TUGAS AKHIR
SISTEM PENGENDALIAN AKTIVA TETAP PADA PT.PLN (PERSERO)
UPT MEDAN
Oleh :
ADRIAN FALANDA 112102117
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS MEDAN
PENANGGUNG JAWAB TUGAS AKHIR
NAMA : ADRIAN FALANDA
NIM : 112102117
PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI
JUDUL TUGAS AKHIR : SISTEM PENGENDALIAN AKTIVA
TETAP PADA PT.PLN (PERSERO) UPT MEDAN
KATA PENGANTAR
Dengan segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada kehadirat Allah
SWT atas limpah rahmat dan karunianya hingga penulis dapat menyelesaikan
tugas akhir ini yang berjudul “ Sistem Pengendalian Aktiva Tetap pada
PT.PLN (Persero) UPT Medan” . sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
pendidikan pada program pendidikan pada Program Diploma III Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Sumatera Utara.
Dalam Menyelesaikan Tugas Akhir ini penulis banyak menerima bantuan,
bimbingan, dan pengarahan dari berbagai pihak, oleh karena itu izinkanlah penulis
mengucapkan terimahkasih :
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Rustam, M.Si, Ak, CA selaku ketua program Diploma III
Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara, dan juga
selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran
untuk memberikan bimbingan, arahan, dan perbaikan dalam proses
penyelesaian tugas akhir, sehingga penulisan tugas akhir dapat terselesaikan
dengan baik.
3. Bapak Drs. Chairul Nazwar,M.Si, AK selaku Sekretaris Program Studi
Diploma III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Pimpinan PT PLN (Persero) UPT Medan yang telah memberikan izin
kepada penulis untuk mengadakan riset dan seluruh staf PT PLN (Persero)
UPT MEDAN yang sudah banyak membantu penulis dalam mengumpulkan
data-data yang diperlukan dalam tugas akhir ini.
5. Ucapan teristimewa kepada Ibunda tercinta Siti Fatimah lubis yang telah
memberikan segalanya kepada ananda dari kasih sayang, perhatian,
pengorbanan serta dorongan semangat kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan pendidikan pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Sumatera Utara.
6. Teman-teman semasa kuliah saya yang telah banyak memberikan dukungan
kepada saya selama masa perkuliahan.
Penulis menyedari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari ketidak
sempurnaan oleh karena kurangnya pengetahuan penulis maupun keterbatasan
kemampuan dalam menyelesaikan tugas akhir ini. Penulis mengharapkan kritik
dan saran yang membangun sehingga dapat lebih menyempurnakan Tugas Akhir
ini. Akhir kata semoga penulisan Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi
kita semua.
Medan, Juli 2014
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL... v
DAFTAR GAMBAR ... vi
BAB I : PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan masalah... 2
C. Tujuan dan Manfaat Penelitan ... 3
D. Rencana Penulisan ... 4
1. Jadwal Penelitian ... 4
2. Rencana Isi ... 5
BAB II : PT.PLN ( PERSERO ) UPT MEDAN ... 7
A. Sejarah Ringkas ... 7
B. Struktur Organisasi ... 11
C. Job Discription ... 12
D. Jaringan Usaha ... 22
E. Kinerja Usaha Terkini ... 22
F. Rencana Usaha ... 23
BAB III : SISTEM PENGENDALIAN AKTIVA TETAP PADA PT. PLN ( PERSERO ) UPT MEDAN ... 24
A. Pengertian Aktiva Tetap ... 24
B. Jenis-jenis Aktiva Tetap ... 25
C. Metode Penyusutan ... 29
D. Cara Perolehan Aktiva Tetap ... 35
F. Sistem Pengendalian Aktiva Tetap ... 41
BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN ... 45
A. Kesimpulan ... 45
B. Saran ... 45
DAFTAR PUSTAKA ... 47
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
I.1 Jadwal Penelitian dan Penyusunan Tugas Akhir... 4
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam sektor perekonomian saat ini, dunia usaha semakin banyak
berkembang dan tentu diikuti dengan tingkat persaingan yang semankin
ketat juga. Hal ini dapat disimpulkan dari banyaknya perusahaan yang
bermunculan baik perusahaan nasional milik pemerintah, perusahaan
swasta nasional, hingga perusahaan asing. Banyaknya perusahaan yang
didirikan tentu akan memberikan manfaat yang sangat baik pada
perekonomian suatu negara.
Setiap perusahaan bertujuan untuk menghasilkan laba seoptimal
mungkin . Hal tersebut bertujuan untuk melanjutkan kelangsungan hidup
dan mengembangkan perusahaan ke tingkat yang lebih baik lagi, untuk itu
diperlukan sistem pengendalian yang baik dalam suatu perusahaan.
Sistem pengendalian tersebut yang nantinya diharapkan dapat membantu
manajemen dalam rangka mempertahankan kelangsungan jalan
perusahaan serta meningkatkan efektifitasnya.
Setiap perusahaan, baik perusahaan industri, perusahaan jasa,
maupun perusahaan dagang pada umumnya membutuhkan faktor-faktor
produksi untuk menghasilkan barang dan jasa yang akan dijual kepada
konsumen. Faktor-faktor produksi ini dikelola perusahaan untuk mencapai
tujuan perusahaan tersebut. Faktor produksi ini salah satunya adalah aktiva
siap pakai atau dengan dibangun terlebih dahulu yang digunakan dalam
operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka
kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu
tahun. Dimana hal ini harus didukung oleh adanya struktur organisasi yang
baik dan penempatan personil yang tepat di dalam suatu perusahaan.
Aktiva tetap terdiri dari tanah, peralatan, kendaraan, gedung, mesin
dan harta berwujud lainnya. Aktiva tetap merupakan faktor penunjang
terjaminnya opersional perusahaan dengan lancar. Jika Aktiva tetap
perusahaan mengalami kerusakan karena kurangnya perhatian dari pihak
perusahaan/kurangnya pengawasan terhadap aktiva tetap akan membawa
pengaruh kepada jalannya kegiatan ekonomi perusahaan.
Aktiva tetap di dalam suatu perusahaan merupakan hal penting
karena hampir dari setiap operasional dan kegiatan yang terjadi di dalam
perusahaan selalu berhubungan dengan aktiva tetap. Mengamati begitu
besarnya pengaruh aktiva tetap bagi perusahaan seperti yang telah
dikemukakan diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti dan
mengevaluasi pengendalian dan pengawasan aktiva tetap dalam Tugas Akhir ini yang berjudul “Pengendalian Aktiva Tetap Pada PT. PLN
( PERSERO ) UPT Medan”.
B. Rumusan Masalah
Setiap perusahaan akan selalu menghadapi permasalahan dalam
hanya untuk mendukung operasi perusahaan. Masalah yang dihadapi oleh
perusahaan itu berbeda dengan satu sama lainnya, begitu juga halnya dengan PT.
PLN UPT Medan. Dengan demikian masalah yang dihadapi oleh perusahaan
mengenai “Apakah Sistem Pengendalian Aktiva Tetap Pada PT. PLN (
PERSERO ) UPT Medan sudah dijalankan dengan baik?”
