UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN
ANALISIS LAPORAN ARUS KAS PADA PT. PERUSAHAAN GAS NEGARA (PERSERO) TBK
TUGAS AKHIR
Diajukan Oleh :MENIK YUNI LESTARI 112101083
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Diploma III
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN
LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR
NAMA : MENIK YUNI LESTARI
NIM : 112101083
PROGRAM STUDI : DIPLOMA III KEUANGAN
JUDUL : ANALISIS LAPORAN ARUS KAS PADA
PT.PERUSAHAAN GAS NEGARA (PERSERO ) TBK
Tanggal,.…...….. 2014 Dosen Pembimbing
Dra. Friska Sipayung, S, M.Si NIP. 19620117 198603 2 002
Tanggal,.…...….. 2014 Ketua Program Studi Diploma III Keuangan
Dr. Yeni Absah, SE, M.Si NIP.19741123 200012 2 001
Tanggal,.…...….. 2014 Dekan Fakultas Ekonomi
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunianya yang tak terhingga kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan penulisan tugas akhir yang berjudul “Analisis Laporan Arus Kas pada PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk”. Dimana tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah guna memenuhi salah satu syarat kelulusan
pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa tugas akhir ini
masih jauh dari kesempurnaan, baik dalam penulisan maupun penjelasannya
karena adanya keterbatasan kemampuan penulis. Oleh karena itu, penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan dan keberhasilan penulis dimasa yang akan datang.
Dalam penulisan tugas akhir ini, telah banyak pihak yang membantu serta
memberikan do’a dan dukungan kepada penulis. Untuk itu, pada kesempatan
ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya terutama kepada:
1. Orang tua tersayang, ayahanda Sumadi dan ibunda Jumiati, terima kasih
atas segala kasih sayang dan do’a yang tiada henti selalu di limpahkan
kepada penulis.
2. Bapak Prof Dr. Azhar Maksum M.Ec.Ac,Ak,CA selaku Dekan Fakutlas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, M.Si, selaku Ketua Program Studi D III
4. Bapak Syafrizal Helmi Situmorang, SE, M.Si, selaku Sekretaris program
studi D III Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera
Utara.
5. Ibu Dra. Friska Sipayung, S, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktunya untuk memberikan saran dan pemikiran kepada
penulis.
6. Ibu Ida Hidayani selaku Mentor magang beserta seluruh staf PT
Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk yang telah memberikan izin kepada
penulis untuk melakukan penelitian serta memberikan data dan informasi
yang sangat dibutuhkan penulis.
7. Seluruh teman Departemen Keuangan Stambuk 2011, khusunya teman
baik penulis novita, nita dan sri, yang selalu memberikan semangat kepada
penulis.
8. Serta terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu
penulis yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Semoga kiranya tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
memerlukan, khususnya mahasiswa dan mahasiswi Departemen Keuangan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Medan, Juni 2014
Penulis
Menik Yuni Lestari
DAFTAR ISI
BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Ringkas ... 6
B. Landasan Hukum... ... 7
C. Visi, Misi dan Nilai Budaya PGN... ... 8
D. Strategi dan Tujuan Perusahaan... ... 9
E. Struktur Organisasi ... 10
F. Uraian Pekerjaan ... 12
G. Jaringan Uasah/Kegiatan... ... 18
H. Kinerja Terkini... ... 20
BAB III PEMBAHASAN A. Laporan Keuangan... ... 24
B. Arus Kas... ... 41
C. Sumber dan Penggunaan Kas... ... 42
D. Laporan Arus Kas... ... 44
E. Analisis Sumber dan Penggunaan Kas Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk Periode Desember 2013... ... 53
F. Metode Penyajian Laporan Arus Kas Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk ... 61
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... ... 62
B. Saran... ... 62
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.4 PT.Angin Ribut, Laporan Arus Kas untuk tahun yang
berakhir X... ... 51
Tabel 3.5 PT.Angin Ribut, Laporan Arus Kas untuk tahun yang berakhir X... ... 53
Tabel 3.6 Laporan Arus Kas Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk ... 54
Tabel 3.7 Sumber Kas dari aktivitas Operasional ... 57
Tabel 3.8 Sumber Kas dari aktivitas Pendanaan ... 58
Tabel 3.9 Penggunaan Kas untuk aktivitas Operasional ... 58
Tabel 3.10 Penggunaan Kas dari untuk aktivitas Pendanaan ... 59
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Struktur Organisasi Pt.Perusahaan Gas Negara (Persero)Tbk ... 11
Gambar 3.1 Struktur Laporan Posisi Keuangan (Neraca) ... 33
Gambar 3.2 Struktur Laporan Laba Rugi... 37
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Setiap perusahaan perlu mengetahui perkembangan kegiatan usahanya
dari waktu ke waktu agar dapat diketahui apakah perusahaan mengalami
kemajuan atau kemunduran serta dapat juga mengetahui keadaan keuangan pada
saat tertentu. Hal ini dapat dilihat melalui laporan keuangan berupa laporan arus
kas, dimana dalam laporan tersebut akan terlihat arus kas masuk dan arus kas
keluar dari kegiatan usaha yang dapat digunakan sebagai alat analisis keuangan
yang sangat penting bagi pimpinan perusahaan. Dengan analisis tersebut, maka
akan dapat diketahui berapa besar dana yang akan dibutuhkan agar mampu
membiayai kegiatan operasi perusahaan dan dapat memungkinkan perusahaan
untuk beroperasi seefesien mungkin serta dapat mengendalikan kesulitan
keuangannya.
Pada perusahaan Gas Negara ( Persero ) Tbk yang beralamat Jl. Imam
Bonjol No 15-D Medan merupakan perusahaan yang bergerak pada bidang
pembuatan dan pendistribusian gas buatan, di mana dalam perusahaan tersebut
selalu melakukan pencatatan setiap penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan.
Perusahaan tersebut selalu melakukan pencatatan-pencatatan agar perusahaan
tersebut tidak mengalami kerugian yang sangat besar. Sehingga dalam perusahaan
tersebut dilakukan kerjasama dalam melakukan pencatatan penerimaan dan
Kas merupakan suatu bagian yang penting dalam perusahaan. Tanpa
adanya kas maka tidak ada laporan keuangan. Di dalam perusahaan, kas berfungsi
sangat aktif sebagai dasar dari pengelolaan fungsi-fungsi manajemen khusunya
dalam bidang keuangan. Hubungan antara kas dengan fungsi-fungsi manajemen
sangat erat misalnya pada fungsi pemasaran, efisiensi anggaran kas dengan
memperketat pengeluaran biaya untuk meningkatkan volume penjualan.
Sistem Akuntansi di Indonesia telah memutuskan untuk mengikuti aliran
Amerika, maka pernyataan ini juga berpengaruh terhadap Akuntansi di Indonesia.
Dengan melihat keadaan dan kebutuhan Negara Indonesia khususnya mengenai
informasi keuangan dari suatu unit usaha, maka oleh Komite Ikatan Akuntansi
Indonesia ( KIAI ) dengan penelitian yang bertahun-tahun yang telah dilakukan
mengambil langkah yang matang untuk memasukkan laporan arus kas sebagai
laporan utama pengganti laporan sumber dan penggunaan dana. Karena laporan
ini dianggap lebih memberikan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh
pemakai laporan.
Perusahaan harus menyusun atau diwajibkan menyusun laporan arus
kasnya sebagai bagian yang tidak terpisahkan ( bagian integral ) dari laporan
untuk setiap periode penyajian laporan keuangan. Pernyataan ini mulai efektif
pada tanggal 1 Januari 1995. Jadi, laporan arus kas ini merupakan perkembangan
dari laporan perubahaan posisi keuangan dan merupakan pengganti dari laporan
sumber dan penggunaan dana yang disusun untuk memenuhi permintaan
informasi keuangan bagi pihak luar perusahaan. Oleh karena itu, seorang
pemimpin harus dapat mengetahui bagaimana perusahaan memiliki kas bersih
kegiatan investasi dan/atau kegiatan pendanaan. Dengan kata lain laporan arus kas
adalah suatu laporan yang menggambarkan penerimaan dan penggeluaran kas
serta perubahan bersih pada kas yang berasal dari aktivitas operasional, investasi
dan pendanaan perusahaan selama periode tertentu dan juga merupakan suatu
format yang merekonsiliasikan saldo kas awal dan saldo kas akhir.
Dengan adanya laporan arus kas pada perusahaan, perusahaan akan
mengalami peningkatan yang baik jika laporan arus kasnya digunakan dengan
teliti dan dimanfaatkan demi kemajuan perusahaan yang dikembangkan atau
didirikan. Laporan arus kas merupakan laporan penerimaan dan pengeluaran kas
pada perusahaan yang digunakan untuk mengembangkan produk barang/jasa
pada perusahaan. Tanpa adanya laporan arus kas yang baik maka perusahaan tidak
akan tahu seberapa jauh meningkatnya atau menurunnya perkembangan
perusahaan tersebut.
