• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem informasi inventori peralatan jaringan berbasis offline di PT.PLN (persero) P3B Jawa Bali Region Jawa Barat : laporan kerja praktek

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sistem informasi inventori peralatan jaringan berbasis offline di PT.PLN (persero) P3B Jawa Bali Region Jawa Barat : laporan kerja praktek"

Copied!
93
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

TINJAUAN UMUM PT. PLN (PERSERO)

P3B REGION JAWA BALI BIDANG RENEV

3.1. SEJARAH SINGKAT PERUSAHAAN

Perusahaan listrik Negara (PLN) didirikan berdasarkan peraturan pemerintah No. 30 Tahun 1970. Pada tahun 1906 didirikan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Pakar, pada aliran Sungai Cikapundung dengan kapasitas terpasang 800 KW dan Maskapai Listrik Bandung (Bandung Electricities Maatschapping) sebagai langkah awal untuk pengoperasian energi listrik dengan tanaga air.

Pada tahun 1917, Biro Tenaga Air (Waterkrach Bureaw) dari jawatan perkretaapian Negara (Staazz Foorwegen) dari perusahaan-perusahaan Negara (Govermentbedrryven) diubah menjadi jawatan Tenaga Air dan Listrik (Diensvoor Waterkrach EnElectriciteits), oleh jawatan ini diubah dengan politik kelistrikan sehingga penggunaan secara ekonomis mungkin dari sumber-sunber tenaga air yang tersedia..

(2)

mengambil alih PLTA Pakar di Bandung dan PLTA di Cijedil – Cianjur selanjutnya kerjasama antara perusahaa-perusahaan listrik negara untuk pembelian listrik pada konsumen. Direksi bagian swasta dikelola oleh NV. Maintz & Co.

Pada tahun 1934 Diensvoor Waterkrach EnElectriciteits (WE), selanjutnya diubah menjadi Electreatswezen (EW). Perusahaan Air Negara Daratan Tinggi Bandung (Land Waterkrachbedrijk Bandungse Hoogulakte) mempunyai dua kelompok PLTA, yaitu Bengkok (3x1050 KW) dan Dago (1x1700 KW) di tahun 1923, pada aliran Sungai Cikapundung dan Plengan (3x1050 KW) pada tahun 1923 dan selanjutnya ditambah dengan 2000 KW di tahun 1962 serta Lamajang (2x6400 KW) di tahun 1924, ditambah dengan 6400 KW pada tahun 1933 pada aliran Sungai Cisangkuy dan Cisarua.

Sebagai cadangan air pada musim kemarau, maka pada tahun 1922 dibangun danau Situ Cileunca dangan kapasitas air 9,89 Jt m3 dan Cikapanjung dibangun pada tahun 1930 dengan kapasitas air 21,8 Jt m3. Untuk mencapai jumlah tersebut di atas, maka pada tahun 1940 Bendungan Pulo, Pelayangan, Cipanunjang ditambah tingginya. Danau ini mendapat pengisian air dari aliran sungai disekitarnya.

(3)

dibangun transmisi 30 KV ke Gardu Induk Rancaekek dan Rancaekek – Sumedang untuk daerah Priangan Utara hingga Parakan Muncang dan telah menjadi 70 JV dari Sumedang – Kiaracondong yang dioperasikan oleh PLN Distributor.

Pada tahun 1928 dari PLTA Lamajang dibangun penghantar 30 KV ke Gardu Induk Plengan – Purwakarta, sekarang penghantar tersebut teklah menjadi 70 KV untuk memasok daerah Priangan Barat, pada tahun 1966 dibangun penghantar Kosambi – Cawang.

Pada tahun 1920 dibangun GI dayeuh kolot dan sekarang gardu induk ini tidak beroperasi lagi. Pada tahun 1928 Central Electresch Laboratorium (CEL) yang berada di kompleks Sekolah Tinggi (Technichse Hooge School) yang meliputi pekerjaan testing dan perbaikan alat-alat listrik, kini CEL telah diserahkan kepada Institut Teknologi Bandung (ITB).

Pada tahun 1933 beroperasi PLTA Cikalong (3x6400 KW) yang bekerja paralel dengan PLTA – PLTA yang telah ada. PLN Sektor Priangan mempunyai empa gardu utama, yaitu;

(4)

PT. PLN mengalami banyak perubahan nama perusahaan listrik. Pada tahun 1951 s.d 1960 nama Jawatan Listrik menjadi PENUPETEL ( Perusahaan Negara Untuk Pembangkit Tenaga Listrik ), pada tahun 1960 s.d 1974 berubah menjadi PLN Eksploitasi XII, pada tahun 1975 s.d 1983 berubah menjadi PLN Pembangkitan III, pada tahun 1984 s.d 1986 berubah menjadi PLN Pembangkitan Jawa Barat dan Jakarta Raya, pada tahun 1987 s.d 2 Oktober 1995 berubah menjadi PLN Pembangkitan dan Penyaluran Jawa Bagian Barat yang membawahi 16 Sektor Pembangkit dan Penyalur serta 1 Bengkel Dayeuhkolot, mulai 30 Juli 1994 melalui PP. NO.23 Tahun 1994 PLN berubah statusnya menjadi PT PLN.(Persero), tanggal 03 Oktober 1995 berubah menjadi PT (PLN) P3B Sektor Priangan, dan pada tanggal 1 April 2001 sampai sekarang, PT PLN (persero) P3B dibagi menjadi Region : Jakarta & Banten ,Jawa Barat ,Jawa Tengah & Jogya , Jawa Timur & Bali. Region Jawa Barat sendiri merupakan gabungan dari Sektor Priangan , Sektor Cirebon ,UPB. Cigereleng dan Sektor TET , yang mempunyai 6 Unit Pelayanan Transmisi (UPT) dan 2 Unit Jasa Teknik (UJT) yaitu :

1. UPT Cirebon

2. UPT Bandung Timur

3. UPT Bandung Selatan

(5)

5. UPT Purwakarta

6. UPT Karawang

7. UJT Bandung

8. UJT Cirebon

Pada zaman penjajahan Jepang namanya brerubah menjadi Seribu Jawa (Denhijigyo kosha). Setelah Indonesia mengambil alih perusahaan asing terutama PLN, maka namanya berubah menjadi Perusahaan untuk Pembangkit Tenaga Listrik. Pada tahun 1951 dibentuklah 2Perubahan – Perubahan PLN Unit Bisnis Strategis Pembangkit dan Penyalur Jawa – Bali Region Jawa Barat, yaitu ;

Pada tahun 1951 sampai tahun 1960 nama Jawatan Listrik menjadi PENUPETEL (Perusahaan Negara Untuk Pembangkit Tenaga Listrik).

Pada tahun 1960 sampai tahun 1974 berubah menjadi PLN Eksploitasi XII.

Pada tahun 1984 sampai tahun 1986 berubah menjadi PLN Jawa Barat dan Jakarta Raya.

(6)

Mulai 01 Agustus 1984 sampai 02 Oktober 1995 PLN Pusat berubah status menjadi PT . PLN (PERSERO).

Dari tanggal 03 Oktober 1995 sampai 31 Maret 2001 namanya berubah menjadi PT .PLN (PERSERO) P3B Sektor Priangan.

Pada tanggal 01 April 2001 sampai sekarang namanya berubah menjadi PT . PLN (PERSERO) P3B Region Jawa Barat.

Dengan terbitnya Surat Keputusan Direksi PT . PLN (Persero) No. 257.K/010/DIR/2000, tentang pembentukan organisasi dan Tata Kerja Unit Bisnis Strategis Penyaluran Dan Pusat Pengatur Jawa – Bali, maka PT. PLN (Persero) P3B yang merupakan unit pusat laba (Profit Center) berubah menjadi Unit Pusat Investasi ( Investment Center) dengan nama unit bisnis strategis penyaluran dan pusat pengatur beban jawa – bali(UBS P3B).

