• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kontribusi Pendapatan Usaha Ternak Sapi Potong Rakyat pada Pola Usaha Tani Terpadu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kontribusi Pendapatan Usaha Ternak Sapi Potong Rakyat pada Pola Usaha Tani Terpadu"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Noferdiman

A.

Pengajar Sosial Ekonomi

ABSTRACT

The research aim to know the correlation of the cattle raising contribution for family income and the optimally of the cattle raising fanning. The research method was with the sample technique was two stage cluster sampling. The first stage do to choice the sample area and then every area will be choice the transmigrate sampling. The collected data were primary and secondary date and then analyzed with the Chi-Square Analysis and Programming with the Quantitative System (QS). The result of the research indicated that the correlation of the farm cattle raising for the income with the farm integrated The utilization of the production factors is not optimally and the optimally of production factors can be to increase the contribution of farm cattle raising for family income. The optimally model can be to base the cattle development as a agribusiness system.

Words : Farm Cattle Agribusiness

PENDAHULUAN Belakang

Keadaan dan tantangan bidang peternakan tidak bisa terlepas dari subsektor lain yang erat kaitannya dengan subsektor peternakan, karena peternakan merupakan dari sektor pertanian dan sektor lainnya. Hal ini menyebabkan

buhan dan perkembangan subsektor peternakan juga bergantung dari pertumbuhan dan

sektor lain yang terkait. Tulang punggung dalam penyediaan produk peternakan termasuk sapi di hampir sepenuhnya di peternak rakyat yang umumnya berskala hanya sebagai sambilan atau cabang dan

penyebaran penduduk. Dalam memacu produksi, peternakan rakyat dengan skala berperan. Data

pertanian menunjukkan bahwa

tangga yang bergerak dalam peternakan adalah dan besar merupakan petemakan rakyat. Soehadji (1992) komposisi peter- nakan rakyat untuk masing-masing ternak adalah sapi potong kambing dan domba

kerbau sapi babi ayam

ayam dan itik 100%.

Pada masa yang akan datang perlu mendorong skala peternakan untuk mencapai skala ekonomis sehingga bisa meningkatkan

teraan peternak juga bisa sebagai sumber pendapatan daerah melalui retribusi ternak maupun pajak usaha. Pergeseran skala

sebagai salah satu pra kondisi untuk capai skala industri peternakan. Pergeseran skala

dari peternakan rakyat ke industri petemakan

dapat menjadi tipe-tipe sambilan, cabang usaha, pokok, dan industri peternakan. Kontribusi ternak sapi terhadap pendapatan usahatani keluarga masih sehingga perlu adanya dorongan untuk lebih mengembangkan ternak agar dapat menjadi salah satu cabang usahatani.

Pengembangan ternak sapi menjadi suatu sistem agribisnis hendaknya lebih

kan kesejahteran dan tidak mematikan peter- nakan rakyat, sehingga salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan meningkatkan skala sehingga ekonomis dan mampu

pendapatan yang besar bagi keluarga. kondisi sosial ekonomi peternak di Indonesia yang umumnya di dengan mata

sebagai maka pengembangan peternakan rakyat tidak terlepas dari usaha-

sehingga skala ternak

mengkombinasikan berbagai faktor produksi yang dimilikinya agar yang lebih optimal.

Berdasarkan pada di maka dilakukan penelitian keterkaitan antara temak sapi dengan pola usahatani keluarga dampaknya bagi perkembangan perekonomian keluarga.

Tujuan

Tujuan dilakukan penelitian

ternak sapi melalui pendekatan usahatani dan peternakan sapi terpadu ini adalah :

1. mengetahui hubungaq

(2)

2. mengetahui skala terbak sapi potong yang dapat

faktor produksi, sehingga dapat

busi optimal yang dapat disumbangkan oleh temak.

