• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh SDM, Komitmen, Motivasi Terhadap Kinerja Auditor Dan Reward Sebagai Variabel Moderating Pada Inspektorat Provinsi Jambi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh SDM, Komitmen, Motivasi Terhadap Kinerja Auditor Dan Reward Sebagai Variabel Moderating Pada Inspektorat Provinsi Jambi"

Copied!
116
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH SDM, KOMITMEN, MOTIVASI TERHADAP

KINERJA AUDITOR DAN REWARD SEBAGAI

VARIABEL MODERATING PADA

INSPEKTORAT PROVINSI JAMBI

TESIS

Oleh

DARLISMAN DALMY 077017013/Akt

SE

K O L A H

P A

S C

A S A R JA

NA

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PENGARUH SDM, KOMITMEN, MOTIVASI TERHADAP

KINERJA AUDITOR DAN REWARD SEBAGAI

VARIABEL MODERATING PADA

INSPEKTORAT PROVINSI JAMBI

TESIS

Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Ilmu Akuntansi pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh

DARLISMAN DALMY 077017013/Akt

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

Judul Tesis : PENGARUH SUMBER DAYA MANUSIA, KOMITMEN MOTIVASI TERHADAP KINERJA AUDITOR DAN REWARD SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA INSPEKTORAT PROVINSI JAMBI

Nama Mahasiswa : Darlisman Dalmy Nomor Pokok : 077017013

Program Studi : Akuntansi

Menyetujui Komisi Pembimbing

(Dr. Agusni Pasaribu, MBA, Ak) (Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak) Ketua Anggota

Ketua Program Studi, Direktur,

(Prof. Dr. Ade F.Lubis, MAFIS, MBA, Ak) (Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B. M.Sc)

(4)

Telah diuji pada

Tanggal : 23 Maret 2009

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Dr. Agusni Pasaribu, MBA, Ak

Anggota : 1. Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak

2. Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak 3. Drs. Idhar Yahya, MBA, Ak.

(5)

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan Tesis yang berjudul :

“Pengaruh SDM, Komitmen, Motivasi dan Reward sebagai variabel Moderating”

Adalah benar hasil kerja saya sendiri dan belum dipublikasikan oleh siapapun

sebelumnya. Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan

secara benar dan jelas.

Medan, April 2009

Yang membuat pernyataan,

(DARLISMAN DALMY)

(6)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji Pengaruh Sumber Daya Manusia, Komitmen dan Motivasi terhadap kinerja auditor serta menguji pengaruh Reward terhadap hubungan antara SDM, Komitmen dan Motivasi dengan kinerja auditor.

Subjek penelitian ini adalah Auditor dan Pejabat/Pegawai yang melakukan pemeriksaan serta mantan pemeriksa pada Sekretariat di Kantor Inspektorat Provinsi Jambi berjumlah sebanyak 50 personil. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner, dari 50 kuesioner yang disebarkan, dikembalikan sebanyak 45 kuesioner dan yang dapat dievaluasi sebanyak 43 kuesioner.

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda dengan bantuan sofware SPSS (Statistical Package for Social Scienci) versi 16.0

Penelitian ini menghasilkan 2 penemuan sesuai dengan hipotesis yang diajukan. Pertama Motivasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor. Kedua tidak ditemukan pengaruh interaksi Reward terhadap hubungan antara SDM, Komitmen dan Motivasi dengan kinerja auditor.

(7)

ABSTRACT

This research is aiming to test the effect of Human power, commitment and motivation to auditor performance and to test for the effect of reward the relation between Human power, commitment and motivation with auditor performance.

The subject of research is auditor and staff doing the testing and ex-auditors in secretariat in Inspectorate office of Jambi province, 50 personals. Data is collected with using the questionnaires, from 50 questionnaires that are spreaded out, returned about 45 questionnaires and evaluated for 43 questionnaires.

The tool used in this research is multiregression with help of software SPSS (Statistical Package for Social Science) version of 16,0.

This research produces two findings according to proposed hypothesis. First, motivation has significant effect toward auditor’s. Second, not found the effect of reward interaction toward relation between Human power, commitment and motivation with auditor’s.

(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah Subhanahuwata’ala atas segala limpahan

Rahmat dan hidayahNya, sehingga penulisan tesis ini dapat diselesaikan. Tesis ini

merupakan ungkapan pemikiran, kajian dan penelitian dengan judul “Pengaruh

Sumber Daya Manusia, Komitmen, Motivasi dan Reward sebagai variabel

moderating”.

Tesis ini merupakan tugas akhir dan sebagian syarat mencapai gelar derajat

kesarjanaan Strata dua pada Sekolah Pascasarjana Magister Akuntansi Pemerintahan

Universitas Sumatera Utara. Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan

terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya atas bantuan dan bimbingan

yang telah penulis terima, kepada :

1. Bapak Prof. Chairuddin, P. Lubis, DTM & H, Sp.A.(K), selaku Rektor Universitas

Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B. M.Sc. selaku Direktur Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak, selaku Ketua Program Studi

Magister Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

4. Ibu Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak, selaku Sekretaris Program Studi

Magister Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara dan

sekaligus sebagai pembimbing kedua yang telah banyak memberikan waktu

(9)

5. Bapak Dr. Agusni Pasaribu, MBA, Ak, selaku dosen pembimbing Utama yang

telah banyak memberikan arahan, bimbingan dan saran dalam proses penelitian

dan penulisan untuk menyusun tesis ini.

6. Drs. Rasdianto, M.Si, Ak, dan Drs. Idhar Yahya, MBA, Ak, selaku dosen

pembanding yang telah memberikan kritik dan saran untuk perbaikan tesis ini.

7. Segenap Bapak dan Ibu dosen serta Staf/karyawan Sekretariat Sekolah

Pascasarjana Universitas Sumatera Utara umumnya, khususnya Program Studi

Magister Ilmu Akuntansi Sekolah Pascasarjana USU dan semua pihak yang telah

membantu menyelesaikan tesis ini.

8. Isteriku tercinta Muhar Gusnawati, S.Pd beserta anak-anakku tersayang Wika

Anrya Dharma dan Pandji Fitrianja, yang telah memberikan dorongan dan

pengorbanan serta kasih sayang yang diberikan selama menyelesaikan studi.

Akhirnya penulis menyadari , bahwa tesis ini masih banyak kelemahan dan

jauh dari kesempurnaan, karena kesempurnaan hanyalah milik Allah Yang Maha

Sempurna, Oleh karena itu penulis membuka pintu hati dan pikiran jernih untuk

menerima masukan berupa kritik dan saran yang konstruktif untuk menjadikan tesis

ini lebih baik lagi.

Medan, April 2009.

Penulis,

(10)

RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

N a m a : Darlisman Dalmy

Alamat : Jln. Pangeran Hidayat Lrg. Siswa Rt. 06 No. 134 Kelurahan

Sukakarya Kecamatan Kota Baru Kota Jambi.

Tempat/tgl. Lahir : Kab.Sarko/14 Nopember 1960

Jenis kelamin : Laki-laki

A g a m a : I s l a m

Status Perkawinan : K a w i n

Nama Ayah : H. D a l i r

Nama Ibu : Hj. Mahyar

RIWAYAT PENDIDIKAN

Tahun 2007-2009 : USU, Sekolah Pascasarjana (S2) Program Magister Akuntansi

Tahun 1999-2003 : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Jambi, Sarjana (S1)

Tahun 1977-1980 : Sekolah Teknik Menengah (STM) Negeri Sungai Penuh.

Tahun 1973-1976 : Sekolah Teknik (ST) Negeri Bangko

Tahun 1966-1972 : Sekolah Dasar (SD) Negeri 1 Bangko

PENGALAMAN KERJA

Tahun 1982-1993 : PNS pada Kantor Gubernur Jambi

(11)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK... i

ABSTRACT... ii

KATA PENGANTAR... iii

RIWAYAT HIDUP... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL... x

DAFTAR GAMBAR... xi

DAFTAR LAMPIRAN... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang... 1

1.2. Perumusan Masalah... 9

1.3. Tujuan Penelitian... 9

1.4. Manfaat Penelitian... 10

1.5. Keaslian Penelitian... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 12

2.1. Landasan Teori..………... 12

2.2. Pengertian SDM, Komitmen, Motivasi, reward dan Kinerja... 15

(12)

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS... 24

3.1. Kerangka Penelitian dan Konseptual... 24

3.2. Sumber Daya Manusia... 26

3.3. Komitmen... 27

3.4. Motivasi... 27

3.5. Reward... 28

3.6. Kinerja Auditor ... 28

3.7. Hipotesis... 30

BAB IV METODE PENELITIAN... 31

4.1.Jenis Penelitian... 31

4.2.Lokasi dan waktu penelitian... 31

4.3. Populasi dan Sampel... 31

4.4. Metode Pengumpulan Data... 32

4.5. Variabel Penelitian ... 33

4.5.1. Klasifikasi variabel... 33

4.5.2. Definisi Operasional dan Pengukuran variabel... 33

4.5.3. Intrumen Penelitian... 38

4.6. Model dan Teknik Analisa Data... 39

4.7. Uji Kualitas Data... 40

4.7.1. Uji Reliabilitas dan Validitas Data... 40

(13)