3.1.2 Logo PT. PLN

(7)

Logo suatu perusahaan merupakan simbol yang mencerminkan perusahaan tersebut. Logo pun merupakan bagian dari identitas perusahaan (corporate indentity), identitas tersebut merupakan suatu hal yang memungkinkan perushaan dapat dikenal dan memiliki perbedaan dengan perusahaan lain. PT PLN (Persero) mempunyai logo atau lambang yang dijadikannya sebaga identitas perusahaan dengan tujuan agar pelanggan, konsumen atau publiknya pada umumnya dapat mengenal dan mengingat perusahaan. Adapun logo yang dimiliki PT PLN (Persero) adalah “Petir” yang telah lama digunakan oleh PT PLN (Persero) beserta satuannya. Arti Lambang PT PLN (Persero), Lambang petir atau kilat telah lama digunakan oleh PT PLN (Persero) dan satuannya. Menurut Surat Keputusan Direksi Perusahaan Umum Listrik Negara No. : 031/DIR/76 Tanggal : 1 Juni 1976 penggunaan lambang PT PLN (Persero) memiliki arti sebagai berikut:

1. Gambar lambang PT PLN (Persero) tercantum dalam suatu bidang datar.

a) Berwarna kuning keemasan

b) Berbentuk segi empat. Berskala ukuran lebar : panjang = 3 : 4

c) Tanpa garis pinggir bila diperlukan penggambaran segi empat dapat digunakan garis pinggir sebagai batas.

(8)

a) Petir atau kilat yang berbentuk atas tebal dan meruncing disebelah berwarna merah darah dan memotong atau menembus ketiga garis gelombang.

b)Tiga buah gelombang yang berbentuk sinusioda (dua setengah perioda) berwarna biru laut, tersusun secara sejajar dalam arah mendatar, terlentang ditengah-tengah segi empat pada dasar kuning keemasan.

3. Gambar atau lambang diartikan sebagai berikut :

a) Petir atau kilat melambangkan tenaga listrik yang terkandung di dalamnya.

b) Gelombang yang digunakan dalam lambang PLN berarti segala macam tenaga (energi) dapat dinyatakan sebagai gelombang (cahaya, listrik, akuistik, dll). Kegiatan PT PLN (Persero) antara lain mencakupi konversi segala macam tenaga (energi) menjadi tenaga listrik.

4. Warna lambang diartikan sebagai berikut :

a) Warna kuning keemasan melambangkan keagungan Tuhan Yang Maha Esa, serta agungnya kewajiban PT PLN (Persero).

(9)

c) Warna biru melambangkan kesetiaan dan pengabdian pada tugas untuk menuju, mencapai kemakmuran dan kesejahteraan rakyat Indonesia seperti dinyatakan dalam Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1972.

3.1.3 Badan Hukum

Badan hukum PT. PLN (PERSERO) khususnya P3B-JB REGION

JAWA BARAT telah diatur didalam “Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 17 Tahun 1990 tentang Perusahaan Umum (PERUM) Listri

Negara Negara”.

3.1.4 Struktur Organisasi

Gambar Struktur Organisasi PT.PLN ( Persero)

Sumber : PT.PLN ( Persero)

3.2. Visi, Misi, Dan Motto Perusahaan

(10)

Visi dari PT. PLN (PERSERO) Penyaluran Data Dan Pusat

Pengaturan Beban (P3B) Region Jawa Barat adalah “Diakui sebagai

perusahaan kelas dunia yang bertumbuh kembang, unggul, dan terpercaya

dengan bertumpu pada potensi insani”.

Misi Perusahaan

Misi yang diemban oleh PT.PLN (PERSERO) Region Jawa Barat sebagai berikut :

1. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan, dan pemegang saham.

2. Jadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.

3. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.

4. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.

Motto Perusahaan

Motto dari PT. PLN (PERSERO) P3B Region Jawa Barat adalah

“Listrik untuk kehidupan yang lebih baik (Electricity For A Better Life)”.

(11)

Wilayah kerja PT. PLN (PERSERO) P3B Region Jawa Barat terdiri dari 6 unit Pelayanan transmisi (UPT) dan 2 Unit Jasa Teknik (UJT).

Unit Pelayanan Transmisi (UPT) terdiri dari :

1. UPT Bandung Barat

7. Unit Jasa Teknik (UJT) terdiri dari : 8. UJT Bandung

9. UJT Cirebon

3.4. Struktur Organisasi Perusahaan

PT. PLN (PERSERO) Unit Bisnis Strategis penyaluran dan pusat pengatur beban Jawa Bali (UBS P3B) Region Jawa Barat, membawahi 8 unit kerja, yaitu:

Unit Pelayanan Transmisi (UPT) Karawang

(12)

3. UPT Bandung Timur 4. UPT Garut

5. UPT Cirebon

6. Unit Jasa Teknik (UJT) Bandung 7. UJT Cirebon

Ruang lingkup kerja Region Jawa Barat meliputi:

1. Perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Barat (Wilayah Timur) 2. Cianjur dan Karawang (Wilayah Barat)

PT. PLN (PERSERO) UBS P3B Region Jawa Barat berkedudukan di Jl. Supratman No. 58 Bandung merupakan salah satu unit kerja dari PT. PLN (PERSERO) UBS P3B yang berlokasi di Gandul, Cinere, Jakarta Selatan.

UBS P3B memiliki 4 unit kerja:

1. Region Jakarta dan Banten 2. Region Jawa Barat

3. Region Jawa Tengah dan D.I.Yogyakarta 4. Region Jawa Timur dan Bali

3.5. Tugas Pokok Dan Fungsi Persahaan

(13)

Tugas Pokok Unit Pelaksanaan P3B Region Jawa Barat adalah :

1. Bertanggung jawab atas pengelolaan serta pemeliharaan sarana sistem penyaluran dan pengaturan pengendalian sistem tenaga listrik di wilayah kerjanya.

2. Melaksanakan manajemen konstruksi sistem penyaluran dengan memperhatikan faktor lingkungn hidup dan persyaratan regulasi di sektor tenaga kelistrikan.

3. Memberdayakan dan mengembangkan seluruh potensi smber daya dan mengembangkan seluruh potensi sumber daya guna memperoleh pendapatan diluar usaha pokok

Fungsi Perusahaan

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Seperti yang diketahui bersama dalam membangun dan merawat suatu jaringan diperlukan begitu banyak peralatan penting agar jaringan tersebut dapat dibangun dan di peihara dengan baik. Terlebih bila membangun dan merawat jaringan yang besar seperi jaringan yang ada di pabrik, perusahaan dan tempat lain yang memerlukan jaringan yang baik sehingga dapat memberikan pelayanan yang handal, cepat dan akurat sesuai kebutuhan dan harapan. Akan tetapi seringkali para pembangun jaringan tersebut tidak terlalu sadar akan keberadaan serta kondisi peralatan jaringan yang sedang digunakan. Kebanyakan orang hanya menggunakan saja tanpa adanya pendokumentasian terhadap peralatan tersebut. Padahal nyatanya kegiatan mendokumentasikan sangat diperlukan, tidak hanya dalam mendokumentasikan peralatan jaringan saja namun semua hal yang digunakan dalam jangka panjang perlu adanya pendokumetasian.

(15)

mengapa peralatan-peralatan jaringan yang ada di PT. PLN (Persero) P3B-JB Region Jawa Barat sebagai kantor region beserta kantor UPT dan GI yang ada di sekitar Jawa Barat harus dipelihara dengan baikMaka dari itu agar peralatan-peralatan tersebut dapat diketahui keberadaannya beserta

data fisiknya maka diperlukan aplikasi “Sistem Informasi Inventori

Peralatan Jaringan Berbasis Off Line di PT. PLN (Persero) P3B-JB

Region Jawa Barat” adalah judul yang dipilih untuk membangun aplikasi sistem informasi inventori alat-alat jaringan untuk memenuhi kebutuhan dalam mendokumentasikan berbagai peralatan jaringan.

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan di atas maka kami dapat merumuskan bahwa masalah yang terjadi pada PT. PLN (Persero) P3B-JB Region Jawa Barat yaitu bagaiman membuat sistem informasi inventori peralatan jaringan berbasis OFF Line supaya pendokumentasian peralatan jaringan di PT. PLN (Persero) P3B-JB Region Jawa Barat berjalan dengan baik.