MATERI DAN

penelitian yang digunakan adalah dengan unit keluarga yang memelihara temak sapi potong di samping usahatani

dan perkebunan.

contoh yang digunakan terdiri dari dua tahap yaitu tahap pertama dilakukan 3 dari 12 desa secara acak sederhana (Simple Random Sampling), dan pada tahap kedua dilakukan pemilihan 30 keluarga yang ternak sapi pada masing-masing desa sampel secara acak sederhana (Simple Random

Sampling), sehingga diperoleh jumlah sampel 90 keluarga.

Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer yang dikumpulkan langsung melalui

dan oleh keluarga

yang sampel dan data sekunder yang diperoleh dari berbagai terkait. Data yang

diperoleh dan dilakukan

data dengan menggunakan uji Chi-square untuk mengetahui hubungan antara kontribusi temak sapi dengan pola usahatani yang dilakukan keluarga, linear programming untuk mengetahui kontribusi optimal ternak sapi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Umum Pola Usahatani dan Peternakan Sapi Terpadu

Pola usahatani dan peternakan sapi terpadu

yang oleh keluarga

dengan komoditi yang diusahakan,

terutama untuk Terdapat

komoditi dan dua komoditi perkebunan yang diusahakan oleh keluarga

1).

(3)

Komoditi yang paling

dikembangan oleh keluarga transmigran adalah ketela pohon, dan diikuti dengan kacang-kacangan, dan

karena pengusahaan ketela

pohon dan tidak membutuhkan

teknologi dan perhatian yang besar, serta kebutuhan biaya usahatani Komoditi kebunan yang paling dikembangkan adalah perkebunan kelapa dan tidak terlepas dari pelaksanan pola PIR kelapa yang dikembangkan. Hal lain yang menyebabkan semakin luasnya perkebunan kelapa yang diusahakan adalah prospek kelapa di masa yang akan datang yang oleh keluarga migran cukup baik, sehingga perkebunan karet

yang dikonversikan menjadi lahan kebunan kelapa

Pola usahatani dan peternakan sapi terpadu yang dikembangkan oleh keluarga sebagian besar mengusahakan tiga cabang yaitu

kebunan dan ternak sapi, dan sebahagian lagi keluarga hanya mengusahakan dua cabang usahatani

yaitu perkebunan dan ternak sapi. Pola usahatani dan peternakan sapi terpadu yang paling

oleh keluarga adalah ketela

pohon dengan satu satu

kelapa dan ternak sapi, dan diikuti dengan kacang-kacangan untuk satu kali

kelapa dan ternak sapi.

Penggunaan Tenaga Kerja dan Produktivitas Usaha- tani

Sumber utama pendapatan usahatani keluarga dari perkebunan baik karet maupun kelapa karena relatif rendahnya produktivitas

tani dan ternak sapi. Produktivitas komoditi perkebunan karet relatif lebih tinggi banding kelapa karena umur kelapa

yang relatif masih muda (4-5 tahun) dibanding karet yang telah mencapai umur produktivitasnya. Penerirnaan, biaya, dan pendapatan serta penggunaan tenaga ke rja untuk masing-masing komoditi usahatani yang diusahakan keluarga dapat pada 2.

2. Skala Usahatani, Penggunaan Tenaga Kerja dan Pendapatan Masing-masing Komoditi dan Ternak Sapi di Daerah Penelitian.

No. Komoditi Peng. Pendapatan

I

I

I

Kel Luar Kel Penerimaan Biava 1

3 5 6 7

Hubungan Kontribusi Ternak Sapi terhadap Pendapatan Usahatani dengan Pola Usaha- tani

ternak sapi pada umumnya masih merupakan cabang dan dari busi temak sapi terhadap pendapatan usahatani keluarga yang masih di bawah yaitu

Kontribusi ternak sapi pada keluarga yang perkebunan kelapa lebih tinggi (2448%) dibanding keluarga yang

Cabe Kacang

8 9

perkebunan karet Hal bukan disebabkan karena tingkat pendapatan ternak sapi yang lebih tinggi, lebih disebabkan oleh rendahnya pendapatan total usahatani keluarga. Berdasarkan kontribusi ternak temak sapi terhadap dapatan usahatani keluarga dapat ditentukan tipologi dari ternak sapi keluarga. besar tipologi temak sapi masih bersifat sebagai sambilan dapat dilihat pada 3 berikut :

0,600 0,500 0,955

Kelapa

Keterangan : = Tenaga Ke HOK Hari Orang Ke rja, dan Th 1,000

0,667 2,007 1,321

1,864 0,00

(4)

3. Tipologi Temak Sapi Berdasarkan Kontribusi Ternak Sapi terhadap Pendapatan Usaha- Keluarga.

Berdasarkan komoditi dan masa temak sapi terhadap pendapatan usahatani yang dilakukan maka dapat dikelompokkan pola keluarga transmigran pada masing-masing pola usahatani menjadi pola usahatani. Kontribusi usahatani dapat pada 4.

No.

1

2 3

4. Kontribusi Ternak Sapi terhadap Pendapatan Usahatani Keluarga pada Pola Usahatani.

dan Ternak Sapi 10,5546

Uji untuk hubungan

antara kontribusi temak sapi dengan pola usahatani yang diusahakan keluarga menunjukkan hit (13,440). Hal meng- terdapatnya antara kontribusi

ternak sapi terhadap pendapatan usahatani keluarga transmigran dengan pola usahatani yang oleh keluarga transmigran dengan C sebesar 03675 yang bahwa

keterkaitan adalah %. Kontribusi ternak

sapi bervariasi sesuai dengan pola usahatani yang diusahakan keluarga. Kontribusi temak sapi terhadap pendapatan usahatani keluarga transmigran pada keluarga yang sumber

pendapatan kelapa

komoditi yang diusahakan, maka kontribusi ternak sapi semakin Hal menyangkut pendapatan keluarga yang semakin kecil sumber pendapatan yang semakin berkurang juga oleh karena sedikitnya waktu (waktu

tenaga kerja keluarga untuk memelihara Tipologi

Cabang Pokok Jumlah

semakin ternak semakin

kecil yang berakibat rendahnya pendapatan Kontribusi

1 3 0 % 30- 70 %

70-100%

Keluarga 64 21 5

90

Kontribusi Optimal Ternak Sapi Potong Pola Usahatani Keluarga

daya atau produksi yang di-

keluarga dengan

usahatani dan keluarga. rata-rata lahan keluarga adalah lahan 0,733 Ha, lahan per- Ha, dan tenaga ke rja keluarga 807,639

pendapatan sebesar 30 % modal, maka

dapat menyediakan modal sebesar Rp. Berdasarkan produksi yang

keluarga pendapatan

usahatani per unit usahatani dapat

pengembangan temak sapi pada

keluarga komoditi yang diusaha- Proporsi

(5)

5.

Skala

Ternak, Pendapatan dan Kontribusi Optimal yang Dapat oleh Ternak Sapi Potong.

Hasil program linear mengindikasikan bahwa skala ternak sapi yang optimal

oleh setiap keluarga pada masing-masing pola usahatani dan peternakan sapi potong terpadu bervariasi sesuai dengan kebutuhan dan pendapatan per unit usahatani yang diusahakan. Pada pola

dan peternakan sapi terpadu optimal peningkatan pendapatan usahatani keluarga terutama disebabkan oleh peningkatan pendapatan ternak sapi sebagai akibat dari peningkatan skala ternak sapi yang dipelihara keluarga. Peningkatan dapatan ternak sapi yang diikuti dengan peningkatan pendapatan ternyata juga

kan meningkatnya kontribusi ternak sapi hadap pendapatan keluarga. Rata-rata skala ternak sapi optimal yang dipelihara oleh keluarga yaitu 6,092 yang dapat memberikan sumbangan sebesar Rp. 2.606.678 per tahun. Peningkatan pendapatan ternak sapi akan meningkatkan pendapatan total keluarga menjadi Rp.

7.538.363 per tahun, di mana dari pendapatan disumbangkan oleh ternak.

Pada

pola

usahatani dan peternakan sapi padu yang di daerah penelitian,

faktor-faktor produksi terdapat 13

pola

usahatani di mana ternak sapi suatu cabang dan 7 pola usahatani di mana ternak sapi masih tetap sebagai sambilan. Hal sesuai dengan penentuan

ternak sapi Soehadji (1999) bahwa ternak sapi dapat

kan sebagai suatu cabang apabila kontribusinya terhadap pendapatan keluarga antara

sedangkan apabila kontribusinya dari maka berupa sambilan.

Sapi

(6)

dan dapat dengan

produksi terutama tenaga kerja dapat

menjadi cabang

Budiharsono, S. 1989. Perencanaan Pembangunan Model Perencanaan

nya. Universitas Nusa

L.

D., 1986. Ag

ri

culture Production Economics.

Publishing Company, New York.

V., 1991. Contoh untuk

Penelitian Pertama. Penerbit

1998.

Pemikiran).

Penelitian Siegel, 1994. Non

Penerbit Gramedia, Jakarta.

A. J.L. J. B. Hardaker.

1986. Tani Penelitian untuk

Petani Universitas Indone-

sia, Jakarta.

1992. Pembangunan Jangka Panjang Tahap

Upaya Pokok

Pemikiran Pembangunan Panjang Tahap

REPELZTA Pernbangunan

Gambar

Tabel 1. Pola Usahatani dan Petemakan Sapi Potong Terpadu yang Dikembangkan di Daerah Penelitian
Tabel 2. Rata-rata Skala Usahatani, Penggunaan Tenaga Kerja dan Pendapatan Masing-masing Komoditi Tanaman dan Ternak Sapi di Daerah Penelitian
Tabel 4. Kontribusi Usaha Ternak Sapi terhadap Pendapatan Usahatani Keluarga Transmigran pada Masing- masing Pola Usahatani
Tabel 5. Skala Usaha Ternak, Pendapatan dan Kontribusi Optimal yang Dapat Disumbangkan oleh Usaha Ternak Sapi Potong

Referensi

Dokumen terkait

Kepala Kantor Pertanahan menyerahkan sertifikat tanah wakaf kepada Nadzir, selanjutnya ditunjukkan kepada PPAIW untuk dicatat pada daftar Akta Ikrar Wakaf

Akibatnya, perusahaan tidak dapat menilai secara pasti bagaimana kinerja dan perkembangan atau kemajuan kompetensi karyawan dalam melakukan tugasnya sehari – hari.

Setelah melakukan kegiatan membaca puisi, siswa dapat menuliskan ungkapan rasa persahabatan dengan tepat.. Melalui kegiatan menulis puisi sederhana, siswa dapat mengekspresikan

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmatNya saya dapat menyelesaikan Proposal Skripsi dengan judul “Analisis Varibel Yang Mempengaruhi Tax Avoidance

Penyakit­penyakit  paro  dahulu  ditandai  oleh  infeksi.  Dengan  majunya  sesuatu  negara  dan  pemakaian  antibiotika,  maka  penyakit­penyakit  infeksi  banyak 

Salah satu tradisi tersebut adalah kebiasaan para suku bugis yang akan meminta uang panaik (uang pesta) kepada pihak pria yang ingin menikahi anak perempuan

Kesimpulan pada pemaknaan lirik lagu “Mobil Bergoyang” yang dinyanyikan oleh Lia MJ feat Asep Rumpi ini adalah makna tentang pornografi yang mengarah pada hubungan

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ALAT PERAGA MAKET KUDA-KUDA SISTEM BONGKAR PASANG PADA MATA KULIAH KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG III.. Skripsi, Surakarta: