iv
KARYA TULIS AKHIR
PENGARUH PEMBERIAN BORAKS PERORAL TERHADAP PENURUNAN KADAR HEMOGLOBIN TIKUS PUTIH JANTAN
(RATTUS NOVERGICUS) STRAIN WISTAR
Oleh:
WINDA AYU SURYA NINGRUM 09020136
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS KEDOKTERAN
v
KARYA TULIS AKHIR
PENGARUH PEMBERIAN BORAKS PERORAL TERHADAP PENURUNAN KADAR HEMOGLOBIN TIKUS PUTIH JANTAN
(RATTUS NOVERGICUS) STRAIN WISTAR
KARYA TULIS AKHIR Diajukan kepada
Universitas Muhammadiyah Malang untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
dalam Menyelesaikan Program Sarjana Fakultas Kedokteran
Oleh:
WINDA AYU SURYA NINGRUM 09020136
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS KEDOKTERAN
vi
LEMBAR PENGESAHAN KARYA TULIS AKHIR
Telah disetujui sebagai Karya Tulis Akhir Untuk memenuhi persyaratan Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Malang Tanggal 20 Februari 2013
Pembimbing I
dr. Diah Hermayanti, Sp.PK
Pembimbing II
dr. Maryam Abdullah
Mengetahui, Fakultas Kedokteran
Dekan,
vii
LEMBAR PENGUJIAN
Karya Tulis Akhir oleh Winda Ayu Surya Ningrum ini telah diuji dan dipertahankan di depan Tim Penguji pada tanggal 20 Februari 2013
Tim Penguji
dr. Diah Hermayanti, Sp.PK , Ketua
dr. Maryam Abdullah , Anggota
viii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh
Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji dan syukur atas kehadirat Tuhan
Yang Maha Kuasa atas limpahan berkat dan kasih-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ”PENGARUH PEMBERIAN BORAKS PERORAL TERHADAP PENURUNAN KADAR HEMOGLOBIN TIKUS PUTIH JANTAN (RATTUS NOVERGICUS) STRAIN WISTAR” yang merupakan salah satu syarat memperoleh gelar kesarjanaan di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang.
Dengan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam pelaksanaan penelitian hingga penyusunan laporan ini. Maka pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. dr.Irma Suswati, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang.
2. dr.Diah Hermayanti, Sp.PK, selaku Pembimbing 1 yang telah meluangkan waktu dan tenaganya dalam memberikan bimbingan, nasihat, dan motivasi bagi penulis.
3. dr. Maryam Abdullah selaku Pembimbing 2 yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan masukan bagi penelitian ini. 4. dr. Mochamad Aleq Sander, M.Kes., Sp.B., FinaCS selaku Penguji
Utama yang telah memberikan masukan dan saran demi kesempurnaan penulisan skripsi ini.
5. dr. Ruby Riana Asparini, Sp.BP atas waktu, ilmu, masukan dan pencerahan yang telah diberikan untuk penelitian ini.
6. Seluruh staf Tata Usaha dan laboratorium Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang, yang telah memberi bantuan demi selesainya karya tulis ini.
ix
Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih belum sempurna. Dengan segala kerendahan hati penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya. Kritik dan saran juga penulis harapkan demi kesempurnaan karya tulis ini. Semoga karya tulis ini dapat berguna bagi kita semua, serta bermanfaat bagi semua pihak.
Malang, 2013
x
UCAPAN TERIMA KASIH
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. Allah SWT, dengan rahmat dan hidayahMu karya tulis akhir ini dapat terselesaikan.
2. Ibunda Suryati dan Ayahanda Imam Susiono yang selama ini selalu menjadi motivasi utamaku untuk bertahan kuliah di fakultas kedokteran hingga detik ini dan akhirnya bisa menyelesaikan karya tulis akhir ini. Kasih sayang kalian tidak akan pernah bisa dibalas dengan apapun di dunia ini. Terima kasih Mama, Papaku tercinta.
3. Adikku satu-satunya M. Rizki Ananda yang selalu sukses membuatku naik darah, yang mampu memotivasiku dengan sindiran, dan pertengkaran, dan mampu jadi motivasi tersendiri bagiku untuk bisa segera menyelesaikan karya tulis akhir ini.
4. Seluruh keluarga besar yang tidak bisa kusebutkan satu per satu, yang selalu memberi semangat, doa, dan nasehat.
5. Printer dan Lepiku tercinta, terima kasih kalian sudah berjuang keras menemaniku hingga akhir, meskipun dengan kelemotan dan kerusakan, tapi kalian selalu setia menemaniku hingga titik darah penghabisan.
6. Mas Miftah, Pak Joko, Pak Kusnan, Mbak Fat, Mas Nyono, Mbak Emi, Mbak Dila dan seluruh staf laboratorium terpadu FK UMM terima kasih banyak atas senyum, perhatian, dan bantuan lain yang tak terhingga banyaknya selama aku kuliah di FK UMM tercinta ini.
7. Bu wiwik selaku staf RSSA yang telah membantu dalam penelitian ini, terima kasih atas tenaga, waktu dan pikirannya untuk penyelesaian karya tulis akhir ini.
8. Seluruh Staf Tata Usaha FK UMM (Pak Yono, Bu Rom, Mas Didit, dan Mas Faisol) terima kasih banyak atas bantuannya.
xi
semangat, tempat curhat selama kuliah ini, terima kasih atas semua kebaikan, kekonyolan, perhatian, dan kerjasama kalian selama ini.
10. Teman-teman satu kosku Ridia, Mbak Riska, Okta, Mbak Sheli, Tami, Heni, dan masih banyak lagi, terima kasih banyak atas bantuan dan kepeduliannya selama ini.
11. Keluarga besar asisten Lab. Skill FK-UMM angkatan 2009 (Pras, Resha, Irfan, Mbak Vihara, Rini, Leni, Yayan, & Filzah), Terima kasih untuk ilmu dan bantuannya selama ini.
12. Semua teman seperjuanganku angkatan 2009 Fakultas Kedokteran UMM, yang tidak bisa kusebutkan satu persatu, terima kasih atas bantuan, dukungan, kerjasama dan doa kalian selama ini.
13. Semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan semua, terima kasih atas bantuannya selama ini.
Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih belum sempurna, kritik dan saran kami harapkan demi kesempurnaan serta kami mengharapkan agar karya tulis akhir ini dapat berguna bagi kita semua.
Malang, 2013
xii DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
LEMBAR PENGUJIAN ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
UCAPAN TERIMA KASIH ... vi
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR SINGKATAN ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xviii
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 3
1.3 Tujuan Penelitian ... 3
1.3.1 Tujuan Umum ... 3
1.3.2 Tujuan Khusus ... 3
1.4 Manfaat Penelitian ... 4
1.4.1 Akademik ... 4
xiii
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 5
2.1 Boraks ... 5
2.1.1 Definisi ... 5
2.1.2 Sifat ... 5
2.1.3 Kegunaan ... 5
2.1.4 Farmako Kinetik Boraks ... 6
2.1.5 Penyalahgunaan dan Pengaruh Boraks Terhadap Tubuh Manusia ... 7
2.2 Proses Pembentukan Sel Darah Merah (Eritropoiesis) ... 8
2.2.1 Produksi Sel Darah Merah ... 8
2.2.2 Pembentukan Hemoglobin ... 9
2.3 Heme ... 10
2.3.1 Definisi ... 10
2.3.2 Struktur Penyusun ... 11
2.3.3 Proses Biosintesis ... 12
2.4 Masa Hidup dan Penghancuran Sel Darah Merah... 18
2.5 Anemia ... 19
2.6 Mekanisme Boraks dalam Menurunkan Kadar Hemoglobin ... 22
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 25
3.1 Kerangka Konsep ... 25
3.2 Hipotesis Penelitian ... 26
BAB 4 METODE PENELITIAN... 27
4.1 Jenis Penelitian ... 27
xiv
4.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 27
4.3.1 Populasi Penelitian ... 27
4.3.2 Sampel Penelitian ... 27
4.3.3 Replikasi ... 27
4.3.4 Kriteria Inklusi ... 28
4.3.5 Kriteria Eksklusi ... 28
4.3.6 Teknik Sampling ... 28
4.3.7 Variabel Penelitian ... 28
4.3.7.1 Variabel Bebas ... 28
4.3.7.2 Variabel Tergantung ... 29
4.3.8 Definisi Operasional ... 29
4.4 Alat dan Bahan Penelitian ... 29
4.4.1 Alat Penelitian ... 29
4.4.2 Bahan Penelitian... 30
4.5 Prosedur Penelitian... 30
4.5.1 Proses Adaptasi ... 31
4.5.2 Pengelompokkan Hewan Coba ... 31
4.5.3 Penentuan Dosis ... 31
4.5.4 Pemaparan Boraks ... 33
4.5.5 Pengambilan Darah Tikus ... 33
4.5.6 Pengamatan Hasil ... 33
4.6 Analisis Data ... 34
4.7 Alur Penelitian ... 35
xv
5.1 Hasil Penelitian ... 36
5.2 Analisis Data ... 37
5.2.1 Uji One Way ANOVA... 37
5.2.2 Uji Korelasi ... 38
5.2.3 Uji Regresi... 39
BAB 6 PEMBAHASAN ... 41
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN... 46
7.1 Kesimpulan ... 46
7.2 Saran ... 46
DAFTAR PUSTAKA ... 48
xvi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Klasifikasi Anemia Berdasarkan Morfologi dan Etiopatogenesis ... 22 Tabel 4.1 Perhitungan Dosis Konversi Antara Hewan dan Manusia ... 32 Tabel 5.1 Jumlah Kadar Hemoglobin Tikus putih ... 36 Tabel 5.2 Hasil Analisis Data Kadar Hemoglobin dengan Uji One Way
xvii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Struktur Dasar Molekul Hemoglobin ... 10
Gambar 2.2 Proses sintesis heme yang diawali dengan kondensasi suksinil Ko-A dan glisin untuk menghasilkan -Aminolevulinate (ALA) ... 11
Gambar 2.3 Proses Biosintesis Heme ... 12
Gambar 2.4 Struktur aktif dan tahap katalisis enzim yang terlibat dalam formasi ALA.A + B, ALAS; C + D, GluTR; E + F, GSAM ... 13
Gambar 2.5 Struktur aktif dan tahap katalisis enzim yang terlibat dalam pembentukan protoporpirinogen IX. A + B, UROD; C + D, CPO; E + F, CPDH ... 16
Gambar 2.6 Struktur aktif dan tahap katalisis enzim yang terlibat dalam transformasi protoporpirinogen IX menjadi heme ... 17
Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian ... 25
Gambar 4.1 Pembagian Kelompok Perlakuan Tikus ... 31
Gambar 4.2 Alur Penelitian ... 35
Gambar 5.1 Tomografik Hasil Penelitian Kadar Hemoglobin Total ... 37
xviii
DAFTAR SINGKATAN
2,3 DPG : 2,3 diphospho glycerate
ALA : -aminolevulinic acid
ALA-D : δ-Aminolevulinic Acid Dehydratase ANOVA : Analysis Of Variance
ALAS : -Aminolevulinate Synthase
BPOM : Badan Pengawas Obat dan Makanan
BTP : Bahan Tambahan Pangan
COPROGEN : coproporphyrinogen III
CPDH : coproporphyrinogen III dehydrogenase CPO : coproporphyrinogen III oxidase
FC : ferrochelatase
GluTR : glutamyl-tRNA reductase
GSAM : glutamate-1-semialdehyde-2,1-aminomutase PBG : Porphobilinogen
PBGD : porphobilinogen deaminase PBGS : porphobilinogen synthase PLP : Pyridoxal phosphate
PPO : protoporphyrinogen IX oxidase PROTO : protoporphyrin IX
PROTOGEN : protoporphyrinogen IX
xix
UROD : uroporphyrinogen III decarboxylase UROGEN : Uroporpirinogen III
UROS : uroporphyrinogen III synthase
U.S. EPA : United States Environmental Protection Agency
xx
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Hasil dan Tabel Analisis Data ... 52
Lampiran 2 Dokumentasi Penelitian ... 56
Lampiran 3 Surat Keterangan Penelitian ... 57
xxi
DAFTAR PUSTAKA
Adah, Mahmudatussa 2011, Bahan Tambahan Pangan [online], (diunduh 28 November 2011), tersedia dari: http://www.file.upi.edu/Direktori/ FPTK/Jur_pend_kesejahteraan_keluarga/197807162006042_AI/mahmudatus sa_adah/bahan_tambahan_pangan.pdf.
Aleman, CL, Mas, RM, Rodeiro, I et al. 1998, ‘Reference Database Of The Main Physiological Parameters In Sprague-Dawley Rats From 6 To 32 Months’, Laboratory Animals, vol. 32, hh. 457-466.
Andarina, D, Sumarmi, S 2006, ‘Hubungan Konsumsi Protein Hewani dan Zat Besi dengan Kadar Hemoglobin pada Balita Usia 13-36 Bulan’, The Indonesian Journal of Public Health, vol. 3, hh. 19-23.
Bakta, I Made, 2006, Hematologi Klinik Ringkas, EGC, Jakarta.
Beutler, E, Lictman, MA, Coller, BS et al. 2001, Williams Hematology, Edisi Keenam, Mc Graw Hill, New York.
BPOM (Badan Pengawasan Obat dan Makanan) 2004, Kandungan dan Bahaya Boraks dalam Makanan [online], (diunduh 4 April 2012), tersedia dari: http://www.gizi.net.
BPOM (Badan Pengawasan Obat dan Makanan) 2006, Kandungan dan Bahaya Boraks dalam Makanan [online], (diunduh 4 April 2012), tersedia dari: http://www.gizi.net.
BPOM (Badan Pengawasan Obat dan Makanan) 2009, Kandungan dan Bahaya Boraks dalam Makanan [online], (diunduh 4 April 2012), tersedia dari: http://www.gizi.net.
DinKes (Dinas Kesehatan) Kabupaten Jombang 2005, Boraks [online], (diunduh 28 Oktober 2011), tersedia dari: http://www.jombangkab.go.id/ e/gov/satkerda/page/1262/borax.
Diwan, Joyce, J 2008, Synthesis of Heme [online], (diunduh 27 Agustus 2012), tersedia dari: http://www.rpi.edu/dept/bcbp/molbiochem/MBWeb/mb2/part1/ synthesis-heme.htm.
EBA (European Borates Association) 2010, Proposal For Identification Of A Substance As A Cmr Category 1A Or 1B, PBT, Vpvb or A Substance of An Equivalent Level of Concern [online], (diunduh 9 April 2012), tersedia dari:
xxii
http://www.echa.europa.eu/documents/10162/13638/svhc_axvrep_tgic_combi nationisomers_en.pdf.
ECHA (European Chemicals Agency) 2008, Annex XV Transitional Reports:
Boric Acid [online], (diunduh 9 April 2012), tersedia dari:
http://echa.europa.eu/doc/trd_substances/boric_acid/ann_xv_trd/trd_austria_b oric_acid.pdf.
Esa, TS, Aprianti, M, Arif, Hardjoeno 2006, ‘Nilai Rujukan Hematologi Pada Orang Dewasa Sehat Berdasarkan Sysmex xt-1800i’, Indonesian Journal Of Clinical Pathology And Medical Laboratory, vol. 3, hh. 127-130.
Gordon, AS, Prichard, JS, Freedman MH 1973, ‘Seizure Disorders And Anemia Associated With Chronic Borax Intoxication’, A Case Repot in C.M.A. Journal, vol. 108, hh.719-724.
Greer, JP 2004, Wintrobe’s Clinical Hematology, Edisi Ke-11, Lippincott, Williams & Wilkins, Philadelphia.
Guyton, Arthur, Hall, John 2007, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi Ke-11, EGC, Jakarta.
Harmening, DM 2002, Clinical Hematology and Fundamental of Hemostasis, Edisi Ke-4, Davis Company, Philadelpia.
Heindel, JJ, Price, CJ, Field, EA et al. 1992, ‘Developmental Toxicity Of Boric Acid In Mice and Rats’. Fundam Appl Toxicol, vol. 18, hh. 266–277.
Huel, Gl, Yazbeck, C, Burnel, D et al. 2004, ‘Environmental Boron Exposure and
Activity of δ-Aminolevulinic Acid Dehydratase (ALA-D) in a Newborn
Population’, Toxicological Sciences, vol. 80, hh. 304-309.
IPB (Institut Pertanian Bogor) 2012, Studi Kandungan Boraks Pada Makanan yang Beredar di Pasar Wilayah Tangerang [online], (diunduh 26 Februari 2013), tersedia dari: http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/ 58790/Bab%20I%20Pendahuluan.pdf?sequence=3.
Ku, WW, Chapin, RE, Moseman, RF et al. 1993, ’Testicular toxicity of boric acid (BA): Relationship of dose to lesion development and recovery in the F344
rat’. Reprod Toxicol, vol. 7, hh. 305-319.
Layer, Gunhild, Reichelt, Joachim, Jahn, Dieter et al. 2010, ‘Structure and
Function of Enzymes in Heme Biosintesis’, Protein Sciense Journal, vol: 19,
xxiii
Mill, Rose 2008, What Is Boric Acid [online], (diunduh 28 November 2011), tersedia dari: http://www.natbat.com/WhatIsBoricAcid.pdf.
NPIC (National Pesticide Information Center) 2001, Boric Acid (Technical Fact
Sheet) [online], (diunduh 28 Oktober 2011), tersedia dari:
http://npic.orst.edu/factsheet/borictech.pdf.
Paynter, OE 1963, 90-Day Dietary Feeding - Dogs with 20 MULE TEAM Borax (Sodium tetraborate decahydrate), Report To U.S. Borax Inc, U.S.A.
Price, S, Wilson, Lorraine, M 1995, Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, EGC, Jakarta.
Price, CJ, Marr, MC, Myers, CB et al. 1996, ‘The developmental toxicity of boric
acid in rabbits’. Fundam Appl Toxicol, vol. 34, hh. 176–187.
Reksadiputra 2004, Mekanisme Anemia Defisiensi Besi, Cermin Dunia Kedokteran No.95 [online], (diunduh 14 Januari 2009), tersedia dari: http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/05MekanismeAnemia95.html.
Satiyani, Tri 2007, ‘Analisis Penghitungan Konversi Dosis Furosemid dari Manusia ke Mencit’, Fakultas Farmasi, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Selly, W 2009, ‘Sumbangan Zat Gizi Makro Dan Zat Gizi Mikro Dari Jajanan Sekolah Terhadap Angka Kecukupan Gizi Anak Di SD Kartasura I’, Karya Tulis Ilmiah Diploma Tiga, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta. Supariasa, I Dewa Nyoman 2001, Penilaian Status Gizi, EGC, Jakarta.
Supranto, J 2007, Teknik Sampling Survey & Eksperimen, PT. Rineka Cipta, Jakarta.
Syracuse Environmental Research Associates (SERA) 2006, Human Health and Ecological Risk Assessment for Borax (Sporax) FINAL REPORT [online], (diunduh 11 Oktober 2011), tersedia dari: http://www.fs.fed.us/ foresthealth/pesticide/pdfs/022406_borax.pdf
Syukur, DA 2006, Sifat Boraks [online], (diunduh 15 Oktober 2011), tersedia dari: http://www.Boraks.com.
Treinen, KA, Chapin, RE 1991, ‘Development of testicular lesions in F344 rats
after treatment with boric acid’, Toxicol Appl Pharmacol, vol. 107, hh.
xxiv
United States Environmental Protection Agency (U.S. EPA) 2008, Health Effects Support Document for Boron [online], (diunduh 2 Februari 2012), tersedia dari: http://www.epa.gov/safewater/ccl/pdf/boron.pdf.
1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Bahan tambahan pangan (BTP) adalah bahan atau campuran bahan yang secara alami bukan merupakan bagian dari bahan baku pangan, tetapi ditambahkan ke dalam pangan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk bahan pangan. Dalam kehidupan sehari-hari BTP sudah digunakan secara umum oleh masyarakat. Kenyataannya masih banyak produsen makanan yang menggunakan bahan tambahan yang berbahaya bagi kesehatan. Efek dari bahan tambahan beracun tidak dapat langsung dirasakan, tetapi secara perlahan dan pasti dapat menyebabkan sakit (Adah, 2011).
