• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Laporan Arus Kas Pada PT. Perusahaan Gas Negara (PERSERO) TBK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Laporan Arus Kas Pada PT. Perusahaan Gas Negara (PERSERO) TBK"

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN

ANALISIS LAPORAN ARUS KAS PADA PT. PERUSAHAAN GAS NEGARA (PERSERO) TBK

TUGAS AKHIR

Diajukan Oleh :

MENIK YUNI LESTARI 112101083

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Diploma III

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN

LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR

NAMA : MENIK YUNI LESTARI

NIM : 112101083

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III KEUANGAN

JUDUL : ANALISIS LAPORAN ARUS KAS PADA

PT.PERUSAHAAN GAS NEGARA (PERSERO ) TBK

Tanggal,.…...….. 2014 Dosen Pembimbing

Dra. Friska Sipayung, S, M.Si NIP. 19620117 198603 2 002

Tanggal,.…...….. 2014 Ketua Program Studi Diploma III Keuangan

Dr. Yeni Absah, SE, M.Si NIP.19741123 200012 2 001

Tanggal,.…...….. 2014 Dekan Fakultas Ekonomi

(3)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan karunianya yang tak terhingga kepada penulis sehingga dapat

menyelesaikan penulisan tugas akhir yang berjudul “Analisis Laporan Arus Kas pada PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk”. Dimana tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah guna memenuhi salah satu syarat kelulusan

pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa tugas akhir ini

masih jauh dari kesempurnaan, baik dalam penulisan maupun penjelasannya

karena adanya keterbatasan kemampuan penulis. Oleh karena itu, penulis

sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi

kesempurnaan dan keberhasilan penulis dimasa yang akan datang.

Dalam penulisan tugas akhir ini, telah banyak pihak yang membantu serta

memberikan do’a dan dukungan kepada penulis. Untuk itu, pada kesempatan

ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya terutama kepada:

1. Orang tua tersayang, ayahanda Sumadi dan ibunda Jumiati, terima kasih

atas segala kasih sayang dan do’a yang tiada henti selalu di limpahkan

kepada penulis.

2. Bapak Prof Dr. Azhar Maksum M.Ec.Ac,Ak,CA selaku Dekan Fakutlas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, M.Si, selaku Ketua Program Studi D III

(4)

4. Bapak Syafrizal Helmi Situmorang, SE, M.Si, selaku Sekretaris program

studi D III Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera

Utara.

5. Ibu Dra. Friska Sipayung, S, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah

meluangkan waktunya untuk memberikan saran dan pemikiran kepada

penulis.

6. Ibu Ida Hidayani selaku Mentor magang beserta seluruh staf PT

Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk yang telah memberikan izin kepada

penulis untuk melakukan penelitian serta memberikan data dan informasi

yang sangat dibutuhkan penulis.

7. Seluruh teman Departemen Keuangan Stambuk 2011, khusunya teman

baik penulis novita, nita dan sri, yang selalu memberikan semangat kepada

penulis.

8. Serta terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu

penulis yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Semoga kiranya tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang

memerlukan, khususnya mahasiswa dan mahasiswi Departemen Keuangan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Medan, Juni 2014

Penulis

Menik Yuni Lestari

(5)

DAFTAR ISI

BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Ringkas ... 6

B. Landasan Hukum... ... 7

C. Visi, Misi dan Nilai Budaya PGN... ... 8

D. Strategi dan Tujuan Perusahaan... ... 9

E. Struktur Organisasi ... 10

F. Uraian Pekerjaan ... 12

G. Jaringan Uasah/Kegiatan... ... 18

H. Kinerja Terkini... ... 20

BAB III PEMBAHASAN A. Laporan Keuangan... ... 24

B. Arus Kas... ... 41

C. Sumber dan Penggunaan Kas... ... 42

D. Laporan Arus Kas... ... 44

E. Analisis Sumber dan Penggunaan Kas Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk Periode Desember 2013... ... 53

F. Metode Penyajian Laporan Arus Kas Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk ... 61

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... ... 62

B. Saran... ... 62

(6)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.4 PT.Angin Ribut, Laporan Arus Kas untuk tahun yang

berakhir X... ... 51

Tabel 3.5 PT.Angin Ribut, Laporan Arus Kas untuk tahun yang berakhir X... ... 53

Tabel 3.6 Laporan Arus Kas Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk ... 54

Tabel 3.7 Sumber Kas dari aktivitas Operasional ... 57

Tabel 3.8 Sumber Kas dari aktivitas Pendanaan ... 58

Tabel 3.9 Penggunaan Kas untuk aktivitas Operasional ... 58

Tabel 3.10 Penggunaan Kas dari untuk aktivitas Pendanaan ... 59

(7)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Pt.Perusahaan Gas Negara (Persero)Tbk ... 11

Gambar 3.1 Struktur Laporan Posisi Keuangan (Neraca) ... 33

Gambar 3.2 Struktur Laporan Laba Rugi... 37

(8)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Setiap perusahaan perlu mengetahui perkembangan kegiatan usahanya

dari waktu ke waktu agar dapat diketahui apakah perusahaan mengalami

kemajuan atau kemunduran serta dapat juga mengetahui keadaan keuangan pada

saat tertentu. Hal ini dapat dilihat melalui laporan keuangan berupa laporan arus

kas, dimana dalam laporan tersebut akan terlihat arus kas masuk dan arus kas

keluar dari kegiatan usaha yang dapat digunakan sebagai alat analisis keuangan

yang sangat penting bagi pimpinan perusahaan. Dengan analisis tersebut, maka

akan dapat diketahui berapa besar dana yang akan dibutuhkan agar mampu

membiayai kegiatan operasi perusahaan dan dapat memungkinkan perusahaan

untuk beroperasi seefesien mungkin serta dapat mengendalikan kesulitan

keuangannya.

Pada perusahaan Gas Negara ( Persero ) Tbk yang beralamat Jl. Imam

Bonjol No 15-D Medan merupakan perusahaan yang bergerak pada bidang

pembuatan dan pendistribusian gas buatan, di mana dalam perusahaan tersebut

selalu melakukan pencatatan setiap penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan.

Perusahaan tersebut selalu melakukan pencatatan-pencatatan agar perusahaan

tersebut tidak mengalami kerugian yang sangat besar. Sehingga dalam perusahaan

tersebut dilakukan kerjasama dalam melakukan pencatatan penerimaan dan

(9)

Kas merupakan suatu bagian yang penting dalam perusahaan. Tanpa

adanya kas maka tidak ada laporan keuangan. Di dalam perusahaan, kas berfungsi

sangat aktif sebagai dasar dari pengelolaan fungsi-fungsi manajemen khusunya

dalam bidang keuangan. Hubungan antara kas dengan fungsi-fungsi manajemen

sangat erat misalnya pada fungsi pemasaran, efisiensi anggaran kas dengan

memperketat pengeluaran biaya untuk meningkatkan volume penjualan.

Sistem Akuntansi di Indonesia telah memutuskan untuk mengikuti aliran

Amerika, maka pernyataan ini juga berpengaruh terhadap Akuntansi di Indonesia.

Dengan melihat keadaan dan kebutuhan Negara Indonesia khususnya mengenai

informasi keuangan dari suatu unit usaha, maka oleh Komite Ikatan Akuntansi

Indonesia ( KIAI ) dengan penelitian yang bertahun-tahun yang telah dilakukan

mengambil langkah yang matang untuk memasukkan laporan arus kas sebagai

laporan utama pengganti laporan sumber dan penggunaan dana. Karena laporan

ini dianggap lebih memberikan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh

pemakai laporan.

Perusahaan harus menyusun atau diwajibkan menyusun laporan arus

kasnya sebagai bagian yang tidak terpisahkan ( bagian integral ) dari laporan

untuk setiap periode penyajian laporan keuangan. Pernyataan ini mulai efektif

pada tanggal 1 Januari 1995. Jadi, laporan arus kas ini merupakan perkembangan

dari laporan perubahaan posisi keuangan dan merupakan pengganti dari laporan

sumber dan penggunaan dana yang disusun untuk memenuhi permintaan

informasi keuangan bagi pihak luar perusahaan. Oleh karena itu, seorang

pemimpin harus dapat mengetahui bagaimana perusahaan memiliki kas bersih

(10)

kegiatan investasi dan/atau kegiatan pendanaan. Dengan kata lain laporan arus kas

adalah suatu laporan yang menggambarkan penerimaan dan penggeluaran kas

serta perubahan bersih pada kas yang berasal dari aktivitas operasional, investasi

dan pendanaan perusahaan selama periode tertentu dan juga merupakan suatu

format yang merekonsiliasikan saldo kas awal dan saldo kas akhir.

Dengan adanya laporan arus kas pada perusahaan, perusahaan akan

mengalami peningkatan yang baik jika laporan arus kasnya digunakan dengan

teliti dan dimanfaatkan demi kemajuan perusahaan yang dikembangkan atau

didirikan. Laporan arus kas merupakan laporan penerimaan dan pengeluaran kas

pada perusahaan yang digunakan untuk mengembangkan produk barang/jasa

pada perusahaan. Tanpa adanya laporan arus kas yang baik maka perusahaan tidak

akan tahu seberapa jauh meningkatnya atau menurunnya perkembangan

perusahaan tersebut.

Melihat begitu pentingnya laporan keuangan terutama laporan arus kas

dalam setiap kegiatan operasional perusahaan, maka penulis tertarik untuk

mengetahui lebih lanjut terhadap penyusunan laporan arus kas. Untuk itu penulis

tertarik mengambil judul “ Analisis Laporan Arus Kas Pada Perusahaan Gas

Negara ( Persero ) Tbk’’.

B. PERUMUSAN MASALAH

Kegiatan operasional instansi pemerintah maupun perusahaan swasta

tidak terlepas dari suatu masalah. Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di

atas, maka terdapat perumusan masalah yang menjadi objek penelitian adalah :

1. Darimana sumber dan penggunaan kas pada setiap aktivitas dalam

(11)

2. Metode apakah yang digunakan perusahaan gas negara ( persero )tbk

pada laporan arus kasnya ?

C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian yaitu :

1. Untuk mengetahui darimana saja sumber dana kas dan penggunaan kas

tersebut pada setiap aktivitas perusahaan.

2. Untuk mengetahui metode apa yang digunakan untuk laporan arus kas

pada perusahaan gas negara ( persero )tbk.

Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian yaitu :

a. Bagi Perusahaan / Kantor

1. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan untuk memperbaiki

kelemahan-kelemahan yang ada pada penyusunan laporan arus

kas agar laporan keuangan pada perusahaan dapat berkembang

sesuai dengan yang diharapkan.

b. Bagi Peneliti / Penulis

1. Menambah pengetahuan penulis tentang penyusunan laoran

arus kas pada perusahaan gas negara ( persero ) tbk.

2. Untuk memenuhi salah satu persyarsatan akademik dalam

menyelesaikan Pendidikan Program Diploma III Fakultas

Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang berminat

(12)

BAB II

PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Ringkas

PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk atau sering disebut PGN dengan

kode transaksi perdagangan Bursa Efek Indonesia “PGAS”, merupakan

sebuah perusahaan milik Negara yang yang dirintis sejak tahun 1859, ketika

masih bernama Firma LJN Enthoven & Co. Kemudian pada tahun 1950, oleh

pemerintah Belanda, perusahaan tersebut diberi nama NV Overzeese Gas en

Electriciteit (NV OGEM). Namun pada tahun 1985, Pemerintah Republik

Indonesia mengambil alih kepemilikan firma tersebut dan mengubah nama

menjadi Penguasa Perusahaan Peralihan Listrik dan Gas (P3LG) seiring

dengan perkembangan Pemerintah Indonesia, pada tahun 1961 status

perusahaan itu beralih menjadi BPU-PLN.

Pada tanggal 13 Mei 1965, berdasarkan Peraturan Pemerintah No.

19/1965, perusahaan ditetapkan sebagai perusahaan Negara dan dikenal

sebagai Perusahaan Gas Negara (PGN). Kemudian berdasarkan Peraturan

Pemerintah No. 27 tahun 1984, perseroan berubah status hukumnya dari

Perusahaan Negara (PN) menjadi Perusahaan Umum (Perum). Setelah itu,

status perusahaan diubah dari Perum menjadi Perseroan Terbatas yang

dimiliki oleh Negara berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 37 tahun 1994

dan Akta Pendirian Perusahaan No. 486 tanggal 30 Mei 1996 yang diaktakan

oleh notaris Adam Kasdarmaji SH. Seiring dengan perubahan status perseroan

berubah menjadi perusahaan terbuka, anggaran dasra perusahaan diubah

(13)

yang antar lain berisi tentang perubahan struktur permodalan. Perubahan ini

telah disahkan oleh Mentri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik

Indonesia dalam surat keputusan No C-26467 HT.01.04 Th 2003 tanggal 4

November 2003, dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia

dengan No. 94 Tambahan No. 11769 tanggal 24 November 2003.

Pada tanggal 5 Desember 2003, Perseroan memperoleh pernyataan efektif

dari badan Pengawas Pasar Modal untuk melakukan penawaran umum saham

perdana kepada masyarakat sebanyak 1.296.296.000 saham, yang terdiri dari

475.309.000 saham dari investasi saham Pemerintah Republik Indonesia,

pemegang saham perseroan dan 820.987.000 saham baru.

Sejak saat itu, nama resmi Perseroan menjadi PT Perusahaan Gas Negara

(Persero)Tbk. Saham perusahaan telah dicatatkan dalam Bursa Efek Jakarta

dan Bursa Efek Surabaya pada tanggal 15 Desember 2003 dengan kode

transaksi perdagangan “PGAS”

B. Landasan Hukum

Adapun landasan Hukum perusahaan menggunakan berbagai peraturan

perundangan anatara lain :

1. PP No. 19/1965 Dasar Hukum Pendirian .

2. UU Migas No.22 Tahun 2001. Dengan telah disahkannya UU Migas,

maka kerangka hukum bisnis migas di Indonesia mengalami perubahan

yang signifikan, tidak hanya terjadi di sektor hulu tetapi juga pada sektor

hilir dimana perusahaan melakukkan kegiatan usahanya saat ini.

3. Menteri Kehakiman No: C2-7729.HT.01.01.Th 96 Tanggal 31 Mei 1996

(14)

4. Persetujuan Mentri Kehakiman atas Akta Perubahan Anggaran Dasar No.

C-19905 HT.01.04 Th.99 Tanggal 10 Desember 1999.

5. Undang-undang RI No 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas.

6. Undang-undang RI N0 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik

Negara.

7. KEP-117/M-MBU/2002 tentang Penerapan Praktek Good Corporate

Govermace pada Badan Usaha Milik Negara.

C. Visi, Misi dan Nilai-nilai Budaya PGN

Untuk menghadapi tantangan kompetisi usaha di masa depan, PGN telah

menetapkan Visi dan Misi perusahaan serta merumuskan nilai-nilai yang

dianut perusahaan ke dalam suatu budaya perusahaan.Berikut adalah Visi,

Misi, dan Nilai-Nilai Budaya PGN: Visi PGN :

Menjadi perusahaan kelas dunia dalam pemanfaatan gas bumi. Misi PGN :

Meningkatkan nilai tambah Perusahaan bagi stakeholders

melalui :

a. Penguatan bisnis inti di bidang ransportasi niaga gas bumi dan

pengembangannya.

b. Pengembangan usaha pengelolaan gas.

c. Pengembangan usaha jasa operasi, pemeliharaan dan keteknikan yang

berkaitan dengan industri gas.

d. Profitisasi sumber daya dan aset perusahaan dengan mengembangkan

(15)

1. Nilai-nilai Budaya PGN (ProCISE) : a. Profesionalisme / Profesionalisme

b. Penyempurnaan Terus Menerus / Continous Improvement

c. Integritas / Integrity

d. Keselamatan

D. Strategi dan Tujuan Perusahaan 1. Strategi Perusahaan

Menyelesaikan pengembangan infrastruktur jaringan pipa tranmisi gas

yang terpadu dengan jaringan distribusi yang diharapkan akan tumbuh peran

serta pelaku bisnis disepanjang rantai bisnis gas bumi dari sektor hulu ke

sektor hilir, dalam rangka mempersiapkan Unbudling dan Open Access.

2. Tujuan Perusahaan

Tujuan perusahaan ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah No. 37 tahun

1994 sebagai berikut :

1. Mengembangkan dan memanfaatkan gas bagi kepentingan umum dan sekaligus memupuk keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan

perusahaan.

2. Menyediakan gas dalam jumlah dan mutu yang memadai untuk melayani

kebutuhan masyarakat.

E. Struktur Organisasi

Pembuatan struktur organisasi dalam suatu perusahaan mutlak harus

dilakukan oleh pemimpin perusahaan agar aktivitas personil perusahaan tidak

(16)

membantu memberikan pengertian yang jelas dengan pembagian tugas yang

ada dalam perusahaan itu dan setiap pekerja mengetahui dari mana sumber

perintah dan kepada siapa seseorang itu bertanggung jawab.

Dengan adanya struktur organisasi diharapkan tercapainya suatu

koordinasi yang efektif di antar unit-unit maupun bagian-bagian dalam

organisasi, sehingga tujuan yang telah ditetapkan akan tercapai. Oleh karena

itu, struktur organisasi yang digunakan harus sesuai dengan kondisi dan

kebutuhan perusahaan agar pendayagunaan sumber daya yang ada dapat

optimal.

Struktur organisasi pada PT Perusahaan Gas Negara merupakan struktur

organisasi garis dan staf, yang mencerminkan tanggung jawab dan wewenang

secara vertikal serta hubungan antar bagian secara horizontal.

Melalui struktur organisasi yang baik, pengatur pelaksanaan pekerjaan

dapat diterapkan, sehingaa efesiensi dan efektivitas kerja dapat diwujudkan

melalui kerjasama dengan koordinasi yang baik sehingga tujuan perusahaan

dapat dicapai. Suatu perusahaan terdiri dari unit kerja yang dapat dilaksanakan

perseorangan, maupun kelompok kerja yang berfungsi untuk melaksanakan

serangkaian kegiatan tertentu dan mencakup tata hubungan secara vertikal,

melalui saluran tunggal. Struktur Organisasi SBU Distribus pada gambar 2.1

(17)

Gambar 2.1

Struktur Organisasi PT.Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk

(18)

F. Job Description

Berikut adalah uraian pekerjaan (Job Description) untuk setiap

departemen pada PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.

1. General Manager

Fungsi General Manager :

General Manager mempunyai fungsi menyelenggarakan kegiatan usaha

distribusi gas bumi melalui jaringan pipa gas sesuai perkembangan usaha

dan kebijakan yang ditetapkan Direksi.

Tugas General Manager :

a. Menetapkan , mengendalikan dan mengelola Rencana Kerja dan

Anggaran.

b. Mengendalikan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan jaringan

pipa gas serta fasilitas penunjangnya.

c. Mengendalikan pengelolaan kegiatan operasi dan pemeliharaan.

d. Mengendalikan pengelolaan kegiatan penjualan dan layanan

pelanggan.

e. Mengendalikan pengelolaan kegiatan K3PL dan integritas jaringan.

2. Departemen Keuangan dan SDM

Fungsi Departemen Keuangan dan SDM :

Departemen Keuangan Dan SDM mempunyai fungsi memastikan

pengelolaan keuangan , SDM serta tanggung jawab sosial dan lingkungan

(19)

Tugas Departemen Keuangan dan SDM :

a. Mengelola Rencana Kerja dan Anggaran untuk pelaksanaan kegiatan

keuangan dan SDM serta tanggung jawab sosial dan lingkungan.

b. Memastikan terintegrasinya rencana kerja antar satuan kerja di dalam

departemen keuangan dan SDM, maupun dengan satuan kerja yang

lain di dalam organisasi SBU.

c. Melakukan koordinasi, pengawasan dan evaluasi pelaksanaan rencana

kerja antar satuan kerja di dalam departemen Keuangan dan SDM.

d. Mengendalikan kegiatan pengelolaan keuangan dan SDM.

e. Memastikan pelaksanaan program tanggung jawab sosial dan

lingkungan.

3. Dinas Keuangan

Fungsi Dinas Keuangan :

Dinas keuangan mempunyai fungsi memastikan pengelolaan kegiatan

keuangan yang meliputi anggaran, perbendaharaan,akuntasi,perpajakan

serta pelaksanaan program tanggung jawab sosial dan lingkungan.

Tugas Dinas Keuangan :

a. Mengelola penyusunan rencana kerja dan anggaran (RKA) SBU serta

menyusun usulan otorisasi pelaksanaan RKA SBU.

b. Melakukan pengendalian dan evaluasi pelaksanaan RKA SBU secara

berkala.

c. Melakukan koordinasi, pengawasan serta evaluasi aktiva dan

kewajiban.

(20)

e. Mengelola dan mengendalikan kegiatan serta administrasi penerimaan

dan pembayaran dana atas transaksi keuangan perusahaan

dilingkungan SBU.

4. Seksi Anggaran

Fungsi Seksi Anggaran :

Seksi Anggaran mempunyai fungsi melaksanakan kegiatan penyusunan

dan pengendalian atas pelaksanaan dan penyusunan laporan pencapaian

RKA SBU.

Tugas Seksi Anggaran :

a. Mengkoordinir pembuatan usulan RKA SBU.

b. Menyusun RKA untuk masing-masing Pusat Biaya/Unit Kerja SBU

sesuai dengan RKAP yang telah ditetapkan .

c. Menyusul usulan otorisasi pelaksanaan RKA SBU.

d. Menyusun otorisasi pelaksanaan RKA SBU sesuai dengan otorisasi

yang telah ditetapkan oleh Direksi untuk masing-masing Pusat Biaya

/Unit kerja.

e. Melaksanakan evaluasi, monitoring, dan pengendalian terhadap

pelaksanaan RKA SBU secara berkala.

5. Seksi Perbendaharaan

Fungsi Seksi Perbendaharaan :

Seksi perbendaharaan mempunyai fungsi melaksanakan kegiatan

(21)

Tugas Seksi Perbendaharaan :

a. Melaksanakan dan mengendalikan verifikasi keabsahan dokumen

penerimaan dan dokumen permintaan pembayaran.

b. Melaksanakan dan mengendalikan atas penerimaan dan pengeluaran

dana perusahaan.

c. Melaksanakan pengelolaan administrasi transaksi pembayaran dan

penerimaan dana.

d. Melaksanakan evaluasi kebutuhan dana SBU dan pengajuan dropping

ke Kantor Pusat.

e. Melakukan pengelolaan dan monitoring rekening bank SBU.

6. Seksi Akuntansi

Fungsi Seksi Akuntansi :

Seksi akuntasi mempunyai fungsi mengelola pelaksanaan kegiatan

akuntasi, penyusunan laporan keuangan termasuk daftar aset tetap serta

perpajakan.

Tugas Seksi Akuntansi :

a. Menerima,mencatat serta mengklasifikasikan transaksi keuangan.

b. Melakukan koordinasi dengan Satuan Kerja lain yang terkait, untuk

memastikan ketersediaan data yang diperlukan untuk penyusunan

laporan keuangan.

c. Melakukan koordinasi, memonitor dan mengevaluasi pengelolaan

pencatatan aset tetap.

(22)

e. Melakukan perencanaan perpajakan yang terkait dengan penyusunan

RKAP.

7. Seksi TJSL

Fungsi Seksi TJSL :

Seksi TJSL mempunyai fungsi mengelola pelaksanaan tanggung jawab

sosial dan lingkungan (CSR).

Tugas Seksi TJSL :

a. Membuat rencana dan melaksanakan program tanggung jawab sosial

dan lingkungan.

b. Membuat laporan pelaksanaan pengelolaan lingkungan, tanggung

jawab sosial dan lingkungan (CSR).

8. Dinas SDM

Fungsi Dinas SDM :

Dinas SDM mempunyai fungsi memastikan pelaksanaan kegiatan

manajemen SDM SBU dapat mendukung produktivitas kerja dan

menciptakan lingkungan kerja yang kondusif.

Tugas Dinas SDM :

a. Melakukan koordinasi, pengawasan dan evaluasi pelaksanaan

administrasi SDM.

b. Mengelola perencanaan dan pengadaan tenaga kerja .

c. Melakukan koordinasi, pengawasan dan evaluasi pelaksanaan

pembinaan dan pengembangan SDM.

d. Melaksanakan pengaturan penempatan pekerja melalui proses mutasi

(23)

e. Memastikan ketepatan waktu dan keakuratan pelaksanan administrasi

SDM, remunerasi dan database kepegawaian.

9. Seksi Pembinaan dan Pengembangan SDM

Fungsi Seksi Pembinaan dan Pengembangan SDM :

Seksi Pembinaan dan Pengembangan SDM mempunyai fungsi

melaksanakan kegiatan pembinaan dan pengembangan sumber daya

manusia.

Tugas Seksi Pembinaan dan Pengembangan SDM :

a. Melakukan koordinasi pembuatan rencana kebutuhan tenaga kerja

untuk jangka pendek, menengah dan panjang.

b. Memfasilitasi kegiatan pemetaan potensi individu yang

diselenggarakan oleh Kantor Pusat.

c. Melakukan analisa kesenjangan kompetensi .

d. Melakukan koordinasi usulan rotasi/mutasi dan promosi pekerja.

e. Melakukan koordinasi, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan

pemenuhan pekerja.

10.Seksi Remunerasi dan Hubungan Industrial

Fungsi Seksi Remunerasi dan Hubungan Industrial :

Seksi Remunerasi dan Hubungan Industrial mempunyai fungsi

melaksanakan kegiatan administrasi SDM, kegiatan remunirasi,

pengelolaan sistem informasi SDM dan membina hubungan industrial

antara pekerja dengan perusahaan serta memastikan penerapan peraturan

(24)

Tugas Seksi Remunerasi dan Hubungan Industrial :

a. Menyusun usulan RKAP khususnya biaya pekerja, biaya jasa

outsorcing dan biaya lain yang terkait.

b. Mengevaluasi pelaksanaan pembayaran fasilitas (benefit) pekerja.

c. Melakukan monitoring administrasi dan pelayanan pensiunan.

d. Melakukan evaluasi data lembur, potongan, dan kehadiran pekerja.

e. Melakukan pelayanan duka cita pekerja.

G. Jaringan Usaha/Kegiatan

Sebagai penyedia Utama Gas Bumi, PGN memiliki dua bidang usaha

distribusi (penjualanan) dan transmisi (transportasi) gas bumi melalui jaringan

pipa yang tersebar diseluruh wilayah usaha. Usaha distribusi meliputi kegiatan

pembelian gas bumi dari pemasok dan penjualanan gas bumi melalui jaringan

pipa distribusi ke pelanggan rumah tangga, komersial dan industri. Sedangkan

usaha transmisi merupakan kegitan pengangkutan (transportasi) gas bumi

melalui jaringan pipa tarnsmisi dari sumber-sumber gas ke penggunaan

industri.

1. Kegiatan Usaha Distribusi

PGN mendistribusikan produk gas bumi melalui jaringan pipa distribusi ke

para pelanggan. Kegiatan usaha ini memberikan kontribusi sebesar 81% dari

total pendapatan yang diperoleh pada tahun 2011. PGN merupkan pelaku

utama dalam kegiatan usaha distribusi gas di Indonesia dengan pangsa pasar

sebesar 94%. Jaringan layanan mencakup delapan kota utama di Indonesia

yaitu Jakarta, Cirebon, Surabaya, Palembang, Medan, Batam dan Pekanbaru

(25)

kapasitas sebesar 831 MMSCFD. Pasokan gas dan kontrak pemebelian

sebelum diperlakukan UU Migas No. 22/2001, PGN memperoleh pasokan gas

bumi terutama dari Pertamina DOH Cirebon dan BP Muara Karang untuk

memenuhi kebutuhan pasar gas bumi di wilaya distribusi Jawa bagian Barat.

Sedangkan untuk wilayah distribusi Jawa bagian Timur memperoleh pasokan

gas bumi dari EMP Kangean dan Lapindo Brantas, untuk wilayah distribusi

Sumatera bagian Utara memperoleh pasokan gas bumi dari Pertamina DOH

Pangkalan Brandan. Setelah diberlakukan UU Migas bumi secara langsung

dari produsen gas bumi anatara lain Pertamina, BP Indonesia, Lapindo

Brantas, ConocoPhillips dan Ellipse. Kontrak pembelian gas bersifat jangka

panjang antara 10 tahun sampai 20 tahun. Perjanjian gas bumi jangka panjang

dimaksudkan untuk mendapatkan jaminan pasokan gas bumi secara lebih pasti

agar kualitas pelayanan perusahaan kepada pelanggan dapat terpenuhi dengan

lebih baik. Dalam rangka penetrasi pasar ke wilayah yang menjadi target

perusahaan, maka daerah layanan pasar dibagi menjadi tiga wilayah distribusi,

sebagai berikut :

a. SBU Distribusi Wilayah I, Jawa Bagian Barat yang terdiri dari Jakarta,

Banten, Bekasi, Karawang, Bogor, Cirebon, Palembang dan Bandung.

b. SBU Distribusi Wilayah II, Jawa Bagian Timur yang terdiri dari

Surabaya-Gresik, Sidoarjo-Mogokerto, dan Pasuruan-Probolinggo

serta Semarang dan Makasar.

c. SBU Distribusi Wilayah III, Sumatera Bagian Utara yang terdiri dari

(26)

2. Kegiatan Usaha Transmisi

Kegiatan usaha transmisi meliputi tranportasi gas bumi dari lapangan gas

milik produsen melalui jaringan pipa transmisi bertekan tinggi ke stasiun

penyerahan pembeli. Dalam kapasitasnya sebagai pengankut gas bumi dari

produsen ke konsumen, PGN memperoleh pendapatan jasa transportasi (Toll

Fee). Khusus untuk melayani PLN Panaran (Batam), selain mendapat jasa

transportasi, perusahaan bertindak sebagai penjualan gas bumi.

PGN mengoperasikan jaringan pipa transmisi sepanjang 1.074 km dengan

kapasitas sebesar 887 MMSCFD dan tingkat utilisasi sebesar 54%. Kapasitas

ini mewakili sekitar 47% pangsa pasar kegiatan usaha transmisi di Indonesia.

Jangkauan layanan transmisi PGN meliputi ruas Duri dan

Grissik-Singapura dilakukan oleh anak perusahaan PGN yaitu PT Transportasi Gas

Indonsia (Transgapindo).

H. Kinerja Usaha Terkini

PT PGN (Persero) Tbk merupakan perusahaan infrastruktur yang

berpengalaman menyalurkan dan menyediakan gas bumi bagi kepentingan

umum (public utility). Sebagai perusahaan infrastruktur, PGN memiliki

jaringan pipa transmisi dan distribusi yang handal.

Kinerja usaha PGN adalah transporter, distributor dan trader di bidang gas

bumi. Sebagai transporter, PGN menyediakan infrastruktur jaringan pipa

transmisi yang menghubungkan sumber-sumber gas ke konsumen akhir atau

ke stasiun penerima di jaringan distribusi. Sebagai distributor, PGN

menyediakan infrastruktur jaringan pipa distribusi yang menghubungkan

(27)

tangga, komersial dan industri. Tugas utama PGN di bidang distribusi adalah

untuk meningkatkan pemanfaatan energi melalui pendayagunaan gas bumi

sebagai substitusi BBM. Sebagai trader PGN melaksanakan pembelian gas

dari produsen dan menjualnya kepada pelanggan Rumah Tangga, Komersial

dan Industri melalui jaringan pipa.

Pada tahun 2013 merupakan momentum penting bagi PGN dalam upaya

memperkuat posisi sebagai perusahaan energi kelas dunia. Selain terus

membangun dan mengembangkan infrastruktur gas bumi di dalam negeri,

PGN juga mulai berinvestasi ke sektor hulu migas. Langkah ini merupakan

upaya PGN untuk memastikan bahwa pasokan gas bumi akan terus meningkat

dan digunakan sepenuhnya untuk kesejahteraan rakyat Indonesia."

Sepanjang tahun 2013, kinerja PGN tetap solid dan mengalami

pertumbuhan bisnis secara berkelanjutan. Secara finansial, PGN meraih total

pendapatan sebesar US$ 3 miliar atau tumbuh 16% daripada tahun 2012

senilai US$ 2,5 miliar. Aset PGN juga tumbuh dari US$ 3,9 miliar (2012)

menjadi US$ 4,3 miliar. Sedangkan ekuitas PGN melonjak dari US$ 2,3 miliar

menjadi US$ 2,7 miliar.

Secara operasional, kegiatan usaha distribusi PGN berhasil menyalurkan

gas bumi sebanyak 827 MMSCFD, meningkat daripada tahun 2012 sebanyak

807 MMSCFD. Di bisnis transmisi, melalui anak perusahaan yaitu PT

Transportasi Gas Indonesia, gas yang disalurkan turun tipis dari 877

MMSCFD ke 854 MMSCFD di tahun 2013. Penurunan gas oleh usaha

(28)

akibat ketiadaan pasokan gas dan penurunan penyerapan gas oleh oftaker

Singapura.

Gas yang disalurkan PGN terbukti telah memberikan banyak manfaat

kepada sektor usaha dan perekonomian Indonesia. Contohny, usaha distribusi

gas PGN menyalurkan gas bumi sebanyak 827 MMSCFD atau setara 145 ribu

barel minyak per hari ke sektor industri, komersial, UMKM dan rumah

tangga, maka nilai penghematan yang dihasilkan dengan menggunakan gas

bumi mencapai sekitar Rp 55 triliun per tahun dibandingkan dengan

menggunakan minyak.

"Dengan biaya energi yang lebih hemat dan ramah lingkungan, tentunya

sektor usaha akan memiliki daya saing yang tinggi dan menciptakan multiplier

effect yang luar biasa bagi perekonomian Indonesia. Karena itu sebagai

BUMN, PGN akan terus mendukung dan mewujudkan program konversi

energi ke gas bumi melalui pembangunan infrastruktur gas bumi terintegrasi

di berbagai wilayah di Indonesia,". Sebagai upaya untuk mempercepat

pemanfaatan gas bumi di Indonesia, pada tahun 2014 PGN telah menyiapkan

investasi untuk membangun infrastruktur gas bumi untuk memenuhi

kebutuhan masyarakat mulai dari sektor industri, komersial, UMKM dan

rumah tangga.

Berbagai proyek pembangunan infrastruktur yang akan dibangun PGN

tahun ini diantaranya adalah : Pembangunan Pipa Gas Kalimantan-Jawa

(Kalija) tahap I, Pembangunan sambungan gas rumah tangga dalam rangka

program PGN Sayang Ibu hingga sebanyak 1 juta sambungan gas, serta

(29)

Direktur Keuangan PGN tahun ini PGN telah menyiapkan anggaran untuk

pengembangan usaha mencapai sekitar US$ 1,25 miliar. Sebanyak US$ 200

juta digunakan untuk membangun infrastruktur gas bumi terintegrasi senilai

US$ 200 juta, US$ 400 juta untuk bisnis di sektor LNG dan US$ 650 juta

untuk investasi di sektor hulu.

"Dengan fundamental yang sangat solid, PGN memiliki ruang yang cukup

leluasa untuk membiayai ekspansi bisnis. Kerena itu PGN akan terus

memaksimalkan setiap peluang untuk mendorong percepatan pemanfaatan gas

(30)

BAB III PEMBAHASAN

A. Laporan Keuangan

1. Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan perusahaan meruapakan alat yang sangat penting

untuk memperoleh informasi sehubung dengan posisi keuangan dari suatu

perusahaan. Pada pokoknya laporan keuangan ditujukan kepada pihak-pihak

di luar perusahaan, sehingga yang bersangkutan dapat menggunakannya

sebagai dasar pengambilan keputusan mengenai perusahaan

tersebut.Perkembangan dari posisi keuangan perusahaan tersebut dapat dilihat

dari penyajian data-data yang diperbandingkan untuk dua periode atau lebih

sehingga dapat diperoleh data-data yang diambil.

Menurut pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 1 Ikatan

Akuntansi Indonesia (Revisi 2009 : 63) mengatakan bahwa : “Laporan

Keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja

keuangan suatu entitas’’. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan

informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas

yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam

pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil

pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang

dipercayakan kepada mereka”.

Menurut Munawir ( 2007 : 2 ), “Laporan Keuangan adalah hasil dari

(31)

antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak

yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut’’.

Dengan menerapkan Standar Akuntansi Keuangan secara tepat

diharapkan bahwa laporan keuangan akan memberikan gambaran sebenarnya

tentang kinerja manajemen perusahaan masa lalu dan prospek di masa akan

datang, sehingga dapat dipercaya dan diandalkan oleh investor sebagai acuan

dalam mengambil keputusan investasi. Laporan keuangan yang disusun

sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan pada akhirnya akan

meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan dan akuntan

publik sebagai pemberi opini atas laporan keuangan perusahaan.

2. Tujuan Laporan Keuangan

Menurut Kasmir ( 2008 : 11 ), berikut ini beberapa tujuan pembuatan atau

penyusunan laporan keuangan yaitu :

1. Memberikan informasi tentang jenis dan juga aktiva (harta) yang dimiliki

perusahaan pada saat ini.

2. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal

yang dimiliki perusahaan pada saat ini.

3. Memberikan informasi tentang jenis dan julmlah pendapatan yang

diperoleh pada suatu periode tertentu.

4. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang

dikeluarkan perusahaan pada periode tertentu

5. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada

(32)

6. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu

periode

7. Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan.

8. Informasi keuangan lainnya.

3. Keterbatasan Laporan Keuangan

Laporan keuangan belum dapat dikatakan mencerminkan keadaan

keuangan perusahaan secara keseluruhan. Hal ini disebabakan adanya hal-hal

yang belum atau tidak tercatat dalam laporan keuangan tersebut. Kemudian,

ada hal-hal yang tidak dapat dinyatakan dalam angka-angka seperti reputasi,

prestasi, manajernya dan lainnya.

Oleh karena itu, setiap laporan keuangan yang disusun pasti memiliki

keterbatasan tertentu. Keterbatasan laporan keuangan menurut Kasmir

(2008:16), diantaranya :

1. Pembuatan laporan keuangan disusun berdasarkan sejarah (historis),

dimana data-data yang diambil dari data masa lalu.

2. Laporan keuangan dibuat umum, artinya untuk semua orang, bukan

hanya untuk pihak tertentu saja.

3. Proses penyusunan tidak terlepas dari taksiran-taksiran dan

pertimbangan-pertimbangan tertentu.

4. Laporan keuangan bersiafat konservatif dalam menghadapi situasi

ketidakpastian.

5. Laporan keuangan selalu berpegang teguh kepada sudut pandangan

ekonomi dalam memandang peristiwa-peristiwa yang terjadi bukan

(33)

Keterbatasan laporan keuangan tidak akan mengurangi arti nilai keuangan

secara langsung karena hal ini memang harus dilakukan agar dapat

menunjukkan kejadian yang mendekati sebenarnya, meskipun perubahan

berbagai kondisi dari berbagai sektor terus terjadi. Artinya selama laporan

keuangan disusun sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan, maka inilah

yang dianggap telah memenuhi syarat sebagai suatu laporan keuangan.

4. Bentuk Laporan Keuangan

Laporan Keuangan perusahaan sebenarnya banyak, namun laporan

keuangan utama menurut Standar Akuntansi Keuangan ( SAK ) hanya ada 3 (

tiga ), yaitu :

1. Laporan Posisi Keuangan ( Neraca )

2. Laba Rugi ( Income Statement )

3. Laporan Arus Kas ( Cash Flow Statement )

1. Laporan Posisi Keuangan ( Neraca )

Menurut Munawir ( 2007 : 13 ), ‘’Neraca adalah laporan yang

sistematis tentang aktiva, hutang serta modal dari suatu perusahaan pada

suatu saat tertentu’’.

Jadi tujuan Neraca adalah untuk menunjukkan posisi keuangan suatu

perusahaan pada suatu tanggal tertentu, biasanya pada waktu di mana

buku-buku ditutup dan ditentukan sisanya pada suatu akhir tahun fiskal atau tahun

kalender, sehingga neraca sering disebut Balance Sheet. . Neraca menyajikan

harta, utang dan modal perusahaan yang dihubungkan menjadi persamaan

(34)

kekayaan dan sumber pembiayaan yang digunakan untuk mendapatkan

kekayaan perusahaan dalam suatu periode akuntansi.

Menurut Kasmir ( 2008 : 35 ), dalam menyusun neraca, perusahaan

dapat menggunakan beberapa bentuk sesuai dengan tujuan dan kebutuhannya.

Disamping itu, bentuk neraca yang dipilih sesuai dengan aturan dan

kelaziman yang berlaku. Artinya penyusunan neraca didasarkan kepada

bentuk yang telah distandarisasi, terutama untuk tujuan pihak luar

perusahaan.Dalam praktiknya terdapat beberapa bentuk neraca, yaitu :

1. Bentuk Skontro (Account form), merupakan neraca yang bentuknya seperti

huruf “T”. Oleh karena itu sering juga disebut T Form. Dalam bentuk ini

neraca dibagi kedalam dua posisi, yaitu disebelah kiri berisi aktiva dan

sebelah kanan yang berisi kewajiban dan modal.

2. Bentuk Vertikal (Report form). Dalam bentuk laporan isi neraca disusun

mulai dari atas terus kebawah, yaitu mulai dari aktiva lancar seperti kas,

bank, efek, ialah komponen aktiva tetap,komponen aktiva lainnya,

komponen kewajiban lancar, komponen utang jangka panjang dan terakhir

adalah komponen modal (ekuitas).

Neraca terdiri dari 3 ( tiga ) bagian utama yaitu :

1. Aktiva

Pengertian aktiva menurut Munawir ( 2007 : 14 ), adalah aktiva yang

tidak terbatas pada kekayaan perusahaan yang belum dialokasikan (deffered

charges) atau biaya yang masih harus dialokasikan pada penghasilan yang

akan datang, serta aktiva yang tidak berwujud lainnya (intangible assets).

(35)

1. Aktiva Lancar

Adalah uang kas dan aktiva lainnya yang dapat diharapkan untuk

dicairkan atau ditukarkan menjadi uang tunai, dijual atau dikonsumer dalam

periode berikutnya (paling lama satu tahun atau dalam perputaran kegiatan

perusahaan yang normal). Berikut ini terdapat lima unsur pokok dari aktiva

lancar, yaitu :

1. Kas yang digunakan untuk membiayai operasional perusahaan. Dan

pengertian kas adalah check yang diterima dari para pelanggan dan

simpanan perusahaan di bank dalam bentuk giro atau demand deposit,

yaitu simpanan di bank yang dapat diambil kembali (dengan

menggunakan check atau bilyet) setiap saat diperlukan oleh perusahaan.

2. Investasi jangka pendek (surat-surat berharga) yang sifatnya sementara

(jangka pendek) dengan maksud memanfaatkan uang kas untuk

sementara belum dibutuhkan dalam operasi.

3. Piutang penghasilan (tagihan) atau penghasilan yang harus diterima

adalah salah satu jenis transaksi akuntansi yang mengurusi penagihan

konsumen yang berhutang pada seseorang, suatu perusahaan atau suatu

organisasi untuk barang dan layanan yang telah diberikan pada konsumen

tersebut. Hal ini biasanya dilakukan dengan membuat tagihan dan

mengirimkan tagihan tersebut kepada konsumen yang akan dibayar

dalam suatu tanggal waktu yang disebut termin kredit atau pembayaran.

4. Persediaan adalah semua barang-barang yang diperdagangkan yang

(36)

5. Persekot atau biaya dibayar dimuka adalah pengeluaran untuk

memperoleh jasa atau prestasi dari pihak lain.

2. Aktiva Tidak Lancar

Adalah aktiva yang mempunyai umur kegunaan relatif permanen atau

jangka panjang (mempunyai unsur ekonomis lebih dari satu tahun atau tidak

akan habis dalam satu kali perputaran operasi perusahaan). Dan berikut ini

terdapat lima unsur pokok dari aktiva tidak lancar yaitu :

1. Investasi Jangka panjang, bagi perusahaan yang cukup besar dalam arti

mempunyai kekayaan atau modal yang cukup atau sering melebihi yang

dibutuhkan maka perusahaan ini dapat menanamkan modalnya dalam

investasi jangka panjang diluar usaha pokoknya, seperti : saham dari

perusahaan lain atau obligasi.

2. Aktiva Tetap adalah kekayaan yang dimiliki perusahaan yang pisiknya

nampak (konkrit), seperti : tanah, bangunan, mesin, inventaris, kendaraan

dan kelengkapan lainnya.

3. Aktiva Tetap Tidak Berwujud (Intangible Fixed Assets), adalah kekayaan

perusahaan yang secara pisik tidak tampak, tetapi merupakan suatu hak

yang mempunyai nilai dan dimiliki oleh perusahaan, seperti : hak cipta,

merk dagang, goodwill.

4. Beban Yang Ditangguhkan adalah menunjukkan adanya pengeluaran atau

biaya yang mempunyai manfaat jangka panjang (lebih dari satu tahun),

atau suatu pengeluaran yang akan dibebankan juga pada periode-periode

berikutnya, seperti : biaya pemasaran, biaya penelitian, biaya pembukaan

(37)

5. Aktiva Lain-Lain adalah aktiva perusahaan yang tidak dapat atau belum

dapat dimasukkan dalam klasifikasi-klasifikasi sebelumnya. Seperti :

gedung dalam proses, tanah dalam penyelesaian.

3. Hutang

Menurut Munawir ( 2007 : 18 ), hutang adalah semua kewajiban

keuangan perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi, dimana hutang

ini merupakan sumber dana atau modal perusahaan yang berasal dari

kreditor. Hutang atau kewajiban perusahaan dapat dibedakan menjadi dua

macam, yaitu :

1. Hutang Lancar atau hutang jangka pendek adalah kewajiban keuangan

perusahaan yang pelunasannya atau pembayaran akan dilakukan dalam

jangka pendek (satu tahun sejak tanggal neraca) dengan menggunakan

aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan. Hutang lancar meliputi :

hutang dagang, hutang wesel, hutang pajak, biaya yang masih harus

dibayar, hutang jangka panjang yang segera jatuh tempo, penghasilan

yang diterima dimuka.

2. Hutang Jangka Panjang adalah kewajiban keuangan yang jangka waktu

pembayarannnya (jatuh temponya) masih jangka panjang (lebih dari satu

tahun sejak tanggal neraca), yang meliputi : hutang obligasi, hutang

hipotik, pinjaman jangka panjang yang lain.

4. Modal

Menurut Munawir ( 2007 : 19 ), modal adalah merupakan hak atau

(38)

modal (modal saham), laba ditahan. Atau kelebihan nilai aktiva yang dimiliki

oleh perusahaan terhadap seluruh hutang-hutangnya. Adapun contoh struktur

laporan posisi keuangan pada PT Perusahaan Negara ( Pesero )Tbk pada

(39)

Gambar 3.1

Struktur Laporan Posisi Keuangan (Neraca)

(40)
(41)

2. Laporan Laba Rugi ( Income Statement )

Menurut Munawir ( 2007 : 26 ), Laporan Rugi Laba adalah suatu laporan yang sistematis tentang penghasilan, biaya, rugi laba yang diperoleh oleh

suatu perusahaan selama periode tertentu”.

Menurut Kasmir ( 2008 : 58 ), “Laporan rugi laba merupakan laporan yang

menunjukkan kondisi usaha dalam suatu periode tertentu yang tergambar dari

jumlah pendapatan yang diterima dan biaya yang telah dikeluarkan sehingga

dapat diketahui apakah perusahaan dalam keadaan laba atau rugi”.

Dan menurut Munawir ( 2007 : 26 ), laporan rugi laba mempunyai

prinsip-prinsip yang umumnya diterapkan adalah sebagai berikut :

1. Bagian yang pertama menunjukkan penghasilan yang diperoleh dari

usaha pokok perusahaan (penjualan barang dagang atau memberikan

service) diikuti dengan harga pokok dari barang / service yang dijual,

sehingga diperoleh laba kotor.

2. Bagian kedua menunjukkan biaya-biaya operasional yang terdiri dari

biaya penjualan dan biaya umum / administrasi (operating expenses).

3. Bagian ketiga menunjukkan hasil-hasil yang diperoleh di luar operasi

pokok perusahaan, yang diikuti dengan biaya-biaya yang terjadi diluar

usaha pokok perusahaan (non operating / financial income and

expenses).

4. Bagian keempat menunjukkan laba atau rugi yang insidentil

(extraordinary gain or loss) sehingga akhirnya diperoleh laba bersih

(42)

Ada pun Menurut Munawir ( 2007 : 26 ) bentuk dari Laporan Rugi Laba

yang biasa digunakan adalah sebagai berikut :

1. Bentuk Single Step, yaitu dengan menggabungkan semua penghasilan

menjadi satu kelompok dan semua biaya dalam sayu kelompok.,

sehingga untuk menghitung rugi/laba bersih hanya memerlukan satu

langkah yaitu mengurangkan total biaya terhadap total penghasilan.

2. Bentuk Multiple Step, Dalam bentuk ini dilakukan pengelompokkan yang

lebih teliti sesuai dengan prinsip yang digunakan secara umum.

Tujuan dari penyusunan perhitungan laba rugi untuk mengukur

perkembangan perusahaan dalam menjalankan fungsinya sehubung dengan sifat

kegiatan perusahaan dan juga dapat menjelaskan bagaimana pertambahan atau

pengurangan aktivitas yang disebabkan penjualan jasa-jasa atau barang-barang.

Adapun contoh struktur laporan laba rugi PT Perusahaan Gas Negara

(43)

Gambar 3.2

Struktur Laporan Laba Rugi

(44)
(45)

3. Laporan Arus Kas ( Cash Flow Statement )

Menurut Munawir ( 2007 : 157 ), Laporan Arus Kas adalah sebuah laporan yang disusun untuk menunjukkan perubahan kas selama 1 ( satu ) periode

tertentu dan memberikan alasan mengenai perubahan kas tersebut dengan

menunjukkan darimana sumber-sumber dan penggunaannya dalam periode yang

bersangkutan’’.

Menurut Rahardjo ( 2007 : 88 ), “Laporan Arus Kas adalah ringkasan

dari penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan selama periode tertentu (

biasanya satu tahun buku )’’. Adapun contoh struktur Laporan Arus kas PT

(46)

Gambar 3.3

Struktur Laporan Arus Kas

(47)

B. ARUS KAS

Menurut Harahap ( 2002 : 92 ) “Arus Kas merupakan suatu pergerakan

dana tertentu dalam sistem usaha yang mengakibatkan oleh keputusan sehari-hari

yang menyangkut operasi, investasi dan pembiayaan’’.

Informasi tentang arus kas suatu perusahaan sangat berguna bagi para

pemakai laporan keuangan, yaitu sebagai dasar untuk menilai kemampuan

perusahaan dalam memperoleh dana dan menilai kemampuan perusahaan dalam

menggunakan kas tersebut secara efektif dan efesien. Dalam proses pengambilan

keputusan ekonomi perlu dilakukan evaluasi terhadap kemampuan perusahaan

dalam menghasilkan kas serta keputusan perolehannya. Perusahaan harus

menyusun laporan arus kas dan harus menyajikan laporan tersebut sebagai bagian

yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan untuk setiap periode penyajian

laporan keuangan.

Menurut Harahap ( 2002 : 92 ) memberikan pengertian Arus Kas sebagai

berikut :

“Arus Kas merupakan suatu pergerakan dana tertentu dalam sistem usaha

yang mengakibatkan oleh keputusan sehari-hari yang menyangkut operasi,

investasi dan pembiayaan’’.

“Laporan Arus Kas mengklarifikasikan penerimaan kas ( Cash Receipts )

dan pengeluaran kas ( Cash Disbursements ) berdasarkan

aktivitas-aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Klasifikasi menurut aktivitas-aktivitas

ini akan memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna

(48)

posisi keuangan serta jumlah kas dan setara kas, baik arus kas masuk (

Inflow of Cash ) dan arus kas keluar ( Outflow of Cash )’’.

C. SUMBER DAN PENGGUNAAN KAS

Kas merupakan suatu pos yang berguna di dalam perusahaan karena kas

banyak terlibat di dalam transaksi-transaksi keuangan. Kas adalah salah satu unsur

modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya. Makin besar jumlah kas yang

ada di dalam perusahaan berarti semakin tinggi likuiditasnya. Ini berarti bahwa

perusahaan mempunyai resiko yang lebih kecil untuk tidak dapat memenuhi

kewajiban finansialnya.

Kas terlibat secara langsung maupun tidak langsung dan hampir seluruh

kegiatan perusahaan serta merupakan dasar pengukur dan pencatat semua

aktivitas. Dalam penyajiannya di neraca, kas biasanya disajikan pada urutan yang

pertama dari perkiraan aktiva lancar karena kas dapat digunakan segera mungkin

dan tanpa memerlukan waktu yang lama.

1. Sumber Kas

Menurut Munawir ( 2007 : 159 ), sumber penerimaan kas dalam suatu

perusahaan pada dasarnya dapat berasal :

1. Hasil penjualan Investasi jangka panjang, aktiva tetap baik yang

berwujud maupun yang tidak terwujud ( intangible assets ), atau adanya

penurunan aktiva tidak lancar yang diimbangin dengan penambahan kas.

2. Penjualan atau adanya emisi saham maupun adanya penmabahan modal

oleh pemilik perusahaan dalam bentuk kas.

3. Pengeluaran surat tanda bukti hutang baik jangka pendek ( wesel )

(49)

hutang jangka panjang lain ) serta bertambahnya hutang yang diimbangin

dengan penerimaan kas.

4. Adanya penurunan atau berkurangnya aktiva lancar selain kas yang

diimbangin dengan adanya penerimaan kas, misalnya adanya penurunan

pihutang karena adanya penerimaan pembayaran, berkurangnya

persediaan barang dagangan karena adanya penjualan secara tunai,

adanya penurunan surat berharga ( efek ) karena adanya ppenjualan dan

sebagainya.

5. Adanya penerimaan kas karena sewa, bunga atau devided dari

investasinya, sumbangan atau hadiah maupun adanya pengembalian

kelebihan pembayaran pajak pada periode-periode sebelumnya.

2. Penggunaan Kas

Menurut Munawir ( 2007 : 159 ), penggunaan atau pengeluaran kas dapat

disebabkan adanya transaksi-transaksi sebagai berikut :

1. Pembelian saham atau obligasi sebagai investasi jangka pendek maupun

jangka panjang serta adanya pembelian aktiva tetap lainnya.

2. Penarikan kembali saham yang beredar maupun adanya pengambilan kas

perusahaan oleh pemilik perusahaan.

3. Pelunasan atau pembayaran angsuran hutang jangka pendek maupun

hutang jangka panjang.

4. Pembelian barang dagangan secara tunai, adanya pembayaran biaya

operasi yang meliputi upah dan gaji, pembelian supplies kantor,

pembayaran sewa, bunga, premi assuransi, advertensi dan adanya

(50)

5. pengeluaran kas untuk pembayaran deviden ( bentuk pembagian laba

lainnya secara tunai ), pembayaran pajak, denda-denda dan lain

sebagainya.

D. Laporan Arus Kas

1. Pengertian Laporan Arus Kas

Laporan arus kas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam

menhasilkan kas dan setara kas serta kebutuhan perusahaan dalam

memanfaatkan dana tersebut, yang diklasifikasikan sebagai aktivitas

operasi, investasi dan pendanaan. Idealnya perusahaan memiliki kas bersih

yang positif dari kegiatan operasi sehingga perusahaan tidak harus terlalu

tergantung pada kegiatan investasi dan kegiatan pendanaan.

Laporan arus kas menyajikan rangkain transaksi-transaksi keuangan

yang berhubungan dengan penerimaan dan pengeluaran arus kas. Laporan

ini menggunakan accrual basis, karena laporan arus kas ini merupakan

ringkasan transaksi keuangan yang berhubungan dengan kas tanpa

memperhatikan hubungan dan tanpa penghasilan yang diperoleh maupun

biaya yang terjadi.

Menurut Munawir ( 2007 : 157 ), Laporan Arus Kas adalah sebuah laporan yang disusun untuk menunjukkan perubahan kas selama 1 ( satu )

periode tertentu dan memberikan alasan mengenai perubahan kas tersebut

dengan menunjukkan darimana sumber-sumber dan penggunaannya dalam

(51)

Menurut Rahardjo ( 2007 : 88 ), “Laporan Arus Kas adalah ringkasan

dari penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan selama periode tertentu (

biasanya satu tahun buku )’’.

3. Tujuan Dan Manfaat Laporan Arus Kas

Adapun tujuan laporan arus kas adalah memberikan informasi

mengenai sumber, penggunaan, perubahan kas dan setara kas selama satu

periode akuntansi serta saldo kas dan setara kas pada tanggal pelaporan.

Informasi ini disajikan untuk dipertanggung jawaban dan pengambilan

keputusan.

Menurut Kieso dan Weygandt ( 2002 : 247 ) Tujuan Laporan Arus

Kas adalah sebagai berikut :

1. menilai kemampuan perusahaan menghasilkan arus kas masa depan

2. menilai kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiaban,

kemampuan membayar deviden dan kebutuhan dan pendanaan ekstern.

3. Menilai alasan antara perbedaan laba bersih dan penerimaan serta

pembayaran kas yang berkaitan.

4. Menilai pengaruh pada posisi keuangan suatu perusahaan dan transaksi

investasi dan pendanaan kas serta non kasnya selama satu periode.

Menurut Harahap ( 2004 : 257 ),disamping tujuan yang disebutkan

diatas Laporan Arus Kas juga bermanfaat yaitu :

1. Menilai kemampuan perusahaan menghasilkan, merencanakan,

(52)

2. Menilai kemampuan keadaan arus kas masuk dan arus kas keluar, arus

kas bersih perusahaan termasuk kemampuan membayar deviden di

masa yang akan datang.

3. Menyajikan informasi bagi investor, kreditor, memproyeksikan return

dari sumber kekayaan perusahaan.

4. Menilai kemampuan perusahaan untuk memasukkan kas ke perusahaan

di masa yang akan datang.

5. Menilai alasan perbedaan antara laba bersih dibandingkan dengan

penerimaan dan pengeluaran kas.

6. Menilai pengaruh investasi baik kas maupun bukan kas dan transaksi

lainnya terhadap posisi keuangan perusahaan selama satu periode

tertentu.

4. Penyajian Laporan Arus Kas

Laporan arus kas adalah bagian dari laporan financial yang menyajikan

informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas selama periode tertentu

yang diklasifikasikan berdasarkan aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.

Klasifikasi arus kas menurut aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan

memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna laporan untuk

menilai pengaruh dari aktivitas tersebut terhadap posisi kas dan setara kas

pemerintah. Informasi tersebut juga dapat digunakan untuk mengevaluasi

(53)

Berikut ini akan dijelaskan mengenai aktivitas operasi, aktivitas investasi

dan aktivitas pendanaan : 1. Aktivitas Operasi

Aktivitas Operasi adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas yang

ditujukan untuk kegiatan operasional pemerintah selama satu periode

akuntansi. Arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari aktivitas

penghasil utama pendapatan PGN. Oleh karena itu, arus kas tersebut pada

umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi

penetapan laba atau rugi neto.

Beberapa contoh arus kas aktivitas operasi adalah:

1. Penerimaan dari penjualan gas.

2. Penerimaan kas dari royalti, fees, dan pendapatan lain.

3. Pembayaran kas kepada pemasok gas.

4. Pembayaran kepada pemasok barang/jasa selaij gas.

5. Pembayaran gas kepada dan/atau untuk pekerja.

2. Aktivitas Investasi

Aktivitas Investasi adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas

yang ditujukan untuk perolehan dan pelepasan aset tetap serta investasi

lainnya yang tidak termasuk dalam setara kas. Pengungkapan secara

terpisah atas arus kas yang berasal dari aktivitas investasi adalah penting

karena arus kas tersebut mencerminkan pengeluaran yang telah terjadi

untuk sumber daya yang dimaksudkan menghasilkan pendapatan dan arus

(54)

Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas investasi adalah :

1. Pembayaran kas untuk membeli aset tetap, aset tak terwujud, dan aset

jangka panjang lain, termasuk biaya pengembangan yang

dikapitalisasikan dan aset tetap yang dibangun sendiri.

2. Penerimaan kas dari penjualan aset tetap, aset tak terwujud, dan aset

jangka panjang lain.

3. Pembayaran kas untuk membeli instrumen utang dan instrumen ekuitas

entitas lain dan kepemilikan dalam ventura bersama.

Keseluruhan arus kas yang berasal dari perolehan dan kehilangan

pengendalian tas entitas anak atau bisnis lain disajiakn secara terpisah dan

diklasifiksikan sebagai aktivitas investasi. Atas transaksi ini, PGN

mengungkapkan hal-hal dibawah ini :

1. Jumlah imbalan yang dibayarkan atau diterima.

2. Porsi imbalan yang merupakan kas dan setara kas.

3. Jumlah kas dan setara kas pda entitas anak atau bisnis lain dimana

pengendalian diperoleh atau hilang.

Arus kas dari perubahan kepemilikkan atas entitas anak sehingga PGN

kehilangan pengendalian atas entitas tersebut diklasifikasikan sebagai arus

kas dari aktivitas investasi. Pengaruh arus kas atas kehilangan

pengendalian tidak boleh dikurangkan dari arus kas untuk memperoleh

pengendalian.

3. Aktivitas Pendanaan

Aktivitas pendanaan adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas

(55)

pelunasan jangka panjang yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah

dan komposisi piutang jangka panjang dan utang jangka panjang.

Pengungkapan terpisah arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan

adalah penting karena berguna untuk memprediksi klaim atas arus kas

masa depan oleh para penyedia pendanaan untuk PGN.

Contoh arus kas yang bersa dari aktivitas pendanaan adalah :

1. Penerimaan kas dari penerbit saham atau instrumen modal lain.

2. Pembayaran kas kepada pemilik untuk menarik atau menebus saham

PGN

3. Penerimaan kas dari penerbit obligasi, pinjaman, wesel, hipotik, dan

pinjaman jangka pendek dan jangka panjang lain..

Dividen yang dibayarkan oleh PGN diklasifikasikan sebagai arus kas

pendanaan karena merupakan biaya perolehan sumber daya keuangan.

4. Keterbatasan Laporan Arus Kas

Menurut Dermawan ( 2013 : 19 ), Laporan Arus Kas memiliki

keterbatasa, yaitu :

1.Tidak diharuskan pengungkapan terpisah antara arus kas yang terkait

dari operasi usaha dengan diluar usaha atau pos-pos luar biasa.

2. Bunga dan deviden yang diterima dan yang dibayarkan dimasukkan

dalam arus kas operasi .

