1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit infeksi merupakan masalah yang sering dijumpai di negara kita. Ironisnya penularan penyakit infeksi bisa juga terjadi di dalam rumah sakit (Depkes, 2009). Infeksi yang didapat saat dirawat di rumah sakit atau yang biasa disebut infeksi nosokomial ternyata merupakan masalah yang sangat serius hampir semua negara (Ducel et al., 2012). Survey prevalensi pada tahun 2003 pada 11 rumah sakit di Jakarta didapatkan angka infeksi nosokomial untuk ILO (infeksi luka operasi) 18,9%, ISK (infeksi saluran kemih) 15,1%, IADP (infeksi aliran darah primer) 26,4%, pneumonia 24,5% dan infeksi saluran nafas lain 15,1% serta infeksi lain 32,1% (Depkes, 2009). Infeksi nosokomial dapat disebabkan oleh lingkungan rumah sakit, petugas medis, atau pun alat penunjang seperti alat bedah yang secara langsung kontak dengan bagian dalam tubuh memiliki resiko penularan penyakit infeksi oleh mikroorganisme yang sangat tinggi, maka sangat penting bila peralatan bedah tersebut tetap terpelihara sterilitasnya (Depkes, 2009).
Pinset anatomi adalah alat bedah yang digunakan pada pembedahan minor atau mayor, pinset anatomi termasuk kedalam alat bedah yang sering dipakai dalam kegiatan operasi. Pinset anatomi juga digunakan saat jahitan luka, berupa eksplorasi jaringan dan membentuk pola jahitan tanpa melibatkan jari (Hartono, 2002). Alat bedah bertindak sebagai pembawa untuk penularan agen-agen infeksi ke hospes yang sangat rentan.
2
Dekontaminasi merupakan suatu proses fisika maupun kimia yang bertujuan untuk mengurangi namun tidak menghilangkan jumlah mikroba yang mengkontaminasi (Tietjen et al., 2004). Ada beberapa macam metode dekontaminasi, yaitu desinfeksi dan pencucian. Selain proses sterilisasi pemilihan desinfektan juga penting dalam hal pengurangan bioburden sebelum proses sterilisasi (Schalffer et al., 2000). Desinfeksi dilakukan untuk menghambat dan merusak mikroorganisme patogen pada benda atau alat, kecuali spora bacteri (Schalffer et al., 2000), dengan menggunakan campuran zat kimia cair atau pasteurisasi basah. Pemilihan desinfektan dan waktu perendaman merupakan hal yang perlu diperhatikan. Pemilihan desinfektan tegantung pada kategori penggunaan instrument (tidak kritis, semi kritis, kritis), item kritis meliputi instrumen yang masuk kedalam aliran darah atau ke dalam area tubuh yang normalnya steril misalnya instrument bedah. Item kritis ada yang sekali pakai langsung buang seperti jarum dan ada pula item-item yang dapat digunakan kembali, item ini harus didesinfeksi kemudian disterilisasi (Cottone et al., 2000).
Efektivitas desinfektan sangat tergantung pada beberapa faktor. Faktor- faktor ini mencakup; konsentrasi dan sifat dari mikroorganisme yang mengkontaminasi, konsentrasi larutan kimia, lamanya waktu perendaman, jumlah bioburden yang terakumulasi (Cottone et al., 2000). Desinfektan terbagi menjadi tiga bagian yaitu desinfektan tingkat tinggi, tingkat sedang dan tingkat rendah. Desinfektan tingkat tinggi dapat mengeliminasi semua mikroorganisme kecuali sebagian besar endospora bakteri, sebagian desinfektan tingkat tinggi juga digolongkan sebagai sterilan apabila kontak berkepanjangan dapat membunuh semua endospora bakteri. Desinfektan tingkat sedang menyebabkan inaktivasi bakteri vegetatif, termasuk mikrobakteri, sebagian besar virus, jamus tetapi tidak dapat membunuh spora bakteri. Desinfektan tingkat sedang digunakan untuk permukaan dan alat-alat nonkritis dan pelayanan kesehatan, desinfektan tingkat rendah dapat membunuh semua bakteri vegetatif, sebagian jamur, virus, namun tidak dapat membunuh mikobakterium atau spora patogen (Barbara et al., 1995).
