Balok dan Portal
Struktur Balok dan Portal
Statis Tertentu
Apabila salah satu persyaratan untuk struktur rangka
batang yang telah diuraikan pada Bab III tidak terpenuhi, maka elemen struktur akan mengalami lentur disamping menahan gaya aksial. Struktur seperti ini diklasifikasikan sebagai balok atau portal.
Berbeda dengan elemen pada struktur rangka batang,
dimana gaya dalam pada suatu elemen besarnya konstan, gaya dalam pada struktur balok dan portal umumya tidak konstan sepanjang elemen.
Gaya dalam merupakan gaya-gaya yang harus diterapkan
pada titik potongan untuk mencapai keseimbangan
diagram benda bebas yang diperoleh. Gaya-gaya dalam pada titik potong timbul pada kedua sisi potongan
dengan besar sama tetapi berlawanan arah. Kalau kedua sisi potongan disatukan, gaya-dalam pada kedua sisi
Notasi dan Perjanjian Tanda
Notasi dan PerjanjianTanda
Gaya aksial positif adalah gaya tarik, sedangkan gaya
tekan diberi tanda negatif. Gaya aksial tarik digambarkan meninggalkan titik kerjanya, dan
cenderung membuat batang menjadi lebih panjang.
Gaya geser positif memutar elemen searah jarum jam,
atau pada sisi potongan sebelah kiri mengarah kebawah dan pada sisi potongan sebelah kanan mengarah
keatas.
Momen positif menyebabkan bagian atas penampang
Sifat Statis Tertentu dan
Stabilitas
Sifat statis tertentu dan stabilitas eksternal ditentukan dengan cara yang sama seperti pada bab-bab
sebelumnya. Sifat statis tertentu dan stabilitas internal ditentukan sebagai berikut:
: struktur tidak stabil : struktur statis tertentu : struktur statis tak-tentu dimana:
= banyaknya batang
= banyaknya komponen reaksi j = banyaknya titik
n = banyaknya persamaan kondisi 3ma ra 3j n
3ma ra 3j n
3ma ra3j n
a
m
a
Penentuan Gaya Dalam
Tentukan reaksi perletakan
Buat diagram benda bebas dengan memotong pada titik
yang akan dicari gaya dalamnya
Pada diagram benda bebas gambarkan beban yang
bekerja, reaksi-reaksi perletakan dan gaya-gaya dalam pada arah positifnya.
Hitung gaya dalam dengan persamaan statis. Hasil
positif berarti asumsi arah gaya sudah betul, sedangkan tanda negatif berarti arah terbalik.
Contoh 1
Titik c
Tanda-tanda negatif untuk F dan V menunjukkan arah terbalik dari gambar atau sesuai dengan tanda negatif berdasarkan perjanjian tanda.
Titik f
Tanda negatif pada M menunjukkan arah terbalik dari gambar
Contoh 2
Contoh 2 (2)
Daerah bd
Bila dimasukkan x = 5 m, diperoleh hasil untuk titik c seperti pada Contoh 1.
Contoh 2 (3)
Daerah eg
Bila dimasukkan x = 12 m, diperoleh hasil untuk titik f seperti pada Contoh 1.
Pengaruh Beban Terdistribusi
Keseimbangan Gaya Vertikal
untuk panjang elemen yang mendekati 0, sehingga diperoleh persamaan diferensial:
Kemiringan diagram geser pada suatu titik sama dengan intensitas beban pada titik tersebut
Keseimbangan Momen
Elemen
untuk panjang elemen yang mendekati 0, sehingga diperoleh persamaan diferensial:
Kemiringan diagram momen pada suatu titik sama dengan geser pada titik tersebut
Keseimbangan Gaya Vertikal dan
Momen
Dari kedua persamaan diferensial diatas dapat diperoleh persamaan-persamaan dibawah ini:
Perubahan geser antara dua titik sama dengan luas intensitas gaya diantara kedua titik tersebut
Perubahan momen antara dua titik sama dengan luas dibawah diagram geser diantara kedua titik tersebut
Pengaruh Beban Terpusat
Ada loncatan diagram geser sebesar intensitas beban
gaya terpusat pada titik kerja beban terpusat, termasuk reaksi perletakan.
Adanya loncatan diagram geser menunjukkan kurva
diagram momen tidak mulus (bersudut).
Indentik untuk momen, ada loncatan diagram momen
sebesar intensitas beban momen pada titik kerja beban momen
Diagram Geser dan Momen
Membentuk persamaan geser dan momen dengan
persamaan keseimbangan (lihat Contoh 2).
Membentuk persamaan geser dan momen dengan
integrasi intensitas beban dan diagram geser (lihat Contoh 3).
Menghitung geser dan momen pada titik-titik tertentu
berdasarkan akumulasi perubahan berdasarkan hubungan beban, geser dan momen, tanpa
membentuk persamaan diagram geser atau momen secara eksplisit (lihat Contoh 4).
Contoh 3
Buatlah diagram geser dan momen dengan metode integrasi untuk struktur dibawah ini. Reaksi perletakan sudah diberikan.
Diagram Geser (Contoh 3)
C1 ditetukan dari syarat batas V(x = 0) = 10
Jadi:
p.dx C1 0.3x 3 dx C1 0.15x2 3x C1
V
x 0 0.15 0 2 3 0 C1 10; C1 10 V
10 3
15 .
Diagram Momen (Contoh 3)
C2 ditentukan dari syarat batas M(x = 0) = 0
Jadi:
Nilai momen maximum diperoleh pada titik dengan
Contoh 4
Buatlah diagram geser dan momen struktur dibawah ini dengan metode akumulasi perubahan inkremental berdasarkan hubungan beban, geser dan momen. Reaksi perletakan sudah diberikan.
Diagram Geser (Contoh 4)
Titik a:
Geser sama dengan reaksi perletakan Daerah a-b:
Titik tepat di kiri b:
Titik tepat di kanan b:
Diagram Geser (Contoh 4)
Daerah b-c:
Titik c:
Jadi diagram geser berbentuk sbb:
Diagram Momen (Contoh 4)
Titik a:
Daerah a-d:
Titik d:
Daerah d-b:
Titik b:
sendi)
(Kemiringa
V
(Kemiringa
V
Diagram Momen (Contoh 4)
Daerah b-c:
Titik c:
Diagram momen adalah sbb:
kN m kN m
(Kemiringa
Ciri-ciri Bidang Geser
1. Kemiringan bidang geser = intensitas beban
Daerah tanpa beban = kemiringan DG 0 = DG konstan
Beban terdistribusi merata = kemiringan DG konstan
Beban terdistribusi tidak merata = kemiringan DG
bervariasi
Beban terpusat = ada loncatan DG sebesar nilai beban
terpusat
2. Perubahan DG antara dua titik = luas intensitas beban
Tidak ada beban dalam suatu segmen = DG tidak
berubah
Beban terdistribusi = DG berubah sebesar luas
intensitas beban
Beban umum/campuran = DG berubah sebesar jumlah
Ciri-ciri Bidang Momen
1. Kemiringan bidang momen = geser
DG konstan = kemiringan DM konstan
DG bervariasi = kemiringan DM bervariasi
DG = 0, DM maksimum
Beban terpusat, ada loncatan DG, DM patah
2. Perubahan DM antara dua titik = luas DG antara kedua
titik
Beban momen = loncatan DM