• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Saluran Pemasaran Penjualan Biji Kopi (Studi Pada Industri Kopi Kecamatan Pamatang Sidamanik, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Saluran Pemasaran Penjualan Biji Kopi (Studi Pada Industri Kopi Kecamatan Pamatang Sidamanik, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara)"

Copied!
112
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS SALURAN PEMASARAN PENJUALAN BIJI KOPI (STUDI PADA INDUSTRI KOPI KECAMATAN PAMATANG SIDAMANIK,

KABUPATEN SIMALUNGUN, SUMATERA UTARA)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1)

Pada Program Sarjana Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

Disusun Oleh :

100907104 Jendra Qori

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA/ BISNIS

HALAMAN PERSETUJUAN

Hasil skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dan diperbanyak oleh : Nama : Jendra Qori

NIM : 100907104

Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga/ Bisnis

Judul : Analisis Saluran Pemasaran Penjualan Biji Kopi (Studi Pada Industri Kopi Kecamatan Pamatang Sidamanik, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara)

Medan, September 2015 Dosen Pembimbing Ketua Program Studi

Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA

NIP : 195908161 98601 1 001 NIP : 195908161986011001 Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA

Dekan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

(3)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur dan terimakasih penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karuniaNya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat yang harus penulis penuhi untuk dapat menyelesaikan studi di Ilmu Administrasi Bisnis Universitas Sumatera Utara untuk memperoleh gelar sarjana (S1) Administrasi Bisnis. Adapun judul dari skripsi ini adalah : Analisis Saluran Pemasaran Penjualan Biji Kopi (Studi Pada Industri Biji Kopi di Kecamatan Sidamanik, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara).

Skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa dukungan dari banyak pihak. Pada kesempatan ini dengan rasa hormat dan penuh ucapan terimakasih penulis ucapkan kepada kedua orang tua penulis, Ayahanda Julkifli dan Sitianjar Nasution atas kasih sayang dan cinta serta semangat yang telah diberikan, beribu kata terima kasih tak akan cukup membayar segala pengorbanan dan perjuangan Ayah dan Ibu. Semoga Allah membalas semua kebaikan Ayah dan Ibu, selalu menjaga kesehatan Ayah dan Ibu, dan selalu diberi kemurahan rezeki.

Penulis juga menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dan kepada semua pihak yang menjadi bagian penting selama penulis menjalankan perkuliahan di Ilmu Administrasi Bisnis USU, yaitu :

1. Prof. Dr. Badaruddin, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA selaku Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis FISIP USU serta sebagai Dosen Pembimbing penulis yang bersedia membimbing saya, yang bersedia meluangkan waktu, tenaga, pikiran dan materi serta mau mengajari saya dari proses awal penyusunan proposal sampai skripsi ini terselesaikan. Terima kasih atas pengetahuan dan ilmu yang sangat berharga dan yang tidak akan pernah penulis lupakan. dan kepada Sekretaris Program Studi, Bapak Arifin Nasution, S.Sos, M.SP

3. Seluruh Dosen-dosen dan Staf Pengajar di Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis FISIP USU. Terimakasih atas kebaikan dan kesungguhan Bapak/ Ibu dalam mengajari penulis.

4. Kepada pemilik UD. Tia Agri bapak Yusuf Damanik, S.Sos pemilik UD. Karya Bakti bapak Sabaruddin serta pemilik UD. Nining ibu Sulastri yang telah banyak membantu penulis.

5. Kepada ayah dan mamak yang terhebat, Zulkifli dan Sitianjar Nasution, semoga saya dapat membanggakan dan memberikan alasan untuk senyum di wajah kalian.

(4)

7. Kepada Nelly wahyuni yang mengisi hari-hari penulis sehingga skripsi ini terselesaikan. Terima kasih atas motivasi dan perhatian yang sangat berharga dan yang tidak akan penulis lupakan.

8. Kepada keluarga Besar Ilmu Administrasi Bisnis 2009, 2010, 2011, 2012, 2013, 2014 dan 2015. Teman-teman yang menemani penulis menimba ilmu pengetahuan : Muhammad Iqbal, S.Ab, Okky Novendra, S.Ab, Christian Simanjuntak, S.Ab, Ichwannul Muslimin, S.Ab, Agus Septiyan Sitorus, S.Ab, Kevin Topanda, M. Fajri Fahlevi, Andri Syaputra dan yang lain yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

9. Teman-teman penulis seperjuangan di kos 105 yang senantiasa memberi dukungan dan motivasi : Yudhi Harefa, Doris Manulang, Raji Mahadi Sudarjat, Rahman khair, Roma Dhani, Preja, Muhammad Reza Fahlevi, Semoga kita semua sukses meraih impian kita.

Penulis dengan segala kerendahan hati menyadari bahwa skripsi ini masih kurang sempurna dikarenakan keterbatasan pengetahuan, kemampuan, wawasan serta bahan-bahan yang penulis dapatkan. Oleh karena itu penulis mengharapkan segala bentuk kritik dan saran yang membangun dari pembaca guna menyempurnakan karya ini.

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua yang membacanya.

(5)

ABSTRAK

ANALISIS SALURAN PEMASARAN PENJUALAN BIJI KOPI (STUDI PADA INDUSTRI KOPI KECAMATAN SIDAMANIK,

KABUPATEN SIMALUNGUN, SUMATERA UTARA) Nama : Jendra Qori

NIM : 100907104

Departemen : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas : Ilmu Sosial dan Politik

Pembimbing : Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA

Perusahaan jarang bekerja sendiri dalam menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan pelanggan yang menguntungkan. Karena itu, keberhasilan perusahaan individual tidak hanya bergantung pada seberapa baik kinerja perusahaan tersebut tetapi juga pada seberapa baik keseluruhan saluran pemasaran bersaing dengan saluran pesaing. Perkembangan industri kopi di kecamatan sidamanik membuat pertambahan minat warganya untuk berkebun kopi sehingga jumlah komuditas kopi di kecamatan sidamanik semakin bertambah, hal ini dapat dilihat dari banyaknya petani kopi di kecamatan sidamanik.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui saluran pemasaran yang digunakan oleh pedagang dalam melakukan penjualan biji kopi di kecamatan Sidamanik, kabupaten Simalungun, Sumatera. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan teknik pengumpulan data berupa kuesioner. Responden dalam penelitian ini berjumlah 3 informan kunci yaitu pemilik usaha dan 3 informan utama yaitu agen biji kopi.

Dari hasil penelitian dan analisis diperoleh hasil bahwa saluran pemasaran yang terdiri dari atas Place (Tempat), Time (waktu), Form (bentuk), dan Information (informasi) mempengaruh frekuensi penerimaan dan penjualan biji kopi serta mempengaruhi waktu pendistribusian kembali ke usaha selanjutnya. Kecamatan Sidamanik merupakan daerah yang berpotensi untuk industri biji kopi berdasarkan Place (Tempat) yang berada di daerah dataran tinggi. Selanjutnya hasil dari penelitian mengenai faktor-faktor saluran pemasaran diperoleh faktor tempat menunjukkan sangat baik, faktor waktu menunjukkan cukup baik, faktor bentuk menunjukkan baik, dan faktor informasi menunjukkan sangat baik yang dapat dilihat dari pesentase dominan berupa 66.66 persen.

(6)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI i

DAFTAR GAMBAR iv

DAFTAR TABEL v

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 8

1.3 Batasan Masalah 8

1.4 Tujuan Penelitian 9

1.5 Manfaat Penelitian 9

BAB II KERANGKA TEORITIS

2.1 Pengertian Saluran Pemasaran 10

2.2 Fungsi Utama Saluran Pemasaran 11

2.3 Jumlah Tingkat Perantara 12

2.4 Sistem Pemasaran 13

(7)

2.6 Faktor-faktor Pemilihan Saluran Pemasaran 17

2.7 Jumlah Perantara Pemasaran 17

2.8 Penjualan 18

2.10 Kerangka Pemikiran 21

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Bentuk Penelitian 23

3.2 Lokasi Penelitian 23

3.3 Informan Penelitian 24

3.4 Jenis dan Sumber Data 24

3.5 Teknik Pengumpulan Data 25

3.6 Defensi Operasional Variabel 26

3.7 Teknik Analisis Data 27

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

(8)

4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 28

4..1.2 Keadaan Demografi 29

4.1.3 Karakteristik Narasumber 32

4.2 Pembahasan 33

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 58

5.2 Saran 59

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Saluran Pemasaran Konsumen dan Bisnis 12

Gambar 2.2 Perbandingan Saluran Distribusi Konvensional

dengan Sistem PemasaranVertikal 15

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Indikator Pertanyaan 27

Tabel 4.1 Luas Wilayah dan Jumlah Dusun menurut Nagori/Kelurahan Di Kecamatan Pamatang Sidamanik 28 Tabel 4.2 Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin

Di Kecamatan Pamatang Sidamanik 29 Tabel 4.3 Penduduk Umur 15 Tahun Keatas Menurut Jenis

Kegiatan/Pekerjaan Di Kecamatan Pamatang Sidamanik 31

Tabel 4.4 Karekteristik Narasumber 32

Tabel 4.5 Potensial Ketersediaan Produk atau Jasa Usaha Biji Kopi

Di Kecamatan Pamatang Sidamanik 33 Tabel 4.6 Ketersediaan Produk atau Jasa Saat Diinginkan Pelanggan

(Anget No. 10) 34

Tabel 4.7 Produk Diproses, Disiapkan, Siap Dimaafkaatkan Serta

Dalam Kondisi Yang Tepat (Angket No. 15) 35 Tabel 4.8 Sifat-sifat produk yang berguna serta manfaat yang tersedia

(Angket No. 18) 37

Tabel 4.9 Jawaban Responden Pada Pertanyaan Angket No Item 1

(11)

Tabel 4.10 Jawaban Responsden Pada Pertanyaan Angket No Item 2 Ada 2 Jenis Saluran Pemasaran, yaitu Saluran Pemasaran Pelanggan dan Saluran Pemasaran Bisnis Jenis Saluran

Pemasaran Mana Yang Anda Gunakan? 39 Tabel 4.11 Jawaban Responden pada Pertanyaan Angket No Item 3

Bagaimana Sistem Pemasaran yang Dilakukan? 40 Tabel 4.12 Jawaban Responden Pada Pertanyaan No Item 4

Bagaimana Menjalin Hubungan Dengan Perusahaan Lain? 41 Tabel 4.13 Jawaban Responden Pada Anget Pertanyaan No Item 5

Berapa Banyak Agen atau Perantara yang Digunakan

Dalam Kegiatan Bisnis? 43

Tabel 4.14 Jawaban Responden Pada Angket Pertanyaan No Item 6

Alasan Apa dalam menentukan Jumlah Perantara? 44 Tabel 4.15 Jawaban Responden Pada Angket Pertanyaan No Item 7

Seberapa banyak Usaha Sejenis yang Anda Ketahui

Di Daerah Anda? 45

Tabel 4.16 Jawaban Responden Pada Angket Pertanyaan No Item 9

(12)

Bagaimana Ketersediaan Biji Kopi yang Ada

Di Daerah Anda? 48

Tabel 4.18 Jawaban Responden Pada Angket Pentanyaan No Item 12 Jenis Kopi Apa Saja Yang Di terima Di Tempat Usaha

Anda? 49

Tabel 4.19 Jawaban Responden Pada Angket Pentanyaan No Item 13 Bagaiman Frekuensi Penerimaan dan Penjualan Biji Kopi

(Halam Hari)? 50

Tabel 4.20 Jawaban Responden Pada Angket Pertanyaan No Item 14

Berapa Lama Biji Kopi Di Distribusikan Kembali? 51 Tabel 4.21 Jawaban Responden Pada Angket Pertanyaan No Item 16

Alasan Anda Tentang Kualitas Biji Kopi Yang Diperoleh? 53 Tabel 4.22 Jawaban Responden Pada Angket Pertanyaan No Item 17

Bagaimana Anda Menjaga Kualitas Biji Kopi Sebelum

Ke Pengguna Lain? 54

Tabel 4.23 Jawaban Responden Pada Angket Pertanyaan No Item 19

Apa Saja Manfaat Biji Kopi Yang Anda Ketahui? 55 Tabel 4.24 Jawaban Responden Pada Angket Pentanyaan No Item 20

(13)

ABSTRAK

ANALISIS SALURAN PEMASARAN PENJUALAN BIJI KOPI (STUDI PADA INDUSTRI KOPI KECAMATAN SIDAMANIK,

KABUPATEN SIMALUNGUN, SUMATERA UTARA) Nama : Jendra Qori

NIM : 100907104

Departemen : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas : Ilmu Sosial dan Politik

Pembimbing : Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA

Perusahaan jarang bekerja sendiri dalam menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan pelanggan yang menguntungkan. Karena itu, keberhasilan perusahaan individual tidak hanya bergantung pada seberapa baik kinerja perusahaan tersebut tetapi juga pada seberapa baik keseluruhan saluran pemasaran bersaing dengan saluran pesaing. Perkembangan industri kopi di kecamatan sidamanik membuat pertambahan minat warganya untuk berkebun kopi sehingga jumlah komuditas kopi di kecamatan sidamanik semakin bertambah, hal ini dapat dilihat dari banyaknya petani kopi di kecamatan sidamanik.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui saluran pemasaran yang digunakan oleh pedagang dalam melakukan penjualan biji kopi di kecamatan Sidamanik, kabupaten Simalungun, Sumatera. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan teknik pengumpulan data berupa kuesioner. Responden dalam penelitian ini berjumlah 3 informan kunci yaitu pemilik usaha dan 3 informan utama yaitu agen biji kopi.

Dari hasil penelitian dan analisis diperoleh hasil bahwa saluran pemasaran yang terdiri dari atas Place (Tempat), Time (waktu), Form (bentuk), dan Information (informasi) mempengaruh frekuensi penerimaan dan penjualan biji kopi serta mempengaruhi waktu pendistribusian kembali ke usaha selanjutnya. Kecamatan Sidamanik merupakan daerah yang berpotensi untuk industri biji kopi berdasarkan Place (Tempat) yang berada di daerah dataran tinggi. Selanjutnya hasil dari penelitian mengenai faktor-faktor saluran pemasaran diperoleh faktor tempat menunjukkan sangat baik, faktor waktu menunjukkan cukup baik, faktor bentuk menunjukkan baik, dan faktor informasi menunjukkan sangat baik yang dapat dilihat dari pesentase dominan berupa 66.66 persen.

(14)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Perusahaan jarang bekerja sendiri dalam menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan pelanggan yang menguntungkan. Sebagai gantinya, sebagian besar perusahaan hanyalah satu mata rantai dalam rantai pasokan dan saluran pemasaran yang lebih besar. Karena itu, keberhasilan perusahaan individual tidak hanya bergantung pada seberapa baik kinerja perusahaan tersebut tetapi juga pada seberapa baik keseluruhan saluran pemasaran bersaing dengan saluran pesaing. Untuk memiliki manajemen hubungan pelanggan yang baik, perusahaan juga harus mempunyai menejemen hubungan kemitraan yang baik.

Menurut Ade Supriatna dan Bambang Drajat (2005) menyatakan Selain terpengaruh oleh tataran persetujuan multilateral, perkopian Indonesia juga tidak terisolasi dari krisis perkopian yang terjadi saat ini, dimana harga kopi menurun drastis dan pasokan kopi di pasar dunia melonjak tajam.

(15)

Kemampuan bersaing suatu sistem agribisnis pada dasarnya ditunjukkan oleh kemampuan dalam memproduksi dan memasarkan produk yang sesuai dengan kebutuhan dan preferensi konsumen (Saragih,1994) dalam Irawan (2006). Dengan kata lain, sistem agribisnis yang berdaya saing tinggi, adalah sistem agribisnis yang fleksibel atau mampu merespon setiap perubahan pasar secara efektif dan efisien. Kopi biji, seperti halnya komoditas perkebunan lainnya,.

Pada tataran petani di perkebunan rakyat secara umum dihadapkan pada masalah mutu (Priyambodo, 1987; Buana et al. , 1990; dan Susila et al. ,1995). Suatu negara akan mampu mengekspor produk ke negara lain apabila negara yang bersangkutan memiliki keunggulan komparatif dalam memproduksi. Keunggulan komparatif tidak hanya bersumber dari faktor alamiah saja tetapi dapat pula diciptakan (Anggarwati dan Agmon,1990 dalam Susilowati, 2003)

(16)

Hanya sedikit produsen yang menjual barang mereka secara langsung ke pengguna akhir. Sebagai gantinya, kebanyakan produsen menggunakan perantara untuk membawa produk mereka ke pasar. Mereka berusaha membentuk saluran pemasaran (marketing channel). Sekelompok organisasi saling bergantung untuk membantu membuat produk atau jasa tersedia untuk digunakan atau dikonsumsi oleh kensumen atau pegguna bisnis.

Produk atau pasar tidak akan terbentuk secara otomatis, tetapi harus ada jalur yang menghubungkannya, yaitu saluran pemarasan. Pasar dan saluran pemasaran adalah komponen-komponen dari sistem pemasaran dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain, dalam hubungannya dengan kegiatan untuk mencapai tujuan perusahaan.

Saluran pemasaran pada dasarnya adalah sekumpulan organisasi yang saling berhubungan yang terlibat dalam proses membuat produk tersedia untuk digunakan atau di konsumsi oleh konsumen. Kapan produk dibutuhkan pada saat itu saluran pemasaran dapat menyediakan, dimana produk dikonsumsi disitu saluran pemasaran dapat menyediakan, berapa produk yang akan dikonsumsi dalam jumlah itu pula saluran pemasaran bisa menyediakan. Kadang untuk membiayai kemampuan ini pemasaran harus memiliki saluran pemasaran yang sangat lengkap, namun kadang pula mereka menumpang pada saluran yang telah ada.

(17)

Menurut Kotler, (2008 : 40) saluran pemasaran adalah sekelompok organisasi yang saling bergantung yang membantu membuat produk atau jasa tersedia untuk digunakan atau dikonsumsi oleh konsumen atau pengguna bisnis.

Menurut Lamb, (2001 : 8) saluran pemasaran adalah serangkaian dari organisasi yang saling bergantung yang memudahkan pemindahan kepemilikan sebagaimana produk-produk bergerak dari produsen ke pengguna bisnis atau pelanggan.

Berdasarkan uraian diatas ditarik kesimpulan, saluran pemasaran merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang dapat menyalurkan produknya agar dapat sampai ke tangan konsumen yang tepat, sehingga segala kegitan yang dilakukan oleh perusahaan terutama yang menyangkut dengan distribusi dapat berjalan lancar sesuai dengan tujuan yang telah ditapkan.

Produktivitas yang tinggi belum merupakan keberhasilan jika tidak diimbangi dengan sistem pemasaran yang baik. Kinerja usaha tani yang maju atau komersial mempunyai hubungan yang erat dengan pasar. Peningkatan produksi tanpa diimbangi dengan kemampuan pasar untuk menampung seluruh produksi serta kemampuan pendistribusian yang baik tidak akan bertahan lama.

(18)

yang menyalurkan produk dari ke pabrik, produk tersebut dikirimkan (dan biasanya juga sekaligus dijual) ke suatu distributor. Distributor tersebut kemudian menjual produk tersebut ke pengecer atau pelanggan.

