PENGENDALIAN INTERNAL ASET TETAP PADA DINAS PERHUBUNGAN KOTA MEDAN
Oleh :
CHAIRUNNISA SIREGAR 122102080
PROGRAM STUDI D- III AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS MEDAN
PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK
NAMA : CHAIRUNNISA SIREGAR
NIM : 122102080
PROGRAM STUDI : D-III AKUNTANSI
JUDUL TUGAS AKHIR : PENGENDALIAN INTERNAL ASET TETAP PADA DINAS PERHUBUNGAN KOTA MEDAN
Tanggal ... Dosen Pembimbing Tugas Akhir
(Drs. Rustam, M.Si, Ak, CA)
Tanggal ... Ketua Program Studi D-III Akuntansi
NIP. 19511114 198203 1 002
(Drs. Rustam, M.Si, Ak, CA)
Tanggal ... Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis NIP. 19511114 198203 1 002
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS MEDAN
PENANGGUNG JAWAB TUGAS AKHIR
NAMA : CHAIRUNNISA SIREGAR
NIM : 122102080
PROGRAM STUDI : D III AKUNTANSI
JUDUL TUGAS AKHIR : PENGENDALIAN INTERNAL ASET TETAP PADA DINAS
PERHUBUNGAN KOTA MEDAN
Medan, 8 Juli2015
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Tiada untaian kata yang patutu penulis ucapkan selain kata syukur
Alhamdulilah hanya kepada Allah SWT atas segala nikmat dan kanuia yang Allah
SWT limpahkan kepada penulis.atas rahmat dan kemudahn-Nya jugalah sehingga
penulis dapat menyelesaikan laporan Tugas Akhir ni yang berjudul “ Pengendalian Internal Aset Tetap pada Dinas Perhubungan Kota Medan “ . adapun tugas akhir ini yng dibuat oleh penulis bertujun untuk melengkapi salah
satu syarat menyelesaikan pendidikan pada Prograam Diploma III Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Penulis menyadari bahwa dalam pelaksanaan pembuatan Laporn Tugas
Akhir iini banyak sekali kekurangan dan tidak dapat terlaksanakan tanpa adanya
pihak-pihak yang telah memberikan bantuan mril dan materil kepada penulis.
Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya dan tulus
kepada semua pihak yang membantuselama mengerjakan laporan ini kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak, CA selaku Dekan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Rustam, M.Si, Ak, CA selaku ketua prodi dan dosen
pembimbing Tugas Akhir yang telah melungkan waktu dan pikirannya
untuk membimbing pnulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
Universitas Sumatera Utara yang mebantu penulis dalam memperoleh data
dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.
4. Ibu Sarima Pulungan S.E, selaku pembimbing di Dinas Perhubungan Kota
Medan dalam menyampaikan informasi dan arahan.
5. Ucapan terima kasih penulis spesial kepada Kedua orang tua Penulis,
Ayahanda Syawaluddin Siregar dann Ibunda Chairiah Harahap yang tiada
henti memerikan motivasi dan doa kepada penulis.
6. Kepada abangku tersayang “ Bang Soleh ” yang menjadi patokan dan
membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
7. Kepada teman sejawat dan seperjuangan saya Nia Aulia Lubis, Aulia
Cungkring, Ahmad Fadil Lubis,Rizky yulia bundadari,runi, sempakayang
selalu mendukung penulis.
8. Teman-teman Akuntansi 2012 grup B yang tak dapat disebutkan satu
persatu, penulis menyampaikan banyak terima kasih karena telah banyak
memberikan ide dan semangat, dorongan dalam penyelesaian Tugas Akhir
ini.
9. Kepada seluruh dosen mulai dari semester I sampai VI yang telah
memberikan ilmu pengetahuan yang tak ada habis-hasinyakepada penulis.
10.Buat semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan Tugas
Akhir ini.
Penulis menyadari bahwa penusunan Tugas Akhir ini masih jauh dari
membangun dari semua pihak. Penulis juga berharap semga Tugas Akhir ini dapat
memberikan manfaat yang berguna bagi semua pihak yang membutuhkan.
Medan, 8 Juli 2015
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR ... vii
BAB I : PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 3
1. Tujuan Penelitian ... 3
2. Manfaat Penelitian ... 4
D. Rencana Penulisan ... 4
1. Jadwal Survey/Observasi ... 4
2. Rencana Isi ... 6
BAB II : DINAS PERHUBUNGAN KOTA MEDAN ... 8
A. Sejarah Ringkas Dinas Perhubungan Kota Medan ... 8
B. Struktur Organisasi ... 10
C. Job Description ... 11
D. Jaringan Kegiatan ... 19
F. Rencana Kegiatan ... 19
BAB III : SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ASET TETAP PADA DINAS PERHUBUNGAN KOTA MEDAN ... 21
A. Aktiva Tetap ... 21
B. Jenis-jenis Aset Tetap ... 23
C. Cara Perolehan Aktiva Tetap ... 25
D. Penyusutan Aset Tetap ... 27
E. Unsur Pengendalian Internal Aset Tetap ... 33
BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN ... 36
A. Kesimpulan ... 36
B. Saran... 37
DAFTAR PUSTAKA ... 38
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
1.1 Jadwal Survey/Observasi dan Penyusunan Tugas Akhir... 5
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Semakin pesatnya persaingan usaha, perkembangan ilmu pengetahuan, dan
perkembangan yang luar biasa pada teknologi jelas akan membawa dampak bagi
ilmu akuntansi. Akuntansi sebagai media informasi keuangan memegang peranan
penting dalam perusahaan. Salah satu perannya adalah sebagai alat berpikir dalam
membuat perencanaan dan pengendalian perusahaan. Agar peran-perannya dapat
berfungsi dengan baik, untuk itu sangat diperlukan informasi akuntansi yang
relevan dan dapat di andalkan diperlukan suatu sistem yang mengatur dan
mengelola data akuntansi serta menghasilkan informasi akuntansi yang di
sebutkan sistem informasi akuntansi.
Sistem informasi Akuntansi adalah kumpulan sumber daya seperti manusia
dan peralatan yang dirancang untuk mengubah data keuangan dan data lainnya
menjadi informasi. Untuk melaksanakan suatu sistem informasi akuntansi
unsur-unsur yang terlibat adalah manusia sebagai pelaksana dari sistem, organisasi
sebagai obyek yang membutuhkan sistem, dan pengelolaan data transaksi untuk
menghasilkan informasi. Salah satu dari bagian sistem informasi akuntansi yang
memiliki faktor yang cukup besar dan memiliki andil untuk menghasilkan laporan
keuangan adalah aset tetap (aktiva tetap). Hampir setiap perusahaan, baik
tetap untuk menjalankan kegiatan operasional setiap hari. Aset tetap merupakan
harta perusahaan yang masa penggunaannya lebihdari satu periode normal
akuntansi (biasanya di atas satu tahun penggunaan). Perolehan aset tetap dapat
ditempuh dengan berbagai cara.
