• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Anggaran Biaya Inventaris Pada Balai Diklat BPK RI Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Peranan Anggaran Biaya Inventaris Pada Balai Diklat BPK RI Medan"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

PERANAN ANGGARAN BIAYA INVENTARIS

PADA BALAI DIKLAT BPK RI

MEDAN

Oleh :

NUR RAHAYU 112102151

PROGRAM STUDI D3 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS MEDAN

LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR

NAMA : NUR RAHAYU

NIM : 112102151

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI

JUDUL TUGAS AKHIR : PERANAN ANGGARAN BIAYA

INVENTARIS PADA BALAI DIKLAT BPK RI MEDAN

Tanggal …. Juli 2014 Dosen Pembimbing Tugas Akhir

(Drs. Rustam, M.Si, Ak, CA) NIP. 19511114 198203 1 002

Tanggal …. Juli 2014 Ketua Prodi Diploma III Akuntansi

(Drs. Rustam, M.Si, Ak, CA) NIP. 19511114 198203 1 002

Tanggal …. Juli 2014 Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU

(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS MEDAN

PENANGGUNG JAWAB TUGAS AKHIR

NAMA : NUR RAHAYU

NIM : 112102151

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI

JUDUL TUGAS AKHIR : PERANAN ANGGARAN BIAYA

INVENTARIS PADA BALAI DIKLAT BPK RI MEDAN

MEDAN, Juli 2014

(4)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji syukur yang tiada terhingga penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan tepat sesuai dengan waktu yang direncanakan.Tugas akhir ini disusunsebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya.pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Diploma III Akuntansi Universitas Sumatera Utara. Dalam rangka memenuhi kewajiban tersebut maka penulis menyusun tugas akhir ini dengan judul “Peranan Anggaran Biaya Inventaris Pada Balai Diklat BPK RI Medan”.

Dalam penulisan tugas akhir ini tidak mungkin dapat penulis selesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak, baik dukungan moril maupun materil.Untuk itu dari lubuk hati yang paling dalam, penulis menghaturkan rasa hormat dan ucapan terima kasih atas bantuan dan bimbingan yang tiada terkira nilainya, kepada semua pihak yang terlibat.

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec. Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Rustam, M.Si, Ak, CA selaku Ketua Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Dosen Pembimbing.

(5)

ii

Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Mamik Mis Chastina, selaku Kepala Balai Diklat BPK RI Medan yang telah memberikan izin melaksanakan riset.

5. Bapak Muhammad Taufiq, S.E. selaku Kepala Sub Bagian Sekretariat Balai Diklat BPK RI Medan.

6. Bapak Sa’adus yang bersedia memberikan waktu dan kesempatan untuk penulis sehingga penulis dapat melengkapi data tugas akhir ini. 7. Teristimewa untuk kedua Orang Tua penulis tercinta, Ayahanda

Sutarjo dan Ibunda Inggriani yang telah membesarkan, mendidik dan memberikan kasih sayang, doa, dukungan, semangat serta kesabaran sehingga penulis dapat menyelesaikan studinya dengan baik. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan Rahmat dan hidayah Nya kepada mereka.

8. Abang-abangku tercinta, Yudi Setiawan dan Andrian yang telah memberikan dukungan dan semangat untuk menyelesaikan Tugas akhir ini dan juga adikku Dimas Sumitro yang juga memberikan semangat dan doanya.

9. Adik sepupuku Novitasari Siahaan yang banyak membantu dan menemani saat mengerjakan tugas akhir.

(6)

11.Teman-temanku di Program Studi Diploma III Akuntansi stambuk 2011, Rizky Nirwana, Tribudi Astuti, Ely Lasa, Lita Selfiana, Sadarman Halawa, Prodeo Tarigan, Johannes dan teman-teman lainnya di grup A,B,C,dan D.

Penulis menyadari tugas akhir ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran untuk penyempurnaan tugas akhir ini di masa yang akan datang. Harapan penulis, semoga tugas akhir ini dapat memberikan manfaat dan masukan bagi pembaca sehingga dapat membantu penulisan tugas akhir lainnya.

Medan, Juli 2014 Penulis

(7)

iv DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 3

1. Tujuan penelitian ... 3

2. Manfaat Penelitian ... 3

D. Rencana Penulisan ... 4

1. Jadwal Penelitian ... 4

2. Rencana Isi ... 4

BAB II BALAI DIKLAT BPK RI MEDAN A. Sejarah Ringkas ... 6

B. Struktur Organisasi ... 9

C. Job Description ... 10

D. Jaringan Kegiatan ... 12

(8)

F. Rencana Kegiatan ... 13

BAB III PERANAN ANGGARAN BIAYA INVENTARIS PADA BALAI DIKLAT BPK RI MEDAN

A. Anggaran ... 14 B. Biaya ... 19 C. Aktiva Tetap ... 21 D. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penyusunan Anggaran

Biaya Inventaris ... 28 E. Prosedur Penyusunan Anggaran Biaya Inventaris ... 31

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 35 B. Saran ... 35

(9)

vi

DAFTAR TABEL

(10)

DAFTAR GAMBAR

(11)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

No : Judul

(12)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pertumbuhan Ekonomi suatu bangsa memerlukan pola pengaturan akan sumber-sumber ekonomi yang tersedia secara terarah dan terpadu untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Lembaga-lembaga pemerintah mengelola asset-aset Negara, memungut pajak, membuat kebijakan dan peraturan yang tujuannya juga mensejahterakan masyarakat.

Masalah keuangan merupakan masalah utama bagi setiap perusahaan baik perusahaan yang bergerak dibidang industri, jasa maupun pemerintahan. Bukan hanya bagaimana memperoleh uang tetapi bagaimana mengelola uang itu.

Kemajuan bisnis dan perkembangan zaman mendorong setiap pelaku ekonomi untuk berhati-hati dalam mengelola perusahaannya. Dalam hal ini untuk mengelolanya dalam bentuk pembelanjaan dan aktivitas operasi setiap hari sangatlah penting. Pembelanjaan berarti mengadakan keseimbangan antara aktiva dan pasiva di perusahaan. Untuk dapat mengetahui sejauh mana perusahaan telah melakukan pembelanjaan dengan baik, perlu disusun dan dilakukan analisa terhadap pembelanjaan dan pemakaiannya.

(13)

2

Anggaran merupakan rencana kegiatan yang dilakukan secara teliti, yang didasarkan pada pengalaman masa lalu dan ramalan pada masa yang akan datang. Anggaran yang disusun dengan teliti dan terperinci dapat menjadi data yang akurat bagi pimpinan dalam menjalankan tugasnya.

Perencanaan selalu diikuti dengan pengawasan yang dimaksudkan untuk menjamin bahwa aktivitas yang dilaksanakan dapat berjalan sesuai dengan yang telah direncanakan. Pengawasan dimaksudkan untuk menilai sejauh mana prinsip efisien telah tercapai dalam melaksanakan kegiatan serta meningkatkan produktivitas dan efisiensi kerja. Anggaran dapat digunakan sebagai alat untuk melakukan pengawasan yaitu dengan cara membandingkan realisasi apa yang seharusnya dicapai dengan apa yang dianggarkan. Dari perbandingan dapat dinilai apakah operasi perusahaan telah berjalan dengan efisien dan dapat ditemukan apakah ada penyimpangan-penyimpangan yang terjadi.

Balai Diklat BPK RI Medan merupakan tempat pelatihan para calon pemeriksa keuangan dan dikelola dengan baik sehingga mendukung kegiatan pelatihan di Balai Diklat dan dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi calon para pemeriksa dalam menjalankan tugasnya sebagai pemeriksa dan mempunyai keahlian untuk kemajuan Negara.

(14)

3

B. Rumusan Masalah

Dalam menjalankan kegiatan usahanya setiap lembaga perusahaan akan menghadapi hambatan yang pada dasarnya masalah yang dihadapi oleh satu perusahaan berbeda dengan perusahaan lainnya. Begitu juga didalam hal menggunakan anggaran ini. Dengan didasarkan perbedaan yang ada ini, maka penulis mencoba merumuskan dan membatasi permasalahan dalam menulis paper ini pada “ Bagaimana efektivitas dan efisiensi peranan anggaran dalam membiayai seluruh pengeluaran untuk membeli perlengkapan yang digunakan Balai Diklat BPK RI Medan ?”.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan penelitian

Tujuan penelitian yang dapat diperoleh setelah melakukan penelitian adalah :

1) Untuk mengetahui secara rinci pengalokasian dana pada Balai Diklat BPK RI Medan.

2) Untuk mendapatkan deskripsi yang nyata dan signifikan mengenai peranan anggaran biaya inventaris.

3) Untuk mengetahui efektivitas dan efisiensi dari pembelanjaan perusahaan.

2. Manfaat Penelitian

(15)

4

2) Bagi penulis, menambah pengalaman dan pengetahuan serta memacu daya pikir penulis untuk menginterpretasikan dan menilai kebijakan penulis dalam penggunaan anggaran biayanya.

D. Rencana Penulisan 1. Jadwal Penelitian

Tabel 1 Jadwal Penelitian

No Kegiatan

Juni 2014

I II III IV 1 Pengesahan Penulisan Tugas Akhir

2 Pengajuan Judul 3 Permohonan Izin Riset

4 Penunjukan Dosen Pembimbing 5 Pengumpulan Data

6 Penyusunan Tugas Akhir 7 Bimbingan Tugas Akhir 8 Penyelesaian Tugas Akhir

2. Rencana Isi

(16)

5

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis akan menguraikan tentang apa yang menjadi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan rencana penulisan.

BAB II : BALAI DIKLAT BPK RI MEDAN

Dalam bab ini penulis akan menguraikan tentang sejarah singkat, struktur organisasi, job description, jaringan kegiatan, kinerja kegiatan terkini, dan rencana kegiatan

BAB III : PERANAN ANGGARAN BIAYA INVENTARIS PADA BALAI DIKLAT BPK RI MEDAN

Dalam bab ini peneliti akan menguraikan hasil penelitian sesuai dengan tema yang dipilih berdasarkan bidang studi mahasiswa dan penulis akan mencoba menguraikan pengertian anggaran, biaya, aktiva tetap, faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran biaya inventaris, dan prosedur penyusunan anggaran biaya inventaris.

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

(17)

6 BAB II

BALAI DIKLAT BPK RI MEDAN A. Sejarah Ringkas

Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) menurut Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 adalah sebuah lembaga negara yang bebas dan mandiri dalam memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara. Secara struktur, BPK RI merupakan sebuah lembaga eksternal yang terpisah dari Pemerintah Republik Indonesia dan memiliki kedudukan yang setingkat dengan lembaga negara yang lain, seperti Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi, dan Komisi Yudisial.

BPK RI berdiri pada tanggal 1 Januari 1947 berdasarkan Penetapan Pemerintah Nomor 11/UM tanggal 28 Desember 1946. Landasan hukum lain yang berhubungan dengan BPK RI adalah Perubahan Ketiga Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Bab VIII A, Pasal 23 E, 23 F, dan 23 G.

Adapun peraturan yang menjadi pegangan BPK RI dalam melaksanakan tugas pemeriksaan yaitu Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.