Lembaga-lembaga independen tersebut sering juga disebut dengan saluran pemasaran dan independen merupakan perusahaan yang bergerak sendiri. Lembaga-lembaga tersebut mempunyai dua perbedaan diantaranya adalah agen dan pedagang perantara, perbedaannya adalah agen sebagai perantara hanya bertugas untuk mencari pembeli dan apabila produk yang diagennya adalah penjual, maka akan dapat komisi, dalam hal ini agen tidak memiliki barang, sedangkan pedagang perantara membeli barang-barang dagangannya dari produsen atau distributor lain dan kemudian menjual barang dagangannya kepada konsumen atau kepada perantara lainnya.

(19)

Warga kecamatan Sidamanik sebagian besar memiliki pekerjaan sebagai petani. Pemilihan pekerjaan ini dikarenakan adanya warga yang memiliki lahan sendiri maupun warga yang tidak bekerja di perusahaan sekitarnya. Hasil pertanian yang dihasilkan seperti ; kopi, jagung, beras cabai dan tomat.

Industri kopi di kecamatan Sidamanik merupakan usaha pengumpulan kopi di kecamatan Sidamanik dengan sebagian besar badan usaha milik sendiri atau sebuah UD (Usaha Dagang). Tempat usaha tersebut berlokasi di kecamatan Sidamanik, kabupaten Simalungun, Sumatera Utara. Usaha tersebut merupakan sebuah usaha pengumpul kopi hasil petani di dengan jenis pengumpulan yang di kelola oleh usaha ini hanya untuk mengumpulkan hasil kopi dari petani. Dengan sistem saluran pemasaran yang di lakukan oleh pedagang kopi di kecamatan Sidamanik usaha ini telah meningkatkan produsi kopi demi memenuhi kebutuhan biji kopi di Indonesia terutama untuk wilayah Sumatera Utara.

Penelitian yang dilakukan oleh Accorda Ramadhini, (2005) dengan judul “Pengaruh Saluran Distribusi Terhadap Volume Penjualan Pada PT. Juta Jelita Medan” saluran distribusi berpengaruh positif terhadap peningkatan volume penjualan. Biaya saluran distribusi sangat dominan mempengaruhi jumlah volume penjualan. Kebijakan mengalokasi biaya saluran distribusi lebih dari volume penjualan yang akan dicapai ternyata dangat efektif untuk meningkatkan volume penjualan.

(20)

Pemasaran Wilayah PT. Pusri Medan” menunjukkan bahwa dengan memperluas saluran distribusi didaerah pemasaran di dalam maupun di luar kota wilayahnya akan mampu meningkatkan volume penjualan yang sekaligus meningkatkan pendapatan atau keuntungan bagi perusahaan.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh David K. Hutagaol, (2002) “Peranan Saluran Distribusi Dalam Meningkatkan Volume Penjualan Pada Pertamina UPPDN I Medan” menyatakan bahwa sarana fisik dalam saluran distribusi mempunyai peranan penting dalam penyampaian BBM kepada konsumen.

Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah ada, dapat dihubungkan yaitu saluran pemasaran yang dilakukan perusahaan sangat mempunyai peran penting dalam proses hilir hingga hulu yaitu dari bahan baku sampai sebuah produk jadi yang dapat di pakai oleh konsumen. Penelitian yang telah ada diharapkan menjadi referensi bagi penelti lanjutan yang menyangkut dengan objek atau masalah yang sama terutama saluran pemasaran.

(21)

Pada penelitian ini peneliti memiliki alasan pemilihan judul penelitian yaitu karena badan usaha atau pedangang tersebut bergerak di bidang distributor biji kopi (pengepul kopi), berbeda dengan badan usaha lain yang menghasilkan produk dan melihat bagaimana pendistribusikannya baik dilakukan sendiri atau menggunakan agen perantara. Peneliti ingin melihat saluran pemasaran apa yang selama ini dilakukan para pedagang dan bagaimana faktor-faktor saluran pemasaran yang dijalankan dalam penjulaan biji kopi pada kecamatan Sidamanik sehingga dapat meningkatkan pendapatan usaha yang dijalankan.

Pada penelitian ini penulis mengangkat judul penelitian yaitu “Analisis Saluran Pemasaran Penjualan Biji Kopi (Studi Pada Industri kopi kecamatan Sidamanik, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara)”

1.2 Rumusan Masalah

Penelitian yang dilakukan di kecamatan Sidamanik, berdasarkan penjelasan latar belakang masalah diatas, maka pokok yang menjadi penelitian dalam hal ini adalah

a Bagaimana Saluran pemasaran yang di pakai pedagang biji kopi di kecamatan sidamanik dalam kegiatan bisnisnya?

(22)

1.3 Batasan Masalah

Batasan Masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Saluran pemasaran yang di pakai pedagang biji kopi di Kecamatan Sidamanik

2. Faktor-faktor saluran pemasaran yang dijalankan dalam penjualan biji kopi yang diterapka pada industri kopi di kecamatan Sidamanik.

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui saluran pemasaran yang digunakan oleh pedagang dalam melakukan penjualan biji kopi.

2. Untuk menganalisis faktor-fator saluran pemasaran yang diterapkan pedangang kopi jika di bandingkan dengan teori-teori yang dipelajari.

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi : 1. Bagi Pelaku Usaha

Untuk menambah pengetahuan dan bahan pertimbangan bagi pihak pedangan di Kecamatan Sidamanik, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara mengenai saluran pemasaran yang efektif

(23)

Yaitu untuk menambah wawasan dan mengetahui penerapan teori-teori yang di peroleh selama masa perkuliahan dalam bentuk karya ilmiah. 3. Bagi Peneliti lanjutan

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi peneliti lanjutan yang melakukan penelitian dengan objek atau masalah yang sama di masa yang akan datang.

BAB II

KERANGKA TEORI 2.1 Pengertian Saluran Pemasaran

Kegiatan yang harus dijalankan dalam rangka pencapaian tujuan perusahaan, salah satunya adalah kegiatan pemasaran. Pemasaran harus dapat menafsirkan kebutuhan-kebutuhan konsumen dan mengkombinasikannya dengan data pasar, seperti lokasi konsumen, jumlah konsumen, dan kesukaan mereka serta kemampuan membelinya.

(24)

membantu produk atau jasa tersedia untuk digunakan atau di konsumsi oleh konsumen atau pengguna

Berdasarkan uraian diatas ditarik kesimpulan, saluran pemasarann merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang dapat menyalurkan produknya agar dapat sampai ke tangan konsumen yang tepat, sehingga segala kegitan yang dilakukan oleh perusahaan terutama yang menyangkut dengan distribusi dapat berjalan lancar sesuai dengan tujuan yang telah ditapkan.

2.2 Fungsi Utama Saluran pemasaran

Menurut kotler (2008 : 42) anggota saluran pemasaran melakukan banyak fungsi utama. Beberapa membantu menyelesaikan transaksi :

a Informasi : mengumpulkan dan mendistribuikan riset pemasaran dan informasi intelijen tentang pelaku dan kekuatan dalam lingkungan pemasaran yang diperlukan untuk perencanaan dan membantu terjadinya pertukaran.

b Promosi : mengembangkan dan menyebarkan komunikasi persuasif tentan suatu penawaran

c Kontak : menemukan dan berkomunikasi dengan pembeli prospektif d Mencocokkan : membentuk dan menyesuaikan penawaran dengan

(25)

e Negosiasi : Mencapai kesepakatan harga dan syarat penawaran lain sehingga kepemilikan dapat dialihkan.

Fungsi lain yang membantu memenuhi transaksi yang lengkap : a Distributor fisik : Mengirimkan dan menyimpan barang

b Pendanaan : mendapatkan dan menggunakan dana untuk mencakup biaya kerja saluran

c Pengambilan risiko : Mengansumsikan risiko pelaksanaan kerja saluran.

2.3 Jumlah Tingkat Saluran

Perusahaan dapat merancang saluran distribusi mereka untuk membentuk produk dan jasa tersedia bagi pelanggan dengan cara berbeda. Masing-masing lapisan perantara pemasaran yang melakukan sejumlah pekerjaan dalam membawa produk dan kepemilikannya lebih dekat kepada pembeli akhir adalah tingkat saluran (channel level). Karena produsen dan konsumen akhir sama-sama melakukan sejumlah pekerjaan, mereka menjadi bagian dari semua saluran.

(26)

A. Saluran Pemasaran Pelanggan B. Saluran Pemasaran Bisnis Sumber : Kotler & Amstrong, (2008)

Jumlah tingkat perantara mengindikasikan panjang saluran. Gambar 2.1A memperlihatkan beberapa saluran distribusi konsumen dengan panjang yang berbeda. Saluran pertama disebut saluran pemasaran langsung (direct marketing channel), tidak mempunyai tingkat perantara; perusahaan menjual langsung kepada konsumen. Saluran lain dalam gambar 2.1A adalah saluran pemasaran tidak langsung (indirect marketing channel), mengandung satu atau beberapa perantara.

Gambar 2.1B memperlihatkan beberapa saluran distribusi bisnis yang umum. Pemasar bisnis dapat menggunakan tenaga penjualnya sendiri untuk menjual langsung ke pelanggan bisnis. Atau pemasar bisnis dapat menjual ke berbagai jenis perantara, yang pada gilirannya menjual kepelanggan ini. Konsumen dan saluran pemasaran bisnis dengan tingkat yang lebih banyak kadang-kadang dapat ditemukan. Semua institusi dalam saluran terhubung dengan beberapa jenis aliran. Aliran-aliran ini meliputi aliran fisik produk, aliran kepemilikan, aliran pembayaran, aliran informasi, dan aliran promosi. Aliran-aliran ini dapat membentuk saluran yang terdiri dari satu atau beberapa tingkat menjadi sangat kompleks.