Di dalam menjalankan kegiatan operasi perusahaan, proses perolehan asset
tetap tersebut tentu memperoleh pertimbangan-pertimbangan bagi pihak
perusahaan. karena kesalahan dalam mempertimbangkan cara memperoleh aset
tetap juga akan mempengaruhi operasi perusahaan, terutama dari segi dana yang
tersedia untuk memperoleh aset tersebut.
Selain itu, aset tetap yang telah dimiliki oleh perusahaan juga tentunya
mempunyai batas waktu tertentu untuk beroperasi, serta memerlukan
perbaikan-perbaikan yang kadangkala juga membutuhkan dana yang tidak sedikit
jumlahnya, disamping biaya-biaya pemeliharaan rutin agar dapat menunjang
kegiatan pengoperasiannya yang berkesinambungan. Untuk itu diperlukan
suatupenerapan sistem informasi akuntansi aset tetap sebagai perencanaan atas
kebijakan-kebijakan apa yang diambil dalam penanganan aset tetap. Penanganan
aset tetap bertujuan untuk memperoleh efisiensi dan pengamanan terhadap aktiva
agar dana yang diinvestasikan ke dalam aktiva tetap memperoleh manfaat yang
maksimum sesuai dengan jangka waktu pemakaiannya, serta untuk menghindari
ketidakwajaran pelaporan biaya dalam satu periode akuntansi.
Dinas Perhubungan Kota Medan juga memiliki berbagai macam aset tetap
tik dan peralatan lainnya. Dinas Perhubungan Kota Medan tidak dapat
menjalankan kegiatan operasional tanpa adanya aset tetap tersebut. Mengingat
pentingnya aset tetap (fixed asset) bagi sebuahorganisasi perusahaan khususnya
Dinas Perhubungan Kota Medan, maka dalam penyusunan tugas akhir ini penulis
tertarik mengambil judul “Pengendalian Internal Aset Tetap pada Dinas Perhubungan Kota Medan“.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan masalah
dalam penyusunan tugas akhir ini adalah “Bagaimana Pengendalian Internal Aset
Tetap pada Dinas Perhubungan Kota Medan?“
C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
1. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui bagaimana Pengendalian Internal Aset Tetap pada
Dinas Perhubugan Kota Medan.
b. Untuk mengetahui bagaimana managemen Dinas Perhubungan Kota
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah :
a. Bagi Penulis, menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan
tentang aset khususnya mengenai aset tetap.
b. Bagi Perusahaan, sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil
langkah pada masa yang akan datang untuk lebih memprihatikan aset
tetap yang digunakan.
c. Bagi pihak lain, sebagai bahan masukan dalam mempelajari ilmu aset
khususnya aset tetap.
D. RENCANA PENULISAN
1. Jadwal Survey/Observasi
Penelitian ini dilakukan di Dinas Perhubungan Kota Medan Jl. Pinang
Tabel 1.1
Jadwal Survei/ Observasi dan Penyusunan Tugas Akhir
No Kegiatan
BULAN
April Mei Juni
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2
1 Pengesahan tugas
akhir
2 Pengajuan judul
3 Permohonan izin riset
4 Penunjukan dosen
pembimbing
5 Pengumpulan data
6 Penyusunan tugas
akhir
7 Bimbingan tugas
akhir
8 Penyelesaian tugas
akhir
Dalam kegiatan pengumpulan data ini dilakukan riset selama1 minggu dimulai
2. Rencana Isi
Rencana ini terdiri dari 4 Bab Pendahuluan, Bab Profil Perusahaan yaitu Profil
Dinas Perhubungan Kota Medan, Bab Pembahasan yaitu Pengendalian Internal
Aset Tetap Pada Dinas Perhubungan Kota Medan, dan Bab Penutup. Maka oleh
karena itu laporan penelitian tugas akhir ini dapat dilihat dalam sistematika
penelitian berikut ini :
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang, rumusan masalah,
tujuan dan manfaat penelitian dan rencana penulisan yang terdiri
dari jadwal survey/observasi dan rencana isi.
BAB II : DINAS PERHUBUNGAN KOTA MEDAN
Dalam bab ini diuraikan mengenai sejarah ringkas Dinas
Perhubungan Kota Medan, struktur organisasi, (job description),
jaringan kegiatan, kinerja kegiatan, dan rencana kegiatan.
BAB III : PENGENDALIAN INTERNAL ASET TETAP PADA DINAS PERHUBUNGAN KOTA MEDAN
Dalam bab ini, diuraikan mengenai aktiva tetap, jenis-jenis aset
tetap, mecam-macam aktiva tetap, cara perolehan aktiva tetap,
penyusutan aset tetap, dan unsur pengendalian internal aset tetap.
BAB IV :KESIMPULAN DAN SARAN
sistem pengendalian internal aset tetap pada Dinas Perhubungan
A.Sejarah Singkat Dinas Perhubungan Kota Medan
Departemen Perhubungan telah ada sejak periode awal kemerdekaan Indonesia
yang dibentuk berdasarkan periode Kabinet-Kabinet Republik Indonesia. Rencana
Strategis Dinas Perhubungan Kota Medan disusun berawal dari pemikiran
strategis tentang nilai-nilai luhur yang dianut /dimiliki oleh seluruh pimpinan dan
staf Dinas Perhubungan Kota Medan yang merupakan karakteristik inti dari tugas
pokok yang diemban oleh Dinas Perhubungan Kota Medan.
Berdasarkan peraturan Daerah Kota Medan No.4 Tahun 2001 tentang
Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas di lingkungan Pemerintah
Kota Medan. Pemerintah Daerah bermaksud melakukan pembinaan, pengawasan
dan pengendalian terhadap penyelenggaraan hubungan daerah. Pemerintah Daerah
juga bertujuan untuk meningkatkan pelayanan penyelenggaraan perhuubungan
yang efektif, efisien, profesional, handal dan berkemampuan.
1. Visi Dinas perhubungan Kota Medan
Visi Dinas Perhubungan Kota Medan adalah mewujudkan penyelenggaran
pelayanan perhubungan yang handal, berdaya saing dan memberikan nilai tambah
mapan dan berkeadilan di dalam kebhinekaan yang didukung tata pemerintahan
yang baik ”.