Unsur keuangan negara yang menjadi lingkup pemeriksaan BPK RI meliputi seluruh unsur keuangan negara sesuai dengan UU Nomor 17 Tahun 2003 Pasal 2 yang meliputi:

(18)

7

dan melakukan pinjaman.

b. Kewajiban negara untuk menyelenggarakan tugas layanan umum pemerintahan negara dan membayar tagihan kepada pihak ketiga.

c. Penerimaan Negara. d. Pengeluaran Negara. e. Penerimaan Daerah. f. Pengeluaran Daerah.

g. Kekayaan negara/kekayaan daerah yang dikelola sendiri atau oleh pihak lain berupa uang, surat berharga, piutang, barang, serta hak-hak lain yang dapat dinilai dengan uang, termasuk kekayaan yang dipisahkan pada perusahaan negara/perusahaan daerah.

h. Kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pemerintah dalam rangka penyelenggaraan tugas pemerintahan dan/atau kepentingan umum.

i. Kekayaan pihak lain yang diperoleh dengan menggunakan fasilitas yang diberikan pemerintah.

Susunan organisasi pelaksana BPK RI yang terbaru ditetapkan dalam Surat Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Nomor 39/K/I-VIII.3/7/2007 Tanggal 13 Juli 2007 tentang organisasi dan tata kerja pelaksanaBadan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia. Berdasarkan peraturan tersebut, pelaksana BPK RI terdiri dari:

a. Sekretariat Jenderal b. Inspektorat Utama

(19)

8

Pelatihan Pemeriksaan Keuangan Negara

d. Direktorat Utama Pembinaan dan Pengembangan Hukum Pemeriksaan Keuangan Negara

e. Auditorat Utama Keuangan Negara I f. Auditorat Utama Keuangan Negara II g. Auditorat Utama Keuangan Negara III h. Auditorat Utama Keuangan Negara IV i. Auditorat Utama Keuangan Negara V j. Auditorat Utama Keuangan Negara VI k. Auditorat Utama Keuangan Negara VII l. Perwakilan BPK RI

m. Staf Ahli

n. Kelompok Jabatan Fungsional.

Salah satu unit organisasi pelaksana BPK RI di daerah adalah Balai Diklat BPK RI Medan yang berada di bawah direktorat utama perencanaan, evaluasi, pengembangan, pendidikan dan pelatihan pemeriksaan keuangan negara.

(20)

9

Sesuai Keputusan BPK RI Nomor 39 Tahun 2007 Pasal 221 dan Pasal 222, Balai Diklat BPK RI Medan mempunyai tugas menyelenggarakan kegiatan diklat sesuai dengan rencana dan program yang telah disusun dan ditetapkan oleh Pusdiklat.

Untuk melaksanakan tugas tersebut, Balai Diklat BPK RI Medan menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:

a. Penyelenggaraan dan pengevaluasian kegiatan diklat.

b. Penyiapan tenaga pengajar, modul, dokumen administrasi, fasilitas belajar, serta sarana dan prasarana lainnya yang diperlukan dalam penyelenggaraan diklat.

c. Pengelolaan keuangan, kepegawaian, perlengkapan, sarana prasarana, dan sistem informasi.

d. Pelaksanaan kegiatan kesekretariatan.

e. Pelaksanaan kegiatan lain yang ditugaskan oleh Kepala Pusdiklat

B. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

(21)
(22)

11

b. Kepala Sub Bagian Pelaksana 1) Pengurusan pelaksanaan diklat. 2) Menandatangani hasil kuisioner. 3) Menandatangani berita acara.

4) Melaporkan hasil kegiatan secara berkala kepada Kepala Balai dan Pusdiklat.

c. Staff Sub Bagian Pelaksana

1) Menginput data peserta dan instruktur diklat kedalam sisdiklat. 2) Mengawasi daftar absensi peserta diklat.

3) Mengurus biaya transport dan uang saku peserta diklat. 4) Merekap data kuisioner.

5) Mengawasi ujian peserta diklat d. Kepala Sub Bagian Sekretariat

1) Pengurusan SDM ,serta sarana dan prasarana di lingkungan Balai Diklat BPK RI Medan.

2) Melaksanakan kegiatan kesekretariatan Balai Diklat BPK RI Medan. 3) Melaporkan hasil kegiatan secara berkala kepada Kepala Balai Diklat

BPK RI Medan

e. Staff Sub Bagian Sekretariat

1) Mengontrol dan mengurusi pemeliharaan sarana dan prasarana.

2) Mengkoordinir pengawasan terhadap pegawai tidak tetap dan cleaning service.

(23)

12

serta memantau kesiapan katering pada saat pelaksanaan diklat. 4) Melaksanakan update data kepegawaian dan mengurusi administrasi

kepegawaian dasar.

5) Mengontrol dan mengurusi perlengkapan (persediaan) dan keperluan operasional kantor.

6) Mengelola keuangan Balai Diklat BPK RI Medan.

D. Jaringan Usaha / Kegiatan

Balai Diklat BPK RI Medan adalah unsur pelaksana pendidikan dan pelatihan pemeriksa keuangan negara dalam rangka peningkatan kompetensi / profesionalisme pegawai dan calon pegawai dilingkungan berdasarkan kebijakan pengembangan SDM (Pasal 202).

Balai Diklat Medan mempersiapkan pemeriksa BPK untuk dapat memahami proses penyelenggaraan keuangan negara yang sangat kompleks, serta dapat mengikuti perkembangan metodologi dan teknologi pemeriksaan mutakhir. Balai Diklat juga merupakan media awal pembentukan pegawai BPK yang berintegritas, bersikap indenpenden dan berjiwa profesional.

E. Kinerja Usaha Terkini

(24)

13

kerja keras yang tinggi, disiplin, dan loyalitas dalam bekerja.

Pastinya untuk mendorong mencapai hasil yang maksimal diperlukan kinerja yang bermutu dan tepat. Jadi kinerja usaha terkini yang dijalankan balai diklat adalah menyelenggarakan program pendidikan dan pelatihan terhadap pegawai dan calon pegawai, melakukan berbagai macam diklat-diklatkhusus dan umum yang bermanfaat bagi negara, instansi pemerintahdan pegawai, serta melakukan pengabdian kepada negaradengan cara melakukan tugas sebagai pemeriksa keuangan dengan indenpenden dan profesional. Balai diklat juga terus melakukan pembinaan terhadap pegawai dan calon pegawai agar dapat menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang benar-benar memiliki kualitas yang baik.

F. Rencana Kegiatan

Rencana Kegiatan Balai Diklat BPK RI Medan antara lain adalah sebagai berikut :

a. Persiapan diklat

(25)

14 BAB III

PERANAN ANGGARAN BIAYA INVENTARIS PADA BALAI DIKLAT BPK RI MEDAN A. Anggaran

1. Definisi Anggaran.

Menurut para ahli, Anggaran dapat didefinisikan sebagai berikut :

Menurut Gomes (1995, 87-88), anggaran merupakan dokumen yang berusaha untuk mendamaikan prioritas-prioritas program dengan sumber-sumber pendapatan yang diproyeksikan. Anggaran menggabungkan suatu pengumuman dari aktivitas organisasi atau tujuan untuk suatu jangka waktu yang ditentukan dengan informasi mengenai dana yang dibutuhkan untuk aktivitas tersebut atau untuk mencapai tujuan tersebut.

Menurut Mulyadi (2001, 488), anggaran merupakan suatu rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif yang diukur dalam satuan moneter standar dan satuan ukuran yang lain yang mencakup jangka waktu satu tahun.

Menurut Supriyono (1990, 15), penganggaran merupakan perencanaan keuangan perusahaan yang dipakai sebagai dasar pengendalian (pengawasan) keuangan perusahaan untuk periode yang akan datang.

(26)

15

untuk jangka waktu satu tahun, yang nantinya akan membawa perusahaan kepada kondisi tertentu yang diinginkan dengan sumber daya yang ditentukan.

Anggaran ialah suatu rencana yang disusun secara sistematis, yang meliputi seluruh kegiatan instansi, yang dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang. Dari pengertian tersebut nampaklah bahwa suatu Budget mempunyai empat unsur, yaitu :

1) Rencana

Ialah suatu penentuan terlebih duhulu tentang aktivitas atau kegiatan yang akan dilakukan di waktu yang akan datang. Budget juga merupakan suatu rencana, karena Budget merupakan penentuan terlebih dahulu tentang kegiatan-kegiatan perusahaan di waktu yang akan datang. Hanya saja Budget merupakan suatu rencana yang mempunyai spesifikasi-spesifikasi khusus, seperti misalnya disusun secara sistematis, mencakup seluruh kegiatan instansi, dinyatakan dalam unit moneter.

2) Meliputi seluruh kegiatan instansi

Yaitu mencakup semua kegiatan yang akan dilakukan oleh semua bagian-bagian yang ada dalam instansi.

3) Dinyatakan dalam unit moneter

(27)

16

ialah unit “rupiah”. Unit moneter ini sangat diperlukan, mengingat bahwa masing-masing kegiatan instansi yang beraneka ragam tersebut sering mempunyai kesatuan unit yang berbeda.

4) Jangka waktu tertentu yang akan datang

Yang menunjukkan bahwa Budget berlaku untuk masa yang akandatang. Ini berarti bahwa apa yang dimuat didalam budget adalah taksiran-taksiran (forecast) tentang apa yang akan terjadi serta apa yang dilakukan diwaktu yang akan datang.

Dalam kaitannya dengan masalah jangka waktu (periode) budget, dikenal dua macam budget, yaitu :

a. Budget Strategis (strategis budget)

Ialah Budget yang berlaku untuk jangka panjang, yaitu jangka waktu yang melebihi satu periode akuntansi (melebihi satu tahun) b. Budget Taktis (tactical budget)

Ialah budget yang berlaku untuk jangka pendek, yaitu satu periode akuntansi atau kurang. Budget yang disusun untuk satu periode akuntansi (setahun penuh) dinamakan Budget Periodik, sedangkan Budget yang disusun untuk jangka waktu yang kurang dari satu periode akuntansi (misalnya hanya untuk jangka tiga bulan dan sebagainya) dinamakan Budget Bertahap (continous budget).

(28)

17

akan dilaksanakan pembelian, setelah itu di masukkan ke administrasi dan dilaporkan ke Pusdiklat Jakarta.

2. Kegunaan Anggaran.

Kegunaan Anggaran pada Balai Diklat BPK RI Medan yaitu : 1) Sebagai pedoman kerja.

Budget berfungsi sebagai pedoman kerja dan memberikan arah serta sekaligus memberikan target-target yang harus dicapai oleh kegiatan-kegiatan perusahaan di waktu yang akan datang.

2) Sebagai alat pengkordinasian kerja.

Budget berfungsi sebagai alat untuk pengkordinasian kerja agar semua bagian-bagian yang terdapat di dalam instansi dapat saling menunjang, saling bekerja sama dengan baik, untuk menuju ke sasaran yang telah ditetapkan. Dengan dengan demikian kelancaran jalannya perusahaan akan lebih terjamin.

3) Sebagai alat pengawasan kerja.

(29)

18

Hal ini akan dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan yang sangat berguna untuk menyusun rencana-rencana selanjutnya secara lebih matang dan lebih akurat.

