MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN
MEMBACA PEMAHAMAN MENGGUNAKAN MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
COOPERATIVE
INTEGRATED READING AND COMPOSITION
(CIRC)
SISWA KELAS V SD NEGERI 1 SUMUR BATU
BANDAR LAMPUNG
Oleh
RENI ANTIKA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
ABSTRAK
MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN MENGGUNAKAN MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE
INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) SISWA KELAS V SD NEGERI 1 SUMUR BATU
BANDAR LAMPUNG
Oleh
RENI ANTIKA
Pembelajaran Bahasa Indonesia dikelas V SD Negeri 1 Sumur Batu belum berlangsung seperti yang diharapkan. Berdasarkan observasi awal diperoleh data masih rendahnya tingkat aktivitas belajar, kemampuan membaca pemahaman dan ketuntasan belajar dari 30 orang siswa terdapat 12 orang siswa (40%) belum mencapai nilai KKM 65 dan Kriteria ketuntasan yang ditentukan 75%. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas siswa, kinerja guru, dan kemampuam membaca pemahaman siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Alur dalam penelitian tindakan kelas diawali dengan perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus. Alat pengumpulan data berupa lembar observas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dapat meningkatkan aktivitas dan kemampuan membaca pemahaman siswa. Hal ini dilihat dari peningkatan persentase aktivitas belajar siswa, pada siklus 1 mendapat nilai rerata 61,66% dalam kategori cukup aktif dan pada siklus II menjadi 76,33% dengan kategori aktif. Kemampuan membaca pemahaman siswa yang mencapai ketuntasan pada siklus 1 yaitu sebesar 60% meningkat menjadi 83,33% pada akhir siklus II. Peningkatan ketuntasan belajar siswa dari siklus 1 ke siklus II yaitu sebesar 23,33%.
vi
c. Hasil Observasi Siklus 1 ... 38
a) Aktivitas Belajar Siswa ... 38
b) Kineja Guru ... 40
c) Kemampuan Membaca Pemahaman ... 42
d) Ketuntasan Belajar Siswa ... 43
d. Refleksi Siklus 1 ... 44
2. Siklus II ... 46
a. Perencanaan... 46
b. Pelaksanaan ... 47
c. Hasil Observasi Siklus II ... 49
a) Aktivitas Belajar Siswa ... 49
b) Kineja Guru ... 51
c) Kemampuan Membaca Pemahaman ... 53
d) Ketuntasan Belajar Siswa ... 54
d. Refleksi Siklus II ... 55
C. Pembahasan ... 56
1. Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran... 56
2. Kinerja Guru dalam Proses Pembelajaran ... 58
3. Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa ... 59
4. Ketuntasan Belajar Siswa ... 61
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 63
A. Kesimpulan ... 64
B. Saran ... 65
DAFTAR PUSTAKA ... 66
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan faktor terpenting dan utama bagi kelangsungan suatu
bangsa. Pendidikan merupakan investasi jangka panjang yang memerlukan
dana dan usaha yang tidak sedikit. Lembaga pendidikan memegang penting
dan memikul tanggung jawab yang besar guna selalu meningkatkan mutu
pendidikan.
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 (ayat 1) menjelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan prose pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
Sekolah merupakan lembaga pendidikan untuk mengembangkan potensi
seseorang secara optimal. Kemajuan bangsa dihasilkan dari Sumber Daya
Manusia (SDM) yang berkualitas. Pendidikan pada Sekolah Dasar (SD) sangat
menentukan langkah ke depan seseorang dalam melanjutkan jenjang
pendidikan, sehingga pendidikan menuntut orang-orang yang terlibat di
dalamnya untuk bekerjasama secara maksimal, penuh tanggung jawab, dan
loyalitas yang tinggi dalam meningkatkan mutu pendidikan.
Belajar bahasa pada hakikatnya adalah belajar komunikasi. Fungsi bahasa
didorong oleh kebutuhan untuk berkomunikasi dengan lingkungan sekitar.
Oleh karena itu, sejak dini anak diajarkan dan diarahkan agar mampu
menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar untuk dapat
berkomunikasi dalam berbagai situasi melalui bahasa, baik secara lisan
maupun tulis. Pembelajaran bahasa dapat dikembangkan dan mencapai hasil
yang maksimal, yaitu guru harus dapat menerapkan model pembelajaran yang
dapat meningkatkan kualitas dan hasil pembelajaran. Penggunaan model
pembelajaran yang tepat akan meningkatkan efektifitas dan kualitas dalam
pembelajaran.
Membaca merupakan salah satu keterampilan yang memerlukan pemahaman
dari pembaca. Membaca adalah salah satu komunikasi tulis yang tidak hanya
sekedar melafalkan huruf atau lambang bunyi, tetapi juga memahami dan
memberikan tanggapan terhadap apa yang telah dibacanya. Membaca
bertujuan untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi dan
memahami makna bacaan.
Menurut Abdurrahman (2003: 201) tujuan akhir dari membaca adalah
memahami isi bacaan, tujuan tersebut ternyata tidak semua siswa dapat
mencapainya. Banyak siswa yang dapat membaca dengan lancar tetapi belum
memahami isi bacaan tersebut.
Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti tanggal 01 Oktober 2012,
diketahui hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 1 Sumur Batu pada semester
genap tahun pelajaran 2011/2012 kurang maksimal. Nilai yang dihasilkan
Tabel 1.1 : Nilai Formatif Kemampuan Membaca Pemahaman Kelas V SD 1 Sumur Batu.
Berdasarkan tabel 1 di atas, diketahui bahwa dengan Kriteria Ketuntasan
Minimum (KKM) yang telah ditentukan oleh SD Negeri 1 Sumur Batu yaitu 65,
sebanyak 12 orang siswa (40%) telah tuntas sedangkan 18 orang siswa (60%)
belum tuntas. Nilai tertinggi 75, Nilai terendah 50, dan rata – rata nilai adalah
61,33.
Rendahnya nilai belajar siswa, pada pembelajaran Bahasa Indonesia kelas V SD
Negeri 1 Sumur Batu, ditemukan beberapa kekurangan dalam proses
pembelajaran antara lain aktivitas belajar rendah dan kemampuan membaca
pemahaman siswa masih di bawah KKM. Hal tersebut disebabkan karena guru
belum menyesuaikan model pembelajaran yang tepat pada materi yang diajarkan.
Selain itu, pembelajaran masih terpaku pada buku (texs book), jika siswa bertanya
kepada guru, guru langsung menjawab dan tidak memberikan kesempatan kepada
siswa lain untuk menjawabnya, sehingga dapat dikatakan bahwa pembelajaran
Bahasa Indonesia Kelas V SD Negeri 1 Sumur Batu masih bersifat guru sentris.
Bertolak dari paparan di atas dapat diketahui bahwa pembalajaran Bahasa
Indonesia di kelas V SD Negeri 1 Sumur Batu belum berlangsung seperti apa
yang diharapkan. Oleh karena itu perlu diadakan perbaikan dan perubahan dalam
proses pembelajaran.
Menurut Rakhmat (2006: 213) guru harus dapat mengadakan perubahan, dari
yang membosankan menjadi kelas yang menyenangkan. Salah satunya yaitu
mengubah metode mengajar yang memungkinkan siswa untuk lebih aktif dalam
pembelajaran, mencapai aktivitas dan hasil belajar secara maksimal, dan dapat
mengembangkan kemampuan berfikir kritisnya.
Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran
membaca pemahaman adalah model pembelajaran kooperatif tipe CIRC. Model
pembelajaran CIRC adalah model pembelajaran yang dirancang khusus untuk
pembelajaran membaca, menulis dan seni bahasa. Hal ini sesuai dengan pendapat
Rahim (2008: 35) “pendekatan pembelajaran kooperatif yang lebih cocok dengan
pembelajaran membaca ialah metode CIRC”. Model pembelajaran tipe CIRC ini
memadukan antara pembelajaran membaca dan menulis secara bersamaan,
sehingga tepat dengan karakteristik pembelajaran Bahasa Indonesia yaitu yang
lazim disajikan siswa.
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti terdorong untuk melakukan
perbaikan pembelajaran dengan melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
yang berjudul “Meningkatkan Aktivitas dan Kemampuan Membaca
Pemahaman Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) Siswa Kelas V SD
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasikan
permasalahan sebagai berikut:
1. Guru belum menyesuaikan model pembelajaran yang tepat pada materi
yang diajarkan.
2. Guru dalam pembelajaran masih terpaku pada buku (teks book).
3. Siswa kurang diberi kesempatan untuk memperoleh sendiri pengetahuan
yang didapat.
4. Siswa cenderung pasif dalam proses pembelajaran.
5. Metode yang digunakan masih kurang baik.
6. Siswa cepat bosan dan kurang memperhatikan penjelasan guru.
7. Rendahnya kemampuan membaca pemahaman siswa Kelas V SD Negeri 1
Sumur batu.
8. Rendahnya hasil belajar siswa dari 30 orang siswa hanya 12 orang (40%)
yang telah tuntas belajar dengan KKM 65.
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah dikemukakan
di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas V SD Negeri 1
Sumur Batu dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
CIRC?
2. Bagaimana meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas
V SD Negeri 1 Sumur Batu dengan menggunakan model pembelajaran
D. Tujuan Penelitian
Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah untuk:
1. Meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas V SD Negeri 1 Sumur Batu
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC.
2. Meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas V SD
Negeri 1 Sumur Batu dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe CIRC.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran mengenai
perbaikan metode pembelajaran pada umumnya, dan penggunaan model
pembelajaran CIRC pada khususnya dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia kelas V SD. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan refleksi
dan perbaikan bagi pengembangan dan peningkatan hasil pencapaian
tujuan pembelajaran.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
1) Meningkatkan motivasi siswa dalam membaca pemahaman.
2) Meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran membaca
pemahaman.
3) Meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca pemahaman
b. Bagi Guru
1) Memperbaiki proses pembelajaran khususnya dalam membaca
pemahaman.
2) Memberikan pengalaman langsung bagi guru, khususnya dalam
penggunaan model pembelajaran tipe CIRC.
3) Meningkatkan kreativitas guru dalam memilih dan menggunakan
strategi pembelajaran yang sesuai dengan materi serta dapat
meningkatkan keaktifan siswa.
c. Bagi Sekolah
1) Meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran di sekolah,
khususnya pada mata pelajaran Bahassa Indonesia.
2) Meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah dengan
menerapkan beberapa model pembelajaran yang bervariasi,
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hakikat Belajar
Belajar tidak lepas dari kehidupan manusia, karena dengan belajar akan
diperoleh pengetahuan dan pengalaman baru, walaupun dibutuhkan waktu
yang tidak sebentar. Belajar merupakan proses manusia untuk mencapai
berbagai macam kemampuan keterampilan dan sikap. Seseorang dapat belajar
dari pengalaman sendiri maupun pengalaman orang lain untuk mengubah
perilakunya. Belajar juga memiliki keuntungan baik untuk individu
pembelajaran itu sendiri maupun untuk masyarakat luas.
Menurut pandangan konstuktivistik, belajar merupakan suatu proses
pembentukan pengetahuan. Pembentukan ini harus dilakukan oleh pengajar,
Ia harus aktif melakukan kegiatan, aktif berfikir, menyusun konsep dan
memberi makna tentang halhal yang sedang dipelajari. Trianto (2009: 20)
mengungkapkan bahwa belajar adalah suatu proses aktif dimana siswa
membangun (mengkonstruk) pengetahuan baru berdasarkan pada pengalaman
atau pengetahuan yang sudah dimilikinya. Dalam pandangan konstruktivisme
belajar bukanlah semata–mata mentransfer pengetahuannya yang ada di luar
dirinya, tetapi belajar lebih pada bagaimana memproses dan
menginterprestasikan pangalaman yang baru dengan pengalaman yang sudah
Sejalan dengan pendapat di atas Suparno dalam Sugito (2010: 75)
mengemukakan bahwa belajar menurut pandangan konstruktivistik
merupakan hasil konstruksi kognitif melalui kegiatan sesorang. Pandangan ini
memberi penekanan bahwa pengetahuan kita sendiri.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, peneliti menyimpulkan bahwa yang
dimaksud dengan belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh
seseorang dalam membangun atau mengkonstuk suatu pengetahuan baru
melalui interaksi dengan lingkungannya baik melalui suatu kegiatan
eksperimen ataupun observasi yang menyebabkan adanya perubahan
pengetahuan, sikap tingkah laku dan cara berfikir orang tersebut.
B. Aktivitas Belajar
Aktivitas belajar merupakan faktor yang menentukan keberhasilan proses
belajar siswa, karena pada dasarnya belajar adalah berbuat. Setiap yang
belajar harus beraktivitas, tanpa ada aktivitas maka proses belajar tidak akan
terjadi secara maksimal. Budiningsih (2005: 59) mengemukakan pendekatan
konstruktivistik menekankan bahwa peranan utama dalam kegiatan belajar
adalah aktivitas siswa dalam mengkonstruksi pengetahuannya sendiri.
Menurut Kunandar (2010: 277) aktivitas siswa adalah keterlibatan siswa
dalam bentuk sikap, perhatian dan aktivitas dalam kegiatan pembelajaran
guna menunjang keberhasilan proses belajar mengajar dan memperolah
manfaat dari kegiatan tersebut. Selanjutnya Rohani (2004: 6) mengungkapkan
fisik maupun psikis. Aktivitas fisik adalah peserta didik giat-aktif dengan
anggota badan, membuat sesuatu, bermain atau bekerja, ia tidak hanya duduk
dan mendengarkan, melihat atau hanya pasif. Aktivitas psikis adalah jika
daya kerjanya bekerja sebanyak–banyaknya atau banyak berfungsi dalam
rangka pengajaran.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa
aktivitas belajar adalah keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajara
seperti: minat, perhatian, partisipasi, dan presentasi yang dilakukan oleh
siswa secara fisik maupun psikis ketika proses pembelajaran berlangsung
yang terjadi secara sengaja yang di dalamnya terdapat perubahan tingkah laku
dalam seluruh aspek baik kognitif, afektif maupun psikomotorik.
