• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengelompokan Isolat Xanthomonas oryzae pv. oryzae dengan Menggunakan Galur Isogenik Padi IRRI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengelompokan Isolat Xanthomonas oryzae pv. oryzae dengan Menggunakan Galur Isogenik Padi IRRI"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

September 1998, 66-72 ISSN 0854-8587

Vol. 5, No. 3

Pengelompokan Isolat

Xanthomonas oryzae

pv.

oryzae

dengan

Menggunakan Galur Isogenik Padi IRRI

(Grouping of

Xanthomonas oryzae

pv.

oryzae

Isolates Using IRRI

Near-Isogenic Lines of Rice)

HARTINI R. DAN

M.

KOSIM KARDIN2

Padi, Kecil No. 8, 16111

Penelitian No. 12, 11

Diterima 27 April 19 Agustus 1998

Using IRRI rice near-isogenic lines, 106 isolates o f Xanthomonas oryzae pv. (Xoo) isolated from diseased plants from and Karawang Districts i n the dry season o f 1994 were separated into 12 pathotypes. All of them be as complex The simplest pathotype (pathotype I) has at least genes for virulence to overcome and Xa-14 resistance genes, respectively. Pathotype V, the most dominant pathotype

has at least seven virulence to overcome Xa-2, and Xa-14, while the most virulent one (pathotype has at least 10 virulence genes to overcome Xa-2, Xa-3, Xa-4, xa-5, Xa-7, Xa-14,

Xa-21. With the exception of pathotypes I which were only detected from 64 i n a location with the irrigation scheme the distribution of Xoo pathotypes were not affected by rice cultivars and the irrigation planting time in each location. Out o f ten resistance genes used i n this study, only Xa-7, and Xa-21 are relatively effective against the majority of the Xoo isolates, so that these resistance can incorporated into our rice breeding program. Since pathotype having the ability to overcome the of these resistance genes already occurred in nature, however, xa-5, Xa-7, and Xa-21 should not be used in a gene pyramiding fashion. Due to the lower percentage of pathotypes having the ability to overcome Xa-7, we postulated that the addition o f virulence genes to overcome

occurred after the integration of virulence genes to overcome xa-5 and Xa-21 into the Xoo population.

PENDAHULUAN

daun bakteri yang disebabkan oleh

oryzae pv. oryzae (Ishiyama) Dye salah

terpenting pada pertanaman padi di Indone-

sia (Kardin 1993) dan di negara beras

(Ou 1985). Xanthomonas oryzae pv. oryzae (Xoo)

mempunyai patotipe sehingga untuk mengendalikan

daun bakteri dengan menggunakan kultivar yang tahan, pemantauan pergeseran patotipe dan pencarian

ketahanan baru harus terus dilakukan dalam jang program pemuliaan padi yang berkesinambungan.

Di lampau pemantauan patotipe Xoo di Indonesia

dilakukan dengan menggunakan Kozaka yang sudah

(Yamamoto et 1977). Di Indonesia

berhasil diidentifikasi tiga patotipe Xoo. Patotipe

mempunyai penyebaran yang paling sehingga

mengevaluasi galur sebelum dilepas

kultivar baru. Horino (1986)

mengidentifikasi tiga patotipe Xoo lainnya.

pai ada 11 patotipe Xoo yang sudah teridentifikasi

dengan menggunakan sistem Kozaka (data tidak

Surjadi Machmud (1987)

kan patotipe yang dominan telah

plasma nutfah padi serta evaluasi galur untuk memperoleh kultivar yang tahan terhadap patotipe

untuk

Ogawa et al. (1991) berhasil galur isogenik

dengan menggunakan padi kultivar IR 24 sebagai recurrent

parent. Galur isogenik bermanfaat untuk

perubahan komposisi patotipe Xoo di suatu daerah (Ogawa

1993) dan telah digunakan oleh Noda et (1996) dalam

penyebaran patotipe pada

1991 dan 1993 di Jepang.

Dengan menggunakan galur isogenik identitas dan jumlah gen ketahanan yang terdapat pada kultivar

dan sebagai pembeda patotipe dapat

ketahui dengan lebih saksama karena galur isogenik

punyai genetika yang lebih Dengan

berasumsi bahwa hubungan patotipe Xoo dan kultivar padi

mengikuti gen ke gen, maka jumlah dan komposisi gen

pada masing-masing patotipe Xoo pun dapat

tahui dengan baik. lnformasi ini bermanfaat dalam

hubungan kekerabatan antarpatotipe Xoo

dan perubahan patotipe yang terjadi di alam

sehingga dapat lebih program pemuliaan padi,

khususnya dalam menggunakan gen ketahanan

terhadap Xoo agar keefektifannya dapat (durable

resistance). lnformasi ini tidak dapat diperoleh bila

kita mengelompokkan patotipe dengan menggunakan

Kozaka.

Sebagai awal telah dicoba galur isogenik 10

padi mengelompokkan 106 isolat Xoo yang

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

Referensi

Dokumen terkait

Memperoleh agens penginduksi ketahanan tanaman padi yang efektif terhadap penyakit hawar daun bakteri ( X. oryzae ), khususnya oleh bakteri endofit dan atau asam

Hasil ini berbeda dengan laporan dari Balitkabi (2008) yang memaparkan bahwa varietas Anjasmara merupakan varietas kedelai yang tahan terhadap penyakit busuk daun

Bakteri yang telah diisolasi dari daun tanaman padi yang bergejala hawar daun bakteri yang diambil dari 5 kecamatan di Kabupaten Jember menunjukkan warna kuning

Hasil pengujian ketahanan galur-galur IRBB terhadap Xoo patotipe VIII juga tidak memperoleh galur bereaksi tahan dan agak tahan, tetapi hanya 14 galur agak rentan dan delapan

Isolasi dilakukan dengan cara mengambil daun dari tanaman sakit yang diduga terinfeksi bakteri hawar daun dengan cara memotong bagian daun yang menunjukkan gejala hawar

Isolasi dilakukan dengan cara mengambil daun dari tanaman sakit yang diduga terinfeksi bakteri hawar daun dengan cara memotong bagian daun yang menunjukkan gejala hawar

oryzae (Xoo). Kehilangan yang diakibatkan oleh penyakit tersebut di Indonesia mencapai 70 – 80%, di India mencapai 74 – 81% dan Jepang mencapai 20 – 50%, sehingga menyebabkan

Berdasarkan komposisi patotipe Xoo pada pertanaman MH 2014/2015, rekomendasi perbaikan teknologi pengendalian penyakit HDB pada periode tanam awal dan pertengahan yaitu menanam