3. Jenis-jenis Anggaran.

Anggaran dapat dikelompokkan sebagai berikut : 1) Menurut dasar penyusunannya :

a. Anggaran Variabel, adalah anggaran yang disusun berdasarkan interval kapasitas tertentu pada intinya merupakan suatu seri anggaran yang dapat disesuaikan pada tingkat-tingkat aktivitas yang berbeda.

b. Anggaran Tetap, adalah anggaran yang disusun berdasarkan suatu tingkat kapasitas tertentu.

2) Menurut cara penyusunanya:

a. Anggaran Periodik, adalah anggaran yang disusun untuk satu periode tertentu.

b. Anggaran Kontinue,adalah anggaran yang disusun untuk memperbaiki anggaran yang telah dimuat sebelumnya.

3) Menurut jangka waktu :

a. Anggaran Jangka pendek (anggaran taktis) adalah anggaran yang dibuat dengan jangka waktu paling lama adalah satu tahun.

b. Anggaran Jangka panjang (anggaran strategis) adalah anggaran yang dibuat untuk jangka waktu lebih dari satu tahun.

(30)

19

a. Anggaran konprehensif, adalah rangkaian dari berbagai macam anggaran yang disusun secara lengkap. Anggaran ini merupakan perpaduan dari anggaran keuangan.

b. Anggaran parsial, adalah anggaran yang disusun secara tidak lengkap, dimana anggaran ini hanya menyusun bagian anggaran tertentu saja. Misalnya hanya menyusun anggaran operasional saja. 5) Menurut fungsinya:

a. Anggaran Apropisasi, adalah anggaran yang dibentuk bagi tujuan tertentu dan tidak boleh ditujukan oleh tujuan lain.

b. Anggaran Kinerja, adalah anggaran yang disusun berdasarkan fungsi kegiatan yang dilakukan dalam perusahaan, misalnya untuk menilai apakah biaya atau beban yang dikeluarkan oleh masing-masing aktivitas tidak melampaui batas.

B. Biaya

Kebutuhan dan biaya berbeda-beda dan biaya-biaya mungkin dihitung berdasarkan kondisi, dan tujuan yang berbeda-beda serta untuk keperluan pihak-pihak yang berbeda-beda pula. Biaya harus didasarkan pada fakta yang bersangkutan, dan cukup terukur sehingga memungkinkan perusahaan mengambil keputusan yang tepat. Commite on Cost Concepts and Standards

of the American Accounting Assosiation menyatakan bahwa biaya adalah

(31)

20

Tentative set of Broad Accounting Principles for Business Enterprises

menyatakan bahwa biaya dinyatakan sebagai harga penukaran atau pengorbanan yang dilakukan untuk memperoleh suatu manfaat.

Bilamana istilah biaya kita gunakan secara spesifik,haruslah istilah tersebut kita lengkapi dengan menunjuk objek yang bersangkutan,misalnya: biaya langsung, biaya konversi, biaya tetap, biaya variabel, biaya bersama, biaya standar, biaya differensial, biaya kesempatan dan sebagainya. Setiap pelengkap mempunyai arti yang penting dalam menghitung dan mengukur biaya, yang akan berguna bagi pimpinan dalam usahanya mencapai sasaran dasar perencanaan dan pengawasan.

Pengumpulan, penyajian dan analisis data biaya harus dapat memenuhi tujuan-tujuan dan keperluan-keperluan dasar sebagai berikut:

a. Perencanaan Rugi-Laba dengan perantaraan budget. b. Pengawasan biaya melalui Responsibility Accounting.

c. Mengukur laba tahunan atau laba periodik,termasuk hitung pokok persediaan.

d. Membantu penentuan harga jual dan kebijaksanaan harga.

e. Menyediakan data yang diperlukan untuk keperluan analisis dan pengambilan keputusan.

C. Aktiva Tetap

(32)

21

Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang digunakan dalam operasi perusahaan dan tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan.

Adapun defenisi aktiva tetap menurut beberapa ahli akuntansi, yaitu menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2004 : 58) “Aktiva Tetap adalah aktiva tetap berwujud yang diperoleh dengan membangun lebih dahulu yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai manfaat lebih dari satu tahun.

Soemarso S.R (2005 : 20) berpendapat bahwa aktiva tetap adalah aktiva berwujud (tangible fixed assets) yang masa manfaatnya lebih dari satu tahun, digunakan dalam kegiatan perusahaan, dimiliki tidak untuk dijual kembali dalam kegiatan normal perusahaan, serta nilainya cukup besar.

Menurut Dunia (2005 : 151) aktiva tetap adalah aktiva yang diperoleh untuk digunakan dalam kegiatan perusahaan untuk waktu yang lebih dari satu tahun, tidak dimaksudkan untuk dijual kembali dalam kegiatan normal perusahaan, dan merupakan pengeluaran yang nilainya besar atau material.

(33)

22

dimiliki dan digunakan oleh perusahaan serta tidak dimaksudkan untuk dijual sebagai bagian dari operasi normal.

Pengertian aktiva tetap adalah Kekayaan perusahaan yang memiliki wujud, mempunyai manfaat ekonomis lebih dari satu tahun, diperoleh perusahaan untuk melaksanakan kegiatan operasional perusahaan, dan bukan bertujuan untuk dijual kembali, bersifat jangka panjang dan merupakan subyek penyusutan.

Arti penting aktiva tetap berwujud berbeda dari perusahaan yang satu dengan perusahaan lainnya, tergantung pada sifat, jenis dan skala usahanya. Perusahaan menempatkan sumber-sumber ekonomi yang dimiliki atau dikuasai dalam bentuk berbagai jenis aktiva tetap dengan tujuan pokok untuk digunakan dalam proses produksi atau pengadaan dan distribusi barang atau jasa dalam jangka waktu relative lama.

