• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Informasi Persediaan Bahan Baku Pada PT. Deka Interior Contractor Jakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sistem Informasi Persediaan Bahan Baku Pada PT. Deka Interior Contractor Jakarta"

Copied!
155
0
0

Teks penuh

(1)

JAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi syarat kelulusan pada Program Studi Sistem Informasi Jenjang Sarjana Fakultas Teknik & Ilmu Komputer

Arifki Yonelly 10507516

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(2)

iii

interior contractor. Perusahaan yang bergerak pada bidang produksi berkaitan erat dengan persediaan bahan baku. Proses rekapitulasi data persediaan bahan baku pada PT DeKa tidak dilakukan secara berkala melainkan pada saat dibutuhkan saja. Hal tersebut dapat menyita waktu dan menguragi keefektifan kerja perusahaan, karena apabila perusahaan membutuhkan rekapitulasi data bahan baku maka harus dibuatkan terlebih dahulu. Dan juga dapat mengganggu proses produksi dan proses pembelian bahan baku karena jumlah persediaan bahan baku tidak diketahui secara pasti.

Metode pengembangan sistem yang digunakan adalah metode prototype

dengan metode pendekatan terstruktur. Alat bantu analisis dan perancangan sistem yaitu menggunakan flowmap, diagram konteks, serta DFD. Aplikasi yang digunakan dalam pembuatan software yaitu Microsoft Visual Basic 6.0 dengan aplikasi database Microsoft SQL Server 2000.

Sistem yang dibangun adalah Sistem Informasi Persediaan Bahan Baku dengan database berbasis client-server yang dapat mengelola data bahan baku, proyek, pembelian barang, serta produksi.

(3)

iv

of interiorcontracting company. Company which active in the field

of production is closely related to inventories of

raw materials. Recapitulation process raw materials inventory data on

the PT Deka is not done regularly but in times of need alone. It can be time consumingand reduces the effectiveness of the company's work, because if the companyrequires a recapitulation of the raw material data must be made in advance. And it can also disrupt the production process and purchasing process of raw materials due tothe amount of inventory of raw materials is not known with certainty.

.

System development method used is prototype method with a structured approach method. Analysis tools and system design that uses flowmap, context diagram, and Data Flow Diagram. Applications used in the manufacture of software is Microsoft Visual Basic 6.0 with Microsoft SQL Server 2000 database application.

The Built system is the Savings and Loan Information System based on

client-server database that can manage the data of raw materials,

projects, purchasing, and production.

(4)

v

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Dengan memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, karena hanya dengan rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Sistem Informasi Simpan Persediaan Bahan Baku Pada PT Deka Interior Contractor Jakarta”, yang merupakan syarat mata kuliah Skripsi dalam menyelesaikan program Strata I program studi Sistem Informasi Fakultas Teknik

dan Ilmu Komputer di Universitas Komputer Indonesia, Bandung.

Dalam penyusunan laporan Skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan baik moril maupun materil serta saran-saran dari berbagai pihak, maka dari itu

dengan segala kerendahan hati perkenankanlah penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. Ir. Eddy Suryanto Soegoto, M.Sc. selaku rektor Universitas Komputer Indonesia.

2. Dr. Arry Akhmad Arman selaku dekan Fakultas Teknik dan Ilmu

Komputer.

3. Dadang Munandar, S.E , M.Si selaku ketua Program Studi Sistem

Informasi

(5)

vi

Contractor Jakarta yang selalu memacu semangat penulis untuk

menyelesaikan skripsi ini.

7. Mamaku dan Papaku tersayang dan tercinta terima kasih atas semua kasih sayang, cinta, semangat dan pengorbanan yang telah diberikan kepada

penulis sehingga penulis bisa menjadi seperti sekarang ini, serta keluarga yang senantiasa memberikan do’a, motivasi dan dukungan yang tiada

henti dengan kasih sayang.

8. Rekan-rekan semua yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.

Penulis berharap semoga laporan Skripsi ini dapat memberikan manfaat

yang besar khususnya bagi penulis dan bagi pembaca pada umumnya. Akhir kata penulis ucapkan semoga bantuan yang telah diberikan kepada penulis dalam

penyusunan Skripsi ini akan mendapat balasan rahmat dan hidayah-Nya. Amien.

Wassalamuallaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Bandung, Juni 2011

(6)

1 1.1.Latar Belakang Masalah

Pada era globalisasi ini teknologi informasi merupakan sesuatu yang sudah tidak asing lagi, karena teknologi informasi sudah menjadi bagian dari kebutuhan yang digunakan sebagai penghasil informasi yang akurat, relevan, tepat waktu dan

up to date serta sebagai sesuatu yang dapat membantu dalam pengambilan keputusan.

Untuk mampu bersaing dalam dunia bisnis yang semakin meluas, setiap perusahaan di tuntut untuk mempersiapkan diri seoptimal mungkin yaitu dengan memaksimalkan kinerja bagian-bagian perusahaan untuk mampu berkompetensi,

untuk mendukung sebuah sistem yang ungggul dengan mengedepankan efektifitas dan efisiensi dari sumber-sumber daya yang dimiliki perusahaan.

Produktivitas merupakan hal yang sangat perlu dipertimbangkan oleh suatu perusahaan karena produktivitas mempunyai peranan yang penting dalam pencapaian tujuan dari perusahaan yang bersangkutan. Produktivitas adalah

peningkatan dari proses produksi yang telah dilakukan oleh suatu perusahaan. Peningkatan disini berarti perbandingan membaik dari jumlah sumberdaya yang

digunakan (masukan) dengan jumlah barang dan jasa yang dihasilkan (keluaran). PT. Deka Interior Contractor adalah sebuah perusahaan yang bergerak pada bidang kontraktor furnitur, yang mengolah bahan baku kayu menjadi sebuah

(7)

dari bahan baku kayu menjadi barang setengah jadi, pengamplasan, finishing

(pengecatan), pengeringan, proses aksesoris dari produk, dan tahap terakhir adalah

instal barang atau pemasangan barang atau produk sehingga menjadi barang jadi. Pembelian persediaan bahan baku pada PT. Deka Interior Contractor

hanya dilakukan apabila perusahaan mendapatkan proyek. Persediaan ini menyebabkan ongkos dan perputaran dari modal dapat terhambat walaupun persediaan bahan baku sangat penting dalam proses produksi. Oleh karena itu

perlu adanya perancanaan yang matang dalam mengambil keputusan dalam menentukan jumlah dan kapan waktu dilakukan pembeliaan bahan baku.

Dalam proses kerjanya PT. Deka Interior Contractor tidak menunggu suatu proyek yang sedang dikerjakan selesai terlebih dahulu baru mencari proyek yang lain, PT. Deka Interior Contractor dapat mengerjakan proyek-proyek lain dalam

waktu yang bersamaan selama perusahaan masih sanggup menanganinya.

Selama ini kegiatan operasional perusahaan PT. Deka Interior Contractor

masih dilakukan dengan pencatatan secara manual dan disimpan dalam bentuk arsip, sehingga kesalahan dan keterlambatan informasi sering terjadi. Apabila bagian produksi ingin mengetahui jumlah persediaan bahan baku harus melalui

bagian gudang terlebih dahulu, informasi persediaan bahan baku yang diterima bagian produksi akan tertunda apabila bagian gudang sedang sibuk dan akan

menyebabkan keterlambatan dalam permintaan pembelian bahan.

Masalah tersebut juga akan menyebabkan tertundanya pembelian bahan baku dan menyebabkan kegiaatan produksi yang tertunda. Dan pada akhirnya

(8)

Setiap bulannya dalam pembuatan laporan jumlah persediaan bahan baku yang ada di gudang sering terjadinya keterlambatan karenan harus memeriksa

arsip-arsip bahan baku setiap proyek yang sedang berjalan. Dan juga dalam pembuatan laporan proyek membutuhkan waktu yang cukup lama karena harus

mengumpulkan arsip-arsip dari bagian produksi, bagian bahan baku dan bagian keuangan.

Setelah melihat dan bertitik tolak dari latar belakang diatas maka untuk

pertumbuhan dan peningkatan produktivitas perusahaan dimasa yang akan datang perlu diperhatikan perencanaan dan pengawasan produksi dibidang bahan baku

pokok. Untuk itu penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul

Sistem Informasi Persediaan Bahan Baku Pada PT. Deka Interior

Contractor Jakartar”.

1.2.Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1.Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah persediaan bahan baku pada PT. Deka Interior

Contractor Jakarta adalah sebagai berikut :

1. Pengecekan persediaan bahan baku oleh bagian produksi tergantung pada

(9)

2. Sering terjadinya keterlambatan dalam pembuatan laporan jumlah bahan baku yang ada di gudang setiap bulannya karenan harus memeriksa arsip-arsip

bahan baku setiap proyek yang sedang berjalan.

