• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tingkat Keluhan Berdasarkan Menopause Rating Scale pada Wanita Menopause Kelompok Pengajian di Kelurahan Martoba Kota Pematangsiantar Tahun 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Tingkat Keluhan Berdasarkan Menopause Rating Scale pada Wanita Menopause Kelompok Pengajian di Kelurahan Martoba Kota Pematangsiantar Tahun 2015"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

TINGKAT KELUHAN BERDASARKAN MENOPAUSE RATING SCALE PADA WANITA MENOPAUSE KELOMPOK PENGAJIAN DI

KELURAHAN MARTOBA KOTA PEMATANGSIANTAR

SITI RAHMAWANA SINAGA 145102114

KARYA TULIS ILMIAH

(2)
(3)
(4)
(5)

Tingkat Keluhan Berdasarkan Menopause Rating Scale Pada Wanita Menopause Kelompok Pengajian di Kelurahan Martoba

Kota Pematangsiantar

Abstrak

Siti Rahmawana Sinaga

Latar Belakang: Dalam perjalanan hidupnya, wanita mengalami banyak proses pertumbuhan dan perkembangan, sampai suatu saat pertumbuhan dan perkembangan akan terhenti pada suatu tahapan sehingga banyak perubahan yang terjadi pada fungsi tubuh wanita. Perubahan ini akan terjadi seiring peningkatan usia sampai akhirnya wanita akan mencapai titik yang dinamakan menopause dan di titik ini, kecemasan akan mulai muncul karena merasa dirinya tidak indah lagi.

Tujuan Penelitian: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat keluhan berdasarkan Menopause Rating Scale pada wanita menopause kelompok pengajian di Kelurahan Martoba Kota Pematangsiantar Tahun 2015.

Metode Penelitian: Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan cross sectional, analisa data univariat dengan besar sampel sebanyak 30 orang, dengan metode pengambilan sampel total sampling. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret sampai dengan Mei 2015. Instrumen dalam penelitian ini berupa kuesioner MRS.

Hasil Penelitian: Hasil penelitian menunjukkan mayoritas wanita menopause mengalami gejala ringan pada keluhan psikologis berupa kekeringan pada vagina (rasa kering atau terbakar pada vagina, kesulitan dalam berhubungan intim) sebanyak 22 orang (73,3%).

(6)

The Level of Complaints Based on Menopause Rating Scale of the Recitation Group Menopausal Women of Kelurahan Martoba Pematangsiantar

Abstract

Siti Rahmawana Sinaga

The Background: Women experience a lot of growth and development process in their life, until it will be halted one time at a stage. It makes many changes in the women’s body functions. These changes will occur with the increasing of age until she would reach a point named menopause, and at this point, the anxiety will appear because she felt she no longer beautiful.

The Objective of the Research: this research aimed to know the level of complaints based on Menopause Rating Scaleof the recitation group menopausal women of Kelurahan Martoba Pematangsiantar in 2015.

The Research Methodology: The design of this research was descriptive by using crossectional approach, univariate data analysis with the total of the sample was 30 people and its technique sampling was total sampling. This research was conducted in March to May 2015. The instrument of the research was MRS.

The Research Finding: The result showed most of the menopausal women got minor indication on the psychological complaint, that was a vagina dryness (feel dry or burn on the vagina, hard in doing sexual intercourse) in amout of 22 people (73,3%). Conclusion: psychological complaints in terms of the majority of respondents got mild symptoms in a statement vagina dryness. It is expected to be a suggestion for every health cadre in giving information and knowledge of menopausal women’s complaints.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat ,rahmat dan karunia-Nya peneliti dapat menyelesaikan karya tulis

ilmiah ini dengan judul “Tingkat Keluhan Berdasarkan Menopause Rating

Scale pada Wanita Menopause Kelompok Pengajian di Kelurahan Martoba

Kota Pematangsiantar Tahun 2015”.

Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini peneliti mendapatkan bimbingan, masukan dan arahan dari berbagai pihak, sehingga peneliti dapat menyelesaikan proposal karya tulis ilmiah ini tepat pada waktunya. Dalam kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada : 1. dr.Dedi Ardinata,M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas

Sumatera Utara.

2. Nur Asnah Sitohang,S.Kep.Ns, M.Kep. selaku Ketua Program Diploma IV Bidan Pendidik Fakultas keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Dr. dr. M. Fidel Ganis Siregar, M.Ked(OG), Sp.OG(K) selaku Pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama penyusunan karya tulis ilmiah.

4. Evi Karota Bukit, S.Kp, MNS dan dr. Isti Ilmiati Fujiati, MSc. CM-FM, M.Pd.Ked selaku dosen penguji yang telah membantu mengoreksi, menyempurnakan, menguji dan menilai karya tulis ilmiah ini.

(8)

6. Ibunda Delfiana dan Ayahanda D. Sinaga atas dukungannya baik berupa dukungan moril, materil, dan kasih sayang sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tuis ilmiah ini.

7. Seluruh Dosen dan Staf di Program Studi Diploma IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

8. Seluruh rekan mahasiswa Program Studi Diploma IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

9. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan kepada peneliti dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

Akhirnya, penulis mengharapkan masukan dan saran demi perbaikan dan penyempurnaan penelitian ini dan juga untuk menambah ilmu dan pengetahuan penulis untuk masa yang akan datang.

Medan, Juli 2015 Peneliti

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR SKEMA ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Menopause ... 6

1. Pengertian Menopause ... 6

2. Fase Menopause... 7

3. Jenis-Jenis Menopause ... 8

4. Penyebab Menopause ... 9

5. Hormon yang Berperan dalam Menopause ... ` 9

6. Tanda dan Gejala Menopause ... 10

7. Faktor yang Mempengaruhi Menopause ... 17

8. Pencegahan Dampak Negatif Menopause... 20

9. Terapi Sulih Hormon (TSH) ... 21

(10)

BAB III KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep ... 23

B. Defenisi Operasional ... 23

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 24

B. Populasi dan Sampel ... 24

C. Tempat Penelitian ... 25

D. Waktu Penelitian... 25

E. Etika Penelitian ... 25

F. Alat Pengumpulan Data ... 27

G. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 27

H. Prosedur Pengumpulan Data ... 28

I. Analisa Data ... 29

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 30

B. Pembahasan ... 34

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 39

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 : Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Responden Pada Wanita Menopause Kelompok Pengajian di Kelurahan Martoba Kota Pematangsiantar Tahun 2015 ...31 Tabel 5.2 : Distribusi Responden Berdasarkan Keluhan Vasomotor Pada Wanita

Menopause Kelompok Pengajian di Kelurahan Martoba Kota Pematangsiantar Tahun 2015 ...32 Tabel 5.3 : Distribusi Responden Berdasarkan Keluhan PsikologisPadaWanita

Menopause Kelompok Pengajian diKelurahan MartobaKota PematangsiantarTahun 2015 ...33 Tabel 5.4 : Distribusi Responden Berdasarkan Keluhan Somatic Pada Wanita

(12)

DAFTAR SKEMA

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 2 : Kuesioner Penelitian

Lampiran 3 : Surat Izin Penelitian dari Fakultas Keperawatan USU Lampiran 4 : Surat Izin Penelitian dari Kantor Lurah Martoba Lampiran 5 : Surat Selesai Penelitian dari Kantor Lurah Martoba Lampiran 6 : Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah

(14)

Tingkat Keluhan Berdasarkan Menopause Rating Scale Pada Wanita Menopause Kelompok Pengajian di Kelurahan Martoba

Kota Pematangsiantar

Abstrak

Siti Rahmawana Sinaga

Latar Belakang: Dalam perjalanan hidupnya, wanita mengalami banyak proses pertumbuhan dan perkembangan, sampai suatu saat pertumbuhan dan perkembangan akan terhenti pada suatu tahapan sehingga banyak perubahan yang terjadi pada fungsi tubuh wanita. Perubahan ini akan terjadi seiring peningkatan usia sampai akhirnya wanita akan mencapai titik yang dinamakan menopause dan di titik ini, kecemasan akan mulai muncul karena merasa dirinya tidak indah lagi.

Tujuan Penelitian: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat keluhan berdasarkan Menopause Rating Scale pada wanita menopause kelompok pengajian di Kelurahan Martoba Kota Pematangsiantar Tahun 2015.

Metode Penelitian: Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan cross sectional, analisa data univariat dengan besar sampel sebanyak 30 orang, dengan metode pengambilan sampel total sampling. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret sampai dengan Mei 2015. Instrumen dalam penelitian ini berupa kuesioner MRS.

Hasil Penelitian: Hasil penelitian menunjukkan mayoritas wanita menopause mengalami gejala ringan pada keluhan psikologis berupa kekeringan pada vagina (rasa kering atau terbakar pada vagina, kesulitan dalam berhubungan intim) sebanyak 22 orang (73,3%).

(15)

The Level of Complaints Based on Menopause Rating Scale of the Recitation Group Menopausal Women of Kelurahan Martoba Pematangsiantar

Abstract

Siti Rahmawana Sinaga

The Background: Women experience a lot of growth and development process in their life, until it will be halted one time at a stage. It makes many changes in the women’s body functions. These changes will occur with the increasing of age until she would reach a point named menopause, and at this point, the anxiety will appear because she felt she no longer beautiful.

The Objective of the Research: this research aimed to know the level of complaints based on Menopause Rating Scaleof the recitation group menopausal women of Kelurahan Martoba Pematangsiantar in 2015.

The Research Methodology: The design of this research was descriptive by using crossectional approach, univariate data analysis with the total of the sample was 30 people and its technique sampling was total sampling. This research was conducted in March to May 2015. The instrument of the research was MRS.

The Research Finding: The result showed most of the menopausal women got minor indication on the psychological complaint, that was a vagina dryness (feel dry or burn on the vagina, hard in doing sexual intercourse) in amout of 22 people (73,3%). Conclusion: psychological complaints in terms of the majority of respondents got mild symptoms in a statement vagina dryness. It is expected to be a suggestion for every health cadre in giving information and knowledge of menopausal women’s complaints.

(16)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Dalam perjalanan hidupnya, wanita mengalami banyak proses pertumbuhan dan perkembangan, sampai suatu saat pertumbuhan dan perkembangan akan terhenti pada suatu tahapan sehingga banyak perubahan yang terjadi pada fungsi tubuh wanita. Perubahan ini akan terjadi seiring peningkatan usia sampai akhirnya wanita akan mencapai titik yang dinamakan menopause dan di titik ini, kecemasan akan mulai muncul karena merasa dirinya tidak indah lagi (Mulyani, 2013).

Menopause merupakan peristiwa alami yang terjadi pada setiap wanita.Peristiwa alami tersebut dipengaruhi konteks budaya yang berbeda dan persepsi individual. Pada masyarakat pada umumnya, usia dewasa memiliki penghargaan yang tinggi dibandingkan usia lanjut khususnya wanita yang mengalami menopause. Menopause dipersepsikan sebagai suatu kehilangan dan menimbulkan perasaan tidak berharga. Wanita memiliki keyakinan dalam diri bahwa sebagai wanita sudah merasa tidak sempurna dengan berakhirnya proses menstruasi, dan merasa tidak subur lagi. Pandangan budaya dan individual memengaruhi persepsi wanita berhubungan dengan proses menopause dan gejala-gejala yang ditimbulkan dari menopause (Kusmiran, 2011).Serta terdapat peningkatan hormon FSH dan LH yang menyebabkan berbagai perubahan pada fisik dan psikis (Manuaba, I. 2009).

(17)

2

usiatertentu saja, walaupun sebagian besar wanita mengalami menopause dekat dengan usia paruh baya. Usia rata-rata perempuan mengalami menopause di Amerika Serikat adalah 50-52 tahun, tetapi dalam beberapa kasus mungkin terjadi lebih awal atau lebih lambat. Tidak ada seorang pun yang dapat memastikan kapan menopause ini akan datang. Kebanyakan wanita akan mengalaminya pada usia 50 tahun tetapi tidak menutup kemungkinan jika terjadi lebih cepat atau lebih lambat (Mulyani, 2013).

Berdasarkan data Depkes (2005) di Indonesia tahun 2020 wanita menopause dengan usia rata-rata 49 tahun sebanyak 30,3 juta .berdasarkan data Profil DIY (2013) wanita menopause di Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2012 sudah mencapai 3,9 ribu jiwa (10,73%) dari jumlah penduduk DIY.

Di Massachusetts Women’s Health Study, wanita yang melaporkan periode menstruasi tidak teratur dianggap mengalami perimenopause. Penulis menemukan usia median wanita periode waktu ini adalah 47,5 tahun dan periode pramenopause sekitar durasi empat tahun. Usia median menopause untuk kelompok wanita ini adalah 51,3 tahun, dan hanya pada wanita yang perokok yang ditemukan berkaitan dengan menopause dini (sekitar1,5 tahun). Rentang usia menopause pada sebagian besar wanita usia antara 48 dan 55. Penulis lain juga melaporkan usia rata-rata terjadinya menopause di Amerika Serikat adalah 51 tahun (Varney, 2006).

(18)

3

Data Riskesdas, umur harapan hidup wanita lebih panjang dibanding umur harapan hidup laki-laki. Pada tahun 1995 umur harapan hidup wanita adalah 66 tahun sedangkan umur harapan hidup laki-laki 62,9 tahun. Sedangkan pada tahun 2005 umur harapan hidup wanita 68,2 tahun dan umur harapan hidup laki-laki 64,3 tahun. Diperkirakan pada tahun 2010 usia harapan hidup wanita mencapai usia 70 tahun. Walaupun usia harapan hidup laki-laki, tetapi kenyataan proses biologis penuaan berlangsung lebih cepat daripada laki-laki. Kenyataan ini disebabkan karena beban proses reproduksi wanita lebih komplek (Mulyani, 2013).

Usia menopause di Indonesia ± 49 tahun, tetapi biasanya sejak wanita di atas 40 tahun menstruasi sudah tidak teratur, siklus sering kali terjadi tanpa pengeluaran sel telur, hal ini brarti kemungkinan untuk hamil kecil, namun bila terjadi kehailan pada usia ini, kemungkinan besar memperoleh anak yang cacat/dengan kualitas yang kurang baik (Kumalasari, 2012).

Berdasarkan kasus diatas peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang Tingkat Keluhan Berdasarkan Menopause Rating Scale Pada Wanita Menopause Kelompok Pengajian di Kelurahan Martoba Kota Pematangsiantar Tahun 2015.

B. Rumusan Masalah

(19)

4

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui tingkat keluhan berdasarkan Menopause Rating Scale pada wanita menopause kelompok pengajian di Kelurahan Martoba Kota Pematangsiantar tahun 2015.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui tingkat keluhan berdasarkan Menopause Rating Scalepada wanita menopause kelompok pengajian di Kelurahan Martoba

Kota Pematangsiantar berdasarkan karakteristik responden.

b. Untuk mengetahui tingkat keluhan berdasarkan Menopause Rating Scalepada wanita menopause kelompok pengajian di Kelurahan Martoba

Kota Pematangsiantar berdasarkan keluhan vasomotor.

c. Untuk mengetahui tingkat keluhan berdasarkan Menopause Rating Scalepada wanita menopause kelompok pengajian di Kelurahan Martoba

Kota Pematangsiantar berdasarkan keluhan psikologis.

d. Untuk mengetahui tingkat keluhan berdasarkan Menopause Rating Scalepada wanita menopause kelompok pengajian di Kelurahan Martoba

Kota Pematangsiantar berdasarkan keluhan somatik.

D. Manfaat Penelitian 1. Praktik Kebidanan

(20)

5

2. Pendidikan Kebidanan

Sebagai referensi dan menambah bahan kepustakaan dalam perkembangan ilmu kebidanan khususnya asuhan kebidanan pada wanita menopause.

3. Penelitian Kebidanan

(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Menopause

1. Pengertian Menopause

Margaret Lock mengemukakan bahwa istilah menopause sebaiknya dibatasi pada peristiwa actual akhir menstruasi dan bahwa menopause menggambarkan, bukan suatu kondisi, tetapi lebih pada perubahan fisik dan psikologis yang terjadi pada masa tertentu dalam kehidupan wanita (Varney, 2006).

Menurut Kumalasari (2012), menopause adalah keadaan wanita yang mengalami penurunan fungsi indung telur, sehingga produksi hormone estrogen berkurang yang berakibat terhentinya menstruasi untuk selamanya (mati menstruasi). Menopause adalah berhentinya mens secara permanen (Varney, 2006).

Menopause juga dapat diartikan sebagai haid terakhir.Terjadinyta menopause ada hubungan dengan menarche (pertama haid), makin dini menarche terjadi maka makin lambat atau lama menopause timbul (Mulyani, 2013). Menurut Sarwono P (2003) dalam Sukarni dan Margareth (2013) ada tiga periode menopause, yaitu :

a. Klimakterium

(22)

7

b. Menopause

Masa menopause yaitu saat haid terakhir atau berhentinya menstruasi, dan bila telah mengalami menopause 12 bulan sampai menuju ke senium umumnya terjadi pada usia 50-an tahun.

c. Senium

Periode pasca menopause, yaitu ketika individu telah mampu menyesuaikan dengan kondisinya, sehingga tidak mengalami gangguan fisik antara usia 65 tahun.

2. Fase Menopause

Menurut Kusmiran (2011), tiga fase kehidupan berhubungan dengan menopause, yaitu :

a. Perimenopause

Perimenopause dimulai denan munculnya tanda-tanda dan gejala awal perubahan dari system tubuh ketika siklus menstruasi mulai tidak teratur. Perimenopause dapat terjadi pada awal usia 30-an dan berakhir 1 tahun setelah siklus menstruasi berakhir. Rata-rata terjadi pada usia 47-51 tahun.

b. Menopause

(23)

8

c. Postmenopause

Postmenopause adalah suatu periode yang terjadi sesudah siklus menstruasi terakhir dan merupakan periode tahun setelah menopause.

3. Jenis-Jenis Menopause

Menopause dapat dibedakan menjadi dua jenis, diantaranya : a. Menopause Prematur (Dini)

Menurut dr. Ali Baziad, Sp.OG KFFR, staf pada Bagian Obstetri dan Ginekologi, FKUI/RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta “menopause

dini adalah berhentinya haid di bawah usia 40 tahun” (Sukarni dan

Margareth, 2013).

Menopause prematur ditandai dengan apabila terjadi penghentian masa mentruasi sebelum tepat pada waktunya disertai dengan tanda hot flushes serta peningkatan kadar hormone gonadotropin. Adapun faktor-faktor yang menyebabkan menopause premature adalah herediter, gangguan gizi yang cukup berat, penyakit menahun dan penyakit yang merusak jaringan kedua ovarium. Namun menopause premature tidak memerlukan terapi, kecuali pemberian keterangan atau informasi terkait kepada seorang wanita yang bersangkutan (Mulyani, 2013).

b. Menopause Alamiah

(24)

9

4. Penyebab Menopause

Tubuh wanita mempunyai persediaan sel telur atau ovum dengan jumlah yang terbatas dan masa menopause itu terjadi ketika ovarium atau indung telur telah kehabisan sel telur atau ovum. Hal ini menyebabkan produksi hormon dalam tubuh terganggu, yaitu berhentinya produksi hormon seks wanita yang tidak lain adalah hormon estrogen dan progesterone.

Penurunan fungsi hormon dalam tubuh akan menyebabkan terjadinya penurunan fungsi tubuh dan gejala-gejala menopause akan mulai timbul dan terasa meskipun menstruasi masih datang. Saat itu akan mulai terlihat adanya perubahan pada haid yang mungkin menjadi lebih lama atau lebih singkat dan untuk jumlah darah menstruasi yang dikeluarkan menjadi tidak konsisten yaitu relatif menjadi lebih banyak dari sebelumnya.

5. Hormon yang Berperan dalam Menopause

Hormon merupakan pembawa pesan kimia yang dilepaskan dalam system peredaran darah yang akan mempengaruhi organ yang ada di seluruh tubuh. Hipotalamus akan mengontrol menstruasi dengan mensekresikan hormon gonadotropin ke kelenjar pituitary. Selama masa reproduksi kelenjar pituitary akan merespon dengan memproduksi dua hormon, yaitu follicle-stimulating hormone (FSH) dan leutenizing hormone (LH). Hormon

ini akan menentukan jumlah hormon estrogen dan progesterone yang dihasilkan oleh ovarium atau indung telur.

(25)

10

telur. Ketika akan mendekati masa menopause maka ovulasi akan semakin jarag terjadi. Hal ini yang menyebabkan menstruasi menjadi tidak teratur dan tidak menentu sampai pada akhirnya sama sekali berhenti. Sehingga untuk mengimbanginya maka tubu akan lebih banyak untuk mensekresikan hormone FSH dan LH agar mampu merangsang produksi ovum atau sel telur.

Hormon estrogen bertanggung jawab atau juga ikut terlibat dalam mempertahankan suhu tubuh. Hal ini yang juga banyak menyebabkan banyak wanita yang mengalami hot flush ketika kadar hormone estrogen dalam tubuh menurun. Penurunan hormon progesteron selama masa menopause akan menyebabkan timbulnya rasa gelisah, depresi, mudah tersinggung atau marah, libido menjadi rendah, dan bertambahnya berat badan.

6. Tanda dan Gejala Menopause

Pada masa menopause wanita akan mengalami perubahan-perubahan. Perubahan yang dirasakan oleh wanita tersebut adalah :

a. Perubahan pola menstruasi (perdarahan)

(26)

11

b. Rasa panas (hot flush)

Gejala ini akan dirasakan mulai dari wajah sampai keseluruh tubuh. Selain rasa panas juga disertai dengan warna kemerahan pada kulit dan berkeringat.