Melihat begitu pentingnya laporan keuangan terutama laporan arus kas
dalam setiap kegiatan operasional perusahaan, maka penulis tertarik untuk
mengetahui lebih lanjut terhadap penyusunan laporan arus kas. Untuk itu penulis
tertarik mengambil judul “ Analisis Laporan Arus Kas Pada Perusahaan Gas
Negara ( Persero ) Tbk’’.
B. PERUMUSAN MASALAH
Kegiatan operasional instansi pemerintah maupun perusahaan swasta
tidak terlepas dari suatu masalah. Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di
atas, maka terdapat perumusan masalah yang menjadi objek penelitian adalah :
1. Darimana sumber dan penggunaan kas pada setiap aktivitas dalam
2. Metode apakah yang digunakan perusahaan gas negara ( persero )tbk
pada laporan arus kasnya ?
C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian yaitu :
1. Untuk mengetahui darimana saja sumber dana kas dan penggunaan kas
tersebut pada setiap aktivitas perusahaan.
2. Untuk mengetahui metode apa yang digunakan untuk laporan arus kas
pada perusahaan gas negara ( persero )tbk.
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian yaitu :
a. Bagi Perusahaan / Kantor
1. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan untuk memperbaiki
kelemahan-kelemahan yang ada pada penyusunan laporan arus
kas agar laporan keuangan pada perusahaan dapat berkembang
sesuai dengan yang diharapkan.
b. Bagi Peneliti / Penulis
1. Menambah pengetahuan penulis tentang penyusunan laoran
arus kas pada perusahaan gas negara ( persero ) tbk.
2. Untuk memenuhi salah satu persyarsatan akademik dalam
menyelesaikan Pendidikan Program Diploma III Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang berminat
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Ringkas
PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk atau sering disebut PGN dengan
kode transaksi perdagangan Bursa Efek Indonesia “PGAS”, merupakan
sebuah perusahaan milik Negara yang yang dirintis sejak tahun 1859, ketika
masih bernama Firma LJN Enthoven & Co. Kemudian pada tahun 1950, oleh
pemerintah Belanda, perusahaan tersebut diberi nama NV Overzeese Gas en
Electriciteit (NV OGEM). Namun pada tahun 1985, Pemerintah Republik
Indonesia mengambil alih kepemilikan firma tersebut dan mengubah nama
menjadi Penguasa Perusahaan Peralihan Listrik dan Gas (P3LG) seiring
dengan perkembangan Pemerintah Indonesia, pada tahun 1961 status
perusahaan itu beralih menjadi BPU-PLN.
Pada tanggal 13 Mei 1965, berdasarkan Peraturan Pemerintah No.
19/1965, perusahaan ditetapkan sebagai perusahaan Negara dan dikenal
sebagai Perusahaan Gas Negara (PGN). Kemudian berdasarkan Peraturan
Pemerintah No. 27 tahun 1984, perseroan berubah status hukumnya dari
Perusahaan Negara (PN) menjadi Perusahaan Umum (Perum). Setelah itu,
status perusahaan diubah dari Perum menjadi Perseroan Terbatas yang
dimiliki oleh Negara berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 37 tahun 1994
dan Akta Pendirian Perusahaan No. 486 tanggal 30 Mei 1996 yang diaktakan
oleh notaris Adam Kasdarmaji SH. Seiring dengan perubahan status perseroan
berubah menjadi perusahaan terbuka, anggaran dasra perusahaan diubah
yang antar lain berisi tentang perubahan struktur permodalan. Perubahan ini
telah disahkan oleh Mentri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia dalam surat keputusan No C-26467 HT.01.04 Th 2003 tanggal 4
November 2003, dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia
dengan No. 94 Tambahan No. 11769 tanggal 24 November 2003.
Pada tanggal 5 Desember 2003, Perseroan memperoleh pernyataan efektif
dari badan Pengawas Pasar Modal untuk melakukan penawaran umum saham
perdana kepada masyarakat sebanyak 1.296.296.000 saham, yang terdiri dari
475.309.000 saham dari investasi saham Pemerintah Republik Indonesia,
pemegang saham perseroan dan 820.987.000 saham baru.
Sejak saat itu, nama resmi Perseroan menjadi PT Perusahaan Gas Negara
(Persero)Tbk. Saham perusahaan telah dicatatkan dalam Bursa Efek Jakarta
dan Bursa Efek Surabaya pada tanggal 15 Desember 2003 dengan kode
transaksi perdagangan “PGAS”
B. Landasan Hukum
Adapun landasan Hukum perusahaan menggunakan berbagai peraturan
perundangan anatara lain :
1. PP No. 19/1965 Dasar Hukum Pendirian .
2. UU Migas No.22 Tahun 2001. Dengan telah disahkannya UU Migas,
maka kerangka hukum bisnis migas di Indonesia mengalami perubahan
yang signifikan, tidak hanya terjadi di sektor hulu tetapi juga pada sektor
hilir dimana perusahaan melakukkan kegiatan usahanya saat ini.
3. Menteri Kehakiman No: C2-7729.HT.01.01.Th 96 Tanggal 31 Mei 1996
4. Persetujuan Mentri Kehakiman atas Akta Perubahan Anggaran Dasar No.
C-19905 HT.01.04 Th.99 Tanggal 10 Desember 1999.
5. Undang-undang RI No 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas.
6. Undang-undang RI N0 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik
Negara.
7. KEP-117/M-MBU/2002 tentang Penerapan Praktek Good Corporate
Govermace pada Badan Usaha Milik Negara.
C. Visi, Misi dan Nilai-nilai Budaya PGN
Untuk menghadapi tantangan kompetisi usaha di masa depan, PGN telah
menetapkan Visi dan Misi perusahaan serta merumuskan nilai-nilai yang
dianut perusahaan ke dalam suatu budaya perusahaan.Berikut adalah Visi,
Misi, dan Nilai-Nilai Budaya PGN: Visi PGN :
Menjadi perusahaan kelas dunia dalam pemanfaatan gas bumi. Misi PGN :
Meningkatkan nilai tambah Perusahaan bagi stakeholders
melalui :
a. Penguatan bisnis inti di bidang ransportasi niaga gas bumi dan
pengembangannya.
b. Pengembangan usaha pengelolaan gas.
c. Pengembangan usaha jasa operasi, pemeliharaan dan keteknikan yang
berkaitan dengan industri gas.
d. Profitisasi sumber daya dan aset perusahaan dengan mengembangkan
1. Nilai-nilai Budaya PGN (ProCISE) : a. Profesionalisme / Profesionalisme
b. Penyempurnaan Terus Menerus / Continous Improvement
c. Integritas / Integrity
d. Keselamatan
D. Strategi dan Tujuan Perusahaan 1. Strategi Perusahaan
Menyelesaikan pengembangan infrastruktur jaringan pipa tranmisi gas
yang terpadu dengan jaringan distribusi yang diharapkan akan tumbuh peran
serta pelaku bisnis disepanjang rantai bisnis gas bumi dari sektor hulu ke
sektor hilir, dalam rangka mempersiapkan Unbudling dan Open Access.
2. Tujuan Perusahaan
Tujuan perusahaan ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah No. 37 tahun
1994 sebagai berikut :
1. Mengembangkan dan memanfaatkan gas bagi kepentingan umum dan sekaligus memupuk keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan
perusahaan.
2. Menyediakan gas dalam jumlah dan mutu yang memadai untuk melayani
kebutuhan masyarakat.
E. Struktur Organisasi
Pembuatan struktur organisasi dalam suatu perusahaan mutlak harus
dilakukan oleh pemimpin perusahaan agar aktivitas personil perusahaan tidak
membantu memberikan pengertian yang jelas dengan pembagian tugas yang
ada dalam perusahaan itu dan setiap pekerja mengetahui dari mana sumber
perintah dan kepada siapa seseorang itu bertanggung jawab.
Dengan adanya struktur organisasi diharapkan tercapainya suatu
koordinasi yang efektif di antar unit-unit maupun bagian-bagian dalam
organisasi, sehingga tujuan yang telah ditetapkan akan tercapai. Oleh karena
itu, struktur organisasi yang digunakan harus sesuai dengan kondisi dan
kebutuhan perusahaan agar pendayagunaan sumber daya yang ada dapat
optimal.
Struktur organisasi pada PT Perusahaan Gas Negara merupakan struktur
organisasi garis dan staf, yang mencerminkan tanggung jawab dan wewenang
secara vertikal serta hubungan antar bagian secara horizontal.
Melalui struktur organisasi yang baik, pengatur pelaksanaan pekerjaan
dapat diterapkan, sehingaa efesiensi dan efektivitas kerja dapat diwujudkan
melalui kerjasama dengan koordinasi yang baik sehingga tujuan perusahaan
dapat dicapai. Suatu perusahaan terdiri dari unit kerja yang dapat dilaksanakan
perseorangan, maupun kelompok kerja yang berfungsi untuk melaksanakan
serangkaian kegiatan tertentu dan mencakup tata hubungan secara vertikal,
melalui saluran tunggal. Struktur Organisasi SBU Distribus pada gambar 2.1
Gambar 2.1
Struktur Organisasi PT.Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk
F. Job Description
Berikut adalah uraian pekerjaan (Job Description) untuk setiap
departemen pada PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.
1. General Manager
Fungsi General Manager :
General Manager mempunyai fungsi menyelenggarakan kegiatan usaha
distribusi gas bumi melalui jaringan pipa gas sesuai perkembangan usaha
dan kebijakan yang ditetapkan Direksi.
Tugas General Manager :
a. Menetapkan , mengendalikan dan mengelola Rencana Kerja dan
Anggaran.
b. Mengendalikan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan jaringan
pipa gas serta fasilitas penunjangnya.
c. Mengendalikan pengelolaan kegiatan operasi dan pemeliharaan.
d. Mengendalikan pengelolaan kegiatan penjualan dan layanan
pelanggan.
e. Mengendalikan pengelolaan kegiatan K3PL dan integritas jaringan.
2. Departemen Keuangan dan SDM
Fungsi Departemen Keuangan dan SDM :
Departemen Keuangan Dan SDM mempunyai fungsi memastikan
pengelolaan keuangan , SDM serta tanggung jawab sosial dan lingkungan
Tugas Departemen Keuangan dan SDM :
a. Mengelola Rencana Kerja dan Anggaran untuk pelaksanaan kegiatan
keuangan dan SDM serta tanggung jawab sosial dan lingkungan.
b. Memastikan terintegrasinya rencana kerja antar satuan kerja di dalam
departemen keuangan dan SDM, maupun dengan satuan kerja yang
lain di dalam organisasi SBU.
c. Melakukan koordinasi, pengawasan dan evaluasi pelaksanaan rencana
kerja antar satuan kerja di dalam departemen Keuangan dan SDM.
d. Mengendalikan kegiatan pengelolaan keuangan dan SDM.
e. Memastikan pelaksanaan program tanggung jawab sosial dan
lingkungan.
3. Dinas Keuangan
Fungsi Dinas Keuangan :
Dinas keuangan mempunyai fungsi memastikan pengelolaan kegiatan
keuangan yang meliputi anggaran, perbendaharaan,akuntasi,perpajakan
serta pelaksanaan program tanggung jawab sosial dan lingkungan.
Tugas Dinas Keuangan :
a. Mengelola penyusunan rencana kerja dan anggaran (RKA) SBU serta
menyusun usulan otorisasi pelaksanaan RKA SBU.
b. Melakukan pengendalian dan evaluasi pelaksanaan RKA SBU secara
berkala.
c. Melakukan koordinasi, pengawasan serta evaluasi aktiva dan
kewajiban.
e. Mengelola dan mengendalikan kegiatan serta administrasi penerimaan
dan pembayaran dana atas transaksi keuangan perusahaan
dilingkungan SBU.
4. Seksi Anggaran
Fungsi Seksi Anggaran :
Seksi Anggaran mempunyai fungsi melaksanakan kegiatan penyusunan
dan pengendalian atas pelaksanaan dan penyusunan laporan pencapaian
RKA SBU.
Tugas Seksi Anggaran :
a. Mengkoordinir pembuatan usulan RKA SBU.
b. Menyusun RKA untuk masing-masing Pusat Biaya/Unit Kerja SBU
sesuai dengan RKAP yang telah ditetapkan .
c. Menyusul usulan otorisasi pelaksanaan RKA SBU.
d. Menyusun otorisasi pelaksanaan RKA SBU sesuai dengan otorisasi
yang telah ditetapkan oleh Direksi untuk masing-masing Pusat Biaya
/Unit kerja.
e. Melaksanakan evaluasi, monitoring, dan pengendalian terhadap
pelaksanaan RKA SBU secara berkala.
5. Seksi Perbendaharaan
Fungsi Seksi Perbendaharaan :
Seksi perbendaharaan mempunyai fungsi melaksanakan kegiatan
Tugas Seksi Perbendaharaan :
a. Melaksanakan dan mengendalikan verifikasi keabsahan dokumen
penerimaan dan dokumen permintaan pembayaran.
b. Melaksanakan dan mengendalikan atas penerimaan dan pengeluaran
dana perusahaan.
c. Melaksanakan pengelolaan administrasi transaksi pembayaran dan
penerimaan dana.
d. Melaksanakan evaluasi kebutuhan dana SBU dan pengajuan dropping
ke Kantor Pusat.
e. Melakukan pengelolaan dan monitoring rekening bank SBU.
6. Seksi Akuntansi
Fungsi Seksi Akuntansi :
Seksi akuntasi mempunyai fungsi mengelola pelaksanaan kegiatan
akuntasi, penyusunan laporan keuangan termasuk daftar aset tetap serta
perpajakan.
Tugas Seksi Akuntansi :
a. Menerima,mencatat serta mengklasifikasikan transaksi keuangan.
b. Melakukan koordinasi dengan Satuan Kerja lain yang terkait, untuk
memastikan ketersediaan data yang diperlukan untuk penyusunan
laporan keuangan.
c. Melakukan koordinasi, memonitor dan mengevaluasi pengelolaan
pencatatan aset tetap.
e. Melakukan perencanaan perpajakan yang terkait dengan penyusunan
RKAP.
7. Seksi TJSL
Fungsi Seksi TJSL :
Seksi TJSL mempunyai fungsi mengelola pelaksanaan tanggung jawab
sosial dan lingkungan (CSR).
Tugas Seksi TJSL :
a. Membuat rencana dan melaksanakan program tanggung jawab sosial
dan lingkungan.
b. Membuat laporan pelaksanaan pengelolaan lingkungan, tanggung
jawab sosial dan lingkungan (CSR).
8. Dinas SDM
Fungsi Dinas SDM :
Dinas SDM mempunyai fungsi memastikan pelaksanaan kegiatan
manajemen SDM SBU dapat mendukung produktivitas kerja dan
menciptakan lingkungan kerja yang kondusif.
Tugas Dinas SDM :
a. Melakukan koordinasi, pengawasan dan evaluasi pelaksanaan
administrasi SDM.
b. Mengelola perencanaan dan pengadaan tenaga kerja .
c. Melakukan koordinasi, pengawasan dan evaluasi pelaksanaan
pembinaan dan pengembangan SDM.
d. Melaksanakan pengaturan penempatan pekerja melalui proses mutasi
e. Memastikan ketepatan waktu dan keakuratan pelaksanan administrasi
SDM, remunerasi dan database kepegawaian.
9. Seksi Pembinaan dan Pengembangan SDM
Fungsi Seksi Pembinaan dan Pengembangan SDM :
Seksi Pembinaan dan Pengembangan SDM mempunyai fungsi
melaksanakan kegiatan pembinaan dan pengembangan sumber daya
manusia.
Tugas Seksi Pembinaan dan Pengembangan SDM :
a. Melakukan koordinasi pembuatan rencana kebutuhan tenaga kerja
untuk jangka pendek, menengah dan panjang.
b. Memfasilitasi kegiatan pemetaan potensi individu yang
diselenggarakan oleh Kantor Pusat.
c. Melakukan analisa kesenjangan kompetensi .
d. Melakukan koordinasi usulan rotasi/mutasi dan promosi pekerja.
e. Melakukan koordinasi, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan
pemenuhan pekerja.
10.Seksi Remunerasi dan Hubungan Industrial
Fungsi Seksi Remunerasi dan Hubungan Industrial :
Seksi Remunerasi dan Hubungan Industrial mempunyai fungsi
melaksanakan kegiatan administrasi SDM, kegiatan remunirasi,
pengelolaan sistem informasi SDM dan membina hubungan industrial
antara pekerja dengan perusahaan serta memastikan penerapan peraturan
Tugas Seksi Remunerasi dan Hubungan Industrial :
a. Menyusun usulan RKAP khususnya biaya pekerja, biaya jasa
outsorcing dan biaya lain yang terkait.
b. Mengevaluasi pelaksanaan pembayaran fasilitas (benefit) pekerja.
c. Melakukan monitoring administrasi dan pelayanan pensiunan.
d. Melakukan evaluasi data lembur, potongan, dan kehadiran pekerja.
e. Melakukan pelayanan duka cita pekerja.