3. Belum terintegrasinya data antar bagian perusahaan, yang menyebabkan

pembuatan laporan proyek membutuhkan waktu yang cukup lama karena harus mengumpulkan arsip-arsip dari bagian produksi, bagian bahan baku dan bagian keuangan.

1.2.2.Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang pemilihan judul diatas, penulis mencoba merumuskan masalah yang dihadapi oleh PT. Deka Contractor Interior Jakarta sebagai berikut:

1. Bagaimana Sistem Informasi Persediaan Bahan Baku yang saat ini berjalan di PT. Deka Interior Contractor Jakarta.

2. Bagaimana perancangan Sistem Informasi Persediaan Bahan Baku PT. Deka Interior Contractor Jakarta.

3. Bagaimana implementasi Sistem Informasi Persediaan Bahan Baku PT. Deka

Interior Contractor Jakarta kedalam bentuk bahasa pemograman sehingga menghasilkan program aplikasi berbasis database.

(10)

1.3.Maksud dan Tujuan Penelitian

Secara umum maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah untuk

memperoleh gambaran yang jelas mengenai persediaan bahan baku guna meningkatkan produktivitas dalam produksi. Selain itu juga untuk membangun

sebuah Sistem Informasi Persediaan Bahan Baku yang baru bagi perusahaan. Sesuai dengan judul yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk:

1. Untuk mengetahui Sistem Informasi Persediaan Bahan Baku yang saat ini berjalan di PT. Deka Interior Contractor Jakarta.

2. Untuk membuat rancangan Sistem Informasi Persediaan Bahan Baku PT. Deka Interior Contractor Jakarta.

3. Untuk mengimplementasikan rancangan Sistem Informasi Persediaan Bahan

Baku ke dalam bahasa pemrograman sehingga dihasilkan sebuah program aplikasi.

4. Untuk menguji Sistem Informasi Persediaan Bahan Baku apakah telah sesuai dengan kebutuhan PT. Deka Interior Contractor Jakarta.

1.4.Kegunaan Penelitian 1.4.1.Kegunaan Praktis

Penelitian ini diharapka bermanfaat bagi :

a. Bagi perusahaan yang menjadi objek peneliti, yaitu perusahaan mendapatkan Sistem Informasi Persediaan Bahan Baku yang dapat membantu perusahaan

(11)

b. Bagi karyawan PT. Deka Interior Contractor Jakarta sendiri, perancangan sistem ini bermanfaat untuk meningkatkan produktivitas dan efektifitas kerja

agar menjadi lebih baik dan terstruktur.

c. Bagi peneliti, yaitu dapat mengaplikasikan ilmu yang dimiliki dalam

membangun Sistem Informasi Persediaan Bahan Baku.

1.4.2.Kegunaan Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu dalam membangun sebuah sistem informasi, khususnya sistem informasi persediaan bahan baku.

1.5.Batasan Masalah

Dalam memusatkan masalah yang ada dan agar tidak menyimpang dari

pokok pembahasan penlitian ini tentang sistem informasi persediaan bahan baku dibuat batasan sebagai berikut :

1. Sistem informasi yang dibagun meliputi pengelolaan data bahan baku, pembelian barang dan produksi.

2. Pada bagian keuangan hanya dibahas tetantang pembayaran proyek, pembuatan

laporan pembelian bahan baku, dan pembayaran pembelian barang dilakukan secara tunai.

3. Tidak membahas penyaluran barang kepada konsumen. 4. Tidak membahas produk yang gagal produksi.

5. Tidak membahas retur pembelian dari supplier dan retur penjualan dari

(12)

1.6.Lokasi dan Waktu Penelitian

Penulis melakukan penelitian pada PT. Deka Interior Contractor Jakarta di

Jl. H Mochtar, Gg Swadaya No. 888, Kel. Cinangka – Sawangan Depok Telp. 021 7444350, Fax 021 7424509. Adapun waktu yang dipergunakan dalam penelitian

ini terhitung dari bulan Maret 2011 - Juli 2011. Tabel 1.1

Jadwal Kegiatan Penelitian

No Kegiatan

2011

Maret Appril Mei Juni 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Survei objek penelitian

2 Pengumpulan data a. Observasi b. Wawancara 3 Analisis Kebutuhan

a. Analisis Dokumen b. Analisis Prosedur 4 Perancangan Sistem

a. Prosedur

(13)

8

2.1.Konsep Dasar Sistem

Berikut adalah pembahasan mengenai konsep dasar sistem yang meliputi pengertian, karakteristik dan klasifikasi.

2.1.1. Pengertian Sistem

Menurut Robert G. Murdic dalam buku Analisis dan Desain Sistem

Informasi karangan Al - Bahra Bin Ladjamudin (2005 : 3) bahwa Sistem adalah sebagai seperangkat elemen-elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan bersama.

Sedangkan pengertian sistem menurut Gerald. J dalam buku Analisis dan Desain Sistem Informasi yang ditulis Al - Bahra Bin Ladjamudin (2005 : 3)

bahwa sistem yaitu suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, bekumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu.

Berdasarka pengertian sistem di atas dapat diambil kesimpulan bahwa sistem adalah suatu kumpulan elemen-elemen dari prosedur-prosedur yang saling

(14)

2.1.2. Karakteristik Sistem

Al-Bahra Bin Ladjamudin (2005 : 3) di dalam bukunya Analisis dan Desain

Sistem Informasi menjelaskan bahwa suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu diantaranya :

1. Komponen Sistem

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang saling bekerjasama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen dapat terdiri

dari beberapa sub sistem atau sub bagian, dimana setiap sub sistem tersebut memiliki fungsi khusus dan akan mempengaruhi proses sistem secara

keseluruhan.

2. Batasan Sistem

Batasan sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem

dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan dan menunjukan

ruang lingkup dari sistem tersebut.

3. Lingkungan Luar Sistem

Lingkungan luar dari suatu sistem adalah apapun di luar batas dari sistem

yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem bersifat menguntungkan dan juga merugikan. Lingkungan luar yang menguntungkan

(15)

4. Penghubung Sistem

Penghubung merupakan media yang menghubungkan antara satu subsistem

dengan subsistem yang lainnya. Keluaran dari satu subsistem akan menjadi masukan untuk subsistem lainnya melalui penghubung. Suatu subsistem dapat

berintegrasi dengan subsistem lainnya membentuk suatu kesatuan. 5. Masukan Sistem

Masukan sistem adalah energi yang dimasukan ke dalam sistem. Masukan

dapat berupa masukan perawatan dan masukan sinyal maintenance input energi yang dimasukan supaya supaya sistem dapat berjalan.

6. Keluaran Sistem

Keluaran sistem adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Keluaran dapat merupakan

masukan untuk sub sistem yang lainnya.

7. Pengolahan Sistem

Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah atau sistem itu sendiri sebagai pengolahnya. Pengolahan yang akan merubah masukan menjadi keluaran.

8. Sasaran Sistem

Suatu sistem mempunyai tujuan atau sasaran, kalau sistem tidak mempunyai sasaran maka sistem tidak akan ada. Suatu sistem dikatakan berhasil bila

(16)

2.1.3. Klasifikasi Sistem

Sistem merupakan suatu bentuk integrasi antara satu komponen dengan

komponen lainnya. Al-Bahra Bin Ladjamudin (2005 : 6) dalam bukunya Analisis dan Desain Sistem Informasi menjelaskan bahwa sistem dapat diklasifikasikan ke

dalam beberapa sudut pandang diantaranya : 1. Sistem Abstrak dan Sistem Fisik

Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak

tampak secara fisik. Misalnya sistem teologi, yaitu sistem yang berupa pemikiran-pemikiran hubungan antara manusia dengan Tuhan. Sistem fisik merupakan

sistem yang ada secara fisik. Misalnya sistem komputer, sistem operasi, sistem penjualan, dan lain sebagainya.

2. Sistem Alamiah dan Sistem Buatan Manusia

Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi karena proses alam tidak dibuat oleh manusia (ditentukan dan tunduk kepada kehendak sang pencipta alam).

Misalnya sistem perputaran bumi, sistem pergantian siang dengan malam, sistem kehidupan umat manusia. Sistem buatan masusia adalah sistem yang dirancang oleh manusia. Sistem buatan manusiayang melibatkan interaksi manusia dengan

mesin disebut dengan human-machine system atau ada yang menyebut dengan

man-machine system. Sistem informasi merupakan contoh man-machine system.

Karena menyangkut pengunaan komputer yang berinteraksi dengan manusia. 3. Sistem Tertentu dan Sistem Tak Tentu

Sistem tertentu (deterministic system) beroperasi dengan tingkah laku yang

(17)

dengan pasti, sehingga keluaran dari sistem dapat diramalkan dan relatif stabil/konstan dalam jangka waktu yang lama.

4. Sistem Tertutup dan Sistem Terbuka

Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak berhubungan dan tidak

terpengaruh lingkungan luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa ada turut campur tangan dari pihak luarnya, kenyataannya tidak ada sistem yang benar-benar tertutup hanya ada hanya relatively closed system (secara relatif

tertutup, tidak benar-benar tertutup). Sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini menerima

masukan dan menghasilkan keluaran untuk lingkungan luar atau subsistem yang lain.

2.2.Konsep Dasar Informasi

Berikut adalah konsep dasar informasi yang meliputi pengertian, kualitas

dan nilai informasi bagi pengguna.

2.2.1. Pengertian Informasi

Informasi bersumber dari data. Data adalah deskripsi dari sesuatu dan kejadian yang kita hadapi (the description of things and events that we face).

Informasi diperoleh setelah data-data mentah diproses atau diolah.

(18)

data yang telah diolah menjadi bentuk yang lebih berarti dan berguna bagi penerimanya untuk mengambil keputusan masa kini maupun yang akan datang.

Menurut Raymon McLeod dalam buku Analisis dan Desain Sistem Informasi yang ditulis Al - Bahra Bin Ladjamudin (2005 : 9) Informasi adalah

data yang telah diolah menjadi bentuk yang lebih berarti bagi penerimanya

Berdasarkan pengertian informasi di atas dapat disimpulkan bahwa informasi adalah hasil dari pengolahan satu atau beberapa data yang memiliki arti

dan manfaat.

2.2.2. Kualitas Informasi

Kualitas informasi (quality of information) dipengaruhi oleh hal-hal berikut.

1. Relevan (relevancy)

Informasi yang berkualitas akan mampu menunjukkan benamg merah

relevansi kejadian masa lalu, hari ini, dan masa depan sebagai bentuk aktivitas yang kongkrit dan mampu dilaksanakan, dan dibuktikan oleh siapa saja.

2. Akurat (accuracy)

Informasi dikatakan berkualitas jika seluruh kebutuhan informasi tersebut telah tersampaikan (Completeness), seluruh pesan telah benar/sesuai

(Correctness), serta pesan yang disampaikan sudah lengkap atau hanya sistem

yang diingnkan oleh user (Security).

3. Tepat Waktu (timeliness)

(19)

4. Ekonomis (economy)

Informasi yang dihasilkan mempunyai daya jual yang tinggi, serta biaya

operasioanl untuk menghasilkan informasi tersebut minimal, informasi tersebut juga mampu memberikan dampak yang luas terhadap laju pertumbuhan ekonomi

dan teknologi informasi. 5. Efisien (efficiency)

Informasi yang berkualitas memiliki sintaks ataupun kalimat yang

sederhana, namun memberikan makna dan hasil yang mendalam.

6. Dapat Dipercaya (reliability)

Informasi tersebut berasal dari sumber yang dapat dipercaya. Sumber tersebut juga telah teruji tingkat kejujurannya.

2.2.3. Nilai Informasi

Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif

dibandingkan dengan biaya mendapatkannya dan sebagian besar informasi tidak dapat tepat ditaksir keuntungannya dengan satuan nilai uang, tetapi dapat ditaksir nilai efektivitasnya.

2.3.Pengertian Sistem Informasi

Menurut Al - Bahra Bin Ladjamudin (2005 : 14) dalam bukunya Analisis dan Desain Sistem informasi dapat didefinisikan sebagai berikut.

(20)

2.4.Arsitektur Aplikasi

Pada Arsitektur Aplikasi dijelaskan mengenai definisi jaringan komputer,

tipe-tipe jaringan komputer, topologi jaringan komputer dan manfaat jaringan komputer.

2.4.1. Pengertian Jaringan Komputer

Menurut Abdul Kadir (2003 : 346) dalam bukunya Pengenalan Sistem Informasi,

yang disebut jaringan computer (computer network) atau sering disingkat jaringan saja adalah hubungan dua buah simpul (umumnya berupa komputer) atau lebih

yang tujuan utamanya adalah untuk melakukan pertukaran data.

2.4.2. Tipe-Tipe Jaringan Komputer

Budhi Irawan (2005 : 19) dalam bukunya Jaringan Komputer menjelaskan bahwa jaringan komputer dapat dibedakan berdasarkan cakupan geografisnya.

Ada empat kategori utama jaringan komputer yaitu : 1. LAN ( Local Area Network )

Local Area Network (LAN) adalah jaringan yang digunakan untuk

menghubungkan beberapa komputer dalam suatu area yang kecil, misalnya di dalam suatu gedung perkantoran atau kampus. Jarak antara komputer yang

(21)

2. MAN ( Metropolitan Area Network )

Metropolitan Area Network (MAN) adalah jaringan yang menghubungkan

beberapa jaringan komputer dalam wilayah yang lebih luas, cakupannya meliputi suatu kota. MAN menghubungkan LAN-LAN yang lokasinya berjauhan.

Jangkauan MAN bisa mencapai 10 km sampai beberapa ratus km. Suatu MAN biasanya bekerja pada kecepatan 1,5 sampai 150 Mbps.

3. WAN ( Wide Area Network )

WAN (Wide Area Network) dirancang untuk menghubunkan komputer-komputer yang terletak pada suatu cakupan geografis yang luas, seperti hubungan

dari satu kota ke kota lain di dalam suatu negara. Cakupan WAN bisa meliputi 100 km sampai 1.000 km dan kecepatan antar kota bervariasi antara 1,5 Mbps sampai 2,4 Gbps

4. GAN ( Global Area Network )

GAN (Global Area Network) merupakan suatu jaringan yang

menghubungkan negara-negara di seluruh dunia. Kecapatan GAN bervariasi mulai dari 1,5 Mbps sampai dengan 100 Gbps dan cakupannya mencapai ribuan kilometer. Contoh yang sangat baik dari GAN adalah internet.

2.4.3. Topologi Jaringan Komputer

(22)

Berikut ini merupakan tipe – tipe utama topologi fisik yang digunakan di dalam jaringan lokal diantaranya :

1. Topologi Linear Bus (Garis Lurus)

Topologi Linear Bus (Garis Lurus) terdiri dari satu jalur kabel utama

dimana pada masing-masing ujungnya diberikan sebuah terminator. Semua node

pada jaringan (file server, workstation, dan perangkat lainnya) terkoneksi pada sebuah kabel utama (backbone). Kelebihan topologi Linear Bus adalah mudah

dalam mengkonfigurasi komputer atau perangkat lain ke dalam sebuah kabel utama(backbone). Kelemahan dari topologi Linear Bus ini adalah seluruh jaringan

akan mati jika ada kerusakan pada kabel utama (backbone). File Server

Gambar 2.1 Topologi Linear Bus

[Sumber : Budhi Irawan, 2005, Jaringan Komputer , Graha Ilmu,

Yogyakarta]

2. Topologi Star (Bintang)

Pada topologi Star, setiap nodes (server, workstation, dan perangkat

lainnya) terkoneksi ke jasingan melewati sebuah concentrator. Kelebihan dari topologi tipe Star ini adalah apabila terdapat gangguan di suatu jalur kabel maka

(23)

bersangkutan dengan server, dan tidak gangguan jaringan lainnya. Kelemahan dari topologi star adalah membutuhkan kabel yang lebih banyak dibandingkan

dengan topologi lainnya.

File Server

concentrator

Gambar 2.2 Topologi Star

[Sumber : Budhi Irawan, 2005, Jaringan Komputer , Graha Ilmu,

Yogyakarta]

3. Topologi Ring (cincin)

Di dalam topologi Ring menggunakan teknik konvigurasi yang sama dengan topologi star tetapi pada topologi ini terlihat bahwa jalur media transmisi

menyerupai suatu lingkaran tertutup menyerupai cincin (lingkaran). Tiap

workstation ataupun server akan menerima dan melewatkan informasi dari satu

komputer ke komputer lain, bila alamat – alamat yang dimaksud sesuai maka informasi diterima dan bila tidak informasi akan dilewatkan.

Kelebihan dari topologi Ring adalah tidak terjadinya collision atau tabrakan

(24)

dalam jaringan akan selalu ikut serta mengelola informasi yang dilewatkan dalam jaringan, sehingga bila terdapat gangguan di suatu node maka seluruh jaringan

akan terganggu.

File Server

Gambar 2.3 Topologi Ring

[Sumber : Budhi Irawan, 2005, Jaringan Komputer , Graha Ilmu,

Yogyakarta]

4. Topologi Tree (Pohon)

Topologi model ini merupakan perpaduan antara topologi Bus dan Star, yang mana terdiri dari kelompok-kelompok dari workstation dengan konfigurasi

star yang terkoneksi ke kabel utama yang menggunakan topologi bus. Topologi

(25)

File Server

Gambar 2.4 Topologi Tree

[Sumber : Budhi Irawan, 2005, Jaringan Komputer , Graha Ilmu,

Yogyakarta]

2.4.4.Model Hubungan Client Server

Menurut Budi Irawan (2005 : 30) bahwa model hubungan Client-Server

memungkinkan jaringan untuk mensentralisasi fungsi dan aplikasi kepada satu atau dua dedicated file server. workstation yang berdiri sendiri dapat mengambil sumber daya yang ada pada file server. Model hubungan ini menyediakan mekanisme untuk menginterasikan seluruh komponen yang ada di jaringan dan memungkinkan banyak pengguna secara bersama-sama memakai sumber daya pada file server.

Kelebihan model hubungan Client Server yaitu sistemnya terpusat, skalabilitas yaitu kemampuan untuk meningkatkan kinerja sistem secara berangsur-angsur, fleksibel, teknologi baru dengan mudah terintegrasi ke dalam

sistem, keseluruhan komponen (client/network/server) dapat bekerja bersama. Disamping itu juga Client Server memiliki kekurangan yaitu membutuhkan biaya

(26)

2.5.Perangkat Lunak Pendukung

Berikut adalah pengenalan tentang perangkat lunak pendukung, yaitu

perangkat lunak yang digunakan dalam penelitian yang dilakukan oleh penulis. Adapun perangkat lunak pendukungnya adalah Microsoft Visual Basic 6.0,

Crystal Reports 8.5 dan Microsoft SQL Server 2000.

2.5.1. Visual Basic 6.0

Visual Basic pada dasarnya adalah sebuah bahasa pemrograman komputer berbasis Windows. Bahasa pemrograman adalah perintah-perintah atau instruksi

yang dimengerti oleh komputer untuk melakukan tugas-tugas tertentu. Visual Basic ( yang sering juga disebut dengan VB ) selain disebut sebagai sebuah bahasa pemrograman, juga disebut sebagai sarana (tool) untuk menghasilkan

program-program aplikasi berbasiskan Windows. Beberapa kemampuan atau manfaat dari Visual Basic di antaranya seperti :

1) Untuk membuat program aplikasi berbasis Windows.

2) Untuk membuat objek-objek pembantu program seperti misalnya kontrol

ActiveX, file help, aplikasi internet, dan sebagainya.

3) Menguji program (debugging) dan menghasilkan program akhir berakhiran EXE yang bersifat executable atau dapat langsung dijalankan.

Di dalam lingkungan Visual Basic, terdapat berbagai macam komponen, yaitu :

1. Menubar

Menubar adalah tempat dimana seluruh perintah (menu) ditempatkan secara

(27)

2. Toolbar

Toolbar adalah tempat sekumpulan tool yang mewakili suatu perintah tertentu

dari Visual Basic

3. Toolbox

Toolbox berada di sebelah kiri tampilan, terdiri dari beberapa ikon untuk membuat

kontrol dalam Form.

4. Form

Form disebut juga GUI (Graphical User Interface), adalah sebuah objek yang

digunakan untuk menempatkan objek-objek dari Toolbox.

5. Jendela Project

Jendela Project adalah sebuah area yang menampung project dan form.

6. Jendela Code

Jendela Code adalah suatu tempat untuk menempatkan atau memberikan kode/perintah pada objek terpilih.

7. Jendela Properties

Jendela properties adalah sebuah area yang digunakan untuk memodifikasiobjek.

8. Form Layout

(28)

Menubar Toolbar

Toolbox

Form Layout Jendela Code

Form Jendela Project

Jendela Properties

Gambar 2.5 Komponen Visual Basic

2.5.2. SQL Server 2000

SQL Server diawali dari kerja sama antara Microsoft dengan Sysbase. SQL

Server diperkenalkan pada tahun 1998 versi beta dari Ashton-Tate/Microsoft SQL yang dijalankan pada OS/2 diluncurkan. Dengan adanya Windows NT, muncul

inisiatif untuk membangun SQL Server versi Windows NT sehingga dihasilkan Microsoft SQL Server versi 4.2 untuk platform Windows NT. Kerjasama dengan Sybase masih berlanjut dan diluncurkan SQL Server 6.0 pada tahun 1995 dan

setahun kemudian SQL Server versi 6.5 diluncurkan.

SQL Server 6.5 memperbarui kemampuan transaksi dan menjadi produk

(29)

memenuhi kebutuhan pengguna yang makin meningkat, maka SQL Server perlu didisain ulang dan kerjasama dengan Sybase dihentikan. Kemudian pada tahun

1999 Microsoft SQL Server 7.0 dirilis yang difokuskan pada tiga area yaitu : easy to use, scalability dan data warehousing. Pada tahun 2000, kemudian Microsoft

meluncurkan SQL Server 2000.

1. Service Manager

Utilitas Service Manager dipakai untuk menjalankan (start) atau memberhentikan (stop dan pause) komponen-komponen server.

Gambar 2.6 SQL Server Service Manager

2. Enterprise Manager

Enterprise Manager adalah alat bantu administratif yang bersifat Graphical

User Interface (GUI). Hal-hal yang dapat kita lakukan melalui Enteprise Manager

adalah :

(30)

2) Mendaftarkan sebuah server ke dalam sebuah group,

3) Membuat database, objek, login user, dan hak-hak pada setiap server,

4) Memanggil Query Analyzer untuk membuat dan mengeksekusi perintah SQL,

5) Memanggil berbagai wizard yang tersedia.

Gambar 2.7 SQL Server Enterprise Manager

2.5.3.Crystal Report 8.5

Crystal Reports adalah piranti standar untuk pembuatan laporan pada sistem

operasi Windows, dimana cetakan/templete laporan yang dihasilkan dapat disertakan pada banyak bahasa pemrograman, untuk memudahkan crystal report

(31)

didasarkan pada tahun file User‟s Guiode), maka dapat diperkirakan versi pertama

CR diluncurkan pada tahun 1990-1992 dengan pola hitungan setiap versi

membutuhkan waktu 1 tahun.

2.6.Metode Pendekatan Sistem

Terdapat dua metode pendekatan sistem yang saat ini sering digunakan yaitu dengan menggunakan pendekatan objek dan pendekatan terstruktur. Metode

terstruktur lebih menekankan pada aliran data serta aliran dokumen pada suatu sistem dalam melakukan analisis. Metode pendekatan terstruktur. mudah

dipahami dan mudah digunakan artinya metode ini mudah dimengerti, selain itu metode terstruktur telah banyak digunakan dalam pengembangan sistem informasi.

2.7.Metode Pengembangan Sistem

Metode pengembangan sistem digunakan untuk merancang suatu sistem yang dimulai sebelum perancangan sistem yang diinginkan. Metode pengembangan sistem adalah metode prototype.

2.7.1 Metode Prototype

(32)

Terdapat 3 tahapan dalam metode prototype yaitu : a) Mendengarkan Pelanggan

Prototyping paradigma dimulai dengan pengumpulkan kebutuhan dari sistem dengan cara mendengarkan keluhan dari pelanggan.

b) Merancang dan Membuat Prototype

Pada tahapan ini, dilakukan perancangan dan pembuatan prototype sistem.

Prototype yang dibuat disesuaikan dengan kebutuhan sistem yang telah

didefinisikan sebelumnya dari keluhan pelanggan atau pengguna. c) Uji coba

Pada tahapan ini, prototype dari sistem di uji coba oleh pelanggan atau pengguna. Kemudian dilakukan evaluasi kekurangan-kekurangan dari kebutuhan pelanggan. Pengembang kemudian kembali mendengarkan keluhan dari

pelanggan untuk memperbaiki prototype yang ada.

2.8.Pengertian Kasus yang Dianalisis

Berikut ini adalah beberapa pengertian yang berhubungan dengan kasus yang dianalisis pada penelitian yang ditulis oleh penulis.

2.8.1.Pengertian Persediaan

(33)

Persediaan adalah bagian utama dari modal kerja, merupakan aktiva yang pada setiap saat mengalami perubahan ( Gitosudarmo, 2002)

2.8.2.Pengertian Bahan Baku

Menurut Mulyadi (1986 : 118) bahan baku adalah bahan yang membentuk

bagian integral produk jadi. Bahan baku yang diolah dalam perusahaan manufaktur dapat diperoleh dari pembelian lokal, pembelian import atau dari pengolahan sendiri. Adapun jenis-jenis bahan baku menurut Gunawan Adisaputro

dan Marwan Asri (1982 : 185) terdiri dari : 1. Bahan baku langsung (direct material)

Bahan baku langsung adalah semua bahan baku yang merupakan bagian daripada barang jadi yang dihasilkan. Biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan mentah langsung ini mempunyai hubungan yang erat dan sebanding

dengan jumlah barang jadi yang dihasilkan 2. Bahan baku tak langsung (indirect material)

Bahan baku tak langsung adalah bahan baku yang ikut berperanan dalam proses produksi, tetapi tidak secara langsung tamapak pada barang jadi yang dihasilkan. Seandainya barang jadi yang dihasilkan adalah meja dan kursi

maka kayu merupakan bahan baku langsung, sedangkan paku dan plamir merupakan bahan mentah tak langsung.

2.8.3.Pengertian Pembelian

Istilah purchasing atau pembelian sinonim dengan procurement atau pengadaan barang. Berikut adalah definisi procurement menurut Bodnar dan

(34)

source, ordering, and acquiring goods or services”. Pendapat tersebut kurang lebih

mempunyai arti : bahwa pengadaan barang adalah proses bisnis dalam memilih

sumber daya-sumber daya, pemesanan dan perolehan barang atau jasa.

Brown dkk. (2001:132) mengatakan bahwa secara umum pembelian bisa

didefinisikan sebagai : “managing the inputs into the organization‟s

transformation (production process)”. Pendapat tersebut kurang lebih mempunyai

arti bahwa pembelian merupakan pengelolaan masukan ke dalam proses produksi

organisasi.

2.8.4.Pengertian Produksi

Produksi adalah upaya atau kegiatan untuk menambah nilai pada suatu barang. Arah kegiatan ditujukan kepada upaya-upaya pengaturan yang sifatnya dapat menambah atau menciptakan kegunaan (utility) dari suatu barang atau

mungkin jasa. untuk melaksanakan kegiatan produksi tersebut tentu saja perlu dibuat suatu perencanaan yang menyangkut apa yang akan diproduksi, berapa

anggarannya dan bagaimana pengendalian / pengawasannya.

Bahkan harus perlu difikirkan, kemana hasil produksi akan didistribusikan, karena pendistribusian dalam bentuk penjualan hasil produksi pada akhirnya

merupakan penunjang untuk kelanjutan produksi. Pada hakikatnya kegiatan produksi akan dapat dilaksanakan bila tersedia faktor-faktor produksi, antara lain

(35)

30

3.1.Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan lokasi dimana penelitian berlangsung yaitu di PT. Deka Interior Contractor Jakarta. Adapun sejarah singkat perusahaan, visi, misi, tujuan, struktur organisasi Apotek dan deskripsi tugas adalah

sebagai berikut:

3.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan

PT. Deka Interior Contractor adalah perusahaan yang didirikan pada tahun 2005 dan dikelola oleh Bapak Budi Eka Putra yang juga sebagai desainer

contraktornya. Perusahaan ini bergerak pada bidang interior contractor. Selain memproduksi furniture, perusahaan ini juga mendesain ruangan yang akan

direnovasi.

Awalnya PT. Deka Interior Contractor hanya dijalankan dan dikelola oleh Bapak Eka sendiri. Dengan modal kemahiran dalam bidang desain interior dan

pengalamannya bekerja pada perusahaan-perusahaan desain interior membuat Bapak Eka memberanikan diri untuk membuat usaha sendiri. Ia hanya membuat

(36)

Seiring dengan kepercayaan PT. PLN (Persero) Gandul yang memberikan proyek yang bertahap dan berlanjut sampai sekarang kepada Bapak Eka, maka ia

memberanikan diri dan memutuskan untuk membuat perusahaan sendiri dan merekrut beberapa orang karyawan untuk memulai perusahaannya tersebut.

PT. Deka Interior Contractor yang mulanya beralamat di Cilandak, Ratu Prabu II, hanya berupa rumah kecil dan semua kegiatan administrasi, keuangan, dan desain dilakukan di rumah ini. Karyawannya pun dulu hanya berjumlah 4

orang yang terdiri dari, satu orang pada administrasi/sekretaris, satu orang pada bidang keuangan, satu orang pada bidang desain interior dan 1 orang lagi

supervisor. Dan produksi barang/furniture, PT. Deka Interior Contractor memberikan proyek juga kepada perusahaan manufaktur. Karena mempertimbangkan lokasinya sekarang dengan lokasi proyek, maka ia

memutuskan untuk pindah lokasi.

Pada tahun 2008, PT. Deka Interior Contractor resmi pindah tempat di Jl.

Pendidikan Gg H. Mochtar No. 888, Kelurahan Cinangka-Sawangan Depok (Jakarta). Dengan tempat yang lebih luas dan juga memperlihatkan desain tempat yang sangat menyenangkan, nyaman dan fasilitas yang memadai. Karena

tempatnya yang lebih luas, maka ia memutuskan untuk membuat ruangan produksi. Sehingga ia bisa memproduksi sendiri barang/furniture yang dibutuhkan

dengan juga memikirkan keefisienan biaya apabila ia masih bekerja sama dengan perusahaan manufaktur lainnya.

Perusahaan ini melakukan proses produksi furniture berupa bahan baku

(37)

keinginan konsumen/pemesan. Jenis produk yang dihasilkan adalah meja, lemari, credensa, dan furniture lainnya.

Kapasitas produksi perusahaan ini adalah dua sampai tiga produk/perhari dengan jumlah karyawan bagian produksi adalah 15 orang dengan hari kerja

senin-jumat. Selain di kota Jakarta, perusahaan ini juga sudah bekerja sama pada perusahaan di kota Palembang, Bandung dan beberapa kota lainnya.

3.1.2. Visi dan Misi Perusahaan

Setiap instansi perusahaan tentunya memiliki visi dan misi, adapun visi dan misi dari PT. DeKa Interior Contractor Jakarta diantaranya:

a) Visi

“Menjadi Perusahaan yang dapat diandalkan dan bersaing pada bidang

Contractor Interior”

b) Misi

1. Meningkatkan kualitas produk di bidang furniture

(38)

3.1.3. Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur Organisasi PT. Deka Interior Contractor Jakarta ditunjukkan pada

gambar berikut ini.

Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. Deka Interior Contractor Jakarta

3.1.4. Deskripsi Tugas

Berikut ini merupakan penjelasan tentang pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab masing-masing bagian di dalam struktur organisasi pada PT.

Deka Interior Contractor Jakarta adalah sebagai berikut: 1. Direktur Utama

a. Memimpin jalannya perusahaan dan bertanggung jawab akan

kelangsungan hidup perusahaan.

b. Menetapkan perencanaan dan kebijaksanaan perusahaan.

(39)

d. Menetapkan kebijaksanaan dan perencanaan final mengenai masalah keuangan.

e. Mencari pelanggan baru.

f. Melakukan persentasi mengenai tender yang ada untuk mendapatkan

proyek.

g. Mengangkat/merekrurt karyawan baru

h. Memanggil karyawan yang absen dan memberikan peringatan.

i. Menjaga agar terciptanya hubungan yang harmonis diantara para pekerja j. Bertanggung jawab atas kelancaran jalannya proses produksi.

2. Sekretaris

a. Melakukan pencatatan mengenai kegiatan direktur

b. Melakukan pencatatan mengenai kegiatan yang terjadi di PT. Deka

Interior Contractor Jakarta

c. Bertanggung jawab atas kelancaran, kebenaran dan keakuratan

administrasi perusahaan.

d. Mengusahakan penerimaan dan pengelolaan data yang memungkinkan dihasilkannya suatu laporan yang cepat dan akurat.

e. Mengawasi karyawan yang keluar atau masuk pabrik. 3. Bagian Keuangan

a. Melakukan koordinasi dengan direktur untuk menetapkan upah karyawan.

b. Membuat semua transaksi yang dilakukan oleh perusahaan

(40)

d. Mengelola keuangan perusahaan secara efektif dan efisien. 4. Bagian Perencanaan

a. Bertugas membuat perencanaan terhadap proyek yang akan dikerjakan. b. Pembuatan rancangan desain.

5. Bagian Pengadaan

a. Melakukan pembelian bahan baku dasar dari supplier dan pembelian bahan baku tambahan.

6. Bagian Gudang

a. Bertanggung jawab atas semua penerimaan barang dari supplier.

b. Bertanggung jawab atas penyimpanan dan pemeliharaan bahan baku. c. Mengatur keluar masuk barang yang ada di gudang.

d. Menyimpanan dan pemeliharaan barang hasil produksi.

e. Membuat laporan persediaan bahan baku. 7. Bagian Produksi

a. Memiliki tugas dalam mengolah bahan baku menjadi produk.

b. Membuat laporan kegiatan produksi. 8. Supervisor

a. Mengawasi pekerja dan pekerjaan baik pada saat proses produksi maupun pada saat instol barang.

(41)

3.2.Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara atau teknik ilmiah untuk memperoleh

data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara atau teknik ilmiah yang dimaksud adalah dimana kegiatan penelitian itu dilaksanakan berdasarkan

ciri-ciri keilmuan, yaitu Rasional berarti penelitian dilakukan dengan cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh nalar manusia. Empiris berarti cara atau teknik yang dilakukan selama penelitian itu dapat diamati oleh indera

manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara atau teknik atau langkah yang digunakan selama proses penelitian. Sistematis,

maksudnya adalah proses yang dilakukan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang logis.

3.2.1.Jenis dan Metode Pengumpulan Data

Jenis dan metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

3.2.2.1. Sumber Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh peneliti dengan cara

meneliti langsung ke PT. Deka Interior Contractor Jakarta.

a) Observasi

(42)

b)Wawancara

Metode ini dilakukan peneliti kepada pimpinan PT. Deka Interior

Contractor Jakarta dan para pekerja dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang bertujuan untuk mengetahui permasalahan apa saja yang terjadi dalam

perusahaan tersebut.

3.2.2.2. Sumber Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh peneliti melalui dokumentasi-dokumentasi yang ada di PT. Deka Interior Contractor Jakarta.

Dokumentasi merupakan cara pengumpulan data dengan mempelajari dokumen-dokumen yang ada di PT. Deka Interior Contractor Jakarta terkait dengan proses persediaan bahanbaku.

3.2.2. Metode Pendekatan dan Pengembangan Sistem

Metode pengembangan sistem digunakan untuk merancang suatu sistem yang dimulai sebelum perancangan sistem yang diinginkan. Berikut ini adalah uraian dari metode pendekatan dan pengembangan sistem:

3.2.3.1. Metode Pendekatan Sistem

(43)

mudah dimengerti, selain itu metode terstruktur telah banyak digunakan dalam pengembangan sistem informasi.

3.2.3.2. Metode Pengembangan Sistem

Metode pengembangan sistem yang digunakan adalah prototype. Paradigma

prototype dimulai dengan pengumpulan kebutuhan, pengembang dan pelanggan

bertemu dan mendefinisikan obyektif keseluruhan dari perangkat lunak,

mengidentifikasi segala kebutuhan yang diketahui, dan area garis besar dimana definisi lebih jauh merupakan keharusan kemudian dilakukan perancangan kilat.

Terdapat 3 tahapan dalam metode prototype yaitu : a) Mendengarkan Pelanggan

Prototyping paradigma dimulai dengan pengumpulkan kebutuhan dari

sistem dengan cara mendengarkan keluhan dari pelanggan. b) Merancang dan Membuat Prototype

Pada tahapan ini, dilakukan perancangan dan pembuatan prototype sistem.

Prototype yang dibuat disesuaikan dengan kebutuhan sistem yang telah

didefinisikan sebelumnya dari keluhan pelanggan atau pengguna.

c) Uji coba

Pada tahapan ini, prototype dari sistem di uji coba oleh pelanggan atau

(44)

3.2.3.3. Alat Bantu Analisis dan Perancangan

Alat bantu analisis dan perancangan atau yang digunakan adalah flow

map, diagram konteks, data flow diagram (DFD), kamus data dan perancangan basis data yang meliputi normalisasi dan tabel relasi.

1) Flow Map

Flowmap adalah aliran data yang menggambarkan bagaimana aliran data

berbentuk dokumen atau formulir dalam sistem informasi.

2) Diagram Kontek

Menurut Al - Bahra Bin Ladjamudin (2005 : 64) dalam bukunya Analisis dan Desain Sistem Informasi, Diagram Konteks adalah diagram yang terdiri dari

suatu proses dan menggambarkan ruang lingkup suatu sistem.

3) Data Flow Diagram

Menurut Al - Bahra Bin Ladjamudin (2005 : 64) dalam bukunya Analisis dan Desain Sistem Informasi, DFD merupakan model dari sistem untuk

menggambarkan pembegian sistem ke modul yang lebih kecil.

4) Kamus Data

Menurut Al - Bahra Bin Ladjamudin (2005 : 70) dalam bukunya Analisis dan Desain Sistem Informasi, Kamus Data disebut juga System Data Dictionary

(45)

sistem informasi. Dengan menggunakan kamus data, analisis sistem dapat mendefinisikan data yang mengalir di sistem secara lengkap. Kamus data

memuat hal-hal seperti : Nama arus data, Alias, Bentuk Data, Arus Data dan Penjelasan.

5) Perancangan Basis Data

Menurut Abdul Kadir (2002 : 254) dalam bukunya Pengenalan Sistem

Informasi, Basis Data (database) adalah suatu pengorganisasian sekumpulan data yang saling terkait sehingga memudahkan aktivitas untuk memperoleh sistem

informasi. Jadi perancangan basis data bertujuan agar pada database dan tabel tidak ada data yang sama (redundance).

a.Normalisasi

Dalam buku Analisis dan Desain Sistem Informasi yang ditulis Al - Bahra

Bin Ladjamudin (2005 : 169) Normalisasi adalah suatu proses memperbaiki / membangun dengan model data relasional, dan secara umum lebih tepat dikoneksikan dengan model data logika.

Normalisasi adalah proses pengelompokan data kedalam bentuk tabel atau relasi atau file untuk menyatakan entitas dan hubungan mereka sehingga terwujud

satu bentuk database yang mudah untuk dimodifikasi.

Normalisasi merupakan suatu proses pengelompokan data elemen menjadi tabel-tabel yang menunjukkan entity dan relasinya. Adapun tujuan dari

(46)

1. Meminimalkan duplikasi data

2. Untuk mempermudah pemodifikasian data.

3. Memungkinkan suatu model untuk digambarkan dalam perancangan database.

Aturan dalam pembentukan normalisasi adalah sebagai berikut : a. Bentuk tidak Normal (Unnormalized Form)

Bentuk ini merupakan kumpulan data yang akan direkam, tidak ada

keharusan mengikuti suatu format tertentu, dapat saja data tidak lengkap atau terduplikasi. Data dikumpulkan apa adanya sesuai dengan saat menginput.

b. Bentuk Normal Kesatu (First Normal Form/1 NF)

Pada bentuk normal ke satu ada syarat-syarat yang harus dipenuhi, yaitu : setiap data dibentuk dalam flat file, data dibentuk dalam suatu record demi record dan nilai dari field berupa “atomic value”. Tidak ada set atribut yang

berulang atau atribut bernilai ganda. Telah ditentukan primary key untuk

tabel/relasi tersebut

c. Bentuk Normal Kedua (Second Normal Form/2 NF)

Bentuk normal kedua mempunyai syarat yang harus dipenuhi yaitu :

bentuk data telah memenuhi kriteria untuk bentuk normal kesatu. Atribut bukan kunci (non-key) haruslah memiliki ketergantungan fungsional

sepenuhnya (fully functional dependency) pada kunci utama atau primary key. d. Bentuk Normal Ketiga (Third Normal Form/3 NF)

Pada normal ketiga bentuk data harus telah memenuhi criteria normal

(47)

transitif, dengan kata lain suatu atribut bukan kunci (non-key) tidak boleh memiliki ketergantungan fungsional (functional dependency) terhadap atribut

bukan kunci lainnya.

b.Tabel Relasi

Relasi dalam database menunjukkan hubungan atau keterkaitan antar tabel-tabel. Dengan adanya relasi data dari beberapa tabel dapat ditampilkan sebagai

satu kesatuan informasi dalam bentuk query, form atau report.

Suatu relasi dibentuk dengan menyamakan data pada key field dari dua

tabel, biasanya field yang memiliki nama yang sama pada kedua tabel, dimana

field tersebut biasanya merupakan primary key dari tabel pertama, yang memiliki

nilai unique untuk setiap record, dan menjadi foreign key pada tabel kedua.

3.2.3. Pengujian Software

Pengujian software adalah proses untuk memastikan apakah semua fungsi dalam sistem bekerja dengan baik, dan mencari apakah masih ada kesalahan pada sistem. Pengujian atau testing software bertujuan untuk

menjamin kualitas software, dan juga menjadi peninjauan terakhir terhadap spesifikasi, desain dan pengkodean.

(48)

Pendekatan ini melakukan pengujian terhadap fungsi operasional

software. Pendekatan ini biasanya dilakukan oleh penguji yang tidak ikut serta

dalam pengkodean software.

2. Pendekatan white-box testing

Metoda ini dilakukan oleh orang yang memahami cara kerja operasi

(49)

44

4.1.Analisis Sistem Yang Berjalan

Analisa sistem yang berjalan di PT. Deka Interior Contractor Jakarta terdiri dari analisa dokumen, flowmap, diagram konteks dan data flow diagram. Analisasistem dalam suatu perusahaan sangat penting karena fungsi dari analisis

itu sendiri yaitu untuk mengetahui bagaimana sebuah sistem itu berjalan agar sistem yang dibuat menghasilkan output yang diinginkan dan dapat mencapai

tujuan yang direncanakan.

4.1.1. Analisis Dokumen

Analisis dokumen merupakan suatu metode analisis data dengan cara mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan objek yang akan diteliti dan

pengujian arsip atau dokumen yang ada pada instansi terkait. Analisis dokumen juga merupakan salah satu hal yang dapat membantu dalam perancangan sistem, analisis dokumen yang terdapat pada sistem informasi persediaan bahan baku

pada PT. Deka Interior Contractor Jakarta adalah sebagai berikut. 1. Laporan Pembelian Bahan Baku

Nama Dokumen : Laporan Pembelian Bahan Baku

Fungsi : Digunakan untuk mencatat pembelian bahan baku

Elemen Data : No. Nota, tanggal, supplier, nama bahan baku, satuan,

(50)

2. Kartu Persediaan Bahan Baku

Nama Dokumen : Kartu Persediaan Bahan Baku

Fungsi : Digunakan untuk mencatat data bahan baku

Elemen Data : No. Kartu, supplier, nama bahan baku, keterangan,

tangggal masuk, tanggal keluar, sisa, paraf, keterangan. 3. Surat Permintaan Pembelian Barang

Nama Dokumen : Surat Permintaan Pembelian Barang

Fungsi : Digunakan untuk mencatat permintaan pembelian barang. Elemen Data : No.SPPB Tanggal, No, Nama Bahan Baku, Satuan,

Kuantitas, Keterangan. 4. Surat Permintaan Bahan Baku

Nama Dokumen : Surat Permintaan Bahan Baku

Fungsi : Digunakan untuk mencatat permintaan bahan baku.

Elemen Data : No.SPBB, Tanggal, No, Nama Bahan Baku, Satuan,

Kuantitas, Keterangan. 5. Bukti Pengeluaran Bahan Baku

Nama Dokumen : Bukti Pengeluaran Bahan Baku

Fungsi : Digunakan untuk mencatat pengeluaran bahan baku Elemen Data : No. Bukti, tanggal, no, dipakai, nama bahan baku, satuan,

diminta, dikirim, harga, jumlah, disetujui, diserahkan, dibutuhkan.

6. Surat Permintaan Pembelian Barang

(51)

Fungsi : Digunakan untuk mencatat permintaan pembelian bahan baku dari bagian produksi yang diserahkan kebagian

pengadan.

Elemen Data : No. SPPB, tanggal, proyek, no, nama bahan baku, satuan,

kuantisas. 7. Surat Permintaan Bahan Baku

Nama Dokumen : Surat Permintaan Bahan Baku

Fungsi : Digunakan untuk mencatat permintaan bahan

baku dari bagian produksi yang diserahkan kebagian

gudang.

Elemen Data : No. SPBB, tanggal, no, proyek, nama bahan baku, satuan, kuantisas.

8. Daftar Harga Barang Jadi

Nama Dokumen : Daftar Harga Barang Jadi

Fungsi : Digunakan untuk mencatat data barang yang sudah di produksi.

Elemen Data : No. Uraian Barang, Unit, QTY, Harga Satuan Total, Total

Keseluruhan

9. Laporan Penggunaan Bahan Baku dan Harga per Item

Nama Dokumen : Laporan Penggunaan Bahan Baku dan Harga per Item Fungsi : Digunakan untuk mencatat jumlah penggunaan bahan

baku beserta harga barang pada suatu proyek.

(52)

4.1.2. Analisis Prosedur yang berjalan

a) Prosedur Pembelian Bahan baku yang sedang berjalan : 1. Bagian perencanaan menyerahkan data proyek ke bagian gudang.

2. Bagian gudang akan membuat SPPB (Surat Permintaan Pembelian Barang)

berdasarkan data proyek, lalu diserahkan ke bagian pengadaan.

3. Bagian pengadaan yang sudah menerima SPPB akan membuat SPB (Surat Pembelian Barang), lalu diserahkan pada supplier.

4. Supplier akan membuat Surat Jalan (rangkap 2) sebagai data pesanan pembelian barang. Surat Jalan 1 diserahkan pada bagian gudang pada saat

penyerahan barang. Surat Jalan 2 diserahkan pada bagian keuangan untuk meminta pembayaran atas pembelian barang.

5. Lalu bagian gudang akan melakukan update data bahan baku.

6. Bagian keuangan akan melakukan pembayaran kepada supplier.

7. Bagian keuangan akan membuat laporan pembelian barang dan diserahkan

kepada pimpinan.

8. Bagian keuangan akan membuat laporan keuangan proyek yang kemudian diserahkan kepada konsumen sebagai permintaan pembayaran proyek.

9. Konsumen akan melakukan pembayaran kebagian keuangan.

b)Prosedur Pengeluaran Bahan Baku yang Berjalan :

1. Bagian perencanaan menyerahkan data proyek ke bagian produksi.

2. Bagian produksi lalu membuat SPBB (Surat Peermintaan Bahan Baku)

(53)

3. Bagian gudang akan melakukan pengecekan stok bahan baku, apabila stok mencukupi permintaan maka akan dibuatkab BPBB (Bukti Pengeluaran Bahan

Baku) lalu diserahkah pada bagian produksi. Sedangkan apabila stok bahan baku tidak mencukupi permintaaan maka dilakukan pembelian bahan baku.

4. Bagian gudang akan membuat laporan persediaan bahan baku yang lalu diserahkan kepada pimpinan.

5. Bagian produksi akan membuat laporan kegiatan produksi yang lalu diserahkan

kepada pimpinan.

6. Bagian produksi akan membuat laporan proyek yang lalu diserahkan kepada

proyek.

4.1.2.1. Flow Map Pembelian Bahan Baku yang Berjalan

Flow Map pembelian bahan baku yang sedang berjalan adalah gambaran

(54)

Flow Map Pembelian Bahan Baku

Gambar 4.1 Flow Map Pembelian Bahan Baku yang Berjalan Keterangan :

SPPB : Surat Permintaan Pembelian Barang SPB : Surat Pembelian Barang

(55)

4.1.2.2. Flow Map Pengeluaran Bahan Baku yang Berjalan

Flow Map pengeluaran bahan baku yang sedang berjalan adalah gambaran

mengenai prosedur pengeluaran bahan baku dari bagian gudang ke bagian produksi yang digambarkan pada gambar 4.2. dalam suatu flow map pengeluaran

bahan baku yang sedang berjalan.

Flow Map Pengeluaran Bahan Baku

Perencanaan Produksi Gudang Pimpinan

BPBB

Data Proyek Data Proyek

Laporan

(56)

Keterangan :

SPBB : Surat Permintaan Bahan Baku BPBB : Bukti Pengeluaran Bahan Baku SPPB : Surat Permintaan Pembelian Barang SPB : Surat Pembelian Barang

AG : Arsip Gudang Apr : Arsip Produksi AP : Arsip Pengadaan

4.1.2.3. Diagram Konteks Sistem yang Berjalan

Diagram konteks merupakan diagram tingkat atas, yaitu diagram dari sebuah sistem informasi yang menggambarkan aliran-aliran data ke dalam dan ke luar sistem atau ke dalam dan ke luar entitas-entitas eksternal. Entitas-entitas

eksternal adalah entitas-entitas yang terletak di luar sistem yang mengirim data atau menerima data dari sistem tersebut.

Berdasarkan Flow Map yang sedang berjalan diatas, maka dapat disimpulkan dalam diagram konteks terdapat tiga entitas luar yaitu Perencanaan, Supllier, Konsumen dan Pimpinan. Diagram konteks sistem informasi persediaan

(57)

Sistem Informasi

Persediaan Bahan Baku Pimpinan Suplier

Pembayaran Surat Jalan 1

Laporan Persediaan Bahan Baku Laporan Pembelian

Bahan Baku Surat Jalan 2

Perancanaan

Laporan Kegiatan Produksi

Data Proyek Konsumen

Laporan Proyek Permintaan

Pembayaran Pembayaran

Gambar 4.3Diagram Konteks yang Berjalan

4.1.2.4. Data Flow Diagaram

Data Flow Diagram (DFD) adalah suatu gambaran sistem secara logika. Diagram biasanya digunakan untuk membuat sebuah modul sistem informasi

dalam bentuk jaringan proses-proses yang saling terhubung satu sama lainnya. DFD digunakan untuk menggambarkan berapa hal meliputi komponen-komponen dalam sebuah sistem, aliran-aliran data diantara komponen-komponen tersebut,

(58)

1) DFD Level 0 Surat jalan 1 & 2

Perencanaan Data Proyek

Gambar 4.4DFD Level 0 yang Berjalan Keterangan :

SPB : Surat Pembelian Barang

2) DFD Level 1 Pembelian bahan baku

1.5

Surat jalan 1, Kartu

persediaan bahan baku Update kartu 1.3 persediaan

(59)

Keterangan :

SPPB : Surat Permintaan Pembelian Barang SPB : Surat Pembelian Barang

2) DFD Level 1 Pengeluaran bahan baku

2.2

Gambar 4.6DFD Level 1 Proses 2.0 yang Berjalan Keterangan :

(60)

4.1.3. Evaluasi Sistem yang Berjalan

Analisa terhadap kelemahan sistem yang lama bertujuan untuk

menunjukkan apa saja yang tidak optimal dalam sistem tersebut yang dapat diidentifikasi sebagai berikut :

Tabel 4.1 Hasil Evaluasi Sistem Informasi yang Berjalan

No Permasalahan Rencana Solusi

1.

