• Tidak ada hasil yang ditemukan

Desain Taman Kota Purwokerto

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Desain Taman Kota Purwokerto"

Copied!
279
0
0

Teks penuh

(1)

DIAN HARPI SARI

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(2)

DIAN HARPI SARI. A44052009. Desain Taman Kota Purwokerto. Dibimbing oleh ANDI GUNAWAN.

Perkembangan kota yang pesat menimbulkan beragam permasalahan lingkungan yang kompleks. Untuk menjaga kualitas lingkungan perkotaan agar tetap baik maka harus dilakukan penataan lanskap kota. Lanskap kota pada umumnya berupa taman kota, hutan kota, jalur hijau, dan lainnya.

Purwokerto merupakan salah satu kota kabupaten yang memiliki rencana untuk meningkatkan kualitas kotanya melalui penataan taman kota, salah satunya dengan mengalihfungsikan lahan bekas terminal sebagai ruang terbuka hijau. Karenanya diperlukan sebuah upaya desain taman kota Purwokerto yang mampu mengakomodasikan fungsi-fungsi tersebut dan sekaligus memperindah kota Purwokerto.

Kegiatan magang dilaksanakan untuk mempelajari dan mengikuti proses perancangan dalam sistem dan mekanisme kerja studio untuk menghasilkan produk yang baik dan benar dari suatu proyek lanskap, khususnya pada proyek Taman Kota Purwokerto. Kegiatan magang ini dilaksanakan di Konsultan Lanskap Oemardi_zain, sebuah konsultan yang terletak di Perumahan Bumi Menteng Asri Blok. BE No. 2 Bogor, selama 16 minggu dimulai pada bulan Maret 2009 sampai dengan bulan Juni 2009. Metode yang digunakan meliputi kegiatan observasi di lapangan dan partisipasi aktif di studio sebagai drafter. Data diperoleh melalui observasi/survei, wawancara, dan studi pustaka dari buku, laporan dan sumber pustaka lainnya. Ruang lingkup kegiatan perancangan pekerjaan pekerjaan lanskap yang diikuti dalam magang ini secara umum meliputi proses perencanaan dan perancangan di studio.

Taman Rakyat Purwokerto berada di Kota Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Tapak eksisting merupakan bekas terminal Purwokerto yanng terletak ± 5 km dari pusat kota dengan luas tapak 1,8 hektare. Total panjang dan lebar terminal masing-masing adalah 153m dan 120m. Area ini sudah memiliki sistem drainase berupa parit yang berada pada bagian timur dan selatan tapak. Adapun tapak memiliki kondisi iklim mikro yang tergolong panas.

Konsep perencanaan Taman Kota Purwokerto dibuat dengan mengedepankan fungsi-fungsi konservatif, edukasi dan rekreasi bagi masyarakat. Dimana dari konsep ini akan dihasilkan konsep ruang dan konsep tata hijau. Taman Kota Purwokerto dibagi atas 7 (tujuh) zona yaitu zona penerima, zona pengelola, zona pendidikan, zona rekreasi, zona servis, zona komersial dan zona penyangga. Pada konsep taman kota, ruang pada tapak dibagi atas Entry statement, entertainment stage & plaza, gate, sport area, children play ground area, commercial area, arboretum, parking area, green parimeter, dan Tempat Pembuangan Sampah (TPS).

(3)

informasi yang memberikan informasi seputar jenis tanaman pada taman. Selain itu juga terdapat taman yang khusus dibuat sebagai tempat pembelajaran berlalu-lintas (taman lalu-berlalu-lintas). Fungsi rekreasi diwakili oleh kawasan children play ground, water play, sport area, plaza dan open stage. Adapun konsep rekreasi yang ditawarkan adalah rekreasi aktif dan rekreasi pasif.

(4)

@ Hak cipta milik IPB, tahun 2010 Hak cipta dilindungi

Dilarang mengutip dan memperbanyak karya tulis ini tanpa izin tertulis dari Institut Pertanian Bogor, sebagian atau seluruhnya dalam bentuk apapun, baik

(5)

DIAN HARPI SARI

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada

Departemen Arsitektur Lanskap

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(6)

NRP : A44052009

Disetujui

Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Andi Gunawan, MAgr.Sc NIP. 19620801 198703 1 002

Diketahui

Ketua Departemen Arsitektur Lanskap

Dr. Ir. Siti Nurisjah, MSLA NIP. 19480912 197412 2 001

(7)

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan hidayah dan rahmat kepada seluruh umat-Nya serta dengan izin-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Desain Taman Kota Purwokerto dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana di Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak mendapatkan dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, hingga akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Akhirnya dengan penuh syukur penulis mengucapkan terimakasih kepada: abah, mamak, Tika dan Adit yang selalu memberikan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi. Bapak Dr. Ir. Andi Gunawan, M Agr.Sc. selaku dosen pembimbing skripsi yang meluangkan waktu dan memberikan bimbingan kepada penulis selama proses penyusunan skripsi. Tak lupa ucapan terima kasih kepada Bapak Ir. Umar Zain selaku pemilik Konsultan Lanskap Oemardi_zain yang telah memberikan izin melaksanakan kegiatan magang untuk penyusunan skripsi, dan kepada seluruh staf Oemardi_zain atas bimbingannya selama magang. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam penyelesaiaan skripsi ini yang namanya tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulisan skripsi ini telah dilakukan dengan sebaik-baiknya, namun jika terdapat kesalahan maka itu adalah kekhilafan penulis semata. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.Amin.

Bogor, Februari 2010

(8)

Penulis dilahirkan di Purwokerto, Jawa Tengah pada tanggal 25 Maret 1988 dari ayah Ir. Muhammad Suharto dan ibu Ir. MM. Happy Wahyunani. Penulis merupakan puteri pertama dari tiga bersaudara. Riwayat pendidikan penulis dimulai pada tahun 1991 di Taman Kanak-Kanak Sanggau, Kalimantan Barat. Pada tahun 1993 sampai 1999 mengikuti pendidikan Sekolah Dasar (SD) Negeri 5 Tanjung Karang, Bandar Lampung, kemudian melanjutkan ke Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) Negeri 1 Bengkulu sampai tahun 2002.Pada tahun 2002 sampai tahun 2005 penulis mengikuti pendidikan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 5 Bengkulu.

(9)
(10)

4.5.3 Detail Development Progress-Detail Construction ... 54

4.5.4 Detail Development Progress-Planting Plan ... 63

4.6 Tender Drawing Management ... 66

4.7 Masalah dan Kendala pada Proyek Taman Kota Purwokerto .... 67

V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 70

5.2 Saran ... 71

DAFTAR PUSTAKA ... 72

(11)

DIAN HARPI SARI

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(12)

DIAN HARPI SARI. A44052009. Desain Taman Kota Purwokerto. Dibimbing oleh ANDI GUNAWAN.

Perkembangan kota yang pesat menimbulkan beragam permasalahan lingkungan yang kompleks. Untuk menjaga kualitas lingkungan perkotaan agar tetap baik maka harus dilakukan penataan lanskap kota. Lanskap kota pada umumnya berupa taman kota, hutan kota, jalur hijau, dan lainnya.

Purwokerto merupakan salah satu kota kabupaten yang memiliki rencana untuk meningkatkan kualitas kotanya melalui penataan taman kota, salah satunya dengan mengalihfungsikan lahan bekas terminal sebagai ruang terbuka hijau. Karenanya diperlukan sebuah upaya desain taman kota Purwokerto yang mampu mengakomodasikan fungsi-fungsi tersebut dan sekaligus memperindah kota Purwokerto.

Kegiatan magang dilaksanakan untuk mempelajari dan mengikuti proses perancangan dalam sistem dan mekanisme kerja studio untuk menghasilkan produk yang baik dan benar dari suatu proyek lanskap, khususnya pada proyek Taman Kota Purwokerto. Kegiatan magang ini dilaksanakan di Konsultan Lanskap Oemardi_zain, sebuah konsultan yang terletak di Perumahan Bumi Menteng Asri Blok. BE No. 2 Bogor, selama 16 minggu dimulai pada bulan Maret 2009 sampai dengan bulan Juni 2009. Metode yang digunakan meliputi kegiatan observasi di lapangan dan partisipasi aktif di studio sebagai drafter. Data diperoleh melalui observasi/survei, wawancara, dan studi pustaka dari buku, laporan dan sumber pustaka lainnya. Ruang lingkup kegiatan perancangan pekerjaan pekerjaan lanskap yang diikuti dalam magang ini secara umum meliputi proses perencanaan dan perancangan di studio.

Taman Rakyat Purwokerto berada di Kota Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Tapak eksisting merupakan bekas terminal Purwokerto yanng terletak ± 5 km dari pusat kota dengan luas tapak 1,8 hektare. Total panjang dan lebar terminal masing-masing adalah 153m dan 120m. Area ini sudah memiliki sistem drainase berupa parit yang berada pada bagian timur dan selatan tapak. Adapun tapak memiliki kondisi iklim mikro yang tergolong panas.

Konsep perencanaan Taman Kota Purwokerto dibuat dengan mengedepankan fungsi-fungsi konservatif, edukasi dan rekreasi bagi masyarakat. Dimana dari konsep ini akan dihasilkan konsep ruang dan konsep tata hijau. Taman Kota Purwokerto dibagi atas 7 (tujuh) zona yaitu zona penerima, zona pengelola, zona pendidikan, zona rekreasi, zona servis, zona komersial dan zona penyangga. Pada konsep taman kota, ruang pada tapak dibagi atas Entry statement, entertainment stage & plaza, gate, sport area, children play ground area, commercial area, arboretum, parking area, green parimeter, dan Tempat Pembuangan Sampah (TPS).

(13)

informasi yang memberikan informasi seputar jenis tanaman pada taman. Selain itu juga terdapat taman yang khusus dibuat sebagai tempat pembelajaran berlalu-lintas (taman lalu-berlalu-lintas). Fungsi rekreasi diwakili oleh kawasan children play ground, water play, sport area, plaza dan open stage. Adapun konsep rekreasi yang ditawarkan adalah rekreasi aktif dan rekreasi pasif.

(14)

@ Hak cipta milik IPB, tahun 2010 Hak cipta dilindungi

Dilarang mengutip dan memperbanyak karya tulis ini tanpa izin tertulis dari Institut Pertanian Bogor, sebagian atau seluruhnya dalam bentuk apapun, baik

(15)

DIAN HARPI SARI

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada

Departemen Arsitektur Lanskap

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(16)

NRP : A44052009

Disetujui

Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Andi Gunawan, MAgr.Sc NIP. 19620801 198703 1 002

Diketahui

Ketua Departemen Arsitektur Lanskap

Dr. Ir. Siti Nurisjah, MSLA NIP. 19480912 197412 2 001

(17)

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan hidayah dan rahmat kepada seluruh umat-Nya serta dengan izin-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Desain Taman Kota Purwokerto dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana di Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak mendapatkan dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, hingga akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Akhirnya dengan penuh syukur penulis mengucapkan terimakasih kepada: abah, mamak, Tika dan Adit yang selalu memberikan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi. Bapak Dr. Ir. Andi Gunawan, M Agr.Sc. selaku dosen pembimbing skripsi yang meluangkan waktu dan memberikan bimbingan kepada penulis selama proses penyusunan skripsi. Tak lupa ucapan terima kasih kepada Bapak Ir. Umar Zain selaku pemilik Konsultan Lanskap Oemardi_zain yang telah memberikan izin melaksanakan kegiatan magang untuk penyusunan skripsi, dan kepada seluruh staf Oemardi_zain atas bimbingannya selama magang. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam penyelesaiaan skripsi ini yang namanya tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulisan skripsi ini telah dilakukan dengan sebaik-baiknya, namun jika terdapat kesalahan maka itu adalah kekhilafan penulis semata. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.Amin.

Bogor, Februari 2010

(18)

Penulis dilahirkan di Purwokerto, Jawa Tengah pada tanggal 25 Maret 1988 dari ayah Ir. Muhammad Suharto dan ibu Ir. MM. Happy Wahyunani. Penulis merupakan puteri pertama dari tiga bersaudara. Riwayat pendidikan penulis dimulai pada tahun 1991 di Taman Kanak-Kanak Sanggau, Kalimantan Barat. Pada tahun 1993 sampai 1999 mengikuti pendidikan Sekolah Dasar (SD) Negeri 5 Tanjung Karang, Bandar Lampung, kemudian melanjutkan ke Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) Negeri 1 Bengkulu sampai tahun 2002.Pada tahun 2002 sampai tahun 2005 penulis mengikuti pendidikan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 5 Bengkulu.

(19)
(20)

4.5.3 Detail Development Progress-Detail Construction ... 54

4.5.4 Detail Development Progress-Planting Plan ... 63

4.6 Tender Drawing Management ... 66

4.7 Masalah dan Kendala pada Proyek Taman Kota Purwokerto .... 67

V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 70

5.2 Saran ... 71

DAFTAR PUSTAKA ... 72

(21)

Halaman

1. Jenis, Bentuk, Sumber dan Cara Pengambilan Data Magang ... 24

2. Peralatan yang dimiliki Konsultan Lanskap Oemardi_Zain ... 30

3. Jenis software yang digunakan Oemardi_Zain dan Kegunaannya ... 31

4. Program Ruang Zona Penerima ... 41

5. Program Ruang Zona Pengelola ... 42

6. Program Ruang Zona Pendidikan ... 42

7. Program Ruang Zona Rekreasi ... 43

8. Program Ruang Zona Komersil ... 43

(22)

Halaman 1. Kerangka Pikir Kegiatan Magang ... 3 2. Tipologi Ruang Terbuka Hijau Perkotaan ... 8 3. Hubungan Kontraktual untuk Proyek yang Besar ... 16 4. Peta Lokasi Proyek Taman Kota Purwokerto ... 22 5. Proses Perancangan Lanskap Taman Kota Puwokerto di Oemardi_zain .. 23 6. Susunan Organisasi Perusahaan... 28 7. Tahapan dalam Pekerjaan Proyek ... 32 8. Lokasi Tapak pada Kota Purwokerto ... 34 9. Batas Tapak Taman Kota Purwokerto ... 35 10. View area ke bagian dalam tapak Eks terminal Purwokerto ... 36 11. View area di luar tapak Eks terminal Purwokerto ... 37 12. Tata Guna Lahan dan Sirkulasi Sekitar Tapak ... 39 13. Topografi dan Drainase Tapak ... 40 14. Konsep Ruang Taman Kota Purwokerto ... 44 15. Hubungan Antar Zona Taman kota Purwokerto ... 45 16. Konsep Sirkulasi dan Aksesibilitas Taman Kota Purwokerto ... 46 17. Macam Bentuk Tajuk Pohon ... 47

(23)

Halaman 1. Tabel Alokasi Fasilitas dan Daya Dukung Zona Penerima Taman Kota

Purwokerto . ... 75 2. Tabel Alokasi Fasilitas dan Daya Dukung Fungsi Rekreasi Taman Kota

Purwokerto . ... 76 3. Tabel Alokasi Fasilitas dan Daya Dukung Zona Pendidikan Taman Kota

(24)
(25)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kota merupakan suatu wilayah luas yang padat penduduk yang merupakan pusat bagi kegiatan ekonomi, sosial dan politik (Simond, 1983). Perkembangan kota yang pesat ini akibat perubahan sistem ekonomi, sosial, budaya masyarakat, dan aspek lainnya. Hal ini banyak menimbulkan berbagai permasalahan lingkungan yang cukup kompleks di daerah perkotaan. Oleh karena itu, perkembangan kota hendaknya diimbangi dengan peningkatan kualitas lingkungan agar keberlanjutan kehidupan kota tetap terjamin. Salah satu elemen kota yang dapat meningkatkan kualitas lingkungan perkotaan adalah lanskap kota. Lanskap kota pada umumnya berupa taman kota, hutan kota, jalur hijau, dan lainnya. Taman kota (city park) merupakan ruang terbuka yang menyediakan sarana rekreasi di areal terbuka (outdoor recreation)bagi masyarakat perkotaan, baik di dekat ataupun yang relatif agak jauh dari lingkungan tempat tinggalnya.

(26)

Purwokerto yang mampu mengakomodasikan fungsi-fungsi tersebut dan sekaligus memperindah Kota Purwokerto.

1.2 Tujuan

Tujuan utama yang ingin dicapai dalam kegiatan ini adalah mempelajari desain Taman Kota Purwokerto yang mampu menyediakan fungsi edukasi, rekreasi, dan sosialisasi masyarakat kota, serta estetis. Tujuan lainnya adalah: 1. Mempelajari faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penyusunan desain

Taman Kota Purwokerto.

2. Mempelajari dan menganalisa berbagai masalah dan kendala dalam aspek teknik dan manajemen di studio konsultan lanskap Oemardi_zain serta berbagai alternatif praktis untuk mengatasinya.

1.3 Manfaat Magang

Kegiatan magang yang dilakukan di Konsultan Lanskap Oemardi_zain ini diharapkan mempunyai manfaat dalam rangka mengembangkan profesionalisme diri sebagai mahasiswa arsitektur lanskap dalam berbagai kegiatan praktek perancangan lanskap, meningkatkan kemampuan dan pengetahuan mengenai teknik perancangan dalam skala yang lebih komplek, menambah pengalaman khususnya dalam aplikasi ilmu yang telah didapat untuk diterapkan di lapang, serta dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi dan studi untuk perbaikan dalam praktek ilmu. Selain itu diharapkan kegiatan magang ini dapat menjalin kerjsama dan hubungan yang baik antara mahasiswa dengan staf dan manajemen Oemardi_zain.

1.4 Kerangka Pikir

(27)

adalah dengan mengikutsertakan penataan RTH dalam rencana penataan ruang kota. Salah satu bentuk RTH tersebut adalah Taman Kota.

Taman Kota merupakan salah satu alternatif dalam menjaga kestabilan lingkungan perkotaan. Oleh karena itu, dalam mendesain desainer harus dapat menerapkan berbagai prinsip, metode dan praktek yang sesuai untuk mengatasi masalah lingkungan dan pertumbuhan penduduk kota. Salah satu konsep penataan suatu kota adalah konsep garden city.