Rasa panas ini akan mempengaruhi pola tidur wanita menopause yang akibatnya sering kali wanita menopause kekurangan tidur. Masing-masing wanita menderita masalah ini dalam tingkat yang berbeda-beda. Hot flush berlangsung dalam 30 detik sampai 3 menit. Keluhan Hot flushes berkurang setelah tubuh menyesuaikan diri dengan kadar estrogen

yang rendah. Meskipun demikian, sekitar 25 % penderita masih mengeluhkan hal ini sampai lebih dari 5 tahun. Pemberian estrogen dalam bentuk terapi efektif dalam meredakan keluhan hot flushes pada 90% kasus. Rasa panas yang diderita ini biasanya berhubungan dengan cuaca panas dan lembab. Selain itu, juga berhubungan dengan ruang sempit, kafein, alcohol, atau makanan pedas.

c. Keluar keringat di malam hari

Keluar keringat di malam hari disebabkan karena hot flushes. Gejolak panas mungkin sangat ringan dan sama sekali tidak diperhatikan oleh orang lain. Mungkin hanya terasa seolah-olah suhu meningkat secara tiba-tiba sehingga menyebabkan kemerahan disertai keringat yang mengucur diseluruh tubuh.

d. Susah tidur (insomnia)

(27)

12

menyababkan wanita terbangun dari tidurnya. Masalah insomnia juga dikarenakan kadar serotonin yang menurun sebagai akibat jumlah estrogen yang kadarnya juga menurun. Serotonin mempengaruhi suasana hati seseorang, jika kadar serotonin dalam tubuh menurun, hal ini akan menyebabkan depresi dan sulit tidur.

Insomnia juga dapat disebabkan oleh faktor fisik dan psikis. Faktor fisik misalnya sakit flu, sedangkan faktor psikis adalah stress, cemas, dan depresi. Lebih lanjut ketika masa menopause berlangsung terjadi perubahan fisik dan psikis, menurunnya fungsi hormone estrogen dan progesterone yang menyebabkan keluhan seperti pusing, mual, gerah, berdebar-debar, dan sebagainya. Masalah menopause memberikan perubahan psikis karena adanya anggapan bahwa menopause adalah saat berakhirnya semua sifat kewanitaannya. Keadaan ini diperkuat dengan kurangnya pengertian atau adanya pengertian yang keliru mengenai masalah menopause. Insomnia meningkat pada usia 44-45 tahun. Masalah ini meningkat pada saat menopause sebanyak 40% wanita menopause mengalami kesulitan tidur.

e. Kerutan pada vagina

Pada vagina akan terlihat adanya perubahan yang terjadi pada lapisan dinding vagina. Pada masa menopause vagina akan terlihat menjadi lebih kering dan kurang elastis. Hal ini dikarenakan adanya penurunan kadar hormon estrogen. Efek dari gejala ini maka akan timbul rasa sakit pada saat melakukan hubungan seksual.

(28)

13

wanita menopause bisa menggunakan pelumas vagina atau krim sebagai pengganti hormone estrogen dengan mengusapkannya pada vagina.

Menurut Andrews (2010) dalam Astutik (2013), gejala ini disebabkan karena kulit daerah genitalia kering dan tipis, kondisi ini menyebabkan dispareunia (nyeri saat bersenggama) dan risiko infeksi vagina

meningkat.

f. Gejala gangguan motorik

Pada masa menopause aktivitas yang akan dikerjakan semakin berkurang. Hal ini dikarenakan wanita menopause akan mudah merasakan rasa lelah sehingga tidak sanggup untuk melakukan pekerjaan yang terlalu berat.

g. Sembelit

Proses metabolisme dalam tubuh akan menurun seiring dengan bertambahnya usia. Hal ini dikarenakan tubuh akan berusaha untuk beradaptasi dengan kadar estrogen yang baru. Adanya gejala ini akan mengakibatkan sering kali wanita menopause mengalami sembelit. h. Gejala gangguan system perkemihan

Kadar estrogen yang rendah akan menyebabkan kadar estrogen menjadi rendah dan akan menimbulkan penipisan pada jaringan kandung kemih dan saluran kemih. Hal ini akan menyebabkan terjadinya penurunan kontrol dari kandung kemih sehingga sulit untuk menahan untuk buang air kecil.

(29)

14

seperti ketika sedang mengencangkan atau menutup vagina atau membuka anus. Tahan kontraksi tersebut daam 3 hitungan kemudian rileks, tahan beberapa detik dan ulangi lagi. Lakukan latihan ini dalam sehari total 50 kali maka dapat memperbaiki control kandung kemih. i. Gejala gangguan somatic

Pada masa menopause detak jantung akan berdetak lebih kencang pada saat merasa gelisah, cemas, takut, khawatir, dan grogi. Selain itu juga wanita menopause sering kali merasakan kesemutan pada bagian tangan dan juga kaki.

j. Perubahan pada mulut

Pada saat ini kemampuan mengecap pada wanita menopause berubah menjadi kurang peka, sementara yang lain mengalami gangguan gusi dan gigi menjadi lebih mudah tanggal.

k. Penurunan libido

Menurut Varney (2006), semakin tua usia wanita, minat seks dan responsive wanita akan menurun. Menurut laporan Kinsey awal 1950-an, wanita mencapai puncak aktivitas dan kenikmatan seksual, sekitar usia 35 tahun. Namun, Nachtigall melaporkan bahwa meskipun terdapat penurunan dalam aktivitas seksual setelah usia 35 tahun, hal ini disebabkan “kelelahan” atau ketidaktertarikan pada pria.

l. Penurunan daya ingat dan mudah tersinggung

(30)

15

mengakibatkan gangguan yang berupa menurunnya daya ingat dan suasana hati yang sering berubah-ubah atau mudah tersinggung.

m. Perubahan berat badan

Menopause sering kali dijadikan sebagai penyabab peningkatan berat badan. Hal ini disebabkan karena berkurangnya kemampuan tubuh untuk membakar energy akibat menurunnya efektivitas proses dinamika fisik pada umumnya. Rekomendasi untuk meningkatkan olahraga dan diet sehat yang meliputi pengawasan asupan kalori dan lemak sangat dianjurkan untuk wanita seiring pertambahan usia mereka.

n. Perubahan kulit

Sebagian besar perubahan kulit yang diperhatikan wanita pada masa menopause adalah kerusakan karena sinar matahari. Perubahan lain meliputi kulit kering, banyak keringat, pengerutan, perubahan fungsi pelindung, penipisan, dan penurunan penyembuhan luka. Lemak dibawah kulit juga berkurang sehingga kulit juga semakin kendur, kulit menjadi mudah terbakar sinar matahari dan akan mengalami pigmentasi serta menjadi hitam bahkan pada kulit timbul bintik-bintik hitam.

o. Gangguan fisik lainnya

Setelah tiba masa menopause, ada beberapa gangguan kesehatan yang mungin akan dialami oleh wanita menopause, yaitu :

1) Osteoporosis

(31)

16

Pada masa menopause terjadi peningkatan kadar FSH diatas 30 IU/ml dan penurunan kadar hormone estrogen kurang dari 40 pg/ml. estrogen akan berikatan dengan reseptor estrogen pada osteoblast yang secara langsung memodulasi aktivitas osteoblastik dan secara tidak langsung mengatur pembentukan osteoklast yang mempunyai tujuan menghambat reabsorpsi tulang sehingga apabila kadar hormone estrogen menurun maka tidak ada yang bisa menghambat reabsorpsi tulag. Hormone estrogen berperan dalam pembentukan tulang, remodeling tulang yang mempertahankan kerja osteoblas (formasi tulang) dan osteoklast (penyerapan tulang). Penyakit ini menyerang wanita pada usia 45-65 tahun.

2) Penyakit jantung

Pada umumnya yang paling banyak ditemukan adalah apabila seorang wanita telah memasuki masa menopause dan mengalami osteoporosis memiliki kemungkinan terserang penyakit jantung. Hal ini dikarenakan kadar estrogen meningkatkan tekanan darah dan berat badan yang mengakibatkan pembuluh darah yang mengalir ke jantung tidak bekerja dengan baik.

3) Risiko kanker payudara

(32)

17

7. Faktor yang Mempengaruhi Menopause

Menurut Kumalasari dan Iwan Andhyantoro (2012), faktor-faktor yang mempengaruhi menopause adalah sebagai berikut :

a. Usia haid pertama kali (menarche)

Semakin muda seorang mengalami menstruasi pertama kalinya, semakin tua atau lama ia memasuki masa menopause.

b. Jumlah anak

Beberapa peneliti menemukan bahwa makin sering seorang wanita melahirkan maka semakin tua atau lama mereka memasuki masa menopause.

c. Usia melahirkan

Semakin tua seseorang melahirkan anak, semakin tua ia mulai mamasuki usia menopause. Hal ini terjadi karena kehamilan dan persalinan akan memperlambat system kerja organ reproduksi bahkan akan memperlambat proses penuaan tubuh.

d. Faktor psikis

Keadaan seorang wanita yang tidak menikah dan bekerja diduga memengaruhi perkembangan psikis seorang wanita. Menurut beberapa penelitian, mereka akan mengalami masa menopause lebih muda, dibandingkan mereka yang menikah dan tidak bekerja/bekerja atau tidak menikah dan tidak bekerja.

e. Wanita dengan histerektomi

(33)

18

tumor di uterus, mereka akan mengalami gejala menopause pada usia yang lebih muda).

f. Pemakaian kontrasepsi

Kontrasepsi jenis hormonal bekerja dengan cara menekan fungsi indung telur sehingga tidak memproduksi sel telur. Pada wanita yang menggunakan kontrasepsi ini akan lebih lama atau tua memasuki menopause.

g. Merokok

Wanita perokok diduga akan lebih cepat memasuki masa menopause. Merokok mempengaruhi cara tubuh memproduksi atau membuang hormone estrogen. Di samping itu juga, beberapa peneliti meyakini bahwa komponen tertentu dari rokok juga berpotensi membunuh sel telur. Menurut hamper semua studi yang pernah dilakukan, wanita perokok akan mengalami masa menopause pada usia yang lebih muda yaitu 43 hingga 50 tahun.

h. Sosial ekonomi

Status sosial ekonomi, disamping pendidikan dan pekerjaan suami, begitu juga hubungan antara tinggi badan dan berat badan wanita diduga dapat memengaruhi usia menopause.

i. Budaya dan lingkungan

(34)

19

j. Status gizi

Menurut Mulyani (2013), faktor yang juga mempengaruhi menopause lebih awal biasanya dikarenakan konsumsi yang sembarangan. Jika ingin mencegah menopause lebih awal dapat dilakukan dengan menerapkan pola hidup sehat seperti berhenti merokok, serta mengkonsumsi makanan yang baik misalnya sejak masih muda rajin mengkonsumsi makanan seperti kedelai, kacang merah, bengkoang, atau papaya.

k. Stress

Seperti halnya semas memepengaruhi menopause, stress juga merupakan salah satu faktor yang bisa menentukan kapan wanita akan mengalami menopause. Jika seseorang sering merasa stress maka sama halnya dengan cemas, wanita tersebut akan lebih cepet mengalami menopause. (Mulyani, 2013)

8. Pencegahan Dampak Negatif Menopause

Upaya pencegahan terhadap keluhan/masalah menopause yang dapat dilakukan di tingkat dasar dengan cara seperti berikut :

a. Pemeriksaan alat kelamin

Pemeriksaan alat kelamin wanita bagian luar, liang vagina, dan leher rahim untuk melihat kelainan yang mungkin ada misalnya lecet, keputihan, pertumbuhan abnormal seperti benjolan atau tanda radang. b. Pap smear

(35)

20

pada saluran reproduksi. Dengan demikian pengobatan terhadap adanya kelainan dapat segera dilakukan.

c. Perabaan payudara (sadari)

Ketidakseimbangan hormon yang terjadi akibat penurunan kadar hormone estrogen dapat menimbulkan pembesaran atau tumor payudara. Hal ini juga dapat terjadi pada pemberian hormone pengganti untuk mengatasi masalah kesehatan akibat menopause. Perabaan payudara sendiri atau yang disebut dengan sadari (periksa payudara sendiri) dapat dilakukan untuk deteksi tumor payudara sedini mungkin.

d. Makan makanan yang sehat, rendah lemak, tinggi serta, banyak mengandung vitamin dan mineral, misalnya buah-buahan dan sayuran berwarna hijau.

e. Penggunaan bahan makan yang mengandung unsur fitoestrogen seperti kedelai, tahu, tempe, kecap, papaya, dan semanggi merah.

f. Penggunaan bahan makan sumber kalsium seperti susu, yogurt, keju teri, dan lain-lain.

g. Menghindari rokok, kopi, dan alcohol. h. Pertahankan berat badan sehat.

i. Lakukan olahraga secara teratur. (Kumalasari dan Iwan Andyantoro, 2012)

9. Terapi Sulih Hormon (TSH)

Hormone replacement therapy (HRT) atau terapi sulih hormon adalah

(36)

21

kurang kadarnya karena tidak diproduksi cukup akibat kemunduran fungsi organ-organ endokrin hormon.

Adapun tujuan pemberian TSH ,sebagai berikut : a. Untuk mendapatkan hormon yang hilang saat menopause.

b. Untuk mempertahankan serta meningkatkan kualitas dan kuantitas hidup wanita usia lanjut.

c. Dapat mengurangi dann mengatasi keluhan yang menyertai menopause seperti keluhan psikologis, somatic, serta vasomotorik.

d. Pencegahan gejala yang mengakibatkan osteoporosis, penyakit jantung koroner, dan perdarahan otak.

Semua wanita yang menggunakan pengobatan HRT harus memahami dan mengerti bahwa pemberian HRT bukan untuk memperlambat menopause melainkan untuk mengurangi atau mencegah keluhan atau penyakit akibat kekurangan estrogen.

Adapun wanita-wanita yang direkomendasikan untuk diberi HRT adalah sebagai berikut :

1) Semua wanita klimakterik, tanpa kecuali yang ingin menggunakan HRT untuk pencegahan (meskipun tanpa keluhan).

2) Semua wanita yang memiliki risiko penyakit kardiovaskular dan osteoporosis.

(37)

22

B. Menopause Rating Scale (MRS)

Untuk dapat menilai keluhan klimakterik dapat digunakan Menopause Rating Scale (MRS) dari Green yang biasa dikenal dengan Skala Klimakterik Green. Skala ini dapat mengukur tiga kelompok keluhan, yaitu :

a) Keluhan psikologis berupa jantung berdebar, perasaan tegang atau tekanan, sulit tidur, mudah tersinggung, mudah panik, sulit berkonsentrasi, mudah lelah, hilang minat pada banyak hal, perasaan tidak bahagia dan mudah menangis.

b) Keluhan somatic berupa perasaan pusing, badan terasa tertekan sebagian tubuh terasa tertusuk duri, sakit kepala, nyeri otot atau persendian, tangan atau kaki terasa gatal dan kesulitan bernapas.

c) Keluhan vasomotor berupa gejolak panas (hot flushes) dan berkeringat di malam hari (Kumalasari dan Iwan Andyantoro, 2012).

Tiap-tiap keluhan dinilai derajatnya sesuai dengan ringan beratnya keluhan dengan memakai 4 tolak ukur skala nilai, yaitu :

1) Nilai 0 (tidak ada) : bila tidak ada keluhan sama sekali

2) Nilai 1 (sedikit) : bila keluhan yang timbul sekali-sekali dan tidak mengganggu aktivitas sehari-hari.