C. Kinerja Guru
Pengembangan kinerja guru merupakan faktor yang amat menentukan pada
keberhasilan proses pendidikan dan pembelajaran dalam era perkembangan
pengetahuan yang sangat cepat dewasa ini. Pengembangan kinerja pada
dasarnya menggambarkan kemampuan suatu profesi termasuk profesi guru
untuk terus menerus melakukan upaya peningkatan kompetensi yang
berkaitan dengan peran dan tugas sebagai pendidik. Kemampuan untuk terus
menerus meningkatkan kualitas kinerja yang dilakukan oleh guru akan
memperkuat kemampuan profesional guru sehingga dengan peningkatan
tersebut kualitas proses dan hasil pendidikan dan pembelajaran akan makin
bermutu, ini berarti bahwa kinerja guru merupakan faktor yang amat
output pendidikan setelah menyelesaikan sekolah. Seperti yang dikemukakan
oleh Sowiyah (2010: 157) bahwa kegiatan pembelajaran dan hasil belajar
siswa tidak saja ditentukan oleh manajemen sekolah, kurikulum, sarana dan
prasarana pembelajaran, tetapi sebagian besar ditentukan oleh guru.
Keberhasilan seseorang guru dapat dilihat apabila kriteria–kriteria yang ada
telah mencapai secara keseluruhan. Jika kriteria telah tercapai berarti
pekerjaan seseorang telah dianggap memiliki kualitas kerja yang baik.
Sebagaimana yang telah disebutkan dalam pengertian kinerja bahwa kinerja
guru adalah hasil kerja yang terlihat dari serangkaian kemampuan yang
dimiliki oleh seorang yang berprofesi guru. Kategori tingkat keberhasilan
kinerja guru, digunakan pedoman yang diadaptasi dari Purwanto (2008: 102),
bila nilai kerja 86% ≤ nilai ≤ 100% maka kategori sangat baik, bila nilai 76%
≤ nilai < 86% maka dikategorikan baik, bila nilai 60%≤ nilai <76% maka
dikategorikan cukup, bila nilai 55% ≤ nilai <60% maka kategori kurang, dan
<55% maka dikategorikan kurang sekali.
Berdasarkan pendapat tentang pengertian kinerja guru di atas, dapat
disimpulkan bahwa kinerja guru adalah kemampuan yang ditunjukkan oleh
guru dalam melaksanakan tugas atau pekerjaanya. Kinerja dikatakan baik dan
memuaskan apabila tujuan yang dicapai sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan.
Depdiknas (2008: 35) mengemukakan bahwa tedapat berbagai model
instrumen yang dapat dipakai dalam penilaian kinerja guru. Namun demikian,
utama, yaitu skala penilaian dan (lembar) observasi. Skala penilaian
mengukur penampilan atau perilaku orang lain (individu) melalui pernyataan
perilaku dalam suatu kategori yang memiliki makna atau nilai. Kategori
dibuat dalam bentuk rentangan mulai dari yang tertinggi sampai terendah.
Rentangan ini dapat disimbolkan melalui huruf (A, B, C, D) atau angka (4, 3,
2, 1) atau berupa kata – kata mulai dari tingi, sedang, kurang, rendah dan
sebagainya.
Berdasarkan pendapat di atas, peneliti menyimpulkan bahwa kinerja guru
dalam mengajar paling cocok di nilai dengan skala nilai karena instrumen
tersebut terdapat deskriptor dari setiap indikator yang dinilai sehingga dapat
memudahkan peneliti dalam mengamati kinerja guru.
D. Hasil Belajar
Tujuan utama yang ingin dicapai dalam kegiatan pembelajaran adalah hasil
belajar. Hasil belajar digunakan untuk mengetahui sebatas mana mereka
dapat memahami serta mengerti materi tersebut. Penilaiaan hasil belajar
merupakan bagian dari proses pembelajaran dimana siswa dapat mengetahui
kemampuannya dan guru dapat mengevaluasi sejauh mana keberhasilan
siswa.
Menurut Nashar (2004: 77) berpendapat bahwa hasil belajar adalah
kemampuan yang diperoleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar.
Depdikbud dalam sesiria (2005: 12) juga berpendapat bahwa hasil belajar
mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dari nilai tes atau yang diberikan oleh
guru.
Menurut teori taksonomi Bloom dalam Sudjana (2010: 23) hasil belajar dalam study dicapai melalui tiga kategori ranah yaitu ranah kognitif, afektif, psikomotor. Perinciannya adalah sebagai berikut: (1) ranah kognitif yaitu berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek, yaitu pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi; (2) ranah afektif, yaitu berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan yaitu menerima (reciving/attending), menjawab atau mereaksi (responding), menilai (valuing), organisasi, internalisasi nilai/pembentukan pola; dan (3) ranah psikomotor, meliputi gerakan refleks, keterampilan pada gerakan–gerakan terbimbing, kemampuan perseptual (termasuk didalamnya membedakan visual, auditif, motoris), dan gerakan-gerakan skill.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
adalah suatu hasil yang diperoleh siswa setelah siswa tersebut melakukan
kegiatan pembelajaran dengan melibatkan aspek kognif, afektif, atau
keterampilan psikomotor dan diwujudkan dalam bentuk skor atau angka
setelah mengikuti tes.
E. Pembelajaran Bahasa Indonesia
Mata pelajaraan Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang wajib
diberikan disemua jenjang pendidikan formal. Dengan demikian diperlukan
standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia yang memadai dan
efektif sebagai alat komunikasi, berinteraksi sosial, media pengembangan
ilmu, dan alat pemersatu bangsa. Bahasa Indonesia memiliki 4 aspek yakni
1. Aspek–Aspek Keterampila Berbahasa
Menurut Tarigan (2004: 1) Keterampilan berbahasa (lenguage art,
lenguage skill) dalam kurikulum di sekolah biasanya mencakup 4 segi,
yaitu :
1) Keterampilan menyimak/mendengarkan (listening skill)
2) Keterampilan berbicara (speaking skill)
3) Keterampilan membaca (reading skill)
4) Keterampilan menulis (wreating skill)
Setiap keterampilan tersebut erat sekali berhubungan dengan tiga
keterampilan lainya dengan cara yang beraneka ragam. Keterampilan
berbahasa, biasanya dapat kita peroleh melalui suatu hubungan urutan
yang teratur. Awalnya masa kecil kita belajar menyimak/mendengarkan
bahasa, kemudian berbicara, sesudah itu kita belajar membaca dan
menulis. Keempat keterampilan tersebut pada dasarnya merupakan satu
kesatuan. Setiap keterampilan itu erat sekali hubungannya dengan proses
berpikir yang mendasari bahasa. Bahasa seseorang mencerminkan
pikirannya.
2. Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia
Pembelajaran bahasa Indonesia erat kaitannya dengan kehidupan nyata
dan pemberian pengalaman pada siswa dalam belajar. Pendidikan bahasa
Indonesia diarahkan untuk mencapai tujuan dalam memperoleh
pemahaman yang lebih mendalam tentang bahasa Indonesia.
1) Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tertulis.
2) Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa Negara.
3) Memahami bahasa Indonesia dan menggunakan denagan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan.
4) Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperluas budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa dan bersastra sebagai khazana budaya dan intelektual manusia Indonesia.
3. Bahasa Indonesia dalam Kompetensi Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP)
Pembelajaran Bahsa Indonesia dalam Kompetensi Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta
didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar,
baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan appresiasi terhadap
hasil karya kesastraan Indonesia.
Standar kompetensi mata pelajaran bahasa Indonesia merupakan
kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan
penguasaan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif
terhadap bahasa dan satra Indonesia. Mudiono (2010: 117) standar
kompetensi mata pelajaran bahasa Indonesia diharapkan:
1) Peserta didik dapat mengembangkan potensinya sesuai dengan
kemampuan, kebutuhan, minat serta menumbuhkan penghargaan
2) Guru dapat memusatkan perhatian kepada pengembangan potensi
bahasa peserta didik dengan menyediakan berbagai kegiatan berbahasa
dan sumber belajar.
3) Guru lebih mendiri dan leluasa dalam menentukan bahan ajar
kebahasaan dan kesastraan sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah
dan kemampuan peserta didiknya.
4) Orang tua dan masyarakat dapat secara aktif terliabt dalam
pelaksanaan program kebahasaan dan kesastraan di sekolah.
5) Sekolah dapat menuyusun program pendidikan tentang kebahasaan dan
kesastraan sesuai dengan keadaan peserta didik dan sumber belajar
yang tersedia.
F. Membaca
1. Pengertian Membaca
Membaca merupakan salah satu dari keterampila berbahasa yang saling
berhubungan satu sama lainnya. Membaca juga merupakan proses
interaksi yang membutuhkan tujuan dan strategi.
Menurut Rahim (2008: 3) membaca merupakan salah satu dari
keterampilan berbahasa yang saling berhubungan satu sama lainnya.
Membaca juga merupakan proses interaktif yang membutuhkan tujuan
dan strategi. Definisi membaca mencakup (1) membaca merupakan suatu
proses, (2) membaca adalah strategi, dan (3) membaca merupakan
Tarigan (2004: 25) membaca merupakan hal penting dalam kegiatan
pembelajaran, karena dengan membaca kita dapat memperoleh banyak
informasi yang luas dan tidak terbatas, bahkan dengan membaca dapat
menjangkau masa lampau dan masa yang akan datang.
Berdasarkan definisi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa membaca
adalah proses pengucapan untuk memperoleh isi atau informasi dari
bahan yang dibaca
2. Tujuan Membaca
Tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari serta memperoleh
informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan.
Selain itu tujuan membaca mencakup beberapa hal, antara lain :
a. Kesenangan
b. Menyempurnakan membaca nyaring
c. Menggunaka strategi tertentu
d. Memperbaharui pengetahuannya dengan suatu topik
e. Memperoleh informasi untuk laporan lisan atau tertulis
G. Membaca Pemahaman
1. Pengertian Membaca Pemahaman
Membaca pemahaman ialah memahami dan memberikan tanggapan
terhadap apa yang telah dibacanya.
Pengertian membaca pemahaman menurut Krisiyanto (2011: 20)
memahami isi bacaan secara mendalam. Dalam hal ini pembaca dituntut
untuk mengetahui dan mengingat hal-hal pokok, serta perincian-perincian
penting, membaca pemahaman menuntut ingatan agar dapat memahami
isi bacaan tersebut secara mendalam dan menggunakannya dengan baik.
Hal ini sesuai dengan pendapat Suhendar (1997: 27) dalam Krisiyanto
(2011: 20) mengatakan bahwa “membaca pemahaman adalah membaca
bahan bacaan dengan menangkap pokok-pokok pikiran yang diungkapkan
pengarang sehingga kepuasan tersendiri setelah bacaan dibaca selesai”.
2. Tujuan Membaca Pemahaman
Membaca pemahaman merupakan proses interaksi yang memiliki tujuan,
tujuan akhir membaca pemahaman yaitu memahami isi bacaan.
Menurut Krisiyanto (2011: 22) melalui membaca pemahaman, pembaca
akan memperoleh segi-segi kemampuan untuk memahami suatu bacaan.
Segi-segi kemampuan yang diperoleh yaitu :
a. Kemampuan memahami bacaan dan tulisan
b. Kemampuan memahami gagasan
c. Kemampuan memahami nada dan gaya
H. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)
1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif
Cooperative learning adalah suatu model pembelajaran yang saat ini
banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang
berpusat pada siswa, terutama unutk mengatasi permasalahan yang
ditemukan guru dalam mengaktifkan siswa, yang tidak dapat bekerja sama
dengan orang lain.
Menurut Nikmah (2008: 15) Cooperative learning adalah suatu model
pembelajaran dimana sistem belajar dan bekerja dalam
kelompok-kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga
dapat merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar.
Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk hasil belajar berupa
akademik, toleransi, menerima keragaman, dan pengembangan
keterampilan sosial. Tujuan utama pembelajaraan Coorperative learning
adalah agar peserta didik dapat belajar secra berkelompok bersama
teman-temannya dengan cara saling menghargai pendapat dan memberikan
kesempatan kepada orang lain untuk mengemukakan gagasannya dengan
menyampaikan pendapat mereka secara berkelompok.
2. Pengertian Model Pembelajaran CIRC
Model pembelajaran CIRC pertama kali dikembangkan oleh Robert E.
Slavin dkk. Alasan utama pengembangan metode ini karena kekhawatiran
mereka terhadap pengajaran membaca, menulis, dan seni berbahasa oleh
CIRC dikembangkan untuk membantu guru dalam pengajaran membaca,
menulis dan seni berbahasa pada tingkat sekolah dasar.
Menurut Nikmah (2008: 25) CIRC termasuk salah satu model
pembelajaran kooperatif yang beranggotakan empat orang atau lebih
dalam setiap kelompok dan keseluruhan terlibat dalam serangkaian
kegiatan bersama, termasuk juga saling menuliskan satu sama lain. Selain
itu, kegiatan dalam kelompok tersebut adalah membuat prediksi tentang
cerita naratif yang akan muncul, menuliskan tanggapan terhadap cerita
dan berlatih pengerjaan dan pendaharaan kata.
Tujuan utama CIRC khususnya dalam menggunakan tipe kooperatif ialah
membantu siswa belajar membaca pemahaman yang luas untuk kelas–
kelas tinggi di SD. Siswa bekerja dalam tim belajar kooperatif
mengidentifikasi 5 hal yang penting dari cerita naratif, yaitu perwatakan,
setting, masalah, usaha untuk memecahakan masalah, akhir dari
pemecahan masalah.
3. Kegiatan Pokok Model Pembelajaran CIRC
Model pembelajaran CIRC memiliki beberapa langkah yang harus
dilakukan. Langkah-langkah dalam penerapan model pembelajaran CIRC
sangat membantu untuk melaksanakan proses pembelajran dan
memudahkan dalam membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
berdasarkan langkah-langkah di bawah ini.
Adapun langkah-langkah model penbelajaran CIRC menurut Aprudin (2012) sebagai berikut :
Langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut :
2. Guru memberikan wacana sesuai topik pembelajaran.
3. Siswa bekerjasama saling membacakan dan menemukan ide pokok serta memberikan tanggapan terhadap wacana/ kliping dan ditulis pada lembar kertas.
4. Mempresentasikan atau membacakan hasil kelompok. 5. Guru membuat kesimpulan
6. Penutup.
Menurut Majid (2008: 94) untuk membuat perencanaan yang baik dan dapat menyelenggarakan proses pembelajaran yang ideal, setiap guru harus mengetahui unsur-unsur perencanaan pembelajaran yang baik, antara lain: memngidentifikasikan kebutuhan siswa, tujuan yang hendak dicapai, berbagai strategi dan skenario yang relavan digunakan untuk mencapai tujuan, dan kreteria evaluasi.
Setelah mengetahui langkah–langkahnya guru membuat RPP (Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran) dan menerapkan langkah–langkah tersebut
dalam kelas.
4. Proses Pelaksanaan Model Pembelajaran CIRC
Proses pelaksanaan model pembelajaran CIRC sebagaiman tertulis dalam
RPP, yaitu guru membentuk kelompok yang anggotanya 5 orang secara
heterogen, guru memberikan wacana/kliping sesuai dengan topik yang
akan dibahas. Salah satu siswa membaca nyaring wacana/kliping, yang
lainnya mendengarkan. Setelah membaca siswa bersama kelompoknya
berdiskusi mengenai materi yang dibahas kemudian setiap individu
mencatat hasil diskusi dalam menentukan isi wacana dilembar kerja siswa
yang telah diberikan guru. Setelah selesai masing–masing kelompok
melaporkan dan mempersentasikan hasil kerja kelompoknya dalam
memahami wacana.
Proses pelaksanaan model pembelajaran CIRC ini, penekanan yang
menerima materi dari guru, maka diharapkan siswa bisa menuangkan apa
yang ada dalam fikirannya menjadi sebuah tulisan, dan ketika sudah
menjadi sebuah tulisan diharapkan siswa mampu mengungkapkan secara
lisan menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar.
Model pembelajaran ini diharapkan dapat memberikan kesempatan
kepada siswa untuk memperoleh informasi atau pengetahuan baru dari
wacana bacaan/kliping dengan cara membaca, menganalisis, pemecahan
masalah menyelesaikan tugas dari guru, menulis/menyusun laporan hasil
kerja kelompok, dan persentasi hasil kerja kelompok. Tugas secara
berkelompok bermanfaat untuk melatih siswa bekerjasama, menulis
laporan hasil analisis terhadap suatu permasalahan, melatih siswa untuk
berfikir kritis dan kreatif, serta presentasi melatih siswa untuk berani
bertanya, menjawab, dan mempertanggungjawabkan hasil kerja
kelompok.
5. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran CIRC
Setiap tipe model pembelajaran, masing-masing memiliki kelebihan dan
kelemahan dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran yang paling
cocok dalam pembelajran bahasa Indonesia adalah model pembelajaran
tipe CIRC.
Model pembelajaran CIRC memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan yaitu:
A. Kelebihan Model pembelajaran CIRC :
1. CIRC amat tepat untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah
2. Dominasi guru dalam pembelajaran berkurang
3. Siswa termotivasi pada hasil secara teliti, karena bekerja dalam kelompok
4. Para siswa dapat memahami makna soal dan saling mengecek pekerjaannya
5. Membantu siswa yang lemah
6. Meningkatkan hasil belajar khususnya dalam menyelesaikan soal yang berbentuk pemecahan masalah
7. Pengalaman dan kegiatan belajar anak didik akan selalu relevan dengan tingkat perkembangan anak;
8. Seluruh kegiatan belajar lebih bermakna bagi anak didik sehingga hasil belajar anak didik akan dapat bertahan lebih lama;
9. Membangkitkan motivasi belajar, memperluas wawasan dan aspirasi guru
B. Kelemahan model pembelajaran CIRC
Aprudin (2011). Kelemahan dari model pembelajaran CIRC tersebut
antara lain:
Dalam model pembelajaran ini hanya dapat dipakai untuk mata
pelajaran yang menggunakan bahasa, sehingga model ini tidak dapat
dipakai untuk mata pelajaran seperti: matematika dan mata pelajaran
lain yang menggunakan prinsip menghitung.
I. Hipotesis
Berdasarkan uraian di atas maka penulis merumuskan hipotesis tindakan
sebagai berikut: Jika pada pembelajaran Bahasa Indonesia menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan langkah yang tepat, maka
aktivitas dan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas V SD Negeri 1
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom
Action Researh) yaitu Action Researh yang dilakukan dalam kelas (Wardhani,
2008: 1.3). Penelitian bukan hanya memecahkan persoalan di kelasnya saja,
tetapi juga berupaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, serta
berupaya meningkatkan profesionalme guru melalui refleksi, colaboration,
dan partisipation. Wardani (2008: 1.4) mengatakan Penelitian Tinadakan
kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru, sehingga hasil belajar siswa
dapat meningkat.
Menurut Hopkins dalam Arikunto (2006: 105) prosedur penelitian yang
digunakan berbentuk siklus, dimana siklus ini tidak hanya berlangsung satu
kali, tetapi beberapa kali hingga tercapai tujuan pembelanjaan di kelas. Dasar
dalam penelitian tindakan kelas diawali dengan perencanaan tindakan
(planning), melaksanakan tindakan (action), mengobservasi (observing), dan
melakukan refleksi (reflecting), dan seterusnya sampai perbaikan atau
Alur penelitian dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Siklus I
Siklus II
B. Setting Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Sumur Batu, Jalan Diponegoro
no. 27 Teluk Betung Utara Kota Bandar Lampung.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran
2012/2013, pada bulan Desember 2012 sampai dengan bulan Februari
2013.
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah guru dan siswa kelas V SD Negeri 1 Sumur Batu
Teluk Betung Utara Bandar Lampung, semester genap tahun pelajaran
2012/2013, pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Siwa kelas V SD Negeri 1
Sumur Batu berjumlah 30 orang siswa. Terdiri dari laki – laki 16 orang siswa
dan perempuan 14 orang siswi.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data berupa:
1. Teknik Non Tes
2. Teknik Tes
E. Alat Pengumpulan Data
Pengumpulan data digunakan untuk mengumpulkan data secara sistematis,
Menurut Arikunto (2007: 101) instrumen pengumpulan data adalah alat bantu
yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan
data, agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Pada
penelitian ini peneliti menggunakan instrumen sebagai berikut:
1. Lembar observasi aktivitas siswa, instrumen ini dirancang oleh peneliti
berkolaborasi dengan guru kelas. Instrumen ini digunakan untuk
mengumpulkan data mengenai aktivitas siswa.
2. Lembar observasi kinerja guru (IPKG), instrumen ini digunakan untuk
mengumpulkan data mengenai kinerja guru selama proses pembelajaran.
3. Tes hasil belajar, instrumen ini digunakan untuk menjaring hasil belajar
siswa khususnya mengenai penguasaan materi yang diajarkan
menggunakan model pembelajaran tipe Coopertive Integrated Reading
and Composition (CIRC).
Tabel 3.2 : Jenis Data dan Instrumen Pengumpulan Data
No. Jenis data – data Instrumen
1. Aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran Lembar Observasi
2. Kinerja guru selama kegiatan pembelajaran Lembar Observasi
F. Teknik Analisis Data
1. Teknik Analisis Data Kualitatif
Analisis kualitatif akan digunakan untuk meganalisis data aktivitas siswa
dan kinerja guru selama pembelajaran berlangsung. Data diperolah
dengan mengadakan pengamatan secara langsung terhadap aktivitas siswa
dan kunerja guru dengan menggunakan lembar observasi.
a. Aktivitas belajar siswa
Nilai aktivitas siswa dan guru dihitung dengan rumus:
NP =
Keterangan :
NP = Persentase aktivitas yang dicari
R = Skor yang diperoleh
SM = Skor Maksimum
100% = Bilangan tetap
( Adaptasi dari Purwanto, 2008 : 102)
Tabel 3.3Kategori Tingkat Keaktifan Siswa
No. Nilai (%) Kategori
1. 85 - 100 Sangat Aktif
2. 75 - 84 Aktif
3. 60 - 74 Cukup Akif
4. 40 - 59 Kurang Aktif
5. 0 - 39 Tidak Aktif
b. Kinerja Guru
NP =
Keterangan :
NP = Persentase aktivitas yang dicari
R = Skor yang diperoleh
SM = Skor Maksimum
100% = Bilangan tetap
( Adaptasi dari Purwanto, 2008 : 102)
Tabel 3.4Kategori Tingkat Keberhasilan Kinerja Guru
No. Nilai (%) Kategori
1. 85 - 100 Sangat Baik
2. 75 - 84 Baik
3. 60 - 74 Cukup
4. 55 - 59 Kurang
5. 0 - 54 Sangat Kurang
Pedoman Purwanto (2008: 102).
2. Teknik Analisis Data Kuantitatif
Analisis kuantitatif akan digunakan untuk mendeskripsikan berbagai
dinamika kualitas atau hasil belajar siswa dalam kemampuan membaca
pemahaman hubungannya dengan penguasaan materi yang diajarkan
guru.
a. Nilai hasil belajar siswa secara individual diperolah dengan rumus:
b. Nilai persentase ketuntasan belajar siswa secara kelasikal diperoleh
dengan rumus :
Tabel 3.5 Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa secara klasikal
No. Nilai (%) Kategori
1. 80 - 100 Sangat Tinggi
2. 60 - 79 Tinggi
3. 40 - 59 Sedang
4. 20 - 39 Rendah
5. 0 - 19 Sangat Rendah
Adaptasi dari Aqib (2009: 41).
G. Prosedur Penelitian
1. Siklus 1
a. Perencanaan
Pada tahap ini yang dilakukan adalah :
a) Melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang akan diajarkan dengan
menggunakan model pembelajran tipe CIRC.
b) Merumuskan tujuan pembelajaran yang dicapai dengan
menggunakan model pembelajaran CIRC.
c) Menyiapkan materi pembelajaran
d) Menyusun silabus
e) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) beserta
f) Menyiapkan sarana dan prasarana pendukung yang diperlukan
g) Menyiapkan LKS.
h) Menyiapkan instrumen penilaian.
b. Pelaksanaan
Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah mengelola proses
peningkatan membaca pemahaman pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia dengan menggunakan model pembelajaran tipe Coopertive
Integrated Reading and Composition (CIRC).
Penerapannya mengacu pada RPP dan skenario yang telah dibuat
secara kolaboratif antara peneliti bersama dengan guru. Pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran tipe Coopertive Integrated
Reading and Composition (CIRC) terdiri atas beberapa tahap, yaitu:
a) Kegiatan Awal
1) Melakukan apersepsi
2) Memotivasi siswa dengan bercerita, demonstrasi atau
mengungkapkan fakta yang ada kaitannya dengan materi
pelajaran yang akan diajarkan.
3) Mengemukakan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
b) Kegiatan Inti
Eksplorasi
1) guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok sesuai
dengan jumlah siswa untuk menemukan jawaban–jawaban dari
Elaborasi
2) Guru memberikan wacana/kliping sesuai dengan topik
pembelajaran, dan membagikan Lembar Kerja Kelompok
(LKK) kepada masing–masing kelompok.
3) Siswa bekerjasama saling mendiskusikan dan menemukan ide
pokok dan memberi tanggapan terhadap wacana/kliping dan
ditulis/dicatat pada LKK yang telah disiapkan guru.
4) Guru memantau pelaksanaan ekperimen dan membantu siswa
yang mengalami kesulitan.
Konfirmasi
5) Mempersentasikan/membacakan hasil kelompok.
c) Kegiatan Akhir
1) Guru bersama siswa merangkum/menyimpulkan hasil
kelompok
2) Guru mengadakan evaluasi akhir
3) Tindak lanjut, yaitu pemberian tugas rumah sebagai
pendalaman.
c. Observasi
Pada tahap ini peneliti mengamati dan mencatat kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajan CIRC dengan
menggunakan lembar observasi. Data yang diperoleh akan diolah,
kekurangan dan kelebihan siklus yang telah dilaksanakan, sehingga
dapat direfleksikan untuk siklus berikutnya.
d. Refleksi
Pada akhir siklus, dilakukan refleksi oleh guru dan peneliti untuk
menganalisis kelebihan dan kekurangan selama proses pembelajaran
berlangsung. Hal–hal yang dianalisis adalah pemahaman siswa dan
kinerja guru selama pembelajaran berlangsung, dan hasil belajar
siswa. Analisis tersebut sebagai acuan perbaikan kinerja guru dan
digunakan sebagai acuan untuk menentukan langkah–langkah lebih
lanjut dalam rangka mencapai tujuan PTK. Apabila masalah dalam
PTK dirasa belum tuntas atau indikator belum tercapai maka PTK
akan dilanjutkan pada siklus berikutnya dengan membuat rencana
tindakan baru agar menjadi lebih baik lagi.
2. Siklus II
a. Perencanaan
Pada siklus II ini kegiatan dibuat dengan membuat rencana
pembelajaran secara kolaboratif antara peneliti dan guru seperti siklus
sebelumnya berdasarkan refleksi pada siklus 1.
b. Pelaksanaan
Pada siklus II ini dilakukan tindakan atau perlakuan yang sama
c. Observasi
Pada tahap ini peneliti mengamati dan mencatat kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran CIRC
dengan menggunakan lembar observasi. Data yang diperoleh akan
diolah, digeneralisasikan agar diperoleh kesimpulan yang akurat dari
semua kekurangan dan kelebihan siklus yang telah dilaksanakan,
sehingga dapat direfleksikan untuk siklus berikutnya.
d. Refleksi
Peneliti melaksanakan refleksi terhadap siklus ke II dan
menganalisisnya untuk menentukan kesimpulan atau pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran tipe CIRC
dalam meningkatkan kemampuan membaca pemahaman dan hasil
belajar siswa.
H. Indikator Keberhasilan Peneliti
Pembelajaran dalam penelitian ini dikatakan berhasil apabila:
1. Ada peningkatan aktivitas dan kemampuan membaca pada setiap
siklusnya,
2. Pada akhir penelitian diharapkan adanya peningkatan hasil belajar
kemampuan membaca pemahaman, minimal 75% dari 30 orang siswa
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang dilakukan pada siswa kelas V
SD Negeri 1 Sumur Batu pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dapat
disimpulkan:
1. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia dapat meningkatkan aktivitas belajar
siswa. Berdasarkan hasil pembahasan setiap siklus diperoleh aktivitas
belajar siswa rata-rata siklus 1 (61,66%) dan siklus II (76,33%). Hasil
rekapitulasi, peningkatan terhitung dari siklus 1 ke siklus II yaitu
sebesar 14,67%.
2. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia dapat meningkatkan kemampuan
membaca pemahaman siswa. Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan pada siswa dalam siklus 1 dan siklus II. Ketuntasan belajar
siswa pada pra siklus meningkat dari 12 siswa (40%) menjadi 18 siswa
siswa (83,33%). Peningkatan terhitung dari siklus 1 ke siklus II yaitu
sebesar 23,33%.
Berdasarkan hasil yang diperoleh peneliti dari apa yang telah
diungkapkan sebelumnya, maka dapat menjawab hipotesis penelitian
ini, dimana pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dapat meningkatkan
aktivitas dan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas V SD
Negeri 1 Sumur Batu Bandar Lampung.
B. Saran
1. Kepada siswa, agar banyak berlatih membaca, sehingga dapat
mengembangka potensi dan kemampuan yang dimiliki.
2. Kepada guru, agar pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan waktu
dapat digunakan secara maksimal untuk kegiatan pembelajara maka
guru harus menyiapkan sarana dan prasarana pendukung (LKS, alat
dan bahan pembelajaran, dll) sebelum kegiatan pembelajaran
dilakukan.
3. Kepada sekolah, agar sekolah dapat mengembangkan model
pembelajaran kooperatif tipe CIRC dan menjadikannnya sebagai
inovasi dalam pengajaran. Sekolah agar memiliki perpustakaan untuk
meningkatkan kemampuan membaca siswa. Serta sekolah agar dapat
melengkapi sarana pengajaran, seperti televisi, internet, OHP, dan
4. Kepada Dinas Pendidikan, agar dapat memberikan pelatihan-pelatihan
terhadap sekolah atau guru terhadap penggunaan model pembelajaran
kooperatif tipe CIRC ataupun model-model pembelajaran lain
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono. (2003). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya.
Aprudin,(2013). Model Pembelajaran Kooperatif tipe CIRC. diakses (03/02/2013) http://007indien.blogspot.com/2012/04/model-pembelajaran-kooperatif-tipe-circ.html
Arikunto, Suharsimi. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Angkasa.
---, (2007). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Aqib, Zainal. (2009). Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SD. Bandung
Budiningsih, Asri. (2005). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Depdiknas, (2006). Kurikulum Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
---, (2008). Penilaian Kinerja Guru. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
---, (2008). Kriteria dan Indikator Keberhasilan Pembelajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
Kunandar. (2010). Layanan Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT. Rajawali Pers.
Majid, Abdul. (2008). Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Komptensi Guru. Bandung: Rosda Karya
Mudiono, Alif. (2010). Pengembangan Pembelajaran Bahasa Sekolah Dasar. Malang
Nashar. (2004). Peranan Motivasi dan Kemampuan Awal. Jakarta: Delia Press
Rakhmat, Cece, dkk. (2006). Psikologi Pendidikan. UPI PRESS. Bandung Risiyanto, (2013). MembacaPemahaman. diakses (03/02/2013)
http://krizi.wordpress.com/2011/09/15/bahasa-indonesia-membaca-pemahaman/
Rohani, Ahmad. (2004). Pengelolaan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Sayuti, Rumi. (2010). Peningkatan Aktivitas. Bandar Lampung: Unila
Sesiria, Rofiana. (2005). Upaya Meningkatkan Aktivitas. Bandar Lampung: Unila
Sowiyah. (2010). Pengembangan Kompetensi Guru SD. Bandar Lampung: Lembaga Penelitian Universitas Lampung
Sudjana, Nana. (2010). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Tarigan, Guntur. (2004). Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas : V
Sekolah : SD Negeri 1 Sumur Batu
KLP Nama
Siswa
Minat Perhatian Partisipasi Presentasi
Skor NP
Kategori Cukup Aktif Cukup Aktif Cukup Aktif Kurang Aktif
Kategori: 85% - 100% : Sangat Aktif Skor : 5 : Sangat Aktif
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas : V
Sekolah : SD Negeri 1 Sumur Batu
KLP Nama
Siswa
Minat Perhatian Partisipasi Presentasi
Skor NP
Kepala SD Negeri 1 Sumur Batu Teman Sejawat
Yulinar, S. Pd Zusfitriana, S.Pd
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas : V
Sekolah : SD Negeri 1 Sumur batu
KLP Nama
Siswa
Intonansi Ekspresi Pengunaan
Tanda Baca
Kepala SD Negeri 1 Sumur Batu Teman Sejawat
Yulinar, S. Pd Zusfitriana, S.Pd
NIP. 195607131875112002 NIP. 197411242010012001
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas : V
Sekolah : SD Negeri 1 Sumur Batu
KLP Nama
Siswa
Intonansi Ekspresi Pengunaan
Tanda Baca
Kepala SD Negeri 1 Sumur Batu Teman Sejawat
Yulinar, S. Pd Zusfitriana, S.Pd
PROGRAM S-1 DALAM JABATAN FKIP UNIVERSITAS LAMPUNG
Siklus I
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas : V
NO. INDIKATOR / ASPEK YANG DIAMATI SKOR
1 2 3 4 5
I PRA PEMBELAJARAN
1. Mempersiapkan siswa untuk belajar √
2. Melakukan kegiatan apersepsi √
II KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN A. Penguasaan Materi Pelajaran
3. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran √
4. Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan √
5. Menyampaikan materi dengan jelas, sesuai dengan hierarki belajar dan karakteristik
siswa √
B. Pendekatan / Strategi Pembelajaran
6. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai √
7. Melaksanakan pembelajaran secara runtut √
8. Menguasai kelas √
9. Melaksanakan pembelajaran yang bersifat konstektual √
10. Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif √
11. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang telah direncanakan √
C. Pemanfaatan Sumber Belajar / Media pembelajaran
12. Menggunakan media secara efektif dan efisien. √
13. Menghasilkan pesan yang menarik √
14. Melibatkan siswa dalam pemanfaatkan media √
D. Pembelajaran yang Memicu dan Memelihara Keterlibatan Siswa
15. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran √
16. Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar √
E. Penilaian Proses dan Hasil Belajar
17. Memantau kemajuan belajar selama proses √
18. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi (tujuan) √
F. Penggunaan Bahasa
19. Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik, dan benar √
20. Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai √
III. PENUTUP
21. Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa √
22. Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan, atau kegiatan, atau tugas √
SKOR TOTAL 75
Bandar Lampung, 06 November 2013 Mengetahui,
Kepala SD Negeri 1 Sumur Batu Teman Sejawat
Yulinar, S. Pd Zusfitriana, S.Pd
NIP. 195607131875112002 NIP. 197411242010012001
NA = 75 x 100% = 68% HURUF MUTU = C
PROGRAM S-1 DALAM JABATAN FKIP UNIVERSITAS LAMPUNG
Siklus II
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas : V
NO. INDIKATOR / ASPEK YANG DIAMATI SKOR 1 2 3 4 5 I PRA PEMBELAJARAN
1. Mempersiapkan siswa untuk belajar √
2. Melakukan kegiatan apersepsi √
II KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN A. Penguasaan Materi Pelajaran
3. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran √
4. Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan √
5. Menyampaikan materi dengan jelas, sesuai dengan hierarki belajar dan karakteristik
siswa √
B. Pendekatan / Strategi Pembelajaran
6. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai √
7. Melaksanakan pembelajaran secara runtut √
8. Menguasai kelas √
9. Melaksanakan pembelajaran yang bersifat konstektual √
10. Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif √
11. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang telah direncanakan √
C. Pemanfaatan Sumber Belajar / Media pembelajaran
12. Menggunakan media secara efektif dan efisien. √
13. Menghasilkan pesan yang menarik √
14. Melibatkan siswa dalam pemanfaatkan media √
D. Pembelajaran yang Memicu dan Memelihara Keterlibatan Siswa
15. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran √
16. Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar √
E. Penilaian Proses dan Hasil Belajar
17. Memantau kemajuan belajar selama proses √
18. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi (tujuan) √
F. Penggunaan Bahasa
19. Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik, dan benar √
20. Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai √
III. PENUTUP
21. Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa √
22. Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan, atau kegiatan, atau tugas √
SKOR TOTAL 92
Bandar Lampung, 12 November 2013 Mengetahui,
Kepala SD Negeri 1 Sumur Batu Teman Sejawat
Yulinar, S. Pd Zusfitriana, S.Pd
NIP. 195607131875112002 NIP. 197411242010012001
NA = 92 x 100% = 84 HURUF MUTU = B
No Aspek Kriteria Skor
1 Minat Sangat aktif ketika menerima perintah guru 5
Aktif ketika menerima perintah guru 4
Cukup aktif ketika menerima perintah guru 3
Kadang-kadang menerima perintah guru 2
Tidak menerima perintah guru 1
No Aspek Kriteria Skor
1 Perhatian Sangat memperhatikan penjelasan guru 5
Memperhatikan penjelasan guru 4
Cukup memperhatikan penjelasan guru 3
Kadang-kadang memperhatikan penjelasan guru 2
Tidak memperhatikan penjelasan guru 1
No Aspek Kriteria Skor
1 Partisipasi Sangat aktif memberikan pendapat 5
Aktif memberikan pendapat 4
Cukup aktif memberikan pendapat 3
Kadang-kadang memberikan pendapat 2
Tidak memberikan pendapat 1
No Aspek Kriteria Skor
1 Presentasi Sangat aktif ketika presentasi 5
aktif ketika presentasi 4
Cukup aktif ketika presentasi 3
Kurang aktif ketika presentasi 2
No Aspek Kriteria Skor
1 Intonansi Intonansinya sangat tepat 5
Intonansinya tepat 4
Intonansinya cukup tepat 3
Intonansinya kurang tepat 2
Intonansinya datar 1
No Aspek Kriteria Skor
1 Ekspresi Sangat ber ekspresi 5
Ekspresinya baik 4
Cukup ber ekspresi 3
Kurang ber ekspresi 2
Tidak ada ekspresi 1
No Aspek Kriteria Skor
1 Penggunaan
Tanda baca
Penggunaan EYD sangat tepat 5
Penggunaan EYD tepat 4
Penggunaan EYD cukup tepat 3
Penggunaan EYD kurang tepat 2
Penggunaan EYD tidak tepat 1
No Aspek Kriteria Skor
1 Pemahaman
Isi Wacana
Jawaban sangat relevan dengan isi wacana 5
Jawaban relevan dengan isi wacana 4
Jawaban cukup relevan dengan isi wacana 3
Jawaban kurang relevan dengan isi wacana 2
Siklus I
Soal :
1. Sebutkan tokoh cerita dan sifat – sifatnya!
2. Tentukan apa saja latar dalam cerita “Legenda Asal Usul Nama Buleleng dan Singaraja”!
3. Jelaskan amanat atau pesan yang terkandung dalam cerita!
4. Ceritakan kembali isi cerita dengan bahasa sendiri!
5. Berikan tanggapan terhadap isi cerita!
Apakah menarik, kurang menarik, atau tidak menarik? Tulislah alasannya!
Jawaban :
1. a) Sri Sagening : Bijak
b) Ni Luh Pasek : Baik
c) I Gede Gusti Pasekan : Berwibawa, baik, gagah dan pemberani
d) Ki Dumping dan Ki Kadosot : Setia
e) Orang Bugis : Baik
2. a) Di daerah Klungkung, Bali
b) Den Bukit Desa Panji
c) Batu Menyan
d) Pantai Panimbangan
e) Buleleng
3. Amanat atau pesan yang terdapat dalam cerita “ Legenda Asal Usul Nama Buleleng dan Singaraja ’’ adalah bahwa kita harus menurut perkataan orang tua dan taat terhadap perintahnya, dan menolong atau membantu
Siklus II
Soal :
1. Sebutkan tokoh cerita dan sifat – sifatnya!
2. Tentukan apa saja latar dalam cerita “Malin Kundang”!
3. Jelaskan amanat atau pesan yang terkandung dalam cerita!
4. Ceritakan kembali isi cerita dengan bahasa sendiri!
5. Berikan tanggapan terhadap isi cerita!
Apakah menarik, kurang menarik, atau tidak menarik? Tulislah alasannya!
Jawaban :
1. a) Malin Kundang : Keras Kepala, sombong, durhaka
b) Ibu Malin Kundang : Baik, sabar, pekerja keras
c) Saudagar kaya : Berwibawa, baik, gagah dan pemberani
d) Putri Saudagar kaya : Setia
2. a) Di wilayah Sumatera Barat
b) Tengah laut
3. Amanat atau pesan yang terdapat dalam cerita “ Malin Kundang ’’ adalah
bahwa kita tidak boleh durhaka terhadap orang tua, kita harus
menghormati, berbakti, sayang kepada kedua orang tua terutama kepada
ibu, dan menurut perkataan nya, karena ibu yang telah melahirkan,
membesarkan dan mendidik kita, serta kasihnya sepanjang masa.
4. Di sebuah desa di wilayah Sumatera Barat, hiduplah seorang ibu dengan
anak laki-lakinya yang bernama Malin Kundang. Untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya, ibunya mencari kayu bakar untuk dijual. Malin
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : V (Lima) / I
Standar
Kompetensi Kompetensi Dasar THP Indikator THP Materi Pokok
Mampu
1. Mendengarkan dan membaca, memahami cerita pendek anak 2. Berbicara
(RPP) Siklus I
Nama Sekolah : SD Negeri 1 Sumur Batu
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas / Semester : V (lima) / 1 (satu)
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
A. Standar Kompetensi
Memahami cerita tentang suatu pristiwa dan cerita pendek anak yang
disampaikan secara lisan.
B. Kompetensi Dasar
Mengidentifikasi unsur cerita (tokoh, tema, latar, amanat)
C. Indikator
1. Mengenal nama – nama tokoh
2. Mengenal sifatnya
3. Menulis latar cerita
4. Menceritakan kembali isi cerita
5. Menulis tanggapan terhadap isi cerita
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat mengenal nama – nama tokoh
2. Siswa dapat mengenal sifatnya
3. Siswa dapat menulis latar cerita
4. Siswa dapat menjelaskan dan menceritakan kembali isi cerita pendek
dengan bahasa sendiri
5. Siswa dapat menulis tanggapan terhadap isi cerita
E. Karakter Siswa yang diharapkan :
(RPP) Siklus II
Nama Sekolah : SD Negeri 1 Sumur Batu
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas / Semester : V (lima) / 1 (satu)
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
A. Standar Kompetensi
Memahami cerita tentang suatu pristiwa dan cerita pendek anak yang
disampaikan secara lisan.
B. Kompetensi Dasar
Mengidentifikasi unsur cerita (tokoh, tema, latar, amanat)
C. Indikator
1. Mengenal nama – nama tokoh
2. Mengenal sifatnya
3. Menulis latar cerita
4. Menceritakan kembali isi cerita
5. Menulis tanggapan terhadap isi cerita
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat mengenal nama – nama tokoh
2. Siswa dapat mengenal sifatnya
3. Siswa dapat menulis latar cerita
4. Siswa dapat menjelaskan dan menceritakan kembali isi cerita pendek
dengan bahasa sendiri.
5. Siswa dapat menulis tanggapan terhadap isi cerita
E. Karakter Siswa yang diharapkan :