4.8.1. Pengujian Normalitas... 41

4.8.2. Uji Heteroskedastisitas... 41

4.8.3. Uji Linieritas... 42

4.8.4. Uji Multikolinieritas... 42

4.8.5. Uji Autokorelasi... 42

4.9. Pengujian Hipotesis... 43

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN... 44

5.1. Deskriptif Data... 44

5.1.1. Demografi Responden... 44

5.1.2. Krakteristik Penelitian... 48

5.2. Analisis Data... 49

5.2.1. Uji Response Bias... 49

5.2.2. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Data... 49

5.2.3. Pengujian Asumsi Klasik... 51

5.2.4. Pengujian Normalitas... 51

5.2.5. Pengujian Multikolinieritas... 52

5.2.6. Pengujian Heterokedastisitas... 53

5.3. Pengujian Hipotesis... 53

5.3.1. Pengujian Hipotesis 1... 54

5.3.2. Pengujian Hipotesis 2... 57

(14)

5.4.1. Pengaruh SDM terhadap kinerja auditor... 59

5.4.2. Pengaruh Komitmen terhadap kinerja auditor... 60

5.4.3. Pengaruh Motivasi terhadap kinerja auditor... 60

5.4.4. Pengaruh Reward terhadap kinerja auditor... 60

5.4.5 Pengaruh Reward terhadap hubungan antara SDM, Komitmen, dan Motivasi dengan kinerja auditor... 61

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 62

6.1 Kesimpulan... 62

6.2 Saran... 63

(15)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

2.1 Review Penelitian Terdahulu... 22

4.1 Definisi Operasional dan Pengukuran variabel... 37

5.1. Masa kerja... 44

5.2. Jabatan/ Kedudukan responden... 45

5.3. Kepercayaan atasan memberi tugas Pemeriksaan... 46

5.4. Tingkat Pendidikan... 47

5.5. Deskripsi Statistik... 48

5.6. Uji Validas data... 50

5.7. Uji Reliabilitas data... 51

5.8. Ringkasan Pengujian Hipotesis 1... 54

(16)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

3.1. Pengaruh Sumber Daya Manusia Komitmen, terhadap Kinerja

auditor... 24

3.2. Reward sebagai Variabel Moderating terhadap hubungan antara Sumber Daya Manusia , Komitmen, Motivasi dengan Kinerja auditor... 25

5.1. Pengujian Normalitas data... 52

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1 Statistics... 67

2 Demografi Responden... 68

3 Daftar Proses Pengumpulan Data... 70

4 Data Regression... 77

5 Gambar Histrogram... 82

(18)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pelaksanaan reformasi di berbagai bidang mengharuskan pemerintah

menanggapi tuntutan masyarakat, salah satu tuntutan dimaksud adalah pelaksanaan

otonomi daerah secara luas, nyata dan bertanggungjawab, terutama di bidang

keuangan. Peran sebagai pengontrol dan penjaga kepentingan publik terkait dengan

bidang keuangan adalah auditor. Dalam melaksanakan peran audit, auditor

bertanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit guna memperoleh

keyakinan yang memadai apakah laporan keuangan bebas dari salah saji yang

material. Dengan didukung kompetensi dan teknik-teknik audit serta kompetensi lain,

yang diperoleh melalui jenjang pendidikan formal maupun informal serta pengalaman

dalam praktik audit, maka auditor harus mampu mengumpulkan serta mengevaluasi

bukti-bukti yang digunakan untuk mendukung jusgment yang diberikan. Tanggung

jawab penyusunan dan penyajian laporan keuangan adalah tanggung jawab

manajemen perusahaan. Dalam perkembangannya telah banyak terjadi

perubahan-perubahan, terutama perubahan terhadap pandangan profesi internal auditor dimana

dari pandangan lama yang masih berorientasi pada mencari kesalahan menuju kepada

paradigma baru yang lebih mengedepankan peran sebagai konsultan dan katalis.

Peran internal auditor sebagai konsultan diharapkan dapat memberikan manfaat

berupa nasehat (advice) dalam pengelolaan sumber daya (resources) organisasi,

(19)

adalah operational audit/ performance audit, yaitu meyakinkan bahwa organisasi

telah memanfaatkan sumber daya organisasi secara ekonomis, efisien dan efektif

(3E) sehingga dapat dinilai apakah manajemen telah menjalankan aktivitas organisasi

yang mengarah pada tujuannya. Rekomendasi yang dibuat auditor biasanya bersifat

jangka menengah. Peran sebagai katalis berkaitan dengan quality assurance,

sehingga internal auditor diharapkan dapat membimbing manajemen dalam

mengenali resiko-resiko yang mengancam pencapaian tujuan organisasi. Quality

assurance bertujuan untuk meyakinkan bahwa proses bisnis yang dijalankan telah

menghasilkan produk/jasa yang dapat memenuhi kebutuhan customer. Dalam peran

katalis, internal auditor bertindak sebagai fasilitator dan agent of change, Inpact dari

peran katalis bersifat jangka panjang, karena focus katalis adalah nilai jangka panjang

(longterm values) dari organisasi terutama berkaitan dengan tujuan organisasi yang

dapat memenuhi kepuasan pelanggan (customer satisfaction) dan pemegang saham

(stake holder).

Kewajaran penyajian laporan keuangan adalah dapat dianalisis dengan

menggunakan teknik yang ada, laporan keuangan harus memiliki konsistensi dalam

penyajian (Palepu,2000) dan disajikan dalam format yang mudah di mengerti

(Maines,2000). Ketidak konsistenan penyajian akan menyulitkan dalam penggunaan

alat analisis dan bahkan dapat menyesatkan, sehingga Laporan keuangan harus

diaudit oleh auditor indenpenden (Arens,2000). Kesalahan akuntansi meliputi

(20)

akuntansi. Akun-akun yang mungkin mengalami perubahan prinsip akuntansi dan

estimasi akuntansi adalah : piutang, persediaan, aktiva tetap, aktiva tidak berwujud,

pendapatan. Akibat dari ketidak konsistenan penyajian harus dilakukan perubahan

dengan menyesuaikan kondisi terkini perusahaan. Perubahan akuntansi yang mungkin

terjadi adalah perubahan prinsip akuntansi, perubahan estimasi, perubahan entitas

pelapor dan adanya kesalahan akuntansi (Kieso,2001).

Diberlakukannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999, tentang

Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang

Perimbangan Keuangan Antara Pusat dan Daerah yang mengalami perubahan dengan

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 dan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004

tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, pada prinsipnya

adalah mengatur penyelenggaraan otonomi daerah dengan memberikan kewenangan

yang luas, kepada daerah secara proporsional yang lebih mendekatkan pada fungsi

pelayanan kepada masyarakat, dan kemandirian untuk mengembangkan daerah,

sedangkan dari sisi keuangan diharapkan adanya keadilan baru. Hal tersebut tentu

saja akan membawa konsekuensi pada daerah yang bersangkutan untuk melakukan

penataan di berbagai segi termasuk masalah kelembagaan dan keuangan di daerah

dengan tuntutan mewujudkan administrasi negara yang mampu mendukung

kelancaran tugas pokok dan fungsi penyelenggaraan pemerintahan dan

pembangunan dengan menerapkan prinsip-prinsip good governance (LAN dan

(21)

Keuangan (BPK) terhadap 362 Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD)

Provinsi/Kabupaten/Kota terdapat 3 daerah yang baik laporan keuangannya, yang

berarti mendapat predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), yaitu Kota Surabaya,

Kabupaten Pontianak, dan Kabupaten Sambas, 284 daerah predikat Wajar dengan

Pengecualian (WDP) , 19 daerah berpredikat Tak Wajar serta 56 daerah laporan

keuangannya memperoleh predikat disclaimer. (Kedaulatan Rakyat,15/11/2007).

Audit keuangan terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Daerah sebagaimana telah

diatur dalam standar Pemeriksaan Keuangan Negara BPK-RI 2007, memberikan

opini atas kewajaran penyajian laporan keuangan layaknya audit keuangan yang telah

banyak dipraktekan disektor privat, dengan harapan terjadi praktik akuntansi yang

sehat, transparansi fiskal dan akuntabilitas dari pengelolaan keuangan di daerah.

Masalah ini disebabkan lemahnya teori dan praktik akuntansi pemerintahan serta

rendahnya pemahaman SDM pemerintahan terhadap teori maupun praktik akuntansi.