Dengan demikian, aktiva tetap harus mempunyai syarat : 1) Dimiliki atau dikuasai oleh perusahaan.

2) Mempunyai bentuk fisik.

3) Memberikan manfaat dimasa yang akan datang.

4) Dipakai atau digunakan secara aktif di dalam kegiatan normal perusahaan, atau dimiliki tidak sebagai suatu investasi atau dijual kembali.

5) Mempunyai masa manfaat relatif permanen. 2. Jenis – jenis Aktiva Tetap

(34)

23

1) Substansi

Substansi yaitu aktiva tetap yang dapat digantikan dengan sejenisnya. Aktiva tetap dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu :

a. Aktiva berwujud (Tangible Fixed Asset)

Contoh : tanah, mesin, gedung, peralatan, dan kendaraan. b. Aktiva tidak berwujud (Intangible Fixed Asset)

2) Umur

a. Aktiva tetap berwujud yang umur atau masa kegunaannya tidak terbatas. Misal; tanah, bangunan pabrik, gudang dan kantor.

b. Aktiva tetap berwujud yang umur atau masa kegunaannya terbatas dan dapat diganti dengan aktiva sejenis apabila masa kegunaannya telah berakhir. Misal; Bangunan, mesin, perlengkapan kantor, kendaraan dan alat transport.

c. Aktiva berwujud yang umur atau masa kegunaannya terbatas, dan tidak dapat diganti dengan aktiva sejenis apabila masa kegunaannya sudah habis, seperti tambang hutan atau biasa disebut Aktiva Sumber Alam.

3) Penyusutan

Aktiva tetap yang disusutkan (Depreciated Plant Asset) Contoh : Gedung, mesin, kendaraan, dll.

Aktiva tetap yang tidak disusutkan (Undepreciated Plant Asset)

(35)

24

Aktiva tetap menurut jenisnya adalah : a. Tanah

Sebagai tempat berdirinya bangunan untuk operasioanal perusahaan, termasuk perizinan dan tidak disusutkan.

b. Pengembangan tanah

Seperti: jalan untuk mobil, peralatan parkir, dan pagar. c. Bangunan /Gedung

Seperti : toko, pabrik, gudang termasuk tata letak (lay out).

d. Peralatan

Seperti komputer, furniture, mesin pabrik, peralatan pengiriman, termasuk kendaraan penunjang.

Contoh : goodwill, paten, merk dagang (trademark), hak cipta

(copyright).

Transaksi yang bersangkutan dengan aktiva tetap terdiri dari tiga kelompok yaitu :

a. transaksi yang mengubah rekening aktiva tetap,

b. transaksi yang mengubah rekening akumulasi depresiasi aktiva tetap yang bersangkutan,

c. transaksi yang mengubah rekening biaya reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap.

(36)

25

penjualan. Jenis transaksi yang mengubah akumulasi depresiasi aktiva tetap terdiri dari depresiasi, penghentian pemakaian, penjualan dan pertukaran.

Dan jenis transaksi yang mengubah rekening biaya reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap adalah konsumsi berbagai sumber daya antara lain bahan dan suku cadang, sumber daya manusia, energi, peralatan, dan sumber daya lain untuk kegiatan reparasi dan pemeliharaan aktiva.

3. Golongan Aktiva Tetap

Secara umum aktiva tetap yang dimiliki perusahaan digolongkan sebagai berikut:

1) tanah dan perbaikan tanah (land and land improvement),

2) gedung dan perbaikan gedung (building and building improvement), 3) mesin dan peralatan pabrik,

4) mesin dan perlengkapan kantor, 5) mebel

6) kendaraan, dan 7) aktiva tetap lainnya 4. Jenis Aktiva Tetap

(37)

26

brandkas, alat pemotong kertas, meja kerja besi, meja kerja kayu, meja rapat, meja komputer, meja ketik, meja resepsionis, meja makan kayu, printer, komputer, kursi kayu, TV monitor, generator, meja kerja, mimbar, CPU, monitor, scanner, keyboard, laptop, papan visual/nama, LCD projector/ infocus, Focusing screen, kursi besi/metal, AC Split, AC Window, kipas angin, lemari es, sound system, tangga aluminium, alat pemotong kertas, amplifier.

Balai Diklat BPK RI Medan menggolongkan aset atau aktiva tetap ke dalam 3 golongan yaitu :

1) Machineries Terdiri dari :

a. Perangkat CCTV

b. Scanner c. Mesin PABX d. Handy cam e. LCD Projector f. Kamera digital

g. Mesin fotocopy electronic h. Mesin absensi finger print i. Sound system

j. Sepeda

(38)

27

a. Dispenser b. Lemari es

c. Ac (window,split) d. Televisi

e. Printer

f. Tabung pemadam kebakaran g. Palu kayu

h. Telepon

3) Furniture and fixture Terdiri dari :

a. Meja kerja kayu b. Kursi kerja

c. Lemari kayu berkaca d. Meja komputer e. Meja kerja

f. Mesin ketik elektrik g. Lemari arsip kayu h. Lampu belajar

i. Foto presiden dan wakil j. Jam dinding

(39)

28

n. Sofa o. Kursi rapat p. Meja rapat q. Tempat tidur r. Raket tenis s. Meja belajar t. Kaca cermin u. Note book v. Scanner

D. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penyusunan Anggaran Biaya Inventaris.

Inventaris mengacu pada segala persediaan barang sumber daya yang digunakan dalam sebuah organisasi yang dapat berbentuk sebagai berikut: 1. Bahan mentah.