3) Nilai 2 (sedang) : bila keluhan sering timbul tetapi belum mengganggu aktivitas sehari-hari.

(38)

BAB III

KERANGKA KONSEP A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep dalam penelitian ini merupakan pedoman penelitian yang digunakan untuk mengidentifikasi tingkat keluhan berdasarkan Menopause Rating Scale pada wanita menopause kelompok pengajian di Kelurahan Martoba

Kota Pematangsiantar. Hal ini dapat dilihat dari kerangka konsep peneliti dibawah ini :

Skema 3.1. Kerangka Konsep

B. Defenisi Operasional

No. Variabel Penelitian

Defenisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur 1. Tingkat

Keluhan

(39)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptifdengan pendekatan cross sectional ,yang dilakukan untuk menggambarkan tingkat keluhan berdasarkan Menopause Rating Scale pada wanita menopause kelompok pengajian di Kelurahan Martoba Kota Pematangsiantar tahun 2015.

B. Populasi Dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti (Notoatmodjo, 2010). Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obejk atau subjek yang mempunyai karakteristik tertentu dan ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya (Ariani, 2014). Populasi pada penelitian ini adalah seluruh wanita menopause pada kelompok pengajian di Kelurahan Martoba Kota Pematangsiantar yang berjumlah 30 orang.

2. Sampel

(40)

25

C. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada kelompok pengajian di Kelurahan Martoba Kota Pematangsiantar. Tempat penelitian ini dipilih karena dianggap memenuhi jumlah yang dibutuhkan oleh peneliti dalam melakukan penelitian tentang tingkat keluhan berdasarkan Menopause Rating Scale pada wanita menopause.

D. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan mulai dari bulan Maret sampai dengan Mei 2015.

E. Etika Penelitian

Penelitian ini menggunakan objek manusia yang memiliki kebebasan dalam menentukan dirinya maka peneliti hatus memahami hak dasar manusia. Pada penelitian ini menjunjung tinggi prinsip etika penelitian yang merupakan standar penelitian dalam melakukan penelitian yang merupakan standar penelitian dalam melakukan sebagaimana dikemukakan oleh Polit dan Back (2006) (dalam Hidayat, 2007) sebagai berikut :

1. Prinsip manfaat

(41)

26

2. Prinsip menghormati martabat manusia Prinsip ini meliputi :

a. Hak untuk menentukan pilihan

Yaitu hak untuk memutuskan dengan sukarela apakah ikut ambil bagian dalam suatu penelitian tanpa resiko yang merugikan. Hak ini meliputi hak mendapatkan pertanyaan, mengungkapkan keberatan, dan menarik diri.

b. Hak mendapatkan data yang lengkap

Menghormati martabat manusia meliputi hak-hak masyarakat untuk memberi informasi, keputusan sukarela tentang keikutsertaan penelitian yang memerlukan ungkapan data lengkap.

c. Prinsip keadilan

Prinsip ini bertujuan untuk menjunjung tinggi keadilan manusia dengan menghargai hak-hak memberikan perawatan secara adil dan hak untuk menjaga privasi manusia.

Masalah etika yang harus diperhatikan dalam penelitian ini antara lain : 1) Dalam mengambil karya orang lain harus mencantumkan nama dan

sumbernya.

(42)

27

menjelaskan tujuan dan kemungkinan dampak yang akan terjadi dari penelitian yang akan dilakukan kepada responden. Responden memutuskan bersedia ataupun menolak untuk menjadi sampel penelitian.

Apabila responden bersedia menjadi sampel penelitian, maka responden di anjurkan untuk mengisi informed consect. Selama pelaksanaan penelitian berlangsung, tidak ditemukannya responden yang menolak utnuk menadi sampel penelitian, sehingga seluruh responden bersedia mengisi formulir informed consent (lembar persetujuan).

3) Tidak mencantumkan nama (anonymity) responden pada lembar observasi. Hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan di sampaikan.

4) Semua informasi yang telah dikumpulkan di jamini kerahasiaannya oleh peneliti (confidentiality).

F. Alat Pengumpulan Data

Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini berupa kuesioner MRS yang berisi pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan judul penelitian.

G. Uji Validitas dan Reliabilitas

(43)

28

mempunyai validitas tinggi.Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah (Arikunto, 2010).

Reliabilitas ialah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau diandalkan (Arikunto, 2010).Alat ukur harus diuji validitas dan reliabilitasnya.

Dalam penelitian ini, alat ukur yang digunakan adalah alat ukur yang sudah baku berdasarkan literatur sehingga tidak perlu lagi diuji validitas dan reliabilitasnya. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner MRS.

H. Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data ini menggunakan data primer, yaitu data yang diperoleh dari teknik pengukuran langsung dengan menggunakan kuesioner MRS.

Sebelum dianalisis data yang terkumpul diolah terlebih dahulu secara manual dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Editing (Penyuntingan data)

Hasil wawancara yang dikumpulkan melalui kuesioner disunting terlebih dahulu. Jika masih ada data yang tidak lengkap dan tidak mungkin dilakukan wawancara ulang, maka kuesioner tersebut dikeluarkan.

b. Coding (Membuat lembaran kode)

Lembaran kode adalah instrumen berupa kolom-kolom untuk merekamdata secara manual. Lembaran berisi nomor responden dan nomor pertanyaan.

c. Scoring

(44)

29

d. Tabulating

Membuat tabel-tabel data, sesuai dengan tujuan penelitian atau yang diinginkan oleh peneliti (Notoatmodjo, 2010).

I. Analisis Data

Analisa data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis univariate yaitu analisis yang bertujuan untuk menjelakan / mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Dalam penelitian ini jenis datanya adalah data numerik yang hanya menjelaskan angka atau nilai, jumlah dan persentase masing-masing dengan menggunakan rumus :

� =�� %

(45)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

Pada bab ini diuraikan hasil penelitian dan pembahasan penelitian mengenai tingkat keluhan berdasarkan Menopause Rating Scale pada wanita menopause kelompok pengajian di Kelurahan Martoba Kota Pematangsiantar tahun 2015. Penelitian ini telah dilaksanakan mulai Maret sampai Mei 2015 di kelompok pengajian Kelurahan Martoba Kota Pematangsiantar dengan jumlah responden 30 orang.

(46)

31

1. Karakteristik Responden

Tabel 5.1

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Responden pada Wanita Menopause Kelompok Pengajian di Kelurahan Martoba

Kota Pematangsiantar Tahun 2015

Karakteristik Frekuensi (n) Persentase (%) Umur

Pada penelitian ini karakteristik responden mencakup umur, pendidikan dan pekerjaan. Berdasarkan tabel 5.1 diketahui bahwa mayoritas responden berumur 50-54 tahun sebanyak 17 orang (56,7%), mayoritas responden berpendidikan SD sebanyak 14 orang (46,6%), dan mayoritas responden sebagai ibu rumah tangga (IRT) sebanyak 13 orang (43,3%).

2. Keluhan Vasomotor

Tabel 5.2

Distribusi Responden Berdasarkan Keluhan Vasomotor Pada Wanita Menopause Kelompok Pengajian di

Kelurahan Martoba Kota Pematangsiantar Tahun 2015

No Pernyataan Pilihan Jawaban

Tidak Ada Ringan Sedang Berat Sangat Berat

(47)

32

1. Badan terasa sangat panas, berkeringat

4 13,3 13 43,3 10 33,3 1 3,3 2 6,6

Berdasarkan tabel 5.2 hasil pilihan jawaban keluhan vasomotor pada pernyataan badan terasa sangat panas, berkeringat menunjukkan bahwa mayoritas responden memilih gejala ringan yaitu 13 orang (43,3%) dan minoritas responden memilih gejala berat yaitu 1 orang (3,3%).

3. Keluhan Psikologis

Tabel 5.3

Distribusi Responden Berdasarkan Keluhan Psikologis Pada Wanita Menopause Kelompok Pengajian di

Kelurahan Martoba Kota Pematangsiantar Tahun 2015

No Pernyataan Pilihan Jawaban

Tidak tertekan, sedih, mudah menangis, tidak bergairah/lesu, mood yang berubah-ubah)

8 26,6 13 43,3 9 30 0 0 0 0

5. Mudah marah (merasa gugup, rasa marah, agresif) (menurunnya kinerja secara umum, berkurangnya daya ingat, menurunnya konsentrasi, mudah lupa/pikun)

4 13,3 14 46,6 5 16,7 7 23,3 0 0

8. Masalah-masalah seksual (perubahan dalam gairah seksual, aktifitas seksual dan kepuasan seksual)

5 16,6 17 56,6 6 20 2 6,6 0 0

9. Masalah-masalah pada kandung dan saluran kemih (sulit buang air

(48)

33

air kecil yang tidak terkontrol) 10. Kekeringan pada vagina (rasa

kering atau terbakar pada vagina, kesulitan dalam berhubungan intim)

4 13,3 22 73,3 0 0 4 13,3 0 0

Berdasarkan tabel 5.3 hasil pilihan jawaban keluhan psikologis wanita menopause didapati bahwa paling banyak responden memilih tidak ada gejala pada pernyataan masalah-masalah pada kandung dan saluran kemih (sulit buang air kecil, sering buang air kecil, buang air kecil yang tidak terkontrol) yaitu sebanyak 15 orang (50%), yang memilih gejala ringan pada pernyataan kekeringan pada vagina (rasa kering atau terbakar pada vagina, kesulitan dalam berhubungan intim) yaitu sebanyak 22 orang (73,3%), yang memilih gejala sedang pada pernyataan perasaan tertekan (merasa tertekan, sedih, mudah menangis, tidak bergairah/lesu, mood yang berubah-ubah) yaitu sebanyak 9 orang (30%), dan yang memilih gejala berat pada pernyataan kelelahan fisik dan mental (menurunnya kinerja secara umum, berkurangnya daya ingat, menurunnya konsentrasi, mudah lupa/pikun) yaitu sebanyak 7 orang (23,3%).

(49)

34

buang air kecil, buang air kecil yang tidak terkontrol) yaitu sebanyak 11 orang (36,6%).

4. Keluhan Somatik

Tabel 5.4

Distribusi Responden Berdasarkan Keluhan Somatik Pada Wanita Menopause Kelompok Pengajian di

Kelurahan Martoba Kota Pematangsiantar Tahun 2015

No Pernyataan Pilihan Jawaban

Tidak Ada Ringan Sedang Berat Sangat

Berdasarkan tabel 5.4 hasil pilihan jawaban keluhan somatik pada pernyataan rasa tidak nyaman pada persendian dan otot (sakit pada persendian, keluhan rematik) menunjukkan bahwa mayoritas responden memilih gejala sedang yaitu 11 orang (36,6%) dan minoritas responden memilih tidak ada gejala yaitu 1 orang (3,3%).

B. Pembahasan

1. Karakteristik Responden

(50)

35

pada pola berpikir dan pemahaman seseorang serta pengalaman yang dimiliki terhadap suatu hal.

Pada tingkat pendidikan ditemukan mayoritas responden berpendidikan SD sebanyak 14 orang (46,6%). Sesuai dengan pendapat Ariani (2014), pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang kepada perkembangan orang lain untuk menuju ke arah cita -cita tertentu untuk mengisi kehidupan sehingga dapat mencapai kebahagiaan. Dimana makin tinggi pendidikan seseorang maka semakin mudah orang tersebut menerima informasi. Dengan pendidikan yang tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi baik dari orang lain maupun dari media massa. Pengetahuan erat hubungannya dengan pendidikan, seseorang dengan pendidikan yang tinggi maka semakin luas pula pengetahuan yang dimiliki sehingga lebih mudah untuk mengakses informasi-informasi yang berkaitan dengan segala hal yang di alami setiap individu.

(51)

36

yang lebih mudah atau cepat dibandingkan yang menikah dan tidak bekerja atau bekerja dan tidak menikah.

2. Keluhan Vasomotor

Berdasarkan tabel 5.2 dapat dilihat bahwa dari 30 wanita menopause yang diteliti, ditemukan mayoritas responden memilih gejala ringan yaitu 13 orang (43,3%) dan minoritas responden memilih gejala berat yaitu 1 orang (3,3%).

Keluhan vasomotor berupa gejolak panas (hot flushes) dan berkeringat di malam hari.Menurut Baziad (2003) dalam Astutik (2013), hot flush dan keringat malam merupakan gejala vasomotor yang menjadi

keluhan paling sering dirasakan wanita masa menopause. Prevalensinya di dunia adalah 70-80%.

Pemberian estrogen dalam bentuk terapi efektif meredakan hot flushes. Rasa panas yang diderita ini biasanya berhubungan dengan cuaca

panas dan lembab. Selain itu, juga berhubungan dengan ruang sempit, kafein, alkohol, atau makanan pedas (Mulyani, 2013).

Rasa panas ini tidak membahayakan dan akan cepat berlalu. Sisi buruknya adalah rasa tidak nyaman tetapi tidak pernah disertai rasa sakit (Mulyani, 2013).

3. Keluhan Psikologis

(52)

37

pernyataan masalah-masalah seksual yaitu sebanyak 16 orang (53,3%), pernyataan mudah marah serta masalah tidur yaitu sebanyak 15 orang (50%) dan minoritas responden memilih tidak ada gejala pada pernyataan kelelahan fisik dan mental (menurunnya kinerja secara umum, berkurangnya daya ingat, menurunnya konsentrasi, mudah lupa/pikun), masalah-masalah seksual (perubahan dalam gairah seksual, aktifitas seksual dan kepuasan seksual) dan kekeringan pada vagina (rasa kering atau terbakar pada vagina, kesulitan dalam berhubungan intim) yaitu sebanyak 4 orang (13,3%), gejala ringan pada pernyataan masalah-masalah pada kandung dan saluran kemih (sulit buang air kecil, sering buang air kecil, buang air kecil yang tidak terkontrol) yaitu sebanyak 11 orang (36,6%).

Keluhan psikologis berupa jantung berdebar, perasaan tegang atau tekanan, sulit tidur, mudah tersinggung, mudah panic, sulit berkonsentrasi, mudah lelah, hilang minat pada banyak hal, perasaan tidak bahagia dan mudah menangis.

Hal ini dikaitkan dengan pendapat Varney (2006) yang menyatakan bahwa trias gejala psikologis yang sering kali disebut dalam hubungannya dengan menopause adalah depresi dalam perasaan, insomnia, dan penurunan minat seksual. Gejala psikologis ini merupakan dasar terhadap sifat sindrom depresi pada wanita menopause. Hal ini dikarenakan pada masa menopause kadar hormon estrogen menurun drastis sehingga mempengaruhi fungsi tubuh.

(53)

38

wanita mengalami masalah seksual pada tahun-tahun menjelang dan sesudah menopause biasanya dalam bentuk hasrat seksual menurun, dyspareunia (sakit saat penetrasi dan hubungan intim) akibat berhentinya

hormon estrogen yang diproduksi oleh tubuh dan hilangnya sensasi klitoral (Glasier, 2006).

Wanita di usia menopause juga berisiko mengalami tekanan darah tinggi (hipertensi) yang bias menyebabkan stroke dan serangan jantung apabila tidak diobati. Semua perempuan, terutama setelah menopause perlu mewaspadai dan mengenali gejala-gejala serangan jantung karena hormon estrogen berkurang. Saat hormon estrogen menurun risiko terkena penyakit jantung meningkat dua hingga tiga kali lipat (Sukarni, 2013).

4. Keluhan Somatik

Berdasarkan tabel 5.4 dapat dilihat bahwa dari 30 wanita menopause yang diteliti, ditemukan mayoritas responden memilih gejala sedang pada pernyataan rasa tidak nyaman pada persendian dan otot (sakit pada persendian, keluhan rematik) yaitu 11 orang (36,6%) dan minoritas responden memilih tidak ada gejala yaitu 1 orang (3,3%).

Keluhan somatikberupa perasaan pusing, badan terasa tertekan sebagian tubuh terasa tertusuk duri, sakit kepala, nyeri otot atau persendian, tangan atau kaki terasa gatal dan kesulitan bernapas.

(54)

39

menyebabkan berkurangnya penyerapan kalsium yang bermanfaat bagi pemeliharaan kepadatan tulang (Astutik, 2013).

(55)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan tentang tingkat keluhan berdasarkan Menopause Rating Scale pada wanita menopause kelompok pengajian di Kelurahan Martoba Kota Pematangsiantar tahun 2015 diperoleh :

1. Dari segi karakteristik responden mayoritas berusia 50-54 tahun yaitu sebanyak 17 orang (56,7%), berpendidikan SD yaitu sebanyak 14 orang (46,6%), dan mayoritas yang bekerja sebagai ibu rumah tangga yaitu sebanyak 13 orang (43,3%).

2. Dari segi keluhan vasomotor mayoritas responden memilih gejala ringan pada pernyataan badan terasa sangat panas, berkeringat yaitu sebanyak 13 orang (43,3%).

(56)

kinerja secara umum, berkurangnya daya ingat, menurunnya konsentrasi, mudah lupa/pikun) yaitu sebanyak 7 orang (23,3%).

4. Dari segi keluhan somatic mayoritas responden memilih gejala sedang pada pernyataan rasa tidak nyaman pada persendian dan otot (sakit pada persendian, keluhan rematik) yaitu sebanyak 11 orang (36,6%).

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian, maka peneliti dapat menyusun beberapa saran yang dapat digunakan untuk meningkatkan keberhasilan dalam memberikan pelayanan pada wanita menopause adalah :

1. Bagi Responden

Diharapkan penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan pemahaman masyarakat khususnya wanita menopause dalam menghadapi keluhan selama menopause.

2. Bagi pelayanan kebidanan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi setiap petugas kesehatan dalam meningkatkan pemberikan informasi dan pemahaman tentang keluhan yang dialami wanita selama menopause. 3. Bagi Peneliti Lanjut

(57)

DAFTAR PUSTAKA

Ariani, A.P. (2014). Aplikasi Metodologi Penelitian Kebidanan Dan Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Nuha Medika.

Arikunto, S. (2013).Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta : Rineka Cipta.

Astutik, R.Y, (2013). Penatalaksanaan dan Terapi Seks Menopause. Yogyakarta: Fitramaya.

Glasier, A., Gebbie, A. (2006).Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. Jakarta: EGC.

Hidayat, A.A. (2007). Metode Penelitian Kebidanan & Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika.

Kumalasari, I., Iwan, A. (2012).Kesehatan Reproduksi. Jakarta: Salemba Medika. Kusmiran, E. (2011). Kesehatan Reproduksi Remaja Dan Wanita. Jakarta: Salemba

Medika.

Manuaba, I.A.C., Manuaba, I.B.G.F., Manuaba, I.B.G.(2009). Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: EGC

Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Mulyani,N.S. (2013). Menopause. Yogyakarta: NuhaMedika.

Sarwindah, A. (2013). Hormon Replacement Terapy.

http://andisarwindah.blogspot.com/2013/11/hormon-terapy-replacement-hrt.htmldiakses pada tanggal 04 Juli 2015 pukul 09:02 WIB.

(58)

Umobasuki, (2004).http://etd.repository.ugm.ac.idS2-2014-336803-chapter1.pdf diakses pada tanggal 02 Juli 2015 pukul 20:00 WIB.

(59)

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN Tingkat Keluhan Berdasarkan Menopause Rating Scale

Pada Wanita Menopause Kelompok Pengajian Di Kelurahan Martoba Kota Pematangsiantar

Tahun 2015 Oleh :

Siti Rahmawana Sinaga

Saya adalah mahasiswa Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.Penelitian ini dilaksanakan sebagai salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat keluhan berdasarkan Menopause Rating Scale pada wanita menopause kelompok pengajian di Kelurahan

Martoba Kota Pematangsiantar tahun 2015.Untuk keperluan tersebut, saya memohon kesediaan ibu untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Saya juga memohon kesediaan ibu memberikan jawaban berdasarkan kuesioner dengan jujur apa adanya. Saya menjamin kerahasiaan jawaban dan identitas ibu. Informasi yang ibu berikan hanya akan dipergunakan untuk pengembangan ilmu kebidanan dan tidak akan dipergunakan untuk maksud lain.

Jika ibu bersedia menjadi peserta penelitian ini, silahkan menandatangani kolom dibawah ini sebagai bukti kesukarelaan ibu.

Terima kasih atas partisipasi ibu dalam penelitian ini.

(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)
(66)

RIWAYAT HIDUP

Nama : Siti Rahmawana Sinaga

Tempat/Tanggal Lahir : Pematangsiantar, 20 Maret 1993

Agama : Islam

Alamat : Jl. Singosari Gg.Penataran Pematangsiantar Riwayat Pendidikan :

Tahun 1998-1999: TK Sandy Putera TELKOM Pematangsiantar

Tahun 1999-2005: SD Swasta Taman Asuhan Pematangsiantar

Tahun 2005-2008 : SMP Negeri 2 Pematangsiantar Tahun 2008-2011: SMA Swasta Sultan Agung

Pematangsiantar

Gambar

Tabel 5.1
Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Keluhan Psikologis

Referensi

Dokumen terkait

(2007), Studi Variasi Morfologi Biji, Serbuk Sari, dan Pola Pita Isozim Padi Varietas Rojolele. Program Pascasarjana Universitas

Melihat permasalahan diatas, maka penelitian akan dibatasi pada keefektifan metode pembelajaran Bermain Peran (Role Playing) dalam meningkatkan motivasi dan hasil

Melakukan bimbingan dan fasilitasi bagi lembaga untuk mendapatkan pemahaman mengenai ketentuan kondisi peralatan pembelajaran yang seharusnya dipenuhi, serta membantu

Berdasarkan beberapa tinjauan pustaka dari penelitian terdahulu yang telah dijabarkan, maka penulis akan membangun sistem pakar yang dapat mendiagnosa kelainan sistem ortopedi

Menjadi organisasi belajar adalah hal lain, strategi yang relatif baru yang digunakan beberapa rumah sakit untuk meningkatkannya kinerja (Soklaridis, 2014). Rumah sakit swasta

Pada gambar yang menunjukkan adanya perubahan dan kerusakan organ hati ikan yang diamati dapat disebabkan oleh bakteri pathogen atau adanya bahan toksik

Setelah batas akhir waktu upload dokumen penawaran secara elektronik melalui Lpse Polda Bali, penyedia yang mengupload dokumen penawaran tidak ada sehingga menyebabkan lelang

[r]