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian A. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
a) Bagi peneliti, sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan
pada program Diploma III FE USU.
b) Untuk memahami lebih jauh lagi teori yang didapat dalam perkuliahan
dengan melihat penerapannya oleh PT .PLN (PERSERO) UPT MEDAN.
c) Untuk mengetahui bagaimana sistem pengendalian aktiva tetap yang
dilakukan oleh PT .PLN (PERSERO) UPT MEDAN
B. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
a) Sebagai bahan masukan agar dapat tercipta “ Sistem Pengendalian Aktiva tetap” yang baik pada masa yang akan datang sehingga perusahaan
menjadi lebih baik.
b) Bagi peneliti, agar peneliti dapat mengamati secara langsung dan
memperluas wawasan mengenai pengendalian maupun pengawasa
terhadap aktiva tetap suatu perusahaan.
c) Sebagai bahan informasi dan referensi bagi penulis – penulis berikutnya khusunya pada topik yang sama untuk meneyempurnakan penelitiannya
D. Rencana Penulisan 1. Jadwal Penelitian
[image:13.595.121.506.249.706.2]Pelaksanaan dilaksanaan di PT. PLN ( PERSERO ) UPT MEDAN
Tabel I.1
Jadwal Penelitian dan Penyusunan Tugas Akhir
NO
Kegiatan
Juni 2014
Juli 2014
I II III IV I
1 Pengesahan Tugas Akhir
2 Pengajuan Judul
3 Permohonan Izin Riset
4 Penunjukan Dosen Pembimbing
NO
Kegiatan
Juni 2014
Juli 2014
I II III IV I
6 Penyusunan Tugas Akhir
7 Bimbingan Tugas Akhir
8 Penyelesaian Tugas Akhir
2. Rencana Isi
Penulis akan memberikan gambaran rencana isi tugas akhir yang
akan mempermudah penulisan tugas akhir, maka penulis membaginya dalam
4 bab.
BAB I: PENDAHULUAN
Pada bab ini penulis akan menguraikan tentang apa yang
menjadi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
dan manfaat penelitian, dan rencana penulisan
BAB II: PT .PLN (PERSERO) UPT MEDAN
Dalam bab ini penulis akan menguraikan tentang sejarah
ringkas perusahaan, struktur organisasi, job description,
dan jaringan usaha, dan kinerja usaha terkini, rencana usaha
Pada bab ini peneliti akan menguraikan hasil penelitian
sesuai dengan tema yang dipilih berdasarkan bidang studi
mahasiswa dan penulis akan mencoba menguraikan
pengertian aktiva tetap, jenis-jenis aktiva tetap, metode
penyusutan, cara perolehan aktiva tetap, penggantian aktiva
tetap, sistem pengendalian aktiva tetap.
BAB IV: KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini penulis memberikan kesimpulan berdasarkan
pada pembahasan dan saran guna menunjang kemajauan
BAB II
PT PLN ( PERSERO ) UPT MEDAN
A. Sejarah Ringkas
Proses restrukturisasi pengusahaan tenaga listrik di Indonesia masih terus
berjalan. Salah satunya adalah dengan penyiapan PT PLN (Persero) Penyaluran dan
Pengatur Beban Sumatera (P3B Sumatera). P3B Sumatera bukanlah lembaga yang
benar-benar baru. Sebab P3B Sumatera merupakan penggabungan fungsi penyaluran
dari PT PLN (Persero) Kitlur Sumbagut dan fungsi penyaluran PT PLN (Persero)
Kitlur Sumbagut.
PT PLN (Persero) Kitlur Sumbagut dan PT PLN (Persero) Kitlur Sumbagsel
secara praktis organisasinya akan dihapus. Terutama dengan rencana pembetukan PT
PLN Pembangkitan Sumatera Utara (KSU) dan PT PLN Pembangkitan Sumatera
Bagian Selatan (KSS), yang usahanya mengelola
Dengan demikian penggabungan ini akan semakin menempatkan posisi
organisasi P3B Sumatera pada posisi yang sentral. P3B Sumatera lah yang akan
membuat “hitam-putihnya” pasokan listrik di dalam Sistem Interkoneksi Sumatera
setelah energi listrik dibangkitkan oleh perusahaan pembangkit, baik itu yang
dikelola PT PLN Pembangkitan Sumatera Utara (KSU) dan PT PLN Pembangkitan
Sumatera Bagian Selatan (KSS) maupun swasta. Sebab, P3B lah yang mengelola
lalu-lintas energi listrik di Sistem Interkoneksi Sumatera. Setidaknya pada proses
pengelolaan energi inilah, menempatakan P3B Sumatera sebagai pihak yang harus
berperan aktif. Bahkan bertanggung jawab penuh terhadap keandalan pasokan energi
listrik yang disalurkan ke knsumen.
Pembentukan P3B Sumatera disadari betul kemanfaatannya oleh PT PLN
BUMN yang menangani pengusahan tenaga listrik di tanah air ini menempatkan
fungsi operasi dan pengelolaan penyaluran tenaga listrik (transmisi) sebagai kegiatan
yang perlu disiapkan untuk mendukung terciptanya efisiensi tenaga listrik. Di
wilayah interkoneksi Sumatera. P3B Sumatera akan menangani sektor transmisi sejak
perencanaan, konstruksi, hingga pemeliharan.
Pengoperasian sistem tenaga listrik dilakukan melalui manajemen energi
dengan menggunakan mekanisme transaksi energi. Melalui transaksi energi memang
memungkinkan didaptanya keuntungan dari selisih herga pembelian dari pembangkit
dengan penjualan energi listrik kepada konsumennya. Meskipun demikian, sebagai
penyelenggara transaksi energi P3B Sumatera wajib memberikan pasokan listrik
secara handal, ekonomis dan berkualitas kepada konsumennya.
1. Visi dan Misi PT PLN (Persero) P3B Sumatera UPT Medan Visi
P3B Sumatera diakui sebagai pengelola penyaluran dan pengatur
beban Sistem Tenaga Listrik dengan tingkat pelayanan setara kelas dunia yang
bertumbuh kembang, unggul, dan terpercaya dengan bertumpu pada potensi
insani.
Misi
1. Mengelola operasi sistem tenaga listrik secara andal,
2. Melakukan dan mengelola penyaluran tenaga listrik tegangan tinggi secara
efisien, andal, dan akrab lingkungan,
3. Mengelola transaksi tenga listrik secara kompetitif, transparan dan adil,
4. Melakukan pemeliharaan instalasi sistem transmisi tenaga listrik sumatera.
2. Makna Logo PLN
Gambar II.1 Logo PT. PLN (Persero)
Sumber: PT. PLN (Persero) UPT Medan
PT. PLN (Persero) mempunyai logo sebagai identitas. Yang terdiri dari:
a. Bidang Persegi Penjang Vertikal
Bidang Persegi Panjang Vertikal menjadi bidang dasar bagi elemen-elemen lambang lainnya, melambangkan bahwa PT PLN (Persero)
merupakan wadah atau organisasi yang terorganisir dengan sempurna.
Berwarna kuning untuk menggambarkan pencerahan, seperti yang
diharapkan PLN bahwa listrik mampu menciptakan pencerahan bagi
kehidupan masyarakat. Kuning juga melambangkan semangat yang
menyala-nyala yang dimiliki tiap insan yang berkarya di perusahaan ini.
b. Petir atau Kilat
Petir atau Kilat melambangkan tenaga listrik yang terkandung di dalamnya sebagai produk jasa utama yang dihasilkan oleh perusahaan.
Selain itu petir pun mengartikan kerja cepat dan tepat para insan PT PLN
(Persero) dalam memberikan solusi terbaik bagi para pelanggannya.
Warnanya yang merah melambangkan kedewasaan PLN sebagai perusahaan
listrik pertama di Indonesia dan kedinamisan gerak laju perusahaan beserta
tiap insan perusahaan serta keberanian dalam menghadapi tantangan
perkembangan zaman.
Tiga Gelombang memiliki arti gaya rambat energi listrik yang dialirkan oteh tiga bidang usaha utama yang digeluti perusahaan yaitu
pembangkitan, penyaluran dan distribusi yang seiring sejalan dengan kerja
keras para insan PT PLN (Persero) guna memberikan layanan terbaik bagi
pelanggannya. Diberi warna biru untuk menampilkan kesan konstan (sesuatu
yang tetap) seperti halnya listrik yang tetap diperlukan dalam kehidupan
manusia. Di samping itu biru juga melambangkan keandalan yang dimiliki
insan-insan perusahaan dalam memberikan layanan terbaik bagi para
pelanggannya.