Idealitanya sebuah informasi akuntansi harus disesuaikan dengan teori akuntansi saat

ini yaitu : (1) Pertama Mengingat kembali apa sebenarnya tujuan penerbitan laporan

keuangan oleh suatu entitas. (2) Informasi yang disajikan tersebut akan memberi

manfaat yang optimal ketika telah disajikan sesuai dengan Prinsip Akuntansi

Berterima Umum (PABU), yang meliputi proses pendefinisian, pengukuran,

pengakuan, dan penyajian serta pengungkapan berbagai transaksi, kejadian,

dan keadaan yang terkait dengan proses keuangan suatu entitas. (3) Manfaat tersebut

akan tercermin dengan dipenuhinya berbagai karakteristik kualitas informasi

(22)

unsur relevansi (keterpautan) dan reliabilitas (keterandalan). Unsur relevansi adalah

nilai prediktif, feed back value dan ketepatan waktu, sedangkan unsur reliabilitas

adalah verifiabilitas dan ketepatan penyimbolan. Untuk kualitas sekunder terdiri atas

keterbandingan, konsisten, dan netralitas (Allan W. Wright,1984) (4) Adanya proses

audit terhadap suatu laporan keuangan dan penilaian mengenai kewajaran penyajian

laporan keuangan serta kebermanfaatan yang dapat diberikan oleh laporan keuangan

tersebut, pada akhirnya dapat dinilai mengenai keandalan untuk dijadikan sebagai

dasar pengambilan keputusan.

Panduan Manajemen Pemeriksaan (PMP) pada Standar Audit Pemerintahan

(SAP) butir 4.25 Standar umum ketiga menyatakan bahwa „Dalam pelaksanaan audit

dan Penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya

secara cermat dan seksama“. SAP butir 5.11 menyatakan Standar Auditing IAI dan

SAP mengharuskan sebagai berikut :

a. Auditor harus merancang audit untuk dapat memberikan keyakinan yang

memadai guna mendeteksi ketidak beresan yang material bagi laporan keuangan.

b. Auditor harus merancang audit untuk keyakinan yang memadai guna mendeteksi

kesalahan/kekeliruan yang material dalam laporan keuangan

sebagai akibat langsung dari adanya unsur perbuatan melanggar/melawan hukum

yang material.

c. Auditor harus waspada terhadap kemungkinan telah terjadinya unsur perbuatan

melanggar/melawan hukum secara tidak langsung. Jika informasi khusus yang

(23)

perbuatan melanggar/melawan hukum yang secara langsung berdampak material

terhadap laporan keuangan, maka auditor harus menerapkan prosedur audit yang

secara khususditujukan untuk memastikan apakah suatu perbuatan

melanggar/melawan hukum telah terjadi“.

Dalam proses hidup dan kehidupan pembentukan perilaku seseorang

dipengaruhi oleh faktor diri sendiri (internal) dan faktor lingkungan (eksternal), ada

yang berperilaku baik dan ada yang buruk, ada yang rendah hati dan ada yang tinggi

hati, ada yang introvert dan ada yang ekstrovert. Begitu juga dalam melakukan

pekerjaan, ada yang malas dan ada yang rajin, ada yang produktif dan ada yang tidak

produktif bahkan ada yang senang dengan tantangan pekerjaan dan ada yang berusaha

manjauhi tantangan pekerjaan serta ada yang berambisi untuk kepentingan pribadi

yang kuat dan ada juga yang lemah. Data empiris menunjukkan bahwa prilaku

seseorang dalam pekerjaan maupun produktivitas kerja dipengaruhi oleh faktor-faktor

intrinsik dan ekstrinsik. Kedua faktor tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut

(Mangkuprawira dan Hubeis , 2007) :

a) Unsur intrinsik terdiri dari : Tingkat pendidikan, Tingkat pengetahuan, Tingkat

keterampilan, Sikap-sikap terhadap kerja dan Tingkat Pengalaman.

b) Unsur ekstrinsik terdiri dari: Lingkungan keluarga, Lingkungan sosial budaya

Lingkungan ekonomi, Lingkungan belajar, Lingkungan kerja termasuk

(24)

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2004 tentang

Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara disebutkan bahwa

pemerintah berkewajiban untuk melaksanakan pengelolaan keuangan negara secara

tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif dan

transparan, dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan. Mewujudkan

pengelolaan keuangan Daerah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam

undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang keuangan Negara dan

Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara yang di

Implementasikan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang

Pengelolaan Keuangan Daerah, perlu dilakukan pemeriksaan oleh suatu unsur

pelaksana teknis pengawasan intern penyelenggaraan Pemerintah Daerah yang

ditetapkan dengan Peraturan Daerah Provinsi Jambi Nomor 5 Tahun 2000 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Lembaga-lembaga Teknis Daerah Provinsi Jambi, dengan

nama Badan Pengawasan Daerah (Banwasda), dan berdasarkan persetujuan Gubernur

Jambi tanggal 15 Januari 2007 dengan resmi digunakan dengan nama Inspektorat

Provinsi Jambi. Tugas pokok Inspektorat Provinsi Jambi adalah melaksanakan

pengawasan umum terhadap pelaksanaan urusan pemerintahan umum, pembinaan

sosial politik, pelaksanaan pembangunan dan pembinaan masyarakat dilingkungan

Daerah, yang meliputi bidang pengawasan umum yang dilakukan secara

berkoordinasi dengan Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP). Pemeriksaan

yang dilakukan Inspektorat Provinsi Jambi adalah operational audit/performance

(25)

organisasi secara ekonomis, efisien dan efektif (3E) Komrehensif, dengan tujuan

yang hendak dicapai adalah : (1) Meningkatkan budaya penyelenggaraan manajemen

pemerintahan yang baik (2) Terwujudnya penyelenggaraan sistem keuangan daerah

(3) Terciptanya aparatur yang bersih dan bebas dari KKN (4) Meningkatnya kualitas

hasil pengawasan ( (5) Terwujudnya kemitraan dengan APIP Daerah. Hal ini

menuntut auditor Inspektorat untuk mampu bekerja secara maksimal, namun hal ini

tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhinya.Untuk mewujudkan hal

tersebut, banyak faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja auditor, Namun mengingat

keterbatasan waktu dan biaya dan teori maka peneliti ingin mengetahui bagaimana

pengaruh SDM, Komitmen, Motivasi dan Reward sebagai variabel moderating dapat

mempengaruhi kinerja auditor Inspektorat Provinsi Jambi. Penelitian mengenai

pengaruh Motivasi terhadap kinerja auditor merupakan penelitian di bidang akuntansi

manajemen, dengan hasil penelitian sama yaitu Motivasi berpengaruh terhadap

kinerja auditor, dengan hasil penelitian tersebut memberikan minat peneliti untuk

melakukan penelitian lebih lanjut mengenai Motivasi dengan menambah pengaruh

variabel-variabel lainnya, dan penelitian Mathilda (2008) menggunakan reward

sebagai variabel moderating, dengan hasil penelitian reward tidak mempengaruhi

hubungan antara partisipasi dalam penyusunan angggaran dengan kinerja manajerial.

Dalam hal ini peneliti ingin membuktikan, bagaimana pula pengaruh hubungan

kualitas SDM, Komitmen, dan Motivasi terhadap kinerja auditor Inspektorat Provinsi

(26)

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan, auditor dituntut untuk mampu

melakukan pemeriksaan dan dapat memberikan informasi yang berguna bagi auditan.

Bagaimana pengaruh kualitas SDM, Komitmen, Motivasi terhadap kinerja auditor

dalam melakukan pemeriksaan dan Reward sebagai variabel moderating, sehingga

dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. Apakah ada pengaruh SDM Komitmen dan Motivasi terhadap kinerja auditor

secara parsial dan simultan ?

2. Apakah Reward mempengaruhi terhadap hubungan SDM, Komitmen, Motivasi

dengan kinerja auditor ?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah dikemukakan,

maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk dapat mengetahui pengaruh Sumber Daya Manusia ( SDM ), terhadap

kinerja auditor

2. Untuk mengetahui pengaruh Komitmen terhadap kinerja auditor

3. Untuk mengetahui pengaruh Motivasi terhadap kinerja auditor

4. Untuk mengetahui pengaruh Reward terhadap hubungan Kualitas SDM,

(27)

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain :

1. Untuk peneliti, dapat menambah wawasan mengenai perilaku orang-orang

berprofesi dalam bidang audit.

2. Bagi Pemerintah Daerah khususnya Inspektorat, hasil penelitian ini dapat

dijadikan sebagai bahan pertimbangan mengenai hal-hal yang berkaitan

dengan upaya peningkatan kinerja auditor/pegawai.

3. Hasil penelitian ini diharapkan sebagai masukan bagi auditor pemula dan para

pegawai yang ingin melibatkan/ditugaskan sebagai auditor, serta dapat dijadikan

refrensi bagi para akademisi khususnya peneliti lanjutan untuk melaksanakan

peneliti sejenis atau penelitian di bidang yang sama

1.5. Keaslian Penelitian

Penelitian tentang Pengaruh Kualitas SDM, Komitmen, Motivasi terhadap

kinerja auditor dan Reward, sebagai variabel moderating adalah pertama kali

dilakukan pada Auditor Inspektorat Provinsi Jambi. Penelitian ini merupakan lanjutan

dari penelitian yang dilakukan oleh Handriyani Dwilita (2007) yang meneliti

tentang Pengaruh Motivasi, stress, dan Rekan kerja terhadap Kinerja auditor di

Kantor Akuntan Publik di Kota Medan dan penelitian yang dilakukan oleh Mathilda

Tjandra (2008) tentang Pengaruh Partisipasi dalam penyusunan anggaran terhadap

kinerja Manajemen dengan Reward sebagai Variabel moderating pada Asian Agri

(28)

penelitian serta menguji kembali apa benar motivasi berpengaruh terhadap kinerja

auditor dan ingin pula membuktikan apakah reward sebagai variabel moderating

mempengaruhi hubungan Kualitas Sumber Daya Manusia, Komitmen, Motivasi

terhadap kinerja auditor pada Inspektorat Provinsi Jambi.

