber: Kantor Kepala Desa Pagar Jati, April 2009

Berdasarkan Tabel 2.3 di atas dapat disimpulkan bahwa mayoritas

agama yang terdapat di Desa Pagar Jati adalah Kristen Protestan dengan

persentase 83,48%, diikuti Islam 12,99% dan Kristen Katolik 3,53%.

Tabel 2.4

Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

No. Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)

1. Laki-Laki 3212 48,41

2. Perempuan 3423 51,59

Total 6635 100%

Sumber: Kantor Kepala Desa Pagar Jati, April 2009

Berdasarkan Tabel 2.4 di atas diperoleh persentase antara jenis

kelamin laki-laki dengan perempuan berbanding tipis dengan persentase

(33)

Tabel 2.5

Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan

No. Jenis Pekerjaan Jumlah % / 6635

1. Pegawai Negeri Sipil 310 4,67

2. TNI/ POLRI 15 0.23

3. Petani 1468 22,12

4. Pedagang 98 1,48

5. Guru 12 0,18

6. Dokter 3 0,04

7. Bidan/ Perawat 15 0,23

8. Dukun 5 0,07

9. Pendeta 6 0,09

10. Ustad 2 0,03

11. Pensiunan PNS 138 2,08

Total 2072 / 6635 31,22%

Sumber: Kantor Kepala Desa Pagar Jati, April 2009

Berdasarkan Tabel 2.5 di atas dapat disimpulkan bahwa mayoritas

mata pencaharian masyarakat di Desa Pagar Jati adalah Petani dengan

persentase jauh di atas dengan 22,12% dari 2072 orang penduduk yang

termasuk usia produktif. Banyaknya profesi penduduk sebagai petani dapat

disebabkan oleh beberapa hal, yaitu (1) karena letak geografis Desa Pagar

Jati yang sejak berdirinya sebagai desa dipenuhi oleh lahan persawahan (hal

tersebut menyebabkan masyarakat mengolah lahan yang telah ada dan

menjadikannya sebagai mata pencaharian tetap), dan (2) karena tingkat

pendidikan yang rendah (dapat juga disebabkan oleh letak geografis di atas

– tanpa sekolahpun masyarakat sudah mampu memperoleh pekerjaan).

Penjelasan di atas dapat menggambarkan situasi dan kondisi maupun

latar belakang mayoritas pemilih di Desa Pagar Jati. Faktor-faktor tersebut

dapat mempengaruhi seorang pemilih dalam menjatuhkan pilihan

(34)

Tabel 2.6

Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No. Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase

1. Perguruan Tinggi 383 5,77

2. SMA 2014 30,35

3. SMP 1985 29,92

4. SD 1374 20,71

5. Tidak/ Belum Sekolah 879 13,25

Total 6635 100%

Sumber: Kantor Kepala Desa Pagar Jati, April 2009

Seperti dijelaskan pada Tabel 2.5 diatas, dalam Tabel 2.6 ini

berhubungan erat dengan jenis pekerjaan masyarakat di Desa Pagar Jati. Di

desa ini terdapat persentase yang tinggi untuk klasifikasi kearah petani,

yaitu persentase dari poin tidak sekolah, SD, SMP yang berjumlah 63,16%.

Jumlah tersebut hampir dua kali lipat persentase SMA 30,35%. Sedangkan

persentase Perguruan Tinggi adalah yang terendah sebanyak 5,77%. Jadi

rendahnya tingkat pendidikan di desa Pagar Jati membukan peluang besar

bagi masyarakatnya untuk berprofesi sebagai petani.

2.3 Sarana dan Prasarana

Di Desa Pagar Jati juga terdapat sarana dan prasarana penunjang

kehidupan sosial masyarakat. Berikut ini data-datanya:

Tabel 2.7

Jumlah Sarana dan Prasarana di Desa Pagar Jati

No. Jenis Sarana/ Prasarana Jumlah

1. Kantor Lurah 1

2. Sekolah 6

3. Sarana Kesehatan 7

4. Dinas Pekerjaan Umum 1

5. Gereja 11

6. Mesjid 2

Total 28

(35)

2.4 Pemilu Legislatif 2009 di Desa Pagar Jati

Berdasarkan data yang diperoleh dari KPU Deli Serdang, di desa

Pagar Jati terdapat 13 TPS yang berjumlah total 4732 pemilih dengan

perbandingan laki-laki dan perempuan sebanyak 2219 berbading dengan

2513 atau dapat dilihat dalam tabel 2.8 di bawah ini yang menampilkan

detil jumlah perbandingan pemilih laki-laki dengan pemilih perempuan

sebagai berikut:

Tabel 2.8

Jumlah Pemilih Berdasarkan Daftar Pemilih Tetap

TPS Laki-Laki Perempuan Jumlah

I 153 211 364

II 165 197 362

III 184 184 368

IV 169 183 352

V 167 195 362

VI 174 187 361

VII 179 185 364

VIII 159 205 364

IX 169 197 366

X 179 182 361

XI 169 201 370

XII 163 201 364

XIII 184 181 365

DPT bermasalah 5 4 9

Total 2219 2513 4732

Sumber: PPK Lubukpakam, April 2009

Berdasarkan data yang ditampilkan pada tabel 2.8 di atas di peroleh

data yang sesuai dengan hasil Pemilu Legislatif 2009. Adapun hasil Pemilu

(36)

Tabel 2.9

Hasil Penghitungan Suara Calon Anggota DPRD Kabupaten/ Kota

pada Pemilu Legislatif 2009 di Desa Pagar Jati Kecamatan Lubuk Pakam

Nama Partai, Nomor, dan Nama Calon Jumlah Suara

A 1 Partai Hati Nurani Rakyat 6 Wilyo Yus Suprapto S.Pd Rusmani Manurung

Bambang Setio Wibowo, SH Wagirin

Jumlah Perolehan Suara A+B 59

A 2 Partai Karya Peduli Bangsa 1

Jumlah Perolehan Suara A+B 2

A 3 Partai Pengusaha dan Pekerja Indonesia 8 B 1

2

Hotto Sihotang, SH

Dediek Hermanto Siagian, SP

55 15

Jumlah Perolehan Suara A+B 78

A 4 Partai Peduli Rakyat Nasional 3

Benediktus W. Simanihuruk Darmawiyah

76 1 5 -

Jumlah Perolehan Suara A+B 85

A 5 Partai Gerakan Indonesia Raya 4

B 1 2 3

Oka Alamsyahputra, S.Pd Handayani Bellamia Zulmi, SP Parluhutan Lubis

4 1 4

Jumlah Perolehan Suara A+B 13

(37)

4 Rita -

Jumlah Perolehan Suara A+B 4

A 7 Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia - B 1

2 3 4

Kidin

Bayu Sumantri Agung Wiwik Suherni

Jumlah Perolehan Suara A+B 30

A 8 Partai Keadilan Sejahtera 11

Mhd. Darwis Batubara, S.Pd Nilam Purnama Nasution H. Dwi Andi Syahputra Lubis Mulyadi

Bahrudin

Siti Fatimah, S.Si Ngadeni

Tardi Pat Sangko

7

Jumlah Perolehan Suara A+B 26

A 9 Partai Amanat Nasional 2

Muhammad Sabri, S.Sos Rahmijah

Hj. Susilawati M. Fadli Lubis Tumini

Ir. Riza Nasrullah

4

Jumlah Perolehan Suara A+B 14

A 10 Partai Perjuangan Indonesia Baru 18 B 1

Benhur Silitonga, SE A Eng

Musa Togi Marpaung, Dr Habib Nirida

Dahri Vansyah Iswandi

Rotua Sefliana Sembiring Dewi Ita Nurhaini Sinurat, SPd

655

Jumlah Perolehan Suara A+B 683

A 11 Partai Kedaulatan 1

Jumlah Perolehan Suara A+B 7

(38)

B - - -

Jumlah Perolehan Suara A+B -

A 13 Partai Kebangkitan Bangsa -

Indrayansyah Siregar, S.HI Rosdiani Sipayung

Jumlah Perolehan Suara A+B 5

A 14 Partai Pemuda Indonesia 1

B 1 2 3

Dolok Marwasi Silaban, SH Saudin Sagala

Nur Asiah

17 5 -

Jumlah Perolehan Suara A+B 23

A 15 Partai Nasional Indonesia Marhaenisme 1 B 1

Jumlah Perolehan Suara A+B 3

A 16 Partai Demokrasi Pembaruan 3

Jumlah Perolehan Suara A+B 10

A 17 Partai Karya Perjuangan -

B 1 2

Drs. Hasudungan Siahaan Erlinda Susiyanti Marpaung

8 4

Jumlah Perolehan Suara A+B 12

A 18 Partai Matahari Bangsa 1

H. Akhiruddin Lc Ir.Tafi Yanti Suka isih Muhammad Indra Rudi

Budiarsyah

Elphi Zahara, S.Pd

5

Jumlah Perolehan Suara A+B 17

A 19 Partai Penegak Demokrasi Indonesia -

B - - -

(39)

