• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PEMBAHASAN 2. ANATOMI JANTUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BAB II PEMBAHASAN 2. ANATOMI JANTUNG"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1ANATOMI JANTUNG

Sistem kardiovaskuler merupakan organ sirkulsi darah yang terdiri dari jantung, komponen darah dan pembuluh darah yang berfungsi memberikan dan mengalirkan suplai oksigen dan nutrisi keseluruh jaringan tubuh yang di perlukan dalam proses metabolisme tubuh.

Otot Jantung, ciri- ciri:

1. Otot jantung bekerja di luar kesadaran. Dipengaruhi oleh saraf otonom yang terdiri dari saraf simapatik dan saraf parasimpatik.

2. Memiliki bentuk serabut lurik yang bercabang-cabang. 3. Jumlah inti sel satu atau banyak.

4. Intin sel otot jantung terletak di tengah serabut.

Otot jantung terdiri atas 3 lapisan yaitu: 1. Luar/pericardium

BAB 2 TINJ AUAN PUSTAKA 2.1 Jantung

2.1.1 Anatomi Jantung

Jantung adalah sebuah organ berotot dengan empat ruang yang terletak di rongga dada dibawah perlindungan tulang iga, sedikit ke sebelah kiri sternum. Ukuran jantung lebih kurang sebesar genggaman tangan kanan dan beratnya kira-kira 250-300 gram.16

(2)

Pericardium merupakan terluar yang merupakan kantung pembungkus jantung. Perikardium juga berfungsi sebgai penghalang terhadap infeksi dari paru dan mediastinu. Perikardium terdiri atas dua lapisan yaitu:

 Perikardium fibrosum : lapisan luar yang melekat pada tulang dada, diafragma dan pleura.

 Perikardium serosum : lapisan dalam dari perikardium yang terdiri dari lapisan parietalis yang melekat pada perikardium fibrosum dan lapisan viseralis yang melekat pada jantung yang disebut epikardium..

2. Tengah/ miokardium

Lapisan otot jantung yang menerima darah dari arteri koronaria. Susunan miokardium yaitu:

 Otot atria: Sangat tipis dan kurang teratur, disusun oleh dua lapisan. Lapisan dalam mencakup serabut-serabut berbentuk lingkaran dan lapisan luar mencakup kedua atria.

 Otot ventrikuler: membentuk bilik jantung dimulai dari cincin antrioventikuler sampai ke apeks jantung.

 Otot atrioventrikuler: Dinding pemisah antara serambi dan bilik( atrium dan ventrikel).

3. Dalam / Endokardium

(3)

Bagian- bagian dari jantung:

a. Basis kordis: bagian jantung sebelah atas yang berhubungan dengan pembuluh darah besar dan dibentuk oleh atrium sinistra dan sebagian oleh atrium dekstra.

b. Apeks kordis : bagian bawah jantung berbentuk puncak kerucut tumpul.

Tepi jantung( margo kordis) yaitu:

a. Margo dekstra: bagian jantung tepi kanan membentang mulai dari vena kava superior sampai ke apeks kordis

b. Margo sinistra: bagian ujung jantung sebelah tepi membentang dari bawah muara vena pulmonalis sinistra inferior sampai ke apeks kordis.

Ruang-ruang jantung

1. Atrium dekstra: Terdiri dari rongga utama dan aurikula di luar, bagian dalamnya membentuk suatu rigi atau Krista terminalis.

a. Muara atrium kanan terdiri dari: - Vena cava superior

- Vena cava inferior - Sinus koronarius

- Osteum atrioventrikuler dekstra

b. Sisa fetal atrium kanan: fossa ovalis dan annulus ovalis

(4)

pulmonalis. Dinding ventrikel kanan jauh lebih tebal dari atrium kanan terdiri dari:

a. Valvula triskuspidal b. Valvula pulmonalis

3. Atrium sinistra: Terdiri dari rongga utama dan aurikula

4. Ventrikel sinistra: Berhubungan dengan atrium sinistra melalui osteum atrioventrikuler sinistra dan dengan aorta melalui osteum aorta terdiri dari:

a. Valvula mitralis

b. Valvula semilunaris aorta

Katup-katup Jantung

1) Katup Trikupsid

Katup trikupsid berada diantara atrium kanan dan ventrikel kanan. Bila katup ini terbuka maka darah akan mengalir dari atrium kanan menuju ventrikel kanan. Katup trikupsid berfungsi mencegah kmbalinya aliran darah menuju atrium kanan dengan cara menutup pada saat kontraksi ventrikel. Sesuai dengan namanya, katup trikupsid terdirib dari 3 daun katup pangkal trunkus pulmonalis terdapat katup pulmonalis yang terdiri dari 3 daun katup yang terbuka bila ventrikel kanan berkontraksi dan menutup bila ventrikel kanan relaksasi, sehingga memungkinkan darah mengalir dari ventrikel kanan menuju arteri pulmonalis.

3) Katup Bikuspid

Katup bicuspid atau katup mitral mengatur aliran darah dari atrium kiri menuju ventrikel kiri. Seperti katup tricuspid, katup bicuspid menutup pada saat kontraksi ventrikel. Katup bicuspid terdiri dari dua daun katup.

(5)

Katup aorta terdiri dari 3 daun katup yang terdapat pada pangkal aorta. Katup ini akan membuka pada data ventrikel kiri berkontraksi sehingga darag akan mengalir ke seluruh tubuh. Sebaliknya katup akan mentup pada saat ventrikel kiri relaksasi, sehingga mencegah darah masuk kembali ke dalam ventrikel kiri.

Peredaran darah jantung

1. Arteri koronaria kanan: berasal dari sinus anterior aorta berjalan kedepan antara trunkus pulmonalis dan aurikula memberikan cabang-cabang ke atrium dekstra dan ventrikel kanan.

2. Arteri koronaria kiri: lebih besar dari arteri koronaria dekstra.

3. Aliran vena jantung: sebagian darah dari dinding jantung mengalir ke atrium kanan melalui sinus koronarius yang terletak dibagian belakang sulkus atrioventrikularis merupakan lanjutan dari vena.

2.2FISIOLOGI JANTUNG

2.2.1SISTEM KONDUKSI JANTUNG

(6)

eksitabilitas. Depolarisasi terjadi akibat adanya perbedaan konsentrasi muatan ion pada intrasel dan ekstrasel dalam sel otot jantung sehingga terjadi pergerakan ion menyebrang ke membran semipermiable membran sel. Adanya sistem konduksi ini dibandingkan didalam sel dan konsentrasi ion potasium lebih besar didalam sel mengakibatkan terjadi membran potensial. Ketika otot jantung di stimulasi sampai mencapai ambang batas terjadi pergerakan ion ekstrasel dan intrasel mkaa terjadilah depolarisasi. Ion-ion lain yang berperan dalam proses kontraksi otot jantung antara aktin dan miosin yang merupakan awal terjadinya kontraksi. Sistem konduksi jantung terdiri dari Sinoatrial Node (SA Node), Atrioventrikular Node (AV Node), Bundel His dan Serat Purkinje. 1. Sinoatril Node (SA Node), terletak diantara vena cava superior

dengan atrium kanan. SA Node merupakan pacemaker dimana impuls listrik jantung pertama kali ditimbulkan. Impuls listrik yang ditimbulkan kira-kira 60-100 kali per menit. Pada SA Node pengontrolan impuls dipengaruhi oleh saraf simpatis dan saraf parasimpatis. Selanjutnya impuls listrik dari SA Node akan dihantarkan ke AV Node.

(7)

3. Bundel His bercabang menjadi Cabang Bundel his kanan dan

Cabang Bundel His kiri, kemudian pada cabang bundel his kiri bercabang menjadi bagian anterior dan posterior. Baik cabang bundel his kanan atau kiri berakhir pada serabut Purkinje. 4. Serat Purkinje merupakan serat otot jantung dengan jaringan

yang menyebar pada otot endokardium bagian ventrikel. Serabut ini mampu menghantarkan impuls listrik dengan cepat, kecepatannya lima kali lipat dari kecepatan hantaran serabut otot jantung. Adanya aliran impuls yang cepat ini memungkinkan kontraksi dari atrium dan ventrikel dapat berlangsung secara terkoordinasi.

Sumber: http://www.google.co.id

2.2.2SIKLUS JANTUNG

(8)

Selama diastole ventrikel dini, atrium juga masih berada dalam keadaan distol. Karena aliran darah masuk secara kontinu dari system vena ke dalam atrium, tekanan atrium sedikit melebihi tekanan ventrikel walaupun kedua bilik tersebut melemas. Karena perbedaan tekanan ini, katup AV terbuka, dan darah mengalir mengalir langsung dari atrium ke dalam ventrikel selama diastole ventrikel. Akibatnya, volume ventrikel perlaha-lahan meningkat bahkan sebelum atrium berkontraksi. Pada akhir diastol ventrikel, nodus SA mencapai ambang dan membentuk potensial aksi. Impuls menyebar keseluruh atrium. Depolarisasi atrium menimbulkan kontraksi atrium, yang memeras lebih banyak darah ke dalam ventrikel, sehingga terjadi peningkatan kurva tekanan atrium. Peningkatan tekanan ventrikel yang menyertai berlangsung bersamaan dengan peningkatan tekanan atrium disebabkan oleh penambahan volume darah ke ventrikel oleh kontraksi atrium. Selam kontraksi atrium, tekanan atrium tetap sedikit lebih tinggi daripada tekanan ventrikel, sehingga katup AV tetap terbuka.

Diastol ventrikel berakhir pada awal kontraksi ventrikel. Pada saat ini, kontraksi atrium dan pengisian ventrikel telah selesai. Volume darah di ventrikel pada akhir diastol dikenal sebagai volume diastolik akhir(end diastilic volume,EDV). Selama sikluus ini tidak ada lagi darah yang ditambahkan ke ventrikel. Dengan demikian, volume diastolik akhir adalah jumlah darah maksimum yang akan dikandung ventrikel selama siklus ini.

(9)

2.2.3 CURAH JANTUNG

Pada keadaan normal (fisiologis) jumlah darah yang dipompakan oleh ventrikel kiri dan ventrikel kanan sama besarnya. Bila tidak demikian akan terjadi penimbunan darah ditempat tertentu. Misalnya bila jumlah darah yang dipompakan ventrikel kanan lebih besar dari ventrikel kiri, maka jumlah darah tidak dapat diteruskan oleh ventrikel kiri keperedaran darah sistemik sehingga terjadi penimbunan darah di paru-paru.

Jumlah darah yang dipompakan ventrikel dalam satu menit disebut curah jantung dan jumlah darah yang dipompakan ventrikel pada setiap kali sistole disebut volume sekuncup dengan demikian curah jantung = isi sekuncup x frekuensi denyut jantung permenit.

(10)

peningkatan suhu lingkungan, dan keadaan hamil, sedangkan curah jantung menurun pada waktu tidur.

Curah jantung adalah volume darah yang dikeluarkan oleh kedua vertikel permenit. Curah jantung terkadang disebut volume jantung per menit . volumenya kurang dari 5 L per menit pada laki-laki berukuran rata- rata dan kurangnya 20% pada perempuan .

1. Perhitungan curah jantung adalah sebagai berikut:

Isi sekuncup tergantung dari tiga variabel : beban awal, kontraktilitas, dan beban akhir.

Beban awal : otot jantung diregangkan sebelum vertikal sinistra berkontraksi, berhubungan dengan panjang otot jantung. Peningkatan beban awal menyebabkan kontraksi ventrikal lebih kuat dan meningkatkan volume curah hujan. Peningkatan beban awal akibat dari peningkatannya volume darah yang kembali ke vertikel. Semakin direnggangkan serabut otot jantung, semakin besar kontraksinya sampai batas tertentu.

Kontraktilitas (kemampuan) : bila saraf simpatis yang menuju ke jantung dirangsang maka ketegangan keseluruhan akan bergeser ke atas, atau ke kiri atau meningkatkan kontraktilitas. Bila sebagian dari miokad vertikel tidak berfungsi maka kerja vertikel akan berkurang, menyebabkan depresi (menurunnya) kontraktilitas setiap miokad.

Beban akhit : resisten (ketahanan) yang harus di atasi waktu darah di keluarkan dari vertikel, suatu beban vertikel kiri untuk membuka katub seminuralis aorta dan mendorong darah selama kontraksi. Peningkatan drastis beban akhir akan meningkatkan kerja ventrikel dan meningkatkan oksigen serta mengkibatkan kegagalan ventrikel.

Frekuensi jantung : dengan meningkatnya frekuensi jantung akan memperberat pekerjaan jantung.

2. Faktor- faktor yang mempengaruhi curah jantung

(11)

a) Aktivitas berat memperbesar curah jantung sampai 25 L per menit

b) Aliran balik vena ke jantung

Jantung mampu menyesuaikan output dengan inputnya berdasarkan alasan :

Peningkatan aliran balik vena akan meningkatkan volume akhir diastolik

Peningkatan volume diastolik akhir, akan mengembangkan serabut miokardial ventrikel

Semakin banyak serabut otot jantung yang mengembangkan pada permulaan kontraksi( dalam batasan fisiologis), semakin banyak isi ventrikel, sehingga daya kontraksi semakin besar. Hal ini disebabkan hukum frank starling tetang jantung.

3. Faktor yang mendukung aliran vena dan memperbesar curah jantung meliputi:

Pompa otot rangka. Vena muskular memiliki katup- katup , yang memungkinkan darah hanya mengalir menuju jantung dan mencegah alirah balik. Kontraksi otot- otot tungkai mambantu mendorong darah ke arah jantung melawan gaya grafitasi. Pernafasan. Selama inspirasi, peningkatan tekanan negatif dalam

rongga toraks menghisap udara dalam paru- paru dan darah vena atrium.

Reservoar vena. Dibawah stimulasi saraf simpati simpati, darah yang tersimpan dalam limpa, hati dan pembuluh darah, kembali ke jantung saat curah jantung turun.

Gaya grafitasi area diatas jantung membantu aliran balik vena.

4. Faktor-faktor yang mengurangi aliran balik vena dan mempengaruhi curah jantung:

(12)

Tekanan rendah abnormal pada vena (misalnya akibat hemoragi dan volume darah rendah) mengakibatkan pengurangan aliran balik vena dan curah jantung.

Tekanan darah tinggi. Peningkatan tekanan darah aorta dan pulmonar memaksa vertikel bekerja lebih keras untuk mengeluarkan darah melawan tahanan. Semakin besar tahanan yang harus dihadapi vebtrikel yang berkontraksi, semakin sedikit curah jantungnya.

5. Pengaruh tambahan pada curah jantung, meliputi:

Hormon medular adrenalin. Epinefrin (adrenalin) dan norepinefrin meningkatkan frekuensi jantung dan daya kontraksi sehingga jantung meningkat

Ion. Kosentrasi kalium, natrium, dan kalsium dalam darah cairan intersial mepengaruhi frekuensi dan curah jantung

Usia dan ukura tubuh seseorang dapat mepengaruhi jantung Penyakit kardioveskuler.

Pada keadaan normal (fisiologis) jumlah darah yang dipompakan oleh vertikel kiri dan vertikel kanan sama besarnya. Bila tidak demikian akan terjadi penimbunan darah ditempat tertentu , misalnya bila jumlah darah yang dipompakan ventrikel dekstra lebih besar dari ventrikel sinistra. Jumlah darah tidak dapat diteruskan oleh ventrikel kiri ke peredaran darah sistematik sehingga terjadi penimbunan darah di paru.

Jumlah darah yang dipompakan ventrikel dalam satu menit disebut curah jantung dan jumlah darah yang dipompakan ventrikel pada setiap kali systole disebut volume sekuncup dengan demikian curah jantung sama dngan isi sekuncup dikali frekuensi denyut jantung per menit.

(13)

dalam ventrikel. Jumlah darah yang tertinggal ini dinamakan volume residu.

Besar curah jantung seseorang tidak selalu sama, tergantung pada keaktifan tubuhnya. Curah jantung pria dewasa pada keadaan istirahat kurang lebih dari 5 liter dapat turun atau naik pada berbagai keadaan. Curah jantung meningkat waktu kerja berat, stress, peningkatan suhu lingkungan , dan keadaan hamil. Sedangkan curah jantung menurun ketika waktu tidur.

Curah jantung merupakan faktor utama dalam sirkulasi yang mempunyai peranan penting dalam transportasi darah yang mengandung berbagai nutrisi. Jumlah darah yang dipompakan oleh ventrikel bergantung pada kebutuhan jaringan perifer terhadap oksigen, nutrisi dan ukuran tubuh sehingga diperlukan suatu indikator fungsi jantung lebih akurat.

Jantung mendapat persarafan dari cabang simpatis dan parasimpatis dari susunan saraf otonom. Sistem saraf simpatis menggiatkan kerja jantung sedangkan sistem saraf parasimpatis mengahambat kerja jantung. Perangsang simpatis jantung mempunyai efek mempercepat denyut jantung sehingga menyebabkan takikardia dan daya kontraksi jantung menjadi lebih kuat terutama kontraksi miokardium ventrikel.

2.3 ANFIS PEMBULUH DARAH

2.3.1 KLASIFIKASI PEMBULUH DARAH

(14)

Pembuluh darah terdiri atas arteri dan vena.Arteri berhubungan langsung dengan vena pada bagian kapiler dan venula yang dihubungkan oleh bagian endotheliumnya.

Arteri dan vena terletak bersebelahan.Dinding arteri lebih tebal dari pada dinding vena.Dinding arteri dan vena mempunyai tiga lapisan yaitu lapisan bagian dalam yang terdiri dari endothelium, lapisan tengah yang terdiri atas otot polos dengan serat elastis dan lapisan paling luar yang terdiri atas jaringan ikat ditambah dengan serat elastis. Cabang terkecil dari arteri dan vena disebut kapiler. Pembuluh kapiler memiliki diameter yang sangat kecil dan hanya memiliki satu lapisan tunggal endothelium dan sebuah membran basal.

Perbedaan struktur masing-masing pembuluh darah berhubungan dengan perbedaan fungsional masing-masing pembuluh darah tersebut. Pembuluh darah terbagi menjadi :

a. Pembuluh Darah Arteri

Arteri atau pembuluh darah nadi merupakan pembuluh darah yang keluar dari jantung yang membawa darah ke seluruh tubuh dan alat tubuh.Pembuluh darah yang paling besar keluar dari ventrikel sinistra, disebut aorta.Arteri mempunyai dinding yang tebal dan kuat tetapi mempunyai sifat yang sangat elastis, terdiri dari tiga lapisan:

- Tunika intima (interna): lapisan yang paling dalam, berhubungan dengan darah, terdiri dari lapisan endothelium dan jaringan fibrosa.

- Tunika media: lapisan tengah yang terdiri dari jaringan otot polos sifatnya sangat elastis, mempunyai sedikit jaringan fibrosa, karena susunan otot tunika ini arteri dapat berkontraksi dan berdilatasi.

(15)

Arteri berfungsi memberi nutrisi pada pembuluh tersebut yang disebut vosa vasorum. Arteri dapat berkontraksi dan berdilatasi disebabkan pengaruh susunan saraf otonom. Karakteristik arteri :

1) Tempat mengalir darah yang dipompa dari bilik.

2) Merupakan pembuluh yang liat dan elastis.

3) Tekanan pembuluh lebih kuat dari pada pembuluh balik.

4) Memiliki sebuah katup (valvula semilunaris) yang berada tepat di luar jantung

5) Terdiri atas aorta, yaitu pembuluh dari bilik kiri menuju ke seluruh tubuh dan arteriol, yaitu percabangan arteri.

6) Kapiler. Diameter lebih kecil dibandingkan arteri dan vena. Dindingnya terdiri atas sebuah lapisan tunggal endothelium dan sebuah membran basal. Dindingnya terdiri atas 3 lapis yaitu :

- Lapisan bagian dalam yang terdiri atas Endothelium.

- Lapisan tengah terdiri atas otot polos dengan Serat elastis.

- Lapisan terluar yang terdiri atas jaringan ikat Serat elastis.

b. Pembuluh balik (vena)

(16)

yaitu venolus, selanjutnya menjadi kapiler. Pembuluh balik (vena) dibedakan atas:

1. Pembuluh balik tubuh bagian atas (vena kava superior).

2. Vena ini membawa darah dari kepala,anggota depan, dan anggota otot-otot pektoralis menuju jantung.

3. Pembuluh balik tubuh bagian bawah (vena kava inferior): membawa darah dari bagian bawah tubuh ke jantung.

4. Pembuluh balik yang datang dari paru-paru (pulmo) kanan dan paru-paru kiriserta membawa darah menuju serambi kiri jantung.

Karakteristik vena :

1. Terletak di dekat permukaan kulit sehingga mudah dikenali.

2. Dinding pembuluh lebih tipis dan tidak elastis.

3. Tekanan pembuluh lebih lemah di bandingkan pembuluh nadi.

4. Terdapat katup yang berbentuk seperti bulan sabit (valvula semi lunaris) dan menjaga agar darah tak berbalik arah.

5. Terdiri dari :

a) Vena cava superior yang bertugas membawa darah dari bagian atas tubuh menuju serambi kanan jantung.

(17)

c) Vena cava pulmonalis yang bertugas membawa darah dari paru-paru ke serambi kiri jantung.

Sistem Kapiler

Kapiler adalah pembuluh darah yang sangat kecil sehingga disebut juga pembuluh rambut. Pada umumnya kapiler-kapiler meliputi sel-sel jaringan karena secara langsung berhubungan dengan sel. Kapiler terdiri dari:

1. Kapiler arteri, tempat berakhirnya arteri. Makin kecil arteriol, makin hilang lapisan dinding dari arteri sehingga pada kapiler arteri lapisan dinding hany menjadi satu lapisan yaitu lapisan endothelium. Lapisan yang sangat tipis ini memungkinkan cairan darah/limfe merembes keluar membentuk cairan jaringan, membawa air, mineral dan zat makanan melalui pertukaran gas antara pembuluh kapiler dengan jaringan sel. Kapiler juga menyediakan oksigen dan menyingkirkan karbondioksida.

2. Kapiler vena, lapisannya hampir sama dengan kapiler arteri. Fungsinya adalah membawa zat sisa yang tidak terpakai oleh jaringan sel berupa zat ekskresi dan karbondioksida. Darah dibawa keluar dari tubuh melalui venolus, vena dan seterusnya keluar tubuh melalui tiga proses yaitu pernapasan, keringat dan feses.

Fungsi kapiler

(18)

2) Tempat terjadinya pertukaran zat antara darah dan cairan jaringan.

3) Mengambil hasil dari kelenjar.

4) Menyerap zat makanan yang terdapat dalam usus.

5) Menyaring darah yang terdapat di ginjal.

Pintu masuk ke kapiler dilingkari oleh sfingter yang terbetuk dari otot polos. Bila sfingter ini terbuka, darah memasuki kapiler dan bila sfingter ini tertutup, darah langsung dari arteriole ke venolus dan tidak melalui kapiler. Tekanan darah pada kapiler arteri bekurang sampai 30 mmHg, sesampai di ujung kapiler vena menjadi 10 mmHg. Tekanan kapiler akan meningkatkan bila arteriole berdilatasi dan sfingter kapiler relaksasi, sehingga darah banyak masuk ke dalam kapiler.

Jika tekanan arteri naik terlalu tinggi mengakibatkan hilangnya cairan melalui kapiler ke dalam ruangan interstisial, menyebabkan volume darah turun. Dengan demikian tekanan arteri kembali normal. Sebaliknya bila tekanan turun terlalu rendah, cairan diabsorpsi ke dalam darah dan peningkatan volume cairan akan menaikkan kembali tekanan menjadi normal.

2.3.2ALIRAN BALIK VENA

(19)

pada permukaan kulit. Pada pembuluh vena memiliki katup yang berfungsi mengalirkan darah ke satu arah. Dinding vena meliputi atas 3 jaringan meliputi jaringan :

1.

Jaringan ikat pada lapisan paling luar 2. Jaringan otot yang tipis dan kurang elastic

3. Jaringan endothelium yang melapisi permukaan dalam vena Pembuluh vena mempunyai katup sepanjang pembuluhnya. Katup ini berfungsi agar darah tetap mengalir menuju jantung. Jika vena terluka, darah tidak memancar tetapi merembes dari seluruh tubuh, pembuluh darah balik bermuara menjadi satu pembuluh darah balik besar, yang disebut vena cava. Pembuluh darah ini masuk ke jantung melalui serambi kanan. Setelah terjadi pertukaran gas di paru-paru, darah mengalir ke jantung lagi melalui vena paru-paru. Pembuluh ini membawa darah yang kaya oksigen. Jadi, darah dalam semua pembuluh vena banyak mengandung karbon dioksida kecuali vena pulmonalis. Salah satu penyakit yang menyerang pembuluh balik adalah varises.

Aliran balik vena (venous return) mengacu kepada volume darah yang masuk kedalam tiap-tiap atrium per menit dari vena. Adapun hal yang perlu diingat adalah besarnya laju aliran yang melalui suatu pembuluh berbanding lurus dengan gradien tekanan dan berbanding terbalik dengan resistensi pembuluh.Tekanan rata-rata darah saat memasuki sistem vena hanya sekitar 17 mmHg, tetapi karena tekanan atrium mendekati 0 mmHg, maka masih terdapat gaya dorong untuk mengalirkan darah melalui sistem vena. Apabila terdapat keadaan patologis yang mengakibatkan tekanan atrium meningkat,maka gradien tekanan dari vena-ke-atrium akan menurun, dan mengakibatkan aliran balik vena menurun dan terdapatnya bendungan darah di sistem vena. Terdapat lima faktor yang mempengaruhi aliran balik vena :

(20)

Otot polos vena banyak disarafi serat saraf simpatis. Stimulasi saraf simpatis akan menimbulkan vasokontriksi vena dan meningkatkan tekanan vena dan kemudian akan meningkatkan gradien tekanan yang akan mendorong lebih banyak darah dari vena keatrium.Selain itu vasokontriksi dari vena akan meningkatkan aliran balik vena denganmengurangi kapasitas vena.

b. Efek Aktivitas Otot Rangka pada Aliran Balik Vena

Vena besar yang terdapat pada ekstremitas terletak di antara otot-otot rangka. Otot rangka yang berkontraksi akan menekan vena. Penekanan vena eksternal ini akan menurunkan kapasitas vena dan meningkatkan tekanan vena, sehingga cairan vena akan terperas ke dalam jantung. Efek pemompaan ini yang dikenal dengan pompa otot rangka.

c. Efek Katup Vena pada Aliran Balik Vena

Pada vena-vena besar terdapat katup-katup satu arah yang terdapat dalam jarak 2 sampai 4 cm. Katup-katup ini memungkinkan darah bergerak ke depan ke arah jantung dan mencegah darah kembali ke jaringan. Katup vena ini juga melawan efek gravitasi dengan membantu mengecilkan aliran balik darah.

d. Efek Aktivitas Pernapasan pada Aliran Balik Vena

Akibat aktivitas pernapasan, tekanan di dalam rongga dada akan menjadi rata-rata 5 mmHg dibawah tekanan atmosfer. Aliran darah balik vena dari ekstremitas akan terpajang perubahan ini. Perbedaan tekanan ini akan memeras darah dari vena-vena bagian bawah menuju ke vena-vena dada dan meningkatkan aliran balik vena. Hal ini dikenal dengan sebagai pompa respirasi.

e. Efek Penghisapan Jantung pada Aliran Balik Vena

Selama kontraksi ventrikel, katup AV tertarik ke bawah mengakibatkan atrium semakin mengembang dan menurunkan tekanannya sehingga gradien tekanan vena ke atrium akan meningkat dan aliran balik vena juga meningkat.

(21)

Denyut nadi (pulse rate) menggambarkan frekuensi kontraksi jantung seseorang. Pemeriksaan denyut nadi sederhana, biasanya dilakukan secara palpasi. Palpasi adalah cara pemeriksaan dengan meraba, menyentuh, atau merasakan struktur dengan ujung-ujung jari. Sedangkan pemeriksaan dikatakan auskultasi, apabila pemeriksaan dilakukan dengan mendengarkan suara-suara alami yang diproduksi dalam tubuh (Saladin, 2003). Pada umumnya, pengukuran denyut nadi dapat dilakukan pada sembilan titik yaitu arteri radialis, arteri brakhialis, arteri carotis communis, arteri femoralis, arteri dorsalis pedis, arteri popolitea, arteri temporalis, arteri apical, arteri tibialis posterior (Michael, 2006). Pulsa denyut nadi terbentuk seiring dengan didorongnya darah melalui arteri. Untuk membantu sirkulasi, arteri berkontraksi dan berelaksasi secara periodik, kontraksi dan relaksasi arteri bertepatan dengan kontraksi dan relaksasi jantung seiring dengan dipompanya darah menuju arteri dan vena.

(22)

tekanan darah mengadakan penyusaian untuk dapat tetap menunjang kegiatan tubuh.

1. Pada posisi berdiri

Detak jantung akan meningkat saat seseorang berdiri, karena darah yang kembali ke jantung akan lebih sedikit. Kondisi ini yang mungkin menyebabkan adanya peningkatan detak jantung mendadak ketika seseorang bergerak dari posisi duduk atau berbaring ke posisi berdiri.

Pada posisi berdiri, maka sebanyak 300-500 ml darah pada pembuluh ”capacitance” vena anggota tubuh bagian bawah dan isi sekuncup mengalami penurunan sampai 40%. Berdiri dalam jangka waktu yang lama dengan tidak banyak bergerak atau hanya diam akan menyebabkan kenaikan volume cairan antar jaringan pada tungkai bawah. Selama individu tersebut bisa bergerak maka kerja pompa otot menjaga tekanan vena pada kaki di bawah 30 mmHg dan alir balik vena cukup (Ganong, 2002 dalam Anggita, 2012 ).

Pada posisi berdiri, pengumpulan darah di vena lebih banyak. Dengan demikian selisih volume total dan volume darah yang ditampung dalam vena kecil, berarti volume darah yang kembali ke jantung sedikit, isi sekuncup berkurang, curah jantung berkurang, dan kemungkinan tekanan darah akan turun. Jantung memompa darah ke seluruh bagian tubuh. Darah beredar ke seluruh bagian tubuh dan kembali ke jantung begitu seterusnya. Pada vena ke bawah dari kepala ke jantung tidak ada katup, pada vena ke atas dari kaki ke jantung ada katup. Dengan adanya katup, maka darah dapat mengalir kembali ke jantung. Jika pompa vena tidak bekerja atau bekerja kurang kuat, maka darah yang kembali ke jantung berkurang, memompanya berkurang, sehingga pembagian darah ke sel tubuh pun ikut berkurang. Banyaknya darah yang di keluarkan jantung itu menimbulkan tekanan, bila berkurang maka tekanannya menurun.

(23)

sebesar 83. Pengukuran tekanan sistolik dan diastolic mengalami fluktasi, seharusnya tekanan sistolik dan diastolic menunjukkan peningkatan dari posisi berbaring telentang, duduk dan berdiri. Naiknya tekanan sistolik dan diastolik dipengaruhi oleh:

1. Tonus Otot, ketika berbaring telentang lebih kecil dibandingkan dengan tonus pada saat duduk atau berdiri. Ketika duduk atau berdiri tonus otot meningkat sehingga oksigen yang dibutuhkan menjadi lebih besar dan curah jantung (cardiac output) menjadi lebih besar. Keadaan ini menyebabkan peningkatan tekanan sistolik dan tekanan diastolic serta denyut jantung. (Mohrman D and Jane H,2006)

2. Efek Gravitasi dan baroreseptor Pada perubahan posisi tubuh, tekanan darah bagian atas tubuh akan menurun karena pengaruh gravitasi. Darah akan mengumpul pada pembuluh kapasitan vena ekstermitas inferior sehingga pengisian atrium kanan jantung berkurang dengan sendirinya curah jantung juga berkurang. Penurunan curah jantung akibat pengumpulan darah pada anggota tubuh bagian bawah cenderung mengurangi darah ke otak.

2. Pada posisi duduk

Sikap atau posisi duduk membuat tekanan darah cenderung stabil. Hal ini dikarenakan pada saat duduk sistem vasokonstraktor simpatis terangsang dan sinyal-sinyal saraf pun dijalarkan secara serentak melalui saraf rangka menuju ke otot rangka tubuh, terutama otot-otot abdomen. Keadaan ini akan meningkatkan tonus dasar otot-otot-otot-otot tersebut yang menekan seluruh vena cadangan abdomen, membantu mengeluarkan darah dari cadangan vaskuler abdomen ke jantung. Hal ini membuat jumlah darah yang tersedia bagi jantung untuk dipompa menjadi meningkat. Keseluruhan respon ini disebut refleks kompresi abdomen (Guyton dan Hall, 2002 dalam Anggita, 2012).

Pada beberapa individu terutama orang tua, perubahan posisi yang cepat misalnya dari berbaring ke berdiri bisa menyebabkan tubuh menjadi pusing atau bahkan pingsan. Karena gerakan cepat ini membuat jantung tidak dapat memompa darah yang cukup ke otak.

(24)

karena efek gravitasi berkurang dan lebih banyak darah yang mengalir ke otak.

3. Pada posisi tidur (terlentang, miring)

Ketika seseorang berbaring, maka jantung akan berdetak lebih sedikit dibandingkan saat ia sedang duduk atau berdiri. Hal ini disebabkan saat orang berbaring, maka efek gravitasi pada tubuh akan berkurang yang membuat lebih banyak darah mengalir kembali ke jantung melalui pembuluh darah. Jika darah yang kembali ke jantung lebih banyak, maka tubuh mampu memompa lebih banyak darah setiap denyutnya. Hal ini berarti denyut jantung yang diperlukan per menitnya untuk memenuhi kebutuhkan darah, oksigen dan nutrisi akan menjadi lebih sedikit.

Pada posisi berbaring darah dapat kembali ke jantung secara mudah tanpa harus melawan kekuatan gravitasi. Terlihat bahwa selama kerja pada posisi berdiri, isi sekuncup meningkat secara linier dan mencapai nilai tertinggi pada 40% -- 60% VO2 maksimal. VO2 max adalah volume maksimal O2 yang diproses oleh tubuh manusia pada saat melakukan kegiatan yang intensif. Pada posisi berbaring, dalam keadaan istirahat isi sekuncup mendekati nilai maksimal sedangkan pada kerja terdapat hanya sedikit peningkatan. Nilai pada posisi berbaring dalam keadaan istirahat hampir sama dengan nilai maksimal yang diperoleh pada waktu kerja dengan posisi berdiri. Jumlah isi sekuncup pada orang dewasa laki-laki mempunyai variasi antara 70 --100 ml. Makin besar intensitas kerja (melebihi batas 85% dari kapasitas kerja) makin sedikit isi sekuncup. hal ini disebabkan memendeknya waktu pengisian diastole akibat frekuensi denyut jantung yang meningkat (bila mencapai 180/menit maka 1 siklus jantung hanya berlangsung selama 0,3 detik dan pengisian diastole merupakan bagian dari 0,3 detik tersebut) (Guyton, 2002 dalam Anggita, 2012).

2.5 HUBUNGAN SISTEM KARDIOVASKULER DENGAN

PEREMPUAN DAN ANAK

(25)

Sistem reproduksi wanita dan laki-laki menerima darah oleh pembuluh darah yang merupakan cabang-cabang dari pembuluh darah besar dalam tubuh, dengan sentral pada jantung, sehingga jika terdapat kelainan pada jantung contohnya cardiomyopathy, kelainan katub sudah ada penyakit jantung maka penyakit jantungnya akan bertambah parah, dan penyakit jatung tersebut akan mengakibatkan komplikasi pada kehamilannya sehingga bisa terjasi abrtus, BBLR, kematian janin dan ibu saat hamil dan bersalin. Saat seseorang berhubungan seksual aliran darahnya akan meningkat. Jika aliran darah meningkat, maka kebutuhan energi dan metabolismenya pun meningkat. Meningkatnya kebutuhan energi dan metabolisme ini akan memacu jantung berdetak lebih cepat. Bila kondisi jantung tidak normal, detak jantung yang semakin cepat dapat membuat beban jantung semakin berat. Kondisi ini bisa berakibat pada gagal jantung.

(26)

untuk memenuhi kebutuhan akan peningkatan hemoglobin selama terjadi penambahan volume.

Hilangnya respon vaskuler perifer terhadap AII menyertai peningkatan volume darah yang bersirkulasi. AII merupakan vasokonstriktor poten dan hilangnya respon AII menyebabkan penurunan tekanan darah ibu selama awal trimester kedua. Hipotensi relatif ini terlihat pada sebagian besar wanita yang hamil walaupun terdapat peningkatan kadar AII. Tekanan darah ibu perlahan-lahan akan meningkat seperti kadar sebelum kehamilan pada trisemester ketiga. Progesteron merangsang relaksasi otot polos secara keseluruhan sehingga berperan pada perubahan tekanan darah ibu. Gangguan Pada Sistem Cardiovaskular,

1. Dapat terjadi peningkatan kolesterol,

2. HDL turun, LDL tinggi sehingga timbul penyakit jantung koroner. Karena terbukti bahwa progesteron dapat menurunkan kadar HDL sehingga LDL dalam kondisi normal.

Peran Vaskuler (Pembuluh Darah)

(27)

 Sistem Kardiovaskuler pada Ibu Hamil

 Terjadi perubahan anatomi pada sistem kardiovaskuler, antara lain  Penebalan otot dinding ventrikel (trimester I)

 Terjadi dilatasi (pelebaran) secara fisiologis pada jantung  Karena volume rongga perut (abdomen) meningkat

menyebabkan hipertropi jantung dan posisi jantung bergeser ke atasdan ke kiri

 Pada fonokardiogram terdapat : splitting (bunyi jantung tambahan), murmur sistolik dan murmur diastolik

 Perubahan tekanan darah

 Perubahan-perubahan di atas mengakibatkan :

 Kebutuhan suplai Fe kepada ibu hamil meningkat sekitar 500 mg/ hari.

 Ibu hamil sering lebih cepat mengalami kelelahan dalam beraktifitas.

 Bengkak pada tungkai bawah, namun hati-hati bila pembengkakan berlebihan dan terjadi di tangan atau muka karena bisa merupakan gejala pre eklampsi. Terjadinya anemia fisiologis ( keadaan normal Hb 12 gr% dan hematokrit 35 %).  10% wanita hamil mengalami hipotensi dan diaphoretic bila

berada dalam posisi terlentang.

(28)

Pertengahan kehamilan pembesaran uterus akan menekan vena kava inferior dan aorta bawah ketika berada dalam posisi terlentang. Penekanan vena kava inferior ini akan mengurangi darah balik vena ke jantung

Perubahan sistem kardiovaskuler pada ibu hamil TRIMESTER I, TRIMESTER II dan, TRIMESTER III

1. Perubahan sistem kardiovaskuler pada ibu hamil Trimester I  Sirkulasi darah ibu dalam kehamilan dipengaruhi oleh adanya

sirkulasi ke plasenta,uterus yang membesar dengan pembuluh-pembuluh darah yang membesar pula.

 RBC (Red Blood Cell/Sel darah Merah) meningkat 18% tanpa penambahan suplemen zat besi dan meningkat 30% jika ibu meminum suplemen zat besi. Karena volume plasma meningkat rata-rata 50% sementara massa RBC meningkat hanya 18-30%, maka terjadi penuruna hematokrit selama kehamilan normal(anemia fisioligis).

 Tekanan darah turun selama 24 minggu pertama kehamilan akibat terjadi penurunan dalam perifer vaskuler resistance yang disebabkan oleh pengaruh peregangan otot otot hals oleh progesterone.

 Tekanan sistolik akan turun sekitar 5-10 mmHg dan distolik pada 10-15mmHg.

 Hipertropi (pembesaran) atau dilatasi ringan jantung disebabkan oleh peningkatan volume darah dan curah jantung karena diafragma terdorong keatas, jantung terangkat ke atas dan berotasi kedepan dan ke kiri • Pada akhir TM I, sebagian bumil mengalami hidung tersumbat/berdarah karena pengaruh hormone estrogen dan progesterone, terjadi pembesaran kapiler, relaksasi otot vaskuler serta peningkatan sirkulasi darah.

(29)

 Pada kehamilan 16 minggu, mulai jelas kelihatan terjadi proses hemodilusi.

 Meningkatkan penurunan konsentrasi haemoglobin dari 15 gr/dl menjadi 12,5 gr/dl, dan pada 6% perempuan bisa mencapai di bawah 11gr/dl.

 Hemoglobin turun berhubungan dengan defisiensi zat besi. 3. Perubahan sistem kardiovaskuler pada ibu hamil Trimester III

 Terjadi peningkatan jumlah granulosit dan limfosit CD8 T dan secara bersamaan terjadi penurunan limfosit dan monosit CD4 T.  Terjadi penekanan pada aorta akibat pembesaran uterus akan

mengurangi aliran darah uteroplasenta ke ginjal.

 Posisi tidur terlentang akan membuat fungsi ginjal menurun jika dibandingkan dengan posisi miring -> ibu hamil tidak dianjurkan untuk tidur dengan posisi terlentang.

Sistem Kardiovaskuler pada Janin

1. Pembentukan jantung

Setelah anyaman pembuluh darah yang tidak teratur terbentuk diantara jonjot khorion dan cakram mudrigah dan juga disertai adanya aliran darah , anyaman pembuluh darah aliran darah yang primitive terus berkembang di ujung cakram mudigah sebagai pusat pengatur yaitu bakal jantung. Bakal jantung lalu masuk dalam embrio melalui leher sampai rongga dada (descensus cordis ). Lalu terbentuk hubungan yang erat dengan tabung endoterm. Tempat terjadinya induksi bakal hepar melalui factor reaksi corda dorsalis dan eksoderm. Pembentukan darah yang intesif segera berfungsi sebagai suatu organ efektifnya menunjang peredaran darah embrio.

(30)

sama berusaha agar pembentukan darah yang penting dari sirkulasi dapar mulai melalui induksi bakal hati.

Pekembangan jantung pada janin sangat tergantung dengan perkembangang organ. Perkembangan jantung mulai dari terbentuknya rongga pericardium yang mula mula menyelubungi sepasang pembuluh endotel , terbentuk pada ujung cakram mudigah dan tersusun menjadi mudigah yang tersusun menyerupai tapal kapal memanjang pada kedua sisi neural tube dalam bentuk suatu saluran yang membujur kea rah keaudal ( ductus pericardio – perirocalis ) dan berhubungan dengan rongga tubuh (coelom ) yang terbentuk dari lempeng leteral mesoderm sehingga terjadinya perkembangan organ jantung.

(31)

Kardiovaskular merupakan sistem yang memiliki fungsi khusus dalam proses embriologi, khususnya dalam penerimaan pengaturan makanan dan oksigen. Pembuluh darah berasal dari bahan mesoderm saat embrio berusia 3 minggu. Pada saat awal, terbentuk empat ruangan yang membentuk seperti tuba tunggal yang akhirnya berpisah. Hal ini untuk memisahkan darah oksigenasi serta yang keluar dari paru-paru dan sirkulasi tubuh. Kemudian pada akhir bulan kedua, ventrikel telah terpisah dan dua atrium juga secara parsial. Keadaan ini tetap hingga setelah lahir dan pada saat didalam uterus darah secara bebas (mengingat paru belum berfungsi secara maksimal) yakni semua darah masuk ke jantung embrio melalui atrium kanan ke dalam vena kava superior dan inferior. Adanya pembukaan dua atrium dapat memungkinkan separuh darah menyilang ke sisi kiri dan kemungkinan fungsi pompa jantung dibagi diantara ventrikel. Kemudian berangsur-angsur terjadi perubahan seiring dengan berkembangnya arkus aorta, suatu arkus tunggal yang hingga dewasa tetap menjadi aorta dan arkus yang terakhir menjadi aorta pulmonalis.

(32)

arteri umbilikalis mengalirkan darah yang deoksigenasi ke jaringan fetus kemudian ke plasenta.

Dalam plasenta, darah deoksigenasi dan keluar ke dalam vena umbilikalis. Darah oksigenasi akan mengalir ke hati, sebagian akan melintas melalui duktus venosus atau melalui vena hepatika kedalam vena kava inferior dan sisanya akan didistribusikan ke bagian hati melalui cabang vena umbilikalis. Untuk sementara bagian hati menerima darah dari vena porta.

Setelah itu darah memasuki atrium kanan dan saat melewati jantung darah dibagi menjadi dua aliran oleh krista devidens. Sebagian darah dialirkan dari vena kava inferior ke atrium kiri yang bercampur dengan darah vena pulmonalis, sementara sejumlah kecil memasuki atrium kanan yang bercampur darah dari vena kava superior. Krista devidens membentuk tepi dari foramen ovale. Darah dari jantung kiri ke miokardium lewat pembuluh darah koroner dan ke kepala, ekstremitas atas lewat aorta asenden, kemudian setelah meninggalkan ventrikel darah memasuki trunkus pulmonalis dan darah langsung ke paru lewat duktus arteriosus dan memasuki aorta desenden ke seluruh badan dan anggota gerak bawah. Setelah perkembangan dalam uterus maka akan terjadi perubahan dalam perkembangan ekstra uterus dimana susunan sirkulasinya pun berubah dan terjadi perubahan pada foramen ovale, duktus arteriosus, dan duktus venosus.

(33)

menurun karena adanya tahanan paru yang menurun dan sedikitnya darah mengalir kembali kejantung lewat vena kava inferior akibat adanya pengangkatan plasenta. Kemudian ujung foramen ovale menutup dan terjadi penurunan tekanan dalam atrium kanan dibawah tekanan atrium kiri, katup pun menutup. Beberapa minggu terjadiperubahan tekanan, kedua sisi katup dapat membuka dan kadang juga terjadi kegagalan untuk menutup dan akhirnya darah bercampur lagi. Selain itu, pada perkembangan duktus arteriosus sebagai jalan vaskular mengalami perubahan yakni melakukan gerakan darah dari arteri pulmonalis ke aorta desenden, melalui paru-paru.

Saat kehidupan di uterus, tekanan arteri pulmonalis sangat tinggi dari aorta, sehingga aliran dalam duktus dari arteri pulmonalis ke aorta dan akan menutup karena peningkatan tekanan oksigen dalam darah dan bila menetap terjadilah duktus arteriosus paten. Kemudian ada perkembangan duktus venosus yang memiliki peran dalam pengendalian tahanan vaskuler plasenta. Khususnya selama hipoksia, duktus ini akan menutup selama beberapa menit setelah kelahiran dan penutupan lengkap dalam waktu 20 hari (Saccharin, Rosa M.:1986).

Proses Pembentukan Organ Jantung Pada Janin

1) Minggu 3:

(34)

2) Minggu ke-4 :

Kini, bayi berbentuk embrio. Embrio memproduksi hormon kehamilan (Chorionic Gonadotropin - HCG), sehingga apabila Anda melakukan test kehamilan, hasilnya positif.Janin mulai membentuk struktur manusia. Saat ini telah terjadi pembentukan otak dan tulang belakang serta jantung dan aorta (urat besar yang membawa darah ke jantung).

3) Minggu ke-5 :

Terbentuk 3 lapisan yaitu ectoderm, mesoderm dan endoderm. Ectoderm adalah lapisan yang paling atas yang akan membentuk system saraf pada janin tersebut yang seterusnya membentuk otak, tulang belakang, kulit serta rambut. Lapisan Mesoderm berada pada lapisan tengah yang akan membentuk organ jantung, buah pinggang, tulang dan organ reproduktif. Lapisan Endoderm yaitu lapisan paling dalam yang akan membentuk usus, hati, pankreas.

4) Minggu ke-6 :

Ukuran embrio rata-rata 2-4 mm yang diukur dari puncak kepala hingga bokong. Tuba saraf sepanjang punggung bayi telah menutup. Meski Anda belum bisa mendengar, jantung bayi mulai berdetak pada minggu ini. Sistem pencernaan dan pernafasan mulai dibentuk, pucuk-pucuk kecil yang akan berkembang menjadi lengan kaki pun mulai tampak

5) Minggu ke-7 :

(35)

6) Minggu ke-12 :

Bentuk wajah bayi lengkap, ada dagu dan hidung kecil. Jari-jari tangan dan kaki yang mungil terpisah penuh. Usus bayi telah berada di dalam rongga perut. Akibat meningkatnya volume darah ibu, detak jantung janin bisa jadi meningkat. Panjangnya sekitar 63 mm dan beratnya 14 gram.

Proses Pembentukan Pembuluh darah Pada janin

Pada janin masih terdapat fungsi foramen ovale, duktus arteriosus botali, duktus venosus arantii dan arteri umbilikalis. Mula-mula darah yang kaya oksigen dan nutrisi yang berasal dari plasenta melalui vena umbilikalis masuk ke dalam tubuh janin.Sebagian besar darah tersebut melalui duktus venosus arantii,di dalam atrium dekstra sebagian besar darah ini akan mengalir secara fisiologik ke atrium sinistra melalui foramen ovaleyang terletak diantara dekstra dan atrium sinistra,dari atrium sinistra selanjutnya darah ini mengalir ke ventrikel kiri yang kemudian akan dipompakan ke aorta.Hanya sebagian kecil darah dari atrium dekstra mengalir ke ventrikel dekstra bersama-sama dengan darah yang berasal dari vena cava superior.Karena terdapat tekanan dari paru-paru yang belum berkembang,sebagian besar darah dari ventrikel dekstra ini yang seyogianya mengalir melalui arteri pulmonaliske paru-paru akan mengalir melalui duktus arteriosus botali ke aorta,sebagian kecil akan menuju ke paru-paru dan selanjutnya ke atrium sinistra melalui vena pulmonalis.

(36)

menghisap udara dan menangis kuat,dengan demikian paru-parunya akan berkembang,tekanan dalam paru-paru mengecil dan seolah-olah darah terisap ke dalam paru-paru,dengan demikian duktus botali tidak berfungsi lagi,demikian pula karena tekanan dalam atrium sinistra meningkat foramen ovale akan tertutup sehingga foramen tersebut selanjutnya tidak berfungsi lagi .Akibat dipotong dan diikatnya tali pusat arteri umbilikalis dan duktus venosus arantii akan mengalami obiliterasi,dengan demikian setelah bayi lahir maka kebutuhan oksigen dipenuhi oleh udara yang dihisap ke paru-paru dan kebutuhan nutrisi dipenuhi oleh makanan yang dicerna dengan sistem pencernaan sendiri.

Perubahan pada system peredaran darah

Setelah lahir darah BBL harus melewati paru untuk mengambil oksigen dan mengadakan sirkulasi melalui tubuh guna mengantarkan oksigen ke jaringan.Untuk membuat sirkulasi yang baik, kehidupan diluar rahim harus terjadi 2 perubahan besar : a) Penutupan foramen ovale pada atrium jantung

b) Perubahan duktus arteriousus antara paru-paru dan aorta. Perubahan sirkulasi ini terjadi akibat perubahan tekanan pada seluruh sistem pembuluh. Oksigen menyebabkan sistem pembuluh mengubah tekanan dengan cara mengurangi /meningkatkan resistensinya, sehingga mengubah aliran darah.

Dua peristiwa yang merubah tekanan dalam system pembuluh darah

(37)

dengan kandungan oksigen sedikit mengalir ke paru-paru untuk menjalani proses oksigenasi ulang.

b) Pernafasan pertama menurunkan resistensi pada pembuluh darah paru-paru dan meningkatkan tekanan pada atrium kanan oksigen pada pernafasan ini menimbulkan relaksasi dan terbukanya system pembuluh darah paru. Peningkatan sirkulasi ke paru-paru mengakibatkan peningkatan volume darah dan tekanan pada atrium kanan dengan peningkatan tekanan atrium kanan ini dan penurunan pada atrium kiri, toramen kanan ini dan penusuran pada atrium kiri, foramen ovali secara fungsional akan menutup. c) Vena umbilikus, duktus venosus dan arteri hipogastrika dari tali pusat menutup secara fungsional dalam beberapa menit setelah lahir dan setelah tali pusat diklem. Penutupan anatomi jaringan fibrosa berlangsung 2-3 bulan.

2.6SHOCK DAN HOMEOSTASIS

2.6.1PENGERTIAN SHOCK

Shock adalah suatu sindrom klinis akibat kegagalan akut fungsi sirkulasi yang menyebabkan ketidakcukupan perfusi jaringan dan oksigenasi jaringan, dengan akibat gangguan mekanisme homeostasis. Shock ada yang bersifat primer dan sekunder.

1. Shock primer

(38)

pingsan, sangat lemah, denyut nadi kecil dan cepat, di setai tekanan darah yang rendah.

2. Shock sekunder

Terjadi gangguan keseimbangan cairan, yang menyebabkan defisiensi sirkulasi perifer di setai jumlah volume darah yang menurun, aliran darah yang berkurang, hemokonsentrasi dan fungsi gunjal yang terganggu setelah terkena kerusakan, tetapi baru beberapa waktu sesudahnya. gejalanya ialah rasa lesu dan lemas, kulit yang basah, kolaps vena, terutama vena-vena superfisial, pernafasan dangkal, nadi cepat dan lemah, tekanan darah rendah , oliguria dan kadang-kadang di setai muntah yang berwarna seperti air kopi akibat perdarahan lambung (hematemesis).

Penyebab utama shock ada enam, diantaranya: 1. Shock kardiogenetik

Dapat timbul setelah kolapsnya curah jantung, yang sering terjadi akibat infark miokardium, fibrilasi, atau gagal jantung kongestifdisebabkan oleh kegagalan fungsi pompa jantung yang mengakibatkan curah jantung menjadi berkurang atau berhenti sama sekali untuk memenuhi kebutuhan metabolisme. Shock kardiogenik ditandai oleh gangguan fungsi ventrikel, yang mengakibatkan gangguan berat pada perfusi jaringan dan penghantaran oksigen ke jaringan. Ventrikel kiri gagal bekerja sebagai pompa dan tidak mampu menyediakan curah jantung yang memadai untuk mempertahankan perfusi jaringan. Shock kardiogenik dapat didiagnosa dengan mengetahui adanya tanda-tanda shock dan dijumpai adanya penyakit jantung.

(39)

2. Shock hipovolemik

Dapat timbul apabila terjadi kehilangan volume darah sirkulasi sehingga curah jantung dan tekanan darah menurun drastis. Perdarahan dan dehidrasi dapat menyebabkan syok hipovolemik.

(40)

3. Shock anafilaktik

Dapat timbul setelah suatu respons alergi luas yang berkaitan dengan degranulasi sel mast dan pelepasan mediator- mediator peradangan misalnya histamin dan prostaglandin.

(41)

4. Shock septic

Shock septik dapat terjadi pada infeksi oleh bakteri hematogen, atau akibat keluarnya isi saluran cerna ke dalam tubuh karena perforasi saluran cerna atau pecahnya usus buntu.Sebagian bakteri berlaku sebagai superantigen yang mampu merangsang secara cepat timbulnya shock septic.

(42)

5. Shock neurogenik

Dapat di timbulkan oleh cedera otak yang mengenai pusat kardiovaskular di otak, cedera kordaspinalis, atau anestesis umum yang dalam. Shock ini juga dapat terjadi akibat letupan rangsangan parasimpatis ke jantung yang memperlambat kecepatan dnyut jantung dan menurunkan rangsangan simpatis ke pembuluh darah.Salah satu contoh adalah pingsan mendadak akibat gangguan emosional.

(43)

6. Shock hemoragik

Disebabkan oleh perdarahan yang banyak. Fase Syok:Fase Kompensasi, Fase Dekompensasi, Fase Kerusakan Jaringan dan Bahaya Kematian.

2.6.2MEKANISME SHOCK

1.

Tahap nonprogresif

(44)

otak kurang sensitive terhadap respon simpatis tersebut sehingga akan mempertahankan diameter pembuluh darah, aliran darah dan pengiriman oksigen yang relative normal ke setiap organ vitalnya.

2.

Tahap progresif

Jika penyebab shock yang mendasar tidak diperbaiki, shock secara tidak terduga akan berlanjut ke tahap progresif. Pada keadaan kekurangan oksigen yang menetap, respirasi aerobic intrasel digantikan oleh glikolisis anaerobik disertai dengan produksi asam laktat yang berlebihan. Asidosis laktat metabolic yang diakibatkannnya menurunkan pH jaringan dan menumpulkan respon vasomotor, arteriol berdilatasi dan darah mulai mengumpul dalam mikrosirulasi. Pegumpulan perifer tersebut tidak hanya akan memperburuk curah jantung, tetapi sel endotel juga berisiko mengalami cedera anoksia yang selanjutnya disertai DIC. Dengan hipoksia jaringan yang meluas, organ vital akan terserang dan mulai mengalami kegagalan. Secara klinis penderita mengalami kebingungan dan pengeluaran urine menurun.

3.

Tahap irreversible

Jika tidak dilakukan intervensi, proses tersebut akhirnya memasuki tahap irreversible. Jejas sel yang meluas tercermin oleh adanya kebocoran enzim lisososm, yang semakin memperberat keadaan syok. Fungsi kontraksi miokard akan memburuk yang sebagiannya disebabkan oleh sintesis nitrit oksida. Pada tahap ini, klien mempunyai ginjal yang sama sekali tidak berfungsi akibat nekrosis tubular akut dan meskipun dilakukan upaya yang hebat, kemunduran klinis yang terus terjadi hamper secara pasti menimbulkan kematian.

2.6.3HOMEOSTASIS TUBUH HIDUP SHOCK

Homeostatis Tekanan Darah:

(45)

 Di arteri besar terdapat banyak reseptor syaraf yang disebut Baroreseptor, yang tergangtung oleh rangsangan dinding arteri  Jika tekanan arteri meningkat menyebabkan rangsangan ke

baroreseptor meningkat diteruskan ke medulla oblongata sebagai pusat vasometer memerintah jantung untuk mengurangi aktivitas sehingga terjadi bradicharti dan pembuluhn darah mengalami vasodilatasisehingga tekana arteri menurun

 Jika tekanan arteri menurun, rangsangan diteruskan ke baroreseptor munurun dilaporkan ke medulla oblongata sebagai pusat vasomotor kemudian medulla oblongata memerintah ke jantung untuk meningkatkan aktivitas sehingga sehingga terjadi tachicardi, sedangkan pada pembuluh darah akan terjadi vasokontriksi, dimana keduanya akan menyebabkan tekanan arteri meningkat.

Hemeostatis primer yang berperan adalah komponen vaskuler dan komponen trombosit. Disini terbentuk sumbat trombosit (trombosit plug) yang berfungsi segera menutup kerusakan dinding pembuluh darah.

Hemeostasis sekunder.

Pada hemostasis sekunder yang berperan adalah protein pembekuan darah, juga dibantu oleh trombosit. Pada pemeriksaan hemostasis, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :

(46)

5. Kontrol

6. Penyimpanan dan pengiriman

BAB III

(47)

3.1 SIMPULAN

Sistem kardiovaskuler merupakan organ sirkulsi darah yang terdiri dari jantung, komponen darah dan pembuluh darah yang berfungsi memberikan dan mengalirkan suplai oksigen dan nutrisi keseluruh jaringan tubuh yang di perlukan dalam proses metabolisme tubuh.

Pembuluh darah adalah prasarana jalan bagi aliran darah ke seluruh tubuh. Fungsi pembuluh darah adalah mengangkut (transportasi) darah dari jantung ke seluruh bagian tubuh dan mengangkut kembali darah yang sudah dipakai kembali ke jantung. Faktor- faktor yang mempengaruhi aliran balik vena adalah efek Aktivitas Simpatis pada Aliran Balik Vena, Efek Aktivitas Otot Rangka pada Aliran Balik Vena, Efek Katup Vena pada Aliran Balik Vena, Efek Aktivitas Pernapasan pada Aliran Balik Vena, dan Efek Penghisapan Jantung pada Aliran Balik Vena.

Denyut nadi (pulse rate) menggambarkan frekuensi kontraksi jantung seseorang. pemeriksaan denyut nadi sederhana, biasanya dilakukan secara palpasi. Palpasi adalah cara pemeriksaan dengan meraba, menyentuh, atau merasakan struktur dengan ujung-ujung jari. Tekanan darah adalah gaya yang ditimbulkan oleh darah terhadap satuan luas dinding pembuluh darah (arteri). Umumnya, dua harga tekanan darah diperoleh dalam pengukuran, yakni tekanan sistole dan diastole. Sistole dan diastole merupakan dua periode yang menyusun satu siklus jantung. Diastole adalah kondisi relaksasi, yakni saat jantung terisi oleh darah yang kemudian diikuti oleh periode kontraksi atau sistole. Detak jantung akan meningkat saat seseorang berdiri, karena darah yang kembali ke jantung akan lebih sedikit, sikap atau posisi duduk membuat tekanan darah cenderung stabil, dan ketika seseorang berbaring, maka jantung akan berdetak lebih sedikit dibandingkan saat ia sedang duduk atau berdiri.

(48)

penyakit jatung tersebut akan mengakibatkan komplikasi pada kehamilannya sehingga bisa terjasi abrtus, BBLR, kematian janin dan ibu saat hamil dan bersalin. Pekembangan jantung pada janin sangat tergantung dengan perkembangang organ . Kardiovaskular merupakan sistem yang memiliki fungsi khusus dalam proses embriologi, khususnya dalam penerimaan pengaturan makanan dan oksigen,

Referensi

Dokumen terkait

Dalam : Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Teknologi Inovatif untuk Mendukung Pembangunan Peternakan Berkelanjutan.. Fakultas Peternakan Universitas Jendral

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berperan dalam meningkatkan pendapatan petani karet di Desa Bhakti Negara diantaranya faktor luas lahan, modal, tenaga

memberikan informasi dalam perencanaan program pemuliaan, terutama untuk pembentukan segregasi baru, varietas hibrida, dan sintetik unggul baru atau dapat digunakan oleh pemulia

Berdasarkan kebutuhan perolehan nilai Average Energy (AE) dalam sistem temu kembali informasi dari sebuah musik maka pada penelitian ini akan membahas bagaimana Fourier Transform

Preseptoring merupakan suatu program yang dilakukan untuk memberikan dukungan kepada bidan baru atau mahasiswa yang sedang praktik di rumah sakit agar tercipta orientasi dan

Ito ay sa kadahilanang nakararami sa mga Filipino-Americans ay may dugong Ilocano at sa kadahilanan ding marami sa mga nauna nang sakada(mga Pilipinong nagpunta sa Amerika

Metode penelitian berupa metode survei. Data yang digunakan berupa data primer tentang manajemen pola pemeliharaan yang diambil dengan menggunakan kuesioner dan hasil

Kitin mempunyai reaktivitas kimia yang lebih rendah dibandingkan dengan selulosa dan kitosan sehingga dalam pemanfaatannya kitin biasanya terlebih dahulu dilakukan modifikasi