• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) SISWA KELAS V SD NEGERI 1 SUMUR BATU BANDAR LAMPUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) SISWA KELAS V SD NEGERI 1 SUMUR BATU BANDAR LAMPUNG"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN

MEMBACA PEMAHAMAN MENGGUNAKAN MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

COOPERATIVE

INTEGRATED READING AND COMPOSITION

(CIRC)

SISWA KELAS V SD NEGERI 1 SUMUR BATU

BANDAR LAMPUNG

Oleh

RENI ANTIKA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

ABSTRAK

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN MENGGUNAKAN MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE

INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) SISWA KELAS V SD NEGERI 1 SUMUR BATU

BANDAR LAMPUNG

Oleh

RENI ANTIKA

Pembelajaran Bahasa Indonesia dikelas V SD Negeri 1 Sumur Batu belum berlangsung seperti yang diharapkan. Berdasarkan observasi awal diperoleh data masih rendahnya tingkat aktivitas belajar, kemampuan membaca pemahaman dan ketuntasan belajar dari 30 orang siswa terdapat 12 orang siswa (40%) belum mencapai nilai KKM 65 dan Kriteria ketuntasan yang ditentukan 75%. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas siswa, kinerja guru, dan kemampuam membaca pemahaman siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Alur dalam penelitian tindakan kelas diawali dengan perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus. Alat pengumpulan data berupa lembar observas.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dapat meningkatkan aktivitas dan kemampuan membaca pemahaman siswa. Hal ini dilihat dari peningkatan persentase aktivitas belajar siswa, pada siklus 1 mendapat nilai rerata 61,66% dalam kategori cukup aktif dan pada siklus II menjadi 76,33% dengan kategori aktif. Kemampuan membaca pemahaman siswa yang mencapai ketuntasan pada siklus 1 yaitu sebesar 60% meningkat menjadi 83,33% pada akhir siklus II. Peningkatan ketuntasan belajar siswa dari siklus 1 ke siklus II yaitu sebesar 23,33%.

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

vi

c. Hasil Observasi Siklus 1 ... 38

a) Aktivitas Belajar Siswa ... 38

b) Kineja Guru ... 40

c) Kemampuan Membaca Pemahaman ... 42

d) Ketuntasan Belajar Siswa ... 43

d. Refleksi Siklus 1 ... 44

2. Siklus II ... 46

a. Perencanaan... 46

b. Pelaksanaan ... 47

c. Hasil Observasi Siklus II ... 49

a) Aktivitas Belajar Siswa ... 49

b) Kineja Guru ... 51

c) Kemampuan Membaca Pemahaman ... 53

d) Ketuntasan Belajar Siswa ... 54

d. Refleksi Siklus II ... 55

C. Pembahasan ... 56

1. Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran... 56

2. Kinerja Guru dalam Proses Pembelajaran ... 58

3. Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa ... 59

4. Ketuntasan Belajar Siswa ... 61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 63

A. Kesimpulan ... 64

B. Saran ... 65

DAFTAR PUSTAKA ... 66

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan faktor terpenting dan utama bagi kelangsungan suatu

bangsa. Pendidikan merupakan investasi jangka panjang yang memerlukan

dana dan usaha yang tidak sedikit. Lembaga pendidikan memegang penting

dan memikul tanggung jawab yang besar guna selalu meningkatkan mutu

pendidikan.

Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 (ayat 1) menjelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan prose pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Sekolah merupakan lembaga pendidikan untuk mengembangkan potensi

seseorang secara optimal. Kemajuan bangsa dihasilkan dari Sumber Daya

Manusia (SDM) yang berkualitas. Pendidikan pada Sekolah Dasar (SD) sangat

menentukan langkah ke depan seseorang dalam melanjutkan jenjang

pendidikan, sehingga pendidikan menuntut orang-orang yang terlibat di

dalamnya untuk bekerjasama secara maksimal, penuh tanggung jawab, dan

loyalitas yang tinggi dalam meningkatkan mutu pendidikan.

Belajar bahasa pada hakikatnya adalah belajar komunikasi. Fungsi bahasa

(9)

didorong oleh kebutuhan untuk berkomunikasi dengan lingkungan sekitar.

Oleh karena itu, sejak dini anak diajarkan dan diarahkan agar mampu

menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar untuk dapat

berkomunikasi dalam berbagai situasi melalui bahasa, baik secara lisan

maupun tulis. Pembelajaran bahasa dapat dikembangkan dan mencapai hasil

yang maksimal, yaitu guru harus dapat menerapkan model pembelajaran yang

dapat meningkatkan kualitas dan hasil pembelajaran. Penggunaan model

pembelajaran yang tepat akan meningkatkan efektifitas dan kualitas dalam

pembelajaran.

Membaca merupakan salah satu keterampilan yang memerlukan pemahaman

dari pembaca. Membaca adalah salah satu komunikasi tulis yang tidak hanya

sekedar melafalkan huruf atau lambang bunyi, tetapi juga memahami dan

memberikan tanggapan terhadap apa yang telah dibacanya. Membaca

bertujuan untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi dan

memahami makna bacaan.

Menurut Abdurrahman (2003: 201) tujuan akhir dari membaca adalah

memahami isi bacaan, tujuan tersebut ternyata tidak semua siswa dapat

mencapainya. Banyak siswa yang dapat membaca dengan lancar tetapi belum

memahami isi bacaan tersebut.

Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti tanggal 01 Oktober 2012,

diketahui hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 1 Sumur Batu pada semester

genap tahun pelajaran 2011/2012 kurang maksimal. Nilai yang dihasilkan

(10)

Tabel 1.1 : Nilai Formatif Kemampuan Membaca Pemahaman Kelas V SD 1 Sumur Batu.

Berdasarkan tabel 1 di atas, diketahui bahwa dengan Kriteria Ketuntasan

Minimum (KKM) yang telah ditentukan oleh SD Negeri 1 Sumur Batu yaitu 65,

sebanyak 12 orang siswa (40%) telah tuntas sedangkan 18 orang siswa (60%)

belum tuntas. Nilai tertinggi 75, Nilai terendah 50, dan rata – rata nilai adalah

61,33.

Rendahnya nilai belajar siswa, pada pembelajaran Bahasa Indonesia kelas V SD

Negeri 1 Sumur Batu, ditemukan beberapa kekurangan dalam proses

pembelajaran antara lain aktivitas belajar rendah dan kemampuan membaca

pemahaman siswa masih di bawah KKM. Hal tersebut disebabkan karena guru

belum menyesuaikan model pembelajaran yang tepat pada materi yang diajarkan.

Selain itu, pembelajaran masih terpaku pada buku (texs book), jika siswa bertanya

kepada guru, guru langsung menjawab dan tidak memberikan kesempatan kepada

siswa lain untuk menjawabnya, sehingga dapat dikatakan bahwa pembelajaran

Bahasa Indonesia Kelas V SD Negeri 1 Sumur Batu masih bersifat guru sentris.

Bertolak dari paparan di atas dapat diketahui bahwa pembalajaran Bahasa

Indonesia di kelas V SD Negeri 1 Sumur Batu belum berlangsung seperti apa

(11)

yang diharapkan. Oleh karena itu perlu diadakan perbaikan dan perubahan dalam

proses pembelajaran.

Menurut Rakhmat (2006: 213) guru harus dapat mengadakan perubahan, dari

yang membosankan menjadi kelas yang menyenangkan. Salah satunya yaitu

mengubah metode mengajar yang memungkinkan siswa untuk lebih aktif dalam

pembelajaran, mencapai aktivitas dan hasil belajar secara maksimal, dan dapat

mengembangkan kemampuan berfikir kritisnya.

Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran

membaca pemahaman adalah model pembelajaran kooperatif tipe CIRC. Model

pembelajaran CIRC adalah model pembelajaran yang dirancang khusus untuk

pembelajaran membaca, menulis dan seni bahasa. Hal ini sesuai dengan pendapat

Rahim (2008: 35) “pendekatan pembelajaran kooperatif yang lebih cocok dengan

pembelajaran membaca ialah metode CIRC”. Model pembelajaran tipe CIRC ini

memadukan antara pembelajaran membaca dan menulis secara bersamaan,

sehingga tepat dengan karakteristik pembelajaran Bahasa Indonesia yaitu yang

lazim disajikan siswa.

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti terdorong untuk melakukan

perbaikan pembelajaran dengan melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

yang berjudul “Meningkatkan Aktivitas dan Kemampuan Membaca

Pemahaman Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) Siswa Kelas V SD

(12)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasikan

permasalahan sebagai berikut:

1. Guru belum menyesuaikan model pembelajaran yang tepat pada materi

yang diajarkan.

2. Guru dalam pembelajaran masih terpaku pada buku (teks book).

3. Siswa kurang diberi kesempatan untuk memperoleh sendiri pengetahuan

yang didapat.

4. Siswa cenderung pasif dalam proses pembelajaran.

5. Metode yang digunakan masih kurang baik.

6. Siswa cepat bosan dan kurang memperhatikan penjelasan guru.

7. Rendahnya kemampuan membaca pemahaman siswa Kelas V SD Negeri 1

Sumur batu.

8. Rendahnya hasil belajar siswa dari 30 orang siswa hanya 12 orang (40%)

yang telah tuntas belajar dengan KKM 65.

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah dikemukakan

di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas V SD Negeri 1

Sumur Batu dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

CIRC?

2. Bagaimana meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas

V SD Negeri 1 Sumur Batu dengan menggunakan model pembelajaran

(13)

D. Tujuan Penelitian

Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah untuk:

1. Meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas V SD Negeri 1 Sumur Batu

dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC.

2. Meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas V SD

Negeri 1 Sumur Batu dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe CIRC.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran mengenai

perbaikan metode pembelajaran pada umumnya, dan penggunaan model

pembelajaran CIRC pada khususnya dalam pembelajaran Bahasa

Indonesia kelas V SD. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan refleksi

dan perbaikan bagi pengembangan dan peningkatan hasil pencapaian

tujuan pembelajaran.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

1) Meningkatkan motivasi siswa dalam membaca pemahaman.

2) Meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran membaca

pemahaman.

3) Meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca pemahaman

(14)

b. Bagi Guru

1) Memperbaiki proses pembelajaran khususnya dalam membaca

pemahaman.

2) Memberikan pengalaman langsung bagi guru, khususnya dalam

penggunaan model pembelajaran tipe CIRC.

3) Meningkatkan kreativitas guru dalam memilih dan menggunakan

strategi pembelajaran yang sesuai dengan materi serta dapat

meningkatkan keaktifan siswa.

c. Bagi Sekolah

1) Meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran di sekolah,

khususnya pada mata pelajaran Bahassa Indonesia.

2) Meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah dengan

menerapkan beberapa model pembelajaran yang bervariasi,

(15)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Hakikat Belajar

Belajar tidak lepas dari kehidupan manusia, karena dengan belajar akan

diperoleh pengetahuan dan pengalaman baru, walaupun dibutuhkan waktu

yang tidak sebentar. Belajar merupakan proses manusia untuk mencapai

berbagai macam kemampuan keterampilan dan sikap. Seseorang dapat belajar

dari pengalaman sendiri maupun pengalaman orang lain untuk mengubah

perilakunya. Belajar juga memiliki keuntungan baik untuk individu

pembelajaran itu sendiri maupun untuk masyarakat luas.

Menurut pandangan konstuktivistik, belajar merupakan suatu proses

pembentukan pengetahuan. Pembentukan ini harus dilakukan oleh pengajar,

Ia harus aktif melakukan kegiatan, aktif berfikir, menyusun konsep dan

memberi makna tentang halhal yang sedang dipelajari. Trianto (2009: 20)

mengungkapkan bahwa belajar adalah suatu proses aktif dimana siswa

membangun (mengkonstruk) pengetahuan baru berdasarkan pada pengalaman

atau pengetahuan yang sudah dimilikinya. Dalam pandangan konstruktivisme

belajar bukanlah semata–mata mentransfer pengetahuannya yang ada di luar

dirinya, tetapi belajar lebih pada bagaimana memproses dan

menginterprestasikan pangalaman yang baru dengan pengalaman yang sudah

(16)

Sejalan dengan pendapat di atas Suparno dalam Sugito (2010: 75)

mengemukakan bahwa belajar menurut pandangan konstruktivistik

merupakan hasil konstruksi kognitif melalui kegiatan sesorang. Pandangan ini

memberi penekanan bahwa pengetahuan kita sendiri.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, peneliti menyimpulkan bahwa yang

dimaksud dengan belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh

seseorang dalam membangun atau mengkonstuk suatu pengetahuan baru

melalui interaksi dengan lingkungannya baik melalui suatu kegiatan

eksperimen ataupun observasi yang menyebabkan adanya perubahan

pengetahuan, sikap tingkah laku dan cara berfikir orang tersebut.

B. Aktivitas Belajar

Aktivitas belajar merupakan faktor yang menentukan keberhasilan proses

belajar siswa, karena pada dasarnya belajar adalah berbuat. Setiap yang

belajar harus beraktivitas, tanpa ada aktivitas maka proses belajar tidak akan

terjadi secara maksimal. Budiningsih (2005: 59) mengemukakan pendekatan

konstruktivistik menekankan bahwa peranan utama dalam kegiatan belajar

adalah aktivitas siswa dalam mengkonstruksi pengetahuannya sendiri.

Menurut Kunandar (2010: 277) aktivitas siswa adalah keterlibatan siswa

dalam bentuk sikap, perhatian dan aktivitas dalam kegiatan pembelajaran

guna menunjang keberhasilan proses belajar mengajar dan memperolah

manfaat dari kegiatan tersebut. Selanjutnya Rohani (2004: 6) mengungkapkan

(17)

fisik maupun psikis. Aktivitas fisik adalah peserta didik giat-aktif dengan

anggota badan, membuat sesuatu, bermain atau bekerja, ia tidak hanya duduk

dan mendengarkan, melihat atau hanya pasif. Aktivitas psikis adalah jika

daya kerjanya bekerja sebanyak–banyaknya atau banyak berfungsi dalam

rangka pengajaran.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa

aktivitas belajar adalah keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajara

seperti: minat, perhatian, partisipasi, dan presentasi yang dilakukan oleh

siswa secara fisik maupun psikis ketika proses pembelajaran berlangsung

yang terjadi secara sengaja yang di dalamnya terdapat perubahan tingkah laku

dalam seluruh aspek baik kognitif, afektif maupun psikomotorik.

C. Kinerja Guru

Pengembangan kinerja guru merupakan faktor yang amat menentukan pada

keberhasilan proses pendidikan dan pembelajaran dalam era perkembangan

pengetahuan yang sangat cepat dewasa ini. Pengembangan kinerja pada

dasarnya menggambarkan kemampuan suatu profesi termasuk profesi guru

untuk terus menerus melakukan upaya peningkatan kompetensi yang

berkaitan dengan peran dan tugas sebagai pendidik. Kemampuan untuk terus

menerus meningkatkan kualitas kinerja yang dilakukan oleh guru akan

memperkuat kemampuan profesional guru sehingga dengan peningkatan

tersebut kualitas proses dan hasil pendidikan dan pembelajaran akan makin

bermutu, ini berarti bahwa kinerja guru merupakan faktor yang amat

(18)

output pendidikan setelah menyelesaikan sekolah. Seperti yang dikemukakan

oleh Sowiyah (2010: 157) bahwa kegiatan pembelajaran dan hasil belajar

siswa tidak saja ditentukan oleh manajemen sekolah, kurikulum, sarana dan

prasarana pembelajaran, tetapi sebagian besar ditentukan oleh guru.

Keberhasilan seseorang guru dapat dilihat apabila kriteria–kriteria yang ada

telah mencapai secara keseluruhan. Jika kriteria telah tercapai berarti

pekerjaan seseorang telah dianggap memiliki kualitas kerja yang baik.

Sebagaimana yang telah disebutkan dalam pengertian kinerja bahwa kinerja

guru adalah hasil kerja yang terlihat dari serangkaian kemampuan yang

dimiliki oleh seorang yang berprofesi guru. Kategori tingkat keberhasilan

kinerja guru, digunakan pedoman yang diadaptasi dari Purwanto (2008: 102),

bila nilai kerja 86% ≤ nilai ≤ 100% maka kategori sangat baik, bila nilai 76%

≤ nilai < 86% maka dikategorikan baik, bila nilai 60%≤ nilai <76% maka

dikategorikan cukup, bila nilai 55% ≤ nilai <60% maka kategori kurang, dan

<55% maka dikategorikan kurang sekali.

Berdasarkan pendapat tentang pengertian kinerja guru di atas, dapat

disimpulkan bahwa kinerja guru adalah kemampuan yang ditunjukkan oleh

guru dalam melaksanakan tugas atau pekerjaanya. Kinerja dikatakan baik dan

memuaskan apabila tujuan yang dicapai sesuai dengan standar yang telah

ditetapkan.

Depdiknas (2008: 35) mengemukakan bahwa tedapat berbagai model

instrumen yang dapat dipakai dalam penilaian kinerja guru. Namun demikian,

(19)

utama, yaitu skala penilaian dan (lembar) observasi. Skala penilaian

mengukur penampilan atau perilaku orang lain (individu) melalui pernyataan

perilaku dalam suatu kategori yang memiliki makna atau nilai. Kategori

dibuat dalam bentuk rentangan mulai dari yang tertinggi sampai terendah.

Rentangan ini dapat disimbolkan melalui huruf (A, B, C, D) atau angka (4, 3,

2, 1) atau berupa kata – kata mulai dari tingi, sedang, kurang, rendah dan

sebagainya.

Berdasarkan pendapat di atas, peneliti menyimpulkan bahwa kinerja guru

dalam mengajar paling cocok di nilai dengan skala nilai karena instrumen

tersebut terdapat deskriptor dari setiap indikator yang dinilai sehingga dapat

memudahkan peneliti dalam mengamati kinerja guru.

D. Hasil Belajar

Tujuan utama yang ingin dicapai dalam kegiatan pembelajaran adalah hasil

belajar. Hasil belajar digunakan untuk mengetahui sebatas mana mereka

dapat memahami serta mengerti materi tersebut. Penilaiaan hasil belajar

merupakan bagian dari proses pembelajaran dimana siswa dapat mengetahui

kemampuannya dan guru dapat mengevaluasi sejauh mana keberhasilan

siswa.

Menurut Nashar (2004: 77) berpendapat bahwa hasil belajar adalah

kemampuan yang diperoleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar.

Depdikbud dalam sesiria (2005: 12) juga berpendapat bahwa hasil belajar

(20)

mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dari nilai tes atau yang diberikan oleh

guru.

Menurut teori taksonomi Bloom dalam Sudjana (2010: 23) hasil belajar dalam study dicapai melalui tiga kategori ranah yaitu ranah kognitif, afektif, psikomotor. Perinciannya adalah sebagai berikut: (1) ranah kognitif yaitu berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek, yaitu pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi; (2) ranah afektif, yaitu berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan yaitu menerima (reciving/attending), menjawab atau mereaksi (responding), menilai (valuing), organisasi, internalisasi nilai/pembentukan pola; dan (3) ranah psikomotor, meliputi gerakan refleks, keterampilan pada gerakan–gerakan terbimbing, kemampuan perseptual (termasuk didalamnya membedakan visual, auditif, motoris), dan gerakan-gerakan skill.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

adalah suatu hasil yang diperoleh siswa setelah siswa tersebut melakukan

kegiatan pembelajaran dengan melibatkan aspek kognif, afektif, atau

keterampilan psikomotor dan diwujudkan dalam bentuk skor atau angka

setelah mengikuti tes.

E. Pembelajaran Bahasa Indonesia

Mata pelajaraan Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang wajib

diberikan disemua jenjang pendidikan formal. Dengan demikian diperlukan

standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia yang memadai dan

efektif sebagai alat komunikasi, berinteraksi sosial, media pengembangan

ilmu, dan alat pemersatu bangsa. Bahasa Indonesia memiliki 4 aspek yakni

(21)

1. Aspek–Aspek Keterampila Berbahasa

Menurut Tarigan (2004: 1) Keterampilan berbahasa (lenguage art,

lenguage skill) dalam kurikulum di sekolah biasanya mencakup 4 segi,

yaitu :

1) Keterampilan menyimak/mendengarkan (listening skill)

2) Keterampilan berbicara (speaking skill)

3) Keterampilan membaca (reading skill)

4) Keterampilan menulis (wreating skill)

Setiap keterampilan tersebut erat sekali berhubungan dengan tiga

keterampilan lainya dengan cara yang beraneka ragam. Keterampilan

berbahasa, biasanya dapat kita peroleh melalui suatu hubungan urutan

yang teratur. Awalnya masa kecil kita belajar menyimak/mendengarkan

bahasa, kemudian berbicara, sesudah itu kita belajar membaca dan

menulis. Keempat keterampilan tersebut pada dasarnya merupakan satu

kesatuan. Setiap keterampilan itu erat sekali hubungannya dengan proses

berpikir yang mendasari bahasa. Bahasa seseorang mencerminkan

pikirannya.

2. Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia

Pembelajaran bahasa Indonesia erat kaitannya dengan kehidupan nyata

dan pemberian pengalaman pada siswa dalam belajar. Pendidikan bahasa

Indonesia diarahkan untuk mencapai tujuan dalam memperoleh

pemahaman yang lebih mendalam tentang bahasa Indonesia.

(22)

1) Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tertulis.

2) Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa Negara.

3) Memahami bahasa Indonesia dan menggunakan denagan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan.

4) Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperluas budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa dan bersastra sebagai khazana budaya dan intelektual manusia Indonesia.

3. Bahasa Indonesia dalam Kompetensi Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP)

Pembelajaran Bahsa Indonesia dalam Kompetensi Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta

didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar,

baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan appresiasi terhadap

hasil karya kesastraan Indonesia.

Standar kompetensi mata pelajaran bahasa Indonesia merupakan

kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan

penguasaan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif

terhadap bahasa dan satra Indonesia. Mudiono (2010: 117) standar

kompetensi mata pelajaran bahasa Indonesia diharapkan:

1) Peserta didik dapat mengembangkan potensinya sesuai dengan

kemampuan, kebutuhan, minat serta menumbuhkan penghargaan

(23)

2) Guru dapat memusatkan perhatian kepada pengembangan potensi

bahasa peserta didik dengan menyediakan berbagai kegiatan berbahasa

dan sumber belajar.

3) Guru lebih mendiri dan leluasa dalam menentukan bahan ajar

kebahasaan dan kesastraan sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah

dan kemampuan peserta didiknya.

4) Orang tua dan masyarakat dapat secara aktif terliabt dalam

pelaksanaan program kebahasaan dan kesastraan di sekolah.

5) Sekolah dapat menuyusun program pendidikan tentang kebahasaan dan

kesastraan sesuai dengan keadaan peserta didik dan sumber belajar

yang tersedia.

F. Membaca

1. Pengertian Membaca

Membaca merupakan salah satu dari keterampila berbahasa yang saling

berhubungan satu sama lainnya. Membaca juga merupakan proses

interaksi yang membutuhkan tujuan dan strategi.

Menurut Rahim (2008: 3) membaca merupakan salah satu dari

keterampilan berbahasa yang saling berhubungan satu sama lainnya.

Membaca juga merupakan proses interaktif yang membutuhkan tujuan

dan strategi. Definisi membaca mencakup (1) membaca merupakan suatu

proses, (2) membaca adalah strategi, dan (3) membaca merupakan

(24)

Tarigan (2004: 25) membaca merupakan hal penting dalam kegiatan

pembelajaran, karena dengan membaca kita dapat memperoleh banyak

informasi yang luas dan tidak terbatas, bahkan dengan membaca dapat

menjangkau masa lampau dan masa yang akan datang.

Berdasarkan definisi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa membaca

adalah proses pengucapan untuk memperoleh isi atau informasi dari

bahan yang dibaca

2. Tujuan Membaca

Tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari serta memperoleh

informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan.

Selain itu tujuan membaca mencakup beberapa hal, antara lain :

a. Kesenangan

b. Menyempurnakan membaca nyaring

c. Menggunaka strategi tertentu

d. Memperbaharui pengetahuannya dengan suatu topik

e. Memperoleh informasi untuk laporan lisan atau tertulis

G. Membaca Pemahaman

1. Pengertian Membaca Pemahaman

Membaca pemahaman ialah memahami dan memberikan tanggapan

terhadap apa yang telah dibacanya.

Pengertian membaca pemahaman menurut Krisiyanto (2011: 20)

(25)

memahami isi bacaan secara mendalam. Dalam hal ini pembaca dituntut

untuk mengetahui dan mengingat hal-hal pokok, serta perincian-perincian

penting, membaca pemahaman menuntut ingatan agar dapat memahami

isi bacaan tersebut secara mendalam dan menggunakannya dengan baik.

Hal ini sesuai dengan pendapat Suhendar (1997: 27) dalam Krisiyanto

(2011: 20) mengatakan bahwa “membaca pemahaman adalah membaca

bahan bacaan dengan menangkap pokok-pokok pikiran yang diungkapkan

pengarang sehingga kepuasan tersendiri setelah bacaan dibaca selesai”.

2. Tujuan Membaca Pemahaman

Membaca pemahaman merupakan proses interaksi yang memiliki tujuan,

tujuan akhir membaca pemahaman yaitu memahami isi bacaan.

Menurut Krisiyanto (2011: 22) melalui membaca pemahaman, pembaca

akan memperoleh segi-segi kemampuan untuk memahami suatu bacaan.

Segi-segi kemampuan yang diperoleh yaitu :

a. Kemampuan memahami bacaan dan tulisan

b. Kemampuan memahami gagasan

c. Kemampuan memahami nada dan gaya

(26)

H. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)

1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif

Cooperative learning adalah suatu model pembelajaran yang saat ini

banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang

berpusat pada siswa, terutama unutk mengatasi permasalahan yang

ditemukan guru dalam mengaktifkan siswa, yang tidak dapat bekerja sama

dengan orang lain.

Menurut Nikmah (2008: 15) Cooperative learning adalah suatu model

pembelajaran dimana sistem belajar dan bekerja dalam

kelompok-kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga

dapat merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar.

Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk hasil belajar berupa

akademik, toleransi, menerima keragaman, dan pengembangan

keterampilan sosial. Tujuan utama pembelajaraan Coorperative learning

adalah agar peserta didik dapat belajar secra berkelompok bersama

teman-temannya dengan cara saling menghargai pendapat dan memberikan

kesempatan kepada orang lain untuk mengemukakan gagasannya dengan

menyampaikan pendapat mereka secara berkelompok.

2. Pengertian Model Pembelajaran CIRC

Model pembelajaran CIRC pertama kali dikembangkan oleh Robert E.

Slavin dkk. Alasan utama pengembangan metode ini karena kekhawatiran

mereka terhadap pengajaran membaca, menulis, dan seni berbahasa oleh

(27)

CIRC dikembangkan untuk membantu guru dalam pengajaran membaca,

menulis dan seni berbahasa pada tingkat sekolah dasar.

Menurut Nikmah (2008: 25) CIRC termasuk salah satu model

pembelajaran kooperatif yang beranggotakan empat orang atau lebih

dalam setiap kelompok dan keseluruhan terlibat dalam serangkaian

kegiatan bersama, termasuk juga saling menuliskan satu sama lain. Selain

itu, kegiatan dalam kelompok tersebut adalah membuat prediksi tentang

cerita naratif yang akan muncul, menuliskan tanggapan terhadap cerita

dan berlatih pengerjaan dan pendaharaan kata.

Tujuan utama CIRC khususnya dalam menggunakan tipe kooperatif ialah

membantu siswa belajar membaca pemahaman yang luas untuk kelas–

kelas tinggi di SD. Siswa bekerja dalam tim belajar kooperatif

mengidentifikasi 5 hal yang penting dari cerita naratif, yaitu perwatakan,

setting, masalah, usaha untuk memecahakan masalah, akhir dari

pemecahan masalah.

3. Kegiatan Pokok Model Pembelajaran CIRC

Model pembelajaran CIRC memiliki beberapa langkah yang harus

dilakukan. Langkah-langkah dalam penerapan model pembelajaran CIRC

sangat membantu untuk melaksanakan proses pembelajran dan

memudahkan dalam membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

berdasarkan langkah-langkah di bawah ini.

Adapun langkah-langkah model penbelajaran CIRC menurut Aprudin (2012) sebagai berikut :

Langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut :

(28)

2. Guru memberikan wacana sesuai topik pembelajaran.

3. Siswa bekerjasama saling membacakan dan menemukan ide pokok serta memberikan tanggapan terhadap wacana/ kliping dan ditulis pada lembar kertas.

4. Mempresentasikan atau membacakan hasil kelompok. 5. Guru membuat kesimpulan

6. Penutup.

Menurut Majid (2008: 94) untuk membuat perencanaan yang baik dan dapat menyelenggarakan proses pembelajaran yang ideal, setiap guru harus mengetahui unsur-unsur perencanaan pembelajaran yang baik, antara lain: memngidentifikasikan kebutuhan siswa, tujuan yang hendak dicapai, berbagai strategi dan skenario yang relavan digunakan untuk mencapai tujuan, dan kreteria evaluasi.

Setelah mengetahui langkah–langkahnya guru membuat RPP (Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran) dan menerapkan langkah–langkah tersebut

dalam kelas.

4. Proses Pelaksanaan Model Pembelajaran CIRC

Proses pelaksanaan model pembelajaran CIRC sebagaiman tertulis dalam

RPP, yaitu guru membentuk kelompok yang anggotanya 5 orang secara

heterogen, guru memberikan wacana/kliping sesuai dengan topik yang

akan dibahas. Salah satu siswa membaca nyaring wacana/kliping, yang

lainnya mendengarkan. Setelah membaca siswa bersama kelompoknya

berdiskusi mengenai materi yang dibahas kemudian setiap individu

mencatat hasil diskusi dalam menentukan isi wacana dilembar kerja siswa

yang telah diberikan guru. Setelah selesai masing–masing kelompok

melaporkan dan mempersentasikan hasil kerja kelompoknya dalam

memahami wacana.

Proses pelaksanaan model pembelajaran CIRC ini, penekanan yang

(29)

menerima materi dari guru, maka diharapkan siswa bisa menuangkan apa

yang ada dalam fikirannya menjadi sebuah tulisan, dan ketika sudah

menjadi sebuah tulisan diharapkan siswa mampu mengungkapkan secara

lisan menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar.

