• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Brand Image Terhadap Pengambilan Keputusan Pembelian Motor Yamaha Mio di PT. BAF

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Brand Image Terhadap Pengambilan Keputusan Pembelian Motor Yamaha Mio di PT. BAF"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP PENGAMBILAN

KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA MOTOR YAMAHA MIO

( Studi Kasus Pada Konsumen yang Membeli

Motor Yamaha Mio Di PT.BAF )

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

Gelar Sarjana (S1) pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara

Disusun oleh:

090907049

RANGGA RESTU PRAYOGO

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

(2)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim, Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena

atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan

baik serta tak lupa shalawat dan salam juga senantiasa tercurah kepada junjungan

kita nabi besar Muhammad SAW. Atas rahmat dan berkah Allah SWT, penulis

dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Brand Image Terhadap

Pengambilan Keputusan Pembelian motor Yamaha mio di PT. BAF. Skripsi ini

disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana (S1) jurusan

Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas, Sumatera Utara, Medan.

Pada kesempatan ini, penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada

semua pihak yang turut membantu dan memberikan dukungan baik secara

langsung maupun secara tidak langsung hingga akhirnya skripsi ini dapat

terselesaikan. Maka dari itu, dengan segala kerendahan hati penulis ingin

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA, selaku Ketua Program Studi Ilmu

Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

(3)

3. Bapak M. Arifin Nasution, M.SP, selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Sumatera Utara.

4. Bapak Onan Marakali Siregar,S.sos.M,Si yang telah banyak memberikan bantuan dalam pembuatan skripsi ini

5. Seluruh dosen pengajar dan staf di Program Studi Ilmu Administrasi

Niaga/Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera

Utara khususnya untuk Kak Siswati dan Bang Farid yang telah banyak membantu.

6. Kepada yang paling kucinta ayahanda Joko Susanto dan Ibunda Rosmawati

yang selalu mendoakan, mendukung, member semangat serta masukkan yang

tak ternilai harganya .

7. Bapak Hadi selaku pimpinan PT.BAF Cabang Medan yang mengizinkan saya meneliti di PT.BAF

8. Adikku satu – satunya Yuyun anggraini yang selalu mendukungku dan mendoakanku

9. Untuk sahabat AB 09 yang mewarnai perjalanan kuliahku hingga sampai saat ini terus memberikan motivasi sehingga saya mampu menyelesaikannya

yaitu Yudhi, Baam, Fahru, Abdul, Fuji, Tika, Faisal, Wisnu, Topan, Agus,

Alam, Sony, Yudha serta semua kawan – kawan yang tidak dapat disebutkan

satu- persatu .

10.Pihak-pihak yang membantu penulis selama ini yang tidak dapat disebutkan

(4)

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih terdapat kekurangan,

namun penulis sudah berusaha menyusun skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Maka

dari itu saran dan kritik yang bermanfaat akan sangat berguna untuk hal yang

lebih baik. Penulis berharap agar skripsi ini akan bermanfaat bagi semua pihak.

Medan, Juli 2013

Penulis,

(5)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... x

ABSTRAK ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran dan Manajemen Pemasaran ... 9

2.2 Brand ... 13

2.2.1Pengertian Brand ... 13

2.2.2 Manfaat Brand……….. 14

2.3 Pengertian Image ... 16

2.4 Pengertian Brand Image ... 17

2.4.1Manfaat Brand Image……….20

2.5 Pengertian Prilaku Konsumen……… 21

2.6 Keputusan Pembelian……… 22

2.6.1Pengertian Keputusan Pembelian………... 23

2.6.2 Tahapan Proses Pengambilan Keputusan………..24

2.6.3Pihak – Pihak yang Berperan Dalam Proses Pembelian……… 25

(6)

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Bentuk Penelitian ... 28

3.2 Lokasi Penelitian ... 28

3.3 Populasi dan Sampel ... 2

3.4 Hipotesis ... 29

3.5 Definisi Konsep ... 29

3.6 Definifi Operasional ... 30

3.7 Teknik Pengumpulan Data ... 33

3.8 Teknik Pengumpulan Skor ... 34

3.9 Teknik Uji Instrumen Penelitian ... 34

3.8.1 Uji Validitas ... 34

3.8.2 Uji Reliabilitas ... 35

3.10 Teknik Analisis Data ... 35

3.10.1 Koefisien Korelasi Produk Moment ... 36

3.10.2 Koefisien Determinasi R² ... 38

3.10.3 Pengujian Hipotesis ... 38

3.10.3.1 Uji t ... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 40

4.1.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian ... 40

4.1.2 Visi dan Misi ... 42

4.1.2.1 Visi ... 42

4.1.2.2 Misi ... 43

4.1.3 Deskripsi Tugas dan Fungsi Bidang ... 44

4.2 Penyajian Data ... 45

4.2.1 Karakteristik Responden ... 45

4.2.2 Variabel Penelitian ... 47

4.2.3 Variabel Brand Image (X) ... 47

(7)

4.3 Analisis Data ... 57

4.3.1 Brand Image ... 57

4.3.2 Keputusan Pembelian ... 59

4.3.3 Uji Instrumen Penelitian ... 61

4.3.3.1 Uji Validitas ... 61

4.3.3.2 Uji Reliabilitas ... 62

4.3.4 Pengaruh Brand Image Terhadap Keputusan Pembelian ………... 63

4.3.4.1 Koefiseien Korelasi Produk Moment……… 64

4.3.4.2 Koefisien Determinasi R² ... 65

4.3.4 Pengujian Hipotesis ... 65

4.3.4.1 Uji t………... 65

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 67

5.2 Saran ... 68

(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir ……… 27

Gambar 3.1 Defenisi Konsep……… 30

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 3.1 Defenisi Operasional ………... 31

Tabel 3.2 Pedoman Untuk Memberikan Interprestasi ……… 32

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ………. 41

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ………….…….... 42

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan………. 44

Tabel 4.4 Jawaban Responden Tentang Yamaha Mio Memiliki

Keunggulan ………... 48

Tabel 4.5 Jawaban Responden Tentang Yamaha Mio Dapat Bersaing

dengan produk Yamaha yang lain……… 48

Tabel 4.6 Jawaban Responden Tentang Pemasaran yang

Menarik yang Membuat Konsumen Percaya akan Motor

Yamaha Mio……….. 50

Tabel 4.7 Jawaban Responden Tentang Yamaha Mio Berhasil

Membangun Citra dan Popularitas Yang Positif ……….. 51

Tabel 4.8 Jawaban Responden Tentang Produk Yamaha Mio

Memiliki Perbedaan dengan produk yang sejenis ………….. 52

Tabel 4.9 Jawaban Responden Tentang Konsumen Loyal

Kepada Yama Mio karena keunikannya ……… 53

Tabel 4.10 Jawaban Responden Tentang Konsumen melakukan

Pencarian Informasi ………. 54

(10)

Harga yang sesuai ………. 55

Tabel 4.12 Jawaban Responden Tentang Kualitas yang Dimiliki Yamaha Mio ………. 56

Tabel 4.13 Hasil Uji Validitas Brand Image………. 61

Table 4.14 Hasil Uji Validitas Keputusan Pembelian……… 62

Table 4.15 Hasil Uji Reliabelitas Brand Image……….. 62

(11)

DAFTAR LAMPIRAN 1. Tabulasi Data Variabel X

2. Tabulasi Data Variabel Y

3. Nilai dan Kuadran Masing – Masing Variabel

4. Data Validitas dan Reliabel Variabel X dan Y

5. Pengajuan Judul Skripsi

6. Surat Permohonan Judul Skripsi

7. Surat Penugasan Bimbingan Oeh dosen

8. Undangan Seminar Proposal Skripsi

9. Daftar Hadir Peserta Seminar

10.Berita Acara Seminar Proposal Skripsi

11.Izin Pra Penelitian

12.Izin Penelitian

(12)

ABSTRAK

Pengaruh Brand Image Terhadap Pengambilan Keputusan Pembelian Pada Motor Yamaha Mio Di PT.BAF

( Studi Kasus Pada Konsumen yang Membeli Motor Yamaha Mio Di PT.BAF )

Nama : Rangga Restu Prayogo Nim : 090907049

Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Pembimbing : Onan Marakali Siregar,S.sos,M.Si

Salah satu faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan pembelian oleh konsumen adalah brand image yang dimiliki suatu produk yaitu motor Yamaha mio. Yamaha mio memiliki brand image yang positif sehingga membuat konsumen tertarik dan mengambil keputusan untuk membelinya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar Pengaruh Brand Image Yamaha mio Terhadap Pengambilan Keputusan Pembelian konsumen Pada Motor Yamaha Mio Di PT.BAF .

Bentuk penelitian ini menggunakan metode asosiatif dengan pendekatan kuantitatif dengan maksud untuk mencari seberapa besar pengaruh antara variabel X yaitu brand Image terhadap variabel Y yaitu pengambilan keputusan pembelian. Dengan metode ini diharapkan penulis dapat menjelaskan fenomena yang ada berdasarkan data dan informasi yang diperoleh dari penelitian.

Dari hasil perhitungan korelasi produk moment, di peroleh rhitung sebesar 0,486 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara kedua variabel tersebut dan masuk kedalam katagori Sedang.

Besar pengaruh brand image terhadap pengambilan keputusan pembelian digunakan rumus determinasi yang diperoleh hasil sebesar 23,61%. Artinya tercapai pengambilan keputusan pembelian yang dipengaruhi oleh brand image suatu produk sebesar 23,61%.

(13)

ABSTRACT

Against Brand Image Influence Purchase Decision In Motor Yamaha Mio in PT.BAF

(Case Study On The Consumer Buying Yamaha Mio in PT.BAF)

Name : Rangga Restu Prayogo

Nim : 090907049

Program of Study : Science Business Administration / Business

Supervisor : Onan Marakali Siregar, S.sos, M.Si

One of the factors that influence purchase decisions by consumers is the brand image of a product that is owned by Yamaha mio. Yamaha mio has a positive brand image that consumers are interested in and make the decision to buy it.

This study aims to determine how much influence Against Brand Image Yamaha mio Consumer Purchase Decision In Motor Yamaha Mio in PT.BAF. This research forms the associative method with a quantitative approach with a view to find how much influence among the variables X to variable Y brand image that is making purchasing decisions. With this method the authors are expected to explain the phenomenon that is based on the data and information obtained from the research.

From the calculation of the product moment correlation, obtained rhitung of 0.486 which shows that there is a relationship between two variables and entered into the Medium category.

Great influence on decision-making brand image purchase used formula determination results obtained by 23.61%. Means to achieve a purchase decision is influenced by the brand image of a product of 23.61%.

(14)

ABSTRAK

Pengaruh Brand Image Terhadap Pengambilan Keputusan Pembelian Pada Motor Yamaha Mio Di PT.BAF

( Studi Kasus Pada Konsumen yang Membeli Motor Yamaha Mio Di PT.BAF )

Nama : Rangga Restu Prayogo Nim : 090907049

Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Pembimbing : Onan Marakali Siregar,S.sos,M.Si

Salah satu faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan pembelian oleh konsumen adalah brand image yang dimiliki suatu produk yaitu motor Yamaha mio. Yamaha mio memiliki brand image yang positif sehingga membuat konsumen tertarik dan mengambil keputusan untuk membelinya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar Pengaruh Brand Image Yamaha mio Terhadap Pengambilan Keputusan Pembelian konsumen Pada Motor Yamaha Mio Di PT.BAF .

Bentuk penelitian ini menggunakan metode asosiatif dengan pendekatan kuantitatif dengan maksud untuk mencari seberapa besar pengaruh antara variabel X yaitu brand Image terhadap variabel Y yaitu pengambilan keputusan pembelian. Dengan metode ini diharapkan penulis dapat menjelaskan fenomena yang ada berdasarkan data dan informasi yang diperoleh dari penelitian.

Dari hasil perhitungan korelasi produk moment, di peroleh rhitung sebesar 0,486 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara kedua variabel tersebut dan masuk kedalam katagori Sedang.

Besar pengaruh brand image terhadap pengambilan keputusan pembelian digunakan rumus determinasi yang diperoleh hasil sebesar 23,61%. Artinya tercapai pengambilan keputusan pembelian yang dipengaruhi oleh brand image suatu produk sebesar 23,61%.

(15)

ABSTRACT

Against Brand Image Influence Purchase Decision In Motor Yamaha Mio in PT.BAF

(Case Study On The Consumer Buying Yamaha Mio in PT.BAF)

Name : Rangga Restu Prayogo

Nim : 090907049

Program of Study : Science Business Administration / Business

Supervisor : Onan Marakali Siregar, S.sos, M.Si

One of the factors that influence purchase decisions by consumers is the brand image of a product that is owned by Yamaha mio. Yamaha mio has a positive brand image that consumers are interested in and make the decision to buy it.

This study aims to determine how much influence Against Brand Image Yamaha mio Consumer Purchase Decision In Motor Yamaha Mio in PT.BAF. This research forms the associative method with a quantitative approach with a view to find how much influence among the variables X to variable Y brand image that is making purchasing decisions. With this method the authors are expected to explain the phenomenon that is based on the data and information obtained from the research.

From the calculation of the product moment correlation, obtained rhitung of 0.486 which shows that there is a relationship between two variables and entered into the Medium category.

Great influence on decision-making brand image purchase used formula determination results obtained by 23.61%. Means to achieve a purchase decision is influenced by the brand image of a product of 23.61%.

(16)

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

Dalam persaingan bisnis yang semakin ketat ini , Tingkat

persaingan dunia usaha di Indonesia sangat cepat mengalami peningkatan

karena perusahaan senantiasa berusaha untuk dapat meningkatkan pangsa

pasar yang sesuai target dan meraih konsumen baru. Perusahaan harus

dapat menentukan strategi pemasaran yang tepat agar usahanya dapat

bertahan lama sesuai dengan keadaan serta situasi yang ada dan

memenangi persaingan, sehingga tujuan dari perusahaan tercapai. Pada

dasarnya, semakin banyak pesaing, maka semakin banyak pula pilihan

bagi konsumen untuk dapat memilih produk yang sesuai dengan

harapannya.

Persaingan yang semakin ketat menyebabkan perusahaan semakin

sulit untuk meningkatkan jumlah konsumen. Banyaknya pemain dalam

pasar dengan segala macam keunggulan produk yang ditawarkan membuat

perusahaan semakin sulit untuk bisa merebut pasar pesaing. Persaingan

yang ketat secara tidak langsung akan mempengaruhi suatu perusahaan

dalam mempertahankan pangsa pasar, perusahaan juga harus bekerja keras

dalam mempertahankan perusahaan agar dapat bersaing di dalam

menjalankan dan memasarkan produk seperti merek yang akan di beli oleh

(17)

perusahaan kepada konsumen terhadap produk yang di pasarkan

merupakan hal penting yang harus selalu dilakukan oleh perusahaan .

Merek yang di miliki oleh perusahaan sebagai keunggulan yang

dapat di nilai oleh seluruh konsumen tidak hadir begitu saja, diperlukan

strategi dalam mencapai dan mempertahankan di dalam menjaga

hubungan baik kepada konsumen untuk selalu menciptakan keputusan

pembelian yang berjalan baik dan tahan lama. Perusahaan harus mampu

memperkenalkan apa yang menjadi kebutuhan dan harapan konsumen.

Konsumen sebagai individu dalam mendapatkan atau membeli barang

telah melalui proses-proses atau tahapan-tahapan terlebih dahulu, seperti

mendapatkan formasi baik melalui iklan atau referensi dari orang lain

(word of mouth) kemudian membandingkan produk satu dengan produk

yang lain sampai akhirnya mereka mengambil keputusan untuk memilih

serta membeli dan berdasarkan pengalaman tersebut konsumen akan

membeli produk yang sama (loyal). Salah satu jalan untuk meraih

keunggulan kompetitif dalam memcapai kepada keputusan konsumen

membeli adalah dengan membangun dan membentuk brand image (citra

merek) yang baik di mata konsumen.

Konsumen sangatlah kritis dalam memilih suatu produk yang akan

dipilih, Keputusan untuk membeli suatu produk sangat dipengaruhi oleh

penilaian akan bentuk serta kualitas produk tersebut. Tuntutan permintaan

akan sebuah produk/ barang yang semakin berkualitas membuat

(18)

meningkatkan kualitas produk yang mereka miliki demi mempertahankan

Brand Image (citra merek) produk yang mereka miliki. Merek mempunyai

sifat khas, dan sifat khas inilah yang membedakan produk yang satu

berbeda dengan produk yang lainnya, walaupun sejenis. Berbagai upaya

dilakukan perusahaan dalam rangka mempertahankan Brand Image yang

mereka miliki di antaranya inovasi teknologi keunggulan yang dimiliki

produk tersebut, penetapan harga yang bersaing dan promosi yang tepat

sasaran. Semakin baik Brand Image produk yang dijual maka akan

berdampak pada keputusan pembelian oleh konsumen. Keputusan

pembelian oleh konsumen adalah keputusan yang melibatkan persepsi

terhadap kualitas, nilai dan harga yang ada pada perusahaan tertentu.

Brand Image dewasa ini berkembang menjadi sumber aset terbesar

bagi perusahaan. Suatu perusahaan beroperasi untuk mendapatkan profit

atau keuntungan, juga untuk mempertahankan kelangsungan hidup

bisnisnya. Suatu perusahaan untuk memenangkan persaingan dituntut

melakukan strategi pemasaran bagi produk-produk yang dihasilkan. Dalam

kondisi semakin meningkatnya persaingan produk-produk sejenis dan

perilaku konsumen yang cenderung ingin mencoba merek-merek baru

yang dikeluarkan oleh perusahaan pesaing untuk mendapatkan kepuasan,

manfaat yang lebih, dan memenuhi rasa ingin tahu terhadap merek baru

tersebut.

Salah satu industri yang tumbuh pesat sampai saat ini adalah

(19)

sarana jalan, peningkatan pendapatan masyarakat yang meningkat

menempatkan Motor sebagai salah satu kendaraan penting di semua

golongan masyarakat kota medan. Kenyataan ini merupakan peluang yang

dimanfaatkan oleh produsen Motor dengan mengeluarkan berbagai jenis

dan merek yang dikeluarkan di Indonesia dengan sendirinya kendaraan

yang dipasarkan mampu menarik minat konsumen. Produk industri

otomotif sangat kompetitif dalam bentuk, warna, kecanggihan teknologi

dan merek. Merek-merek Motor yang dipasarkan di Indonesia sekarang ini

berasal dari buatan Jepang dan China seperti, Honda, TVS, Suzuki,

Kawasaki, dan Yamaha yang banyak diminati oleh masyarakat Indonesia

khususnya masyarakat kota Medan selain Honda . Yamaha buatan oleh

perusahaan motor Jepang yang sudah ternama di dunia termasuk

Indonesia. Yamaha juga merupakan motor yang beranekaragam bentuk

dan versi seperti, Yamaha Mio, Yamaha Soul, Yamaha Skorpi , Yamaha

Vaxion dan produk yang sejenis .

Banyak produk Yamaha yang di pasarkan secara besar – besaran

oleh masyarakat kota medan dan masyarakat sangat tertarik menggunakan

motor yang di pasarkan oleh Yamaha adalah produk Yamaha mio .

Yamaha Mio merupakan salah satu Produk andalan yang sekarang cukup

laris di badingkan dengan produk Yamaha lainnya walau tidak terlalu

signifikan. Pemilihan produk Yamaha Mio yang menjadi pilihan

masyarakat kota Medan di karenakan kualitas yang cukup baik dan motor

(20)

serta irit di dalam melakukan perjalanan jauh. Produk Yamaha mio

menawarkan pelayanan tersendiri untuk pembeli , berupa layanan purna

jual, servis, suku cadang, sampai penetapan harga yang cukup bersaing

sesuai dengan jenis dan segmen pasarnya. Salah satu perusahaan yang

bergerak dalam bidang industri otomotif Motor berupa pemasaran

penjualan dan pembiayan kredit Motor Yamaha mio yang terkenal di kota

Medan adalah PT . Bussan Auto Finance (BAF).

PT. BAF merupakan salah satu perusahaan penjualanan motor

secara kredit yang hanya menjual produk Yamaha saja dan tidak menjual

produk merek motor lain. Perusahaan ini juga memiliki kompetitor yang

cukup banyak di kota medan , namun perusahaan ini dapat

mempertahankan pencitraan perusahaan terhadap merek yang perusahaan

ini pasarkan dan proses penjualanan di kalangan masyarakat yang

melakukan keputusan pembelian di perusahaan ini. Perusahaan harus

mengambil kebijakan pemasaran perusahaan berharap agar produk yang

dipasarkan dapat menembus pasar , serta mampu meraih pangsa pasar

yang luas dan mampu bersaing dengan perusahaan lain. Untuk itu, maka

tujuan untuk meningkatkan produk terutama bentuk, tipe, serta daya tahan

, dan merek yang dipasarkan harus dapat meningkatkan kepuasan bagi

konsumen. Kebijakan produk juga dilakukan dalam menghadapi

kejenuhan dari suatu jenis maupun tipe produk dan olehnya itu diadakan

pembaharuan model, maupun kapasitas yang dimiliki jenis produk tersebut

(21)

Berikut ini adalah 10 motor terlaris di Indonesia di tahun 2012:

1. Honda Beat Series : 1.466.185 unit

2. Yamaha Mio Series : 1.085.137 unit

3. Honda Vario Series : 1.079.943 unit

4. Honda Supra Series : 526.294 unit

5. HondaRevo Series : 363.599 unit

6. Yamaha V-Ixion : 320.444 unit

7. Yamaha Jupiter mx : 274.128 unit

8. Yamaha Vega : 248.311 unit

9. Suzuki Satria FU : 248.277 unit

10.Yamaha Jupiter Z : 202.022 unit

( sumber : harian seputar Indonesia )

Setelah mengenai penjelasan yang sudah di jabarkan di

latarbelakang di dalam penulisan ini , saya mengkaji mengenai Brand

Image Yamaha mio yang kesemuanya itu baik langsung ataupun tidak

langsung akan mengacu pada Image perusahaan itu sendiri dalam hal ini

adalah PT. BAF , Karena meskipun merek yang pada awalnya hanya

berfungsi untuk membedakan suatu produk lainnya akhirnya berkembang

dengan mempengaruhi Image (citra) perusahaan tersebut dan begitupula

sebaliknya.

Penelitian tentang Brand image telah banyak dilakukan

sebelumnya oleh penelitian terdahulu. Berdasarkan hasil penelitian alfian

(22)

pembelian mobil Toyota” disimpulkan bahwa melalui brand image

konsumen mengambil keputusan pembelian mobil Toyota di Makassar.

Nurul huda (2012), meneliti tentang “brand image yang dimiliki

Yamaha scuter di Makassar” hasil penelitiannya menunjukkan bahwa

brand image sangat perlu dimiliki oleh produk yang akan dijual agar dapat

menarik konsumen untuk membelinya. Selanjutnya penelitan Andi

gusti(2012) dengan judul “ pengaruh brand image terhadap keputusan

pembelian Samsung Galaxy Tab” Menelitian ini menunjukkan juga hasil

yang signifikan terhadap pengaruh kedua variabel yang saling

berhubungan sehingga bisa saling mempengaruhi secara positif.

Yunita (2011) meneliti tentang “ brand image berpengaruh

terhadap keputusan membeli Handphone” Penelitian ini menunjukkan

adanya pengaruh brand image terhadap keputusan pembelian yang

diciptakan oleh konsumen untuk membeli produk yang brand image

produk tersebut baik dimata konsumen sehingga tercipta keputusan

pembelian. Bagus (2011) meneliti “pengaruh brand image terhadap

keputusan pembelian yang dilakukan masyarakat mengunjungi Plaza”

penelitian ini juga menunjukan memang brand image menjadi salah satu

faktor penting yang membuat konsumen untuk menentukan keputusannya

untuk memiliki produk yang layak dan daya ketertarikan yang kuat.

Berdasarkan uraian diatas, maka saya sebagai penulis ingin

(23)

Finance yang berada pada Jalan Bambu II , Medan ( studi kasus pada konsumen yang membeli Motor Yamaha Mio di PT.BAF , Medan )

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah di kemukakan, maka

rumusan masalah dalam penulisan ini, adalah :

Seberapa besar Brand image berpengaruh terhadap

pengambilan keputusan pembelian motor Yamaha mio oleh konsumen

di PT . BAF ?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah : Untuk mengetahui seberapa besar Brand

Image berpengaruh terhadap pengambilan keputusan pembelian motor

Yamaha mio di PT.BAF.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah:

a) Sebagai bahan informasi bagi PT. BAF dalam pengambilan

keputusan dimasa yang akan datang, khususnya mengenai strategi

pencitraan produk yang efektif.

b) Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang tertarik

(24)

BAB II

KERANGKA TEORI

2.1. Pengertian Pemasaran dan Manajemen Pemasaran

Pemasaran merupakan suatu faktor penting dalam suatu siklus

yang bermula dan berakhir dengan kebutuhan. Pemasar harus dapat

menafsirkan, mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan konsumen,

mengembangkan produk, menetapkan harga, mempromosikan produk

secara efektif, mendistribusikan produk serta mengkombinasikannya

dengan data pasar seperti lokasi konsumen, jumlah dan keseluruhan

konsumen. Pemasaran telah didefinisikan dalam banyak acara dan

dikemukakan oleh beberapa ahli pemasaran.

Berikut ini pengertian pemasaran menurut Lamb, Hair, McDaniel

(2001 : 6), pemasaran adalah suatu proses perencanaan dan menjalankan

konsep, harga, promosi, dan distribusi sejumlah ide, barang dan jasa untuk

menciptakan pertukaran yang mampu memuaskan tujuan individu dan

organisasi.

Sedangkan pengertian menurut Kotler, Amstrong (2003 : 7)

mendefinisikan pemasaran sebagai proses sosial dan manajerial dimana

individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan

inginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk serta nilai dengan

(25)

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pemasaran

mencakup segala proses untuk memperoleh apa yang diinginkan individu

dan organisasi melalui pertukaran dan penciptaan barang dan jasa yang

dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan individu dan organisasi.

Berikut ini pengertian menurut Tjiptono (2002 : 16), Manajemen

Pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi

penentuan harga, promosi dan distribusi barang, jasa dan gagasan untuk

menciptakan pertukaran dengan kelompok sasaran yang memenuhi tujuan

pelanggan dan organisasi.

Sedangkan menurut Djaslim Saladin (2003 : 3) pengertian

manajemen pemasaran adalah analisis, perencanaan, penerapan dan

pengendalian program yang dirancang untuk menciptakan, membangun

dan mempertahankan pertukaran yang menguntungkan dengan pasar

sasaran dengan maksud untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi.

Beradasarkan definisi tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa

manajemen pemasaran adalah suatu kegiatan yang sangat kompleks dan

kuat yang memerlukan perhatian dari pimpinan perusahaan atau organisasi

agar tujuan organisasi perusahaan dapat tercapai.

2.1.1. Pengertian Bauran Pemasaran

Bauran Pemasaran (Marketing Mix) merupakan salah satu

konsep utama dalam pemasaran. Bauran pemasaran mencakup

sistem atau alat-alat yang membantu mengaplikasikan konsep

(26)

memutuskan strategi pemasaran kompetitifnya secara keseluruhan,

perusahaan harus mulai menyiapkan perencanaan bauran

pemasaran yang rinci.

Menurut Kotler, Amstrong (2003 : 78) Bauran Pemasaran

adalah serangkaian alat pemasaran taktis yang dapat dikendalikan

produk, harga, tempat (distribusi), promosi yang dipadukan oleh

perusahaan untuk menghasilkan tanggapan yang diinginkan

perusahaan dalam pasar sasaran.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa bauran

pemasaran merupakan alat pemasaran yang terdiri atas produk,

harga, distribusi dan promosi untuk mendapatkan respond an dapat

memuaskan pasar sasaran. Salah satu unsur penting dalam

menunjang keberhasilan suatu perusahaan adalah startegi produk.

Berikut ini dibahas mengenai keempat variabel pokok dari

marketing mix, yaitu :

1. Produk (Product)

Produk merupakan unsur pertama dalam bauran pemasaran.

Karena produk yang akan dipasarkan tersebut sangat menentukan

kedudukan perusahaan di pasar. Melihat situasi dewasa ini dimana

persaingan cukup ketat, maka setiap perusahaan harus dapat

(27)

2. Harga (Price)

Penetapan harga yang tepat dilakukan oleh perusahaan

terhadap produknya, merupakan hal penting yang harus

dilaksanakan agar dapat dengan sukses memasarkan barang atau

jasa yang ditawarkan. Harga merupakan satu-satunya unsur bauran

pemasaran yang memberikan pemasukan dan pendapatan bagi

perusahaan, sedangkan ketiga unsur lainnya (produk, promosi dan

saluran distribusi) menyebabkan timbulnya biaya (pengeluaran).

3. Promosi (Promotion)

Promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan

suatu program pemasaran. Betapapun berkualitasnya suatu produk,

bila konsumen belum mengetahuinya dan tidak yakin bahwa

produk itu akan berguna bagi mereka, maka mereka tidak akan

membelinya. Oleh karena itu kegiatan promosi yang dilakukan

oleh suatu perusahaan senantiasa mengacu pada usaha untuk

memengaruhi konsumen, untuk dapat menciptakan permintaan atas

suatu produk untuk kemudian dipelihara dan dikembangkan.

4. Distribusi (Place)

Dalam upaya melancarkan arus barang dan jasa dari

produsen ke konsumen, maka salah satu faktor yang sangat penting

dan harus mendapat perhatian khusus adalah memilih secara tepat

saluran distribusi yang akan digunakan dalam menyalurkan barang

(28)

2.2. Brand ( Merek)

Merek merupakan salah satu atribut yang penting di dalam sebuah

produk yang penggunaannya pada saat ini sudah sangat meluas. Keahlian

paling unik dari pemasar adalah kemampuannya menciptakan,

memelihara, melindungi dan meningkatkan brand. Para pemasar

mengatakan bahwa pemberian brand adalah seni dan bagian penting dalam

pemasaran. Merek juga dapat membantu perusahaan memperluas lini

produk serta mengembangkan posisi pasar yang spesifik bagi suatu

produk.

Sebagai aset perusahaan yang tak ternilai harganya, pengelolaan

berek merupakan suatu permasalahan yang sangat serius bagi produsen.

Pengelolaan ini dilakukan sebaik mungkin sehingga konsumen bisa

mengidentifikasi sebuah produk, agar terjalin suatu hubungan antara

konsumen dengan produk yang dipasarkan. Salah satu yang menjadi

pertimbangan konsumen dalam mengambil keputusan membeli adalah

merek.

2.2.1. Pengertian Brand ( Merek)

Merek merupakan janji penjual untuk secara konsisten

memberikan keistimewaan, manfaat dan jasa tertentu kepada

pembeli. Merek - merek terbaik memberikan jaminan mutu. Agar

dapat memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai pengertian

(29)

Menurut Simamora (2001 : 149) merek adalah nama,

tanda, istilah, simbol, desain, atau kombinasinya yang ditujukan

untuk mengidentifikasi dan mendiferensiasi (membedakan) barang

atau layanan suatu penjual dari barang atau layanan penjual lain.

Menurut Lamb, Hair, McDaniel (2001 : 421) berpendapat

bahwa pengertian merek adalah suatu nama, istilah, simbol, desain,

atau gabungan keempatnya, yang mengidentifikasi produk para

penjual dan membedakannya dari produk pesaing.

Sedangkan pengertian brand menurut Kotler, Amstrong

(2003 : 349) merek adalah suatu nama, istilah, simbol, atau desain

atau kombinasi dari keduanya , yang di maksud untuk

menandakan barang / pelayanan satu penjual atau sekelompok

penjual dan untuk membedakan mereka dengan kompetitor lain

yang ada .

Serta Menurut UU Merek No.15 Tahun 2001 Pasal 1 Ayat

1: Merek adalah tanda yang berupa gambaar, nama kata,

huruf-huruf, angka-angka, susunan warna atau kombinasi dari

unsure-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam

kegiatan perdagangan barang dan jasa.

2.2.2. Manfaat Brand ( Merek)

Saat ini , hampir semua produk diberi merek bahkan

(30)

sangat diperlukan oleh suatu produk, karena selain brand memiliki

nilai yang kuat brand juga bermanfaat bagi konsumen produsen,

publik, seperti yang dikemukakan oleh Bilson Simamora

(2001:153), yaitu :

a. Bagi konsumen, manfaat brand adalah :

1) Brand dapat menceritakan sesuatu kepada pembeli tentang

mutu.

2) Brand membantu menarik perhatian pembeli terhadap

produk-produk baru yang mungkin bermanfaat bagi mereka.

b. Bagi produsen, manfaat brand adalah :

1) Brand memudahkan penjual mengolah pesanan dan

menelusuri masalah-masalah yang timbul.

2) Brand memberikan perlindungan hukum atas keistimewaan

atau ciri khas produk.

3) Brand memungkinkan menarik sekelompok pembeli yang

setia dan menguntungkan.

(31)

c. Bagi publik, brand bermanfaat dalam hal :

1) Pemberian brand memungkinkan mutu produk lebih

terjamin dan lebih konsisten.

2) Brand meningkatkan efisiensi pembeli karena brand dapat

menyediakan informasi tentang produk dan dimana

membelinya.

3) Meningkatkan inovasi produk baru, karena produsen

terdorong untuk menciptakan keunikan baru guna mencegah

peniruan dari pesaing.

2.3. Pengertian Image ( citra)

Image merupakan suatu komponen pendukung bagi sebuah

brand/ merek, dimana ia mewakili “wajah” dan juga mutu suatu

produk. Jika brand ibarat mengenal manusia dari namanya, maka

image bagaikan kesan yang kita lihat dari manusianya.

Image merupakan suatu hal yang penting bagi produsen,

sebab image adalah salah satu kriteria yang digunakan konsumen

dalam membuat keputusan membeli. Untuk itu, produsen perlu

membangun image yang baik di mata konsumen dengan usaha

yang keras, karena belum tentu apa yang diproyeksikan sama

dengan apa yang dipersepsikan oleh konsumen.

Pengertian image menurut Kotler , Amstrong (2000 : 338)

(32)

Image lahir dari suatu persepsi dan setiap oran akan

memiliki persepsi yang berbeda dari objek yang sama karena ada

tiga proses pembentukan persepsi, yaitu :

a. Selective Attention. Dimana individu tidak dapat merawat

seluruh stimuli atau rangsangan yang diterima karena kapasitas

untuk memperoleh stimuli tersebut terbatas, maka

rangsangan-rangsangan tersebut diseleksi.

b. Selective Distortion. Kecenderungan untuk merubah informasi

yang didapat menjadi sesuai dengan yang diduga olehnya.

c. Selective Retention. Individu mempunyai kecenderungan untuk

merubah informasi tetapi mereka akan tetap menyimpan informasi

yang mendukung sikap dan kepercayaan mereka.

Jadi , Pengertian image secara umum, merupakan

sekumpulan keyakinan, ide, kesan, dan persepsi dari seseorang,

suatu komunitas, atau masyarakat terhadap suatu produk, merek,

figur, organisasi, perusahaan bahkan Negara yang dibentuk melalui

suatu proses informasi yang diperoleh melalui berbagai sumber.

2.4. Pengertian Brand Image ( Citra Merek )

Brand image merupakan hasil dari pandangan atau penelitian

konsumen terhadap suatu brand baik atau buruk. Hal ini berdasarkan

(33)

terdapat pada beberapa brand, sehingga brand yang penawarannya sesuai

dengan kebutuhan akan terpilih.

Dalam sebuah Brand Image terkandung beberapa hal yang

menjelaskan tentang merek sebagai produk, merek sebagai organisasi

merek sebagai simbol. Brand Image bisa juga tercipta dari faktor-faktor

lainnya. Brand Image tercipta bisa dengan waktu yang sangat lama bisa

juga dengan waktu yang singkat. Hal ini tergantung dengan perusahaan itu

sendiri bagaimana cara membangun Brand Image dan memeliharanya.

Menurut Rangkuti (2002 : 43) brand image adalah sekumpulan

asosiasi merek yang terbentuk dibenak konsumen.

Sedangkan Pengertian brand Image menurut Keller, Kotler (2003:166)

bahwa:

1. Anggapan tentang merek yang direfleksikan konsumen yang

berpegang pada ingatan konsumen.

2. Cara orang berpikir tentang sebuah merek secara abstrak dalam

pemikiran mereka, sekalipun pada saat mereka memikirkannya,

mereka tidak berhadapan langsung dengan produk.

Membangun Brand Image yang positif dapat dicapai dengan

program marketing yang kuat terhadap produk tersebut, yang unik dan

memiliki kelebihan yang ditonjolkan, yang membedakannya dengan

produk lain. Kombinasi yang baik dari elemen-elemen yang mendukung

(34)

image yang kuat bagi konsumen. Factor-faktor pendukung terbentuknya

Brand Image dalam keterkaitannya dalam asosiasi merek

(Keller,2003:167) :

a. Keunggulan asosiasi merek (Favorability of brand

association)

Salah satu factor pembentuk Brand Image adalah

keunggulan produk, dimana produk tersebut unggul dalam

persaingan. Karena keunggulan kualitas (model dan

kenyamanan) dan cirri khas itulah yang menyebabkan suatu

produk mempunyai daya tarik terssendiri bagi konsumen.

b. Kekuatan asosiasi merek (Strength of brand association)

Contoh membangun kepopuleran merek dengan strategi

komunikasi melalui periklanan. Setiap merek yang berharga

mempunyai jiwa, suatu kepribadian khusus adalah kewajiban

mendasar bagi pemilik merek untuk dapat mengungkapkan,

mensosialisasikan jiwa/keperibadian tersebut dalam satu

bentuk iklan, ataupun bentuk kegiatan promosi dan pemasaran

lainnya. Hal itulah yang akan terus menerus yang menjadi

penghubung antara produk/merek dengan konsumen. Dengan

demikian merek tersebut akan cepat dikenal dan akan tetap

terjaga ditengah-tengah maraknya persaingan. Membangun

(35)

popularitas adalah salah satu kunnci yang dapat membentuk

Brand Image.

c. Keunikan asosiasi merek (Uniqueness of brand association)

Merupakan keunikan-kunikan yang dimiliki oleh

produk tersebut. Beberapa keuntungan dengan terciptanya

Brand Image yang kuat adalah :

a. Peluang bagin produk /merek untuk terus mengembangkan

diri dan memiliki prospek bisnis yang bagus.

b. Memimpin produk untuk semakin memiliki system

keuangan yang bagus.

c. Menciptakan loyalitas konsumen.

d. Membantu dalam efisiensi Marketing, karena merek telah

berhasil dikenal dan diingat oleh konsumen.

e. Membantu dalam menciptakan perbedaan dengan pesaing.

Semakin merek dikenal dengan masyarakat, maka perbedaan/

keunikan baru yang diciptakan perusahaan akan mudah

dukenali oleh konsumen.

f. Mempermudah dalam perekrutan tenaga kerja bagi

perusahaan.

(36)

h. Mempermudah mendaptakn investor baru guna

mengembangkan produk.

2.4.1. Manfaat Brand Image

Pandangan konsumen terhadap suatu brand merupakan hal

yang sangat penting dalam strategi pemasaran. Suatu image dapat

membantu perusahaan untuk mengetahui apakah strategi

pemasaran yang dijalankan sudah tepat atau belum. Menurut

Sutisna (2001 : 83), ada beberapa manfaat dari brand image yang

positif, yaitu :

1) Konsumen dengan image yang positif terhadap suatu

brand, lebih memungkinkan untuk melakukan pembelian.

2) Perusahaan dapat mengembangkan lini produk dengan

memanfaatkan image positif yang telah terbentuk terhadap

brand produk lama.

3) Kebijakan family branding dan leverage branding dapat

dilakukan jika brand image produk yang telah ada positif.

2.5. Pengertian Prilaku Konsumen

Istilah konsumen sering di artikan sebagai dua jenis konsumen

yaitu konsumen individu dan konsumen organisasi . Konsumen individu

(37)

sosial, pemerintah, dan lembaga lainnya . Konsumen organisasi harus

membeli produk peralatan dan jasa lainnya untuk menjalankan seluruh

kegiatran organisasinya .

Konsumen individu dan konsumen organisasi adalah sama

pentingnya. Mereka memberikan sumbangan yang sangat penting bagi

perkembanagan dan pertumbuhan ekonomi, tanpa konsumen individu,

produk atau jasa yang di hasilkan perusahaan tidak mungkin bisa laku

terjual. Konsumen individu yang langsung mempengaruh kemajuan dan

kemunduran perusahaan . Produk sebaik apapun tidak akan ada artinya

bagi perusahaan jika ia tidak di bei oleh konsumen individu. Konsumen

individu merupakan tulang punggung perekonomian nasional , sebagian

besar pabrik dan perusahaan serta sektor pertanian menghasilkan produk

dan jasa untuk di gunakan oleh konsumen akhir. Konsumen akhir

memiliki keragaman yang menarik untuk di pelajari karena ia meliputi

seluruh individu dari berbagai usia , latar belakang budaya , pendidikan,

dan keadaan sosial ekonomi lainnya.

Perilaku konsumen terdapat pada ciri individu dalam mengambil

keputusan untuk memanfaatkan sumber daya mereka yang sudah tersedia

seperti waktu, uang, dan usaha guna memperoleh barang-barang yang

berhubungan dengan konsumsi.

Menurut Schiffman dan Kamuk (1994 :121) mendefinisikan

(38)

dalam mencari , membeli , menggunakan , mengevaluasi , dan

menghabiskan produk dan jasa yang mereka harapkan akan memuaskan

kebutuhan mereka”.

Menurut Winardi (1991 :23) perilaku konsumen merupakan

perilaku yang di tujukan oleh orang – orang dalam merencanakan ,

membeli , dan menggunakan barang – barang ekonomi dan jasa.

2.6. Keputusan Pembelian

Perilaku konsumen berusaha memahami bagaimana konsumen

mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan menghabiskan

produk dan jasa. Setiap konsumen melakukan berbagai macam keputusan

tentang pencarian , pembelian, pengguna beragam produk, dan merek pada

setiap periode tertentu.Berbagai macam keputusan mengenai aktivitas

kehidupan seringkali harus dilakukan oleh setiap konsumen pada setiap

waktu. Konsumen melakukan keputusan setiap waktu tanpa menyadari

bahwa mereka telah mengambil keputusan . Disiplin perilaku konsumen

berusaha mempelajari bagaimana konsumen mengambil kepuasan dan

memahami apa saja yang mempengaruhi dan yang terlibat dalam

pengambilan keputusan.

2.6.1. Pengertian Keputusan pembelian

Keputusan pembelian menurut Kotler (2002 : 204) adalah

(39)

merek-merek dalam kelompok pilihan dan membeli produk yang

paling disukai.

Sedangkan menurut Saladin (2003 : 13), ada tiga faktor

penyebab timbulnya keputusan pembelian yaitu :

d. Sikap orang lain : Keputusan membeli itu banyak

dipengaruhi oleh teman-teman, tetangga atau siapa yang ia

percaya.

e. Faktor-faktor situasi yang tidak terduga : Seperti faktor

harga, pendapatan keluarga dan manfaat yang diharapkan

dari produk tersebut.

f. Faktor-faktor yang dapat diduga : faktor situasional yang

dapat diantisipasi konsumen.

Jadi dapat artikan, keputusan pembelian itu sendiri

adalah hasil evaluasi alternatif dari berbagai merek yang

ada untuk dijadikan referensi dalam proses pengambilan

keputusan.

2.6.2. Tahapan-tahapan Proses Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan konsumen untuk melakukan

pembelian suatu produk atau jasa diawali oleh adanya kesadaran

atas pemenuhan kebutuhan dan keinginan.

(40)

oleh seorang konsumen dalam melakukan pembelian.

Tahapan-tahapan dari suatu pembelian menurut Kotler (2005 : 224) adalah

sebagai berikut :

a. Pengenalan Masalah, proses pembelian dimulai saat

pembeli mengenai masalah dan kebutuhan. Kebutuhan

tersebut dapat dicetuskan oleh rangsangan internal atau

eksternal.

b. Pencarian Informasi, proses pengambilan keputusan

pembeli dimana konsumen tergerak untuk mencari

informasi tambahan, konsumen mungkin sekedar

meningkatkan perhatian atau mungkin pula mencari

informasi secara aktif.

c. Evaluasi Alternatif, proses keputusan pembeli dimana

konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi

berbagai merek alternatif di dalam sejumlah pilihan.

Tahap ini konsumen akan memperhatikan ciri-ciri atau

sifat yang berkaitan langusng dengan kebutuhan mereka

dan juga akan menggali kembali ingatannya pada suatu

brand, mereka mencoba menyeleksi persepsinya sendiri

mengenai image suatu brand tersebut akan menciptakan

(41)

d. Keputusan Pembelian, tahap ketika konsumen

benar-benar membeli produk tersebut. Keputusan pembelian

konsumen adalah membeli atribut yang paling disukai,

tetapi dua faktor yang dapat muncul antara niat untuk

membeli dan keputusan untuk membeli. Faktor pertama

adalah sikap orang lain. Faktor kedua adalah situasi

yang tidak diharapkan. Konsumen mungkin niat untuk

membeli berdasarkan faktor-faktor seperti pendapatan,

harga yang diharapkan dan manfaat produk yang

diharapkan.

e. Perilaku Pasca Pembelian, proses keputusan pembelian

dimana konsumen melakukan tindakan lebih lanjut

setelah melakukan pembelian berdasarkan pada

kepuasan atau ketidakpuasan mereka terhadap suatu

produk atau brand.

2.6.3. Pihak-pihak yang berperan dalam Proses Pembelian Secara khusus, pemasar harus mengidentifikasi siapa yang

membuat keputusan pembelian, jenis-jenis keputusan pembelian,

dan langkah-langkah dalam proses pembelian, jenis-jenis

keputusan pembelian, dan langkah-langkah dalam proses

pembelian. Peran pembelian adalah sesuatu yang mudah untuk

(42)

orang dalam keputusan pembelian menurut Kotler (2005 : 220)

adalah sebagai berikut :

1. Pencetus yaitu orang yang pertama kali mengusulkan

gagasan untuk membeli produk atau jasa.

2. Pemberi Pengaruh yaitu orang dengan pandangan atau

sarannya mempengaruhi keputusan.

3. Pengambilan keputusan yaitu orang yang mengambil

keputusan mengenai setiap komponen keputusan

pembelian, apakah membeli, tidak membeli, bagaimana

cara membeli, dan dimana akan membeli.

4. Pembeli yaitu orang yang melakukan pembelian

sesungguhnya.

5. Pemakai yaitu seseorang yang mengkonsumsi atau

menggunakan produk atau jasa tertentu.

2.7. Pengaruh Brand Image Terhadap Pengambilan Keputusan Pembelian

Ketika sebelum melakukan pembelian suatu barang, konsumen

pasti dihadapkan oleh berbagai pilihan produk, begitu pula dalam hal

(43)

yang ditawarkan, salah satunya adalah motor Yamaha Mio . Konsumen

dapat memberikan penilaian terhadap suatu produk seperti pada motor

Yamaha mio, motor ini dicitrakan oleh konsumen sebagai motor yang

diproduksi untuk orang yang ingin tampil gaya, gaul, percaya diri dan

mewah .

Motor Yamaha mio juga cocok untuk semua kalangan remaja dan

ibu rumah tangga karena pengguna yang mudah .Yamaha juga sangat

memperhatikan atribut dari produk yang akan ditawarkan kepada

konsumen diantaranya merek, kualitas, fitur/gaya dan desain sehingga

tidak akan mengecewakan konsumennya. Merek yang mudah dikenal,

kualitas dalam hal kecepatan dan daya tahan mesin tinggi, fitur/gaya serta

desain yang unik dengan berbagai pilihan warna hal ini yang membuat

brand image Yamaha mio baik. Semakin baik brand image (citra merek)

produk yang dijual maka akan berdampak pada keputusan pembelian oleh

konsumen.

Keputusan pembelian oleh konsumen adalah keputusan yang

melibatkan persepsi terhadap kualitas, persepsi terhadap nilai dan persepsi

terhadap harga. Disinilah kita melihat sejauh mana merek dapat

mempengaruhi penilaian konsumen dalam pengambilan keputusan dengan

brand image dari produk tersebut.

Untuk lebih jelasnya prosess keputusan pembelian motor Yamaha Mio

oleh konsumen pada PT. Bussan AUTO Finance ( BAF) dapat dilihat pada

(44)

Gambar 2.1.Kerangka Berfikir Konsep Brand Image

a. Keunggulan asosiasi merek (Favorability of brand association) b. Kekuatan asosiasi merek (Strength of brand association)

c. Keunikan asosiasi merek (uniqueness of brand association)

Menciptakan Brand image ( citra)

(45)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Bentuk Penelitian

Penelitian ini di lakukan untuk mengetahui berapa besar atau adakah

hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat . Dalam hal ini di gunakan

metode asosiatif dengan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan rumus

statistik untuk membantu menganalisa data dan fakta yang diperoleh selama

penelitian.

3.2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan pada Kantor PT. Bussan Auto Finance ( BAF)

Jalan Bambu II No. 90a/b , Medan .

3.3. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Sebelum penelitian ini dilakukan, maka penulis terlebih dahulu

menentukan populasi yang akan di teliti. Menurut Sugiyono populasi

merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Populasi dalam penelitian

ini adalah konsumen yang mengambil keputusan pembelian motor Yamaha

(46)

2. Sampel

Sampel merupakan sebagian dari populasi yang di ambil dengan

menggunakan data tertentu . Mengutip dari pendapat Arikunto , bahwa apabila

populasi kurang dari 100 maka sampel di ambil secara keseluruhan ,

sedangkan populasi diatas 100 maka sampel di ambil 10%- 20 % atau 20 % -

25% dari populasi. Maka sampel dalam penelitian ini adalah : n = 80 Orang.

Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Random Sampling.

3.4. Hipotesis

Hipotesa merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian

, dimana rumusan masalah penelitian telah di nyatakan dalam bentuk kalimat

pertanyaan.

Berdasarkan masalah pokok dan tujuan penelitian, maka hipotesis yang

dikemukakan adalah “brand image berpengaruh secara signifikan terhadap

pengambilan keputusan pembelian motor Yamaha Mio oleh konsumen di PT.

BAF Medan”

Uji hipotesis menggunakan uji t :

Ho : b1 = 0, artinya suatu variabel independen secara parsial tidak berpengaruh

terhadap variabel dependen.

Ha : b1 ≠ 0, artinya variabel independen secara parsial berpengaruh terhadap

variabel dependen.

Kriteria penilaian :

Jika t hitung < t tabel pada α = 0,05 maka Ho diterima atau Ha ditolak

(47)

3.5.Defenisi Konsep

Defenisi konsep merupakan abstraksi mengenai suatu fenomena yang di

rumuskan atas dasar generalisasi dari sejumlah karakteristik kejadian , keadaan ,

kelompok atau individu tertentu yang menjadi pusat perhatian . Pemberian

defenisi konsep disini adalah untuk membantu menjelaskan masalah pengamata

yang akan di teliti berikut :

1. Pengertian brand Image merupakan Anggapan tentang merek yang

direfleksikan konsumen yang berpegang pada ingatan konsumen

serta cara orang berpikir tentang sebuah merek secara abstrak dalam

pemikiran mereka, sekalipun pada saat mereka memikirkannya,

mereka tidak berhadapan langsung dengan produk.

2. Pengertian Keputusan pembelian adalah suatu tindakan konsumen

untuk membentuk referensi diantara merek-merek dalam kelompok

pilihan dan membeli produk yang paling disukai.

Berdasarkan defenisi konsep di atas , maka pengaruh brand image

terhadap pengambilan keputusan pembeli dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 3.1. Skema Defenisi Konsep Variabel X b. Pemilihan merek –

(48)

3.6.Defenisi Operasional

Defenisi operasional merupakan penjabaran lebih lanjut tentang kerangka

konsep yang telah di klasifikasikan di dalam variabel-variabel. Di dalam tulisan

ini terdapat Variabel bebas dan terikat. Defenisi operasional adalah unsur

penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel .

Adapun defenisi operasional penelitian ini :

1. Brand Image sebagai Variabel Bebas (X) , di ukur dengan

menggunakan indikator – indikator sebagai berikut :

a) Keunggulan asosiasi merek :

1. Keunggulan Produk

2. Produk dapat bersaing di pasaran

b) Kekuatan asosiasi merek :

1. Pemasaran yang efektif dan efisien

2. Membangun popularitas produk

c) Keunikan asosiasi merek :

1. Menciptakan perbedaan dengan pesaing

2. Menciptakan loyalitas konsumen.

2. Pengambilan keputusan pembelian sebagai Variabel Terikat ( Y ) ,

dengan indikator sebagai berikut :

a. Tindakan konsumen dalam pemenuhan kebutuhan

atas produk yaitu: Pencarian informasi

(49)

1. Melihat harga

2. Kualitas produk

Tabel 3.1. Defenisi Operasional

Variabel Indikator – Indikator Sub Indikator

b. Produk dapat bersaing di

pasar

c. Pemasaran yang efektif

dan efisien

d. Membangun popularitas

produk

e. Memiliki keunikan

produk

f. Menciptakan loyalitas

Variable

Y

4.Tindakan

Konsumen

5. Pemilihan Merek

a. Pencarian Informasi

b. Melihat Harga

(50)

3.7.Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini , peneliti menggunakan dua teknik

pengumpulan data berikut ini :

a. Data Primer , yaitu data yang diperoleh dengan melakukan

penelitian secara langsung ke lokasi penelitian sesuai dengan

apa yang akan di teliti . Penelitian data ini dilakukan dengan

cara :

1. kuesioner adalah suatu cara pengumpulan data dengan cara

memberikan daftar pertanyaan atau angket yang telah

disediakan kepada responden.

b. Data sekunder , yaitu pengumpulan data dan informasi yang

diperlukan/diperoleh melalui catatan – catatan tertulis lainnya

yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Data ini dilakukan

dengan cara :

1. Penelitian Kepustakaan , yaitu pengumpulan buku – buku ,

karya ilmiah , makalah yang memeiliki relevansi dengan

masalah yang diteliti.

2. Studi Dokumentasi , yaitu menelaah catatan tertulis ,

dokumen , dan arsip yang menyangkut masalah yang

diteliti yang berhubungan dengan perusahaan terkait atau

(51)

3.8.Teknik Pengumpulan Skor

Melalui penyebaran angket yang berkaitan beberapa pertanyaan

yang akan di ajukan kepada responden , maka ditentukan skor pada setiap

pertanyaan . Penentuan ini dihitung berdasarkan akternatif jawaban (

A,B,C,D, dan E ) akan diberikan skor sebagai berikut :

1) Jawaban A diberi 5

2) Jawaban B diberi 4

3) Jawaban C diberi 3

4) Jawaban D diberi 2

5) Jawaban E diberi 1

3.9.Teknik Uji Instrumen

3.9.1. Uji Validitas

Suatu instrument dikatakan valid jika instrument tersebut

mengukur apa yang harus diukur . Uji Validitas berhubungan

dengan ketepatan alat ukur melakukan tugasnya mencapai

sasarannya. Pengukuran dikatakan valid jika mengukur tujuannya

dengan nyata dan benar.

Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS

Statistics 16.0 for windows dengan kriteria sebagai berikut :

Jika �ℎ����� > ������, maka pernyataan dikatakan valid

(52)

3.9.2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu

alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat

pengukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil

pengukuran yang diperoleh relative konsisten, bila koefisien korelasi (r)

positif maka alat pengukur tersebut reliabel. Uji reliabilitas dalam

penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS Statistics 16.0 for

windows dengan criteria sebagai berikut :

1. Jika r alpha> r table, maka pertanyaan dinyatakan reliabel

2. Jika r alpha< r table, maka pertanyaan dinyatakan tidak reliabel.

Menurut juliandi (2013) butir pernyataan yang sudah dinyatakan

valid dalam uji validitas akan ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria

jika nilai Cronbach’s Alpha >0,60 maka pernyataan reliabel.

3.10. Teknik Analisis Data

3.10.1.Koefisien Korelasi Produk Moment

Teknik analisa data yang di pergunakan dalam penelitian ini adalah

teknik kuantitatif asosiatif dengan uji statistik dengan menggunakan rumus

korelasi product moment ,yang digunakan untuk mengkaji pengaruh

variabel bebas X terhadap variabel terikat Y.

Penggunaan teknik korelasi seperti ini di sarkan atas sumber data

yang diperoleh penulis serta adanya interval data yang berguna untuk

(53)

Adapun rumus Koefisien Korelasi Produk Moment adalah

Untuk melihat hubungan kedua variabel tersebut maka

dapat dirumuskan sebagai berikut :

a. Nilai r yang positif menunjukkan hubungan variabel positif ,

artinya kenaikan nilai variabel yang satu di ikuti oleh nilai

variabel yang lain.

b. Nilai r yang negative menunjukkan hubungan kedua variabel

negative, artinya menurunnya nilai variabel yang satu diikuti

(54)

c. Nilai r yang sama dengan nol menunjukkan kedua variabel

tidak berhubungan , artinya variabel yang satu tetap meskipun

yang lain berubah.

Untuk mengetahuia adanya hubungan yang tinggi atau rendah

antara kedua variabel berdasarkan nilai r ( koefisien Korelasi ) ,

digunakan penafsiran interprestasi angkat yang di kemukakan

oleh sugiyono yaitu :

Tabel 3.2.

Pedoman untuk memberikan interprestasi koefisien korelasi

Interprestasi Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,119

Dengan nilai r xy yang diperoleh , kita dapat melihat secara

langsung melalui tabel korelasi yang menguji apakah nilai r

tersebut berarti atau tidak , tabel korelasi ini mencantumkan

batas – batas r yang signifikan tertentu, dalam hal ini signifikan

5 % bila nilai r tersebut signifikan sesuai dengan hipotesis

(55)

3.10.2.Koefisien Determinant

Teknik ini digunakan untuk mengetahui berapa persen besarnya

pengaruh variabel bebas/independensi X terhadap variabel terikat/

devenden Y. Perhitungan dilakukan dengan mengkuadratkan nilai

koefisien pearson produk moment ( r xy ) ² x 100%

KD = ( r xy ) ² X 100%

KD = Koefisien Determinant

( r xy ) ² = Koefisien Pearson Produk Moment antara x dan y.

3.10.3 Pengujian Hipotesis 3.10.3.1. Uji t

Uji hipotesis t disebut juga sebagai uji signifikasis individual. Uji

ini menunnjukkan seberapa jauh pengaruh varibel independent secara

parsial terhadap variabel dipenden. Bentuk pengujiannya :

Ho : b1 = 0, artinya suatu variabel independen secara parsial tidak

berpengaruh terhadap variabel dependen.

Ha : b1 ≠ 0, artinya variabel independen secara parsial berpengaruh

terhadap variabel dependen.

Kriteria penilaian :

Jika t hitung < t tabel pada α = 0,05 maka Ho diterima atau Ha

ditolak

(56)

t =

√ 1− �² r√ � −2

Keterangan :

t = nilai t hitung

r = koefisien korelasi

(57)

BAB IV

HASIL PENELITIAN 4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

4.1.1. Gambaran Umum PT. BAF ( Bussan Auto Finance ) A. Sejarah Instansi

PT Bussan Auto Finance (BAF) adalah perusahaan pembiayaan

yang saat ini berkonsentrasi pada pembiayaan motor Yamaha. BAF

didirikan pada tahun 1997. Dengan modal disetor sebesar Rp 275 Milyard

(dinaikkan dari Rp25 milyard pada bulan Januari 2006).

Saat ini BAF memiliki 188 kantor cabang dan tidak kurang dari

144 POS (point of service) di seluruh pelosok Nusantara, dengan jumlah

karyawan lebih dari 12,000 orang. Total jumlah konsumen yang pernah

dan sedang dibiayai oleh BAF telah mencapai lebih dari 4 juta orang.

Selama tahun 2009, BAF membiayai lebih dari 714 ribu unit kendaraan

bermotor baru. Total asset lebih dari 10 triliun rupiah.

Pada tahun 2006-2008 yang lalu BAF terpilih menjadi perusahaan

pembiayaan terbaik menurut majalah Investor. Tahun 2010 BAF

mendapatkan peringkat AA- oleh PEFINDO dan meraih “Top Brand

Award" untuk tahun 2008, 2010 - 2012 untuk kategori pembiayaan

kendaraan bermotor roda dua dari Frontier. Tahun 2009 BAF menerima

penghargaan sebagai perusahaan pembiayaan dengan kinerja "Sangat

(58)

"Digital Marketing Award" diraih oleh BAF pada tahun 2010. Tahun 2011

BAF mendapatkan penghargaan SWA, Customer Loyalty Award

2011. Tahun 2012, BAF mendapatkan penghargaan "Service to Care

Award" untuk pembiayaan kendaraan bermotor roda dua dan "Superbrand

Award".

Pencapaian tersebut tidak lepas dari komitment BAF untuk

melaksanakan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate

governance). Dalam penyelenggaraan usahanya, BAF telah membangun

dan menerapkan pengendalian internal (internal control) yang baik sesuai

standar internasional, didukung oleh pengembangan sumber daya manusia

yang komprehensif. Sebagai bagian dari keluarga besar Mitsui & Co Ltd,

BAF menerapkan kontrol internal dalam kerangka kerja COSO

sebagaimana disyaratkan oleh Sarbanes-Oxley Act 404 (SOX 404).

Kepatuhan (compliance) kepada peraturan perusahaan dan

perundang-undangan yang berlaku menjadi salah satu prioritas perusahaan. Setiap

karyawan wajib untuk memahami kepatuhan tersebut dengan membaca

dan menandatangani Buku Panduan Compliance (Compliance Guideline)

yang disediakan oleh perusahaan. Sosialisasi tentang segala sesuatu yang

berkaitan dengan etika bekerja, peraturan perusahaan, kepatuhan, dan

beraneka ragam dorongan untuk menjadi karyawan yang efektif,

disampaikan melalui berbagai media komunikasi internal, termasuk

(59)

Dalam kaitannya dengan kegiatan sosial kepada masyarakat, BAF

telah dan akan senantiasa menjalankan panggilannya dengan setia.

Berbagai kegiatan sosial yang menjadi bagian dari program Corporate

Social Responsibility (CSR) telah dan sedang dilakukan bersama beberapa

mitra, misalnya donor darah nasional (bersama PMI), safety riding course

(bersama dealer Yamaha), pendidikan luar ruang untuk anak jalanan

(bersama PPM), pengobatan gigi gratis (bersama FKG-UI), pendidikan

perencanaan keuangan keluarga bagi masyarakat awam (bersama PPM),

penghijauan (bersama masyarakat setempat), dan lain-lain.

Semua ini sejalan dengan Misi perusahaan untuk memberikan

layanan solusi keuangan terbaik untuk meningkatkan kesejahteraan hidup

sehari-hari masyarakat Indonesia dan visi perusahaan untuk menjadi mitra

jasa keuangan terkemuka milik masyarakat, bagi masyarakat di dalam

masyarakat.

4.1.2. Visi dan Misi

Visi dan Misi dari perusahaan PT. Bussan Auto Finance :

a) Visi Perusahaan :

Menjadi perusahaan pembiayaan terkemuka dan terpercaya bagi

pelanggan, mitra usaha dan masyarakat.

b) Misi Perusahaan :

Memberikan layanan solusi keuangan terbaik untuk meningkatkan

(60)

c) Nilai – Nilai yang di terapkan di perusahaan :

1. Kejujuran, kesetiaan dan kedisiplinan

2. Berpikiran terbuka dan menyukai tantangan

3. Pengembangan diri dan mitra kerja

4. 3C yang baik (communication, coordination, cooperation)

5. Berorientasi pada pelanggan dan masyarakat.

d) Logo PT. BAF (Bussan Auto Finance )

Gambar 4.1 logo BAF

Arti logo BAF adalah perusahaan resmi pembiayaan motor

Yamaha dari Jepang /Bussan.

e) Badan Hukum PT. BAF (Bussan Auto Finance )

Badan hukum PT. BAF ( Bussan Auto Finance) adalah Perseroan

Terbatas ( PT )

4.1.3. Deskripsi Tugas dan Fungsi Bidang A. Job Description PT. BAF

1. BRANCH HEAD (BH) :

Memimpin Kantor Cabang PT. BAF yang berkenaan dengan masalah

pencapaian penjualan dan collection di cabang, mengkoordinasi berbagai

(61)

2. ADMIN FINANCE

Melakukan koordinasi dan Kontroling Arus Keuangan Cabang,

Controling Teller/kasir.

3. ADMIN HEAD :

Melakukan administrasi umum cabang, melakukan pencetakan PO dan

Pencairan dana ke Dealer (Disbusre).

4. HEAD COLECTOR

Melakukan Controling OD (Over Due) Cabang,

5. MARKETING HEAD

Melakukan Relationship Ke Dealer dalam Upaya Pencapaian Target

Penjualan Cabang, Controling Tingkat Collection Surveyor

6. TELLER

Menerima Pembayaran Angsuran Konsumen di Kantor PT BAF dan di

POS/Dealer

7. ADMIN STAFF

Melakukan pengecekan ulang kelengkapan persyaratan kredit di

bawah koordinasi Admin Head

8. CHIEFE REPOSER

Melakukan Controling terhadap Tunggakan / OD Konsumen umur 60 –

180 hari

9. CHIEFE COLECTOR

Melakukan Controling terhadap Tunggakan / OD Konsumen umur 1 –

(62)

10.CHIEFE REMEDIAL

Melakukan Controling Terhadap Tunggakan / OD KOnsumen umur

180 + dan Melakukan Tarik Barang

11.CHIEFE SURVEYOR

Melakukan Koordinasi dengan surveyor dalam pencapaian Target

Marketing dan menjalin Relationship Dealer

12.FIELD SURVEYOR

Melakukan Veriifikasi Lapangan terhadap Pengajuan Kredit Motor,

Menentukan layak atau tidaknya Konsumen dalam pengajuan kredit

13.BRANCH OFFICE STAFF

Melakukan Penginputan Aplikasi Kredit Konsumen, Melakukan

Pengecekan terhadap Pengajuan Kredit Konsumen.

4.2. Penyajian Data

Pada bab ini penulis menyajikan data – data yang di peroleh

selama penelitian berlangsung pada kantor PT.BAF Cabang Medan.

Penyajian data ini terdiri dari karakteristik responden yang meliputi data

pribadi responden berdasarkan jenis kelamin, usia, dan Pekerjaan serta

menyajikan data variabel penelitian yang berupa jawaban responden

terhadap pertanyaan yang di ajukan berdsarkan daftar pertanyaan pada

Gambar

Gambar 2.1.Kerangka Berfikir
Gambar 3.1. Skema Defenisi Konsep
Tabel 3.1. Defenisi Operasional
Gambar 4.1 logo BAF
+7

Referensi

Dokumen terkait

1021010009, Program Studi : Ahwal Al- Syakhshiyah, telah diujikan dalam sidang Munaqosyah Fakultas Syari’ah IAIN Raden Intan Lampung1. Muhammad

Menurut Thunk dalam Thoha (2000) bahwa ada enam faktor yang menjelaskan eksistensi industri kecil, yaitu : pertama, dampak transportasi dimana biaya

Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa dari Pelaksanaan Otonomi Desa Cukup Baik Terhadap Peningkatan Pembangunan Di Desa Sanglar Kecamatan Durai Kabupaten

Bentuk (Form) dapat diferensiasikan berdasarkan bentuk (form) atau struktur fisik produk Nescafe yang memiliki kemasan yang bervariasi, Fitur (Feature) untuk produk

$EVWUDN 3HUWHQWDQJDQ GDQ .HVDGDUDQ .HODV 'DODP 1RYHO %XPL 0DQXVLD .DU\D 3UDPRHG\D $QDQWD 7RHU 3HQGHNDWDQ 7HRUL 0DU[LV 7XMXDQ SHQHOLWLDQ LQL DGDODK XQWXN 0HQGHVNULSVLNDQ

Adapun permasalahan yang diangkat dalam skripsi ini adalah bagaimana bentuk perlindungan hukum yang diberikan terhadap konsumen pada usaha asuransi jiwa, apakah bentuk-bentuk

independent sample t-test nilai p= 0.157 dimana p &gt;0,05 maka dengan ini Ha ditolak dan Ho diterima dan disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan pengaruh yang signifikan dari

rancangan penelitian ini bersifat pre dan post test two group design yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan core stability pada latihan zig-zag run