• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Saluran Pemasaran Penjualan Biji Kopi (Studi Pada Industri Kopi Kecamatan Pamatang Sidamanik, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Saluran Pemasaran Penjualan Biji Kopi (Studi Pada Industri Kopi Kecamatan Pamatang Sidamanik, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara)"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perusahaan jarang bekerja sendiri dalam menciptakan nilai bagi pelanggan

dan membangun hubungan pelanggan yang menguntungkan. Sebagai gantinya,

sebagian besar perusahaan hanyalah satu mata rantai dalam rantai pasokan dan

saluran pemasaran yang lebih besar. Karena itu, keberhasilan perusahaan

individual tidak hanya bergantung pada seberapa baik kinerja perusahaan tersebut

tetapi juga pada seberapa baik keseluruhan saluran pemasaran bersaing dengan

saluran pesaing. Untuk memiliki manajemen hubungan pelanggan yang baik,

perusahaan juga harus mempunyai menejemen hubungan kemitraan yang baik.

Menurut Ade Supriatna dan Bambang Drajat (2005) menyatakan Selain

terpengaruh oleh tataran persetujuan multilateral, perkopian Indonesia juga tidak

terisolasi dari krisis perkopian yang terjadi saat ini, dimana harga kopi menurun

drastis dan pasokan kopi di pasar dunia melonjak tajam.

Menurut Renton (2003) dalam Hutabarat (2004) bahwa, penyebab utama

jatuhnya harga kopi adalah perubahan struktur pasar, tidak adanya keseimbangan

pasar antara volume yang diproduksi dan yang dikonsumsi, petani tidak memiliki

modal sementara para pengolah akhir (roaster) mengambil keuntungan berlimpah

dan rendahnya mutu kopi. Dalam konteks pasar seperti ini, kopi Indonesia harus

(2)

Kemampuan bersaing suatu sistem agribisnis pada dasarnya ditunjukkan

oleh kemampuan dalam memproduksi dan memasarkan produk yang sesuai

dengan kebutuhan dan preferensi konsumen (Saragih,1994) dalam Irawan (2006).

Dengan kata lain, sistem agribisnis yang berdaya saing tinggi, adalah sistem

agribisnis yang fleksibel atau mampu merespon setiap perubahan pasar secara

efektif dan efisien. Kopi biji, seperti halnya komoditas perkebunan lainnya,.

Pada tataran petani di perkebunan rakyat secara umum dihadapkan pada

masalah mutu (Priyambodo, 1987; Buana et al. , 1990; dan Susila et al. ,1995).

Suatu negara akan mampu mengekspor produk ke negara lain apabila negara yang

bersangkutan memiliki keunggulan komparatif dalam memproduksi. Keunggulan

komparatif tidak hanya bersumber dari faktor alamiah saja tetapi dapat pula

diciptakan (Anggarwati dan Agmon,1990 dalam Susilowati, 2003)

Menurut Yuli Hariyati, Sofia, dan Joko Sumarno (2013) dalam penelitian

“Perkembangn Agrobisnis Pedesaan Berbasis Kopi Menuju Speciality Kabupaten

Jember”, menyatakan masalah utama dari lmbannya perkembangan industri hilir

kopi Indonesia berturut-turut mulai dari masalah berberat adalah (1) masalah

dalam menembus jaringan pasar ekspor produk hilir kopi, (2) kurangnya

ketersediaan sarana dan prasarana, (3) adanya hambatan dalam peraturan

khususnya keternagakerjaan, perpajakan dan perdagangan, (4) kurangnya motivasi

dari pengusaha, (5) kekurangan modal, (6) teknologi pengolahan dan pengemasan

yang belum dikuasai sepenuhnya, dan (7) kealitas SDM untuk pemasaran produk

(3)

Hanya sedikit produsen yang menjual barang mereka secara langsung ke

pengguna akhir. Sebagai gantinya, kebanyakan produsen menggunakan perantara

untuk membawa produk mereka ke pasar. Mereka berusaha membentuk saluran

pemasaran (marketing channel). Sekelompok organisasi saling bergantung untuk

membantu membuat produk atau jasa tersedia untuk digunakan atau dikonsumsi

oleh kensumen atau pegguna bisnis.