(27)

Menurut Jogiayanto, (2003 : 34) Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur antar relasi diantara unsur-unsur tersebut dengan lingkungan

Menurut Kadir (2005 : 1) Sistem adalah sekumpulan elemen yang saling berkaitan atau terpadu yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan

Dari uraian diatas, dapat diambil kesimpulan mengenai sistem yaitu sekumpulan elemen-elemen suatu jaringan kerja antar relasi yang saling berkaitan atau terpadu diantara unsur-unsur tersebut dengan lingkungan yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan.

Menurut kotler (2008 : 45) terdapat beberapa sistem saluran pemasaran yaitu :

1. Saluran distribusi konvensional (conventional distribution channel) Saluran yang terdiri dari satu atau lebih produsen independen, pedagang grosir, dan pengecer, masing-masing merupakan bisnis terpisah yang berusaha memaksimalkan labanya sendiri bahkan dengan merugikan laba sistem secara keseluruhan.

2. Sistem pemasaran vertikal (vetical marketing system-VMS)

Struktur saluran distribusi dimana produsen , pedagang, dan pengecer bertindak sebagai sistem terpadu. Satu anggota saluran memiliki saluran lain, mempunyai kontak dengan mereka, atau mempunyai kekuatan yang begitu besar sehingga mereka semua bekerja sama.

(28)

Sistem pemasaran vertikal yang mengkombinasikan tahap produksi dan distribusi suksesif di bawah kepemilikan tunggal-kepemimpinan saluran ditetapkan melalui kepemilikan bersama.

b VMS kontraktual

Sistem pemasaran vertikal dimana perusahaan independen pada tingkat produksi dan distribusi berbeda bergabung bersama melalui kontrak untuk memperoleh dampak yang lebih ekonomis atau penjualan yang lebih besar dari pada yang dapat mereka capai sendiri. c VMS teradministrasi

Sistem pemasaran vertikal yang mengkoordinasikan tahap produksi dan distribusi suksesif, tidak melalui kepemilikan umum atau ikatan kontraktual, tetapi melalui ukuran dan kekuatan salah satu pihak.

(29)

Sumber : Kotler (2008 : 46) 3. Sistem Pemasaran Horisontal

Pengaturan saluran dimana dua atau lebih perusahaan dalam satu tingkatan bergabung bersama untuk peluang pemasaran baru. Dengan bekerja sama, perusahaan dapat menggabungkan sumber daya keuangan, produksi, atau pemasaran mereka untuk mencapai lebih banyak daripada yang dapat dilakukan satu perusahaan saja.

4. Sistem Distribusi Multisaluran

Sistem distribusi dimana sebuah perusahaan menetapkan dua atau lebih saluran pemasaran untuk menjangkau satu atau lebih segmen pelanggaan.

Gambar 2.3 Sistem Distribusi Multisaluran

(30)

Perusahaan harus mengidentifikasi jenis anggota saluran yang tersedia untuk melaksanakan pekerjaan salurannya. Menurut kotler dan amstrong (2008 : 55) alternatif saluran sebagai berikut :

a. Tenaga penjual perusahaan : memperluas tenaga penjualan langsung perusahaan. Menugaskan wiraniaga luar ke suatu wilayah dan menyuruh mereka menghubungi semua prospek di wilayah tersebut, dan mengembangkan wiraniaga perusahaan terpisah untuk industri berbeda. Atau, menambah operasi telesales dalam di mana wira niaga telepon menangani perusahaan ukuran kecil atau menengah

b.Agen produsen : memperkerjakan agen produsen-perusahaan independen yang wiraniaganya menangani produk yang berhubungan dari banyak perusahaan di wilayah atau industri berbeda untuk menjual peralatan uji baru tersebut

c. Distributor industri : mencari distributor di wilayah baru atau industri berbeda yang akan membeli dan menjual lini baru tersebut. Memberi mereka distribusi eksklusif, marjin yang baik, pelatihan produk, dan dukungan promosi.

2.6 Faktor-faktor Pemilihan Saluran Distribusi

Menurut Keegen (1996 : 123), Ada beberapa faktor mengenai saluran distribusi diantaranya sebagai berikut :

(31)

2. Waktu (ketersediaan produk atau jasa saat di inginkan oleh seorang pelanggan)

3. Bentuk (produk diproses, disiapkan dan dan siap dimanfaatkan, serta dalam kondisi yang tepat)

4. Informasi (jawaban atas pertanyaan dan komunikasi umum mengenai sifat-sifat produk yang berguna serta manfaat yang tersedia)

2.7 Jumlah Perantara Pemasaran

Menurut kotler (2008 : 55) Ada tiga strategi menetukan jumlah perantara yang tersedia; distribusi intensif, distribusi eksklusif, dan distribusi selektif.

a. Distribusi intensif : menyimpan produk di sebanyak mungkin toko

b. Distribusi eksklusif : memberikan hal eksklusif kepada sejumlah penyalur yang terbatas untuk mendistribusikan produk atau jasa perusahaan di wilayah mereka

c. Distribusi selektif : penggunaan lebih dari satu tetapi sedikit dari semuanya perantara yang tersedia menjual produk atau jasa perusahaan. 2.8 Penjualan

a. Pengertian Penjualan

(32)

Marom (2002 : 28) menyatakan bahwa :“Penjualan artinya penjualan barang dagangan sebagai usaha pokok perusahaan yang biasanya dilakukan secara teratur”. Menurut Warren Reeve Fees yang diterjemahkan oleh Aria Faramita dan kawan-kawan, (2006;60), bahwa “Penjualan adalah jumlah yang dibebankan kepada pelanggan untuk barang dagang yang dijual, baik secara tunai maupun kredit”.

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penjualan adalah persetujuan kedua belah pihak antara penjual dan pembeli, dimana penjual menawarkan suatu produk dengan harapan pembeli dapat menyerahkan sejumlah uang sebagai alat ukur produk tersebut sebesar harga jual yang telah disepakati. Aktivitas penjualan merupakan pendapatan utama perusahaan karena jika aktivitas penjualan produk maupun jasa tidak dikelola dengan baik maka secara langsung dapat merugikan perusahaan. Hal ini dapat disebabkan karena sasaran penjualan yang diharapkan tidak tercapai dan pendapatan pun akan berkurang.

b. Klasifikasi Transaksi Penjualan

Ada beberapa macam transaksi penjualan menurut James A. Hall dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Penjualan Tunai

(33)

2. Penjualan Kredit

Adalah penjualan dengan tenggang waktu rata-rata diatas satu bulan.

3. Penjualan Tender

Adalah penjualan ynag dilaksanakan melalui prosedur tender untuk memegangkan tender selain harus memenuhi berbagai prosedur.

4. Penjualan Ekspor

Adalah penjualan yang dilaksanakan dengan pihak pembeli luar negeri yang mengimpor barang tersebut.

5. Penjualan Konsinyasi

Adalah penjualan yang dilakukan secara titipan kepada pembeli yang juga sebagai penjual.

6. Penjualan Grosir

Adalah penjualan yang tidak langsung kepada pembeli, tetapi melalui pedagang grosir atau eceran.

c. Faktor-Faktor yang mempengaruhi penjualan

(34)

Disini penjual harus dapat meyakinkan pembeli agar berhasil mencapai sasaran penjualan yang diharapkan untuk maksud tertentu, penjual harus memahami beberapa masalah penting yang sangat berkaitan yaitu :

a. Jenis dan karakteristik barang yang ditawarkan. b. Harga pokok

c. Syarat penjualan seperti pembayaran, perantaraan garansi dan sebagainya.

2. Kondisi Pasar

Hal yang harus diperhatikan pada kondisi pasar antara lain :

a. Jenis pasarnya, apakah pasar konsumen, pasar industry, pasar pemerintah atau pasar internasional.

b. Kelompok pembeli dan segmaen pasarnya. c. Daya beli.

d. Frekuensi pembeliannya.

e. Keinginan dan ke lain halnya dengan perusahaan kecil butuhan. 3. Modal

Apakah modal kerja perusahaan mampu untuk mencapai target penjualan yang dianggarkan seperti untuk :

a. Kemampuan untuk membiayai penelitian pasar yang dilakukan. b. Kemampuan membiayai usaha-usaha untuk mencapai target

(35)

c. Kemampuan membeli bahan mentah untuk dapat memenuhi target penjualan.

4. Kondisi Organisasi Perusahaan

Pada perusahaan besar, biasanya masalah penjualan ditangani oleh bagian penjualan.Lain halnya dengan perusahaan kecil, dimana masalah penjualan ditangani oleh orang juga melakukan fungsi-fungsi lain.

2.9 Pola Pemikiran Penelitian

1.1 Kerangka Pemikiran

Sesuai dengan pendapat Simamora (1996 : 664) bahwa, hubungan antara saluran pemasaran dengan penjualan adalah :

Saluran pemasaran merupakan mata rantai kunci antara perusahaan dan pelanggannya. Dengan kata lain penyalur tersebut memainkan peran yang sangat penting dalm membantu membangun dan mempertahankan wawasan ke dalam

Saluran Distribusi Tempat

Waktu Bentuk Informasi

Keegan (1996 : 123)

Simamora (1996 :

664)

(36)

bagaimana perusahaan tertentu membenahi produk dan layanan supaya meningkatkan tingkat penjualan.

(37)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Bentuk Penelitian

Penelitian memiliki peranan penting dalam suatu penelitian agar tercapai tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Dalam penulisan penelitian ini, peneliti mengunakan metode deskriptif kualitatif yang bersifat eksploratif yaitu peneliti terjun kelapangan melihat bagaimana keadaan secara langsung.

Metode ini sejalan dengan pendapat Koentjaraningrat (1985), penelitian yang bersifat deskriptif memberi gambaran, uraian, keterangan, dan mencari fakta mengenai suatu individu, keadaan, gejala, atau kelompok tertentu dalam masyarakat.

