PERANAN PENYULUH TENAGA HARIAN LEPAS
TENAGA BANTU PENYULUH PERTANIAN
DALAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PEDESAAN
DI KABUPATEN PASURUAN
TESIS
Program Studi Magister Agribisnis
Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan
Memperoleh Gelar Magister Agribisnis
Diajukan Oleh:
IIN USRIANI
NIM: 09750008
PROGRAM PASCA SARJANA
TESIS
PERANAN PENYULUH TENAGA HARIAN LEPAS
TENAGA BANTU PENYULUH PERTANIAN
DALAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PEDESAAN
DI KABUPATEN PASURUAN
Dipersiapkan dan Disusun oleh :
Iin Usriani
NIM: 09750008
Telah Dipertahankan di depan Dewan Penguji
Pada tanggal………..
SUSUNAN DEWAN PENGUJI
Ketua : Prof. Dr. Jabal Tarik Ibrahim, M.Si ………..
Sekretaris : Ir. Bambang Yudi A, MM ……….
Penguji I : Dr. Ir. Anas Tain. MM ………
PERANAN PENYULUH TENAGA HARIAN LEPAS
TENAGA BANTU PENYULUH PERTANIAN
DALAM PENGEMBANGAN AGRIBISNIS PEDESAAN
DI KABUPATEN PASURUAN
Yang diajukan oleh :
Iin Usriani
NIM: 09750008
Telah Disetujui pada Tanggal
Januari 2012
Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping
Prof. Dr. Jabal Tarik Ibrahim, M.Si Ir. Bambang Yudi A, MM
Direktur Ketua Program Studi Program Pasca Sarjana Magister Agribisnis
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya :
Nama : Iin Usriani
NIM : 09750008
Program Studi : Magister Agribisnis
Dengan ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa :
1. Peranan penyuluh THL-TBPP dalam pengembangan agribisnis pedesaan di
Kabupaten Pasuruan (Studi Kasus pada Program Usaha Agribisnis Pedesaan)
2. Apabila ternyata didalam naskah Tesis ini dapat dibuktikan terdapat
unsur-unsur PLAGIASI, saya bersedia tesis ini DIGUGURKAN dan GELAR
AKADEMIK YANG TELAH SAYA PEROLEH DIBATALKAN, serta
diproses sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
3. Tesis ini dapat dijadikan sumber pustaka yang merupakan HAK BEBAS
ROYALTY NON EKSKLUSIF.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya untuk dipergunakan
sebagaimana mestinya.
Malang,
Yang Menyatakan
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, atas berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat
menyusun Tesis dengan judul Peranan Penyuluh THL-TBPP dalam
Pengembangan Agribisnis Pedesaan di Kabupaten Pasuruan (Studi Kasus
pada Program Usaha Agribisnis Pedesaan)
Adapun yang menjadi tujuan penulis membuat tesis ini, karena merupakan
salah satu syarat kelulusan dalam mendapatkan gelar Magister Agribisnis (M.Agr)
di Universitas Muhammadiyah Malang.
Tidak lupa pula penulis ucapkan terima kasih kepada pihak yang telah
mendukung selama penyelesaian studi, penelitian dan penyusunan Tesis ini :
1. Direktur Program Pascasarjana, Ketua dan Sekretaris Program Studi, yang
telah mengizinkan penulis mengikuti pendidikan jenjang Magister pada
Program Studi Magister Agribisnis, serta dosen-dosen yang sudah meluangkan
waktunya untuk mengajar selama penulis melaksanakan studi pada Program
Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
2. Prof. Dr. Jabal Tarik Ibrahim, M.Si., selaku Pembimbing utama,Ir. Bambang
Yudi A, MM., selaku Pembimbing Pendamping, Dr. Ir. Anas Tain, MM.,
selaku Penguji I dan Ir. Sutawi, MP selaku Penguji II.