3
phenoxypropanol, dan benzalkoniumchloride dapat menghambat korosi pada alat bedah serta memiliki spectrum yang luas. Berdasarkan brosur yang ada pada pemakaian konsentrasi 0.5% v/v dapat mengancurkan atau membunuh mikroorganisme seperti rota virus, HIV, HBV, dan HCV. Ada beberapa faktor yang menentukan efektifitas desinfektan, yaitu; jenis dan jumlah mikroba, jenis alat, waktu pemaran dan faktor desinfektan (Darmasi, 2008). Diantara parameter tersebut waktu pemaparan atau waktu kontak merupakan faktor penting, karena desinfektan yang digunakan untuk menghancurkan mikroorganisme harus kontak langsung dengan permukaan alat, biasanya kontak langsung tersebut dilakukan dengan perendaman dalam waktu tertentu (Depkes, 2009).
Waktu perendaman yang biasanya di lakukan dalam mendesinfeksi alat bedah sekitar 15 menit sampai 30 menit. Hal ini mendorong peneliti untuk mencari waktu perendaman yang lebih efisien. Berdasarkan latar belakang tersebut maka dilakukan penelitian tentang “Pengaruh Waktu Perendaman Terhadap Efektivitas Desinfektan kombinasi Konsetrasi 0,5% v/v Pada Pinset Anatomi.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian adalah bagaimana pengaruh waktu perendaman terhadap efektivitas desinfektan kombinasi (cocospropylene diamineguanidine, phenoxypropanol, benzalkonium cloride) konsentrasi 0,5% v/v pada pinset anatomi?
1.3 Tujuan penelitian
4
1.4 Hipotesis
Hipotesis penelitian ini adalah ada pengaruh waktu perendaman terhadap efektifitas desinfektan kombinasi (cocospropylene diamineguanidine, phenoxypropanol, benzalkonium cloride) konsetrasi 0,5% v/v pada pinset anatomi.
1.5 Manfaat penelitian
Hasil penelitian ini diharapkaan dapat memberikan maanfaat, antara lain sebagai berikut:.
1. Mengetahui penatalaksanaan proses desinfeksi pada peralatan bedah, khususnya pinset anatomi, sehingga pengadaan alat kesehatan terjamin sterilitasnya.
SKRIPSI
MAYA MAZESTA
PENGARUH WAKTU PERENDAMAN TERHADAP
EFEKTIVITAS DESINFEKTAN KOMBINASI
(
COCOSPROPYLENE DIAMINEGUANIDINE,
PHENOXYPROPANOLS, BENZALKONIUM
CHLORID
) KONSETRASI 0,5% v/v PADA PINSET
ANATOMI
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
Lembar Pengesahan
PENGARUH WAKTU PERENDAMAN TERHADAP
EFEKTIVITAS DESINFEKTAN KOMBINASI (COCOSPROPYLENE
DIAMINEGUANIDINE, PHENOXYPROPANOLS, BENZALKONIUM CHLORID) KONSENTRASI 0,5% v/v PADA PINSET ANATOMI
SKRIPSI
Dibuat untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi pada Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Malang 2014
Oleh
MAYA MAZESTA 201010410311112
Disetujui oleh:
Pembimbing 1
Pembimbing II
Lembar Pengujian
PENGARUH WAKTU PERENDAMAN TERHADAP
EFEKTIVITAS DESINFEKTAN KOMBINASI (COCOSPROPYLENE
DIAMINEGUANIDINE, PHENOXYPROPANOLS, BENZALKONIUM CHLORID) KONSENTRASI 0,5% v/v PADA PINSET ANATOMI
SKRIPSI
Telah diuji dan dipertahankan di depan tim penguji pada tanggal 14 Juni 2014
Oleh
MAYA MAZESTA NIM: 201010410311112
Tim Penguji
Penguji I Penguji II
(M. Agus Syamssur Rijal.SSi.,Msi) (Arina Swastika, S. Farm, Apt)
Penguji III Penguji IV
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah dan terima kasih penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“PENGARUH WAKTU PERENDAMAN TERHADAP EFEKTIFITAS
DESINFEKTAN KOMBINASI ( COCOSPROPYLENE DIAMINEGUANIDINE,
PHENOXYPROPANOLS, BENZALKONIUM CHLORIDE ) KONSENTRASI 0,5%
v/v PADA PINSET ANATOMI” untuk memenuhi salah satu persyaratan akademik
dalam menyelesaikan Program Sarjana Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.