Menurut Suryabrata (1985), bahwa tujuan penelitian deskriptif adalah mengetahui apa yang dikerjakan orang lain dalam menangani suatu masalah atau situasi yang sama agar dapat dipelajari untuk membuat rancangan dalam pengambilan keputusan di masa depan.

Dalam penelitian ini, seluruh data yang dibutuhkan dikumpulkan melalui kerja lapangan yang meliputi pengambilan data yang berupa wawancara dan pengambilan gambar. Data yang dikumpulkan kemudian di analisis untuk mendapatkan hasil yang dituangkan dalam bentuk karya ilmiah.

(38)

Penelitian ini dilakukan pada pedangan bji kopi di kecamatan Sidamanik, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara.

3.3 Informan Penelitian

Untuk mendapatkan data yang mendukung penelitian ini maka peneliti mengkaji informasi melalui informan penelitian yang terdiri atas:

1. Informan kunci: Pemilik Usaha, pedangan bji kopi di kecamatan Sidamanik, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara.

(Jumlah : 3 orang)

2. Informan utama: Karyawan ataupun pegawai Usaha pedangan bji kopi di kecamatan Sidamanik, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara.

(Jumlah : 3 orang) 3. Informan tambahan: -

3.4 Jenis dan Sumber Data

Data menurut sumbernya perolehannya. Data dikelompokan menjadi dua bagian, yakni data primer dan data sekunder. Data primer adalah data mentah yang diambil peneliti sendiri (bukan dari orang lain)

(39)

kepentingan. Data aslinya tidak diambil oleh peneliti tetapi oleh pihak lain (Azuar juliandi 20013:67)

Adapun sumber dari dua penelitian ini didapat melalui: 1. Data Primer

Data primer diperoleh dari responden secara langsung dilokasi penelitian melalui observasi dan interview (wawancara) kepada pemilik, karyawan dan agen bagi pedagang biji kopi di Kecamatan Sidamanik.

2. Data Sukender

Peneliti memperoleh data sekunder dari buku-buku ataupun literatur ilmiah,jurnal ilmiah dan sebagainya yang berhubungan dengan penelitian ini.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Pada kegiatan ini pengumpulan data langkah-langkah yang harus ditempuh bertujuan untuk mendapatkan data dan informasi yang lebih lengkap, pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik pengumpulan data dengan data primer yaitu sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data maupun data sekunder yaitu merupakan sumber data yang tidak langsung kepada pengumpul data misalnya lewat orang lain dan dokumen. Dalam rangka mendiskripsikan variebel-variabel penelitian sebagai berikut:

1. Wawancara

(40)

lisan dari responden. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan wawancara tak berstruktur yaitu wawancara yang dilakukan berdasarkan pada suatu pedoman atau catatan yang berisi butir-butir atau pokok-pokok pemikiran mengenai hal yang ditanyakan pada waktu interaksi tatap muka langsung antara peneliti dan respoden.

2. Pengamatan

Pengamatan merupakan metode yang pertama kali digunakan dalam penelitian ilmiah, dimana peneliti dapat secara langsung mengetahui sasaran yang akan diteliti. Pada penelitian ini, peneliti menggunaka observasi terus terang atau tersamar. Peneliti dalam melakukan pengumpulan data menyatakan terus terang kepada sumber data bahwa sedang melakukan penelitian. Jadi yang diteliti mengetahui sejak awal sampai akhir tentang aktivitas peneliti. Akan tetapi suatu saat peneliti tidak harus terang atau tersamar dalam observasi, hal ini untuk menghindari suatu data yang dicari merupakan data yang masih dirahasiakan. Kemungkinan bila dilakukan terus terang, maka peneliti tidak diizinkan untuk melakukan observasi.

3. Dokumen

(41)

3.6 Defenisi Operasional Variabel

Agar penelitian ini dapat dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan, maka perlu dipahami sebagai unsur-unsur yan menjadi dasar dari suatu penelitian ilmiah yang termuat dalam operasionalisasi variabel penelitian. Secara lebih rinci, operasioalisasi variabel penelitian adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Indikator pertanyaan

No Indikator Pertanyaan Item

1 Pengetahuan tentang saluran pemasaran 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 2

Place (Tempat) : Kualitas, Kuantitas, dan Jenis kopi

8, 9,

3

Time (Waktu) : waktu rusak, produk yang berkualitas, nilainya tinggi dan tidak tahan lama

10, 11, 12, 13, 14

4

Form (bentuk) : kualitas tetap terjaga, kuantitas tetap tejaga

15, 16, 17

5

Information (informasi) : kemanfaatan biji kopi.

18, 19, 20

3.7 Teknik Analisis Data

(42)

Analisis data data juga menggunakan rumus persentase yang berfungsi untuk memperoleh jawaban terhadap pertanyaan terhadap pertanyaan. Penelitian dilakukan dengan cara mempersentasekan terhadap aspek yang diteliti dengan rumus : P% = �

� x 100% Keterangan :

P% = persentase jawaban F = frekuensi jawaban

(43)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Kecamatan Pematang Sidamanik berada di Kabupaten Simalugun Propinsi Sumatera Utara. Kecamatan ini berbatasan dengan kecamatan Panei/Dolok Pardamean di sebelah Utara dan kecamatan Jorlang Hataran di sebelah selatan. Kemudian di sebelah barat berbatasan Danau Toba dan sebelah timur berbatasan dengan kecamatan Sidamanik.

Kecamatan Pematang Sidamanik terletak 780 m diatas permukaan laut dan mempunyai luas wilayah 9103 km2. Dengan luas lahan sawah 536 ha, luas lahan kering 7526 ha dan luas halaman pekarangan 1028 ha. Kecamatan ini terletak 35 km dari kantor bupati, kecamatan Pematang Sidamanik terdiri dari sepuluh nagori-kelurahan. Untuk lebih jelas mengetahui luas Kecamatan Pematang Sidamanik dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.1 Luas Wilayah dan Jumlah Dusun Menurut Nagori/Kelurahan Di Kecamatan Pamatang Sidamanik

No. Nagori/Kelurahan Luas (km2) Jumlah Dusun

Rasio Terhadap

(44)

Kecamatan

1 Sipolha Horison 7,02 4 7,71

2 Pem. Tambun Raya 7,12 4 7,82

3 Sihaporas 12,24 5 13,45

4 Jorlang Huluan 7,20 3 7,91

5 Bandar Manik 18,35 5 20,16

6 Sait Buttu Saribu 8,17 7 8,98

7 Pam. Sidamanik 2,82 5 3,09

8 Sarimattin 2,51 3 2,76

9 Simantin 18,76 3 20,61

10 Gorak 6,85 4 7,52

Jumlah 91,03 43 100

Sumber : Dinas kependudukan Kecamatan Pamatang Sidamanik (2014)

4.1.2 Keadaan Demografi

Penduduk Kecamatan Pamatang Sidamanik berjumlah 15.878 Jiwa. Dengan jumlah laki-laki 7.962 jiwa dan jumlah perempuan 7.916 jiwa. Agar lebih jelas, komposisi penduduk Kecamatan Pamatang Sidamanik dapat dilihat berdasarkan umur, jenis kelamin, mata pencaharian, pendidikan dan agama dapat dilihat pada penjelasan berikut.

(45)

Klasifikasi penduduk berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin dapat dilihat dalam tabel 4.2

Tabel 4.2 Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Di Kecamtan Pamatang Sidamanik

No. Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah

1 00-04 734 728 1462

2 05-09 924 830 1754

3 10-14 954 927 1881

4 15-19 910 871 1781

5 20-24 626 608 1234

6 25-29 555 545 1100

7 30-34 649 596 1245

8 35-39 525 618 1143

9 40-44 585 590 1175

10 45-49 417 469 886

11 50-54 355 381 736

12 55-59 219 231 450

13 60-64 229 230 459

14 65-69 126 130 256

15 70-74 81 95 176

(46)

Jumlah 7962 7916 15878

Sumber : Dinas kependudukan Kecamatan Pamatang Sidamanik (2014)

Menurut data statistik yang terakhir di kecamatan Pamatang Sidamanik diketahui jumlah penduduk 15878 jiwa yang tersebar di sepuluh nagori/kelurahan yang ada. Jika dari faktor jenis kelamin, maka penduduk kecamatan Pamatang Sidamanik terdiri dari 7962 jiwa laki-laki dan 7916 jiwa perempuan. Dengan demikian komposisi penduduk kecamatan Pamatang Sidamanik hampir seimbang antara laki-laki dan perempuan.

Jika dilihat dari faktor usia, maka penduduk kecamatan Pamatang Sidamanik lebih banyak usia dewasa dibandingkan anak-anak ataupun kelempok orang tua. Hal ini menunjukkan kecamatan Pamatang Sidamanik mempunyai modal tenaga kerja yang cukup produktif.

Usia merupakan hal yang penting untuk di pahami, karena konsumen yang berbeda usia akan mengkonsumsi produk dan jasa yang berbeda. Para pemasar harus memahami apa kebutuhan dari konsumen dengan berbagai usia tersebut, kemudian membuat beragam produk yang bisa memenuhi kebutuhan tersebut.

4.1.2.2 Pekerjaan

(47)

transportasi, dan lain-lain. Klasifikasi penduduk berdasarkan pekerjaan dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut.

Tabel 4.3 Penduduk Umur 15 Tahun Ke Atas Menurut Jenis Kegiatan/Pekerjaan Di Kecamatan Pamatang Sidamanik

No. Jenis Pekerjaan (bidang) Jumlah Persentase

1 Sekolah 2337 21,15

2 Pertanian 6231 56.54

3 Industri 158 14,33

4 Konstruksi 31 0,38

5 Perdagangan 418 3,79

6 Transportasi 82 0,74

7 Jasa Pemerintahan 794 7,20

8 Karyawan Perkebunan 3274 29,70

Jumlah 11020 100

Sumber : Dinas kependudukan Kecamatan Pamatang Sidamanik (2014)

(48)

bekerja sebagai petani yaitu sebesar 56,54% dari seluruh jumlah masyarakat yang bekerja dan masyarakat yang bekerja sebagai pedagang yaitu sebesar 3,79%.