Produk atau pasar tidak akan terbentuk secara otomatis, tetapi harus ada

jalur yang menghubungkannya, yaitu saluran pemarasan. Pasar dan saluran

pemasaran adalah komponen-komponen dari sistem pemasaran dan tidak dapat

dipisahkan satu sama lain, dalam hubungannya dengan kegiatan untuk mencapai

tujuan perusahaan.

Saluran pemasaran pada dasarnya adalah sekumpulan organisasi yang saling

berhubungan yang terlibat dalam proses membuat produk tersedia untuk

digunakan atau di konsumsi oleh konsumen. Kapan produk dibutuhkan pada saat

itu saluran pemasaran dapat menyediakan, dimana produk dikonsumsi disitu

saluran pemasaran dapat menyediakan, berapa produk yang akan dikonsumsi

dalam jumlah itu pula saluran pemasaran bisa menyediakan. Kadang untuk

membiayai kemampuan ini pemasaran harus memiliki saluran pemasaran yang

sangat lengkap, namun kadang pula mereka menumpang pada saluran yang telah

ada.

Menurut Keegan, (1996 : 123) saluran pemasaran adalah Kegiatan

(4)

Menurut Kotler, (2008 : 40) saluran pemasaran adalah sekelompok

organisasi yang saling bergantung yang membantu membuat produk atau jasa

tersedia untuk digunakan atau dikonsumsi oleh konsumen atau pengguna bisnis.

Menurut Lamb, (2001 : 8) saluran pemasaran adalah serangkaian dari

organisasi yang saling bergantung yang memudahkan pemindahan kepemilikan

sebagaimana produk-produk bergerak dari produsen ke pengguna bisnis atau

pelanggan.

Berdasarkan uraian diatas ditarik kesimpulan, saluran pemasaran merupakan

suatu usaha yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang dapat menyalurkan

produknya agar dapat sampai ke tangan konsumen yang tepat, sehingga segala

kegitan yang dilakukan oleh perusahaan terutama yang menyangkut dengan

distribusi dapat berjalan lancar sesuai dengan tujuan yang telah ditapkan.

Produktivitas yang tinggi belum merupakan keberhasilan jika tidak

diimbangi dengan sistem pemasaran yang baik. Kinerja usaha tani yang maju atau

komersial mempunyai hubungan yang erat dengan pasar. Peningkatan produksi

tanpa diimbangi dengan kemampuan pasar untuk menampung seluruh produksi

serta kemampuan pendistribusian yang baik tidak akan bertahan lama.

Distribusi adalah salah satu aspek dari

diartikan sebagai kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar dan

mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen kepada konsumen,

sehingga penggunaannya sesuai dengan yang diperlukan (jenis, jumlah, harga,

(5)

yang menyalurkan produk dari

ke

pabrik, produk tersebut dikirimkan (dan biasanya juga sekaligus dijual) ke suatu

distributor. Distributor tersebut kemudian menjual produk tersebut ke pengecer

atau pelanggan.

Lembaga-lembaga independen tersebut sering juga disebut dengan saluran

pemasaran dan independen merupakan perusahaan yang bergerak sendiri.

Lembaga-lembaga tersebut mempunyai dua perbedaan diantaranya adalah agen

dan pedagang perantara, perbedaannya adalah agen sebagai perantara hanya

bertugas untuk mencari pembeli dan apabila produk yang diagennya adalah

penjual, maka akan dapat komisi, dalam hal ini agen tidak memiliki barang,

sedangkan pedagang perantara membeli barang-barang dagangannya dari

produsen atau distributor lain dan kemudian menjual barang dagangannya kepada

konsumen atau kepada perantara lainnya.

Perkembangan industri kopi di kecamatan sidamanik membuat pertambahan

minat warganya untuk berkebun kopi sehingga jumlah komuditas kopi di

kecamatan sidamanik semakin bertambah, hal ini dapat dilihat dari banyaknya

petani kopi di kecamatan sidamanik. Yang menjadi usaha sampingan mereka.

Bagi pedagang pengumpul kopi itu merupakan peluang besar untuk melakukan

bisnis pendistribusian kopi di kecamtan Sidamanik untuk di jual kembali ke

pedagang yang lebih besar seperti persahaan di Medan dan menjadi penghasilan

(6)

Warga kecamatan Sidamanik sebagian besar memiliki pekerjaan sebagai

petani. Pemilihan pekerjaan ini dikarenakan adanya warga yang memiliki lahan

sendiri maupun warga yang tidak bekerja di perusahaan sekitarnya. Hasil

pertanian yang dihasilkan seperti ; kopi, jagung, beras cabai dan tomat.

Industri kopi di kecamatan Sidamanik merupakan usaha pengumpulan kopi

di kecamatan Sidamanik dengan sebagian besar badan usaha milik sendiri atau

sebuah UD (Usaha Dagang). Tempat usaha tersebut berlokasi di kecamatan

Sidamanik, kabupaten Simalungun, Sumatera Utara. Usaha tersebut merupakan

sebuah usaha pengumpul kopi hasil petani di dengan jenis pengumpulan yang di

kelola oleh usaha ini hanya untuk mengumpulkan hasil kopi dari petani. Dengan

sistem saluran pemasaran yang di lakukan oleh pedagang kopi di kecamatan

Sidamanik usaha ini telah meningkatkan produsi kopi demi memenuhi kebutuhan

biji kopi di Indonesia terutama untuk wilayah Sumatera Utara.

Penelitian yang dilakukan oleh Accorda Ramadhini, (2005) dengan judul

“Pengaruh Saluran Distribusi Terhadap Volume Penjualan Pada PT. Juta Jelita

Medan” saluran distribusi berpengaruh positif terhadap peningkatan volume

penjualan. Biaya saluran distribusi sangat dominan mempengaruhi jumlah volume

penjualan. Kebijakan mengalokasi biaya saluran distribusi lebih dari volume

penjualan yang akan dicapai ternyata dangat efektif untuk meningkatkan volume

penjualan.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ika Dora Florentina Ginting, (2000)

(7)

Pemasaran Wilayah PT. Pusri Medan” menunjukkan bahwa dengan memperluas

saluran distribusi didaerah pemasaran di dalam maupun di luar kota wilayahnya

akan mampu meningkatkan volume penjualan yang sekaligus meningkatkan

pendapatan atau keuntungan bagi perusahaan.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh David K. Hutagaol, (2002) “Peranan

Saluran Distribusi Dalam Meningkatkan Volume Penjualan Pada Pertamina

UPPDN I Medan” menyatakan bahwa sarana fisik dalam saluran distribusi

mempunyai peranan penting dalam penyampaian BBM kepada konsumen.

Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah ada, dapat dihubungkan yaitu

saluran pemasaran yang dilakukan perusahaan sangat mempunyai peran penting

dalam proses hilir hingga hulu yaitu dari bahan baku sampai sebuah produk jadi

yang dapat di pakai oleh konsumen. Penelitian yang telah ada diharapkan menjadi

referensi bagi penelti lanjutan yang menyangkut dengan objek atau masalah yang

sama terutama saluran pemasaran.

Berkenaan dengan hal diatas penulis mencoba meneliti saluran pemasaran

yang diterapkan oleh sebuah badan usaha atau pedagang yang bergerak di bidang

industri kopi di wilayah kecamatan Sidamanik, kabupaten Simalungun, Sumatera

Utara. Dalam pengambilan bahan baku yang di peroleh, pedagang-pedagang

tersebut mengalami kesulitan karena biji kopi yang berkualitas tidak sesuai

standart, harga kopi yang ditentukan oleh perusahaan yang lebih besar, serta biaya

(8)

Pada penelitian ini peneliti memiliki alasan pemilihan judul penelitian yaitu

karena badan usaha atau pedangang tersebut bergerak di bidang distributor biji

kopi (pengepul kopi), berbeda dengan badan usaha lain yang menghasilkan

produk dan melihat bagaimana pendistribusikannya baik dilakukan sendiri atau

menggunakan agen perantara. Peneliti ingin melihat saluran pemasaran apa yang

selama ini dilakukan para pedagang dan bagaimana faktor-faktor saluran

pemasaran yang dijalankan dalam penjulaan biji kopi pada kecamatan Sidamanik

sehingga dapat meningkatkan pendapatan usaha yang dijalankan.

Pada penelitian ini penulis mengangkat judul penelitian yaitu “Analisis

Saluran Pemasaran Penjualan Biji Kopi (Studi Pada Industri kopi kecamatan

Sidamanik, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara)”

1.2 Rumusan Masalah

Penelitian yang dilakukan di kecamatan Sidamanik, berdasarkan penjelasan

latar belakang masalah diatas, maka pokok yang menjadi penelitian dalam hal ini

adalah

a Bagaimana Saluran pemasaran yang di pakai pedagang biji kopi di

kecamatan sidamanik dalam kegiatan bisnisnya?

b Bagaimana faktor-faktor saluran pemasaran yang dijalankan dalam

penjualan biji kopi yang diterapkan pada industri kopi di kecamatan

(9)

1.3 Batasan Masalah

Batasan Masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Saluran pemasaran yang di pakai pedagang biji kopi di Kecamatan

Sidamanik

2. Faktor-faktor saluran pemasaran yang dijalankan dalam penjualan biji

kopi yang diterapka pada industri kopi di kecamatan Sidamanik.

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui saluran pemasaran yang digunakan oleh pedagang

dalam melakukan penjualan biji kopi.

2. Untuk menganalisis faktor-fator saluran pemasaran yang diterapkan

pedangang kopi jika di bandingkan dengan teori-teori yang dipelajari.

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi :

1. Bagi Pelaku Usaha

Untuk menambah pengetahuan dan bahan pertimbangan bagi pihak

pedangan di Kecamatan Sidamanik, Kabupaten Simalungun, Sumatera

Utara mengenai saluran pemasaran yang efektif

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil analisis aspek teknis, dapat dikatan bahwa usahatani kopi arabika yang dilakukan oleh petani di Kecamatan Dolok Panribuan masih layak untuk dijalankan

Evaluasi Kesesuaian Lahan Tanaman Kopi Arabika ( Coffea arabica ) dan Strawberi ( Fragaria vesca Linn.) di Kecamatan Pematang Sidamanik

strawberi ( Fragaria vesca Linn.) di Kecamatan Pematang Sidamanik yang merupakan salah satu daerah sentra kopi di Kabupaten Simalungun, mengingat daerah ini

(4) Besarnya efisiensi pemasaran biji kopi robusta di Desa Purwaraja Kecamatan Rajadesa Kabupaten Ciamis. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Saluran pemasaran kopi robusta di Desa Kersaratu Kecamatan Sidamulih Kabupaten Pangandaran; (2) Besarnya marjin pemasaran kopi

ANALISIS PEMASARAN BIJI KOPI ROBUSTA DESA JAMBUWER KECAMATAN KROMENGAN KABUPATEN

Menganalisis Efisiensi Saluran Pemasaran Biji Kopi Robusta di Desa Sunur 1 Kecamatan Sekincau Kabupaten Lampung Barat 1.3 Kerangka Pemikiran Pengelolahan usahatani merupakan suatu

Untuk menyelesaikan masalah 1 mengenai tingkat pendapatan digunakan metode deskriptif yaitu menganalisis tingkat pendapatan petani kopi di Kecamatan Pematang Sidamanik dapat dirumuskan