3. Kepada para Petani, Penyuluh THL-TBPP, PMT, Kepala BIPP Wonorejo dan
Kepala K2P3 Kabupaten Pasuruan karena telah membantu penelitian ini,
kesediaan meluangkan waktu untuk diwawancarai dan bersedia memberikan
jawaban yang jujur dan dari lubuk hati.
4. Kedua orang tua (ayah : Usman dan ibu : Sumarni) dan adik-adikku (Nur
memberikan segala sesuatu yang diperlukan untuk menyelesaikan Pendidikan
S2 serta do’a dan dukungan baik moril maupun materil kepada penulis.
5. Teman saya Widya Kusuma Wardani, Herman, Noor Halim, Arifin dan
Zamalan, Dhani dan Lilis, yang telah banyak membantu, memotivasi,
mendoa’kan sehingga terselesaikannya tesis ini dan seluruh teman-teman yang
telah banyak membantu dan bekerjasama selama penulis mengikuti
pendidikan di Pascasarjana khususnya Program Magister Agribisnis di
Universitas Muhammadiyah Malang (UMM)
6. Semua pihak yang telah ikut membantu penulis dalam penyusunan tesis ini.
Semoga Tesis ini dapat bermanfaat dan sebagai literatur dalam penelitian
yang berhubungan Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP).
Malang, Januari 2012
DAFTAR ISI
Halaman
PERSEMBAHAN ... i
SURAT PERNYATAAN ... ii
ABSTRAK ...iii
ABSTRACT ... iv
KATA PENGANTAR ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 5
1.3 Tujuan ... 6
1.4 Kegunaan ... 6
1.5 Definisi Istilah ... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10
2.1 Telaah Penelitian Terdahulu ... 10
2.1.1 Penelitian Mengenai Program Bantuan Penguatan Modal... 10
2.1.2 Penelitian mengenai Peran Kerja Penyuluhan Pertanian ... 13
2.2.1 Pengertian Penyuluhan Pertanian ... 15
2.2.2 Kegiatan Penyuluhan Pertanian ... 17
2.2.3 Tujuan Penyuluhan Pertanian ... 18
2.2.4 Prinsip – Prinsip Penyuluhan ... 21
2.2.5 Peranan Penyuluh Pertanian ... 23
2.2.6 Kinerja Penyuluhan Pertanian dan Kinerja GAPOKTAN ... 26
2.2.7 Evaluasi Penyuluhan ... 32
2.2.8 Pengertian GAPOKTAN ... 35
2.2.9 Pengembangan Gabungan Kelompoktani (GAPOKTAN) ... 36
2.3 Gambaran Umum Pelaksanaan PUAP ... 42
2.4 Data Evaluasi Kinerja THL-TBPP ... 44
2.5 Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) ... 45
2.6 Data Evaluasi Dana PUAP ... 47
2.7 Kerangka Pemikiran ... 50
BAB III METODE PENELITIAN ... 50
3.1Subyek, Objek dan Tempat Penelitian ... 51
3.2Jenis dan Desain Penelitian ... 52
3.3Sumber Data dan Cara Menentukannya ... 53
3.4Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel ... 55
3.5Metode Analisis Data ... 56
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 64
4.1 Keadaan Umum Kabupaten Pasuruan ... 64
4.2 Keadaan Umum Daerah Penelitian ... 64
4.2.2 Stasus Usahatani Padi Petani Responden ... 66
4.2.3 Usia Petani Responden ... 67
4.2.4 Usia Responden Penyuluh THL-TBPP ... 68
4.2.5 Tingkat Pendidikan Responden GAPOKTAN... 68
4.2.6 Tingkat Pendidikan Responden Penyuluh THL-TBPP ... 70
4.2.7 Stasus Kepemilikan dan Luas Lahan ... 71
4.2.8 Pengalaman Berusahatani Petani Responden... 72
4.2.9 Jumlah Komoditas yang diusahakan ... 73
4.3 Karakteristik Gapoktan di Kabupaten Pasuruan ... 77
4.3.1 Aspek Kelembagaan GAPOKTAN... 78
4.3.2 Kegiatan Keorganisasian ... 80
4.3.3 Aspek Ekonomi (Usaha) GAPOKTAN ... 83
4.3.4 Perkembangan Dana Program PUAP di Lima Kecamatan Penelitian ... 85
4.4 Deskripsi Data ... 87
4.4.1 Kinerja Penyuluh THL-TBPP dalam Membimbing GAPOKTAN Yang Menerima Bantuan Program PUAP ... 88
4.4.2 Kinerja GAPOKTAN dalam mengelola dana PUAP Untuk Pengembangan Usaha Agribisnis ... 94
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 105
5.1 Kesimpulan ... 105
5.2 Saran ... 106
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Daftar Peningkatan Produksi Padi dan Jagung ... 45
2. Daftar Kecamatan, Desa dan GAPOKTAN Tempat Penelitian ... 52
3. Variabel dan indikator Peranan Penyuluh THL-TBPP yang diuji dalam Pengembangan Usaha Agribisnis ... 59
4. Karakteristik Petani Responden Penerima BLM-PUAP Berdasarkan Stasus Mata Pencaharian Usahatani Padi ... 66
5. Sebaran GAPOKTAN Responden Menurut Umur ... 67
6. Sebaran Responden Pengurus GAPOKTAN dan 1 anggota Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 69
7. Sebaran Responden Penyuluh THL-TBPP Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 70
8. Jumlah Petani Responden Berdasarkan Kriteria Luasan yang dimiliki Tahun 2010 ... 72
9. Jumlah Petani Responden Berdasarkan Pengalaman Usahatani ... 73
10.Perkembangan dana Program PUAP Tempat Penelitian ... 85
11.Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 88
12.Distribusi Frekuensi Kinerja Penyuluh THL-TBPP ... 88
13.Distribusi Frekuensi Kinerja GAPOKTAN ... 95
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Gambar Histrogram Frekuensi Hasil Kinerja Penyuluh THL-TBPP ... 89
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Daftar Nama Responden GAPOKTAN dan Karakteristik ... 113
2. Daftar Nama Responden Penyuluh THL-TBPP dan Karakteristik ... 115
3. Hasil Kuesioner Responden Untuk Kinerja Penyuluh ... 116
4. Hasil Kuesioner Responden Untuk Kinerja GAPOKTAN... 119
5. Analisis Deskriptif Kinerja untuk mengetahui setiap Kinerja Penyuluh THL-TBPP... 122
6. Analisis Deskriptif Kinerja untuk mengetahui setiap Kinerja GAPOKTAN ... 126
7. Hasil Analisis Deskriptif Kinerja GAPOKTAN dan Kinerja Penyuluh THL-TBPP... 129
8. Gambar Kegiatan Penyuluhan dan Pengisian Kuesioner oleh Responden ... 131
9. Contoh Kuesioner untuk Mengetahui Kinerja GAPOKTAN Responden Penyuluh THL-TBPP ... 133
10. Contoh Kuesioner untuk Mengetahui Kinerja GAPOKTAN Responden GAPOKTAN ... 135
11. Contoh Kuesioner untuk Mengetahui Kinerja Penyuluh THL-TBPP Responden Penyuluh THL-TBPP ... 138
110
DAFTAR PUSTAKA
Amrulloh. (2009). Berbagai Alternatif di Bidang Usaha (Agribisnis Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan). Ponorogo: STAIN Ponorogo.
Anonymous. (2010). Peran Penyuluh THL-TBPP. Bengkulu.
thltbpp.bu.Freevar.com
. (2010). THL-TBPP sebagai Bagian Revitalisasi Penyuluhan Pertanian yang Berkelanjutan. Bengkulu: BPP Bengkulu.
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian. (2009). Pembinaan dan Pengembangan GAPOKTAN PUAP. http//bbtp-malut@litbang.deptan.go.id: Maluku Utara.
