• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS AUDIT Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Audit (StudiEmpiris Pada Auditor BPKP Perwakilan Jawa Tengah).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS AUDIT Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Audit (StudiEmpiris Pada Auditor BPKP Perwakilan Jawa Tengah)."

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS AUDIT

(Studi Empiris Pada Auditor BPKP Perwakilan Jawa Tengah)

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Oleh:

RISKA KHOISAROH B 200 130 285

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

(2)
(3)
(4)
(5)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS AUDIT

(Studi Empiris Pada Auditor BPKP Perwakilan Jawa Tengah)

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas audit yang dilaksanakan pada auditor BPKP perwakilan Jawa Tengah. Variabel independen dalam peneloitian ini adalah independensi, integritas, objektifitas, pengalaman kerja dan kompetensi. Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan kuantitatif. Data yang digunakan merupakan data primer. Responden dalam penelitian ini adalah auditor pada BPKP perwakilan Jawa Tengah. Sampel dipilih menggunakan convenience sampling dan memperoleh 72 responden. Metode pengumpulan data yaitu survey dengan menggunakan kuisioner yang dibagikan responden. Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) independensi tidak berpengaruh terhadap kualitas audit, (2) integritas berpengaruh terhadap kualitas audit, (3) objektifitas berpengaruh terhadap kualitas audit, (4) pengalam kerja tidak berpengaruh terhadap kualitas audit dan (5) kompetensi berpengaru terhdap kualitas audit.

Kata kunci: independensi, integritas, objektifitas, pengalaman kerja dan kompetensi.

Abstract

This research aimed to determine the factors of independency, integrity, objectivity, work experience, and competency on audit quality auditors in BPKP representatives of Central Java. The independents variable in this research were the independency, integrity, objectivity, work experience, and competency. Dependent variable was the quality of the audit. This research was a quantitative approach. The data is used primary data. Respondents in this research were auditors in BPKP representatives of Central Java. The sample is choosen using a convenience sampling and 72 respondents are used for the sample. The results of this research shows that (1) independency not effect on audit quality, (2) integrity effect on audit quality, (3) objectivity effect on audit quality, (4) work experience not effect on audit quality, and (5) competency effect on audit quality.

(6)

1. PENDAHULUAN

Setiap profesi harus mampu membangun kepervayaan masyarakat agar martabat dan kualitas jasa professionalnya dapat terjaga. Untuk membangun kepercayaan masyarakat, maka perilaku para professional perlu diatur agar hasil pekerjaannya dapat dipertanggung jawabkan. Oleh karena itu dibutuhkan adanya standar dan aturan etika profesi agar masyarakat dapat meyakini kualitas pekerjaannya. BPKP adalah organisasi yang diberikan tugas oleh pemerintah untuk memeriksa transparansi dalam pelaporan dan praktik pengelolaan realisasi anggaran sektor publik, mengawasi realisasi anggaran daerah yang diperoleh yang menggunakan anggaran dari pemerintah pusat dan juga bertujuan mengembangkan aspek-aspek ekonomi yang ada didaerah tersebut. BPKP sebagai auditor internal pemerintah berperan penting dalam mendorong upaya pemberantasan korupsi. Auditor BPKP merupakan Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) yang merupakan salah satu unsur manajemen pemerintah yang penting dalam rangka tata pemerintahan yang baik. Dalam menjalankan fungsi audit, maka BPKP perlu didukung oleh kinerja auditornya. Kinerja auditor merupakan tindakan atau pelaksanaan tugas pemeriksaan yang telah diselesaikan oleh auditor dalam kurun waktu tertentu.

(7)

berkewajiban mempertahankan sikap mental independen, tetapi juga harus menghindari hal-hal yang dapat mengakibatkan independensinya diragukan masyarakat.

Integritas auditor dapat berpengaruh terhadap kualitas audit. Menurut Sukriah,dkk (2009) dalam Parasayu dan Rohman (2014) menyatakan bahwa integritas dapat menerima kesalahan yang tidak disengaja dan perbedaan pendapat yang jujur, tetapi tidak dapat menerima kecurangan prinsip. Dengan integritas yang tinggi, maka auditor dapat meningkatkan kualitas hasil auditnya (Pusdiklatwas BPKP, 2008) dalam Parasayu dan Rohman (2014). Auditor harus senantiasa menjaga integritas yang dimilikinya dalam melaksanakan pekerjaan audit. Sikap integritas auditor diperlukan karena berkaitan dengan kualitas audit yang dihasilkan. Dengan adanya integritas yang tinggi yang diiringi dengan meningkatnya kualitas audit, tentunya akan dapat meningkatkan kepercayaan dari public terhadap pemerintahan. Karena, dengan adannya kualitas audit yang tinggi akan mendukung kelancaran dalam pelaksanaan kegiatan pemerintahan.

Faktor ketiga yang dapat mempengaruhi kualitas audit yaitu obyektivitas. Menurut Peraturan Badan Pemeriksaan Keuangan Republik Indonesia Nomor 01 Tahun 2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara, bersikap obyektif merupakan cara berpikir yang tidak berpihak, jujur secara intelektual, dan bebas dari benturan kepentingan. Mabruri dan Winarna (2010) dalam Ariani dan Badera (2015) menyatakan semakin tinggi obyektivitas auditor, maka semakin baik kualitas hasil pemeriksaan. Kualitas audit merupakan salah satu indikator yang digunakan dalam menilai kinerja auditor internal. Sehingga, dengan tingginya sikap obyektivitas auditor maka kualitas hasil pemeriksaan akan semakin baik, kualitas audit yang baik mencerminkan kinerja yang baik pula. Ayuningtyas dan Pamudji (2012) dalam Arianti, Sujana dan Putra (2014) berdasarkan hasil penelitianya menunjukan bahwa obyektivitas berpengaruh siginifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan.

(8)

pertimbangan yang baik dalam mengambil keputusan dalam tugasnya. Menurut Wandita, Yuniarta dan Darmawan (2014) pengalaman kerja juga memberikan dampak untuk setiap keputusan yang akan diambil dalam melaksanakan audit sehingga diharapkan setiap keputusan yang akan diambil merupakan keputusan yang tepat. Jadi dapat dikatakan bahwa semakin lama masa kerja yang dimiliki auditor maka auditor akan semakin baik pula kualitas audit yang. Pengalaman kerja seseorang menunjukkan jenis-jenis pekerjaan yang pernah dilakukan seseorang dan memberikan peluang yang besar bagi seseorang untuk melakukan pekerjaan yang lebih baik. Semakin luas pengalaman kerja seseorang, semakin trampil melakukan pekerjaan dan semakin sempurna pola berpikir dan sikap dalam bertindak untuk mencapai tujuan. Auditor yang tidak berpengalaman akan melakukan atribusi kesalahan lebih besar dibandingkan dengan auditor yang berpengalaman, sehingga dapat mempengaruhi kualitas.

Dalam meningkatkan kualitas audit, seorang auditor sangat bergantung pada tingkat kompetensinya. Prihartini, Sulindawati dan Darmawan (2015) mengungkapkan bahwa kompetensi auditor merupakan kemampuan auditor untuk mengaplikasikan pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya dalam melakukan audit sehingga auditor dapat melakukan audit dengan teliti, cermat, intuitif, dan obyektif. Hal ini berarti semakin tinggi kompetensi seorang auditor internal, maka akan menghasilkan kualitas audit yang semakin baik. Seorang auditor yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi, wawasan yang luas serta sering mengikuti pelatihan-pelatihan selama menjadi auditor merupakan dasar yang digunakan dalam melakukan audit untuk mencapai kualitas audit yang baik.

2. METODE

2.1 Populasi dan Sampel Penelitian

(9)

semua auditor yang bekerja pada Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) perwakilan Jawa Tengah yang bersedia memberikan informasinya.

2.2 Kualitas Audit (Variabel Dependen)

Kualitas audit merupakan probabilitas bahwa auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggaran pada sistem akuntansi pemerintah dengan berpedoman pada standar akuntansi dan standar audit yang telah ditetapkan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sukriah, Akram dan Inapty (2009) dalam Quenna dan Rohman (2012) kualitas audit ini ditunjukkan dengan indikator kesesuaian pemeriksaan dengan standar audit dan kualitas laporan hasil pemeriksaan. Persepsi responden terhadap indicatortersebut diukur dengan 5 point skala likert, 1) Sangat tidak setuju, 2) Tidak setuju,3) Netral, 4) Setuju, 5) Sangat Setuju.

2.3 Independensi (Variabel Independen)

Independensi merupakan proses penyusunan program yang bebas dari campur tangan dan pengaruh baik dari pimpinan maupun pihak lain. Auditor yang independen dalam melaksanakan pemeriksaan akan bebas dari usaha manajerial dalam menentukan kegiatan, mampu bekerjasama dan tidak mementingkan kepentingan pribadi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sukriah, Akram dan Inapty (2009) dalam Quenna dan Rohman (2012), maka indikator yang digunakan untuk mengukur independensi adalah independensi penyusunan program, independensi pelaksaan pekerjaan dan independensi pelaporan. Persepsi responden terhadap indikator tersebut diukur dengan 5 point skala likert, 1) Sangat tidak setuju, 2) Tidak setuju, 3) Netral, 4) Setuju, 5) Sangat Setuju.

2.4 Integritas (Variabel Independen)

(10)

jawab auditor. Persepsi responden terhadap indicator tersebut diukur dengan 5 point skala likert, 1) Sangat tidak setuju, 2) Tidak setuju, 3) Netral, 4) Setuju, 5) Sangat Setuju.

2.5 Objektifitas (Variabel Independen)

Obyektifitas merupakan sikap auditor untuk dapat bertindak adil, tidak terpengaruh oleh hubungan kerjasama dan tidak memihak kepentingan siapapun sehingga auditor dapat diandalkan dan dipercaya. Auditor harus dapat mengungkapkan kondisi sesuai fakta yaitu dengan mengemukakan pendapat apa adanya, tidak mencari-cari kesalahan, mempertahankan kriteria dan menggunakan pikiran yang logis. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sukriah, Akram dan Inapty (2009) dalam Precilia dan Rohman (2012) indikator yang digunakan untuk mengukur obyektifitas yaitu bebas dari benturan kepentingan dan pengungkapan kondisi sesuai fakta. Persepsi responden terhadap indikator tersebut diukur dengan 5 point skala likert, 1) Sangat tidak setuju, 2) Tidak setuju, 3) Netral, 4) Setuju, 5) Sangat Setuju.

2.6 Pengalaman Kerja (Variabel Independen)

Pengalaman kerja auditor merupakan sikap auditor yang semakin lama menjadi auditor akan membuat auditor memiliki kemampuan untuk memperoleh informasi yang relevan, mendeteksi kesalahan dan mencari penyebab munculnya kesalahan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sukriah, Akram dan Inapty (2009) dalam Quenna dan Rohman (2012) pengalaman auditor diukur dengan indikator lamanya bekerja sebagai auditor, dan banyaknya tugas pemeriksaan yang telah dilakukan. Persepsi responden terhadap indikator tersebut diukur dengan 5 point skala likert, 1) Sangat tidak setuju, 2) Tidak setuju, 3) Netral, 4) Setuju, 5) Sangat Setuju.

2.7 Kompetensi (Variabel Independen)

(11)

kompetensi dalam penelitian ini adalah mutu personal, pengetahuan umum dan keahlian khusus. Persepsi responden terhadap indikator tersebut diukur dengan 5 point skala likert, 1) Sangat tidak setuju, 2) Tidak setuju, 3) Netral, 4) Setuju, 5) Sangat Setuju.

2.8 Metode Analisis Data

Digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Analisis ini digunakan untuk menjawab bagaimana pengaruh pengalaman kerja, independensi, obyektifitas, integritas dan kompetensi terhadap kualitas audit kantor BPKP perwakilan Propinsi Jawa tengah.Sehingga analisis regresi linear berganda yang digunakan dapat dirumuskan sebagai berikut:

KA =α+β1ID + β2IT + β3OB + β4PK + β5KP+€

Keterangan:

KA = Kualitas Audit

α = Intersep Model β1β2β3β4β5β6 = Koefisien Regresi ID = Independensi IT = Integritas OB = Objektifitas PK = PengalamanKerja KP = Kompetensi

e = Error

3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Uji Asumsi Klasik

(12)

disimpulkan bahwa model regresi yang digunakan dalam penelitian ini tidak terjadi multikolinearitas. Hasil uji heteroskedastisitas menunjukkan P > 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas.

3.2 Pembahasan

3.2.1 Pengaruh Independensi terhadap Kualitas Audit

Dalam penelitian ini independensi tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai thitung sebesar 1,098 > ttabel sebesar 1,997 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,276 > p-value sebesar 0,05, sehingga H1 ditolak yang artinya bahwa independensi tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Hal ini dikarenakan masih adanya campur tangan dari pimpinan/inspektur untuk menentukan, mengeliminasi atau memodifikasi bagian-bagian tertentu yang akan diperiksa serta terdapat intervensi atas prosedur yang dipilih oleh auditor.

3.2.2 Pengaruh Integritas terhadap Kualitas Audit

Dalam penelitian integritas berpengaruh terhadap kualitas audit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai thitung sebesar 2,608 > ttabel sebesar 1,997 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,011 < p-value sebesar 0,05 sehingga H2 diterima yang artinya bahwa integritas berpengaruh terhadap kualitas audit. Hal ini membuktikan bahwa kualitas audit akan meningkat. Karena integritas berkaitan dengan kejujuran, keberanian, sikap bijaksana, dan tanggung jawab auditor. Dengan diungkapkannya kebenaran dari suatu audit akan menunjukan kualitas audit yang baik.

3.2.3 Pengaruh Objektifitas terhadap Kualitas Audit

(13)

3.2.4 Pengaruh Pengalaman Kerja terhadap Kualitas Audit

Dalam penelitian ini pengalaman kerja tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai thitung sebesar 0,170 < ttabel sebesar 1,997 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,866 > p-value sebesar 0,05, sehingga H4 ditolak yang artinya bahwa pengalaman kerja tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Hal ini bisa disebabkan auditor yang berpengalaman memiliki tingkat kejenuhan yang lebih tinggi pada saat melakukan audit dari pada auditor yang tidak berpengalaman yang menyebabkan ketidaktelitian dalam melaksanakan audit.

3.2.5 Pengaruh Kompetensi terhadap Kualitas Audit

Dalam penelitian ini kompetensi berpengaruh terhadap kualitas audit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa thitung sebesar 2,586 > ttabel sebesar 1,997 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,012 < p-value sebesar 0,05, sehingga H5 diterima yang artinya bahwa kompetensi berpengaruh terhadap kualitas audit. Hal ini disebabkan ketika kompetensi auditor semakin baik dan mendalam, maka akan memberikan pengaruh pada kulitas hasil audit dan semakin meningkatkan kinerja auditor itu sendiri.

4. PENUTUP 4.1 Simpulan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa independensi tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa integritas berpengaruh terhadap kualitas audit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa objektifitas berpengaruh terhadap kualitas audit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengalaman kerja tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi berpengaruh terhadap kualitas audit.

4.2 Keterbatasan

(14)

b. Banyaknya kuesioner yang tidak kembali yaitu sekitar 40%, kemungkinan besar memiliki pengaruh dalam hal hasil yang diperoleh terhadap pengungkapan kualitas audit.

4.4 Implikasi dan Saran

Berdasarkan simpulan dan keterbatasan di atas, ada beberapa saran yang dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya:

a. Sampel (responden) dalam penelitian ini sangat terbatas karena jumlah dan

lingkup area tidak begitu luas atau hanya terbatas pada auditor yang bekerja pada Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) perwakilan Jawa Tengah, sehingga relatif tidak bisa digeneralisasi untuk populasi yang lebih luas selain auditor BPKP perwakilan Jawa Tengah. Penelitian mendatang dapat menggunakan sampel secara lebih luas agar diperoleh hasil penelitian yang lebih baik, lebih bisa digeneralisasi, bisa memberikan gambaran yang lebih riil tentang kualitas auditor.

b. Diperlukan pendekatan kualitatif untuk memperkuat kesimpulan karena instrumen

penelitian rentan terhadap persepsi responden yang tidak menggambarkan keadaan yang sebenarnya dalam diri masing-masing. Pendekatan ini bisa dilakukan dengan observasi atau pengamatan langsung ke dalam obyek yang dijadikan lokasi penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Ariani dan Badera. 2015. “Pengaruh Integritas, Obyektifitas, Kerahasiaan, dan

Kompetensi pada Kinerja Auditor Inspektorat Kota Denpasar”. E-jurnal Akuntamsi Universitas Udayana 10 (1).

Arianti,dkk. 2014. “Pengaruh Integritas, Obyektifitas, dan Akuntabilitas Terhadap Kualitas Audit di Pemerintah Daerah Studi Pada Inspektorat Kabupaten

(15)

Ayuningtyas dan Pamudji. 2012. “Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Objektifitas, Integritas dan Kompetensi Terhadap Kualitas Hasil Audit Pada

Auditor Inspektorat Kota/Kabupaten di Jawa Tengah”. Diponegoro Journal Of Accounting 1 (2):1-10

Badjuri Achmad. 2012. “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Hasil Pemeriksaan Audit Sektor Publik Studi Empiris pada BPKP Perwakilan Jawa

Tengah”. Dinamika Akuntansi, Keuangan dan Perbankan 1 (2):120-135

Furiadi, Olivia dan Ratnawati. 2015. “The Effect of Work Experiences, Competency, Motivation, Accountability and Obyektiviy Towards Audit Quality”. Procedia-Social and Behavioral Science 211(2015)328-335

Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS.Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hai Phan Thanh. 2016. “ The Research of Factors Affecting the Quality of Audit Activities Empirical Evidence in Vietnam”. International Journal of Bussines and Management. 11 (3).

Lestari,dkk. 2015. “Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Audit BPK

RI Perwakilan Provinsi Bali”. E-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi S1. 3 (1).

Mabruri dan Winarna. 2010. “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas

Hasil Audit di Lingkungan Pemerintah Daerah”. Simposium Nasional Akuntansi XIII Purwokerto

Mustikawati. 2013. “Pengaruh Etika Professional, Akuntabilitas, Kompetensi dan

Due Profesional Care Terhadap Kualitas Audit”. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi 2 (12).

Parasayu dan Rohman. 2014. “Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Kualias Hasil Audit Internal Studi Persepsi Aparat Intern Pemerintah Kota Surakarta

dan Kabupaten Boyolali”. Diponegoro Journal of Accounting 3 (2):1-10.

Prihartini,dkk. 2015. “Pengaruh Kompetensi, Independensi, Obyektivitas, Integritas,

dan Akuntabilitas terhadap Kualitas Audit di Pemerintah Daerah Studi Empiris

(16)

Queena dan Rohman. 2012. “Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kualitas

Audit Aparat Inspektorat Kota/Kabupaten di Jawa Tengah”. Diponegoro Journal of Accounting 1 (2):1-12.

Salsabila dan Prayudiawan. 2011. Pengaruh Akuntabilitas, Pengetahuan Audit Dan Gender Terhadap Kualitas Hasil Kerja Auditor Internal(Studi Empiris Pada Inspektorat Wilayah Provinsi DKI Jakarta). Jurnal Telaah & Riset Akuntansi.Vol. 4. No. 1 : 155 175

Samsi dan Suryono 2013. Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Dan Kompetensi Terhadap Kualitas Audit: Etika Auditor Sebagai Variabel Pemoderasi. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi.Volume 1 (2): 207-226

Sulastaningsih dan Susilo. 2015. “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Hasil Pemeriksaan Studi di Inspektorat Kabupaten Wonosobo”. Jurnal Kajian Bisnis 23 (2):93-103

Suyono. 2012. The Effects of Independence, Experience, and Accountability to the Audit Quality. Lecturer at Department of Accounting, Faculty of Economics and Business, University of Jenderal Soedirman, Purwokerto, Indonesia.

Syahputra dan Arfan. 2011. “Pengaruh Kompetensi, Independensi, Pengalaman dan Integritas Terhadap Kualitas Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah Studi

Pada Inspektorat Kabupaten Bireuen”. Jurnal Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 49-56

Wandita,dkk. 2014. “Pengaruh Pengetahuan, Pengalaman Kerja Audit, dan

Akuntabilitas Terhadap Kualitas Hasil Kerja Auditor Internal”. e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi 2 (1)

Yunus, Suhendra dan Riswan. 2012. “Pengaruh Pengalaman Kerja dan Kompetensi

Auditor Terhadap Kualitas Hasil Pemriksaan Studi Kasus pada Kantor BPKP

Bandar Lampung”. Jurnal Akutansi dan Keuangan 3 (1):69-82

Referensi

Dokumen terkait

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menyatakan bahwa dari enam elemen dari analisis risiko pemakaian alat pelindung diri masker dan sumbat telinga pada pekerja tekstil di

Globalisasi yang melanda dunia saat ini berpengaruh pada perkembangan bahasa di seluruh dunia. Terjadi penyerapan berbagai unsur dari berbagai bahasa akibat

Atribut selanjutnya adalah atribut warna memiliki skor bi sebesar (3,40), skor tersebut berbeda pada atribut rasa, aroma dan tekstur, dimana hasil skor atribut warna

Hal ini demikian karena karya sastra adalah salah satu medium yang telah digunakan oleh penjajah pada zaman kolonial dahulu untuk membenarkan perlakuan penjajahan mereka ke

'd: \programt\ W ARP4\lib\common\stdlogi c\mod _genu.vif. Linking 'd: \programt\ W ARP4\lib\common\work\libbv.vif. Detecting unused logic.. Turned 0 signals into soft nodes.

Dalam perannya sebagai pemimpin (leader), kepala sekolah SD Kanisius Kadirojo dan kepala sekolah SD Negeri Purwobinangun sama-sama memiliki kemampuan untuk mengembangkan

1. Kesalahan koneksi antar topik matematika Secara umum kesalahan yang dilakukan peserta didik adalah kesalahan dalam menafsirkan keterangan dari soal, kesalahan dalam

2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. Bila prestasi belajar siswa kelas VA meningkat maka hasrat ingin tahu siswa terpenuhi, yaitu siswa