Dalam pemanfaatan lahan sebagai garden city, efisiensi lahan harus diupayakan seoptimal mungkin dan disesuaikan dengan kapasitas/daya dukungnya. Oleh karena itu, perlu adanya penerapan perencanaan dan desain kota maupun atribut-atribut kota yang baik, sesuai, aman serta mengembangkan prinsip-prinsip ekologis untuk menjaga kelestarian kota. Secara sistematis susunan kerangka pikir dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Kerangka Pikir Kegiatan Magang Material/Elemen

Kota Biofisik Kota

Hardware

Perencana/ Desainer Kota

Organoware Pemerintah Kota

Masyarakat Kota

Peraturan Daerah Software

Desain Taman Kota

(28)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Lanskap Kota

Simond (1983) menyatakan bahwa lanskap adalah wajah, karakter lahan atau karakter tapak yang merupakan bagian dari muka bumi dengan segala jenis sifatnya beserta kehidupan yang terdapat di dalamnya, baik yang bersifat alami maupun buatan, manusia beserta makhluk hidup lainnya, sejauh mata memandang, sejauh indra dapat menangkap dan sejauh imajenasi dapat menjangkau serta membayangkan. Eckbo (1964) berpendapat bahwa lanskap adalah keseluruhan elemen fisik secara kompleks disuatu area atau daerah. Lanskap secara fisik merupakan hasil interaksi antara manusia dengan alam, baik sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial, sebagai satu kesatuan proses.

Kota menurut Hack (1992) merupakan salah satu model lingkungan yang bersifat ekologis dengan pengertian bahwa kota mencerminkan suatu adaptasi yang sangat rumit melalui usaha dari organisme untuk beradaptasi terhadap lingkungan yang selalu berubah. Kota merupakan pusat terakumulasinya sumberdaya manusia, oleh karena itu harus di lengkapi dengan fasilitas yang memadai. Selain itu daya dukung lingkungan harus tetap diperhatikan (Dahlan, 2004). Berdasarkan Peraturan Mendagri Nomor 4 Tahun 1980, kota memiliki dua pengertian, yaitu : (1) suatu daerah yang memiliki batas administratif seperti kotamadya dan kota administratife seperti yang telah dituangkan dalam perundang-undangan, dan (2) sebagai lingkungan kehidupan perkotaan yang mempunyai ciri non agraris. Dari sudut pandang arsitektur lanskap, menurut Simonds (1983) kota adalah suatu bentukan lanskap buatan manusia yang terjadi akibat kegiatan manusia dalam mengelola kepentingan hidupnya, hingga faktor-faktor sosial, ekonomi, budaya, kelembagaan, ilmu politik, pengetahuan, dan teknologi mempengaruhi perubahan lanskap perkotaan juga akan berkontribusi terhadap lingkungan fisik kota.

(29)

alun-alun, lapangan, gedung dan air mancur seperti yang terdapat pada kota-kota lama di eropa pada abad ke-18 yang masih meninggalkan kesan memikat sampai sekarang. Ruang-ruang terbuka pada lanskap kota adalah alun-alun, taman kota, plaza, landmarks, stadion, dermaga dan kebun binatang, yang apabila semakin besar luasannya dapat menyediakan kebutuhan-kebutuhan rekreasi lebih baik daripada yang disediakan oleh taman-taman pada tingkat ketetanggaan dan lingkungan pemukiman (Simon, 1983).

Menurut Porteus (1977) mengacu pada Lynch (1962) suatu kota memiliki elemen-elemen berikut: (1) paths yaitu jalur-jalur yang dapat dilalui seperti jalan, jalur pejalan kaki, jalur kereta api, kanal, sungai, dan yang memiliki hubungan dengan elemen lainnya; (2) edges adalah suatu elemen yang linear dan bukan merupakan path, biasanya memisahkan dan membatasi dua area yang berlainan, dapat meliputi, waterfront, jalur kereta api, greenbelt atau blueways yang terdapat di antara dua districk, batas wilayah dan lainnya; (3) districts, adalah wilayah kota yang berukuran sedang hingga besar hingga memiliki luasan dua dimensi, dapat berupa wilayah pusat kota seperti wilayah pemerintahan, taman rekreasi, ataupun hutan kota; (4) nodes merupakan suatu titik atau daerah strategis di kota yang dapat dilalui dan dapat berupa titik pertemuan path, simpang jalan, tempat perubahan dari suatu struktur ke struktur lain seperti pocketpark, serta biasanya memiliki karakter fisik tersendiri; (5) landmark, adalah tipe lain dari suatu point of interest tapi dalam bentuk objek fisik yang biasanya dapat dilihat dari jauh seperti gedung, menara, atau gunung.

(30)

2.2 Perencanaan Tata Ruang Kota

Rencana tata ruang wilayah kota merupakan penjabaran strategi dan arah kebijakan pemanfaatan ruang dari tata ruang wilayah nasional dan rencana tata ruang provinsi. Perencanaan kawasan adalah mengontrol penggunaan lahan dengan zoning (batas area) yang jelas, misalnya perdagangan, industri, pemukiman dan pertanian. Dalam usaha perencanaan terhadap suatu kawasan tertentu khusus dari suatu kelompok sosial atau lahan. Pendekatan yang diambil haruslah efektif sehingga dapat memberikan penyediaan segala bentuk pelayanan dan ruang bagi masyarakat yang berkepentingan terhadap kawasan tersebut (Gallion dan Eisner, 1994)

Tata ruang kota pada umumnya terdiri dari ruang terbangun dan terbuka. Gallion dan Eisner (1994) menjelaskan bahwa ruang dalam kota harus cukup luas, hal tersebut merupakan salah satu yang terutama dan terpenting. Tolak ukur kapasitas ruang yang memadai adalah cukup untuk menampung bangunan yang dibutuhkan tetapi tidak menghilangkan ruang tersebut. Suatu ruang pada kota dapat diperhalus apabila digabung dengan penggunaan elemen hard dan digabung dengan elemen soft (tanaman).

2.3 Ruang Terbuka Hijau

Menurut Hakim (1991) ruang terbuka hijau kota adalah ruang-ruang yang terdapat di dalam kota, baik berupa koridor/jalur ataupun area/kawasan sebagai tempat pergerakan/penghubung dan tempat perhentian/tujuan, dimana unsur hijau yang alami dan sifat ruang terbuka lebih dominan.

(31)

Menurut Dirjen Penataan Ruang (2006), ruang terbuka hijau dibangun untuk memenuhi berbagai fungsi dasar, yang secara umum dibedakan menjadi : 1. Fungsi bio-ekologis (fisik), yang memberi jaminan pengadaan RTH menjadi

bagian dari sistem sirkulasi udara (paru-paru kota), pengatur iklim mikro, agar sistem sirkulasi udara dan air secara alami dapat berlangsung lancar, sebagai peneduh, produsen oksigen, penyerap (pengolah) polutan media udara, air dan tanah, serta penahan angin.

2. Fungsi sosial, ekonomi (produktif), dan budaya yang mampu menggambarkan ekspresi budaya lokal, RTH merupakan media komunikasi warga kota, tempat rekreasi, tempat pendidikan, dan penelitian.

3. Fungsi estetis, meningkatkan kenyamanan, ,memperindah lingkungan kota baik dari skala mikro (halaman rumah, lingkungan pemukiman) maupun makro (lansekap kota secara keseluruhan). Mampu menstimulasi kreativitas dan produktivitas warga kota. Juga bisa berekreasi secara aktif maupun pasif, seperti: bermain, berolahraga, atau kegiatan sosialisasi lain, yang sekaligus menghasilkan keseimbangan kehidupan fisik dan psikis. Selain itu, dapat tercipta suasana serasi, dan seimbang antara berbagai bangunan gedung, infrastruktur jalan dengan pepohonan hutan kota, taman kota, taman kota pertanian dan perhutanan, taman gedung, jalur hijau jalan, bantaran rel kereta api, serta jalur biru bantaran kali.

4. Ekosistem perkotaan : produsen oksigen, tanaman berbunga, berbuah dan berdaun indah, serta bisa menjadi bagian dari usaha pertanian, kehutanan, dan lain-lain.

Direktorat Jenderal Penataan Ruang tahun 2006 menyatakan bahwa penyediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) dihitung dengan beberapa cara, yakni: 1. Penyediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Berdasarkan Luas Wilayah

(32)

meningkatkan ketersediaan udara bersih yang diperlukan masyarakat, serta sekaligus dapat meningkatkan nilai estetika kota. Target luas sebesar 30% dari luas wilayah kota dapat dicapai secara bertahap melalui pengalokasian lahan perkotaan secara tipikal. Tipologi ruang terbuka hijau perkotaan menurut Zubir dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Tipologi Ruang Terbuka Hijau Perkotaan (Zubir, 2009)

2. Penyediaan RTH Berdasarkan Jumlah Penduduk

Untuk menentukan luas RTH berdasarkan jumlah penduduk, dilakukan dengan mengalikan antara jumlah penduduk yang dilayani dengan standar luas RTH per kapita sesuai peraturan yang berlaku.

3. Penyediaan RTH Berdasarkan Kebutuhan Fungsi Tertentu

Fungsi RTH pada kategori ini adalah untuk perlindungan atau pengamanan sarana dan prasarana, misalnya melindungi kelestarian sumber daya alam, pengaman pejalan kaki atau membatasi perkembangan penggunaan lahan agar fungsi utamanya tidak teganggu. RTH kategori ini meliputi: jalur hijau

(33)

kawasan perlindungan setempat berupa RTH sempadan sungai, RTH sempadan pantai, dan RTH pengamanan sumber air baku/mata air .