Badan SDM Deptan. (2006). Rencana Kerja Badan Pengembangan SDM Pertanian. Rangkuman Hasil Rapim Badan SDM Pertanian Februari 200. Badan SDM Pertanian, Deptan: Jakarta.
Departemen Pertanian. (2002). Kegiatan Penyuluh Pertanian. Jakarta: http//www.google.com/kegiatan penyuluh pertanian.
Dessler. (2002). Manajemen Personalia. (Terjemahan Agus Dharma). Jakarta: Erlangga.
Dharma A. (1998). Perencanaan Pelatihan. Jakarta: Pusdiklat Pegawai Depdikbud
Filtra. (2007). Evaluasi Program Bantuan Pinjaman Langsung Masyarakat (BPLM) Sapi Potong di Kabupaten Agam Sumatera Barat. Sumatra Barat.
Ginting. (1992). Perencanaan dan Evaluasi Program Penyuluhan Pusat Pengembangan Ilmu Sosial. Malang: Universitas Brawijaya Malang.
Ginting dan Winarto. (1992). Metode Kuliah Kerja Lapang. Universitas Brawijaya Malang. Malang.
Gomes. (2002). Manajemen Sumberdaya Manusia. Yogyakarta: Andi Offst.
Handoko. (2001). Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia Edisi 2. Yogyakarta: BFFE.
111
Ibrahim J.T. (2001). Kajian Reorientasi Penyuluhan Pertanian ke Arah Pemenuhan Kebutuhan Petani di Propinsi Jawa Timur. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Irvan. (2009). Rancangan Penyuluhan Motivasi Pertanian dalam Menumbuhkan Kelompoktani di Jorong Baduih Nagari Simawang KecamatanRambatan Kabupaten Tanah Datar Propinsi Sumatera Barat. Malang: Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Malang.
Iwan Setiawan,dkk. (2009). Peningkatan Efektivitas Integrasi dan Koordinasi Peran antara Penyuluh Pertanian Pemerintah, Swasta dan Swadaya bagi Pemberdayaan Petani dan Pelaku Agroindustri Skala Kecil Menengah. Jogjakarta.
Kasmadi. (2005). Pengaruh Bantuan Langsung Masyarakat Terhadap Kemandirian Petani Ternak. (Kasus pada Kelompok Tani Ternak Desa Bungai Jaya dan Desa Tambun Raya, Kecamatan Basarang, Kabupaten Kapuas Kalimantan Tengah). Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Kurniawati. (2001). Kinerja Penyuluh Pertanian dalam Pengembangan Agropolitan di Kota Batu. Malang : Universitas Muhammadiyah Malang.
Indah K.S. (2010). Jurnal Kinerja Penyuluh dari Perspektif Petani dan Eksistensi Penyuluh Swadaya sebagai Pendamping Penyuluh Pertanian. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Laya Samodra,W. (2006). Rancangan Penyuluhan Hasil Perencanaan Wilayah Perdesaan Menggunakan Sistem Informasi Geografis Partisipatif di Desa Pesanggrahan Batu Kota Batu. Malang: Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Malang. Malang.
Mardikanto. (1991). Pengantar Penyuluhan Pertanian dalam Teori dan Praktek. LSP3. Jakarta.
Mardikanto dan Sutarni. (1993). Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Surakarta: Sebelas Maret University Press. Surakarta.
Nadler dan Lawler. 2000:182. Kinerja dan Partisipasi Karyawan. Institut Pertanian Bogor. Bogor
Prawirosentono. 1999. Kebijakan Kinerja Karyawan. BPFE. yogyakarta
Puspadi. 2002. Dekonsentrasi Sistem Penyuluhan Pertanian di Indonesia. Institut Pertanian Bogor. Bogor
112
Sinar Tani. Edisi 17 Februari (2011). Pengembangan PUAP GAPOKTAN. Jakarta.
Setijorini. L,dkk. (2004). Peran Penyuluh Pertanian dalam Pembangunan Pertanian Kerakyatan di Kabupaten Bandung. Bandung.