Logo tersebut menandakan bahwa perusahaan ini bergerak dalam bidang
penjualan dan penyediaan tenaga listrik serta pelayanan terhadap pelanggan.
B. Struktur Organisasi
Setiap Perusahaan pasti memiliki struktur organisasi, struktur organisasi
sangat penting didalam perusahaan karena berfungsi sebagai landasan bagi seluruh
fungsi yang ada dalam organisasi untuk melaksanakan tugas,wewenang dan
tanggung jawab dari setiap fungsi.
PT PLN (Persero) UPT Medan menganut struktur organisasi garis
lurus staf (line staff organization) yang sesuai dengan kondisi perusahaan
tersebut karena :
a) Pembagian tugas secara jelas dapat dibedakan
b) Manajer langsung memerintah dan memberikan petunjuk-petunjuk kepada
asisten manajer untuk diteruskan kepada bawahannya yang sudah
Wewenang dari puncak pimpinan dilimpahkan sepenuhnya kepada
bawahannya dalam bidang pekerjaan sepanjang yang menyangkut bidang
kerjanya.
PT PLN (Persero) UPT Medan dipimpin oleh seorang Manager yang
membawahi asisten manajer bagian yang terdiri dari :
1. Asisten manajer perencanaan dan evaluasi,
2. Asisten manajer pemeliharaan,
3. Asisten manajer administrasi dan umum.
Struktur organisasi PT PLN (Persero) UPT Medan dapat dilihat pada
Lampiran. Beban yang telah disetujui tersebut merupakan besarnya beban yang
dialokasikan perusahaan sebagai pedoman kinerja perusahaan.
C. Job Description
Adapun uraian tugas dari PT PLN ( Persero ) UPT Medan adalah:
1. Manajer
a) Identitas jabatan
Sebutan jabatan : Manajer unit pelayanan transmisi medan
Kode jabatan : -
Jenis jabatan : Manajerial
Pohon profesi : Pemeliharan Penyaluran
Sub pohon profesi : Pemeliharaan Transmisi dan Gardu Induk
Jenjang jabatan : Manajer Dasar
Grade : System 2-1 dan Optimization 1-4
Jabatan atasan langsung : General Manajer
b) Tujuan Jabatan
Merumuskan sasaran kerja UPT Medan, mengarahkan dan
mengkordinasi dan mengevaluasi pekerjaan bawahan, mengkaji dan,
mengendalikan RAO/UAI/AT serta memeriksa laporan bawahan secara
periodik serta membina hubungan kerja baik sesama PLN sekitar maupun
instasnsi pemerintah agar pelaksanaan rencana kerja dapat mencapai sasaran
yang telah ditetapkan dan tercapainya sasaran kinerja perusahaan
c) Tanggung jawab utama
1. Merumuskan sasaran kerja upt medan berdasarkan target yang telah
ditetapkan kantor induk (P3B Sumatera),
2. Menentukan SOP sesuai instruksi P3BS untuk pedoman kerja UPT,
3. Mengendalikan anggaran biaya melalui laporan cash control agar
anggaran dapat dipergunakan sesuai dengan rencana kerja,
4. Mengkordinasi hasil penyusunan RAO/UAI sebagai usulan ke kantor
induk sesuai dengan ketentuan,
5. Mengevaluasi hasil pelaksanaan dan memantau penerapan sistem baru
dalam rangka peningkatan efisensi,
6. Mengambil keputusan mengenain hal-hal yang berhubungan dengan
operasi dan pemeliharaan transmisi dan gardu induk,
7. Membina hubungan kerja dengan instansi terkait dalam rangka
kelancaran pelaksanaan tugas,
8. Membuat keputusan untuk tender pengandaan baraang dan jasa sesuai
9. Membina dan mengarahkan bawahan berdasarkan bidang tugasnya sesuai
dengan sasaran kerja,
10. Membuat laporan berkala sesuai dengan bidang tugasnya,
11. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lain yang sesuai dengan kewajiban
dan tanggung jawab pokoknya.
d) Wewenang jabatan
1. Menandatangani persetujuan pembayaran (bukti kas) baik kepada
pegawai maupun kepada pihak ketiga (rekanan) sesuai dengan
bukti-bukti pembayaran yang sah,
2. Mengesahkan dan menandatangaani nota pembukuan ke unit lain,
3. Menilai kinerja bawahan,
4. Menyetujui dan menandatangani surat permohonan cuti pegawai pada
bidangnya,
5. Mengesahkan dan menandatangani pembayaran kepda pihak ketiga
(Rekanan) dengan nilai s/d Rp ... juta, untuk pengadaan barang/jasa
berdasarkan RAB yang sudah dievaluasi asmen enjinring dan disetujui
oleh General Manajer,
6. Menyetujui/menandatangani dafatar penghasilan dan pembayaran hak
pegawai yang diterbitkan oleh seksi SDM & Diklat,
7. Menandatangani Cheque/Giro bank, untuk pengambilan uang,
pembayaran kepada rekanan bersama dengan Asisten Manager Keu Sdm
& Adm.
2. Asisten Manajer Perencanaan dan Evaluasi a) Identitas Jabatan
Kode Jabatan : -
Pohon Profesi : Pemeliharaan Penyaluran
Sub Pohon Profesi : Pemeliharaan Transmisi dan Gardu Induk
Jenis Jabatan : Supervisori
Jenjang Jabatan : Supervisori Atas
Grade : Specific 1-3 s/d System 1-4
Unit Kerja : Unit Pelayanan Transmisi PT PLN (Persero) P3B Sumatera
Jabatan Atas Lngsung : Manajer UPT
b) Tujuan Jabatan
Merencanakan dan mengevaluasi Operasi Sistem, pemeliharaan
peralatan Gardu Induk, Jaringan, Proteksi, meter, SCADA dan
Telekomunikasi serta melaksanakan assesmen kondisi sistem transmisi dan
Pengelolaan Sarana Sistem Informasi untuk mencapai terget Kinerja Unit.
c) Tanggung jawab utama
1. Menyusun rencana kegiatan Bidang Rencana & Evaluasi Unit untuk
kelancaran pelaksanaan tugas,
2. Mengkoordinir pelaksanaan asesmen kondisi sistem transmisi untuk
pembuatan rencana kerja pemeliharaan / perbaikan / penggantian
peralatan Gardu Induk, jaringan, proteksi, meter, kontrol, dan
SCADATEL,
3. Memberikan rekomendasi hasil asesmen untuk perbaikan kinerja
peralatan,
4. Menyusun usulan rencana pengembangan dan perbaikan instalasi
Risk Management (ERM) untuk memenuhi kelayakan operasi dan
investasi,
5. Menyusun RKA (Rencana Kerja Anggaran) dan TMP (Tingkat Mutu
Pelayanan) Unit untuk diusulkan ke Region,
6. Merencanakan jadwal dan mengevaluasi pemeliharaan peralatan Gardu
Induk, Jaringan, proteksi, meter, kontrol, dan SCADATEL untuk
mencapai target kinerja,
7. Menyusun usulan target dan realisasi kinerja (angka-angka usaha,
realisasi pemeliharaan dan EDP) untuk dilaporkan ke Region,
8. Memeriksa data dan fisik serah terima instasi baru sebagai dasar untuk
pembuatan berita acara serah terima ke Region,
9. Membina dan mengembangkan kompetensi SDM melalui Coaching,
Mentoring, Counseling dan Knowledge Management untuk memenuhi
kebutuhan kompetensi jabatan,
10. Menyusun laporan berkala sesuai bidang tugasnya sebagai
pertanggungjawaban pelaksanaan tugas,
11. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan
langsung sesuai dengan tugas dan tanggung jawab dan atau
kompetensinya.
d) Wewenang Jabatan 1. Menyusun RKA unit,
2. Merekomendasikan hasil asesmen,
4. Merekomendasikan tindak lanjut sesuai hasil evaluasi kinerja Operasi
Sistem, Operasi dan pemeliharaan peralatan transmisi, proteksi, meter,
kontrol, dan SCADATEL,
5. Mengelola sarana sistim informasi dan pemeliharaan
3. Asisten Manajer Pemeliharaan a) Identitas Jabatan
Sebutan Jabatan : Asisten Manajer Operasi dan Pemeliharaan
Kode Jabatan : -
Pohon Profesi : Pemeliharaan Penyaluran
Sub Pohon Profesi : Pemeliharaan Instalasi
Jenis Jabatan : Supervisori
Jenjang Jabatan : Supervisori Atas
Grade : Specific 1-3 s/d system 1-4
Unit Kerja : Bagian Operasi dan Pemeliharaan Unit Pelayanan Transmisi
PT PLN (Persero) P3BS
Jabatan Atasan Langsung : Manajer UPT
b) Tujuan Jabatan
Mengelola operasi dan pemeliharaan penyaluran tenaga listrik serta
keandalan sistem penyaluran untuk mendukung kinerja perusahaan.
c) Tangung jawab utama
1. Mengelola pelaksanaan pengoperasian dan pemeliharan (O&M) instalasi
2. Mengendalikan realisasi hasil pemeliharaan instalasi Transmisi dan
Gardu Induk untuk keperluan operasi (SE 032 dan Suplemennya),
3. Mengendalikan pemeriksaan fisik dan spesifikasi teknik instalasi
terpasang yang akan diserahkan proyek berdasarkan kontrak,
4. Menentukan persyaratan operasi pada instalasi (baru/lama) meliputi hasil
uji peralatan, koordinasi setting rele proteksi dan sertifikasi laik operasi
guna memastikan pengoperasian instalasi dengan baik dan aman,
5. Mengendalikan dan menindaklanjuti gangguan operasi/peralatan instalasi
di Unit Tragi,
6. Membuat usulan pengembangan instalasi untuk keandalan operasi,
7. Mengkoordinir pembuatan dan pemutakhiran Buku Petunjuk
Pengoperasian Gardu Induk dan Instruksi kerja peralatan sebagai
pedoman operasi,
8. Mengusulkan pelatihan sesuai kebutuhan dibidang Operasi dan
Pemeliharaan
d) Wewenang Jabatan
1. Menyusun jadwal pemeliharaan Transmisidan Gardu Induk,
2. Membuat laporan gangguan kerusakan dan data Operasi,
3. Mengevaluasi laporan dari unit TRAGI dan Supervisor di bagian
OP-HAR,
4. Menandatangani ijin cuti bawahannya,
5. Memantau pekerjaan pemeliharaan Transmisi dan Gardu Induk,
6. Melakukan penilaian SMUK di Bagian OP-HAR
Sebutan Jabatan : Asisten Manajer Administrasi dan Keuangan
Kode Jabatan : -
Pohon Profesi : Manajemen Keuangan
Sub Pohon Profesi : Manajemen Keuangan
Jenis Jabatan : Supervisori
Jenjang Jabatan : Supervisori Atas
Grade : Specific 1-3 s/d system 1-4
Unit Kerja : Bagian Administrasi dan Keuangan Unit Pelayanan Transmisi
PT PLN (Persero) P3BS
Jabatan Atasan Langsung : Manajer UPT
b) Tujuan Jabatan
Mengendalikan, mengelola fungsi sekretariat, SDM & Diklat,
Keuangan & Anggaran, Akuntansi dan Logistik sebagai pendukung Operasi
& Pemeliharaan dalam mencapai sasaran kinerja yang sudah ditetapkan oleh
Manajemen Perusahaan.
c) Tanggung Jawab Utama
1. Merancang rencana kerja tahunan Bagian Keuangan, SDM dan
Administrasi sebagai pedoman kerja untuk mencapai target kinerja,
2. Mengevaluasi/mengusulkan RKAP Pos 5.2, Pos 5.3 Tata Usaha, dan
Pos 5.4,
3. Mengendalikan, mengelola dan mengevaluasi pekerjaan fungsi
Sekretariat meliputi kendaraan dinas, tata laksana surat, penerbitan
4. Mengendalikan, mengelola dan mengevaluasi pekerjaan funsi SDM &
Diklat, meliputi pembayaran penghasilan, penerbitan SK mutasi, usulan
penilaian kenaikan grade/skala, kesejahteraan pegawai, tunjangan
emolumen, pelaporan SIPEG, dan Diklat,
5. Mengendalikan, mengelola dan mengevaluasi pekerjaan fungsi Logistik
meliputi tata usaha gudang (TUG), pengadaan barang dan pengendalian
materi,
6. Mengendalikan, mengelola, dan mengevaluasi pekerjaan fungsi
Anggaran & Keuangan, meliputi perencanaan, pengajuan anggaran ke
P3BS, pembayaran, cash flow, monitoring, dan melaporkan realisasi
SKKO/SKKI serta penerimaan dan penyetoran pajak,
7. Mengendalikan, mengelola dan mengevaluasi pekerjaan fungsi
Akuntansi, meliputi jurnal transaksi, laporan Tata Usaha Keuangan
Gudang (TUKG), AT/PDP, Neraca, Rugi/Laba, dan DTE
d) Wewenang Jabatan
1. Mengesahkan/menandatangani Invoice untuk pembayaran baik kepada
pegawai maupun kepada pihak ketiga (Rekanan) sesuai dengan
bukti-bukti pembayaran yang sah dan dalam batas kewenangan yang
diberikan oleh Manager,
2. Mensahkan/menandatangani TUG dalam penerimaan dan pengeluaran
barang di gedung UPT,
3. Mensahkan/menandatangani Laporan Keuangan, nota buku akuntansi
4. Persetujuan Surat perintah perjalanan dinas untuk pegawai yang
melakukan perjalanan dinas sesuai peraturan yang ada dan dalam batas
kewenangan yang diberikan oleh Manajer,
5. Menandatangani Nota Dinas SKKO untuk Pengadaan Barang/Jasa
berdasarkan RAB hasil evaluasi Asmen Enjiniring dan disetujui
Manajer,
6. Menilai kinerja bawahan (MUK),
7. Persetujuan surat cuti pegawai, sesuai batas kewenangan yangan
diberikan oleh Manager,
8. Persetujuan penggunaan kendaraan dinas (Model C) bagi pegawai yang
bertugas menggunakan kendaraan dinas,
9. Mensahkan/menandatangani daftar penghasilan dan pembayaran hak
pegawai lainnya yang diterbitkan oleh Seksi SDM & Diklat,
10. Mensahkan/menandatangani PO untuk pengadaan barang/jasa dengan
proses pembelian langsung nilai s/d 50 juta,
11. Menandatangani Cheque/Giro Bank bersama dengan Manager,
12. Menandatangani surat pengantar berobat ke Dokter/Rumah Sakit.
D. Jaringan Usaha
Jaringan Usaha PT PLN (Persero) UPT Medan adalah untuk mengatur
beban sumatera utara dan untuk bertugas menyalurkan tenaga listrik dalam
jumlah besar dari pusat pembangkit listrik ke pusat beban melalui jaringan
transmisi bertegangan tinggi dan pengoperasian sistem tenaga listrik.