Salah satu bahan tambahan yang dilarang penggunaannya tetapi masih sering disalahgunakan untuk makanan adalah boraks. Boraks merupakan suatu senyawa yang berbentuk kristal, warna putih, tidak berbau, larut dalam air dan stabil pada suhu dan tekanan normal. Boraks biasanya digunakan untuk mematri logam, sebagai bahan pembuatan gelas dan enamel, pengawet dan anti jamur kayu, sebagai antiseptik, dan pembasmi kecoa (DinKes Jombang, 2005).
Pelarangan penggunaan boraks sebagai bahan tambahan sudah diatur melalui Permenkes No.722/Menkes/Per/IX/188. Ketika boraks masuk ke dalam tubuh, dapat menyebabkan mual, muntah, diare, sakit perut, penyakit kulit, kerusakan ginjal, kegagalan sistem sirkulasi akut, dan bahkan kematian. Jika tertelan 5-10 g boraks oleh anak-anak bisa menyebabkan shock dan kematian (BPOM, 2004).
2
Berdasarkan hasil penelitian Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pada 10 propinsi, dari 163 sampel jajanan anak yang diuji, sebanyak 80 sampel tidak memenuhi baku mutu keamanan karena kebanyakan mengandung boraks, formalin, zat pengawet, zat pewarna, zat pemanis, dan garam tidak beryodium (Selly, 2009). Hasil survei menunjukkan bahwa senyawa boraks sebagai BTP masih digunakan, dan ditemukan boraks pada sampel mie sebesar 0,052 - 0,367 mg/g berat kering dan pada bakso sebesar 0,0075 – 0,139 mg/g berat kering. Penurunan kadar setelah direbus sekitar 18 - 20% (larut dalam air perebus). Selain itu dilakukan juga perhitungan asupan (intake) boraks yang mungkin didapat oleh konsumen yang berasal dari mie bakso dengan responden mahasiswa sebesar 0,047 mg /kg-hari (IPB, 2012).
Pengaruh boraks terhadap kesehatan dibagi menjadi tanda gejala akut dan kronis. Tanda dan gejala akut meliputi nyeri perut, muntah, diare, merah dilendir, konvulsi dan depresi Sistem Saraf Pusat (SSP). Tanda dan gejala kronis meliputi penurunan nafsu makan, gangguan pencernaan, gangguan SSP seperti bingung dan bodoh, anemia, rambut rontok dan kanker (BPOM, 2009).
Penelitian yang dilakukan oleh Heindel dkk (1992) serta Weir dan Fisher (1972) mengenai pengaruh pemberian boraks terhadap anjing dengan pemaparan selama 90 hari didapatkan efek samping selain pengaruh terhadap testis. Boraks ternyata juga menimbulkan kelainan hematologi berupa penurunan kadar hemoglobin dan hematokrit pada dosis tertinggi (ECHA, 2008).
3
ditemukan pada manusia hampir seluruhnya masuk ke tubuh pasien secara peroral (ECHA, 2008).
Banyaknya penyalahgunaan boraks sebagai Bahan Tambahan Pangan (BTP) yang ternyata bisa mengakibatkan anemia pada manusia, dan belum adanya penelitian yang secara spesifik meneliti pengaruh boraks terhadap penurunan kadar hemoglobin mendorong peneliti untuk membuktikan adanya pengaruh pemberian boraks peroral terhadap penurunan kadar hemoglobin, dan pada penelitian ini digunakan hewan coba tikus putih jantan (Rattus novergicus) strain wistar.
1.2Rumusan Masalah
Apakah pemberian boraks peroral berpengaruh terhadap penurunan kadar hemoglobin tikus putih jantan (Rattus novergicus) strain wistar?
1.3Tujuan Penelitian 1.3.1Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh pemberian boraks peroral terhadap penurunan kadar hemoglobin tikus putih jantan (Rattus novergicus) strain wistar.
1.3.2Tujuan Khusus
1. Mengukur tingkat penurunan kadar hemoglobin pada kelompok tikus putih jantan (Rattus novergicus) strain wistar yang dipapar boraks dengan beberapa dosis yang berbeda.
4
1.4Manfaat Penelitian 1.4.1Akademik
Menjadi dasar untuk melakukan penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan toksisitas pemberian boraks peroral.
1.4.2 Masyarakat