Soedarmanto. (2001). Dasar - Dasar dan Pengelolaan Penyuluh Penyuluh Pertanian. Malang: Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang.
Steers dan Porter L.W, 1991:17. Motivation and Work Behavior (5 th ed). New York: MeGraw-Hill.Inc.
Suharsimi Arikunto, (1998:3). Penilaian Program Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara.
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif dan R&D.Alfabeta Bandung. Bandung
Sujianto.(2009).Aplikasi Statistik dengan SPSS 16.0. Jakarta: PT. prestasi Pustakarya
Sumardjo. (1999). Transformasi Model Penyuluhan Pertanian Menuju Pengembangan Kemandirian Petani. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Sume. (2008). Efektivitas Bantuan Dana Penguatan Modal Lembaga Usaha Ekonomi Perdesaan (DPMLUEP) (Studi kasus DPM-LUEP Kabupaten Bogor). Bogor.
Szilagyi dan Wallace. 1999. Organization Behavior and Performance. Scott, Foresman and Company Glenview,Illinois. USA
UU RI No 16 tahun 2006. Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan. Departemen Pertanian, Jakarta.
Wahjuti, U. (2005). Metode dan Teknik Penyuluhan Pertanian. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Malang. Malang.
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Percepatan pembangunan pertanian memerlukan peran penyuluh pertanian
sebagai pendamping dan pembimbing pelaku utama dan pelaku usaha. Penyuluh
mempunyai peran penting dalam pelaksanaan program Pengembangan Usaha
Agribisnis Pedesaan (PUAP) yang difokuskan pada pendampingan pemberdayaan
petani dan Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) dan sebagai fasilitator agar
GAPOKTAN mampu mengambil keputusan sendiri dengan jalan membantu
menganalisis situasi yang sedang mereka hadapi dan melakukan perkiraan ke
depan, membantu mereka memperoleh pengetahuan/informasi guna memecahkan
masalah, serta membantu mereka mengambil keputusan yang akan diambilnya .
Program Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) ini tidak
sama dengan Program Bantuan Langsung Tunai (BLT). Program Pengembangan
Usaha Agribisnis (PUAP) merupakan program pemberdayaan usaha agribisnis
yang ditujukan bagi petani/peternak di perdesaan dalam rangka meningkatkan
kualitas hidup, kemandirian dan tingkat kesejahteraannya. Adapun tujuan
digulirkannya program Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) ini
adalah : (1) Untuk menumbuh kembangkan kegiatan usaha agribisnis di perdesaan
sesuai dengan potensi wilayah, melalui koordinasi Gabungan Kelompoktani
(GAPOKTAN) sebagai organisasi petani. Fungsi Gabungan Kelompoktani
(GAPOKTAN) sebagai lembaga ekonomi petani menjadi jejaring atau mitra
lembaga keuangan dan akses pasar, (2) Meningkatkan kinerja program-program
2
akses permodalan petani untuk mendukung usaha agribisnis perdesaan serta
mengurangi kemiskinan dan pengangguran di perdesaan. (3) Meningkatkan
kapasitas organisasi Gabungan Kelompoktani (GAPOKTAN) sebagai
kelembagaan petani di Desa dalam melayani kebutuhan petani anggota khususnya
dalam permodalan.
