• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANAN PENYULUH TENAGA HARIAN LEPAS TENAGA BANTU PENYULUH PERTANIAN DALAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PEDESAAN DI KABUPATEN PASURUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERANAN PENYULUH TENAGA HARIAN LEPAS TENAGA BANTU PENYULUH PERTANIAN DALAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PEDESAAN DI KABUPATEN PASURUAN"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

PERANAN PENYULUH TENAGA HARIAN LEPAS

TENAGA BANTU PENYULUH PERTANIAN

DALAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PEDESAAN

DI KABUPATEN PASURUAN

TESIS

Program Studi Magister Agribisnis

Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan

Memperoleh Gelar Magister Agribisnis

Diajukan Oleh:

IIN USRIANI

NIM: 09750008

PROGRAM PASCA SARJANA

(2)

TESIS

PERANAN PENYULUH TENAGA HARIAN LEPAS

TENAGA BANTU PENYULUH PERTANIAN

DALAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PEDESAAN

DI KABUPATEN PASURUAN

Dipersiapkan dan Disusun oleh :

Iin Usriani

NIM: 09750008

Telah Dipertahankan di depan Dewan Penguji

Pada tanggal………..

SUSUNAN DEWAN PENGUJI

Ketua : Prof. Dr. Jabal Tarik Ibrahim, M.Si ………..

Sekretaris : Ir. Bambang Yudi A, MM ……….

Penguji I : Dr. Ir. Anas Tain. MM ………

(3)

PERANAN PENYULUH TENAGA HARIAN LEPAS

TENAGA BANTU PENYULUH PERTANIAN

DALAM PENGEMBANGAN AGRIBISNIS PEDESAAN

DI KABUPATEN PASURUAN

Yang diajukan oleh :

Iin Usriani

NIM: 09750008

Telah Disetujui pada Tanggal

Januari 2012

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Prof. Dr. Jabal Tarik Ibrahim, M.Si Ir. Bambang Yudi A, MM

Direktur Ketua Program Studi Program Pasca Sarjana Magister Agribisnis

(4)

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya :

Nama : Iin Usriani

NIM : 09750008

Program Studi : Magister Agribisnis

Dengan ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa :

1. Peranan penyuluh THL-TBPP dalam pengembangan agribisnis pedesaan di

Kabupaten Pasuruan (Studi Kasus pada Program Usaha Agribisnis Pedesaan)

2. Apabila ternyata didalam naskah Tesis ini dapat dibuktikan terdapat

unsur-unsur PLAGIASI, saya bersedia tesis ini DIGUGURKAN dan GELAR

AKADEMIK YANG TELAH SAYA PEROLEH DIBATALKAN, serta

diproses sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

3. Tesis ini dapat dijadikan sumber pustaka yang merupakan HAK BEBAS

ROYALTY NON EKSKLUSIF.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya untuk dipergunakan

sebagaimana mestinya.

Malang,

Yang Menyatakan

(5)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, atas berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat

menyusun Tesis dengan judul Peranan Penyuluh THL-TBPP dalam

Pengembangan Agribisnis Pedesaan di Kabupaten Pasuruan (Studi Kasus

pada Program Usaha Agribisnis Pedesaan)

Adapun yang menjadi tujuan penulis membuat tesis ini, karena merupakan

salah satu syarat kelulusan dalam mendapatkan gelar Magister Agribisnis (M.Agr)

di Universitas Muhammadiyah Malang.

Tidak lupa pula penulis ucapkan terima kasih kepada pihak yang telah

mendukung selama penyelesaian studi, penelitian dan penyusunan Tesis ini :

1. Direktur Program Pascasarjana, Ketua dan Sekretaris Program Studi, yang

telah mengizinkan penulis mengikuti pendidikan jenjang Magister pada

Program Studi Magister Agribisnis, serta dosen-dosen yang sudah meluangkan

waktunya untuk mengajar selama penulis melaksanakan studi pada Program

Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).

2. Prof. Dr. Jabal Tarik Ibrahim, M.Si., selaku Pembimbing utama,Ir. Bambang

Yudi A, MM., selaku Pembimbing Pendamping, Dr. Ir. Anas Tain, MM.,

selaku Penguji I dan Ir. Sutawi, MP selaku Penguji II.