(29)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

Auditing adalah proses pengumpulan atas pengevaluasian bahan bukti tentang

informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas ekonomi yang dilakukan oleh

seorang yang kompeten dan independen untuk dapat menentukan dan melaporkan

kesesuaian informasi dimaksud dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan.

Berdasarkan Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004, Pemeriksaan adalah proses

identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi yang dilakukan secara independen,

obyektif, dan profesional berdasarkan standar pemeriksaan, untuk dinilai kebenaran,

kecermatan, kredebilitas dan keandalan informasi mengenai pengelolaan dan

tanggung jawab Keuangan Negara.

Auditor adalah seseorang yang memiliki keahlian dalam menghimpun dan

menafsirkan bukti pemeriksaan (Arens,1994), dapat dibedakan menjadi :

a. Auditor Internal, yaitu auditor yang bekerja pada suatu perusahaan untuk

melakukan audit bagi kepentingan manajemen.

b. Auditor Eksternal, yaitu auditor yang memberikan jasa profesionalnya kepada

pihak ektern diluar perusahaan.

c. Auditor Pemerintahan, yaitu auditor yang bekerja bagi kepentingan pemerintahan

yaitu melaksanakan fungsi sebagai Aparat pengawasan Intern Pemerintah Daerah.

Audit Internal adalah sebuah penilaian yang sitimatis dan obyektif yang dilakukan

(30)

organisasi untuk menentukan apakah informasi keuangan dan operasi telah akurat dan

dapat diandalkan, resiko yang dihadapi, aturan sudah diikuti dan kriteria yang

memuaskan serta sumber daya digunakan secara efisien dan ekonomis sesuai tujuan

organisasi. Pada dasarnya pemeriksaan intern diarahkan untuk membantu seluruh

anggota pimpinan, agar mereka dapat melaksanakan kewajiban-kewajibannya dalam

mencapai tujuan organisasi secara hemat, efisien dan efektif. Bantuan tersebut

disampaikan kepada para anggota pimpinan dengan berbagai analisis, penilaian,

kesimpulan dan konsultasi yang dilakukan. Kegiatan-kegiatan pemeriksa intern

sebagai berikut (Akmal :2007) :

a. Menilai ketepatan dan kecukupan pengendalian manajemen.

b. Mengidentifikasi dan mengukur resiko.

c. Menentukan tingkat ketaatan terhadap kebijaksanaan rencana, prosedur, peraturan

dan perundang-undangan.

d. Memastikan pertanggung jawaban dan perlindungan terhadap aktiva.

e. Menetukan tingkat keandalan data/informasi.

f. Menilai apakah penggunaan sumber daya sudah ekonomis dan efisien serta

apakah tujuan organisasi sudah tercapai.

g. Mencegah dan mendeteksi kecurangan.

h. Memberikan jasa.

Internal kontrol adalah suatu upaya dalam rangka meningkatkan dan mengoptimalkan

sumber daya yang dimiliki organisasi, yang dilaksanakan pihak manajemen. Dengan

(31)

pendayagunaan sumber daya yang dimiliki organisasi yang diharapkan dapat

mengefektifkan sumber daya dan memberikan saran kepada manajemen untuk

perbaikan tata kelola yang baik (good governance). Prinsip-prinsip Pemerintahan

yang bersih (good governance) ditandai dengan tiga pilar utama yang merupakan

elemen dasar yang saling berkaitan (Prayogo,2001). Ketiga elemen dasar tersebut

adalah partisipasi, transparansi dan akuntabilitas. Partisipasi adalah membuka pintu

yang seluas-luasnya agar semua pihak yang terkait dalam pemerintahan dapat

berperan serta atau berpatisipasi secara aktif, Transparansi adalah jalannya

pemerintahan harus diselenggarakan secara transparan dan pelaksanaannya harus

dapat dipertanggungjawabkan, sedangkan Akuntabilitas dalam bahasa akuntansi

adalah kemampuan memberikan pertanggung jawaban yang merupakan dasar dari

pelaporan keuangan (Wilopo,2001). Menurut Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004

tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Pertanggung jawaban Keuangan Negara dan

Standar Audit Pemerintahan (SAP), jenis-jenis pemeriksaan adalah sebagai berikut :

(1) Pemeriksaan Keuangan. (2) Pemeriksaan Kinerja (3) Pemeriksaan dengan tujuan

tertentu/penugasan tertentu. Kinerja adalah kesediaan seseorang atau kelompok

orang untuk melakukan sesuatu kegiatan dan menyempurnakannya sesuai

dengan tanggung jawabnya dengan hasil seperti yang diharapkan. Jika dikaitkan

dengan perfomance sebagai kata benda (noun), dimana salah satu entrynya adalah

hasil kerja yang dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu

perusahaan sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam

(32)

bertentangan dengan moral atau etika. Kinerja yang baik bagi suatu organisasi

dicapai ketika administrasi dan penyediaan jasa oleh organisasi yang bersangkutan

dilakukan pada tingkat ekonomis, efisien dan efektif. Berdasarkaan pengertian di atas,

penulis menarik kesimpulan bahwa kinerja merupakan kualitas dan kuantitas dari

suatu hasil kerja (output) individu maupun kelompok dalam suatu aktifitas tertentu

yang diakibatkan oleh kemampuan alami atau kemampuan yang diperoleh dari proses

belajar serta keinginan untuk berprestasi lebih baik.

2.2. Pengertian SDM, Komitmen, Motivasi, reward dan kinerja

2.2.1. Sumber Daya Manusia (SDM)

Sumber Daya Manusia adalah kesatuan tenaga manusia yang ada dalam

organisasi dan bukan sekedar penjumlahan karyawan-karyawan yang ada. Dalam

penelitian ini dilihat dari kualitas SDM yang dimiliki dan bagaimana untuk

meningkatkannya, serta sejauh mana SDM tersebut mendapatkan pelatihan

keterampilan.. Menurut Wiley (2002, 3) mendefinisikan bahwa ”Sumber daya

manusia merupakan pilar peyangga utama sekaligus pengerak roda organisasi dalam

usaha mewujudkan visi dan misi serta tujuan dari organisasi tersebut”. Sumber daya

manusia merupakan elemen organisasi yang sangat penting, karenanya harus

dipastikan sumber daya manusia ini harus dikelola sebaik mungkin akan mampu

(33)

2.2.2. Komitmen

Komitmen organisasi merupakan keyakinan dan dukungan yang kuat terhadap

nilai dan sasaran (goal) yang ingin dicapai organisasi (Mowday et al, 1979 dalam

Darma, 2004). Menurut (Herris B. Simanjuntak, 2005 :1) komitmen adalah

kesanggupan untuk bertanggungjawab terhadap hal-hal yang dipercayakan kepada

seseorang, komitmen tidak ada hubungannya sama sekali dengan bakat, kepintaran

atau talenta. Dengan komitmen yang kuat akan memungkinkan seseorang bisa

mengelurkan sumber daya fisik, mental dan spiritual tambahan yang bisa diperoleh,

sebaliknya tanpa komitmen maka pekerjaan-pekerjaan besar akan sulit terlaksana.

2.2.3. Motivasi

Motivasi adalah adanya tuntutan atau dorongan terhadap pemenuhan

kebutuan individu dan tuntutan atau dorongan yang berasal dari lingkungan,

kemudian diimplementasikan dalam bentuk prilaku. Menurut Manahan (2004) dalam

Ensiklopedia Administrasi Motivasi adalah dorongan mental terhadap perorangan

atau orang-orang sebagai anggota kelompok dalam menanggapi suatu peristiwa

dalam masyarakat. Jewel dan Marc (1998), Motivasi mengacu kepada jumlah

kekuatan yang menghasilkan, mengarahkan dan mempertahankan usaha dalam

(34)

2.2.4. Reward

Menurut Mulyadi, 2001 Sistem penghargaan berbasis kinerja merupakan satu

alat pengendalian penting yang digunakan oleh perusahaan untuk memotivasi

personil agar mencapai tujuan perusahaan dengan prilaku sesuai dengan

yang diharapkan perusahaan. Penerapan sistem penghargaan berbasis kinerja

dilakukan melalui empat langkah yaitu : (1) Penetapan asumsi tentang lingkungan

bisnis yang dimasuki (2) Penetapan faktor penentu keberhasilan perusahaan (3)

Penetapan ukuran kinerja berbasis faktor keberhasilan perusahaan (4) Penetapan

sitem penghargaan berbasis kinerja. Dengan pemberian Reward yang telah ditetapkan

organisasi, bagaimana dukungan seseorang dalam menghadapi pekerjaan Masalah ini

akan melihat bagaimana dampak pemberian insentif kepada seseorang sesuai dengan

yang ditetapkan organisasi, dan bagaimana dampak pemberian reward yang telah

ditetapkan organisasi, memperkuat atau memperlemah.