Berdasarkan Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang pasal 29 ayat 2 menetapkan proporsi ruang terbuka hijau pada wilayah kota paling sedikit 30 persen dari luas wilayah kota dan ayat 3 menetapkan proporsi ruang terbuka hijau publik pada wilayah kota paling sedikit 20 persen dari luas wilayah kota.

2.4 Taman Kota

Simonds (1983) menyatakan taman kota adalah taman-taman yang luas di dalam kota yang menyediakan kebutuhan rekreasi bagi penghuni kota (citizen). Termasuk di dalamnya fasilitas-fasilitas yang melengkapi kebutuhan para pengguna misalnya plaza, pusat perbelanjaan, kebun binatang, tempat bersejarah (museum) dan lainnya. Selain mengakomodir kebutuhan rekreasi warga kota, fungsi taman kota juga dapat sebagai pelembut kesan keras dari struktur masif fisik kota, mengurangi tekanan kebisingan, mereduksi udara yang panas dan polusi udara. Taman kota juga dapat membentuk karakter kota dan memberikan keindahan visual lingkungan kota agar tercipta unity antar ruang.

Menurut Perda DKI Jakarta Nomor 6 Tahun 1999, taman kota merupakan bagian dari ruang terbuka hijau yang berdiri sendiri atau terletak di antara batas-batas bangunan/prasarana kota lain dengan bentuk teratur/tidak teratur yang ditata secara estetis dengan menggunakan unsur-unsur buatan atau alami, baik berupa vegetasi maupun material-material pelengkap lain yang berfungsi sebagai fasilitas pelayanan warga kota dalam berinteraksi sosial. Secara umum, taman kota mempunyai dua unsur perpaduan, baik buatan maupun alami dengan menggunakan material pelengkap, dan secara spesifik terdiri dari unsur hijau, yaitu : pepohonan yang ditata secara soliter dengan menonjolkan nilai estetikanya, perhimpunan tanaman perdu, dan hamparan rerumputan yang teratur, sehingga membentuk kesatuan kesan pandang keindahan wajah kota terkecil.

(34)

dibentuk sebagai penyekat hijau untuk memisahkan berbagai penggunaan lahan dalam kota (Gallion dan Eisner, 1994).

Menurut Scarlet (2008) jenis taman terbagi menjadi 2 yaitu: taman aktif, yang memiliki fungsi sebagai tempat bermain dengan dilengkapi elemen-elemen pendukung taman bermain, dan taman pasif yang hanya dilengkapi elemen estetis saja hingga pada umumnya untuk menjaga keindahan taman diberikan pagar sebagai pengaman. Adapun nilai utama yang harus dimiliki taman publik agar menjadi taman publik yang baik menurut Scarlet (2008) adalah: taman yang responsive, taman ini diatur dan didesain untuk melayani kebutuhan pemakainya. Taman yang demokratis, taman bersifat melindungi hak-hak pemakainya dalam artian taman ini dapat dipakai oleh semua kelompok dan memberikan kebebasan kepada penggunanya untuk melakukan semua keinginannya dengan tetap memperhatikan norma yang berlaku sehingga tidak mengganggu kebebasan orang lain. Dan Taman yang memiliki makna, taman ini memiliki hubungan yang kuat dengan pemakainya hingga membuat penggunanya selalu ingin berkunjung.

Scarlet (2008) juga menyatakan bahwa kualitas taman publik dapat dilihat dari segi fisik dan non fisik. Kriteria yang dapat digunakan untuk mengukur kualitas fisik antara lain: (1) ukuran, penyediaan sarana harus mengikuti standar ukuran yang berlaku; (2) kelengkapan sarana elemen pendukung; (3) desain, dapat menunjang fungsi serta aktifitas di dalamnya; dan (4) kondisi, kondisi suatu sarana lingkungan akan menentukan kualitas yang ada. Kondisi sarana yang baik akan menunjang kenyamanan, keamanan, dan kemudahan dalam menggunakan taman publik. Sedangkan kriteria untuk melihat kualitas non fisik adalah sebagi berikut: (1) kenyamanan; (2) keamanan dan keselamatan; (3) kemudahan pelayanan dan akses transportasi.

Taman kota memiliki fungsi yang signifikan. Secara umum, taman kota memiliki tiga fungsi yang antara satu dan yang lain memiliki keterkaitan, diantaranya fungsi ekologis, estetika dan fungsi sosial. Fungsi ekologis memposisikan taman kota sebagai penyerap dari berbagai polusi yang diakibatkan oleh aktivitas penduduk, separti meredam kebisingan maupun yang paling signifikan adalah menyerap kelebihan CO2, untuk kemudian dikembalikan

(35)

dalam menetralisir udara, dimana secara fisiologis tumbuhan memiliki kemampuan untuk mengakumulasi logam berat seperti Cu (tembaga), Zn (seng), Cd (cadmium), Pb (timbat/timah hitam), dan Mn (mangan), yang digunakan sebagai katalisator reaksi metabolisme dan berperan pada pembentukan organ tumbuhan (Anonim, 2009).

Dalam fungsi ekologis ini, taman kota juga menjadi tempat untuk melestarikan berbagai jenis tumbuhan dan hewan. Pelestarian ini, selain untuk mempertahankan jenis-jenis tumbuhan dan hewan dari kepunahan, juga untuk menyeimbangkan kehidupan itu sendiri. Hal ini dikarenakan adanya keterkaitan antara manusia, hewan dan tumbuhan yang saling terhubung dan saling mendukung satu sama lain bila hubungan berjalan dengan baik dan benar (Anonim, 2009).

Fungsi yang kedua adalah fungsi estetis, taman kota dapat mempercantik lanskap sebuah kota. Apalagi dengan mempertahankan keaslian lanskap kota tersebut, hingga dapat menjadi ciri khas suatu kota. Fungsi yang terakhir adalah fungsi sosial, dimana taman kota menjadi tempat berbagai aktifitas sosial seperti berolahraga, rekreasi, diskusi, dan lain-lain. Fungsi ini pada dasarnya menjadi kebutuhan warga kota sendiri yang secara naluri membutuhkan ruang terbuka untuk bersosialisasi sekaligus menyerap energi alam (Andriana, 2007).

Kondisi kota yang semarak, indah, sejuk, dan nyaman dapat tercipta, jika taman yang ada dapat dibangun di banyak tempat. Selain hasilnya dinikmati penduduk kota, juga akan meninggalkan citra yang baik bagi kota tersebut. (Dahlan, 2004).

2.5 Desain Taman Kota

(36)

Proses disain membantu arsitek lanskap untuk mencapai disain tapak total yang secara keseluruhan memanfaatkan seluruh elemen disain untuk memenuhi kebutuhan proyek seefisien dan seestetis mungkin. Menurut Simonds (1983), tanaman dipilih sebagai alternatif terbaik terhadap kondisi lingkungan yang ada. Disain penanaman terbaik didapatkan dengan memadukan ilmu pengetahuan dan seni yang pada akhirnya disain lanskap yang baik adalah apakah pengguna atau pengunjung merasa nyaman berada di dalamnya dan apakah ruang tersebut dapat digunakan seperti yang diinginkan.

Simonds (1983) juga menyatakan bahwa perancangan akan menghasilkan ruang tiga dimensi. Perhatian perancangan ini ditujukan pada penggunaan volume atau ruang. Setiap volume memiliki bentuk, ukuran, bahan, warna, tekstur, dan kualitas lainnya. Dapat dikatakan bahwa perencanaan adalah dua dimensi sedangkan pemikiran secara tiga dimensi membawa manusia ke dalam dunia perancangan. Karakter tapak yang menarik harus dipertahankan atau diciptakan sehingga semua elemen yang banyak variasinya ini menjadi kesatuan yang harmonis. (Simonds, 1983).

Sulistyantara (2006) menyatakan bahwa elemen perancangan terdiri atas titik, garis, bentuk, warna, tekstur, aroma, motif, gaya, ragam, suara, ruang, serta waktu. Titik, merupakan unsur perancangan yang paling awal diperhatikan. Keberadaan elemen atau unsur titik yang berdiri sendiri dalam suatu ruangan akan menarik perhatian. Namun apabila terjadi pengulangan terhadap titik maka akan menghilangkan/mengurangi perhatian. Elemen titik dapat dimanfaatkan sebagai vocal point. Garis, diperoleh dari penghubungan dua atau lebih titik. Dengan adanya unsur garis pandangan orang akan dibawa sesuai arah garis yang mengarah pada sasaran tertentu. Garis juga dapat menjadi batas pandangan. Pada umumnya garis dibagi atas dua tipe garis lurus (geometrik) dan garis lengkung (organik). Sementara itu garis lurus dibedakan atas garis vertikal, garis horizontal, dan garis diagonal.

(37)

yaitu garis lurus vertikal, diagonal, horizontal, lengkung , atau kombinasi. Warna, Pemahaman akan sifat dan kesan warna sangat penting untuk mendapatkan hasil desain yang baik. Kita dapat menonjolkan elemen taman dengan memainkan warna elemen tersebut. Bentuk dan warna suatu elemen taman terkandung secara integral, menyatu dan menyeluruh. Tekstur, menunjukkan karakter halus atau kasarnya permukaan elemen taman. Intensitas warna dapat dipengaruhi oleh tekstur. Dalam warna yang sama, tekstur yang lebih lembut akan menampakkan intensitas warna lebih kuat daripada kasar (Sulistyantara, 2006).