3. Kepada para Petani, Penyuluh THL-TBPP, PMT, Kepala BIPP Wonorejo dan

Kepala K2P3 Kabupaten Pasuruan karena telah membantu penelitian ini,

kesediaan meluangkan waktu untuk diwawancarai dan bersedia memberikan

jawaban yang jujur dan dari lubuk hati.

4. Kedua orang tua (ayah : Usman dan ibu : Sumarni) dan adik-adikku (Nur

(6)

memberikan segala sesuatu yang diperlukan untuk menyelesaikan Pendidikan

S2 serta do’a dan dukungan baik moril maupun materil kepada penulis.

5. Teman saya Widya Kusuma Wardani, Herman, Noor Halim, Arifin dan

Zamalan, Dhani dan Lilis, yang telah banyak membantu, memotivasi,

mendoa’kan sehingga terselesaikannya tesis ini dan seluruh teman-teman yang

telah banyak membantu dan bekerjasama selama penulis mengikuti

pendidikan di Pascasarjana khususnya Program Magister Agribisnis di

Universitas Muhammadiyah Malang (UMM)

6. Semua pihak yang telah ikut membantu penulis dalam penyusunan tesis ini.

Semoga Tesis ini dapat bermanfaat dan sebagai literatur dalam penelitian

yang berhubungan Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP).

Malang, Januari 2012

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

PERSEMBAHAN ... i

SURAT PERNYATAAN ... ii

ABSTRAK ...iii

ABSTRACT ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan ... 6

1.4 Kegunaan ... 6

1.5 Definisi Istilah ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

2.1 Telaah Penelitian Terdahulu ... 10

2.1.1 Penelitian Mengenai Program Bantuan Penguatan Modal... 10

2.1.2 Penelitian mengenai Peran Kerja Penyuluhan Pertanian ... 13

(8)

2.2.1 Pengertian Penyuluhan Pertanian ... 15

2.2.2 Kegiatan Penyuluhan Pertanian ... 17

2.2.3 Tujuan Penyuluhan Pertanian ... 18

2.2.4 Prinsip – Prinsip Penyuluhan ... 21

2.2.5 Peranan Penyuluh Pertanian ... 23

2.2.6 Kinerja Penyuluhan Pertanian dan Kinerja GAPOKTAN ... 26

2.2.7 Evaluasi Penyuluhan ... 32

2.2.8 Pengertian GAPOKTAN ... 35

2.2.9 Pengembangan Gabungan Kelompoktani (GAPOKTAN) ... 36

2.3 Gambaran Umum Pelaksanaan PUAP ... 42

2.4 Data Evaluasi Kinerja THL-TBPP ... 44

2.5 Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) ... 45

2.6 Data Evaluasi Dana PUAP ... 47

2.7 Kerangka Pemikiran ... 50

BAB III METODE PENELITIAN ... 50

3.1Subyek, Objek dan Tempat Penelitian ... 51

3.2Jenis dan Desain Penelitian ... 52

3.3Sumber Data dan Cara Menentukannya ... 53

3.4Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel ... 55

3.5Metode Analisis Data ... 56

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 64

4.1 Keadaan Umum Kabupaten Pasuruan ... 64

4.2 Keadaan Umum Daerah Penelitian ... 64

(9)

4.2.2 Stasus Usahatani Padi Petani Responden ... 66

4.2.3 Usia Petani Responden ... 67

4.2.4 Usia Responden Penyuluh THL-TBPP ... 68

4.2.5 Tingkat Pendidikan Responden GAPOKTAN... 68

4.2.6 Tingkat Pendidikan Responden Penyuluh THL-TBPP ... 70

4.2.7 Stasus Kepemilikan dan Luas Lahan ... 71

4.2.8 Pengalaman Berusahatani Petani Responden... 72

4.2.9 Jumlah Komoditas yang diusahakan ... 73

4.3 Karakteristik Gapoktan di Kabupaten Pasuruan ... 77

4.3.1 Aspek Kelembagaan GAPOKTAN... 78

4.3.2 Kegiatan Keorganisasian ... 80

4.3.3 Aspek Ekonomi (Usaha) GAPOKTAN ... 83

4.3.4 Perkembangan Dana Program PUAP di Lima Kecamatan Penelitian ... 85

4.4 Deskripsi Data ... 87

4.4.1 Kinerja Penyuluh THL-TBPP dalam Membimbing GAPOKTAN Yang Menerima Bantuan Program PUAP ... 88

4.4.2 Kinerja GAPOKTAN dalam mengelola dana PUAP Untuk Pengembangan Usaha Agribisnis ... 94

(10)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 105

5.1 Kesimpulan ... 105

5.2 Saran ... 106

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Daftar Peningkatan Produksi Padi dan Jagung ... 45

2. Daftar Kecamatan, Desa dan GAPOKTAN Tempat Penelitian ... 52

3. Variabel dan indikator Peranan Penyuluh THL-TBPP yang diuji dalam Pengembangan Usaha Agribisnis ... 59

4. Karakteristik Petani Responden Penerima BLM-PUAP Berdasarkan Stasus Mata Pencaharian Usahatani Padi ... 66

5. Sebaran GAPOKTAN Responden Menurut Umur ... 67

6. Sebaran Responden Pengurus GAPOKTAN dan 1 anggota Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 69

7. Sebaran Responden Penyuluh THL-TBPP Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 70

8. Jumlah Petani Responden Berdasarkan Kriteria Luasan yang dimiliki Tahun 2010 ... 72

9. Jumlah Petani Responden Berdasarkan Pengalaman Usahatani ... 73

10.Perkembangan dana Program PUAP Tempat Penelitian ... 85

11.Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 88

12.Distribusi Frekuensi Kinerja Penyuluh THL-TBPP ... 88

13.Distribusi Frekuensi Kinerja GAPOKTAN ... 95

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Gambar Histrogram Frekuensi Hasil Kinerja Penyuluh THL-TBPP ... 89

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Daftar Nama Responden GAPOKTAN dan Karakteristik ... 113

2. Daftar Nama Responden Penyuluh THL-TBPP dan Karakteristik ... 115

3. Hasil Kuesioner Responden Untuk Kinerja Penyuluh ... 116

4. Hasil Kuesioner Responden Untuk Kinerja GAPOKTAN... 119

5. Analisis Deskriptif Kinerja untuk mengetahui setiap Kinerja Penyuluh THL-TBPP... 122

6. Analisis Deskriptif Kinerja untuk mengetahui setiap Kinerja GAPOKTAN ... 126

7. Hasil Analisis Deskriptif Kinerja GAPOKTAN dan Kinerja Penyuluh THL-TBPP... 129

8. Gambar Kegiatan Penyuluhan dan Pengisian Kuesioner oleh Responden ... 131

9. Contoh Kuesioner untuk Mengetahui Kinerja GAPOKTAN Responden Penyuluh THL-TBPP ... 133

10. Contoh Kuesioner untuk Mengetahui Kinerja GAPOKTAN Responden GAPOKTAN ... 135

11. Contoh Kuesioner untuk Mengetahui Kinerja Penyuluh THL-TBPP Responden Penyuluh THL-TBPP ... 138

(14)

110

DAFTAR PUSTAKA

Amrulloh. (2009). Berbagai Alternatif di Bidang Usaha (Agribisnis Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan). Ponorogo: STAIN Ponorogo.

Anonymous. (2010). Peran Penyuluh THL-TBPP. Bengkulu.

thltbpp.bu.Freevar.com

. (2010). THL-TBPP sebagai Bagian Revitalisasi Penyuluhan Pertanian yang Berkelanjutan. Bengkulu: BPP Bengkulu.

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian. (2009). Pembinaan dan Pengembangan GAPOKTAN PUAP. http//bbtp-malut@litbang.deptan.go.id: Maluku Utara.

Badan SDM Deptan. (2006). Rencana Kerja Badan Pengembangan SDM Pertanian. Rangkuman Hasil Rapim Badan SDM Pertanian Februari 200. Badan SDM Pertanian, Deptan: Jakarta.

Departemen Pertanian. (2002). Kegiatan Penyuluh Pertanian. Jakarta: http//www.google.com/kegiatan penyuluh pertanian.

Dessler. (2002). Manajemen Personalia. (Terjemahan Agus Dharma). Jakarta: Erlangga.

Dharma A. (1998). Perencanaan Pelatihan. Jakarta: Pusdiklat Pegawai Depdikbud

Filtra. (2007). Evaluasi Program Bantuan Pinjaman Langsung Masyarakat (BPLM) Sapi Potong di Kabupaten Agam Sumatera Barat. Sumatra Barat.

Ginting. (1992). Perencanaan dan Evaluasi Program Penyuluhan Pusat Pengembangan Ilmu Sosial. Malang: Universitas Brawijaya Malang.

Ginting dan Winarto. (1992). Metode Kuliah Kerja Lapang. Universitas Brawijaya Malang. Malang.

Gomes. (2002). Manajemen Sumberdaya Manusia. Yogyakarta: Andi Offst.

Handoko. (2001). Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia Edisi 2. Yogyakarta: BFFE.

(15)

111

Ibrahim J.T. (2001). Kajian Reorientasi Penyuluhan Pertanian ke Arah Pemenuhan Kebutuhan Petani di Propinsi Jawa Timur. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Irvan. (2009). Rancangan Penyuluhan Motivasi Pertanian dalam Menumbuhkan Kelompoktani di Jorong Baduih Nagari Simawang KecamatanRambatan Kabupaten Tanah Datar Propinsi Sumatera Barat. Malang: Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Malang.

Iwan Setiawan,dkk. (2009). Peningkatan Efektivitas Integrasi dan Koordinasi Peran antara Penyuluh Pertanian Pemerintah, Swasta dan Swadaya bagi Pemberdayaan Petani dan Pelaku Agroindustri Skala Kecil Menengah. Jogjakarta.

Kasmadi. (2005). Pengaruh Bantuan Langsung Masyarakat Terhadap Kemandirian Petani Ternak. (Kasus pada Kelompok Tani Ternak Desa Bungai Jaya dan Desa Tambun Raya, Kecamatan Basarang, Kabupaten Kapuas Kalimantan Tengah). Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Kurniawati. (2001). Kinerja Penyuluh Pertanian dalam Pengembangan Agropolitan di Kota Batu. Malang : Universitas Muhammadiyah Malang.

Indah K.S. (2010). Jurnal Kinerja Penyuluh dari Perspektif Petani dan Eksistensi Penyuluh Swadaya sebagai Pendamping Penyuluh Pertanian. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Laya Samodra,W. (2006). Rancangan Penyuluhan Hasil Perencanaan Wilayah Perdesaan Menggunakan Sistem Informasi Geografis Partisipatif di Desa Pesanggrahan Batu Kota Batu. Malang: Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Malang. Malang.

Mardikanto. (1991). Pengantar Penyuluhan Pertanian dalam Teori dan Praktek. LSP3. Jakarta.

Mardikanto dan Sutarni. (1993). Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Surakarta: Sebelas Maret University Press. Surakarta.

Nadler dan Lawler. 2000:182. Kinerja dan Partisipasi Karyawan. Institut Pertanian Bogor. Bogor

Prawirosentono. 1999. Kebijakan Kinerja Karyawan. BPFE. yogyakarta

Puspadi. 2002. Dekonsentrasi Sistem Penyuluhan Pertanian di Indonesia. Institut Pertanian Bogor. Bogor

(16)

112

Sinar Tani. Edisi 17 Februari (2011). Pengembangan PUAP GAPOKTAN. Jakarta.

Setijorini. L,dkk. (2004). Peran Penyuluh Pertanian dalam Pembangunan Pertanian Kerakyatan di Kabupaten Bandung. Bandung.

Soedarmanto. (2001). Dasar - Dasar dan Pengelolaan Penyuluh Penyuluh Pertanian. Malang: Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang.

Steers dan Porter L.W, 1991:17. Motivation and Work Behavior (5 th ed). New York: MeGraw-Hill.Inc.

Suharsimi Arikunto, (1998:3). Penilaian Program Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif dan R&D.Alfabeta Bandung. Bandung

Sujianto.(2009).Aplikasi Statistik dengan SPSS 16.0. Jakarta: PT. prestasi Pustakarya

Sumardjo. (1999). Transformasi Model Penyuluhan Pertanian Menuju Pengembangan Kemandirian Petani. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Sume. (2008). Efektivitas Bantuan Dana Penguatan Modal Lembaga Usaha Ekonomi Perdesaan (DPMLUEP) (Studi kasus DPM-LUEP Kabupaten Bogor). Bogor.

Szilagyi dan Wallace. 1999. Organization Behavior and Performance. Scott, Foresman and Company Glenview,Illinois. USA

UU RI No 16 tahun 2006. Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan. Departemen Pertanian, Jakarta.

Wahjuti, U. (2005). Metode dan Teknik Penyuluhan Pertanian. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Malang. Malang.

(17)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Percepatan pembangunan pertanian memerlukan peran penyuluh pertanian

sebagai pendamping dan pembimbing pelaku utama dan pelaku usaha. Penyuluh

mempunyai peran penting dalam pelaksanaan program Pengembangan Usaha

Agribisnis Pedesaan (PUAP) yang difokuskan pada pendampingan pemberdayaan

petani dan Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) dan sebagai fasilitator agar

GAPOKTAN mampu mengambil keputusan sendiri dengan jalan membantu

menganalisis situasi yang sedang mereka hadapi dan melakukan perkiraan ke

depan, membantu mereka memperoleh pengetahuan/informasi guna memecahkan

masalah, serta membantu mereka mengambil keputusan yang akan diambilnya .

Program Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) ini tidak

sama dengan Program Bantuan Langsung Tunai (BLT). Program Pengembangan

Usaha Agribisnis (PUAP) merupakan program pemberdayaan usaha agribisnis

yang ditujukan bagi petani/peternak di perdesaan dalam rangka meningkatkan

kualitas hidup, kemandirian dan tingkat kesejahteraannya. Adapun tujuan

digulirkannya program Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) ini

adalah : (1) Untuk menumbuh kembangkan kegiatan usaha agribisnis di perdesaan

sesuai dengan potensi wilayah, melalui koordinasi Gabungan Kelompoktani

(GAPOKTAN) sebagai organisasi petani. Fungsi Gabungan Kelompoktani

(GAPOKTAN) sebagai lembaga ekonomi petani menjadi jejaring atau mitra

lembaga keuangan dan akses pasar, (2) Meningkatkan kinerja program-program

(18)

2

akses permodalan petani untuk mendukung usaha agribisnis perdesaan serta

mengurangi kemiskinan dan pengangguran di perdesaan. (3) Meningkatkan

kapasitas organisasi Gabungan Kelompoktani (GAPOKTAN) sebagai

kelembagaan petani di Desa dalam melayani kebutuhan petani anggota khususnya

dalam permodalan.

Keterbatasan petani dalam mengakses sumber modal makin menguatkan

petani mengalami beragam tekanan, baik tekanan ekonomi maupun tekanan

sosial. Tekanan ekonomi berhubungan langsung dalam pengadaan sarana

produksi meliputi bibit, pupuk maupun obat-obatan dan kemampuan untuk

memenuhi kebutuhan hidup. Sementara itu tekanan sosial lebih bersifat kepada

penilaian sebagian besar masyarakat di luar petani yang menilai bahwa petani itu

terbelakang dan tertinggal karena tidak mempunyai keinginan untuk maju. Ini

yang menyebabkan sebagian besar petani mengalami kemunduran dan

kemiskinan. Kemiskinan yang terjadi banyak terdapat di perdesaan karena

sebagian besar petani berada di wilayah Desa. Sehubungan dengan hal tersebut,

pemerintah telah berupaya mengatasi permasalahan modal petani melalui program

pemberdayaan masyarakat perdesaan yang dituangkan dalam program

Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP). Kehadiran Program

Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) diharapkan bisa mengatasi

masalah kesulitan modal yang dihadapi petani. Program ini bertujuan untuk

membantu mengurangi tingkat kemiskinan dan menciptakan lapangan pekerjaan

di perdesaan serta membantu penguatan modal dalam kegiatan usaha di bidang

(19)

3

Pola dasar Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) dirancang

untuk meningkatkan keberhasilan penyaluran dana Bantuan Langsung Masyarakat

(BLM) Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) kepada GAPOKTAN

dalam mengembangkan usaha produktif petani skala kecil, buruh tani dan rumah

tangga miskin. Terdapat 5 kunci pokok dalam Pengembangan Usaha Agribisnis

Pedesaan (PUAP), yaitu : (a) Usaha agribisnis, (b) Pemberdayaan masyarakat

pertanian, (c) Perdesaan, (d) Kelembagaan petani, dan (e) Pendampingan. Dari

kelima kunci ini dibutuhkan kesimpulan yang berkaitan dalam dukungan

Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota yang dapat mempercepat keberhasilan

program Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) diantaranya adalah :

(1) Intervensi pemda dalam pengembangan komoditas unggulan spesifik lokasi

serta penerapan kalender tanam, sehingga timbul komoditas pertanian lokal yang

berdaya saing dan bernilai ekonomi tinggi, (2) Peningkatan kualitas dan kuantitas

infrastruktur pertanian dan perdesaan, sehingga kemudahan akses transportasi dan

perdagangan antar wilayah dapat dilakukan dan dengan sendirinya akan

bermunculan dan berkembang titik pertumbuhan ekonomi baru di daerah, (3)

Penguatan kelembagaan petani yang mandiri, sehingga mampu meningkatkan

daya tawar petani dalam menghadapi ekonomi pasar bebas sekarang ini, (4)

Penempatan SDM penyuluh pertanian yang profesional dan handal agar dengan

satu penyuluh satu Desa terpenuhi dan maksimal, (5) Menjamin ketersediaan

sarana produksi pertanian di wilayah pengembangan pertanian dalam menunjang

kuantitas, kualitas dan kontinuitas produksi, (6) Menciptakan pasar induk-pasar

induk baru sebagai wadah pemasaran produk pertanian. Hal ini salah satunya

(20)

4

lain, (7) Balai Penelitian Teknologi Pertanian (BPTP) bersama-sama dengan

Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten/Kota membuka akses seluas-luasnya

terhadap inovasi teknologi pertanian dalam rangka peningkatan kualitas dan

kuantitas produk yang lebih baik, (8) Stabilitasi harga komoditas pertanian, dan

(9) Melakukan promosi komoditas unggulan lokal serta produk turunannya

melalui berbagai kegiatan baik di tingkat lokal, regional, nasional maupun

internasional.

Dengan adanya program PUAP setiap tahunnya bertambah, maka

penyuluhpun masih sangat dibutuhkan untuk mendampingi program tersebut oleh

karena itu Kementrian Pertanian berupaya melakukan percepatan pembangunan

pertanian antara lain ditempuh melalui Revitalisasi Penyuluh Pertanian dengan

kebijakan 1 (satu) Desa 1 (satu) penyuluh guna peningkatan pendapatan dan

kesejahteraan petani dan keluarganya dengan merekrut Tenaga Harian Lepas

Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian (THL-TBPP) (Kementrian Pertanian, 2009).

Dimulai tahun 2007-2009 Kementrian Pertanian mulai mengadakan

perekrutan Tenaga Harian Lepas-Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian (THL-TBPP)

guna mendukung program di bidang pertanian, yang salah satunya program

Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) sebagai penyuluh

pendamping. Syarat utama sebagai Penyuluh Pendamping Pengembangan Usaha

Agribisnis Pedesaan (PUAP) di Kabupaten Pasuruan yang awalnya lulusan

minimal Strata-1 (S1), sekarang lulusan SMK-Pertanian/SPMA juga menjadi

penyuluh pendamping Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) ini

dikarenakan jumlah penyuluh PNS sangat sedikit. Dengan masa kerja 10 bulan

(21)

(THL-5

TBPP) mempunyai peranan penting dalam pendampingan program

Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) di Kabupaten Pasuruan.

Kondisi di Kabupaten Pasuruan saat ini untuk penyuluh PNS jumlahnya

sangatlah sedikit jika dibandingkan dengan program Pengembangan Usaha

Agribisnis Pedesaan (PUAP) yang sudah ada. Untuk itu pemerintah Kabupaten

Pasuruan melibatkan Tenaga Harian Lepas-Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian

(THL-TBPP) untuk mendampingi program tersebut. Jumlah penyuluh PNS yang

ada di Kabupaten Pasuruan 84 orang sedangkan penyuluh THL-TBPP sebanyak

116 orang. Sementara itu juga jumlah PNS yang akan pensiun bertambah

sehingga jumlah penyuluh PNS tiap tahunpun akan berkurang. Oleh karena itu di

dalam penelitian ini akan dibahas peranan penyuluh Tenaga Harian Lepas-Tenaga

Bantu Penyuluh Pertanian (THL-TBPP) dalam program Pengembangan Usaha

Agribisnis Pedesaan (PUAP) tahun 2008 dan tahun 2009.

1.2Rumusan Masalah

Dalam program PUAP ini sangat membutuhkan penyuluh THL-TBPP

karena kurangnya Penyuluh PNS di lapangan. THL-TBPP sebagai Penyuluh

pendamping GAPOKTAN/kelompoktani, berperan sebagai fasilitator agar

GAPOKTAN/kelompoktani mampu mengambil keputusan sendiri dan bisa

mengembangkan modal usaha yang diberikan oleh Departemen Pertanian,

sehingga memerlukan upaya peningkatan pengetahuan, pendapatan dan

keterampilan, upaya peningkatan tersebut perlu adanya peran penyuluh. Oleh

sebab itu yang menjadi fokus dalam penelitian ini yaitu :

(a) Bagaimana kinerja penyuluh THL-TBPP dalam membimbing GAPOKTAN

(22)

6

(b) Bagaimana kinerja GAPOKTAN dalam mengelola dana PUAP untuk

pengembangan usaha agribisnisnya

(c) Bagaimana hubungan kinerja penyuluh THL-TBPP dengan kinerja

GAPOKTAN dalam pengembangan usaha agribisnis perdesaan.

1.3Tujuan

Tujuan peneletian ini pada dasarnya untuk mengetahui penyuluh

THL-TBPP dan GAPOKTAN cara mengelola program PUAP di Kabupaten Pasuruan

yaitu :

(a) Menilai kinerja penyuluh THL-TBPP dalam membimbing GAPOKTAN yang

mengelola bantuan program PUAP

(b) Menilai kinerja GAPOKTAN dalam mengelola dana PUAP untuk

pengembangan usaha agribisnisnya

(c) Menganalisis hubungan kinerja penyuluh THL-TBPP dengan kinerja

GAPOKTAN dalam pengembangan usaha agribisnis perdesaan.

1.4Kegunaan

Diharapkan hasil penelitian ini memberikan berbagai kegunaan untuk

meningkatkan peranan penyuluh pertanian dalam pengembangan sumberdaya

manusia pertanian pada masa mendatang dan berguna untuk memberikan dasar

pertimbangan dalam pembinaan GAPOKTAN pada program Pengembangan

(23)

7

Hasil penelitian ini juga diharapkan berguna untuk :

1. Bagi GAPOKTAN, sebagai bahan masukan perbaikan terhadap perkembangan

PUAP pada GAPOKTAN di Kabupaten Pasuruan .

2. Bagi Badan Penyuluhan Pertanian, Peternakan, dan Kehutanan diharapkan bisa

memberi masukan dan evaluasi serta penilaian kinerja dari masing – masing

GAPOKTAN hasil binaan mereka.

3. Bagi pembaca diharapkan dapat menjadi sumber literatur dan perbandingan

dalam penelitian yang akan dilakukan selanjutnya.

4. Bagi penulis untuk dijadikan informasi penyuluhan pertanian dan sebagai ilmu

serta pengalaman yang akan diterapkan di lapangan kepada petani

1.5 Definisi Istilah

Guna menyamakan persepsi terhadap istilah yang digunakan, maka

diberikan batasan-batasan sebagai berikut :

1. Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan yang selanjutnya disebut PUAP

adalah bagian dari program PNPM-Mandiri melalui bantuan modal usaha

dalam menumbuhkembangkan usaha agribisnis sesuai potensi pertanian Desa

sasaran.

2. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri yang disebut

PNPM-Mandiri adalah program pemberdayaan masyarakat yang ditujukan untuk

mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesempatan kerja.

3. Agribisnis adalah rangkaian kegiatan usaha pertanian yang terdiri atas 4

(empat) sub-sistem yaitu (a) Sub-sistem hulu, (b) Sub-sistem pertanian

(24)

8

4. Perdesaan adalah kawasan yang secara komparatif memiliki keunggulan

sumberdaya alam dan kearifan lokal, khususnya pertanian dan

keanekaragaman hayati.

5. Petani adalah perorangan warga Negara Indonesia beserta keluarganya atau

korporasi yang mengelola usaha dibidang pertanian, yang meliputi usaha

hulu, usaha tani, agroindustri, pemasaran dan jasa penunjang.

6. Pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk menciptakan/meningkatkan

kapasitas masyarakat, baik secara individu maupun berkelompok, dalam

memecahkan berbagai persoalan, terkait dengan upaya peningkatan kualitas

hidup, kemandirian dan kesejahteraannya.

7. Kelompoktani/POKTAN adalah kemampuan petani/peternak yang dibentuk

atas dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (sosial,

ekonomi, dan sumberdaya) dan keakraban untuk meningkatkan dan

mengembangkan usaha anggota.

8. Gabungan Kelompoktani (GAPOKTAN) PUAP adalah kumpulan beberapa

kelompoktani yang bergabung dan bekerjasama untuk meningkatkan skala

ekonomi dan efisiensi usaha.

9. Usaha produktif adalah segala jenis usaha ekonomi yang dilakukan oleh

petani/kelompoktani perdesaan dalam bidang agribisnis yang mempunyai

transaksi hasil usaha harian, mingguan, bulanan, musiman dan tahunan.

10. Pendampingan adalah kegiatan yang dilakukan oleh penyuluh dalam rangka

pemberdayaan petani/kelompoktani dalam melaksanakan PUAP

11. Penyelia Mitra Tani (PMT) adalah individu yang memiliki keahlian dibidang

(25)

9

supervisi dan advokasi kepada penyuluh dan pengelola GAPOKTAN dalam

pengembangan PUAP

12. Bantuan Langsung Masyarakat adalah bantuan dana kepada

petani/kelompoktani untuk Pengembangan Usaha Agribisnis di Perdesaan

yang di salurkan melalui GAPOKTAN dalam bentuk modal usaha

13. Rencana Usaha Bersama (RUB) adalah rencana usaha untuk pengembangan

agribisnis yang di susun oleh GAPOKTAN berdasarkan kelayakan usaha dan

potensi Desa.

14. THL-TBPP adalah Tenaga Harian Lepas-Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian

merupakan penyuluh kontrak yang sifat kerjanya dalam satu tahun di kontrak

selama 10 bulan dan tugasnya memberikan penyuluhan dan mendampingi

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil tinjauan pustaka yang telah dilakukan, menurut Michael Porter dalam menganalisis lingkungan bisnis menggunakan konsep five Porter yang ditujukan sebagai

Penelitian mengenai perbandingan pengencer terhadap kualitas semen sapi Simmental yang dilakukan Solihati dan Kune (2009) diketahui bahwa pengencer sitrat kuning telur lebih

Berbeda dengan produk yang tergolong harganya mahal dan tahan lama contohnya saja mobil, pada saat kita ingin membeli sebuah mobil, kita pasti akan meneliti dan melihat

Bentuk bantuan ahli kedokteran kehakiman dapat diberikan pada saat terjadi tindak pidana (di tempat kejadian perkara, pemeriksaan korban yang luka, pemeriksaan

Bridge, adalah anggota kelornpok atau klik dalam sat11 organisasi yang menghubungkan kelompok dengan kelompok lainnya.. membantu saling memberi informasi di antara

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, penulis ucapkan karena skripsi dengan judul “ Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Komputer Pada Eben Haezer

Ilegal interception in the computers, systems and computer networks operation (intersepsi secara tidak sah terhadap komputer, sistem komputer, dan atau jaringan

Berdasarkan keterangan Anak Buah Kapal yang berada diatas kapal pada saat kejadian kepada Tersangkut Nakhoda dilaporkan bahwa sebelum adanya upaya bantuan