2.2.5. Kinerja

Berdasarkan Keputusan Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia

Nomor 239/IX/6/8/2003, Kinerja merupakan gambaran mengenai sejauh mana

keberhasilan/ kegagalan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi suatu instansi. Kinerja

Instansi Pemerintah adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian sasaran ataupun

tujuan instansi pemerintah yang mengidentifikasikan tingkat keberhasilan dan

kegagalan pelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang

ditetapkan. (LAN,2003:3).Pengaruh dari kinerja auditor antara lain ketepatan waktu

(35)

auditortampilan keadaan secara utuh atas perusahaan selama periode tertentu dan

efisiensi sumber daya yang ada, termasuk dalam penggunaan system informasi.

Menurut Helfert, 1996, Kinerja adalah suatu tampilan keadaan secara utuh atas

perusahaan selama periode tertentu, merupakan hasil atau prestasi yang dipengaruhi

oleh kegiatan operasional perusanaan dalam memanfaatkan sumber-sumber daya

yang dimiliki. Tujuan utama dari penilaian kinerja adalah untuk memotivasi personal

dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam memenuhi standar perilaku yang telah

ditetapkan sebelumnya, sehingga membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan

perusahaan. Kinerja akan dapat dilaksanakan apabila telah dibuatkan perencanaan

yang baik, sehingga hasil yang dicapai sesuai dengan yang diharapkan berdasarkan

kondisi dan kemampuan masing-masing instansi, sedangkan perencanaan kinerja

menurut LAN (2003:4) merupakan proses penetapan kegiatan tahunan dan indikator

kinerja berdasarkan program. Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang

penting dalam perusanaan. Selain untuk menilai keberhasilan perusanaan, pihak

manajemen juga dapat menggunakan kinerja untuk mengevaluasi pada periode yang

lalu sebagai langkah untuk periode yang akan datang. Menurut Mulyadi, 2001,

Penilaian Kinerja dapat dimanfaatkan oleh manajemen untuk :

a. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui pemotivasian

karyawan secara maksimum.

b. Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawannya

(36)

c. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan dan untuk

menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan karyawan.

d. Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan mereka

menilai kinerja mereka.

e. Menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan.

Terlalu sering manajer tidak mengetahui betapa buruknya kinerja telah merosot

sehingga perusahaan / instansi menghadapi krisis yang serius. Kesan - kesan buruk

organisasi yang mendalam berakibat dan mengabaikan tanda- tanda peringatan

adanya kinerja yang merosot.

Ambar (2003 : 223) “Kinerja seseorang merupakan kombinasi dari

kemampuan, usaha dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya”. Hasibuan

(2001:34) mengemukakan “kinerja (prestasi kerja) adalah suatu hasil kerja yang

dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas tugas yang dibebankan kepadanya yang

didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu”.

John (1997 : 104) “Kinerja adalah pelaksanaan fungsi-fungsi yang dituntut

dari seseorang, kinerja adalah suatu perbuatan, suatu prestasi, suatu pameran umum

ketrampilan”. Barry (2002 : 1998) “Kinerja adalah menilai bagaimana seseorang telah

bekerja dibandingkan dengan target yang telah ditentukan”.

Veizal ( 2004 : 309) mengemukakan kinerja adalah : “ merupakan perilaku

yang nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh

(37)

Robert dan John Terjamahaan Jimmy dan Bayu (2001 : 78), “menyatakan

bahwa kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan

karyawan”.

John dalam Coaching for Perfomance (1997 : 104) “kinerja adalah

pelaksanaan fungsi-fungsi yang dituntut dari seorang atau suatu perbuatan, suatu

prestasi, suatu pameran umum keterampilan”. Kinerja merupakan suatu kondisi yang

harus diketahui dan dikonfirmasikan kepada pihak tertentu untuk mengetahui tingkat

pencapaian hasil suatu instansi dihubungkan dengan visi yang diemban suatu

organisasi atau perusahaan serta mengetahui dampak positif dan negative dari suatu

kebijakan operasional.

Mink (1993 : 76) mengemukakan pendapatnya bahwa individu yang memiliki

kinerja yang tinggi memiliki beberapa karakteristik, yaitu diantaranya: (a)

berorientasi pada prestasi, (b) memiliki percaya diri, (c) berperngendalian diri, (d)

kompetensi.

Robert dan John (2001 : 82) faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja

individu tenaga kerja, adalah Kemampuan mereka, Motivasi, Dukungan yang

diterima, Keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan, dan Hubungan mereka dengan

organisasi.

Berdasarkan Keputusan Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia

Nomor 239/IX/6/8/2003, Kinerja merupakan gambaran mengenai sejauh mana

keberhasilan/ kegagalan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi suatu instansi. Kinerja

(38)

tujuan instansi pemerintah yang mengidentifikasikan tingkat keberhasilan dan

kegagalan pelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang

ditetapkan. (LAN,2003:3)

Penilaian kinerja (performance appraisal) pada dasarnya merupakan faktor

kunci guna mengembangkan suatu organisasi secara efektif dan efisien, karena

adanya kebijakan atau program yang lebih baik atas sumber daya manusia yang ada

dalam organisasi. Penilaian kinerja individu sangat bermanfaat bagi dinamika

pertumbuhan organisasi secara keseluruhan, melalui penilaian tersebut maka dapat

diketahui kondisi sebenarnya tentang bagaimana kinerja karyawan.

Bernardin dan Russel ( 1993 : 379 ) “ A way of measuring the contribution of

individuals to their organization “. Penilaian kinerja adalah cara mengukur

konstribusi individu ( karyawan) kepada organisasi tempat mereka bekerja.

Cascio ( 1992 : 267 ) “penilaian kinerja adalah sebuah gambaran atau

deskripsi yang sistematis tentang kekuatan dan kelemahan yang terkait dari seseorang

atau suatu kelompok”.

Wahyudi ( 2002 : 101 ) “penilaian kinerja adalah suatu evaluasi yang

dilakukan secara periodik dan sistematis tentang prestasi kerja / jabatan seorang

tenaga kerja, termasuk potensi pengembangannya”.

Simamora ( 338 : 2004 ) “ penilaian kinerja adalah proses yang dipakai oleh

(39)

Alwi ( 2001 : 187 ) secara teoritis tujuan penilaian dikategorikan sebagai suatu

yang bersifat evaluation dan development yang bersifat efaluation harus

menyelesaikan : 1) Hasil penilaian digunakan sebagai dasar pemberian kompensasi 2)

Hasil penilaian digunakan sebagai staffing decision 3) Hasil penilaian digunakan

sebagai dasar meengevaluasi sistem seleksi Sedangkan yang bersifat development

penilai harus menyelesaikan : 1) Prestasi riil yang dicapai individu 2) Kelemahan-

kelemahan individu yang menghambat kinerja 3) Prestasi- pestasi yang

dikembangkan.

2.3. Review Penelitian Terdahulu

Hasil studi empiris yang dilakukan peneliti mengenai Pengaruh terhadap

kinerja auditor adalah Handriyani Dwilita (2007) tentang Pengaruh Motivasi, Stres

Kerja dan Rekan pada Kantor Akuntan Publik Kota Medan, dengan hasil : Motivasi

dan Stress kerja berpengaruh tehadap kinerja auditor, dan menjadi pedoman dalam

penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut ini :

Tabel 2.1 Review Penelitian Terdahulu

No Nama Judul Penelitian Variabel

Penelitian Hasil penelitian

1 Mathilda Tjandra

(2008)

Partisipasi dalam pe nyusunan

anggaran berpengaruh dan

Reward tidak mempe ngaruhi

hubungan antara partisipasi

dalam penyusunan anggaran

(40)

2 Handriyani Dwilita

(2007)

Analisis pengaruh

Motivasi, stress, dan

Rekan kerja terhadap

Kinerja Auditor di Kantor

Akuntan Publik di Kota

Medan

Motivasi, Stres

kerja dan Rekan

Kerja

Motivasi dan stress kerja

berpengaruh terhadap kinerja

karyawan PT CF Handra

super store metro.

Stres

kerja,motivasi

kerja kinerja

karyawan

Stres kerja dan moti vasi kerja

berpenga ruh terhadap

6 Arfin (2005) Pengaruh Motivasi dan

kemampuan kerja terha

dap Kiner ja dan kepuas

an kerja karyawan PT Satu

Nusa Persada Batam

kinerja dan ke puasan kerja

signifi kan, sedangkan ke

mampuan kerja ada satu factor

yang tidak signifikan.