4.1.3 Gambaran Narasumber Tabel 4. Karateristik Narasumber

No. Nama Narasumber Usia Pendidikan Pekerjaan Suku Jumlah Agen 1. Yusuf Damanik, S.Sos 58 thn S1 Wiraswasta

(Pemilik Usaha UD. Tia Agri)

Batak 10 Orang

2. Sabaruddin 47 thn SMA Wiraswasta (Pemilik Usaha

Karya Bakti)

Jawa 4 Orang

3. Sulastri 45 thn SMA Wiraswata (Pemilik Usaha

UD. Nining)

Jawa 3 orang

4. Iswa Dwianto 29 thn SMA Buruh Harian dan mengumpulkan

biji kopi

Jawa -

5. Suprayetno 29 thn SMA Buruh Harian dan mengumpulkan

biji kopi

(49)

6. Rado Tua Dabukke 23 thn SMA Buruh Harian dan mengumpulkan

biji kopi

Batak -

Berdasarkan tabel karakteristik narasumber diatas memperlihatkan bahwa umur bervariasi antara 45-58 tahun bagi pemilik usaha dan umur 29 tahun kebawah bagi agen pengumpul biji kopi. Jumlah narasumber yang mengecap pendidikan SMA/SMK adalah 5 orang dan S1 adalah 1 orang. Jika ditinjau dari pekerjaan, 3 orang berprofesi sebagai wiraswata yang berfokus pada usaha biji kopi saja, dan 3 orang sebagai buruh harian dan pengumpul biji kopi. Para narasumber terdiri dari suku batak dan jawa yang merupakan suku mayoritas di kecamatan Pamatang Sidamanik.

Kemampuan bersaing suatu sistem agribisnis pada dasarnya ditunjukkan oleh kemampuan dalam memproduksi dan memasarkan produk yang sesuai dengan kebutuhan dan preferensi konsumen. Dalam hal ini, pendidikan yang tinggi membantu seorang pebisnis dalam mengembangkan dan mempertahankan usahanya dari pesaing yang ada.

Pendidikan akan mementukan jenis pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang. Profesi dan pekerjaan seseorang akan mempengaruhi pendapatan yang diterimanya. Pendapatan dan pendidikan tersebut akan mempengaruhi kinerja yang dilakukan dalam kegiatan bisnis.

(50)

4.2.1 Faktor – faktor pemilihan saluran distribusi a. Tempat

Tabel 4.5 : potensial ketersediaan produk atau jasa usaha biji kopi di Kecamatan Pamatang Sidamanik (Angket No.8)

Nama Responden Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik

N % N % N % N %

Yusuf Damanik, S.Sos 1 16,66 0 0 0 0 0 0

Sabaruddin 1 16,66 0 0 0 0 0 0

Sulastri 0 0 1 16,66 0 0 0 0

Iswa Dwi Yanto 1 16,66 0 0 0 0 0 0

Suprayetno 1 16,66 0 0 0 0 0 0

Rado Tua Dabukke 0 0 1 16,66 0 0 0 0

Total 4 66,66 2 33,33 0 0 0 0

Pada tabel 4.5 hasil penelitian ditunjukkan pada angket pertanyaan no.8 menunjukkan bahwa ketersediaan tempat untuk usaha biji kopi di Kecamatan Pamatang Sidamanik. Dari keseluruhan responden 66,66 persen menyatakan sangat baik dan 33,33 persen menyatakan baik.

(51)

Dengan adanya keunggulan dalam hal sumber daya alam yang mendukung, sebaiknya para stakeholders saling memperhatikan lingkungan yang berhubungan dengan aktivitas usahanya. Dengan kata lain hubungan perusahaaan dengan tempat/lingkungan harus memberikan jaminan penuh pada pemeliharaan lingkungan dan dan pembangunan yang bertanggung jawab dan berkesinambungan.

b. Waktu

Tabel 4.1.2: Ketersediaan Produk Atau Jasa Saat Diinginkan Pelanggan (Angket No.10)

Nama Responden Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik

N % N % N % N %

Yusuf Damanik, S.Sos 0 0 1 16,66 0 0 0 0

Sabaruddin 1 16,66 0 0 0 0 0 0

Sulastri 0 0 1 16,66 0 0 0 0

Iswa Dwi Yanto 0 0 0 0 1 16,66 0 0

Suprayetno 0 0 0 0 1 16,66 0 0

Rado Tua Dabukke 0 0 0 0 1 16,66 0 0

Total 1 16,66 2 33,33 3 66,66 0 0

(52)

pelanggan di Kecamatan Pamatang Sidamanik. Dari keseluruhan responden 66,66 persen menyatakan cukup baik dan 33,33 persen menyatakan baik serta 16,66 persen menyatakan sangat baik.

Dengan demikian berkaitan dengan upaya meningkatkan produktivitas dalam upaya menjamin keberlangsungan perusahaan, maka perusahaan di tuntut mampu meningkatkan produktivitas, melakukan penghematan biaya, menghemat waktu proses dan pelayanan.

c. Bentuk

Tabel 4.7 : Produk Diproses, Disiapkan, Siap Dimanfaatkan Serta Dalam Kondisi Yang Tepat (Angket No.15)

Nama Responden Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik

N % N % N % N %

Yusuf Damanik, S.Sos 0 0 0 0 1 16,66 0 0

Sabaruddin 1 16,66 0 0 0 0 0 0

Sulastri 0 0 1 16,66 0 0 0 0

Iswa Dwi Yanto 0 0 1 16,66 0 0 0 0

Suprayetno 0 0 0 0 1 16,66 0 0

Rado Tua Dabukke 0 0 1 16,66 0 0 0 0

(53)

Pada Tabel 4.7 Hasil penelitian ditunjukkan pada angket pertanyaan no.15 menunjukkan bahwa produk diproses, disipakan dan siap dimanfaatkan, serta dalam kondisi yang tepat di Kecamatan Pamatang Sidamanik. Dari keseluruhan responden 66,66 persen menyatakan baik dan 33,33 persen menyatakan cukup baik serta 16,66 persen menyatakan sangat baik.

Dengan demikian produk biji kopi di kecamatan Pamatang Sidamanik memiliki keterbatasan dalam ketersedian jenis biji kopi yang dihasilkan. Para petani hanya menghasilkan biji kopi robusta dan arabica yang kualitasnya hanya biasa biasa saja. Namun pada saat ini telah banyak varian dari kopi yang dihasilkan oleh petani luar negeri yang memiliki hasil pertanian biji kopi yang bentuknya besar, harum dan dapat dipanen dalam waktu yang relatif cepat.

(54)

d. Informasi

Tabel 4.8: Sifat-sifat Produk Yang Berguna Serta Manfaat Yang Tersedia (Angket No.18)

Nama Responden Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik

N % N % N % N %

Yusuf Damanik, S.Sos 1 16,66 0 0 0 0 0 0

Sabaruddin 1 16,66 0 0 0 0 0 0

Sulastri 0 0 1 16,66 0 0 0 0

Iswa Dwi Yanto 1 16,66 0 0 0 0 0 0

Suprayetno 1 16,66 0 0 0 0 0 0

Rado Tua Dabukke 0 0 1 16,66 0 0 0 0

Total 4 66,66 2 33,33 0 0 0 0

Pada tabel 4.8 hasil penelitian ditunjukkan pada angket pertanyaan no.18 menunjukkan bahwa manfaat biji kopi bagi konsumen untuk usaha biji kopi di Kecamatan Pamatang Sidamanik. Dari keseluruhan responden 66,66 persen menyatakan sangat baik dan 33,33 persen menyatakan baik.

(55)

banyak mengetahui tentang pemanfaatan biji kopi bagi kehidupannya sehari-hari. Dengan mengetahui fisik produk, maka seorang pedagang biji kopi dapat menciptakan dan menggunakan strategi pemasaran dengan tujuan untuk mempengaruhi aspek kognisi, afeksi dan perilaku konsumen.

1. Pengetahuan tentang saluran pemasaran

Adapun hasil angket dari jawaban – jawaban responden mengenai saluran pemasaran biji kopi di Kecamatan Pamatang Sidamanik Sidamanik :

Tabel 4.9 : Jawaban Responden Pada Pertanyaan Angket No Item 1 Apa Yang Dimaksud Dengan Saluran Pemasaran?

No Nama

Narasumber

Jawaban Narasumber

1. Yusuf Damanik Saluran pemasaran adalah dimana ada proses jual dan beli. Dan ada pengumpul,dan yang mengirim barang.

2. Sulastri Saluran pemasaran adalah Proses jual beli

3. Sabaruddin Saluran pemasaran adalah dimana pengumpul berhubungan langsung dengan toke-toke besar

4. Iswa Dwiyanto Saluran pemasaran adalah pengalihan produk dari penjual dan pengumpul

(56)

6. Rado Tua Dabukke Saluran pemasaran adalah usaha jual beli yang melibatkan pengumpul

Dari tabel 4.9 hasil wawancara dengan narasumber menunjukkan jawaban yang sama yang dapat disimpulkan bahwa Saluran Pemasaran adalah kegiatan (fungsi) yang digunakan untuk menyalurkan produk yang melibatkan perantara, misalnya dari petani ke pengumpul hingga sampai ke toke-toke besar.

Sesuai dengan masalah penelitian yaitu bagaimana saluran pemasaran yang dipakai sesuai indikator pengetahuan tentang saluran pemasaran, maka sesuai jawaban responden bahwa Saluran Pemasaran adalah dimana ada proses jual dan beli. Dan ada pengumpul, dan yang mengirim barang .(Yusuf Damanik, S.Sos. : 2015).

