PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP PENGAMBILAN
KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA MOTOR YAMAHA MIO
( Studi Kasus Pada Konsumen yang Membeli
Motor Yamaha Mio Di PT.BAF )
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
Gelar Sarjana (S1) pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara
Disusun oleh:
090907049
RANGGA RESTU PRAYOGO
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim, Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena
atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan
baik serta tak lupa shalawat dan salam juga senantiasa tercurah kepada junjungan
kita nabi besar Muhammad SAW. Atas rahmat dan berkah Allah SWT, penulis
dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Brand Image Terhadap
Pengambilan Keputusan Pembelian motor Yamaha mio di PT. BAF. Skripsi ini
disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana (S1) jurusan
Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas, Sumatera Utara, Medan.
Pada kesempatan ini, penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang turut membantu dan memberikan dukungan baik secara
langsung maupun secara tidak langsung hingga akhirnya skripsi ini dapat
terselesaikan. Maka dari itu, dengan segala kerendahan hati penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA, selaku Ketua Program Studi Ilmu
Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
3. Bapak M. Arifin Nasution, M.SP, selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sumatera Utara.
4. Bapak Onan Marakali Siregar,S.sos.M,Si yang telah banyak memberikan bantuan dalam pembuatan skripsi ini
5. Seluruh dosen pengajar dan staf di Program Studi Ilmu Administrasi
Niaga/Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera
Utara khususnya untuk Kak Siswati dan Bang Farid yang telah banyak membantu.
6. Kepada yang paling kucinta ayahanda Joko Susanto dan Ibunda Rosmawati
yang selalu mendoakan, mendukung, member semangat serta masukkan yang
tak ternilai harganya .
7. Bapak Hadi selaku pimpinan PT.BAF Cabang Medan yang mengizinkan saya meneliti di PT.BAF
8. Adikku satu – satunya Yuyun anggraini yang selalu mendukungku dan mendoakanku
9. Untuk sahabat AB 09 yang mewarnai perjalanan kuliahku hingga sampai saat ini terus memberikan motivasi sehingga saya mampu menyelesaikannya
yaitu Yudhi, Baam, Fahru, Abdul, Fuji, Tika, Faisal, Wisnu, Topan, Agus,
Alam, Sony, Yudha serta semua kawan – kawan yang tidak dapat disebutkan
satu- persatu .
10.Pihak-pihak yang membantu penulis selama ini yang tidak dapat disebutkan
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih terdapat kekurangan,
namun penulis sudah berusaha menyusun skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Maka
dari itu saran dan kritik yang bermanfaat akan sangat berguna untuk hal yang
lebih baik. Penulis berharap agar skripsi ini akan bermanfaat bagi semua pihak.
Medan, Juli 2013
Penulis,
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... x
ABSTRAK ... xi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 7
1.3 Tujuan Penelitian ... 7
1.4 Manfaat Penelitian ... 7
BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran dan Manajemen Pemasaran ... 9
2.2 Brand ... 13
2.2.1Pengertian Brand ... 13
2.2.2 Manfaat Brand……….. 14
2.3 Pengertian Image ... 16
2.4 Pengertian Brand Image ... 17
2.4.1Manfaat Brand Image……….20
2.5 Pengertian Prilaku Konsumen……… 21
2.6 Keputusan Pembelian……… 22
2.6.1Pengertian Keputusan Pembelian………... 23
2.6.2 Tahapan Proses Pengambilan Keputusan………..24
2.6.3Pihak – Pihak yang Berperan Dalam Proses Pembelian……… 25
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Bentuk Penelitian ... 28
3.2 Lokasi Penelitian ... 28
3.3 Populasi dan Sampel ... 2
3.4 Hipotesis ... 29
3.5 Definisi Konsep ... 29
3.6 Definifi Operasional ... 30
3.7 Teknik Pengumpulan Data ... 33
3.8 Teknik Pengumpulan Skor ... 34
3.9 Teknik Uji Instrumen Penelitian ... 34
3.8.1 Uji Validitas ... 34
3.8.2 Uji Reliabilitas ... 35
3.10 Teknik Analisis Data ... 35
3.10.1 Koefisien Korelasi Produk Moment ... 36
3.10.2 Koefisien Determinasi R² ... 38
3.10.3 Pengujian Hipotesis ... 38
3.10.3.1 Uji t ... 38
BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 40
4.1.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian ... 40
4.1.2 Visi dan Misi ... 42
4.1.2.1 Visi ... 42
4.1.2.2 Misi ... 43
4.1.3 Deskripsi Tugas dan Fungsi Bidang ... 44
4.2 Penyajian Data ... 45
4.2.1 Karakteristik Responden ... 45
4.2.2 Variabel Penelitian ... 47
4.2.3 Variabel Brand Image (X) ... 47
4.3 Analisis Data ... 57
4.3.1 Brand Image ... 57
4.3.2 Keputusan Pembelian ... 59
4.3.3 Uji Instrumen Penelitian ... 61
4.3.3.1 Uji Validitas ... 61
4.3.3.2 Uji Reliabilitas ... 62
4.3.4 Pengaruh Brand Image Terhadap Keputusan Pembelian ………... 63
4.3.4.1 Koefiseien Korelasi Produk Moment……… 64
4.3.4.2 Koefisien Determinasi R² ... 65
4.3.4 Pengujian Hipotesis ... 65
4.3.4.1 Uji t………... 65
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 67
5.2 Saran ... 68
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir ……… 27
Gambar 3.1 Defenisi Konsep……… 30
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 3.1 Defenisi Operasional ………... 31
Tabel 3.2 Pedoman Untuk Memberikan Interprestasi ……… 32
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ………. 41
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ………….…….... 42
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan………. 44
Tabel 4.4 Jawaban Responden Tentang Yamaha Mio Memiliki
Keunggulan ………... 48
Tabel 4.5 Jawaban Responden Tentang Yamaha Mio Dapat Bersaing
dengan produk Yamaha yang lain……… 48
Tabel 4.6 Jawaban Responden Tentang Pemasaran yang
Menarik yang Membuat Konsumen Percaya akan Motor
Yamaha Mio……….. 50
Tabel 4.7 Jawaban Responden Tentang Yamaha Mio Berhasil
Membangun Citra dan Popularitas Yang Positif ……….. 51
Tabel 4.8 Jawaban Responden Tentang Produk Yamaha Mio
Memiliki Perbedaan dengan produk yang sejenis ………….. 52
Tabel 4.9 Jawaban Responden Tentang Konsumen Loyal
Kepada Yama Mio karena keunikannya ……… 53
Tabel 4.10 Jawaban Responden Tentang Konsumen melakukan
Pencarian Informasi ………. 54
Harga yang sesuai ………. 55
Tabel 4.12 Jawaban Responden Tentang Kualitas yang Dimiliki Yamaha Mio ………. 56
Tabel 4.13 Hasil Uji Validitas Brand Image………. 61
Table 4.14 Hasil Uji Validitas Keputusan Pembelian……… 62
Table 4.15 Hasil Uji Reliabelitas Brand Image……….. 62
DAFTAR LAMPIRAN 1. Tabulasi Data Variabel X
2. Tabulasi Data Variabel Y
3. Nilai dan Kuadran Masing – Masing Variabel
4. Data Validitas dan Reliabel Variabel X dan Y
5. Pengajuan Judul Skripsi
6. Surat Permohonan Judul Skripsi
7. Surat Penugasan Bimbingan Oeh dosen
8. Undangan Seminar Proposal Skripsi
9. Daftar Hadir Peserta Seminar
10.Berita Acara Seminar Proposal Skripsi
11.Izin Pra Penelitian
12.Izin Penelitian
ABSTRAK
Pengaruh Brand Image Terhadap Pengambilan Keputusan Pembelian Pada Motor Yamaha Mio Di PT.BAF
( Studi Kasus Pada Konsumen yang Membeli Motor Yamaha Mio Di PT.BAF )
Nama : Rangga Restu Prayogo Nim : 090907049
Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Pembimbing : Onan Marakali Siregar,S.sos,M.Si
Salah satu faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan pembelian oleh konsumen adalah brand image yang dimiliki suatu produk yaitu motor Yamaha mio. Yamaha mio memiliki brand image yang positif sehingga membuat konsumen tertarik dan mengambil keputusan untuk membelinya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar Pengaruh Brand Image Yamaha mio Terhadap Pengambilan Keputusan Pembelian konsumen Pada Motor Yamaha Mio Di PT.BAF .