A 20 Partai Demokrasi Kebangsaan 3

Karmen Saragih, SKM Arianum

Jumlah Perolehan Suara A+B 9

A 21 Partai Republik Nusantara -

Tunggul P. Sinabutar

Juli Lasma Elisabeth Simarmata, SPd Eka Prabudi

Managam H. Tambunan Tionny Sihotang, SPd

10 - 37

- -

Jumlah Perolehan Suara A+B 47

A 22 Partai Pelopor 2 Ir. Patar Silaen

Muhammad Nur, S.Ag Suwarno

Sri Ramadhani

Sari Mahyuni Simanjuntak

10

Jumlah Perolehan Suara A+B 24

A 23 Partai Golongan Karya 14 James TP Siregar M. Nasir

Djunanda

Surya Dharma, SM. SAg Purwaningrum, SH

Jumlah Perolehan Suara A+B 60

A 24 Partai Persatuan Pembangunan 4

(40)

8 Ernida, S.Ag -

Jumlah Perolehan Suara A+B 11

A 25 Partai Damai Sejahtera 27

Hermian Sianturi, S.Pd Erikson Siahaan Tigor Silaban, SP

Henry Rosmawaty Sitanggang, SH Hendren Situmorang

Jumlah Perolehan Suara A+B 612

A 26 Partai Nasional Benteng Kerakyatan Indonesia 2

B 1

Ir. James Naibaho Drs. Legino

Jumlah Perolehan Suara A+B 23

A 27 Partai Bulan Bintang 3

Drs. Chairuddin Siregar Drs.Parlindungan

Jumlah Perolehan Suara A+B 18

A 28 Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan 13 B 1

Edi Marlinson Purba Alisman Saragih, SH Suriani, S.Pd, MAP Tugiran

IR. Bukti H. Rajagukguk, M.Si Dapot Pardamean Saragih Devi Yaningsih

Jumlah Perolehan Suara A+B 267

A 29 Partai Bintang Reformasi -

Abdul Rahman Laia, S.Ag

Drs. Ahmad Darwis Rambe, S.Pd.I Santi Arianti, S.Pd

(41)

5 6 7

Misran, S.Ag

Revi Yandi Syahputra Suryani

- - -

Jumlah Perolehan Suara A+B 1

A 30 Partai Patriot 2 Nofrizal Hakim, SH Nurul Hadi , SH

Heni Igus Astuti Sembiring

7 1 - 1

Jumlah Perolehan Suara A+B 11

A 31 Partai Demokrat 46

Chairul Anwar, SE

Darma Gembira Sakti Hasibuan, SH Burdian

T. Lisya Afrida Sinar, S.Pd June Eddy Purba, S.Kom

48 13 9 20 39

Jumlah Perolehan Suara A+B 175

A 32 Partai Kasih Demokrasi Indonesia 14 B 1

2 3 4

Drs. Bonari Tambunan Eldrin Sihombing Richard Simanjuntak Dewi Tetti Sihombing

235 20

1 2

Jumlah Perolehan Suara A+B 272

A 33 Partai Indonesia Sejahtera -

B 1 2 3

Drs. Parulian Manurung Rispanitra Simanungkalit Mairanil Ummi, S.PdI

1 1 -

Jumlah Perolehan Suara A+B 2

A 34 Partai Kebangkitan Nasional Ulama - B 1

KH. Muhammad Isa, S.Sos.I Rika Melva Sari Lubis

- - - 2 -

Jumlah Perolehan Suara A+B 2

A 41 Partai Merdeka -

B - - -

Jumlah Perolehan Suara A+B -

A 42 Partai Persatuan Nahdlatul Ummah Indonesia -

(42)

Jumlah Perolehan Suara A+B -

A 43 Partai Sarikat Indonesia -

B 1 2 3

Ali Gusti Siregar Najemi

Andi Darmawan S. PdI

6 1 1

Jumlah Perolehan Suara A+B 8

A 44 Partai Buruh 3

B 1 2 3 4

SF. Fahmi Aulia Azran Hakim Irwan Syah Putra Zulkarnain Zen

2 - 1 9

Jumlah Perolehan Suara A+B 15

Jumlah Seluruh Suara Sah DPR 2.628

Jumlah Suara Tidak Sah DPR 89

Jumlah Suara Sah + Suara Tidak Sah 2.717

Sumber: PPK Lubuk Pakam, Juni 2009

Dan juga berikut dilampirkan sertifkasi penghitungan suara calon

yang sesuai dengan data yang ditampilkan pada tabel 2.9 di atas. Data

sertifikasi penghitungan suara calon di Desa Pagar Jati Kecamatan Lubuk

Pakam tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 2.10

Sertifikasi Penghitungan Suara Calon Anggota DPRD Kabupaten/ Kota

di Desa Pagar Jati Kecamatan Lubukpakam, Kabupaten Deli Serdang

No Uraian DPD DPR DPRD

Provinsi

DPRD

Kabupaten/ Kota

A. Data Pemilih dan Penggunaan Hak Pilih

1. Jumlah pemilih terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (1a+1b)

LK 2.219 2.219 2.219 2.219 PR 2.513 2.513 2.513 2.513

JLH

4.732 4.732 4.732 4.732

a. Jumlah Pemilih terdaftar dalam DPT yang

menggunakan Hak Pilih.

LK 1.312 1.312 1.312 1.312 PR 1.405 1.405 1.405 1.405

JLH

2.717 2.717 2.717 2.717

b. Jumlah Pemilih terdaftar dalam DPT yang tidak

(43)

menggunakan Hak Pilih JLH

2.015 2.015 2.015 2.015

B. Data Penggunaan Surat Suara

1. Jumlah Surat Suara yang Diterima (1a+1b+1c)

4.827 4.827 4.827 4.827

a. Jumlah Surat Suara sesuai DPT

4.732 4.732 4.732 4.732

b. Jumlah Surat Suara Cadangan (2% x DPT)

95 95 95 95

2. Jumlah Surat Suara yang digunakan (Sah + Tidak Sah)

2.717 2.717 2.717 2.717

3. Jumlah Surat Suara yang Tidak Terpakai (pemilih yang tidak menggunakan hak pilih)

2.015 2.015 2.015 2.015

C. Data Suara Sah/ Tidak Sah

1. Suara Sah 2.557 2.585 2.578 2.628

2. Suara Tidak Sah 160 132 139 89

3. Jumlah 2.717 2.717 2.717 2.717

(44)

BAB III

DATA DAN ANALISIS DATA

3.1 Deskripsi Sampel

Dalam penelitian ini penulis mengumpulkan data responden yang

berhubungan dengan latar belakang atau biodata responden sebagai pemilih

di Pemilu Legislatif 2009. Data-data latar belakang pemilih tersebut

diperoleh dari lembar kuesioner yang disebarkan untuk tiap-tiap responden

acak berjumlah 97 orang yang menjadi sampel penelitian ini. Berikut

data-data yang diperoleh penulis disajikan dalam bentuk tabel.

Tabel 3.1

Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin

No. Jenis Kelamin Jumlah Persentase

1. 2.

Laki-Laki Perempuan

49 48

50,52 49,48

Jumlah 97 100%

Sumber: Kuesioner, Data Responden

Berdasarkan tabel 3.1 diatas perbandingan antara responden laki-laki

lebih banyak 1 (satu) responden dibandingkan dengan responden

perempuan. Karena pada umumnya laki-laki lebih dominan dalam masalah

politik. Dan Proporsi masing-masing responden diklasifikasikan sesuai

(45)

Tabel 3.2

Distribusi Responden Menurut Kelompok Umur

No. Kelompok Umur Jumlah Persentase

1. 61 tahun keatas

19

Sumber: Kuesioner, Data Responden

Penulis mengklasifikasikan kelompok umur responden dengan

mempertimbangkan pengalaman responden terhadap Pemilihan Umum

Legislatif. Disamping itu penulis juga mengambil sampel yang masih

berusia muda dengan kemungkinan baru pertama kali mengikuti Pemilu

Legislatif di Indonesia. Selebihnya adalah responden yang pernah ikut serta

dalam Pemilihan Umum di Indonesia sebelumnya. Dengan demikian

penulis dapat menangkap dan mendeskripsikan perilaku pemilih dalam

Pemuilu Legislatif 2009 di Desa Pagar Jati. Dengan demikian dapat

diklasifikasikan pemilih yang menggunakan pilihan politik kepartaian atau

menggunakan pendekatan-pendekatan yang lain. Dimana pemilih yang

menggunakan pendekatan pilihan kepartaian kemungkinan besar memilih

partai yang sama dengan partai politik yang dipilihnya pada Pemilu

Legislatif yang lalu. Dan pemilih yang lebih cenderung menggunakan

pendekatan pada calon legislatif yang diusung oleh salah satu partai politik

(46)

Tabel 3.3

Distribusi Responden Menurut Pendidikan

No. Pendidikan Terakhir Jumlah Persentase

1. 2. 3. 4.

S-1/ Diploma SMA/ SMK SMP

SD

11 64 16 6

11,34 65,98 16,5 6,18

Jumlah 97 100%

Sumber: Kuesioner, Data Responden

Berdasarkan Tabel 3.3 diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat

pendidikan mayoritas responden tergolong rendah. Kebanyakan masyarakat

di Desa Pagar Jati berpredikat pendidikan terakhir setara SMA. Dimana

dengan predikat tingkat pendidikan tersebut masyarakat dapat dikatakan

kurang mengetahui tentang politik. Sedangkan responden pemilih yang

memiliki predikat pendidikan terakhir setingkat dengan Sarjana atau

Diploma sangat sedikit. Dan di Desa Pagar Jati ternyata masih banyak

masyarakat yang tingkat pendidikannya setara SMP dan SD. Hal tersebut

kemungkinan besar disebabkan oleh minimnya sarana pendidikan di Desa

Pagar Jati tesebut. Selain itu faktor jenis pekerjaan juga berhubungan

dengan kecenderungan pendidikan masyarakat di Desa Pagar Jati

Kecamatan Lubukpakam. Mayoritas jenis pekerjaan di Desa Pagar Jati

adalah sebagai petani. Masyarakat beranggapan bahwa pendidikan tidak

bersifat primer karena meskipun memiliki predikat tamatan SMA tetap saja

(47)

Tabel 3.4

Distribusi Responden Menurut Jenis Pekerjaan

No. Jenis Pekerjaan Jumlah Persentase

1.

Pegawai Swasta/ Buruh Pabrik Wiraswasta

Ikut Orang Tua/ Ibu Rumah Tangga Pedagang

Mahasiswa

Staff/ Perangkat Desa Satpam

Sumber: Kuesioner, Data Responden

Berdasarkan Tabel 3.4 diatas dapat disimpulkan bahwa mayoritas

mata pencaharian responden adalah petani. Kecenderungan jenis pekerjaan

di Desa Pagar Jati dapat disebabkan oleh banyak faktor yang dapat

memperngaruhinya. Salah satunya adalah faktor pendidikan, dimana faktor

ini adalah faktor yang paling berpengaruh dalam menentukan jenis

pekerjaan seseorang. Tingkat pendidikan seseorang dapat mempengaruhi

jenis pekerjaan masyarakat Desa Pagar Jati Kecamatan Lubukpakam karena

lapangan kerja yang tersedia menetapkan klasifikasi untuk kualifikasi

pekerjaan yang cocok dengan predikat tingkat pendidikan seseorang yang

hendak melamar pekerjaan.

Disamping itu masyarakat yang bekerja sebagai buruh pabrik juga

menjadi kecenderungan dari pengaruh tingkat pendidikan tersebut. Dimana

pabrik hanya menetapkan kualifikasi karyawan yang hanya memiliki

tingkat pendidikan setara SMA. Minimum persyaratan tersebut cocok

(48)

3.2 Analisis Data

Analisis data merupakan penyajian dan analisis dari daftar angket

atau kuesioner yang disampaikan oleh penulis kepada responden yang

menjadi sampel penelitian dan skripsi ini. Penjelasan dalam analisis data

ditujukan untuk memudahkan penyajian data agar dapat dengan mudah

dipahami oleh pembaca.

Adapun kuesioner yang disampaikan penulis kepada responden yang

menjadi sampel dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan yang

berhubungan dengan perilaku pemilih dalam Pemilu Legislatif 2009 di

Desa Pagar Jati Kecamatan Lubukpakam Kabupaten Deli Serdang.

Untuk kemudahan penyajian data untuk dianalisis berdasarkan

kuesioner yang ditujukan kepada responden acak yang berjumlah 97 orang

dari 3718 pemilih Batak Toba di Desa Pagar Jati, maka penulis

mengklasifikasikan pertanyaan-pertanyaan tersebut ke dalam tabel dengan

bentuk data hasil jawaban responden atas kuesioner yang disebarkan.

Adapun tabel-tabel data yang telah disusun tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 3.5

Apakah anda mengetahui kapan Pemilu Legislatif 2009 diadakan?

No. Jawaban Responden Jumlah %

1. 2.

Tahu Tidak tahu

90 7

92,78 7,22

Jumlah 97 100

Sumber: Kuesioner, Pertanyaan Nomor 1

Berdasarkan Tabel 3.5 diatas dapat disimpulkan bahwa kebanyakan

(49)

pertanyaan ini penulis melakukan wawancara tentang kapan Pemilu

Legislatif 2009 diadakan tepatnya dalam rentang waktu bulan. Dari

wawancara langsung beserta pertanyaan tersebut penulis dapat menentukan

bahwa responden benar-benar mengetahui kapan tepatnya Pemilu Legislatif

diadakan. Jadi jawaban responden bukan hanya terkesan asal-asalan dalam

menentukan pilihan jawabannya. Karena Pemilu Legislatif 2009 dalam

penelitian ini telah berlangsung.

Tabel 3.6

Apakah anda mengetahui kapan masa kampanye Pemilu Legislatif 2009

diadakan?

No. Jawaban Responden Jumlah %

1. 2.

Tahu Tidak tahu

74 23

76,29 23,71

Jumlah 97 100

Sumber: Kuesioner, Pertanyaan Nomor 2

Berdasarkan Tabel 3.6 diatas dapat disimpulkan bahwa mayoritas

responden mengetahui kapan tepatnya masa kampanye pada Pemilu

Legislatif 2009 diadakan. Sedangkan beberapa responden lainnya tidak

mengetahui kapan masa kampanye pada Pemilu Legislatif 2009 diadakan.

Dalam pertanyaan ini penulis melakukan wawancara tentang kapan masa

kampanye Pemilu Legislatif 2009 diadakan tepatnya dalam rentang waktu

bulan. Dengan pertanyaan dan wawancara tersebut penulis dapat

menentukan bahwa responden benar-benar mengetahui kapan tepatnya

masa kampanye Pemilu Legislatif 2009 diadakan. Kemungkinan besar

(50)

diadakan adalah tergolong pemilih yang kurang atau tidak antusias dengan

pelaksanaan Pemilu Legislatif 2009. Karena opsi mengetahui tidak

menentukan bahwa responden yang dijadikan sampel dalam penelitian ini

diharuskan untuk mengikuti kegiatan kampanye terbuka. Yang dalam

kenyataannya penjabaran kampanye tersebut luas dan tidak terbatas dalam

jenis kampanye terbuka saja.

Tabel 3.7

Pada Pemilu Legislatif 2009, apakah anda mengikuti masa kampanye?

No. Jawaban Responden Jumlah %

1. 2.

Ya Tidak

24 73

24,74 75,26

Jumlah 97 100

Sumber: Kuesioner, Pertanyaan Nomor 3

Berdasarkan Tabel 3.7 diatas dapat diketahui bahwa kebanyakan

responden tidak mengikuti kegiatan kampanye pada Pemilu Legislatif 2009.

sebelumnya penulis menjelaskan jenis-jenis kegiatan yang termasuk

kegiatan kampanye politik. Disamping itu juga ada sebagian responden

yang mengikuti kegiatan kampanye politik yang dilakukan oleh partai

politik atau calon anggota legislatif dari partai politik tertentu pada Pemilu

Legislatif 2009. Kebanyakan alasan responden untuk tidak mengikuti

kegiatan kampanye adalah disebabkan oleh faktor pekerjaan. Masyarakat

yang kebanyakan berprofesi sebagai petani tidak memiliki waktu luang

untuk menyempatkan diri untuk mengikuti kegiatan kampanye. Dalam hal

ini kategori kampanye yang diasumsikan oleh responden adalah kategori

(51)

Tabel 3.8

Kegiatan kampanye seperti apa yang anda ikuti?

No. Jawaban Responden Jumlah %

Kampanye terbuka (dilapangan terbuka, pawai, konvoi)

Kunjungan pribadi (berbicara langsung dengan caleg atau utusan partai politik)

Diskusi tidak resmi (di warung, kelompok doa)

Pembagian bantuan (sembako, pembangunan sarana umum) Tidak mengikuti kegiatan kampanye

Sumber: Kuesioner, Pertanyaan Nomor 4

Berdasarkan Tabel 3.8 diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan

kampanye yang paling banyak diikuti oleh responden yang mengikuti masa

kampanye pada Pemilu Legislatif 2009 adalah kegiatan kampanye terbuka

yang meliputi kampanye di lapangan-lapangan, pawai atau konvoi yang

dilakukan oleh peserta Pemilu Legislatif 2009. Dalam pertanyaan ini

penulis menjelaskan lebih rinci tentang kegiatan kampanye yang termasuk

dalam opsi jawaban yang disediakan dalam kuesioner yang disampaikan

oleh penulis. Dan untuk opsi jawaban baru yang tidak termasuk dalam opsi

yang disediakan oleh penulis, disediakan pilihan jawaban yang bersifat

terbuka guna mendalami pengetahuan responden tentang jenis kampanye

yang termasuk dalam kategori kampanye politik dalam Pemilihan Umum.

Dalam opsi jawaban diskusi tidak resmi yang meliputi diskusi di

warung, kelompok doa, atau tempat lainnya yang tidak berhubungan

(52)

oleh partai politik tertentu juga termasuk kategori yang diikuti oleh

sebagian responden dalam penielitian ini.