Keterbatasan petani dalam mengakses sumber modal makin menguatkan
petani mengalami beragam tekanan, baik tekanan ekonomi maupun tekanan
sosial. Tekanan ekonomi berhubungan langsung dalam pengadaan sarana
produksi meliputi bibit, pupuk maupun obat-obatan dan kemampuan untuk
memenuhi kebutuhan hidup. Sementara itu tekanan sosial lebih bersifat kepada
penilaian sebagian besar masyarakat di luar petani yang menilai bahwa petani itu
terbelakang dan tertinggal karena tidak mempunyai keinginan untuk maju. Ini
yang menyebabkan sebagian besar petani mengalami kemunduran dan
kemiskinan. Kemiskinan yang terjadi banyak terdapat di perdesaan karena
sebagian besar petani berada di wilayah Desa. Sehubungan dengan hal tersebut,
pemerintah telah berupaya mengatasi permasalahan modal petani melalui program
pemberdayaan masyarakat perdesaan yang dituangkan dalam program
Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP). Kehadiran Program
Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) diharapkan bisa mengatasi
masalah kesulitan modal yang dihadapi petani. Program ini bertujuan untuk
membantu mengurangi tingkat kemiskinan dan menciptakan lapangan pekerjaan
di perdesaan serta membantu penguatan modal dalam kegiatan usaha di bidang
3
Pola dasar Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) dirancang
untuk meningkatkan keberhasilan penyaluran dana Bantuan Langsung Masyarakat
(BLM) Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) kepada GAPOKTAN
dalam mengembangkan usaha produktif petani skala kecil, buruh tani dan rumah
tangga miskin. Terdapat 5 kunci pokok dalam Pengembangan Usaha Agribisnis
Pedesaan (PUAP), yaitu : (a) Usaha agribisnis, (b) Pemberdayaan masyarakat
pertanian, (c) Perdesaan, (d) Kelembagaan petani, dan (e) Pendampingan. Dari
kelima kunci ini dibutuhkan kesimpulan yang berkaitan dalam dukungan
Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota yang dapat mempercepat keberhasilan
program Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) diantaranya adalah :
(1) Intervensi pemda dalam pengembangan komoditas unggulan spesifik lokasi
serta penerapan kalender tanam, sehingga timbul komoditas pertanian lokal yang
berdaya saing dan bernilai ekonomi tinggi, (2) Peningkatan kualitas dan kuantitas
infrastruktur pertanian dan perdesaan, sehingga kemudahan akses transportasi dan
perdagangan antar wilayah dapat dilakukan dan dengan sendirinya akan
bermunculan dan berkembang titik pertumbuhan ekonomi baru di daerah, (3)
Penguatan kelembagaan petani yang mandiri, sehingga mampu meningkatkan
daya tawar petani dalam menghadapi ekonomi pasar bebas sekarang ini, (4)
Penempatan SDM penyuluh pertanian yang profesional dan handal agar dengan
satu penyuluh satu Desa terpenuhi dan maksimal, (5) Menjamin ketersediaan
sarana produksi pertanian di wilayah pengembangan pertanian dalam menunjang
kuantitas, kualitas dan kontinuitas produksi, (6) Menciptakan pasar induk-pasar
induk baru sebagai wadah pemasaran produk pertanian. Hal ini salah satunya
4
lain, (7) Balai Penelitian Teknologi Pertanian (BPTP) bersama-sama dengan
Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten/Kota membuka akses seluas-luasnya
terhadap inovasi teknologi pertanian dalam rangka peningkatan kualitas dan
kuantitas produk yang lebih baik, (8) Stabilitasi harga komoditas pertanian, dan
(9) Melakukan promosi komoditas unggulan lokal serta produk turunannya
melalui berbagai kegiatan baik di tingkat lokal, regional, nasional maupun
internasional.
Dengan adanya program PUAP setiap tahunnya bertambah, maka
penyuluhpun masih sangat dibutuhkan untuk mendampingi program tersebut oleh
karena itu Kementrian Pertanian berupaya melakukan percepatan pembangunan
pertanian antara lain ditempuh melalui Revitalisasi Penyuluh Pertanian dengan
kebijakan 1 (satu) Desa 1 (satu) penyuluh guna peningkatan pendapatan dan
kesejahteraan petani dan keluarganya dengan merekrut Tenaga Harian Lepas
Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian (THL-TBPP) (Kementrian Pertanian, 2009).
