JAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi syarat kelulusan pada Program Studi Sistem Informasi Jenjang Sarjana Fakultas Teknik & Ilmu Komputer
Arifki Yonelly 10507516
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
iii
interior contractor. Perusahaan yang bergerak pada bidang produksi berkaitan erat dengan persediaan bahan baku. Proses rekapitulasi data persediaan bahan baku pada PT DeKa tidak dilakukan secara berkala melainkan pada saat dibutuhkan saja. Hal tersebut dapat menyita waktu dan menguragi keefektifan kerja perusahaan, karena apabila perusahaan membutuhkan rekapitulasi data bahan baku maka harus dibuatkan terlebih dahulu. Dan juga dapat mengganggu proses produksi dan proses pembelian bahan baku karena jumlah persediaan bahan baku tidak diketahui secara pasti.
Metode pengembangan sistem yang digunakan adalah metode prototype
dengan metode pendekatan terstruktur. Alat bantu analisis dan perancangan sistem yaitu menggunakan flowmap, diagram konteks, serta DFD. Aplikasi yang digunakan dalam pembuatan software yaitu Microsoft Visual Basic 6.0 dengan aplikasi database Microsoft SQL Server 2000.
Sistem yang dibangun adalah Sistem Informasi Persediaan Bahan Baku dengan database berbasis client-server yang dapat mengelola data bahan baku, proyek, pembelian barang, serta produksi.
iv
of interiorcontracting company. Company which active in the field
of production is closely related to inventories of
raw materials. Recapitulation process raw materials inventory data on
the PT Deka is not done regularly but in times of need alone. It can be time consumingand reduces the effectiveness of the company's work, because if the companyrequires a recapitulation of the raw material data must be made in advance. And it can also disrupt the production process and purchasing process of raw materials due tothe amount of inventory of raw materials is not known with certainty.
.
System development method used is prototype method with a structured approach method. Analysis tools and system design that uses flowmap, context diagram, and Data Flow Diagram. Applications used in the manufacture of software is Microsoft Visual Basic 6.0 with Microsoft SQL Server 2000 database application.
The Built system is the Savings and Loan Information System based on
client-server database that can manage the data of raw materials,
projects, purchasing, and production.
v
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Dengan memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, karena hanya dengan rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Sistem Informasi Simpan Persediaan Bahan Baku Pada PT Deka Interior Contractor Jakarta”, yang merupakan syarat mata kuliah Skripsi dalam menyelesaikan program Strata I program studi Sistem Informasi Fakultas Teknik
dan Ilmu Komputer di Universitas Komputer Indonesia, Bandung.
Dalam penyusunan laporan Skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan baik moril maupun materil serta saran-saran dari berbagai pihak, maka dari itu
dengan segala kerendahan hati perkenankanlah penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. Ir. Eddy Suryanto Soegoto, M.Sc. selaku rektor Universitas Komputer Indonesia.
2. Dr. Arry Akhmad Arman selaku dekan Fakultas Teknik dan Ilmu
Komputer.
3. Dadang Munandar, S.E , M.Si selaku ketua Program Studi Sistem
Informasi
vi
Contractor Jakarta yang selalu memacu semangat penulis untuk
menyelesaikan skripsi ini.
7. Mamaku dan Papaku tersayang dan tercinta terima kasih atas semua kasih sayang, cinta, semangat dan pengorbanan yang telah diberikan kepada
penulis sehingga penulis bisa menjadi seperti sekarang ini, serta keluarga yang senantiasa memberikan do’a, motivasi dan dukungan yang tiada
henti dengan kasih sayang.
8. Rekan-rekan semua yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.
Penulis berharap semoga laporan Skripsi ini dapat memberikan manfaat
yang besar khususnya bagi penulis dan bagi pembaca pada umumnya. Akhir kata penulis ucapkan semoga bantuan yang telah diberikan kepada penulis dalam
penyusunan Skripsi ini akan mendapat balasan rahmat dan hidayah-Nya. Amien.
Wassalamuallaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Bandung, Juni 2011
1 1.1.Latar Belakang Masalah
Pada era globalisasi ini teknologi informasi merupakan sesuatu yang sudah tidak asing lagi, karena teknologi informasi sudah menjadi bagian dari kebutuhan yang digunakan sebagai penghasil informasi yang akurat, relevan, tepat waktu dan
up to date serta sebagai sesuatu yang dapat membantu dalam pengambilan keputusan.
Untuk mampu bersaing dalam dunia bisnis yang semakin meluas, setiap perusahaan di tuntut untuk mempersiapkan diri seoptimal mungkin yaitu dengan memaksimalkan kinerja bagian-bagian perusahaan untuk mampu berkompetensi,
untuk mendukung sebuah sistem yang ungggul dengan mengedepankan efektifitas dan efisiensi dari sumber-sumber daya yang dimiliki perusahaan.
Produktivitas merupakan hal yang sangat perlu dipertimbangkan oleh suatu perusahaan karena produktivitas mempunyai peranan yang penting dalam pencapaian tujuan dari perusahaan yang bersangkutan. Produktivitas adalah
peningkatan dari proses produksi yang telah dilakukan oleh suatu perusahaan. Peningkatan disini berarti perbandingan membaik dari jumlah sumberdaya yang
digunakan (masukan) dengan jumlah barang dan jasa yang dihasilkan (keluaran). PT. Deka Interior Contractor adalah sebuah perusahaan yang bergerak pada bidang kontraktor furnitur, yang mengolah bahan baku kayu menjadi sebuah
dari bahan baku kayu menjadi barang setengah jadi, pengamplasan, finishing
(pengecatan), pengeringan, proses aksesoris dari produk, dan tahap terakhir adalah
instal barang atau pemasangan barang atau produk sehingga menjadi barang jadi. Pembelian persediaan bahan baku pada PT. Deka Interior Contractor
hanya dilakukan apabila perusahaan mendapatkan proyek. Persediaan ini menyebabkan ongkos dan perputaran dari modal dapat terhambat walaupun persediaan bahan baku sangat penting dalam proses produksi. Oleh karena itu
perlu adanya perancanaan yang matang dalam mengambil keputusan dalam menentukan jumlah dan kapan waktu dilakukan pembeliaan bahan baku.
Dalam proses kerjanya PT. Deka Interior Contractor tidak menunggu suatu proyek yang sedang dikerjakan selesai terlebih dahulu baru mencari proyek yang lain, PT. Deka Interior Contractor dapat mengerjakan proyek-proyek lain dalam
waktu yang bersamaan selama perusahaan masih sanggup menanganinya.
Selama ini kegiatan operasional perusahaan PT. Deka Interior Contractor
masih dilakukan dengan pencatatan secara manual dan disimpan dalam bentuk arsip, sehingga kesalahan dan keterlambatan informasi sering terjadi. Apabila bagian produksi ingin mengetahui jumlah persediaan bahan baku harus melalui
bagian gudang terlebih dahulu, informasi persediaan bahan baku yang diterima bagian produksi akan tertunda apabila bagian gudang sedang sibuk dan akan
menyebabkan keterlambatan dalam permintaan pembelian bahan.
Masalah tersebut juga akan menyebabkan tertundanya pembelian bahan baku dan menyebabkan kegiaatan produksi yang tertunda. Dan pada akhirnya
Setiap bulannya dalam pembuatan laporan jumlah persediaan bahan baku yang ada di gudang sering terjadinya keterlambatan karenan harus memeriksa
arsip-arsip bahan baku setiap proyek yang sedang berjalan. Dan juga dalam pembuatan laporan proyek membutuhkan waktu yang cukup lama karena harus
mengumpulkan arsip-arsip dari bagian produksi, bagian bahan baku dan bagian keuangan.
Setelah melihat dan bertitik tolak dari latar belakang diatas maka untuk
pertumbuhan dan peningkatan produktivitas perusahaan dimasa yang akan datang perlu diperhatikan perencanaan dan pengawasan produksi dibidang bahan baku
pokok. Untuk itu penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul
“Sistem Informasi Persediaan Bahan Baku Pada PT. Deka Interior
Contractor Jakartar”.
1.2.Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1.Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah persediaan bahan baku pada PT. Deka Interior
Contractor Jakarta adalah sebagai berikut :
1. Pengecekan persediaan bahan baku oleh bagian produksi tergantung pada
2. Sering terjadinya keterlambatan dalam pembuatan laporan jumlah bahan baku yang ada di gudang setiap bulannya karenan harus memeriksa arsip-arsip
bahan baku setiap proyek yang sedang berjalan.