2.

3.

Banyak proses manual yang dapat di otomatisasi untuk mempercepat

pelayanan, misalnya pengecekan persediaan bahan baku, penerimaan pembelian bahan baku dan

pembuatan laporan.

Kurang efiktifnya penyimpanan data

berbentik arsip, yang menyababkan sulitnya melakukan pengecekan data

persediaan bahan baku.

Apabila bagian produksi ingin mengetahi jumlah persediaan bahan

baku bahan baku harus melalui bagian gudang terlebih dahulu.

Dibuatkan Sistem Informasi yang dapat melakukan otomatisasi

proses-proses tersebut.

Dibuatkan basis data sebagai

penyimpanan datanya.

Dibuatkan Sistem Informasi yang berbasis Database client server.

Sehingga data persediaan bahan baku dapat di akses setiap saat oleh

(61)

4.2.Perancangan Sistem

4.2.1. Tujuan Perancangan Sistem

Tujuan perancangan sistem adalah untuk menghasilkan suatu rancangan sistem yang baik, karena dengan adanya rancangan sistem yang tepat maka akan

menghasilkan sistem yang stabil dan mudah dikembangkan di masa mendatang. Dan juga untuk mengatasi permasalahan yang terjadi pada sistem yang sedang berjalan.

4.2.2. Gambaran Umum Sistem yang Diusulkan

Pada sistem baru yang diusulkan, terjadi perubahan pada proses pengolahan data pembelian, data persediaan bahan baku dan data produksi.

Data-data tersebut akan disimpan pada sebuah Data-database yang saling terintegrasi sehingga informasi mengenai persediaan dapat dikelola dengan mudah dan data

persediaan yang selalu up to date.

4.2.3. Perancangan Prosedur yang Diusulkan

a. Prosedur Pembelian Bahan Baku yang Diusulkan

1. Bagian Pengadaan menyarahkan data proyek pada bagian produksi.

2. Bagian produksi akan menginput data proyek dan menginput bahan baku yang akan dibeli pada FPBB (Form Permintaan Pembelian Barang).

3. Bagian pengadaan akan melakukan pengecekan FPBB (Form Permintaan

Pembelian Barang), apabila ada FPBB baru yang belum di proses maka bagian pengadaan akan membuat SPB (Surat Pembelian Barang), lalu

(62)

4. Supplier akan membuat Surat Jalan (rangkap 2) sebagai data pesanan pembelian barang. Surat Jalan 1 diserahkan pada bagian gudang pada saat

penyerahan barang. Surat Jalan 2 diserahkan pada bagian keuangan untuk meminta pembayaran atas pembelian barang.

5. Bagian gudang akan menginput data bahan baku dan membuat bukti penerimaan barang yang kemudian diserahkan kepada bagian keuangan. 6. Bagian keuangan akan melakukan pemebayaran kepada supplier.

7. Bagian keuangan akan membuat laporan pembelian barang dan diserahkan kepada pimpinan.

8. Bagian produksi melakukan pengecekan persediaan bahan baku pada database, lalu menginput permintaan pembelian pada FPBB (Form Permintaan Pembelian Barang) berdasarkan data proyek dan sisa bahan baku

yang tersedia.

9. Bagian produksi membuat laporan proyek yang berjalan lalu diserahkan

kepada bagian keuangan, bagian keuangan menyerahkan laporan tersebut kepada konsumen sebagai permintaan pembayaran.

10. Konsumen akan melakukan pembayaran kebagian keuangan.

b. Prosedur Pengeluaran Bahan Baku yang Diusulkan

(63)

2. Bagian gudang akan melakukan pengecekan apakah ada FPBB (Form Permintaan Bahan Baku) baru yang belum di proses.

3. Bagian gudang akan membuatkan BPBB (Bukti Pengeluaran Bahan Baku), lalu diserahkan ke Bagian Produksi.

4. Bagian gudang akan membuat laporan persediaan bahan baku lalu diserahkan kepada pimpinan.

5. Bagian produksi akan mengunputjan kegiatan produksi pada database, lalu

membuat laporan kegiatan produksi yang nantinya diserahkan kepada pimpinan.

6. Bagian produksi membuat laporan proyek lalu diserahkan kepada pimpinan.

4.2.3.1. Flow Map Pembelian Bahan Baku yang Diusulkan

Flow Map pembelian bahan baku yang sedang berjalan adalah gambaran

(64)

Flow Map Pembelian Bahan Baku

Pimpinan

Perencanaan Produksi Gudang Pengadaan Supplier Keuangan Konsumen

Surat jalan Data Proyek Data Proyek

Buat Laporan Proyek dan Input

Permintaan

Input Permintaan PembelianFPPB

Persediaan habis?

ya

Gambar 4.7 Flow Map Pembelian Bahan Baku yang Diusulkan Keterangan :

(65)

4.2.3.2. Flow Map Pengeluaran Bahan Baku yang Diusulkan

Flow Map pembelian bahan baku yang sedang berjalan adalah gambaran

mengenai prosedur pengeluaran bahan baku yang telah terkomputerisasi, yang digambarkan pada gambar 4.8. dalam suatu flow map pengeluaran bahan baku

yang diusulkan.

Flow Map Pengeluaran Bahan Baku

Pimpinan Gudang

Produksi

Input bahan baku yang diminta pada

form FPBB

(66)

Keterangan :

FPBB : Form Permintaan Bahan Baku BPBB : Bukti Pengeluaran Bahan Baku Apr : Arsip Produksi

4.2.3.3. Diagram Kontek yang Diusulkan

Sistem Informasi

Persediaan Bahan Baku Pimpinan

Suplier

Pembayaran Surat Jalan 1

Laporan Persediaan Bahan Baku

Laporan Pembelian Bahan Baku Surat Jalan 2

Kwitansi Bukti Pembayaran

Perancanaan

Laporan Kegiatan Produksi

Data Proyek

Konsumen

Laporan Proyek Laporan

Proyek yang berjalan Pembayaran

(67)

4.2.3.4. Data Flow Diagram Surat jalan 1 & 2

Perencanaan Data Proyek

Gambar 4.10. DFD Level 0 yang Diusulkan Keterangan :

SPB : Surat Pembelian Barang

2) DFD Level 1 Pembelian bahan baku

1.7 Input data proyek

dan input

Data pembelian bahan baku

Data pembelian bahan baku Buat bukti 1.5 penerimaan

(68)

Keterangan :

FPPB : Form Permintaan Pembelian Barang SPB : Surat Pembelian Barang

2) DFD Level 1 Pengeluaran bahan baku

Laporan Kegiatan

Gambar 4.12. DFD Level 1 Proses 2.0 yang Diusulkan Keterangan :

Gambar

Gambar 2.7  SQL Server Enterprise Manager
Gambar 4.1 Flow Map Pembelian Bahan Baku yang Berjalan
Gambar 4.2 Flow Map Pengeluaran Bahan Baku yang Berjalan
Gambar 4.3 Diagram Konteks yang Berjalan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penerapan sistem aplikasi ini dapat membantu kegiatan perencanaan bahan baku untuk proses produksi dapat dilakukan dengan baik sehingga dapat memproduksi dengan efektif dan

Pengeluaran bahan baku merupakan awal dimulainya suatu proses produksi. Satu tindakan pengeluaran bahan baku mengakibatkan dua persoalan pokok, yaitu di satu

Untuk mengatasi kendala yang muncul maka perusahaan harus membuat sistem baru agar semua proses transaksi di perusahaan dapat terkontrol dengan baik dan pengolahan

Uang Muka Pembelian adalah pengeluaran uang yang dilakukan oleh perusahaan dalam rangka pengadaan bahan baku yang karena persyaratan pembayarannya, mengharuskan

1.4.3 Bagi Perusahaan Penelitian ini dapat menjadi bahan masukan cara evaluasi manajemen dalam upaya meningkatkan kebijakan perusahaan serta dapat mengukur efisien dan

Dirgantara Indonesia (Persero), pelaksanaan pengendalian internal pada perusahaan belum seluruhnya efektif dan efisien, karena masih terdapat komponen-komponen sistem

Tujuan utama perusahaan memiliki persediaan agar perusahaan dapat menekankan pengeluaran seminimal mungkin dengan kinerja serta keuntungan perusahaan lebih optimal,

Penerapan sistem aplikasi ini dapat membantu kegiatan perencanaan bahan baku untuk proses produksi dapat dilakukan dengan baik sehingga dapat memproduksi dengan efektif dan