• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Strategi Pengembangan Usaha Pada Primer Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (PRIMKOPTI) Kota Bogor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Strategi Pengembangan Usaha Pada Primer Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (PRIMKOPTI) Kota Bogor"

Copied!
152
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

RIA DHARM ANTHI KUSUM A WIDJAJA ADHI. H34054002. 2009. !"#"# $% $&'" & '&() ' # * + , %"(&% -+&% #" %-,.#& &(+& *.

,- &#" -$ -'-% Skripsi. Departemen Agribisnis,

Fakultas Ekonomi dan M anajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JOKO PURWONO)

Kedelai merupakan salah satu pangan strategis bagi bangsa Indonesia. Namun, dari lima komoditas pangan utama yaitu beras, jagung, kedelai, gula, dan daging sapi, kedelai merupakan komoditas dengan proyeksi pertumbuhan produksi nasional paling kecil, sedangkan konsumsinya diproyeksikan akan naik jauh lebih cepat. Kekurangan persediaan kedelai dalam negeri ini menyebabkan Indonesia menggantungkan kebutuhan kedelainya dari pasokan impor. Salah satu dampak dari besarnya impor kedelai ini ialah fluktuasi harga kedelai. Kondisi ini sangat berpengaruh terhadap kelangsungan usaha pengrajin tempe dan tahu yang menggunakan bahan baku kedelai. Primer Koperasi Produsen Tempe dan Tahu Indonesia (PRIM KOPTI) Kota Bogor merupakan koperasi primer bagi para pengrajin tempe dan tahu di Kota Bogor yang memiliki fungsi utama sebagai penyedia kedelai bagi anggotanya. Selain fluktuasi harga, PRIM KOPTI Kota Bogor juga menghadapi indikasi penurunan jumlah anggota serta potensi pasar yang belum dimasuki oleh PRIM KOPTI Kota Bogor di tengah situasi persaingan yang sangat ketat. Kondisi tersebut menunjukan bahwa PRIM KOPTI Kota Bogor harus melakukan langkah langkah strategis untuk dapat mengembangkan usahanya agar pada akhirnya dapat meningkatan ekonomi usaha anggota PRIM KOPTI Kota Bogor.

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengidentifikasi lingkungan internal yang menjadi kekuatan dan kelemahan serta lingkungan eksternal yang menjadi peluang dan ancaman bagi usaha PRIM KOPTI Kota Bogor dan (2) merumuskan alternatif strategi pengembangan usaha yang dapat diterapkan oleh PRIMKOPTI Kota Bogor. Penelitian dilakukan di Primer Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (PRIM KOPTI) Kota Bogor pada bulan M aret hingga Juni 2009. Sebanyak tiga responden dikumpulkan dalam penelitian ini, dua responden berasal dari pihak internal dan satu responden dari pihak eksternal. Responden dari pihak internal yaitu Ketua Badan Pengurus dan Ketua Badan Pengawas PRIM KOPTI Kota Bogor, sedangkan responden pihak eksternal yaitu Kepala Seksi Koperasi Dinas Perindustrian, Perdangangan dan Koperasi Kota Bogor. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini meliputi M atriks IFE (

), M atriks EFE ( ), M atriks IE

( , M atriks SWOT ( )

dan Arsitektur Strategi.

(3)

secara berturut turut dari yang paling lemah yaitu (1) belum menggunakan sistem informasi manajemen secara terpadu, (2) kurangnya loyalitas anggota, (3) biaya usaha yang tinggi, (4) anggota kurang merasakan manfaat berkoperasi setelah tidak bekerjasama dengan BULOG serta (5) tidak melakukan riset. Berdasarkan hasil identifikasi lingkungan eksternal dan analisis matriks EFE maka peluang yang dihadapi oleh PRIMKOPTI Kota Bogor secara berturut dimulai dari yang terbesar antara lain (1) Pembeli utama yang memiliki identitas ganda dapat mendorong untuk membesarkan usaha koperasi, (2) laju pertumbuhan ekonomi Jawa Barat semakin meningkat, (3) pembinaan dan pelatihan koperasi & UKM oleh pemerintah, (4) peningkatan konsumsi kedelai dan (5) berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi. Sedangkan ancamannya secara berturut turut dari ancaman terbesar adalah (1) persaingan harga kedelai, (2) harga kedelai berfluktuasi, (3) penyimpangan paradigma masyarakat Indonesia terhadap koperasi, (4) impor kedelai semakin meningkat, (5) importir kedelai memiliki kekuatan tawar menawar yang sangat kuat, serta (6) tidak ada hambatan masuk untuk pesaing baru.

Total nilai tertimbang IFE sebesar 2,781 (rata rata) dan total nilai tertimbang EFE sebesar 2,574 (menengah) menempatkan PRIM KOPTI Kota Bogor pada sel V di dalam M atriks IE. Hasil tersebut menunjukan bahwa PRIM KOPTI Kota Bogor berada pada kondisi jaga dan pertahankan. Pada sel ini, strategi yang umum dilakukan ialah penetrasi pasar dan pengembangan produk. Aplikasi strategi tersebut ialah melalui penerapan strategi yang dibuat melalui analisis M atriks SWOT yaitu (1) mengembangkan strategi promosi yang dapat meningkatkan penjualan, (2) mengembangkan sistem pelayanan kepada anggota, (3) mengembangkan kemampuan karyawan, (4) meningkatkan manajemen pengendalian persediaan untuk menghindari persaingan harga, serta (5) menerapkan budaya analisis data dan informasi serta sistem informasi manajemen yang terpadu. Kelima strategi tersebut kemudian dijabarkan lebih lanjut dengan memetakan program program strategi ke dalam rancangan arsitektur strategi untuk mengembangkan usaha PRIM KOPTI Kota Bogor.

(4)

/%"+#" " " (&%.+ / # ! * # $. #0 % $ . $./ (&(+&%-!&* '&! % %1 /- -(" + ,

(5)

Judul Skripsi : Analisis Strategi Pengembangan Usaha Pada Primer

Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia

(PRIM KOPTI) Kota Bogor

Nama : Ria Dharmanthi Kusuma Widjaja Adhi

NIM : H34054002

Disetujui, Pembimbing

Ir. Joko Purwono, M S NIP. 19600606 198601 1 002

Diketahui

Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan M anajemen

Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Nunung Kusnadi, M S NIP. 19580908 198403 1 002

(6)

2

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “ Analisis Strategi Pengembangan Usaha Pada Primer Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (PRIM KOPTI) Kota Bogor” adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi.

Bogor, Juli 2009

(7)

2

Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 12 November 1986. Penulis merupakan anak bungsu dari empat bersaudara dari pasangan (Alm) Dr. Ir. I Putu Gedjer Widjaja Adhi dan R.A. Kusumaningati Widjaja Adhi. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Regina Pacis Bogor pada tahun 1999, pendidikan menengah pertama diselesaikan pada tahun 2002 di SLTP Regina Pacis Bogor, dan pendidikan lanjutan menengah atas diselesaikan pada tahun 2005 di SM A Regina Pacis Bogor.

Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui Seleksi Penerimaan M ahasiswa Baru (SPM B) pada tahun 2005. Pada tahun 2006, penulis diterima pada Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan M anajemen sebagai mayor serta Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian sebagai minor.

Selama mengikuti pendidikan, penulis juga aktif di beberapa organisasi internal maupun eksternal kampus, seperti pengurus Himpunan M ahasiswa Peminat Ilmu ilmu Sosial Ekonomi Pertanian (M ISETA) pada Divisi Pengembangan Sumber Daya M anusia periode 2006 2007, pengurus Dewan Perwakilan M ahasiswa Fakultas Ekonomi dan M anajemen sebagai Komisi Institusi FEM periode 2006 2007, pengurus Purna Paskibraka Indonesia Kota Bogor sebagai Divisi Dana Usaha periode 2005 2008 dan Bendahara Umum periode 2008 2012, serta beberapa kepanitiaan yang bersifat sementara.

(8)

Puji syukur kepada Tuhan Yang M aha Esa atas segala berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Analisis Strategi Pengembangan Usaha Pada Primer Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (PRIMKOPTI) Kota Bogor”. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor internal dan eksternal serta merumuskan strategi strategi terbaik dalam menjalankan usaha pada PRIM KOPTI Kota Bogor.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat kekurangan karena keterbatasan dan kendala yang dihadapi. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun ke arah penyempurnaan pada skripsi ini sehingga dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Bogor, Juli 2009

(9)

3

Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang M aha Esa, penulis ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada :

1. Papa serta mamaku tercinta. Karya ini merupakan bukti kasihmu, dukunganmu, serta kerjakerasmu dalam mendidikku. Semoga ini dapat menjadi salah satu persembahan terbaik dalam hidupku.

2. Keluarga besarku. Kakak kakakku M as Ola, M ba Ani, K’Nyoman, M ba Ila, M as Yoni, M ba Kade yang selalu memberikan dukungan, doa, serta pertanyaan “kapan lulusnya”, terutama K’Nyoman dan M ba Ila yang telah menyempatkan diri untuk mengkoreksi tulisan ini. Ponakan ponakan tersayang, Prema, Helen, Heizkel, Randy, Kayika yang telah memberi keceriaan, penghiburan, serta semangat dalam penulisan skripsi ini.

