• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi promosi agro outlet Pasar Induk Kramat Jati Jakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Strategi promosi agro outlet Pasar Induk Kramat Jati Jakarta"

Copied!
125
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI PROMOSI AGRO OUTLET

PASAR INDUK KRAMAT JATI

JAKARTA

Oleh

ZAKEUS RUMPEDAI

H24077038

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(2)

STRATEGI PROMOSI AGRO OUTLET

PASAR INDUK KRAMAT JATI

JAKARTA

Oleh

ZAKEUS RUMPEDAI

H24077038

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen

Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(3)

Judul Skripsi : Strategi Promosi Agro Outlet Pasar Induk Kramat Jati Jakarta

Nama : Zakeus Rumpedai

NIM : H24077038

Disetujui oleh

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Ir. Mimin Aminah, MM

NIP 19660907 199103 2 002

Deddy Cahyadi Sutarman, STP, MM

NIP 1979100 720091 0 001

Diketahui oleh

Ketua Departemen

Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc.

NIP 1961012 319860 1 002

(4)

ABSTRACT

ZAKEUS RUMPEDAI H24077038. Promotion Strategies Agro Market Outlet Kramat Jati Jakarta. Guided by : MIMIN AMINAH and DEDDY CAHYADY SUTARMAN.

Kramat Jati market is the largest market and the largest in Indonesia and Southeast Asia. Market occupies an area of 14.7 hectares located on Jalan Raya Bogor, East Jakarta. As fruit and vegetable wholesale market in order as the central fruit and vegetable market to other markets in Jakarta. To support the operation of PD Pasar Jaya would require building support facilities as well as facilities Agro Outlet as an information center devoted to the areas of food sources. The purpose of this study are; analyze forms of promotional activities undertaken by the Agro Outlet, analyze what factors are overlooked in promotional activities for Agro Outlet, formulate any alternative promotional strategies that should be applied to Agro Outlet. The primary data obtained through interviews, direct observation (Observation) and the distribution of questionnaires directly to the relevant parties. The questions posed to the relevant parties adapted to the scope and programs undertaken so far. Problems faced so complex that research requires the right decision. This study uses Analytical Hierarchy Process (AHP) as a method of decision-making by experts in question are those who are experts in their field.

Preparation of promotional mix strategies structures obtained through input among others; Jakarta Provincial Secretary, Commission of the economy Regional Representatives Council (Parliament) of Jakarta Regional Development Planning Agency (BAPPEDA) Jakarta Agro Outlet business management, Management Specialist / Agribusiness. Secondary data from various sources according to the research topic. Secondary data furnished by literature from a variety of sources; books, seminar and workshop proceedings, Journals, Central Bureau of Statistics, the data related to agricultural services, as well as the results of previous studies. Tracing the various secondary data is intended for information and basic theory related to the study investigators research topics are discussed. The method of data analysis using the Analytic Hierarchy Process using Expert Choice relief version 10 and Microsoft Excel. Expert Choice is a Software that is used in determining the choices in decision making with multi-criteria decision-making methodology based on that developed by Saaty. PHA used alternative selection method to capture the rational perception because PHA is capable of converting intangible factors (not measured) into the ordinary rules so that can be compared. Manager form of promotion done Agro Outlet, namely product, price, place, promotion, human resources, process, physical evidence, productivity and quality. Promotional activities that have been carried out such as advertising, sales promotion, public relations, personal selling and direct marketing. Recommended alternative promotional strategies appropriate priorities include: 1). Took part in promotional activities at the national level in the form of agricultural fairs, seminars and talk shows with a weight (0.396). 2). Designing promotional programs that vary according to the excellence and value of utilizing Agro Outlet (.316).

(5)

RINGKASAN

ZAKEUS RUMPEDAI H24077038. Strategi promosi Agro Outlet Pasar Induk Kramat Jati Jakarta. Dibimbing oleh MIMIN AMINAH dan DEDDY CAHYADY SUTARMAN.

Pasar Induk Kramat Jati merupakan pasar terbesar dan terluas di Indonesia dan Asia Tenggara. Pasar yang menempati areal seluas 14,7 Ha terletak di Jalan Raya Bogor, Jakarta Timur. Sebagai pasar induk sayur dan buah dengan tujuan sebagai pusat pasar sayur dan buah bagi pasar-pasar lainnya di Jakarta. Untuk mendukung operasional PD Pasar Jaya maka diperlukan fasilitas pendukung bangunan serta fasilitas Agro Outlet sebagai pusat informasi yang dikhususkan bagi daerah-daerah sumber pangan. Tujuan penelitian ini antara lain ; menganalisis bentuk kegiatan promosi yang dijalankan oleh Agro Outlet, menganalisis faktor-faktor apa saja yang dipentingkan dalam kegiatan promosi bagi Agro Outlet, merumuskan alternatif strategi promosi apa yang sebaiknya diterapkan untuk Agro Outlet. Data primer diperoleh melalui wawancara, pengamatan langsung (Observasi) dan penyebaran kuisioner langsung dengan pihak terkait. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada pihak-pihak terkait disesuaikan dengan ruang lingkup dan program yang dikerjakan selama ini. Permasalahan yang dihadapi sangat kompleks sehingga penelitian ini membutuhkan keputusan yang tepat. Penelitian ini menggunakan metode Proses Hirarki Analitik (PHA) sebagai metode pengambilan keputusan oleh para ahli yang dimaksud adalah mereka yang pakar dibidangnya.

(6)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI

DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi Strategi promosi Agro Outlet Pasar Induk Kramat Jati Jakarta adalah karya saya sendiri dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi lain. Sumber informasi yang berasal dan dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka dibagian akhir penulisan skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Februari 2013.

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kampung Korombobi, wilayah terpencil diselatan Kepulauan Yapen Distrik Yapen Timur Kabupaten Kepulauan Yapen Tanah Papua, tepat pada tanggal 13 Juni 1981. Penulis merupakan anak keempat dari tujuh bersaudara pasangan Permenas Rumpedai dan Yuliana Woriassy.

Penulis menyelesaikan pendidikan di SD Yayasan Pendidikan Kristen (YPK) Korombobi pada tahun 1994. Tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan di SLTP Negeri 1 Dawai Distrik Yapen Timur dan lulus pada tahun 1997. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan ke SMK Negeri 1 Pertanian di Kabupaten Nabire Papua pada tahun 1997. Tahun 1999 saat dikelas dua penulis mendapatkan kesempatan magang dari Dikmenjur tingkat 1 Provinsi Papua ke Pusat Pengembangan Penataran Guru Pertanian (P3G) Cianjur Jawa Barat. Penulis melanjutkan pendidikan kelas tiga di SMK Negeri 3 Pertanian Cianjur dan di nyatakan lulus pada tahun 2000.

Tahun 2000 penulis melanjutkan pendidikan Diploma III pada Bidang Studi Teknisi Usaha Ternak Unggas (TUTU) Program Studi Teknisi Peternakan Fakultas Peternakan melalui undangan seleksi masuk Institut Pertanian Bogor. Tahun 2007 penulis melanjutkan pendidikan ke Program Studi Sarjana Ahli Jenis Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.

(8)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah memberikan perlindungan dan menjadi sandaran motivasi penulis, sehingga proses pendidikan penulis telah berjalan dengan baik walaupun banyak tantangan dan cobaan yang datang silih berganti. Proses penulisan skrpisi yang berjudul “Strategi Promosi Agro Outlet Pasar Induk Kramat Jati Jakarta” adalah

pertanda penulis telah melewati proses pendidikan. Penulisan skripsi sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.

Dalam penyususnan skripsi ini, tercatat banyak pihak yang membantu secara moril dan materil. Karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada : 1. Kedua orang tua penulis yang telah banyak memberikan curahan kasih

sayang, dukungan doa serta menunggu kabar kapan anaknya lulus kuliah dan semua keluarga di Tanah Papua Kel Bpk. Jepta R, Arthus R, Marthinus W, Ledrik R, Hanas R, Wempy R, Didimus R, S. Warmetan serta keponakan-keponakan yang selalu menanyakan keberadaan penulis.

2. Ir. Mimin Aminah, MM sebagai dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, saran dan arahan kepada penulis.

3. Deddy Cahyadi Sutarman, STP, MM sebagai dosen pembimbing yang begitu banyak waktu yang tersedia bagi penulis untuk bimbingan, dan memberikan motivasi sehingga proses penulisan skripsi secara bertahap hingga selesai dan Lindawati Kartika, SE, M.Si atas kesediaan meluangkan waktu mengoreksi dan bersedia sebagai dosen penguji.

4. Bapak Wawan Ridwan beserta staf pegawai Dinas Kelautan dan Pertanian DKI Jakarta, Bapak Achmad Chudhori beserta staf pegawai SEKDA DKI Jakarta, Ibu Tezza Nur Gina Rashika staf BAPPEDA DKI Jakarta yang telah bersedia sebagai nara sumber dan memberikan informasi data-data yang diperlukan.

(9)

tenaga untuk memberikan data, informasi serta sebagai nara sumber pada penelitian ini.

6. Seluruh staf pengajar dan pegawai program Sarjana Ahli Jenis Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

7. Seluruh sponsorship selama penulis mengikuti pendidikan terkhusus kepada Laksda (Purn) Freddy Numberi, Drs. SP. Morin, PT BP Indonesia, PT Freeport Indonesia, Yayasan Binterbusih, Pemda Kabupaten Keerom serta Pemda Kabupaten Kepulauan Yapen dan Pemda Provinsi Papua yang telah mensponsori kegiatan penelitian.

8. Sebagai sandaran motivasi penulis Bapak Drs. Theophilus Waimuri, Kel Prof. Dr. Ir. Bungaran Saragih, M.Ec, Kel. Ir. Frans BM. Dabukke, M.Si, Kel. Prof. Dr. Ir. Rudy C. Tarumingkeng, MF, Kel. dr. Bona Simanungkalit, Kel. Jonni Jonathan Numberi, ST, MT dan Kel. Bapak Musyadi.

9. Rekan-rekan diskusi di IMAPA Bogor, Rekan-rekan Yayasan Kekal Indonesia, KNPI Bogor, Rekan-rekan media, aktivis Sejabodetabek yang slalu sebagai teman diskusi dan telah membantu penulis dalam kegiatan-kegiatan advokasi.

10.Sahabat-sahabat diskusi Yusuf Machrum, Sabar P. Simbolon, Natalis Kolop dan kang Agung Nugraha yang telah bersama penulis sama-sama berjuang menyelesaikan penulisan skripsi, Achel dan Saida yang telah bersedia mengoreksi dan memberikan komentar terhadap draf skripsi serta tak lupa adik Himna tersayang yang telah mendukung semua tugas dan aktifitas penulis.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis yakin masih terdapat kesalahan dan kekurangan baik dalam pembahasan, interpretasi. Untuk itu, penulis mohon saran dan kritik sebagai perbaikan penyempurnaan. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat.

Bogor, Februari 2013

(10)

DAFTAR ISI 2.1.3 Gambaran Umum Terminal Agribisnis ……….. 2.2. Pasar ...

2.2.1 Pasar Tradisional ………...

2.2.2 Pasar Modern ……….

(11)

2.7.5 Sumber daya manusia (People) ... 2.7.6 Proses (Process) ... 2.7.7 Bukti fisik(Phisical Evidence) ... 2.7.8 Produktivitas dan Kualitas (Productivity and Quality)... 2.8. Konsep Promosi ... 2.10. Konsep Segmentasi, Targeting dan Positioning ... 2.10.1 Segmentasi ... 2.10.2 Targeting ... 2.10.3 Positioning ... 2.11. Metode Proses Hierarki Analitik (PHA) ... 2.12. Penelitian Terdahulu ... 3.2. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 3.3. Sumber dan Metode Pengambilan Data ... 3.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data ... 3.4.1 Prinsip kerja Proses Hierarki Analitik (PHA) ... 3.4.2 Langkah-Langkah Proses Hierarki Analitik (PHA) ... 3.4.3 Keuntungan Proses Hierarki Analitik (PHA) ...

36

4.1.1 Letak Lokasi Agro Outlet PKJ ... 4.1.2 Visi Misi Agro Outlet PIKJ ... 4.1.3 Struktur Organisasi Agro Outlet PIKJ ...

50 51 52 4.2. Analisis Strategi Bauran Pemasaran ... 52

4.2.1 Produk (Product) ...

4.2.2 Harga (Price) ……….

4.2.3 Tempat (Place) ... 4.2.4 Promosi (Promotion) ... 4.2.5 Sumber daya manusia (People) ... 4.2.6 Proses (Process) ... 4.2.7 Bukti fisik (Phisical Evidence) ... 4.2.8 Produktivitas dan Kualitas (Productivity and Quality)...

53 4.3. Analisis Kegiatan Promosi Agro Outlet PIKJ ... 60

(12)

4.3.4 Analisis Penjualan Pribadi ... 4.3.5 Analisis Pemasan Langsung ...

62 62 4.4. Analisis Segmentasi,Targeting dan Positioning ...

4.4.1 Segmentasi ... 4.5. Analisis Pengambilan Keputusan Menggunakan PHA ...

4.5.1 Faktor penyusun strategi promosi Agro Outlet PIKJ ... 4.5.2 Aktor berpengaruh dalam pemilihan strategi promosi Agro

Outlet PIKJ... 4.5.3 Tujuan strategi promosi Agro Outlet PIKJ ………... 4.5.4 Alternatif strategi promosi Agro Outlet PIKJ... 4.5.5 Analisis pemilihan strategi promosi Agro Outlet PIKJ……

64 4.5.6 Analisis Pemilihan Alternatif Strategi Promosi ...

1. Analisis Hasil Pengolahan Horizontal ... 2. Analisis Hasil Pengolahan Vertikal ...

72 72 83 4.6. Implikasi Manajerial ... 89

(13)

DAFTAR TABEL

No Halaman

1 Estimasi pengunjung PIKJ………... 2

2 Nilai skala banding berpasangan ... 44

3 Matriks pendapat individu ... 45

4 Matriks pendapat gabungan .... 45

5 Indeks Acak ... 49

6 Harga stand Agro Outlet PIKJ ………... 57

7 Ukuran Agro Outlet PIKJ ………... 57

8 Bobot dan prioritas faktor penyusun strategi promosi pengembangan Agro Outlet PIKJ …………... 74

9 Unsur aktor dalam strategi promosi Agro Outlet PIKJ ……..…… 76

10 Unsur tujuan dalam strategi promosi Agro Outlet PIKJ ... 80

11 Bobot dan prioritas (Unsur Alternatif strategi promosi Agro Outlet PIKJ …... 82

12 Susunan bobot dan prioritas aktor yang berkepentingan dalam strategi promosi Agro Outlet PIKJ ………. 84

13 Susunan bobot dan prioritas tujuan yang berkepentingan dalam strategi promosi Agro Outlet PIKJ ... 85

14 Bobot dan prioritas alternatif yang direkomendasikan dalam penentuan keputusan strategi promosi ……… 87

. DAFTAR GAMBAR No Halaman 1 Alur kerangka pemikiran penelitian ... 37

2 Contoh model struktur Proses Hirarki Analitik ………... 41

3 Letak lokasi Agro Outlet Pasar Induk Kramat Jati ……….... 51

4 Struktur organisasi Agro Outlet Pasar Induk Kramat ……… 52

5 Struktur hirarki pemilihan strategi promosi Agro Outlet ………... 70

DAFTAR LAMPIRAN No Halaman 1 Kuisioner penelitian PHA Pada Agro Outlet PIKJ ……….... 96

2 Daftar pertanyaan wawancara mendalam ………... 109

(14)

I.PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan terluas dikawasan Asia Tenggara. Sebagai negara berpotensi, Indonesia memiliki sumberdaya alam beranekaragam terbesar ketiga di dunia setelah negara Brasil dan Zaire (Behleer, B. 2006). Indonesia diramalkan mampu untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dalam negeri. Sebagai faktor penentu kemajuan Indonesia dibandingkan negara-negara dikawasan Asia Tenggara. Faktor jumlah penduduk sebanyak 245 juta jiwa (BPS 2010), diproyeksikan Indonesia masuk lima besar perekonomian dunia dengan PDB sebesar U$$ 9,3 triliun pada tahun 2030. Pemicunya adalah perdagangan di pasar-pasar negara berkembang, industrialisasi yang pesat, suplai tenaga kerja murah, urbanisasi dan meningkatnya masyarakat kelas menengah, serta pertumbuhan ekonomi yang tinggi, rata-rata 5,2 persen di Asia dalam dua dekade mendatang. Ramalan ini berimplikasi pada permintaan domestik yang besar dan

tersedianya tenaga kerja dalam jumlah besar.

(Sumber:http://ngobrolpanas.blogspot.com/2012/12/inilah-5-negara-penguasa-ekonomi-dunia-tahun-2030.html.2012)

Bidang pertanian merupakan sektor andalan dalam penerimaan Negara. Pertanian menjadi satu sektor yang dapat memberikan kontribusi sangat besar karena pertanian adalah sektor yang bersentuhan langsung dengan kehidupan mayoritas publik masyarakat Indonesia. Hal ini lazim bagi Negara berkembang yang memiliki potensi sumberdaya alam melimpah serta sumber daya tenaga kerja murah. Indonesia dengan potensi alam dan jumlah penduduk terbanyak ke 4 dunia patut diperhitungkan oleh negara-negara dikawasan Asia bahkan dunia karena secara langsung Indonesia mampu mempengaruhi pasar dunia. Peran semua pihak dalam menentukan keberhasilan pembangunan pertanian sangat penting karena melibatkan kerjasama berbagai pihak pada semua tahapan kegiatan bisnis.

(15)

buah-buahan yang dipasok dari pulau Jawa, pulau Sumatera dan sebagian pulau Kalimantan serta impor dalam memenuhi permintaan yang tiap saat mengalami peningkatan. Data menunjukkan bahwa rata-rata permintaan tiap hari di PIKJ untuk sayur sebanyak 1.100 – 1.230 ton dan buah-buahan 550 – 700 ton. Estimasi pengunjung PIKJ tahun 2011 selama 24 jam yang terdiri dari pekerja formal dan informal dapat dilihat pada Tabel 1 dibawah ini (PD Pasar Jaya, 2012).

Tabel 1. Estimasi pengunjung Pasar Induk Kramat Jati/hari dengan rincian

No Uraian Jumlah Satuan

1 Karyawan Pasar Induk = 50 Orang

2 Pedagang* = 2,020 Orang

3 Pembantu Pedagang = 4,040 Orang

4 Pengunjung/Pembelanja = 10,347 Orang

5 Badan Pekerja Bongkar/Muat = 1,500 Orang

6 Koperasi Pedagang Pasar = 40 Orang

7 Koperasi Angkutan Barang dan Industri = 167 Orang 8 PT Saguaro (outsorsing) keamanan = 65 Orang

9 PT Puncak Galunggung = 94 Orang

10 PT CPL (outsorsing)** = 106 Orang

11 Anggota Polisi = 11 Orang

12 Karyawan Bank = 115 Orang

13 PT Kramat Jati Abadi = 68 Orang

14 Lain-lain*** = 164 Orang

Jumlah = 18,785 Orang

*) Jumlah pedagang sebanyak 2,020 berdasarkan kepemilikan tempat usaha. **) Jumlah personel kebersihan (PT CPL) berdasarkan data bulan Nop 2011 ***) Pekerja non formal yang beraktivitas di Pasar Induk secara tidak tetap

Sumber : PD Pasar Jaya, 2012.

(16)

Pengembangan agribisnis hulu dan hilir bertujuan untuk meningkatkan ketahanan pangan yang efektif, efisien, sinergi dan saling menguntungkan pihak-pihak yang berkepentingan terutama daerah dan pemerintah DKI Jakarta. Demi memperpendek mata rantai distribusi pangan, maka kehadiran agro outlet selain sebagai pusat informasi harga komoditas dan sistem perdagangan juga untuk keefektifan mata rantai perdagangan yang selama ini menjadi kendala bahkan sebagai masalah krusial ketika aktifitas permintaan meningkat terutama pada hari raya yang menuntut adanya kestabilan harga komoditas dipasar.

Upaya yang dilakukan pemerintah DKI Jakata untuk mengatasi persoalan ketersediaan pangan yaitu menyikapi dengan adanya langkah startegis dalam mengoptimalkan pelayanan pemenuhan pangan. Dalam pelayanan tersebut, pemerintah DKI Jakarta membangun kerjasama dengan berbagai mitra yang diharapkan berdampak positif. Berbagai pihak yang dilibatkan untuk menjawab permintaan pangan diharapkan sebagai mitra strategis yang juga ikut mensukseskan permintaan kebutuhan pangan yang tersedia secara kontinyu.

Dalam meningkatkan kerjasama bidang pertanian, pemerintah DKI Jakarta merumuskan langkah solusi dalam penanganan kebutuhan komoditas pertanian. Sehingga pada forum Mitra Praja Utama (MPU) yang dihadiri Gubernur Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Lampung dan Nusa Tenggara Barat. Hasil kesepakatan bahwa pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyediakan counter/stand sebagai tempat informasi produk komoditas unggulan daerah atau distribusi bahan pangan asal daerah yang selama ini sebagai sumber komoditas pangan (Sumber : Dinas Kelautan dan Pertanian Pemda DKI Jakarta, 2012).

(17)

Kramat Jati diharapkan merupakan fasilitas strategis bagi semua pihak agar ikut terlibat terutama daerah-daerah penghasil sumber pangan.

Agro outlet sebanyak 29 counter belum terlihat pemanfaatannya dalam menjawab persoalan ketersediaan pangan yang dirancang pemerintah DKI Jakarta. Melihat begitu penting dan strategisnya pemanfaatan agro outlet sebagai pusat informasi dan perdagangan, maka perlu dilakukan pengkajian mendalam terkait dengan upaya promosi agro outlet dan ketidakminat pemerintah daerah yang diharapkan sebagai pasar sasaran dari program pengembangan agro outlet.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskan permasalahan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Bagaimana bentuk kegiatan promosi yang dijalankan oleh Agro Outlet Pasar Induk Kramat Jati Jakarta ?

2) Faktor-faktor apa saja yang dipentingkan dalam kegiatan promosi Agro Outlet Pasar Induk Kramat Jati Jakarta ?

3) Alternatif strategi promosi apa yang sebaiknya diterapkan untuk pengembangan Agro Outlet Pasar Induk Kramat Jati Jakarta ?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang dirumuskan diatas, maka tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Menganalisis bentuk kegiatan promosi yang dijalankan oleh Agro Outlet Pasar Induk Kramat Jati Jakarta.

2) Menganalisis faktor-faktor apa saja yang dipentingkan dalam kegiatan promosi bagi Agro Outlet Pasar Induk Kramat Jati Jakarta.

3) Merumuskan alternatif strategi promosi apa yang sebaiknya diterapkan untuk pengembangan Agro Outlet Pasar Induk Kramat Jati Jakarta.

1.4. Manfaat Penelitian

(18)

Penelitian ini diharapkan sebagai sumbangan pemikiran kepada manajemen dalam rangka menata sistem tatalaksana pengelolaan yang efektif dalam menunjang promosi pemasaran Agro Outlet Pasar Induk Kramat Jati Jakarta.

2) Bagi Peneliti,

Penelitian ini bermanfaat sebagai landasan pengembangan pemikiran dalam implementasi teori manajemen pemasaran dan untuk kelanjutan penelitian.

3) Bagi Pemerintah DKI Jakarta,

Diharapakan memberikan pertimbangan untuk merumuskan kebijakan strategis pengembangan Agro Outlet Pasar Induk Kramat Jati Jakarta. 4) Bagi DPRD DKI Jakarta,

Diharapkan hasil penelitian ini bermanfaat dalam merumuskan penganggaran yang menunjang promosi pengembangan Agro Outlet Pasar Induk Kramat Jati Jakarta.

5) Bagi pembaca,

Diharapkan hasil penelitian dapat menjadi masukan sekaligus referensi bagi penelitian-penelitian selanjutnya yang memerlukan informasi tentang analisis strategi pengembangan Agro Outlet Pasar Induk Kramat Jati Jakarta.

1.5. Batasan Penelitian

(19)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Agribisnis

Menurut John Davis and Ray Goldberg, 1957 dalam Setiawan (2012), bahwa “Agribusiness is the sum total of all operations involved in the manufacture; and storage, processing and distribution of farm commodities and items“ (Agribisnis adalah keseluruhan dari serangkaian operasi yang terlibat dalam produksi dan distribusi input pertanian, operasi produksi dilahan pertanian, penyimpanan, pengolahan dan distribusi komoditas pertanian dan item-itemnya). Dimensi agribinis adalah konsep pembangunan pertanian kedepan, dilihat sangat strategis untuk menjawab berbagai tantangan pengelolaan usaha-usaha bisnis dalam mendukung sistem pemasaran dan promosi komoditas pertanian. Fakta bahwa agribisnis merupakan sektor andalan yang sangat mendukung pembangunan Indonesia kedepan. Menurut Rachmat Pambudi dalam Widjaya dkk (2005) bahwa dengan membangun sistem agribisnis beserta usaha-usha agribisnis secara terencana, maka sebenarnya kita sedang membangun perekonomian bangsa.

2.1.1. Sistem Agribisnis

(20)

2.1.2. Terminal Agribisnis

Menurut Badan Promosi dan Pengembangan Agribisnis Indonesia (1999), bahwa Terminal Agribisnis adalah suatu bentuk tempat transaksi jual beli antara produsen dengan pedagang hasil-hasil komoditas pertanian dalam skala bisnis dan harga bersaing. Terminal Agribisnis merupakan bentuk pasar induk yang modern. Pasar induk yang ada di Indonesia sekarang merupakan bentuk pasar besar yang melayani berbagai bentuk transaksi eceran hingga grosir. Terminal Agribisnis secara fisik merupakan suatu kawasan perdagangan modern produk-produk agribisnis atau agroindustri dengan berbagai fasilitas pendukung untuk menunjang transaksi pasar skala lokal maupun pasar ekspor.

Terminal Agribisnis adalah suatu sistem yang terintegrasi dalam sistem agribisnis, dimana petani produsen dapat terlibat secara langsung pada proses transaksi di terminal agribisnis melalui koperasi petani. Fasilitas yang diperlukan oleh terminal agribisnis berdasarkan kajian MMA-IPB adalah :

1. Sub terminal agribisnis, sebagai fasilitas pemasok bagi terminal agribisnis melalui asosiasi/organisasi sub sistem budidya di lahan. 2. Lembaga keuangan, misal bank dan asuransi, bukan hanya dalam

penyediaan keuangan dalam rangka produksi dan tidak kalah pentingnya dalam hal pemasaran.

3. Agroindustri, merupakan salah satu sasaran pasar dari terminal agribisnis untuk memberikan nilai tambah bagi produk-produk agribisnis.

4. Pasar lokal maupun ekspor, dalam kaitannya dengan pemasaran terminal agribisnis memiliki peranan yang sangat strategis terutama terkait dengan adanya ruang pamer bagi produk-produk agribisnis serta dukungan teknologi yang memungkinkan pembeli potensial melihat produk agribisnis dari sisi kualitas, kuantitas serta harga secara langsung maupun on-line system.

(21)

a) Penelitian

b) Sumber pemenuhan kebutuhan sumber daya manusia yang berkualitas

c) Pelatihan fungsi-fungsi manajemen bagi terminal agribisnis dan pendukungnya.

d) Sarana alih teknologi

6. Bursa komoditas, memiliki peranan yang sangat strategis terutama terkait dengan future market. Dukungan teknologi informasi merupakan sarana utama dalam kaitannya dengan bursa komoditas.

2.1.3. Gambaran Umum Terminal Agribisnis

Fungsi utama perencanaan terminal agribisnis adalah untuk memaksimalkan volume perdagangan, memberikan akses dan sirkulasi yang efisien serta meminimalkan biaya operasional terminal agribisnis. Aspek-aspek yang wajib diperhatikan dalam penyediaan Terminal Agribisnis yaitu :

a. Aspek manusia, bangunan harus menciptakan kondisi yang aman dan nyaman bagi pedagang maupun pembeli dengan tersedia fasilitas perdagangan utama dan pendukung lainya.

b. Aspek lingkungan, rencana tapak atau lokasi harus sesuai dengan rencana tata ruang yang ada.

c. Aspek bangunan, harus mempertimbangkan penyesuaian letak dan massa bangunan terhadap kondisi lingkungannya, jenis dan bahan struktur yang sesuai dengan kondisi lahan serta pengaturan sistem sirkulasi dan hubungan ruang atau pusat kegiatan agar tercipta pola sirkulasi yan baik dan nyaman.

(22)

pembentukan harga yang lebih baik dan transparan untuk mendukung tumbuhnya pedagang pengecer dan grosir baru.

Metode dan sistem operasi pasar pada Terminal Agribisnis yaitu : 1. Sistem penjualan

a) Penjualan lelang, memerlukan tata cara lelang serta tempat areal lelang untuk pembeli dapat melihat dan mengikuti kegiatan lelang. Ruang lelang harus cukup besar dan dapat menampung seluruh calon pembeli dalam satu waktu serta tempat barang yang dilelang diperlihatkan kepada calon pembeli. Diperlukan juga ruang tempat mengumpulkan produk sebelum dilelang dan pemeriksaan terhadap kualitas produk karena diperlukan satu standar mutu untuk setiap barang yang akan dilelang.

Komoditas yang telah dilelang dibawah keruang pengkemasan untuk diambil oleh pembeli yang akan langsung membawa produk yang dibelinya. Untuk menunjang prosedur, maka diperlukan tempat parkir yang lebih luas untuk dapat menampung kendaraan karena kendaraan penjual dan pembeli datang dalam waktu yang bersamaan. Keuntungannya, tidak diperlukan lagi kios untuk pedagang karena seluruh produk yang diperdagangkan akan langsung dilelang dan transaksi perdagangan berlangsung sangat cepat, hanya dalam beberapa jam seluruh proses transaksi selesai.

b)Penjualan tawar menawar

Penjualan tawar menawar pada Terminal Agribisnis dilakukan di kios tempat penjual antara calon pembeli dan penjual sehingga jumlah kios yang diperlukan sebanyak penjual yang ada. Penjual di Terminal Agribisnis menjual produknya secara grosir kepada pedagang pengecer, pemasok supermarket dll.

2. Produk yang dijual

(23)

sebagai kemasan. Tujuan pengkemasan untuk meningkatkan efisiensi, produk dengan kemasan ini memerlukan paralatan angkut khusus seperti troli.

3. Jenis kendaraan angkutan

Pemilihan penggunaan angkutan adalah satu faktor yang mempengaruhi bentuk kemasan, karena semakin besar jenis kendaraan angkutan maka luas lokasi untuk parkir dan sirkulasi akan bertambah.

4. Tempat penjualan

Transaksi penjualan dilakukan langsung diatas truk angkutan yang berada dalam Terminal Agribisnis. Terminal Agribisnis di Thailand mengijinkan transaksi berlangsung diatas truk di areal parkir yang dilakukan oleh petani yang menjual produknya kepada pembeli. Transaksi dilokasi areal parkir memerlukan lahan yang lebih luas dari pada tempat parkir biasa. Melbourne Market menyediakan lokasi didalam bangunan bagi petani untuk menjual langsung produk dari atas truk yang disebut farmers market.

5. Bentuk bangunan

Pasar Induk Kramat Jati adalah Terminal Agribisnis terbuka, dimana atap hanya ada untuk kios, hasil survei menujukkan bahwa hampir mayoritas pembeli berada disepanjang kios ditepi jalan tanpa penutup atap. Oleh karena itu, mutu produk yang dimasukkan ke PIKJ akan sangat dipengaruhi oleh cuaca, sebab kegiatan bongkar muat yang dilakukan bisa mengakibatkan pada kualitas produk akibat terkena panas maupun hujan. Pasar tertutup walaupun membutuhkan luas bangunan yang lebih besar untuk tempat berjalan dan bongkar muat, tetapi memberikan tingkat kenyamanan bagi pembeli.

2.2. Pasar

(24)

atau jasa. Induk pasar utama yang merupakan pusat penyalur barang kebutuhan untuk pasar lain. Pasar an yang merupakan daerah (lingkungan) tempat suatu barang dagangan diperjualbelikan. Pasar adalah salah satu dari berbagai sistem, institusi, prosedur, hubungan sosial dan infrastruktur dimana usaha menjual barang, jasa dan tenaga kerja untuk orang-orang dengan imbalan uang. Barang dan jasa yang dijual menggunakan alat pembayaran yang sah seperti uang.

Persaingan sangat penting dalam pasar, dan memisahkan pasar dari perdagangan. Dua orang mungkin melakukan perdagangan, tetapi dibutuhkan setidaknya tiga orang untuk memiliki pasar, sehingga ada persaingan diantara kedua belah pihak. Pasar bervariasi dalam ukuran, jangkauan, skala geografis, lokasi, jenis komoditas dan berbagai komunitas manusia, serta jenis barang dan jasa yang diperdagangkan. Dalam ilmu ekonomi mainstream, konsep pasar adalah setiap struktur yang memungkinkan pembeli dan penjual untuk menukar jenis barang, jasa dan informasi. Pertukaran barang /jasa uang adalah transaksi. Pasar peserta terdiri dari semua pembeli dan penjual yang baik yang memengaruhi harga-nya.

Pengaruh ini merupakan studi utama ekonomi dan telah melahirkan beberapa teori dan model tentang kekuatan pasar dasar penawaran dan permintaan. Pasar memfasilitasi perdagangan dan memungkinkan distribusi dan alokasi sumber daya dalam masyarakat. Pasar mengizinkan semua item yang diperdagangkan untuk dievaluasi dan harga. Sebuah pasar muncul lebih atau kurang spontan atau sengaja dibangun oleh interaksi manusia untuk memungkinkan pertukaran hak (kepemilikan) jasa dan barang (Sumber; http://id.wikipedia.org/wiki/Pasar. Jumat, 10 Agusus 2012).

2.1.1. Pasar Tradisional

(25)

kepada konsumen akhir. Mayoritas sumberdaya yang berkecimpung didalamnya masih sangat terbatas, bila dilihat dari sumberdaya manusia maupun fasilitas yang tersedia dalam mendukung aktifitas perdagangan yang terjadi.

2.1.2. Pasar Modern

Pasar modern adalah pasar yang bersifat modern dimana barang-barang diperjual belikan dengan harga pas dan dengan layanan sendiri. Tempat berlangsungnya pasar ini adalah di mal, plaza, dan tempat-tempat modern lainnya. Kesan pasar modern yang menjadi trend sekarang adalah para pelaku pasar lebih didominasi sumberdaya yang sangat cukup dan kebanyakan profesional dalam pengelolaannya.

2.1.3. Pasar Menurut Jenis Barang

Menurut Suyonto (2012) menyatakan bahwa pasar adalah suatu daerah yang didalamnya bertemu kekuatan-kekuatan permintaan dan penawaran untuk membentuk suatu harga. Selanjutnya Assauri (2007), menyatakan bahwa Besarnya pasar suatu produk ditentukan oleh permintaan dan penawaran produk tersebut. Karena besarnya permintaan dan penawaran atas suatu produk dipengaruhi oleh variabel sebagai contoh, besarnya pasar batu baterai. Untuk memilah pasar menurut jenis komoditasnya maka beberapa pasar hanya menjual satu jenis barang tertentu, misalnya pasar hewan, pasar sayur, pasar buah, pasar ikan serta pasar daging dll. Pasar yang dikategorikan khusus untuk menjual jenis barang maupun jasa, menjadi trend tersendiri bagi konsumen ketika ingin mencari kepasar dengan mudah disesuaikan dengan kebutuhannya.

2.3. Operasional PD Pasar Jaya dan Pasar Induk Kramat Jati

(26)

sekaligus mendorong peningkatan pendapatan asli daerah wilayah DKI Jakarta.

Pasar Induk Kramat Jati Jakarta adalah salah satu pasar rakyat modern terbesar di kawasan Asia Tenggara. Faktor utama bahwa Pasar Induk Kramat Jati sebagai pasar rakyat modern adalah dengan luas areal 14,7 Ha serta dilengkapi dengan fasilitas pendukung lain seperti parkiran luas, bongkar muat praktis, pusat jajanan terlengkap, perbankan ternama, area pameran luas, sarana ibadah megah serta keamanan 24 jam dan tata letak pasar yang strategis diujung timur Ibu Kota DKI Jakarta sehingga mudah terjangkau dari berbagai wilayah. Selain itu, sebagai pusat transaksi perdagangan dengan tingkat jumlah komoditi hasil pertanian yang diterima khususnya komoditi sayur-sayuran dan buah-buahan yang masuk ke pedagang produsen dan pedagang konsumen yang meningkat dari daerah produsen pangan dan impor secara kontinyu. (Sumber : PD Pasar Jaya, 2012).

2.3.1. Operasional PD Pasar Jaya

PD Pasar Jaya sebagai badan usaha milik pemerintah daerah (BUMD) Khusus Ibu Kota Jakarta dalam kewenangannya bertugas mengelola pasar-pasar eceran yang berjumlah 152 buah pasar-pasar diseluruh wilayah DKI Jakarta. Dalam pengelolaannya, terdapat banyak masalah seiring dengan berkembang pembangunan diberbagai sektor yang butuh ekstra kebijakan penataan pembangunan. Khusus untuk penyediaan sarana dan prasarana pendukung penyediaan pasar sayur dan buah segar, maka pemerintah DKI Jakarta sebagai pengelola langsung dibawah PD Pasar Jaya, memprogramkan berbagai solusi penyelesaian penangganan yang membutuhkan kerjasama berbagai pihak.

Jenis-jenis pasar yang dikelola, dapat diklasifikasikan yaitu ;

a. Pasar eceran ; Merupakan pasar yang menjual produk eceran secara langsung kepada konsumen.

(27)

c. Pasar induk ; Pasar Induk yang dimaksud adalah pasar yang dikhususkan untuk menjual sayur dan buah bagi pasar-pasar lain di Jakarta.

d. Pasar khusus ; Adalah jenis pasar yang dikhususkan untuk menjual komoditas tertentu seperti pasar ikan, pasar bunga dan pasar beras.

2.3.2. Operasional Pasar Induk Kramat Jati

Pasar induk Kramat Jati terbagi dalam 4 bagian blok, dimana setiap blok terbagi menjadi stand yang merupakan gabungan kios-kios. Terdapat 3879 kios dengan jumlah pedagang 1908. Blok A dan D diperuntukkan untuk pedagang eceran dan Blok B dan C untuk pedagang grosir. Kenyataan dilapangan bahwa pedagang grosir dan eceran bercampur dalam penggunaan fasilitas pasar, terutama di blok A terdapat banyak pedagang grosir yang menempati beberapa kios. Kenyataan lain adalah terdapat begitu banyak pedagang kaki lima yang berjualan hampir disetiap areal kosong lokasi parkiran sehingga diasumsikan bisa dapat menyulitkan sirkulasi orang dan kegiatan bongkar muat barang. Faktor lain yang masih menjadi tantangan adalah kegiatan pembersihan dan sortasi yang masih dilakukan didalam areal pasar yaitu dikios masing-masing pedagang, yang diakibatkan oleh barang yang dikirim belum dilakukan pembersihan, sortasi maupun kegiatan grading.

2.4. Agro Outlet Pasar Induk Kramat Jati

(28)

menguntungkan pihak-pihak yang bekerjasama. (Sumber : PD Pasar Jaya, 2012).

Mempertimbangkan berbagai faktor yang menjadi kendala selama ini, pemerintah DKI Jakarta sebagai inisiator awal mengembangkan sistem pelayanan terhadap informasi permintaan dan pemenuhan kebutuhan pangan dalam negeri maupun luar negeri. Untuk itu, dengan menyediakan fasilitas Agro Outlet di Pasar Induk Kramat Jati Jakarta sebagai sarana bagi daerah produsen pangan untuk memanfaatkan sebagai pusat informasi daerah terkait dalam mengikuti perkembangan harga komoditas serta mengetahui permintaan pasar dalam jangka pendek, menengah maupun jangka panjang. Memasuki era globalisasi yang semakin kompetitif, para pelaku pasar dituntut untuk terus berkreasi dalam menyediakan informasi yang cepat, muda dan terpercaya dengan berbagai fasilitas media yang mampu menjangkau pelaku pasar melalui media cetak majalah, buletin, spanduk, reklame, koran dan lainnya serta media elektronik website, iklan TV maupun CD dan sejenisnya.

Berdasarkan laporan akhir tim konsultan Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor 2011 bahwa tujuan Agro Outlet yang diharapkan :

2.4.1. Sebagai Fungsi Informasi Bagi Pemasok :

a) Pusat informasi komoditas hasil pertanian (Buah, Sayur, Herbal) yang diperlukan DKI Jakarta dan pasar eksport. Meliputi informasi ; jenis komoditas harga harian, volume, kualitas, asal barang.

b)Pusat informasi jalur distribusi dan pengangkutan ke PIKJ. c) Informasi prosedur perdagangan di Pasar Induk Kramat Jati.

d)Informasi sistem pemasaran (lelang spot, lelang forward, konsinyasi)

e) Informasi Jaminan keuangan dan transaksi, perbankan. f) Informasi pengelolaan bongkar-muat barang.

2.4.2. Sebagai Fungsi Informasi Bagi Pedagang :

(29)

b)Pusat informasi bagi pelaku usaha di PIKJ (profil pedagang). c) Daerah sebagai sumber informasi para pelaku usaha (pelaku usaha). d)Daerah sebagai sumber informasi tentang pengangkutan dan

pengemasan komoditas.

2.5. Definisi Pemasaran.

Menurut Koroh (2008), bahwa marketing adalah suatu proses perencanaan terhadap penentuan harga, distribusi ide, barang, maupun jasa dari seorang marketer untuk menciptakan dan memelihara hubungan yang akan memenuhi kebutuhan individu dan organisasi. Hanya saja dalam kehidupan keseharian, kita menemukan dua kata yang umum digunakan dan mengandung satu makna atau tujuan dari maksud yang diinginkan yaitu pemasaran dan penjualan. Pemasaran dan penjualan walaupun selalu didefinisikan dengan istilah yang hampir sama, namun sebenarnya ada perbedaan sehingga perlu penegasan perbedaan atau maksud agar lebih memaknai dalam tindakan aplikasi dan kegiatan perdagangan yang terjadi di masyarakat pada umumnya untuk memberikan penjelasan yang benar dan tepat.

Istilah penjualan didefinisikan sebagai kegiatan yang dilakukan oleh orang secara langsung kepada konsumen atau kelompok sasaran untuk mendapatkan kepuasaan sendiri. Kepuasaan dari usaha dan kerja yang dilakukan bersifat langsung dan bebas serta tidak terikat pada suatu perjanjian yang mengikat. Secara khusus ditegaskan dalam kamus istilah manajemen (2003) bahwa penjualan langsung dapat juga diartikan secara luas oleh produsen kepada konsumen. Untuk memudahkan kita dalam mendefinisikan dua kata tersebut, maka dalam Rangkuti (2005) mengatakan bahwa pemasaran didefinisikan sebagai suatu proses yang dipengaruhi oleh berbagai faktor sosial, budaya, politik, ekonomi dan manajerial.

(30)

menciptakan suatu peluang, menawarkan suatu produk, dan secara bebas mereka mempertukarkan produk dan nilai jasa yang terukur dengan pihak lain. Dalam the American Marketing Association (AMA) juga bahwa pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan rencana, penerapan harga, promosi dan distribusi dari ide, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan individu dan tujuan organisasi.

2.6. Manajemen Strategis

Manajemen strategis dapat didefinisikan sebagai seni dan pengetahuan untuk merumuskan, mengimplementasikan, dan mengevaluasi keputusan lintas fungsional yang membuat organisasi mampu mencapai obyeknya. Fokus manajemen strategis terletak pada memadukan manajemen, pemasaran, keuangan, produksi dan operasi, penelitian dan pengembangan, serta sistem informasi komputer untuk mencapai keberhasilan organisasi dalam David (1998).

Manajemen strategis terdiri dari analisis, keputusan, dan tindakan organisasi dalam rangka menciptakan dan mempertahankan keunggulan kompetitif. Definisi ini menangkap dua elemen utama yaitu pertama, manajemen strategis merupakan suatu organisasi yang memerlukan tiga proses yang sedang berlangsung: analisis, keputusan, dan tindakan. Artinya, manajemen strategis berkaitan dengan analisis strategis tujuan (visi, misi, dan tujuan strategis) bersama dengan analisis internal dan lingkungan eksternal organisasi. Selanjutnya, pemimpin harus membuat keputusan strategis.

Perusahaan harus mengambil tindakan untuk menerapkan keputusan strategi. Hal ini menuntut para pemimpin untuk mengalokasikan, diperlukan sumber daya dan untuk merancang organisasi membawa strategi yang dimaksudkan dengan realitas. Sebagaimana akan kita lihat pada bagian berikutnya, ini adalah proses, yang sedang berlangsung yang membutuhkan banyak interaksi antara ketiga proses. Kedua, inti dari manajemen strategis adalah studi tentang beberapa perusahaan mengungguli orang lain.

(31)

organisasi. Dengan demikian, manajer perlu menentukan strategi bersaing sehingga dapat memperoleh keuntungan yang berkelanjutan dalam jangka waktu yang panjang, artinya “bagaimana harus bersaing untuk menciptakan keunggulan kompetitif misalnya pasar” (DESS, Gregory G, dkk 2005).

Menurut Lawrence R. Jauch dan William F. Glueck, (1997) dalam Triton PB, (1997) bahwa sejumlah keputusan dan tindakan yang mengarah pada penyusunan suatu strategi atau sejumlah strategi yang efektif untuk membantu mencapai sasaran perusahaan disebut sebagai manajemen strategis. Kinkead-Winokur (1992), mendefinisikan manajemen strategis sebagai suatu proses yang memungkinkan setiap organisasi-perusahaan, asosiasi, lembaga non profit maupun pemerintah mengenal peluang dan ancaman jangka panjang, memobilisasi seluruh asset untuk menangkap peluang dan menghadapi tantangan, serta menerapkan satu strategi pelaksanaan yang berhasil.

Berpikir strategis meliputi tindakan memperkirahkan atau membangun tujuan masa depan yang diinginkan, menentukan kekuatan-kekuatan yang akan membantu yang akan menghalangi tercapainya tujuan, merumuskan rencana untuk mencapai keadaan yang diinginkan. Menurut David (1998), mengatakan bahwa proses manajemen strategis terdiri dari tiga tahapan yaitu ; perumusan strategis, implementasi strategis dan evaluasi strategis.

2.6.1. Perumusan Strategis

(32)

2.6.2. Implementasi Strategis

Menuntut perusahaan untuk menetapkan obyek tahunan, memperlengkapi dengan kebijakan, memotivasi karyawan dan mengalokasikan sumber daya sehingga strategi yang dirumuskan dapat dilaksanakan; implementasi strategi termasuk mengembangkan budaya mendukung strategi, menciptakan struktur organisasi yang efektif, mengubah arah usaha pemasaran, menyiapkan anggaran, mengembangkan dan memanfaatkan sistem informasi, dan menghubungkan kompensasi pegawai dengan prestasi karyawan.

Dalam tahapan implementasi strategis, pihak manajemen/karyawan harus menerjemahkan program yang tercantum dalam nilai anggaran kedalam kegiatan nyata. Untuk itu, perlu diwujudkan sasaran strategis, serta inisiatif strategis dipilih sebagai penerjemahan strategis yang dirumuskan maka dalam implementasi rencana, manajemen dan karyawan harus senatiasa menyadari keterkaitan erat diantara implementasi anggaran, program, inisiatif strategis, sasaran strategis dan strategis.

2.6.3. Evaluasi Strategis

Evaluasi strategis merupakan tahapan terakhir yang dilakukan dalam manajemen strategis, terutama usaha untuk memperoleh informasi. Tiga macam aktivitas mendasar untuk mengevaluasi strategi adalah (1). Meninjau faktor-faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar strategi sekarang. (2). Mengukur prestasi, (3). Mengambil tindakan kooparatif . Evaluasi strategis diperlukan karena kerberhasilan hari ini bukan merupakan jaminan keberhasilan dimasa depan.

(33)

sekarang dibandingkan keperluan dimasa depan; serta yang dapat mengalokasikan sumberdaya manusia dan uang untuk hasil akhir.”

2.7. Konsep Bauran Pemasaran

Pemasaran yang terukur dan fokus pada pasar sasaran merupakan tugas seorang pemasar yang merencanakan aktifitas-aktifitasnya dengan memprogramkan semua kegiatan pemasaran yang telah ada kepada calon pelanggang. Aktifitas pemasaran perlu diklasifikasikan sebagai sarana bauran pemasaran dari empat (4) point mendasar dalam pemasaran yaitu ; produk, harga, tempat dan promosi. Empat komponen ini yang kemudian disebut sebagai bauran pemasaran. Menurut Kotler (2008), bahwa bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya dalam pasar sasaran. Pada perkembangannya saat ini telah ditentukan delapan (8) bauran pemasaran sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan pasar yaitu ;

2.7.1. Produk(Product)

Produk adalah hasil barang/jasa yang diharapkan oleh pelanggang sebagai konsumen pengguna. Bentuk wujud yang ingin dimiliki meliputi kualitas barang, bentuk, merek maupun kemasan dari barang/jasa yang ditawarkan pemasar. Selain bentuk wujud barang/jasa itu, konsumen juga membutuhkan tambahan informasi lain terkait nilai manfaat, maupun dampak ketika menggunakan produk yang akan menjadi miliknya.

2.7.2. Harga(Price)

(34)

2.7.3. Tempat(Place)

Pemilihan lokasi bagi produsen merupakan satu faktor penting dalam mengatur proses produksi maupun mengatur waktu pendistribusian suatu barang/jasa yang dipasarkan. Proses penentuan metode distribusi suatu barang/jasa kadang menjadi suatu faktor yang mudah namun tidak kemudian mempermudah semua kriteria dan syarat yang ditetapkan. Sehingga bagi seorang produsen/pemasar akan sangat berhati-hati untuk menentukan mitra/rekanan dalam pendistribusian produk karena ingin menjaga kualitas dan waktu serta dampak lain yang tidak diinginkan dari konsumen/pelanggang.

2.7.4. Promosi(Promotion)

Agar suatu produk barang/jasa dikenal oleh konsumen sebagai sasaran pengguna produk yang ditawarkan, maka para pemasar perlu melakukan berbagai kiat-kiat maupun suatu strategi yang tepat dalam memperkenalkan produk. Suatu unsur yang digunakan untuk memberitahukan dan membujuk pasar sasaran tentang produk barang/jasa yang baru melalui suatu iklan, (Kotler dan Keller, 2009). Menurut Umar (2003), bahwa untuk mengkomunikasikan produk perlu disusun suatu strategi yang sering disebut dengan strategi bauran promosi yang terdiri dari empat komponen utama, yaitu periklanan, promosi penjualan, hubungan masyarakat dan penjualan perorangan.

2.7.5. Sumber Daya Manusia(People)

(35)

2.7.6. Proses(Process)

Menjaga agar produk barang/jasa yang diproduksi sesuai dengan harapan konsumen sasaran, maka selama pengerjaan/proses produksi berlangsung para produsen harus memperhatikan dan menjaga agar produk tersebut disiapkan sesuai dengan standar yang telah di buat. Dengan demikian harapan terhadap kualitas dan kenyamanan produk itu, akan sesuai dan ketika didistribusikan ke konsumen pun akan terjamin. Namun tidak bisa dipungkiri bahwa banyak faktor yang bisa mempengaruhi ketika setelah produk tersebut didistribusikan, oleh karena itu diperlukan pengawasan yang ketat dari produsen maupun pihak lain yang bertindak sebagai distributor.

2.7.7. Bukti fisik(Phisical Evidence)

Memberikan kesan bagi calon pembeli/konsumen sasaran adalah satu variabel yang sangat sederhana, namun selalu berdampak nyata bagi kelanjutan dari suatu proses permintaan/pemesanan produk barang/jasa yang ditawarkan. Untuk itu, diperlukan suatu pola bagi lembaga/produsen dalam membentuk budaya atau kebiasaan yang harus dipahami dan dipraktekan selama bekerja. Penampilan dapat ditonjolkan dengan berbagai metode, yaitu penampilan staf, penataan ruangan, cara menyapa pelanggan maupun bentuk lain yang memberikan kesan pada produk yang ditawarkan.

2.7.8. Produktivitas dan Kualitas(Productivity and Quality)

(36)

2.8. Konsep Promosi.

Promosi merupakan suatu aktifitas atau kegiatan yang dilakukan untuk memperkenalkan, memberitahukan serta mengingatkan kembali manfaat suatu barang atau komoditas dengan harapan timbul suatu kemauan dari konsumen untuk membeli barang atau produk yang diinginkan agar menjadi miliknya. Sehingga bagi lembaga profit maupun non profit harus memiliki langkah-langkah yang tepat dalam memilih alat promosi yang akan digunakan sebagai fasilitas yang memudahkan dalam kegiatan promosi secara tepat dan efisien untuk mencapai keberhasilan yang didapat dalam penjualan.

Kegiatan promosi selalu merujuk pada sasaran akhir dengan harapan adanya kemauan dari konsumen terhadap produk yang ditawarkan. Harapan itu terlihat dari produk yang dibeli oleh konsumen, dengan demikian dasar kegiatan promosi yang dilakukan dapat terukur dari komunikasi untuk mendorong terciptanya penjualan produk.

2.8. 1. Fungsi Promosi.

Kegiatan promosi yang dilakukan oleh suatu lembaga memiliki target-target tertentu sesuai dengan sasaran konsumen yang telah ditetapkan. Pada fungsi promosi yang dilakukan juga harus terukur dengan mempertimbangkan berbagai faktor. Faktor utama yang harus diperhatikan adalah usaha dalam menarik perhatian calon pembeli. Ketika perhatian dan minat dari calon pembeli telah kita raih, maka titik awal proses pengambilan keputusan dari calon pembeli terhadap barang dan jasa yang ditawarkan menjadi mudah dan gampang terealisasi. Selanjutnya agar kegiatan penjualan dimininati calon pembeli terus-menerus maka usaha yang perlu dilakukan yaitu menciptakan dan menumbuhkan kepercayaan yang tinggi pada diri calon pembeli.

(37)

proses komunikasi terbangun, maka sebagai seorang pemasar harus memaksimalkan pelayanan yang prima dengan menjelaskan fungsi dan cara-cara pengoperasian jika itu sebuah alat. Tetapi jika itu sebuah produk konsumsi maka seorang pemasar pun perlu memberikan beberapa informasi yang seimbang kepada calon pembeli.

2.8. 2. Tujuan Promosi.

Komunikasi yang dilakukan untuk mempromosikan suatu barang atau produk dan jasa harus memiliki tujuan penerima. Kelompok sasaran tujuan promosi adalah konsumen pengguna yang membutuhkan informasi yang lengkap tentang produk baru disertai dengan nilai pemanfaatannya. Ketika proses penyampaian tujuan memperkenalkan barang dan jasa yang ditawarkan, para pemasar harus taat dan disiplin dalam memperkenalkan semua yang ditawarkan secara baik dan lengkap. Selama proses komunikasi ini berlangsung, diharapkan pemasar memanfaatkan sebaik-baik mungkin kesempatan ini dengan menjelaskan manfaat produk/jasa, menginformasikan tentang perubahan harga, menjelaskan secara baik dan bertahap bagaimana sebuah produk bekerja/beroperasi, memberikan informasi gambaran tentang jasa yang dibutuhkan sewaktu-waktu produk tersebut dengan mempromosikan merek produk untuk menjaga citra perusahaan.

(38)

2.8.3.Anggaran Promosi

Anggaran promosi adalah sejumlah biaya yang dibutuhkan untuk mendanai kegiatan promosi suatu barang produk/jasa oleh pemasar kepada calon pembeli. Tjiptono (1997), menyatakan bahwa jika perusahaan memiliki dana promosi yang besar maka peluangnya untuk menggunakan bauran promosi yang bersifat nasional diperkirahkan juga besar. Sebaliknya bahwa jika dana yang terbatas maka perusahaan memilih penjualan personal, promosi penjualan maupun iklan dilakukan di tingkat wilayah lokal dan regional.

Kegiatan promosi terhadap suatu barang produk/jasa membutuhkan sejumlah sumberdaya yang cukup dan terukur. Untuk mengamankan kegiatan promosi yang telah diatur agar terlaksana tepat waktu dan sasaran, maka sangat diperlukan anggaran promosi yang wajib disediakan perusahaan/lembaga dalam membiayai suatu momen kegiatan promosi. Keputusan dalam membiayai kegiatan promosi diperlukan kebijakan yang tegas dan cepat karena kegiatan promosi membutuhkan biaya yang cukup besar dan diprediksi melebihi biaya produksi suatu produk. Dengan mempertimbangkan berbagai faktor, maka pihak promosi dalam serangkaian kegiatan promosi perlu memanajemenkan semua kegiatan dengan baik dan efisien.

Dalam memutuskan sejumlah biaya promosi yang diperlukan agar sesuai dengan harapan maka diperlukan metode penentuan anggaran promosi yang menjadi acuan adalah :

a) Menurut kemampuan

Dapat dilakukan dengan cara menetapkan besarnya anggaran promosi berdasarkan kemampuan keuangan perusahaan atau dengan besarnya dana yang dimiliki perusahaan.

b) Menurut persentase

(39)

kemudian atau akan datang berdasarkan persentasi dari harga penjualan.

c) Proposional

Para produsen/pemasar juga sering menetapkan anggaran promosi untuk mencapai paritas share-of-voice dengan para pesaing. Artinya bahwa besarnya pengeluaran biaya untuk kegiatan promosi harus sama atau proporsional dengan pengeluaran produsen/pesaing lain. d) Objektif

Dalam penentuan besarnya anggaran promosi, para produsen juga perlu mempertimbangkan objektifitas dari kegiatan promosi itu sendiri. Sehingga dalam penentuan besarnya anggaran yang diperlukan memerlukan langkah-langkah sistematis untuk menentukan tujuan yang spesifik dalam mengarahkan pada tugas-tugas yang segera dilakukan untuk mewujudkan tujuan promosi.

2.9. Bauran Promosi

Menurut Kotler (2005), promosi bertujuan untuk membangun kesadaran konsumen tentang produk yang ditawarkan sehingga konsumen akan mengetahui keberadaan suatu produk. Preferensi yang dibangun melalui promosi meliputi mutu, nilai, kinerja dan keistimewaan mengenai produk yang ditawarkan. Untuk mengkomunikasikan produk perlu disusun suatu strategi yang sering disebut dengan strategi bauran Pemasaran yang terdiri atas 4 komponen utama, yaitu ;

2.9.1. Periklanan

Bentuk penyajian dan promosi bukan pribadi yang dibayar, mengenai gagasan atau barang oleh sponsor yang teridentifikasi. Contoh dari periklanan seperti iklan pada televisi, radio, koran, film, brosur dan leaflet. Promosi seperti ini secara jelas menyampaikan pesan kepada konsumen agar mereka dapat tertarik pada isi pesan dan mengkonsumsi setiap produk yang ditawarkan pada promosi.

2.9.2. Promosi penjualan

(40)

sekarang. Kegiatan promosi yang termasuk kedalam promosi penjualan adalah seperti pemberian kupon, obral, kontes, pameran dan lain-lain.

2.9.3. Hubungan masyarakat

Bertujuan membangun hubungan yang baik dengan publik perusahaan dengan menghasilkan publisitas yang menyenangkan, menumbuhkembangkan suatu citra perusahaan yang baik, menanggani atau melenyapkan desas-desus, cerita dan peristiwa yang tidak menyenangkan. Humas merupakan suatu konsep yang menggunakan banyak sarana seperti siaran pers, publisitas produk, komunikasi perusahaan, lobbying atau penyuluhan.

2.9.4. Penjualan perseorangan

Interaksi langsung dengan atau calon pembeli untuk melakukan presentasi, menjawab pertayaan atau menerima pesanan. Penjualan perorangan merupakan alat yang paling efektif dalam membangun preferensi, keyakinan dan tindakan pembeli.

Dalam mengembangkan bauran promosi, terdapat tiga faktor yang harus dipertimbangkan oleh perusahaan, yakni;

a) Jenis pasar produk

Alokasi promosi berbeda-beda antara pasar konsumen dan bisnis. Walaupun iklan lebih sedikit digunakan dalam pasar konsumen dari pada kunjungan penjualan dalam pasar bisnis, namun dalam pasar konsumen iklan dapat menjadi sarana perkenalan tentang perusahaan dan produknya. Jika produknya memiliki ciri baru maka iklan dapat menjelaskannya. Iklan akan mengingatkan dengan lebih hemat daripada kunjungan penjualan.

b) Kesiapan konsumen

(41)

c) Siklus hidup produk

Alat-alat promosi memiliki efektivitas biaya yang berbeda-beda sesuai dengan tahap siklus hidup yang berbeda. Pada tahap pengenalan, iklan dan pemberitaan memiliki tingkat efektivitas biaya tertinggi disusul penjualan perseorangan untuk memperoleh jangkauan distribusi dan promosi penjualan untuk mencoba. Pada tahap pertumbuhan, permintaan mempunyai momentum sendiri dengan cara mouth to mouth. Pada tahap kematangan, secara berturut-turut promosi penjualan, iklan dan penjualan perseorangan semuanya memiliki peranan penting. Pada tahap penurunan, promosi penjualan tetap berperan kuat, sedangkan iklan dan pemberitaan berkurang.

2.10. Konsep Segmentasi, Targeting dan Positioning

Dalam situasi persaingan yang semakin ketat, para marketer dituntut untuk memahami kondisi rill yang menjadi keingginan dan kebutuhan yang diharapkan para konsumen. Kondisi persaingan ini, tak bisa ditutupi oleh para pelaku pasar karena hampir semua situasi pasar, dominan ditentukan oleh mekanisme pasar yang berlangsung. Untuk itu, para marketer tertuntut untuk memiliki kearifan dan kompetensi dalam mensiasati kondisi pasar itu.

2.10.1. Segmentasi

Menentukan pasar sasaran yang diharapkan oleh seorang pemasar, tidak mudah dan cepat ketika keingginan calon pembeli belum diketahui apa yang menjadi kebutuhan, keinginan maupun gaya hidup. Untuk itu, seorang pemasar perlu mengetahui berbagai faktor untuk dijadikan dasar melakukan suatu kegiatan promosi. Dengan calon pembeli yang begitu banyak dan berbeda kebutuhan, maka para pemasar diharapkan lebih banyak memiliki kiat-kiat yang tepat dalam menentukan berbagai segmen karena tidak ada cara tunggal dalam menentukan segmen pasar. Seorang pemasar perlu melakukan identifikasi dan profil untuk membedakan kelompok-kelompok calon pembeli.

(42)

produk barang maupun jasa. Menurut (Umar, 2003) bahwa dalam penentuan segmen pasar, dapat dilihat dari beberapa faktor adalah : a) Komponen Geografis

Komponen-komponen yang termasuk adalah komponen bangsa, negara, provinsi, kabupaten/kota madya dan lain-lain. Contohnya adalah PT. PELNI yang memiliki segmen penumpang yang berlayar antara pulau di Indonesia dari pelabuhan laut Tanjung Priok Jakarta di Indonesia bagian barat sampai ke pelabuhan Jaya pura Papua Indonesia bagian timur.

b)Komponen Demografis

Ketika menentukan segmen mana yang menjadi kelompok sasaran, produsen juga harus mengetahui para pengguna dari fasilitas yang ditawarkan seperti pada PT PELNI yang berkomitmen melayani pelayaran antara pulau di Indonesia. Faktor yang perlu diketahui dari segmen komponen demografis adalah faktor usia, jenis kelamin maupun kemampuan penumpang membayar fasilitas yang ditawarkan pihak PELNI. Variabel ini perlu diketahui oleh pemasar karena dengan informasi tersebut maka para pemasar akan mensiasatinya dengan penyediaan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan penumpang.

c) Komponen Psikografis

(43)

d)Komponen Perilaku

Memberikan pelayanan terbaik bagi konsumen adalah harapan yang selalu ditunjukkan oleh manajemen pelayaran KM Penumpang. Sebagai satu-atunya moda transportasi laut yang mudah terjangkau oleh semua kelas sosial, maka penumpang yang sering berpergian selalu memilih sebagai fasilitas transportasi utama yang memberikan banyak keuntungan dengan berbagai fasilitas dan kemudahan pengangkutan barang hingga sampai ke tempat tujuan penumpang/konsumen. Faktor lain yang menjadi perekat nilai kepercayaan bagi konsumen adalah para calon penumpang bebas memilih fasilitas apa saja yang menjadi kebutuhan ketika membutuhkan selama dalam pelayaran. Sehingga penumpang dengan kepercayaan tinggi selalu menaruh harapan yang besar bagi moda transportasi laut.

2.10.2. Targeting

Setelah mengidentifikasi segmen pasar, selanjutnya pemasar harus melakukan kegiatan evaluasi sebagai acuan dalam memutuskan segmen-segmen pasar yang dijadikan pasar sasaran. Untuk mengetahui segmen mana saja yang dilayani menurut (Umar, 2000) ada tiga faktor yang perlu dipertimbangkan :

a) Ukuran dan pertumbuhan segmen

(44)

b)Kemenarikan struktur segmen

Pasar sasaran menjadi tujuan pemasar dalam menentukan kriteria-kriteria yang harus dipenuhi. Walaupun ukuran dan pertumbuhan segmen terjadi normal dan sesuai dengan yang diharapkan namun tidak menjadi mutlak bagi pemasar untuk mengharapkan dalam jangka waktu panjang, karena struktur segmen bisa mengalami perubahan sesuai dengan kondisi dan situasi yang tidak bisa dikendalikan oleh seorang pemasar. Menjaga agar tersiasati, maka pemasar harus tetap mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi segmen dalam jangka waktu panjang.

c) Sasaran dan sumber daya

Pasar merupakan pintu bagi konsumen yang melakukan transaksi barang produk/jasa. Dalam menentukan pasar sasaran dan sumber daya yang tersedia, sangat penting dipertimbangkan peluang pasar yang baik untuk jangka waktu panjang dengan tetap memperhatikan berbagai sumber daya yang ada sebagai modal dan sekaligus potensi pemasar dalam mengatur perusahaan kedepan sebagai lembaga yang sehat serta mampu bersaing dengan perusahaan lain.

2.10.3. Positioning

Menurut Tjiptono (2007) bahwa yang dimaksud dengan posisi/letak pasar dalam pandangan pemasaran adalah suatu cara produk/merek yang dipersepsikan secara relatif dibandingkan dengan pesaing pelanggang sekarang maupun bagi calon pelanggang kemudian. Memposisikan sebagai yang memberikan nilai kepada pasar sasaran maka dengan sendirinya pemasar memiliki keunggulan terbaik dibandingkan dengan pemasar lainnya. Untuk berada pada posisi positioning yang tepat, maka tiga langkah utama yang harus diperhatikan adalah :

1)Memilih konsep positioning yang tepat.

(45)

3)Mengkoordinasikan komponen bauran pemasaran untuk menyampaikan pesan yang konstan.

2.11. Metode Proses Hirarki Analitik

Pada tahun 1970an Dr. Thomas L. Saaty dari Wharton School of Business mengembangkan teori Proses Hirarki Analitik. Proses Hirarki Analitik merupakan sistem pembuat keputusan dengan menggunakan model matematik. Model Proses Hirarki Analitik digunakan untuk memecahkan suatu persoalan yang dikategorikan dalam suatu kerangka berpikir terorganisir sehingga memungkinkan untuk mengambil suatu keputusan yang efektif atas persoalan tersebut. Model PHA memungkinkan pengguna untuk memberikan nilai bobot relatif dari suatu kriteria majemuk secara intuitif yaitu dengan melakukan perbandingan berpasangan (Marimin, 2004).

Marimin (2008), mengatakan bahwa prinsip kerja Proses Hirarki Analitik adalah proses penyederhanaan suatu persoalan kompleks yang tidak terukur, strategik, dan dinamik menjadi bagian-bagiannya yang harus menatanya dalam suatu hierarki. Dalam menentukan kepentingan setiap variabel diberikan nilai numerik secara subjektif tentang arti penting variabel secara relatif yang dibandingkan dengan variabel yang lain. Dengan mempertimbangkan berbagai faktor, kemudian perlu dilakukan suatu percobaan untuk menetapkan variabel yang memiliki prioritas tinggi dan dapat berdampak nyata pada hasil dari sistem yang terjadi.

(46)

Dalam Saaty (1993), menjelaskan penggunaan metode Proses Hirarki Analitik memberikan pertimbangan keuntungan yaitu ;

1)Memberi suatu model yang luwes terhadap segala permasalahan. 2)Mensintesis satu hasil representatif dari berbagai penilaian berbeda.

3)Mempertimbangkan prioritas-prioritas relatif dari berbagai faktor sistem dan memungkinkan alternatif terbaik.

4)Menuntun kearah suatu taksiran menyeluruh terhadap kebaikan setiap alternatif.

5)Melacak konsistensi logis dari berbagai pertimbangan yang digunakan dalam menetapkan berbagai prioritas.

6)Dapat menangani saling ketergantungan antar faktor dalam suatu sistem. 7)Memadukan ancangan deduktif dan ancangan sistem berdasarkan sistem

kompleks.

2.12. Hasil Penelitian Terdahulu

Febrianto (2009) melakukan penelitian dengan judul analisis strategi pengembangan promosi dengan menggunakan metode proses hirarki analitik Studi kasus; LPM CHIC’S MUSIC, Cabang Condet) yaitu; terdapat alternatif-alternatif strategi promosi yang direkomendasikan oleh LPM Chic’s Pusat berdasarkan prioritas adalah meningkatkan kegiatan sponsorship dengan menjalin kerjasama dengan lembaga-lembaga atau perusahaan lain untuk melakukan kegiatan promosi (0,267), mengembangkan kegiatan promosi baru yang lebih menarik dengan mendorong kreaktifitas komunitas siswa (0,218), mengembangkan kegiatan penjualan perorangan dengan program member get member (0,209), melaksanakan kegiatan promosi yang telah dilaksanakan perusahaan sebelumnya (0,135), lebih aktif berpromosi dengan menggunakan media periklan yang memiliki cakupan geogarfis sesuai dengan wilayah LPM Chic’s Cabang Condet (0,109) dan yang terakhir ikut serta untuk mendukung kegiatan masyarakat sekitar perusahaan atau mengadakan acara yang bertemakan kepeduliaan sebagai bentuk dari kegiatan publisitas dan humas (0,062).

(47)

mengetahui bentuk program promosi yang dijalankan oleh Serambi Botani dalam mempromosikan produknya. (2) mengidentifikasi faktor-faktor apa saja yang berpengaruh dan menjadi unsur penyusun strategi promosi pada Serambi Botani. (3) menyusun alternatif strategi promosi yang sesuai bagi Serambi Botani. Berdasarkan hasil pengolahan PHA, terdapat enam alternatif strategi promosi yang dapat direkomendasikan yaitu melakukan promosi melalui pemasaran langsung seperti belanja elektronik, situs jejaring sosial seperti facebook, multiply, linkedink ataupun situs jual beli seperti kaskus dan toko bagus (0,2508), meningkatkan kegiatan promosi penjualan seperti cendera mata dan hadiah, contoh produk, pameran dagang dan potongan harga (0,2198), melakukan kegiatan promosi pada program periklanan iklan cetak dan siaran, brosur dan buklet, poster dan spanduk dan billboard (0,2036), melakukan kegiatan promosi melalui kegiatan humas seperti majalah perusahaan, seminar mengenai herbal dan lifestyle back to nature (0,1118) serta melakukan kegiatan khusus seperti mensponsori festival herbal dan wisata perusahaan (0,700).

Salim N. (2001), Penelitian dengan judul Rancang Bangun Infrastruktur Terminal Agribisnis DKI Jakarta. Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan disain fisik terminal agribisnis dengan fasilitas pendukung minimal agar dapat beroperasi dengan baik dan memenuihi syarat pasar modern. Penelitian dilakukan pada disain hipotetik terminal agribsinis untuk DKI Jakarta dengan melakukan patok duga pada terminal agribisnis di negara lain. Penelitian mengkaji kebutuhan sarana dan prasarana pendukung terminal agribisnis dengan membandingkan antara Pasar Induk Kramat Jati dengan terminal agribisnis di Pasar Borong Malaysia, Pasir Panjang Wholesale Market Singapura, Talaad Thai Thailand, Melbourne Market, Sydney Market serta Adelaide Market di Australia, serta kebutuhan minimal sebuah terminal agribisnis yang cocok untuk DKI Jakarta.

Gambar

Gambar 1. Alur Kerangka Pemikiran Penelitian
Gambar 2 : Contoh Model Struktur Proses Hirarki Analitik  (Sumber: Saaty, 1991).
Gambar : 3 Letak lokasi Agro Outlet
Tabel 6. Harga Stand Agro Outlet Pasar Induk Kramat Jati.
+4

Referensi

Dokumen terkait

Analisis Deskriktif digunakan untuk melihat perkembangan variabel yang digunakan dalam penelitian, variabel yang dalam penelitian ini adalah Indeks Saham Syariah

Berdasarkan Peraturan Menteri Agama Nomor 3l Tahun 2013 Tentang Pengawas Madrasah dan Pengawas Pendidikan Agama Islam pada sekolah harus memiliki kompetensi dan dalam pasal 6

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika 2016 ~ Universitas Kanjuruhan Malang | 267 konteks pemecahan masalah; (d) Kemampuan berkomunikasi dan bekerjasama (Communication and

korelasi, namun jika memang terdakwa sebelumnya tidak ditahan dan hakim berpendapat tetap tidak perlu dilakukan penahanan, maka putusan yang tidak memuat status

Dewan Redaksi.. Kenyataan ini menjadi bukti bahwa gunung api yang semula digolongkan tidak aktif, gunung api tipe B, dapat meletus dalam periode hidup kita sekarang. Atas

Penghubung (1 Unit) pada Sekretariat Daerah Kabupaten Lebong dengan hasil sebagai berikut :. KINALINDO

Perubahan arah perpindahan dari stasiun pengamatan terletak di bagian utara pulau Sumatera, yang disebabkan oleh gempa bumi Aceh yang terjadi pada bulan Desember 2004

Dalam penelitian ini gempa yang terjadi pada tanggal 11 April 2012 dijadikan subjek untuk melihat pergeseran salah satu stasiun SuGAr (UMLH) yang terletak di Provinsi