Aroma merupakan salah satu unsur yang sering luput dari perhatian para perancang. Motif/gaya, merupakan susunan elemen, baik dua dimensi ataupun tiga dimensi, yang membentuk kesatuan pola atau ragam tertentu. Tatanan elemen dalam suatu ruangan pun merupakan motif atau disebut juga gaya. Motif memiliki arah gerak sehingga penempatannya harus sejalan dengan irama ruangan. Pemakaian motif yang tidak sama secara berlebihan akan mengacaukan suasana. Dalam pembuatan desain, suara juga merupakan elemen yang penting. Suara dapat dibedakan menjadi suara yang mengganggu dan suara yang tidak mengganggu. Belakangan ini suara alami dibangkitkan dengan mendesain taman yang diisi dengan sumber suara tersebut, bahkan ada yang sengaja direkam menggunakan tape recorder. Pada akhirnya, unsur perancangan yang baik harus juga meliputi elemen ruang dan waktu. Ruang yang dimaksud adalah suatu tempat yang terbentuk oleh adanya jarak antar benda. Pengaturan ruang dalam taman merupakan tujuan dalam mencapai nilai estetis dan nilai fungsi suatu taman. Massa pengisi ruang hendaknya dikelompokkan sehingga tercipta ruang dan massa yang proporsional (Sulistyantara, 2006).

Suatu rancangan taman yang baik tidak hanya dapat diwijudkan oleh unsur perancangan saja. Diperlukan adanya pedoman yang digunakan untuk mengatur dan mengkreasikan elemen taman dengan keragaman elemen desainnya. Pedoman ini seringkali disebut juga sebagai prinsip desain. Prinsip desain meliputi beberapa aspek antara lain: tema, keseimbangan, skala, irama, dan titik perhatian (Sulistyantara, 2006).

(38)

melakukan repetisi terhadap unsur desain. Prinsip desain kedua adalah keseimbangan. Prinsip keseimbangan, perlu diterapkan agar tidak terjadi titik ketimpangan pandangan dalam keindahan taman. Kesimbangan dapat ditetapkan dengan pola simetris (formal) maupun asimetris (informal). Warna dan tekstur juga mempengaruhi bobot visual, tekstur yang kasar memiliki bobot visual yang lebih tinggi (Sulistyantara, 2006).

Prinsip desain ketiga adalah skala. Skala menunjukkan perbandingan antara ukuran eleman taman dan bangunan, atau ruang dengan suatu elemen tertentu yang ukurannya sesuai bagi manusia. Skala yang tepat dapat dinikmati nyaman bagi manusia. Prinsip selanjutnya adalah irama. Dalam menikmati karya taman, mata dapat diturutkan agar bergerak sesuai dengan irama tertentu. Artinya, munculnya penglihatan pada suatu objek dalam taman tidak muncul dengan tiba-tiba. Irama dalam perancangan dapat memecah kemonotonan. Kesan adanya irama dapat diusahakan dengan menggunakan pola garis kontinue, perulangan, gradasi, dan radiasi. Prinsip terakhir adalah titik perhatian. Titik perhatian dapat menggugah semangat, menghidupkan suasana, dan mendobrak kejenuhan (Sulistyantara, 2006).

2.6 Proses Desain

(39)

pelaksanaan kunjungan periodik, penyesuain dan perbaikan serta observasi penampakan.

Landscaping adalah industri yang bergerak dibidang jasa yang melayani orang dengan cara membentuk lingkungan dimana mereka hidup, bekerja, bermain atau hanya untuk menghabiskan waktu. Landscaper dapat melayani klien sipil, perusahaan, maupun pemerintah. Mereka dapat bekerja sebagai seorang ahli, pekerja paruh waktu, bekerjasama dalam suatu perusahaan yang besar atau perusahaan lain yang memiliki bidang yang sama (Ingels, 2004). Prosedur perancangan menurut Hill (1995) terdiri dari sepuluh tahap, yaitu:

1. Terms of Engagement

Ingels (2004) mengemukakan bahwa kontrak adalah perjanjian yang umumnya dilakukan antara dua kepentingan, yang menjabarkan jenis pelayanan atau material yang akan disediakan, kemudian sebagai imbalannya adalah penyelesaiaan pembayaran atau jenis kompensasi yang lain. Ketika menerima surat konfirmasi keinginan agar suatu proyek telah diterima, perancang dapat mengajukan syarat agar kontrak segera dibuat dan ditandatangani (Hill, 1995). Perancang (konsultan) harus menyimpan surat kontrak dengan sangat hati-hati sebagai dokumen yang legal. Sistem ganti rugi juga harus dibuat dengan sistem yang profesional, berdasarkan tingkat pekerjaan yang dilakukan perancang dan skala pelayanan yang ditawarkan. 2. Batas Kewenangan

(40)

berhubungan langsung dengan kontrator utama bukan dengan klien. Hubungan kontrak untuk proyek yang besar dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Hubungan Kontraktual untuk Proyek yang Besar (Ingels, 2004)

3. Laporan singkat (Brief)

Brief biasanya berisi pernyataan yang jelas mengenai batas budget, termasuk faktor pemelihaaan.

4. Survei

Pada tahap survei, catatan dari klien akan ditinjau ulang untuk mengetahui apakah informasi sederhana yang dibuat telah sesuai dengan proposal yang diajukan. Pada tahap ini juga desainer dapat memberikan saran tentang diperlukannya perusahaan jasa konsultan lainnya atau untuk menyewa kontraktor spesialis atau beberapa pemasok (Hill, 1995).

5. Usulan (Proposal)

Penyusunan konsep ini dapat membimbing klien agar tidak terjadi pemahaman yang salah dari brifing yang telah dilakukan. Namun tahap ini dapat dihilangkan jika skema rancangan adalah skema sederhana yang telah dipahami oleh klien dan desainer (Hill, 1995).

6. Sketsa Rencana

Setelah konsep disetujui maka tahap selanjutnya adalah mempersiapkan sketsa rencana/pola. Kualitas penyajian gambar sketsa

Kontraktor Utama

Grading dan Paving Kontraktor Kontraktor

Arsitek Lanskap Arsitek

Teknik Sipil

Klien

(41)

haruslah kualitas tinggi hingga gambar yang dikerjakan memiliki daya jual dihadapan klien (Hill, 1995). Penyajian yang konseptual dapat menginformasikan tentang perkembangan tapak. Hill (1995) menyatakan bahwa dalam sketsa rencana lokasi sudah ditentukan rencana lokasi elemen-elemen taman di tapak, bangunan dan tata hijau, drainase dan layanan yang lainnya. Kemudian pembuatan gambar-gambar tersebut juga harus dipahami oleh klien, oleh karena itu gambar-gambar itu harus didukung oleh perspektif atau permodelan yang baik.

7. Rencana Akhir ( Final Scheme)

Ketika telah terjadi kesepakatan antara klien dan konsultan, dan publik telah merasa puas dengan rencana yang telah dibuat, serta persiapan persetujuan dari pejabat yang berwenang telah dilakukan, desainer dapat melanjutkan kembali ke tahap gambar perancangan final (Hill, 1995).

Hill (1995) juga menyatakan bahwa dalam persiapan rencana, sering kali timbul suatu kasus dimana klien terinspirasi untuk melakukan pengurangan, penambahan, atau perubahan, desainer harus mampu mengakomodasi keinginan tersebut. Tetapi setiap perubahan yang terjadi harus disesuaikan dengan penyusunan anggaran biaya. Secara ideal, apabila perancangan final telah disetujui bersama dan persetujuan tersebut telah dicatat secara formal, maka rencana final tersebut tidak boleh diubah (dibekukan).

8. Rincian (Details)

Setelah rencana final diekukan, maka desainer akan mempersiapkan working drawing, dimana akan memperlihatkan detil dari setiap pekerjaan konstruksi yang akan dipasang serta memperlihatkan jenis material yang dipergunakan. Dalam tahapan ini spesifikasi dan anggaran biaya juga dipersiapkan (Hill, 1995).

9. Kontrak (Contract)

(42)

10.Pelelangan Terbuka (Tender)

Ketika proses tender akan dilaksanakan, desainer beserta Quantity Surveyor (QS), atau teknik sipil dan klien akan mempersiapkan urutan sejumlah calon kontraktor (Hill, 1995). Hill (1995) juga menyatakan bahwa sangat masuk akal apabila meminta calon kontraktor yang mengikuti tender untuk memberikan contoh-contoh proyek yang telah dilakukan. Ketika mengikuti suatu tender, surat yang menyerupai gambar-gambar dan dokumen harus memuat tanggal dimana tender tersebut harus diterima.

Pada akhirnya, jika kontraktor yang telah terpilih adalah klien yang akan menandatangani kontrak dan yang membayar tagihannya, sedangkan desainer lanskap, QS dan insinyur sipil hanya bisa memberikan saran-saran (Hill, 1995).