Dimulai tahun 2007-2009 Kementrian Pertanian mulai mengadakan
perekrutan Tenaga Harian Lepas-Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian (THL-TBPP)
guna mendukung program di bidang pertanian, yang salah satunya program
Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) sebagai penyuluh
pendamping. Syarat utama sebagai Penyuluh Pendamping Pengembangan Usaha
Agribisnis Pedesaan (PUAP) di Kabupaten Pasuruan yang awalnya lulusan
minimal Strata-1 (S1), sekarang lulusan SMK-Pertanian/SPMA juga menjadi
penyuluh pendamping Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) ini
dikarenakan jumlah penyuluh PNS sangat sedikit. Dengan masa kerja 10 bulan
(THL-5
TBPP) mempunyai peranan penting dalam pendampingan program
Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) di Kabupaten Pasuruan.
Kondisi di Kabupaten Pasuruan saat ini untuk penyuluh PNS jumlahnya
sangatlah sedikit jika dibandingkan dengan program Pengembangan Usaha
Agribisnis Pedesaan (PUAP) yang sudah ada. Untuk itu pemerintah Kabupaten
Pasuruan melibatkan Tenaga Harian Lepas-Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian
(THL-TBPP) untuk mendampingi program tersebut. Jumlah penyuluh PNS yang
ada di Kabupaten Pasuruan 84 orang sedangkan penyuluh THL-TBPP sebanyak
116 orang. Sementara itu juga jumlah PNS yang akan pensiun bertambah
sehingga jumlah penyuluh PNS tiap tahunpun akan berkurang. Oleh karena itu di
dalam penelitian ini akan dibahas peranan penyuluh Tenaga Harian Lepas-Tenaga
Bantu Penyuluh Pertanian (THL-TBPP) dalam program Pengembangan Usaha
Agribisnis Pedesaan (PUAP) tahun 2008 dan tahun 2009.
1.2Rumusan Masalah
Dalam program PUAP ini sangat membutuhkan penyuluh THL-TBPP
karena kurangnya Penyuluh PNS di lapangan. THL-TBPP sebagai Penyuluh
pendamping GAPOKTAN/kelompoktani, berperan sebagai fasilitator agar
GAPOKTAN/kelompoktani mampu mengambil keputusan sendiri dan bisa
mengembangkan modal usaha yang diberikan oleh Departemen Pertanian,
sehingga memerlukan upaya peningkatan pengetahuan, pendapatan dan
keterampilan, upaya peningkatan tersebut perlu adanya peran penyuluh. Oleh
sebab itu yang menjadi fokus dalam penelitian ini yaitu :
(a) Bagaimana kinerja penyuluh THL-TBPP dalam membimbing GAPOKTAN
6
(b) Bagaimana kinerja GAPOKTAN dalam mengelola dana PUAP untuk
pengembangan usaha agribisnisnya
(c) Bagaimana hubungan kinerja penyuluh THL-TBPP dengan kinerja
GAPOKTAN dalam pengembangan usaha agribisnis perdesaan.
1.3Tujuan
Tujuan peneletian ini pada dasarnya untuk mengetahui penyuluh
THL-TBPP dan GAPOKTAN cara mengelola program PUAP di Kabupaten Pasuruan
yaitu :
(a) Menilai kinerja penyuluh THL-TBPP dalam membimbing GAPOKTAN yang
mengelola bantuan program PUAP
(b) Menilai kinerja GAPOKTAN dalam mengelola dana PUAP untuk
pengembangan usaha agribisnisnya
(c) Menganalisis hubungan kinerja penyuluh THL-TBPP dengan kinerja
GAPOKTAN dalam pengembangan usaha agribisnis perdesaan.
1.4Kegunaan
Diharapkan hasil penelitian ini memberikan berbagai kegunaan untuk
meningkatkan peranan penyuluh pertanian dalam pengembangan sumberdaya
manusia pertanian pada masa mendatang dan berguna untuk memberikan dasar
pertimbangan dalam pembinaan GAPOKTAN pada program Pengembangan
7
Hasil penelitian ini juga diharapkan berguna untuk :
1. Bagi GAPOKTAN, sebagai bahan masukan perbaikan terhadap perkembangan
PUAP pada GAPOKTAN di Kabupaten Pasuruan .