Model pembelajaran ini diharapkan dapat memberikan kesempatan

kepada siswa untuk memperoleh informasi atau pengetahuan baru dari

wacana bacaan/kliping dengan cara membaca, menganalisis, pemecahan

masalah menyelesaikan tugas dari guru, menulis/menyusun laporan hasil

kerja kelompok, dan persentasi hasil kerja kelompok. Tugas secara

berkelompok bermanfaat untuk melatih siswa bekerjasama, menulis

laporan hasil analisis terhadap suatu permasalahan, melatih siswa untuk

berfikir kritis dan kreatif, serta presentasi melatih siswa untuk berani

bertanya, menjawab, dan mempertanggungjawabkan hasil kerja

kelompok.

5. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran CIRC

Setiap tipe model pembelajaran, masing-masing memiliki kelebihan dan

kelemahan dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran yang paling

cocok dalam pembelajran bahasa Indonesia adalah model pembelajaran

tipe CIRC.

Model pembelajaran CIRC memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan yaitu:

A. Kelebihan Model pembelajaran CIRC :

(30)

1. CIRC amat tepat untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah

2. Dominasi guru dalam pembelajaran berkurang

3. Siswa termotivasi pada hasil secara teliti, karena bekerja dalam kelompok

4. Para siswa dapat memahami makna soal dan saling mengecek pekerjaannya

5. Membantu siswa yang lemah

6. Meningkatkan hasil belajar khususnya dalam menyelesaikan soal yang berbentuk pemecahan masalah

7. Pengalaman dan kegiatan belajar anak didik akan selalu relevan dengan tingkat perkembangan anak;

8. Seluruh kegiatan belajar lebih bermakna bagi anak didik sehingga hasil belajar anak didik akan dapat bertahan lebih lama;

9. Membangkitkan motivasi belajar, memperluas wawasan dan aspirasi guru

B. Kelemahan model pembelajaran CIRC

Aprudin (2011). Kelemahan dari model pembelajaran CIRC tersebut

antara lain:

Dalam model pembelajaran ini hanya dapat dipakai untuk mata

pelajaran yang menggunakan bahasa, sehingga model ini tidak dapat

dipakai untuk mata pelajaran seperti: matematika dan mata pelajaran

lain yang menggunakan prinsip menghitung.

I. Hipotesis

Berdasarkan uraian di atas maka penulis merumuskan hipotesis tindakan

sebagai berikut: Jika pada pembelajaran Bahasa Indonesia menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan langkah yang tepat, maka

aktivitas dan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas V SD Negeri 1

(31)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

Action Researh) yaitu Action Researh yang dilakukan dalam kelas (Wardhani,

2008: 1.3). Penelitian bukan hanya memecahkan persoalan di kelasnya saja,

tetapi juga berupaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, serta

berupaya meningkatkan profesionalme guru melalui refleksi, colaboration,

dan partisipation. Wardani (2008: 1.4) mengatakan Penelitian Tinadakan

kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru, sehingga hasil belajar siswa

dapat meningkat.

Menurut Hopkins dalam Arikunto (2006: 105) prosedur penelitian yang

digunakan berbentuk siklus, dimana siklus ini tidak hanya berlangsung satu

kali, tetapi beberapa kali hingga tercapai tujuan pembelanjaan di kelas. Dasar

dalam penelitian tindakan kelas diawali dengan perencanaan tindakan

(planning), melaksanakan tindakan (action), mengobservasi (observing), dan

melakukan refleksi (reflecting), dan seterusnya sampai perbaikan atau

(32)

Alur penelitian dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Siklus I

Siklus II

(33)

B. Setting Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Sumur Batu, Jalan Diponegoro

no. 27 Teluk Betung Utara Kota Bandar Lampung.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran

2012/2013, pada bulan Desember 2012 sampai dengan bulan Februari

2013.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah guru dan siswa kelas V SD Negeri 1 Sumur Batu

Teluk Betung Utara Bandar Lampung, semester genap tahun pelajaran

2012/2013, pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Siwa kelas V SD Negeri 1

Sumur Batu berjumlah 30 orang siswa. Terdiri dari laki – laki 16 orang siswa

dan perempuan 14 orang siswi.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data berupa:

1. Teknik Non Tes

2. Teknik Tes

E. Alat Pengumpulan Data

Pengumpulan data digunakan untuk mengumpulkan data secara sistematis,

(34)

Menurut Arikunto (2007: 101) instrumen pengumpulan data adalah alat bantu

yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan

data, agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Pada

penelitian ini peneliti menggunakan instrumen sebagai berikut:

1. Lembar observasi aktivitas siswa, instrumen ini dirancang oleh peneliti

berkolaborasi dengan guru kelas. Instrumen ini digunakan untuk

mengumpulkan data mengenai aktivitas siswa.

2. Lembar observasi kinerja guru (IPKG), instrumen ini digunakan untuk

mengumpulkan data mengenai kinerja guru selama proses pembelajaran.

3. Tes hasil belajar, instrumen ini digunakan untuk menjaring hasil belajar

siswa khususnya mengenai penguasaan materi yang diajarkan

menggunakan model pembelajaran tipe Coopertive Integrated Reading

and Composition (CIRC).

Tabel 3.2 : Jenis Data dan Instrumen Pengumpulan Data

No. Jenis data – data Instrumen

1. Aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran Lembar Observasi

2. Kinerja guru selama kegiatan pembelajaran Lembar Observasi

(35)

F. Teknik Analisis Data

1. Teknik Analisis Data Kualitatif

Analisis kualitatif akan digunakan untuk meganalisis data aktivitas siswa

dan kinerja guru selama pembelajaran berlangsung. Data diperolah

dengan mengadakan pengamatan secara langsung terhadap aktivitas siswa

dan kunerja guru dengan menggunakan lembar observasi.

a. Aktivitas belajar siswa

Nilai aktivitas siswa dan guru dihitung dengan rumus:

NP =

Keterangan :

NP = Persentase aktivitas yang dicari

R = Skor yang diperoleh

SM = Skor Maksimum

100% = Bilangan tetap

( Adaptasi dari Purwanto, 2008 : 102)

Tabel 3.3Kategori Tingkat Keaktifan Siswa

No. Nilai (%) Kategori

1. 85 - 100 Sangat Aktif

2. 75 - 84 Aktif

3. 60 - 74 Cukup Akif

4. 40 - 59 Kurang Aktif

5. 0 - 39 Tidak Aktif

(36)

b. Kinerja Guru

NP =

Keterangan :

NP = Persentase aktivitas yang dicari

R = Skor yang diperoleh

SM = Skor Maksimum

100% = Bilangan tetap

( Adaptasi dari Purwanto, 2008 : 102)

Tabel 3.4Kategori Tingkat Keberhasilan Kinerja Guru

No. Nilai (%) Kategori

1. 85 - 100 Sangat Baik

2. 75 - 84 Baik

3. 60 - 74 Cukup

4. 55 - 59 Kurang

5. 0 - 54 Sangat Kurang

Pedoman Purwanto (2008: 102).

2. Teknik Analisis Data Kuantitatif

Analisis kuantitatif akan digunakan untuk mendeskripsikan berbagai

dinamika kualitas atau hasil belajar siswa dalam kemampuan membaca

pemahaman hubungannya dengan penguasaan materi yang diajarkan

guru.

a. Nilai hasil belajar siswa secara individual diperolah dengan rumus:

(37)

b. Nilai persentase ketuntasan belajar siswa secara kelasikal diperoleh

dengan rumus :

Tabel 3.5 Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa secara klasikal

No. Nilai (%) Kategori

1. 80 - 100 Sangat Tinggi

2. 60 - 79 Tinggi

3. 40 - 59 Sedang

4. 20 - 39 Rendah

5. 0 - 19 Sangat Rendah

Adaptasi dari Aqib (2009: 41).

G. Prosedur Penelitian

1. Siklus 1

a. Perencanaan

Pada tahap ini yang dilakukan adalah :

a) Melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui standar

kompetensi dan kompetensi dasar yang akan diajarkan dengan

menggunakan model pembelajran tipe CIRC.

b) Merumuskan tujuan pembelajaran yang dicapai dengan

menggunakan model pembelajaran CIRC.

c) Menyiapkan materi pembelajaran

d) Menyusun silabus

e) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) beserta

(38)

f) Menyiapkan sarana dan prasarana pendukung yang diperlukan

g) Menyiapkan LKS.

h) Menyiapkan instrumen penilaian.

b. Pelaksanaan

Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah mengelola proses

peningkatan membaca pemahaman pada mata pelajaran Bahasa

Indonesia dengan menggunakan model pembelajaran tipe Coopertive

Integrated Reading and Composition (CIRC).

Penerapannya mengacu pada RPP dan skenario yang telah dibuat

secara kolaboratif antara peneliti bersama dengan guru. Pembelajaran

dengan menggunakan model pembelajaran tipe Coopertive Integrated

Reading and Composition (CIRC) terdiri atas beberapa tahap, yaitu:

a) Kegiatan Awal

1) Melakukan apersepsi

2) Memotivasi siswa dengan bercerita, demonstrasi atau

mengungkapkan fakta yang ada kaitannya dengan materi

pelajaran yang akan diajarkan.

3) Mengemukakan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

b) Kegiatan Inti

Eksplorasi

1) guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok sesuai

dengan jumlah siswa untuk menemukan jawaban–jawaban dari

(39)

Elaborasi

2) Guru memberikan wacana/kliping sesuai dengan topik

pembelajaran, dan membagikan Lembar Kerja Kelompok

(LKK) kepada masing–masing kelompok.

3) Siswa bekerjasama saling mendiskusikan dan menemukan ide

pokok dan memberi tanggapan terhadap wacana/kliping dan

ditulis/dicatat pada LKK yang telah disiapkan guru.

4) Guru memantau pelaksanaan ekperimen dan membantu siswa

yang mengalami kesulitan.

Konfirmasi

5) Mempersentasikan/membacakan hasil kelompok.

c) Kegiatan Akhir

1) Guru bersama siswa merangkum/menyimpulkan hasil

kelompok

2) Guru mengadakan evaluasi akhir

3) Tindak lanjut, yaitu pemberian tugas rumah sebagai

pendalaman.

c. Observasi

Pada tahap ini peneliti mengamati dan mencatat kegiatan

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajan CIRC dengan

menggunakan lembar observasi. Data yang diperoleh akan diolah,

(40)

kekurangan dan kelebihan siklus yang telah dilaksanakan, sehingga

dapat direfleksikan untuk siklus berikutnya.

d. Refleksi

Pada akhir siklus, dilakukan refleksi oleh guru dan peneliti untuk

menganalisis kelebihan dan kekurangan selama proses pembelajaran

berlangsung. Hal–hal yang dianalisis adalah pemahaman siswa dan

kinerja guru selama pembelajaran berlangsung, dan hasil belajar

siswa. Analisis tersebut sebagai acuan perbaikan kinerja guru dan

digunakan sebagai acuan untuk menentukan langkah–langkah lebih

lanjut dalam rangka mencapai tujuan PTK. Apabila masalah dalam

PTK dirasa belum tuntas atau indikator belum tercapai maka PTK

akan dilanjutkan pada siklus berikutnya dengan membuat rencana

tindakan baru agar menjadi lebih baik lagi.

2. Siklus II

a. Perencanaan

Pada siklus II ini kegiatan dibuat dengan membuat rencana

pembelajaran secara kolaboratif antara peneliti dan guru seperti siklus

sebelumnya berdasarkan refleksi pada siklus 1.

b. Pelaksanaan

Pada siklus II ini dilakukan tindakan atau perlakuan yang sama

(41)

c. Observasi

Pada tahap ini peneliti mengamati dan mencatat kegiatan

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran CIRC

dengan menggunakan lembar observasi. Data yang diperoleh akan

diolah, digeneralisasikan agar diperoleh kesimpulan yang akurat dari

semua kekurangan dan kelebihan siklus yang telah dilaksanakan,

sehingga dapat direfleksikan untuk siklus berikutnya.

d. Refleksi

Peneliti melaksanakan refleksi terhadap siklus ke II dan

menganalisisnya untuk menentukan kesimpulan atau pelaksanaan

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran tipe CIRC

dalam meningkatkan kemampuan membaca pemahaman dan hasil

belajar siswa.

H. Indikator Keberhasilan Peneliti

Pembelajaran dalam penelitian ini dikatakan berhasil apabila:

1. Ada peningkatan aktivitas dan kemampuan membaca pada setiap

siklusnya,

2. Pada akhir penelitian diharapkan adanya peningkatan hasil belajar

kemampuan membaca pemahaman, minimal 75% dari 30 orang siswa

(42)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang dilakukan pada siswa kelas V

SD Negeri 1 Sumur Batu pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dapat

disimpulkan:

1. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dalam

pembelajaran Bahasa Indonesia dapat meningkatkan aktivitas belajar

siswa. Berdasarkan hasil pembahasan setiap siklus diperoleh aktivitas

belajar siswa rata-rata siklus 1 (61,66%) dan siklus II (76,33%). Hasil

rekapitulasi, peningkatan terhitung dari siklus 1 ke siklus II yaitu

sebesar 14,67%.

2. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dalam

pembelajaran Bahasa Indonesia dapat meningkatkan kemampuan

membaca pemahaman siswa. Berdasarkan hasil penelitian yang

dilakukan pada siswa dalam siklus 1 dan siklus II. Ketuntasan belajar

siswa pada pra siklus meningkat dari 12 siswa (40%) menjadi 18 siswa

(43)

siswa (83,33%). Peningkatan terhitung dari siklus 1 ke siklus II yaitu

sebesar 23,33%.

Berdasarkan hasil yang diperoleh peneliti dari apa yang telah

diungkapkan sebelumnya, maka dapat menjawab hipotesis penelitian

ini, dimana pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dapat meningkatkan

aktivitas dan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas V SD

Negeri 1 Sumur Batu Bandar Lampung.

B. Saran

1. Kepada siswa, agar banyak berlatih membaca, sehingga dapat

mengembangka potensi dan kemampuan yang dimiliki.

2. Kepada guru, agar pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan waktu

dapat digunakan secara maksimal untuk kegiatan pembelajara maka

guru harus menyiapkan sarana dan prasarana pendukung (LKS, alat

dan bahan pembelajaran, dll) sebelum kegiatan pembelajaran

dilakukan.

3. Kepada sekolah, agar sekolah dapat mengembangkan model

pembelajaran kooperatif tipe CIRC dan menjadikannnya sebagai

inovasi dalam pengajaran. Sekolah agar memiliki perpustakaan untuk

meningkatkan kemampuan membaca siswa. Serta sekolah agar dapat

melengkapi sarana pengajaran, seperti televisi, internet, OHP, dan

(44)

4. Kepada Dinas Pendidikan, agar dapat memberikan pelatihan-pelatihan

terhadap sekolah atau guru terhadap penggunaan model pembelajaran

kooperatif tipe CIRC ataupun model-model pembelajaran lain

(45)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. (2003). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya.

Aprudin,(2013). Model Pembelajaran Kooperatif tipe CIRC. diakses (03/02/2013) http://007indien.blogspot.com/2012/04/model-pembelajaran-kooperatif-tipe-circ.html

Arikunto, Suharsimi. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Angkasa.

---, (2007). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Aqib, Zainal. (2009). Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SD. Bandung

Budiningsih, Asri. (2005). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Depdiknas, (2006). Kurikulum Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

---, (2008). Penilaian Kinerja Guru. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

---, (2008). Kriteria dan Indikator Keberhasilan Pembelajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

Kunandar. (2010). Layanan Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT. Rajawali Pers.

Majid, Abdul. (2008). Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Komptensi Guru. Bandung: Rosda Karya

Mudiono, Alif. (2010). Pengembangan Pembelajaran Bahasa Sekolah Dasar. Malang

Nashar. (2004). Peranan Motivasi dan Kemampuan Awal. Jakarta: Delia Press

(46)

Rakhmat, Cece, dkk. (2006). Psikologi Pendidikan. UPI PRESS. Bandung Risiyanto, (2013). MembacaPemahaman. diakses (03/02/2013)

http://krizi.wordpress.com/2011/09/15/bahasa-indonesia-membaca-pemahaman/

Rohani, Ahmad. (2004). Pengelolaan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Sayuti, Rumi. (2010). Peningkatan Aktivitas. Bandar Lampung: Unila

Sesiria, Rofiana. (2005). Upaya Meningkatkan Aktivitas. Bandar Lampung: Unila

Sowiyah. (2010). Pengembangan Kompetensi Guru SD. Bandar Lampung: Lembaga Penelitian Universitas Lampung

Sudjana, Nana. (2010). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Tarigan, Guntur. (2004). Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa

(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas : V

Sekolah : SD Negeri 1 Sumur Batu

KLP Nama

Siswa

Minat Perhatian Partisipasi Presentasi

Skor NP

Kategori Cukup Aktif Cukup Aktif Cukup Aktif Kurang Aktif

Kategori: 85% - 100% : Sangat Aktif Skor : 5 : Sangat Aktif

(53)

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas : V

Sekolah : SD Negeri 1 Sumur Batu

KLP Nama

Siswa

Minat Perhatian Partisipasi Presentasi

Skor NP

Kepala SD Negeri 1 Sumur Batu Teman Sejawat

Yulinar, S. Pd Zusfitriana, S.Pd

(54)

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas : V

Sekolah : SD Negeri 1 Sumur batu

KLP Nama

Siswa

Intonansi Ekspresi Pengunaan

Tanda Baca

Kepala SD Negeri 1 Sumur Batu Teman Sejawat

Yulinar, S. Pd Zusfitriana, S.Pd

NIP. 195607131875112002 NIP. 197411242010012001

(55)

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas : V

Sekolah : SD Negeri 1 Sumur Batu

KLP Nama

Siswa

Intonansi Ekspresi Pengunaan

Tanda Baca

Kepala SD Negeri 1 Sumur Batu Teman Sejawat

Yulinar, S. Pd Zusfitriana, S.Pd

(56)

PROGRAM S-1 DALAM JABATAN FKIP UNIVERSITAS LAMPUNG

Siklus I

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas : V

NO. INDIKATOR / ASPEK YANG DIAMATI SKOR

1 2 3 4 5

I PRA PEMBELAJARAN

1. Mempersiapkan siswa untuk belajar √

2. Melakukan kegiatan apersepsi √

II KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN A. Penguasaan Materi Pelajaran

3. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran √

4. Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan √

5. Menyampaikan materi dengan jelas, sesuai dengan hierarki belajar dan karakteristik

siswa √

B. Pendekatan / Strategi Pembelajaran

6. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai √

7. Melaksanakan pembelajaran secara runtut √

8. Menguasai kelas √

9. Melaksanakan pembelajaran yang bersifat konstektual √

10. Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif √

11. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang telah direncanakan √

C. Pemanfaatan Sumber Belajar / Media pembelajaran

12. Menggunakan media secara efektif dan efisien. √

13. Menghasilkan pesan yang menarik √

14. Melibatkan siswa dalam pemanfaatkan media √

D. Pembelajaran yang Memicu dan Memelihara Keterlibatan Siswa

15. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran √

16. Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar √

E. Penilaian Proses dan Hasil Belajar

17. Memantau kemajuan belajar selama proses √

18. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi (tujuan) √

F. Penggunaan Bahasa

19. Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik, dan benar √

20. Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai √

III. PENUTUP

21. Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa √

22. Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan, atau kegiatan, atau tugas √

SKOR TOTAL 75

Bandar Lampung, 06 November 2013 Mengetahui,

Kepala SD Negeri 1 Sumur Batu Teman Sejawat

Yulinar, S. Pd Zusfitriana, S.Pd

NIP. 195607131875112002 NIP. 197411242010012001

NA = 75 x 100% = 68% HURUF MUTU = C

(57)

PROGRAM S-1 DALAM JABATAN FKIP UNIVERSITAS LAMPUNG

Siklus II

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas : V

NO. INDIKATOR / ASPEK YANG DIAMATI SKOR 1 2 3 4 5 I PRA PEMBELAJARAN

1. Mempersiapkan siswa untuk belajar √

2. Melakukan kegiatan apersepsi √

II KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN A. Penguasaan Materi Pelajaran

3. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran √

4. Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan √

5. Menyampaikan materi dengan jelas, sesuai dengan hierarki belajar dan karakteristik

siswa √

B. Pendekatan / Strategi Pembelajaran

6. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai √

7. Melaksanakan pembelajaran secara runtut √

8. Menguasai kelas √

9. Melaksanakan pembelajaran yang bersifat konstektual √

10. Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif √

11. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang telah direncanakan √

C. Pemanfaatan Sumber Belajar / Media pembelajaran

12. Menggunakan media secara efektif dan efisien. √

13. Menghasilkan pesan yang menarik √

14. Melibatkan siswa dalam pemanfaatkan media √

D. Pembelajaran yang Memicu dan Memelihara Keterlibatan Siswa

15. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran √

16. Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar √

E. Penilaian Proses dan Hasil Belajar

17. Memantau kemajuan belajar selama proses √

18. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi (tujuan) √

F. Penggunaan Bahasa

19. Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik, dan benar √

20. Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai √

III. PENUTUP

21. Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa √

22. Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan, atau kegiatan, atau tugas √

SKOR TOTAL 92

Bandar Lampung, 12 November 2013 Mengetahui,

Kepala SD Negeri 1 Sumur Batu Teman Sejawat

Yulinar, S. Pd Zusfitriana, S.Pd

NIP. 195607131875112002 NIP. 197411242010012001

NA = 92 x 100% = 84 HURUF MUTU = B

(58)

No Aspek Kriteria Skor

1 Minat Sangat aktif ketika menerima perintah guru 5

Aktif ketika menerima perintah guru 4

Cukup aktif ketika menerima perintah guru 3

Kadang-kadang menerima perintah guru 2

Tidak menerima perintah guru 1

No Aspek Kriteria Skor

1 Perhatian Sangat memperhatikan penjelasan guru 5

Memperhatikan penjelasan guru 4

Cukup memperhatikan penjelasan guru 3

Kadang-kadang memperhatikan penjelasan guru 2

Tidak memperhatikan penjelasan guru 1

No Aspek Kriteria Skor

1 Partisipasi Sangat aktif memberikan pendapat 5

Aktif memberikan pendapat 4

Cukup aktif memberikan pendapat 3

Kadang-kadang memberikan pendapat 2

Tidak memberikan pendapat 1

No Aspek Kriteria Skor

1 Presentasi Sangat aktif ketika presentasi 5

aktif ketika presentasi 4

Cukup aktif ketika presentasi 3

Kurang aktif ketika presentasi 2

(59)

No Aspek Kriteria Skor

1 Intonansi Intonansinya sangat tepat 5

Intonansinya tepat 4

Intonansinya cukup tepat 3

Intonansinya kurang tepat 2

Intonansinya datar 1

No Aspek Kriteria Skor

1 Ekspresi Sangat ber ekspresi 5

Ekspresinya baik 4

Cukup ber ekspresi 3

Kurang ber ekspresi 2

Tidak ada ekspresi 1

No Aspek Kriteria Skor

1 Penggunaan

Tanda baca

Penggunaan EYD sangat tepat 5

Penggunaan EYD tepat 4

Penggunaan EYD cukup tepat 3

Penggunaan EYD kurang tepat 2

Penggunaan EYD tidak tepat 1

No Aspek Kriteria Skor

1 Pemahaman

Isi Wacana

Jawaban sangat relevan dengan isi wacana 5

Jawaban relevan dengan isi wacana 4

Jawaban cukup relevan dengan isi wacana 3

Jawaban kurang relevan dengan isi wacana 2

(60)

Siklus I

Soal :

1. Sebutkan tokoh cerita dan sifat – sifatnya!

2. Tentukan apa saja latar dalam cerita “Legenda Asal Usul Nama Buleleng dan Singaraja”!

3. Jelaskan amanat atau pesan yang terkandung dalam cerita!

4. Ceritakan kembali isi cerita dengan bahasa sendiri!

5. Berikan tanggapan terhadap isi cerita!

Apakah menarik, kurang menarik, atau tidak menarik? Tulislah alasannya!

Jawaban :

1. a) Sri Sagening : Bijak

b) Ni Luh Pasek : Baik

c) I Gede Gusti Pasekan : Berwibawa, baik, gagah dan pemberani

d) Ki Dumping dan Ki Kadosot : Setia

e) Orang Bugis : Baik

2. a) Di daerah Klungkung, Bali

b) Den Bukit Desa Panji

c) Batu Menyan

d) Pantai Panimbangan

e) Buleleng

3. Amanat atau pesan yang terdapat dalam cerita “ Legenda Asal Usul Nama Buleleng dan Singaraja ’’ adalah bahwa kita harus menurut perkataan orang tua dan taat terhadap perintahnya, dan menolong atau membantu

(61)

Siklus II

Soal :

1. Sebutkan tokoh cerita dan sifat – sifatnya!

2. Tentukan apa saja latar dalam cerita “Malin Kundang”!

3. Jelaskan amanat atau pesan yang terkandung dalam cerita!

4. Ceritakan kembali isi cerita dengan bahasa sendiri!

5. Berikan tanggapan terhadap isi cerita!

Apakah menarik, kurang menarik, atau tidak menarik? Tulislah alasannya!

Jawaban :

1. a) Malin Kundang : Keras Kepala, sombong, durhaka

b) Ibu Malin Kundang : Baik, sabar, pekerja keras

c) Saudagar kaya : Berwibawa, baik, gagah dan pemberani

d) Putri Saudagar kaya : Setia

2. a) Di wilayah Sumatera Barat

b) Tengah laut

3. Amanat atau pesan yang terdapat dalam cerita “ Malin Kundang ’’ adalah

bahwa kita tidak boleh durhaka terhadap orang tua, kita harus

menghormati, berbakti, sayang kepada kedua orang tua terutama kepada

ibu, dan menurut perkataan nya, karena ibu yang telah melahirkan,

membesarkan dan mendidik kita, serta kasihnya sepanjang masa.

4. Di sebuah desa di wilayah Sumatera Barat, hiduplah seorang ibu dengan

anak laki-lakinya yang bernama Malin Kundang. Untuk memenuhi

kebutuhan hidupnya, ibunya mencari kayu bakar untuk dijual. Malin

(62)

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : V (Lima) / I

Standar

Kompetensi Kompetensi Dasar THP Indikator THP Materi Pokok

Mampu

1. Mendengarkan dan membaca, memahami cerita pendek anak 2. Berbicara

(63)

(RPP) Siklus I

Nama Sekolah : SD Negeri 1 Sumur Batu

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas / Semester : V (lima) / 1 (satu)

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

A. Standar Kompetensi

Memahami cerita tentang suatu pristiwa dan cerita pendek anak yang

disampaikan secara lisan.

B. Kompetensi Dasar

Mengidentifikasi unsur cerita (tokoh, tema, latar, amanat)

C. Indikator

1. Mengenal nama – nama tokoh

2. Mengenal sifatnya

3. Menulis latar cerita

4. Menceritakan kembali isi cerita

5. Menulis tanggapan terhadap isi cerita

D. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat mengenal nama – nama tokoh

2. Siswa dapat mengenal sifatnya

3. Siswa dapat menulis latar cerita

4. Siswa dapat menjelaskan dan menceritakan kembali isi cerita pendek

dengan bahasa sendiri

5. Siswa dapat menulis tanggapan terhadap isi cerita

E. Karakter Siswa yang diharapkan :

(64)

(RPP) Siklus II

Nama Sekolah : SD Negeri 1 Sumur Batu

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas / Semester : V (lima) / 1 (satu)

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

A. Standar Kompetensi

Memahami cerita tentang suatu pristiwa dan cerita pendek anak yang

disampaikan secara lisan.

B. Kompetensi Dasar

Mengidentifikasi unsur cerita (tokoh, tema, latar, amanat)

C. Indikator

1. Mengenal nama – nama tokoh

2. Mengenal sifatnya

3. Menulis latar cerita

4. Menceritakan kembali isi cerita

5. Menulis tanggapan terhadap isi cerita

D. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat mengenal nama – nama tokoh

2. Siswa dapat mengenal sifatnya

3. Siswa dapat menulis latar cerita

4. Siswa dapat menjelaskan dan menceritakan kembali isi cerita pendek

dengan bahasa sendiri.

5. Siswa dapat menulis tanggapan terhadap isi cerita

E. Karakter Siswa yang diharapkan :

(65)
(66)
(67)
(68)
(69)

Gambar

Tabel 1.1 : Nilai Formatif Kemampuan Membaca Pemahaman Kelas V SD 1                   Sumur Batu
Gambar 3.1 : Alur Penelitian Tindakan Kelas.               (Adopsi dari Arikunto, 2006: 74)
Tabel 3.2 : Jenis Data dan Instrumen Pengumpulan Data
Tabel 3.3 Kategori Tingkat Keaktifan Siswa
+3

Referensi

Dokumen terkait

Konsentrasi gula dibawah 10 % akan menghasilkan nata yang tipis dan lunak karena kekurangan sumber karbon sehingga kerja dari bakteri pembentuk nata tidak optimal,

Dari ketentuan tersebut terlihat bahwa tindak pidana yang dimaksud dalam Pasal 136 bis tersebut adalah tindak pidana biasa yakni tindak pidana yang dilakukan “dengan lisan”

Dalam automasi perpustakaan, ketakutan kehilangan pekerjaan bagi pustakawaan sebenarnya tidak perlu terjadi karena tidak semua pekerjaan dapat diambil oleh komputer.

pada potongan tertekan dan bagian bawah tertarik. Gaya dalam dapat digambarkan pada masing-masing sisi potongan atau pada elemen kecil pada titik potongan. Gaya dalam positif

BAGI WAJIB PAJAK YANG DIIZINKAN MENYELENGGARAKAN PEMBUKUAN DALAM MATA UANG DOLLAR AMERIKA SERIKAT.

Pada mesin diesel, hanya udara yang dikompresikan dalam ruang bakar dan. dengan sendirinya udara tersebut terpanaskan, bahan bakar disuntikan ke

Untuk mengetahui pengaruh penambahan aditif FeMo terhadap sifat fisis. serbuk BaFe 12

Ukuran serbuk sekecil ini diperlukan agar komponen- komponen pembentuk bahan magnet dapat saling berdeposisi (bereaksi) ketika bahan mengalami pemanasan