2.7 Tanaman Lanskap Kota

Carpenter et al.,(1975) mengemukakan bahwa kehadiran tanaman di lingkungan perkotaan dapat memberikan suasana yang alami. Tanaman dalam lanskap merupakan salah satu elemen utama yang memiliki fungsi tertentu dalam lanskap kota, baik secara individu maupun kelompok dalam penanamannya, serta dapat memberi kesan yang berbeda-beda jika dilihat dari jarak yang berbeda-beda pula. Pada jarak yang dekat, daun, batang pohon dan cabang-cabang dapat dilihat dengan jelas. Jika dilihat pada jarak menengah, puncak-puncak pohon terlihat membentuk suatu garis. Jarak ini merupakan bagian yang penting dalam lanskap karena memberikan kesan kedalaman yang kuat, perubahan secara halus dalam pencahayaan dan perspektif. Bila dilihat dari jarak jauh, kontur dari puncak-puncak pohon tidak dapat dinikmati, biasanya pada jarak ini pohon digunakan sebagai latar belakang.

(43)

Menurut Carpenter et al.,(1975) Kriteria pemilihan tanaman kota sebenarnya hampir sama dengan penggunaan untuk situasi lanskap yang lain, yakni dipilih tanaman yang; (a) sesuai dengan kebutuhan dan efek lanskap yang ada (b) serta mampu beradaptasi dengan lingkungan (c) dengan tetap mempertimbangkan karateristik tanaman termasuk ukuran dan bentuk dewasa (d) dimana tanaman yang dipilih sebisa mungkin membutuhkan perawatan yang minimal. Perbedaan utama dalam pemilihan tanaman untuk lanskap kota adalah bahwa tanaman harus mampu menghadapi kondisi lingkungan yang tidak bersahabat. Kondisi lingkungan yang harus ditoleransi oleh tanaman bervariasi antara satu kota dengan kota yang lain. Kondisi ini juga berubah dari tahun ke tahun. Sering kali suatu tanaman yang pada awalnya cocok dan dapat beradaptasi pada suatu kota menjadi tidak mampu bertoleransi lagi terhadap kondisi kota akibat perubahan lingkungan kota yang terjadi. Akan lebih mudah apabila pemilihan tanaman didasarkan pada observasi terhadap performa tanaman pada lokasi terkait. Kondisi lingkungan pada lokasi tersebut harus menjadi pertimbangan utama.

Dahlan (2004) menyatakan beberapa jenis tanaman memiliki kemampuan menyerap zat-zat tertentu, misalnya timbal, CO2, serta gas-gas beracun yang lain.

Untuk tanaman penyerap timbal terdiri atas beberapa jenis; (1) tanaman yang mampu menyerap timbal dengan intensitas sedang sampai tinggi adalah: Damar (Agatis alba), Mahoni (Switenia macrophylla), Jamuju (Podocarpus imbricatus), Pala (Mirystica fragrans), Asam Landi (Pithecelobium dulce), dan Johar (Cassia siamea), (2) Tanaman yang daya serapnya rendah tetapi tidak peka terhadap pencemaran lingkungan, adalah: Glodokan (Polyalthea longifolia), Keben (Baringtonia asiatica) dan Tanjung (Mimusops elengi), (3) tanaman yang tidak tahan terhadap pencemaran yang dikeluarkan kendaraan bermotor adalah: Daun Kupu-kupu (Bauhinia purpurea) dan Kesumba (Bixa orellana).

Widyastama (1991) menyatakan tanaman yang baik sebagai penyerap gas CO2 dan penghasil oksigen adalah Damar (Agatis alba), Daun Kupu-kupu

(44)

penelitiannya diperoleh hasil bahwa kaliandra ( Calliandra sp.), Flamboyan (Delonix regia), dan kembang merak (Caesalpinia pulcherrima) merupakan tanaman yang efektif dalam menyerap gas CO2 dan sekaligus tanaman tersebut

relatif kurang terganggu oleh pencemaran udara.

Dalam penanaman tanaman di sepanjang jalan perkotaan, tanaman difungsikan sebagai visual screen dari pergerakan lampu kendaraan hingga pengendara merasa lebih nyaman dalam berkendaraan. Keberadaan pepohonan di kawasan perkotaan juga membantu mengurangi cahaya yang menyilaukan dari paving dan permukaan bangunan. Pepohonan tersebut juga dapat menutupi objek-objek yang tidak diinginkan, misalnya pandangan kearah tempat sampah, kawasan service dan utilitis, serta tempat penyimpanan alat-alat konstruksi. Penanaman tanaman yang mengkombinasikan antara pepohonan dan semak dapat mengurangi intensitas kebisingan yang dihasilkan oleh kendaraan maupun alat rumah tangga yang digunakan.

Jenis tanaman endemik/lokal yang memiliki keunggulan (ekologi, ekonomi, sosial budaya, arsitektural) di kota dapat menjadi bahan tanaman utama penciri Ruang Terbuka Kota, untuk selanjutnya dapat dikembangkan guna mempertahankan keanekaragaman hayati wilayah dan nasional.

2.8 Manajemen Studio

(45)

Menurut Kraus dan Curtis (1982), proses manajemen mencakup empat fungsi utama, yaitu; perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengaturan (directing) dan pengawasan (controlling).

(46)

BAB III METODOLOGI

3.1. Lokasi dan Waktu Magang

Kegiatan magang dilakukan di Oemardi_zain Landscape Consultant, yaitu sebuah studio konsultan lanskap yang berlokasi di Bumi Menteng Asri Blok BE No. 20, Bogor, Jawa Barat. Kegiatan magang berlangsung selama 16 minggu, yaitu mulai minggu pertama bulan Maret 2009 hingga minggu keempat bulan Juni 2009. Jadwal harian kegiatan magang adalah hari Senin-Jumat dimulai pukul 09.00-17.30 waktu setempat.

Kegiatan utama dalam pelaksanaan magang ini yaitu mempelajari proses perancangan taman kota Purwoerto yang dilakukan di studio. Proyek ini merupakan salah satu proyek yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah Kabupaten Banyumas, Kota Purwokerto, Jawa Tengah. Gambar tapak eks terminal dapat dilihat pada Gambar 4.

(47)

3.2. Metode

Proses studi dilaksanakan dengan cara magang, melalui kegiatan observasi di lapangan dan partisipasi aktif di studio sebagai drafter. Data diperoleh melalui observasi/survei, wawancara, dan studi pustaka dari buku, laporan dan sumber pustaka lainnya. Ruang lingkup kegiatan perancangan pekerjaan pekerjaan lanskap yang diikuti dalam magang ini secara umum meliputi proses perencanaan dan perancangan di studio. Secara umum proses perancangan Taman Kota Purwokerto di Oemardi_zain dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Proses Perancangan Lanskap Taman Kota Puwokerto di Oemardi_zain. (Oemardi_Zain, 2009)

Jenis data yang dikumpulkan berupa data primer yang diperoleh di lapangan melalui observasi, dan data sekunder diperoleh dari owner dan pihak-pihak yamg terkait dengan studi pustaka ( Tabel 1).

Tahap 1

Pembuatan Proposal dan Konsep Desain

(48)

Tabel 1. Jenis, Bentuk, Sumber dan Cara Pengambilan Data Magang

No Aspek Jenis Bentuk Sumber

1. Fisik non hayati

Letak dan Luas Data primer dan Sekunder

Observasi lapang dan Studi Pustaka Iklim Data Sekunder Studi Pustaka Aksesibilitas Data primer dan

Sekunder

Data Sekunder Studi Pustaka

2. Fisik Hayati Vegetasi Data primer dan Sekunder

Data Sekunder Studi Pustaka

Sosial Ekonomi Data Sekunder Studi Pustaka Sosial Budaya Data Sekunder Studi Pustaka 4 Kelembagaan Struktur

Organisasi

Data Sekunder Studi Pustaka, wawancara

Sistem Kerja Data Sekunder Studi Pustaka, wawancara

Tahapan kegiatan magang yang dilakukan di konsultan lanskap Oemardi_zain meliputi:

1. Pengenalan Lembaga dan Manajemen

(49)

2. Pengenalan Sistem Kerja dan Jenis Proyek

Kegiatan ini berupa pengenalan cara kerja konsultan lanskap Oemardi_zain, jenis proyek yang sedang dikerjakan saat mahasiswa melaksanakan studi, sistem komputerisasi di kantor, serta mempelajari dokumen-dokumen tender yang berkaitan dengan proyek terkait dengan studi mahasiswa.

3. Pengumpulan Data dan Studi Pustaka

Kegiatan ini berupa proses pengumpulan data. Pengumpulan data dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan observasi lapang, pengumpulan data dengan cara ini menghasilkan data-data yang didapat melalui survei tapak secara langsung dan melihat hubungan tapak dengan kawasan sekitar secara visual, dan proses pengumpulan data yang berasal dari kiriman pihak surveyor, pihak klien ataupun pihak kontraktor selaku pihak yang berhubungan langsung dengan klien. Selain itu juga dilakukan proses pencarian data melalui pustaka yang akan mendukung proses perancangan

4. Perancangan

Kegiatan ini merupakan kegiatan utama magang, yaitu berupa tahap analisis data inventarisasi untuk menghasilkan konsep perancangan hingga dihasilkan gambar final.

5. Pengecekan Gambar Final

Kegiatan ini merupakan kegiatan yang dilakukan setelah pembuatan gambar desain. Kegiatan ini dilakukan saat meeting antara pihak konsultan dengan klien. Kegiatan ini akan menghasilkan revisi-revisi terhadap gambar desain yang telah diserahkan.

6. Membantu proyek lain

Kegiatan ini merupakan kegiatan yang dilakukan saat jeda waktu selesainya proyek Taman Kota Purwokerto Paket 1. Mahasiswa ikut membantu dalam proses pembuatan gambar final (berupa gambar potongan atau gambar detail) pada beberapa proyek yang sedang ditangani, misalnya Proyek Tatar Mayang Sunda (Bandung), Gandaria City, Toll Road (Toll Kanci, Cirebon).

7. Penyelesaiaan Administasi

(50)
(51)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Kondisi Umum

4.1.1 Sejarah Umum Perusahaan

Konsultan Lanskap Oemerdi_zain berdiri tahun 2004. Pendiri konsultan lanskap ini adalah bapak Ir Umar Zain dan Ir. Dini Arfianti. Bapak Umar Zain adalah seorang Sarjana Pertanian lulusan IPB tahun 1994 dengan bidang studi Arsitektur Lanskap. Dengan berbekal pengalaman selama 12 tahun, Bapak Umar Zain mencoba untuk mendirikan sebuah konsultan yang bergerak dibidang lanskap. Pada awal pendiriannya konsultan laskap ini terdiri atas 2 karyawan. Saat ini Konsultan lanskap Oemadi_zain telah memiliki 9 karyawan. Pengembangan terus dilakukan oleh konsultan laskap Oemardi_zain, diantaranya dengan menambah karyawan dengan basis arsitektur agar dapat membuat karya yang lebih variatif dan dapat bersaing dengan konsultan lanskap lainnya.

Konsultan Oemardi_zain belum berupa perusahaan tetapi masih berupa studio. Selain studio yang berada di Bogor, terdapat 2 studio lain yang terdapat di Surabaya dan Singapore. Bidang pekerjaan konsultan laskap Oemardi_zain meliputi perencanaan dan perancangan kawasan hotel, club, resort, residential, thema park, civic and comercial park.

4.1.2 Data Umum Perusahaaan

Data umum perusahaan merupakan data yang informasinya dibuka secara umum, data umum perusahaan adalah sebagai berikut :

Nama Perusahaan : Oemardi_zain Landscape Consultant Asal Negara : Indonesia

Tahun Berdiri : 2004

Alamat : Bumi Menteng Asri blok BE no 2 Bogor No Telephone : +62 251 8319 664

(52)

4.1.3 Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi konsultan lanskap Oemardi_zain terdiri atas 4 tingkatan. Tingkatan teratas dipegang oleh pemilik konsultan. Dibawah pemilik konsultan terdapat dua bagian yang secara umum menangani bagian administrasi keuangan dan bagian teknik. Bagian administrasi dan keuangan bertanggung jawab menangani pembukuan keuangan perusahaan. Bagian teknik bertanggung jawab terhadap pembuatan gambar finishing berupa gambar perspektif yang dibuat dengan menggunakan program-program tertentu hingga gambar yang dihasilkan dapat mendekati gambar rill yang ingin ditampilkan. Bagian teknik terdiri atas beberapa arsitek lanskap dan arsitek bangunan. Arsitek lanskap bertugas menuangkan konsep ke dalam gambar kasar yang kemudian akan disempurnakan oleh drafter. Arsitek bertugas membuat konstruksi bangunan pada landmark atau sclupture yang digunakan pada desain. Selain itu juga membuat gambaran bentuk bangunan yang akan digunakan untuk menyempurnakan desain yang ada. Secara skematis susunan organisasi perusahaan adapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Susunan Organisasi Perusahaan

4.1.4 Komunikasi Perusahaan

Komunikasi Perusahaan terdiri atas 2 bagian, yaitu komunikasi internal perusahaan dan komunikasi eksternal perusahaan. Untuk komunikasi internal yaitu komunikasi yang dilakukan antara staf dengan pimpinan perusahaan yang dilakukan melalui rapat rutin setiap minggu. Dalam pertemuan ini akan dibahas mengenai jenis proyek yang sedang ditangani, proyek yang akan selesai atau

Bag. Teknik Bag. Admistrasi Keuangan

Principal

Arsitek Lanskap Arsitek Lanskap

Arsitrek Lanskap Arsitek

(53)

sudah selesai, deadline proyek, penanggung jawab suatu proyek, dan hal-hal terkait. Komunikasi antar staf perusahaan juga merupakan komunikasi internal perusahaan, komunikasi ini dapat dilakukan melalui komunikasi langsung maupun dengan local area conection yang terhubung pada semua komputer di kantor. Dalam komunikasi ini biasanya antar staf akan berkoordinasi mengenai proyek yang sedang dikerjakan bersama. Komunikasi eksternal adalah komunikasi yang dilakukan antara pihak konsultan dengan klien. Komunikasi ini dilakukan melalui rapat rutin yang telah ditetapkan atas kesepakatan antara kedua belah pihak. Selain melalui rapat, komunikasi antara klien dan pihak konsultan juga dapat ini dilakukan dengan menggunakan jaringan internet berupa e-mail, telepon, dan fax.

4.1.5 Studio

Pelaksanaan studio pada Oemardi_zain dilakukan dengan menggunakan sistem komputer (komputerisasi). Sistem penggunaan komputer telah terstruktur dengan baik. Setiap proyek memiliki folder tersendiri yang diberi nama sesuai dengan nama proyek. Di dalam folder tersebut terdapat beberapa folder yang berisi data-data dan hasil yang telah dibuat, yaitu:

1. Data, merupakan data yang diperoleh dari owner. Data-data ini termasuk didalamnya base plan, kondisi eksisting, dll.

2. Drawing, folder ini berisi gambar-gambar yang dibuat sesuai dengan permintaan owner. Pada folder ini terdapat beberapa folder yang diberi nama sesuai dengan tanggal pembuatan gambar. Semua gambar yang ada pada folder ini adalah gambar dalam format autocad.

3. Dokumentasi, berisi surat-surat yang berkaitan dengan proyek tersebut. Misalnya RAB, BOQ, proposal, surat kontrak.

(54)

5. Image Preseden, pada folder ini terdapat foto-foto elemen lanskap yang dijadikan referensi dalam pembuatan site plan. Foto-foto tersebut meliputi elemen softscape dan hardscape.

6. Gambar 3 Dimensi, tidak semua proyek menggunakan gambar 3 dimensi, hal ini disesuaikan dengan permintaan owner. Gambar yang terdapat pada folder ini adalah gambar perspektif 3 dimensi yang dibuat dengan menggunakan program skech up yang kemudian diperhalus dengan menggunakan program photoshop.

7. Laporan, adalah folder yang berisi powerpoint yang akan dipresentasikan pada owner.

4.1.6 Aplikasi Teknologi Informasi

Secara umum pada Oemardi_zain, hasil output dari sistem komputerisasi berupa print gambar AutoCad yang akan diberikan kepada klien maupun kontraktor. Kertas yang digunakan umumnya adalah kertas berukuran A3. Selain Autocad, terdapat pula hasil akhir berupa gambar photoshop dan 3Dmax. Hasil akhir photoshop biasanya digunakan sebagai ilustrasi gambar perspektif dan potongan, untuk 3dmax biasanya digunakan sebagai gambar 3 dimensi secara keseluruhan atas dasar permintaan klien.

Untuk mendukung kinerja dan efisiensi yang baik konsultan laskap Oemardi_zain didukung oleh penggunaan peralatan yang cukup lengkap, peralatan tersebut secara terperinci dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Peralatan yang dimiliki Konsultan Lanskap Oemardi_zain.

Peralatan Jumlah (buah) Kegunaan

PC (Personal Computer).

Plotter Scanner

UPS(Unit Power System) Kamera Digital

Print gambar ukuran A3 dan A4.

Scan gambar sebagai image presedent

Backup data pada komputer

Alat bantu inventarisasi tapak

(55)

setiap pegawai. Selain itu setiap komputer terhubung dengan jaringan internet hingga mempermudah hubungan antara pegawai, klien dan pimpinan.

Selain peralatan, jenis software yang digunakan oleh konsultan lanskap Oemardi_zain cukup beragam. Beragam jenis software yang digunakan memiliki kegunaan masing-masing dalam mendukung kinerja pegawai Oemardi_zain. Beragam jenis software yang digunakan berikut kegunaannya dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Jenis Software yang Digunakan Oemardi_Zain dan Kegunaannya.

Nama Software Kegunaan

Proses dalam mendapatkan proyek pada konsultan Oemerdi_zain terdiri atas 3 cara, yaitu: melalui tender desain, penunjukan langsung, dan rekomendasi. Tender desain dilakukan apabila konsultan sudah cukup dikenal kemudian diundang oleh pemilik proyek (owner). Kemudian pihak konsultan memberikan proposal dan konsep yang kemudian dipresentasikan kepada pemilik proyek (owner). Pada umumnya tender desain diikuti beberapa konsultan yang bersaing mendapatkan tender melalui konsep yang ditawarkan.

(56)

Gambar 7. Tahapan dalam Pekerjaan Proyek.

Rekomendasi dilakukan eks-klien dari konsultan yang sedang mengadakan kerjasama dengan perusahaan lain yang membutuhkan jasa konsultan. Umumnya rekomendasi dilakukan apabila eks-klien merasa sangat puas dengan hasil kerja konsultan saat melakukan kerjasama. Proses yang umum terjadi adalah tender desain.

Ketika konsultan mendapatkan undangan tender dari owner (pemilik proyek), maka pihak konsultan akan mempersiapkan konsep desain dan proposal konsep untuk dipresentasikan dihadapan owner. Kemudian apabila konsep disetujui oleh owner maka konsultan akan mendapatkan surat perintah kerja dan akan dilakukan pembuatan kontrak yang mencakup waktu kerja dan hasil yang akan diberikan. Saat konsultan telah menandatangani kontrak maka dapat dimulai penggambaran desain draft dan gambar kerja lain yang telah disepakati dalam kontrak.

Proyek Taman Kota Purwokerto diperoleh dengan tender tertutup. Maksud dari tender tertutup ini beberapa konsultan diundang untuk mengikuti tender. Masing-masing konsultan memiliki konsep tersendiri yang kemudian

Undangan Tender

Tahap Konsep Desain

Pembuatan Proposal Konsep

Turun Surat Perintah Kerja dan

pembuatan Kontrak

Desain Draft

Tahap Gambar Kerja

(57)

dipresentasikan kepada owner. Tetapi waktu presentasi setiap konsultan berbeda-beda hingga antar konsultan tidak mengetahui konsep konsultan lainnya. Hasil penilaian terhadap presentasi dan konsep yang dilakukan hanya diketahui pihak owner, pihak konsultan hanya mengetahui konsultan mana yang pada akhirnya memenangkan tender. Untuk tahapan kerja pada proyek ini sama seperti proses kerja pada tender desain.

4.2 Deskripsi Proyek

Proyek ini bernama Taman Kota Purwokerto eks terminal, Purwokerto, Jawa Tengah, proyek ini merupakan proyek pembuatan taman yang akan dibangun oleh Pemerintah Daerah Banyumas. Konsep taman kota diarahkan pada penciptaan keindahan kota, konsep ini dipadukan dengan konsep taman budaya. Konsep taman budaya diarahkan pada pengadaan sarana-prasarana seni-budaya yang mencerminkan kekuatan kearifan lokal Banyumas. Dengan demikian di lokasi ini, selain secara ekologi diarahkan pada kelestarian lingkungan dan keindahan kota, juga memungkinkan menjadi sarana hiburan dan ekspresi seluruh masyarakatnya dari berbagai kalangan usia.

Pembangunan taman kota ini dibagi menjadi 3 tahapan, sesuai dengan alokasi APBD Kabupaten Banyumas. Untuk tahapan yang akan diikuti selama magang hanya mencakup lingkup paket 1. Lingkup pekerjaan yang masuk dalam pengajuan paket 1 ini akan mencakup area-area perencanaan sebagai berikut: 1. Area jalan sekitar dan Parking Area

2. Pedestrian, Jogging Track, Bicycle Track 3. Area Tanaman dan lapangan rumput

4. Area Komersil berupa penataan tempat makan

4.3 Inventarisasi dan Analisis

Lokasi Taman Kota Purwokerto berada di Kota Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Tapak eksisting merupakan bekas terminal Purwokerto . Tapak terletak ± 5 km dari pusat kota dengan luas tapak adalah 1,8 hektare.

(58)

ketinggian 3.500 dpl atau berada di belahan selatan garis khatulistiwa. Hal ini menyebabkan Banyumas memiliki iklim tropis basah. Suhu udara maksimal 30,90 Celcius, dengan suhu minimal 21,40 Celcius. Suhu rata-rata harian berkisar pada angka 26,50 Celcius. Sepanjang tahun, rata-rata terdapat 116 hari hujan dengan kapasitas 2.527 mm.

Lahan bekas Terminal Purwokerto memiliki struktur tanah dan geologi berupa assosiasi tanah latosol coklat dari bahan induk tufa vulkan intermedier. Lokasi tapak pada kota purwokerto dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8. Lokasi Tapak pada Kota Purwokerto (sumber: www.Banyumaskab.go.id, 2009)

(59)

Gambar 9. Batas Tapak Taman Kota Purwokerto

Total panjang dan lebar terminal masing-masing adalah 153m dan 120m. Kondisi terminal saat ini sudah dalam keadaan kosong, hanya berupa hamparan tanah. Area ini sudah memiliki sistem drainase berupa parit yang berada pada bagian timur dan selatan tapak. Kondisi awal tapak lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 10 dan Gambar 11.

Kondisi iklim mikro pada tapak tergolong panas. Hal ini dikarenakan kondisi lingkungan sekitar berupa vegetasi eksisting pada tapak yang didominasi oleh rerumputan liar dan sisa-sisa perkerasan bekas jalur jalan terminal. Untuk menciptakan kondisi yang nyaman maka pada desain taman akan didominasi oleh tanaman pepohonan yang disesuaikan konsep vegetasi pada Taman Kota Purwokerto. Selain itu pemilihan tanaman juga akan disesuaikan dengan konsep awal pembuatan taman sebagai paru-paru kota.

(60)

(1) dan (2) View arah selatan dalam tapak (3) View arah utara dalam tapak

(4) dan (5) View arah timur dan barat dalam tapak (6) View arah selatan dalam tapak

Gambar 10. View area ke bagian dalam tapak Eks terminal Purwokerto

(61)

(1) Dan (2) view arah TPS eksisting (3) view arah bundaran

(4) dan (5) view arah bundaran (6) view arah utara tapak

(7) dan (8) view arah utara tapak (9) view arah selatan tapak

Gambar 11. View area di luar tapak Eks terminal Purwokerto

(62)

Kondisi iklim mikro pada tapak tergolong panas. Hal ini dikarenakan kondisi lingkungan sekitar berupa vegetasi eksisting pada tapak yang didominasi oleh rerumputan liar dan sisa-sisa perkerasan bekas jalur jalan terminal. Untuk menciptakan kondisi yang nyaman maka pada desain taman akan didominasi oleh tanaman pepohonan yang disesuaikan konsep vegetasi pada Taman Kota Purwokerto. Selain itu pemilihan tanaman juga akan disesuaikan dengan konsep awal pembuatan taman sebagai paru-paru kota.

Tata guna lahan di sekitar eks terminal Purwokerto (Gambar 12) sebagian besar diperuntukkan sebagai kawasan pertokoan, kemudian terdapat juga pemukiman penduduk dan kebun milik warga. Selain itu di sekitar tapak terdapat juga mesjid sebagai fasilitas peribadatan masyarakat muslim. Secara keseluruhan letak tapak tergolong strategis, hingga cukup memudahkan jalur akses menuju ke arah tapak. Namun kemudahan jalur akses ini harus dapat diatur dengan baik, agar tidak menimbulkan kemacetan pada kawasan sekitar tapak.

Sirkulasi eks terminal (Gambar 12) terdiri dari jalur primer dan jalur sekunder. Jalur primer (warna oranye putus-putus) merupakan jalan utama yang dapat diakses dengan menggunakan berbagai macam kendaraan. Untuk jalur sekunder (warna biru putus-putus) adalah jalur yang hanya mengakomodasi akses warga sekitar. Kendaraan yang dapat masuk pada jalur sekunder adalah kendaraan roda 2, untuk kendaraan roda 4 terbatas pada mobil berukuran kecil (hanya 1 kendaraan). Untuk dimasa yang akan datang akan dilakukan pelebaran jalan pada jalur sekunder hingga dapat menampung jumlah pengunjung pada kawasan taman Kota Purwokerto. Jalur masuk (tanda panah berwarna ungu) pada tapak terdapat 2 pintu yaitu pintu utara dan pintu timur. Dimana kedua pintu tersebut berhubungan langsung dengan jalan utama. Gambar jalur sirkulasi dapat dilihat pada Gambar 12.

Gambar

Gambar 2. Tipologi Ruang Terbuka Hijau Perkotaan (Zubir, 2009)
Gambar 5. Proses Perancangan Lanskap Taman Kota Puwokerto di Oemardi_zain. (Oemardi_Zain, 2009)
Tabel 1. Jenis, Bentuk, Sumber dan Cara Pengambilan Data Magang
Gambar 6.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Rambu ini dipasang sebagai peringatan bahwa jalan yang akan dilalui banyak pejalan kaki. Rambu ini biasanya diletakan pada kawasan yang cukup ramai lalu lintas

Penelitian ini dilakukan di lima ruas jalan yang memiliki jalur pejalan kaki dengan mengumpulkan data melalui observasi terhadap sarana dan prasarana pejalan kaki,

Penelitian ini dilakukan di lima ruas jalan yang memiliki jalur pejalan kaki dengan mengumpulkan data melalui observasi terhadap sarana dan prasarana pejalan kaki,

Hambatan yang sering ditemukan pada jalur pejalan kaki di koridor Kawasan Taman Gajah adalah kegiatan non pejalan kaki yaitu keberadaan pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan di

Jalur pejalan kaki di kawasan alun–alun Kabupaten Wonogiri dapat dibagi menjadi dua, yaitu jalur pejalan kaki di tepi bagian alun-alun dan jalur pejalan kaki yang

Pengunjung yang datang ke Taman Lapangan Banteng dapat terbebas dari benda – benda berbahaya dikarenakan jalur pejalan kaki dan jalur masuk taman sudah diberikan

Studi ini bertujuan untuk membuat perencanaan lanskap pedestrian hijau (jalur pejalan kaki) yang indah, nyaman, aman, dan mendukung aktivitas pejalan kaki dan pengguna jalan di

Populasi yang dipilih adalah jalur pejalan kaki di sepanjang koridor jalan Ahmad Yani (Kesawan) sampai dengan jalan Putri Hijau Medan dengan sampel penelitian adalah pejalan kaki