3. Ir. Joko Purwono, M S selaku dosen pembimbing yang telah memberikan waktu, arahan, kritik, nasihat, serta semangat kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

4. Drs. Yusalina, M Si selaku dosen pembimbing akademik yang selalu memberikan pandangan, pencerahan, dan semangat kepada penulis selama menjadi mahasiswa Departemen Agribisnis.

5. Ir. Netti Tinaprilla, MM selaku dosen penguji utama pada ujian sidang penulis yang telah meluangkan waktunya serta memberikan kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini.

6. Eva Yolynda Aviny, SP, MM selaku dosen penguji dari wakil komisi pendidikan yang telah meluangkan waktunya serta memberikan kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini.

7. Seluruh dosen dan staf Departemen Agribisnis dan Departemen Ilmu Teknologi Pangan atas bantuan dan ilmu yang diberikan selama masa perkuliahan dan penulisan skripsi.

(10)

Kota Bogor lainnya untuk kesempatan, waktu, informasi, dan dukungan yang diberikan.

9. Bapak Tonny Simatupang dan seluruh karyawan Seksi Koperasi Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Bogor untuk waktu, informasi dan ilmu yang telah diberikan.

10. Theresia Wahyuni atas saran dan kritikan yang telah diberikan selaku pembahas dalam seminar penulis.

11. Teman teman satu bimbingan skipsi, Nti dan Ube, untuk nya, masukan, semangat, dukungan dan doa dalam menyusun skripsi ini.

12. Kakakku, sahabatku, sekaligus kekasihku, Isidorus Hendy dan seluruh keluarganya. atas doa, dukungan, semangat, keterbukaan, keceriaan dan kasih sayangnya.

13. Sahabatku dari SD, Paulina Leto. Setiap orang punya jalan masing masing dalam hidupnya dan semuanya terbentur pada pilihan. Namun, pilihan untuk menjadi sahabatmu merupakan salah satu keputusan terbaik atas hidupku. Terima kasih sahabat atas doa dan dukunganmu.

14. Keluargaku di sekolah dulu, Paksina 2003. Fajar, M er, Batax, Putra, Pesoy, Chicha, Lisa, Kapten, Adhi, Aling, Gio, Onya, Jakaw.

dan juga atas semangat, dukungan dan juga doanya selama menyusun skripsi ini. !" "#yang telah menjadi teman senasib sepenanggungan di IPB.

15. Teman teman dan sahabat sahabat Recis. Rani, Wina, Dhisti, Icha, Noni, Jeni, Thia, Nat2, Vita, M etha, Aryo, Sally, Achit , Aji, Ari, Gadis, Ayu, Putri, Bebex, Ricca, Susan, Odil, Cae, Ferio. Duniaku kaya, penuh warna, pelajaran serta perbedaan karena kalian smua.

(11)
(12)

RIA DHARM ANTHI KUSUM A WIDJAJA ADHI. H34054002. 2009. !"#"# $% $&'" & '&() ' # * + , %"(&% -+&% #" %-,.#& &(+& *.

,- &#" -$ -'-% Skripsi. Departemen Agribisnis,

Fakultas Ekonomi dan M anajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JOKO PURWONO)

Kedelai merupakan salah satu pangan strategis bagi bangsa Indonesia. Namun, dari lima komoditas pangan utama yaitu beras, jagung, kedelai, gula, dan daging sapi, kedelai merupakan komoditas dengan proyeksi pertumbuhan produksi nasional paling kecil, sedangkan konsumsinya diproyeksikan akan naik jauh lebih cepat. Kekurangan persediaan kedelai dalam negeri ini menyebabkan Indonesia menggantungkan kebutuhan kedelainya dari pasokan impor. Salah satu dampak dari besarnya impor kedelai ini ialah fluktuasi harga kedelai. Kondisi ini sangat berpengaruh terhadap kelangsungan usaha pengrajin tempe dan tahu yang menggunakan bahan baku kedelai. Primer Koperasi Produsen Tempe dan Tahu Indonesia (PRIM KOPTI) Kota Bogor merupakan koperasi primer bagi para pengrajin tempe dan tahu di Kota Bogor yang memiliki fungsi utama sebagai penyedia kedelai bagi anggotanya. Selain fluktuasi harga, PRIM KOPTI Kota Bogor juga menghadapi indikasi penurunan jumlah anggota serta potensi pasar yang belum dimasuki oleh PRIM KOPTI Kota Bogor di tengah situasi persaingan yang sangat ketat. Kondisi tersebut menunjukan bahwa PRIM KOPTI Kota Bogor harus melakukan langkah langkah strategis untuk dapat mengembangkan usahanya agar pada akhirnya dapat meningkatan ekonomi usaha anggota PRIM KOPTI Kota Bogor.

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengidentifikasi lingkungan internal yang menjadi kekuatan dan kelemahan serta lingkungan eksternal yang menjadi peluang dan ancaman bagi usaha PRIM KOPTI Kota Bogor dan (2) merumuskan alternatif strategi pengembangan usaha yang dapat diterapkan oleh PRIMKOPTI Kota Bogor. Penelitian dilakukan di Primer Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (PRIM KOPTI) Kota Bogor pada bulan M aret hingga Juni 2009. Sebanyak tiga responden dikumpulkan dalam penelitian ini, dua responden berasal dari pihak internal dan satu responden dari pihak eksternal. Responden dari pihak internal yaitu Ketua Badan Pengurus dan Ketua Badan Pengawas PRIM KOPTI Kota Bogor, sedangkan responden pihak eksternal yaitu Kepala Seksi Koperasi Dinas Perindustrian, Perdangangan dan Koperasi Kota Bogor. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini meliputi M atriks IFE (

), M atriks EFE ( ), M atriks IE

( , M atriks SWOT ( )

dan Arsitektur Strategi.

(13)

secara berturut turut dari yang paling lemah yaitu (1) belum menggunakan sistem informasi manajemen secara terpadu, (2) kurangnya loyalitas anggota, (3) biaya usaha yang tinggi, (4) anggota kurang merasakan manfaat berkoperasi setelah tidak bekerjasama dengan BULOG serta (5) tidak melakukan riset. Berdasarkan hasil identifikasi lingkungan eksternal dan analisis matriks EFE maka peluang yang dihadapi oleh PRIMKOPTI Kota Bogor secara berturut dimulai dari yang terbesar antara lain (1) Pembeli utama yang memiliki identitas ganda dapat mendorong untuk membesarkan usaha koperasi, (2) laju pertumbuhan ekonomi Jawa Barat semakin meningkat, (3) pembinaan dan pelatihan koperasi & UKM oleh pemerintah, (4) peningkatan konsumsi kedelai dan (5) berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi. Sedangkan ancamannya secara berturut turut dari ancaman terbesar adalah (1) persaingan harga kedelai, (2) harga kedelai berfluktuasi, (3) penyimpangan paradigma masyarakat Indonesia terhadap koperasi, (4) impor kedelai semakin meningkat, (5) importir kedelai memiliki kekuatan tawar menawar yang sangat kuat, serta (6) tidak ada hambatan masuk untuk pesaing baru.

Total nilai tertimbang IFE sebesar 2,781 (rata rata) dan total nilai tertimbang EFE sebesar 2,574 (menengah) menempatkan PRIM KOPTI Kota Bogor pada sel V di dalam M atriks IE. Hasil tersebut menunjukan bahwa PRIM KOPTI Kota Bogor berada pada kondisi jaga dan pertahankan. Pada sel ini, strategi yang umum dilakukan ialah penetrasi pasar dan pengembangan produk. Aplikasi strategi tersebut ialah melalui penerapan strategi yang dibuat melalui analisis M atriks SWOT yaitu (1) mengembangkan strategi promosi yang dapat meningkatkan penjualan, (2) mengembangkan sistem pelayanan kepada anggota, (3) mengembangkan kemampuan karyawan, (4) meningkatkan manajemen pengendalian persediaan untuk menghindari persaingan harga, serta (5) menerapkan budaya analisis data dan informasi serta sistem informasi manajemen yang terpadu. Kelima strategi tersebut kemudian dijabarkan lebih lanjut dengan memetakan program program strategi ke dalam rancangan arsitektur strategi untuk mengembangkan usaha PRIM KOPTI Kota Bogor.

(14)

/%"+#" " " (&%.+ / # ! * # $. #0 % $ . $./ (&(+&%-!&* '&! % %1 /- -(" + ,

(15)

Judul Skripsi : Analisis Strategi Pengembangan Usaha Pada Primer

Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia

(PRIM KOPTI) Kota Bogor

Nama : Ria Dharmanthi Kusuma Widjaja Adhi

NIM : H34054002

Disetujui, Pembimbing

Ir. Joko Purwono, M S NIP. 19600606 198601 1 002

Diketahui

Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan M anajemen

Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Nunung Kusnadi, M S NIP. 19580908 198403 1 002

(16)

2

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “ Analisis Strategi Pengembangan Usaha Pada Primer Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (PRIM KOPTI) Kota Bogor” adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi.

Bogor, Juli 2009

(17)

2

Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 12 November 1986. Penulis merupakan anak bungsu dari empat bersaudara dari pasangan (Alm) Dr. Ir. I Putu Gedjer Widjaja Adhi dan R.A. Kusumaningati Widjaja Adhi. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Regina Pacis Bogor pada tahun 1999, pendidikan menengah pertama diselesaikan pada tahun 2002 di SLTP Regina Pacis Bogor, dan pendidikan lanjutan menengah atas diselesaikan pada tahun 2005 di SM A Regina Pacis Bogor.

Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui Seleksi Penerimaan M ahasiswa Baru (SPM B) pada tahun 2005. Pada tahun 2006, penulis diterima pada Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan M anajemen sebagai mayor serta Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian sebagai minor.

Selama mengikuti pendidikan, penulis juga aktif di beberapa organisasi internal maupun eksternal kampus, seperti pengurus Himpunan M ahasiswa Peminat Ilmu ilmu Sosial Ekonomi Pertanian (M ISETA) pada Divisi Pengembangan Sumber Daya M anusia periode 2006 2007, pengurus Dewan Perwakilan M ahasiswa Fakultas Ekonomi dan M anajemen sebagai Komisi Institusi FEM periode 2006 2007, pengurus Purna Paskibraka Indonesia Kota Bogor sebagai Divisi Dana Usaha periode 2005 2008 dan Bendahara Umum periode 2008 2012, serta beberapa kepanitiaan yang bersifat sementara.

(18)

Puji syukur kepada Tuhan Yang M aha Esa atas segala berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Analisis Strategi Pengembangan Usaha Pada Primer Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (PRIMKOPTI) Kota Bogor”. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor internal dan eksternal serta merumuskan strategi strategi terbaik dalam menjalankan usaha pada PRIM KOPTI Kota Bogor.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat kekurangan karena keterbatasan dan kendala yang dihadapi. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun ke arah penyempurnaan pada skripsi ini sehingga dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Bogor, Juli 2009

(19)

3

Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang M aha Esa, penulis ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada :

1. Papa serta mamaku tercinta. Karya ini merupakan bukti kasihmu, dukunganmu, serta kerjakerasmu dalam mendidikku. Semoga ini dapat menjadi salah satu persembahan terbaik dalam hidupku.

2. Keluarga besarku. Kakak kakakku M as Ola, M ba Ani, K’Nyoman, M ba Ila, M as Yoni, M ba Kade yang selalu memberikan dukungan, doa, serta pertanyaan “kapan lulusnya”, terutama K’Nyoman dan M ba Ila yang telah menyempatkan diri untuk mengkoreksi tulisan ini. Ponakan ponakan tersayang, Prema, Helen, Heizkel, Randy, Kayika yang telah memberi keceriaan, penghiburan, serta semangat dalam penulisan skripsi ini.

3. Ir. Joko Purwono, M S selaku dosen pembimbing yang telah memberikan waktu, arahan, kritik, nasihat, serta semangat kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

4. Drs. Yusalina, M Si selaku dosen pembimbing akademik yang selalu memberikan pandangan, pencerahan, dan semangat kepada penulis selama menjadi mahasiswa Departemen Agribisnis.

5. Ir. Netti Tinaprilla, MM selaku dosen penguji utama pada ujian sidang penulis yang telah meluangkan waktunya serta memberikan kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini.

6. Eva Yolynda Aviny, SP, MM selaku dosen penguji dari wakil komisi pendidikan yang telah meluangkan waktunya serta memberikan kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini.

7. Seluruh dosen dan staf Departemen Agribisnis dan Departemen Ilmu Teknologi Pangan atas bantuan dan ilmu yang diberikan selama masa perkuliahan dan penulisan skripsi.

(20)

Kota Bogor lainnya untuk kesempatan, waktu, informasi, dan dukungan yang diberikan.

9. Bapak Tonny Simatupang dan seluruh karyawan Seksi Koperasi Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Bogor untuk waktu, informasi dan ilmu yang telah diberikan.

10. Theresia Wahyuni atas saran dan kritikan yang telah diberikan selaku pembahas dalam seminar penulis.

11. Teman teman satu bimbingan skipsi, Nti dan Ube, untuk nya, masukan, semangat, dukungan dan doa dalam menyusun skripsi ini.

12. Kakakku, sahabatku, sekaligus kekasihku, Isidorus Hendy dan seluruh keluarganya. atas doa, dukungan, semangat, keterbukaan, keceriaan dan kasih sayangnya.

13. Sahabatku dari SD, Paulina Leto. Setiap orang punya jalan masing masing dalam hidupnya dan semuanya terbentur pada pilihan. Namun, pilihan untuk menjadi sahabatmu merupakan salah satu keputusan terbaik atas hidupku. Terima kasih sahabat atas doa dan dukunganmu.

14. Keluargaku di sekolah dulu, Paksina 2003. Fajar, M er, Batax, Putra, Pesoy, Chicha, Lisa, Kapten, Adhi, Aling, Gio, Onya, Jakaw.

dan juga atas semangat, dukungan dan juga doanya selama menyusun skripsi ini. !" "#yang telah menjadi teman senasib sepenanggungan di IPB.

15. Teman teman dan sahabat sahabat Recis. Rani, Wina, Dhisti, Icha, Noni, Jeni, Thia, Nat2, Vita, M etha, Aryo, Sally, Achit , Aji, Ari, Gadis, Ayu, Putri, Bebex, Ricca, Susan, Odil, Cae, Ferio. Duniaku kaya, penuh warna, pelajaran serta perbedaan karena kalian smua.

(21)

Abel, Ayu, James, Ratna, Pipin dan semua keluarga besar AGB

AGB 42, $ !!

17. Sahabat sahabat di asrama dan TPB. Ery, Wiwi, Janti, Opik, Adib, Opek, Gigih, Sihol, Tere, Serasi, Agnes. Hidup di asrama dan TPB terasa menyenangkan, ceria, dan damai bersama dengan kalian semua.

18. Seluruh teman teman Purna Pasibraka Indonesia Kota Bogor. Dedek, Handi, Achink, Avi, Ian, Tika, M umuy, Iya, Rully, Joe, Indri, Virzy dan semua

teman seperjuangan di PPI 2003, !! K’Bowo

. K’Angga, K’Adit, K’M egan, K’Tito, Rian, Ridwan, M aul, Adel, Ijo dan semua rekan rekan pengurus 2008 2012, % & , maaf ya... Lanjutkan! He e...

19. Teman teman Brahmacarya dan KM HD IPB. Arya, Konyer, Nyomi, Ayu, Stevi, Tiwi, Dede, Rajiv, Ewo, M ita, Eka, Tia, Nuge untuk dukungan, ilmu, dan semangat selama menjadi mahasiswa maupun selama penyusunan skripsi ini.

20. Teman teman The Future Leaders 2008. Sekarang semakin yakin, kalian semua merupakan orang orang terpilih yang memiliki potensi besar untuk membangun bangsa ini. Kalian telah memotivasi bukan sekedar dari perkataan dan optimisme, tapi juga perbuatan nyata. Terima kasih atas motivasi besar itu. M antap!!

21. Teman teman Beswan Djarum 2007, alumni alumni, adik adik beswan, dan juga seluruh pihak PT Djarum atas kesempatan, pengalaman, masukan serta bekal untuk pengembangan diri.

22. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, terima kasih atas bantuannya.

(22)

Halaman

2.1.3. Sistem Agribisnis Kedelai ……….. 13

2.2. Koperasi ……… 15

2.2.1. Fungsi dan Peran Koperasi ... 16 2.2.2. Prinsip Koperasi ... 17 2.2.3. Jenis Jenis Organisasi Koperasi ... 17 2.3 Penelitian Terdahulu ... 18 ... 24 3.1. M anajemen Strategis ... 24 3.1.1. Pengertian M anajemen Strategis ... 24 3.1.2. Proses M anajemen Strategis ... 25 3.2. Formulasi Strategi ... 26 3.2.1. M engembangkan Pernyataan Visi dan M isi ... 26 3.2.2. Audit Internal ... 28 3.2.3. Audit Eksternal ... 29 3.2.4. M enetapkan Tujuan Jangka Panjang ... 31 3.2.5. M erumuskan, M enetapkan dan M emilih Strategi ... 32 3.3. Kerangka Pemikiran Operasional ... 35

4 ... 37 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... 37 4.2. Jenis dan Sumber Data ... 37 4.3. M etode Pengolahan Data ... 39 4.3.1. M etode Deskriptif ... 39 4.3.2. M atriks Evaluasi Faktor Internal (IFE M atriks) ... 40 4.3.3. M atriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE M atriks) ... 42 4.3.4. M atriks Internal Eksternal (IE) ... 43 4.3.5. Analisis M atriks SWOT ... 43 4.3.6. Arsitektur Strategik ... 44

4 ... 46

(23)

5.2. Visi dan M isi PRIMKOPTI Kota Bogor ... 48 5.3. Struktur Organisasi PRIM KOPTI Kota Bogor ... 48 5.4. Kegiatan Usaha PRIMKOPTI Kota Bogor ... 51 5.5. Pelaksanaan Prinsip Koperasi ... 53

4 ... 56

6.1. Analisis Lingkungan Internal ... 57 6.2. Analisis Lingkungan Eksternal ... 69

4 ... 77

7.1. Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan Internal ... 77 7.2. Identifikasi Peluang dan Ancaman Eksternal ... 80 7.3. Analisis M atriks IFE ... 83 7.4. Analisis M atriks EFE ... 85 7.5. Analisis M atriks IE ... 87 7.6. Analisis M atriks SWOT ... 88 7.7. Arsitektur Strategi ... 96 7.8. Konsistensi Analisis Perumusan Strategi ... 104