2. Bagi Badan Penyuluhan Pertanian, Peternakan, dan Kehutanan diharapkan bisa
memberi masukan dan evaluasi serta penilaian kinerja dari masing – masing
GAPOKTAN hasil binaan mereka.
3. Bagi pembaca diharapkan dapat menjadi sumber literatur dan perbandingan
dalam penelitian yang akan dilakukan selanjutnya.
4. Bagi penulis untuk dijadikan informasi penyuluhan pertanian dan sebagai ilmu
serta pengalaman yang akan diterapkan di lapangan kepada petani
1.5 Definisi Istilah
Guna menyamakan persepsi terhadap istilah yang digunakan, maka
diberikan batasan-batasan sebagai berikut :
1. Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan yang selanjutnya disebut PUAP
adalah bagian dari program PNPM-Mandiri melalui bantuan modal usaha
dalam menumbuhkembangkan usaha agribisnis sesuai potensi pertanian Desa
sasaran.
2. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri yang disebut
PNPM-Mandiri adalah program pemberdayaan masyarakat yang ditujukan untuk
mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesempatan kerja.
3. Agribisnis adalah rangkaian kegiatan usaha pertanian yang terdiri atas 4
(empat) sub-sistem yaitu (a) Sub-sistem hulu, (b) Sub-sistem pertanian
8
4. Perdesaan adalah kawasan yang secara komparatif memiliki keunggulan
sumberdaya alam dan kearifan lokal, khususnya pertanian dan
keanekaragaman hayati.
5. Petani adalah perorangan warga Negara Indonesia beserta keluarganya atau
korporasi yang mengelola usaha dibidang pertanian, yang meliputi usaha
hulu, usaha tani, agroindustri, pemasaran dan jasa penunjang.
6. Pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk menciptakan/meningkatkan
kapasitas masyarakat, baik secara individu maupun berkelompok, dalam
memecahkan berbagai persoalan, terkait dengan upaya peningkatan kualitas
hidup, kemandirian dan kesejahteraannya.
7. Kelompoktani/POKTAN adalah kemampuan petani/peternak yang dibentuk
atas dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (sosial,
ekonomi, dan sumberdaya) dan keakraban untuk meningkatkan dan
mengembangkan usaha anggota.
8. Gabungan Kelompoktani (GAPOKTAN) PUAP adalah kumpulan beberapa
kelompoktani yang bergabung dan bekerjasama untuk meningkatkan skala
ekonomi dan efisiensi usaha.
9. Usaha produktif adalah segala jenis usaha ekonomi yang dilakukan oleh
petani/kelompoktani perdesaan dalam bidang agribisnis yang mempunyai
transaksi hasil usaha harian, mingguan, bulanan, musiman dan tahunan.
10. Pendampingan adalah kegiatan yang dilakukan oleh penyuluh dalam rangka
pemberdayaan petani/kelompoktani dalam melaksanakan PUAP
11. Penyelia Mitra Tani (PMT) adalah individu yang memiliki keahlian dibidang
9
supervisi dan advokasi kepada penyuluh dan pengelola GAPOKTAN dalam
pengembangan PUAP
12. Bantuan Langsung Masyarakat adalah bantuan dana kepada
petani/kelompoktani untuk Pengembangan Usaha Agribisnis di Perdesaan
yang di salurkan melalui GAPOKTAN dalam bentuk modal usaha
13. Rencana Usaha Bersama (RUB) adalah rencana usaha untuk pengembangan
agribisnis yang di susun oleh GAPOKTAN berdasarkan kelayakan usaha dan
potensi Desa.
14. THL-TBPP adalah Tenaga Harian Lepas-Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian
merupakan penyuluh kontrak yang sifat kerjanya dalam satu tahun di kontrak
selama 10 bulan dan tugasnya memberikan penyuluhan dan mendampingi