Dalam proses penyusunan skripsi ini penulis tidak terlepas dari berbagai pihak yang memberikan bimbingan, bantuan serta doa sehingga penulis dapat menyelesaikannya dengan baik. Untuk itu penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. M. Agus Syamsur Rijal, SSi., Msi., sebagai Pembimbing I dan Arina Swastika, S. Farm, Apt
sebagai Pembimbing II yang dengan tulus ikhlas dan penuh kesabaran, membimbing dan
selalu meluangkan waktu maupun dorongan moral memberi arahan-arahan terbaik
kepada saya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
2. Drs. H. Achmad Inoni, Apt., dan Dra. Uswatun Chasanah M.Kes., Apt. sebagai Tim Penguji yang memberikan saran, masukan, dan kritik yang membangun terhadap skripsi yang telah saya kerjakan.
3. Program Studi Farmasi beserta seluruh staf pengajar Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang khusunya Bapak Sugiyartono, M.Sc. Apt. yang telah mendidik, membimbing dan mengajarkan ilmu pengetahuan selama saya mengikuti program sarjana.
4. Sovia Aprina Basuki, M.Si. Apt., sebagai Kepala Laboratorium Farmasi, Laboran Laboratorium Teknologi Sediaan Farmasi dan Laboratorium Biomedik: Mas Ferdi, Mbak Evita, Mbak Fat, dan Pak Joko yang banyak membantu saya.
6. Teman-teman skripsi Steril: ni’mah, Icha, Putri, Indah dan Eko. Terimakasih untuk kerjasama, suka duka perjuangan kita, semangat, dukungan, masukan, kritikan juga doa. Tetap menjadi keluarga selamanya.
7. Ervin Setyawan yang sudah setia meluangkan waktu untuk saya, dan selalu bersabar memberi semangat, motivasi, dukungan dan doa. Terimakasih sudah menemani dan menjaga saya empat tahun ini.
8. Sahabat-sahabatku tersayang; Reny, Apil, Eca dan Juju. Terimakasih sudah menjadi keluarga baru yang menemani dan memberi semangat dan dukungan selama di Malang.
9. Teman-teman kos; Rizka, Nuri, Mba dewi, Mba riris, Mba ima. Terimakasih untuk atas semangat yang kalian berikan selama ini.
10. Teman-teman angkatan 2010 Farmasi UMM terimakasih atas persahabatan kita selama 4 tahun ini.
11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, terima kasih atas bantuan, dukungan, semangat, dan doa yang telah diberikan dalam penyelesaian skripsi ini.
Akhir kata, semoga Allah S.W.T. membalas kebaikan Bapak, Ibu, dan Saudara sekalian. Semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan kita semua. Amin. Terimakasih .