4 ………. 106

(24)

Nomor Halaman

1. Perkembangan Rasio Impor Pangan Strategis Tahun 2004 dan 2005 ...

1

2. Konsumsi Penduduk Indonesia terhadap Berbagai Pangan

Sumber Protein Tahun 2003 2007 ... 2

3. Rata rata Harga Pangan Sumber Protein Tahun 2006/2007 (dalam rupiah/kilogram) ...

3

4. Jumlah Anggota PRIM KOPTI Kota Bogor Tahun 2007 dan 2008 5

5. Komposisi Zat Gizi Tempe dan Tahu ... 10

6. Produksi, Luas Panen, dan Produktivitas Kedelai Nasional ... 14

7. M atriks SWOT ... 33

8. Jenis dan Sumber Data ... 38 9. Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal ... 40

10. M atriks ... 41

11. M atriks ... 43

12. Jumlah Anggota PRIM KOPTI Kota Bogor Tahun 2007 dan 2008 60

13. Rekap Harga Kedelai Bulan Januari 2009 ... 62 14. Perkembangan Unit Usaha Simpan Pinjam Tahun 2007 dan 2008 67

15. Perkembangan Produksi dalam Negeri, Impor dan Pasokan Kedelai Tahun 1999 2008 di Indonesia ...

69

16. Perkembangan Harga Kedelai Lokal dan Kedelai Impor Tahun 2005 2008 ...

70

17. Perbandingan Koperasi dan Perusahaan ... 73

18. Hasil Analisis Lingkungan Internal ... 80

19. Hasil Analisis Lingkungan Eksternal ... 83

20. Hasil Analisis M atriks IFE ... 84

(25)

22. M atriks SWOT PRIMKOPTI Kota Bogor ... 94

(26)

Nomor Halaman

1. Diagram Alir Pembuatan Tempe ... 11 2. Diagram Alir Pembuatan Tahu ... 13

3. M odel Komprehensif Proses M anajemen Strategis ... 26

4. M odel Lima Kekuatan Porter ... 29

5. M atriks Internal Eksternal ... 33

6. Perencanaan Strategik dengan Pendekatan Arsitektur Strategik.... 34 7. Kerangka Pemikiran Operasional ... 36

8. Struktur Organisasi PRIM KOPTI Kota Bogor ... 48

9. Lingkungan PRIM KOPTI Kota Bogor ... 56

10. Penjualan Kedelai PRIM KOPTI Kota Bogor ... 59

11. Biaya Usaha PRIM KOPTI Kota Bogor per 30 September 2008 ... 64 12. Berbagai Saluran Tataniaga Kedelai PRIM KOPTI Kota Bogor ... 65

13. Perkembangan Harga Kedelai di Pasar Dunia ... 70

14. Produk Domestik Bruto M enurut Lapangan Usaha di Indonesia.. 71

15. M atriks IE PRIM KOPTI Kota Bogor ... 87

16. M odel Prilaku Pembeli ... 90 17. Tahap Proses Pelatihan dan Pengembangan ... 92

(27)

Nomor Halaman

1. Konsumsi Penduduk Indonesia terhadap Berbagai Kelompok Pangan Tahun 2003 2007 ...

111

2. Kuisioner Penelitian Analisis Lingkungan Internal dan

Eksternal PRIMKOPTI Kota Bogor ...

112

3. M atriks Penelitian Bobot Faktor Strategis Internal ... 121

4. Nilai Bobot Faktor Strategis Internal ... 122 5. Nilai Ranting Faktor Strategis Internal ... 123

6. M atriks Penelitian Bobot Faktor Strategis Eksternal ... 123

7. Nilai Bobot Faktor Strategis Eksternal ... 125

(28)

$ % &! / '

Kedelai merupakan salah satu pangan strategis bagi bangsa Indonesia. Namun dari lima komoditas pangan utama yaitu beras, jagung, kedelai, gula dan daging sapi, kedelai merupakan komoditas dengan proyeksi pertumbuhan produksi paling kecil, yaitu hanya 0,19 persen per tahun, sebaliknya konsumsi diproyeksikan akan naik jauh lebih cepat yaitu 2,36 persen per tahun (15 kali lebih cepat dibanding produksi) (Balitbangtan 2005). Hal ini menyebabkan Indonesia menggantungkan kebutuhan kedelainya dari pasokan impor. Dari Tabel 1, dapat dilihat bahwa rasio impor kedelai di Indonesia paling besar dibandingkan dengan komoditas pangan utama lainnya yaitu 60,98 persen pada tahun 2004 dan 57,60 persen pada tahun 2005. Dampak dari besarnya impor kedelai ini ialah fluktuasi harga kedelai yang tergantung dari harga kedelai di pasar dunia dan juga nilai tukar rupiah yang berfluktuasi.

)&! 5 Perkembangan Rasio Impor Pangan Strategis Tahun 2004 dan 2005 Komoditas Produksi

(000 Ton)

Impor (000 Ton)

Tersedia (000 Ton)

Rasio Impor (%)

2004 2005 2004 2005 2004 2005 2004 2005

Beras 34.184 34.223 236 189 31.310 31.729 0.75 0.60

Jagung 11.225 12.524 1.089 186 11.911 12.275 9.14 1.52

Kedelai 723 808 1.116 1.086 1.830 1.885 60.98 57.60

Gula 2.052 2.052 559 1.256 2.623 3.435 21.31 36.57

Daging sapi 291 236 12 20 303 256 3.89 7.78

Sumber : Departemen Pertanian (2006)

(29)

bentuk olahan tanpa melalui fermentasi adalah yuba, sere, susu kedelai, tahu, tauge, dan tepung kedelai.

)&! Konsumsi Penduduk Indonesia terhadap Berbagai Pangan Sumber Protein Tahun 2003 2007

Kelompok Pangan Konsumsi (Kilogram/kapita/tahun)

2003 2004 2005 2006 2007

Daging ruminansia 1.76 1.96 1.81 1.39 1.84

Daging unggas 4.21 4.02 4.07 3.20 4.41

Telur 5.42 5.78 6.12 5.80 6.78

Ikan 18.75 17.84 18.58 17.77 17.89

Kedelai 6.93 7.22 7.78 8.31 8.62

Kacang tanah 0.57 0.66 0.69 0.49 0.74

Sumber : Badan Ketahanan Pangan (2007)

Sebagian besar masyarakat Indonesia menyukai bentuk olahan kedelai berupa tempe dan tahu. Sebanyak lima puluh persen kedelai dikonsumsi dalam bentuk tempe, empat puluh persen dalam bentuk tahu dan sepuluh persen dalam bentuk olahan lain1. Hal ini didukung juga oleh peningkatan konsumsi kedelai per

kapita pada tahun 2003 2007 (Tabel 2) yang mengindikasikan bahwa tahu dan tempe semakin dipilih masyarakat untuk dikonsumsi. Beberapa faktor penting yang menyebabkan produk olahan kedelai ini dipilih untuk dikonsumsi oleh masyarakat ialah kandungan gizi tempe dan tahu. Tempe dan tahu diakui sebagai pangan yang bernilai gizi tinggi oleh dunia internasional (Hermana 1985). Zat gizi utama tempe dan tahu ialah protein dengan kandungan protein pada tempe dan tahu secara berturut turut ialah 18,3 persen dan 7,9 persen. Selain itu, dengan gizi yang cukup tinggi, dapat dikatakan bahwa tempe dan tahu memiliki harga yang relatif terjangkau bagi masyarakat dibandingkan dengan sumber makanan lainnya. Perbandingan harga tersebut dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel tersebut menunjukan bahwa kedelai memiliki harga yang relatif terjangkau dengan kisaran harga antara Rp 4500 5000 per kilogram. Faktor penting lainnya yang menjadikan tempe dan tahu populer di mata masyarakat ialah keberadaan tempe dan tahu yang

1

(30)

cocok bila dihidangkan dengan nasi dan kemudahan dalam pengolahan, seperti digoreng atau ditumis. Faktor faktor tersebut menyebabkan tempe dan tahu menjadi salah satu pangan untuk perbaikan gizi dalam peningkatan kesejahteraan penduduk Indonesia.

)&! . Rata rata Harga Pangan Sumber Protein Tahun 2006/2007 (dalam rupiah/kilogram)

Komoditas Normal

Luar HBKN (Januari Desember)

HBKN 2006/2007 Puasa & Lebaran

(H 7 s/d H+7)

Natal & Tahun Baru

Kedelai (Lokal) 4.869 4.700 5.000

Kedelai (Impor) 4.859 4.500 5.000

Kacang Tanah 8.333 8.929 8.885

Daging Sapi 44.378 46.657 47.119

Daging Ayam 13.694 18.829 14.340

Telur Ayam Ras 7.734 8.792 7.997

Sumber : Badan Ketahanan Pangan (2006)

(31)

KOPTI di seluruh Indonesia ialah usaha mengelola pembelian kedelai secara kolektif (distribusi kedelai).

Berbagai kondisi yang dihadapi dalam perkedelaian di Indonesia seperti besarnya impor kedelai, fluktuasi harga dan potensi tempe tahu sebagai bahan pangan untuk perbaikan gizi, secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap kelangsungan usaha KOPTI dan berikutnya akan berpengaruh juga pada usaha pengolahan tempe dan tahu milik anggotanya. KOPTI sebagai wadah bagi para pengrajin tempe dan tahu memerlukan langkah langkah strategis agar dapat mengembangkan usahanya dalam menghadapi kondisi lingkungannya sehingga dapat mencapai kesejahteraan bagi seluruh pengrajin tempe dan tahu di Kota Bogor.

&%.(.# # ! *

Primer Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (PRIMKOPTI) Kota Bogor merupakan koperasi bagi para pemilik usaha pengolahan tempe dan tahu di Kota Bogor yang telah berdiri sejak tahun 1979. Pendirian koperasi ini didasarkan pada kebutuhan bersama para pengrajin tempe dan tahu yang menginginkan peningkatan kesejahteraan bersama. Peningkatan kesejahteraan ini diwujudkan melalui usaha usaha yang dimiliki oleh PRIM KOPTI. Usaha utama yang menjadi cikal bakal berdirinya seluruh KOPTI di Indonesia termasuk PRIM KOPTI Kota Bogor ialah usaha pembelian kedelai secara kolektif untuk memenuhi kebutuhan bahan baku pengolahan tempe dan tahu.

Sebelum tahun 1998, impor kedelai ditangani oleh Badan Urusan Logistik (BULOG). PRIMKOPTI Kota Bogor bertugas menyalurkan kedelai yang berasal dari BULOG tersebut kepada para anggota. BULOG mematok harga kedelai untuk KOPTI dibawah harga pasar sehingga PRIM KOPTI Kota Bogor memiliki harga kedelai yang cukup bersaing. Berdasarkan Surat Keputusan Presiden No. 19/1998, BULOG tidak lagi menangani impor kedelai. Sejak itu KOPTI di seluruh Indonesia termasuk PRIM KOPTI Kota Bogor memasuki pasar bebas. Pasokan kedelai mulai diimpor melalui asosiasi importir kedelai yang dimiliki oleh pengusaha pengusaha besar.

(32)

Bogor juga menghadapi situasi persaingan yang sangat ketat di dalam usaha penyaluran kedelai kepada para pengrajin tempe dan tahu. Persaingan usaha tersebut menyebabkan usaha penyaluran kedelai PRIM KOPTI Kota Bogor sempat mengalami kelesuan pada tahun 2005 sampai pertengahan tahun 2008. Koperasi bersaing dengan pedagang pedagang pasar atau toko toko grosir di Kota Bogor. Para pesaing memiliki keunggulan biaya yang lebih rendah karena tidak memiliki manajemen organisasi yang sebesar koperasi. Usahanya juga terdifersifikasi, bukan hanya kedelai, namun menjual berbagai kebutuhan pokok lainnya. Ketika mereka rugi sedikit pada harga kedelai, mereka menutupinya dengan bahan pangan lain. Strategi umum yang biasa dilakukan pesaing untuk merebut pasar ialah dengan menawarkan harga yang bersaing. Hal ini mungkin dilakukan karena selain memiliki biaya usaha yang relatif lebih rendah daripada koperasi, para pengrajin tempe dan tahu sangat tertarik dengan penawaran harga yang lebih rendah. Toko toko tersebut selalu berusaha untuk memberikan harga yang lebih rendah daripada harga yang diberikan PRIM KOPTI dan pelayanan yang sama dengan PRIMKOPTI Kota Bogor, seperti layanan antar ke tempat tujuan dan layanan piutang dagang.

(33)

)&! Jumlah Anggota PRIMKOPTI Kota Bogor Tahun 2007 dan 2008

2007 2008

Anggota Aktif 80 62

Tidak Aktif 52 58

Pindah Domisili 24 24

Jumlah Anggota 156 144

Sumber : Laporan Tahunan Pengurus PRIMKOPTI Kota Bogor Tahun Buku 2007 dan 2008

Indikasi adanya penurunan jumlah anggota serta potensi pasar yang belum dimasuki oleh PRIM KOPTI Kota Bogor di tengah situasi persaingan yang sangat ketat menunjukan bahwa PRIM KOPTI Kota Bogor harus melakukan langkah langkah strategis untuk dapat mengembangkan usahanya agar pada akhirnya diharapkan akan berujung pada peningkatan ekonomi usaha anggota PRIM KOPTI Kota Bogor. Langkah strategis ini harus dimulai dengan mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal PRIM KOPTI Kota Bogor secara lebih komprehensif, kemudian baru dilanjutkan pada perumusan strategi untuk dapat memanfaatkan kekuatan dan mengatasi kelemahan yang dimiliki serta menghadapi peluang dan menghindari ancaman yang ada. Dalam merumuskan strategi yang efektif, dibutuhkan serangkaian proses analisis internal dan eksternal untuk mengidentifikasi variabel variabel kunci yang berkaitan erat dengan pengembangan usaha PRIM KOPTI Kota Bogor ke depan. Berdasarkan uraian di atas maka terdapat beberapa pembahasan dalam penelitian ini, yaitu:

1) Faktor internal apa saja yang menjadi kekuatan dan kelemahan serta faktor eksternal apa saja yang menjadi peluang dan ancaman bagi usaha PRIM KOPTI Kota Bogor?

2) Apa saja alternatif strategi yang dapat dilakukan oleh PRIM KOPTI Kota Bogor untuk mengembangkan usahanya?

.1.

(34)

1) M engidentifikasi lingkungan internal yang menjadi kekuatan dan kelemahan serta lingkungan eksternal yang menjadi peluang dan ancaman bagi usaha PRIM KOPTI Kota Bogor.

2) M erumuskan beberapa alternatif strategi pengembangan usaha yang dapat diterapkan oleh PRIMKOPTI Kota Bogor.

6 $ & &!"$"

M anfaat dari penelitian ini antara lain sebagai :

1) M asukan strategis bagi Primer Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia Kota Bogor dalam mengembangkan usahanya.

2) Referensi bagi pemerintah dalam menentukan kebijakan perkedelaian dan produk turunannya serta kebijakan perkoperasian di Indonesia.

3) M edia belajar serta referensi bagi civitas akademika untuk melakukan penelitian lanjutan.

. ' " '/.+

(35)

5 &,&! " , %-,./ ! * 0

Kedelai merupakan tanaman semusim, berupa semak rendah, tumbuh tegak, berdaun lebat dengan beragam morfologi. Nama botani kedelai yang dibudidayakan ialah $ (L.) M errill. Kedelai termasuk biji bijian yang sangat mudah rusak sehingga penanganan pascapanennya harus dilakukan secara lebih seksama. Kehilangan dan kerusakan pascaspanen talah terjadi sejak saat panen yang berlanjut sampai siap untuk diperdagangkan atau disimpan.

Pengolahan kedelai dapat dikelompokan menjadi dua macam yaitu dengan fermentasi dan tanpa fermentasi (Kasryno et. al. 1985). Pengolahan melalui fermentasi akan menghasilkan kecap, oncom, tauco, dan tempe. Sedangkan bentuk olahan tanpa melalui fermentasi adalah yuba, sere, susu kedelai, tahu, tauge, dan tepung kedelai. Dalam penelitian ini akan dibahas dua produk olahan kedelai saja yaitu tempe dan tahu.

5 5 &(+&

Tempe adalah makanan yang terbuat dari fermentasi biji kedelai atau beberapa bahan lain dengan menggunakan beberapa jenis kapang ' ( ,

seperti ' ( , ' ( ( , ' ( (kapang roti),

atau ' ( ( . Di antara hasil olah kedelai yang difermentasikan, tempe diakui dunia internasional sebagai makanan asli Indonesia (Hermana 1985).

(36)

oleh orang orang Tionghoa yang memproduksi makanan sejenis, yaitu %

kedelai yang difermentasikan menggunakan kapang ) . Selanjutnya, teknik pembuatan tempe menyebar ke seluruh Indonesia, sejalan dengan penyebaran masyarakat Jawa yang bermigrasi ke seluruh penjuru tanah air2.

Tempe dikenal oleh masyarakat Eropa melalui orang orang Belanda. Pada tahun 1895, Prinsen Geerlings (ahli kimia dan mikrobiologi dari Belanda) melakukan usaha yang pertama kali untuk mengidentifikasi kapang tempe. Perusahaan perusahaan tempe pertama di Eropa dimulai di Belanda oleh para imigran dari Indonesia. M elalui Belanda, tempe telah populer di Eropa sejak tahun 1946. Pada tahun 1984 sudah tercatat 18 perusahaan tempe di Eropa, 53 di Amerika, dan delapan perusahaan di Jepang. Di beberapa negara lain, seperti Republik Rakyat Cina, India, Taiwan, Sri Lanka, Kanada, Australia, Amerika Latin, dan Afrika, tempe sudah mulai dikenal di kalangan terbatas3.

Kapang yang tumbuh pada kedelai menghidrolisis senyawa senyawa kompleks menjadi senyawa sederhana yang mudah dicerna oleh manusia. Tempe kaya akan serat pangan, kalsium, vitamin B dan zat besi. Selain itu, '*

selama fermentasi menghasilkan zat antibakteri yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri gram positif dan diduga dapat memperkuat daya tahan tubuh terhadap penyakit (Wang * 1975, diacu dalam Hermana 1985). Penelitian membuktikan berbagai macam kandungan dalam tempe mempunyai nilai obat sehingga tempe berpotensi digunakan untuk melawan radikal bebas. Tempe juga dapat menghambat proses penuaan dan mencegah terjadinya penyakit degeneratif ( , jantung koroner, diabetes melitus, kanker, dan lain lain). Selain itu tempe juga mengandung zat antibakteri penyebab diare, penurun kolesterol darah, pencegah penyakit jantung, hipertensi, dan lain lain 4.

Komposisi gizi tempe (kadar protein, lemak, dan karbohidrat) tidak banyak berubah dibandingkan dengan kedelai. Namun, karena adanya enzim pencernaan yang dihasilkan oleh kapang tempe, maka protein, lemak, dan karbohidrat pada tempe menjadi lebih mudah dicerna di dalam tubuh

2

Tempe. http://www.id.wikipedia.org/tempe [13 Januari 2009]

3

Tempe. http://www.id.wikipedia.org/tempe. [13 Januari 2009]

4

(37)

dibandingkan dengan yang terdapat dalam kedelai5. Komposisi zat gizi tempe dapat dilihat pada Tabel 5.

)&! . Komposisi Zat Gizi Tempe dan Tahu (per 100 gram)

Zat Gizi Tempe Tahu

Cara pembuatan tempe adalah sebagai berikut 6

:

1) Bersihkan kedelai kemudian rendam satu malam supaya kulitnya mudah lepas 2) Kupas kulit arinya dengan cara diinjak injak. Bila ada, dapat menggunakan

mesin pengupas kedelai

3) Setelah dikupas dan dicuci bersih, kukus dalam dandang selama satu jam. 4) Kemudian angkat dan dinginkan dalam tampah besar

5) Setelah dingin, dicampur dengan ragi tempe sebanyak 20 gram 6) M asukkan campuran tersebut dalam cetakan yang dialasi plastik atau

dibungkus dengan daun pisang. Daun atau plastik dilubangi agar jamur tempe mendapat udara dan dapat tumbuh dengan baik

7) Tumpuk cetakan dan tutup dengan karung goni supaya menjadi hangat. 8) Setelah satu malam jamur mulai tumbuh dan keluar panas

9) Ambil cetakan cetakan tersebut dan letakkan diatas rak, berjajar satu lapis dan biarkan selama satu malam

10) Keluarkan tempe dari cetakannya.

5

Astawan, Made. 2003. Tempe Sumber Antioksidan dan Antibiotika. http://www.gizi.net. [13 Januari 2009]

6

(38)

() % 5 Diagram Alir Pembuatan Tempe7

5 *.

Produk olahan kedelai lainnya yang banyak dikonsumsi oleh masyrakat Indonesia ialah tahu. Tahu adalah kata serapan dari bahasa Hokkian yaitu . Tahu pertama kali muncul di Tiongkok sejak zaman Dinasti Han sekitar 2200 tahun lalu. Penemunya adalah Liu An yang merupakan seorang bangsawan, cucu dari Kaisar Han Gaozu, Liu Bang yang mendirikan Dinasti Han. Di Jepang, tahu dikenal dengan nama . Tofu dibawa oleh para perantau Cina sehingga

7

(39)

makanan ini menyebar ke Asia Timur dan Asia Tenggara, lalu juga akhirnya ke seluruh dunia 8.

Tahu dibuat dengan cara mengendapkan protein dari sari kedelai panas dengan menggunakan bahan penggumpal. Selain protein, zat zat lain dalam kedelai juga terbawa ke dalam endapan. Tahu biasanya dipasarkan setelah dibentuk atau dicetak dan dipotong potong. Tahap dalam proses produksi tahu adalah sebagai berikut 9:

1) Kedelai dipilih dengan penampi untuk memilih biji kedele besar. 2) Kemudian dicuci serta direndam dalam air bersih selama enam jam. 3) Setelah direndam di cuci kembali sekitar setengah jam.

4) Setelah dicuci bersih kedelai dibagi bagi diletakkan dalam terbuat dari bambu atau plastik.

5) Selanjutnya kedelai digiling sampai halus, dan butir kedelai mengalir dengan sendirinya ke dalam tong penampung.

6) Selesai digiling langsung direbus selama 15 20 menit mempergunakan wajan dengan ukuran besar. Sebaiknya jarak waktu antara selesai digiling dan dimasak jangan lebih dari 5 10 menit, supaya kualitas tahu menjadi baik. 7) Selesai di masak bubur kedelai diangkat dari wajan ke bak/tong untuk disaring

menggunakan kain belacu atau mori kasar yang telah di letakkan pada sangkar bambu. Pekerjaan penyaringan dilakukan berkali kali hingga bubur kedele habis dan sari dapat terperas semuanya.

8) Air sampingan yang tertampung dalam tong adalah bahan yang akan menjadi tahu. Air saringan dicampur dengan asam cuka untuk menggumpalkan.

9) Gumpalan atau jonjot putih yang mulai mengendap itulah yang nanti sesudah di cetak menjadi tahu. Air asam yang masih ada dipisahkan dari % % +% %

tahu dan disimpan.

10) Endapan tahu dituangkan dalam kotak ukuran misalnya 50 x 60 cm2 dan sebagai alasnya di hamparkan kain belacu.

11) Adonan tahu kotak dikempa, sehingga air yang masih tercampur dalam adonan tahu itu terperas habis. Pengempaan dilakukan sekitar 1 menit, adonan

8

Tahu. http://www.id.wikipedia.org/tahu. [13 Januari 2009]

9

(40)

tahu terbentuk kotak, yang sudah padat, di potong potong, misalnya dengan ukuran 6 x 4 cm 2.

() % Diagram Alir Pembuatan Tahu

Sumber : Hermana (1985)

5 "#$&( '%")"# "# &,&! "

Pertumbuhan permintaan kedelai selama 15 tahun terakhir cukup tinggi, namun tidak mampu diimbangi oleh produksi dalam negeri, sehingga harus dilakukan impor dalam jumlah yang cukup besar. Harga kedelai impor yang murah (terutama dari Amerika Serikat) menyebabkan tidak kondusifnya perdagangan kedelai di dalam negeri.

Prospek pengembangan kedelai di dalam negeri untuk menekan impor cukup baik, mengingat ketersediaan sumber daya lahan yang luas, iklim yang cocok, teknologi yang telah dihasilkan, sumber daya manusia yang cukup terampil

KEDELAI

Dibersihkan Direndam Dihancurkan

Disari Disaring

Sari Kedelai Kedelai Sisa

(Ampas Tahu) ONCOM

Dipanaskan

Ditambah bahan penggumpal

Dicetak/dibentuk

(41)

dalam usahatani dan juga pasar komoditas kedelai yang masih terbuka lebar (Balitbangtan, 2005).

Sebenarnya usahatani kedelai menguntungkan dari segi finansial dengan pendapatan bersih sekitar Rp 2,05 juta/ha (Balitbangtan, 2005). M eskipun demikian, areal panen kedelai terus menurun dari 1,48 juta ha pada tahun 1995 menjadi 0,45 juta ha pada tahun 2007 (Tabel 6). Salah satu penyebabnya ialah turunnya harga riil kedelai di tingkat produsen.

)&! 7 Produksi, Luas Panen, dan Produktivitas Kedelai Nasional

Tahun Produksi

2001 826.932,00 678.848,00 12,18

2002 673.056,00 544.522,00 12,36

2003 671.600,00 526.796,00 12,75

2004 723.483,00 565.155,00 12,80

2005 808.353,00 621.541,00 13,01

2006 747.611,00 580.534,00 12,88

2007 592.534,00 459.116,00 12,91

2008[4] 776.491,00 591.899,00 13,12

2009[1] 850.226,00 638.103,00 13,32

Sumber : Departemen Pertanian (2008)

Sumber angka : [1] angka ramalan I [4] angka sementara

Selainnya adalah angka tetap

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian melakukan strategi peningkatan produktivitas, perluasan areal tanam, peningkatan efisiensi produksi, penguatan kelembagaan petani, peningkatan kualitas produk, peningkatan nilai tambah, perbaikan akses pasar, perbaikan sistem permodalan, pengembangan infrastruktur, serta pengaturan tataniaga dan insentif dalam usaha untuk menekan laju impor (Balitbangtan, 2005).

(42)

kedelai tidak lagi ditanggani oleh BULOG tetapi oleh para pengusaha besar yang bergabung dalam asosiasi importir kedelai.

-+&% #"

M enurut Hanel (1989), diacu dalam M anzilatusifa (2009), ada dua golongan dalam mendefinisikan pengertian koperasi yaitu golongan

dan golongan . Golongan mendefinisikan pengertian

koperasi adalah organisasi yang didaftarkan sebagai organisasi koperasi menurut undang undang koperasi di berbagai negara (pengertian koperasi menurut hukum). Undang undang koperasi dari berbagai negara dapat menggunakan kriteria yang berbeda untuk merumuskan definisi koperasi menurut hukum sebagai persyaratan bagi pendaftaran suatu organisasi koperasi. Sedangkan menurut golongan koperasi berdasarkan "

" sehingga dalam koperasi timbul " , yakni anggota

( ) adalah sebagai pemilik ( & ) sekaligus sebagai pelanggan ( ). Jadi koperasi dikaitkan dengan upaya kelompok kelompok individu yang bermaksud untuk mewujudkan tujuan tujuan umum atau sasaran sasaran konkritnya melalui kegiatan kegiatan ekonomis yang dilaksanakan secara bersama bagi pemanfaatan bersama.

Secara , koperasi didefinisikan oleh Ropke (1985), diacu dalam M anzilatusifa (2009), koperasi adalah suatu organisasi bisnis yang para pemiliknya atau anggotanya adalah juga pelanggan utama perusahaan tersebut. Kriteria identitas suatu koperasi yang merupakan pemilik dan pelanggan merupakan dalil/prinsip identitas yang membedakan unit usaha koperasi dari unit usaha yang lainnya. Fungsi anggota sebagai pemilik ialah mampu dalam penyertaan permodalan koperasi, sedangkan anggota sebagai pelanggan artinya anggota mampu menggunakan jasa jasa dari koperasi. Apabila anggota tidak dapat melaksanakan fungsinya, maka koperasi tidak dapat berkembang. Dari sudut pandang kelengkapan unsur unsur struktural, untuk disebut sebagai koperasi harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

(43)

sudah dapat dirumuskan secara tepat dan terukur baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Tanpa perumusan yang jelas mengenai kebutuhan bersama tidak ada landasan untuk pendirian koperasi.

2) Usaha bersama dari individu individu untuk mencapai tujuan tersebut.

3) Perusahaan koperasi sebagai wahana untuk pemenuhan kebutuhan. Perusahaan koperasi tersebut didirikan secara permanen dan dikelola berdasarkan prinsip prinsip koperasi.

4) Promosi khusus untuk anggota.

Sementara menurut ICA koperasi adalah perkumpulan otonom dari orang orang yang bersatu secara sukarela untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi ekonomi, sosial, dan budaya bersama melalui perusahaan yang mereka miliki bersama dan mereka kendalikan secara demokratis.

M erujuk pada pengertian , di Indonesia koperasi tertuang dalam Undang Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian, Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatan kegiatan berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan.

5 . '#" , &% -+&% #"

M enurut Undang Undang Nomor 25 Tahun 1992, fungsi dan peran koperasi yang tertuang dalam Pasal 4 adalah sebagai berikut:

1) M embangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya

2) Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat

3) M emperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai soko gurunya

(44)

%" #"+ -+&% #"

Prinsip pribsip koperasi adalah ketentuan ketentuan pokok yang berlaku dalam koperasi dan dijadikan pedoman bagi kerja koperasi. Prinsip koperasi merupakan esensi dasar kerja koperasi yang membedakannya dari organisasi ekonomi lain. Dalam Pasal 5 Undang Undang No 25 Tahun 1992 terdapat prinsip prinsip koperasi, antara lain:

1) Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka 2) Pengelolaan dilakukan secara demokratis

3) Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing masing anggota

4) Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal 5) Kemandirian

6) Pendidikan perkoperasian 7) Kerjasama antar koperasi

& "#8 & "# %' "# #" -+&% #"

Jenis jenis usaha koperasi antara lain:

1) Koperasi produksi adalah koperasi yang tiap tiap anggota adalah pekerja atau karyawan sekaligus pengusaha atau majikan dari perusahaan koperasi yang dimilikinya bersama.

2) Koperasi pemberi/peningkatan pelayanan: para anggota memiliki organisasi ekonominya sendiri sendiri (berupa perusahaan/rumah tangga), yang mengarapkan peningkatannya melalui pelayanan barang/jasa yang diberikan oleh perusahaan koperasi yang dimiliki dan dipertahankan secara bersama sama. Koperasi ini dapat dibedakan menurut fungsi fungsi ekonomis melalui

hubungan pelayanan yang bersifat menunjang ( ).

Sesuai dengan tipe kehidupan ekonomi para anggotanya, jenis koperasi ini dapat dibedakan atas:

a) Koperasi konsumen: koperasi yang bertugas meningkatkan kepentingan ekonomi rumah tangga para anggotanya.

(45)

Disamping itu, ada juga organisasi koperasi primer, sekunder dan tersier dengan masing masing tugas sebagai berikut :

1) Koperasi primer bertugas meningkatkan kepentingan usaha ekonomi para anggota perorangan.

2) Koperasi sekunder bertugas memberikan pelayanan kepada anggotanya, yaitu koperasi primer

3) Koperasi tersier bertugas melayani para anggotanya di tingkat sekunder.

& &!"$" &%, *.!.

Beberapa penelitian terdahulu bermanfaat sebagai bahan rujukan untuk penelitian Strategi Pengembangan Usaha Pada Primer Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (PRIM KOPTI) Kota Bogor, diantaranya ialah mengenai penelitian strategi pengembangan usaha, koperasi, dan juga PRIM KOPTI. Beberapa penelitian terdahulu yang menjadi rujukan dalam penelitian ini antara lain:

1) Penelitian mengenai Dampak Kenaikan Harga Bahan Bakar M inyak Terhadap Pendapatan Usaha Pengrajin Tempe (Kasus pada Anggota Koperasi Primer Tahu Tempe (PRIM KOPTI), Kelurahan Cilendek Timur, Kotamadya Bogor) oleh Latifah (2006) dilatarbelakangi oleh permasalahan pengrajin tempe di Kelurahan Cilendek Timur yaitu harga dan ketersediaan kedelai. Peranan Koperasi tidak lagi optimal dalam pendistribusian dan penetapan harga kedelai yang disebabkan oleh penghapusan wewenang monopoli impor BULOG. Peningkatan harga BBM menyebabkan harga harga faktor produksi meningkat sehingga biaya produksi semakin tinggi. Tujuan dari penelitian ini ialah menganalisa dampak kenaikan harga BBM terhadap kondisi usaha dan pendapatan pengrajin tempe tersebut dan menganalisa faktor faktor produksi pengrajin tempe di Kelurahan Cilendek Timur sebelum dan sesudah kenaikan BBM . Hasil dari penelitian tersebut menunjukan bahwa kenaikan harga BBM mempengaruhi kondisi usaha pengrajin tempe.

(46)

dan ancaman; menentukan posisi bersaing perusahaan; merumuskan alternatif strategi untuk menentukan strategi terbaik. Alat analisis yang dipergunakan dalam penelitian ini ialah analisis matriks IFE, matriks EFE, matrik IE, matriks CPM , matriks SWOT, QSPM dan arsitektur strategi. Hasilnya berbagai strategi yang dirumuskan di dalam analisis matriks SWOT dipetakan dalam suatu rentang waktu ke dalam rancangan arsitektur strategi yang prioritasnya telah ditentukan dalam QSPM .

3) Penelitian yang dilakukan oleh Erwin (2008) dengan judul Analisis Strategi Pengembangan Usaha Koperasi Produksi Susu (Studi Kasus Koperasi Produksi Susu dan Usaha Peternakan Bogor, Jawa Barat) bertujuan untuk merumuskan strategi terbaik untuk mengembangkan usaha Koperasi Produksi Susu Bogor. Perumusan strategi ini dimulai dengan menganalisis faktor faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi kinerja Koperasi Produksi Susu Bogor dan kemudian dilanjutkan dengan merumuskan alternatif strategi dan memilih strategi terbaik. M aktriks IE digunakan untuk menganalisis faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi kinerja koperasi. Sedangkan analisis SWOT digunakan untuk membuat alternatif strategi yang sesuai dengan kondisi faktor internal dan eksternal koperasi. Pemilihan strategi terbaik dari alternatif startegi yang telah dibuat dalam analisis SWOT menggunakan analisis QSPM . Hasilnya, strategi terbaik untuk pengembangan Koperasi Produksi Susu Bogor ialah strategi meningkatkan produksi susu dengan kualitas yang sesuai standar.

(47)

prioritasnya berdasarkan analisis QSPM direntangkan dalam suatu peta arsitektur strategi.

5) Pada penelitian M aryam (2004) mengenai Koperasi Produsen Tahu dan Tempe Kota Bogor dianalisis kinerja koperasi tersebut setelah penghapusan monopoli impor kedelai BULOG. Penelitian ini akan berguna bagi penelitian strategi pengembangan usaha PRIM KOPTI Kota Bogor dalam menganalisis kondisi lingkungan internal dan eksternal PRIM KOPTI Kota Bogor.

6) Penelitian berikutnya ialah mengenai M anajemen Strategi Pengembangan koperasi Petani Organik Serikat Petani Indonesia di Bogor oleh Junarto (2008). Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permintaan masyarakat akan produk organik semakin meningkat, sedangkan Koperasi Petani Organik SPI Bogor belum mampu memenuhi permintaan konsumennya. Tujuan dari penelitian tersebut ialah menganalisis kondisi internal dan eksternal untuk memformulasikan dan menentukan strategi terbaik dalam pengembangan Koperasi Petani Organik SPI Bogor. M etode yang digunakan antara lain matrik IFE, matrik EFE, matrik IE matrik SWOT dan matrik QSP. Hasil penelitian menunjukan bahwa koperasi memiliki posisi usaha koperasi yang harus dipertahankan dan dipelihara sehingga menurut analisis matrik SWOT dan QSPM strategi yang sebaiknya dilakukan antara lain (1) perbaikan sistem manajemen, (2) meningkatkan kemampuan anggota dengan budidaya organik, (3) meningkatkan integritas, loyalitas dan menambah jumlah anggota, (4) kerjasama terpadu dengan lembaga donor dan beberapa strategi lainnya.

(48)

matrik SWOT menghasilkan strategi antara lain strategi memperluas pangsa pasar, meningkatkan mutu pelayanan, membangun koalisis strategis antara koperasi mahasiswa dan koperasi dosen pegawai, membangun jaringan bisnis koperasi, revitalisasi sistem manajemen KOPMA IPB, pengembangan unit usaha, kampanye gerakan koperasi, membuat sistem pemasaran yang baik, membuat SOP ( " " " ), menerapkan sistem & "

" untuk anggota dan pengurus, membuat produk yang inovatif

dan kreatif secara berkala, menjalin komunikasi dengan pemerintah terkait kebijakan ekonomi, memperbaiki citra koperasi, dan konsolidasi internal. Seluruh strategi tersebut kemudian dipetakan dalam arsitektur strategi pengembangan KOPM A IPB.

8) Penelitian mengenai Strategi Pengembangan Bisnis Kelapa Sawit (Studi Kasus pada PT Perkebunan Nusantara VII, Propinsi Banten) oleh Kurniawan (2004) dimulai dengan mengenali visi dan misi perusahaan, kemudian melakukan analisa terhadap lingkungan internal yaitu pada setiap bagian dalam perusahaan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan perusahaan. Analisis faktor eksternal dilakukan dengan menganalisis politik, ekonomi, sosial, budaya, teknologi, ekologi, produk subtitusi, kekuatan konsumen, kekuatan pemasok, masuknya pesaing baru serta persaingan sesama industri sehingga diketahui peluang dan ancaman bagi perusahaan. Faktor faktor internal dan ekternal tersebut kemudian diringkas dalam matrik IFE dan EFE dan dipadukan dalam matrik IE. Perubahan berada pada kuadran V yang berarti strategi pertahankan dan pelihara melalui penetrasi pasar dan pengembangan produk. Tahap selanjutnya ialah tahap pencocokan menggunakan matrik SWOT sehingga menghasilkan urutan strategi menurut analisis QSPM . Hasil strategi utama dari QSP M atrik ialah sebaiknya PTPN VIII melakukan peningkatan produksi.

(49)

alternatif strategi yang kemudian diurutkan menggunakan matrik QSP sehingga diperoleh prioritas strategi antara lain meningkatkan kerjasama dengan lembaga terkait guna meningkatkan kerjasama dan lembaga lembaga terkait guna meningkatkan mutu dan teknologi, meningkatkan kualitas produk untuk menghadapi ancaman pesaing dan produk subtitusi, meningkatkan produktivitas pemetik, memperluas pangsa pasar, dan menekan biaya operasional perusahaan

10) Oktavera (2008) melakukan penelitian mengenai Strategi Pengembangan Usaha Ayam Broiler Purnama Farm, Depok, Jawa Barat. Tujuannya ialah untuk menganalisis struktur biaya dan pendapatan usaha ayam broiler, menganalisis saluran pemasaran ayam broiler, menganalisis faktor intenal dan eksternal perusahaan, serta menganalisis strategi untuk usaha tersebut. Hasilnya biaya operasional terbesar ialah pembelian " " dan pakan ternak. Saluran pemasaran Purnama Farm yaitu langsung kepada pedagang pengumpul. Strategi yang dihasilkan menggunakan analisis SWOT dan Analisis prioritas strategi ialah strategi mempertahankan tingkat produksi yang ada, mempertahankan hubungan baik dengan pemasok dan masyarakat, peningkatan kualitas dan peningkatan kapasitas dan sumber daya manusia, serta meningkatkan pangsa pasar untuk produk daging ayam broiler.

Berdasarkan beberapa rujukan tersebut, maka terdapat beberapa kesimpulan yang dapat diambil, antara lain :

(50)

telah dirumuskan. Kekuatannya ialah perusahaan akan lebih fokus terhadap suatu strategi. Namun kelemahannya ialah kondisi lingkungan yang dinamis dan selalu berubah tidak memungkinkan perusahaan menyesuaikan diri jika hanya terfokus pada satu strategi. Arsitektur strategi mampu menjawab kelemahan tersebut karena arsitektur strategi merupakan suatu paket rancangan masa depan perusahaan dengan menerapkan berbagai strategi yang digunakan untuk mencapai sasaran yang diinginkan. Pemilihan alat analisis yang digunakan harus disesuaikan dengan kondisi perusahaan atau organisasi. PRIM KOPTI Kota Bogor merupakan suatu organisasi yang sangat dinamis dan menghadapi lingkungan yang selalu berubah. Oleh karena itu, strategi pengembangan usaha pada PRIM KOPTI Kota Bogor sebaiknya menggunakan alat analisis arsitektur strategi. Alat analisis arsitektur strategi juga dapat dirancang jika strategi strategi yang dirumuskan saling terkait dan menunjang satu sama lain sehingga seluruh strategi harus dijalankan untuk dapat mencapai sasaran yang diinginkan.

(51)

5 1&(& $% $&'"#

5 5 & '&%$" 1&(& $% $&'"#

M enurut David (2006), manajemen strategis merupakan seni dan ilmu untuk memformulasi, mengimplementasi dan mengevaluasi keputusan lintas fungsi yang memungkinkan organisasi dapat mencapai tujuannya. Pada dunia bisnis, manajemen strategi umumnya dikenal dengan istilah perencanaan strategis. Sedangkan dalam Rangkuti (1997) terdapat berbagai macam pengertian strategis yang diambil dari para ahli, antara lain :

1) Chandler (1962)

% "

" % % % " %

" .

2) Learned, Christensen, Andrews dan Guth (1965)

* ,

" "

" " " *

3) Argyris (1985), M intzberg (1979), Steiner dan M iner (1977)

" "

" "

" *

4) Porter (1985)

"

*

5) Andrew (1980), Chaffe (1985)

" "

" " % & "

"

" " "

(52)

6) Hamel dan Prahalad (1995)

"

-" " " " " "

" " " * ,

" " " ! "

% " ! " " ! % " !* % "

"

-* . " "

" *

5 %-#&# 1&(& $% $&'"#

Proses manajemen strategis terdiri atas tiga tahap yaitu : 1) Tahap Formulasi strategi

Tahap ini terdiri dari tahap pengembangan visi dan misi, mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal perusahaan, menentukan kekuatan dan kelemahan internal, menetapkan tujuan jangka panjang, merumuskan alternatif strategi, dan memilih strategi tertentu yang akan dilaksanakan.

2) Tahap Implementasi strategi

Pada tahap implementasi strategi yang seringkali disebut dengan tahap pelaksanaan dalam manajemen startegis, mensyaratkan penetapan tujuan tahunan, membuat kebijakan, memotivasi karyawan, dan mengalokasikan sumber daya sehingga strategi yang diformulasikan dapat dijalankan. Kesuksesan implementasi strategi tergantung dari kemampuan manajer untuk memotivasi karyawan. Strategi yang telah diformulasikan tetapi tidak diimplementasikan tidak akan memiliki arti apapun.

3) Tahap Evaluasi strategi

(53)

() % M odel Komprehensif Proses M anajemen Strategis Sumber : David (2006)

-%(.! #" $% $&'"

Cakupan dalam penelitian ini ialah pada tahap formulasi strategi. Tahap formulasi strategi atau tahap perencanaan strategi untuk sebuah perusahaan merupakan tahap awal dari proses manajemen strategis. Pada tahap formulasi strategi dalam proses manajemen strategis terdiri dari tahap pengembangan visi dan misi, mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal perusahaan, menentukan kekuatan dan kelemahan internal, menetapkan tujuan jangka panjang, merumuskan alternatif strategi, dan memilih strategi tertentu yang akan dilaksanakan. Namun, tahap ini tidak akan ada artinya jika tidak dilanjutkan pada tahapan implementasi strategi.

5 & '&() ' +&% 0 $ 9"#" , ("#"

Pernyataan visi menjawab pertanyaan mendasar ”apa yang ingin kita capai?”. Visi yang jelas memberikan dasar untuk mengembangan pernyataan misi yang komprehensif. Sedangkan, misi mengungkapkan pertanyaan ”apa bisnis

Gambar

Gambar 9.
grafik penjualan kedelai pada tahun 2008 yang menunjukan penurunan
Tabel 15 tentang Perkembangan Produksi dalam Negeri, Impor dan Pasokan

Referensi

Dokumen terkait

Pelaksanaan observasi bertujuan agar mahasiswa yang mengontrak mata kuliah sistem komunikasi anak tunarungu, mendapat pengalaman pendidikan di lapangan secara langsung dan

Berdasarkan identifikasi permasalahan di atas, peneliti membatasi masalah terhadap pengembangan buku pengayaan menyunting karangan bermuatan multikultural

[r]

Tugas akhir dengan judul “IMPLEMENTASI PENGELOLAAN KEUANGAN - BLUD TERHADAP KINERJA KEUANGAN RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI” telah disetujui oleh Dosen Pembimb ing untuk

menggunakan strategi ini, maka siswa akan memilikipengalaman baru dalam belajar, maka diharapkan mampu untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa.. pada mata

Oleh karena itu, tujuan dari penyebaran kuesioner ini adalah untuk mengetahui kegagalan apa saja yang terjadi yang menyebabkan pelayanan yang diberikan tidak

Pada hari ini, KAMIS tanggal ENAM BELAS bulan JUNI Tahun DUA RIBU SEBELAS, dimulai pukul 16.01 WIB dengan mengambil tempat di Kantor Dinas PU Kota Pekanbaru, berdasarkan

[r]