Bentuk penelitian ini menggunakan metode asosiatif dengan pendekatan kuantitatif dengan maksud untuk mencari seberapa besar pengaruh antara variabel X yaitu brand Image terhadap variabel Y yaitu pengambilan keputusan pembelian. Dengan metode ini diharapkan penulis dapat menjelaskan fenomena yang ada berdasarkan data dan informasi yang diperoleh dari penelitian.
Dari hasil perhitungan korelasi produk moment, di peroleh rhitung sebesar 0,486 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara kedua variabel tersebut dan masuk kedalam katagori Sedang.
Besar pengaruh brand image terhadap pengambilan keputusan pembelian digunakan rumus determinasi yang diperoleh hasil sebesar 23,61%. Artinya tercapai pengambilan keputusan pembelian yang dipengaruhi oleh brand image suatu produk sebesar 23,61%.
ABSTRACT
Against Brand Image Influence Purchase Decision In Motor Yamaha Mio in PT.BAF
(Case Study On The Consumer Buying Yamaha Mio in PT.BAF)
Name : Rangga Restu Prayogo
Nim : 090907049
Program of Study : Science Business Administration / Business
Supervisor : Onan Marakali Siregar, S.sos, M.Si
One of the factors that influence purchase decisions by consumers is the brand image of a product that is owned by Yamaha mio. Yamaha mio has a positive brand image that consumers are interested in and make the decision to buy it.
This study aims to determine how much influence Against Brand Image Yamaha mio Consumer Purchase Decision In Motor Yamaha Mio in PT.BAF. This research forms the associative method with a quantitative approach with a view to find how much influence among the variables X to variable Y brand image that is making purchasing decisions. With this method the authors are expected to explain the phenomenon that is based on the data and information obtained from the research.
From the calculation of the product moment correlation, obtained rhitung of 0.486 which shows that there is a relationship between two variables and entered into the Medium category.
Great influence on decision-making brand image purchase used formula determination results obtained by 23.61%. Means to achieve a purchase decision is influenced by the brand image of a product of 23.61%.
ABSTRAK
Pengaruh Brand Image Terhadap Pengambilan Keputusan Pembelian Pada Motor Yamaha Mio Di PT.BAF
( Studi Kasus Pada Konsumen yang Membeli Motor Yamaha Mio Di PT.BAF )
Nama : Rangga Restu Prayogo Nim : 090907049
Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Pembimbing : Onan Marakali Siregar,S.sos,M.Si
Salah satu faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan pembelian oleh konsumen adalah brand image yang dimiliki suatu produk yaitu motor Yamaha mio. Yamaha mio memiliki brand image yang positif sehingga membuat konsumen tertarik dan mengambil keputusan untuk membelinya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar Pengaruh Brand Image Yamaha mio Terhadap Pengambilan Keputusan Pembelian konsumen Pada Motor Yamaha Mio Di PT.BAF .
Bentuk penelitian ini menggunakan metode asosiatif dengan pendekatan kuantitatif dengan maksud untuk mencari seberapa besar pengaruh antara variabel X yaitu brand Image terhadap variabel Y yaitu pengambilan keputusan pembelian. Dengan metode ini diharapkan penulis dapat menjelaskan fenomena yang ada berdasarkan data dan informasi yang diperoleh dari penelitian.
Dari hasil perhitungan korelasi produk moment, di peroleh rhitung sebesar 0,486 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara kedua variabel tersebut dan masuk kedalam katagori Sedang.
Besar pengaruh brand image terhadap pengambilan keputusan pembelian digunakan rumus determinasi yang diperoleh hasil sebesar 23,61%. Artinya tercapai pengambilan keputusan pembelian yang dipengaruhi oleh brand image suatu produk sebesar 23,61%.
ABSTRACT
Against Brand Image Influence Purchase Decision In Motor Yamaha Mio in PT.BAF
(Case Study On The Consumer Buying Yamaha Mio in PT.BAF)
Name : Rangga Restu Prayogo
Nim : 090907049
Program of Study : Science Business Administration / Business
Supervisor : Onan Marakali Siregar, S.sos, M.Si
One of the factors that influence purchase decisions by consumers is the brand image of a product that is owned by Yamaha mio. Yamaha mio has a positive brand image that consumers are interested in and make the decision to buy it.
This study aims to determine how much influence Against Brand Image Yamaha mio Consumer Purchase Decision In Motor Yamaha Mio in PT.BAF. This research forms the associative method with a quantitative approach with a view to find how much influence among the variables X to variable Y brand image that is making purchasing decisions. With this method the authors are expected to explain the phenomenon that is based on the data and information obtained from the research.
From the calculation of the product moment correlation, obtained rhitung of 0.486 which shows that there is a relationship between two variables and entered into the Medium category.
Great influence on decision-making brand image purchase used formula determination results obtained by 23.61%. Means to achieve a purchase decision is influenced by the brand image of a product of 23.61%.
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah
Dalam persaingan bisnis yang semakin ketat ini , Tingkat
persaingan dunia usaha di Indonesia sangat cepat mengalami peningkatan
karena perusahaan senantiasa berusaha untuk dapat meningkatkan pangsa
pasar yang sesuai target dan meraih konsumen baru. Perusahaan harus
dapat menentukan strategi pemasaran yang tepat agar usahanya dapat
bertahan lama sesuai dengan keadaan serta situasi yang ada dan
memenangi persaingan, sehingga tujuan dari perusahaan tercapai. Pada
dasarnya, semakin banyak pesaing, maka semakin banyak pula pilihan
bagi konsumen untuk dapat memilih produk yang sesuai dengan
harapannya.
Persaingan yang semakin ketat menyebabkan perusahaan semakin
sulit untuk meningkatkan jumlah konsumen. Banyaknya pemain dalam
pasar dengan segala macam keunggulan produk yang ditawarkan membuat
perusahaan semakin sulit untuk bisa merebut pasar pesaing. Persaingan
yang ketat secara tidak langsung akan mempengaruhi suatu perusahaan
dalam mempertahankan pangsa pasar, perusahaan juga harus bekerja keras
dalam mempertahankan perusahaan agar dapat bersaing di dalam
menjalankan dan memasarkan produk seperti merek yang akan di beli oleh
perusahaan kepada konsumen terhadap produk yang di pasarkan
merupakan hal penting yang harus selalu dilakukan oleh perusahaan .
Merek yang di miliki oleh perusahaan sebagai keunggulan yang
dapat di nilai oleh seluruh konsumen tidak hadir begitu saja, diperlukan
strategi dalam mencapai dan mempertahankan di dalam menjaga
hubungan baik kepada konsumen untuk selalu menciptakan keputusan
pembelian yang berjalan baik dan tahan lama. Perusahaan harus mampu
memperkenalkan apa yang menjadi kebutuhan dan harapan konsumen.
Konsumen sebagai individu dalam mendapatkan atau membeli barang
telah melalui proses-proses atau tahapan-tahapan terlebih dahulu, seperti
mendapatkan formasi baik melalui iklan atau referensi dari orang lain
(word of mouth) kemudian membandingkan produk satu dengan produk
yang lain sampai akhirnya mereka mengambil keputusan untuk memilih
serta membeli dan berdasarkan pengalaman tersebut konsumen akan
membeli produk yang sama (loyal). Salah satu jalan untuk meraih
keunggulan kompetitif dalam memcapai kepada keputusan konsumen
membeli adalah dengan membangun dan membentuk brand image (citra
merek) yang baik di mata konsumen.
Konsumen sangatlah kritis dalam memilih suatu produk yang akan
dipilih, Keputusan untuk membeli suatu produk sangat dipengaruhi oleh
penilaian akan bentuk serta kualitas produk tersebut. Tuntutan permintaan
akan sebuah produk/ barang yang semakin berkualitas membuat
meningkatkan kualitas produk yang mereka miliki demi mempertahankan
Brand Image (citra merek) produk yang mereka miliki. Merek mempunyai
sifat khas, dan sifat khas inilah yang membedakan produk yang satu
berbeda dengan produk yang lainnya, walaupun sejenis. Berbagai upaya
dilakukan perusahaan dalam rangka mempertahankan Brand Image yang
mereka miliki di antaranya inovasi teknologi keunggulan yang dimiliki
produk tersebut, penetapan harga yang bersaing dan promosi yang tepat
sasaran. Semakin baik Brand Image produk yang dijual maka akan
berdampak pada keputusan pembelian oleh konsumen. Keputusan
pembelian oleh konsumen adalah keputusan yang melibatkan persepsi
terhadap kualitas, nilai dan harga yang ada pada perusahaan tertentu.
Brand Image dewasa ini berkembang menjadi sumber aset terbesar
bagi perusahaan. Suatu perusahaan beroperasi untuk mendapatkan profit
atau keuntungan, juga untuk mempertahankan kelangsungan hidup
bisnisnya. Suatu perusahaan untuk memenangkan persaingan dituntut
melakukan strategi pemasaran bagi produk-produk yang dihasilkan. Dalam
kondisi semakin meningkatnya persaingan produk-produk sejenis dan
perilaku konsumen yang cenderung ingin mencoba merek-merek baru
yang dikeluarkan oleh perusahaan pesaing untuk mendapatkan kepuasan,
manfaat yang lebih, dan memenuhi rasa ingin tahu terhadap merek baru
tersebut.
Salah satu industri yang tumbuh pesat sampai saat ini adalah
sarana jalan, peningkatan pendapatan masyarakat yang meningkat
menempatkan Motor sebagai salah satu kendaraan penting di semua
golongan masyarakat kota medan. Kenyataan ini merupakan peluang yang
dimanfaatkan oleh produsen Motor dengan mengeluarkan berbagai jenis
dan merek yang dikeluarkan di Indonesia dengan sendirinya kendaraan
yang dipasarkan mampu menarik minat konsumen. Produk industri
otomotif sangat kompetitif dalam bentuk, warna, kecanggihan teknologi
dan merek. Merek-merek Motor yang dipasarkan di Indonesia sekarang ini
berasal dari buatan Jepang dan China seperti, Honda, TVS, Suzuki,
Kawasaki, dan Yamaha yang banyak diminati oleh masyarakat Indonesia
khususnya masyarakat kota Medan selain Honda . Yamaha buatan oleh
perusahaan motor Jepang yang sudah ternama di dunia termasuk
Indonesia. Yamaha juga merupakan motor yang beranekaragam bentuk
dan versi seperti, Yamaha Mio, Yamaha Soul, Yamaha Skorpi , Yamaha
Vaxion dan produk yang sejenis .
Banyak produk Yamaha yang di pasarkan secara besar – besaran
oleh masyarakat kota medan dan masyarakat sangat tertarik menggunakan
motor yang di pasarkan oleh Yamaha adalah produk Yamaha mio .
Yamaha Mio merupakan salah satu Produk andalan yang sekarang cukup
laris di badingkan dengan produk Yamaha lainnya walau tidak terlalu
signifikan. Pemilihan produk Yamaha Mio yang menjadi pilihan
masyarakat kota Medan di karenakan kualitas yang cukup baik dan motor
serta irit di dalam melakukan perjalanan jauh. Produk Yamaha mio
menawarkan pelayanan tersendiri untuk pembeli , berupa layanan purna
jual, servis, suku cadang, sampai penetapan harga yang cukup bersaing
sesuai dengan jenis dan segmen pasarnya. Salah satu perusahaan yang
bergerak dalam bidang industri otomotif Motor berupa pemasaran
penjualan dan pembiayan kredit Motor Yamaha mio yang terkenal di kota
Medan adalah PT . Bussan Auto Finance (BAF).
PT. BAF merupakan salah satu perusahaan penjualanan motor
secara kredit yang hanya menjual produk Yamaha saja dan tidak menjual
produk merek motor lain. Perusahaan ini juga memiliki kompetitor yang
cukup banyak di kota medan , namun perusahaan ini dapat
mempertahankan pencitraan perusahaan terhadap merek yang perusahaan
ini pasarkan dan proses penjualanan di kalangan masyarakat yang
melakukan keputusan pembelian di perusahaan ini. Perusahaan harus
mengambil kebijakan pemasaran perusahaan berharap agar produk yang
dipasarkan dapat menembus pasar , serta mampu meraih pangsa pasar
yang luas dan mampu bersaing dengan perusahaan lain. Untuk itu, maka
tujuan untuk meningkatkan produk terutama bentuk, tipe, serta daya tahan
, dan merek yang dipasarkan harus dapat meningkatkan kepuasan bagi
konsumen. Kebijakan produk juga dilakukan dalam menghadapi
kejenuhan dari suatu jenis maupun tipe produk dan olehnya itu diadakan
pembaharuan model, maupun kapasitas yang dimiliki jenis produk tersebut
Berikut ini adalah 10 motor terlaris di Indonesia di tahun 2012:
1. Honda Beat Series : 1.466.185 unit
2. Yamaha Mio Series : 1.085.137 unit
3. Honda Vario Series : 1.079.943 unit
4. Honda Supra Series : 526.294 unit
5. HondaRevo Series : 363.599 unit
6. Yamaha V-Ixion : 320.444 unit
7. Yamaha Jupiter mx : 274.128 unit
8. Yamaha Vega : 248.311 unit
9. Suzuki Satria FU : 248.277 unit
10.Yamaha Jupiter Z : 202.022 unit
( sumber : harian seputar Indonesia )
Setelah mengenai penjelasan yang sudah di jabarkan di
latarbelakang di dalam penulisan ini , saya mengkaji mengenai Brand
Image Yamaha mio yang kesemuanya itu baik langsung ataupun tidak
langsung akan mengacu pada Image perusahaan itu sendiri dalam hal ini
adalah PT. BAF , Karena meskipun merek yang pada awalnya hanya
berfungsi untuk membedakan suatu produk lainnya akhirnya berkembang
dengan mempengaruhi Image (citra) perusahaan tersebut dan begitupula
sebaliknya.
Penelitian tentang Brand image telah banyak dilakukan
sebelumnya oleh penelitian terdahulu. Berdasarkan hasil penelitian alfian
pembelian mobil Toyota” disimpulkan bahwa melalui brand image
konsumen mengambil keputusan pembelian mobil Toyota di Makassar.
Nurul huda (2012), meneliti tentang “brand image yang dimiliki
Yamaha scuter di Makassar” hasil penelitiannya menunjukkan bahwa
brand image sangat perlu dimiliki oleh produk yang akan dijual agar dapat
menarik konsumen untuk membelinya. Selanjutnya penelitan Andi
gusti(2012) dengan judul “ pengaruh brand image terhadap keputusan
pembelian Samsung Galaxy Tab” Menelitian ini menunjukkan juga hasil
yang signifikan terhadap pengaruh kedua variabel yang saling
berhubungan sehingga bisa saling mempengaruhi secara positif.
Yunita (2011) meneliti tentang “ brand image berpengaruh
terhadap keputusan membeli Handphone” Penelitian ini menunjukkan
adanya pengaruh brand image terhadap keputusan pembelian yang
diciptakan oleh konsumen untuk membeli produk yang brand image
produk tersebut baik dimata konsumen sehingga tercipta keputusan
pembelian. Bagus (2011) meneliti “pengaruh brand image terhadap
keputusan pembelian yang dilakukan masyarakat mengunjungi Plaza”
penelitian ini juga menunjukan memang brand image menjadi salah satu
faktor penting yang membuat konsumen untuk menentukan keputusannya
untuk memiliki produk yang layak dan daya ketertarikan yang kuat.
Berdasarkan uraian diatas, maka saya sebagai penulis ingin
Finance yang berada pada Jalan Bambu II , Medan ( studi kasus pada konsumen yang membeli Motor Yamaha Mio di PT.BAF , Medan )
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah di kemukakan, maka
rumusan masalah dalam penulisan ini, adalah :
Seberapa besar Brand image berpengaruh terhadap
pengambilan keputusan pembelian motor Yamaha mio oleh konsumen
di PT . BAF ?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah : Untuk mengetahui seberapa besar Brand
Image berpengaruh terhadap pengambilan keputusan pembelian motor
Yamaha mio di PT.BAF.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah:
a) Sebagai bahan informasi bagi PT. BAF dalam pengambilan
keputusan dimasa yang akan datang, khususnya mengenai strategi
pencitraan produk yang efektif.
b) Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang tertarik
BAB II
KERANGKA TEORI
2.1. Pengertian Pemasaran dan Manajemen Pemasaran
Pemasaran merupakan suatu faktor penting dalam suatu siklus
yang bermula dan berakhir dengan kebutuhan. Pemasar harus dapat
menafsirkan, mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan konsumen,
mengembangkan produk, menetapkan harga, mempromosikan produk
secara efektif, mendistribusikan produk serta mengkombinasikannya
dengan data pasar seperti lokasi konsumen, jumlah dan keseluruhan
konsumen. Pemasaran telah didefinisikan dalam banyak acara dan
dikemukakan oleh beberapa ahli pemasaran.
Berikut ini pengertian pemasaran menurut Lamb, Hair, McDaniel
(2001 : 6), pemasaran adalah suatu proses perencanaan dan menjalankan
konsep, harga, promosi, dan distribusi sejumlah ide, barang dan jasa untuk
menciptakan pertukaran yang mampu memuaskan tujuan individu dan
organisasi.
Sedangkan pengertian menurut Kotler, Amstrong (2003 : 7)
mendefinisikan pemasaran sebagai proses sosial dan manajerial dimana
individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan
inginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk serta nilai dengan
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pemasaran
mencakup segala proses untuk memperoleh apa yang diinginkan individu
dan organisasi melalui pertukaran dan penciptaan barang dan jasa yang
dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan individu dan organisasi.
Berikut ini pengertian menurut Tjiptono (2002 : 16), Manajemen
Pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi
penentuan harga, promosi dan distribusi barang, jasa dan gagasan untuk
menciptakan pertukaran dengan kelompok sasaran yang memenuhi tujuan
pelanggan dan organisasi.
Sedangkan menurut Djaslim Saladin (2003 : 3) pengertian
manajemen pemasaran adalah analisis, perencanaan, penerapan dan
pengendalian program yang dirancang untuk menciptakan, membangun
dan mempertahankan pertukaran yang menguntungkan dengan pasar
sasaran dengan maksud untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi.
Beradasarkan definisi tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa
manajemen pemasaran adalah suatu kegiatan yang sangat kompleks dan
kuat yang memerlukan perhatian dari pimpinan perusahaan atau organisasi
agar tujuan organisasi perusahaan dapat tercapai.
2.1.1. Pengertian Bauran Pemasaran
Bauran Pemasaran (Marketing Mix) merupakan salah satu
konsep utama dalam pemasaran. Bauran pemasaran mencakup
sistem atau alat-alat yang membantu mengaplikasikan konsep
memutuskan strategi pemasaran kompetitifnya secara keseluruhan,
perusahaan harus mulai menyiapkan perencanaan bauran
pemasaran yang rinci.
Menurut Kotler, Amstrong (2003 : 78) Bauran Pemasaran
adalah serangkaian alat pemasaran taktis yang dapat dikendalikan
produk, harga, tempat (distribusi), promosi yang dipadukan oleh
perusahaan untuk menghasilkan tanggapan yang diinginkan
perusahaan dalam pasar sasaran.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa bauran
pemasaran merupakan alat pemasaran yang terdiri atas produk,
harga, distribusi dan promosi untuk mendapatkan respond an dapat
memuaskan pasar sasaran. Salah satu unsur penting dalam
menunjang keberhasilan suatu perusahaan adalah startegi produk.
Berikut ini dibahas mengenai keempat variabel pokok dari
marketing mix, yaitu :
1. Produk (Product)
Produk merupakan unsur pertama dalam bauran pemasaran.
Karena produk yang akan dipasarkan tersebut sangat menentukan
kedudukan perusahaan di pasar. Melihat situasi dewasa ini dimana
persaingan cukup ketat, maka setiap perusahaan harus dapat
2. Harga (Price)
Penetapan harga yang tepat dilakukan oleh perusahaan
terhadap produknya, merupakan hal penting yang harus
dilaksanakan agar dapat dengan sukses memasarkan barang atau
jasa yang ditawarkan. Harga merupakan satu-satunya unsur bauran
pemasaran yang memberikan pemasukan dan pendapatan bagi
perusahaan, sedangkan ketiga unsur lainnya (produk, promosi dan
saluran distribusi) menyebabkan timbulnya biaya (pengeluaran).
3. Promosi (Promotion)
Promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan
suatu program pemasaran. Betapapun berkualitasnya suatu produk,
bila konsumen belum mengetahuinya dan tidak yakin bahwa
produk itu akan berguna bagi mereka, maka mereka tidak akan
membelinya. Oleh karena itu kegiatan promosi yang dilakukan
oleh suatu perusahaan senantiasa mengacu pada usaha untuk
memengaruhi konsumen, untuk dapat menciptakan permintaan atas
suatu produk untuk kemudian dipelihara dan dikembangkan.
4. Distribusi (Place)
Dalam upaya melancarkan arus barang dan jasa dari
produsen ke konsumen, maka salah satu faktor yang sangat penting
dan harus mendapat perhatian khusus adalah memilih secara tepat
saluran distribusi yang akan digunakan dalam menyalurkan barang
2.2. Brand ( Merek)
Merek merupakan salah satu atribut yang penting di dalam sebuah
produk yang penggunaannya pada saat ini sudah sangat meluas. Keahlian
paling unik dari pemasar adalah kemampuannya menciptakan,
memelihara, melindungi dan meningkatkan brand. Para pemasar
mengatakan bahwa pemberian brand adalah seni dan bagian penting dalam
pemasaran. Merek juga dapat membantu perusahaan memperluas lini
produk serta mengembangkan posisi pasar yang spesifik bagi suatu
produk.
Sebagai aset perusahaan yang tak ternilai harganya, pengelolaan
berek merupakan suatu permasalahan yang sangat serius bagi produsen.
Pengelolaan ini dilakukan sebaik mungkin sehingga konsumen bisa
mengidentifikasi sebuah produk, agar terjalin suatu hubungan antara
konsumen dengan produk yang dipasarkan. Salah satu yang menjadi
pertimbangan konsumen dalam mengambil keputusan membeli adalah
merek.
2.2.1. Pengertian Brand ( Merek)
Merek merupakan janji penjual untuk secara konsisten
memberikan keistimewaan, manfaat dan jasa tertentu kepada
pembeli. Merek - merek terbaik memberikan jaminan mutu. Agar
dapat memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai pengertian
Menurut Simamora (2001 : 149) merek adalah nama,
tanda, istilah, simbol, desain, atau kombinasinya yang ditujukan
untuk mengidentifikasi dan mendiferensiasi (membedakan) barang
atau layanan suatu penjual dari barang atau layanan penjual lain.
Menurut Lamb, Hair, McDaniel (2001 : 421) berpendapat
bahwa pengertian merek adalah suatu nama, istilah, simbol, desain,
atau gabungan keempatnya, yang mengidentifikasi produk para
penjual dan membedakannya dari produk pesaing.
Sedangkan pengertian brand menurut Kotler, Amstrong
(2003 : 349) merek adalah suatu nama, istilah, simbol, atau desain
atau kombinasi dari keduanya , yang di maksud untuk
menandakan barang / pelayanan satu penjual atau sekelompok
penjual dan untuk membedakan mereka dengan kompetitor lain
yang ada .
Serta Menurut UU Merek No.15 Tahun 2001 Pasal 1 Ayat
1: Merek adalah tanda yang berupa gambaar, nama kata,
huruf-huruf, angka-angka, susunan warna atau kombinasi dari
unsure-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam
kegiatan perdagangan barang dan jasa.
2.2.2. Manfaat Brand ( Merek)
Saat ini , hampir semua produk diberi merek bahkan
sangat diperlukan oleh suatu produk, karena selain brand memiliki
nilai yang kuat brand juga bermanfaat bagi konsumen produsen,
publik, seperti yang dikemukakan oleh Bilson Simamora
(2001:153), yaitu :
a. Bagi konsumen, manfaat brand adalah :
1) Brand dapat menceritakan sesuatu kepada pembeli tentang
mutu.
2) Brand membantu menarik perhatian pembeli terhadap
produk-produk baru yang mungkin bermanfaat bagi mereka.
b. Bagi produsen, manfaat brand adalah :
1) Brand memudahkan penjual mengolah pesanan dan
menelusuri masalah-masalah yang timbul.
2) Brand memberikan perlindungan hukum atas keistimewaan
atau ciri khas produk.
3) Brand memungkinkan menarik sekelompok pembeli yang
setia dan menguntungkan.
c. Bagi publik, brand bermanfaat dalam hal :
1) Pemberian brand memungkinkan mutu produk lebih
terjamin dan lebih konsisten.
2) Brand meningkatkan efisiensi pembeli karena brand dapat
menyediakan informasi tentang produk dan dimana
membelinya.
3) Meningkatkan inovasi produk baru, karena produsen
terdorong untuk menciptakan keunikan baru guna mencegah
peniruan dari pesaing.
2.3. Pengertian Image ( citra)
Image merupakan suatu komponen pendukung bagi sebuah
brand/ merek, dimana ia mewakili “wajah” dan juga mutu suatu
produk. Jika brand ibarat mengenal manusia dari namanya, maka
image bagaikan kesan yang kita lihat dari manusianya.
Image merupakan suatu hal yang penting bagi produsen,
sebab image adalah salah satu kriteria yang digunakan konsumen
dalam membuat keputusan membeli. Untuk itu, produsen perlu
membangun image yang baik di mata konsumen dengan usaha
yang keras, karena belum tentu apa yang diproyeksikan sama
dengan apa yang dipersepsikan oleh konsumen.
Pengertian image menurut Kotler , Amstrong (2000 : 338)
Image lahir dari suatu persepsi dan setiap oran akan
memiliki persepsi yang berbeda dari objek yang sama karena ada
tiga proses pembentukan persepsi, yaitu :
a. Selective Attention. Dimana individu tidak dapat merawat
seluruh stimuli atau rangsangan yang diterima karena kapasitas
untuk memperoleh stimuli tersebut terbatas, maka
rangsangan-rangsangan tersebut diseleksi.
b. Selective Distortion. Kecenderungan untuk merubah informasi
yang didapat menjadi sesuai dengan yang diduga olehnya.
c. Selective Retention. Individu mempunyai kecenderungan untuk
merubah informasi tetapi mereka akan tetap menyimpan informasi
yang mendukung sikap dan kepercayaan mereka.
Jadi , Pengertian image secara umum, merupakan
sekumpulan keyakinan, ide, kesan, dan persepsi dari seseorang,
suatu komunitas, atau masyarakat terhadap suatu produk, merek,
figur, organisasi, perusahaan bahkan Negara yang dibentuk melalui
suatu proses informasi yang diperoleh melalui berbagai sumber.
2.4. Pengertian Brand Image ( Citra Merek )
Brand image merupakan hasil dari pandangan atau penelitian
konsumen terhadap suatu brand baik atau buruk. Hal ini berdasarkan
terdapat pada beberapa brand, sehingga brand yang penawarannya sesuai
dengan kebutuhan akan terpilih.
Dalam sebuah Brand Image terkandung beberapa hal yang
menjelaskan tentang merek sebagai produk, merek sebagai organisasi
merek sebagai simbol. Brand Image bisa juga tercipta dari faktor-faktor
lainnya. Brand Image tercipta bisa dengan waktu yang sangat lama bisa
juga dengan waktu yang singkat. Hal ini tergantung dengan perusahaan itu
sendiri bagaimana cara membangun Brand Image dan memeliharanya.
Menurut Rangkuti (2002 : 43) brand image adalah sekumpulan
asosiasi merek yang terbentuk dibenak konsumen.
Sedangkan Pengertian brand Image menurut Keller, Kotler (2003:166)
bahwa:
1. Anggapan tentang merek yang direfleksikan konsumen yang
berpegang pada ingatan konsumen.
2. Cara orang berpikir tentang sebuah merek secara abstrak dalam
pemikiran mereka, sekalipun pada saat mereka memikirkannya,
mereka tidak berhadapan langsung dengan produk.
Membangun Brand Image yang positif dapat dicapai dengan
program marketing yang kuat terhadap produk tersebut, yang unik dan
memiliki kelebihan yang ditonjolkan, yang membedakannya dengan
produk lain. Kombinasi yang baik dari elemen-elemen yang mendukung
image yang kuat bagi konsumen. Factor-faktor pendukung terbentuknya
Brand Image dalam keterkaitannya dalam asosiasi merek
(Keller,2003:167) :
a. Keunggulan asosiasi merek (Favorability of brand
association)
Salah satu factor pembentuk Brand Image adalah
keunggulan produk, dimana produk tersebut unggul dalam
persaingan. Karena keunggulan kualitas (model dan
kenyamanan) dan cirri khas itulah yang menyebabkan suatu
produk mempunyai daya tarik terssendiri bagi konsumen.
b. Kekuatan asosiasi merek (Strength of brand association)
Contoh membangun kepopuleran merek dengan strategi
komunikasi melalui periklanan. Setiap merek yang berharga
mempunyai jiwa, suatu kepribadian khusus adalah kewajiban
mendasar bagi pemilik merek untuk dapat mengungkapkan,
mensosialisasikan jiwa/keperibadian tersebut dalam satu
bentuk iklan, ataupun bentuk kegiatan promosi dan pemasaran
lainnya. Hal itulah yang akan terus menerus yang menjadi
penghubung antara produk/merek dengan konsumen. Dengan
demikian merek tersebut akan cepat dikenal dan akan tetap
terjaga ditengah-tengah maraknya persaingan. Membangun
popularitas adalah salah satu kunnci yang dapat membentuk
Brand Image.
c. Keunikan asosiasi merek (Uniqueness of brand association)
Merupakan keunikan-kunikan yang dimiliki oleh
produk tersebut. Beberapa keuntungan dengan terciptanya
Brand Image yang kuat adalah :
a. Peluang bagin produk /merek untuk terus mengembangkan
diri dan memiliki prospek bisnis yang bagus.
b. Memimpin produk untuk semakin memiliki system
keuangan yang bagus.
c. Menciptakan loyalitas konsumen.
d. Membantu dalam efisiensi Marketing, karena merek telah
berhasil dikenal dan diingat oleh konsumen.
e. Membantu dalam menciptakan perbedaan dengan pesaing.
Semakin merek dikenal dengan masyarakat, maka perbedaan/
keunikan baru yang diciptakan perusahaan akan mudah
dukenali oleh konsumen.
f. Mempermudah dalam perekrutan tenaga kerja bagi
perusahaan.
h. Mempermudah mendaptakn investor baru guna
mengembangkan produk.
2.4.1. Manfaat Brand Image
Pandangan konsumen terhadap suatu brand merupakan hal
yang sangat penting dalam strategi pemasaran. Suatu image dapat
membantu perusahaan untuk mengetahui apakah strategi
pemasaran yang dijalankan sudah tepat atau belum. Menurut
Sutisna (2001 : 83), ada beberapa manfaat dari brand image yang
positif, yaitu :
1) Konsumen dengan image yang positif terhadap suatu
brand, lebih memungkinkan untuk melakukan pembelian.
2) Perusahaan dapat mengembangkan lini produk dengan
memanfaatkan image positif yang telah terbentuk terhadap
brand produk lama.
3) Kebijakan family branding dan leverage branding dapat
dilakukan jika brand image produk yang telah ada positif.
2.5. Pengertian Prilaku Konsumen
Istilah konsumen sering di artikan sebagai dua jenis konsumen
yaitu konsumen individu dan konsumen organisasi . Konsumen individu
sosial, pemerintah, dan lembaga lainnya . Konsumen organisasi harus
membeli produk peralatan dan jasa lainnya untuk menjalankan seluruh
kegiatran organisasinya .
Konsumen individu dan konsumen organisasi adalah sama
pentingnya. Mereka memberikan sumbangan yang sangat penting bagi
perkembanagan dan pertumbuhan ekonomi, tanpa konsumen individu,
produk atau jasa yang di hasilkan perusahaan tidak mungkin bisa laku
terjual. Konsumen individu yang langsung mempengaruh kemajuan dan
kemunduran perusahaan . Produk sebaik apapun tidak akan ada artinya
bagi perusahaan jika ia tidak di bei oleh konsumen individu. Konsumen
individu merupakan tulang punggung perekonomian nasional , sebagian
besar pabrik dan perusahaan serta sektor pertanian menghasilkan produk
dan jasa untuk di gunakan oleh konsumen akhir. Konsumen akhir
memiliki keragaman yang menarik untuk di pelajari karena ia meliputi
seluruh individu dari berbagai usia , latar belakang budaya , pendidikan,
dan keadaan sosial ekonomi lainnya.
Perilaku konsumen terdapat pada ciri individu dalam mengambil
keputusan untuk memanfaatkan sumber daya mereka yang sudah tersedia
seperti waktu, uang, dan usaha guna memperoleh barang-barang yang
berhubungan dengan konsumsi.
Menurut Schiffman dan Kamuk (1994 :121) mendefinisikan
dalam mencari , membeli , menggunakan , mengevaluasi , dan
menghabiskan produk dan jasa yang mereka harapkan akan memuaskan
kebutuhan mereka”.
Menurut Winardi (1991 :23) perilaku konsumen merupakan
perilaku yang di tujukan oleh orang – orang dalam merencanakan ,
membeli , dan menggunakan barang – barang ekonomi dan jasa.
2.6. Keputusan Pembelian
Perilaku konsumen berusaha memahami bagaimana konsumen
mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan menghabiskan
produk dan jasa. Setiap konsumen melakukan berbagai macam keputusan
tentang pencarian , pembelian, pengguna beragam produk, dan merek pada
setiap periode tertentu.Berbagai macam keputusan mengenai aktivitas
kehidupan seringkali harus dilakukan oleh setiap konsumen pada setiap
waktu. Konsumen melakukan keputusan setiap waktu tanpa menyadari
bahwa mereka telah mengambil keputusan . Disiplin perilaku konsumen
berusaha mempelajari bagaimana konsumen mengambil kepuasan dan
memahami apa saja yang mempengaruhi dan yang terlibat dalam
pengambilan keputusan.
2.6.1. Pengertian Keputusan pembelian
Keputusan pembelian menurut Kotler (2002 : 204) adalah
merek-merek dalam kelompok pilihan dan membeli produk yang
paling disukai.
Sedangkan menurut Saladin (2003 : 13), ada tiga faktor
penyebab timbulnya keputusan pembelian yaitu :
d. Sikap orang lain : Keputusan membeli itu banyak
dipengaruhi oleh teman-teman, tetangga atau siapa yang ia
percaya.
e. Faktor-faktor situasi yang tidak terduga : Seperti faktor
harga, pendapatan keluarga dan manfaat yang diharapkan
dari produk tersebut.
f. Faktor-faktor yang dapat diduga : faktor situasional yang
dapat diantisipasi konsumen.
Jadi dapat artikan, keputusan pembelian itu sendiri
adalah hasil evaluasi alternatif dari berbagai merek yang
ada untuk dijadikan referensi dalam proses pengambilan
keputusan.
2.6.2. Tahapan-tahapan Proses Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan konsumen untuk melakukan
pembelian suatu produk atau jasa diawali oleh adanya kesadaran
atas pemenuhan kebutuhan dan keinginan.
oleh seorang konsumen dalam melakukan pembelian.
Tahapan-tahapan dari suatu pembelian menurut Kotler (2005 : 224) adalah
sebagai berikut :
a. Pengenalan Masalah, proses pembelian dimulai saat
pembeli mengenai masalah dan kebutuhan. Kebutuhan
tersebut dapat dicetuskan oleh rangsangan internal atau
eksternal.
b. Pencarian Informasi, proses pengambilan keputusan
pembeli dimana konsumen tergerak untuk mencari
informasi tambahan, konsumen mungkin sekedar
meningkatkan perhatian atau mungkin pula mencari
informasi secara aktif.
c. Evaluasi Alternatif, proses keputusan pembeli dimana
konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi
berbagai merek alternatif di dalam sejumlah pilihan.
Tahap ini konsumen akan memperhatikan ciri-ciri atau
sifat yang berkaitan langusng dengan kebutuhan mereka
dan juga akan menggali kembali ingatannya pada suatu
brand, mereka mencoba menyeleksi persepsinya sendiri
mengenai image suatu brand tersebut akan menciptakan
d. Keputusan Pembelian, tahap ketika konsumen
benar-benar membeli produk tersebut. Keputusan pembelian
konsumen adalah membeli atribut yang paling disukai,
tetapi dua faktor yang dapat muncul antara niat untuk
membeli dan keputusan untuk membeli. Faktor pertama
adalah sikap orang lain. Faktor kedua adalah situasi
yang tidak diharapkan. Konsumen mungkin niat untuk
membeli berdasarkan faktor-faktor seperti pendapatan,
harga yang diharapkan dan manfaat produk yang
diharapkan.
e. Perilaku Pasca Pembelian, proses keputusan pembelian
dimana konsumen melakukan tindakan lebih lanjut
setelah melakukan pembelian berdasarkan pada
kepuasan atau ketidakpuasan mereka terhadap suatu
produk atau brand.
2.6.3. Pihak-pihak yang berperan dalam Proses Pembelian Secara khusus, pemasar harus mengidentifikasi siapa yang
membuat keputusan pembelian, jenis-jenis keputusan pembelian,
dan langkah-langkah dalam proses pembelian, jenis-jenis
keputusan pembelian, dan langkah-langkah dalam proses
pembelian. Peran pembelian adalah sesuatu yang mudah untuk
orang dalam keputusan pembelian menurut Kotler (2005 : 220)
adalah sebagai berikut :
1. Pencetus yaitu orang yang pertama kali mengusulkan
gagasan untuk membeli produk atau jasa.
2. Pemberi Pengaruh yaitu orang dengan pandangan atau
sarannya mempengaruhi keputusan.
3. Pengambilan keputusan yaitu orang yang mengambil
keputusan mengenai setiap komponen keputusan
pembelian, apakah membeli, tidak membeli, bagaimana
cara membeli, dan dimana akan membeli.
4. Pembeli yaitu orang yang melakukan pembelian
sesungguhnya.
5. Pemakai yaitu seseorang yang mengkonsumsi atau
menggunakan produk atau jasa tertentu.
2.7. Pengaruh Brand Image Terhadap Pengambilan Keputusan Pembelian
Ketika sebelum melakukan pembelian suatu barang, konsumen
pasti dihadapkan oleh berbagai pilihan produk, begitu pula dalam hal
yang ditawarkan, salah satunya adalah motor Yamaha Mio . Konsumen
dapat memberikan penilaian terhadap suatu produk seperti pada motor
Yamaha mio, motor ini dicitrakan oleh konsumen sebagai motor yang
diproduksi untuk orang yang ingin tampil gaya, gaul, percaya diri dan
mewah .
Motor Yamaha mio juga cocok untuk semua kalangan remaja dan
ibu rumah tangga karena pengguna yang mudah .Yamaha juga sangat
memperhatikan atribut dari produk yang akan ditawarkan kepada
konsumen diantaranya merek, kualitas, fitur/gaya dan desain sehingga
tidak akan mengecewakan konsumennya. Merek yang mudah dikenal,
kualitas dalam hal kecepatan dan daya tahan mesin tinggi, fitur/gaya serta
desain yang unik dengan berbagai pilihan warna hal ini yang membuat
brand image Yamaha mio baik. Semakin baik brand image (citra merek)
produk yang dijual maka akan berdampak pada keputusan pembelian oleh
konsumen.
Keputusan pembelian oleh konsumen adalah keputusan yang
melibatkan persepsi terhadap kualitas, persepsi terhadap nilai dan persepsi
terhadap harga. Disinilah kita melihat sejauh mana merek dapat
mempengaruhi penilaian konsumen dalam pengambilan keputusan dengan
brand image dari produk tersebut.
Untuk lebih jelasnya prosess keputusan pembelian motor Yamaha Mio
oleh konsumen pada PT. Bussan AUTO Finance ( BAF) dapat dilihat pada
Gambar 2.1.Kerangka Berfikir Konsep Brand Image
a. Keunggulan asosiasi merek (Favorability of brand association) b. Kekuatan asosiasi merek (Strength of brand association)
c. Keunikan asosiasi merek (uniqueness of brand association)
Menciptakan Brand image ( citra)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Bentuk Penelitian
Penelitian ini di lakukan untuk mengetahui berapa besar atau adakah
hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat . Dalam hal ini di gunakan
metode asosiatif dengan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan rumus
statistik untuk membantu menganalisa data dan fakta yang diperoleh selama
penelitian.
3.2. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan pada Kantor PT. Bussan Auto Finance ( BAF)
Jalan Bambu II No. 90a/b , Medan .
3.3. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Sebelum penelitian ini dilakukan, maka penulis terlebih dahulu
menentukan populasi yang akan di teliti. Menurut Sugiyono populasi
merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Populasi dalam penelitian
ini adalah konsumen yang mengambil keputusan pembelian motor Yamaha
2. Sampel
Sampel merupakan sebagian dari populasi yang di ambil dengan
menggunakan data tertentu . Mengutip dari pendapat Arikunto , bahwa apabila
populasi kurang dari 100 maka sampel di ambil secara keseluruhan ,
sedangkan populasi diatas 100 maka sampel di ambil 10%- 20 % atau 20 % -
25% dari populasi. Maka sampel dalam penelitian ini adalah : n = 80 Orang.
Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Random Sampling.
3.4. Hipotesis
Hipotesa merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian
, dimana rumusan masalah penelitian telah di nyatakan dalam bentuk kalimat
pertanyaan.
Berdasarkan masalah pokok dan tujuan penelitian, maka hipotesis yang
dikemukakan adalah “brand image berpengaruh secara signifikan terhadap
pengambilan keputusan pembelian motor Yamaha Mio oleh konsumen di PT.
BAF Medan”
Uji hipotesis menggunakan uji t :
Ho : b1 = 0, artinya suatu variabel independen secara parsial tidak berpengaruh
terhadap variabel dependen.
Ha : b1 ≠ 0, artinya variabel independen secara parsial berpengaruh terhadap
variabel dependen.
Kriteria penilaian :
Jika t hitung < t tabel pada α = 0,05 maka Ho diterima atau Ha ditolak
3.5.Defenisi Konsep
Defenisi konsep merupakan abstraksi mengenai suatu fenomena yang di
rumuskan atas dasar generalisasi dari sejumlah karakteristik kejadian , keadaan ,
kelompok atau individu tertentu yang menjadi pusat perhatian . Pemberian
defenisi konsep disini adalah untuk membantu menjelaskan masalah pengamata
yang akan di teliti berikut :
1. Pengertian brand Image merupakan Anggapan tentang merek yang
direfleksikan konsumen yang berpegang pada ingatan konsumen
serta cara orang berpikir tentang sebuah merek secara abstrak dalam
pemikiran mereka, sekalipun pada saat mereka memikirkannya,
mereka tidak berhadapan langsung dengan produk.
2. Pengertian Keputusan pembelian adalah suatu tindakan konsumen
untuk membentuk referensi diantara merek-merek dalam kelompok
pilihan dan membeli produk yang paling disukai.
Berdasarkan defenisi konsep di atas , maka pengaruh brand image
terhadap pengambilan keputusan pembeli dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 3.1. Skema Defenisi Konsep Variabel X b. Pemilihan merek –
3.6.Defenisi Operasional
Defenisi operasional merupakan penjabaran lebih lanjut tentang kerangka
konsep yang telah di klasifikasikan di dalam variabel-variabel. Di dalam tulisan
ini terdapat Variabel bebas dan terikat. Defenisi operasional adalah unsur
penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel .
Adapun defenisi operasional penelitian ini :
1. Brand Image sebagai Variabel Bebas (X) , di ukur dengan
menggunakan indikator – indikator sebagai berikut :
a) Keunggulan asosiasi merek :
1. Keunggulan Produk
2. Produk dapat bersaing di pasaran
b) Kekuatan asosiasi merek :
1. Pemasaran yang efektif dan efisien
2. Membangun popularitas produk
c) Keunikan asosiasi merek :
1. Menciptakan perbedaan dengan pesaing
2. Menciptakan loyalitas konsumen.
2. Pengambilan keputusan pembelian sebagai Variabel Terikat ( Y ) ,
dengan indikator sebagai berikut :
a. Tindakan konsumen dalam pemenuhan kebutuhan
atas produk yaitu: Pencarian informasi
1. Melihat harga
2. Kualitas produk
Tabel 3.1. Defenisi Operasional
Variabel Indikator – Indikator Sub Indikator
b. Produk dapat bersaing di
pasar
c. Pemasaran yang efektif
dan efisien
d. Membangun popularitas
produk
e. Memiliki keunikan
produk
f. Menciptakan loyalitas
Variable
Y
4.Tindakan
Konsumen
5. Pemilihan Merek
a. Pencarian Informasi
b. Melihat Harga
3.7.Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini , peneliti menggunakan dua teknik
pengumpulan data berikut ini :
a. Data Primer , yaitu data yang diperoleh dengan melakukan
penelitian secara langsung ke lokasi penelitian sesuai dengan
apa yang akan di teliti . Penelitian data ini dilakukan dengan
cara :
1. kuesioner adalah suatu cara pengumpulan data dengan cara
memberikan daftar pertanyaan atau angket yang telah
disediakan kepada responden.
b. Data sekunder , yaitu pengumpulan data dan informasi yang
diperlukan/diperoleh melalui catatan – catatan tertulis lainnya
yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Data ini dilakukan
dengan cara :
1. Penelitian Kepustakaan , yaitu pengumpulan buku – buku ,
karya ilmiah , makalah yang memeiliki relevansi dengan
masalah yang diteliti.
2. Studi Dokumentasi , yaitu menelaah catatan tertulis ,
dokumen , dan arsip yang menyangkut masalah yang
diteliti yang berhubungan dengan perusahaan terkait atau
3.8.Teknik Pengumpulan Skor
Melalui penyebaran angket yang berkaitan beberapa pertanyaan
yang akan di ajukan kepada responden , maka ditentukan skor pada setiap
pertanyaan . Penentuan ini dihitung berdasarkan akternatif jawaban (
A,B,C,D, dan E ) akan diberikan skor sebagai berikut :
1) Jawaban A diberi 5
2) Jawaban B diberi 4
3) Jawaban C diberi 3
4) Jawaban D diberi 2
5) Jawaban E diberi 1
3.9.Teknik Uji Instrumen
3.9.1. Uji Validitas
Suatu instrument dikatakan valid jika instrument tersebut
mengukur apa yang harus diukur . Uji Validitas berhubungan
dengan ketepatan alat ukur melakukan tugasnya mencapai
sasarannya. Pengukuran dikatakan valid jika mengukur tujuannya
dengan nyata dan benar.
Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS
Statistics 16.0 for windows dengan kriteria sebagai berikut :
Jika �ℎ����� > ������, maka pernyataan dikatakan valid
3.9.2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu
alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat
pengukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil
pengukuran yang diperoleh relative konsisten, bila koefisien korelasi (r)
positif maka alat pengukur tersebut reliabel. Uji reliabilitas dalam
penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS Statistics 16.0 for
windows dengan criteria sebagai berikut :
1. Jika r alpha> r table, maka pertanyaan dinyatakan reliabel
2. Jika r alpha< r table, maka pertanyaan dinyatakan tidak reliabel.
Menurut juliandi (2013) butir pernyataan yang sudah dinyatakan
valid dalam uji validitas akan ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria
jika nilai Cronbach’s Alpha >0,60 maka pernyataan reliabel.
3.10. Teknik Analisis Data
3.10.1.Koefisien Korelasi Produk Moment
Teknik analisa data yang di pergunakan dalam penelitian ini adalah
teknik kuantitatif asosiatif dengan uji statistik dengan menggunakan rumus
korelasi product moment ,yang digunakan untuk mengkaji pengaruh
variabel bebas X terhadap variabel terikat Y.
Penggunaan teknik korelasi seperti ini di sarkan atas sumber data
yang diperoleh penulis serta adanya interval data yang berguna untuk
Adapun rumus Koefisien Korelasi Produk Moment adalah
Untuk melihat hubungan kedua variabel tersebut maka
dapat dirumuskan sebagai berikut :
a. Nilai r yang positif menunjukkan hubungan variabel positif ,
artinya kenaikan nilai variabel yang satu di ikuti oleh nilai
variabel yang lain.
b. Nilai r yang negative menunjukkan hubungan kedua variabel
negative, artinya menurunnya nilai variabel yang satu diikuti
c. Nilai r yang sama dengan nol menunjukkan kedua variabel
tidak berhubungan , artinya variabel yang satu tetap meskipun
yang lain berubah.
Untuk mengetahuia adanya hubungan yang tinggi atau rendah
antara kedua variabel berdasarkan nilai r ( koefisien Korelasi ) ,
digunakan penafsiran interprestasi angkat yang di kemukakan
oleh sugiyono yaitu :
Tabel 3.2.
Pedoman untuk memberikan interprestasi koefisien korelasi
Interprestasi Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,119
Dengan nilai r xy yang diperoleh , kita dapat melihat secara
langsung melalui tabel korelasi yang menguji apakah nilai r
tersebut berarti atau tidak , tabel korelasi ini mencantumkan
batas – batas r yang signifikan tertentu, dalam hal ini signifikan
5 % bila nilai r tersebut signifikan sesuai dengan hipotesis
3.10.2.Koefisien Determinant
Teknik ini digunakan untuk mengetahui berapa persen besarnya
pengaruh variabel bebas/independensi X terhadap variabel terikat/
devenden Y. Perhitungan dilakukan dengan mengkuadratkan nilai
koefisien pearson produk moment ( r xy ) ² x 100%
KD = ( r xy ) ² X 100%
KD = Koefisien Determinant
( r xy ) ² = Koefisien Pearson Produk Moment antara x dan y.
3.10.3 Pengujian Hipotesis 3.10.3.1. Uji t
Uji hipotesis t disebut juga sebagai uji signifikasis individual. Uji
ini menunnjukkan seberapa jauh pengaruh varibel independent secara
parsial terhadap variabel dipenden. Bentuk pengujiannya :
Ho : b1 = 0, artinya suatu variabel independen secara parsial tidak
berpengaruh terhadap variabel dependen.
Ha : b1 ≠ 0, artinya variabel independen secara parsial berpengaruh
terhadap variabel dependen.
Kriteria penilaian :
Jika t hitung < t tabel pada α = 0,05 maka Ho diterima atau Ha
ditolak
t =
√ 1− �² r√ � −2
Keterangan :
t = nilai t hitung
r = koefisien korelasi
BAB IV
HASIL PENELITIAN 4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
4.1.1. Gambaran Umum PT. BAF ( Bussan Auto Finance ) A. Sejarah Instansi
PT Bussan Auto Finance (BAF) adalah perusahaan pembiayaan
yang saat ini berkonsentrasi pada pembiayaan motor Yamaha. BAF
didirikan pada tahun 1997. Dengan modal disetor sebesar Rp 275 Milyard
(dinaikkan dari Rp25 milyard pada bulan Januari 2006).
Saat ini BAF memiliki 188 kantor cabang dan tidak kurang dari
144 POS (point of service) di seluruh pelosok Nusantara, dengan jumlah
karyawan lebih dari 12,000 orang. Total jumlah konsumen yang pernah
dan sedang dibiayai oleh BAF telah mencapai lebih dari 4 juta orang.
Selama tahun 2009, BAF membiayai lebih dari 714 ribu unit kendaraan
bermotor baru. Total asset lebih dari 10 triliun rupiah.
Pada tahun 2006-2008 yang lalu BAF terpilih menjadi perusahaan
pembiayaan terbaik menurut majalah Investor. Tahun 2010 BAF
mendapatkan peringkat AA- oleh PEFINDO dan meraih “Top Brand
Award" untuk tahun 2008, 2010 - 2012 untuk kategori pembiayaan
kendaraan bermotor roda dua dari Frontier. Tahun 2009 BAF menerima
penghargaan sebagai perusahaan pembiayaan dengan kinerja "Sangat
"Digital Marketing Award" diraih oleh BAF pada tahun 2010. Tahun 2011
BAF mendapatkan penghargaan SWA, Customer Loyalty Award
2011. Tahun 2012, BAF mendapatkan penghargaan "Service to Care
Award" untuk pembiayaan kendaraan bermotor roda dua dan "Superbrand
Award".
Pencapaian tersebut tidak lepas dari komitment BAF untuk
melaksanakan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate
governance). Dalam penyelenggaraan usahanya, BAF telah membangun
dan menerapkan pengendalian internal (internal control) yang baik sesuai
standar internasional, didukung oleh pengembangan sumber daya manusia
yang komprehensif. Sebagai bagian dari keluarga besar Mitsui & Co Ltd,
BAF menerapkan kontrol internal dalam kerangka kerja COSO
sebagaimana disyaratkan oleh Sarbanes-Oxley Act 404 (SOX 404).
Kepatuhan (compliance) kepada peraturan perusahaan dan
perundang-undangan yang berlaku menjadi salah satu prioritas perusahaan. Setiap
karyawan wajib untuk memahami kepatuhan tersebut dengan membaca
dan menandatangani Buku Panduan Compliance (Compliance Guideline)
yang disediakan oleh perusahaan. Sosialisasi tentang segala sesuatu yang
berkaitan dengan etika bekerja, peraturan perusahaan, kepatuhan, dan
beraneka ragam dorongan untuk menjadi karyawan yang efektif,
disampaikan melalui berbagai media komunikasi internal, termasuk
Dalam kaitannya dengan kegiatan sosial kepada masyarakat, BAF
telah dan akan senantiasa menjalankan panggilannya dengan setia.
Berbagai kegiatan sosial yang menjadi bagian dari program Corporate
Social Responsibility (CSR) telah dan sedang dilakukan bersama beberapa
mitra, misalnya donor darah nasional (bersama PMI), safety riding course
(bersama dealer Yamaha), pendidikan luar ruang untuk anak jalanan
(bersama PPM), pengobatan gigi gratis (bersama FKG-UI), pendidikan
perencanaan keuangan keluarga bagi masyarakat awam (bersama PPM),
penghijauan (bersama masyarakat setempat), dan lain-lain.
Semua ini sejalan dengan Misi perusahaan untuk memberikan
layanan solusi keuangan terbaik untuk meningkatkan kesejahteraan hidup
sehari-hari masyarakat Indonesia dan visi perusahaan untuk menjadi mitra
jasa keuangan terkemuka milik masyarakat, bagi masyarakat di dalam
masyarakat.
4.1.2. Visi dan Misi
Visi dan Misi dari perusahaan PT. Bussan Auto Finance :
a) Visi Perusahaan :
Menjadi perusahaan pembiayaan terkemuka dan terpercaya bagi
pelanggan, mitra usaha dan masyarakat.
b) Misi Perusahaan :
Memberikan layanan solusi keuangan terbaik untuk meningkatkan
c) Nilai – Nilai yang di terapkan di perusahaan :
1. Kejujuran, kesetiaan dan kedisiplinan
2. Berpikiran terbuka dan menyukai tantangan
3. Pengembangan diri dan mitra kerja
4. 3C yang baik (communication, coordination, cooperation)
5. Berorientasi pada pelanggan dan masyarakat.
d) Logo PT. BAF (Bussan Auto Finance )
Gambar 4.1 logo BAF
Arti logo BAF adalah perusahaan resmi pembiayaan motor
Yamaha dari Jepang /Bussan.
e) Badan Hukum PT. BAF (Bussan Auto Finance )
Badan hukum PT. BAF ( Bussan Auto Finance) adalah Perseroan
Terbatas ( PT )
4.1.3. Deskripsi Tugas dan Fungsi Bidang A. Job Description PT. BAF
1. BRANCH HEAD (BH) :
Memimpin Kantor Cabang PT. BAF yang berkenaan dengan masalah
pencapaian penjualan dan collection di cabang, mengkoordinasi berbagai
2. ADMIN FINANCE
Melakukan koordinasi dan Kontroling Arus Keuangan Cabang,
Controling Teller/kasir.
3. ADMIN HEAD :
Melakukan administrasi umum cabang, melakukan pencetakan PO dan
Pencairan dana ke Dealer (Disbusre).
4. HEAD COLECTOR
Melakukan Controling OD (Over Due) Cabang,
5. MARKETING HEAD
Melakukan Relationship Ke Dealer dalam Upaya Pencapaian Target
Penjualan Cabang, Controling Tingkat Collection Surveyor
6. TELLER
Menerima Pembayaran Angsuran Konsumen di Kantor PT BAF dan di
POS/Dealer
7. ADMIN STAFF
Melakukan pengecekan ulang kelengkapan persyaratan kredit di
bawah koordinasi Admin Head
8. CHIEFE REPOSER
Melakukan Controling terhadap Tunggakan / OD Konsumen umur 60 –
180 hari
9. CHIEFE COLECTOR
Melakukan Controling terhadap Tunggakan / OD Konsumen umur 1 –
10.CHIEFE REMEDIAL
Melakukan Controling Terhadap Tunggakan / OD KOnsumen umur
180 + dan Melakukan Tarik Barang
11.CHIEFE SURVEYOR
Melakukan Koordinasi dengan surveyor dalam pencapaian Target
Marketing dan menjalin Relationship Dealer
12.FIELD SURVEYOR
Melakukan Veriifikasi Lapangan terhadap Pengajuan Kredit Motor,
Menentukan layak atau tidaknya Konsumen dalam pengajuan kredit
13.BRANCH OFFICE STAFF
Melakukan Penginputan Aplikasi Kredit Konsumen, Melakukan
Pengecekan terhadap Pengajuan Kredit Konsumen.
4.2. Penyajian Data
Pada bab ini penulis menyajikan data – data yang di peroleh
selama penelitian berlangsung pada kantor PT.BAF Cabang Medan.
Penyajian data ini terdiri dari karakteristik responden yang meliputi data
pribadi responden berdasarkan jenis kelamin, usia, dan Pekerjaan serta
menyajikan data variabel penelitian yang berupa jawaban responden
terhadap pertanyaan yang di ajukan berdsarkan daftar pertanyaan pada