Malang, 14 Juni 2014
RINGKASAN
Penyakit infeksi merupakan penyakit yang paling banyak terjadi di negara maju termasuk Indonesia. Penularan penyakit infeksi juga dapat terjadi di rumah sakit, yaitu infeksi nosokomial. Infeksi nosokomial merupakan salah satu infeksi yang terjadi pada saat pasien di rumah sakit. Ada banyak faktor penyebab infeksi nosokomial di rumah sakit salah satunya yaitu faktor peralatan bedah. Alat bedah merupakan salah satu penyebab infeksi nosokomial akibat adanya kontaminasi bakteri. Alat bedah yang sering digunakan dalam proses pembedahan, baik itu bedah minor atau mayor adalah pinset anatomi. Pinset anatomi adalah alat bedah yang termasuk kedalam item kritis, dimana penggunaan alat bedah ini masuk kedalam jaringan dan menembus bagian tubuh yang steril sehingga harus dijaga agar pinset anatomi ini tetap dalam keadaan steril. Untuk mencegah kontaminasi bakteri pada pinset anatomi maka pinset anatomi harus disterilisasi. Untuk memperoleh jaminan sterilisasi maka harus dilakukan proses dekontaminasi, dimana proses dekontaminasi pada item kritis adalah dengan cara didesinfeksi.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh waktu perendaman yang efektivitas dan desinfektan kombinasi (cocospropylene diamin guanidine, phenoxypropanol, benzalkonium cloride) konsentrasi 0,5% v/v pada pinset anatomi. Proses pengujian pada pinset anatomi dibagi menjadi beberapa tahap; proses kontaminasi bakteri, perlakukan tanpa perendaman dan dengan perendaman desinfektan, proses pengenceran, proses penanaman, serta perhitungan jumlah mikroba dengan metode ALT.
Uji yang dilakukan dengan perhitungan bakteri dengan menggunakan meggunakan uji batas mikroba yang tercantung pada Farmakope Indonesia IV yaitu metode lempeng/ angka lempeng total (ALT). Metode ALT dilakukan dengan pengenceran sampel yang kemudian ditanam pada media, setelah itu dilakukan inkubasi selama 48 jam pada suhu 37oC. Replikasi dilakukan tiga kali, setiap replikasi dibutuhkan lima pinset anatomi yang sudah dikontaminasi bakteri kemudian direndam kedalam larutan desinfektan dengan berbagai waktu perendaman yaitu 3, 5, 8 dan 10 menit, kemudian dicelupkan kedalam larutan homogenizer. Sedangkan satu pinset lagi tidak dilakukan perendaman dengan larutan desinfektan untuk mengetahui jumlah bakteri awal. Media uji dan larutan homogenizer yang digunakan adalah media NA (nutrient agar) dan peptone water. Untuk mencegah terjadinya kontaminasi maka dilakukan juga uji sterilitas pinset anatomi, uji sterilitas peptone water, uji sterilitas media NA (nutrient agar) sebagai kontrol negatif, uji fertilitas media NA (nutrient agar) sebagai kontrol positif, dan uji lingkungan LAFC sebagai lingkungan tepat pengujian.
Dari hasil tersebut maka dapat diketahui bahwa efektifitas waktu perendaman pada desinfektan kombinasi (cocospropylene diamine guanidine, phenoxypropanols, benzalkonium cloride) konsentrasi 0,5% v/v pada pinset anatomi terjadi pada menit kesepuluh, karena pada menit kesepuluh tidak terdapat pertumbuhan bakteri sehingga diperoleh suatu jaminan sterilisasi dengan jumlah bakteri awal prasterilisasi (penurunan
ABSTRAK
PENGARUH WAKTU PERENDAMAN TERHADAP EFEKTIVITAS DESINFEKTAN KOMBINASI (COCOSPROPYLENE DIAMINEGUANIDINE,
PHENOXYPROPANOLS, BENZALKONIUM CHLORID)
KONSETRASI 0,5% v/v PADA PINSET ANATOMI
MAYA MAZESTA
Desinfeksi merupakan bagian dari proses dekontaminasi yang merupakan salah satu faktor jaminan sterilisasi. Inaktivasi bakteri pada proses desinfeksi dipengaruhi oleh waktu kontak bakteri dengan desinfektan. Penelitian ini bertujuan untuk menetapkan pengaruh waktu perendaman terhadap efektifitas desinfektan kombinasi (cocosprolylene diaminguanidine, phenoxypropanols, benzalkonium cloride) konsentrasi 0,5% v/v pada pinset anatomi. Pinset anatomi yang dilakukan tanpa perendaman desinfektan untuk mengetahui jumlah bakteri awal dan dengan perendaman pada desinfektan dengan waktu perendaman 3, 5, 8 dan 10 menit. Setelah itu sampel dilakukan pengenceran dengan larutan homogenizer peptone water, kemudian masing-masing pengenceran ditanam sebanyak 0,5 mL kemudian ditanam pada media NA (nutrient agar). Setelah itu diinkubasi selama 48 jam pada suhu 37oC. Hasil penelitian dapat diketahui bahwa efektifitas waktu perendaman terhadap efektifitas desinfektan kombinasi (cocosprolylene diaminguanidine, phenoxypropanols, benzalkonium cloride) konsentrasi 0,5% v/v pada pinset anatomi yaitu 10 menit karena tidak terdapat pertumbuhan bakteri sehingga diperoleh suatu jaminan sterilisasi.