Handal meliputi :
Aman, nyaman, tepat waktu, terpelihara, mencukupi kebutuhan menjangkau
seluruh pelosok tanah air serta mampu mendukung pembangunan dalam wadah
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
2. Misi Dinas Perhubungan Kota Medan
Misi dari Dinas Perhubungan Kota Medan adalah membangun dan
mengembangkan Ekonomi Kerakyatan yang bertumpu pada pertanian,
agroindustri, pariwisata dan sektor-sektor unggulan serta mengembangkan sumber
daya alam yang berwawasan lingkungan dengan cara :
a. Mempertahankan tingkat jasa pelayanan sarana dan prasarana perhubungan
(rekondisi/ survival),
b. Melaksanakan konsolidasi melalui restrukturisasi dan reformasi di bidang
perhubungan dan menegakkan hukum secara konsisten (restrukturisasi dan
reposisi),
c. Meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan perhubungan,
d. Meningkatkan kualitas pelayanan dan pengelolaan jasa perhubungan yang
handal, berdaya saing dan memberi nilai tambah.
3. Tujuan Dinas Perhubungan Kota Medan
pelayanan yang baik di bidang perhubungan yang semakin maju agar dapat terus
memenuhi kebutuhan masyarakat sesuai dengan kemajuan Ilmu dan Tekhnologi
yang berlaku.
B.Struktur Organisasi
Struktur organisasi diperlukan untuk membedakan batas-batas wewenang dan
tanggung jawab secara sistematis yang menunjukan adanya hubungan/ keterkaitan
antara setiap bagian untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Melalui struktur organisasi yang baik, pengaturan pelaksanaan dapat
diterapkan, sehingga efisiensi dan efektivitas kerja dapat diwujudkan melalui
Gambar 2.1
Struktur Organisasi Dinas Perhubungan Kota Medan
Sumber : Dinas Perhubungan Kota Medan
C.Job Description
Berikut ini adalah Uraian Tugas (Job Description) dari setiap unit pada Dinas
Perhubungan Kota Medan yang terdiri dari :
Kasi Parkir Khusus Kasi Managemen
Rekayasa & Lalu lintas
Kasi Keperlabuhan & Kebandarudaraan Kasi Tekhnik
Perbengkelan karoseri
Kasi Parkir Harian Wilayah - I Kasi Lalu Lintas &
Angkutan Laut Kasi Angkutan Darat
Kasi Pengembangan Pengujian Kendaraan
Bermotor
Kasi Parkir Harian Wilayah - II Kasi Penunjang &
Kes. Pelayanan Kasi Pengendalian &
Ketertiban Kasi Pengembangan Teknik Terminal Kepala Dinas Sekretaris Kasubag Keuangan Kasubag Umum Kasubag Program Kabid Parkir Kabid Hub. Laut &
Udara Kabid Tekhsapra
Angk. Darat
Kepala Dinas
1. Perumusan kebijakan teknis di bidang perhubungan.
a. Mengindentifikasi, menemukenali, serta memahami sistem transportasi kota
berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang ditetapkan.
b.Menyusun siklus perencanaan dan penganggaran bidang perhubungan kota.
c. Menyampaikan rancangan siklus perencanaan dan penganggaran bidang
perhubungan kota kepada Walikota Medan melalui Sekretaris Daerah untuk
ditetapkan sebagai pola kebijakan transportasi berkelanjutan di Kota Medan.
d. Mengidentifikasi, mendisposisi dan menugaskan tindak lanjut surat-surat
masuk kepada bawahan.
2.Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang
perhubungan.
a. Mengidentifikasi, menyusun dan mengagendakan rapat-rapat perencanaan,
pengendalian dan evaluasi rencana kebijakan sistem transportasi kota.
b. Menyelenggarakan dan memimpin rapat-rapat koordinasi, perencanaan,
pengendalian dan evaluasi serta implementasi kebijakan transportasi
perkotaan yang diselenggarakan.
c. Menyelenggarakan rapat-rapat koordinasi bakortib lalu lintas Kota Medan.
d. Mendorong pelaksanaan pelayanan dan perizinan di bidang perhubungan
yang baik dan sesuai ketentuan yang berlaku.
3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang perhubungan.
a. Mengidentifikasi dan menemukenali kebutuhan keterampilan dan keahlian
transportasi dan pelayanan perizinan kepada masyarakat.
b. Menyelenggarakan, mengikuti diklat peningkatan kemampuan khusus
steakholder perhubungan.
c. Melakukan bimbingan kepada bawahan untuk meningkatkan motivasi dan
prestasi kerja
d. Melaksanakan fungsi reward dan punishment
e. Menetapkan jenis-jenis kebijakan transportasi yang akan dilaksanakan dan
yang akan disusun.
f. Memberikan arahan proses penyelenggaraan perhubungan dan pelayanan
perizinan di bidang perhubungan.
4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh walikota sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
a. Menerima tugas-tugas lain yang diberikan oleh walikota medan secara
tertulis.
b. Mempelajari tugas-tugas lain yang diberikan oleh walikota medan.
c. Merumuskan tindak lanjut dari tugas-tugas lain yang diberikan.
d. Menugaskan pelaksanaan untuk mempersiapkan rumusan tindak lanjut.
e. Memeriksa konsep bahan tindak lanjut sekaligus menyetujuinya dan atau
membuat catatan-catatan penyempurnaan untuk mendapatkan perbaikan
kembali dari pelaksanaan.
f. Meneruskan saran tindak lanjut kepada walikota medan untuk mendapatkan
tanggapan atau persetujuan.
Sekretaris
1. Penyusunan Rencana Kerja Kesekretariatan.
a. Mengumpulkan dan menyusun data/informasi relevan sebagai bahan
penyusunan rencana kerja kesekretariatan.
b. Mempelajari dasar – dasar regulasi penyelenggaraan tugas – tugas
administrasi, keuangan dan penyusunan program.
2. Pengkoordinasian Penyusunan Perencanaan Program SKPD.
a. Menginventarisir materi dan jadwal rapat – rapat koordinasi penyusunan
program SKPD.
b. Memberikan saran dan pertimbangan kepada atasan terkait dengan rapat –
rapat koordinasi penyusunan program SKPD yang diperlukan.
3. Penyelenggaraan Pelayanan Administrasi Kesekretariatan yang meliputi
Administrasi Umum, Kepegawaian, Keuangan dan Kerumahtanggaan SKPD.
4. Pengelolaan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia, Pengembangan
Organisasi dan Ketatalaksanaan.