7 Rakhmad Bahagia

(41)

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

3.1. Kerangka Penelitian dan Konseptual

Berdasarkan landasan teori dan masalah penelitian, maka penulis

mengembangkan kerangka penelitian yang diuji secara simultan dan parsial

sebagaimana terlihat pada gambar 3.1 dan Reward sebagai variabel moderating dapat

dilihat pada gamnbar 3.2

Variabel Independen Variabel Dependen

H1

SDM (X1)

Motivasi (X3)

Kinerja Auditor Komitmen (X2 )

(42)

Variabel Independen Variabel Dependen

SDM (X1)

Gambar 3.2. Reward sebagai Variabel Moderating terhadap hubungan antara Sumber Daya Manusia , Komitmen, Motivasi dengan kinerja auditor

Pada dasarnya setiap manusia dilahirkan dalam keaadan suci dan bersih, dan setiap

manusia itu ingin berbuat baik, baik untuk dirinya, diri orang lain maupun pada

lingkungannya. Namun dalam proses hidup dan kehidupan pembentukan perilaku

seseorang dipengaruhi oleh faktor diri sendiri (internal) dan faktor lingkungan

(eksternal), ada yang berperilaku baik dan ada yang buruk, ada yang rendah hati

dan ada yang tinggi hati, ada yang introvert dan ada yang ekstrovert. Begitu

juga dalam melakukan pekerjaan, ada yang malas dan ada yang rajin, ada yang

produktif dan ada yang tidak produktif bahkan ada yang senang dengan tantangan

pekerjaan dan ada yang berusaha manjauhi tantangan pekerjaan, serta ada yang

berambisi untuk kepentingan pribadi yang kuat dan ada juga yang lemah, Begitulah

keragaman perilaku manusia dikalangan organisasi khususnya dan kalangan

masyarakat pada umumnya. Sumber Daya Manusia adalah kesatuan tenaga manusia

yang ada dalam organisasi dan bukan sekedar penjumlahan karyawan-karyawan Reward ( X4)

H2

Komitmen (X2) Kinerja Auditor

(43)

yang ada. Dalam penelitian ini dilihat dari kualitas SDM yang dimiliki dan

bagaimana untuk meningkatkannya, serta sejauh mana SDM tersebut mendapatkan

pelatihan keterampilan. Dengan Komitmen yang kuat memungkinkan seseorang bias

mengeluarkan sumber daya fisik, mental, dan spiritual tambahan yang dapat

diperoleh. Masalah ini dilihat dari Rasa memiliki, kebanggaan, dan pengabdiannya

serta bagaimana tanggung jawab seseorang bila organisasi menghadapi suatu

masalah. Dorongan mental terhadap perorangan atau orang-orang sebagai anggota

kelompok dalam menanggapi suatu peristiwa dan dorongan yang berasal dari

lingkungan, kemudian diimplementasikan dalam bentuk prilaku, adalah merupakan

suatu motivasi. Masalah ini menguji sampai dimana kemauan seseorang untuk dapat

meningkatkan kinerja. Dengan pemberian Reward yang telah ditetapkan organisasi,

bagaimana dukungan seseorang dalam menghadapi pekerjaan. Masalah ini akan

melihat bagaimana dampak pemberian insentif kepada seseorang sesuai dengan yang

ditetapkan organisasi, dan bagaimana dampak pemberian reward yang telah

ditetapkan organisasi, memperkuat atau memperlemah.

3.2. Sumber Daya Manusia

Bagaimanapun canggihnya alat-alat yang dimiliki suatu perusahaan, tidak

akan ada manfaatnya bagi perusahaan tersebut jika peranan aktif karyawan tidak

diikut sertakan. ’Sumber Daya Manusia adalah kesatuan tenaga manusia yang ada

dalam organisasi dan bukan sekedar penjumlahan karyawan-karyawan yang ada

(44)

merupakan bagian yang saling berkaitan satu dengan lainnya dan berfungsi untuk

mencapai tujuan organisasi.

3.3. Komitmen

Komitmen sama sekali tidak ada hubungannya dengan bakat,

kepintaran atau talenta. Dengan Komitmen yang kuat memungkinkan seseorang bias

mengeluarkan sumber daya fisik, mental, dan spiritual tambahan yang dapat

diperoleh. Masalah ini dilihat dari Rasa memiliki, kebanggaan, dan pengabdiannya

serta bagaimana tanggung jawab seseorang bila organisasi menghadapi suatu

masalah.. Masalah ini menguji sampai dimana kemauan seseorang untuk dapat

meningkatkan kinerja.

3.4. Motivasi

Dorongan mental terhadap perorangan atau orang-orang sebagai anggota

kelompok dalam menanggapi suatu peristiwa dan dorongan yang berasal dari

lingkungan, kemudian diimplementasikan dalam bentuk prilaku, adalah merupakan

(45)

3.5. Reward

Berbagai penghargaan yang diberikan kepada personil yang berhasil

meningkatkan keuntungan perusahaan adalah merupakan suport yang sangat

mendukung dalam rangka memotivasi pelaksanaan pekerjaan. Pada umumnya

penghargaan dapat digolongkan pada dua kelompok yaitu penghargaan intrisik dan

penghargaan ekstrinsik. Penghargaan intrisik adalah berupa rasa puas diri yang

diperoleh seseorang yang telah berhasil menyelesaikan pekerjaannya dengan baik dan

telah mencapai sasaran tertentu. Sedangkan Penghargaan ekstrisik adalah berupa rasa

puas orang lain yang diperoleh dari seseorang yang telah menyelesaikan pekerjaan

dengan baik dan telah mencapai sasaran tertentu.

3.6. Kinerja Auditor

Manfaat Penilaian Kinerja merupakan Kontribusi hasil-hasil penilaian

merupakan suatu yang sangat bermanfaat bagi perencanaan kebijakan organisasi

adapun secara terperinci penilaian kinerja bagi organisasi adalah :

1. Penyesuaian-penyesuaian kompensasi

2. Perbaikan kinerja

3. Kebutuhan latihan dan pengembangan

4. Pengambilan keputusan dalam hal penempatan promosi, mutasi, pemecatan,

pemberhentian dan perencanaan tenaga kerja.

5. Untuk kepentingan penelitian pegawai

(46)

Kinerja Inspektorat menurut Pedoman Operasional Pemeriksaan berdasarkan:

a. Dalam melaksanakan tugas pengawasan berdasarkan Program Kerja Pengawasan

Tahunan (PKPT).

b. Setiap melakukan tugas pengawasan setiap tim membuat Program Kerja

Pemeriksaan (PKP).

c. Dalam melaksanakan penugasan setiap tim membuat Program Pemeriksaan Tim

(P2T).

d. Dalam setiap penugasan diperintahkan oleh Inspektur dengan Surat Perintah Tugas

(SPT).

e. Dalam setiap tugas kewajiban seorang pemeriksa membuat Kertas Kerja

Pemeriksaan (PKP).

f. Dalam penugasan kepada Audite Tim membuat Naskah Hasil Pemeriksaan (NHP).

g. Setiap melaksanakan tugas wajib dibuat Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP).

Kinerja yang baik bagi suatu organisasi dicapai ketika administrasi dan penyediaan

jasa oleh organisasi yang bersangkutan dilakukan pada tingkat ekonomis, efisien dan

efektif serta dapat dipertanggung jawabkan baik secara administrasi maupun secara

pisik sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan dan ketentuan peraturan dan

(47)

3.7. Hipotesis

Berdasarkan uraian diatas dan hasil-hasil penelitian sebelumnya, maka dapat

diduga hipotesis penelitian sebagai berikut :

1. Sumber Daya Manusia, Komitmen, Motivasi, dan Reward berpengaruh terhadap

kinerja auditor

2. Reward berpengaruh terhadap hubungan antara Sumner Daya Manusia, Komitmen

(48)

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian Kausal yaitu penelitian yang bertujuan

untuk mengukur hubungan antara variabel atau untuk menganalisis bagaimana

pengaruh suatu variable terhadap variabel lainnya (Umar,2003), dan mengetahui

bagaimana pengaruh reward terhadap hubungan antara SDM, Komitmen, Motivasi,

dengan kinerja auditor, dengan menggunakan metode sensus.

4.2. Lokasi dan waktu penelitian

Penelitian dilakukan di Provinsi Jambi pada Kantor Inspektorat Provinsi Jambi,

Jalan Jenderal MT. Haryono Nomor 2 Telanaipura Jambi dari tanggal 17 Desember

2008 sampai dengan tanggal 31 Desember 2008.

4.3. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah orang yaitu para auditor dan para

Pejabat/Pegawai Inspektorat Provinsi Jambi yang menjalankan/melakukan proses

pemeriksaan serta pegawai mantan auditor yang berjumlah 50 Orang, dan langsung

menjadi sampel penelitian dengan memakai metode sensus. menurut Ghozali dan

Ikhsan (2006) metode sensus merupakan pengumpulan data primer yang diperoleh

(49)

menjadi data penelitian maka disebut jenis penelitian sensus (Erlina dan

Mulyani,2007), dan sensus digunakan jika elemen populasi relatif sedikit dan bersifat

heterogen.

4.4. Metode Pengumpulan data

Penelitian ini dilakukan dengan dilakukan dengan menggunakan data primer

dengan metode sensus yang diperoleh melalui penyebaran kuesioner kepada auditor,

yang berisikan berbagai pernyataan yang berkaitan dengan variabel-variabel yang

diteliti dan diperoleh melalui studi dokumenter terhadap hal-hal yang berkaitan

dengan subyek penelitian. Jenis kuesioner yang digunakan adalah kuesioner

langsung, yaitu daftar pertanyaan dikirim atau diserahkan langsung kepada

orang yang ingin dimintai pendapat, keyakinannya atau diminta menceritakan

tentang dirinya sendiri (Hadi :2000). Kuesioner penelitian diantar langsung ke Kantor

Inspektorat Provinsi Jambi yang menjadi subyek penelitian, dan diberi waktu

tenggang selama dua minggu (lima belas hari kalender). Setelah dua minggu

kuesioner tersebut diambil kembali oleh peneliti, jika dalam waktu dua minggu

tersebut kuesioner tersebut belum diserahkan, maka kuesioner dikategorikan tidak

(50)

4.5. Variabel Penelitian

4.5.1. Klasifikasi Variabel

Berdasarkan perumusan masalah, uraian teoritis dan hipotesis, maka variabel-

variabel dalam penelitian ini dapat di klasifikasikan sebagai berikut :

a. Variabel bebas (Independen Variabel) terdiri dari 1) Sumber Daya Manusia (X1),

2) Komitmen (X2), 3) Motivasi (X3), dan Reward (X4) sebagai variabel

Moderating adalah untuk mengetahui apakah memperkuat atau memperlemah

hubungan antara SDM, Komitmen dan Motivasi dengan Kinerja Auditor.

b. Variabel Terikat (Dependen Variabel) yaitu Kinerja Auditor (Y)

4.5.2. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Untuk memudahkan pelaksanaan penelitian, maka diperlukan definisi dan

pengukuran variabel yang akan diteliti sebagai dasar dalam penyusunan kuesioner

penelitian, yaitu :

1. Sumber Daya Manusia(X1)

Kualitas Sumber Daya Manusia adalah kemampuan dari Auditor yang

menjalankan proses pemeriksaan yang dilihat dari Kemahiran seseorang, latar

belakang pendidikan, persyaratan yang harus diikuti untuk dapat menjalankan proses

pemeriksaan, pelatihan-pelatihan, masalah professional dan sosialisasi peraturan

yang mengalami perubahan. Setiap responden diminta menjawab 5 butir pertanyaan

yang mengukur Kemahiran, kreativitas dalam melakukan pekerjaan, kemampuan

individu yang dinilai dalam melaksanakan pekerjaan. Variabel ini diukur dengan

(51)

yang diajukan skor 1 ( STS = Sangat Tidak Setuju), Skor 2 (TS=Tidak Setuju), skor

3 (RR=Ragu-ragu), skor 4 (S=Setuju) dan Skor 5 (SS=Sangat Setuju).

2. Komitmen (X2)

Dengan komitmen yang kuat memungkinkan seseorang bias mengeluarkan

sumber daya fisik, mental dan spiritual tambahan yang dapat diperoleh, sebaliknya

tanpa komitmen maka pekerjaan-pekerjaan besar akan sulit dilaksanakan. Kuesioner

ini dikembangkan oleh Ganesan, Shankar dan Barton A. Weitz (1996), The Impacct

of Staffing Policies on Retail Buyer Job Attitudes and Behavior, “ Journal of

Retailing, 72 (1), 31-56. Setiap responden diminta menjawab 5 butir pertanyaan yang

mengukur rasa memiliki organisasi, kebanggaannya yang terlibat dalam organisasi

tersebut, kesenangannya berkarir dan arti organisasi serta hal-hal yang

membanggakannya terhadap organisasi. Variabel ini diukur dengan menggunakan

skala Interval dengan mengukur sikap terhadap pertanyaan yang diajukan skor 1

(STS = Sangat Tidak Setuju), Skor 2 (TS=Tidak Setuju), skor 3 (RR=Ragu-ragu),

skor 4 (S=Setuju) dan Skor 5 (SS=Sangat Setuju).

3. Motivasi (X3)

Motivasi dalam penelitian ini diartikan sebagai dorongan terhadap auditor agar

berprilaku sesuai dengan yang diinginkan organisasi terhadap perorangan atau

orang-orang sebagai anggota kelompok dalam menanggapi suatu peristiwa dalam

masyarakat. Kuesioner ini dikembanganoleh Ganesan, Shankar dan Barton A. Weitz

(1996), The Impacct of Staffing Policies on Retail Buyer Job Attitudes and Behavior,

(52)

pertanyaan yang mengukur kesungguhan dalam pekerjaan, keinginan untuk memberi

kesempatan belajar sesuatu yang berbeda dan baru, kesukaan dalam pekerjaan yang

menantang dan sukar, menyukai pekerjaan dibawah tekanan dan batas waktu.

Variabel ini diukur dengan menggunakan skala Interval yaitu dengan mengukur sikap

terhadap pertanyaan yang diajukan skor 1( STS = Sangat Tidak Setuju), Skor 2

(TS=Tidak Setuju), skor 3 (RR=Ragu-ragu), skor 4 (S=Setuju) dan Skor 5

(SS=Sangat Setuju).

4. Reward (X4)

Reward merupakan kompensasi yang diberikan perusahaan terhadap personil

sesuai dengan penilaian kinerja yang bersangkutan untuk meningkatkan motivasi

karyawan bekerja. Teknik pengumpulan data ini dikembangkan oleh

Mitchell,Vance F dan Pravin Moudgil (1976:334-349), “Organizational Behavior and

Human Perfirmance, dalam buku Mas’ud (2004:264-265). Variable ini meminta

responden untuk menjawab lima butir pertanyaan yang mengukur kepuasan kerja,

harga diri, pengembangan kreatifitas, penghargaaan rekan kerja dan

pengakuan dalam mencapai kesuksesan serta penghargaan yang diberikan oleh atasan

bila seseorang sukses dalam melaksanakan tugas. Dalam penelitian ini akan diuji

apakah reward berpengaruh hubungan antara SDM, Komitmen dan Motivasi dengan

Kinerja Auditor dan membuktikan juga apakah reward dapat menjadi variabel

moderating. Reward sebagai variabel moderating ini diukur dengan menggunakan

(53)

yang diajukan dengan skor 1 (TS = Sangat Tidak Setuju), Skor 2 (TS=Tidak Setuju),

skor 3 (RR=Ragu-ragu), skor 4 (S=Setuju) dan Skor 5 (SS=Sangat Setuju).

5. Kinerja Auditor (Y)

Kinerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh seorang dalam organisasi/

perusahaan sesuai dengan wewenang dan tanggungjawab dalam mencapai tujuan

organisasi. Kinerja auditor merupakan Dependen variable yaitu menilai

keberhasilan seorang auditor menjalankan proses pemeriksaan yang dinilai dari hasil

pemeriksaan sesuai dengan yang diharapkan dan berkaitan dengan masalah Ketepatan

waktu, pemberian rekomendasi, kriteria dan standar-standar yang ditetapkan Setiap

responden diminta menjawab 5 butir pertanyaan yang mengukur Persiapan pekerjaan

Pelaksanaan dan Persiapan pembuatan laporan, ketepatan menyelesaikan laporan

ketepatan waktu penyelesaian laporan, serta sanksi keterlambatan pembuatan laporan.

Variabel ini diukur dengan menggunakan skala Interval dengan mengukur sikap

terhadap pertanyaan yang diajukan skor 1 ( STS = Sangat Tidak Setuju), Skor 2

(TS=Tidak Setuju), skor 3 (RR=Ragu-ragu), skor 4 (S=Setuju) dan Skor 5

(SS=Sangat Setuju). Berikut ini Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel dapat

(54)

Tabel 4.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Pengukuran Variabel Skala Penelitian

Responden dari Auditor, yang

mengukur sikap dengan mengatakan

skor 1 (STS=sangat tidak setuju), skor

2 (TS=tidak setuju) skor 3

( RR=Ragu-ragu), skor 4 (S=setuju),

dan skor 5 (SS=sangat setuju)

Interval

Pengukuran Variabel Skala Penelitian melaksankan tugas yang diberikan. yaitu mengukur sikap dengan me ngatakan skor 1 (STS=sangat tidak setuju), skor 2 (TS=tidak setuju) skor 3 ( RR=Ragu-ragu), skor 4 (S=setuju), dan skor 5 (SS=sangat setuju)

Alasan atau kemauan melaksana kan tugas sesuai kemampuannya. Variabel ini diukur dengan sikap yang mengatakan skor 1 (STS=sangat tidak setuju), skor 2 (TS=tidak setuju) skor 3 ( RR=Ragu-ragu), skor 4 (S=setuju), dan skor 5 (SS=sangat setuju)

(55)

Motivasi Sampai dimana moti vasi mereka untuk me laksanakan tugas lebih baik.

Dorongan mental terhadap perorangan atau orang-orang sebagai anggota kelompok dalam menghadapi suatu pekerjaan. yaitu mengukur sikap de ngan mengatakan skor 1 (STS=sangat tidak setuju), skor 2 (TS=tidak setuju) skor 3 ( RR=Ragu-ragu), skor 4 (S=setuju), dan skor 5 (SS=sangat setuju)

Diukur berdasarkan persepsi mereka ten tang kemampuannya melaksa nakan tugas yang diberi kan.Variabel ini mengukur sikap dengan

mengatakan skor 5 (SS=sangat setuju), skor 4 (S=setuju), skor 3 (RR= Ragu-ragu), skor 2 (TS=tidak setuju) dan skor 1 (STS= sangat tidak setuju).

Interval

Lanjutan Tabel 4.1

4.5.3 Intrumen Penelitian

Pengukuran variabel yang dilakukan dalam penelitian ini merupakan adopsi

dari peneliti-peneliti sebelumnya yang disesuaikan dengan lokasi penelitian dan

obyek yang diteliti, ukuran Interval terhadap variabel SDM, dan Komitmen yang

digunakan oleh Azhar (2006), yang meneliti tentang factor-faktor yang

mempengaruhi keberhasilan penerapan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 pada

Pemda Kota Banda Aceh. Ukuran Interval terhadap variabel Motivasi yang

digunakan oleh Dwilita (2007) yang meneliti tentang Analisis pengaruh Motivasi,

Stress dan rekan kerja terhadap kinerja auditor di Kantor Akuntan Publik di Kota

Medan. Variabel Reward dengan ukuran Interval yang digunakan oleh Tjandra (2008)

yang meneliti tentang Pengaruh Partisipasi dalam penyusunan Anggaran terhadap

Kinerja Manajerial dengan Rewar sebagai variabel moderating pada PT Asian Agri

(56)

4.6. Model dan Teknik Analisa Data

Dalam Penelitian ini Model dan Teknik Analisa data menggunakan

pendekatan

regresi linnier berganda. Sebelum menganalisis regresi berganda terlebih

dahulu dilakukan uji kualitas instrumen penelitian, uji normalitas data dan uji

asumsi klasik, yang diolah menggunakan sofware SPSS (Statistical Package for

Social Scienci) versi 16.0. Berdasarkan hipotesis yang diajukan, maka model analisa

regresi linier berganda dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

Model satu :

Y = 0 + 1X1+ 2X2+ 3X3+ e

dimana :

Y = Kinerja Auditor

0 = Konstanta

1, 2, 3 = Koefisien regresi

X1 = Kualitas SDM

X2 = Komitmen

X3 = Motivasi

e = Error

Model dua :

Tahap I : Y = 0 + 1X1+ 2X2+ 3X3+ e

Tahap II : Y = 0 + 1X1+ 2X2+ 3X3+ 4X4 + e

(57)

Dimana :

Y = Kinerja Auditor

0 = Konstanta

1, 2, 3 = Koefisien regresi

X1 = Kualitas SDM

X2 = Komitmen

X3 = Motivasi

X1-X4 = Interaksi antara X1 dan X4

X2-X4 = Interaksi antara X2 dan X4

X3-X4 = Interaksi antara X3 dan X4

e = Error

4.7 Uji Kualitas Data

4.7.1 Uji Reliabilitas dan Validitas Data

Uji Kualitas data yaitu untuk menguji instrument yang dievaluasi melalui uji

reabilitas dan validitas yang bertujuan untuk mengetahui konssistensi dan akurasi

data yang dikumpulkan. Pengujian reliabilitas dilakukan untuk menguji kestabilan

dan konsistensi instrumen dalam mengukur konsep. Selain itu pengujian reliabilitas

dilakukan untuk membantu menetapkan kesesuaian pengukuran. Pengujian

reliabilitas setiap variabel dilakukan dengan teknik Cronbach alpha. Teknik ini

merupakan pengujian reliabilitas inter item, yaitu menggunakan item-item pertanyaan

yang berskala multipoint (Sekaran, 1992). Suatu instrumen dikatakan reliable jika

(58)

dilakukan dengan melihat nilai r hitung yang dibandingkan dengan nilai r tabel, jika r

hitung lebih besar dari r tabel, maka item-item pertanyaan yang terdapat pada

masing-masing variabel tersebut dinyatakan valid.

4.8 Pengujian Asumsi Klasik

Sebelum melangkah pada Pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis

regresi berganda, maka dilakukan pengujian asumsi klasik yang terdiri dari

pengujian Normalitas, heteroskedastisitas, linieritas, dan multikolinieritas.

4.8.1 Pengujian Normalitas

Setelah data diuji dengan reliabilitas dan validitas, maka data tersebut diuji

normalitasnya, yaitu untuk menentukan alat statistik yang digunakan, jika data yang

diperoleh terdistribusi normal dan variansinya sama, maka pengujian hipotesis

dilakukan dengan alat statistik parametrik, jika data yang diperoleh tidak terdistribusi

normal dan atau variansinya tidak sama, maka pengujian hipotesis dilakukan dengan

alat statistik non parametrik. Pengujian normalitas data dilakukan dengan melihat

grafik penyebaran data dan uji Kolmorov-Smirnov (Uji K-S). Jika tingkat

signifikansinya lebih besar dari 0,05, maka data tersebut terdistribusi normal.

4.8.2 Uji Heteroskedastisitas

Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi

terjadi ketidaksamaan varian dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang

lain. Jika varians residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, maka

disebut homoskedastisitas, jika varians berbeda, maka disebut heteroskedasitisitas.

(59)

Pengujian ini melalui proses yang dilakukan dengan Sofware SPSS dilakukan dengan

melihat grafik.

4.8.3 Uji Linieritas

Pengujian ini untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dengan

variabel dependen. Dalam penelitian ini menggunakan F test dengan kriteria

pengambilan keputusan, bila F hitung < F tabel dengan tingkat signifikansi 5 %

atau nilai probabilitas F (Sig) < 0,05, maka hubungan antara variabel independen dan

dependen bersifat linier, bila terjadi sebaliknya F hitung > F tabel, maka hubungan

antara variabel independen dan dependen bersifat tidak linnier.

4.8.4 Uji Multikolinieritas

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara variabel-variabel

independen. Model regresi yang baik, tidak ditemukannya masalah multikolinieritas

antara variabel-variabel independen dengan cara melihat angka collinerity Statistics

yang ditunjukkan oleh nilai variance inflation factor (VIF), jika angka VIF > 0,5,

maka variabel independen memiliki masalah multikolinieritas (Santoso,2002),

sebaliknya jika nilai toleransi menunjukkan lebih besar dari 0,1 akan terjadi masalah

multikolinieritas diantara variabel independen.

4.8.5 Uji Autokorelasi

Dalam Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model regresi

liner ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dan dengan kesalahan

(60)

dikarenakan pengaruh dari pengamatan atau observasi yang berurutan dalam waktu

yang tidak lama (sepanjang waktu).

4.9 Pengujian Hipotesis

Model Penelitian satu adalah untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh dari

variabel independen (bebas) terhadap variabel dependen (terikat) secara simultan dan

parsial dilakukan menggunakan uji F dengan (alpha) 5%, dengan ketentuan Jika F

hitung dari F Tabel maka hipotesis yang diajukan dapat diterima atau dapat diketahui

pada tabel koefesien pada kolom signifikan. Selanjutnya pada model penelitian dua

adalah menggunakan variabel moderating yaitu variabel independen yang akan

memperkuat atau memperlemah hubungan antara variabel independen lainnya

terhadap dependen variabel. Ada tiga cara menguji regresi dengan variabel

moderating yaitu : (1) Uji Interaksi, (2) Uji Nilai selisih Mutlak dan (3) Uji Residual.

Dalam penelitian ini menggunakan uni nilai selisih mutlak ( Frucot and

shearon,1991) dalam buku Ghozali untuk menguji pengaruh moderasi yaitu dengan

model nilai selisih mutlak dari variabel independen ( X1-X2 ) Interaksi seperti ini

lebih disukai, karena ekpektasi sebelumnya berhubungan dengan kombinasi antara X1

Gambar

Tabel 2.1 Review Penelitian Terdahulu
Gambar 3.1. Pengaruh SDM, Komitmen, Motivasi terhadap kinerja auditor
Gambar 3.2. Reward    sebagai    Variabel    Moderating    terhadap   hubungan
Tabel 4.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kualitas sumber daya manusia, budaya organisasi dan komitmen organisasi terhadap kinerja serta menguji pengaruh reward

Penelitian ini, dengan judul “PENGARUH KOMITMEN TERHADAP KEPUASAN KERJA AUDITOR EKSTERNAL : MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING” (Penelitian pada beberapa Kantor Akuntan

Variabel independensi auditor bukan merupakan variabel moderating yang memperkuat hubungan antara integritas auditor, gaya kepemimpinan, pengalaman auditor,

Stres kerja yang merupakan variabel moderating memperlemah hubungan antara pelaksanaan standar audit dan motivasi terhadap kinerja auditor pada Inspektorat Kabupaten

Sementara itu kompensasi bukan merupakan variabel yang memoderasi pengaruh antara komitmen organisasi terhadap kinerja auditor. Kata kunci: Motivasi, komitmen organisasi,

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja auditor pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara dengan motivasi auditor sebagai

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja auditor pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara dengan motivasi auditor sebagai

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris tentang Pengaruh Kualitas Sumber Daya Manusia, Komitmen Organisasi dan Motivasi Kerja dengan Tindakan Supervisi