Pada tahun 2014 ini PT. PLN (Persero) UPT Medan memiliki beberapa
buah proyek yang harus dikerjakan baik proyek yang telah berjalan ataupun
proyek yang baru berjalan.
Adapun proyek-proyek tersebut antara lain:
a. Penggantian selector switch UFR
b. Pengadaan spare terminasi dan kabel skun 20 kv.
c. Peninggian tembok pagar sisi barat gardu induk Kualanamu.
d. Penggantian konduktor diameter II switchyard GI Belawan.
e. Pengadaan dan pemasangan material remote reading download setting &
disturbance record.
f. Material pendukung pekerjaan penggantian PMT AB 3 garduk induk
Belawan.
g. Penguatan proteksi tapak tower 51 segmen Titi Kuning-Berastagi.
h. Pekerjaan penggantian PMT 150 dan penyempurnaan wiring control
workshop di GI Namurambe.
F.Rencana Usaha
Rencana usaha PT. PLN (Persero) UPT Medan pada tahun 2014 adalah
meningkatkan jumlah pasokan listrik, menjalin kerja sama dengan
BAB III
SISTEM PENGENDALIAN AKTIVA TETAP PADA
PT. PLN ( PERSERO ) UPT MEDAN
A. Pengertian Aktiva Tetap
Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang digunakan dalam operasi
perusahaan dan tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan
normal perusahaan.
Arti penting aktiva tetap berwujud berbeda dari perusahaan yang
satu dengan perusahaan lainnya, tergantung pada sifat, jenis dan skala
usahanya. Perusahaan menempatkan sumber-sumber ekonomi yang
dimiliki atau dikuasai dalam bentuk berbagai jenis aktiva tetap dengan
tujuan pokok untuk digunakan dalam proses produksi atau pengadaan dan
distribusi barang atau jasa dalam jangka waktu relative lama.
Secara umum, aktiva tetap berwujud didefenisikan sebagai barang
yang dimiliki atau dikuasai oleh perusahaan, yang dipakai atau digunakan
secara aktif dalam operasi normal, dan mempunyai umur atau masa
kegunaan yang relative permanen.
Menurut Warren,Reeve,Fess( 2006 : 504 )
“pengertian aktiva tetap adalah aktiva jangka panjang atau aktiva yang relative permanen. Mereka merupakan aktiva berwujud (Tangible Assets) karena ada secara fisik, aktiva tersebut dimiliki dan digunakan oleh perusahaan serta tidak dimaksudkan untuk dijual sebagai bagian dari operasi normal”.
Jenis aktiva tetap di setiap perusahaan berbeda-beda, hal ini
disebabkan karena perbedaan jenis kegiatan operasional yang dilakukan
perusahaan. Secara umum, penggolongan aktiva tetap didasarkan pada
beberapa sudut pandang, yaitu:
1. Substansi
Substansi yaitu aktiva tetap yang dapat digantikan dengan sejenisnya.
Aktiva tetap dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
a) Aktiva Berwujud (Tangible Fixed Asset)
Contohnya : Lahan, Mesin, Gedung, Peralatan, dan lainnya.
b) Aktiva Tidak Berwujud (Intangible Fixed Asset)
Contohnya : Goodwill, Paten, Copy Right, Frenchise, dan lainnya.
2. Umur
Penggolongan aktiva tetap dari segi umur berguna untuk
mengetahui apakah aktiva tetap tersebut perlu disusutkan atau tidak
dari harga perolehannya , karena aktiva tetap itu berbeda-beda
umurnya. Ada yang umurnya tidak terbatas dan ada pula yang terbatas
umurnya. Dan biasanya kebanyakan aktiva tetap itu memiliki umur
yang terbatas.
Penggolongannya adalah sebagai berikut :
a) Aktiva tetap yang umurnya tidak terbatas, seperti : tanah untuk letak
perusahaan, pertanian, dan peternakan.
b) Aktiva tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa
penggunaannya bisa digantikan dengan aktiva yang sejenis, seperti
c) Aktiva tetap yang umurnya terbatas apabila sudah habis masa
penggunaannya tidak dapat diganti dengan aktiva lain yang sejenis,
seperti : sumber-sumber alam seperti tambang, hutan, dan lain-lain.
3. Disusutkan atau Tidak Disusutkan
Penggolongan aktiva dari segi disusutkan atau tidak disusutkan
biasanya dicirikan dengan ada atau tidaknya penurunan nilai dari
aktiva tetap tersebut. Aktiva tetap yang mengalami penurunan nilai
selama masa manfaatnya dilakukan penyusutan terhadap harga
perolehan. Dan aktiva tetap yang tidk mengalami penurunan nilai tidak
dilakukan penyusutan terhadap harga perolehannya. Adapun
penggolongannya sebagai berikut :
a) Depreciated Plant Assets (Aktiva tetap yang disusutkan) yaitu aktiva
tetap yang disusutkan, seperti : bangunan, peralatan, mesin, inventaris,
jalan, dan sebagainya.
b) Undepreciated Plant Assets (Aktiva tetap yang tidak disusutkan) yaitu
aktiva tetap yang tidak disusutkan , seperti : Tanah.
4. Berdasarkan Jenisnya
Aktiva tetap banyak ragamnya, maka aktiva tetap dapat pula
dibagi berdasarkan jenisnya yaitu sebagai berikut :
1. Tanah
Tanah adalah bidang terhampar baik yang merupakan
tempat berdirinya bangunan maupun lahan yang masih kosong.
khususnya bangunan yang dianggap sebagai bagian dari lahan
tersebut atau yang dapat meningkatkan nilai gunanya dapat
digolongkan kedalam nilai lahan.
Untuk memperoleh tanah tersebut, perusahaan harus
mengeluarkan biaya akuisisi aktiva tetap, yang meliputi :
a. Harga Beli
b. Ijin dari pemerintah
c. Komisi Pialang
d. Fee nama baik
e. Biaya survey
2. Bangunan/Gedung
Bangunan atau gedung adalah segala bangunan yang
dimiliki perusahaan yang berdiri diatas bumi ini baik diatas tanah
air seperti gedung, kantor, toko, gudang, pabrik, perumahan, dan
bangunan-bangunan lain. Nilai bangunan dicatat sebesar harga
bangunan itu siap dipergunakan dalam operasi perusahaan.
Pencatatannya harus terpisah dari tanah yang menjadi lokasi
gedung itu.
Biaya yang timbul dari perolehan bangunan maupun gedung,
antara lain:
a. Fee arsitek
b. Biaya asuransi
c. Ijin dari pemerintah
3. Mesin
Mesin adalah alat mekanis yang dikuasai perusahaan dalam
kegiatan proses produksi seperti mesin pabrik, mesin pembangkit,
dan mesi-mesin lainnya yang dipergunakan dalam proses produksi.
Mesin termasuk peralatan-peralatan yang menjadi bagian dari
mesin yang bersangkutan. Adapun biaya yang ditanggung
perusahaan untuk memperoleh mesin tersebut adalah :
a. Pengujian sebelum digunakan
b. Sewa mesin
4. Kendaraan
Kendaraan adalah sarana angkutan orang atau barang yang
dimiliki perusahaan untuk kegiatan operasional. Kelompok aktiva
tetap ini yaitu : semua jenis kemdaraan seperti alat pengangkutan,
meliputi : truk, traktor, forklift, mobil, sepeda motor, dan
sebagainya.
5. Inventaris/Peralatan
Peralatan dapat menunjang jalannya kegiatan operasional
alat-alat besar yang digunakan dalam perusahaan yang dapat
menunjang jalannya kegiatan operasional suatu perusahaan seperti
inventaris gudang dan lain-lain .
Biaya akuisisi untuk memperolehnya antara lain :
a. Reparasi pembelian (peralatan bekas)
Inventaris kantor yaitu alat-alat yang dipakai sebagai
pendukung kegiatan dan kelancaran proses operasional suatu
perusahaan. Inventaris kantor dapat berupa :
a. Komputer
b. Perabot kantor
c. Meja Tulis
d. Telepon
e. Kursi
f. Alat-alat tulis kantor
C. Metode Penyusutan
Bersamaan dengan berlalunya waktu, semua aktiva tetap kecuali
tanah, akan kehilangan kemampuannya menghasilkan jasa. Dengan
demikian, harga perolehan aktiva semacam ini harus dipindahkan ke
perkiraan beban secara teratur selama masa manfaatnya yang diharapkan.
Penurunan manfaat secara periodik ini disebut penyusutan (depreciation ).
Penyusutan adalah penurunan kemampuan aktiva tetap dalam
menyediakan manfaat dalam rangka aktivitas operasional perusahaan. Hal
ini dikarenakan pemakaian yang terus-menerus, sehingga mengakibatkan
fungsi aktiva tetap tersebut menurun dari hari ke hari.
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2002:16.2) :
“ Penyusutan adalah alokasi sistematik jumlah yang dapat
Faktor-faktor yang menyebabkan penurunan manfaat dapat dibagi dalam
dua kategori, yaitu :
1. Penyusutan Fisik
Penyusutan yang mencakup keusangan karena pemakaian dan keausan
karena gerakan elemen – elemen
2. Penyusutan Fungsional
Penyusutan yang meliputi ketidak-layakan ( inadequancy ) dan
ketinggalan zaman ( obsolence )
Suatu aktiva tetap dikatakan tidak layak lagi apabila
kemampuannya untuk memenuhi permintaan peningkatan produksi tidak
memadai lagi. Ada beberapa metode yang biasanya dipergunakan untuk
menentukan besarnya pennyusutan aktiva tetap, yaitu :
1. Metode Garis Lurus
Dengan metode garis lurus dalam menghitung penyusutan
berarti beban penyusutan dibebankan secara merata selama estimasi
umur aktiva tersebut. Untuk menentukan besarnya beban penyusutan
tiap tahun, harga pembelian aktiva dikurangi taksiran nilai residu
dibagi dengan umur ekonomis yang ditaksir. Atau dengan rumus :
Penyusutan tahunan = Harga perolehan- Nilai ekonomis Umur ekonomis
Contoh : Sebuah mesin cetak tangan dibeli dengan harga Rp
7.900.000, umur ekonomis diperkirakan 5 tahun, nilai residu ditaksir
Penyusutan tahunan = Rp 7.900.000 – Rp 400.000 5
= Rp 1.500.000
Apabila disusun jurnal penyesuaian pada akhir periode
akuntansi akan tampak:
Beban Penyusutan Mesin Rp 1.500.0000
Akumulasi Penyusutan Mesin Rp 1.500.000
2. Metode Saldo Menurun Berganda
Metode saldo menurun menghasilkan beban penyusutan
periodik yang semakin menurun sepanjang umur estimasi aktiva itu.
Cara menghitung beban penyusutan yaitu dengan menggunakan
persentase penyusutan yang tetap, dihitung dari niali buku ( harga
perolehan-akumulasi penyusutan).
Contoh : Sebuah aktiva tetap yaitu peralatan kantor dimiliki dengan
harga perolehan Rp 50.000.000 , nilai residu Rp 10.000.000 , umur
ekonomis 10 tahun.
Maka penyusutannya = Rp 50.000.000 – Rp 10.000.000 10
= Rp 4.000.000 Tarif Ganda = 100%
10 = 20%
Maka, besarnya akumulasi penyusutan setiap tahun, dapat dihitung
sebagai berikut :
Tahun I = 20% X Rp 50.000.000 = Rp 10.000.000
Tahun II = (20% X Rp 40.000.000) + Rp 10.000.000 = Rp 18.000.000
3. Metode Satuan Unit Produksi
Menurut metode ini, besarnya penyusutan tiap
periodeakuntansi dihitung berdasarkan kapasitas produksi yang
diperkirakan dapat dihasilkan oleh suatu aktiva. Dengan demikian,
besarnya beban penyusutan tiap- tiap periode belum tentu sama.
Contoh : Harga beli sebuah mesin Rp 10.000.000 dan nilai residu
Rp 2.000.000.Selama umur produksi diperkirakan dapat menghasilkan
80.000 unit produk.
Maka beban penyusutan per satuan produksi
= Rp 10.000.000 – Rp 2.000.000 80.000 unit
= Rp 100
Berdasarkan contoh diatas, apabila selama periode pertama mesin itu
dapat menghasilkan 10.000 unit produk maka besarnya beban
penyusutan adalah 10.000 X Rp 100 = Rp 1.000.000. Pada tahun
berikutnya, mesin tersebut dapat menghasilkan 9.000 unit produk,
maka besarnya beban penyusutan = 9.000 X Rp 100 = Rp 900.000
4. Metode Jumlah Angka Tahun
Metode jumlah angka tahun memberikan hasil yang sama
seperti yang dihasilkan metode saldo menurun. Beban penyusutan
periodik akan menurun secara tetap sepanjang umur estimasi itu
karena angka pecahan yang dikalikan setiap tahun terhadap harga
Jumlah angka tahun = n ( n+1 ) 2
n = Lama penyusutan ( umur ekonomis aktiva )
contoh : Jika harga beli sebuah aktiva Rp 10.000.000 dan nilai residu
Rp 2.000.000 dengan umur ekonomis 5 tahun.
Maka penyusutannya tiap tahun adalah :
Tahun I = 5/15 X (Rp 10.000.000 – Rp 2.000.000) = Rp 2.666.667
Tahun II = 4/15 X (Rp 10.000.000 – Rp 2.000.000) = Rp 2.133.333
Tahun III = 3/15 X (Rp 10.000.000 – Rp 2.000.000) = Rp 1.600.000
Tahun IV = 2/15 X (Rp 10.000.000 – Rp 2.000.000) = Rp 1.066.667
Tahun V = 1/15 X (Rp 10.000.000 – Rp 2.000.000) = Rp 533.333
Pada PT. PLN ( PERSERO ) UPT MEDAN, semua aktiva
tetap disusutkan dengan menggunakan metode penyusutan garis
lurus/straight line method. Dengan metode ini diasumsikan besarnya
biaya penyusutan tiap periode akan tetap sama sepanjang aktiva tetap
masih digunakan dalam operasi perusahaan. Nilai buku aktiva tetap
akan semakin menurun akibat adanya alokasi, akan tetapi apabila
terhadap aktiva tetap diadakan perbaikan yang dapat memperpanjang
umur aktiva tetap tersebut, maka jumlah penyusutannya akan berubah.
D. Cara Perolehan Aktiva Tetap
Proses perolehan disini dimaksudkan mulai sejak pembelian,
pengangkutan aktiva itu, pemasangan, sampai aktiva itu siap untuk dipakai
dalam proses kegiatannya. Aktiva tetap dapat diperoleh melalui berbagai
1. Pembelian Tunai
2. Pembelian dengan harga tergabung
3. Pembelian Angsuran
4. Sewa guna usaha
5. Pertukaran dengan aktiva lain
6. Pertukaran dengan sekuritas
7. Dibangun sendiri
8. Donasi atau sumbangan
1. Pembelian Tunai
Nilai perolehan aktiva tetap yang didapat melalui transaksi
pembelian tunai diukur dengan jumlah uang atau kas yang dibayar
dalam transaksi dan pengeluaran-pengeluaran lain yang terjadi dalam
hubungannnya dengan usaha untuk mendapatkan dan menempatkan
aktiva hingga siap digunakan oleh perusahaan. Suatu kerugian harus
diakui apabila ada potongan tunai yang ditawarkan tetapi tidak
dimanfaatkan.
2. Pembelian dengan harga tergabung
Perusahaan bisa saja membeli beberapa aktiva tetap yang
berlainan jenis dengan harga tergabung. Praktik akuntansi yang lazim
menggunakan pendekatan sebagai berikut : Jika berbagai aktiva
diperoleh dengan harga tergabung, maka nilai perolehan dari
masing-masing aktiva ditetapkan sebesar harga pasarnya menurut penilaian
Beberapa jenis aktiva tetap bisa saja diperoleh melalui
pembelian secara kredit berjangka panjang dengan program
pembayaran secara angsuran atau sekaligus pada tanggal tertentu
dikemudian hari.
4. Sewa guna usaha pembiayaan
Sewa guna usaha adalah setiap kegiatan pembiayaan
perusahaan dalam bentuk penyediaan barang-barang modal untuk
digunakan oleh suatu perusahaan untuk suatu jangka waktu tertentu
berdasarkan pembayaran-pembayaran secara berkala disertai hak pilih
( optie ) bagi perusahaan tersebut untuk membeli barang-barang modal
bersangkutan atau memperpanjang jangka waktu sewa guna usaha.
Ada dua kemungkinan yang sering digunakan :
a. Sewa guna usaha dianggap sebagai persetujuan sewa menyewa
( operating lease), adalah kegiatan sewa guna usaha dimana penyewa
guna usaha tidak mempunyai hak opsi untuk membeli obyek sewa guna
usaha
b. Sewa guna usaha dianggap seabgai transaksi pembelian/penjualan
( finance lease ), adalah kegiatan sewa guna usaha dimana penyewa guna
usaha pada akhir masa kontrak mempunyai hak opsi untuk membeli
obyek sewa guna usaha berdasarkan nilai sisa yang disepakati bersama.
5. Pertukaran dengan aktiva lain
Ada dua jenis pertukaran yang terjadi, yaitu :
Adalah perolehan aktiva tetap dengan mengadakan
pertukaran aktiva tetap yang sama jenisnya. Apabila pertukaran
tersebut menimbulkan kerugian maka ruginya dibebankan pada
periode terjadinya pertukaran.
b) Pertukaran aktiva tetap yang tidak sejenis
Misalnya, pertukaran tanah dengan mesin- mesin, gedung,
dan lain- lain. Perbedaan antara nilai buku aktiva tetap yang
diserahkan dengan nilai wajar yang digunakan sebagai dasar
pencatatan aktiva yang diperoleh pada tanggal transaksi terjadi
harus diakui sebagai dasar pencatatan aktiva yang diperoleh pada
tanggal transaksi terjadi harus diakui sebagai laba/ rugi pertukaran
aktiva tetap.
6. Pertukaran dengan sekuritas
Perusahaan bias mendapatkan aktiva tetapnya melalui
pertukaran dengan surat- surat berharga atau sekuritas yang
diterbitkan oleh perusahaan yang bersangkutan, baik berupa sekuritas
hutang maupun sekuritas saham. Pada dasarnya, nilai perolehan aktiva
yang didapat melalui transaksi pertukaran dengan sekuritas harus
diukur berdasarkan :
a. Harga pasar dari sekuritas yang diserahkan dalam transaksi
b. Harga pasar yang didapat
Aktiva tetap yang diperoleh melalui transaksi pertukaran dengan
Kadang – kadang perusahaan tidak memenuhi kebutuhan
aktiva tetapnya dengan membeli dari pihak lain, tetapi dengan cara
membangun atau membuatnya sendiri. Ada beberapa alasan yang
mendorong perusahaan untuk membangun atau membuat sendiri
aktiva tetap yang diperlukan untuk menjalankan operasinya :
a) Memanfaatkan fasilitas yang menganggur
b) Menghemat biaya konstruksi
c) Mencapai standar kualitas konstruksi yang lebih tinggi
d) Agar dapat segera dioperasikan
Seperti halnya aktiva tetap yang didapat melalui pembelian,
aktiva tetap yang dibuat atau dibangun sendiri harus dicatat
berdasarkan nilai perolehannya, termasuk semua pengeluaran yang
diperlukan untuk membuat dan menempatkan aktiva pada kondisi siap
pakai.
8. Donasi atau sumbanganan
Didalam akuntansi, donasi yang diterima atau diberikan kepada
pihak lain disebut transfer non- resiprokal, yaitu transfer barang dan
jasa satu arah. Terhadap aktiva yang didapat atau dikorbankan dalam
transaksi non- resiprokal, standar akuntansi yang lazim menetapkan
harga pasar aktiva harus dipakai sebagai dasar pengukurannya.
Berdasarkan data diatas adalah beberapa cara perolehan aktiva
tetap, sedangkan PT. PLN (Persero) UPT Medan melakukan perolehan
aktiva tetap dengan cara kontak berjangka tidak langsung.
Perusahaan mengambil suatu kebijakan terkait penggantian aktiva
tetap dikarenakan aktiva tersebut tidak lagi dapat dipergunakan dalam
kegiatan operasioanal perusahaan. Aktiva tetap yang sudah tidak terpakai
lagi dapat ditarik dari pemakaian. Penarikan (retirement) tersebut dapat
dilakukan dengan tiga cara , yaitu :
1. Dengan Cara Dibuang
Suatu aktiva tetap dibuang disebabkan aktiva tetap tersebut
sudah tidak lagi berguna untuk perusahaan, disertai tidak lagi memiliki
nilai residu atau nilai pasar. Apabila suatu aktiva belum disusutkan
sepenuhnya, maka penyusutan terlebih dahulu dicatat sebelum aktiva
dibuang dan dihapus dari catatan akuntansi.
2. Dengan Cara Dijual
Aktiva tetap yang sudah tidak terpakai lagi dapat dijual dengan
cara lelang. Ayat jurnal untuk mencatat penjualan aktiva tetap sama
dengan ayat jurnal yang telah aiilustrasikan sebelumnya, kecuali bahwa
kas atau aktiva lainnya yang diterima juga harus dicatat.
3. Dengan Cara Tukar dengan Aktiva Lain Keuntungan dari pertukaran :
Jika nilai tukar tambah melebihi nilai buku aktiva lama yang
ditukarkan dan tidak ada keuntungan yang diakui, maka biaya atau
harga pokok yang dicatat untuk aktiva tetap baru dapat ditentukan
dengan salah satu cara berikut :
Keuntungan pertukaran aktiva tetap sama tidak diakui untuk pelaporan
keuangan dan untuk tujuan pajak penghasilan federal.
Kerugian dari pertukaran :
Kerugian pertukaran aktiva sejenis untuk tujuan pelaporan keuangan
diakui jika nilai tukar tambah lebih rendah dari nilai buku peralatan
lama. Apabila terjadi kerugian, biaya yang dicatat untuk aktiva baru
adalah harga pasar aktiva tersebut.
Berdasarkan data diatas adalah beberapa cara yang paling sering
digunakan dalam penggantian aktiva tetap, sedangkan PT. PLN (Persero)
UPT Medan melakukan penggantian aktiva tetap dengan cara dilelang
F. Sistem Pengendalian Internal Aktiva Tetap
Sistem pengendalian internal atau internal control meliputi
evaluasi (menilai) atas pelaksanaan pekerjaan dengan cara
membandingkan realisasi dengan rencana, dan melakukan tindakan
perbaikan apabila dipandang perlu (jika ada penyimpangan yang
merugikan). Misalnya meliputi persetujuan, pemisahan antara fungsi
operasional penyimpangan dan pencataan, serta pengawasan fisik atas
kekayaan. Hal ini dimaksudkan untuk menjamin kebenaran data akuntansi,
mengamankan harta kekayaan dan catatan pembukuannya, dalam upaya
meningkatkan efisiensi usaha, serta mondorong ditaatinya kebijakan yang
telah ditetapkan oleh pihak manajemen.
Pada PT.PLN ( Persero ) UPT Medan, pengendalian internal
wilayah kerja apakah sudah dilaksanakan dengan baik dan sesuai dengan
peraturan-peraturan yang berlaku dalam wilayah kerja tersebut.
Menurut Information System Audit and control Association ( ISACA,
dalam Cangemi, 2003 : 65 )
“internal control adalah the policies, procedures, practice and
organizational structures, designed to provide reasonable assurance that
business objective will be achieved and that events will be prevented, or
detected, and corrected”.
Menurut Gondodiyoto dan Hendarti ( 2007 : 122 )
“Pengendalian internal adalah rencana organisasi dan semua metode serta kebijakan yang terkoordinasi dalam suatu perusahaan untuk mengamankan kekayaan, menguji ketepatan dan sampai berapa jauh data akuntansi dapat dipercaya, menggalakkan efisiensi usaha serta mendorong ditaatinya kebijaksanaan pimpinan yang telah digariskan”.
Dari uraian diatas, maka peneliti menyimpulkan pengertian
pengendalian internal adalah evaluasi secara menyeluruh yang dilakukan
oleh suatu organisasi dengan cara membandingkan antara prosedur-
perosedur yang telah dibuat oleh manajemen suatu oraganisasi dengan
keadaan yang sebenarnya yang telah dilaksanakan oleh organisasi tersebut,
apakah kegiatan operasional telah dilaksanakan dengan baik atau terdapat
penyimpangan yang dapat merugikan organisasi.
Menurut Hartadi ( 1999 : 3 ) Pengendalian internal meliputi 2 hal
yaitu pengendalian internal bidang akuntansi dan pengendalian internal
Pengendalian akuntansi yaitu meliputi rencana organisasi,
metode dan ukuran, prosedur-prosedur serta catatan-catatan yang
dikoordinasikan terutama untuk menjamin kekayaan organisasi dan
mengecek ketentuan dan keandalan data organisasi.
2. Pengendalian administrasi
Pengendalian administrasi yaitu meliputi rencana organisasi
serta prosedur-prosedur dan catatan-catatan yang berhubungan dengan
proses pembuatan keputusan yang mengarah kepada tindakan
manajemen untuk menyetujui atau memberi wewenang.
Pengendalian internal atas aktiva tetap meliputi penjagaan dan
pencatatan akuntansi aktiva tetap yang memadai yang dimiliki
organisasi untuk mendorong efisiensi dan dipatuhinya kebijakan
manajemen. Penjagaan dari aktiva tetap meliputi :
1. Memberikan tanggung jawab kepada seseorang atas aktiva tetap
tersebut
2. Memisahkan tugas antara orang yang menjaga dengan orang yang
melakukan pencatatan aktiva tetap tersebut.
3. Memiliki asuransi aktiva tetap terhadap kejadian –kejadian tertentu
seperti kebakaran, pencurian, dan lain-lain.
4. Melakukan pembinaan kepada orang-orang yang menggunakan
aktiva tetap tersebut agar mereka dapat secara benar pengoperasikan
aktiva tetap tersebut.
6. Melindungi aktiva tetap dari hujan, panas, dan sebagainya.
7. Mempertinggi keamanan di wilayah tersebut,misalnya orang-orang
yang tidak berhubungan tidak diperbolehkan masuk ke daerah
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah penulis kemukakan dalam bab terdahulu
serta hasil penelitian dan evaluasi pada PT.PLN (Persero) UPT Medan, maka
pada bab IV ini penulis akan menarik kesimpulan yang Penulis anggap penting
bagi perusahaan tersebut:
1. Dalam struktur organisasi PT.PLN (Persero) UPT Medan dapat dilihat bahwa
setiap staff memiliki tugas dan kewajibannya sesuai dengan job
describtionnya masing-masing.
2. Aktiva tetap yang terdapat dalam PT.PLN (Persero) UPT Medan umunya
diperoleh melalaui pengadaan (kontrak) jangka pendek dan panjang.
3. Metode penyusutan yang dipakai pada PT.PLN (Persero) UPT Medan adalah
metode garis lurus / straight line method.
4. Penggantian Aktiva tetap yang telah habis masa manfaatnya dilakukan
dengan cara dilelang.
5. Sistem pengendalian aktiva tetap cukup baik pada PT.PLN (Persero) UPT
Medan dapat dilihat dari adanya kartu aktiva tetap.
B. Saran
Adapun beberapa saran yang ingin saya berikan kepada PT.PLN
(Persero) UPT Medan adalah:
1. Pengendalian pada aktiva tetap sebaiknya teru ditingkatkan untuk mencapai
penyelewengan atas aktiva tetap, hal ini akan membantu manajemen mengelola
harta yang dimiliki perusahaan secara efektif dan efisien.
2. Perusahaan perlu memperhatikan tingkat pemeliharaan terhadap aktiva tetap
dikarenakan pengeluaran untuk biaya penggantian terhitung cukup besar. Hal
ini dilakukan agar aktiva tidak cepat rusak, sehingga pengeluaran biaya dapat
DAFTAR PUSTAKA
Dalman, 2011, Menulis Karya Ilmiah, Penerbit : PT Rajagrafindo Persada, Jakarta
Ikatan Akuntansi Indonesia, 2002, Standar Akuntansi Keuangan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Jery J. Weygandt, Donald E. Kieso, Paul D. Kimmel, 2007. Accounting
Principle, Edisi Ke Tujuh, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
John J. Wild . K. R. Subramanyam . Robert F. Halsey.2005. Financial Statement
Analysis, Buku Satu, Edisi Ke Delapan, Penerbit : Salemba Empat,
Jakarta.
Mulyadi, 2002. Auditing, Buku Dua, Edisi Ke Enam, Penerbit : Salemba Empat, Jakarta.
Niswonger, Warren, Reeve, Fess, 2005. Prinsip –Prinsip Akuntansi, Edisi Ke-21,Terjemahan : Hyginus Ruswinarto, Penerbit : Erlangga, Jakarta.
S.R, Soemarso, 2005, Akutansi Suatu Pengantar, Buku 2, Edisi 5, Penerbit: Salemba Empat, Jakarta
Lampiran 1
Lampiran 3
Lampiran 4
DAFTAR PUSTAKA
Dalman, 2011, Menulis Karya Ilmiah, Penerbit : PT Rajagrafindo Persada, Jakarta
Ikatan Akuntansi Indonesia, 2002, Standar Akuntansi Keuangan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Jery J. Weygandt, Donald E. Kieso, Paul D. Kimmel, 2007. Accounting
Principle, Edisi Ke Tujuh, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
John J. Wild . K. R. Subramanyam . Robert F. Halsey.2005. Financial Statement
Analysis, Buku Satu, Edisi Ke Delapan, Penerbit : Salemba Empat,
Jakarta.
Mulyadi, 2002. Auditing, Buku Dua, Edisi Ke Enam, Penerbit : Salemba Empat, Jakarta.
Niswonger, Warren, Reeve, Fess, 2005. Prinsip –Prinsip Akuntansi, Edisi Ke-21,Terjemahan : Hyginus Ruswinarto, Penerbit : Erlangga, Jakarta.
S.R, Soemarso, 2005, Akutansi Suatu Pengantar, Buku 2, Edisi 5, Penerbit: Salemba Empat, Jakarta
Lampiran 1
Surat Izin Riset dari PT.PLN (Persero) UPT Medan
Lampiran 2
Lampiran 4