Kasubbag Umum
1. Penyusunan Rencana Program dan kegiatan Sub. Bagian Umum.
a. Mengidentifikasi dan mengenali tugas – tugas Sub. Bagian Umum.
b. Mempersiapkan rencana kerja tahunan Sub. Bagian Umum dan
mengajukannya kepada atasan untuk mendapat tanggapan dan persetujuan.
c. Melaksanakan rencana kerja tahunan Sub. Bagian Umum.
kearsipan, perlengkapan dan penyelenggaraan kerumahtanggaan SKPD.
a. Menugaskan penatausahaan surat masuk dan surat keluar.
b. Mempersiapkan isi ringkas surat masuk pada lembar disposisi.
3. Administrasi Kepegawaian.
a. Melakukan pencatatan atas kebutuhan pembinaan kepegawaian seperti
jadwal kenaikan pangkat regular dan pilihan dan sebagainya.
b. Menginformasikan hak dan kewajiban kepegawaian kepada seluruh pegawai
yang ada di lingkungan SKPD.
4. Penyiapan bahan pembinaan dan pengembangan kelembagaan,
ketatalaksanaan, dan kepegawaian.
a. Mengumpulkan bahan – bahan pengembangan kelembagaan,
ketatalaksanaan dan kepegawaian.
b. Mengidentifikasi kebutuhan pengembangan kelembagaan, ketatalaksanaan
dan kepegawaian.
5. Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian.
6. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.
7. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh sekretaris sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
Kasubbag Keuangan
1. Penyusunan rencana dan kegiatan Sub.Bagian Keuangan.
b. Mempersiapkan rencana kerja tahunan Sub Bagian keuangan dan
mengajukan kepada atasan tanggapan dan persetujuan.
2. Penyusunan bahan petunjuk teknis pengelolaan administrasi keuangan.
a. Mengumpulkan serta mempelajari pedoman pelaksanaan dan teknis
penyelenggaraan Tugas-tugas Sub Bagian Keuangan.
b. Membimbing unsur staf untuk memahami pedoman pelaksanaan dan teknis
penyelenggaraan tugas tugas Sub Bagian Keuangan.
3. Pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan meliputi kegiatan penyusunan
rencana, penyusunan bahan, pemrosesan, pengusulan dan verifikasi.
a. Menugaskan peñata usahaan administrasi keuangan.
b. Mempersiapkan administrasi/registrasi SP2D.
c. Meneliti kelengkapan SPP-LS pengadaan barang dan jasa yang disampaikan
oleh Bendahara pengeluaran yang diketahui /disetujui oleh PPTK SKPD.
d. Meneliti kelengkapan SPP-UP, SPP-GU, SPP-TU dan SPP-LS gaji dan
tunjangan PNS serta penghasilan lainnya yang ditetapkan sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan yang diajukan oleh bendahara pengeluaran.
4. Penyiapan bahan/pelaksanaan koordinasi pengelolaan administrasi keuangan.
5. Penyusunan laporan keuangan.
6. Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan dan pengendalian.
7. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas.
fungsinya.
Kasubbag Penyusunan Program
1. Penyusunan rencana, program dan kegiatan Sub Bagian Penyusunan Program
a. Mengidentifikasi dan Mengenali tugas-tugas Sub. Bagian penyusunan
program.
b. Mempersiapkan rencana kerja tahunan Sub. Bagian penyusunan program
dan mengajukannya kepada atasan untuk mendapat tanggapan dan
persetujuan.
c. Melaksanakan rencana kerja tahunan Sub. Bagian penyusunan program
2. Pengumpulan bahan petunjuk teknis lingkup penyusunan rencana dan program
Dinas.
a. Mengumpulkan dan mempelajari pedoman pelaksanaan dan teknis
penyelenggaraan tugas-tugas Sub Bagian Penyusunan Program.
b. Membimbing unsur staf untuk memahami pedoman pelaksanaan dan teknis
penyelenggaraan tugas-tugas sub bagian penyusunan program.
3. Penyiapan bahan penyusunan rencana dan program dinas.
a. Mempersiapkan rencana dan program tahunan dari masing-masing bidang
(Sekretaris, Bidang Dinas) dan sub bidang (Kasubag/Kasi, Ka. UPTD)
untuk dapat ditampung dalam bahan Musrenbang Kota Medan.
b. Mempersiapkan Bahan Rencana Kerja (Renja) SKPD setiap Tahun yang
berasal dari usulan dan masukan Bidang/Sub Bidang Dinas Perhubungan
c. Mengumpulkan usulan dan masukan dari hasil Musrenbang untuk disusun
dalam penyusunan RKA SKPD Dinas Perhubungan Kota Medan.
d. Mempersiapkan Bahan RKA SKPD Dinas Perhubungan yang berasal dari
masukan/usulan hasil musrenbang dan usulan Dinas Perhubungan yang
berasal dari Bidang dan Sub Bidang Dinas Perhubungan Kota Medan.
e. Berkoordinasi dengan Bappeda Kota Medan untuk menyusun KUA PPAS
Dinas Perhubungan Kota Medan.
4. Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian.
a. Mempersiapkan laporan pelaksanaan masing-masing kegiatan yang
dihimpun dari bidang/sub bidang dinas
b. Mempersiapkan koreksi dan masukan kepada Sekretaris terhadap
tugas/kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan program kegiatan dinas
yang ditampung dalam DPA SKPD Dinas Perhubungan Kota Medan.
5. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.
a. Mempersiapkan bahan laporan Realisasi Fisik dan Keuangan Dinas ke
Sekretariat Kota Medan secara Triwulan setiap tahun.
b. Mempersiapkan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(LAKIP) Dinas Perhubungan setiap tahun.
c. Membuat laporan tertulis kepada Sekretaris terhadap kinerja program dan
kegiatan yang dilaksanakan/belum dilaksanakan oleh bidang/sub bidang.
6. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugas dan
D.Jaringan Kegiatan
Dinas Perhubungan Kota Medan adalah instansi pemerintah yang bergerak di
pelayanan transportasi darat, laut dan udara.Instansi ini juga menyediakan sarana
dan prasarana yang mendukung transportasi.Dinas Perhubungan juga mengadakan
kegiatan pembangunan di bidang perhubungan pos dan telekomunikasi.
E.Kinerja Kegiatan
Secara umum hasil pembangunan perhubungan tahun 2013 telah mengalami
beberapa kemajuan, sedangkan target utama dari Rencana Kerja Dinas
perhubungan Kota Medan adalah pengembangan fasilitas keselamatan lalu lintas
jalan dengan pengadaan dan pemasangan rambu lalu lintas jalan, guard rail,
marka jalan, delineator dan RPPJ, Pembangunan dermaga laut dan dermaga
sungai serta Peningkatan dan pembangunan bandara – bandara.
