• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KONSENTRASI BENZILADENIN (BA) DAN PEMBELAHAN BIJI TERHADAP PERKECAMBAHAN DAN PERTUMBUHAN SEEDLING MANGGIS (Garcinia mangostana L.)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KONSENTRASI BENZILADENIN (BA) DAN PEMBELAHAN BIJI TERHADAP PERKECAMBAHAN DAN PERTUMBUHAN SEEDLING MANGGIS (Garcinia mangostana L.)"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENGARUH KONSENTRASI BENZILADENIN (BA) DAN PEMBELAHAN BIJI TERHADAP PERKECAMBAHAN

DAN PERTUMBUHAN SEEDLING MANGGIS

(Garcinia mangostanaL.)

Oleh

FADHILAH ASIH FITRIYANA

Manggis (Garcinia mangostanaL.) merupakan salah satu komoditas buah tropis yang mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi. Saat ini, manggis merupakan salah satu komoditas buah ekspor Indonesia. Manggis di luar negeri dikenal sebagai “Queen of Fruits”karena memiliki keistimewaan warna kulit dan daging buah serta rasa yang unik yaitu manis, asam dan menyegarkan, serta memiliki nilai gizi yang tinggi. Salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam

meningkatkan jumlah dan kualitas anakan benih manggis adalah dengan

pembelahan biji dan pemberian BA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh pemberian Benziladenin (BA) dengan berbagai konsentrasi terhadap perkecambahan dan pertumbuhan seedling manggis; (2) pengaruh pembelahan biji manggis terhadap perkecambahan dan pertumbuhan seedling manggis.

(2)

Fadhilah Asih Fitriyana

Kelompok (RAK) yang disusun secara faktorial (5 x 2) dengan tiga ulangan. Faktor pertama yaitu berbagai konsentrasi Benziladenin (A) yang terdiri dari: 0 ppm (a0), 20 ppm (a1), 40 ppm (a2), 60 ppm (a3), dan 80 ppm (a4). Faktor kedua adalah pembelahan biji manggis (B) yang terdiri dari biji utuh (b1) dan biji yang dibelah menjadi dua (b2). Kombinasi perlakuan berjumlah 10 perlakuan yang diulang sebanyak tiga kali sehingga diperoleh 30 satuan percobaan dan masing-masing perlakuan terdapat 6 biji manggis.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian BA dengan konsentrasi 0 pm menghasilkan pertumbuhan perkecambahan dan seedling terbaik dibandingkan dengan konsentrasi BA 20 ppm, 40 ppm, 60 ppm, dan 80 ppm. Perlakuan manggis dengan biji utuh menghasilkan pertumbuhan perkecambahan dan seedling yang lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan manggis dengan biji belah. Interaksi antara konsentrasi BA (0 ppm) dengan biji utuh menurunkan panjang akar pada perkecambahan manggis, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap semua variabel pengamatan pada pertumbuhanseedlingmanggis.

(3)

PENGARUH KONSENTRASI BENZILADENIN (BA) DAN PEMBELAHAN BIJI TERHADAP PERKECAMBAHAN

DAN PERTUMBUHAN SEEDLING MANGGIS

(Garcinia mangostanaL.)

Oleh

FADHILAH ASIH FITRIYANA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PERTANIAN

Pada

Jurusan Agroteknologi

Fakultas Pertanian Universitas Lampung

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)

PENGARUH KONSENTRASI BENZILADENIN (BA) DAN PEMBELAHAN BIJI TERHADAP PERKECAMBAHAN

DAN PERTUMBUHAN SEEDLING MANGGIS

(Garcinia mangostanaL.)

(Skripsi)

Oleh

FADHILAH ASIH FITRIYANA

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Susunan kimia sitokinin alami. ... 12

2. Susunan kimia sitokinin sintesis. ... 12

3. Tata letak satuan percobaan. ... 15

4. Pembuatan larutan BA. ... 17

5. Penyiapan biji. ... 18

6. Pembelahan biji. ... 19

7. Perendaman biji dengan larutan BA. ... 19

8. Penyemaian biji manggis. ... 20

9. Pindah tanam benih manggis... 21

10. Pengaruh konsentrasi BA pada panjang tunas perkecambahan biji manggis. ... 29

11. Pengaruh konsentrasi BA pada jumlah akar perkecambahan biji manggis. ... 31

12. Pengaruh konsentrasi BA pada panjang akar perkecambahan biji manggis. ... 33

13. Pengaruh konsentrasi BA pada bobot kecambah perkecambahan biji manggis. ... 35

14. Benih manggis dengan konsentrasi BA 0 ppm, 20 ppm, 40 ppm, 60 ppm, dan 80 ppm . ... 36

(6)

x

16. Pertumbuhan tinggi tanaman seedling manggis pada biji belah

selama 8 minggu setelah pindah tanam. ... 38 17. Pertumbuhan jumlah daun seedling manggis pada biji utuh

selama 8 minggu setelah pindah tanam. ... 39 18. Pertumbuhan jumlah daun seedling manggis pada biji belah

selama 8 minggu setelah pindah tanam. ... 39 19. Pertumbuhan panjang daun seedling manggis pada biji utuh

umur 10 minggu setelah pindah tanam. ... 40 20. Pertumbuhan panjang daun seedling manggis pada biji utuh

umur 10 minggu setelah pindah tanam. ... 40 21. Pengaruh konsentrasi BA pada panjang akar seedling manggis. .. 41 22. Pengaruh konsentrasi BA pada jumlah akar sekunder seedling

manggis. ... 43 23. Pengaruh konsentrasi BA pada luas daun seedling manggis. ... 48 24. Pertumbuhan seedling dengan biji utuh pada konsentrasi BA

umur 10 minggu setelah pindah tanam. ... 88 25. Pertumbuhan seedling dengan biji belah pada konsentrasi BA

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR ... iii

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan ... 3

1.3 Landasan Teori ... 3

1.4 Kerangka Pemikiran ... 6

1.5 Hipotesis ... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manggis (Garcinia mangostanaL.) ... 8

2.2 Pembelahan Benih Manggis ... 10

2.3 Benziladenin (BA) ... 11

III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat ... 14

3.2 Bahan dan Alat ... 14

3.3 Metode Percobaan ... 14

3.4 Pelaksanaan Penelitian ... 16

3.5 Pengamatan ... 22

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengamatan ... 26

(8)

ii

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 55

5.2 Saran ... 56

PUSTAKA ACUAN ... 57

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman 1. Rekapitulasi hasil analisis ragam untuk pengaruh konsentrasi BA

dan pembelahan biji pada perkecambahan manggis (Garcinia

mangostanaL)... 26 2. Rekapitulasi hasil analisis ragam untuk pengaruh konsentrasi BA

dan pembelahan biji pada pertumbuhan seedling manggis (Garcinia

mangostanaL). ... 27 3. Uji polinomial orthogonal untuk pengaruh konsentrasi BA dan

pembelahan biji pada jumlah tunas perkecambahan manggis

(Garcinia mangostanaL). ... 28

4. Uji polinomial orthogonal untuk pengaruh konsentrasi BA dan pembelahan biji pada panjang tunas perkecambahan manggis

(Garcinia mangostanaL). ... 30 5. Uji polinomial orthogonal untuk pengaruh konsentrasi BA dan

pembelahan biji pada jumlah akar perkecambahan manggis

(Garcinia mangostanaL). ... 32 6. Uji polinomial orthogonal untuk pengaruh konsentrasi BA dan

pembelahan biji pada panjang akar perkecambahan manggis

(Garcinia mangostanaL). ... 34 7. Uji polinomial orthogonal untuk pengaruh konsentrasi BA dan

pembelahan biji pada bobot kecambah perkecambahan manggis

(Garcinia mangostanaL). ... 37 8. Uji polinomial orthogonal untuk pengaruh konsentrasi BA dan

pembelahan biji pada panjang akar perkecambahan manggis

(Garcinia mangostanaL). ... 42 9. Uji polinomial orthogonal untuk pengaruh konsentrasi BA dan

pembelahan biji pada jumlah akar sekunder perkecambahan

(10)

iv 10. Uji polinomial orthogonal untuk pengaruh konsentrasi BA dan

pembelahan biji pada diameter batang seedling manggis

(Garcinia mangostanaL). ... 46

11. Uji polinomial orthogonal untuk pengaruh konsentrasi BA dan pembelahan biji pada bobot basah seedling manggis (Garcinia

mangostanaL). ... 47 12. Uji polinomial orthogonal untuk pengaruh konsentrasi BA dan

pembelahan biji pada luas daun perkecambahan manggis

(Garcinia mangostanaL). ... 49 13. Hasil pengamatan pengaruh konsentrasi BA dan pembelahan biji

pada tinggi tunas (cm) perkecambahan

manggis (Garcinia mangostanaL). ... 59 14. Uji homogenitas ragam pengaruh konsentrasi BA dan pembelahan

biji pada tinggi tunas (cm) perkecambahan

manggis (Garcinia mangostanaL). ... 59 15. Analisis ragam untuk pengaruh konsentrasi BA dan pembelahan

biji pada tinggi tunas (cm) perkecambahan manggis (Garcinia

mangostanaL)... 60 16. Uji polinomial orthogonal untuk pengaruh konsentrasi BA pada

Tinggi tunas perkecambahan manggis (Garcinia

mangostanaL). ... 60 17. Hasil pengamatan pengaruh konsentrasi BA dan pembelahan biji

pada jumlah tunas perkecambahan manggis (Garcinia

mangostanaL). ... 61 18. Uji homogenitas ragam pengaruh konsentrasi BA dan pembelahan

biji pada jumlah tunas perkecambahan manggis (Garcinia

mangostanaL)... 61 19. Analisis ragam untuk pengaruh konsentrasi BA dan pembelahan

Biji pada jumlah tunas perkecambahan manggis (Garcinia

mangostanaL). ... 62 20. Uji polinomial orthogonal untuk pengaruh konsentrasi BA pada

jumlah tunas perkecambahan manggis (Garcinia

mangostanaL). ... 62 21. Hasil pengamatan pengaruh konsentrasi BA dan pembelahan biji

pada panjang akar (cm) perkecambahan manggis (Garcinia

(11)

v 22. Uji homogenitas ragam pengaruh konsentrasi BA dan pembelahan biji

pada panjang akar (cm) perkecambahan manggis (Garcinia

mangostanaL). ... 63 23. Analisis ragam pengaruh konsentrasi BA dan pembelahan biji pada

panjang akar (cm) perkecambahan manggis (Garcinia

mangostanaL). ... 64 24. Uji polinomial orthogonal untuk pengaruh konsentrasi BA pada

panjang akar perkecambahan manggis (Garcinia

mangostanaL)... 64

25. Hasil pengamatan pengaruh konsentrasi BA dan pembelahan biji pada jumlah akar perkecambahan manggis (Garcinia

mangostanaL). ... 65 26. Uji homogenitas ragam pengaruh konsentrasi BA dan pembelahan

Biji pada jumlah akar perkecambahan manggis (Garcinia

mangostanaL). ... 65 27. Analisis ragam pengaruh konsentrasi BA dan pembelahan biji pada

jumlah akar perkecambahan manggis (Garcinia

mangostanaL). ... 66 28. Uji polinomial orthogonal untuk pengaruh konsentrasi BA pada

jumlah akar perkecambahan manggis (Garcinia

mangostanaL). ... 66 29. Hasil pengamatan pengaruh konsentrasi BA dan pembelahan biji

pada bobot benih (gram) perkecambahan manggis (Garcinia

mangostanaL). ... 67 30. Uji homogenitas ragam pengaruh konsentrasi BA dan pembelahan

Biji pada bobot benih (gram) perkecambahan manggis (Garcinia

mangostanaL). ... 67 31. Analisis ragam pengaruh konsentrasi BA dan pembelahan biji pada

bobot benih (gram) perkecambahan manggis (Garcinia

mangostanaL)... 68 32. Uji polinomial orthogonal untuk pengaruh konsentrasi BA pada bobot

benih perkecambahan manggis (Garcinia mangostanaL). ... 68 33. Pengaruh berbagai konsentrasi BA terhadap tinggi tanaman seedling

manggis dengan biji utuh. ... 69 34. Pengaruh berbagai konsentrasi BA terhadap tinggi tanaman seedling

(12)

vi 35. Hasil pengamatan pengaruh konsentrasi BA dan pembelahan biji

pada tinggi tanaman (cm) seedling manggis (Garcinia

mangostanaL) pada 8 mspt. ... 70 36. Uji homogenitas ragam pengaruh konsentrasi BA dan pembelahan

biji pada tinggi tanaman (cm) seedling manggis (Garcinia

mangostanaL) pada 8 mspt. ... 70

37. Analisis ragam pengaruh konsentrasi BA dan pembelahan biji pada tinggi tanaman (cm) seedling manggis (Garcinia mangostanaL)

pada 8 mspt. ... 71 38. Uji polinomial orthogonal untuk pengaruh konsentrasi BA pada

tinggi tanaman seedling manggis (Garcinia mangostanaL) pada

8 mspt. ... 71 39. Pengaruh berbagai konsentrasi BA terhadap jumlah daun seedling

manggis dengan biji utuh. ... 72 40. Pengaruh berbagai konsentrasi BA terhadap jumlah daun seedling

manggis dengan biji belah. ... 72 41. Hasil pengamatan pengaruh konsentrasi BA dan pembelahan biji

pada jumlah daun seedling manggis (Garcinia mangostanaL)

pada 8 mspt. ... 73

42. Uji homogenitas ragam pengaruh konsentrasi BA dan pembelahan Biji pada jumlah daun seedling manggis (Garcinia mangostanaL)

pada 8 mspt. ... 73 43. Analisis ragam pengaruh konsentrasi BA dan pembelahan biji pada

jumlah daun seedling manggis (Garcinia mangostanaL)

pada 8 mspt. ... 74 44. Uji polinomial orthogonal untuk pengaruh konsentrasi BA pada

jumlah daun seedling manggis (Garcinia mangostanaL) pada

8 mspt. ... 74 45. Pengaruh berbagai konsentrasi BA terhadap panjang daun seedling

manggis dengan biji utuh. ... 75 46. Pengaruh berbagai konsentrasi BA terhadap panjang daun seedling

manggis dengan biji belah. ... 75 47. Hasil pengamatan pengaruh konsentrasi BA dan pembelahan biji

pada panjang daun (cm) seedling manggis(GarciniamangostanaL)

(13)

vii 48. Uji homogenitas ragam pengaruh konsentrasi BA dan pembelahan biji

pada panjang daun (cm) seedling manggis (Garcinia mangostanaL)

pada 6 mspt. ... 76 49. Analisis ragam pengaruh konsentrasi BA dan pembelahan biji pada

panjang daun (cm)seedling manggis (Garcinia mangostanaL)

pada 6 mspt. ... 77 50. Uji polinomial orthogonal untuk pengaruh konsentrasi BA pada

Lebar tajuk daun seedling manggis (Garcinia mangostanaL) pada

6 mspt. ... 77 51. Hasil pengamatan pengaruh konsentrasi BA dan pembelahan biji

pada panjang akar (cm) seedling manggis (Garcinia

mangostanaL). ... 78 52. Uji homogenitas ragam pengaruh konsentrasi BA dan pembelahan

biji pada panjang akar (cm) seedling manggis (Garcinia

mangostanaL). ... 78 53. Analisis ragam pengaruh konsentrasi BA dan pembelahan biji

Pada panjang akar (cm) seedling manggis (Garcinia

mangostanaL)... 79

54. Uji polinomial orthogonal untuk pengaruh konsentrasi BA pada

panjang akar seedling manggis (Garcinia mangostanaL). ... 79 55. Hasil pengamatan pengaruh konsentrasi BA dan pembelahan biji

pada jumlah akar sekunder seedling manggis (Garcinia

mangostanaL). ... 80 56. Uji homogenitas ragam pengaruh konsentrasi BA dan pembelahan

Biji pada jumlah akar sekunder seedling manggis (Garcinia

mangostanaL)... 80

57. Analisis ragam pengaruh konsentrasi BA dan pembelahan biji pada jumlah akar sekunder seedling manggis (Garcinia

mangostanaL). ... 81 58. Uji polinomial orthogonal untuk pengaruh konsentrasi BA pada

jumlah akar sekunder seedling manggis (Garcinia

mangostanaL). ... 81 59. Hasil pengamatan pengaruh konsentrasi BA dan pembelahan biji

Pada bobot benih (gram) seedling manggis (Garcinia

(14)

viii Biji pada bobot benih seedling (gram) manggis (Garcinia

mangostanaL). ... 82 61. Analisis ragam pengaruh konsentrasi BA dan pembelahan biji

Pada bobot benih (gram) seedling manggis (Garcinia

mangostanaL). ... 83 62. Uji polinomial orthogonal untuk pengaruh konsentrasi BA pada

Bobot benih seedling manggis (Garcinia mangostanaL). ... 83 63. Hasil pengamatan pengaruh konsentrasi BA dan pembelahan biji

pada diameter batang (cm) seedling manggis (Garcinia

mangostanaL). ... 84 64. Uji homogenitas ragam pengaruh konsentrasi BA dan pembelahan

biji pada diameter batang (cm) seedling manggis (Garcinia

mangostanaL)... 84 65. Analisis ragam pengaruh konsentrasi BA dan pembelahan biji pada

diameter batang (cm) seedling manggis (Garcinia

mangostanaL)... 85

66. Uji polinomial orthogonal untuk pengaruh konsentrasi BA pada

diameter batang seedling manggis (Garcinia mangostanaL). ... 85 67. Hasil pengamatan pengaruh konsentrasi BA dan pembelahan biji

Pada luas daun (cm2) seedling manggis (Garcinia

mangostanaL). ... 86 68. Uji homogenitas ragam pengaruh konsentrasi BA dan pembelahan

biji pada luas daun (cm2) seedling manggis (Garcinia

mangostanaL)... 86

69. Analisis ragam pengaruh konsentrasi BA dan pembelahan biji pada

luas daun (cm2) seedling manggis (Garcinia mangostanaL). ... 87 70. Uji polinomial orthogonal untuk pengaruh konsentrasi BA pada luas

(15)
(16)
(17)

Natural abilities are like natural plants; they need pruning by study

Francis Bacon

-We all have ability. The difference is how we use it

Stevie Wonder

(18)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tanjung Bintang, Lampung Selatan pada 23 Maret 1993, sebagai anak pertama dari dua bersaudara pasangan Bapak Suyana, S. Pd. I dan Ibu Enny Kurniasih, S. Pgsd.

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD (Sekolah Dasar) Negeri 03 Sinar Rejeki, Lampung Selatan pada tahun 2004. Kemudian melanjutkan ke jenjang sekolah menengah di SMP (Sekolah Menengah Pertama) Negeri 22 Bandar Lampung dan lulus pada tahun 2007. Pendidikan menengah atas ditempuh di SMA (Sekolah Menengah Atas) Negeri 05 Bandar Lampung dan lulus pada tahun 2010.

Penulis terdaftar sebagai mahasiswa reguler Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada tahun 2010 melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Selama menjadi mahasiswa penulis aktif dalam kegiatan akademik. Penulis juga pernah aktif dalam kegiatan

mahasiswa Unit Kegiatan Mahasiswa Bidang Seni sebagai anggota bidang seni rupa.

(19)
(20)

SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan lancar. Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada Nabi

Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, dan pengikutnya semoga di hari kiamat kita semua selalu dalam limpahan syafaatnya.

Dalam penulisan skripsi ini penulis mendapatkan banyak bantuan dari berbagai pihak, sehingga pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Ibu Ir. Rugayah, M.P., selaku Pembimbing Utama yang telah memberikan

ilmu, dorongan, arahan, bimbingan, pengetahuan, dan saran yang sangat bermanfaat selama penulis melaksanakan kegiatan perkuliahan sampai penulisan skripsi ini.

2. Bapak Dr. Ir. Agus Karyanto, M.Sc., selaku Pembimbing Kedua yang telah memberikan arahan, pengetahuan, bimbingan, kesabaran, dan saran selama menyelesaikan skripsi ini.

3. Bapak Dr. Ir. Dwi Hapsoro, M.Sc., selaku Pembahas atas saran, nasehat, bimbingan, serta kritik yang membangun dalam penulisan skripsi ini.

(21)

5. Bapak Dr. Ir. Kuswanta F. Hidayat, M.P., selaku Ketua Jurusan Agroteknologi.

6. Bapak Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S., selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

7. Keluarga penulis tercinta: Papa, Mama, Adik penulis (Dimas Aulya

Ramadani), serta keluarga besar yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materil, kesabaran, kasih sayang, serta doa yang selalu terucap demi kelancaran dan keberhasilan penulis dalam proses perkuliahan.

8. Teman-teman seperjuangan : Anisha, S.P., Adawiyah Timur, S.P., Anis Juli Astuti, Septianing Diah Awalia, S.P., Evin Listarini Windiarti, S.P., dan Oktariza Permana atas semangat, perhatian, kebersamaan, dan kesediaannya dalam membantu penulis selama melakukan penelitian hingga penyusunan skripsi.

9. Teman-teman Agroteknologi kelas B dan Agroteknologi 2010 atas persahabatan, dan kebersamaannya selama penulis berada di kampus.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, sehingga kritik maupun saran dari berbagai pihak masih sangat diharapkan untuk

penyempurnaan. Semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi yang membacanya.

Bandarlampung, 26 Oktober 2015 Penulis

(22)
(23)
(24)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Masalah

Manggis (Garcinia mangostanaL.) merupakan salah satu komoditas buah tropis yang mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi. Saat ini, manggis merupakan salah satu komoditas buah ekspor Indonesia. Manggis di luar negeri dikenal sebagai “Queen of Fruits”karena memiliki keistimewaan warna kulit dan daging buah serta rasa yang unik yaitu manis, asam dan menyegarkan, serta memiliki nilai gizi yang tinggi (Krishnamurthi dan Rao, 1965).

Tanaman manggis yang ada sekarang sebagian besar telah berumur puluhan tahun

dengan sedikit upaya pemeliharaan yang berasal dari tanaman rakyat dan belum

dibudidayakan secara intensif. Kondisi ini menyebabkan produktivitas manggis

masih jauh di bawah potensi yang dimiliki. Peningkatan produksi dan kualitas

buah manggis diperlukan untuk memanfaatkan potensi dan peluang pasar.

Dukungan teknologi budidaya yang efisien dan memadai diperlukan, mulai dari

perbenihan sampai pengelolaan pascapanen (Raiset al., 1996).

Dalam rangka pemenuhan kebutuhan dalam negeri dan peningkatan ekspor perlu dilakukan peningkatan produksi dan produktivitas tanaman manggis.

(25)

2

seedling dalam jumlah banyak dan dalam waktu yang relatif singkat. Salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam meningkatkan jumlah dan kualitas anakan benih manggis adalah dengan pemberian zat pengatur tumbuh (ZPT) golongan sitokinin. Sitokinin merupakan ZPT yang mempunyai peranan dalam proses pembelahan sel. Salah satu golongan sitokinin yang dapat memacu pertumbuhan jumlah tunas adalah benziladenin (BA).

BA adalah jenis sitokinin yang paling sering digunakan karena sangat aktif dalam kultur jaringan tanaman seperti merangsang pembelahan sel, pembentukan tunas adventif, proliferasi tunas aksilar, dan menghambat pembentukan akar, serta mempertahankan degradasi khlorofil sehingga daun tetap berfungsi sebagai aparat fotosintesis. Untuk itu, diharapkan dengan pemberian BA pada benih manggis dapat memacu pertumbuhan tunas manggis yang bersifat poliembrionik sehingga mampu meningkatkan jumlah serta kualitas bibit manggis.

Perbanyakan manggis melalui biji merupakan cara yang paling umum dilakukan

untuk memperoleh benih manggis yang seragam karena biji manggis bersifat

apomiksis. Namun untuk memenuhi kebutuhan bibit manggis dengan kualitas

yang baik perlu diupayakan dengan menggali potensi yang dimiliki oleh biji

manggis yaitu sifat poliembrionik. Untuk itu, selain penggunaan ZPT seperti BA,

percobaan dengan perlakuan pembelahan biji dilakukan untuk memperoleh bibit

manggis dalam jumlah banyak dan seragam. Dengan dilakukannya percobaan

pembelahan biji manggis dan penggunaan BA dengan berbagai konsentrasi,

(26)

3

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, maka penelitian ini dilakukan untuk menjawab permasalahan yang dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah pemberian BA dengan berbagai konsentrasi berpengaruh pada perkecambahan dan pertumbuhan seedling manggis.

2. Apakah pembelahan biji manggis berpengaruh pada perkecambahan dan pertumbuhan seedling manggis.

3. Apakah terdapat interaksi antara pemberian BA dengan berbagai konsentrasi dan pembelahan biji manggis terhadap perkecambahan dan pertumbuhan seedling manggis.

1.2 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui pengaruh pemberian BA dengan berbagai konsentrasi terhadap perkecambahan dan pertumbuhan seedling manggis.

2. Mengetahui pengaruh pembelahan biji manggis terhadap perkecambahan dan pertumbuhan seedling manggis.

3. Mengetahui pengaruh interaksi antara pemberian berbagai konsentrasi Benziladenin (BA) dan pembelahan biji manggis terhadap perkecambahan dan pertumbuhan seedling manggis.

1.3 Landasan Teori

Handayani (1999) melakukan penelitian mengenai pengaruh sitokinin dan

(27)

4

daun, namun menghambat pertambahan luas daun. Setelah berumur 4 tahun, tanaman yang diberikan sitokinin 2 ppm masih menunjukkan tinggi tanaman dan jumlah daun yang lebih baik dibandingkan dengan tanaman lain.

Pada penelitian yang telah dilakukan Ulumidin (2011) mengenai pengaruh BA dan media tanam terhadap pertumbuhan tunas pada perbanyakan pisang ambon kuning melalui belahan bonggol, presentase tumbuh tunas tertinggi didapat pada perlakuan BA dengan konsentrasi 50 mg/l pada media pasir + kompos yaitu sebesar 91,67%. Efisiensi tumbuh tunas dengan pemberian BA menghasilkan jumlah tunas yang lebih banyak dibandingakan dengan tanpa pemberian BA. Pemberian BA konsentrasi 50 mg/l pada media kompos menghasilkan efisiensi tunas lebih banyak (1,52 tunas) dibandingkan tanpa pemberian BA pada media kompos (0,58 tunas) dan tanpa pemberian BA pada media sekam bakar (0,50 tunas). Dengan demikian, pemberian BA dapat memacu jumlah tunas.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Riyadi dan Tirtoboma (2004) terhadap embrio somatik kopi arabika, diperoleh hasil induksi terbaik untuk varietas Kartika-1 secara langsung dari kultur daun muda diperoleh pada media MS standar yang diberi 4 mg/l 2,4-D dan dikombinasikan dengan 0,1 mg/l kinetin yang dapat menginduksi seluruh eksplan dalam waktu empat minggu setelah kultur. Penggandaan embrio somatik kopi arabika terbaik diperoleh pada

(28)

5

Pemberian konsentrasi sitokinin BAP yang berbeda pada tunas pucuk jeruk kanci secara invitro, memberikan pengaruh yang berbeda terhadap presentase eksplan yang mengalami multiplikasi dan saat muncul tunas. Perlakuan BAP pada konsentrasi 2,5 mg/l merupakan perlakuan terbaik terhadap presentase eksplan yang mengalami multiplikasi saat muncul tunas. Terdapat interaksi yang nyata antara BAP 2,5 mg/l dengan NAA konsentrasi 0,5 dan 1,0 mg/l merupakan interaksi terbaik terhadap prosentase eksplan yang membentuk kalus (Rahmiet al., 2010).

Sugihartoet al. (2007) menyatakan bahwa pada kultur invitro tanaman nilam (Pogostemon cablinBenth.) pemberian sitokinin BAP 1 ppm pada media MS menunjukkan perkembangan yang baik yaitu bisa terbentuk planlet yang sempurna yang sudah memiliki akar, batang dan daun.

Menurut Ihsan dan Sukarmin (2011), perlakuan biji manggis yang dibelah tiga

(B3) menghasilkan jumlah tunas lebih banyak (27 tunas) dibandingkan perlakuan

B1 dan B2,masing-masing 23 dan 21 tunas. Persentase bagian biji yang bertunas

pada perlakuan B1 mencapai 100%, bahkan beberapa biji dapat menghasilkan

lebih dari satu tunas, sedangkan pada perlakuan B2 dan B3 masing-masing hanya

52,50%dan 45%. Untuk tinggi tunas, perlakuan B1 menghasilkan tunas yang

lebih tinggi (6,72 cm) dibandingkan B2 dan B3, yaitu masing-masing 4,28 cm dan

4,07 cm. Rata-rata jumlah tunas pada perlakuan B3 lebih banyak dibanding

perlakuan B1 dan B2, namun persentase bagian biji yang tumbuh lebih sedikit dan

(29)

6

mempunyai cadangan makanan pada tiap potongan yang terbatas sehingga

walaupun menghasilkan tunas, pertumbuhannya kurang sempurna.

1.4 Kerangka Pemikiran

Penyediaan buah maupun bibit manggis dalam jumlah yang besar uuntuk saat ini belum dapat terpenuhi dengan baik. Petani manggis di Indonesia cenderung belum melakukan perawatan yang intensif guna mendukung produksi manggis. Untuk itu diharapkan adanya terobosan baru dalam penyediaan jumlah bibit manggis dalam skala besar dengan kualitas yang baik.

Manggis memiliki sifat poliembrionik yang memungkinkan tumbuhnya tunas lebih dari satu dalam setiap benih manggis yang ditanam. Sifat manggis ini jika dilakukan dengan pembelahan biji manggis menjadi dua memungkinkan

didapatkan tunas anakan manggis dengan jumlah lebih banyak daripada penanaman satu benih manggis. Namun tidak menampik kemungkinan bahwa kualitas tunas dengan pembelahan akan lebih rendah dibandingkan dengan bibit ysng tumbuh dari benih tanpa pembelahan. Hal ini dikarenakan cadangan

makanan dari benih manggis yang dibelah harus mengalami pembagian sehingga pertumbuhan tunas anakan manggis tidak lagi optimal. Oleh karena itu, perlu upaya untuk meningkatkan pertumbuhan seedling dengan cara pemberian ZPT yang tepat.

(30)

7

merangsang pertumbuhan tunas anakan. Pemberian konsentrasi BA yang tepat pada benih manggis yang utuh ataupun dibelah, diharapkan dapat meningkatkan jumlah tunas manggis sekaligus meningkatkan kualitas pertumbuhan seedling manggis.

1.5 Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah dijabarkan, maka disusun hipotesis: 1. Pemberian BA dengan berbagai konsentrasi dapat meningkatkan kualitas

jumlah tunas anakan manggis.

2. Pembelahan biji manggis dapat meningkatkan jumlah tunas anakan manggis. 3. Terdapat interaksi antara pemberian konsentrasi BA dan pembelahan biji

(31)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Manggis (Garcinia mangostanaL.).

Tanaman manggis merupakan tanaman tropis yang berasal dari Asia Tenggara, tepatnya semenanjung Malaya. Daerah pertumbuhannya sudah menyebar ke beberapa negara seperti Indonesia, Pilipina, Myanmar dan Thailand. Di

Indonesia, tanaman manggis banyak terdapat di daerah Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan. Di daerah tersebut tanaman manggis masih banyak

diketemukan di hutan-hutan dan belum banyak dimanfaatkan secara ekonomis (Juanda dan Bambang, 2000).

Kedudukan tanaman manggis dalam sistematika tumbuhan (taksonomi) menurut Rukmana (1995) diklasifikasikan sebagai berikut :

Divisi :Spermatophyta Subdivisi :Angiospermae Kelas :Dicotyledonae Ordo :Guttiferanales Famili :Guttiferae Genus :Garcinia

(32)

9

Pada awalnya manggis dikenal dengan namaMangostana Garcinia Gaertner, termasuk ke dalam famili Guttiferae yang memiliki 35 genera dan lebih dari 800 spesies yang berasal dari daerah tropik. Dari 35 genera tersebut, sembilan diantaranya adalah genera dengan spesies yang merupakan pohon buah-buahan. Lima genera dengan sekitar 50 spesies dari famili ini berasal di kawasan Asia Tenggara. Garcinia dianggap satu tipe genus dalam famili ini yang juga termasuk Mammea. Mammea merupakan genus yang mempunyai nilai ekonomi yang dikenal denganmammy appleataumammy,M. Americana. Genus Garcinia merupakan genus yang terbesar (lebih dari 400 spesies), 40 spesies dapat dimakan dan banyak dijumpai di Pulau Kalimantan (Qosim, 2007).

Meskipun tanaman manggis sudah dikenal berabad-abad yang lalu, namun masih banyak yang belum membudidayakannya. Hal ini disebabkan karena

pertumbuhannya yang lambat, selain itu biji manggis hanya tersedia ada musim tertentu ketika musim berbuah (1-2 kali setahun). Setiap buah hanya

(33)

10

2.2 Pembelahan Biji Manggis

Perbanyakan manggis melalui biji merupakan cara yang paling umum dilakukan

petani karena murah dan lebih praktis dibandingkan dengan cara perbanyakan

lainnya, seperti penyusuan, sambung pucuk atau kultur jaringan. Tanaman

manggis bersifat apomiksis sehingga tanaman yang berasal dari biji secara genetis

akan sama dengan induknya (Den Nijs dan Van Dijk, 1993). Apomiksis

merupakan proses reproduksi tanaman dimana pembentukan embrio tidak

didahului dengan proses pembuahan. Biji apomiksis terjadi secara alamiah

sehingga disebut perbanyakan vegetatif alami (Mansyah, Baihaki, Setiamihardja,

Darsa, dan Sobir, 2003). Tanda-tanda apomiksis pada manggis antara lain adalah

terjadinya pengecambahan biji tanpa adanya peran dari organ jantan, adanya

proembryo adventitious, pertumbuhan secara vegetatif darinucellaratau jaringan

integumen, dan menghasilkan beberapa kecambah dari satu biji (Richards, 1990).

(34)

11

2.3 Benziladenin (BA)

Sitokinin alami dihasilkan pada jaringan yang tumbuh aktif terutama pada akar, embrio dan buah. Sitokinin yang diproduksi di akar selanjutnya diangkut oleh xilem menuju sel-sel target pada batang (Intan, 2008). Beberapa macam sitokinin merupakan sitokinin alami (misal : kinetin, zeatin) dan beberapa lainnya sitokinin sintetik yaitu BAP (6-benzilaminopurin) dan 2-iP (Intan, 2008).

Menurut Intan (2008) dan Mahadi (2011), sitokinin mempunyai beberapa fungsi, antara lain :

1) Memacu pembelahan sel dalam jaringan meristematik.

2) Merangsang diferensiasi sel-sel yang dihasilkan dalam meristem. 3) Mendorong pertumbuhan tunas samping, dominasi apikal dan perluasan

daun.

4) Menunda penuaan daun.

5) Merangsang pembentukan pucuk dan mampu memecah masa istirahat biji (breaking dormancy) serta merangsang pertumbuhan embrio.

6) Pada beberapa spesies tumbuhan, peningkatan pembukaan stomata

Sitokinin terbagi dalam dua kelompok yaitu sitokinin alami dan sintetis. 1. Sitokinin alami (endogen) adalah zeatin,dihydrozeatin (DHZ),

(35)

12

(a)

[image:35.595.256.410.86.287.2]

(b)

Gambar 1. Susunan kimia sitokinin alami: a. isopentenyladenosine (IPA), b.Zeatin

2. Sitokinin sintetis adalah N6-Benzyl amino purine (BAP) dan Furfuryl acetic acid (kinetin),benzyl adenine (benzylaminopurine; BA). Kinetin merupakan produk samping dari degradasi atau pemecahan zeatin. Rumus bangun setiap senyawa kimia tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.

(a) (b)

(c)

[image:35.595.150.419.475.710.2]
(36)

13

Berdasarkan struktur kimia, sitokinin adalah turunan adenine (BAP, kinetin, zeatin) dan turunan fenilurea (TDZ). TDZ dan BAP mempunyai respon fisiologi yang sama, yaitu berperan dalam regulasi pembelahan sel, diferensiasi dan pertumbuhan jaringan, organ serta biosintesis klorofil (Gaba, 2005).

(37)

III. BAHAN DAN METODE

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di rumah kaca gedung Hortikultura Universitas Lampung pada bulan Juni–November 2014.

3.2 Bahan dan Alat

Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah benih tanaman manggis (Garcinia mangostanaL.) yang berasal dari Padang Sumatera Barat, tanah top soil, pasir, kompos, zat pengatur tumbuh Benziladenin (BA), HCl 1N, pestisida dengan bahan aktif Manklozeb, dan aquades.

Alat–alat yang akan digunakan pada penelitian ini adalah cangkul, gembor, ember, kertas label, botol selai, tissue, pisau atau cutter, pH meter, gelas ukur, kertas penutup, penggaris, jangka sorong, timbangan, pinset, pot diameter 20 cm dengan tinggi 17 cm, alat tulis, dan buku tulis.

3.3 Metode Penelitian

(38)

15

40 ppm (a2), 60 ppm (a3), dan 80 ppm (a4). Faktor kedua adalah pembelahan biji manggis (B) yang terdiri dari biji utuh (b1) dan biji yang dibelah menjadi dua (b2). Kombinasi perlakuan berjumlah 10 perlakuan yang diulang sebanyak tiga kali sehingga diperoleh 30 satuan percobaan dan masing-masing perlakuan terdapat 6 biji manggis.

[image:38.595.114.478.376.611.2]

Homogenitas ragam antarperlakuan diuji dengan menggunakan uji Bartlett dan aditivitas data diuji dengan menggunakan uji Tukey. Apabila kedua asumsi ini terpenuhi maka dilakukan analisis ragam dan dilanjutkan dengan perbandingan polynominal orthogonal padataraf α 5%. Berdasarkan metode percobaan yang telah dirancang, maka disusun petak perlakuan sebagai berikut :

Gambar 3. Denah satuan percobaan Keterangan:

b1 : biji utuh b2 : biji belah

0–80 : konsentrasi BA yang digunakan

a60b2 a0b1 a80b1 a0b2 a20b2

a80b2 a40b1 a20b1 a60b1 a40b2

a0b2 a60b2 a40b2 a0b1 a80b2

a60b1 a20b2 a80b1 a60b2 a20b1

a80b1 a0b1 a60b2 a20b2 a0b2

(39)

16

3.4 Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan melalui beberapa tahapan, yaitu: pembuatan larutan BA, penyiapan biji, pembelahan biji, perendaman biji dengan larutan BA pada berbagai konsentrasi, penyemaian benih, pindah tanam benih, pemeliharaan, dan pengamatan.

3.4.1 Pembuatan larutan BA

Penelitian ini menggunakan lima konsentrasi BA, yaitu 0 ppm, 20 ppm, 40 ppm, 60 ppm, dan 80 ppm. Larutan BA dibuat berdasarkan konsentrasi masing– masing dengan tahapan sebagai berikut:

1. Larutan BA 0 ppm dapat dibuat dengan menggunakan aquades yang ditetesi KOH sejumlah yang digunakan untuk melarutkan BA 50 ppm.

2. Larutan BA 20 ppm dibuat dengan cara melarutkan BA sebanyak 0,02 g menggunakan KOH 1 N sampai larut.

3. Larutan BA 40 ppm dibuat dengan cara melarutkan BA sebanyak 0,04 g menggunakan KOH 1 N sampai larut.

4. Larutan BA 60 ppm dibuat dengan cara melarutkan BA sebanyak 0,06 g menggunakan KOH 1 N sampai larut.

5. Larutan BA 80 ppm dibuat dengan cara melarutkan BA sebanyak 0,08 g menggunakan KOH 1 N sampai larut.

(40)

17

Penambahan larutan KOH 1 N ini adalah untuk mencegah terjadinya

penggumpalan, karena BA memiliki sifat basa. Kemasaman (pH) yang baik untuk larutan BA adalah 5,6. Penurunan pH hingga 5,6 dilakukan dengan cara meneteskan larutan KOH 1 N pada larutan BA yang sedang dilarutkan.

Penambahan KOH diberikan setetes demi setetes agar pH yang didapat tidak lebih rendah dari 5,6 (Gambar 4).

[image:40.595.149.477.277.456.2]

(a) (b) (c)

Gambar 4. Pembuatan larutan BA : (a) aquades yang digunakan untuk larutan BA, (b) mencampurkan BA dengan aquades, dan (c) menambahkan larutan KOH 1N hingga pH 5,6

3.4.2 Penyiapan biji

(41)

18

135 butir biji manggis. Jumlah biji tersebut dibagi ke dalam 2 bagian, menjadi 90 butir biji utuh dan 90 butir biji belah. Biji kemudian dicuci bersih dari arilnya dan disterilkan dengan direndam dalam larutan Bayclin 5 % selama 5 menit. Tahapan persiapan bahan tanaman dapat dilihat pada Gambar 5.

(a) (b)

(c) (d)

[image:41.595.129.494.220.678.2]

(e)

(42)

19

3.4.3 Pembelahan biji

[image:42.595.230.396.209.323.2]

Pada perlakuan biji belah, biji yang masih utuh dibelah secara melintang dengan pisau tajam ataucutter(Gambar 6).

Gambar 6. Pembelahan biji

3.4.4 Perendaman biji dengan larutan BA berbagai konsentrasi

Biji manggis utuh atau yang telah dibelah masing–masing direndam dalam larutan BA sesuai dengan konsentrasi masing-masing selama 24 jam (Gambar 7).

(a) (b)

[image:42.595.122.506.502.657.2]
(43)

20

3.4.5 Penyemaian biji manggis

Biji manggis utuh atau yang dibelah yang telah direndam selama 24 jam

kemudian disemai di atas kertas tissue basah dalam wadah botol selai dan ditutup menggunakan kertas (Gambar 8). Tissue dibasahi setiap hari untuk menjaga kelembaban media tanam. Penutupan menggunakan kertas agar biji manggis bebas dari gangguan hama seperti semut atau terkena jamur. Botol yang berisi biji manggis tersebut kemudian disimpan dalam ruang terang selama 4 minggu sampai keluar akar dan tunas.

(a) (b)

[image:43.595.133.493.348.656.2]

(c)

(44)

21

3.4.6 Pindah tanam benih

Setelah 4 minggu, semaian manggis dipindahkan dalam media campuran arang dan pasir dengan perbandingan 1:1 dalam pot dengan diameter 20 cm dan 17 cm. Setelah semaian manggis berumur 8 minggu, semaian manggis dipindahkan dalam media campuran tanah, pasir, dan kompos masing–masing dengan perbandingan 1:1:1 dalam wadah polibag 2 kg media (Gambar 9). Sebelum dilakukan pindah tanam, semaian manggis diamati kualitas perkecambahannya.

(a) (b)

[image:44.595.131.500.317.636.2]

(c)

(45)

22

3.4.7 Pemeliharaan

Setelah penyemaian benih manggis di polibag dilakukan pemeliharaan seperti melakukanpenyiraman padawaktu pagi hari (pukul 09.00–10.00 WIB) untuk menjaga kelembaban media tanam. Selain itu, dilakukan pemupukan

menggunakan pupuk NPK Mutiara 16:16:16 sebanyak 2 gram untuk masing– masing tanaman. Pemupukan dilakukan sebanyak dua kali, yaitu pada awal tanam dan satu bulan setelah tanam. Penanganan OPT dapat dilakukan secara manual ataupun kimiawi. Penanganan secara manual seperti penyiangan dilakukan dengan mencabut gulma yang tumbuh,sedangkan pengendalian kimiawi dapat menggunakan fungisida untuk mengendalikan pertumbuhan jamur yang menyerang akar tanaman.

3.4.8 Pemanenan

Pemanenan dilakukan dengan mencabut tanaman hingga akar untuk melihat perkembangan akar dan pertumbuhan seedling manggis.

3.5 Pengamatan

(46)

23

1. Pengamatan Perkecambahan (Sebelum Pindah Tanam)

(1).Jumlah tunas

Jumlah tunas pada masing–masing botol dihitung, baik tunas yang berasal dari biji utuh maupun biji yang telah dibelah.

(2).Tinggi Tunas

Tinggi tunas diukur mulai dari permukaan kapas hingga pucuk tanaman.

(3).Jumlah akar

Jumlah akar sekunder pada setiap tanaman dihitung.

(4).Panjang akar

Panjang akar dihitung dari pangkal batang sampai ujung akar terpanjang.

(5).Bobot kecambah

Bobot kecambah yang telah disemai ditimbang sebelum nantinya dipindahkan ke dalam polibag.

2. Pengamatan Seedling (Setelah Pindah Tanam)

(1).Tinggi tanaman

(47)

24

pindah tanam (2 MST) dengan interval waktu pengamatan 2 minggu sekali.

(2).Jumlah daun

Penambahan jumlah daun mulai dihitung pada saat tanaman berumur 2 MST dan daun yang diamati adalah daun yang telah membuka sempurna. Pengamatan dilakukan dengan interval waktu 2 minggu.

(3).Panjang daun

Panjang daun mulai dihitung pada saat tanaman berumur 2 MST. Daun yang diukur adalah daun yang telah berwarna hijau pekat.

(4).Diameter batang

Diameter batang diukur pada awal dan akhir setelah pindah tanam. Pada awal setelah pindah tanam, diameter batang diukur setelah muncul dua daun pertama dengan ketinggian 5 cm dari permukaan tanah dengan interval waktu pengamatan 2 minggu sekali.

(5).Panjang akar

(48)

25

(6).Jumlah akar sekunder

Seluruh akar kecuali akar primer pada masing–masing tanaman dihitung untuk melihat perkembangan dan pertumbuhan akar seedling manggis.

(7).Bobot seedling

Seedling yang ditimbang mencakup keseluruhan bagian tanaman mulai dari daun, batang, maupun akar.

(8).Luas daun

(49)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:

1. Konsentrasi BA (0 ppm, 20 ppm, 40 ppm, 60 ppm, 80, ppm) pada perkecambahan manggis menurunkan tinggi tanaman, jumlah akar dan panjang akar, namun meningkatkan bobot kecambah, sedangkan konsentrasi BA pada seedling manggis menurunkan panjang akar, jumlah akar sekunder, dan luas daun, namun meningkatkan tinggi tanaman dan jumlah daun. 2. Penggunaan biji utuh pada perkecambahan manggis meningkatkan jumlah

tunas, tinggi tunas, dan bobot kecambah, sedangkan pada pertumbuhan seedling meningkatkan semua variabel pengamatan. Penggunaan biji belah baik pada perkecambahan maupun pertumbuhan seedling jauh lebih rendah dibandingkan dengan biji utuh.

(50)

56

5.2 Saran

Saran yang diberikan berdasarkan pada hasil penelitian ini adalah:

1. Perlu dicoba pemberian BA yang dilakukan lebih dari satu kali dengan cara menyemprotkan larutan BA pada saat benih manggis telah dipindah tanam. 2. Perlu dicoba pemberian BA dengan konsentrasi yang lebih rendah (kisaran 0

20 ppm).

(51)

PUSTAKA ACUAN

Ashari dan Sunarsih. 2006.Manggis komoditas unggulan tasikmalaya. Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian.28 (1) : 27–28.

De Nijs, A. P. M. and D. E. Van Dijk. 1993.Apomixis, P: 229-242.InM. D. Hayward, N. O. Bosemark and I. Romagosa (Eds).Plant Breeding: Principles And Prospect. Chapman and Hall. London.

Gaba VP. 2005.Plant growth regulators in plant tissue culture and developmant. InR. N. Trigiano and J. D. Gray(Eds).Plant Development and

Biotechnology. CRC.Press. New York. P. 87-99

Handayani, I. 1999. Pengaruh Konsentrasi Sitokinin dan Triakontanol pada Pertumbuhan Manggis (Garcinia mangostanaL.) Hasil Penyambungan. Skripsi. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. 53 hal.

Ihsan, F. dan Sukarmin. 2011.Teknik Pengujian Pembelahan Biji terhadap Efektivitas Perbanyakan Manggis (Garcinia mangostana L.) Melalui Biji. Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika. Solok.

Intan, R, D, A. 2008. Peranan dan Fungsi Fitohormon bagi Pertumbuhan Tanaman. Bandung: Fakultas Pertanian. Universitas Pajajaran. 43 hal.

Juanda, D. dan Cahyono, B. 2000.Budidaya dan Analisis Usaha Tani Manggis. Kanisius. Yogyakarta. 79 hal

Krishnamurthi, S. and N.V. Rao. 1965.The mangosteen (Garcinia mangostana L.), Its introduction and establishment in peninsular India. In S.

Krishnamurthi(Ed.). Advances in Agricultural Sciences and Their

Application. Madras Agric. J. India 52: 401-421.

Mahadi, I. 2011.Pematahan dormansi biji kenerak (Goniothalamus umbrosusu) menggunakan hormon 2,4-D dan BAP secara mikropropagasi. SAGU. Agriculture Science And Technology Journal.10: 20-23.

Mansyah, E., A. Baihaki, R. Setiamihardja, J. S. Darsa dan Sobir. 2003.Analisis variabilitas genetik manggis(Garcinia mangostana L.)di Jawa dan Sumatra Barat menggunakan teknik RAPD. Zuriat. 14 (1) : 35-44.

(52)

58

Prihatman, K. 2000. Manggis.Sistim Informasi Manajemen Pembangunan di Perdesaan, BAPPENAS. Jakarta.

Qosim, W. A. 2007.Sejarah, Penyebaran dan Botani Tanaman Manggis. Diakses dariwww.pikiran-rakyat.com.Tanggal 13 Maret 2008.

Rahmi, I., S. Irfan, dan B. Tamsil. 2010.Pengaruh pemberian beberapa konsentrasi BAP dan NAA terhadap multiplikasi tunas pucuk jeruk kanci (Citrus sp.) secara in vitro. Jerami Volume 3(3), September-Desember. Hal 210-219

Rais, M., E. Mansyah, S. Lukitariati, dan M. Jawal A.S. 1996. Monograf Manggis. Peningkatan Efisiensi Teknologi Usaha Tani Manggis.Balai Penelitian Tanaman Buah. Solok.

Reza, M., dan E, Tuherkih. 1994.Pembibitan dan Pembudidayaan Manggis. Penebar Swadaya. Jakarta. 58 hal.

Richards, A.J. 1990. Studies inGarcinia, dioecious tropical forest trees: the

origin of the mangosteen. Botanical Journal of the Linnean Society. 103:

233-250.

Riyadi, I dan Tirtoboma. 2004. Pengaruh 2,4-D terhadap Induksi Embrio Somatik Kopi Arabika. Buletin Plasma Nutfah10 (2):42-49.

Rukmana, R. 1995.Budidaya Manggis. Kanisius. Yogyakarta. 35 hal Salisbury, F.B., dan C.W. Ross. 1995.Fisiologi Tumbuhan. Jilid ke 3,

Dialihbahasakan oleh Diah, R., Lukman, dan Sumaryono. Disunting oleh Niksolihin, S. Penerbit ITB. Bandung. 343 hlm.

Sugiharto, B., R. Triastuti, dan F. Mukkhiissul. 2007.Propagasi Tanaman Nilam (Pogostemon cablin Benth.) Secara In Vitro Dengan Kombinasi Sitokinin dan Auksin 2,4 D. MIPA, Vol. 17 No. 1 Januari 2007 : 39-47.

Ulumudin, A. 2011. Pengaruh Konsentrasi Benziladenin (BA) dan Media Tanam terhadap Pertumbuhan Tunas pada Perbanyakan Pisang Ambon Kuning melalui Belahan Bonggol.Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Lampung. 67 hal.

Gambar

Gambar 1. Susunan kimia sitokinin alami: a. isopentenyladenosine (IPA), b.Zeatin
Gambar 3. Denah satuan percobaan
Gambar 4. Pembuatan larutan BA : (a) aquades yang digunakan untuk larutanBA, (b) mencampurkan BA dengan aquades, dan (c) menambahkanlarutan KOH 1N hingga pH 5,6
Gambar 5.  Penyiapan biji : (a) manggis yang digunakan, (b) manggis yang belumdibuang dagingnya, (c) biji manggis yang dibersihkan arinya, (d) bijiyang telah bersih, dan (e) biji manggis yang digunakan.
+4

Referensi

Dokumen terkait

Hasil uji diskriminan menyatakan bahwa Jenis Kelamin dan Program Studi berpengaruh signifikan secara simultan terhadap perbedaan tingkat literasi keuangan mahasiswa

 Edible coating dari gel Aloe vera pada buah tomat untuk aktivitas antioksidan kurang dapat memberikan pengaruh yang signifikan, sehingga perlu penelitian lebih

Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Game Tournament (TGT) dapat meningkatkan kerjasama dan prestasi belajar siswa kelas IV

Puji Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, dengan segala rahmat dan hidayah-Nya yang telah dikaruniakan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan

2) Kemampuan daerah dalampertumbuhan kinerja keuangan pemerintah daerah yang sangat dituntut di dalam otonomi daerah. 3) Kemampuan daerah dalam mengelola alokasi belanja

Keberadaan Gereja di negara kita sering dihubungkan dengan negeri Belanda yang kolonialis dan telah menyengsarakan bangsa ini selama 350 tahun, sehingga kesan antipati yang

Mengingat hubungan kerja yang terjadi diawali dengan kesepakatan atas janji dari masing- masing pihak, secara umum hal ini diatur pada Pasal 1601 hingga pasal 1603 Kitab

Katalog merupakan daftar dari koleksi perpustakaan atau beberapa perpustakaan yang disusun secara sistematis sehingga memungkinkan pengguna perpustakaan dapat mengetahui