• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kualitas Sumber Daya Manusia, Budaya Organisasi Serta Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Dan Reward Sebagai Variabel Moderating Pada Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Kualitas Sumber Daya Manusia, Budaya Organisasi Serta Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Dan Reward Sebagai Variabel Moderating Pada Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan"

Copied!
88
0
0

Teks penuh

(1)

S

E K

O L

A H

P A

S C

A S A R JA

N

A

PENGARUH KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA, BUDAYA

ORGANISASI SERTA KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP

KINERJA DAN REWARD SEBAGAI VARIABEL

MODERATING PADA AKADEMI PARIWISATA

(AKPAR) MEDAN

TESIS

Oleh

OSLAND HERIJON LINGGA

087017066/Akt

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PENGARUH KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA, BUDAYA

ORGANISASI SERTA KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP

KINERJA DAN REWARD SEBAGAI VARIABEL

MODERATING PADA AKADEMI PARIWISATA

(AKPAR) MEDAN

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Akuntansi pada Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara

Oleh

OSLAND HERIJON LINGGA

087017066/Akt

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

Judul Tesis : PENGARUH KUALITAS SUMBER DAYA

MANUSIA, BUDAYA ORGANISASI SERTA

KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA

DAN REWARD SEBAGAI VARIABEL

MODERATING PADA AKADEMI PARIWISATA (AKPAR) MEDAN

Nama Mahasiswa : Osland Herijon Lingga

Nomor Pokok : 087017066

Program Studi : Akuntansi

Menyetujui Komisi Pembimbing

(Prof. Erlina, SE, M.Si, Ph.D, Ak) (Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si., Ak)

Ketua Anggota

Ketua Program Studi Direktur

(Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak) (Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE)

(4)

Telah diuji pada

Tanggal : 24 Januari 2011

PANITIA PENGUJI TESIS :

Ketua : Prof. Erlina, SE, M.Si, Ph.D, Ak

Anggota : 1. Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak

2. Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak

3. Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak

(5)

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis di bawah ini dengan judul: Pengaruh

Kualias Sumber Daya Manusia, Budaya Organisasi serta Komitmen Organisasi

terhadap Kinerja dan Reward sebagai Variabel Moderating pada Akademi

Pariwisata (AKPAR) Medan.

Adalah benar hasil karya sendiri dan belum pernah dipublikasikan oleh siapapun.

Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara benar

jelas.

Medan, Januari 2011 Yang Membuat Pernyataan

(6)

PENGARUH KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA, BUDAYA ORGANISASI SERTA KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP

KINERJA DAN REWARD SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA AKADEMI PARIWISATA

(AKPAR) MEDAN

Osland Herijon Lingga, Prof. Erlina, SE, M.Si, Ph.D, Ak dan Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kualitas sumber daya manusia, budaya organisasi dan komitmen organisasi terhadap kinerja serta menguji pengaruh reward terhadap hubungan antara kualitas SDM, budaya organisasi, dan komitmen organisasi dengan kinerja.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data primer dengan metode survey yang diperoleh melalui penyebaran kuesioner kepada pegawai, yang berisikan berbagai pernyataan yang berkaitan dengan variabel-variabel yang diteliti. Jenis kuesioner yang digunakan adalah kuesioner langsung, yaitu daftar pertanyaan dikirim atau diserahkan langsung kepada orang yang ingin dimintai pendapat, keyakinannya atau diminta menceritakan tentang dirinya sendiri. Kuesioner penelitian diantar langsung ke Akademi Pariwasata Medan yang menjadi subyek penelitian. Subjek penelitian ini adalah seluruh pegawai di Akademi Pariwisata Medan yang berjumlah 71 orang. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner, dari 71 kuesioner yang disebarkan, dikembalikan sebanyak 67 kuesioner dan yang dapat dievaluasi sebanyak 65 kuesioner. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda.

Penelitian ini berkesimpulan bahwa, secara parsial Kualitas SDM, Budaya Organisasi, Komitmen Organisasi dan Reward berpengaruh signifikan terhadap kinerja. Secara simultan Kualitas Sumber Daya Manusia, Budaya Organisasi, dan Komitmen Organisasi dan Reward berpengaruh secara signifikan terhadap Kinerja.

Reward tidak mempengaruhi hubungan antara Kualitas SDM, Budaya Organisasi,

dan Komitmen Organisasi terhadap Kinerja dan Reward bukan variabel moderating tetapi sebagai variabel bebas.

Kata Kunci: Kualitas Sumber Daya Manusia, Budaya Organisasi, Komitmen,

(7)

THE EFFECT OF QUALITY HUMAN RESOURCES, ORGANIZATIONAL CULTURE AND ORGANIZATIONAL COMMITMENT TO

PERFORMANCE DAN REWARD AS MODERATING VARIABLE ON MEDAN TOURISM ACADEMY

Osland Herijon Lingga, Prof. Erlina, SE, M.Si, Ph.D, Ak and Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak

ABSTRACT

This study aims to test the effect of quality human resources, organizational culture and organizational commitment to performance and to test the influence of reward on the relationship between the Quality of Human Resources, Organizational Cultureand Organizational Commitment to performance.

This research was conducted using primary data obtained through the survey method for distributing questionnaires to employees, which contains various statements relating to the variables studied. Type of questionnaire used is a direct questionnaire, namely a list of questions sent or delivered directly to people who want to be consulted, or asked to share his belief about himself.

Research questionnaires delivered directly to the Medan Tourism Academy who are subject to research. The subject of this research is all employees in Medan Tourism Academy, amounting to 71 people. Data was collected using questionnaires, of the 71 questionnaires distributed, 67 returned the questionnaire and which can be evaluated by 65 questionnaire. The tools used in this study is multiple regression.

This study finds that, partially Quality Human Resources, Organizational Culture, Organizational Commitment and the reward significant effect on performance. Simultaneously Quality of Human Resources, Organizational Culture and Organizational Commitment and rewards significantly influence performance. Reward does not affect the relationship between the Quality of Human Resources, Organizational Culture and Organizational Commitment to Performance and reward rather than moderating variable but as an independent variable.

(8)

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala

berkat rahmat dan karunia yang dilimpahkan-Nya kepada penulis dalam menuntut

ilmu dan menyelesaikan hasil penelitian tesis ini. Tesis ini merupakan ungkapan

pemikiran, kajian dan penelitian dengan judul “Pengaruh Kualitas Sumber Daya

Manusia, Budaya Organisasi, dan Komitmen Organisasi dan Reward sebagai

Variabel Moderating pada Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan”.

Tesis ini merupakan tugas akhir dan sebagian syarat mencapai gelar derajat

kesarjanaan Strata Dua pada Program Studi Magister Akuntansi Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara. Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan

terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya atas bantuan dan bimbingan

yang telah penulis terima, kepada:

1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H., M.Sc, Sp.A(K), selaku

Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE, selaku Direktur Sekolah

Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak, selaku Ketua Program

Studi Magister Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

dan selaku Dosen Pembanding yang telah memberikan kritik dan saran untuk

(9)

4. Ibu Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak, selaku Sekretaris Program Studi

Magister Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara dan

sekaligus sebagai Pembimbing Kedua yang telah banyak memberikan waktu

bimbingan dan saran dalam menyelesaikan penyusunan tesis ini.

5. Ibu Prof. Erlina, SE, M.Si, Ph.D,Ak, selaku Dosen Pembimbing Utama yang

telah banyak memberikan arahan, bimbingan dan saran dalam proses

penelitian dan penulisan untuk menyusun tesis ini.

6. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak dan Bapak Firman Syarif, SE,

M.Si, Ak, selaku Dosen Pembanding yang telah memberikan kritik dan saran

untuk perbaikan tesis ini.

7. Segenap Bapak dan Ibu Dosen serta staf/karyawan Sekretariat Sekolah

Pascasarjana Universitas Sumatera Utara umumnya, khususnya Program Studi

Magister Akuntansi Sekolah Pascasarjana USU dan semua pihak yang telah

membantu menyelesaikan tesis ini.

8. Isteriku tercinta beserta anak-anakku tersayang, yang telah memberikan

dorongan dan pengorbanan serta kasih sayang yang diberikan selama

menyelesaikan studi.

9. Rekan-rekan mahasiswa atas bantuan dan kerjasamanya sehingga penulis

dapat melaksanakan dan menyelesaikan pendidikan serta penulisan tesis ini

(10)

Akhirnya penulis menyadari, bahwa tesis ini masih banyak kelemahan dan

jauh dari kesempurnaan, karena kesempurnaan hanyalah milik Allah Yang Maha

Sempurna, oleh karena itu penulis membuka pintu hati dan pikiran jernih untuk

menerima masukan berupa kritik dan saran yang konstruktif untuk menjadikan tesis

ini lebih baik lagi.

Medan, Januari 2011 Penulis,

(11)

RIWAYAT HIDUP

1. DATA PRIBADI

Nama : Osland Herijon Lingga

Tempat/Tanggal Lahir : Pangambatan/7 Februari 1975

Alamat : Jl. Palem II No. 52 Blok 08 Medan Helvetia

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Kewarganegaraan : Indonesia

Telepon : 061-8475806/081362151755

II. LATAR BELAKANG PENDIDIKAN

1981 – 1987 : Lulus SD Negeri Pangambatan

1987 – 1990 : Lulus SMP Negeri 1 Saribudolok

1990 – 1994 : Lulus SMIP Swasta Pencawan Medan

1994 – 1996 : Lulus Diploma II BPLP Medan

2002 – 2004 : Lulus Program Sarjana Akuntansi (S1)

Universitas Medan Area Medan

2008 – 2010 : Lulus Sekolah Pascasarjana Akuntansi (S2)

Universitas Sumatera Utara.

III. LATAR BELAKANG PEKERJAAN

1996 – 1998 : Sebagai Staf Bagian Inbound Tour pada

PT Trophy Tour Medan

1998 – Sekarang : Sebagai Staf Pengajar di Akademi Pariwisata

(12)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK... i

ABSTRACT... ii

KATA PENGANTAR... iii

RIWAYAT HIDUP ... ... vi

DAFTAR ISI... vii

DAFTAR TABEL... xi

DAFTAR GAMBAR... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... ... 1

1.1. Latar Belakang Penelitian... ... 1

1.2. Rumusan Masalah... ... 7

1.3. Tujuan Penelitian... 7

1.4. Manfaat Penelitian... .... 8

1.5. Keaslian Penelitian... .... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 9

2.1. Landasan Teori..………... 9

2.1.1. Kinerja..………... 9

2.1.2. Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) ... ... 17

(13)

2.1.4. Komitmen Organisasi ... 20

2.1.5. Reward..………... ... 22

2.2. Review Penelitian Terdahulu... .... 24

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS... ... 27

3.1. Kerangka Konsep... ... 27

3.2. Hipotesis Penelitian... ... 30

BAB IV METODE PENELITIAN... ... 31

4.1. Jenis Penelitian... 31

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian... 31

4.3. Populasi dan Sampel... 31

4.4. Metode Pengumpulan Data... 32

4.5. Variabel Penelitian ... 32

4.5.1. Klasifikasi Variabel... 32

4.5.2. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel... 33

4.6. Model dan Teknik Analisa Data... 37

4.7. Uji Kualitas Data... 38

4.7.1. Uji Reliabilitas dan Validitas Data... 38

4.8. Pengujian Asumsi Klasik... 39

4.8.1. Pengujian Normalitas... 39

4.8.2. Uji Multikolinieritas... 40

4.8.3. Uji Heteroskedastisitas ... ... 40

(14)

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN... 43

5.1. Deskriptif Data ... ... 43

5.1.1. Demografi Responden... 43

5.1.2. Karakteristik Penelitian... 46

5.2. Analisis Data... 47

5.2.1. Uji Response Bias... 47

5.2.2. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Data... 47

5.2.3. Pengujian Asumsi Klasik... 49

5.2.4. Pengujian Normalitas... 50

5.2.5. Pengujian Multikolinearitas... 50

5.2.6. Pengujian Heteroskedastisitas... 51

5.3. Pengujian Hipotesis... 52

5.3.1. Pengujian Hipotesis 1... 52

5.3.2. Pengujian Hipotesis 2... 54

5.4. Pembahasan... 57

5.4.1. Pengaruh Kualitas SDM terhadap Kinerja... 57

5.4.2. Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja... 58

5.4.3. Pengaruh Komitmen Organisasi terhadap Kinerja... 59

5.4.4. Pengaruh Reward terhadap Kinerja ... ... 60

5.4.5 Pengaruh Reward terhadap Hubungan antara Kualitas SDM, Budaya Organisasi, dan Komitmen Organisasi dengan Kinerja ... .... 61

(15)

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 64

6.1. Kesimpulan... 64

6.2. Saran... 65

(16)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

2.1. Review Penelitian Terdahulu... .... 26

4.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel .. ... 36

5.1. Usia... ... 43

5.2. Jenis Kelamin... ... 44

5.3. Masa Kerja... ... 45

5.4. Tingkat Pendidikan... ... 45

5.5. Statistik Deskriptif... .. 46

5.6. Uji Validitas Data... . 48

5.7. Uji Reliabilitas Data... ... 49

5.8. Ringkasan Pengujian Hipotesis 1... ... 52

(17)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

3.1. Pengaruh SDM, Budaya Organisasi, Komitmen Organisasi

terhadap Kinerja... 27

5.1. Pengujian Normalitas Data... 50

(18)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1. Tabulasi Hasil Jawaban Responden... 69

2. Uji Kualitas Data... 79

3. Deskripsi Data... 84

4. Uji Normalitas Data Kolgomorov- Smirnov……... 85

5. Regresi Linier Berganda... 86

(19)

PENGARUH KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA, BUDAYA ORGANISASI SERTA KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP

KINERJA DAN REWARD SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA AKADEMI PARIWISATA

(AKPAR) MEDAN

Osland Herijon Lingga, Prof. Erlina, SE, M.Si, Ph.D, Ak dan Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kualitas sumber daya manusia, budaya organisasi dan komitmen organisasi terhadap kinerja serta menguji pengaruh reward terhadap hubungan antara kualitas SDM, budaya organisasi, dan komitmen organisasi dengan kinerja.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data primer dengan metode survey yang diperoleh melalui penyebaran kuesioner kepada pegawai, yang berisikan berbagai pernyataan yang berkaitan dengan variabel-variabel yang diteliti. Jenis kuesioner yang digunakan adalah kuesioner langsung, yaitu daftar pertanyaan dikirim atau diserahkan langsung kepada orang yang ingin dimintai pendapat, keyakinannya atau diminta menceritakan tentang dirinya sendiri. Kuesioner penelitian diantar langsung ke Akademi Pariwasata Medan yang menjadi subyek penelitian. Subjek penelitian ini adalah seluruh pegawai di Akademi Pariwisata Medan yang berjumlah 71 orang. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner, dari 71 kuesioner yang disebarkan, dikembalikan sebanyak 67 kuesioner dan yang dapat dievaluasi sebanyak 65 kuesioner. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda.

Penelitian ini berkesimpulan bahwa, secara parsial Kualitas SDM, Budaya Organisasi, Komitmen Organisasi dan Reward berpengaruh signifikan terhadap kinerja. Secara simultan Kualitas Sumber Daya Manusia, Budaya Organisasi, dan Komitmen Organisasi dan Reward berpengaruh secara signifikan terhadap Kinerja.

Reward tidak mempengaruhi hubungan antara Kualitas SDM, Budaya Organisasi,

dan Komitmen Organisasi terhadap Kinerja dan Reward bukan variabel moderating tetapi sebagai variabel bebas.

Kata Kunci: Kualitas Sumber Daya Manusia, Budaya Organisasi, Komitmen,

(20)

THE EFFECT OF QUALITY HUMAN RESOURCES, ORGANIZATIONAL CULTURE AND ORGANIZATIONAL COMMITMENT TO

PERFORMANCE DAN REWARD AS MODERATING VARIABLE ON MEDAN TOURISM ACADEMY

Osland Herijon Lingga, Prof. Erlina, SE, M.Si, Ph.D, Ak and Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak

ABSTRACT

This study aims to test the effect of quality human resources, organizational culture and organizational commitment to performance and to test the influence of reward on the relationship between the Quality of Human Resources, Organizational Cultureand Organizational Commitment to performance.

This research was conducted using primary data obtained through the survey method for distributing questionnaires to employees, which contains various statements relating to the variables studied. Type of questionnaire used is a direct questionnaire, namely a list of questions sent or delivered directly to people who want to be consulted, or asked to share his belief about himself.

Research questionnaires delivered directly to the Medan Tourism Academy who are subject to research. The subject of this research is all employees in Medan Tourism Academy, amounting to 71 people. Data was collected using questionnaires, of the 71 questionnaires distributed, 67 returned the questionnaire and which can be evaluated by 65 questionnaire. The tools used in this study is multiple regression.

This study finds that, partially Quality Human Resources, Organizational Culture, Organizational Commitment and the reward significant effect on performance. Simultaneously Quality of Human Resources, Organizational Culture and Organizational Commitment and rewards significantly influence performance. Reward does not affect the relationship between the Quality of Human Resources, Organizational Culture and Organizational Commitment to Performance and reward rather than moderating variable but as an independent variable.

(21)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Kinerja sangat penting bagi sebuah organisasi atau perusahaan dalam upaya

mencapai tujuannya. Dalam konteks pengembangan sumber daya manusia kinerja

seorang karyawan dalam sebuah organisasi sangat dibutuhkan untuk mencapai kinerja

yang baik bagi karyawan itu sendiri dan juga untuk keberhasilan perusahaan. Kinerja

adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode

tertentu di dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan,

seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan

terlebih dahulu dan telah disepakati bersama dan merupakan suatu fungsi dari

motivasi dan kemampuan untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan. Kesediaan dan

keterampilan seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa

pemahaman yang jelas tentang apa yang akan dikerjakan dan bagaimana

mengerjakan.

Kinerja juga merupakan kualitas dan kuantitas dari suatu hasil kerja (output)

individu maupun kelompok dalam suatu aktivitas tertentu yang diakibatkan oleh

kemampuan alami atau kemampuan yang diperoleh dari proses belajar serta

keinginan untuk berprestasi lebih baik. Kinerja terbagi dua jenis yaitu: Kinerja tugas

merupakan peran pekerjaan yang digambarkan dalam bentuk kualitas dan kuantitas

(22)

keefektifan organisasi dengan mendukung keadaan organisasional, sosial dan

psikologis.

Instansi Pemerintah dalam hal ini Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan

merupakan lembaga sektor publik yang bertugas memberikan pelayanan kepada

publik sesuai dengan fungsi lembaga tersebut. Sebagai sebuah lembaga pendidikan

tinggi Akademi Pariwisata Medan berfungsi sebagai penyelenggara pendidikan

vocasional di bidang pariwisata. Salah satu program kerja dari instansi ini adalah

Kalender Kegiatan Akademik yang disusun berdasarkan program kerja 1 Tahun

Akademik (TA) sama dengan 52 minggu yang terbagi kedalam 2 semester kegiatan

yaitu semester Ganjil dan semester Genap. Dalam kalender akademik tersebut seluruh

kegiatan akademik selama satu tahun akademik sudah tertera jenis kegiatan, tanggal

pelaksanaan kegiatan serta pihak-pihak yang bertanggung jawab terhadap kegiatan

tersebut. Dalam proses pelaksanaan kegiatan tersebut para pegawai diharapkan

memberikan pelayanan yang terbaik sesuai dengan standar pelayanan, namum ada

beberapa faktor yang menyebabkan pelayanan yang diberikan tidak maksimal

dikarenakan kinerja pegawai masih rendah, hal ini terlihat dari seringnya karyawan

meninggalkan pekerjaannya, sehingga pelaksanaan pekerjaan yang seharusnya

dilakukan menjadi terkendala. Bahkan sering terdapat pekerjaan yang tertunda-tunda

yang diakibatkan pegawai yang mengerjakan pekerjaan tersebut tidak berada di ruang

kerjanya sendiri. Hal inilah diduga karena kondisi kerja untuk melaksanakan

pekerjaannya sehari-hari kurang mendukung, sehingga pegawai lebih senang berada

(23)

kerja pegawai yang lainnya atau di luar unit kerjanya sendiri. Namun ada beberapa

pegawai yang sering meninggalkan pekerjaan yang seharusnya dilakukan, bukan

dikarenakan kondisi kerjanya yang kurang baik saja, tetapi juga dikarenakan reward

yang diperolehnya selama ini dirasa tidaklah memadai. Hal-hal tersebut di atas

menyebabkan fungsi lembaga sebagai pelayanan sektor publik tidak berjalan dengan

baik dikarenakan kinerja pegawai yang terus menurun. Program kerja yang tidak

terlaksana sesuai jadwal yang telah direncanakan misalnya penyelesaian administrasi

akademik oleh pegawai di bagian akademik yang tertunda, administrasi umum

di bagian sub administrasi umum yang tidak selesai tepat waktu, kehadiran pegawai

di kantor tidak tepat waktu dan lain sebagainya. Hal-hal tersebut menyebakan

banyaknya keluhan dari masyarakat pengguna jasa intansi ini. Beberapa kebijakan

dikeluarkan oleh pimpinan untuk mengatasi masalah ini diantaranya adalah

pemberian reward kepada para pegawai yang kinerjanya baik tetapi banyak karyawan

menilai bahwa reward hanya sebagai sesuatu yang harus diberikan organisasi kepada

karyawan apabila karyawan memiliki prestasi yang baik. Pada kenyataannya banyak

faktor yang mempengaruhi kinerja seorang karyawan, hal ini dibuktikan dari

beberapa penelitian yang pernah dilakukan untuk membuktikan hal tersebut.

Salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja adalah kualitas sumber daya

manusia yang merupakan elemen organisasi yang sangat penting, karenanya harus

dipastikan sumber daya manusia ini harus dikelola sebaik mungkin agar mampu

memberikan kontribusi secara optimal dalam upaya pencapaian tujuan organisasi

(24)

penempatan pegawai sesuai dengan latar belakan pendidikannya, kesempatan

mendapatkan pelatihan dan pendidikan dan beasiswa pendidikan sesuai dengan

bidangnya.

Akademi Pariwisata Medan akan mempersiapkan Sumber Daya Manusia

(SDM) yang berkualitas dan siap terjun dalam dunia pariwisata yang semakin lama

semakin berkembang saat ini. Dalam hal ini budaya organisasi sangat mempengaruhi

prestasi kerja dalam upaya membagikan ilmunya kepada mahasiswa. Tidak adanya

komitmen yang tinggi dalam menciptakan suatu kinerja salah satu faktornya adalah

kurangnya rasa totalitas kinerja ditandai dengan banyaknya yang memiliki aktivitas

lain di luar apa yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya.

Apabila setiap orang dalam suatu organisasi merasakan bahwa prinsip yang

mendasari tindakan dan perilaku sesuai dengan pandangan hidupnya, tidak

menyimpang dari prinsip pribadinya, ia akan bekerja dengan baik. Apabila mereka

merasakan bahwa pandangan hidupnya, cita-citanya akan mendapat tempat yang

sesuai di dalam suatu organisasi di mana dia bekerja, juga dapat memahami maksud,

tujuan dan ruang lingkup kegiatan dalam perusahaan, maka mereka akan selalu

terdorong untuk bekerja lebih baik, karena menyadari bahwa apa yang bermanfaat

bagi organisasi juga bermanfaat bagi dirinya. Apa yang didambakan bagi masa

depannya dapat dipenuhi oleh organisasi di mana dia bekerja, sehingga akan

merasakan kepuasan dalam bekerja dan akhirnya akan berdampak pada peningkatan

(25)

Akademi Pariwisata merupakan lembaga pendidikan tinggi kejuruan yang

mempunyai tujuan dalam meningkatkan mutu pendidikan bangsa dalam bidang yang

spesifik. Tentunya dalam hal ini akademi/organisasi memerlukan adanya sumber

daya manusia yang memiliki komitmen organisasi serta budaya organisasi yang

mendukung pencapaian tujuan organisasi.

Komitmen organisasi pegawai merupakan masalah penting, karena masalah

mobilitas dan tingkat keluar pegawai sangat mempengaruhi langsung terhadap

kualitas pelayanan. Pegawai yang memiliki komitmen organisasi yang kuat terhadap

perusahaan serta memiliki loyalitas dalam bekerja akan berupaya untuk terus

mengembangkan diri guna meningkatkan prestasi kerjanya. Komitmen organisasi

menyiratkan hubungan pegawai dengan perusahaan atau organisasi secara aktif.

Karena pegawai yang menunjukkan komitmen tinggi memiliki keinginan untuk

memberikan tenaga dan tanggung jawab yang lebih dalam menyokong kesejahteraan

dan keberhasilan organisasi tempatnya bekerja. Begitu pentingnya isu komitmen

organisasi bagi lembaga pendidikan, maka perlu kiranya mengidentifikasi beberapa

faktor yang dapat menciptakan loyalitas kerja yang mendorong kepada terjadinya

ketidakdisiplinan pegawai.

Budaya organisasi dalam lembaga pendidikan tinggi biasanya dikaitkan

dengan nilai, norma, sikap, dan etika kerja sebagai salah satu komponen organisasi.

Dalam hal ini pada Akademi Pariwisata Medan terjadi suatu budaya organisasi

menjadi suatu budaya organisasi menjadi suatu bentuk keterpaksaan dan hanya

(26)

Kinerja suatu organisasi tergantung pada kerja karyawannya. Namun, atasan

dapat berperan dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan suatu

organisasi. Dalam hal ini, atasan harus mempunyai peran yang penting dalam

usahanya untuk memotivasi dan mengelola karyawannya. Berkaitan hal di atas, maka

organisasi perlu memberikan perhatian khusus terhadap prestasi yang diperoleh oleh

karyawan dengan cara pemberian reward (hadiah, imbalan, dan penghargaan) dan

motivasi untuk bekerja penuh semangat, memiliki tanggung jawab yang tinggi

terhadap tugasnya, sehingga suatu organisasi akan mudah dalam memenuhi tujuan

yang direncanakan.

Reward adalah hadiah, imbalan dan penghargaan atas suatu dan

menguntungkan bagi perusahaan. Bekerjanya seseorang dalam suatu organisasi atau

perusahaan tersebut tidak hanya dalam bentuk upah atau gaji, akan tetapi juga

imbalan yang dimaksudkan untuk memenuhi berbagai kebutuhan dengan berbagai

jenis dan bentuknya. Untuk maksud tersebut manajemen diharapkan mampu

menerapkan suatu imbalan yang efisien. Suatu reward yang dirancang oleh suatu

organisasi harus mampu memacu motivasi kinerja pegawainya agar prestasi pada

tingkat yang tinggi. Oleh karena itu, reward yang dibentuk harus memiliki nilai

di mata pegawai.

Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan Dalmy (2009) yang membahas

tentang kinerja sebagai variabel dependen dengan berbagai variabel independennya

serta reward sebagai variabel moderating menunjukkan hasil bahwa kinerja

(27)

organisasi dan reward tidak mempengaruhi hubungan antara sumber daya manusia

dan komitmen organisasi terhadap kinerja pegawai. Maka pada penelitian ini akan

dicoba kembali melihat pengaruh kualitias Kualitas Sumber Daya Manusia, Budaya

Organisasi serta Komitmen Organisasi terhadap Kinerja serta Reward Sebagai

Variabel Moderating pada Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan”. Adapun variabel

independen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kualitas sumber daya

manusia, budaya organisasi serta komitmen organisasi, sedangkan variabel dependen

adalah Kinerja serta Reward Sebagai Variabel Moderating pada Akademi Pariwisata

(AKPAR) Medan.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan di atas, maka

dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Apakah ada pengaruh kualitas Sumber Daya Manusia, Budaya Organisasi

serta Komitmen Organisasi terhadap kinerja?

2. Apakah Reward mempengaruhi hubungan antara Kualitas Sumber Daya

Manusia, Budaya Organisasi serta Komitmen Organisasi dengan Kinerja?

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh kualitas Sumber Daya Manusia, Budaya

(28)

2. Untuk mengetahui Reward mempengaruhi hubungan antara Kualitas Sumber

Daya Manusia, Budaya Organisasi serta Komitmen Organisasi dengan

Kinerja.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:

a. Bagi Peneliti, dapat meningkatkan kompetensi keilmuan dan menambah

wawasan.

b. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberi manfaat bagi Akademi

Pariwisata Medan dapat menjadi bahan pertimbangan mengenai hal-hal yang

berkaitan dengan upaya peningkatan kinerja pegawai.

c. Sedangkan bagi akademisi dan peneliti lanjutan, penelitian ini diharapkan

dapat menjadi bahan rujukan dalam melakukan penelitian selanjutnya.

1.5 Keaslian Penelitian

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan Dalmy

(2009) tentang Pengaruh Sumber Daya Manusia, Komitmen, Motivasi terhadap

Kinerja Auditor dan Reward Sebagai Variabel Moderating pada Inspektorat Provinsi

Jambi. Perbedaan penelitian adalah objek penelitian adalah pegawai selain itu peneliti

menambahkan budaya organisasi sebagai variabel independen, di mana pada

(29)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

Bab ini akan menjelaskan tinjauan teori baik itu definisi, konsep atau hasil

penelitian ilmiah yang berkaitan dengan kinerja, serta menentukan teori yang

digunakan dalam menjelaskan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja.

2.1.1. Kinerja

Dalam melaksanakan kerjanya, karyawan menghasilkan sesuatu yang disebut

dengan kinerja. Kinerja merupakan hasil kerja seseorang karyawan selama periode

tertentu dibandingkan dengan berbagai kemungkinan misalnya standard, target/

sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan disepakati bersama.

Mangkunegara (2000) menyatakan: “Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan

kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai

dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”. Hasibuan (2005) menyatakan:

“Kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan

tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan

kesungguhan serta waktu”. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan

bahwa kinerja karyawan merupakan hasil yang dicapai karyawan dalam pelaksanaan

suatu pekerjaan yang diberikan kepadanya baik secara kuantitas maupun kualitas

melalui prosedur yang berfokus pada tujuan yang hendak dicapai serta dengan

(30)

paling dominan adalah sumber daya manusia. Walaupun perencanaan telah tersusun

dengan baik dan rapi tetapi apabila orang atau personil yang melaksanakan rencana/

program tersebut tidak berkualitas dan tidak memiliki semangat kerja yang tinggi,

maka perencanaan yang telah disusun tersebut akan sia-sia.

Kinerja merupakan suatu prestasi atau tingkat keberhasilan yang dicapai oleh

individu atau suatu organisasi dalam melaksanakan pekerjaan pada suatu periode

tertentu. Menurut Stoner dalam Arnia (2001) kinerja (performance) merupakan

kuantitas dan kualitas pekerjaan yang diselesaikan oleh individu, kelompok atau

organisasi. Kinerja merupakan hasil yang dicapai oleh suatu fungsi kerja atau

aktivitas selama periode tertentu yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok

orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab

masing-masing dalam upaya mencapai tujuan organisasi yang bersangkutan secara legal,

tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral dan etika.

Kinerja yang dicapai karyawan merupakan suatu hal yang sangat penting

dalam menjamin kelangsungan hidup organisasi. Dalam mencapai kinerja yang tinggi

beberapa faktor yang mempengaruhi menjadi pemicu apakah kinerja karyawan tinggi

atau rendah. Faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja yang baik menurut

Mangkunegara (2000) menyatakan faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja

(31)

1. Faktor Motivasi

Motivasi merupakan faktor yang sangat menentukan, karena motivasi itu

membentuk akan sikap (attitude) seorang karyawan dalam menghadapi situasi

kerja. Motivasi merupakan kondisi yang dapat menggerakkan diri karyawan yang

terarah kepada pencapaian tujuan organisasi.

2. Faktor Kemampuan

Secara psikologis, kemampuan (ability) karyawan terdiri dari kemampuan

potensi (IQ) dan kemampuan reality (Knowledge+ skill). Artinya, karyawan yang

memiliki IQ di atas rata-rata (IQ 110-120) dengan pendidikan yang memadai

untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka ia

akan lebih mudah mencapai kinerja yang diharapkan. Oleh sebab itu karyawan

perlu ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya.

Mathis dan Jackson (2002) menyatakan bahwa banyak faktor yang dapat

mempengaruhi kinerja dari individu tenaga kerja yang meliputi, kemampuan mereka,

motivasi, dukungan yang diterima, keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan, dan

hubungan mereka dengan organisasi. Pada banyak organisasi, kinerjanya lebih

bergantung pada kinerja dari individu tenaga kerja. Begitu pula Anoraga (2004)

menyatakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan terdiri dari:

motivasi, pendidikan, disiplin kerja, keterampilan, sikap etika kerja, gizi dan

kesehatan, tingkat penghasilan, lingkungan dan sistem kerja, teknologi, sarana

(32)

William Stern dalam Mangkunegara (2006) menyatakan bahwa faktor-faktor penentu

kinerja individu adalah faktor individu dan faktor lingkungan kerja organisasi yaitu:

1. Faktor Individu

Secara psikologis, individu yang normal memiliki integritas yang tinggi antara

fungsi psikis (rohani) dan fisiknya (jasmaniah). Dengan adanya integritas yang

tinggi antara fungsi psikis dan fisik, maka inidividu tersebut memiliki konsentrasi

diri yang baik. Konsentrasi yang baik ini merupakan modal utama individu

manusia untuk mampu mengelola dan mendayagunakan potensi dirinya secara

optimal dalam melaksanakan kegiatan atau aktivitas kerja sehari-hari dalam

mencapai tujuan organisasi. Dengan kata lain, tanpa adanya konsentrasi yang baik

dari individu dalam bekerja, maka mimpi pimpinan mengharapkan mereka dapat

bekerja produktif dalam mencapai tujuan organisasi. Konsentrasi individu dalam

bekerja sangat dipengaruhi oleh kemampuan potensi, yaitu kecerdasan pikiran/

Intelegensi Quotiont (IQ) dan kecerdasan emosi/Emotional Quotiont (EQ).

2. Faktor Lingkungan Organisasi

Faktor lingkungan kerja organisasi sangat menunjang bagi individu dalam

mencapai kinerja. Faktor lingkungan organisasi yang dimaksud antara lain uraian

jabatan yang jelas, autoritas yang memadai, target kerja yang menantang, pola

komunikasi kerja efektif, hubungan kerja harmonis, iklim kerja respek dan

dinamis, peluang berkarir dan fasilitas kerja yang relatif memadai. Sekalipun, jika

faktor lingkungan organisasi kurang mendukung, maka bagi individu yang

(33)

sebenarnya ia tetap dapat berprestasi dalam bekerja. Hal ini bagi individu

tersebut, lingkungan organisasi itu dapat diubah dan bahkan dapat diciptakan oleh

dirinya serta merupakan pemacu (pemotivator), tantangan bagi dirinya dalam

berprestasi di organisasinya.

Dari beberapa pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa kinerja

seorang karyawan dipengaruhi oleh individu (internal) dan faktor yang ada

di lingkungan kerja karyawan (faktor eksternal). Kinerja yang optimal selain

didorong oleh motivasi seseorang dan tingkat kemampuan yang memadai, juga

didorong oleh adanya kesempatan yang diberikan, dan lingkungan yang kondusif.

Untuk mengetahui tinggi-rendahnya kinerja, perlu dilakukan penilaian

kinerja. Handoko (2000) menyatakan bahwa: “Penilaian kinerja (performance

appraisal) adalah proses melalui mana organisasi-organisasi mengevaluasi atau

menilai kinerja karyawan. Kegiatan ini dapat memperbaiki keputusan-keputusan

personalia dan memberikan umpan balik kepada para karyawan tentang pelaksanaan

kerja mereka”. Menurut Hasibuan (2005): “Penilaian kinerja adalah menilai hasil

kerja nyata dengan standar kualitas maupun kuantitas yang dihasilkan setiap

karyawan”.

Berdasarkan pendapat di atas, penilaian kinerja adalah suatu proses penilaian

kinerja karyawan yang dilakukan pemimpin perusahaan secara sistematik

berdasarkan pekerjaan yang ditugaskan kepadanya. Masalah penilaian kinerja

merupakan suatu hal yang sangat penting, karena penilaian kinerja mempunyai

(34)

perlu diperhatikan karyawan untuk pengembangan karir karyawan tersebut lebih

lanjut.

Mathis dan Jakson (2002) menyatakan bahwa, kinerja pada dasarnya adalah

apa yang dilakukan atau tidak dilakukan karyawan. Kinerja karyawan adalah yang

mempengaruhi seberapa banyak mereka memberi kontribusi kepada organisasi yang

antara lain termasuk: (1) kuantitas output, (2) kualitas output, (3) jangka waktu

output, (4) kehadiran di tempat kerja, dan (5) sikap kooperatif.

Bernardin dan Russel dalam Rosyidi (2007) menyebutkan adanya enam

kriteria untuk mengukur kinerja seorang karyawan, yaitu:

1) Quality, sejauhmana kemampuan menghasilkan sesuai dengan kualitas standar

yang ditetapkan perusahaan.

2) Quantity, sejauhmana kemampuan menghasilkan sesuai dengan jumlah standar

yang ditetapkan perusahaan.

3) Timeliness, tingkat sejauhmana suatu kegiatan diselesaikan pada waktu yang

dikehendaki dengan memperhatikan koordinasi output lain serta waktu yang

tersedia untuk kegiatan lain.

4) Cost of effectiveness, sejauhmana tingkat penerapan sumberdaya manusia,

keuangan, teknologi, dan material yang mampu dioptimalkan.

5) Need of supervision, sejauhmana tingkatan seorang karyawan untuk bekerja

dengan teliti tanpa adanya pengawasan yang ketat dari supervisor.

6) Interpersonal input, sejauhmana tingkatan seorang karyawan dalam pemeliharaan

(35)

Menurut Mangkunegara (2000) unsur-unsur yang dinilai dari kinerja adalah

kualitas kerja, kuantitas kerja, keandalan dan sikap. Kualitas kerja terdiri dari

ketepatan, ketelitian, keterampilan, kebersihan. Kuantitas kerja terdiri dari output

dan penyelesaian kerja dengan ekstra. Keandalan terdiri dari mengikuti instruksi,

inisiatif, kehati-hatian, kerajinan. Sedangkan sikap terdiri dari sikap terhadap

perusahaan, karyawan lain dan pekerjaan serta kerjasama.

Keseluruhan unsur/komponen penilaian kinerja di atas harus ada dalam

pelaksanaan penilaian agar hasil penilaian dapat mencerminkan kinerja dari para

karyawan. Agar tercapainya tujuan perusahaan, maka diharapkan terjadinya

hubungan yang harmonis pada pihak atasan dan bawahan. Dengan adanya penilaian

kinerja karyawan dan pimpinan akan melakukan tugasnya seperti dalam hal

berjalannya promosi jabatan terhadap karyawan, begitu pula sebaliknya. Tujuan

penilaian kinerja karyawan menurut Hasibuan (2005), sebagai berikut:

1) Sebagai dasar pengambilan keputusan yang digunakan untuk promosi, demosi,

pemberhentian dan penempatan besarnya balas jasa.

2) Untuk mengukur prestasi kerja yaitu sejauhmana karyawan bisa sukses dalam

pekerjaannya.

3) Sebagai dasar untuk mengevaluasi efektivitas seluruh kegiatan dari dalam

pekerjaannya.

4) Sebagai dasar untuk mengevaluasi program latihan dan keefektifan jadwal

kerja dan peralatan kerja, struktur organisasi, gaya pengawasan, kondisi kerja

(36)

5) Sebagai indikator untuk menentukan kebutuhan akan latihan bagi karyawan

yang berada di dalam organisasi.

6) Sebagai alat untuk mendapatkan motivasi kerja karyawan sehingga dicapai

tujuan untuk mendapatkan performance kerja yang baik.

7) Sebagai alat untuk bisa melihat kekurangan atau kelemahan dan kelebihan

di masa lampau dan meningkatkan kemampuan karyawan selanjutnya.

8) Sebagai kriteria di dalam menentukan seleksi dan penempatan karyawan.

9) Sebagai alat memperbaiki atau mengembangkan kecakapan karyawan.

10)Sebagai dasar untuk memperbaiki dan mengembangkan uraian pekerjaan.

Sedangkan menurut Sastrohadiwirjo (2002) selain dapat digunakan

sebagai standar penerimaan dan penentuan kompensasi serta administrasi bagi

tenaga kerja, penilaian kinerja dilakukan dengan tujuan sebagai berikut:

1) Sumber data untuk perencanaan ketenagakerjaan dan kegiatan pengembangan

jangka panjang bagi perusahaan yang bersangkutan.

2) Nasihat yang perlu disampaikan kepada para tenaga kerja dalam perusahaan.

3) Alat untuk memberikan umpan balik yang mendorong kearah kemajuan dan

kemungkinan memperbaiki/meningkatkan kualitas kerja bagi para tenaga

kerja.

4) Salah satu cara untuk menetapkan kinerja yang dihadapkan dari seorang

pemegang tugas dan pekerjaan.

5) Landasan/bahan informasi dalam pengambilan keputusan pada bidang

(37)

2.1.2. Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)

Sumber Daya Manusia adalah kesatuan tenaga manusia yang ada dalam

organisasi dan bukan sekedar penjumlahan karyawan-karyawan yang ada. Dalam

penelitian ini dilihat dari kualitas SDM yang dimiliki dan bagaimana untuk

meningkatkannya, serta sejauhmana SDM tersebut mendapatkan pelatihan

keterampilan. Menurut Wiley (2002) mendefinisikan bahwa “Sumber daya manusia

merupakan pilar penyangga utama sekaligus pengerak roda organisasi dalam usaha

mewujudkan visi dan misi serta tujuan dari organisasi tersebut”. Sumber daya

manusia merupakan elemen organisasi yang sangat penting, karenanya harus

dipastikan sumber daya manusia ini harus dikelola sebaik mungkin akan mampu

memberikan kontribusi secara optimal dalam upaya pencapaian tujuan organisasi.

Sementara itu Matindas (2002) mengatakan bahwa sumber daya manusia

adalah kesatuan tenaga manusia yang ada dalam suatu organisasi dan bukan sekedar

penjumlahan karyawan-karyawan yang ada. Sebagai kesatuan, sumber daya manusia

harus dipandang sebagai suatu sistem di mana setiap karyawan merupakan bagian

yang saling berkaitan satu dengan lainnya dan secara bersama-sama berfungsi untuk

mencapai tujuan organisasi.

2.1.3. Budaya Organisasi

Dalam beberapa literatur pemakaian istilah corporate culture bisa diganti

dengan istilah organization culture. Kedua istilah ini memiliki pengertian yang sama.

Karena itu dalam penelitian ini kedua istilah tersebut digunakan secara

(38)

berkaitan dengan bagaimana karyawan mempersepsikan karakteristik dari budaya

suatu organisasi, bukannya dengan apa mereka menyukai budaya itu atau tidak.

Artinya, budaya itu merupakan suatu istilah deskriptif. Budaya organisasi

menyatakan suatu persepsi bersama yang dianut oleh anggota-anggota organisasi itu.

Djokosantoso (2003) menyatakan bahwa budaya korporat atau budaya

manajemen atau juga dikenal dengan istilah budaya organisasi merupakan nilai-nilai

dominan yang disebarluaskan di dalam organisasi dan diacu sebagai filosofi kerja

karyawan. Schein dalam Tjahjono (2003) mendefinisikan budaya organisasi sebagai

suatu pola dari asumsi-asumsi dasar yang ditemukan, diciptakan atau dikembangkan

oleh suatu kelompok tertentu dengan maksud agar organisasi belajar mengatasi atau

menganggulangi masalah-masalah yang timbul sebagai akibat adaptasi eksternal dan

integrasi internal yang sudah berjalan dengan cukup baik, sehingga perlu diajarkan

kepada anggota-anggota baru sebagai cara yang benar untuk memahami, memikirkan

dan merasakan berkenaan dengan masalah-masalah tersebut. David (2004)

menyatakan bahwa: Budaya organisasi adalah pola tingkah laku yang dikembangkan

oleh suatu organisasi yang dipelajarinya ketika menghadapi masalah adaptasi

eksternal dan integrasi internal, yang telah terbukti cukup baik untuk disahkan dan

diajarkan kepada anggota baru sebagai cara untuk menyadari, berpikir dan merasa.

Menurut Sule dan Saefullah (2005) budaya organisasi merupakan nilai-nilai dan

norma yang dianut dan dijalankan oleh sebuah organisasi terkait dengan lingkungan

(39)

Setyorini (2004) memberikan definisi budaya organisasi sebagai nilai-nilai

yang menjadi pedoman sumber daya manusia untuk menghadapi permasalahan

eksternal dan usaha penyesuaian integrasi ke dalam perusahaan sehingga

masing-masing anggota organisasi harus memahami nilai-nilai yang ada dan bagaimana

mereka harus bertindak atau berperilaku.

Robbins (2001) mendefinisikan budaya organisasi (organizational culture)

sebagai suatu sistem makna bersama yang dianut oleh anggota-anggota yang

membedakan organisasi tersebut dengan organisasi yang lain. Lebih lanjut, Robbins

(2001) menyatakan bahwa sebuah sistem pemaknaan bersama dibentuk oleh

warganya yang sekaligus menjadi pembeda dengan organisasi lain. Sistem

pemaknaan bersama merupakan seperangkat karakter kunci dari nilai-nilai organisasi.

Riduwan (2005) menyatakan ada 10 (sepuluh) dimensi budaya organisasi

yaitu inisiatif individu, toleransi terhadap tindakan, pengarahan, integrasi, dukungan

manajemen, kontrol, identitas, sistem imbalan, toleransi konflik dan pola komunikasi.

Robbins (2001) menyatakan riset paling baru mengemukakan tujuh karakteristik

primer yang bersama-sama menangkap hakikat dari suatu budaya suatu organisasi

yaitu:

1. Inovasi dan pengambilan resiko. Sejauhmana para karyawan didorong untuk

inovatif dan mengambil resiko.

2. Perhatian ke rincian. Sejauhmana karyawan diharapkan memperlihatkan

(40)

3. Orientasi hasil. Sejauhmana manajemen memfokuskan pada hasil bukannya

pada teknik dan proses yang digunakan untuk mencapai hasil itu.

4. Orientasi orang. Sejauhmana keputusan manajemen memperhitungkan efek

hasil pada orang-orang di dalam organisasi itu.

5. Orientasi tim. Sejauhmana kegiatan kerja diorganisasikan sekitar tim-tim,

bukannya individu-individu.

6. Keagresifan. Sejauhmana orang-orang itu agresif dan kompetitif dan

bukannya santai-santai.

7. Kemantapan. Sejauhmana kegiatan organisasi menekankan dipertahankannya

status quo sebagai kontras dari pertumbuhan.

Tiap karakteristik ini berlangsung pada suatu kontinum dari rendah ke tinggi.

Maka dengan menilai organisasi itu berdasarkan tujuh karakteristik ini, akan

diperoleh gambaran majemuk dari budaya organisasi itu. Gambaran ini menjadi dasar

untuk perasaan pemahaman bersama yang dimiliki para anggota mengenai organisasi,

bagaimana urusan diselesaikan di dalamnya, dan cara para anggota diharapkan

berperilaku.

2.1.4. Komitmen organisasi

Menurut Robbins (2001) komitmen organisasi adalah suatu keadaan di mana

seorang karyawan memihak pada suatu organisasi tertentu dan tujuan-tujuannya, serta

berniat memelihara keanggotaan dalam organisasi itu. Pemihakan ini disebabkan

adanya keterlibatan kerja yang tinggi pada pekerjaannya yang berarti sekaligus

(41)

dalam Sopiah (2008) mendefinisikan komitmen organisasi sebagai daya relatif dari

keberpihakan dan keterlibatan seseorang terhadap suatu organisasi.

Steers dan Porter dalam Sopiah (2008) menyatakan bahwa suatu bentuk

komitmen yang muncul dalam diri karyawan tidak hanya bersifat loyalitas yang pasif,

tetapi juga melibatkan hubungan yang aktif dengan organisasi yang memiliki tujuan

memberikan segala usaha demi keberhasilan organisasi yang bersangkutan. Hal inilah

yang membedakan komitmen dengan attachment (keikatan/keterikatan). Attachment

merupakan bentuk komitmen yang rendah, di mana individu dalam bergabung dan

membantu organisasi sangat tergangung adanya imbalan (umpan balik) yang

diterima. Keikatan menunjuk pada keanggotaan yang bersifat pasif.

Dari definisi-definisi di atas, diketahui bahwa komitmen organisasi

merupakan sikap tentang loyalitas karyawan kepada organisasi mereka, dan sebuah

proses terus menerus berlanjut di mana partisipan organisasi mengungkapkan

perhatian untuk organisasi dan kesuksesan yang berkelanjutan.

Meyer, Allen dan Smith dalam Sopiah (2008) mengemukakan bahwa ada tiga

komponen komitmen organisasi, yaitu:

1) Affective commitment, berkaitan dengan emosional, identifikasi dan keterlibatan

pegawai di dalam suatu organisasi.

2) Continuance commitment, berarti komponen berdasarkan persepsi pegawai

tentang kerugian yang akan dihadapinya jika ia meninggalkan organisasi.

3) Normative commitment, merupakan perasaan-perasaan pegawai tentang

(42)

Meyer dan Allen dalam Sopiah (2008) berpendapat bahwa setiap komponen

memiliki dasar yang berbeda. Karyawan dengan komponen afektif tinggi, masih

bergabung dengan organisasi karena keinginan untuk tetap menjadi anggota

organisasi. Sementara itu karyawan dengan komponen continuance tinggi, tetap

bergabung dengan organisasi tersebut karena mereka membutuhkan organisasi.

Karyawan yang memiliki komponen normatif yang tinggi, tetap menjadi anggota

organisasi karena mereka harus melakukannya.

2.1.5. Reward

Menurut Sudarmo dan Sudita (1998), “Reward adalah hadiah, imbalan dan

penghargaan atas suatu dan menguntungkan bagi perusahaan”. Ilmu perilaku telah

membagi imbalan menjadi dua kategori besar yaitu imbalan intrinsik dan imbalan

ektrinsik, hal ini penting dilakukan karena tujuan memberikan imbalan pada dasarnya

adalah untuk memotivasi anggota organisasi, membuat kerasan pekerja yang sudah

ada, dan menarik orang yang berkualitas masuk dalam organisasi.

Sistem reward dan pengakuan atas kinerja karyawan merupakan sarana untuk

mengarahkan perilaku karyawan ke perilaku yang dihargai dan diakui oleh organisasi

(Mulyadi, 1998).

Reward menarik perhatian karyawan dan memberi informasi atau

mengingatkan akan pentingnya sesuatu yang diberi reward dibandingkan dengan

yang lain, reward juga meningkatkan motivasi karyawan terhadap ukuran kinerja,

sehingga membantu karyawan mengalokasikan waktu dan usaha karyawan. Reward

(43)

untuk memenuhi kepentingan diri sendiri ke semangat untuk memenuhi tujuan

organisasi (Mulyadi dan Johny, 1999). Dengan demikian reward adalah semua

bentuk return baik finansial maupun non-finansial yang diterima karyawan karena

jasa yang disumbangkan ke perusahaan. Reward dapat berupa finansial yaitu

berbentuk gaji, upah, bonus, komisi, asuransi karyawan, bantuan sosial karyawan,

tunjangan, libur atau cuti tetapi tetap dibayar, dan sebagainya. Reward non-finansial

seperti tugas yang menarik, tantangan tugas, tanggung jawab tugas, peluang kenaikan

pangkat, pengakuan, dan lain-lain.

Merchant dalam Lako (2004) menyatakan bahwa rewards dapat memberikan

dua tipe manfaat pengendalian, yaitu bersifat informational dan motivational.

Informational artinya pemberian rewards dimaksudkan untuk menarik perhatian para

karyawan dan mengingatkan mereka tentang pentingnya hasil-hasil yang diperoleh

dari bidang-bidang usaha mereka lakukan seperti biaya, kualitas, pelayanan

pelanggan, aset manajemen, dan pertumbuhan di masa yang akan datang.

Menurut Mulyadi (2001) sistem penghargaan berbasis kinerja merupakan satu

alat pengendalian penting yang digunakan oleh perusahaan untuk memotivasi

personil agar mencapai tujuan perusahaan dengan prilaku sesuai dengan yang

diharapkan perusahaan. Penerapan sistem penghargaan berbasis kinerja dilakukan

melalui empat langkah yaitu: (1) Penetapan asumsi tentang lingkungan bisnis yang

dimasuki (2) Penetapan faktor penentu keberhasilan perusahaan (3) Penetapan ukuran

kinerja berbasis faktor keberhasilan perusahaan (4) Penetapan sistem penghargaan

(44)

dihasilkan dari penilaian atas kinerja pegawai dan bagaimana dampak pemberian

reward yang telah ditetapkan organisasi apakah meningkatkan kinerja pegawai

tersebut.

2.2. Review Penelitian Terdahulu

Hasil studi empiris yang dilakukan oleh Dalmy (2009) tentang Pengaruh

SDM, Komitmen, Motivasi terhadap Kinerja Auditor dan Reward sebagai Variabel

Moderating pada Inspektorat Provinsi Jambi. Perbedaan penelitian terletak pada

penggunaan variabel, lokasi penelitian serta populasi penelitian yang diambil

bukanlah kinerja auditor dan ingin pula membuktikan apakah reward sebagai variabel

moderating mempengaruhi hubungan Kualitas Sumber Daya Manusia, Budaya

Organisasi, Komitmen Organisasi terhadap Kinerja pada Akademi Pariwisata

Medan..

Sedangkan Ferdiansyah (2006). Dalam penelitiannya tentang Analisis

Pengaruh Stres Kerja, terhadap Motivasi Kerja dan Kinerja Karyawan PT CF Handra

Super Metro menyimpulkan bahwa stres kerja yang dialami karyawan mempengaruhi

kinerja dan motivasi karyawan. Arifin (2005) dalam penelitiannya tentang Pengaruh

Motivasi dan Kemampuan Kerja terhadap Kinerja dan Kepuasan Kerja Karyawan PT

Satu Nusa Persada Batam menyimpulkan bahwa motivasi dan kemampuan kerja

sangat berpengaruh terhadap kinerja dan kepuasan kerja karyawan. Penelitian

Chandra (2008) tentang Pengaruh Partisipasi dalam Penyusunan Anggaran terhadap

(45)

Group menyimpulkan bahwa tidak adanya pengaruh partisipasi dalam penyusunan

anggaran terhadap kinerja dan reward juga tidak mempengaruhi hubungan dalam

partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial. Hartanto (2008) dalam

penelitiannya tentang Pengaruh Kepemimpinan dan Budaya Organisasi terhadap

Kinerja Karyawan PT. Air Mancur Wonogiri menyimpulkan bahwa kepemimpinan

dan budaya organisasi baik secara individu dan bersama-sama/simultan mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan.

Bilmoneva dan Kusnanto (2006) meneliti tentang Hubungan Antara

Komitmen terhadap Organisasi dengan Kinerja Dosen Pembelajaran Klinik

di AKPER Swasta di Pekanbaru menyimpulkan komitmen berhubungan signifikan

dengan bekerja di tempat lain. Dosen yang tidak bekerja di tempat lain mempunyai

komitmen yang lebih kuat dibandingkan dosen yang bekerja di tempat lain.

Sedangkan Sinaga (2005) dalam penelitiannya tentang Pengaruh Budaya Organisasi

dan Reward terhadap Kinerja Karyawan pada PT Soelong Laoet Medan mengatakan

bahwa budaya organisasi dan reward secara simultan maupun parsial berpengaruh

signifikan terhadap kinerja karyawan. Dari beberapa penelitian di atas terdapat

beberapa perbedaan hasil penelitian.

Beberapa penelitian di atas akan dijadikan sebagai pedoman dalam melakukan

penelitian ini mengenai pengaruh kualitas SDM, budaya organisasi serta komitmen

organisasi terhadap kinerja dan reward sebagai variabel moderating dapat dilihat

(46)

Tabel 2.1. Review Penelitian Terdahulu

No Nama Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil penelitian

1 Dalmy (2009) Pengaruh SDM,

2 Rusman (2006) Analisis Pengaruh Stres Kerja, terhadap 6. Sinaga (2008) Pengaruh Budaya

(47)

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

3.1. Kerangka Konsep

Berdasarkan judul penelitian dan masalah yang telah diuraikan sebelumnya,

maka kerangka konsep dari penelitian ini digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.1. Pengaruh SDM, Budaya Organisasi, Komitmen Organisasi terhadap Kinerja

Dalam penelitian ini dilihat dari kualitas SDM yang dimiliki dan bagaimana

untuk meningkatkannya, serta sejauhmana SDM tersebut mendapatkan pelatihan

keterampilan. Budaya organisasi merupakan nilai-nilai dan norma yang dianut dan

dijalankan oleh sebuah organisasi terkait dengan lingkungan di mana organisasi

tersebut menjalan kegiatannya. Budaya organisasi berkaitan dengan bagaimana

karyawan mempersepsikan karakteristik dari budaya suatu organisasi, bukannya Kinerja

(Y) Kualitas S D M

X1

Budaya Organisasi X2

Komitmen Organisasi X3

X

Reward

(48)

dengan apa mereka menyukai budaya itu atau tidak. Artinya, budaya itu merupakan

suatu istilah deskriptif. Budaya organisasi menyatakan suatu persepsi bersama yang

dianut oleh anggota-anggota organisasi itu. Dengan Komitmen yang kuat

memungkinkan seseorang bisa mengeluarkan sumber daya fisik, mental, dan

spiritual tambahan yang dapat diperoleh. Masalah ini dilihat dari rasa memiliki,

kebanggaan, dan pengabdiannya serta bagaimana tanggung jawab seseorang bila

organisasi menghadapi suatu masalah. Dorongan mental terhadap perorangan atau

orang-orang sebagai anggota kelompok dalam menanggapi suatu peristiwa dan

dorongan yang berasal dari lingkungan, kemudian diimplementasikan dalam bentuk

perilaku, adalah merupakan suatu motivasi. Masalah ini menguji sampai di mana

kemauan seseorang untuk dapat meningkatkan kinerja. Dengan pemberian Reward

yang telah ditetapkan organisasi, bagaimana dukungan seseorang dalam menghadapi

pekerjaan. Masalah ini akan melihat bagaimana dampak pemberian insentif kepada

seseorang sesuai dengan yang ditetapkan organisasi, dan bagaimana dampak

pemberian reward yang telah ditetapkan organisasi, memperkuat atau memperlemah.

Bagaimanapun canggihnya alat-alat yang dimiliki suatu perusahaan, tidak

akan ada manfaatnya bagi perusahaan tersebut jika peranan aktif karyawan tidak

diikutsertakan. “Sumber Daya Manusia adalah kesatuan tenaga manusia yang ada

dalam organisasi dan bukan sekedar penjumlahan karyawan-karyawan yang ada

(Matindas, 2002). Sebagai kesatuan harus dipandang sebagai suatu sistem yang

merupakan bagian yang saling berkaitan satu dengan lainnya dan berfungsi untuk

(49)

Nilai-nilai yang menjadi pedoman sumber daya manusia untuk menghadapi

permasalahan eksternal dan usaha penyesuaian integrasi ke dalam perusahaan

sehingga masing-masing anggota organisasi harus memahami nilai-nilai yang ada dan

bagaimana mereka harus bertindak atau berperilaku.

Komitmen sama sekali tidak ada hubungannya dengan bakat, kepintaran atau

talenta. Dengan komitmen yang kuat memungkinkan seseorang bisa mengeluarkan

sumber daya fisik, mental, dan spiritual tambahan yang dapat diperoleh. Masalah ini

dilihat dari rasa memiliki, kebanggaan, dan pengabdiannya serta bagaimana tanggung

jawab seseorang bila organisasi menghadapi suatu masalah. Masalah ini menguji

sampai di mana kemauan seseorang untuk dapat meningkatkan kinerja.

Berbagai penghargaan yang diberikan kepada personil yang berhasil

meningkatkan keuntungan perusahaan adalah merupakan support yang sangat

mendukung dalam rangka memotivasi pelaksanaan pekerjaan. Pada umumnya

penghargaan dapat digolongkan pada dua kelompok yaitu penghargaan intrinsik dan

penghargaan ekstrinsik. Penghargaan intrinsik adalah berupa rasa puas diri yang

diperoleh seseorang yang telah berhasil menyelesaikan pekerjaannya dengan baik dan

telah mencapai sasaran tertentu. Sedangkan penghargaan ekstrinsik adalah berupa

rasa puas orang lain yang diperoleh dari seseorang yang telah menyelesaikan

pekerjaan dengan baik dan telah mencapai sasaran tertentu.

Kinerja adalah sesuatu yang dikerjakan atau produk atau jasa yang dihasilkan

atau diberikan oleh seseorang atau sekelompok orang. Kinerja merupakan hasil yang

(50)

dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan

wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya mencapai tujuan

organisasi yang bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan

moral dan etika.

3.2 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan uraian di atas dan hasil-hasil penelitian sebelumnya, maka dapat

dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

1. Kualitas Sumber Daya Manusia, Budaya Organisasi serta Komitmen

Organisasi berpengaruh terhadap kinerja.

2. Reward mempengaruhi hubungan antara Kualitas Sumber Daya Manusia,

(51)

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kausal yaitu penelitian yang bertujuan

untuk mengukur hubungan antara variabel atau untuk menganalisis bagaimana

pengaruh suatu variabel terhadap variabel lainnya (Umar, 2003). Dalam hal ini ingin

mengetahui bagaimana pengaruh reward terhadap hubungan antara kualitas SDM,

budaya organisasi, komitmen organisasi, dengan kinerja.

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian akan dilakukan di Akpar Medan, yang beralamat di Jalan RS. Haji

Medan No. 12 Medan, waktu penelitian direncanakan dimulai dari Juni 2010

sampai Agustus 2010 (jadwal penelitian terlampir).

4.3. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai di Akademi Pariwisata

Medan yang berjumlah 71 orang, dan langsung menjadi sampel penelitian dengan

memakai metode sensus. Metode sensus merupakan pengumpulan data primer yang

diperoleh secara langsung dari sumbernya. Jika peneliti menggunakan seluruh elemen

populasi menjadi data penelitian maka disebut jenis penelitian sensus, dan sensus

(52)

Dari 71 set kuesioner yang disebarkan kepada responden, yang kembali

sebanyak 67 set dan yang cacat sebanyak dua set, jadi kuesioner yang bisa digunakan

untuk melakukan analisis data hanya sebanyak 65 set, maka jumlah sampel dalam

penelitian ini adalah 65 orang.

4.4. Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini dilakukan dengan dilakukan dengan menggunakan data primer

dengan metode survey yang diperoleh melalui penyebaran kuesioner kepada pegawai,

yang berisikan berbagai pernyataan yang berkaitan dengan variabel-variabel yang

diteliti. Jenis kuesioner yang digunakan adalah kuesioner langsung, yaitu daftar

pertanyaan dikirim atau diserahkan langsung kepada orang yang ingin dimintai

pendapat, keyakinannya atau diminta menceritakan tentang dirinya sendiri (Hadi,

2000). Kuesioner penelitian diantar langsung ke Akademi Pariwasata Medan yang

menjadi objek penelitian.

4.5. Variabel Penelitian

4.5.1. Klasifikasi Variabel

Berdasarkan perumusan masalah, uraian teoritis dan hipotesis, maka variabel-

variabel dalam penelitian ini dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Variabel Bebas (Independen Variabel) yaitu variabel yang mempengaruhi atau

Gambar

Tabel 2.1. Review Penelitian Terdahulu
Gambar 3.1. Pengaruh SDM, Budaya Organisasi, Komitmen Organisasi  terhadap Kinerja
Tabel 4.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Tabel 5.1. Usia
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini menunjukan bahwa pada masa itu Banten sudah mengenal konsep kehidupan sosial multikulturalisme yang di wujudkan dalam toleransi antar umat beragama dan juga

As well, the optimum temperature of the protease enzyme treatment given media exposure results Fe magnetic field reaches a temperature of 55 0 C with protease activity of 0.13

menerbitkan obligasi ketimbang saham adalah karena perusahaan tidak ingin adanya intervensi pihak luar perusahaan yang lebih besar lagi. Seperti yang kita ketahui, jika

2016, yang dibentuk berdasarkan Keputusan Kepala Layanan Pengadaan Polda Bali Nomor : Kep/01/XII/2015 tanggal 18 Desember 2015 tentang Penunjukan dan pengangkatan Pokja Barang

Dilihat dari mayoritas, kesiapan mahasiswa PTIK angkatan 2011 menjadi tenaga pendidik pasca program pengalaman lapangan pada aspek pedagogik (65%) menyatakan cukup

(H.R Bukhari dan yang lainnya). Abu Ishaq menengahi dengan berkata : Apabila kondisi lemah maka duduk, karena dalam kondisi lemah membutuhkan istirahat dan

Laporan Capaian Kompetensi atau Rapor adalah kumpulan nilai dan deskripsi penguasaan kompetensi seluruh mata pelajaran masing-masing peserta didik, yang merupakan rekaman

Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir Menganalisis materi, struktur, konsep, dan pola pikir Merancang produksi Seni Pertunjukan keilmuan yang mendukung mata pelajaran