• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh minat membaca buku sosiologi terhadap prestai belajar siswa pada mata pelajaran sosiologi SMA Negeri kota Tangerang Selatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh minat membaca buku sosiologi terhadap prestai belajar siswa pada mata pelajaran sosiologi SMA Negeri kota Tangerang Selatan"

Copied!
102
0
0

Teks penuh

(1)

TANGERANG SELATAN

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi

Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.pd)

       

Oleh:

TRI SUTAJI

NIM: 105015000660

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)

Minat merupakan landasan yang sangat tinggi bagi seseorang dalam melakukan kegiatan dengan baik. Sebagai suatu aspek kejiwaan, minat bukan saja dapat mewarnai perilaku seseorang, tetapi dapat mendorong orang untuk melakukan sesuatu, sehingga ia merelakan dirinya untuk terikat pada suatu kegiatan.

Skripsi ini menganalisa dan memberikan penjelasan mengenai pengaruh minat membaca buku sosiologi terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran sosiologi SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Alat pengumpulan data yang digunakan untuk mengetahui gaya belajar siswa berupa angket, sedangkan sumber informasi prestasi belajar diperoleh dari raport semester ganjil kelas XI IPS SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan.

Kata Kunci : Minat membaca buku sosiologi dan prestasi belajar.

(3)

ii

the interest not only can color a person's behavior, but it can encourage people to do something, so he volunteered himself to be bound by certain activities. This thesis is to analyze and give explanations about the influence of sociological interest in reading books on student achievement on the subjects of sociology SMA Negeri 8 Tangerang City South. This descriptive research with quantitative approach. Data collection tool used to determine the form of students' learning styles questionnaire, the achievement of information sources obtained from odd semester grade report cards XI IPS SMA Negeri 8 Tangerang City South.

Keywords: Interest in the sociology of reading books and learning achievement

(4)

sempat menghirup udara segar, menatap juntai panorama nan indah, dan

merasakan indahnya mencinta dan dicinta. Atas kebesaran-Nya, diri ini masih

tabah menghadang pongahnya kehidupan yang bertabur debu problematika. Atas

bimbingan-Nya, terbatik rasa sadar bahwa hidup ini adalah sebuah ujian bagi

hamba-hamba-Nya yang beriman. Syahdan, atas pertolongan-Nya, skripsi ini

dapat terselesaikan.

Shalawat dan salam teriring mahabbah terindah semoga tercurah-ruahkan

keharibaan Nabi Muhammad SAW sang suri tauladan sepanjang hayat. Semoga

kita semua di padang mahsyar nanti termasuk ke dalam barisan yang berada di

balik liwaul hamdi, di bawah naungan syafa’ah ‘uzma-nya, sebagai hamba-hamba

yang diberi inayah untuk mengikuti segenap petunjuk risalah-nya.

Penulis sadar sepenuh hati bahwa skripsi ini hanya sejentik debu jalanan

untuk ukuran orang-orang besar. Namun, dalam kapasitas penulis yang serba

dlai’f dan dikepung dengan berbagai keterbatasan, skripsi ini rasanya sebuah

pencapaian monumental yang membuat diri ini merasa besar, atau minimal

membesarkan perasaan penulis dan mengobarkan bara semangat untuk memburu

pencapaian-pencapaian berikutnya yang dianggap besar oleh orang-orang besar.

Penulis juga sadar sepenuhnya bahwa diri ini berhutang budi kepada banyak pihak

yang telah memberikan dukungan, motivasi, bimbingan dan arahan untuk

terselesaikannya skripsi ini. Lebih dari itu, skripsi ini merupakan seteguk air

dingin dalam rentang kemarau studi yang penulis tempuh selama ini.

Sembah bakti penulis haturkan kepada Abahku (Uci Sanusi) dan Ibuku

tercinta (Alm. Eni Suhaeni), juga Nenekku/Embokku tercinta, mohon maaf jika

anakmu ini belum dapat sesaleh yang Abah dan Ibu inginkan. Terima kasih Abah,

karena engkau tak pernah bosan untuk memberiku semangat sehingga aku dapat

menyelesaikan studi ini. Terima kasih juga teruntuk Aa dan Teteh-tetehku

(5)

1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Drs. H. Nurochim, MM, Ketua Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial,

yang telah memberikan dukungan dan dorongan kepada penulis selama

menjalani perkuliahan dan dalam menulis skripsi ini. Seluruh dosen di

lingkungan FITK khususnya Sosiologi-Antropologi yang telah

mencurahkan ilmunya selama penulis kuliah. Juga kepada para staf

perpustakaan dan staf Biro Pendidikan FITK di FITK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Drs. H. Syaripulloh, M.Si, yang telah meluangkan waktu dan

pikiran serta bimbingan kepada penulis dalam penulisan skripsi ini.

4. Kepada Kepala Sekolah SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan,

Guru-guru khususnya Guru-guru mata pelajaran sosiologi dan Staff TU, serta siswa/i,

yang telah memberikan informasi kepada penulis dalam penelitian skripsi.

5. Teruntuk makhluk Tuhan yang tercipta yang paling kucinta “Lingga

Julianti”. Terima kasih selama ini telah memberikan do’a, motivasi serta

dukungannya. Semoga cita-cita yang kita harapkan dapat terwujud.

Amiin..

6. Rekan-rekanku seperjuangan di jurusan IPS angkatan 2005, juga kepada

sahabat baik penulis Andriansyah (babeh), Diego Muhay Milito, Baihaki

Kaizan (Sogi), Wawan (Jabet), mohon maaf atas segala kesalahan yang

pernah saya perbuat pada kalian. I will miss u all…

7. Rekan-rekan PPKT, thanks sudah berbagi ilmu selama kita menjalani

PPKT.

8. Untuk sahabat penulis sejak SMA yang telah memilih jalurnya

masing-masing, Bagus Indrawan, Henry “ibenk”, Dewa dan Ijonk. Semoga sukses

selalu menyertai kalian.

(6)

iii   

ini telah banyak membantu selama penulis di Gang Jati. Cepet punya anak

Bram…, dan buat Emak, terima kasih mak…, karena Emak sudah seperti

nenek buat saya.

11.Avenged Sevenfold, you are my favorit rock band. Lagumu yang

menemani dan memberiku semangat dalam menulis skripsi ini.

12.Untuk teman-teman kosku (White House): Alwan Pariade Munthe, Kemal

B. Rivai Dalimunthe, Gazali Harahap, Muhsin Al-Hadar, Ajid, dan Mr.

Rock ‘n roll Bang Mizzi “terima kasih bang sudah banyak memberikan

ilmu dalam bermusik, senang pernah satu band sama abang” serta ibu

kosku. Terima kasih telah menebarkan benih cinta dan memusnahkan

virus benci diantara kita.

13.Serta kepada semua pihak yang karena keterbatasan ini tidak bisa

disebutkan satu persatu.

Akhirnya, do’a dan harapan dipersembahkan semoga semua kebaikan dan

bantuannya mendapatkan balasan setimpal dari Allah SWT, Amin.

Jakarta, 28 Mei 2010

(7)

KATA PENGANTAR……….. ... iii

DAFTAR ISI……….. ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah, pembatasan dan perumusan masalah ... 4

1. Identifikasi Masalah ... 4

2. Pembatasan Masalah ... 5

3. Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

1. Tujuan Penelitian ... 6

2. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II LANDASAN TEORI ... 7

A. Minat Membaca... 7

1. Pengertian Minat Membaca ... 7

2. Indikator Minat Membaca ... 11

a. Perasaan Senang ... 11

b. Pemusatan Perhatian ... 11

c. Penggunaan Waktu ... 11

d. Motivasi Untuk Membaca ... 12

e. Emosi Dalam Membaca ... 12

f. Usaha Untuk Membaca ... 12

3. Faktor Yang Mempengaruhi Minat ... 12

B. Prestasi Belajar ... 15

1. Pengertian Prestasi Belajar ... 15

2. Indikator Prestasi Belajar ... 18

(8)

a. Faktor Internal ... 22

b. Faktor Eksternal ... 26

C. Hakikat Pembelajaran Sosiologi ... 28

1. Pengertian Sosiologi ... 28

2. Tujuan dan Ruang Lingkup Sosiologi ... 29

a. Tujuan ... 29

b. Ruang Lingkup ... 29

D. Kerangka Berpikir ... 29

E. Hipotesis ... 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 32

A. Desain Penelitian ... 32

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 32

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 33

1. Variabel Penelitian ... 33

2. Definisi Operasional ... 33

D. Populasi dan Sampel ... 33

1. Populasi ... 33

2. Sampel ... 34

E. Teknik Pengumpulan data ... 34

F. Pengolahan Data dan Analisis Data ... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 42

A. Profil SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan... 42

1. Sejarah Singkat Berdirinya SMAN 8 Kota Tangerang Selatan ... 42

2. Visi, Misi dan Tujuan SMAN 8 Kota Tangerang Selatan ... 43

a. Visi ... 43

(9)

viii

4. Keadaan Siswa SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan ... 47

5. Sarana dan Prasarana ... 47

B. Hasil Uji Instrumen Penelitian ... 49

1. Uji Validitas ... 49

2. Uji Realibilitas ... 51

C. Deskripsi Data ... 51

D. Analisa Data ... 52

1. Analisis Deskriptif ... 52

a. Variabel X ... 52

b. Variabel Y ... 69

2. Analisis Korelasi Antara variabel X dan Variabel Y ... 71

E. Interpretasi Data ... 80

1. Minat Membaca Buku Sosiologi ... 80

2. Prestasi Belajar Sosiologi ... 80

3. Korelasi Antara Minat Membaca Buku Sosiologi Terhadap Prestasi Belajar Pada Mata Pelajaran Sosiologi ... 80

a. Interpretasi Secara Kasar atau Sederhana ... 80

b. Interpretasi Pada Nilai Tabel r Product Moment ... 80

BAB V PENUTUP ... 82

A. Kesimpulan ... 82

B. Saran ... 83

DAFTAR PUSTAKA

(10)

Tabel 1 Kisi-kisi Instumen Minat Membaca Buku Sosiologi ... 35

Tabel 2 Penilaian Analisis Mean... 38

Tabel 3 Angka Indeks Korelasi Product Moment……….. ... 39

Tabel 4 Daftar Nama Guru Tahun Pelajaran 2009/2010 ... 45

Tabel 5 Keadaan Siswa-siswi Tahun Pelajaran 2009/2010 ... 48

Tabel 6 Uji Validitas Instrumen Minat Membaca Buku Sosiologi ... 49

Tabel 7 Pernyataan Tentang Minat Membaca buku Sosiologi ... 52

Tabel 8 Pernyataan Tentang Minat Membaca buku Sosiologi ... 53

Tabel 9 Pernyataan Tentang Minat Membaca buku Sosiologi ... 53

Tabel 10 Pernyataan Tentang Minat Membaca buku Sosiologi ... 54

Tabel 11 Pernyataan Tentang Minat Membaca buku Sosiologi ... 55

Tabel 12 Pernyataan Tentang Minat Membaca buku Sosiologi ... 55

Tabel 13 Pernyataan Tentang Minat Membaca buku Sosiologi ... 56

Tabel 14 Pernyataan Tentang Minat Membaca buku Sosiologi. ... 56

Tabel 15 Pernyataan Tentang Minat Membaca buku Sosiologi ... 57

Tabel 16 Pernyataan Tentang Minat Membaca buku Sosiologi ... 57

Tabel 17 Pernyataan Tentang Minat Membaca buku Sosiologi ... 58

Tabel 18 Pernyataan Tentang Minat Membaca buku Sosiologi ………. ... 59

Tabel 19 Pernyataan Tentang Minat Membaca buku Sosiologi ... 59

Tabel 20 Pernyataan Tentang Minat Membaca buku Sosiologi ... 60

Tabel 21 Pernyataan Tentang Minat Membaca buku Sosiologi ... 60

Tabel 22 Pernyataan Tentang Minat Membaca buku Sosiologi. ... 61

Tabel 23 Pernyataan Tentang Minat Membaca buku Sosiologi ... 62

Tabel 24 Pernyataan Tentang Minat Membaca buku Sosiologi ... 62

Tabel 25 Pernyataan Tentang Minat Membaca buku Sosiologi ... 63

Tabel 26 Pernyataan Tentang Minat Membaca buku Sosiologi ... 63

Tabel 27 Pernyataan Tentang Minat Membaca buku Sosiologi ... 64

Tabel 28 Pernyataan Tentang Minat Membaca buku Sosiologi ... 65

(11)

x

Tabel 33 Pernyataan Tentang Minat Membaca buku Sosiologi ... 68

Tabel 34 Pernyataan Tentang Minat Membaca buku Sosiologi ... 68

Tabel 35 Komparasi Prestasi Belajar Siswa-siswi ... 69

Tabel 36 Skor Angket Minat Membaca Buku Sosiologi ... 71

Tabel 37 Skor Angket Berdasarkan Analisis Mean ... 73

Tabel 38 Prestasi Belajar Sosiologi ... 74

Tabel 39 Prestasi Belajar Sosiologi Berdasarkan Analisis Mean ... 76

Tabel 40 Tabel Bantu Korelasi Minat Membaca Buku Sosiologi (variabel X) dan Prestasi Belajar Sosiologi (variabel Y) ... 77

(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas

sumber daya manusia. Karena keberhasilan dunia pendidikan sebagai faktor

penentu tercapainya tujuan pembangunan nasional di bidang pendidikan yaitu

mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal tersebut diperlukan sebagai bekal

dalamrangka menyongsong datangnya era global dan pasar bebas yang penuh

dengan persaingan.

Pendidikan adalah aspek yang sangat penting dalam menunjang

kemajuan masa depan bangsa. Manusia sebagai subyek pembangunan perlu

dididik, dibina serta dikembangkan potensi-potensinya dengan tujuan

terciptanya subyek-subyek pembangunan yang berkualitas.

Masalah pendidikan mendapat perhatian khusus oleh negara Indonesia

yaitu dengan dirumuskannya Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional sebagai berikut:

“Pendidikan nasioal berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.1

1

(13)

Salah satu faktor pokok untuk mencapai sukses dalam segala bidang

baik berupa studi, kerja, hobi, atau aktivitas apapun adalah minat. Minat yang

besar akan mendorong individu untuk melakukan hal-hal yang lebih baik.

Minat merupakan landasan yang sangat tinggi bagi seseorang dalam

melakukan kegiatan dengan baik. Sebagai suatu aspek kejiwaan, minat bukan

saja dapat mewarnai perilaku seseorang, tetapi dapat mendorong orang untuk

melakukan sesuatu, sehingga ia merelakan dirinya untuk terikat pada suatu

kegiatan.

Demikian pula dengan minat membaca. Kegemaran membaca

merupakan perwujudan minat seseorang.

Dengan memiliki minat dan kebiasaan membaca, selain otak

berkembang juga dapat berpikir rasional dan memiliki wawasan yang lebih

luas serta lebih dapat mengendalikan diri. Dalam bahasa lain, kebiasaan

membaca akan memperkaya diri seseorang untuk menyiapkan menjadi

manusia yang lebih berkualitas.

Minat menurut psikologi adalah suatu kecenderungan untuk selalu

memperhatikan dan mengingat sesuatu secara terus-menerus. Minat ini erat

kaitannya dengan perasaan terutama perasaan senang, karena itu dapat

dikatakan minat itu terjadi karena sikap senang kepada sesuatu. Orang yang

berminat kepada sesuatu berarti sikapnya senang kepada sesuatu itu.2

Minat akan hilang apabila tidak disalurkan. Minat pada anak tidak

tumbuh secara otomatis, tetapi harus ditimbulkan oleh

pendukung-pendukungnya. Pada awalnya minat akan berubah-ubah dari obyek yang satu

ke obyek yang lain. Namun makin bertambah usia anak makin stabil

minatnya. Minat memegang peranan penting dalam kehidupan individu,

minat selalu dipengaruhi oleh kondisi fisik, mental, emosi dan lingkungan

sosialnya.

Minat dipengaruhi oleh perkembangan fisik, mental, kesiapan belajar,

pengalaman budaya serta bobot emosi. Minat merupakan salah satu faktor

pendorong individu dalam mencapai tujuan.

2

(14)

Motivasi adalah “suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi

tingkah laku seseorang agar ia tergerak hatinya untuk bertindak melakukan

sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu”.3

Motif dibedakan menjadi motif intrinsik dan motif ekstrinsik. Motif

intrinsik yaitu motif-motif yang dapat berfungsi tanpa harus dirangsang dari

luar. Misalnya orang yang gemar membaca tanpa ada yang mendorongnya, ia

akan mencari sendiri buku-buku untuk dibacanya. Motif ekstrinsik yaitu

motif-motif yang berfungsi karena ada perangsang dari luar. Minat baca bisa

dibangkitkan oleh bacaan yang bermutu atau memikat. Kalau minat bacanya

banyak, pengetahuannya menjadi banyak pula. Pada kenyataannya

kebanyakan siswa lebih senang membaca buku-buku fiksi seperti buku cerita,

novel, dan lain sebagainya. Hal ini dikarenakan buku-buku tersebut memilki

daya tarik untuk dibaca tidak seperti buku-buku pelajaran khususnya

pelajaran sosiologi.

Prestasi belajar di bidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran

terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotor

setelah mengikuti proses pembelajaran. Ketiga aspek tersebut dievaluasi dan

evaluasi itu diaktualisasikan dalam bentuk angka atau skor.

Di dalam proses belajar mengajar di sekolah, siswa mempunyai

karakteristik tertentu baik fisiologis maupun psikologis. Maka dalam hal ini,

minat merupakan bagian dari psikologis anak yang nantinya akan

berpengaruh kepada proses dan prestasi atau hasil belajar siswa.

Minat ini besar sekali pengaruhnya terhadap belajar sebab dengan minat

seseorang akan melakukan sesuatu yang diminatinya, seperti minat membaca

buku pelajaran khususnya buku pelajaran sosiologi. Membaca besar

pengaruhnya terhadap belajar, karena hampir sebagian besar kegiatan belajar

adalah membaca.

Nurul Huda menyatakan bahwa “kegiatan membaca mendorong

seseorang untuk mempelajari sesuatu lebih mendalam, sehingga

3

(15)

memungkinkan ia memilki ilmu pengetahuan yang memperluas pengetahuan

dan wawasannya”.4

Jelas bahwa dengan membaca pengetahuan dan wawasan kita akan

bertambah. Adanya minat membaca siswa yang berbeda-beda akan berbeda

pula tingkat pengetahuan dan prestasi belajar siswa di sekolah.

Selama penulis melaksanakan PPKT di SMA Negeri 8 Kota Tangerang

Selatan, nampak terlihat bahwa saat ini minat baca anak khususnya pada

buku-buku pelajaran khususnya sosiologi sangat minim, ini dikarenakan

motivasi dan dorongan dari guru untuk mencanangkan pentingnya membaca,

serta kurangnya inisiatif dari diri siswa untuk membaca. Kenyataan ini dilihat

dari seringnya siswa membawa bahkan membaca buku-buku cerita di

sekolah.

Berdasarkan pemikiran di atas, penulis melihat bahwa minat membaca

siswa merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi peningkatan

prestasi atau hasil belajar siswa. Oleh karena itu, dalam skripsi ini penulis

bermaksud mengkaji dan membuktikan adanya hubungan antara minat

membaca siswa dengan hasil belajarnya di sekolah, dengan memberi judul

skripsi, yaitu: “PENGARUH MINAT MEMBACA BUKU SOSIOLOGI

TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI SMA NEGERI 8 KOTA TANGERANG SELATAN”.

B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis

mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:

a. Kurangnya minat baca siswa khususnya dalam membaca buku pelajaran

sosiologi.

4

(16)

b. Kurangnya motivasi atau dorongan dari guru untuk membangkitkan

minat baca siswa.

c. Siswa yang mempunyai minat baca yang tinggi terhadap buku sosiologi

berpengaruh terhadap prestasi belajar sosiologi siswa.

d. Prestasi belajar mata pelajaran sosiologi siswa SMA Negeri 8 Kota

Tangerang Selatan yang kurang memuaskan.

e. Ada atau tidaknya pengaruh minat membaca buku sosiologi terhadap

prestasi belajar sosiologi.

2. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari kesalahpahaman, maka penulis akan membatasi

permasalahan dalam pembahasan penelitian agar memperjelas dan

memberi arah yang tepat pada pembahasan pengaruh minat membaca buku

sosiologi terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran sosiologi

siswa SMA Negeri 8 Kota Tangerang. Dalam hal ini penulis membatasinya

pada hal sebagai berikut :

a. Minat baca siswa khususnya dalam membaca buku pelajaran sosiologi.

b. Prestasi belajar siswa pada mata pelajaran sosiologi siswa SMA Negeri

8 Kota Tangerang Selatan.

c. Ada atau tidaknya pengaruh minat membaca buku sosiologi terhadap

prestasi belajar sosiologi.

3. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas,

maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

a. Bagaimana minat baca siswa khususnya dalam membaca buku

pelajaran sosiologi.

b. Bagaimana prestasi belajar siswa pada mata pelajaran sosiologi siswa

SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan.

c. Ada atau tidaknya pengaruh minat membaca buku sosiologi terhadap

(17)

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Dengan melihat pokok permasalahan di atas, maka tujuan yang ingin

diperoleh penulis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui minat siswa dalam membaca buku pelajaran

sosiologi di SMAN 8 Kota Tangerang Selatan.

b. Untuk mengetahui prestasi belajar sosiologi siswa.

c. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh minat membaca buku

sosiologi terhadap prestasi belajar sosiologi.

d. Untuk mengetahui besarnya tingkat kontribusi pengaruh minat

membaca buku sosiologi terhadap prestasi belajar siswa pada mata

pelajaran sosiologi di SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan.

2. Manfaat Penelitian

Mengenai manfaat penelitian, ada beberapa hal yang penulis

inginkan dari penelitian ini, yaitu:

a. Bagi peneliti sendiri, dari hasil penelitian ini peneliti bisa mengetahui

apakah ada hubungan antara minat membaca buku sosiologi terhadap

prestasi belajar siswa.

b. Diharapkan bisa menjadi masukan bagi guru bidang sosiologi pada

khususnya dan guru-guru studi lainnya dalam menumbuhkan minat

membaca.

c. Diharapkan dapat memberikan informasi bagi kepala sekolah dalam

meningkatkan minat siswa dalam membaca.

d. Diharapkan dapat berguna bagi pendidik, peserta didik dan para ahli

pendidikan tentang pengaruh minat membaca terhadap prestasi belajar.

(18)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Minat Membaca

1. Pengertian Minat Membaca

Setiap insan mempunyai kecenderungan untuk selalu berintegrasi

dengan sesuatu yang ada di lingkungan sekitarnya. Apabila sesuatu itu

memberikan rasa senang, bahagia, dan bermanfaat bagi dirinya,

kemungkinan ia akan berminat terhadap sesuatu itu.

Minat merupakan salah satu faktor psikis yang membantu dan

mendorong individu dalam memberi stimulus suatu kegiatan yang

dilaksanakan untuk mencapai suatu tujuan yang hendak dicapai.

Minat timbul apabila individu tertarik kepada sesuatu yang mereka

anggap sesuatu yang penting bagi dirinya dan dapat memenuhi kebutuhan

yang mereka inginkan. Slameto berpendapat bahwa “minat adalah suatu

rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada

yang menyuruh”.1

Alisuf Sabri berpendapat bahwa “minat (interest) adalah suatu

kecenderungan untuk selalu memperhatikan dan mengingat sesuatu secara

terus-menerus”.2

Sedangkan menurut Doyles Fryer dalam buku Wayan Nurkancana

dan Sumartana berpendapat bahwa “minat atau interest adalah gejala

1

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2003), Cet. 4, h. 180.

2

(19)

psikis yang berkaitan dengan obyek atau aktivitas yang menstimulir

perasaan senang pada individu”.3

Minat “mengarahkan perbuatan pada suatu tujuan dan merupakan

dorongan bagi perbuatan itu”.4

Minat merupakan kekuatan yang mendorong seseorang dalam

memberi perhatian terhadap sesuatu kegiatan tertentu, sehingga adanya

keinginan untuk berbuat atau melakukan sesuatu sesuai dengan

keinginannya.

Abdul Rahman Shaleh berpendapat bahwa “minat seseorang

terhadap sesuatu adalah kecenderungan hati yang tinggi, gairah atau

keinginan seseorang tersebut terhadap sesuatu”.5 Bila mereka melihat

sesuatu yang akan memberikan manfaat, mereka akan memperoleh

kepuasan dan mereka akan berminat pada hal tersebut.

Menurut Crow and Crow dalam buku Ramayulis mengatakan bahwa

“minat itu diartikan sebagai kekuatan pendorong yang menyebabkan

individu memberikan perhatian kepada seseorang, sesuatu, atau kepada

aktivitas-aktivitas tertentu”.6

Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang

menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya,

dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas.

Minat merupakan suatu motivasi yang mendorong individu untuk

melakukan kegiatan yang dipilihnya. Jika mereka melihat sesuatu yang

akan memberikan manfaat, mereka akan memperoleh kepuasan dan

mereka akan berminat pada hal tersebut.

Dari uraian-uraian tentang minat tersebut dapat disimpulkan bahwa

minat adalah suatu rasa suka atau keinginan akan suatu obyek atau pada

3

Wayan Nurkancana dan Sumartana, Evaluasi Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional, 1986), Cet. 4, h. 229.

4

Abdul Rahman Shaleh, Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam, (Jakarta: Kencana, 2008), Cet. 3, h. 261.

5

Sutarno, Perpustakaan dan Masyarakat, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2003), h. 19.

6

(20)

suatu hal, dan keinginan untuk mencapai atau mempelajari obyek atau

suatu hal tersebut karena obyek atau suatu hal yang dipelajarinya tersebut

sesuai dengan kebutuhannya dan memuaskan keinginan jiwanya sehingga

dapat mempengaruhi apa yang ada dalam dirinya sendiri, pengetahuan atau

keterampilannya, serta membawa kemajuan pada dirinya yang akan

membuat dia dapat mencapai apa yang menjadi tujuannya.

Sedangkan kata membaca merupakan kata yang berasal dari kata

“baca” yang berarti “melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis

dengan melisankan atau hanya dilihat”.7

Sudarnoto Abdul Hakim mengungkapkan bahwa “membaca

merupakan usaha untuk mengetahui sesuatu yang diketahui yang

tersimpan (berada) dalam sarana bacaan”.8 Membaca merupakan bagian

penting dalam kehidupan manusia. Dengan membaca manusia

memperoleh informasi, mendapatkan pengetahuan, dan dapat memenuhi

kebutuhan rasa keingintahuannya.

Membaca adalah salah satu cara terbaik untuk mengisi otak dan jiwa.

seseorang yang banyak membaca akan lebih luas pengetahuannya daripada

orang yang lebih sedikit membaca. Intelektual seseorang tidak akan

tumbuh sempurna tanpa membaca bahan bacaan yang cukup.

Membaca merupakan salah satu metode atau perspektif untuk

memperoleh pengetahuan. Sebagaimana kita ketahui dan pahami, inti

kegiatan membaca pada hakekatnya adalah “melakukan kegiatan berpikir,

belajar, dan bekerja”.9 Membaca sangat terkait dengan berbagai makna,

dan rumus yang diekspresikan dari kata-kata.

Membaca “merupakan sarana yang sangat dibutuhkan oleh manusia.

Membaca bermanfaat dalam memberikan pengalaman, memperluas

7

Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia,(Jakarta: Balai Pustaka, 1998), Cet. 1, h. 62.

8

Sudarnoto Abdul Hakim, Perpustakaan Sebagai Center For Learning Society, (Jakarta: Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah, 2006), h. 25.

9

(21)

cakrawala, mengaitkan dengan umat yang lampau, menjadikannya mampu

memahami masa sekarang, dan merencanakan masa depan”.10

Membaca merupakan kemampuan dan keterampilan untuk membuat

suatu penafsiran terhadap bahan yang dibaca. Membaca tidak hanya

menginterpretasikan huruf-huruf, gambar-gambar, dan angka-angka saja,

akan tetapi yang lebih luas dari itu ialah kemampuan seseorang untuk

dapat memahami makna dari sesuatu yang dibacanya. Karena itulah

membaca merupakan kegiatan intelektual yang dapat mendatangkan

pandangan, sikap, dan tindakan yang positif.

Menurut Gray dan Rogers dalam buku Sudarnoto Abdul Hakim

mengatakan bahwa:

“dengan membaca seseorang akan banyak mendapat keuntungan antara lain: Untuk mengisi waktu luang, mengetahui hal-hal yang aktual, mengetahui lingkungan, dapat memuaskan pribadi-pribadi, memenuhi tuntutan praktis dalam kehidupan sehari-hari, meningkatkan minat terhadap sesuatu lebih lanjut, memuaskan tuntutan intelektual, memuaskan tuntutan spiritual, dan lain-lain”.11

Membaca merupakan sarana utama untuk mempelajari berbagai ilmu

dan teknologi serta berbagai informasi lainnya yang berguna bagi

kehidupan.

Dari uraian tentang minat dan membaca di atas dapat disimpulkan

bahwa minat membaca adalah kecenderungan hati dan jiwa terhadap suatu

yang dapat dibaca yang dianggap penting dan berguna sehingga sesuatu itu

diperlukan, diperhatikan, dan diingat terus-menerus yang kemudian diikuti

dengan perasaan senang.

10

Amal Abdussalam Al-Khalili, Mengembangkan Kreativitas Anak, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2005), Cet. 1, h. 136.

11

(22)

2. Indikator Minat Membaca

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, indikator adalah alat

pemantau (sesuatu) yang dapat memberikan petunjuk atau keterangan.12

Kaitannya dengan minat membaca, maka indikator adalah sebagai alat

pemantau yang dapat memberikan petunjuk ke arah minat membaca.

Berdasarkan pengertian minat membaca yang dikemukakan dapat

diungkapkan beberapa indikator yang menunjukkan minat siswa dalam

membaca. Siswa yang memiliki minat baca tinggi terhadap membaca,

dapat diketahui dari:

a. Perasaan Senang

Seorang siswa yang berminat membaca buku sosiologi, maka ia

harus senang terhadap buku sosoiologi tersebut, yaitu dengan senang

hati mempelajari dan membaca ilmu yang berhubungan dengan hal

tersebut, dan tidak ada sedikitpun perasaan terpaksa.

b. Pemusatan Perhatian

Adanya perhatian juga menjadi salah satu indikator minat.

Perhatian merupakan konsentrasi/aktivitas jiwa kita yang sungguh-sungguh terhadap pengamatan. Dalam hal ini, perhatian yang diberikan

oleh siswa yang berminat terhadap membaca dapat diukur melalui

prestasi siswa, perhatian dan sikap yang diberikan ketika membaca

berlangsung, keaktifan dalam belajar di kelas dan lain-lain.

c. Penggunaan Waktu

Seorang siswa dapat dikatakan memiliki minat yang besar dalam

membaca dapat dilihat dari penggunaan waktu yang dilakukan oleh

siswa tersebut dalam membaca buku paket serta literatur penunjang

lainnya.

12

(23)

d. Motivasi Untuk Membaca

Dalam psikologi, motivasi diartikan sebagai segala sesuatu yang

menjadi pendorong timbulnya suatu tingkah laku.13 Seorang siswa

dikatakan memiliki minat yang besar dalam membaca dapat dilihat

dari motivasinya dalam membaca. Seperti mengutamakan membaca

dari pekerjaan yang lain, mengarahkan membaca untuk tujuan, dan

meninggalkan kegiatan-kegiatan yang dapat menghambat tujuannya

dalam membaca.

e. Emosi Dalam Membaca

Emosi adalah “reaksi yang kompleks yang mengandung aktivitas

dengan derajat yang tinggi dan adanya perubahan dalam kejasmanian

serta berkaitan dengan perasaan yang kuat”.14 Dalam hal ini, siswa

yang memiliki minat yang tinggi dalam membaca, siswa tersebut akan

meresapi makna yang terkandung dalam buku dan larut dalam isi

bacaan.

f. Usaha Untuk Membaca

Seseorang yang memiliki minat yang besar dalam membaca akan

melakukan usahanya untuk membaca. Misalnya berusaha untuk

memiliki buku, dan meminjam buku dengan tujuan untuk dapat

membaca buku tersebut.

Seseorang dapat dikatakan memiliki cirri-ciri minat baca tinggi,

sedang, dan rendah, dapat dilihat dari banyaknya indikator-indikator minat

baca yang sudah diuraikan di atas.

3. Faktor Yang Mempengaruhi Minat

Cukup banyak faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya minat

terhadap sesuatu, dimana secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi

dua yaitu bersumber dari dalam individu yang bersangkutan dan yang

13

Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2007), Cet. 3, h. 85.

14

(24)

berasal dari luar mencakup lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan

lingkungan masyarakat.

Crow and Crow berpendapat dalam buku Abdul Rahman Shaleh dan

Muhbib Abdul Wahab menyebutkan bahwa ada tiga faktor yang

menjadikan timbulnya minat, yaitu:

a. Dorongan dari dalam individu

Dorongan ingin tahu atau rasa ingin tahu akan membangkitkan minat untuk membaca, belajar, menuntut ilmu, melaksanakan penelitian dan lain-lain.

b. Motif sosial

Motif sosial ini dapat menjadi faktor yang membangkitkan minat untuk melakukan suatu aktifitas tertentu. Minat untuk belajar atau menuntut ilmu pengetahuan timbul karena ingin mendapat penghargaan masyarakat, karena biasanya yang memiliki ilmu pengetahuan cukup luas (orang pandai) mendapat kedudukan yang tinggi dan terpandang dalam masyarakat.

c. Emosional

Minat mempunyai hubungan yang sangat erat dengan emosi. Bila seseorang mendapatkan kesuksesan pada aktivitas akan menimbulkan perasaan senang, dan hal tersebut akan memperkuat minat terhadap aktivitas tersebut, sebaliknya suatu kegagalan akan menghilangkan minat terhadap hal tersebut.15

Diantara faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya minat yang

lain yaitu:

a. Situasi belajar

Apabila belum pernah mendengar tentang bidang studi

tertentu maka tidak akan menaruh minat terhadap bidang studi itu.

Baru setelah mendengar dan melihat berbagai hal berhubungan

dengan suatu bidang studi, minat dapat timbul. Minat akan timbul

dari sesuatu yang telah diketahui, dan kita dapat mengetahui

sesuatu melalui belajar. Karena itu, semakin banyak belajar,

semakin luas pula bidang minat.

15

(25)

b. Pengalaman

Dari pengalaman, jelaslah bahwa setiap pekerjaan

memerlukan usaha untuk menyelesaikanya. Banyak dan macamnya

usaha tidak selalu sepadan dengan kesukaran tugasnya, tetapi

dipengaruhi minat dalam penyelesaian tugas tersebut. Minat yang

timbul, berlandaskan kesanggupan dalam bidang tertentu akan

mendorong seseorang ke usaha yang produktif. Ditambah dengan

pengalaman, akan mencapai sukses dalam batas-batas kemampuan

yang dimiliki.

c. Bahan dan Guru Pelajaran

Apabila siswa tidak berminat kepada bahan pelajaran juga

kepada gurunya, maka siswa tidak akan mau belajar. Oleh karena

itu, apabila siswa tidak berminat sebaliknya dibangkitkan sikap

menerima kepada pelajaran dan kepada gurunya, agar siswa mau

belajar memperhatikan pelajaran.16

d. Lingkungan

Faktor lingkungan luar (kondisi lingkungan) yang mendorong

kelancaran atau kemacetan proses belajar mengajar, meliputi:

1) Lingkungan sekitar sekolah, seperti: keadaan lingkungan gedung

sekolah, juga sistem pendidikan dan organisasi serta administrasi

sekolah.

2) Lingkungan sekitar rumah siswa, seperti tetangga, fasilitas atau

sarana umum, strata sosial masyarakat, situasi sosial masyarakat,

situasi kultural, dan sebagainya.

Faktor luar lingkungan di atas akan dapat memperlancar PBM dan

menimbulkan minat siswa jika semuanya dalam kondisi baik dalam arti

memenuhi syarat-syarat kependidikan.

Jadi dapat disimpulkan, apabila seseorang menaruh minat terhadap

sesuatu, berarti pada diri seseorang tersebut terdapat suatu motif yang

menyebabkannya secara aktif dengan hal yang menarik perhatiannya.

16

(26)

Menentukan tercapainya tidak tujuan pendidikan dan pengajaran adalah

perlu sehingga minat terhadap pelajaran adalah menjadi suatu keinginan,

kecenderungan atau perhatian terhadap pelajaran. Adapun minat yang

dapat menunjang belajar adalah minat kepada bahan atau mata pelajaran

dan kepada guru yang mengajar. Apabila siswa tidak berminat kepada

mata pelajaran juga kepada gurunya maka siswa tidak akan mau belajar,

oleh karena itu apabila siswa tidak berminat sebaliknya dibangkitkan sikap

positif (sikap menerima) kepada pelajaran dan kepada guru.

Terdapat dua faktor yang mempengaruhi ada atau tidaknya sikap

positif siswa terhadap yang dipelajarinya, yaitu kesesuaian antara minat

dan bakatnya dan kesesuaian antara yang dipelajari dengan taraf inspirasi

dan kemampuannya. Secara umum dapat dikatakan bahwa makin sesuai

dengan yang dipelajari dengan minat dan bakat serta inspirasi seseorang,

maka akan makin positiflah sikap orang tersebut terhadap yang

dipelajarinya.

B. Prestasi Belajar

1. Pengertian Prestasi Belajar

Istilah prestasi belajar kerap digunakan dalam pendidikan untuk

mengungkapkan kondisi belajar peserta didik yang telah melalui proses

pembelajaran dalam suatu masa tertentu. Untuk memahami lebih jelas

mengenai pengertian prestasi belajar, berikut ini akan dikemukakan

pengertian prestasi belajar.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata prestasi mempunyai arti

perolehan atau sesuatu yang diperoleh dari usaha, bekerja dan

sebagainya.17

Menurut Adi Negoro, “prestasi adalah segala jenis pekerjaan yang

berhasil dan prestasi itu rnenunjukkan kecakapan suatu bangsa”.

17

(27)

Sedangkan menurut W.J.S Winkel Purwadarminto, “ prestasi adalah hasil

yang dicapai “.18

Prestasi merupakan sesuatu yang digunakan untuk menilai hasil-hasil

pelajaran yang diberikan guru kepada siswa-siswanya dalam jangka waktu

tertentu.

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

prestasi merupakan hasil yang diperoleh peserta didik dalam kurun waktu

tertentu, yang dalam hal ini hasilnya dinyatakan dalam bentuk skor atau

angka. Besar kecilnya skor yang diperoleh peserta didik menunjukkan

besar kecilnya hasil usaha yang dilakukan peserta didik tersebut, sehingga

dari prestasi itu dapat dilihat kesungguhan siswa dalam belajar.

Ali Imron berpendapat bahwa:

“belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang disengaja. Perubahan tersebut bisa berupa dari tidak tahu menjadi tahu, dan tidak mengerti menjadi mengerti, dari tidak dapat mengerjakan sesuatu menjadi dapat mengerjakan sesuatu, dari memberikan respon yang salah atas stimulus-stimulus ke arah memberikan respon yang benar”.19

Menurut Umar Tirtarahardja “belajar diartikan sebagai aktivitas

pengembangan diri melalui pengalaman, bertumpu pada kemampuan diri

belajar di bawah bimbingan pengajar”.20

Thursan Hakim mengungkapkan bahwa “belajar adalah suatu proses

perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut

ditampakan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku

seperti peningkatan peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap,

pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lain-lain”.21

18

Adi Negoro dan W.J.S Winkel “Pengertian Prestasi”, http://sobatbaru.blogspot.com, 27 April 2010.

19

Ali Imron, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Dunia Pustaka Jaya, 1996), Cet.1, h. 16.

20

(28)

Dari beberapa pengertian yang diungkapkan oleh para ahli terdapat

kesamaan mengenai pengertian belajar yaitu adanya perubahan baik pada

pengetahuan, keterampilan maupun sikap, yang mana perubahan ini

dihasilkan sebagai akibat dari proses latihan atau pengalaman.

Belajar merupakan proses dasar dari pada perkembangan hidup

manusia. Dengan belajar, manusia melakukan perubahan-perubahan

kualitatif individu sehingga tingkahlakunya berkembang. Semua aktivitas

dan prestasi hidup manusia tidak lain adalah hasil dari belajar. Kitapun

hidup menurut hidup dan bekerja menurut apa yang telah kita pelajari.

Belajar adalah aktivitas individu secara sengaja untuk merubah tingkah

lakunya baik secara aktual maupun potensial sehingga timbul kecakapan

baru pada dirinya.

Dari uraian di atas tentang prestasi dan belajar, dapat disimpulkan

bahwa prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai dalam suatu proses

aktivitas yang dapat membawa perubahan tingkah laku pada diri individu.

Perubahan pertama perubahan kognitif, meliputi perubahan-perubahan dari

segi penguasaan pengetahuan dan perkembangan keterampilan

keterampilan atau kemampuan yang diperlukan untuk menggunakan

pengetahuan tersebut. Kedua, aspek afektif, meliputi perubahan-perubahan

dalam segi sikap mental, perasaan dan kesadaran. Ketiga, aspek

psikomotor, meliputi perubahan dalam segi bentuk-bentuk tindakan atau

kemampuan bertindak. Ketiga aspek tersebut dievaluasi dan evaluasi itu

diaktualisasikan dalam bentuk angka atau skor.

Prestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat perenial

dalam sejarah kehidupan manusia karena sepanjang rentang kehidupannya

manusia selalu mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuan

masing-masing. Bila demikian halnya, kehadiran prestasi belajar dalam kehidupan

manusia pada tingkat dan jenis tertentu dapat memberikan kepuasan

21

(29)

tertentu pula pada manusia, khususnya manusia yang berada pada bangku

sekolah.

Menurut Zainal Arifin terdapat beberapa fungsi prestasi belajar

antara lain:

a. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan

yang telah dikuasai anak didik. 

b. Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu.  c. Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.  d. Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari institusi

pendidikan. 

e. Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap

(kecerdasan) anak didik.22 

 

2. Indikator Prestasi Belajar

Prestasi belajar siswa memiliki indikator-indikator tertentu, indikator

yang dapat dijadikan tolak ukur dalam menyatakan bahwa proses belajar

mengajar dapat dikatakan berhasil apabila daya serap terhadap materi

pelajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individu

atau kelompok, dan perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran atau

tujuan instruksional khusus telah dicapai siswa, baik individu atau

kelompok.

Tujuan-tujuan pembelajaran yang dicapai siswa terdiri dari tiga

kategori yaitu domain kognitif, afektif, dan psikomotorik.

a. Domain Kognitif

Domain kognitif ialah domain yang mencakup hal-hal yang

berkaitan dengan ingatan (recall), pengetahuan dan kemampuan

intelektual, serta mempunyai enam aspek yaitu:

1) Knowledge (pengetahuan)

22

(30)

Kemampuan mengingat (recall) konsep-konsep yang khusus dan

yang umum, metode dan proses serta struktur.

2) Comprehension (pamahaman)

Kemampuan memahami tanpa mengetahui hubungan-hubungannya

dengan yang lain, juga tanpa kemampuan mengaplikasikan

pemahaman tersebut.

3) Application (penerapan)

Kemampuan menggunakan konsep-konsep abstrak pada

objek-objek khusus dan konkrit. Konsep abstrak tersebut bisa berupa

ide-ide umum, prosedur prinsip-prinsip teknis, atau teori yang harus

diingiat dan diaplikasikan.

4) Analysis (analisis)

Kemampuan memahami dengan jelas hirarki ide-ide dalam suatu

unit bahan atau membuat keterangan yang jelas tentang hubungan

antara ide yang satu dengan ide yang lainnya. Analisa ini

memperjelas bagaimana bahan itu diorganisasikan dan bagaimana

masing-masing ide itu berpengaruh.

5) Synthesis (sintesis)

Kemampuan merakit bagian-bagian menjadi satu keutuhan.

Kemampuan ini melibatkan proses penyusunan, penggabungan

bagian-bagian untuk dijadikan suatu keseluruhan yang semula

belum jelas.

6) Evaluation (penilaian)

Kemampuan dalam mempertimbangkan nilai bahan dan metode

yang digunakan dalam menyelesaikan suatu problem, baik bersifat

kuantitatif dan kualitatif.

b. Domain Afektif

Domain berkenaan dengan sikap dan nilai. Yaitu bekenaan

dengan afeksi atau perasaan seseorang yang di dalamnya terdapat sikap

(31)

1) Receiving (penerimaan)

Pembinaan penerimaan nilai-nilai yang diajarkan dengan

kesediaannya menggabungkan diri ke dalam nilai-nilai yang

diajarkan tersebut, atau dengan kata lain mengidentikkan dirinya

dengan nilai-nilai itu.

2) Responding (merespon)

Pembinaan melalui upaya motivasi agar anak didik mau menerima

nilai yang diajarkan. Anak didik tidak hanya menerima nilai, tetapi

juga mempunyai daya yang mendorong diri untuk menerima ajaran

yang diajarkan kepadanya.

3) Valuing (nilai)

Pembiaan yang tidak terfokus pada penerimaan nilai melainkan

juga mampu menilai konsep fenomena, apakah ia buruk atau baik.

4) Organization (organisasi)

Pembinaan untuk mengorganisasikan nilai ke dalam satu sistem,

dan menentukan hubungan-hubungan antara nilai-nilai itu, serta

menentukkan nilai yang paling dominan untuk diinternalisasikan ke

dalam kehidupan yang nyata.

5) Characterization by a value or value complex

(mengorganisasi/mempribadian nilai)

Pembinaan untuk menginternalisasikan nilai sebagai puncak hirarki

nilai. Nilai yang tertanam secara konsisten pada sistem di dalam

dirinya efektif mengontrol tingkah laku pemiliknya, serta

mempengaruhi emosinya. Hal tersebut akan membuat anak didik

mempunyai karakteristik unik, karena dasar orientasinya

diperhitungkannya berdasarkan rentangan tingkah laku yang luas

tetapi tidak terpecah-pecah. Di samping itu, pandangan hidupnya

(keyakinan) mampu menghasilkan kesatuan dan konsistensi dalam

(32)

c. Domain Psikomotorik

Domain psikomotorik ini tampak dalam bentuk keterampilan

(skill) dan kemampuan bertindak individu. Dalam hal ini adalah

kemampuan bertindak siswa dan keterampilannya. Domain ini memiliki

tujuh tingkatan, yaitu:

1) Perception (persepsi)

keterampilan persepsi dalam menggunakan organ-organ indera

untuk memperoleh petunjuk yang membimbing kegiatan motorik.

2) Set (kesiapan)

Keterampilan kesiapan untuk melakukan kegiatan yang khusus,

yang meliputi kesiapan mental, kesiapan fisik maupun kemauan

untuk bertindak.

3) Guided response (respon terbimbing)

Keterampilan respon terpimpin dalam melakukan hal-hal yang

kompleks. Respon ini meliputi menirukan, (spekulasi), trial and

error, dsb. Ketetapan dari pelaksanaannya ditentukan oleh

instruktur atau oleh kriteria yang sesuai.

4) Mechanism (keterampilan mekanisme)

Keterampilan mekanis merupakan pekerjaan yang menunjukkan

bahwa respon yang dipelajari telah menjadi kebiasaan dan

gerakan-gerakan dapat dilakukan dengan penuh kepercayaan dan

kemahiran, sehingga melahirkan beberapa keterampilan.

5) Complex overt response (respon kompleks)

Keterampilan nyata gerakan motor yang menyangkut penampilan

yang sangat terampil dari gerakan motorik, yang memerlukan

gerakan kompleks. Kemahiran ditunjukkan dengan cepat, lancar,

tepat dan menghasilkan kegiatan motorik yang di dalam

koordinasinya tinggi.

6) Adaption (adaptasi)

keterampilan adaptasi yang berkembang dengan baik sekali,

(33)

disesuaikan dengan persyaratan khusus dalam situasi yang

bermasalah.

7) Organization (organisasi)

keterampilan organisasi yang menyangkut keterampilan pola-pola

gerakan yang baru untuk menyesuaikan dengan situasi yang khusus

atau yang bermasalah.

Demikian kategori dan tingkatan ketiga dominan, yang merupakan

salah satu indikator yang dapat menjadi tolak ukur prestasi belajar seorang

siswa.23

3. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Setiap siswa di sekolah dapat menunjukkan prestasi yang berbeda

dengan siswa lainnya. Perbedaan ini disebabkan oleh adanya faktor-faktor

yang memperngaruhi proses belajar seseorang. Faktor-faktor tersebut

dapat digolongkan menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor

internal adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar,

sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar individu.

a. Faktor-faktor internal

Yang tergolong faktor internal yaitu: faktor jasmaniah, faktor

psikologis dan faktor kelelahan.

1) Faktor Jasmaniah

a. Faktor Kesehatan

Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta

bagian-bagiannya bebas dari penyakit. Proses belajar seseorang akan

terganggu jika kesehatan seseorang terganggu, selain itu juga ia

akan cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, kurang

darah ataupun ada gangguan-gangguan yang mengurangi fungsi

alat inderanya serta tubuhnya. Maka hal ini akan mengganggu

proses belajarnya serta prestasi belajarnya.

23

(34)

b. Cacat Tubuh

Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar. Siswa yang

cacat belajarnya juga terganggu. Jika hal ini terjadi, hendaknya ia

belajar pada lembaga pendidikan khusus atau diusahakan alat

bantu agar dapat menghindari atau mengurangi pengaruh

kecacatannya itu.

2) Faktor Psikologis

Sekurang-kurangnya ada tujuh faktor yang tergolong ke dalam

faktor psikologis yang mempengaruhi belajar. Faktor-faktor itu

adalah: intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan

kelelahan.

a. Intelegensi

Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu

kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi

yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui atau

menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif,

mengetahui relasi dan mempelajari dengan cepat.

b. Perhatian

Perhatian menurut gazali adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi,

jiwa itu pun semata-mata tertuju kepada suatu objek (benda atau

hal) atau sekelompok objek. Untuk dapat menjamin hasil belajar

yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap

bahan yang dipelajarinya, jika bahan pelajaran tidak menjadi

perhatian siswa, maka timbullah kebosanan, sehingga ia tidak lagi

suka belajar.

c. Minat

Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan

pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa

tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya

(35)

d. Bakat

Bakat menurut Hilgard adalah “the capacity to learn”. Dengan

perkataan lain bakat adalah kemampuan untuk belajar.

Kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang

nyata sesudah belajar atau berlatih. Jika bahan pelajaran yang

dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya, maka hasil belajarnya

lebih baik karena ia senang belajar dan pastilah selanjutnya ia

lebih giat lagi dalam belajarnya itu.

e. Motif

Dalam proses belajar haruslah diperhatikan apa yang dapat

mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik atau padanya

mempunyai motif untuk berfikir dan memusatkan perhatian,

merencanakan dan melaksanakan kegiatan yang berhubungan

atau menunjang belajar.

f. Kematangan

Kematangan adalah suatu tingkat dalam pertumbuhan seseorang,

di mana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan

kecakapan baru. Kematangan belum berarti anak dapat

melaksanakan kegiatan secara terus-menerus, untuk itu diperlukan

latihan-latihan dan pelajaran. Dengan kata lain anak yang sudah

siap (matang) belum dapat melaksanakan kecakapannya sebelum

belajar. Belajarnya akan lebih berhasil jika anak sudah siap

(matang). Jadi kemajuan baru untuk memiliki kecakapan itu

tergantung dari kematangan dan belajar.

g. Kesiapan

Kesiapan adalah kesediaan untuk member respon atau bereaksi.

Kesediaan itu timbul dari dalam diri seseorang dan juga

berhubungan dengan kematangan, karena kematangan berarti

kesiapan untuk melaksanakan kecakapan. Kesiapan ini perlu

(36)

padanya sudah ada kesiapan, maka hasil belajarnya akan lebih

baik.

3) Faktor Kelelahan

Kelelahan pada seseorang walaupun sulit untuk dipisahkan

tetapi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani

dan kelelahan rohani (bersifat psikis).

Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan

timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh. Kelelahan

jasmani terjadi karena kekacauan substansi sisa pembakaran di

dalam tubuh, sehingga darah tidak/kurang lancar pada bagian-bagian

tertentu.

Kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan

kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan

sesuatu hilang. Kelelahan rohani dapat terjadi terus- menerus

memikirkan masalah yang dianggap berat tanpa istirahat,

menghadapi hal-hal yang selalu sama/konstan tanpa ada variasi, dan

mengerjakan sesuatu karena terpakasa dan tidak sesuai dengan bakat,

minat dan perhatiannya.

Kelelahan itu dapat mempengaruhi proses belajar dan hasil

belajarnya. Agar siswa dapat belajar dengan baik haruslah

menghindari jangan sampai terjadi kelelahan dalam belajarnya.24

Dari uraian tersebut jelas terlihat bahwa prestasi belajar dapat

dipengaruhi oleh faktor internal siswa. Dengan kata lain faktor tersebut

semua berada pada diri siswa itu sendiri, dan dapat mempengaruhi prestasi

belajarnya.

24

(37)

b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal merupakan faktor yang bersumber dari luar

individu itu sendiri. Faktor eksternal meliputi faktor lingkungan

keluarga, faktor lingkungan sekolah, faktor lingkungan masyarakat, dan

faktor waktu.

1. Faktor Lingkungan Keluarga

Faktor lingkungan rumah atau keluarga ini merupakan

lingkungan pertama dan utama dalam menentukan perkembangan

pendidikan seseorang, dan tentu saja merupakan faktor pertama dan

utama pula dalam menentukan keberhasilan belajar seseorang.

Kondisi lingkungan keluarga yang sangat menentukan

keberhasilan belajar seseorang diantaranya ialah adanya hubungan

yang harmonis diantara sesama anggota keluarga, tersedianya tempat

dan peralatan belajar yang cukup memadai, keadaan ekonomi

keluarga yang cukup, suasana lingkungan keluarga yang cukup

tenang, adanya perhatian yang besar dari orang tua terhadap

perkembangan proses belajar dan pendidikan anak-anaknya.

2. Faktor Lingkungan Sekolah

Satu hal yang paling mutlak harus ada di sekolah untuk

menunjang keberhasilan belajar adalah adanya tata tertib dan disiplin

yang ditegakkan secara konsekuen dan konsisten. Disiplin tersebut

harus ditegakkan secara menyeluruh, dari pimpinan sekolah yang

bersangkutan, para guru, para siswa, sampai pada karyawan sekolah

lainnya. Dengan cara seperti inilah proses belajar akan dapat berjalan

dengan baik. Setiap personil sekolah terutama para siswa harus

memiliki kepatuhan terhadap disiplin dan tata tertib sekolah. Jadi

mereka tidak hanya patuh dan senang kepada guru-guru tertentu.

Kondisi lingkungan sekolah yang juga dapat mempengaruhi

kondisi belajar antara lain adalah adanya guru yang baik dalam

jumlah yang cukup memadai sesuai dengan jumlah bidang studi

(38)

sekolah yang memenuhi persyaratan bagi berlangsungnya proses

belajar yang baik, adanya teman yang baik, adanya keharmonisan

hubungan di antara semua personil sekolah.

3. Faktor Lingkungan Masyarakat

Lingkungan atau tempat tertentu yang dapat menunjang

keberhasilan belajar di antaranya adalah lembaga-lembaga

pendidikan nonformal yang melaksanakan kursus-kursus tertentu,

seperti kursus bahasa asing, keterampilan tertentu, bimbingan tes,

kursus pelajaran tambahan yang menunjang keberhasilan belajar di

sekolah, sanggar majelis taklim, sanggar organisasi keagamaan

seperti remaja masjid dan gereja, sanggar karang taruna.

Adapun lingkungan atau tempat tertentu yang dapat

menghambat keberhasilan belajar antara lain adalah tempat hiburan

tertentu yang banyak dikunjungi orang yang lebih mengutamakan

kesenangan atau hura-hura seperti diskotik, bioskop, pusat-pusat

perbelanjaan yang merangsang kecenderungan konsumerisme, dan

tempat-tempat hiburan lainnya yang memungkinkan orang dapat

melakukan perbuatan maksiat seperti judi, mabuk-mabukan,

penyalahgunaan zat atau obat.

4. Faktor Waktu

Kita tentu telah mengetahui bersama bahwa waktu

(kesempatan) memang berpengaruh terhadap keberhasilan belajar

seseorang. Sebenarnya yang sering menjadi masalah bagi siswa

bukan ada atau tidak adanya waktu, melainkan bisa atau tidaknya

mengatur waktu yang tersedia untuk belajar. Selain itu masalah yang

yang perlu diperhatikan adalah bagaimana mencari dan

menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya agar di satu sisi siswa

dapat menggunakan waktunya untuk belajar dengan baik dan di sisi

lain mereka juga dapat melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat

hiburan atau rekreasi yang sangat bermanfaat pula untuk

(39)

Adanya keseimbangan antara kegiatan belajar dan kegiatan

yang bersifat hiburan atau rekreasi itu sangat perlu. Tujuannya agar

selain dapat meraih prestasi belajar yang maksimal, siswa pun tidak

dihinggapi kejenuhan dan kelelahan pikiran yang berlebihan serta

merugikan.25

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa di

sekolah sangat dipengaruhi oleh kemampuan siswa itu sendiri (internal)

dan kualitas pembelajaran (eksternal). Dan secara keseluruhan sangat

berkaitan erat dan saling mendukung satu sama lain.

C. Hakikat Pembelajaran Sosiologi 1. Pengertian Sosiologi

Selo Soemardjan dan solaeman soemardi mengatakan bahwa:

“sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari struktur sosial, proses-proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial. Struktur sosial adalah keseluruhan jaringan antara unsur sosial yang pokok, yaitu kaidah-kaidah sosial (norma-norma sosial), lembaga-lembaga sosial, kelompok-kelompok serta lapisan-lapisan sosial, sedangkan proses sosial adalah pengaruh timbal balik antar berbagai segala kehidupan bersama, misalnya antara kehidupan ekonomi dan politik”.26

Sosiologi merupakan refleksi dari keadaan masyarakat yang sedang

berubah dan teori-teori yang sedang dihasilkannya merupakan hasil dari

keadaan masyarakat itu sendiri. Pada kenyataannya, tiada satu pun

masyarakat yang tidak mengalami perubahan sehingga sosiologi akan terus

berkembang di dalam masyarakat.

Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari

hubungan-hubungan sosial antara oknum yang satu dengan yang lain, antara oknum

dan golongan serta sifat dan perubahan dari lembaga-lembaga dan buah

pikiran sosial yang berusaha mencapai sintesis antara ilmu jiwa sosial dan

25

Thursan Hakim, Belajar Secara Efektif, (Jakarta: Pustaka Pembangunan Swadaya Nusantara, 2000), h. 11-21.

26

(40)

bentuk sosial sehingga dapat memahami kenyataan masyarakat dalam

pernyataan hubungan kebudayaan umum.

2. Tujuan, dan Ruang Lingkup Sosiologi

a. Tujuan

Permendiknas No. 22 tahun 2006 tentang standar isi, mata

pelajaran sosiologi bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan

sebagai berikut:

1) Memahami konsep-konsep sosiologi seperti sosialisasi, kelompok

sosial, struktur sosial, lembaga sosial, perubahan sosial, dan konflik

sampai dengan terciptanya integrasi sosial.

2) Memahami berbagai peran sosial dalam kehidupan bernasyarakat

3) menumbuhkan sikap, kesadaran dan kepedulian sosial dalam

kehidupan bermasyarakat.

b. Ruang Lingkup

Ruang lingkup mata pelajaran sosiologi meliputi aspek-aspek

sebagai berikut:

1) Struktur sosial

2) Proses sosial

3) Perubahan sosial

4) Tipe-tipe lembaga sosial27

D. Kerangka Berpikir

Dalam melakukan segala kegiatan individu akan sangat dipengaruhi

oleh minatnya terhadap kegiatan tersebut, dengan adanya minat yang cukup

besar akan dorongan seseorang untuk mencurahkan perhatiannya, hal tersebut

akan meningkatkan pula seluruh fungsi jiwanya untuk dipusatkan pada

kegiatan yang sedang dilakukannya. Demikian pula halnya dengan kegiatan

belajar, maka ia akan merasa bahwa belajar itu merupakan sesuatu yang

27

(41)

sangat penting atau berarti bagi dirinya, sehingga ia berusaha memusatkan

seluruh perhatiannya kepada hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan

belajar, dan dengan senang hati melakukannya, yang menunjukkan bahwa

minat belajar mempunyai pengaruh atau aktivitas-aktivitas yang dapat

menjaga minat belajarnya.

Untuk mengetahui bagaimanakah minat belajar seseorang, dapat

ditempuh dengan mengungkapkan keterikatan seseorang terhadap situasi

yang berhubungan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar,

diantaranya adalah hubungan individu dengan lingkungan belajar (hubungan

dengan teman-teman, guru, keluarga, orang lain disekitarnya dan lain-lain).

Minat merupakan salah satu kunci keberhasilan siswa dalam belajar,

masalah minat berarti masalah keterkaitan siswa atau kecenderungan siswa

untuk memperhatikan sesuatu secara terus menerus.

Minat dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: situasi belajar,

pengalaman, lingkungan, bahan atau materi pelajaran, sikap dan kemampuan

guru dalam mengajar.

Jadi apabila seseorang menaruh minat terhadap sesuatu, berarti pada

diri seseorang tersebut terdapat suatu motif yang menyebabkannya secara

aktif dengan hal yang menarik perhatiannya. Menentukan tercapai tidaknya

tujuan pendidikan dan pengajaran adalah perlu sehingga minat terhadap

pelajaran adalah menjadi suatu keinginan, kecenderungan atau perhatian

terhadap pelajaran. Adapun minat yang dapat menunjang belajar adalah minat

kepada bahan atau materi pelajaran juga kepada guru yang mengajar. Apabila

siswa tidak berminat kepada mata pelajaran juga gurunya maka siswa tidak

mau belajar, oleh karena itu apabila siswa tidak berminat sebaliknya

dibangkitkan sikap positif (sikap menerima) kepada pelajaran dan kepada

guru.

Terdapat dua faktor yang mempengaruhi ada atau tidaknya sikap positif

siswa terhadap yang dipelajarinya, yaitu kesesuaian antara minat dan

bakatnya dan kesesuaian antara yang dipelajari dengan taraf inspirasi dan

(42)

yang dipelajari dengan minat dan bakat serta inspirasi seseorang, maka akan

makin positiflah sikap orang tersebut terhadap yang dipelajarinya.

Oleh karena itu, antara minat dan prestasi belajar merupakan dua sisi

yang saling berhubungan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya.

Meskipun bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhinya dalam proses

belajar mengajar.

E. Hipotesis

Hipotesis merupakan dugaan yang bersifat sementara dan dibuat

berdasarkan fakta yang ada serta akan dibuktikan kebenarannya.

Ha : terdapat hubungan positif yang signifikan antara minat membaca

buku sosiologi terhadap prestasi belajar sosiologi.

Ho : tidak terdapat hubungan positif yang signifikan antara minat

(43)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Yang dimaksud dengan metode penelitian adalah strategi umum yang

dianut dalam pengumpulan dan analisa data yang diperlukan guna menjawab

persoalan yang dihadapinya.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei

dengan pendekatan korelasional. Metode survai adalah penelitian yang

mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuisioner sebagai

alat pengumpulan data yang pokok. Sedangkan pendekatan korelasional

menurut Anas Sudijono adalah “pendekatan dalam penelitian yang pada

pelaksanaannya menggunakan teknis analisis statistik mengenai hubungan

antara dua variabel atau lebih”.1 Teknik ini digunakan untuk mengukur kuat

lemahnya hubungan antara gaya belajar siswa (X) dengan hasil belajar siswa

(Y).

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan

yang berlokasi di Jalan Cirendeu No. 5 Kelurahan Cirendeu Kecamatan

Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan. Penelitian ini dilaksanakan pada

bulan Februari 2010.

1

(44)

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian

Variabel adalah konsep yang mempunyai macam-macam nilai.

Dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu:

a) Variabel bebas (Independent variabel), yaitu minat membaca siswa,

dilambangkan dengan “X”.

b) Variabel terikat (Dependent variabel), yaitu prestasi belajar sosiologi,

dilambangkan dengan “Y”.

2. Definisi Operasional

Minat membaca yang digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini

adalah suatu aktivitas ataupun situasi terhadap obyek yang dianggap

penting dan berguna, sehingga sesuatu itu diperlukan, diperhatikan, dan

diingat terus menerus yang kemudian diikuti dengan perasaan senang.

Prestasi belajar dalam penelitian ini adalah prestasi belajar pada mata

pelajaran sosiologi khususnya kelas XI IPS SMA Negeri Kota Tangerang

Selatan yang terdiri dari tiga kelas. Adapun data prestasi belajar tersebut

penulis peroleh dari nilai raport sosiologi semester I kelas XI IPS SMA

Negeri 8 Kota Tangerang Selatan.

D. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah “keseluruhan objek penelitian. Apabila seseorang

ingin meneliti semua elemen yang ada dalam suatu wilayah penelitian,

maka penelitiannya merupakan penelitian populasi”.2 Dalam penelitian ini

yang menjadi populasi adalah seluruh siswa kelas XI IPS SMA Negeri 8

Tangerang Selatan yang terdiri dari 3 kelas yang berjumlah 100 siswa.

2

(45)

2. Sampel

Sampel adalah “sebagian atau wakil populasi yang diteliti”.3.

Selanjutnya, jika subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau

20-25% atau lebih. Jumlah sampel yang diambil yaitu sebanyak 45% dari

jumlah populasi. 45% × 100:100% = 45. Jadi, jumlah sampel yang diambil

yaitu sebanyak 45 siswa. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini

yaitu menggunakan teknik random sampling. Teknik random sampling

adalah “pengambilan sampel secara random atau acak tanpa pandang bulu.

Dalam teknik ini semua individu dalam populasi baik secara

sendiri-sendiri atau bersama-sama diberi kesempatan yang sama untuk menjadi

anggota sampel”.4

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah-langkah yang diperoleh

oleh peneliti untuk memperoleh data dalam usaha pemecahan masalah

penelitian. Pengumpulan data yang diperlukan dalam penulisan penelitian ini

dilakukan melalui teknik-teknik, sebagai berikut:

1. Angket/kuesioner adalah suatu “teknik atau cara pengumpulan data

secara tidak langsung. Instrumen atau alat pengumpulan datanya juga

disebut angket berisi sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang harus

dijawab atau direspon oleh responden”.5

Dalam penelitian ini angket diberikan kepada responden dengan

tujuan untuk memperoleh data mengenai minat siswa dalam membaca

buku sosiologi.

2. Studi Dokumenter “merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan

menghimpun dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar

3

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1998), Cet. 11, h. 109.

4

Margono, S. Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), Cet. 6, h. 125.

5

Gambar

Tabel 1 Kisi-kisi instrumen minat membaca buku sosiologi siswa
tabel. Untuk menentukan r hitung didapatkan dari perhitungan dengan
tabel.  Setelah data-data diolah, langkah selanjutnya adalah menganalisis
Tabel 2 Penilaian Analisis Mean
+7

Referensi

Dokumen terkait

component of developing strategies to fight rural food insecurity and develop integrated development programmes for chronic food insecure areas in Ethiopia as well as in other parts

Untuk mengukur variabel performance expectancy yang mempengaruhi minat pemanfaatan sistem informasi tersebut digunakan dua buah indikator sesuai dengan Tabel

Kriteria nyamuk sebagai vektor filariasis: (1) dari tubuh nyamuk tersebut dapat diisolasi larva cacing filaria infektif yang dapat menginfeksi manusia, (2) nyamuk

[r]

4. Bagaimana pengaruh Luas Wilayah terhadap Anggaran Belanja Modal pada Kabupaten/Kota. di

Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua

Maka Pejabat Pengadan Barang/Jasa dilingkungan Badan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Aceh Selatan Tahun Anggaran 2014 telah menetapkan sebagai PEMENANG PENGADAAN LANGSUNG

Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam bentuk karangan sederhana, kosakata yang bervariasi dan kalimat efektif dalam kehidupan sehari-hari, petunjuk