F. Rencana Kegiatan
Rencana Kerja Dinas Perhubungan Tahun 2013 merupakan rencana tahun
kedua pelaksanaan pembangunan Rencana Strategis Dinas Perhubungan Kota
MedanTahun 2012 – 2016. Rencana Kerja Dinas Perhubungan Kota Medan
Tahun 2013 disusun berdasarkan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Walikota
Medan Tahun 2013, Rencana Pembangunan Jangka.
Menengah Daerah (RPJMD) 2012 - 2016 dan Rencana Strategis Dinas
acuan dalam pelaksanaan tugas Dinas Perhubungan Kota Medan pada tahun
2013. Rencana Kerja Dinas Perhubungan Tahun 2013 berisi kebijakan
pembangunan perhubungan, yaitu transportasi dan kegiatan pendukungnya, yang
akan dibiayai baik melalui APBD. Uraian ini akan diawali dengan kondisi umum
yang secara singkat menguraikan pencapaian kinerja sampai dengan tahun 2011
dan perkiraan tahun 2012 masalah dan tantangan yang harus dihadapi pada tahun
2013.
Dari perkembangan keadaan tersebut kemudian dirumuskan prioritas-prioritas
pembangunan tahun 2013 dan sasaran pembangunan yang hendak dicapai pada
masing-masing prioritas dengan mengacu kepada agenda pembangunan Dinas
Perhubungan Kota Medan yang perlu diselesaikan pada tahun 2013. Dengan arah
kebijakan pada masing-masing bidang pembangunan perhubungan, yang meliputi
transportasi darat, transportasi laut, transportasi udara, dan kegiatan penunjang
transportasi, selanjutnya disusun program-program pembangunan dikaitkan
dengan kebutuhan pendanaan.
Tujuan disusunnya Renja Dinas Perhubungan Kota Medan adalah sebagai
dokumen perencanaan pembangunan dalam rangka penyusunan APBD Kota
Medan Tahun 2013 yang merupakan pegangan umum perencanaan bidang
Perhubungan di Kota Medan, yang merupakan penjabaran Renstra Dinas
Perhubungan Kota Medan dalam bentuk program aksi atau kegiatan yang lebih
spesifik, sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Dinas Perhubungan Kota Medan,
DINAS PERHUBUNGAN KOTA MEDAN
A. Aktiva Tetap
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan sebelumnya termasuk data-data
yang dikumpulkan oleh penulis beserta hasil penelitian yang diperoleh dari
lapangan, maka pada bab ini penulis akan mencoba membahas objek penelitian
yang dititik beratkan pada penerapan Standar Akuntansi Keuangan. Sesuai dengan
apa yang telah diuraikan pada bab sebelumnya bahwa dalam memperoleh aktiva
tetap dapat dilakukan dengan beberapa cara. Begitu juga halnya dengan yang
dilakukan oleh Dinas Perhubungan Kota Medan.
Untuk memahami pengertian aktiva tetap perlu dikemukakan beberapa
defenisi mengenai aktiva tetap tersebut yang dikeluarkan oleh beberapa ahli
dibidang akuntansi, antara lain :
Menurut Simamora (2009 : 297) aktiva tetap adalah “Aktiva-aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun terlebih
dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan tidak dimaksudkan untuk dijual
dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih
dari satu’’.
asset dan mendefinisikannya sebagai berikut : “Harta berwujud (tangible asset)
yang memiliki masa manfaat ekonomis lebih dari satu tahun bernilai material, dan
digunakan untuk kegiatan operasi normal perusahaan dan merupakan
pengeluaranyang nilainya besar atau material’’.
Adapun menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2009 : 13) adalah “Sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan
darimana manfaat ekonomi dimasa depan diharapkan akan diperoleh perusahaan”.
Mulyadi (2007 : 236) Mengatakan aset tetap adalah “kekayaan perusahaan yang memiliki wujud, mempunyai manfaat ekonomis lebih dari satu tahun, dan
diperoleh perusahaan untuk melaksanakan kegiatan perusahaan, bukan untuk
dijual kembali’’.
Dari pengertian diatasdiperoleh suatu kesimpulan bahwa aset tetap mempunyai
tiga sifat utama, yaitu :
1. Mempunyai kemungkinan masa manfaat di masa datang yang mempunyai
kemampuan sendiri maupun kombinasi dengan aset lainnya untuk
menyumbangkan aliran kas masuk di masa yang akan datang baik
langsung maupun tidak langsung.
2. Suatu perusahaan dapat memperoleh manfat dan mengawasi manfaat
tersebut.
3. Transaksi-transaksi tersebut menyebabkan timbulnya hak perusahaan
untuk memperoleh dan mengawasi manfaat tersebut.
Suatu aset yang memiliki nilai uang dan berbentuk fisik yang menjadi milik
peralatan kantor, kendaraan dan lainnya. Aktiva tetap mempunyai kriteria antara
lain berwujud, dimiliki oleh perusahaan, masa operasinya lebih dari jangka waktu
relatif lama, nilainya besar dan tidak untuk dijual.
B. Jenis- jenis Aktiva Tetap
Jenis aset tetap di setiap perusahaan berbeda-beda, hal ini disebabkan karena
perbedaan jenis operasional yang dilakukan perusahaan. Secara umum,
penggolongan aset tetap didasarkan pada beberapa sudut pandang yaitu :
1. Substansi
Yaitu aktiva yang dapat digantikan dengan sejenisnya. Aktiva tetap dapat
dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
• Tangible fixed asset( aktiva berwujud )
Contohnya : lahan, mesin, gedung, peralatan dan lainnya.
• Intangible fixed asset ( aktiva tidak berwujud )
Contohnya goodwill, paten, copyright, franchise, lease hold, dan lainnya.
2. Umur
Pengkategorian aktiva tetap dari segi ini berguna untuk mengetahui perlu
tidaknya dilakukan penyusuan terhadap harga perolehan, mengingat aktiva tetap
memiliki masa manfaat yang berbeda-beda. Berdasarkan umurnya aktiva tetap
terdiri dari :
• Aktiva tetap yang umurnya tidak terbatas, seperti tanah.
• Aktiva tetap yang umurnya terbatas apabila sudah habis masa
jenis aktiva sejenis. Misalnya bangunan, mesin, alat-alat, mebeldan
kendaraan.
• Aktiva tetap yang umurnya terbatasdan apabila sudah habis masa
penggunaanya tidak dapat digantikandengan aktiva lain yang sejenis.
• Contohnya : sumber-sumber alam seperti tambang dan hutan.