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF REMAINING TIME TO DISINFECTANT EFFECTIVENESS OF (COCOSPROPYLENE DIAMINEGUANIDINE,
PHENOXYPROPANOLS, BENZALKONIUM CHLORID) 0.5% V/V
COMBINATION ON ANATOMY TWEEZERS
Disinfection is part of process decontamination which is one of factor guaranty to sterilization. Inactivation of bacteria in the process disinfection is influenced by contact time of bacteria with disinfectant. The purpose of this research to determination the influence of remaining time of disinfectant effectiveness of (cocosprolylene
diaminguanidine, phenoxypropanols, benzalkonium cloride) 0,5% v/v combination on anatomy tweezers . The anatomy tweezers was done by without and with remaining time for to obtain the initial number of bacteria and 3, 5, 8 and 10 minutes of disinfectant remaining time to obtain the number of bacteria. After that treatment, samples was added to homogenizer solution (peptone water), than each of 0,5 mL of them were spreading on agar nutrient medium. Subsequentlt, They were incubated for 48 hours at 37oC.The results show the timing of the effectiveness of combination disinfectant (cocosprolylene diaminguanidine, phenoxypropanols, benzalkonium cloride) at 0,5% v/v to the anatomy tweezers is 10 minutes because no bacteria growth, so that obtained sterilization guaranty.
DAFTAR SINGKATAN
ADN : Acid Deoxyribonucleic
ALT : Angka Lempeng Total
AOHC : American Occupational Health Conference
APHA : American Public Health Association
BPOM : Badan Pengawas Obat dan Makanan CFU : Coloni Form Unit
Cl : Clor
CPOB : Cara Pembuatan Obat Yang Baik Depkes : Departemen Kesehatan
DTT : Desinfektan Tingkat Tinggi FDA : Food and Drug Administration
HBV : Hepatitis B Virus HCV : Hepatitis C Virus HCL : Asam Hidroklorida
HIV : Human Imonudeficiency Virus
HOCl : Asam Hipoklorit
IADP : Infeksi Aliran Darah Primer ILO : Infeksi Luka Operasi ISK : Infeksi Saluran Kemih
ISO : Internasional Organisation of Standadisation
LAFC : Laminar Air Flow Cabinet
MIC : Minimun Inhibor Concentration
MPN : Most Probable Number
PCA : Plate Count Agar
pH : Potential of Hydrogen
SH : Sulfhidril
TBUD : Terlalu Banyak Untuk Dihitung UV : Ultraviolet
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
LEMBAR PENGUJIAN ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
RINGKASAN ... vi
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
DAFTAR SINGKATAN ...x
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ...xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ...1
1.1.Latar Belakang ...1
1.2. Rumusan Masalah ...3
1.3.Tujuan Penelitian ...3
1.4.Hipotesis ...3
1.5.Manfaat Penelitian ...4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...5
2.1. Tinjauan Tentang Desinfektan ...5
2.1.1 Definisi Desinfektan ...5
2.1.2 Mekanisme Kerja Desinfektan ...6
2.1.3 Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Desinfektan ...8
2.1.4 Kinetika Inaktivasi Bakteri ...9
2.1.5 Pengujian Desinfektan ...11
2.2. Tinjauan Desinfektan Kombinasi ...12
2.2.1 Tinjauan Fisika Kimia Desinfektan Kombinasi ...12
2.3. Tinjauan Tentang Instrumen Bedah ...16
2.3.2 Pinset ...17
2.4. Tinjauan Tentang Proses Pencegahan Infeksi ...18
2.4.1 Definisi ...18
2.4.2 Tinjauan Teknik Aseptis ...19
2.5.Tinjauan Mikroorganisme ...22
2.5.1 Infeksi Nosokomial ...22
2.5.2 Sumber Kontaminasi ...22
2.5.3 Faktor-foktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Mikroorganisme ...23
2.6 Metode Pengujian Sampel ...24
2.6.1 Metode Sampling ...24
2.6.2 Larutan Pengencer Sampel ...24
2.6.3 Mikroba Uji ...25
2.6.4. Metode Pembiakan Mikroorganisme ...25
2.6.5 Metode Perhitungan Mikroba ...26
2.6.6 Media Uji ...27
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL ...28
3.1 Uraian Konseptual ...28
3.2 Kerangka Konseptual ...30
BAB IV METODE PENELITIAN ...31
4.1. Desain Penelitiaan ...31
4.2. Lokasi Penelitian ...31
4.3 Waktu Penelitian ...31
4.4. Bahan dan Alat ...31
4.4.1 Bahan ...31
4.4.2 Alat ...32
4.5. Metode Kerja ...32
4.6. Cara Kerja ...35
4.6.1 Persiapan Penelitian ...35
4.6.2 Penyiapan Larutan Desinfektan Kombinasi ...36
4.6.3 Uji Fertilitas Media (Nutrient Agar) (Kontrol Positif) ...37
4.6.5 Uji Sterilisasi Pinset Anatomi ...38
4.6.6 Uji Sterilisasi Larutan Homogenizer (Larutan Peptone Water) ...38
4.6.7 Uji Sterilisasi Cairan Pembilas (Water for Injection) ...38
4.6.8 Uji Penurunan Kontrol Lingkungan ...39
4.6.8 Penyiapan Sampel ...39
4.6.10 Uji Penurunan Jumlah Mikroba ...39
BAB V HASIL PENELITIAN ...43
5.1 Uji Kontrol Lingkungan pada Laminar Air Flow Cabinet (lingkungan tempat pengujian) ...44
5.2 Hasil Uji Fertilitas Media NA (Nutrient Agar)...44
5.3 Uji Sterilitas Media NA (Nutrient Agar) (Kontrol Negatif)...45
5.4 Hasil Uji Sterilitas Pinset Anatomi ...46
5.5 Hasil Uji Sterilitas Larutan homogenizer (Peptone Water) ...46
5.6. Hasil Uji Sterilitas Cairan Pembilas ...47
5.7 Viabilitas Jumlah Mikroorganisme yang Terdapat pada Pinset Anatomi yang telah Didesinfeksi oleh Desinfektan Kombinasi (cocospropylene diamineguanidine, phenoxypropanols, benzalkonium chorid) Konsentrasi 0,5% v/v ...48
BAB VI PEMBAHASAN ...50
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ...55
7.1 Kesimpulan ...55
7.2 Saran ...55
DAFTAR PUSTAKA ...56
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
II.1 Konsentrasi Hambat Minimum dari Benzalkonium klorida ... 16 II.2 Klasifikasi Ruangan Bersih (Voigt,1995) ... 20 II.3 Perlengkapan dan Kandungan Kuman dari Manusia ... 20 II.4 Batas Mikroba yang Disarankan Untuk Pemantauan Area bersih Selama
Kegiatan Berlangsung (BPOM,2006) ... 21 V.1 Hasil Uji kontrol Ruangan Laminar Air Flow Cabinet Saat Pengujian
Mengunakan Media PCA ... 44 V.2 Uji Fertilitas Media (Kontrol Positif) Menggunakan Media PCA ... 45 V.3 Hasil Uji Sterilitas Media (Kontrol Negatif) Menggunakan Media PCA .... 45 V.4 Uji Fertilitas Media Cair (Thioglikolat dan Kasamino) (Kontrol Positif) .... 46 V.5 Hasil Uji Sterilitas Larutan HomogenizerPeptone Water ... 47 V.6 Hasil Uji Sterilitas Cairan Pembilas Menggunakan Media PCA ... 47 V.7 Hasil Viabilitas Jumlah Mikroorganisme yang Terdapat pada Pinset