Dalam hal ini pedagang adalah konsumen. Pengetahuan konsumen adalah semua informasi yang dimiliki konsumen mengenai informasi yang dimiliki oleh konsumen mengenai berbagai macam produk dan jasa serta pengetahuan lainnya yang berkaitan dengan produk dan jasa tersebut dan informasi yang berhubungan dengan fungsinya sebagai konsumen. Pengetahuan konsumen akan mempengaruhi keputusan pembelian.

(57)

Sidamanik hanya terbatas oleh kegiatan jual, beli dan mendistribusikan. Para pedagang melakukan saluran pemasaran hanya sesuai kebiasaan mereka setiap hari tanpa mengetaui akan arti saluran pemasaran secara emperik ataupun sesuai prinsip-prinsip pemasaran yang di temukan oleh para ahli.

.

Tabel 4.10 : Jawaban Responden Pada Pertanyaan Angket No Item 2. Ada 2 Jenis Saluran Pemasaran, Yaitu Saluran Pemasaran Pelanggan Dan Saluran Pemasaran Bisnis. Jenis Saluran Pemasaran Mana Yang Anda Gunakan?

No Nama

Narasumber

Jawaban Narasumber

1. Yusuf Damanik Saya kurang tau jenisnya apa namun saya ambil dari Produsen – Pengumpul – Toke

2. Sulastri Saya tidak tau jenis apa. Namun saya langsung ambil dari banyak Petani-Pengumpul-Toke

3. Sabaruddin Saya ambil langsung dari Petani – Pengumpul – Toke Besar

4. Iswa Dwiyanto Saya ambil langsung dari Petani – Pengumpul – Toke Besar

5. Suprayetno Saya tidak tau jenis apa. Namun saya langsung ambil dari banyak Petani-Pengumpul-Toke

(58)

Toke Besar

Dari tabel 4.10 hasil wawancara dengan narasumber menunjukkan jawaban yang sama yang dapat disimpulkan bahwa Saluran Pemasaran yang digunakan di kecamatan Pamatang Sidamanik adalah Saluran Pemasaran Konvensional Saluran yang terdiri dari satu atau lebih produsen independen, pedagang grosir, dan pengecer, masing-masing merupakan bisnis terpisah yang berusaha memaksimalkan labanya sendiri bahkan dengan merugikan laba sistem secara keseluruhan.

Sesuai dengan masalah penelitian yaitu bagaimana saluran pemasaran yang di pakai berdasarkan indikator pengetahuan saluran pemasaran pedagang biji kopi di kecamatan Pamatang Sidamanik dalam kegiatan bisnisnya, maka para pedagang biji kopi telah melakukan kegiatan bisnis dengan menggunakan saluran pemasaran konvesional. Namun para petani belum mengetahui secara jelas akan bentuk saluran konvesional ini. Para petani hanya menjalankan usaha sesui kegiatan yang dilakukannya sehari secara berulang ulang dan menurut mereka kegiatan atau saluran pemasaran itulah yang terbaik bagi usaha mereka.

Tabel 4.11 : Jawaban Responden Pada Pertanyaan Angket No Item 3. Bagaimana Sistem Pemasaran Yang Dilakukan?

(59)

Narasumber

1. Yusuf Damanik Langsung datang ke petani-petani penghasil kopi. 2. Sulastri Dilakukan secara langsung.

3. Sabaruddin Langsung datang ke petani kopi 4. Iswa Dwiyanto Secara langsung

5. Suprayetno Secara langsung

6. Rado Tua Dabukke Dilakukan secara langsung

Dari tabel 4.11 hasil wawancara dengan narasumber menunjukkan jawaban yang sama yang dapat disimpulkan bahwa sistem pemasaran yang dilakukan yakni secara langsung. Dimana pengumpul langsung mendatangi petani-petani penghasil kopi.

(60)

Tabel 4.12 : Jawaban Responden Pada Pertanyaan Angket No Item 4. Bagaimana Menjalin Hubungan Dengan Perusahaan Lain?

No Nama

Narasumber

Jawaban Narasumber

1. Yusuf Damanik Perusahaan besar itu langsung datang mencari pihak pengumpul.

2. Sulastri Perusahaan besar biasanya mensurvei tiap daerah, lalu menjalin kerja sama

3. Sabaruddin Perusahaan besar langsung menemui pihak pengumpul.

4. Iswa Dwiyanto Perusahaan besar menemui langsung pihak pengumpul.

5. Suprayetno Perusahaan besar menemui langsung pihak pengumpul.

6. Rado Tua Dabukke Perusahaan besar menemui langsung pihak pengumpul.

(61)

Sesuai masalah penelitian bagaiman saluran pemasaran yang dipakai sesuai indikator pengetahuan saluran pemasaran, maka dapat dilihat bahwa para perusahaan besar mengeskplor atau mencari sendiri sumber bahan baku yang di perlukan ke daerah-daerah yang menghasilkan biji kopi. Dengan kata lain perusahaan mengutus para karyawannya untuk mensurvei para pedagang biji kopi di kecamatan Pamatang Sidaminik dan menjalin hubungan kerjasama demi menjamin bahan baku yang akan diperoleh.

Saluran pemasaran terdiri dari perusahaan yang bermitra untuk kebaikan bersama mereka. Masing-masing anggota saluran pemasaran memainkan peran khusus dalam saluran. Idealnya, karena keberhasilan anggota saluran individual bergantung pada keberhasilan saluran keseluruhan, maka semua saluran harus bekerja sama dengan lancar. Meskipun anggota saluran saling tergantungan, mereka sering tidak sepakat tentang siapa yang harus melaksanakan apa dan untuk penghargaan apa. Ketidaksepakatan atas tujuan, peran, dan penghargaan semacam itu menimbulkan konflik saluran.

Dalam penelitian ini, pedagang biji kopi di kecamatan Pamatang Sidamanik dan perusahaan besar lainnya tidak memiki konflik saluran karena perusahaan besar menemuai langsung pihak pengumpul dan dalam proses tersebut dapat diartikan sebagai sistem pemasaran vertikal.

(62)

No Nama

Narasumber

Jawaban Narasumber

1. Yusuf Damanik 10 agen 2. Sulastri 3 agen 3. Sabaruddin 4 agen 4. Iswa Dwiyanto 10 agen 5. Suprayetno 3 agen 6. Rado Tua Dabukke 3 agen

Dari tabel 4.13 hasil wawancara dengan narasumber menunjukkan jawaban yang berbeda dan ada juga yang sama yang dimana ada 1 narasumber yang memiliki 10 agen dan yang lainnya kisaran 3-4 agen.

Sesuai masalah penelitiaan yaitu bagaimana saluran pemasaran yang dipakai sesuai indikator pengetahuan saluran pemasaran, maka para pedagang di kecamatan Pamatang Sidamanik membutuhkan agen sesuai kebutuhan dan jangkauan agen yang dipekerjaan di wilayahnya sendiri. Para pedagang beranggapan bahwa 1 agen dapat mencakupi 2 atau 3 dusun di kecamatan Pamatang Sidamanik. Adapun pedagang yang telah memiliki 10 agen, dikarenakan usaha yang telah dijalankan telah cukup lama dari pedagang lain dan para agennya telah mengcakup wilayah yang lebih luas.

(63)

persediaan, waktu pengiriman kepada pelanggan, perlakuan bagi barang yang rusak dan hilang, kerja sama dalam promosi perusahaan dan program pelatihan, dan layanan bagi pelanggan. Para pedagang biji kopi di kecamatan Pamatang Sidamanik harus menyadari dan menghargai perantara yang kinerjanya baik dan menambahkan nilai baik bagi petani kopi. Perantara yang bekinerja buruk harus dibantu atau, sebagai pilihan terakhir, digantikan. Para pedagang dapat menilai perantaranya secara periodik dan mengurangi perantara yang lemah.

Tabel 4.14 : Jawaban Responden Pada Pertanyaan Angket No Item 6. Alasan apa Dalam Menentukan Jumlah Perantara?

No Nama

Narasumber

Jawaban Narasumber

1. Yusuf Damanik Sebab, lokasi yang dicakup cukup luas. Sehingga membutuhkan 10 agen.

2. Sulastri Memang itu yang ada dan yang dapat dipercaya 3. Sabaruddin Karena hanya dibutuhkan 4 agen saja

4. Iswa Dwiyanto Karena hanya 10 yang dibutuhkan 5. Suprayetno Sebab, itulah yang dapat dipercaya 6. Rado Tua Dabukke Karena hanya 3 yang dibutuhkan

(64)

menjawab alasan menentukan jumlah perantara adalah karena daerah yang dicakup cukup luas sehingga membutuhkan agen yang banyak, sementara responden lain menjawab karena faktor kepercayaan dan memang hanya sebanyak itu yang dibutuhkan.

Sesuai dengan masalah penelitian yaitu bagaimana saluran pemasaran yang diipakai sesuai indikator pengetahuan saluran pemasaran, maka dapat dilihat dari jumlah agen yang dibutuhkan para pedagang untuk menperoleh biji kopi dari petani kopi. Dari jawaban diatas dapat diartikan bahwa para pedagang biji kopi sangat menseleksi agen yang dipekerjakaannya.

Para pedagang biji kopi dan perantara harus menyetujui syarat dan tanggung jawab masing-masing anggota saluran. Mereka harus menyepakati kebijakan harga, kondisi penjualan, hak teritorial dan layanan khusus yang dilakukan masing-masing pihak. Para pedagang menetapkan harga biji kopi yang telah di tetapkan oleh perusahaan besar. Para pedagang biji kopi di kecamatan Pamatang Sidamanik harus mendefinisikan wilayah masing-masing anggota saluran, dan harus berhati-hati tentang dimana mereka akan menempatkan para perantaranya.