Menurut Mulyadi, (2007) aktiva tetap berwujud yang dimiliki oleh suatu perusahaan dikelompokkan sebagai berikut :
a. Tanah dan pematangan tanah
b. Gedung dan perbaikan gedung
c. Mesin
d. Kendaraan-kendaraan
Dinas Perhubungan Kota Medan mengkategorikan jenis aktiva tetapnya ke
dalam lima kategori yang masing masing harga perolehan dan masa manfaatnya
telah ditetapkan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan, yaitu:
1. Tanah
2. Bangunan/ gedung 3. Kendaraan
4. Peralatan
5. Inventaris kantor, seperti komputer, meja
Sesuai dengan pengertian yang dikemukakan oleh Ikatan Akuntan Indonesia
diatas terkait ciri-ciri aktiva tetap, maka seluruh kategori yang ada pada Dinas
Perhubungan Kota Medan aset tetap sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan
oleh Ikatan Akuntan Indonesia yaitu aktiva yang berwujud, yang dimiliki oleh
Dinas Perhubungan Kota Medan serta tidak dimaksudkan untuk dijual kembali.
C. Macam-macam Aktiva Tetap
Aktiva tetap dapat digolongkan menjadi dua bagian yaitu aktiva tetap
berwujud dan aktiva tidak berwujud. Aktiva tetap juga dapat digolongkan menjadi
dua bagian yaitu aktiva tetap berwujud dan aktiva tetap tidak berwujud.
a. Aktiva tetap berwujud juga dapat digolongkan menjadi dua bagian yaitu :
1. Memiliki umur tidak terbatas seperti tanah.
2. Memiliki umur terbatas seperti gedung mesin, kendaraan, dan inventaris
kantor.
b. Aktiva tetap tidak berwujud seperti renovaasi gedung.
D. Cara Perolehan Aktiva Tetap
Setiap aktiva tetap mempunyai harga perolehan yang meliputi seluruh biaya
yang dikeluarkan atau hutang yang timbul untuk memperoleh aktiva tersebut.
Biaya perolehan dicatat sebesar harga perolehannya yaitu harga beli aktiva
tersebut ditambah biaya yang dikeluarkan sampai aktiva tetap tersebut dapat
digunakan oleh perusahaan.
Ikatan Akuntan Indonesia, (2009 : 285) berpendapat bahwa : “ Biaya
perolehan suatu aktiva terdiri dari harga belinya, termasuk bea impor dan PPh
msukan tidak boleh retribusi (non refundable), dan setiap biaya yang dapat
untuk penggunaan yang dapat dimasukkan setiap potongan dikurangkan dari
harga pembelian’’. Dalam menjalankan aktivitasnya suatu perusahaan dapat
memperoleh aktiva tetap dengan beberapa cara dengan pembelian, disumbangkan
(hadiah), dan dibangun sendiri.
Dinas Perhubungan Kota Medan dalam perolehan aktiva tetapnya dilakukan
dengan dua cara yaitu :
a. Dengan pembelian secara tunai
Perolehan aktiva tetap yang dibeli secara tunai sebelumnya akan dicatat ke
dalam bukubesar harian sebagai harga perolehannya. Harga perolehannya dibuat
dengan menjumlahkan harga yang diberikan penjual ( harga faktur ) dengan
seluruh biaya-biaya yang dikeluarkan sampai aktiva tetap tersebut siap untuk
digunakan. Seluruh biaya-biaya yang dikeluarkan dikapitulasi sebagai harga
perolehan aktiva tetap. Potongan tunai yang diperoleh dari pembelian aktiva tetap
merupakan pengurangan terhadap harga faktur tersebut.
Jika dalam suatu pembelian diperoleh suatu aktiva tetap seperti gedung atau
tanah, maka perngalokasian harga perolehan dari aktiva tersebut didasarkan pada
perbandingan nilai wajar dari masing-masing aktiva yang diperoleh. Dengan
begitu aktiva tetap dapat diakui oleh perusahaan pada saat aktiva tetap tersebut
diterima sebesar harga perolehannya. Menurut Warren, Reef dan Fees(2007 : 145) berpendapat bahwa “harga perolehan aktiva tetap mencakup segala pengeluaran yang perlu sampai aktiva tersebut dapat dipakai’’.
Jika perusahaan melakukan pembelian secara kredit, maka dalam akiva tetap
tunai dengan harga pembelian kredit tersebut dianggap sebagai beban bunga.
b. Dengan cara dibangun sendiri
Aktiva tetap yang diperoleh dengan cara dibangun sendiri oleh perusahaan
didasarkan harga perolehannya berasal dari pemindah bukuan aktiva dalam
pelaksanaanya yang kemudian dicatat pada saat laporan proyek selesai diperoleh
dan berita acara serah terima dari pembuat aktiva tetap yang bersangkutan. Hal ini
dikarenakan biaya perolehannya akan lebih rendah, selain itu kualitas aktiva tetap
akan lebih baik.
E.Penyusutan Aset Tetap
Penyusutan adalah penurunan kemampuan aktiva dalam menyediakan manfaat
dalam rangka aktivitas operasioanal perusahaan. Hal ini dikarenakan pemakaian
yang terus-menerus, sehingga mengakibatkan fungsi aktiva tetap tersebut
menurun dari hari ke hari. Menurut IkatanAkuntan Indonesia, (2009 : 212) “ penyusutan adalah alokasi sistematik jumlah yang dapat disusutkan dari suatu
aktiva sepanjang masa manfaat’’.
Hal-hal yang menyebabkan penyusutan biasa diidentifikasikan sebagaai
penyusutan fisik atau penyusutan fungsional. Penyusutan fisik terjadi disebabkan
kerusakan ketika digunakan, dan karena cuaca. Sedangkan penyusutan fungsional
terjadi karena aktiva tetap yang dimaksud tidak lagi mampu menyediakan manfaat
dengan tingkat seperti yang diharapkan.
Disamping pengeluaran dalam masa penggunaan, masalah penyusutan
Sofyan Harahap(2007 : 52) yang dimaksud dengan penyusutan adalah : “ pengalokasian harga pokok aktiva tetap selama masa penggunaanya’’. Beberapa
istilah-istilah khusus didalam akuntansi sesuai dengan pengkategorian aktiva
terkait dengan proses hargaalokasi harga perolehan aktiva tetap, antara lain :
a. Depresi
Yaitu yang digunakan pada alokasi harga perolehan untuk aktiva tetap
berwujud yang dibebankan ke penghasilan secara periodik.
b. Deplesi
Yaitu istilah yang digunakan pada proses alokasi harga perolehan
(penyusutan) untuk aktiva tetap berupa sumber-sumber alam (wasting
asset) yang dibebankan ke penghasilan secara periodik.
c. Amortisasi
Yaitu istilah yang dipakai pada proses alokasi harga perolehan
(penyusutan) untuk aktiva tetap berwujud yang dibebankan ke penghasilan
secara periodik.
Beberapa faktor yang harus diperhatikan guna menetapkan besar beban
penyusutan setiap periodik adalah :
1. Harga perolehan
Yaitu seluruh pengeluaran atau pengorbanan yang dilakukan memperoleh
aset sampai keadaan siap pakai.
Yaitu taksiran realisasi (penjualan) melalui kas aset tetap tersebut setelah
akhir penggunaan atau pada saataset tetap tersebut harus ditarik dari
kegiatan operasi. Biaya yang disusutkan (depreciable cost) adalah jumlah
yang harus disebarkan sepanjang umur manfaat aset sebagai beban
penyusutan.
3. Masa manfaat
Umur manfaat yang diperkirakan (expeted useful life) atas aset tetap juga
harus diestimasi pada saat aset tersebut mulai digunakan.
Menurut Warren, et al ( 2005 : 395 ) beberapa faktor yang menyebabkan suatu aset tetap berwujud dapat memberi manfaat dalam waktu yang terbatas,
yaitu :
a. Faktor fisik
Aus karena dipakai (wear and tear), aus karena umur (deteroralitation and
deacay), dan kerusakan merupaka faktor fisik yang dapat mengurangi
fungsi aset tetap.
b. Faktor fungsional
Faktor fungsional yang membatasi umur aset berupa ketidakmampuan aset
memenuhi kebutuhan produsi sehingga perlu diganti, perubahan
permintaan terhadap barang maupun jasa yang dihasilkan, kemajuan
teknologi yang menyebabkan suatu aset tidak ekonomis lagi apabila
dipakai.
1. Metode Garis Lurus
Metode garis lurus (straight line method) menghasilkan jumlah beban penyusutan yang sama untuk setipa tahun selama masa kegunaan aset. Sebagai
contoh, diasumsikan bahwa biaya aset yang dapat disusutkan adalah Rp.
24.000.000, estimasi nilai residunya sebesar Rp. 2.000.000, dan estimasi masa
kegunannya adalah lima tahun. Penyusutan tahuna dihitung sebagai berikut :
����� ��.24.000 .000−�������� ���������� ��.2.000 .
�������� ���� �������� ���� ��ℎ�� = penyusutan
tahunan Rp. 4.400.000
Saat aset hanya digunakan selama beberapa waktu dalam satu tahun, maka
penyusutan dihitung secara proporsional. Sebagai contoh, diasumsikan tahun
fiskal berakhir pada tanggal 31 desember dan aset dalam contoh diatas siap untuk
menyediakan jasa pada tanggal 1 oktober. Penyusutan untuk tahun fiskal pertama
adalah Rp1.100.000 ( Rp. 4.400.000 x 3/12 ).
2. Metode Unit Produksi
Metode unit produksi (units of production method) menghasilkan jumlah penyusutan yang sama untuk setiap unit yang diproduksi atau setiap unitkapasitas
yang digunakan oleh aset. Contohnya, diasumsikan sebuah mesin dengan biaya
sebesar Rp. 24.000.000 dan estimasi nilai residu sebesar Rp. 2.000.000
diharapkan memiliki nilai estimasi masa kegunaan 10.000 jam operasi.
�������. 24.000.000− ���������������������. 2.000.000 �������� 10.000 ���
= penyusutan per jam
Rp. 2.200
Diasumsikan mesin beroperasi selama 2.100 jam dalam setahun, aka
penyusutan untuk tahun tersebut adalah rp. 4.620.000 ( Rp. 2.200 x 2.100 ).
3. Metode Saldo Menurun Ganda
Metode saldo menurun ganda (double declining balanca method) menghasilkan beban periodik yang semakin menurun selama estimasi masa
kegunaan aset. Dalam penerapannya, tingkat saldo menurun ganda ditentukan
dengan menggandakan tingkat garis lurus. Sebagai ilustrasi, diasumsikan sebuah
aset memiliki masa kegunaan lima tahun. Tingkat saldo menurun ganda sebesar
40% ditentukan sebagai berikut :
Tingkat Saldo Menurun Ganda = Tingkat Garis Lurus x 2
= ( 1/5 )x 2 = 20% x 2
= 40%
Untuk tahun pertama kegunaannya, biaya aset dikalikan dengan tingkat
penyusutan saldo menurun ganda. Setelah tahun pertama, nilai buku (book value) yaitu biaya yang dikurangi akumulasi penyusutan yang menurun dikalikan
untuk sebuah aset dengan estimasi masa kegunaan lima tahun dan biaya sebesar
[image:42.595.115.512.250.547.2]Rp. 24.000.000 adalah seperti berikut :
Tabel 3.1
Metode Saldo Menurun Ganda
( Dalam Jutaan Rupiah )
T
a
h
u
n
Biaya Akumulasi
penyusuta n pada awal tahun Nilai buku pada awal tahun Tingkat saldo menurun ganda Penyusut an Nilai buku pada akhir tahun
1 24.000 - 24.000 x 40% 9.600 14.400
2 24.000 9.600 14.400 x 40% 5.760 8.640
3 24.000 15.360 8.640 x 40% 3.456 5.184
4 24.000 18.816 5.184 x 40% 2.073 3.110
5 24.000 20.889 3.110 x 40% 1.110 2.000
Perlu diketahui bahwa saat metode saldo menurun ganda digunakan,
estimasi nilai residu tidak dipertimbangkan dalam menentukan tingkat penyusutan
dan menghitung penyusutan periodik. Akan tetapi, aset tidak perlu disusutkan
dibawah estimasi nilai residunya. Dalam contoh diatas, estimasi nilai residu
adalah Rp. 1.110 ( Rp. 3.110 – Rp. 2.000), bukan Rp. 1.244 ( 40% x Rp. 3.110 ).
Dalam contoh diatas, kita asumsikan bahwa penggunaan pertama aset terjadi
praktiknya, dan penyusutan untuk setengah tahun pertama harus dihitung.