3. Pajak dimasukkan sebagai arus kas operasi, pada hal manfaat pajak

(56)

4. Jika terjadi penjualan aktiva tetap investasi jangka panjang, rugi-laba

penjualan aktiva tetap atau investasi jangka panjang sebelum pajak

dimasukkan ke arus kas operasi ( bukan setelah pajak ).

5. Metode Penyusunan Laporan Arus Kas

Salah satu analisis keuangan yang sangat penting bagi manajer

keuangan, di samping alat keuangan lainnya adalah laporan arus kas. Yang

dimaksud dari analisis ini adalah untuk mengetahui bagaimana akan

digunakan dan bagaimana kebutuhan dana tersebut akan dibelanjakan.

Analisis arus kas tersebut dapat diketahui darimana diperoleh dan untuk

apa dana tersebut digunakan. Suatu laporan yang menggambarkan

darimana diperoleh dan untuk kas tersebut digunakan, sering disebut

sebagai Laporan Arus Kas.

Laporan arus kas secara langsung maupun atau tidak langsung

mencerminkan penerimaan kas entitas yang diklasifikasikan menurut

sumber-sumber utama dan pembayaran kas diklasifikasikan menurut

sumber-sumber utama dan pembayaran kas yang diklasifikasikan menurut

pengguna utama selama satu periode. Laporan ini memberikan informasi

yang berguna mengenai aktivitas keuangannya dan mengenai investasi

atau pengeluaran kas.

Dalam penyusunan laporan arus kas terdapat 2 ( dua ) metode yang

dapat digunakan, yaitu :

1. Metode Langsung ( Direct Method )

Dalam metode langsung dilaporkan golongan penerimaan kas bruto dari

(57)

antara penerimaan kas dan pengeluaran kas dari kegiatan operasi akan

dilaporkan seebagai arus kas bersih dari kegiatan operasi. Dengan kata lain

metode langsung, mengurangkan pengeluaran kas operasi dari penerimaan

kas operasi. Metode langsung menghasilkan penyajian laporan penerimaan

dan pengeluaran kas secara ringkas. Keunggulan utama dari metode

langsung dalah metode ini memperlihatkan laporan penerimaan dan

pengeluaran kas lebish konsisten dengan tujuan suatu laporan arus kas.

Disamping itu metode langsung lebih mudah dimengerti dan memberikan

informasi yang lebih banyak dalam mengambil keputusan.

Tabel 3.4 PT. Angin Ribut

Laporan Arus Kas

Untuk Tahun yang berakhir X Arus kas yang berasal dari kegiatan operasi :

Kas yang diterima dari pelanggan xxx Dikurangi :

Kas untuk membeli persediaan xxx

Kas untuk membayar biaya operasi xxx

Kas untuk membayar biaya bunga xxx

Kas untuk membayar pajak xxx

xxx Aliran kas bersih dari kegiatan operasi xxx Aliran kas yang berasal dari kegiatan investasi :

Kas masuk yang berasal dari penjualan investasi xxx Kas keluar untuk membeli peralatan xxx

xxx Aliran kas bersih untuk kegiatan investasi

Aliran kas dari kegiatan keuangan :

Kas yang diterima dari penjualan saham xxx Dikurangi :

Kas untuk membayar dividen xxx

Kas untuk membayar hutang obligasi xxx

xxx Aliran kas masuk neto dari kegiatan keuangan xxx

Kenaikan kas xxx

Saldo kas pada awal tahun xxx

Saldo kas pada akhir tahun xxx

(58)

2. Metode Tidak Langsung ( Indirect Method )

Metode tidak langsung, berpengaruh dari semua penangguhan

penerimaan dan pengeluaran kas dimasa lalu dan semua akurat dari

penerimaan kas dan pengeluaran yang diharapkan pada masa yang akan

datang dihilangkan dari laba bersih yang diperhitungkan laba rugi.

Penyediaan ini dilakukan dengan menambahkan pos-pos yang tidak

memerlukan pengeluaran kas kembali ke laba bersih serta penambahan

dan pengurangan, kenaikan maupun penurunan hutang dan piutang.

Keunggulan utama dari metode ini dalah bahwa hal ini memusatkan

perbedaan antara laba bersih dan aliran kas bersih dari kegiatan operasi.

Metode ini memberikan jaminan yang berguna antara laporan arus kas

dan perhitungan laba rugi serta neraca. Selain itu, data yang diperlukan

untuk metode tidak langsung umumnya lebih siap tersedia dan lebih

mudah untuk diperoleh, dibandingkan dengan data yang diperlukan dalam

metode langsung. Dalam metode tidak langsung ini, penyajiannya dimulai

dari laba rugi bersih dan selanjutnya disesuaikan dengan menambah atau

mengurangi perubahan-perubahan dalam pos-pos yang mempengaruhi

(59)

Contoh arus kas dengan metode tidak langsung dibawah ini:

Tabel 3.5 PT. Angin Ributs Laporan Arus Kas Untuk Tahun yang berakhir X

Arus kas yang berasal dari kegiatan operasi :

Laba bersih menurut laporan laba rugi xxx Ditambah :

Biaya depresiasi xxx

Penurunan persediaan kantor xxx

Kenaikan hutang jangka pendek xxx

Kenaikan hutang biaya xxx

xxx Dikurangi :

Kenaikan biaya dibayar dimuka xxx

Kenaikan piutang usaha xxx

Penurunan hutang pajak xxx

Laba penjualan aktiva tetap xxx

xxx Aliran kas bersih dari kegiatan operasi xxx

Sumber : Data PT Angin Ribut

E. Analisis Sumber dan Penggunaan Kas Perusahaan Gas Negara ( persero ) Tbk Periode Desember 2013.

Perusahaan Gas Negara ( Persero ),Tbk menyusun Laporan Arus Kas

setiap bulan. Laporan Arus Kas tersebut di laporkan ke Kantor Pusat Perusahaan

Gas Negara ( persero ),Tbk. Laporan arus kas Perusahaan Gas Negara dari bulan

Desember 2012 dan 2013 sangat baik. Pada Tabel 3.6 di bawah ini ditunjukkan

(60)

1. Sumber Kas Pada Perusahaan Gas Negara ( Persero ),Tbk.

Dalam menjalankan aktivitas sehari-hari perusahaan gas negara ( persero

),tbk memiliki sumber-sumber kas yang berasal dari 2 aktivitas yaitu :

aktivitas Operasional, dan aktivitas Pendanaan.

(61)

1.) Penerimaan dari pelanggan.

2.) Penerimaan dari penghasilan bunga.

b. Sumber kas dari aktivitas pendanaan

1.) Penerimaan pinjaman bank jangka pendek.

2.) Penerimaan atas penyertaan saham oleh kepentingan non

pengendalian Entitas Anak.

2. Penggunaan Kas Pada Perusahaan Gas Negara ( Persero ),Tbk.

Didalam pelaksanaan aktivitas sehari-hari perusahaan gas negara ( persero

),tbk menggunakan kasnya untuk 2 aktivitas,yaitu : aktivitas operasional,

ativitas investasi dan aktivitas pendanaan.

a. Penggunaan kas untuk aktivitas operasional.

1.) Pembayaran kepada pemasok.

2.) Pembayaran pajak penghasilan setelah dikurangin penerimaan dari

tagihan pajak.

3.) Pembayaran untuk beban operasi dan aktivitas operasi lainnya.

4.) Pembayaran kepada karyawan.

5.) Pembayaran bunga.

b. Penggunaan kas dari aktivitas pendanaan

1.) Pembayaran deviden

2.) Pembayaran pinjaman

3.) Pembayaran atas derivatif.

Gambar

Gambar 2.1
Gambar 3.1
Gambar 3.3 Struktur  Laporan Arus Kas
Tabel 3.5 PT. Angin Ributs
+5

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis menunjukkan bahwa secara simultan arus kas aktivitas operasi, arus kas aktivitas investasi, arus kas aktivitas pendanaan, dan laba akuntansi tidak memiliki

Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan bukti empiris adanya pengaruh antara laba bersih setelah pajak, arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas pendanaan, dan

Arus kas Perseroan dari aktivitas operasi meningkat 37% atau Rp2,59 triliun, yang terutama berasal dari peningkatan penerimaan dari pelanggan sebesar 14% atau sebesar Rp2,46

Kegunaan Laporan arus kas (statement of cash flow) adalah melaporkan penerimaan kas, pembayaran kas, dan perubahaan bersih pada kas yang dihasilkan dari aktivitas operasi

Perusahaan menyajikan arus kas aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan dengan cara yang paling sesuai dengan bisnis perusahaan

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi, arus kas dari aktivitas pendanaan, size perusahaan,

Berdasarkan pola arus kas PT Indomobil Sukses Internasional Tbk menunjukan aktivitas operasi dan investasi bernilai negatif serta aktivitas pendanaan bernilai positif berarti

PENGARUH ARUS KAS OPERASIONAL, ARUS KAS INVESTASI, DAN ARUS KAS PENDANAAN TERHADAP LIKUIDITAS PADA PERUSAHAAN ASURANSI YANG TERDAFTAR DI BEI Oleh: Intan Nirwana N Simbolon 1