Dan dalam opsi jawaban kunjungan pribadi yang meliputi pertemuan

atau pembicaraan langsung yang dilakukan oleh calon anggota legislatif

yang bersangkutan atau salah satu utusan partai politik yang ikut dalam

Pemilu Legislatif 2009. Penjabaran dalam hal ini adalah salah satu calon

anggota legislatif atau utusan partai yang bersangkutan melakukan ajakan

secara indoktrinisasi kepada responden yang diharapkan menjatuhkan

pilihan kepada calon anggota legislatif atau partai politik tertentu. Adapun

pertemuan atau pembicaraan yang bersangkutan dengan pilihan jawaban ini

adalah hal-hal yang menyangkut dengan cara menarik simpati responden

untuk menjatuhkan pilihan politiknya kepada calon anggota legislatif atau

partai politik tertentu yang mengikuti Pemilu Legislatif 2009.

Serta untuk pilihan jawaban pembagian bantuan yang meliputi

bantuan sembako, pembangunan sarana publik di daerah penelitian, dan

lain-lain. Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh penulis diperoleh

penjelasan tentang bantuan yang diberikan oleh salah satu calon anggota

legislatif atau partai politik tertentu adalah berupa sumbangan untuk

pembangunan rumah ibadah dalam hal ini adalah Gereja, pembangunan

jalan-jalan, dan ada juga bantuan yang bersifat pribadi. Hal tersebut adalah

beberapa contoh dimana responden yang tidak termasuk dalam sampel

(53)

Tabel 3.9

Sebelum Pemilu Legislatif 2009 berlangsung, apakah anda pernah datang

ke Kantor Kepala Desa, Ketua RT, atau tempat lainnya untuk memeriksa

bahwa nama anda tercantum dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT)?

No. Jawaban Responden Jumlah %

1. 2. 3.

Pernah dan terdaftar Pernah dan tidak terdaftar Tidak pernah (diantar kerumah)

37 - 60

38,14 0 31,86

Jumlah 97 100

Sumber: Kuesioner, Pertanyaan Nomor 5

Berdasarkan Tabel 3.9 diatas dapat disimpulkan bahwa kartu DPT

diantarkan oleh petugas ke rumah responden, dan responden yang

memeriksa DPT ke instansi terkait juga tergolong tinggi. Sedangkan

pemilih yang namanya tidak terdaftar dalam DPT tidak termasuk dalam

sampel penelitian. Beberapa TPS tertentu untuk permasalahan DPT

kebanyakan diantarkan oleh petugas ke tempat tinggal pemilih, karena

menurut perangkat desa hal tersebut lebih efisien ketika terjadi

permasalahan DPT seperti nama tidak terdaftar sebgai pemilih tetap atau

nama yang terdaftar sebagai pemilih tetap adalah anggota keluarga yang

sudah meninggal. Namun tidak sedikit juga masyarakat yang memeriksakan

DPT ke kantor kepala desa, atau PPK. Hal tersebut dikarenakan sebagian

masyarakat yang kartu pemilihnya tidak diantarkan ke tempat tinggal

mereka. Partisipasi politik masyarakat di Desa Pagar Jati tergolong tinggi

karena banyak masyarakat yang khawatir kehilangan hak menggunakan hak

pilih dalam Pemilu Legislatif 2009 dimana wakil rakyat dipilih secara

(54)

Tabel 3.10

Apakah anda memilih atau tidak memilih pada Pemilu Legislatif 2009 lalu?

No. Jawaban Responden Jumlah %

1. 2.

Memilih Tidak memilih

97 0

100 0

Jumlah 97 100

Sumber: Kuesioner, Pertanyaan Nomor 6

Berdasarkan Tabel 3.10 diatas dapat disimpulkan bahwa seluruh

responden yang menjadi sampel penelitian menggunakan hak pilih dalam

Pemilu Legislatif 2009 di Desa Pagar Jati. Angka golput di Desa Pagar Jati

tergolong sedikit melihat perbandingan antara pemilih yang menggunakan

hak pilihnya dengan pemilih yang tidak menggunakan hak pilihnya.

Kebanyakan responden datang ke TPS untuk menggunakan hak pilihnya

karena Pemilu Legislatif hanya diadakan 5 (lima) tahun sekali.

Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh penulis, responden yang

dijadikan sampel dalam penelitian kebanyakan cenderung ikut memilih dan

datang ke TPS disebabkan oleh karena salah satu calon anggota legislatif

dalam Pemilu Legislatif 2009 adalah salah satu masyarakat yang terdafar

berdomisili di Desa Pagar Jati. Namun demikian tetap terdapat pemilih

yang tidak menjatuhkan pilihan politiknya dalam Pemilu Legislatif 2009.

karena Pemilihan Umum bersifat rahasia, maka penulis tidak dapat

menyajikan apakah pemilih yang tidak menjatuhkan pilihan politiknya

(55)

Tabel 3.11

Menurut anda bagaimana cara memilih yang benar pada Pemilu Legislatif

2009?

Mencontreng satu nama atau nomor calon

Mencoblos satu nama atau nomor calon

Mencontreng satu tanda gambar atau nomor partai

Mencoblos satu tanda gambar atau nomor partai

Mencontreng atau mencoblos partai dan calon dari partai yang berkesesuaian

Mencontreng atau mencoblos partai dan calon dari partai yang tidak berkesesuaian

Mencontreng atau mencoblos di luar kotak gambar partai dan atau diluar kotak nama calon

58

Sumber: Kuesioner, Pertanyaan Nomor 7

Berdasarkan Tabel 3.11 diatas dapat disimpulkan bahwa mayoritas

responden mengetahui cara memilih yang benar. Hal tersebut dapat dilihat

dari hasil jawaban responden yang dianggap benar oleh penulis dan sesuai

dengan peraturan yang ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum. Seluruh

responden yang menggunakan hak pilihnya mengetahui secara benar tata

cara memilih yang benar karena sosialisasi yang dilakukan oleh perangkat

desa melalui penyuluhan mendapat respon yang baik dari masyarakat desa

Pagar Jati. Namun media elektronik seperti televisi atau radio juga

memberikan informasi yang berguna untuk tata cara memilih yang benar

(56)

Tabel 3.12

Apakah anda yakin bahwa Pemilu Legislatif 2009 lalu berlangsung jujur

dan adil?

No. Jawaban Responden Jumlah %

1. 2. 3.

Yakin Tidak yakin Tidak tahu

37 19 41

38,14 19,59 42,27

Jumlah 97 100

Sumber: Kuesioner, Pertanyaan Nomor 8

Berdasarkan Tabel 3.12 diatas dapat disimpulkan responden dalam

penelitian ini kebanyakan yakin dengan penyelenggaraan Pemilu Legislatif

2009 yang berlangsung jujur dan adil. Pemilih yang yakin dengan

penyelenggaraan pemilu yang jujur dan adil beranggapan dengan adanya

lembaga pemantau proses pemilihan umum yang bukan berasal dari

oeganisasi pemerintah. Dimana lembaga pemantau pemilu tersebut

mengawasi prosedur pemilihan umum, dan bahkan menyediakan program

Quick Count atau program penghitungan cepat yang ditampilkan di media

eketronik seperti televisi atau radio pemerintah setempat. Lembaga

penghitungan cepat tersebut terlebih lagi menjamin perbedaan hasil

penghitungan suara dengan programnya dibandingkan dengan hasil

penghitungan suara KPU hanya menghasilkan angka nominal yang berbeda

saja, namun partai apa yang berada pada peringkat yang ditampilkan oleh

program penghitungan sudah dapat dipastikan. Tetapi calon dari partai

politik mana yang lolos dan memenangkan pemilihan di desa Pagar Jati

ditentukan oleh hasil penghitungan manual yang dilakukan oleh Komisi

Pemilihan Umum disamping hasil penghitungan cepat yang dilakukan oleh

Gambar

Tabel 2.4
Tabel 2.5
Tabel 2.6
Tabel 2.8
+7

Referensi

Dokumen terkait

di atas dengan struktur paling atas sebagai penanggung jawab program, kedua sebagai Tim Pengarah yang terdiri dari pimpinan lapisan kedua atau sesuai dengan

A pub- lished dataset (McWilliam et al., 1993), obtained by destructive sampling of a fourth forest site, ‘Fazenda Embrapa’, which was similar in structure and close to the

Mengidentifk asi berbagai keuntungan dari penggunaan teknologi informasi dan komunikasi Keuntungan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi  Mengamati keuntungan

 Explain strategies for involving service customers effectively to increase satisfaction, quality,

Agar antarkantor cabang maupun kantor pusat dapat saling terhubung satu sama lain dan komunikasi data dapat berjalan cepat serta akurat, maka Divisi Teknologi Informasi PT

S/D

Aplikasi ini berisi mengenai solusi pencarian besar suatu tekanan dalam persamaan â persamaan yang ada pada termodinamika, dalam hal ini yaitu persamaan gas ideal dan persamaan Van

[r]