F. Unsur Pengendalian Internal Aset Tetap
Berdasarkan riset yang telah penulis lakukan di Dinas Perhubungan Kota
Medan, penulis mendapat gambaran mengenai pengelolaan aset tetap yang
dilakukan di Dinas Perhubungan Kota Medan, yaitu :
1. Cara perolehan Aset Tetap di Dinas Perhubungan Kota Medan
Dinas Perhubungan Kota Medan yang merupakan bagian dari Pemerintahan
Kota Medan dalam penyusunan anggaran pun sama seperti halnya Dinas
Perhubungan Provinsi Sumatera Utara, yaitu dengan merancang anggaran
pengeluaran APBD (Belanja Tidak Langsung):
a. Belanja Pegawai (511)
Pengeluaran rutin yang dianggarkan oleh Dinas Perhubungan Kota Medan
membayar gaji PNS yang bekerja di Dinas Perhubungan Kota Medan
tersebut.
b. Honorarium (521)
Pengeluaran rutin yang dianggarkan oleh Dinas Perhubungan Kota Medan
membayarkan honor pegawai non PNS ( honorer ) yang bekerja di Dinas
Perhubungan Kota Medan tersebut.
c. Barang dan Jasa (221)
Pengeluaran rutin yang dianggarkan oleh Dinas Perhubungan Kota Medan
untuk membayar segala belanja barang dan jasa habis pakai yang dilakuan
biaya air listrik, dan telepon.
d. Belanja Modal (522)
Pegeluaran rutin yang dianggarkan oleh Dinas Perhubungan Kota Medan
untuk membayar segala belanja modal yang dilakukan oleh Dinas
Perhubungan Kota Medan, seperti pembelian aset tetap, dan lain
sebagainya.
Prosedur perealisasian aset tetap di Dinas Perhubungan Kota Medan :
1. Penyusunan RKA (Rencana Kegiatan Anggaran) oleh Dinas Perhubungan Kota Medan .
RKA (Rencana Kegiatan Anggaran) ini merupakan kebutuhan yang diminta
setiap unit untuk digunakan dalam kegiatan di kantor maupun dilapangan.
2. DPA (Dokumen Pelaksanaan Anggaran) yang disahkan oleh pejabat yang berwenang.
DPAyang disahkan ini terdiri dari anggaran pengeluaran yang telah disusun
oleh Dinas Perhubungan Kota Medan:
a. Belanja Pegawai (511)
Pengeluaran rutin yang dianggarkan oleh Dinas Perhubungan Kota
Medan membayar gaji PNS yang bekerja di Dinas Perhubungan Kota
Medan tersebut.
b. Honorarium (521)
Pengeluaran rutin yang dianggarkan oleh Dinas Perhubungan Kota
membayarkan honor pegawai non PNS ( honorer ) yang bekerja di Dinas
Perhubungan Kota Medan tersebut.
c. Barang dan Jasa ( 221 )
Pengeluaran rutin yang dianggarkan oleh Dinas Perhubungan Kota
Medan untuk membayar segala belanja barang dan jasa habis pakai yang
dilakuan oleh Dinas Perhubungan Kota Medan, seperti perlengkapan
kantor, serta biaya air listrik, dan telepon.
d. Belanja Modal (522)
Pengeluaran rutin yang dianggarkan oleh Dinas Perhubungan Kota
Medan untuk membayar segala belanja modal yang dilakukan oleh Dinas
Perhubungan Kota Medan, seperti pembelian aset tetap, dan lain
sebagainya.
3. Dinas Perhubungan Kota Medan mengajukan SPD (Surat Pengesahan Dana).
4. Dinas Perhubungan Kota Medan mengajukan SPP (Surat Perintah Pembayaran) dan SPM (Surat Perintah Membayar) sesuai dengan SPD yang
telah disahkan oleh Kepala Dinas Perhubungan Kota Medan .
5. Walikota Medan mengeluarkan SP2D (Surat Peritah Pencairan Dana) kepada Dinas Perhubungan Kota Medan untuk perealisasian kegiatan dari
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah penulis kemukakan dalam bab terdahulu serta
hasil penelitian pada Dinas Perhubungan Kota Medan, maka pada babIV ini
penulis akan mencoba mengambil kesimpulan yang penulis anggap penting bagi
pihak Dinas Perhubungan Kota Medan, yaitu :
1. Dinas Perhubungan Kota Medan memperoleh aset tetap dengan cara
pembelian tunai dan bekerja sama dengan pihak ketiga ( pemborong).
2. Dinas Perhubungan tidak melakukan proses penghitungan penyusutan,
karena yang melakukan proses penyusutan adalah Bagian Aset yang
berada di kantor Walikota Medan.
3. Penggantian aset tetap Dinas Perhubungan Kota Medan tidak dapat dijual,
dibuang, ataupun ditukar dengan aset lain, karena aset tetap tersebut
merupakan milik pemerintah yang tidak boleh dihilangkan, meskipun aset
tersebut telah usang, rusak maupu tidak fungsional lagi.
4. Sistem pengendalian internal aset tetap di Dinas Perhubungan Kota Medan
sudah dijalankan dengan cukup baik, tetapi masalah penyusutan aset tetap
2. Saran
Setelah mengemukakan kesimpulan diatas sebagai penutup Tugas Akhir ini
penulis akan mencoba memberikan saran sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki penulis, yang kiranya dapat memberikan manfaat dalam penulisan tugas
akhir ini. Adapun saran-saran yang penulis kemukakan adalah sebagai berikut :
1. Prosedur perealisasian aset tetap yang dijalankan Dinas Perhubungan Kota
Medan.
2. Walikota Medan seharusnya mendorong Dinas Perhubungan Kota Medan
untuk segera merumuskan peraturan mengenai penyusutan aset tetap Dinas
Perhubungan Kota Medan, sehingga aset tetap yang dimiliki Dinas
Perhubungan Kota Medan dapat dihitung seberapa lama estimasi masa
manfaatnya, supaya tercapai keseimbangan kondisi antara kondisi aset
tetap dengan nilai akuntansi yang ada di laporan anggarannya.
3. Sistem pengendalian internal aset tetap seharusnya dilakukan, misalnya
dengan membentuk bagian khusus yang menangani seluruh aset tetap
seperti melakukan pemeriksaan fisik secara periodik terhadap aset tetap
tersebut kemudian membandingkan dengan catatan akuntansinya. Hal ini
sangat penting karena aset tetap merupakan harta perusahaan yang
jumlahnya besar. Tanpa keberadaan aset tetap tersebut, perusahaan tidak
DAFTAR PUSTAKA
Harahap, Sofyan. Safri. 2002.Akuntansi Aktiva Tetap, Cetakan IV Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Hermanto, 2001, Sistem Pengendalian Internal , Edisi Kelima, Penerbit FE USU, Medan.
Ikatan Akuntansi Indonesia, 2002, Standar Akuntansi Keuangan, Penerit Salemba Empat.
James, Warren.M.Reeve. 2008. Pengantar Akuntansi: Salemba Empat.
Mulyadi, Auditing, Edisi Keenam, Cetakan Kesatu, Penerbit Salemba Empat, 2002 : Jakarta.
..., 2001, Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga, Cetakan Ketiga, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
http://id.wikipedia.org/wiki/Aset_tetap