3. Belum terintegrasinya data antar bagian perusahaan, yang menyebabkan
pembuatan laporan proyek membutuhkan waktu yang cukup lama karena harus mengumpulkan arsip-arsip dari bagian produksi, bagian bahan baku dan bagian keuangan.
1.2.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang pemilihan judul diatas, penulis mencoba merumuskan masalah yang dihadapi oleh PT. Deka Contractor Interior Jakarta sebagai berikut:
1. Bagaimana Sistem Informasi Persediaan Bahan Baku yang saat ini berjalan di PT. Deka Interior Contractor Jakarta.
2. Bagaimana perancangan Sistem Informasi Persediaan Bahan Baku PT. Deka Interior Contractor Jakarta.
3. Bagaimana implementasi Sistem Informasi Persediaan Bahan Baku PT. Deka
Interior Contractor Jakarta kedalam bentuk bahasa pemograman sehingga menghasilkan program aplikasi berbasis database.
1.3.Maksud dan Tujuan Penelitian
Secara umum maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah untuk
memperoleh gambaran yang jelas mengenai persediaan bahan baku guna meningkatkan produktivitas dalam produksi. Selain itu juga untuk membangun
sebuah Sistem Informasi Persediaan Bahan Baku yang baru bagi perusahaan. Sesuai dengan judul yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk:
1. Untuk mengetahui Sistem Informasi Persediaan Bahan Baku yang saat ini berjalan di PT. Deka Interior Contractor Jakarta.
2. Untuk membuat rancangan Sistem Informasi Persediaan Bahan Baku PT. Deka Interior Contractor Jakarta.
3. Untuk mengimplementasikan rancangan Sistem Informasi Persediaan Bahan
Baku ke dalam bahasa pemrograman sehingga dihasilkan sebuah program aplikasi.
4. Untuk menguji Sistem Informasi Persediaan Bahan Baku apakah telah sesuai dengan kebutuhan PT. Deka Interior Contractor Jakarta.
1.4.Kegunaan Penelitian 1.4.1.Kegunaan Praktis
Penelitian ini diharapka bermanfaat bagi :
a. Bagi perusahaan yang menjadi objek peneliti, yaitu perusahaan mendapatkan Sistem Informasi Persediaan Bahan Baku yang dapat membantu perusahaan
b. Bagi karyawan PT. Deka Interior Contractor Jakarta sendiri, perancangan sistem ini bermanfaat untuk meningkatkan produktivitas dan efektifitas kerja
agar menjadi lebih baik dan terstruktur.
c. Bagi peneliti, yaitu dapat mengaplikasikan ilmu yang dimiliki dalam
membangun Sistem Informasi Persediaan Bahan Baku.
1.4.2.Kegunaan Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu dalam membangun sebuah sistem informasi, khususnya sistem informasi persediaan bahan baku.
1.5.Batasan Masalah
Dalam memusatkan masalah yang ada dan agar tidak menyimpang dari
pokok pembahasan penlitian ini tentang sistem informasi persediaan bahan baku dibuat batasan sebagai berikut :
1. Sistem informasi yang dibagun meliputi pengelolaan data bahan baku, pembelian barang dan produksi.
2. Pada bagian keuangan hanya dibahas tetantang pembayaran proyek, pembuatan
laporan pembelian bahan baku, dan pembayaran pembelian barang dilakukan secara tunai.
3. Tidak membahas penyaluran barang kepada konsumen. 4. Tidak membahas produk yang gagal produksi.
5. Tidak membahas retur pembelian dari supplier dan retur penjualan dari
1.6.Lokasi dan Waktu Penelitian
Penulis melakukan penelitian pada PT. Deka Interior Contractor Jakarta di
Jl. H Mochtar, Gg Swadaya No. 888, Kel. Cinangka – Sawangan Depok Telp. 021 7444350, Fax 021 7424509. Adapun waktu yang dipergunakan dalam penelitian
ini terhitung dari bulan Maret 2011 - Juli 2011. Tabel 1.1
Jadwal Kegiatan Penelitian
No Kegiatan
2011
Maret Appril Mei Juni 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Survei objek penelitian
2 Pengumpulan data a. Observasi b. Wawancara 3 Analisis Kebutuhan
a. Analisis Dokumen b. Analisis Prosedur 4 Perancangan Sistem
a. Prosedur
8
2.1.Konsep Dasar Sistem
Berikut adalah pembahasan mengenai konsep dasar sistem yang meliputi pengertian, karakteristik dan klasifikasi.
2.1.1. Pengertian Sistem
Menurut Robert G. Murdic dalam buku Analisis dan Desain Sistem
Informasi karangan Al - Bahra Bin Ladjamudin (2005 : 3) bahwa Sistem adalah sebagai seperangkat elemen-elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan bersama.
Sedangkan pengertian sistem menurut Gerald. J dalam buku Analisis dan Desain Sistem Informasi yang ditulis Al - Bahra Bin Ladjamudin (2005 : 3)
bahwa sistem yaitu suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, bekumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu.
Berdasarka pengertian sistem di atas dapat diambil kesimpulan bahwa sistem adalah suatu kumpulan elemen-elemen dari prosedur-prosedur yang saling
2.1.2. Karakteristik Sistem
Al-Bahra Bin Ladjamudin (2005 : 3) di dalam bukunya Analisis dan Desain
Sistem Informasi menjelaskan bahwa suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu diantaranya :
1. Komponen Sistem
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang saling bekerjasama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen dapat terdiri
dari beberapa sub sistem atau sub bagian, dimana setiap sub sistem tersebut memiliki fungsi khusus dan akan mempengaruhi proses sistem secara
keseluruhan.
2. Batasan Sistem
Batasan sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem
dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan dan menunjukan
ruang lingkup dari sistem tersebut.
3. Lingkungan Luar Sistem
Lingkungan luar dari suatu sistem adalah apapun di luar batas dari sistem
yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem bersifat menguntungkan dan juga merugikan. Lingkungan luar yang menguntungkan
4. Penghubung Sistem
Penghubung merupakan media yang menghubungkan antara satu subsistem
dengan subsistem yang lainnya. Keluaran dari satu subsistem akan menjadi masukan untuk subsistem lainnya melalui penghubung. Suatu subsistem dapat
berintegrasi dengan subsistem lainnya membentuk suatu kesatuan. 5. Masukan Sistem
Masukan sistem adalah energi yang dimasukan ke dalam sistem. Masukan
dapat berupa masukan perawatan dan masukan sinyal maintenance input energi yang dimasukan supaya supaya sistem dapat berjalan.
6. Keluaran Sistem
Keluaran sistem adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Keluaran dapat merupakan
masukan untuk sub sistem yang lainnya.
7. Pengolahan Sistem
Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah atau sistem itu sendiri sebagai pengolahnya. Pengolahan yang akan merubah masukan menjadi keluaran.
8. Sasaran Sistem
Suatu sistem mempunyai tujuan atau sasaran, kalau sistem tidak mempunyai sasaran maka sistem tidak akan ada. Suatu sistem dikatakan berhasil bila
2.1.3. Klasifikasi Sistem
Sistem merupakan suatu bentuk integrasi antara satu komponen dengan
komponen lainnya. Al-Bahra Bin Ladjamudin (2005 : 6) dalam bukunya Analisis dan Desain Sistem Informasi menjelaskan bahwa sistem dapat diklasifikasikan ke
dalam beberapa sudut pandang diantaranya : 1. Sistem Abstrak dan Sistem Fisik
Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak
tampak secara fisik. Misalnya sistem teologi, yaitu sistem yang berupa pemikiran-pemikiran hubungan antara manusia dengan Tuhan. Sistem fisik merupakan
sistem yang ada secara fisik. Misalnya sistem komputer, sistem operasi, sistem penjualan, dan lain sebagainya.
2. Sistem Alamiah dan Sistem Buatan Manusia
Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi karena proses alam tidak dibuat oleh manusia (ditentukan dan tunduk kepada kehendak sang pencipta alam).
Misalnya sistem perputaran bumi, sistem pergantian siang dengan malam, sistem kehidupan umat manusia. Sistem buatan masusia adalah sistem yang dirancang oleh manusia. Sistem buatan manusiayang melibatkan interaksi manusia dengan
mesin disebut dengan human-machine system atau ada yang menyebut dengan
man-machine system. Sistem informasi merupakan contoh man-machine system.
Karena menyangkut pengunaan komputer yang berinteraksi dengan manusia. 3. Sistem Tertentu dan Sistem Tak Tentu
Sistem tertentu (deterministic system) beroperasi dengan tingkah laku yang
dengan pasti, sehingga keluaran dari sistem dapat diramalkan dan relatif stabil/konstan dalam jangka waktu yang lama.
4. Sistem Tertutup dan Sistem Terbuka
Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak berhubungan dan tidak
terpengaruh lingkungan luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa ada turut campur tangan dari pihak luarnya, kenyataannya tidak ada sistem yang benar-benar tertutup hanya ada hanya relatively closed system (secara relatif
tertutup, tidak benar-benar tertutup). Sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini menerima
masukan dan menghasilkan keluaran untuk lingkungan luar atau subsistem yang lain.
2.2.Konsep Dasar Informasi
Berikut adalah konsep dasar informasi yang meliputi pengertian, kualitas
dan nilai informasi bagi pengguna.
2.2.1. Pengertian Informasi
Informasi bersumber dari data. Data adalah deskripsi dari sesuatu dan kejadian yang kita hadapi (the description of things and events that we face).
Informasi diperoleh setelah data-data mentah diproses atau diolah.
data yang telah diolah menjadi bentuk yang lebih berarti dan berguna bagi penerimanya untuk mengambil keputusan masa kini maupun yang akan datang.
Menurut Raymon McLeod dalam buku Analisis dan Desain Sistem Informasi yang ditulis Al - Bahra Bin Ladjamudin (2005 : 9) Informasi adalah
data yang telah diolah menjadi bentuk yang lebih berarti bagi penerimanya
Berdasarkan pengertian informasi di atas dapat disimpulkan bahwa informasi adalah hasil dari pengolahan satu atau beberapa data yang memiliki arti
dan manfaat.
2.2.2. Kualitas Informasi
Kualitas informasi (quality of information) dipengaruhi oleh hal-hal berikut.
1. Relevan (relevancy)
Informasi yang berkualitas akan mampu menunjukkan benamg merah
relevansi kejadian masa lalu, hari ini, dan masa depan sebagai bentuk aktivitas yang kongkrit dan mampu dilaksanakan, dan dibuktikan oleh siapa saja.
2. Akurat (accuracy)
Informasi dikatakan berkualitas jika seluruh kebutuhan informasi tersebut telah tersampaikan (Completeness), seluruh pesan telah benar/sesuai
(Correctness), serta pesan yang disampaikan sudah lengkap atau hanya sistem
yang diingnkan oleh user (Security).
3. Tepat Waktu (timeliness)
4. Ekonomis (economy)
Informasi yang dihasilkan mempunyai daya jual yang tinggi, serta biaya
operasioanl untuk menghasilkan informasi tersebut minimal, informasi tersebut juga mampu memberikan dampak yang luas terhadap laju pertumbuhan ekonomi
dan teknologi informasi. 5. Efisien (efficiency)
Informasi yang berkualitas memiliki sintaks ataupun kalimat yang
sederhana, namun memberikan makna dan hasil yang mendalam.
6. Dapat Dipercaya (reliability)
Informasi tersebut berasal dari sumber yang dapat dipercaya. Sumber tersebut juga telah teruji tingkat kejujurannya.
2.2.3. Nilai Informasi
Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif
dibandingkan dengan biaya mendapatkannya dan sebagian besar informasi tidak dapat tepat ditaksir keuntungannya dengan satuan nilai uang, tetapi dapat ditaksir nilai efektivitasnya.
2.3.Pengertian Sistem Informasi
Menurut Al - Bahra Bin Ladjamudin (2005 : 14) dalam bukunya Analisis dan Desain Sistem informasi dapat didefinisikan sebagai berikut.
2.4.Arsitektur Aplikasi
Pada Arsitektur Aplikasi dijelaskan mengenai definisi jaringan komputer,
tipe-tipe jaringan komputer, topologi jaringan komputer dan manfaat jaringan komputer.
2.4.1. Pengertian Jaringan Komputer
Menurut Abdul Kadir (2003 : 346) dalam bukunya Pengenalan Sistem Informasi,
yang disebut jaringan computer (computer network) atau sering disingkat jaringan saja adalah hubungan dua buah simpul (umumnya berupa komputer) atau lebih
yang tujuan utamanya adalah untuk melakukan pertukaran data.
2.4.2. Tipe-Tipe Jaringan Komputer
Budhi Irawan (2005 : 19) dalam bukunya Jaringan Komputer menjelaskan bahwa jaringan komputer dapat dibedakan berdasarkan cakupan geografisnya.
Ada empat kategori utama jaringan komputer yaitu : 1. LAN ( Local Area Network )
Local Area Network (LAN) adalah jaringan yang digunakan untuk
menghubungkan beberapa komputer dalam suatu area yang kecil, misalnya di dalam suatu gedung perkantoran atau kampus. Jarak antara komputer yang
2. MAN ( Metropolitan Area Network )
Metropolitan Area Network (MAN) adalah jaringan yang menghubungkan
beberapa jaringan komputer dalam wilayah yang lebih luas, cakupannya meliputi suatu kota. MAN menghubungkan LAN-LAN yang lokasinya berjauhan.
Jangkauan MAN bisa mencapai 10 km sampai beberapa ratus km. Suatu MAN biasanya bekerja pada kecepatan 1,5 sampai 150 Mbps.
3. WAN ( Wide Area Network )
WAN (Wide Area Network) dirancang untuk menghubunkan komputer-komputer yang terletak pada suatu cakupan geografis yang luas, seperti hubungan
dari satu kota ke kota lain di dalam suatu negara. Cakupan WAN bisa meliputi 100 km sampai 1.000 km dan kecepatan antar kota bervariasi antara 1,5 Mbps sampai 2,4 Gbps
4. GAN ( Global Area Network )
GAN (Global Area Network) merupakan suatu jaringan yang
menghubungkan negara-negara di seluruh dunia. Kecapatan GAN bervariasi mulai dari 1,5 Mbps sampai dengan 100 Gbps dan cakupannya mencapai ribuan kilometer. Contoh yang sangat baik dari GAN adalah internet.
2.4.3. Topologi Jaringan Komputer
Berikut ini merupakan tipe – tipe utama topologi fisik yang digunakan di dalam jaringan lokal diantaranya :
1. Topologi Linear Bus (Garis Lurus)
Topologi Linear Bus (Garis Lurus) terdiri dari satu jalur kabel utama
dimana pada masing-masing ujungnya diberikan sebuah terminator. Semua node
pada jaringan (file server, workstation, dan perangkat lainnya) terkoneksi pada sebuah kabel utama (backbone). Kelebihan topologi Linear Bus adalah mudah
dalam mengkonfigurasi komputer atau perangkat lain ke dalam sebuah kabel utama(backbone). Kelemahan dari topologi Linear Bus ini adalah seluruh jaringan
akan mati jika ada kerusakan pada kabel utama (backbone). File Server
Gambar 2.1 Topologi Linear Bus
[Sumber : Budhi Irawan, 2005, Jaringan Komputer , Graha Ilmu,
Yogyakarta]
2. Topologi Star (Bintang)
Pada topologi Star, setiap nodes (server, workstation, dan perangkat
lainnya) terkoneksi ke jasingan melewati sebuah concentrator. Kelebihan dari topologi tipe Star ini adalah apabila terdapat gangguan di suatu jalur kabel maka
bersangkutan dengan server, dan tidak gangguan jaringan lainnya. Kelemahan dari topologi star adalah membutuhkan kabel yang lebih banyak dibandingkan
dengan topologi lainnya.
File Server
concentrator
Gambar 2.2 Topologi Star
[Sumber : Budhi Irawan, 2005, Jaringan Komputer , Graha Ilmu,
Yogyakarta]
3. Topologi Ring (cincin)
Di dalam topologi Ring menggunakan teknik konvigurasi yang sama dengan topologi star tetapi pada topologi ini terlihat bahwa jalur media transmisi
menyerupai suatu lingkaran tertutup menyerupai cincin (lingkaran). Tiap
workstation ataupun server akan menerima dan melewatkan informasi dari satu
komputer ke komputer lain, bila alamat – alamat yang dimaksud sesuai maka informasi diterima dan bila tidak informasi akan dilewatkan.
Kelebihan dari topologi Ring adalah tidak terjadinya collision atau tabrakan
dalam jaringan akan selalu ikut serta mengelola informasi yang dilewatkan dalam jaringan, sehingga bila terdapat gangguan di suatu node maka seluruh jaringan
akan terganggu.
File Server
Gambar 2.3 Topologi Ring
[Sumber : Budhi Irawan, 2005, Jaringan Komputer , Graha Ilmu,
Yogyakarta]
4. Topologi Tree (Pohon)
Topologi model ini merupakan perpaduan antara topologi Bus dan Star, yang mana terdiri dari kelompok-kelompok dari workstation dengan konfigurasi
star yang terkoneksi ke kabel utama yang menggunakan topologi bus. Topologi
File Server
Gambar 2.4 Topologi Tree
[Sumber : Budhi Irawan, 2005, Jaringan Komputer , Graha Ilmu,
Yogyakarta]
2.4.4.Model Hubungan Client – Server
Menurut Budi Irawan (2005 : 30) bahwa model hubungan Client-Server
memungkinkan jaringan untuk mensentralisasi fungsi dan aplikasi kepada satu atau dua dedicated file server. workstation yang berdiri sendiri dapat mengambil sumber daya yang ada pada file server. Model hubungan ini menyediakan mekanisme untuk menginterasikan seluruh komponen yang ada di jaringan dan memungkinkan banyak pengguna secara bersama-sama memakai sumber daya pada file server.
Kelebihan model hubungan Client Server yaitu sistemnya terpusat, skalabilitas yaitu kemampuan untuk meningkatkan kinerja sistem secara berangsur-angsur, fleksibel, teknologi baru dengan mudah terintegrasi ke dalam
sistem, keseluruhan komponen (client/network/server) dapat bekerja bersama. Disamping itu juga Client Server memiliki kekurangan yaitu membutuhkan biaya
2.5.Perangkat Lunak Pendukung
Berikut adalah pengenalan tentang perangkat lunak pendukung, yaitu
perangkat lunak yang digunakan dalam penelitian yang dilakukan oleh penulis. Adapun perangkat lunak pendukungnya adalah Microsoft Visual Basic 6.0,
Crystal Reports 8.5 dan Microsoft SQL Server 2000.
2.5.1. Visual Basic 6.0
Visual Basic pada dasarnya adalah sebuah bahasa pemrograman komputer berbasis Windows. Bahasa pemrograman adalah perintah-perintah atau instruksi
yang dimengerti oleh komputer untuk melakukan tugas-tugas tertentu. Visual Basic ( yang sering juga disebut dengan VB ) selain disebut sebagai sebuah bahasa pemrograman, juga disebut sebagai sarana (tool) untuk menghasilkan
program-program aplikasi berbasiskan Windows. Beberapa kemampuan atau manfaat dari Visual Basic di antaranya seperti :
1) Untuk membuat program aplikasi berbasis Windows.
2) Untuk membuat objek-objek pembantu program seperti misalnya kontrol
ActiveX, file help, aplikasi internet, dan sebagainya.
3) Menguji program (debugging) dan menghasilkan program akhir berakhiran EXE yang bersifat executable atau dapat langsung dijalankan.
Di dalam lingkungan Visual Basic, terdapat berbagai macam komponen, yaitu :
1. Menubar
Menubar adalah tempat dimana seluruh perintah (menu) ditempatkan secara
2. Toolbar
Toolbar adalah tempat sekumpulan tool yang mewakili suatu perintah tertentu
dari Visual Basic
3. Toolbox
Toolbox berada di sebelah kiri tampilan, terdiri dari beberapa ikon untuk membuat
kontrol dalam Form.
4. Form
Form disebut juga GUI (Graphical User Interface), adalah sebuah objek yang
digunakan untuk menempatkan objek-objek dari Toolbox.
5. Jendela Project
Jendela Project adalah sebuah area yang menampung project dan form.
6. Jendela Code
Jendela Code adalah suatu tempat untuk menempatkan atau memberikan kode/perintah pada objek terpilih.
7. Jendela Properties
Jendela properties adalah sebuah area yang digunakan untuk memodifikasiobjek.
8. Form Layout
Menubar Toolbar
Toolbox
Form Layout Jendela Code
Form Jendela Project
Jendela Properties
Gambar 2.5 Komponen Visual Basic
2.5.2. SQL Server 2000
SQL Server diawali dari kerja sama antara Microsoft dengan Sysbase. SQL
Server diperkenalkan pada tahun 1998 versi beta dari Ashton-Tate/Microsoft SQL yang dijalankan pada OS/2 diluncurkan. Dengan adanya Windows NT, muncul
inisiatif untuk membangun SQL Server versi Windows NT sehingga dihasilkan Microsoft SQL Server versi 4.2 untuk platform Windows NT. Kerjasama dengan Sybase masih berlanjut dan diluncurkan SQL Server 6.0 pada tahun 1995 dan
setahun kemudian SQL Server versi 6.5 diluncurkan.
SQL Server 6.5 memperbarui kemampuan transaksi dan menjadi produk
memenuhi kebutuhan pengguna yang makin meningkat, maka SQL Server perlu didisain ulang dan kerjasama dengan Sybase dihentikan. Kemudian pada tahun
1999 Microsoft SQL Server 7.0 dirilis yang difokuskan pada tiga area yaitu : easy to use, scalability dan data warehousing. Pada tahun 2000, kemudian Microsoft
meluncurkan SQL Server 2000.
1. Service Manager
Utilitas Service Manager dipakai untuk menjalankan (start) atau memberhentikan (stop dan pause) komponen-komponen server.
Gambar 2.6 SQL Server Service Manager
2. Enterprise Manager
Enterprise Manager adalah alat bantu administratif yang bersifat Graphical
User Interface (GUI). Hal-hal yang dapat kita lakukan melalui Enteprise Manager
adalah :
2) Mendaftarkan sebuah server ke dalam sebuah group,
3) Membuat database, objek, login user, dan hak-hak pada setiap server,
4) Memanggil Query Analyzer untuk membuat dan mengeksekusi perintah SQL,
5) Memanggil berbagai wizard yang tersedia.
Gambar 2.7 SQL Server Enterprise Manager
2.5.3.Crystal Report 8.5
Crystal Reports adalah piranti standar untuk pembuatan laporan pada sistem
operasi Windows, dimana cetakan/templete laporan yang dihasilkan dapat disertakan pada banyak bahasa pemrograman, untuk memudahkan crystal report
didasarkan pada tahun file User‟s Guiode), maka dapat diperkirakan versi pertama
CR diluncurkan pada tahun 1990-1992 dengan pola hitungan setiap versi
membutuhkan waktu 1 tahun.
2.6.Metode Pendekatan Sistem
Terdapat dua metode pendekatan sistem yang saat ini sering digunakan yaitu dengan menggunakan pendekatan objek dan pendekatan terstruktur. Metode
terstruktur lebih menekankan pada aliran data serta aliran dokumen pada suatu sistem dalam melakukan analisis. Metode pendekatan terstruktur. mudah
dipahami dan mudah digunakan artinya metode ini mudah dimengerti, selain itu metode terstruktur telah banyak digunakan dalam pengembangan sistem informasi.
2.7.Metode Pengembangan Sistem
Metode pengembangan sistem digunakan untuk merancang suatu sistem yang dimulai sebelum perancangan sistem yang diinginkan. Metode pengembangan sistem adalah metode prototype.
2.7.1 Metode Prototype
Terdapat 3 tahapan dalam metode prototype yaitu : a) Mendengarkan Pelanggan
Prototyping paradigma dimulai dengan pengumpulkan kebutuhan dari sistem dengan cara mendengarkan keluhan dari pelanggan.
b) Merancang dan Membuat Prototype
Pada tahapan ini, dilakukan perancangan dan pembuatan prototype sistem.
Prototype yang dibuat disesuaikan dengan kebutuhan sistem yang telah
didefinisikan sebelumnya dari keluhan pelanggan atau pengguna. c) Uji coba
Pada tahapan ini, prototype dari sistem di uji coba oleh pelanggan atau pengguna. Kemudian dilakukan evaluasi kekurangan-kekurangan dari kebutuhan pelanggan. Pengembang kemudian kembali mendengarkan keluhan dari
pelanggan untuk memperbaiki prototype yang ada.
2.8.Pengertian Kasus yang Dianalisis
Berikut ini adalah beberapa pengertian yang berhubungan dengan kasus yang dianalisis pada penelitian yang ditulis oleh penulis.
2.8.1.Pengertian Persediaan
Persediaan adalah bagian utama dari modal kerja, merupakan aktiva yang pada setiap saat mengalami perubahan ( Gitosudarmo, 2002)
2.8.2.Pengertian Bahan Baku
Menurut Mulyadi (1986 : 118) bahan baku adalah bahan yang membentuk
bagian integral produk jadi. Bahan baku yang diolah dalam perusahaan manufaktur dapat diperoleh dari pembelian lokal, pembelian import atau dari pengolahan sendiri. Adapun jenis-jenis bahan baku menurut Gunawan Adisaputro
dan Marwan Asri (1982 : 185) terdiri dari : 1. Bahan baku langsung (direct material)
Bahan baku langsung adalah semua bahan baku yang merupakan bagian daripada barang jadi yang dihasilkan. Biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan mentah langsung ini mempunyai hubungan yang erat dan sebanding
dengan jumlah barang jadi yang dihasilkan 2. Bahan baku tak langsung (indirect material)
Bahan baku tak langsung adalah bahan baku yang ikut berperanan dalam proses produksi, tetapi tidak secara langsung tamapak pada barang jadi yang dihasilkan. Seandainya barang jadi yang dihasilkan adalah meja dan kursi
maka kayu merupakan bahan baku langsung, sedangkan paku dan plamir merupakan bahan mentah tak langsung.
2.8.3.Pengertian Pembelian
Istilah purchasing atau pembelian sinonim dengan procurement atau pengadaan barang. Berikut adalah definisi procurement menurut Bodnar dan
source, ordering, and acquiring goods or services”. Pendapat tersebut kurang lebih
mempunyai arti : bahwa pengadaan barang adalah proses bisnis dalam memilih
sumber daya-sumber daya, pemesanan dan perolehan barang atau jasa.
Brown dkk. (2001:132) mengatakan bahwa secara umum pembelian bisa
didefinisikan sebagai : “managing the inputs into the organization‟s
transformation (production process)”. Pendapat tersebut kurang lebih mempunyai
arti bahwa pembelian merupakan pengelolaan masukan ke dalam proses produksi
organisasi.
2.8.4.Pengertian Produksi
Produksi adalah upaya atau kegiatan untuk menambah nilai pada suatu barang. Arah kegiatan ditujukan kepada upaya-upaya pengaturan yang sifatnya dapat menambah atau menciptakan kegunaan (utility) dari suatu barang atau
mungkin jasa. untuk melaksanakan kegiatan produksi tersebut tentu saja perlu dibuat suatu perencanaan yang menyangkut apa yang akan diproduksi, berapa
anggarannya dan bagaimana pengendalian / pengawasannya.
Bahkan harus perlu difikirkan, kemana hasil produksi akan didistribusikan, karena pendistribusian dalam bentuk penjualan hasil produksi pada akhirnya
merupakan penunjang untuk kelanjutan produksi. Pada hakikatnya kegiatan produksi akan dapat dilaksanakan bila tersedia faktor-faktor produksi, antara lain
30
3.1.Objek Penelitian
Objek penelitian merupakan lokasi dimana penelitian berlangsung yaitu di PT. Deka Interior Contractor Jakarta. Adapun sejarah singkat perusahaan, visi, misi, tujuan, struktur organisasi Apotek dan deskripsi tugas adalah
sebagai berikut:
3.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan
PT. Deka Interior Contractor adalah perusahaan yang didirikan pada tahun 2005 dan dikelola oleh Bapak Budi Eka Putra yang juga sebagai desainer
contraktornya. Perusahaan ini bergerak pada bidang interior contractor. Selain memproduksi furniture, perusahaan ini juga mendesain ruangan yang akan
direnovasi.
Awalnya PT. Deka Interior Contractor hanya dijalankan dan dikelola oleh Bapak Eka sendiri. Dengan modal kemahiran dalam bidang desain interior dan
pengalamannya bekerja pada perusahaan-perusahaan desain interior membuat Bapak Eka memberanikan diri untuk membuat usaha sendiri. Ia hanya membuat
Seiring dengan kepercayaan PT. PLN (Persero) Gandul yang memberikan proyek yang bertahap dan berlanjut sampai sekarang kepada Bapak Eka, maka ia
memberanikan diri dan memutuskan untuk membuat perusahaan sendiri dan merekrut beberapa orang karyawan untuk memulai perusahaannya tersebut.
PT. Deka Interior Contractor yang mulanya beralamat di Cilandak, Ratu Prabu II, hanya berupa rumah kecil dan semua kegiatan administrasi, keuangan, dan desain dilakukan di rumah ini. Karyawannya pun dulu hanya berjumlah 4
orang yang terdiri dari, satu orang pada administrasi/sekretaris, satu orang pada bidang keuangan, satu orang pada bidang desain interior dan 1 orang lagi
supervisor. Dan produksi barang/furniture, PT. Deka Interior Contractor memberikan proyek juga kepada perusahaan manufaktur. Karena mempertimbangkan lokasinya sekarang dengan lokasi proyek, maka ia
memutuskan untuk pindah lokasi.
Pada tahun 2008, PT. Deka Interior Contractor resmi pindah tempat di Jl.
Pendidikan Gg H. Mochtar No. 888, Kelurahan Cinangka-Sawangan Depok (Jakarta). Dengan tempat yang lebih luas dan juga memperlihatkan desain tempat yang sangat menyenangkan, nyaman dan fasilitas yang memadai. Karena
tempatnya yang lebih luas, maka ia memutuskan untuk membuat ruangan produksi. Sehingga ia bisa memproduksi sendiri barang/furniture yang dibutuhkan
dengan juga memikirkan keefisienan biaya apabila ia masih bekerja sama dengan perusahaan manufaktur lainnya.
Perusahaan ini melakukan proses produksi furniture berupa bahan baku
keinginan konsumen/pemesan. Jenis produk yang dihasilkan adalah meja, lemari, credensa, dan furniture lainnya.
Kapasitas produksi perusahaan ini adalah dua sampai tiga produk/perhari dengan jumlah karyawan bagian produksi adalah 15 orang dengan hari kerja
senin-jumat. Selain di kota Jakarta, perusahaan ini juga sudah bekerja sama pada perusahaan di kota Palembang, Bandung dan beberapa kota lainnya.
3.1.2. Visi dan Misi Perusahaan
Setiap instansi perusahaan tentunya memiliki visi dan misi, adapun visi dan misi dari PT. DeKa Interior Contractor Jakarta diantaranya:
a) Visi
“Menjadi Perusahaan yang dapat diandalkan dan bersaing pada bidang
Contractor Interior”
b) Misi
1. Meningkatkan kualitas produk di bidang furniture
3.1.3. Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur Organisasi PT. Deka Interior Contractor Jakarta ditunjukkan pada
gambar berikut ini.
Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. Deka Interior Contractor Jakarta
3.1.4. Deskripsi Tugas
Berikut ini merupakan penjelasan tentang pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab masing-masing bagian di dalam struktur organisasi pada PT.
Deka Interior Contractor Jakarta adalah sebagai berikut: 1. Direktur Utama
a. Memimpin jalannya perusahaan dan bertanggung jawab akan
kelangsungan hidup perusahaan.
b. Menetapkan perencanaan dan kebijaksanaan perusahaan.
d. Menetapkan kebijaksanaan dan perencanaan final mengenai masalah keuangan.
e. Mencari pelanggan baru.
f. Melakukan persentasi mengenai tender yang ada untuk mendapatkan
proyek.
g. Mengangkat/merekrurt karyawan baru
h. Memanggil karyawan yang absen dan memberikan peringatan.
i. Menjaga agar terciptanya hubungan yang harmonis diantara para pekerja j. Bertanggung jawab atas kelancaran jalannya proses produksi.
2. Sekretaris
a. Melakukan pencatatan mengenai kegiatan direktur
b. Melakukan pencatatan mengenai kegiatan yang terjadi di PT. Deka
Interior Contractor Jakarta
c. Bertanggung jawab atas kelancaran, kebenaran dan keakuratan
administrasi perusahaan.
d. Mengusahakan penerimaan dan pengelolaan data yang memungkinkan dihasilkannya suatu laporan yang cepat dan akurat.
e. Mengawasi karyawan yang keluar atau masuk pabrik. 3. Bagian Keuangan
a. Melakukan koordinasi dengan direktur untuk menetapkan upah karyawan.
b. Membuat semua transaksi yang dilakukan oleh perusahaan
d. Mengelola keuangan perusahaan secara efektif dan efisien. 4. Bagian Perencanaan
a. Bertugas membuat perencanaan terhadap proyek yang akan dikerjakan. b. Pembuatan rancangan desain.
5. Bagian Pengadaan
a. Melakukan pembelian bahan baku dasar dari supplier dan pembelian bahan baku tambahan.
6. Bagian Gudang
a. Bertanggung jawab atas semua penerimaan barang dari supplier.
b. Bertanggung jawab atas penyimpanan dan pemeliharaan bahan baku. c. Mengatur keluar masuk barang yang ada di gudang.
d. Menyimpanan dan pemeliharaan barang hasil produksi.
e. Membuat laporan persediaan bahan baku. 7. Bagian Produksi
a. Memiliki tugas dalam mengolah bahan baku menjadi produk.
b. Membuat laporan kegiatan produksi. 8. Supervisor
a. Mengawasi pekerja dan pekerjaan baik pada saat proses produksi maupun pada saat instol barang.
3.2.Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan cara atau teknik ilmiah untuk memperoleh
data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara atau teknik ilmiah yang dimaksud adalah dimana kegiatan penelitian itu dilaksanakan berdasarkan
ciri-ciri keilmuan, yaitu Rasional berarti penelitian dilakukan dengan cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh nalar manusia. Empiris berarti cara atau teknik yang dilakukan selama penelitian itu dapat diamati oleh indera
manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara atau teknik atau langkah yang digunakan selama proses penelitian. Sistematis,
maksudnya adalah proses yang dilakukan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang logis.
3.2.1.Jenis dan Metode Pengumpulan Data
Jenis dan metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
3.2.2.1. Sumber Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh peneliti dengan cara
meneliti langsung ke PT. Deka Interior Contractor Jakarta.
a) Observasi
b)Wawancara
Metode ini dilakukan peneliti kepada pimpinan PT. Deka Interior
Contractor Jakarta dan para pekerja dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang bertujuan untuk mengetahui permasalahan apa saja yang terjadi dalam
perusahaan tersebut.
3.2.2.2. Sumber Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh peneliti melalui dokumentasi-dokumentasi yang ada di PT. Deka Interior Contractor Jakarta.
Dokumentasi merupakan cara pengumpulan data dengan mempelajari dokumen-dokumen yang ada di PT. Deka Interior Contractor Jakarta terkait dengan proses persediaan bahanbaku.
3.2.2. Metode Pendekatan dan Pengembangan Sistem
Metode pengembangan sistem digunakan untuk merancang suatu sistem yang dimulai sebelum perancangan sistem yang diinginkan. Berikut ini adalah uraian dari metode pendekatan dan pengembangan sistem:
3.2.3.1. Metode Pendekatan Sistem
mudah dimengerti, selain itu metode terstruktur telah banyak digunakan dalam pengembangan sistem informasi.
3.2.3.2. Metode Pengembangan Sistem
Metode pengembangan sistem yang digunakan adalah prototype. Paradigma
prototype dimulai dengan pengumpulan kebutuhan, pengembang dan pelanggan
bertemu dan mendefinisikan obyektif keseluruhan dari perangkat lunak,
mengidentifikasi segala kebutuhan yang diketahui, dan area garis besar dimana definisi lebih jauh merupakan keharusan kemudian dilakukan perancangan kilat.
Terdapat 3 tahapan dalam metode prototype yaitu : a) Mendengarkan Pelanggan
Prototyping paradigma dimulai dengan pengumpulkan kebutuhan dari
sistem dengan cara mendengarkan keluhan dari pelanggan. b) Merancang dan Membuat Prototype
Pada tahapan ini, dilakukan perancangan dan pembuatan prototype sistem.
Prototype yang dibuat disesuaikan dengan kebutuhan sistem yang telah
didefinisikan sebelumnya dari keluhan pelanggan atau pengguna.
c) Uji coba
Pada tahapan ini, prototype dari sistem di uji coba oleh pelanggan atau
3.2.3.3. Alat Bantu Analisis dan Perancangan
Alat bantu analisis dan perancangan atau yang digunakan adalah flow
map, diagram konteks, data flow diagram (DFD), kamus data dan perancangan basis data yang meliputi normalisasi dan tabel relasi.
1) Flow Map
Flowmap adalah aliran data yang menggambarkan bagaimana aliran data
berbentuk dokumen atau formulir dalam sistem informasi.
2) Diagram Kontek
Menurut Al - Bahra Bin Ladjamudin (2005 : 64) dalam bukunya Analisis dan Desain Sistem Informasi, Diagram Konteks adalah diagram yang terdiri dari
suatu proses dan menggambarkan ruang lingkup suatu sistem.
3) Data Flow Diagram
Menurut Al - Bahra Bin Ladjamudin (2005 : 64) dalam bukunya Analisis dan Desain Sistem Informasi, DFD merupakan model dari sistem untuk
menggambarkan pembegian sistem ke modul yang lebih kecil.
4) Kamus Data
Menurut Al - Bahra Bin Ladjamudin (2005 : 70) dalam bukunya Analisis dan Desain Sistem Informasi, Kamus Data disebut juga System Data Dictionary
sistem informasi. Dengan menggunakan kamus data, analisis sistem dapat mendefinisikan data yang mengalir di sistem secara lengkap. Kamus data
memuat hal-hal seperti : Nama arus data, Alias, Bentuk Data, Arus Data dan Penjelasan.
5) Perancangan Basis Data
Menurut Abdul Kadir (2002 : 254) dalam bukunya Pengenalan Sistem
Informasi, Basis Data (database) adalah suatu pengorganisasian sekumpulan data yang saling terkait sehingga memudahkan aktivitas untuk memperoleh sistem
informasi. Jadi perancangan basis data bertujuan agar pada database dan tabel tidak ada data yang sama (redundance).
a.Normalisasi
Dalam buku Analisis dan Desain Sistem Informasi yang ditulis Al - Bahra
Bin Ladjamudin (2005 : 169) Normalisasi adalah suatu proses memperbaiki / membangun dengan model data relasional, dan secara umum lebih tepat dikoneksikan dengan model data logika.
Normalisasi adalah proses pengelompokan data kedalam bentuk tabel atau relasi atau file untuk menyatakan entitas dan hubungan mereka sehingga terwujud
satu bentuk database yang mudah untuk dimodifikasi.
Normalisasi merupakan suatu proses pengelompokan data elemen menjadi tabel-tabel yang menunjukkan entity dan relasinya. Adapun tujuan dari
1. Meminimalkan duplikasi data
2. Untuk mempermudah pemodifikasian data.
3. Memungkinkan suatu model untuk digambarkan dalam perancangan database.
Aturan dalam pembentukan normalisasi adalah sebagai berikut : a. Bentuk tidak Normal (Unnormalized Form)
Bentuk ini merupakan kumpulan data yang akan direkam, tidak ada
keharusan mengikuti suatu format tertentu, dapat saja data tidak lengkap atau terduplikasi. Data dikumpulkan apa adanya sesuai dengan saat menginput.
b. Bentuk Normal Kesatu (First Normal Form/1 NF)
Pada bentuk normal ke satu ada syarat-syarat yang harus dipenuhi, yaitu : setiap data dibentuk dalam flat file, data dibentuk dalam suatu record demi record dan nilai dari field berupa “atomic value”. Tidak ada set atribut yang
berulang atau atribut bernilai ganda. Telah ditentukan primary key untuk
tabel/relasi tersebut
c. Bentuk Normal Kedua (Second Normal Form/2 NF)
Bentuk normal kedua mempunyai syarat yang harus dipenuhi yaitu :
bentuk data telah memenuhi kriteria untuk bentuk normal kesatu. Atribut bukan kunci (non-key) haruslah memiliki ketergantungan fungsional
sepenuhnya (fully functional dependency) pada kunci utama atau primary key. d. Bentuk Normal Ketiga (Third Normal Form/3 NF)
Pada normal ketiga bentuk data harus telah memenuhi criteria normal
transitif, dengan kata lain suatu atribut bukan kunci (non-key) tidak boleh memiliki ketergantungan fungsional (functional dependency) terhadap atribut
bukan kunci lainnya.
b.Tabel Relasi
Relasi dalam database menunjukkan hubungan atau keterkaitan antar tabel-tabel. Dengan adanya relasi data dari beberapa tabel dapat ditampilkan sebagai
satu kesatuan informasi dalam bentuk query, form atau report.
Suatu relasi dibentuk dengan menyamakan data pada key field dari dua
tabel, biasanya field yang memiliki nama yang sama pada kedua tabel, dimana
field tersebut biasanya merupakan primary key dari tabel pertama, yang memiliki
nilai unique untuk setiap record, dan menjadi foreign key pada tabel kedua.
3.2.3. Pengujian Software
Pengujian software adalah proses untuk memastikan apakah semua fungsi dalam sistem bekerja dengan baik, dan mencari apakah masih ada kesalahan pada sistem. Pengujian atau testing software bertujuan untuk
menjamin kualitas software, dan juga menjadi peninjauan terakhir terhadap spesifikasi, desain dan pengkodean.
Pendekatan ini melakukan pengujian terhadap fungsi operasional
software. Pendekatan ini biasanya dilakukan oleh penguji yang tidak ikut serta
dalam pengkodean software.
2. Pendekatan white-box testing
Metoda ini dilakukan oleh orang yang memahami cara kerja operasi
44
4.1.Analisis Sistem Yang Berjalan
Analisa sistem yang berjalan di PT. Deka Interior Contractor Jakarta terdiri dari analisa dokumen, flowmap, diagram konteks dan data flow diagram. Analisasistem dalam suatu perusahaan sangat penting karena fungsi dari analisis
itu sendiri yaitu untuk mengetahui bagaimana sebuah sistem itu berjalan agar sistem yang dibuat menghasilkan output yang diinginkan dan dapat mencapai
tujuan yang direncanakan.
4.1.1. Analisis Dokumen
Analisis dokumen merupakan suatu metode analisis data dengan cara mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan objek yang akan diteliti dan
pengujian arsip atau dokumen yang ada pada instansi terkait. Analisis dokumen juga merupakan salah satu hal yang dapat membantu dalam perancangan sistem, analisis dokumen yang terdapat pada sistem informasi persediaan bahan baku
pada PT. Deka Interior Contractor Jakarta adalah sebagai berikut. 1. Laporan Pembelian Bahan Baku
Nama Dokumen : Laporan Pembelian Bahan Baku
Fungsi : Digunakan untuk mencatat pembelian bahan baku
Elemen Data : No. Nota, tanggal, supplier, nama bahan baku, satuan,
2. Kartu Persediaan Bahan Baku
Nama Dokumen : Kartu Persediaan Bahan Baku
Fungsi : Digunakan untuk mencatat data bahan baku
Elemen Data : No. Kartu, supplier, nama bahan baku, keterangan,
tangggal masuk, tanggal keluar, sisa, paraf, keterangan. 3. Surat Permintaan Pembelian Barang
Nama Dokumen : Surat Permintaan Pembelian Barang
Fungsi : Digunakan untuk mencatat permintaan pembelian barang. Elemen Data : No.SPPB Tanggal, No, Nama Bahan Baku, Satuan,
Kuantitas, Keterangan. 4. Surat Permintaan Bahan Baku
Nama Dokumen : Surat Permintaan Bahan Baku
Fungsi : Digunakan untuk mencatat permintaan bahan baku.
Elemen Data : No.SPBB, Tanggal, No, Nama Bahan Baku, Satuan,
Kuantitas, Keterangan. 5. Bukti Pengeluaran Bahan Baku
Nama Dokumen : Bukti Pengeluaran Bahan Baku
Fungsi : Digunakan untuk mencatat pengeluaran bahan baku Elemen Data : No. Bukti, tanggal, no, dipakai, nama bahan baku, satuan,
diminta, dikirim, harga, jumlah, disetujui, diserahkan, dibutuhkan.
6. Surat Permintaan Pembelian Barang
Fungsi : Digunakan untuk mencatat permintaan pembelian bahan baku dari bagian produksi yang diserahkan kebagian
pengadan.
Elemen Data : No. SPPB, tanggal, proyek, no, nama bahan baku, satuan,
kuantisas. 7. Surat Permintaan Bahan Baku
Nama Dokumen : Surat Permintaan Bahan Baku
Fungsi : Digunakan untuk mencatat permintaan bahan
baku dari bagian produksi yang diserahkan kebagian
gudang.
Elemen Data : No. SPBB, tanggal, no, proyek, nama bahan baku, satuan, kuantisas.
8. Daftar Harga Barang Jadi
Nama Dokumen : Daftar Harga Barang Jadi
Fungsi : Digunakan untuk mencatat data barang yang sudah di produksi.
Elemen Data : No. Uraian Barang, Unit, QTY, Harga Satuan Total, Total
Keseluruhan
9. Laporan Penggunaan Bahan Baku dan Harga per Item
Nama Dokumen : Laporan Penggunaan Bahan Baku dan Harga per Item Fungsi : Digunakan untuk mencatat jumlah penggunaan bahan
baku beserta harga barang pada suatu proyek.
4.1.2. Analisis Prosedur yang berjalan
a) Prosedur Pembelian Bahan baku yang sedang berjalan : 1. Bagian perencanaan menyerahkan data proyek ke bagian gudang.
2. Bagian gudang akan membuat SPPB (Surat Permintaan Pembelian Barang)
berdasarkan data proyek, lalu diserahkan ke bagian pengadaan.
3. Bagian pengadaan yang sudah menerima SPPB akan membuat SPB (Surat Pembelian Barang), lalu diserahkan pada supplier.
4. Supplier akan membuat Surat Jalan (rangkap 2) sebagai data pesanan pembelian barang. Surat Jalan 1 diserahkan pada bagian gudang pada saat
penyerahan barang. Surat Jalan 2 diserahkan pada bagian keuangan untuk meminta pembayaran atas pembelian barang.
5. Lalu bagian gudang akan melakukan update data bahan baku.
6. Bagian keuangan akan melakukan pembayaran kepada supplier.
7. Bagian keuangan akan membuat laporan pembelian barang dan diserahkan
kepada pimpinan.
8. Bagian keuangan akan membuat laporan keuangan proyek yang kemudian diserahkan kepada konsumen sebagai permintaan pembayaran proyek.
9. Konsumen akan melakukan pembayaran kebagian keuangan.
b)Prosedur Pengeluaran Bahan Baku yang Berjalan :
1. Bagian perencanaan menyerahkan data proyek ke bagian produksi.
2. Bagian produksi lalu membuat SPBB (Surat Peermintaan Bahan Baku)
3. Bagian gudang akan melakukan pengecekan stok bahan baku, apabila stok mencukupi permintaan maka akan dibuatkab BPBB (Bukti Pengeluaran Bahan
Baku) lalu diserahkah pada bagian produksi. Sedangkan apabila stok bahan baku tidak mencukupi permintaaan maka dilakukan pembelian bahan baku.
4. Bagian gudang akan membuat laporan persediaan bahan baku yang lalu diserahkan kepada pimpinan.
5. Bagian produksi akan membuat laporan kegiatan produksi yang lalu diserahkan
kepada pimpinan.
6. Bagian produksi akan membuat laporan proyek yang lalu diserahkan kepada
proyek.
4.1.2.1. Flow Map Pembelian Bahan Baku yang Berjalan
Flow Map pembelian bahan baku yang sedang berjalan adalah gambaran
Flow Map Pembelian Bahan Baku
Gambar 4.1 Flow Map Pembelian Bahan Baku yang Berjalan Keterangan :
SPPB : Surat Permintaan Pembelian Barang SPB : Surat Pembelian Barang
4.1.2.2. Flow Map Pengeluaran Bahan Baku yang Berjalan
Flow Map pengeluaran bahan baku yang sedang berjalan adalah gambaran
mengenai prosedur pengeluaran bahan baku dari bagian gudang ke bagian produksi yang digambarkan pada gambar 4.2. dalam suatu flow map pengeluaran
bahan baku yang sedang berjalan.
Flow Map Pengeluaran Bahan Baku
Perencanaan Produksi Gudang Pimpinan
BPBB
Data Proyek Data Proyek
Laporan
Keterangan :
SPBB : Surat Permintaan Bahan Baku BPBB : Bukti Pengeluaran Bahan Baku SPPB : Surat Permintaan Pembelian Barang SPB : Surat Pembelian Barang
AG : Arsip Gudang Apr : Arsip Produksi AP : Arsip Pengadaan
4.1.2.3. Diagram Konteks Sistem yang Berjalan
Diagram konteks merupakan diagram tingkat atas, yaitu diagram dari sebuah sistem informasi yang menggambarkan aliran-aliran data ke dalam dan ke luar sistem atau ke dalam dan ke luar entitas-entitas eksternal. Entitas-entitas
eksternal adalah entitas-entitas yang terletak di luar sistem yang mengirim data atau menerima data dari sistem tersebut.
Berdasarkan Flow Map yang sedang berjalan diatas, maka dapat disimpulkan dalam diagram konteks terdapat tiga entitas luar yaitu Perencanaan, Supllier, Konsumen dan Pimpinan. Diagram konteks sistem informasi persediaan
Sistem Informasi
Persediaan Bahan Baku Pimpinan Suplier
Pembayaran Surat Jalan 1
Laporan Persediaan Bahan Baku Laporan Pembelian
Bahan Baku Surat Jalan 2
Perancanaan
Laporan Kegiatan Produksi
Data Proyek Konsumen
Laporan Proyek Permintaan
Pembayaran Pembayaran
Gambar 4.3Diagram Konteks yang Berjalan
4.1.2.4. Data Flow Diagaram
Data Flow Diagram (DFD) adalah suatu gambaran sistem secara logika. Diagram biasanya digunakan untuk membuat sebuah modul sistem informasi
dalam bentuk jaringan proses-proses yang saling terhubung satu sama lainnya. DFD digunakan untuk menggambarkan berapa hal meliputi komponen-komponen dalam sebuah sistem, aliran-aliran data diantara komponen-komponen tersebut,
1) DFD Level 0 Surat jalan 1 & 2
Perencanaan Data Proyek
Gambar 4.4DFD Level 0 yang Berjalan Keterangan :
SPB : Surat Pembelian Barang
2) DFD Level 1 Pembelian bahan baku
1.5
Surat jalan 1, Kartu
persediaan bahan baku Update kartu 1.3 persediaan
Keterangan :
SPPB : Surat Permintaan Pembelian Barang SPB : Surat Pembelian Barang
2) DFD Level 1 Pengeluaran bahan baku
2.2
Gambar 4.6DFD Level 1 Proses 2.0 yang Berjalan Keterangan :
4.1.3. Evaluasi Sistem yang Berjalan
Analisa terhadap kelemahan sistem yang lama bertujuan untuk
menunjukkan apa saja yang tidak optimal dalam sistem tersebut yang dapat diidentifikasi sebagai berikut :
Tabel 4.1 Hasil Evaluasi Sistem Informasi yang Berjalan
No Permasalahan Rencana Solusi
1.
2.
3.
Banyak proses manual yang dapat di otomatisasi untuk mempercepat
pelayanan, misalnya pengecekan persediaan bahan baku, penerimaan pembelian bahan baku dan
pembuatan laporan.
Kurang efiktifnya penyimpanan data
berbentik arsip, yang menyababkan sulitnya melakukan pengecekan data
persediaan bahan baku.
Apabila bagian produksi ingin mengetahi jumlah persediaan bahan
baku bahan baku harus melalui bagian gudang terlebih dahulu.
Dibuatkan Sistem Informasi yang dapat melakukan otomatisasi
proses-proses tersebut.
Dibuatkan basis data sebagai
penyimpanan datanya.
Dibuatkan Sistem Informasi yang berbasis Database client server.
Sehingga data persediaan bahan baku dapat di akses setiap saat oleh
4.2.Perancangan Sistem
4.2.1. Tujuan Perancangan Sistem
Tujuan perancangan sistem adalah untuk menghasilkan suatu rancangan sistem yang baik, karena dengan adanya rancangan sistem yang tepat maka akan
menghasilkan sistem yang stabil dan mudah dikembangkan di masa mendatang. Dan juga untuk mengatasi permasalahan yang terjadi pada sistem yang sedang berjalan.
4.2.2. Gambaran Umum Sistem yang Diusulkan
Pada sistem baru yang diusulkan, terjadi perubahan pada proses pengolahan data pembelian, data persediaan bahan baku dan data produksi.
Data-data tersebut akan disimpan pada sebuah Data-database yang saling terintegrasi sehingga informasi mengenai persediaan dapat dikelola dengan mudah dan data
persediaan yang selalu up to date.
4.2.3. Perancangan Prosedur yang Diusulkan
a. Prosedur Pembelian Bahan Baku yang Diusulkan
1. Bagian Pengadaan menyarahkan data proyek pada bagian produksi.
2. Bagian produksi akan menginput data proyek dan menginput bahan baku yang akan dibeli pada FPBB (Form Permintaan Pembelian Barang).
3. Bagian pengadaan akan melakukan pengecekan FPBB (Form Permintaan
Pembelian Barang), apabila ada FPBB baru yang belum di proses maka bagian pengadaan akan membuat SPB (Surat Pembelian Barang), lalu
4. Supplier akan membuat Surat Jalan (rangkap 2) sebagai data pesanan pembelian barang. Surat Jalan 1 diserahkan pada bagian gudang pada saat
penyerahan barang. Surat Jalan 2 diserahkan pada bagian keuangan untuk meminta pembayaran atas pembelian barang.
5. Bagian gudang akan menginput data bahan baku dan membuat bukti penerimaan barang yang kemudian diserahkan kepada bagian keuangan. 6. Bagian keuangan akan melakukan pemebayaran kepada supplier.
7. Bagian keuangan akan membuat laporan pembelian barang dan diserahkan kepada pimpinan.
8. Bagian produksi melakukan pengecekan persediaan bahan baku pada database, lalu menginput permintaan pembelian pada FPBB (Form Permintaan Pembelian Barang) berdasarkan data proyek dan sisa bahan baku
yang tersedia.
9. Bagian produksi membuat laporan proyek yang berjalan lalu diserahkan
kepada bagian keuangan, bagian keuangan menyerahkan laporan tersebut kepada konsumen sebagai permintaan pembayaran.
10. Konsumen akan melakukan pembayaran kebagian keuangan.
b. Prosedur Pengeluaran Bahan Baku yang Diusulkan
2. Bagian gudang akan melakukan pengecekan apakah ada FPBB (Form Permintaan Bahan Baku) baru yang belum di proses.
3. Bagian gudang akan membuatkan BPBB (Bukti Pengeluaran Bahan Baku), lalu diserahkan ke Bagian Produksi.
4. Bagian gudang akan membuat laporan persediaan bahan baku lalu diserahkan kepada pimpinan.
5. Bagian produksi akan mengunputjan kegiatan produksi pada database, lalu
membuat laporan kegiatan produksi yang nantinya diserahkan kepada pimpinan.
6. Bagian produksi membuat laporan proyek lalu diserahkan kepada pimpinan.
4.2.3.1. Flow Map Pembelian Bahan Baku yang Diusulkan
Flow Map pembelian bahan baku yang sedang berjalan adalah gambaran
Flow Map Pembelian Bahan Baku
Pimpinan
Perencanaan Produksi Gudang Pengadaan Supplier Keuangan Konsumen
Surat jalan Data Proyek Data Proyek
Buat Laporan Proyek dan Input
Permintaan
Input Permintaan PembelianFPPB
Persediaan habis?
ya
Gambar 4.7 Flow Map Pembelian Bahan Baku yang Diusulkan Keterangan :
4.2.3.2. Flow Map Pengeluaran Bahan Baku yang Diusulkan
Flow Map pembelian bahan baku yang sedang berjalan adalah gambaran
mengenai prosedur pengeluaran bahan baku yang telah terkomputerisasi, yang digambarkan pada gambar 4.8. dalam suatu flow map pengeluaran bahan baku
yang diusulkan.
Flow Map Pengeluaran Bahan Baku
Pimpinan Gudang
Produksi
Input bahan baku yang diminta pada
form FPBB
Keterangan :
FPBB : Form Permintaan Bahan Baku BPBB : Bukti Pengeluaran Bahan Baku Apr : Arsip Produksi
4.2.3.3. Diagram Kontek yang Diusulkan
Sistem Informasi
Persediaan Bahan Baku Pimpinan
Suplier
Pembayaran Surat Jalan 1
Laporan Persediaan Bahan Baku
Laporan Pembelian Bahan Baku Surat Jalan 2
Kwitansi Bukti Pembayaran
Perancanaan
Laporan Kegiatan Produksi
Data Proyek
Konsumen
Laporan Proyek Laporan
Proyek yang berjalan Pembayaran
4.2.3.4. Data Flow Diagram Surat jalan 1 & 2
Perencanaan Data Proyek
Gambar 4.10. DFD Level 0 yang Diusulkan Keterangan :
SPB : Surat Pembelian Barang
2) DFD Level 1 Pembelian bahan baku
1.7 Input data proyek
dan input
Data pembelian bahan baku
Data pembelian bahan baku Buat bukti 1.5 penerimaan
Keterangan :
FPPB : Form Permintaan Pembelian Barang SPB : Surat Pembelian Barang
2) DFD Level 1 Pengeluaran bahan baku
Laporan Kegiatan
Gambar 4.12. DFD Level 1 Proses 2.0 yang Diusulkan Keterangan :