(65)

Tabel 4.15 : Jawaban Responden Pada Pertanyaan Angket No Item 7. Seberapa Banyak Usaha Sejenis Yang Anda Ketahui Di Daerah Anda?

No Nama

Narasumber

Jawaban Narasumber

1. Yusuf Damanik 10 usaha sejenis 2. Sulastri 10 usaha sejenis 3. Sabaruddin 10 usaha sejenis 4. Iswa Dwiyanto 10 usaha sejenis 5. Suprayetno 10 usaha sejenis 6. Rado Tua Dabukke 10 usaha sejenis

Dari tabel 4.15 hasil wawancara dengan narasumber menunjukkan yang sama yang dimana usaha sejenis yang mereka ketahui adalah 10 usaha.

(66)

Untuk merencanakan strategi pemasaran efektif, pedagang biji kopi harus mencari tahu tentang pesaing. Para pedagang harus membandingkan strategi pemasaran , produk, harga , saluran dan promosi dengan pesaingnya.

Dalam penelitian ini dapat dilihat bahwa para pedagang biji kopi tidak dapat menentukan sendiri harga biji kopi, namun para pedagang dapat menentukan staregi pembelian dari petani dengan memberikan pelayanan yang optimal dan harga yang tidak begitu jauh dari yang telah di tetapkan. Dengan cara ini para pedagang dapat menemukan keunggulan dan kelemahan kompetitif.

2. Faktor-faktor Pemilihan Saluran Distribusi

Tabel 4.16 : Jawaban Responden Pada Pertanyaan Angket No Item 9. Alasan Anda Tentang Potensi Industri Tersebut?

No Nama

Narasumber

Jawaban Narasumber

1. Yusuf Damanik Sebab,tanahnya yang memang cocok untuk ditanami kopi. Apalagi terletak di daerah dataran tinggi.

2. Sulastri Karena lokasinya pas didataran kopi. Jadi, sesuai dengan karakteristik tanaman kopi.

3. Sabaruddin Karena, saya lihat tanah dan cuacanya sangat mendukung.

(67)

jadi sesuai sama wilayah sidamanik ini.

5. Suprayetno Karena tanahnya bagus memang untuk tanaman kopi.

6. Rado Tua Dabukke Kalau menurut saya dari segi tanah, iklim,dan cuacanya itu mendukung.

Dari tabel 4.16 hasil wawancara dengan narasumber menunjukkan yang sama yang dimana alasan mereka mengatakan tanaman biji kopi ini sangat berpotensi.

Sesuai dengan masalah penelitian yaitu bagaimana faktor-faktor saluran pemasaran yang diterapkan sesuai indikator Place (tempat), maka dapat dilihat bahwa para petani mengetahui peluang yang besar dalam usaha pengumpulan biji kopi di kecamatan Pamatang Sidamanik. Para pedagang beranggapan bahwa wilayah kecamatan Pamatang Sidamanik memiliki tanah yang subur, berada di dataran tinggi dan iklim yang sesuai dengan tamanan kopi.

Tempat yang tepat sangat menentukan kualitas, kuantitas dan jenis kopi yang dapat dihasilkan para petani sesuai keinginan konsumen maupun produsen yang menghasilkan varian dan inovasi baru hasil pengolahan biji kopi.

(68)

pemeliharaaan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat demi keberlangsungan jangka panjang dan menjaga kearifan lokal di kecamatan Pamatang Sidamanik.

Tabel 4.17 : Jawaban Responden Pada Pertanyaan Angket No Item 11. Bagaimana Ketersediaan Biji Kopi Yang Ada Di Daerah Anda?

No Nama

Narasumber

Jawaban Narasumber

1. Yusuf Damanik Bagus, tergantung musim 2. Sulastri Musiman

3. Sabaruddin Kadang banyak, kadang terek. Tergantung musim. 4. Iswa Dwiyanto Musiman

5. Suprayetno Bagus, tergantung musim 6. Rado Tua Dabukke Musiman .

Dari tabel 4.17 hasil wawancara dengan narasumber menunjukkan jawaban yang sama dimana ketersediaan biji kopi yang ada di daerah Kecamatan Pamatang Sidamanik tergantung musim. Adakalanya biji kopi yang dihasilkan melimpah (panen raya) namun adakalanya biji kopi yang dihasilkan terek (menurun).

(69)

responden bahwa waktu untuk menentukan kapan mengahasilkan biji kopi yang melimpah atau terek tidak dapat ditentukan oleh pedagang. Dengan kata lain para pedagang tergantung oleh kinerja agen mereka dikarenakan musim panen tidak dapat tentukan atau prediksi sendiri.

Namun dalam hal ini para saluran harus dapat belajar dan memprediksi sendiri waktu hasil panen biji kopi secara periodik. Para pedagang harus bisa menyesuaikan hasil panen biji kopi dengan penjualan kembali ke perusahaan mitra. Tujuannya ialah agar para pedagang biji kopi di kecamatan Pamatang Sidamanik mengetahui sistem logistik pemasaran disebut juga distribusi fisik (psysical distribution) yaitu melibatkan perencanaan , implementasi, dan kendali

aliran fisik barang, jasa, dan informasi yang berhubungan dari titik asal ke titik konsumsi untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dalam kondisi mendapatkan laba.

Tabel 4.18 : Jawaban Responden Pada Pertanyaan Angket No Item 12. Jenis Kopi Apa Saja Yang Diterima?

No Nama

Narasumber

Jawaban Narasumber

(70)

4. Iswa Dwiyanto Arabica dan Robusta 5. Suprayetno Arabica dan Robusta 6. Rado Tua Dabukke Arabica

Dari tabel 4.18 hasil wawancara dengan narasumber menunjukkan ada jawaban yang berbeda dan ada yang sama dimana jenis kopi yang diterima yakni Arabica. Namun 2 responden juga menerima jenis kopi Robusta dan Arabica.

Sesuai masalah penelitian yaitu bagaiman faktor-faktor saluran pemasaran yang diterapkan sesuai indikator Time (waktu). Maka dapat dilihat dari jawaban responden hanya mengetahui 2 jenis kopi yang dapat yang diterima. Sesuai dengan keadaan geografi kecamatan Pamatang Sidamanik, kopi robusta dan arabica sangat cocok di taman di daerah tersebut. Sehingga petani maupun pedagang biji kopi hanya menjual 2 jenis kopi tersebut di daerahnya.

Struktur industri suatu daerah membentuk kebutuhan produk dan jasanya, tingkat pendapatan, dan tingkat pastisipasi lingkungan angkatan kerjanya. Dalam penelitian ini kecamatan Pamatang Sidamanik memiliki perokonimian subsisten, yaitu dalam perekonumian subsisten, mayoritas penduduk terlibat dalam pertanian sederhana. Mereka mengkonsumsi hampir semua hasil pertanian mereka dan menukarkan sisanya untuk barang dan jasa sederhana. Mereka sedikit menawarkan sedikit peluang pasar sesuai sumber daya yang ada terutama biji kopi robusta da arabica.

(71)

Tabel 4.19 : Jawaban Responden Pada Pertanyaan Angket No Item 13. Bagaimana Frekuensi Penerimaan Dan Penjualan Biji Kopi (Dalam Hari)?

No Nama

Narasumber

Jawaban Narasumber

1. Yusuf Damanik Apabila panen besar bisa 4 x dalam 1 minggu Apabila lagi terek (turun) 1 x dalam 1 minggu

2. Sulastri Penerimaan dilakukan setiap hari , namun untuk penyetoran pada agen 2 x dalam 1 minggu

3. Sabaruddin 2 x dalam seminggu 4. Iswa Dwiyanto 2 x dalam seminggu

5. Suprayetno Penerimaan dilakukan setiap hari , namun untuk penyetoran pada agen 2 x dalam 1 minggu

6. Rado Tua Dabukke 2 x dalam seminggu

Dari tabel 4.19 hasil wawancara dengan narasumber menunjukkan jawaban yang berbeda dan ada juga yang sama dimana frekuensi penerimaan dan penjualan biji kopi 3 responden memiliki jawaban yang sama yakni 2 x dalam seminggu. Sementara untuk responden yang lain ditentukan oleh musim, apabila panen raya bisa 4 x dalam seminggu namun apabila terek 1 x dalam seminggu.

Gambar

Gambar 2.1 Saluran pemasaran konsumen dan bisnis
Gambar 2.2 Perbandingan Saluran Distribusi Konvensional dengan
Gambar 2.3 Sistem Distribusi Multisaluran
Tabel 3.1 Indikator pertanyaan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Adapun lembaga pemasaran yang terlibat dalam pemasaran biji kakao di Kabupaten Pasaman adalah petani, petani bandar, pedagang pengumpul tingkat desa, pedagang

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Saluran pemasaran dan margin pemasaran komoditas kopi di Desa Latimojong Kecamatan Buntu Batu Kabupaten Enrekang.. Teknik untuk

(4) Besarnya efisiensi pemasaran biji kopi robusta di Desa Purwaraja Kecamatan Rajadesa Kabupaten Ciamis. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Saluran pemasaran kopi robusta di Desa Kalijaya Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis; (2) Besarnya biaya dan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Saluran pemasaran kopi robusta di Desa Kersaratu Kecamatan Sidamulih Kabupaten Pangandaran; (2) Besarnya marjin pemasaran kopi

ANALISIS PEMASARAN BIJI KOPI ROBUSTA DESA JAMBUWER KECAMATAN KROMENGAN KABUPATEN

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui tipe saluran pemasaran biji kopi arabika, menganalisis biaya pemasaran, marjin pemasaran, dan farmer’s share untuk setiap

Menganalisis Efisiensi Saluran Pemasaran Biji Kopi Robusta di Desa Sunur 1 Kecamatan Sekincau Kabupaten Lampung Barat 1.3 Kerangka Pemikiran Pengelolahan usahatani merupakan suatu