1.3 Maksud dan Tujuan

1.3.1 Maksud

(16)

Offline yang mana nantinya dapat menjadi alat untuk mendokumentasikan peralatan-peralatan jaringan secara terperinci dan menyeluruh.

1.3.2 Tujuan

Sedangkan tujuan yang ingin dicapai diantaranya :

1. Mempermudah dalam memberikan informasi

2. Memudahkan pengguna untuk melakukan pencarian peralatan

1.4 Metode Pengembangan Sistem

Untuk mempermudah dalam melakukan pengembangan system maka di lakukan dengan menggunakan System Waterfall dalam pembuatan Laporan Kerja Prakrek ini.

Gambar System Waterfall

Sumber gambar : www. Wikipedia .co.id

Analysis

Design

Coding

(17)

1.5 Batasan Masalah

Untuk mempermudah dalam melakukan perancangan suatu sistem diperlukan suatu pembatasan dari masalah-masalah yang ada, sehingga dapat diketahui ruang lingkup dari sistem yang akan dirancang. Adapun batasan masalah dari aplikasi ini, diantaranya :

1. Hanya pegawai bagian RENEV yang berada di PT. PLN (Persero) P3B-JB Region Jawa Barat saja yang dapat mengakses program ini.

2. Pegawai biasa hanya dapat melihat data peralatan jaringan saja dengan melakukan pencarian baik berdasarkan kantor region, UPT, ataupun GI.

(18)
(19)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Sistem

Pengertian Sistem dalam pengertian yang paling umum adalah sekumpulan benda yang memiliki hubungan di antara mereka. Kata sistem sendiri berasal dari bahasa Latin (systēma) dan bahasa Yunani (sustēma) adalah suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi.

Sedangkan menurut para ahli, Sistem diartikan sebagai berikut :

1. LUDWIG VON BARTALANFY

Sistem merupakan seperangkat unsur yang saling terikat

dalamsuatu antar relasi diantara unsur-unsur tersebut dengan

(20)

yang terdiri dari bagian-bagian dalam keadaan saling tergantung

satusama lainnya.

4. John.Mc.Manama

Menurutnya sistem adalah sebuah struktur konseptual yang tersusun dari fungsi-fungsi yang saling berhubungan yang bekerja sebagai suatu kesatuan organik untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan secara efektif dan efesien. didentifikasikan. Jika sebuah sistem cukup besar yang terdiri dari subsistem-subsistem, maka elemen sistem terdapat pada tingkatan yang paling rendah yang dapat dikategorikan sebagai individu.

(21)

serta lingkungan. Berikut penjelasan mengenai elemen-elemen yang membentuk sebuah sistem :

1. Tujuan

Setiap sistem memiliki tujuan (Goal), entah hanya satu atau mungkin banyak. Tujuan inilah yang menjadi pemotivasi yang mengarahkan sistem. Tanpa tujuan, sistem menjadi tak terarah dan tak terkendali. Tentu saja, tujuan antara satu sistem dengan sistem yang lain berbeda.

2. Masukan

Masukan (input) sistem adalah segala sesuatu yang masuk ke dalam sistem dan selanjutnya menjadi bahan yang diproses. Masukan dapat berupa hal-hal yang berwujud (tampak secara fisik) maupun yang tidak tampak. Contoh masukan yang berwujud adalah bahan mentah, sedangkan contoh yang tidak berwujud adalah informasi (misalnya permintaan jasa pelanggan).

3. Proses

(22)

pabrik kimia, proses dapat berupa bahan mentah. Pada rumah sakit, proses dapat berupa aktivitas pembedahan pasien.

4. Keluaran

Keluaran (output) merupakan hasil dari pemrosesan. Pada sistem informasi, keluaran bisa berupa suatu informasi, saran, cetakan laporan, dan sebagainya.

5. Batas

Yang disebut batas (boundary) sistem adalah pemisah antara sistem dan daerah di luar sistem (lingkungan). Batas sistem menentukan konfigurasi, ruang lingkup, atau kemampuan sistem. Sebagai contoh, tim sepakbola mempunyai aturan permainan dan keterbatasan kemampuan pemain. Pertumbuhan sebuah toko kelontong dipengaruhi oleh pembelian pelanggan, gerakan pesaing dan keterbatasan dana dari bank. Tentu saja batas sebuah sistem dapat dikurangi atau dimodifikasi sehingga akan mengubah perilaku sistem. Sebagai contoh, dengan menjual saham ke publik, sebuah perusahaan dapat mengurangi keterbasatan dana.

6. Mekanisme Pengendalian dan Umpan Balik

(23)

balik ini digunakan untuk mengendalikan baik masukan maupun proses. Tujuannya adalah untuk mengatur agar sistem berjalan sesuai dengan tujuan.

7. Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada diluar sistem. Lingkungan bisa berpengaruh terhadap operasi sistem dalam arti bisa merugikan atau menguntungkan sistem itu sendiri. Lingkungan yang merugikan tentu saja harus ditahan dan dikendalikan supaya tidak mengganggu kelangsungan operasi sistem, sedangkan yang menguntungkan tetap harus terus dijaga, karena akan memacu terhadap kelangsungan hidup sistem.

2.1.2 Karakteristik Sistem

Sistem mempunyai beberapa karakteristik atau sifat tertentu, antara lain :

1. Komponen sistem (Component) : Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang saling bekerja sama membentuk suatu komponen sistem.

(24)

3. Sub sistem (Sub system) : Bagian-bagian dari sistem yang beraktivitas dan berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan dengan sasarannya masing-masing.

4. Lingkungan luar sistem (Environment) : Suatu sistem yang ada di luar dari batas sistem yang dipengaruhi oleh operasi sistem.

5. Penghubung sistem (Interface) : Media penghubung antara suatu sub sistem dengan sub sistem lain. Adanya penghubung ini memungkinkan berbagai sumber daya menglir dari suatu sub sistem ke subsistem lainnya.

6. Masukan sistem (Input) : Energi yang masuk ke dalam sistem, berupa perawatan dan sinyal. Masukan perawatan adalah energi yang di masukkan supaya sistem tersebut dapat berinteraksi. 7. Keluaran sistem (Output) : Hasil energi yang di olah dan di

klasifikasi menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan.

8. Pengolahan sistem (Process) : Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolahan yang akan mengubah masukan menjadi keluaran.

(25)

2.1.3 Klasifikasi Sistem

Sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang, diantaranya

1. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem abstrak (abstract system) dan sistem phisik (physical system).

a. Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara phisik. Misalnya sistem teologia , yaitu sistem yang berupa pemikiran-pemikiran hubungan antara manusia dengan tuhan.

b. Sistem phisik merupakan sistem yang ada secara phisik misalnya sistem komputer , sistem akuntasi, sistem pruduksi, dan lain sebagainnya.

Sistem diklasifikasikan sebagai sistem alamiah (natural system) dan sistem buatan manusia (human made system).

a. Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat manusia. Misalnya sistem perputaran bumi ,

(26)

Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertentu (deterministic system) dan sistem tak tentu (probabilistic system).

a. Sistem tertentu beroperasi dengan tingkah laku yang sudah dapat diprediksi, interaksi diantara bagian-bagiannya dapat dideteksi dengan pasti. Sehingga interaksi antara bagian-bagiannya dapat dideteksi dengan pasti, sehingga keluaran dari sistem dapat diramalkan. Sistem komputer adalah contoh dari sistem tingkah lakunya dapat dipastikan berdasarkan program-program yang dijalankan.

b. Sistem tak tentu adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilitas.

Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertutup (closed system) dan sistem terbuka (open system).

a. Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak berhubungan dengan lingkungan luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa adanya turut campur tangan dari pihak luarnya. Secara teoritis sistem tertutup ini ada, tetapi kenyataannya tidak ada system yang benar-benar tertutup. Yang ada hanyalah relatively closed system (secara relatip tertutup tidak benar-benar terbuka).

(27)

dan terpengaruh oleh lingkungan luarnya. Maka suatu sistem harus mempunyai suatu sistem pengendali yang baik.

2.2 Pengertian Informasi

Di dalam pengolahan sistem pada akhirnya menghasilkan suatu informasi, untuk itu pendefenisian informasi diperlukan untuk menunjang berhasilnya pengembangan sistem yang akan dirancang.

Defenisi umum untuk informasi dalam sistem informasi menurut Jogiyanto H.M (1990; 11) :“Informasi adalah data yang dapat diolah yang

lebih berguna dan berarti bagi yang menerimanya”.

Menurut RobertG.Murdik (1973; 12) :“Informasi adalah data yang

telah diolah menjadi suatu bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaan dalam pengambilan keputusan saat ini atau mendatang”.

(28)

Jadi Informasi adalah data yang diproses kedalam bentuk yang lebih berarti bagi penerima dan berguna dalam pengambilan keputusan, sekarang atau untuk masa yang akan datang.

2.3 Pengertian Sistem Informasi

Sistem informasi adalah sekumpulan komponen pembentuk sistem yang mempunyai keterkaitan antara satu komponen dengan komponen lainnya yang bertujuan menghasilkan suatu informasi dalam suatu bidang tertentu. Dalam sistem informasi diperlukannya klasifikasi alur informasi, hal ini disebabkan keanekaragaman kebutuhan akan suatu informasi oleh pengguna informasi. Kriteria dari sistem informasi antara lain, fleksibel, efektif dan efisien.

2.4 Metode Pendekatan dan Pengembangan Sistem

2.4.1 Metode Pendekatan Sistem

Proses pemecahan masalah secarasis tematis bermula dari John Dewey, seorang professor filosofi di Columbia University pada awal abad ini. Dalam bukunya 1910 diidentifikasi ada 3 seri penilaian dalam memecahkan suatu kontroversi yang memadai :

(29)

3. Membentuk penilaian.

Tahap-tahap dan langkah-langkah pendekatan sistem :

Tahap I : Usaha Persiapan

Langkah 1 : Memandang perusahaan sebagai suatu sistem.

2 : Mengenali sistem lingkungan.

3 : Mengidentifikasi subsistem perusahaan.

Tahap II : Usaha Definisi

Langkah 4 : Bergerak dari tingkat sistem ke subsistem.

5 : Menganalisa bagian sistem dalam urutan tertentu.

Tahap III : Usaha Solusi

Langkah 6 : Mengidentifikasi solusi alternatif.

7 : Mengevaluasi solusi alternatif.

8 : Memilih solusi terbaik.

9 : Menerapkan solusi terbaik.

(30)

2.4.1.1 Pemecahan Masalah

Masalah merupakan suatu kondisi yang memiliki potensi untuk menimbulkan kerugian luar biasa atau menghasilkan keuntungan luar biasa. Jadi pemecahan masalah berarti tindakan memberikan respon terhadap masalah untuk menekan akibat buruknya atau memanfaatkan peluang keuntungannya. Oleh karena itu masalah penting untuk dipecahkan. Keputusan adalah pemilihan suatu strategi atau tindakan. Pengambilan keputusan adalah tindakan memilih strategi atau aksi yang manajer yakini akan memberikan solusi terbaik atas masalah tersebut.

Dalam kasus ini kita mempunyai masalah di mana Sistem Informasi Inventori Peralatan secara online sering tergangu akibat dari buruknya koneksi jaringan internet maka di buatlah Sistem Informasi Inventori Peralatan Berbasis offline.

2.4.2 Metode Pengembangan Sistem

Dalam pengembangan aplikasi ini digunakan metode The Classic Life Cycle (Paradigma Waterfall). Pada metode ini terdapat 4 tahap untuk mengembangkan suatu perangkat lunak. Keempat tahapan itu tersusun dari atas kebawah, diantaranya : Analysis, Design, Coding, Testing.

(31)

2. Design adalah tahap penterjemah dari keperluan-keperluan yang dianalisis ke dalam bentuk yang lebih mudah dimengerti oleh pemakai. Yaitu dengan cara menampilkan ke dalam Diagram Konteks, Data Flow Diagram (Diagram Aliran Data), Entity Relationship Diagram, Struktur Tabel, dan Struktur Menu.

3. Coding adalah tahap penterjemah data/pemecahan masalah software yang telah dirancang ke dalam bahasa pemograman yang telah ditentukan.

4. Testing adalah tahap pengujian terhadap program yang telah dibuat. Pengujian ini dimulai dengan membuat suatu uji kasus untuk setiap fungsi pada perangkat lunak, kemudian dilanjutkan dengan pengujian terhadap modul-modul dan terakhir pada tampilan antar muka untuk memastikan tidak ada kesalahan dan semua berjalan dengan baik dan input yang diberikan hasilnya sesuai dengan yang diinginkan.

2.4.2.1 Analisis Perangkat Keras/Hardware

Aplikasi Sistem Informasi Inventori Peralatan Berbasis offline ini membutuhkan beberapa perangkat keras, baik perangkat keras komputer maupun perangkat keras jaringan.

(32)

Perangkat keras komputer yang digunakan oleh client dan server adalah sama, yang membedakannya itu hanya dari segi spesifikasi komputer nya saja, dimana komputer server memiliki kapasitas penyimpanan dan performance lebih besar daripada client. Adapun perangkat keras yang digunakan, dapat dikelompokan menjadi empat bagian, yaitu :

a. Input device. seperti : keyboard, mouse.

b. Process device. seperti : processor

c. Output device. seperti : monitor

d. Backing storage. seperti : hardisk

2. Perangkat keras jaringan

Perangkat keras jaringan yang digunakan dapat kita kelompokan menjadi delapan bagian, yaitu :

a. Komputer server

Komputer Server adalah suatu unit komputer yang berfungsi untuk menyimpan informasi dan untuk mengelola suatu jaringan komputer.

b. Komputer client

(33)

2.4.2.2 Analisis Perangkat Lunak/Software

Selain perangkat keras yang dibutuhkan, adapula perangkat lunak yang

digunakan untuk membangun aplikasi “Sistem Informasi Inventori Peralatan

Berbasis Off Line” yaitu :

a. Sistem Operasi Windows XP Profesional Service Pack 2

b. Java Netbeans IDE

c. Microsoft Acsess

Sedangkan spesifikasi perangkat lunak yang dibutuhkan untuk mendukung

aplikasi “Sistem Informasi Inventori Peralatan Berbasis Offline” yaitu diantaranya :

a. Sistem Operasi : Microsoft Windows XP Service Pack 2

b. MySQL, sebagai database server.

2.4.2.3 Analisis Pengguna/User

Aplikasi yang dibuat merupakan sebuah website yang diimplementasikan hanya untuk pegawai bagian IT yang berada di PT. PLN (Persero) P3B-JB Region Jawa Barat. Aplikasi yang akan dibangun nantinya akan dipergunakan oleh tiga jenis pengguna/user yaitu pegawai biasa, operator dan admin.

(34)

Pegawai biasa merupakan seorang user yang hanya mempunyai hak akses untuk melihat data peralatan jaringan saja dengan melakukan pencarian baik berdasarkan kantor region, UPT, maupun GI.

2. Operator

Operator merupakan seorang pegawai bagian IT yang berada di PT. PLN (Persero) P3B-JB Region Jawa Barat yang dipercaya dalam melakukan pengolahan data peralatan. Seorang operator mempunyai hak akses untuk melakukan manajemen terhadap seluruh data peralatan jaringan.

3. Admin

Admin adalah seorang pegawai bagian IT juga yang berada di PT. PLN (Persero) P3B-JB Region Jawa Barat. Admin mempunyai kedudukan paling tinggi. Disini admin bertugas untuk mengolah data master.

2.4.2.4 Analisi Sistem yang Sedang Berjalan

(35)

itu proses penambahan, pengubahan, penghapusan ataupun pencarian data peralatan jaringan, semuanya dilakukan dengan memanfaatkan aplikasi yang telah tersedia. Proses-proses pendokumentasian tersebut dilakukan oleh seorang pegawai bagian TI yang bertanggung jawab terhadap pendokumentasian peralatan jaringan. Data-data peralatan jaringan tersebut disimpan secara pribadi oleh pegawai tersebut sehingga jika pegawai lain di bagian IT menginginkan data peralatan jaringan maka harus meminta kepada pegawai tersebut baik itu meminta softfile ataupun print out nya. Adapun prosedur dari sistem tersebut adalah sebagai berikut :

Pegawai bagian TI (yang bertanggung jawab terhadap pendokumentasian peralatan jaringan) Pegawai tersebut melakukan pengolahan data peralatan jaringan menggunakan aplikasi Microsoft Excel sesuai data yang didapatkan.

Jika pegawai biasa ingin mengetahui data peralatan jaringan, maka mereka bisa memintanya kepada pegawai yang bersangkutan.

2.4.3 Alat Bantu Analisis

1. Flow Map

(36)

Seorang analis dan programmer akan membuat flowmap ada beberapa petunjuk yang harus diperhatikan, seperti :

a. Flowmap digambarkan dari halaman atas ke bawah dan dari kiri ke kanan.

b. Aktivitas yang digambarkan harus didefinisikan secara hati-hati dan definisi ini harus dapat dimengerti oleh pembacanya.

c. Kapan aktivitas dimulai dan berakhir harus ditentukan secara jelas. d. Setiap langkah dari aktivitas harus diuraikan dengan menggunakan

deskripsi kata kerja.

e. Setiap langkah dari aktivitas harus berada pada urutan yang benar.

Lingkup dan range dari aktifitas yang sedang digambarkan harus ditelusuri dengan hati-hati. Percabangan-percabangan yang memotong aktivitas yang sedang digambarkan tidak perlu digambarkan pada flowmap yang sama. Simbol konektor harus digunakan dan percabangannya diletakan pada halaman yang terpisah atau hilangkan seluruhnya bila percabangannya tidak berkaitan dengan sistem.

2. Diagram Konteks

(37)

1. Memberikan gambaran tentang seluruh sistem.

2. Terminal yang memberikan masukan ke sistem disebut source. 3. Terminal yang menerima keluaran disebut sink.

4. Hanya ada satu proses. 5. Tidak boleh ada data store.

3. DFD (Data Flow Diagram)

DFD merupakan alat yang digunakan untuk merancang sebuah sistem yang berorientasi pada alur data dgn konsep dekomposisi dapat digunakan untuk penggambaran analisa maupun rancangan sistem yang mudah dikomunikasikan oleh profesional system kepada pemakai maupun pembuat program.

3.1 DVD Level Zero

Diagram ini adalah dekomposisi dari diagram konteks. Cara pembuatan DFD level zero:

1. Tentukan proses utama yang ada pada sistem.

2. Tentukan apa yang diberikan/diterima masing-masing proses pada/dari sistem sambil memperhatikan konsep keseimbangan (alur data yang keluar/masuk dari suatu level harus sama dgn alur data yang masuk/keluar pada level berikutnya).

(38)

4. Gambarkan diagram level zero. 5. Hindari perpotongan arus data.

6. Beri nomor pada proses utama (nomor tidak menunjukkan urutan proses).

3.2 DVD Level 1

Diagram ini merupakan dekomposisi dari diagram level zero. Cara pembuatan DFD level 1 adalah sebagai berikut :

1. Tentukan proses yang lebih kecil (sub-proses) dari proses utama yang ada di level zero.

2. Tentukan apa yang diberikan/diterima masing-masing sub-proses pada/dari sistem dan perhatikan konsep keseimbangan.

3. Apabila diperlukan, munculkan data store (transaksi) sebagi sumber maupun tujuan alur data.

4. Gambarkan DFD level Satu 5. Hindari perpotongan arus data.

6. Beri nomor pada masing-masing sub-proses yang menunjukkan dekomposis dari proses sebelumnya.

3.3 DVD Level 2, Level 3, ...

(39)

4. Kamus Data

Kamus data tidak menggunakan notasi grafis sebagaimana halnya DAD, tetapi porsinya dalam memodelkan sistem tidak perlu diragukan lagi (sebuah model tidak lengkap tanpa KD). KD juga mempunyai fungsi yang sama dalam pemodelan sistem. dan penganalisas Kamus data selain digunakan untuk dokumentasi dan mengurangiredudansi, juga dapat digunakan untuk:

1. Memvalidasi diagram aliran data dalam hal kelengkapan dan keakuratan

2. Menyediakan suatu titik awal untuk mengembangkan layar dan laporan-laporan

3. Menentukan muatan data yang disimpan dalam file-file

4. Mengembangkan logika untuk proses-proses diagram aliran data

KD dibuat pada tahap analisis sistem dan digunakan baik pada tahap analisis maupun padatahap perancangan sistem. Pada tahap analisis sistem, KD dapat digunakan sebagai alat komunikasiantara analisis sistem dengan pemakai sistem tentang data yang mengalir di sistem, yaitu tentangdata yang masuk ke sistem dan tentang informasi yang dibutuhkan oleh pemakai sistem. dandatabase. Kamus data dibuat berdasarkan arus data yang ada di DADKD mendefinisikan elemen data dengan fungsi sebagai berikut:

(40)

2. Mendeskripsikan komposisi paket data yang bergerak melalui aliran (misalnya alamatdiuraikan menjadi kota, negara dan kode pos)

3. Mendeskripsikan komposisi penyimpanan data

4. -Menspesifikasikan nilai dan satuan yang relevan bagi penyimpanan dan aliran

5. Mendeskripsikan hubungan detil antar penyimpanan (yang akan menjadi titik perhatiandalam entity-relationship diagram)

5. Perancangan Basis Data

Basis data sebagai kumpulan dari data yang saling berhubungan yang diorganisasi sedemikian rupa agar kemudian dapat dimanfaatkan lagi dengan cepat dan mudah (Abdul Kadir, 2002: 39).

Definisi basis data (database) sangatlah bervariasi. Basis data dapat dianggap sebagai kumpulan data yang terkomputerisasi, diatur dan disimpan menurut salah satu cara yang memudahkan pengambilan kembali. Secara sederhana basis data dapat diungkapkan sebagai suatu pengorganisasian data dengan bantuan komputer yang memungkinkan data dapat diakses dengan mudah dan cepat.

Tujuan awal dan utama dalam pengolahan data pada sebuah basis data dalah agar dapat menentukan kembali data (data yang dicari) dengan mudah dan cepat.

(41)

Normalisasi adalah suatu teknik untuk mengorganisasi data ke dalam tabel-tabel untuk memenuhi kebutuhan pemakai di dalam suatu organisasi.

1. Tujuan dari normalisasi

2. Untuk menghilangkan kerangkapan data 3. Untuk mengurangi kompleksitas

4. Untuk mempermudah pemodifikasian data

b. Tabel Relasi

Relasi adalah hubungan antara tabel yang merepresentasikan hubungan antar obyek di dunia nyata. Macam-Macam Relasi antar tabel:

One-to-many. Misalkan terdapat relasi antara tabel ibu dan tabel anak dengan nama relasi "mempunyai" dan relasinya one-to-many. Artinya satu record pada tabel ibu boleh berelasi (mempunyai)

1.

Gambar Tabel Relasi One to Many

Sumber : Wikipedai.co.id

(42)

begitu pula sebaliknya. Conrohnya relasi antara tabel pegawai dan alamat pegawai. Satu record pegawai hanya berhubungan dengan satu record alamat pegawai beitu pula sebaliknya. Entitas 3 merupakan atribut yang unik di entitas 4.

2.

Gambar Tabel Relasi One to One

Sumber : Wikipedia.co.id

Many-to-many. Jika tabel satu berelasi dengan tabel dua dengan relasi any-to-many artinya ada banyak record di entitas satu dan entitas dua yang saling berhubungan satu sama lain. Contohnya relasi many-to-many antara tabel transaksi dan barang. Satu record transaksi bisa berhubungan dengan banyak record barang, begitu pula sebaliknya. Gambar relasi many-to-many:

3.

Gambar Tabel Relasi Many to Many

(43)

BAB IV

ANALISIS PRAKTEK KERJA LAPANGAN

4.1 Analisi Sistem yang Sedang Berjalan

Analisis sistem merupakan proses untuk menentukan suatu permasalahan menjadi elemen-elemen yang lebih kecil untuk dipelajari guna mempermudah permasalahan dari suatu sistem informasi, hasil akhir dari analisis sistem merupakan cara pemecahan masalah yang terjadi dalam spesifikasi sistem yang baru.

(44)

Analisis sistem yang sedang berjalan merupakan peninjauan atau analisis terhadap sistem yang berjalan yang didalamnya terdapat urutan kegiatan yang tepat dari tahapan-tahapan yang menerangkan proses yang dikerjakan, siapa yang mengerjakan proses tersebut, bagaimana proses itu dapat dikerjakan dan dokumen apa yang dilibatkan.

4.1.1 Analisis Prosedur yang sedang Berjalan

Pada sistem sebelumnya proses pendokumentasian peralatan jaringan dilakukan hanya dengan menggunakan aplikasi Microsoft Excel yang bukan merupakan aplikasi khusus untuk pendokumentasian inventory barang. Baik itu proses penambahan, pengubahan, penghapusan ataupun pencarian data peralatan jaringan, semuanya dilakukan dengan memanfaatkan aplikasi yang telah tersedia. Proses-proses pendokumentasian tersebut dilakukan oleh seorang pegawai bagian TI yang bertanggung jawab terhadap pendokumentasian peralatan jaringan. Data-data peralatan jaringan tersebut disimpan secara pribadi oleh pegawai tersebut sehingga jika pegawai lain di bagian IT menginginkan data peralatan jaringan maka harus meminta kepada pegawai tersebut baik itu meminta softfile ataupun print out nya. Adapun prosedur dari sistem tersebut adalah sebagai berikut :

(45)

bagian jaringan mengenai data peraltan yang harus diolah, baik itu untuk ditambahkan, diubah atau dihapus.

4.1.1.1 Flow Map

Prosedur Pendokumentasian Peralatan Jaringan

Kepala Jaringan Pegawai

Ket diinginkan :Pegawai : Pegawai bagian TI yang bertanggung jawab untuk mendokumentasikan data peralatan

jaringan.

Gambar Flowmap 4.1 Prosedur Pendokumentasian Peralatan Jaringan

(46)

Ket jaringan:Pegawai : Pegawai bagian TI yang bertanggung jawab untuk mendokumentasikan data peralatan

jaringan.

Gambar Flowmap 4.2 prosedur minta data alat jaringan (pegawai)

Meminta Data Yang di

(47)

Gambar Flowmap 4.3 prosedur minta data alat jaringan (kepala jaringan)

Meminta Data Yang di

(48)

Diagram Kontek

(49)
(50)

DFD Level 2 Proses Pengolahan Data Peralatan

(51)

DFD Level 2 Proses Pengolahan Data Master

(52)

DFD Level 3 Proses Pencarian Data Peralatan

(53)

DFD Level 3 Proses Pengolahan di Region

(54)

DFD Level 3 Proses Pengolahan di UPT

(55)

DFD Level 3 Proses Pengolahan di GI

(56)

DFD Level 3 Proses Pengolahan Data Master Alat

(57)

DFD Level 3 Proses Pengolahan Data Master UPT

(58)

DFD Level 3 Proses Pengolahan Data Master GI

(59)

DFD Level 3 Proses Pengolahan Data Master Operator

Gambar 4.16 DFD Level 3 Proses Pengolahan Data Master Operator

4.1.2 Evaluasi Sistem Yang Sedang Berjalan

(60)

Dalam sistem yang sedang berjalan belum ada suatu program aplikasikhusus yang digunakan untuk sistem pengolahan data inventori, sehingga pada saat pencarian online dan jaringannya sedang gangguan akan menyebabkan keterlambatan informasi. Sehingga pada saat pencarian data inventori sering tidak efektif.

Berdasarkan analisa permasalahan diatas dan , maka penulis merancang suatuprogram aplikasi baru dengan menggunakan bahasa pemograman under windows. Yaitu dengan menggunakan bahasa pemrograman Java netbean IDE dan database menggunakan SQL Server dengan membuat pengembangan pengolahan datanya.Aplikasi yang penulis buat ini mudah-mudahan dapat mempercepat pengolahandata pencarian data.

4.2 Usulan Perancangan Sistem

(61)

alternatif baru yang memberi kemudahan terhadap SISTEM INFORMASI INVENTORI PERALATAN JARINGAN BERBASIS OFFLINE.

4.2.1 Tujuan Perancangan Sistem Yang Diusulkan

Tujuan perancangan sistem ini adalah untuk memberikan penjelasan ataumen definisikan kepada pemakai program atau User. Dengan demikian pembuatan program ini diharapkan dapat membantu mengatasi kekurangan-kekurangan yangada dan dapat menghasilkan informasi serta laporan-laporan dengan cepat dan tepat. Adapun perancangan yang diusulkan merupakan langkah untuk lebih mengefektifkan dan mengefisienkan sistem yang lama dengan menggunakan sistem komputerisasi.

4.2.2 Perancangan Prosedur yang Diusulkan

(62)

4.2.2.1 Flow Map

Prosedur Pendokumentasian Peralatan Jaringan

Kepala Jaringan Pegawai

Ket diinginkan :Pegawai : Pegawai bagian TI yang bertanggung jawab untuk mendokumentasikan data peralatan

jaringan.

Gambar 4.17 Flowmap Prosedur Pendokumentasian Peralatan Jaringan

(63)

Ket jaringan:Pegawai : Pegawai bagian TI yang bertanggung jawab untuk mendokumentasikan data peralatan

jaringan.

Gambar 4.18 Flowmap prosedur minta data alat jaringan (pegawai)

Meminta Data Yang di

(64)

Gambar 4.19 Flowmap prosedur minta data alat jaringan (kepala jaringan)

Meminta Data Yang di

(65)

4.2.2.2 Diagram Kontek

Gambar Diagram Konteks SI Inventori Peralatan Jaringan Berbasis Off line di PT. PLN (Persero) P3B-JB Region Jawa Barat

(66)
(67)

4.2.3 Implementasi Database

Dalam membangun aplikasi ini tentunya sangat dibutuhkan perancangan database, adapun implementasi database dari aplikasi ini dapat dilihat divawah ini :

1. Tabel master_alat

CREATE TABLE `master_alat` ( `id_alat` int(11) NOT NULL

AUTO_INCREMENT, `jenis_alat` varchar(25) DEFAULT NULL, PRIMARY KEY

(`id_alat`) ) ENGINE=InnoDB AUTO_INCREMENT=12 DEFAULT

CHARSET=latin1CHECKSUM=1DELAY_KEY_WRITE=1ROW_FORMAT=DY

NAMIC

2. Tabel spesifikasi

CREATE TABLE `spesifikasi` ( `no_spesifikasi` int(11) NOT NULL

AUTO_INCREMENT, `id_alat` int(11) NOT NULL, `merk` varchar(20) NOT

NULL, „ tipe` varchar(20) NOT NULL, `spesifikasi` varchar(200) NOT NULL,

`alamat_gambar` varchar(100) NOT NULL, PRIMARY KEY (`no_spesifikasi`),

KEY `FK_alat_merk` (`merk`), KEY `FK_alat_tipe` (`tipe`), KEY `FK_id_alat`

(`id_alat`), CONSTRAINT `FK_id_alat` FOREIGN KEY (`id_alat`) REFERENCES

` master_alat` (`id_alat`) ON DELETE NO ACTION ON UPDATE NO ACTION

)ENGINE=InnoDB AUTO_INCREMENT=51 DEFAULT CHARSET=latin1

(68)

3. Tabel alat

CREATE TABLE `alat` ( `no` int(11) NOT NULL AUTO_INCREMENT,

`no_spesifikasi` int(11) DEFAULT NULL, `id_upt` int(11) DEFAULT NULL,

`id_gi` int(11) DEFAULT NULL,

`SN` varchar(20) DEFAULT NULL, 82

`tgl_operasi` datetime DEFAULT NULL, `thn_perolehan` year(4) DEFAULT

NULL, `NIP` int(11) DEFAULT NULL, PRIMARY KEY (`no`), KEY

`FK_no_spesifikasi` (`no_spesifikasi`), KEY `FK_NIP` (`NIP`), KEY `FK_id_upt`

(`id_upt`), KEY `FK_id_gi` (`id_gi`), CONSTRAINT `FK_id_gi` FOREIGN KEY

(`id_gi`) REFERENCES `gi` (`id_gi`) ON DELETE NO ACTION ON UPDATE

NO ACTION, CONSTRAINT `FK_id_upt` FOREIGN KEY (`id_upt`)

REFERENCES `upt` (`id_upt`) ON DELETE NO ACTION ON UPDATE NO

ACTION, CONSTRAINT `FK_NIP` FOREIGN KEY (`NIP`) REFERENCES

`user_‟ (`NIP`), CONSTRAINT `FK_no_spesifikasi` FOREIGN KEY

(`no_spesifikasi`) REFERENCES `spesifikasi` (`no_spesifikasi`) ON DELETE NO

ACTION ON UPDATE NO ACTION ) ENGINE=InnoDB AUTO_INCREMENT=6

DEFAULT

CHARSET=latin1CHECKSUM=1DELAY_KEY_WRITE=1ROW_FORMAT=DY

NAMIC

4. Tabel upt

CREATE TABLE `upt` ( `id_upt` int(11) NOT NULL, `nama_upt` varchar(50)

(69)

CHARSET=latin1CHECKSUM=1DELAY_KEY_WRITE=1ROW_FORMAT=DY

NAMIC

5. Table gi

CREATE TABLE `gi` ( `id_gi` int(11) NOT NULL, `id_upt` int(11) DEFAULT

NULL, `nama_gi` varchar(50) DEFAULT NULL, PRIMARY KEY (`id_gi`), KEY

`FK_gi` (`id_upt`), CONSTRAINT `FK_gi` FOREIGN KEY (`id_upt`)

REFERENCES `upt` (`id_upt`) ON DELETE CASCADE ON UPDATE CASCADE

)ENGINE=InnoDBDEFAULTCHARSET=latin1CHECKSUM=1DELAY_KEY_W

RITE=1 ROW_FORMAT=DYNAMIC 83

6. Tabel user_

CREATE TABLE `user_` ( `NIP` int(11) NOT NULL, `nama` varchar(50)

DEFAULT NULL, `no_tlp` varchar(20) DEFAULT NULL, `pass` varchar(50)

DEFAULT NULL, `status` enum('Admin','Operator','Pegawai') DEFAULT NULL,

PRIMARY KEY (`NIP`) )ENGINE=InnoDB DEFAULT CHARSET=latin1

CHECKSUM=1 DELAY_KEY_WRITE=1 ROW_FORMAT=DYNAMIC

9. Table histori hapus

(70)

NULL, `tipe` varchar(50) DEFAULT NULL, `spesifikasi` varchar(100) DEFAULT NULL, `tgl_operasi` date DEFAULT NULL, `thn_perolehan` year(4) DEFAULT NULL, `oleh` varchar(50) DEFAULT NULL, `alamat_gambar` varchar(100) DEFAULT NULL, `waktu_hapus` datetime DEFAULT NULL, `ket` varchar(100) DEFAULT NULL, PRIMARY KEY (`no_Hhapus`), KEY `FK_history_hapus`(`no`))ENGINE=InnoDBAUTO_INCREMENT=3 7DEFAULTCHARSET=latin1CHECKSUM=1DELAY_KEY_WRIT E=1 ROW_FORMAT=DYNAMIC

Aplikasi Sistem Informasi Inventori Peralatan Jaringan Berbasis Off line ini dapat ditunjukkan dengan gambar-gambar sebagai berikut:

(71)
(72)

Gambar Tampilan Halaman Pegawai Biasa

(73)

Gambar Tampilan Peralatan Di GI

(74)

Gambar Tampilan Data Master Alat

(75)
(76)
(77)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah menganalisis sistem yang dibangun, maka penulis dapat menyampaikan beberapa hal sebagai kesimpulan, yaitu diantaranya :

1. Dengan adanya sistem ini dapat memudahkan user dalam melakukan proses pendokumentasian peralatan jaringan.

2. Sistem yang telah dibangun dapat membantu memudahkan user dalam melakukan pencarian data peralatan jaringan.

3. Dapat memudahkan pegawai bagian TI (operator atau admin) dalam melakukan pengolahan data ataupun pengolahan data master.

4. Proses pendokumentasin peralatan jaringan dapat dilakukan dengan lebih cepat dan efektif.

5.2 Saran

Sistem Informasi Inventori Peralatan Jaringan berbasis Off line ini tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahan. Adapun saran dari penulis untuk pengembangan sistem kedepannya adalah sebagai berikut :

(78)

2. Perubahan dan penambahan sistem baik dari segi fungsionalitas maupun

(79)

REGION JAWA BARAT

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Diajukan untuk memenuhi syarat matakuliah Praktek Kerja Lapangan Program Strata Satu Program Studi Sistem Informasi

Oleh

Decky Yohansyah Heryanadi NIM : 10507175

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG

(80)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Illahi Robbi yang telah memeberikan kekuatan dan kelancaran dalam pelaksanaan dan penyelesaian Laporan Praktek Kerja Lapangan ini. Tanpa kekuatan dan pertolongan dari-Nya laporan PKL di PT. PLN (Persero) P3B-JB Region Jawa Barat selama satu bulan (4-30 July 2011)tidak akan terselesaikan.Melalui PKL ini diharapkan mahasiswa memiliki bekal gambaran, pengetahuan dan pengalaman kerja yang sesungguhnya dengan keilmuan yang telah dipelajari.Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan PKL ini masih jauh darikesempurnaan. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari segala pihak untuk menjadi bahan masukan untuk penulis dalam penulisan selanjutnya.Dalam penyelesaian laporan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada orang tua yang selalu member bantuan dan dukungan baik moral maupun materiil.Untuk itu dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebebsar-besarnya kepada:

(81)

2. Yth. Marliana Budhiningtias W., S.Si.,M.Si selaku Dosen pembimbing yang dengan sabar telah menuntun dan memberikan pengarahan dalam penyusunan Laporan PKL ini hingga selesai.

3. Yth. Bapak/Ibu Dosen yang telah mendidik serta membantu dalam pembelajaran selama penulis menjadi mahasiswa UNIKOM.

4. Yth. Sekretariat Program studi Manajemen Informatika yang telah banyak membantu dengan memberikan informasi dan mengurus dokumen-dokumen penting penulis.

5. Yth. Bapak Superiatna selaku asisten analisis jaringan telekomunikasi yang telah mengizinkan penulis untuk melaksanakan Praktek Kerja Lapangan. 6. Yth. Seluruh karyawan PT (PERSERO) P3B JB Jawa Barat atas nasihat,

saran dan rasa kekeluargaan yang diberikan selama penulis melaksanakan PKL.

7. Teruntuk keluarga. Bapak, Mamah, Dhea, A Ade, A Iponk, Adit, Cumoy,juga wanita tercantik Wisnu Ferawati dan yang tanpa henti selalu mendo’akandan memberikan support dan kasih sayang bagi penulis setiap waktu tanpa mengenal lelah. Sehingga penulis selalu mendapatkan Ridho-Nya.

(82)

9. Seluruh pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah terlibat dan membantu dalam membuat laporan PKL ini.Akhir kata penulis berharap bahwa laporan Praktek Kerja Lapangan ini dapat memberikan manfaat bagi penulis dan bagi semua pihak pada umumnya. SemogaAllah SWT senantiasa memberikan limpahan anugerah-Nya bagi kita semua. Amiin.

Wassalamuaikum Wr. Wb.

Bandung, 15 Oktober 2011

Penulis

(83)
(84)

2.4 Metode Pendekatan dan Pengembangan ... 15

2.4.1 Metode Pendekatan Sistem ... 15

2.4.2 Metode Pengembangan Sistem ... 17

2.4.2.1 Analisis Perangkat Keras/Hardware... 18

2.4.2.2 Analisis Perangkat Lunak/Software ... 19

2.4.2.3 Analisis Pengguna/User ... 20

2.4.2.4 Analisi Sistem yang Sedang Berjalan ... 21

(85)

3.3 Struktur Organisasi Perusahaan ... 40

3.3 Tugas Dan Fungsi Perusahaan ... 41

BAB IV ANALISIS PRAKTEK KERJA LAPANGAN ... 43

4.1 Analisis Sistem Yang Berjalan ... 43

4.1.1 Analisis Prosedur yang sedang Berjalan ... 44

4.2.3 Implementasi Database ... 67

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 77

5.1 Kesimpulan ... 77

(86)

DAFTAR GAMBAR

Gambar ... 3

Contoh Diagram Konteks ... 20

Gambar Logo PLN ... 30

Gambar 4.1 Flowmap Prosedur Pendokumentasian Peralatan Jaringan ... 40

Gambar 4.2 Flowmap prosedur minta data alat jaringan (pegawai) ... 41

Gambar 4.3 Flowmap prosedur minta data alat jaringan (kepala jaringan) ... 42

Gambar 4.4 Diagram Konteks SI Inventori Peralatan Jaringan Berbasis Web di PT. PLN (Persero) P3B-JB Region Jawa Barat ... 43

Gambar 4.5 DFD Level 2 Proses Pengolahan Data Peralatan ... 45

Gambar 4.6 DFD Level 2 Proses Pengolahan Data Master ... 46

Gambar 4.7 DFD Level 3 Proses Pencarian Data Peralatan ... 47

Gambar 4.8 DFD Level 3 Proses Pengolahan di Region ... 48

Gambar 4.9 DFD Level 3 Proses Pengolahan di UPT ... 49

Gambar 4.10 DFD Level 3 Proses Pengolahan di GI ... 50

Gambar 4.11 DFD Level 3 Proses Pengolahan Data Master Alat ... 51

Gambar 4.12 DFD Level 3 Proses Pengolahan Data Master UPT ... 52

Gambar 4.13 DFD Level 3 Proses Pengolahan Data Master Operator ... 53

Gambar 4.15 DFD Level 3 Proses Pengolahan Data Master Operator ... 54

Gambar 4.16 Flowmap Prosedur Pendokumentasian Peralatan Jaringan ... 57

Gambar 4.17 Flowmap prosedur minta data alat jaringan (pegawai) ... 58

(87)

Gambar 4.19 Diagram Konteks SI Inventori Peralatan Jaringan Berbasis Off Line

di PT. PLN (Persero) P3B-JB Region Jawa Barat ... 60

Gambar 4.20 Level 1 SI Inventori Peralatan Jaringan Berbasis Off line di PT. PLN (Persero) P3B-JB Region Jawa Barat ... 61

Gambar Tampilan Login ... 65

Gambar Tampilan Home. ... 66

Gambar Tampilan Halaman Pegawai Biasa ... 67

Gambar Tampilan Cari Peralatan di Region ... 67

Gambar Tampilan Peralatan Di GI ... 68

Gambar Tampilan Tambah Data Master Alat ... 68

Gambar Tampil Tambah Detail alat ... 69

(88)

Nama : Decky Yohansyah Heryanadi

Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 28 Desember 1989

Alamat : Jl. Taruna V no 79 Bandung

Jenis Kelamin : Laki - Laki

E-mail : Kiekieyohansyah@yahoo.co.id

Agama : Islam

Latar Belakang Pendidikan : SD 1995 - 2001

SMP 2001 - 2004

SMU 2004 – 2007

(89)
(90)

Segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Illahi Robbi yang telah memeberikan kekuatan dan kelancaran dalam pelaksanaan dan penyelesaian Laporan Praktek Kerja Lapangan ini. Tanpa kekuatan dan pertolongan dari-Nya laporan PKL di PT. PLN (Persero) P3B-JB Region Jawa Barat selama satu bulan (4-30 July 2011)tidak akan terselesaikan.Melalui PKL ini diharapkan mahasiswa memiliki bekal gambaran, pengetahuan dan pengalaman kerja yang sesungguhnya dengan keilmuan yang telah dipelajari.Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan PKL ini masih jauh darikesempurnaan. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari segala pihak untuk menjadi bahan masukan untuk penulis dalam penulisan selanjutnya.Dalam penyelesaian laporan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada orang tua yang selalu member bantuan dan dukungan baik moral maupun materiil.Untuk itu dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebebsar-besarnya kepada:

(91)

Laporan PKL ini hingga selesai.

3. Yth. Bapak/Ibu Dosen yang telah mendidik serta membantu dalam pembelajaran selama penulis menjadi mahasiswa UNIKOM.

4. Yth. Sekretariat Program studi Manajemen Informatika yang telah banyak membantu dengan memberikan informasi dan mengurus dokumen-dokumen penting penulis.

5. Yth. Bapak Superiatna selaku asisten analisis jaringan telekomunikasi yang telah mengizinkan penulis untuk melaksanakan Praktek Kerja Lapangan. 6. Yth. Seluruh karyawan PT (PERSERO) P3B JB Jawa Barat atas nasihat,

saran dan rasa kekeluargaan yang diberikan selama penulis melaksanakan PKL.

7. Teruntuk keluarga. Bapak, Mamah, Dhea, A Ade, A Iponk, Adit, Cumoy,juga wanita tercantik Wisnu Ferawati dan yang tanpa henti selalu mendo’akandan memberikan support dan kasih sayang bagi penulis setiap waktu tanpa mengenal lelah. Sehingga penulis selalu mendapatkan Ridho-Nya.

(92)

bahwa laporan Praktek Kerja Lapangan ini dapat memberikan manfaat bagi penulis dan bagi semua pihak pada umumnya. SemogaAllah SWT senantiasa memberikan limpahan anugerah-Nya bagi kita semua. Amiin.

Wassalamuaikum Wr. Wb.

Bandung, 15 Oktober 2011

Penulis

(93)

Gambar

Gambar Tabel Relasi One to One
Gambar Flowmap 4.1 Prosedur Pendokumentasian Peralatan Jaringan
Gambar Flowmap 4.2 prosedur minta data alat jaringan (pegawai)
Gambar Flowmap 4.3 prosedur minta data alat jaringan (kepala jaringan)
+7

Referensi

Dokumen terkait

PT.PLN (PERSERO) P3B JAWA BALI REGION JAWA BARAT UPT PURWAKARTA” Yang digunakan untuk melengkapi salah satu syarat dalam. mata kuliah kerja praktek pada program

[r]

1) Penetapan calon peserta pelatihan masih dilakukan secara acak, bahkan tanpa mempertimbangkan potensi dan kompetensi calon peserta tersebut. 2) Unit diklat belum sepenuhnya

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pada fakultas pendidikan teknik dan kejuruan. © Dian Dwi Herlambang 2015 Universitas

Dimana terdapat sebuah atau lebih server yang dihubungkan dalam suatu dumb terminal. Karena Dumb Terminal hanyalah sebuah monitor yang dihubungkan dengan

Namun sistem pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan dan Penelitian di Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO) yang sedang berjalan saat ini masih dilakukan

1) Pelaksanaan pemotongan PPh Pasal 21 atas gaji pegawai di PT.PLN (Persero) Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban (P3B) Jawa Bali Region Jawa Barat sudah baik dan memadai.

Dari perrhitungan di atas dapat diketahui bahwa rasio tertinggi adalah pada tahun 2009 yaitu sebesar 36.93% artinya aktiva lancar yang dimiliki perusahaan sebesar