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1. Struktur Kimia Phenoxypopanols (Sweetman,2007) ... 12
2.2. Struktur Kimia Benzalkonium Chloride (Rowe, 2009) ... 13
3.1. Skema Kerangka Konseptual ... 30
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Daftar Riwayat Hidup ... 60
2. Surat Pernyataan ... 61
3. Sertifikat Analisis Desinfektan Kombinasi (Cocospropylene diaminguanidine, phenoxypropanol, benzalkonium clorid) ... 62
4. Sertifikat Bakteri Staphylococus aureus ... 63
5. Komposisi Media dan Larutan Homogenizer (Peptone Water) ... 64
6. Proses Pengolahan Pinset Anatomi ... 65
7. Skema Kerja Pembuatan Media Padat NA (Nutrient Agar) ... 66
8. Skema Kerja Pengenceran Sampel dengan Metode ALT ... 68
9. Foto Hasil Viabilitas Jumlah Mikroorganisme yang Terdapat pada Pinset Anantomi yang telah Didesinfeksi oleh Desinfektan Kombinasi (cocospropylene diamineguanidine, phenoxypropanols, benzalkonium chorid) Konsentrasi 0,5% v/v Menggunakan Media NA (Nutrient Agar) ... 70
10. Hasil Perhitungan Jumlah Mikroorganisme yang Terdapat pada Pinset Anantomi yang telah Didesinfeksi oleh Desinfektan Kombinasi (cocospropylene diamineguanidine, phenoxypropanols, benzalkonium chorid) Konsentrasi 0,5% v/v ... 73
11. Foto Hasil Uji kontrol Ruangan Laminar Air Flow Cabinet ... 76
12. Foto Hasil Uji Sterilitas Larutan Homogenozer Menggunakan Media NA (Nutrient Agar) ... 77
13. Foto Uji Sterilisasi Pinset Anatomi Menggunakan Media Cair (Thioglikolat dan Kasamino) ... 78
14. Foto Kontrol Suhu dalam LAFC ... 79
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Nurdin. 2011. Reaksi Analisa Protein. Telah diakses pada tanggal 8 Desember 2013.
Agoes, G., 2009. Sediaan Farmasi Steril. Seri Farmasi Industri 4, Bandung: ITB. Ansel, H.C., 2005. Pengantar Sediaan Farmasi (Penerjemah Farida Ibrahim). Edisi
keempat. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia.
Badan Pengawas Obat dan Makanan., 2006. Pedoman Cara Pembuatan Obat Yang Baik. Jakarta: Badan POM
Barbara, J. Graendemann Bille, Fernsebner.1995. Keperawatan Kooperatif. Volume 1. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Buchman, EC., Schneider PJ., 2010. Peracikan Sediaan Steril, edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Chem International, Inc. 2013.Material Safety Data Sheet.22 Juli 2013.Diakses tanggal 18 November 2013
Committee For Veterinary Medicinal Product (CVMP). 2002. Note for Guidance on Quality of Water for Pharmaceutical Use. London : The European Agency for Evaluation of Medicinal Products.
Cottone, DMD, MS., James A, Gaza T. Terezahalmy, DSS, MA., John A. Molinari, PhD. 2000. Penyebab Infeksi Pada Praktek Dokter Gigi. Alih bahasa oleh Lilian Juwono. Jakarta : Widya Medika
Darmadi. 2008. Infeksi Nosokomial Problematika dan Pengendaliannya. Jakarta: Salemba Medika
Departemen Kesehatan Republik Indonesia., 1995. Farmakope Indonesia, edisi IV.
Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.,1979. Farmakope Indonesia, edisi III.
Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Departemen Kesehatan RI. 2009. Pedoman Instalasi Pusat Sterilisasi (Central Sterile Department /CSSD) Di RumahSakit. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Denyer, SP. And Baird, R.M., 2007. Guide Microbiological Control In
Pharmaceuticals and Medical Devices, 2th ed., Boca Raton CRC Press, Taylor & Francis Group.
Greenberg, A. E., Clesceri, L., S., & Eaton, A. D. (Eds). 1992. Standards Method for The Examination of Water and Waste Water, 18th ed. Washington, D.C.: APHA inc
Goff, Douglas. 2009. Dairy Science and Technology Education. Canada :University of Guelph.
Hartono, 2000. Mengenal Alat – Alat Kedokteran. Jakarta : Depot Informasi Obat Jawetz, E., Melnick J.L, Adelberg E.A., 2001. Review of Medical Microbiology, 14th
edition. Lange Medical Publications, Los Altos-California.
Jawetz, E, Melnick J & alberg E. 1996. Mikrobiologi Kedokteran (Medical Microbiologi). Diterjemahkan oleh Edi Nugroho dan Maulana RF. Edisi 20. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran ECG
Lukas, Stefanus.2006. Formulasi steril.Yogyakarta:ANDI
Lachman.Leon, Herbert A. Lieberman, Joseph L.kanig. 2008. Teori dan praktek Farmasi industry. Diterjemahkan oleh Siti Suyatmi pendamping kawira dan iis aisyah. Edisi Ketiga Jakarta : penerbit universitas Indonesia.
Mazzola, dkk. 2003. Determination of Decimal Reduction Time (D-value) of Chemical Agents Used in Hospitals for Disinfection Purposes. Brazil: Department of Biochemical and Pharmaceutical Technology, School of Pharmaceutical Sciences, University of Sao Paulo.
Muttaqin, arief dan kumala sari. 2009. Asuhan keperawatan perioperatif konsep, proses dan aplikasi. Jakarta :Salemba medika
Nalco. 2009. Global Product Strategi Product Stewardship Summary. 15 September 2009. Diaksestanggal 18 November 2013. http// www.nalco
.com/.../N-Coco_Alkyl-1_3-Propylenediamine_Acetate.pdf
Nealon, Thomas.F. dan William H.Nealon. 1996. Keterampilan ilmu medah. Diterjemahkan oleh dr, Irene winata dan dr brahm U Pendit. Jakarta : EGC Rao, Sridhar. P. N. 2008. Testing of Desinfectants. www.micrarao.com/micronotes
pg/testing_of_desinfectants.pdf. Diakses Tanggal 1 Juni 2014
Rowe C Raymond, dkk., 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients, sixth edition. London: Pharmaceutical Press.
Schaffer, Susan D. dkk.2000. Pencegahan Infeksi & Praktik yang Aman. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Somani, B. Sunil and Nitin W. Ingole. 2012. Formulation of Kinetic Model to Predict Desinfection of Water by Using Natural Herbs-International Journal Inviromental Science Vol. 2, No. 3. Amravati: Sant Gadge Baba Amravati University.
Sugiartono, 2008. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: ALFABeta
Supartono, dr basuki.2003. Petunjuk Praktis Sterilisasi Instrumen dan Pengendalian Infeksi Silang. Jakarta : EGC
Sweetman, SC., 2009. Martindale, Thirty-sixth edition. London: Pharmaceutical Press. pp: 577-578.
Tietjen,Linda dkk.2004. Panduan Pencegahan Infeksi untuk Fasilitas Pelayanan Kesehatan dengan Sumber Daya Terbatas.Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Praawiro hardjodan JNPKKR atau POGI dan JHPIEGO.
Tim Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya., 2003. Bakteriologi Medik. Malang :Bayumedia Publishing.
U.S. Food and Drug Administration. 1995. Bacteriological Analytical Manual. 3th ed. AOAC, Arlingtonh,VC.
Voigt, R., 1995. Buku Ajar Teknologi Farmasi. Edisi V. Yogyakarta :Gadjah Mada University Press.
Waluyo, lud., 2010. Teknik Dan Metode Dasar Dalam Mikrobiologi, Malang : UMM Press