G. Jaringan Usaha/Kegiatan
Sebagai penyedia Utama Gas Bumi, PGN memiliki dua bidang usaha
distribusi (penjualanan) dan transmisi (transportasi) gas bumi melalui jaringan
pipa yang tersebar diseluruh wilayah usaha. Usaha distribusi meliputi kegiatan
pembelian gas bumi dari pemasok dan penjualanan gas bumi melalui jaringan
pipa distribusi ke pelanggan rumah tangga, komersial dan industri. Sedangkan
usaha transmisi merupakan kegitan pengangkutan (transportasi) gas bumi
melalui jaringan pipa tarnsmisi dari sumber-sumber gas ke penggunaan
industri.
1. Kegiatan Usaha Distribusi
PGN mendistribusikan produk gas bumi melalui jaringan pipa distribusi ke
para pelanggan. Kegiatan usaha ini memberikan kontribusi sebesar 81% dari
total pendapatan yang diperoleh pada tahun 2011. PGN merupkan pelaku
utama dalam kegiatan usaha distribusi gas di Indonesia dengan pangsa pasar
sebesar 94%. Jaringan layanan mencakup delapan kota utama di Indonesia
yaitu Jakarta, Cirebon, Surabaya, Palembang, Medan, Batam dan Pekanbaru
kapasitas sebesar 831 MMSCFD. Pasokan gas dan kontrak pemebelian
sebelum diperlakukan UU Migas No. 22/2001, PGN memperoleh pasokan gas
bumi terutama dari Pertamina DOH Cirebon dan BP Muara Karang untuk
memenuhi kebutuhan pasar gas bumi di wilaya distribusi Jawa bagian Barat.
Sedangkan untuk wilayah distribusi Jawa bagian Timur memperoleh pasokan
gas bumi dari EMP Kangean dan Lapindo Brantas, untuk wilayah distribusi
Sumatera bagian Utara memperoleh pasokan gas bumi dari Pertamina DOH
Pangkalan Brandan. Setelah diberlakukan UU Migas bumi secara langsung
dari produsen gas bumi anatara lain Pertamina, BP Indonesia, Lapindo
Brantas, ConocoPhillips dan Ellipse. Kontrak pembelian gas bersifat jangka
panjang antara 10 tahun sampai 20 tahun. Perjanjian gas bumi jangka panjang
dimaksudkan untuk mendapatkan jaminan pasokan gas bumi secara lebih pasti
agar kualitas pelayanan perusahaan kepada pelanggan dapat terpenuhi dengan
lebih baik. Dalam rangka penetrasi pasar ke wilayah yang menjadi target
perusahaan, maka daerah layanan pasar dibagi menjadi tiga wilayah distribusi,
sebagai berikut :
a. SBU Distribusi Wilayah I, Jawa Bagian Barat yang terdiri dari Jakarta,
Banten, Bekasi, Karawang, Bogor, Cirebon, Palembang dan Bandung.
b. SBU Distribusi Wilayah II, Jawa Bagian Timur yang terdiri dari
Surabaya-Gresik, Sidoarjo-Mogokerto, dan Pasuruan-Probolinggo
serta Semarang dan Makasar.
c. SBU Distribusi Wilayah III, Sumatera Bagian Utara yang terdiri dari
2. Kegiatan Usaha Transmisi
Kegiatan usaha transmisi meliputi tranportasi gas bumi dari lapangan gas
milik produsen melalui jaringan pipa transmisi bertekan tinggi ke stasiun
penyerahan pembeli. Dalam kapasitasnya sebagai pengankut gas bumi dari
produsen ke konsumen, PGN memperoleh pendapatan jasa transportasi (Toll
Fee). Khusus untuk melayani PLN Panaran (Batam), selain mendapat jasa
transportasi, perusahaan bertindak sebagai penjualan gas bumi.
PGN mengoperasikan jaringan pipa transmisi sepanjang 1.074 km dengan
kapasitas sebesar 887 MMSCFD dan tingkat utilisasi sebesar 54%. Kapasitas
ini mewakili sekitar 47% pangsa pasar kegiatan usaha transmisi di Indonesia.
Jangkauan layanan transmisi PGN meliputi ruas Duri dan
Grissik-Singapura dilakukan oleh anak perusahaan PGN yaitu PT Transportasi Gas
Indonsia (Transgapindo).
H. Kinerja Usaha Terkini
PT PGN (Persero) Tbk merupakan perusahaan infrastruktur yang
berpengalaman menyalurkan dan menyediakan gas bumi bagi kepentingan
umum (public utility). Sebagai perusahaan infrastruktur, PGN memiliki
jaringan pipa transmisi dan distribusi yang handal.
Kinerja usaha PGN adalah transporter, distributor dan trader di bidang gas
bumi. Sebagai transporter, PGN menyediakan infrastruktur jaringan pipa
transmisi yang menghubungkan sumber-sumber gas ke konsumen akhir atau
ke stasiun penerima di jaringan distribusi. Sebagai distributor, PGN
menyediakan infrastruktur jaringan pipa distribusi yang menghubungkan
tangga, komersial dan industri. Tugas utama PGN di bidang distribusi adalah
untuk meningkatkan pemanfaatan energi melalui pendayagunaan gas bumi
sebagai substitusi BBM. Sebagai trader PGN melaksanakan pembelian gas
dari produsen dan menjualnya kepada pelanggan Rumah Tangga, Komersial
dan Industri melalui jaringan pipa.
Pada tahun 2013 merupakan momentum penting bagi PGN dalam upaya
memperkuat posisi sebagai perusahaan energi kelas dunia. Selain terus
membangun dan mengembangkan infrastruktur gas bumi di dalam negeri,
PGN juga mulai berinvestasi ke sektor hulu migas. Langkah ini merupakan
upaya PGN untuk memastikan bahwa pasokan gas bumi akan terus meningkat
dan digunakan sepenuhnya untuk kesejahteraan rakyat Indonesia."
Sepanjang tahun 2013, kinerja PGN tetap solid dan mengalami
pertumbuhan bisnis secara berkelanjutan. Secara finansial, PGN meraih total
pendapatan sebesar US$ 3 miliar atau tumbuh 16% daripada tahun 2012
senilai US$ 2,5 miliar. Aset PGN juga tumbuh dari US$ 3,9 miliar (2012)
menjadi US$ 4,3 miliar. Sedangkan ekuitas PGN melonjak dari US$ 2,3 miliar
menjadi US$ 2,7 miliar.
Secara operasional, kegiatan usaha distribusi PGN berhasil menyalurkan
gas bumi sebanyak 827 MMSCFD, meningkat daripada tahun 2012 sebanyak
807 MMSCFD. Di bisnis transmisi, melalui anak perusahaan yaitu PT
Transportasi Gas Indonesia, gas yang disalurkan turun tipis dari 877
MMSCFD ke 854 MMSCFD di tahun 2013. Penurunan gas oleh usaha
akibat ketiadaan pasokan gas dan penurunan penyerapan gas oleh oftaker
Singapura.
Gas yang disalurkan PGN terbukti telah memberikan banyak manfaat
kepada sektor usaha dan perekonomian Indonesia. Contohny, usaha distribusi
gas PGN menyalurkan gas bumi sebanyak 827 MMSCFD atau setara 145 ribu
barel minyak per hari ke sektor industri, komersial, UMKM dan rumah
tangga, maka nilai penghematan yang dihasilkan dengan menggunakan gas
bumi mencapai sekitar Rp 55 triliun per tahun dibandingkan dengan
menggunakan minyak.
"Dengan biaya energi yang lebih hemat dan ramah lingkungan, tentunya
sektor usaha akan memiliki daya saing yang tinggi dan menciptakan multiplier
effect yang luar biasa bagi perekonomian Indonesia. Karena itu sebagai
BUMN, PGN akan terus mendukung dan mewujudkan program konversi
energi ke gas bumi melalui pembangunan infrastruktur gas bumi terintegrasi
di berbagai wilayah di Indonesia,". Sebagai upaya untuk mempercepat
pemanfaatan gas bumi di Indonesia, pada tahun 2014 PGN telah menyiapkan
investasi untuk membangun infrastruktur gas bumi untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat mulai dari sektor industri, komersial, UMKM dan
rumah tangga.
Berbagai proyek pembangunan infrastruktur yang akan dibangun PGN
tahun ini diantaranya adalah : Pembangunan Pipa Gas Kalimantan-Jawa
(Kalija) tahap I, Pembangunan sambungan gas rumah tangga dalam rangka
program PGN Sayang Ibu hingga sebanyak 1 juta sambungan gas, serta
Direktur Keuangan PGN tahun ini PGN telah menyiapkan anggaran untuk
pengembangan usaha mencapai sekitar US$ 1,25 miliar. Sebanyak US$ 200
juta digunakan untuk membangun infrastruktur gas bumi terintegrasi senilai
US$ 200 juta, US$ 400 juta untuk bisnis di sektor LNG dan US$ 650 juta
untuk investasi di sektor hulu.
"Dengan fundamental yang sangat solid, PGN memiliki ruang yang cukup
leluasa untuk membiayai ekspansi bisnis. Kerena itu PGN akan terus
memaksimalkan setiap peluang untuk mendorong percepatan pemanfaatan gas
BAB III PEMBAHASAN
A. Laporan Keuangan
1. Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan perusahaan meruapakan alat yang sangat penting
untuk memperoleh informasi sehubung dengan posisi keuangan dari suatu
perusahaan. Pada pokoknya laporan keuangan ditujukan kepada pihak-pihak
di luar perusahaan, sehingga yang bersangkutan dapat menggunakannya
sebagai dasar pengambilan keputusan mengenai perusahaan
tersebut.Perkembangan dari posisi keuangan perusahaan tersebut dapat dilihat
dari penyajian data-data yang diperbandingkan untuk dua periode atau lebih
sehingga dapat diperoleh data-data yang diambil.
Menurut pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 1 Ikatan
Akuntansi Indonesia (Revisi 2009 : 63) mengatakan bahwa : “Laporan
Keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja
keuangan suatu entitas’’. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan
informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas
yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam
pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil
pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang
dipercayakan kepada mereka”.
Menurut Munawir ( 2007 : 2 ), “Laporan Keuangan adalah hasil dari
antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak
yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut’’.
Dengan menerapkan Standar Akuntansi Keuangan secara tepat
diharapkan bahwa laporan keuangan akan memberikan gambaran sebenarnya
tentang kinerja manajemen perusahaan masa lalu dan prospek di masa akan
datang, sehingga dapat dipercaya dan diandalkan oleh investor sebagai acuan
dalam mengambil keputusan investasi. Laporan keuangan yang disusun
sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan pada akhirnya akan
meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan dan akuntan
publik sebagai pemberi opini atas laporan keuangan perusahaan.
2. Tujuan Laporan Keuangan
Menurut Kasmir ( 2008 : 11 ), berikut ini beberapa tujuan pembuatan atau
penyusunan laporan keuangan yaitu :
1. Memberikan informasi tentang jenis dan juga aktiva (harta) yang dimiliki
perusahaan pada saat ini.
2. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal
yang dimiliki perusahaan pada saat ini.
3. Memberikan informasi tentang jenis dan julmlah pendapatan yang
diperoleh pada suatu periode tertentu.
4. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang
dikeluarkan perusahaan pada periode tertentu
5. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada
6. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu
periode
7. Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan.
8. Informasi keuangan lainnya.
3. Keterbatasan Laporan Keuangan
Laporan keuangan belum dapat dikatakan mencerminkan keadaan
keuangan perusahaan secara keseluruhan. Hal ini disebabakan adanya hal-hal
yang belum atau tidak tercatat dalam laporan keuangan tersebut. Kemudian,
ada hal-hal yang tidak dapat dinyatakan dalam angka-angka seperti reputasi,
prestasi, manajernya dan lainnya.
Oleh karena itu, setiap laporan keuangan yang disusun pasti memiliki
keterbatasan tertentu. Keterbatasan laporan keuangan menurut Kasmir
(2008:16), diantaranya :
1. Pembuatan laporan keuangan disusun berdasarkan sejarah (historis),
dimana data-data yang diambil dari data masa lalu.
2. Laporan keuangan dibuat umum, artinya untuk semua orang, bukan
hanya untuk pihak tertentu saja.
3. Proses penyusunan tidak terlepas dari taksiran-taksiran dan
pertimbangan-pertimbangan tertentu.
4. Laporan keuangan bersiafat konservatif dalam menghadapi situasi
ketidakpastian.
5. Laporan keuangan selalu berpegang teguh kepada sudut pandangan
ekonomi dalam memandang peristiwa-peristiwa yang terjadi bukan
Keterbatasan laporan keuangan tidak akan mengurangi arti nilai keuangan
secara langsung karena hal ini memang harus dilakukan agar dapat
menunjukkan kejadian yang mendekati sebenarnya, meskipun perubahan
berbagai kondisi dari berbagai sektor terus terjadi. Artinya selama laporan
keuangan disusun sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan, maka inilah
yang dianggap telah memenuhi syarat sebagai suatu laporan keuangan.
4. Bentuk Laporan Keuangan
Laporan Keuangan perusahaan sebenarnya banyak, namun laporan
keuangan utama menurut Standar Akuntansi Keuangan ( SAK ) hanya ada 3 (
tiga ), yaitu :
1. Laporan Posisi Keuangan ( Neraca )
2. Laba Rugi ( Income Statement )
3. Laporan Arus Kas ( Cash Flow Statement )
1. Laporan Posisi Keuangan ( Neraca )
Menurut Munawir ( 2007 : 13 ), ‘’Neraca adalah laporan yang
sistematis tentang aktiva, hutang serta modal dari suatu perusahaan pada
suatu saat tertentu’’.
Jadi tujuan Neraca adalah untuk menunjukkan posisi keuangan suatu
perusahaan pada suatu tanggal tertentu, biasanya pada waktu di mana
buku-buku ditutup dan ditentukan sisanya pada suatu akhir tahun fiskal atau tahun
kalender, sehingga neraca sering disebut Balance Sheet. . Neraca menyajikan
harta, utang dan modal perusahaan yang dihubungkan menjadi persamaan
kekayaan dan sumber pembiayaan yang digunakan untuk mendapatkan
kekayaan perusahaan dalam suatu periode akuntansi.
Menurut Kasmir ( 2008 : 35 ), dalam menyusun neraca, perusahaan
dapat menggunakan beberapa bentuk sesuai dengan tujuan dan kebutuhannya.
Disamping itu, bentuk neraca yang dipilih sesuai dengan aturan dan
kelaziman yang berlaku. Artinya penyusunan neraca didasarkan kepada
bentuk yang telah distandarisasi, terutama untuk tujuan pihak luar
perusahaan.Dalam praktiknya terdapat beberapa bentuk neraca, yaitu :
1. Bentuk Skontro (Account form), merupakan neraca yang bentuknya seperti
huruf “T”. Oleh karena itu sering juga disebut T Form. Dalam bentuk ini
neraca dibagi kedalam dua posisi, yaitu disebelah kiri berisi aktiva dan
sebelah kanan yang berisi kewajiban dan modal.
2. Bentuk Vertikal (Report form). Dalam bentuk laporan isi neraca disusun
mulai dari atas terus kebawah, yaitu mulai dari aktiva lancar seperti kas,
bank, efek, ialah komponen aktiva tetap,komponen aktiva lainnya,
komponen kewajiban lancar, komponen utang jangka panjang dan terakhir
adalah komponen modal (ekuitas).
Neraca terdiri dari 3 ( tiga ) bagian utama yaitu :
1. Aktiva
Pengertian aktiva menurut Munawir ( 2007 : 14 ), adalah aktiva yang
tidak terbatas pada kekayaan perusahaan yang belum dialokasikan (deffered
charges) atau biaya yang masih harus dialokasikan pada penghasilan yang
akan datang, serta aktiva yang tidak berwujud lainnya (intangible assets).
1. Aktiva Lancar
Adalah uang kas dan aktiva lainnya yang dapat diharapkan untuk
dicairkan atau ditukarkan menjadi uang tunai, dijual atau dikonsumer dalam
periode berikutnya (paling lama satu tahun atau dalam perputaran kegiatan
perusahaan yang normal). Berikut ini terdapat lima unsur pokok dari aktiva
lancar, yaitu :
1. Kas yang digunakan untuk membiayai operasional perusahaan. Dan
pengertian kas adalah check yang diterima dari para pelanggan dan
simpanan perusahaan di bank dalam bentuk giro atau demand deposit,
yaitu simpanan di bank yang dapat diambil kembali (dengan
menggunakan check atau bilyet) setiap saat diperlukan oleh perusahaan.
2. Investasi jangka pendek (surat-surat berharga) yang sifatnya sementara
(jangka pendek) dengan maksud memanfaatkan uang kas untuk
sementara belum dibutuhkan dalam operasi.
3. Piutang penghasilan (tagihan) atau penghasilan yang harus diterima
adalah salah satu jenis transaksi akuntansi yang mengurusi penagihan
konsumen yang berhutang pada seseorang, suatu perusahaan atau suatu
organisasi untuk barang dan layanan yang telah diberikan pada konsumen
tersebut. Hal ini biasanya dilakukan dengan membuat tagihan dan
mengirimkan tagihan tersebut kepada konsumen yang akan dibayar
dalam suatu tanggal waktu yang disebut termin kredit atau pembayaran.
4. Persediaan adalah semua barang-barang yang diperdagangkan yang
5. Persekot atau biaya dibayar dimuka adalah pengeluaran untuk
memperoleh jasa atau prestasi dari pihak lain.
2. Aktiva Tidak Lancar
Adalah aktiva yang mempunyai umur kegunaan relatif permanen atau
jangka panjang (mempunyai unsur ekonomis lebih dari satu tahun atau tidak
akan habis dalam satu kali perputaran operasi perusahaan). Dan berikut ini
terdapat lima unsur pokok dari aktiva tidak lancar yaitu :
1. Investasi Jangka panjang, bagi perusahaan yang cukup besar dalam arti
mempunyai kekayaan atau modal yang cukup atau sering melebihi yang
dibutuhkan maka perusahaan ini dapat menanamkan modalnya dalam
investasi jangka panjang diluar usaha pokoknya, seperti : saham dari
perusahaan lain atau obligasi.
2. Aktiva Tetap adalah kekayaan yang dimiliki perusahaan yang pisiknya
nampak (konkrit), seperti : tanah, bangunan, mesin, inventaris, kendaraan
dan kelengkapan lainnya.
3. Aktiva Tetap Tidak Berwujud (Intangible Fixed Assets), adalah kekayaan
perusahaan yang secara pisik tidak tampak, tetapi merupakan suatu hak
yang mempunyai nilai dan dimiliki oleh perusahaan, seperti : hak cipta,
merk dagang, goodwill.
4. Beban Yang Ditangguhkan adalah menunjukkan adanya pengeluaran atau
biaya yang mempunyai manfaat jangka panjang (lebih dari satu tahun),
atau suatu pengeluaran yang akan dibebankan juga pada periode-periode
berikutnya, seperti : biaya pemasaran, biaya penelitian, biaya pembukaan
5. Aktiva Lain-Lain adalah aktiva perusahaan yang tidak dapat atau belum
dapat dimasukkan dalam klasifikasi-klasifikasi sebelumnya. Seperti :
gedung dalam proses, tanah dalam penyelesaian.
3. Hutang
Menurut Munawir ( 2007 : 18 ), hutang adalah semua kewajiban
keuangan perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi, dimana hutang
ini merupakan sumber dana atau modal perusahaan yang berasal dari
kreditor. Hutang atau kewajiban perusahaan dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu :
1. Hutang Lancar atau hutang jangka pendek adalah kewajiban keuangan
perusahaan yang pelunasannya atau pembayaran akan dilakukan dalam
jangka pendek (satu tahun sejak tanggal neraca) dengan menggunakan
aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan. Hutang lancar meliputi :
hutang dagang, hutang wesel, hutang pajak, biaya yang masih harus
dibayar, hutang jangka panjang yang segera jatuh tempo, penghasilan
yang diterima dimuka.
2. Hutang Jangka Panjang adalah kewajiban keuangan yang jangka waktu
pembayarannnya (jatuh temponya) masih jangka panjang (lebih dari satu
tahun sejak tanggal neraca), yang meliputi : hutang obligasi, hutang
hipotik, pinjaman jangka panjang yang lain.
4. Modal
Menurut Munawir ( 2007 : 19 ), modal adalah merupakan hak atau
modal (modal saham), laba ditahan. Atau kelebihan nilai aktiva yang dimiliki
oleh perusahaan terhadap seluruh hutang-hutangnya. Adapun contoh struktur
laporan posisi keuangan pada PT Perusahaan Negara ( Pesero )Tbk pada
Gambar 3.1
Struktur Laporan Posisi Keuangan (Neraca)
2. Laporan Laba Rugi ( Income Statement )
Menurut Munawir ( 2007 : 26 ), “Laporan Rugi Laba adalah suatu laporan yang sistematis tentang penghasilan, biaya, rugi laba yang diperoleh oleh
suatu perusahaan selama periode tertentu”.
Menurut Kasmir ( 2008 : 58 ), “Laporan rugi laba merupakan laporan yang
menunjukkan kondisi usaha dalam suatu periode tertentu yang tergambar dari
jumlah pendapatan yang diterima dan biaya yang telah dikeluarkan sehingga
dapat diketahui apakah perusahaan dalam keadaan laba atau rugi”.
Dan menurut Munawir ( 2007 : 26 ), laporan rugi laba mempunyai
prinsip-prinsip yang umumnya diterapkan adalah sebagai berikut :
1. Bagian yang pertama menunjukkan penghasilan yang diperoleh dari
usaha pokok perusahaan (penjualan barang dagang atau memberikan
service) diikuti dengan harga pokok dari barang / service yang dijual,
sehingga diperoleh laba kotor.
2. Bagian kedua menunjukkan biaya-biaya operasional yang terdiri dari
biaya penjualan dan biaya umum / administrasi (operating expenses).
3. Bagian ketiga menunjukkan hasil-hasil yang diperoleh di luar operasi
pokok perusahaan, yang diikuti dengan biaya-biaya yang terjadi diluar
usaha pokok perusahaan (non operating / financial income and
expenses).
4. Bagian keempat menunjukkan laba atau rugi yang insidentil
(extraordinary gain or loss) sehingga akhirnya diperoleh laba bersih
Ada pun Menurut Munawir ( 2007 : 26 ) bentuk dari Laporan Rugi Laba
yang biasa digunakan adalah sebagai berikut :
1. Bentuk Single Step, yaitu dengan menggabungkan semua penghasilan
menjadi satu kelompok dan semua biaya dalam sayu kelompok.,
sehingga untuk menghitung rugi/laba bersih hanya memerlukan satu
langkah yaitu mengurangkan total biaya terhadap total penghasilan.
2. Bentuk Multiple Step, Dalam bentuk ini dilakukan pengelompokkan yang
lebih teliti sesuai dengan prinsip yang digunakan secara umum.
Tujuan dari penyusunan perhitungan laba rugi untuk mengukur
perkembangan perusahaan dalam menjalankan fungsinya sehubung dengan sifat
kegiatan perusahaan dan juga dapat menjelaskan bagaimana pertambahan atau
pengurangan aktivitas yang disebabkan penjualan jasa-jasa atau barang-barang.
Adapun contoh struktur laporan laba rugi PT Perusahaan Gas Negara
Gambar 3.2
Struktur Laporan Laba Rugi
3. Laporan Arus Kas ( Cash Flow Statement )
Menurut Munawir ( 2007 : 157 ), “Laporan Arus Kas adalah sebuah laporan yang disusun untuk menunjukkan perubahan kas selama 1 ( satu ) periode
tertentu dan memberikan alasan mengenai perubahan kas tersebut dengan
menunjukkan darimana sumber-sumber dan penggunaannya dalam periode yang
bersangkutan’’.
Menurut Rahardjo ( 2007 : 88 ), “Laporan Arus Kas adalah ringkasan
dari penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan selama periode tertentu (
biasanya satu tahun buku )’’. Adapun contoh struktur Laporan Arus kas PT
Gambar 3.3
Struktur Laporan Arus Kas
B. ARUS KAS
Menurut Harahap ( 2002 : 92 ) “Arus Kas merupakan suatu pergerakan
dana tertentu dalam sistem usaha yang mengakibatkan oleh keputusan sehari-hari
yang menyangkut operasi, investasi dan pembiayaan’’.
Informasi tentang arus kas suatu perusahaan sangat berguna bagi para
pemakai laporan keuangan, yaitu sebagai dasar untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam memperoleh dana dan menilai kemampuan perusahaan dalam
menggunakan kas tersebut secara efektif dan efesien. Dalam proses pengambilan
keputusan ekonomi perlu dilakukan evaluasi terhadap kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan kas serta keputusan perolehannya. Perusahaan harus
menyusun laporan arus kas dan harus menyajikan laporan tersebut sebagai bagian
yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan untuk setiap periode penyajian
laporan keuangan.
Menurut Harahap ( 2002 : 92 ) memberikan pengertian Arus Kas sebagai
berikut :
“Arus Kas merupakan suatu pergerakan dana tertentu dalam sistem usaha
yang mengakibatkan oleh keputusan sehari-hari yang menyangkut operasi,
investasi dan pembiayaan’’.
“Laporan Arus Kas mengklarifikasikan penerimaan kas ( Cash Receipts )
dan pengeluaran kas ( Cash Disbursements ) berdasarkan
aktivitas-aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Klasifikasi menurut aktivitas-aktivitas
ini akan memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna
posisi keuangan serta jumlah kas dan setara kas, baik arus kas masuk (
Inflow of Cash ) dan arus kas keluar ( Outflow of Cash )’’.
C. SUMBER DAN PENGGUNAAN KAS
Kas merupakan suatu pos yang berguna di dalam perusahaan karena kas
banyak terlibat di dalam transaksi-transaksi keuangan. Kas adalah salah satu unsur
modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya. Makin besar jumlah kas yang
ada di dalam perusahaan berarti semakin tinggi likuiditasnya. Ini berarti bahwa
perusahaan mempunyai resiko yang lebih kecil untuk tidak dapat memenuhi
kewajiban finansialnya.
Kas terlibat secara langsung maupun tidak langsung dan hampir seluruh
kegiatan perusahaan serta merupakan dasar pengukur dan pencatat semua
aktivitas. Dalam penyajiannya di neraca, kas biasanya disajikan pada urutan yang
pertama dari perkiraan aktiva lancar karena kas dapat digunakan segera mungkin
dan tanpa memerlukan waktu yang lama.
1. Sumber Kas
Menurut Munawir ( 2007 : 159 ), sumber penerimaan kas dalam suatu
perusahaan pada dasarnya dapat berasal :
1. Hasil penjualan Investasi jangka panjang, aktiva tetap baik yang
berwujud maupun yang tidak terwujud ( intangible assets ), atau adanya
penurunan aktiva tidak lancar yang diimbangin dengan penambahan kas.
2. Penjualan atau adanya emisi saham maupun adanya penmabahan modal
oleh pemilik perusahaan dalam bentuk kas.
3. Pengeluaran surat tanda bukti hutang baik jangka pendek ( wesel )
hutang jangka panjang lain ) serta bertambahnya hutang yang diimbangin
dengan penerimaan kas.
4. Adanya penurunan atau berkurangnya aktiva lancar selain kas yang
diimbangin dengan adanya penerimaan kas, misalnya adanya penurunan
pihutang karena adanya penerimaan pembayaran, berkurangnya
persediaan barang dagangan karena adanya penjualan secara tunai,
adanya penurunan surat berharga ( efek ) karena adanya ppenjualan dan
sebagainya.
5. Adanya penerimaan kas karena sewa, bunga atau devided dari
investasinya, sumbangan atau hadiah maupun adanya pengembalian
kelebihan pembayaran pajak pada periode-periode sebelumnya.
2. Penggunaan Kas
Menurut Munawir ( 2007 : 159 ), penggunaan atau pengeluaran kas dapat
disebabkan adanya transaksi-transaksi sebagai berikut :
1. Pembelian saham atau obligasi sebagai investasi jangka pendek maupun
jangka panjang serta adanya pembelian aktiva tetap lainnya.
2. Penarikan kembali saham yang beredar maupun adanya pengambilan kas
perusahaan oleh pemilik perusahaan.
3. Pelunasan atau pembayaran angsuran hutang jangka pendek maupun
hutang jangka panjang.
4. Pembelian barang dagangan secara tunai, adanya pembayaran biaya
operasi yang meliputi upah dan gaji, pembelian supplies kantor,
pembayaran sewa, bunga, premi assuransi, advertensi dan adanya
5. pengeluaran kas untuk pembayaran deviden ( bentuk pembagian laba
lainnya secara tunai ), pembayaran pajak, denda-denda dan lain
sebagainya.
D. Laporan Arus Kas
1. Pengertian Laporan Arus Kas
Laporan arus kas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam
menhasilkan kas dan setara kas serta kebutuhan perusahaan dalam
memanfaatkan dana tersebut, yang diklasifikasikan sebagai aktivitas
operasi, investasi dan pendanaan. Idealnya perusahaan memiliki kas bersih
yang positif dari kegiatan operasi sehingga perusahaan tidak harus terlalu
tergantung pada kegiatan investasi dan kegiatan pendanaan.
Laporan arus kas menyajikan rangkain transaksi-transaksi keuangan
yang berhubungan dengan penerimaan dan pengeluaran arus kas. Laporan
ini menggunakan accrual basis, karena laporan arus kas ini merupakan
ringkasan transaksi keuangan yang berhubungan dengan kas tanpa
memperhatikan hubungan dan tanpa penghasilan yang diperoleh maupun
biaya yang terjadi.
Menurut Munawir ( 2007 : 157 ), “Laporan Arus Kas adalah sebuah laporan yang disusun untuk menunjukkan perubahan kas selama 1 ( satu )
periode tertentu dan memberikan alasan mengenai perubahan kas tersebut
dengan menunjukkan darimana sumber-sumber dan penggunaannya dalam
Menurut Rahardjo ( 2007 : 88 ), “Laporan Arus Kas adalah ringkasan
dari penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan selama periode tertentu (
biasanya satu tahun buku )’’.
3. Tujuan Dan Manfaat Laporan Arus Kas
Adapun tujuan laporan arus kas adalah memberikan informasi
mengenai sumber, penggunaan, perubahan kas dan setara kas selama satu
periode akuntansi serta saldo kas dan setara kas pada tanggal pelaporan.
Informasi ini disajikan untuk dipertanggung jawaban dan pengambilan
keputusan.
Menurut Kieso dan Weygandt ( 2002 : 247 ) Tujuan Laporan Arus
Kas adalah sebagai berikut :
1. menilai kemampuan perusahaan menghasilkan arus kas masa depan
2. menilai kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiaban,
kemampuan membayar deviden dan kebutuhan dan pendanaan ekstern.
3. Menilai alasan antara perbedaan laba bersih dan penerimaan serta
pembayaran kas yang berkaitan.
4. Menilai pengaruh pada posisi keuangan suatu perusahaan dan transaksi
investasi dan pendanaan kas serta non kasnya selama satu periode.
Menurut Harahap ( 2004 : 257 ),disamping tujuan yang disebutkan
diatas Laporan Arus Kas juga bermanfaat yaitu :
1. Menilai kemampuan perusahaan menghasilkan, merencanakan,
2. Menilai kemampuan keadaan arus kas masuk dan arus kas keluar, arus
kas bersih perusahaan termasuk kemampuan membayar deviden di
masa yang akan datang.
3. Menyajikan informasi bagi investor, kreditor, memproyeksikan return
dari sumber kekayaan perusahaan.
4. Menilai kemampuan perusahaan untuk memasukkan kas ke perusahaan
di masa yang akan datang.
5. Menilai alasan perbedaan antara laba bersih dibandingkan dengan
penerimaan dan pengeluaran kas.
6. Menilai pengaruh investasi baik kas maupun bukan kas dan transaksi
lainnya terhadap posisi keuangan perusahaan selama satu periode
tertentu.
4. Penyajian Laporan Arus Kas
Laporan arus kas adalah bagian dari laporan financial yang menyajikan
informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas selama periode tertentu
yang diklasifikasikan berdasarkan aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.
Klasifikasi arus kas menurut aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan
memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna laporan untuk
menilai pengaruh dari aktivitas tersebut terhadap posisi kas dan setara kas
pemerintah. Informasi tersebut juga dapat digunakan untuk mengevaluasi
Berikut ini akan dijelaskan mengenai aktivitas operasi, aktivitas investasi
dan aktivitas pendanaan : 1. Aktivitas Operasi
Aktivitas Operasi adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas yang
ditujukan untuk kegiatan operasional pemerintah selama satu periode
akuntansi. Arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari aktivitas
penghasil utama pendapatan PGN. Oleh karena itu, arus kas tersebut pada
umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi
penetapan laba atau rugi neto.
Beberapa contoh arus kas aktivitas operasi adalah:
1. Penerimaan dari penjualan gas.
2. Penerimaan kas dari royalti, fees, dan pendapatan lain.
3. Pembayaran kas kepada pemasok gas.
4. Pembayaran kepada pemasok barang/jasa selaij gas.
5. Pembayaran gas kepada dan/atau untuk pekerja.
2. Aktivitas Investasi
Aktivitas Investasi adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas
yang ditujukan untuk perolehan dan pelepasan aset tetap serta investasi
lainnya yang tidak termasuk dalam setara kas. Pengungkapan secara
terpisah atas arus kas yang berasal dari aktivitas investasi adalah penting
karena arus kas tersebut mencerminkan pengeluaran yang telah terjadi
untuk sumber daya yang dimaksudkan menghasilkan pendapatan dan arus
Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas investasi adalah :
1. Pembayaran kas untuk membeli aset tetap, aset tak terwujud, dan aset
jangka panjang lain, termasuk biaya pengembangan yang
dikapitalisasikan dan aset tetap yang dibangun sendiri.
2. Penerimaan kas dari penjualan aset tetap, aset tak terwujud, dan aset
jangka panjang lain.
3. Pembayaran kas untuk membeli instrumen utang dan instrumen ekuitas
entitas lain dan kepemilikan dalam ventura bersama.
Keseluruhan arus kas yang berasal dari perolehan dan kehilangan
pengendalian tas entitas anak atau bisnis lain disajiakn secara terpisah dan
diklasifiksikan sebagai aktivitas investasi. Atas transaksi ini, PGN
mengungkapkan hal-hal dibawah ini :
1. Jumlah imbalan yang dibayarkan atau diterima.
2. Porsi imbalan yang merupakan kas dan setara kas.
3. Jumlah kas dan setara kas pda entitas anak atau bisnis lain dimana
pengendalian diperoleh atau hilang.
Arus kas dari perubahan kepemilikkan atas entitas anak sehingga PGN
kehilangan pengendalian atas entitas tersebut diklasifikasikan sebagai arus
kas dari aktivitas investasi. Pengaruh arus kas atas kehilangan
pengendalian tidak boleh dikurangkan dari arus kas untuk memperoleh
pengendalian.
3. Aktivitas Pendanaan
Aktivitas pendanaan adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas
pelunasan jangka panjang yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah
dan komposisi piutang jangka panjang dan utang jangka panjang.
Pengungkapan terpisah arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan
adalah penting karena berguna untuk memprediksi klaim atas arus kas
masa depan oleh para penyedia pendanaan untuk PGN.
Contoh arus kas yang bersa dari aktivitas pendanaan adalah :
1. Penerimaan kas dari penerbit saham atau instrumen modal lain.
2. Pembayaran kas kepada pemilik untuk menarik atau menebus saham
PGN
3. Penerimaan kas dari penerbit obligasi, pinjaman, wesel, hipotik, dan
pinjaman jangka pendek dan jangka panjang lain..
Dividen yang dibayarkan oleh PGN diklasifikasikan sebagai arus kas
pendanaan karena merupakan biaya perolehan sumber daya keuangan.
4. Keterbatasan Laporan Arus Kas
Menurut Dermawan ( 2013 : 19 ), Laporan Arus Kas memiliki
keterbatasa, yaitu :
1.Tidak diharuskan pengungkapan terpisah antara arus kas yang terkait
dari operasi usaha dengan diluar usaha atau pos-pos luar biasa.
2. Bunga dan deviden yang diterima dan yang dibayarkan dimasukkan
dalam arus kas operasi .
3. Pajak dimasukkan sebagai arus kas operasi, pada hal manfaat pajak
4. Jika terjadi penjualan aktiva tetap investasi jangka panjang, rugi-laba
penjualan aktiva tetap atau investasi jangka panjang sebelum pajak
dimasukkan ke arus kas operasi ( bukan setelah pajak ).
5. Metode Penyusunan Laporan Arus Kas
Salah satu analisis keuangan yang sangat penting bagi manajer
keuangan, di samping alat keuangan lainnya adalah laporan arus kas. Yang
dimaksud dari analisis ini adalah untuk mengetahui bagaimana akan
digunakan dan bagaimana kebutuhan dana tersebut akan dibelanjakan.
Analisis arus kas tersebut dapat diketahui darimana diperoleh dan untuk
apa dana tersebut digunakan. Suatu laporan yang menggambarkan
darimana diperoleh dan untuk kas tersebut digunakan, sering disebut
sebagai Laporan Arus Kas.
Laporan arus kas secara langsung maupun atau tidak langsung
mencerminkan penerimaan kas entitas yang diklasifikasikan menurut
sumber-sumber utama dan pembayaran kas diklasifikasikan menurut
sumber-sumber utama dan pembayaran kas yang diklasifikasikan menurut
pengguna utama selama satu periode. Laporan ini memberikan informasi
yang berguna mengenai aktivitas keuangannya dan mengenai investasi
atau pengeluaran kas.
Dalam penyusunan laporan arus kas terdapat 2 ( dua ) metode yang
dapat digunakan, yaitu :
1. Metode Langsung ( Direct Method )
Dalam metode langsung dilaporkan golongan penerimaan kas bruto dari
antara penerimaan kas dan pengeluaran kas dari kegiatan operasi akan
dilaporkan seebagai arus kas bersih dari kegiatan operasi. Dengan kata lain
metode langsung, mengurangkan pengeluaran kas operasi dari penerimaan
kas operasi. Metode langsung menghasilkan penyajian laporan penerimaan
dan pengeluaran kas secara ringkas. Keunggulan utama dari metode
langsung dalah metode ini memperlihatkan laporan penerimaan dan
pengeluaran kas lebish konsisten dengan tujuan suatu laporan arus kas.
Disamping itu metode langsung lebih mudah dimengerti dan memberikan
informasi yang lebih banyak dalam mengambil keputusan.
Tabel 3.4 PT. Angin Ribut
Laporan Arus Kas
Untuk Tahun yang berakhir X Arus kas yang berasal dari kegiatan operasi :
Kas yang diterima dari pelanggan xxx Dikurangi :
Kas untuk membeli persediaan xxx
Kas untuk membayar biaya operasi xxx
Kas untuk membayar biaya bunga xxx
Kas untuk membayar pajak xxx
xxx Aliran kas bersih dari kegiatan operasi xxx Aliran kas yang berasal dari kegiatan investasi :
Kas masuk yang berasal dari penjualan investasi xxx Kas keluar untuk membeli peralatan xxx
xxx Aliran kas bersih untuk kegiatan investasi
Aliran kas dari kegiatan keuangan :
Kas yang diterima dari penjualan saham xxx Dikurangi :
Kas untuk membayar dividen xxx
Kas untuk membayar hutang obligasi xxx
xxx Aliran kas masuk neto dari kegiatan keuangan xxx
Kenaikan kas xxx
Saldo kas pada awal tahun xxx
Saldo kas pada akhir tahun xxx
2. Metode Tidak Langsung ( Indirect Method )
Metode tidak langsung, berpengaruh dari semua penangguhan
penerimaan dan pengeluaran kas dimasa lalu dan semua akurat dari
penerimaan kas dan pengeluaran yang diharapkan pada masa yang akan
datang dihilangkan dari laba bersih yang diperhitungkan laba rugi.
Penyediaan ini dilakukan dengan menambahkan pos-pos yang tidak
memerlukan pengeluaran kas kembali ke laba bersih serta penambahan
dan pengurangan, kenaikan maupun penurunan hutang dan piutang.
Keunggulan utama dari metode ini dalah bahwa hal ini memusatkan
perbedaan antara laba bersih dan aliran kas bersih dari kegiatan operasi.
Metode ini memberikan jaminan yang berguna antara laporan arus kas
dan perhitungan laba rugi serta neraca. Selain itu, data yang diperlukan
untuk metode tidak langsung umumnya lebih siap tersedia dan lebih
mudah untuk diperoleh, dibandingkan dengan data yang diperlukan dalam
metode langsung. Dalam metode tidak langsung ini, penyajiannya dimulai
dari laba rugi bersih dan selanjutnya disesuaikan dengan menambah atau
mengurangi perubahan-perubahan dalam pos-pos yang mempengaruhi
Contoh arus kas dengan metode tidak langsung dibawah ini:
Tabel 3.5 PT. Angin Ributs Laporan Arus Kas Untuk Tahun yang berakhir X
Arus kas yang berasal dari kegiatan operasi :
Laba bersih menurut laporan laba rugi xxx Ditambah :
Biaya depresiasi xxx
Penurunan persediaan kantor xxx
Kenaikan hutang jangka pendek xxx
Kenaikan hutang biaya xxx
xxx Dikurangi :
Kenaikan biaya dibayar dimuka xxx
Kenaikan piutang usaha xxx
Penurunan hutang pajak xxx
Laba penjualan aktiva tetap xxx
xxx Aliran kas bersih dari kegiatan operasi xxx
Sumber : Data PT Angin Ribut
E. Analisis Sumber dan Penggunaan Kas Perusahaan Gas Negara ( persero ) Tbk Periode Desember 2013.
Perusahaan Gas Negara ( Persero ),Tbk menyusun Laporan Arus Kas
setiap bulan. Laporan Arus Kas tersebut di laporkan ke Kantor Pusat Perusahaan
Gas Negara ( persero ),Tbk. Laporan arus kas Perusahaan Gas Negara dari bulan
Desember 2012 dan 2013 sangat baik. Pada Tabel 3.6 di bawah ini ditunjukkan
1. Sumber Kas Pada Perusahaan Gas Negara ( Persero ),Tbk.
Dalam menjalankan aktivitas sehari-hari perusahaan gas negara ( persero
),tbk memiliki sumber-sumber kas yang berasal dari 2 aktivitas yaitu :
aktivitas Operasional, dan aktivitas Pendanaan.
1.) Penerimaan dari pelanggan.
2.) Penerimaan dari penghasilan bunga.
b. Sumber kas dari aktivitas pendanaan
1.) Penerimaan pinjaman bank jangka pendek.
2.) Penerimaan atas penyertaan saham oleh kepentingan non
pengendalian Entitas Anak.
2. Penggunaan Kas Pada Perusahaan Gas Negara ( Persero ),Tbk.
Didalam pelaksanaan aktivitas sehari-hari perusahaan gas negara ( persero
),tbk menggunakan kasnya untuk 2 aktivitas,yaitu : aktivitas operasional,
ativitas investasi dan aktivitas pendanaan.
a. Penggunaan kas untuk aktivitas operasional.
1.) Pembayaran kepada pemasok.
2.) Pembayaran pajak penghasilan setelah dikurangin penerimaan dari
tagihan pajak.
3.) Pembayaran untuk beban operasi dan aktivitas operasi lainnya.
4.) Pembayaran kepada karyawan.
5.) Pembayaran bunga.
b. Penggunaan kas dari aktivitas pendanaan
1.) Pembayaran deviden
2.) Pembayaran pinjaman
3.) Pembayaran atas derivatif.