2. Pekerjaan dalam proses. 3. Barang jadi

4. Suku cadang komponen 5. Persediaan

(40)

29

a) Inventarisasi menurut Budiono (2005 : 207) merupakan pencatatan pendaftaran barang-barang milik kantor yang dipakai dalam melaksanakan tugas.

b) Inventaris menurut Budiono (2005 : 207) merupakan daftar yang memuat semua barang milik kantor yang dipakai dalam melaksanakan tugas.

c) Inventarisasi barang merupakan kegiatan untuk melakukan pencatatan dan pendaftaran barang pada suatu saat tertentu.

d) Pembukuan Barang milik/kekayaan negara adalah kegiatan untuk melakukan pencatatan barang milik/kekayaan negara baik data asal barang, penempatan barang di unit kerja, mutasi barang maupun inventarisasi barang.

e) Barang Milik/Kekayaan Negara adalah semua barang milik negara yang berasal/dibeli dengan dana yang bersumber untuk seluruhnya atau sebagian dari APBN ataupun dengan dana dari luar APBN yang dikuasai/dibawah pengurusan Departemen, Lembaga-lembaga Negara, Lembaga Non Pemerintah Non Departemen serta unit-unit di dalam lingkungannya yang terdapat baik di dalam maupun di luar negeri.

f) Barang adalah bagian dari kekayaan negara yang terdiri dari satuan-satuan tertentu yang dapat dihitung, diukur, ditimbang dan tidak termasuk uang dan surat berharga.

(41)

30

peralatan kantor, alat kesehatan dan lainnya.

h) Barang tidak bergerak adalah barang milik/kekayaan negara yang menurut aturan perundang-undangan yang berlaku ditetapkan sebagai barang tidak bergerak misalnya tanah, bangunan, dermaga, landasan dan lainnya.

i) Barang persediaan adalah barang yang merupakan bagian dari kekayaan negarayang masih disimpan dalam ruang penyimpan (gudang) dan belum digunakan dalam kegiatan dinas.

j) Barang pakai habis adalah barang yang merupakan bagian dari kekayaan Negara yang menurut sifatnya dipakai habis untuk keperluan dinas atau jangka waktu pemakaian kurang dari 1 tahun.

k) Daftar Inventaris barang adalah daftar yang memuat catatan barang inventaris yang berada dalam lingkungan satuan kerja.

Pada Balai Diklat BPK RI Medan agar budget dapat berfungsi dengan baik, maka taksiran taksiran yang termuat didalamnya harus cukup akurat sehingga tidak jauh berbeda dengan realisasinya nanti. Untuk bisa melakukan penaksiran secara akurat diperlukan data, informasi dan pengalaman yang merupakan faktor-faktor yang harus dipertimbangkan didalam menyusun budget.

Adapun faktor-faktor yang harus dipertimbangkan didalam menyusun anggaran perubahan biaya inventaris adalah :

(42)

31

aktiva tetap lama akan cenderung untuk mengadakan perubahan-perubahan aktiva tetap.

2. Perkembangan teknologi, terutama yang yang berhubungan dengan mesin-mesin dan peralatan kantor. Perkembangan teknologi yang pesat akan mendorong perusahaan untuk melakukan pergantian aktiva tetap yang lama dengan aktiva tetap yang baru.

3. Umur ekonomis aktiva tetap lama yang sudah ada. Semakin pendek umur ekonomis aktiva tetap yang dimiliki perusahaan, akan semakin cepat perusahaan mengadakan penggantian aktiva tetapnya begitu sebaliknya.

E. Prosedur Penyusunan Anggaran Biaya Inventaris.

Pada dasarnya yang berwenang dan yang bertanggung jawab atas penyusunan dan pelaksanaan anggaran adalah pimpinan tertinggi instansi.Hal ini disebabkan karena pimpinan tertinggi yang paling bertanggung jawab atas kegiatan-kegiatan instansi secara keseluruhan. Namun penyusunan anggaran ini tidak harus ditangani sendiri oleh pimpinan tertinggi instansi ,hal ini dapat didelegasikan kepada bagian lain dalam instansi. Adapun bagian yang bertugas menyusun anggaran tersebut tergantung pada struktur organisasi dari masing-masing instansi. Akan tetapi pada garis besarnya tugas penyusunan anggaran ini dapat didelegasikan kepada :

1. Bagian Administrasi

(43)

32

dari instansi yang bersangkutan, dan tidak perlu banyak melibatkan secara aktif seluruh bagian-bagian yang ada di dalam instansi .

2. Tim Anggaran.

Ditujukan bagi instansi yang kegiatan-kegiatannya cukup kompleks, beraneka ragam dan ruang lingkupnya sudah cukup luas,sehingga bagian administrasi tidak mungkin lagi untuk menyusun anggaran sendiri tanpa partisipasi secara aktif bagian-bagian lain dalam perusahaan. Oleh sebab itu penyusunan anggaran perlu melibatkan semua unsur yang mewakili semua bagian yang ada dalam instansi.Tim penyusunan ini diketuai oleh salah staf yang berkedudukan di tingkat manajemen puncak, dengan anggota-anggota yang mewakili bagiannya masing-masing. Didalam tim inilah diadakan pembahasan tentang rencana-rencana yang akan datang, sehingga anggaran yang disusun merupakan hasil kesepakatan bersama, sesuai dengan kondisi, fasilitas serta kemampuan masing-masing bagian secara terpadu. Kesepakatan bersama ini sangat penting agar pelaksanaan anggaran nantinya benar-benar didukung oleh semua bagian, sehingga memudahkan terciptanya kerja sama yang saling menunjang dan terkoordinasikan dengan baik.

(44)

33

Adapun waktu dimulainya pekerjaan oleh pihak yang diserahi tugas menyusun anggaran tersebut, tergantung pada perkiraan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan rancangan anggaran itu, namun yang terpenting adalah bahwa anggaran yang definitif harus sudah ditetapkan oleh pimpinan tertinggi instansi, sebelum periode anggaran tersebut tiba. Apabila tugas penyusunan rancangan anggaran serta anggaran yang definitif telah selesai, maka tim anggaran tidak bubar, melainkan secara berkala masih perlu mengadakan pertemuan-pertemuan konsultatif guna membahas pelaksanaan anggaran tersebut dari waktu ke waktu, untuk meningkatkan kerja sama dan koordinasi, serta mengadakan revisi-revisi terhadap anggaran yang telah disusun apabila diperlukan.

Penyusunan anggaran pada Balai Diklat BPK RI Medan dilakukan oleh Sub Bagian Sekretariat yaitu oleh Kasubag Sekretariat, hal ini karena tidak terlalu kompleks, sederhana, dengan ruang lingkupnya masih terbatas, sehingga tugas penyusunan anggaran ini dapat diserahkan kepada salah satu bagian saja dari instansi yang bersangkutan.

Sistem kerja barang keluar di sebuah instansi adalah sebagai berikut :

a. Pada semua bagian di kantor, apabila ingin mengambil barang inventaris guna keperluan kegiatan kantor maka akan melapor pada bagian Umum.

(45)

34

c. Bagian Umum mencatat identitas barang yaitu dengan menuliskan nomor keluar barang, tanggal keluar barang, kode bagian mana yang mengambil, kode barang yang di ambil dan jumlah barang yang diambil.

d. Setelah dicatat maka catatan tersebut akan disimpan menurut bagian yang mengambil barang tersebut guna pertanggung jawaban pada kantor.

Pada Balai Diklat BPK RI Medan, sistem kerja barang keluar inventaris juga dilakukan pencatatan identitas barang yaitu dengan menuliskan nomor keluar barang, tanggal keluar barang, kode bagian mana yang mengambil, kode barang yang di ambil dan jumlah barang yang diambil. Kemudian catatan itu akan disimpan menurut bagian yang mengambil barang tersebut guna pertanggung jawaban pada kantor. Proses Pemeriksaan Kondisi Barang pada Balai Diklat BPK RI Medan sebagai berikut :

a. Pada proses pemeriksaan barang, Bagian Sekretariat akan mencatat kondisi barang-barang inventaris apa saja yang telah digunakan.

b. Pada proses pemeriksaan barang inventaris ini, akan dicatat no transaksi, tanggal pemeriksaaan kode barang yang diperiksa, kode bagian yang mengambil serta mencatat kondisi barang dengan kondisi barang baik, rusak atau hilang.

(46)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Setelah membahas permasalahan-permasalahan yang dilakukan oleh penulis, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Balai Diklat BPK RI Medan merupakan Badan Hukum Milik Negara (BHMN).

2. Struktur organisasi Balai Diklat BPK RI Medan adalah struktur organisasi berbentuk garis dan staf (Line and Staff Organization),dimana wewenang dan tanggung jawab telah digambarkan secara jelas dari atas ke bawah. 3. Penyusunan Anggaran pada Balai Diklat BPK RI Medan berguna sebagai :

1) Sebagai pedoman kerja.

2) Sebagai alat pengkordinasian kerja. 3) Sebagai alat pengawasan kerja

4. Anggaran merupakan alat perencanaan dan pengawasan sekaligus guna mengatur kebijaksanaan-kebijaksanaan dalam kegiatan operasional instansi.

B. Saran

Dalam hal ini penulis memberikan beberapa saran yang mungkin berguna bagi Balai Diklat BPK RI Medan dalam menjalankan kegiatan operasional instansi antara lain :

(47)

36

itu untuk di pertahankan dalam penyusunan anggaran agar anggaran yang disusun benar-benar efisien dan bermanfaat bagi Balai Diklat BPK RI Medan.

(48)

37

DAFTAR PUSTAKA

Bambang Prasetyo, Lina Miftahul Jannah. 2005. Metode Penelitian

Kuantitatif:Teori dan Aplikasi. Jakarta: Penerbit PT.Raja Grafindo

Persada.

B.Sandjaja, Albertus Heriyanto. 2006. Panduan Penelitian. Jakarta: Prestasi Pustaka raya.

Harahap, Sofyan syafri. 2004. Akuntansi Aktiva Tetap, edisi ketiga. Jakarta: PT Raja Grafindo.

Harahap, Sofyan Syafri. 2001. Budgeting Penganggaran Perencanaan Lengkap

Untuk membantu Manajemen.Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2008. Standar Akuntansi Keuangan, edisi revisi. Jakarta: Salemba Empat

Mulyadi. 2002. Auditing, Edisi ke-6, Jilid I, Jakarta: Salemba Empat.

Gambar

Tabel 1
Gambar  2.1

Referensi

Dokumen terkait

16, aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan

Aktiva tetap yang diperoleh dalam keadaan siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dijual untuk kegiatan

Aktiva tetap yang diperoleh dalam keadaan siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dijual untuk kegiatan

Aktiva tetap adalah aktiva yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam

 Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun sendiri yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual

Pengawasan sangat diperlukan untuk kemajuan suatu Lembaga , khususnya pengawasan pada anggaran dana. Tanpa adanya pengawasan maka kinerja dalam suatu lembaga atau

• Aktiva tetap adalah aktiva yang memiliki umur ekonomis lebih dari satu periode normal operasi perusahaan (satu tahun), dibeli tidak untuk dijual kembali melainkan.. digunakan

“Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk