• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penggunaan Bahasa Pria ( DA YO, YO, ZE, DAI, KAI ) Dalam Bahasa Jepang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Penggunaan Bahasa Pria ( DA YO, YO, ZE, DAI, KAI ) Dalam Bahasa Jepang"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN BAHASA PRIA ( DAYO, YO, ZE, DAI, KAI ) DALAM BAHASA JEPANG

NIHONGO NI OKERU ‘’DAYO, YO, ZE, DAI, KAI’’ NO DANSEIGO NO SHIYOU

KERTAS KARYA

Dikerjakan

O L E H

092203022

M. NANANG DERMAWAN

PROGRAM STUDI BAHASA JEPANG D-III FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

PENGGUNAAN BAHASA PRIA ( DAYO, YO, ZE, DAI, KAI ) DALAM BAHASA JEPANG

NIHONGO NI OKERU ‘’DAYO, YO, ZE, DAI, KAI’’ NO DANSEIGO NO SHIYOU

KERTAS KARYA

Kertas karya ini diajukan kepada panitia ujian program pendidikan Non-Gelar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan, untuk melengkapi salah satu syarat kelulusan Diploma III dalam bidang Bahasa Jepang.

Dikerjakan OLEH

NIM : 092203022 M. NANANG DERMAWAN

Pembimbing, Pembaca,

M. Pujiono, SS, M.Hum

NIP. 19691011 200212 1 001 NIP. 19670807 200401 1 001 Zulnaidi, SS, M.Hum

PROGRAM STUDI BAHASA JEPANG D-III FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(3)

PENGESAHAN

Diterima Oleh

Panitia ujian program pendidikan Non – Gelar Sastra Budaya Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan,

Untuk melengkapi salah satu syarat ujian Diploma III dalam bidang Studi Bahasa Jepang

Pada :

Tanggal :

Hari :

Program Diploma Sastra Budaya Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara Dekan,

NIP. 19511013 197603 1 001 Dr. Syahron Lubis, MA

Panitia Ujian :

No. Nama Tanda Tangan

1. Zulnaidi, SS. M.Hum ( )

2. M. Pujiono. SS. M.Hum ( )

(4)

Disetujui oleh :

Program Diploma Sastra dan Budaya Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara Medan

Program Studi DIII Bahasa Jepang Ketua Program Studi

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan kertas karya ini. Dimana kertas karya merupakan syarat dalam menyelesaikan pendidikan program studi D-III Bahasa Jepang dengan gelar Ahli Madya pada Universitas Sumatera Utara.

Kertas karya yang saya susun berjudul “PENGGUNAAN BAHASA PRIA ( DA YO, YO, ZE, DAI, KAI ) DALAM BAHASA JEPANG”

Dalam panyelesaian tugas akhir ini, penulis telah berusaha semaksimal mungkin, namun penulis menyadari akan keterbatasan baik dalam pengolahan data maupun dalam penyajiannya yang masih terdapat kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk menyempurnakan kertas karya ini. Dan dalam menyusun kertas karya ini penulis telah banyak mendapat bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A., selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Zulnaidi,S.S., M.Hum selaku Ketua Jurusan Program Studi DIII Bahasa Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

(6)

4. Bapak Zulnaidi,S.S., M.Hum selaku dosen pembaca yang telah bersedia untuk meluangkan waktu dan fikirannya untuk membaca dan memberikan petunjuk kepada penulis untuk menyelesaikan kertas karya ini.

5. Bapak dan Ibu Dosen Bahasa Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik penulis selama menjadi mahasiswi di jurusan bahasa Jepang.

6. Kedua orang tua tercinta yang telah memberikan dukungan dan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan kertas karya ini.

7. Kakak, Adik dan Keponakan tersayang : Kak Desi, Kak Devi, Kak Fitri, Kak Venny, Kak Dini, Adek Ayu, Richardo johan, Shenly laura, Bang Erwin yang telah memberikan motivasi dan semangat, mendoakan, serta kasih sayang yang senantiasa diberikan.

8. Kawan-kawan : Lia, christin, syahri, Indah, yuni, Sai, faisal, Jefri, Izmu, Andre, rivai dan teman-teman Hinode ’09 serta teman-teman yang tidak mungkin disebutkan satu persatu namanya yang telah berjuang dalam suka maupun duka dan memberi spirit kepada penulis selama di kampus. Kakanda Alumni seluruh Hinode.

9. Terima kasih buat Rita Khairani yang sudah mensupport dalam membuat kertaskarya ini.

Terima kasih banyak untuk semua bantuan dan dukungan yang telah di berikan, semoga kertas karya ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Juli 2012 Penulis,

(7)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI...iii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Alasan Pemilihan Judul ... 1

1.2 Batasan Masalah ... 2

1.3 Tujuan Penulisan ... 2

1.4 Metode Penulisan ... 3

BAB II PENGERTIAN JOSHI DAN RAGAM BAHASA PRIA (DANSEIGO) DALAM BAHASA JEPANG 2.1 Pengertian Joshi ... 4

2.2 Jenis-jenis Joshi ... 5

2.3 Ragam Bahasa Pria (Danseigo) Dalam Bahasa Jepang ... 12

BAB III PENGGUNAAN BAHASA PRIA ( DANSEIGO ) DALAM BAHASA JEPANG 3.1 Dayo ... 14

3.2 Yo ... 15

3.3 Ze ... 16

3.4 Dai ... 17

3.5 Kai ... 18

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan ... 20

4.2 Saran ... 21

(8)

ABSTRAK

Komunikasi dapat mudah terjadi apabila ada bahasa. Bahasa merupakan bunyi yang dikeluarkan dari mulut manusia bukan bunyi semarang dan bunyi itu merupakan simbol atau lambang. Dengan demikian bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi mudah dimengerti dan dapat menyampaikan perasaan melalui kata-kata dan gerakan.

Berkembangnya bahasa disesuaikan dengan masing-masing faktor faktor yang ada di dalamnya, yaitu :

1. Jenis kelamin

Bahasa pria berbeda dengan bahasa wanita. 2. Umur

Bahasa anak-anak berbeda dengan orang dewasa. 3. kedudukan pembicaraan dan lawan bicara

4. keadaan

Bahasa Jepang sangat bervariasi baik untuk formal, tidak formal, atasan dan bawahan, teman akrab, pria dan wanita. Dalam bahasa jepang terdapat kata bantu yang disebut joshi (助詞). Bila dilihat dari kanjinya kata Joshi terdiri dari

dua huruf kanji. huruf kanji yang pertama adalah jo(助)atau tasukeru yang berarti

bantu, membantu, menolong. Dan sedangkan huruf kanji yang kedua adalah shi(詞)atau kotoba yang berarti kata, perkataan atau bahasa. Oleh karena itu orang

sering menerjemahkan joshi dengan istilah kata bantu.

(9)

tapi dapat dipakai juga setelah verba, adjektiva-i, adjektiva-na, atau setelah joshi yang lainnya. Jumlah partikel dalam bahasa jepang sangat banyak dan artinya pun berbeda-beda. Namun beberapa diantaranya mempunyai arti yang sama tetapi penggunaannya berbeda.

Ada beberapa jenis-jenis joshi yaitu : kakujoshi, setsuzokuzoshi, fukujoshi, suujoshi.

1. Kakujoshi adalah partikel yang menyatakan hubungan satu bagian kalimat dengan kalimat yang lain.

Contoh : 食べ物を食べる。

Tabemono o tabemaru. (Makan makanan)

2. Setsuzokujoshi adalah partikel yang berfungsi untuk menghubungkan bagian-bagian kalimat.

Contoh : 風が吹う。

Kaze ga fuku. (Angin bertiup)

3. Fukujoshi adalah partikel yang bisa menambah arti kata lain yang menyatakan suatu pertanyaan, larangan, seruan, rasa haru, dan lain-lain.

Contoh : この本を五日ばかり借りたいです。

Kono hon gonichi bakari karitai.

(Saya ingin meminjam buku ini kira-kira lima hari) 4. Shuujoshi adalah partikel yang digunakan pada akhir kalimat.

Contoh : 子供にだって出きるさ。

(10)

(Anak kecil saja bisa lho)

Bahasa Jepang mempunyai perbedaan variasi bahasa antara pria dan wanita. Variasi bahasa Jepang yang dipakai oleh kaum pria disebut Danseigo. Danseigo adalah sebuah variasi bahasa Jepang yang dipakai oleh kaum pria untuk merefleksikan maskulinitaas penuturnya sebagai insan yang tegas, kuat, penuh percaya diri, berani, cepat mengambil keputusan dan penuh kepastian.

Menurut Reiichi dalam Agustin Ningsi menyatakan bahwa pada umumnya cara berbicara pria sangat dominan, ketegasanya kuat, Terbuka dan ingin memiliki wibawa. Sedangkan berbicara wanita bersifat lemah lembut, halus, kooperatif, dan bersifat tidak langsung.

Ada beberapa partikel danseigo dalam bahasa jepang yaitu : 1. Da yo

Penggunaan partikel ‘’ dayo ’’ digunakan pada situasi yang bersifat informatif atau menyampaikan pikiran dan perasaan sipembicara. Partikel ‘’ dayo ’’ hampir sama fungsi nya dengan partikel ‘’ yo ‘’ hanya saja penambahan ‘’ da ‘’dipakai pada suasan informal yang digunakan oleh pria saja.

Contoh : 暑いだよ?

Atsui dayo ? ( Panas ya ? ) 2. Yo

Fungsi partikel yo terbagi menjadi 4 yaitu :

(11)

Contoh : :

この本面白かったよ。

Kono hon omoshirokatta yo

b. Digunakan untuk menunjukkan dengan keras perasaan mau . ( Buku ini sungguh menarik )

memerintah/mengajak dan sebagainya. Contoh : お茶でも飲みましょうよ。

Ocha demo nomimashou yo

( Mari kita minum teh ! ) .

c. Dipakai untuk bertanya dengan perasaan bicara. contoh : いった何をしているんだよ。

Itta nani o shite irun da yo.

( Kenapa kau tidak katakana padaku ? )

d. Dipakai dalam kalimat ekspresi kasar ketika meneruskan pembicaraan sambil menarik perhatian lawan bicara.

Contoh : 私の言うことをよく聞きなさいよ。

Watashi no iu koto o yoku kikinasai yo

( Dengarkanlah baik-baik perkataanku ) .

3. Ze

(12)

yang lebih tua umurnya atau lebih tinggi kedudukannya dari pada pembicara). Pemakaian partikel ze diantara teman sebaya atau teman dekat dapat menunjukkan keakraban diantara para penuturnya.

Contoh :早く行おおぜ。

Hayaku ikoo ze. ( Ayo cepat pergi ) 4. Dai

Partikel ‘’ dai ‘’ adalah partikel akhir kalimat yang menandakan pernyataan dengan kata ganti tanya pada bahasa pria yang tidak resmi.

a. Penggunaan ‘’ dai ‘’ dalam kalimat tanya haruslah diikuti dengan kata tanya.

Contoh : だれがいくんだい?

Dare ga ikun dai ? ( Siapa yang ikut ? )

b. Partikel ‘’ dai ‘’ juga bisa digunakan kalimat yang menerangkan penegasan dalam rangka bahasa pria.

Contoh : これは僕のだい

Kore wa boku no

dai

( ini punya ku ) .

5. Kai

(13)

a. Kai dipakai sebagai penanda kalimat tanya ‘’ ya-tidak ‘’ Contoh :アメリカでおもしろいかい?

Amerika de wa omoshiroi kai ? ( Di Amerika menyenangkan ? )

b. Untuk mengekspresikan rasa tidak setuju terhadap hal yang diungkapkan lawan bicara sebelumnya. Menunjukkan ketegasan dan tidak dapat diartikan secara gramatikal.

Contoh : こんなにいい天気に、雨何かもんかい

Konna ni ii tenki ni,ame nan ka mon

kai

( Cuaca bagus begini, tidak mungkin akan turun hujan ) .

c. Partikel kai juga dipakai ketika bertanya mengekspresikan perasaan akrab dengan lawan biacara.

Contoh : そんなあこと知らないかい

Sonna koto shiranai

kai

( mana aku tau )

(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Alasan Pemilihan judul

Komunikasi dapat berjalan lancar apabila adanya sarana,yaitu bahasa. Bahasa haruslah merupakan bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia bukan sembarang bunyi dan bunyi itu sendiri haruslah merupakan simbol atau berlambang. Dengan demikian bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi dapat dimengerti dan dapat menyampaikan perasaan kita melalui kata-kata dan gerakan.

Setiap bahasa di masing-masing negara mempunyai keistimewaan. Keistimewaan tersebut yang mengendalikan cara pengguna bahasa itu sendiri. Berkembangnya bahasa disesuaikan dengan masing-masing faktor yang ada di dalamnya, seperti :

1. Jenis Kelamin

Bahasa pria berbeda dengan bahasa wanita. 2. Umur

Bahasa anak-anak berbeda dengan orang dewasa. 3. Kedudukan Pembicara dan Lawan Bicara

4. Keadaan

Dalam bahasa Jepang mempunyai perbedaan variasi bahasa antara pria dan wanita. variasi bahasa Jepang yang dipakai oleh kaum pria disebut Danseigo. Danseigo adalah sebuah variasi bahasa jepang yang dipakai oleh kaum pria untuk

(15)

Menurut Reiichi dalam Agustin Ningsi menyatakan bahwa pada umumnya cara berbicara pria sangat dominan, ketegasannya kuat. Terbuka dan ingin memiliki wibawa. Sedangkan cara berbicara wanita bersifat lemah lembut, halus, kooperatif, dan bersifat tidak langsung.

Bahasa Jepang sangat bervariasi baik untuk formal, tidak formal, atasan dan bawahan, teman akrab,pria dan wanita. Maka dalam kertas karya ini penulis tertarik untuk membahas tentang penggunaan ragam bahasa pria “ dayo, yo, ze, dai, kai ’’dalam bahasa Jepang. Tetapi karena banyaknya jumlah ragam bahasa pria yang ada, penulis hanya akan membahas tentang penggunaan “ dayo, yo, ze, dai, kai ”pada ragam bahasa pria dalam bahasa Jepang.

1.2 Tujuan Penulisan

1. Untuk memberikan gambaran tentang penggunaan ragam bahasa pria “ da yo, yo, ze, dai, kai “ dalam bahasa Jepang.

2. Untuk menambah pengetahuan bagi pembaca dan penulis tentang ragam bahasa pria“ da yo, yo, ze, dai, kai “ dalam bahasa Jepang.

3. Sebagai salah satu syarat kelulusan dari program D3 Bahasa Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

1.3 Batasan Masalah

Setiap orang pasti akan berkomunikasi dengan orang lain. Komunikasi dapat berjalan dengan lancar diperlukannya sarana, yaitu bahasa. Di dalam bahasa Jepang memiliki ragam bahasa pria (danseigo) dan bahasa wanita (joseigo).

(16)

1.4Metode Penulisan

(17)

BAB II

PENGERTIAN JOSHI DAN RAGAM BAHASA PRIA ( DANSEIGO ) DALAM BAHASA JEPANG

2.1 Pengertian Joshi

Bila dilihat dari kanjinya kata Joshi ( 助詞 ) terdiri dari dua huruf kanji.

Huruf kanji yang pertama adalah jo ( 助 ) atau tasukeru ( 助ける )yang berarti

bantu, membantu, menolong. Dan sedangkan huruf kanji yang ke dua adalah shi ( 詞 )atau kotoba ( 言葉 ) yang berarti kata, perkataan, atau bahasa. Oleh karena itu,

orang sering menerjemahkan Joshi dengan istilah kata bantu.

Dalam bahasa Jepang Joshi mempunyai fungsi yang sangat penting. Sebuah kalimat tidak akan terbentuk jika tidak menggunakan Joshi. Pemakaian Joshi yang tepat akan menghasilkan kalimat yang baik. Untuk ini kita ambil

contoh kalimat “watashi wa kino tomodachi to jakarta e ikimashita’’ yang terdiri dari lima bunsetsu yakni watashi wa, kinoo, tomodachi to, jakarta e, ikimasita. Di antara bunsetsu-bunsetsu itu ada yang mengandung joshi yakni watashi wa, kinoo, tomodachi to, dan jakarta e. Joshi ‘’ wa ‘’ menempati posisi setelah nomina

watashi, joshi ‘’ to ‘’ menempati posisi setelah nomina tomodachi, dan joshi ‘’ e

‘’ menempati posisi setelah nomina jakarta. Namun joshi tidak hanya dipakai

setelah nomina, tapi dapat dipakai juga setelah verba, adjektiva-i, adjektiva-na, atau setelah joshi yang lainnya ( Sudjianto, 2000 : 1 )

(18)

Berdasarkan defenisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa sebuah Joshi dapat di defenisikan sebagai bagian yang tidak dapat di tafsirkan dalam sebuah percakapan, tetapi memiliki ke mutlakan arti tersendiri yang bebas ikatan. Oleh karena itu, suatu kata yang hanya terdiri dari Joshi saja mungkin tidak berarti apa-apa. Tetapi dengan menambahkan kata lain, akan membawa suatu perbedaan yang besar, khususnya dalam melahirkan makna Joshi tersebut.

2.2 JENIS-JENIS JOSHI 2.2.1 FUKUJOSHI ( 副助詞 )

Fukujoshi adalah partikel yang bisa menambah arti kata lain yang ada

sebelumnya. Pada umumnya dipakai setelah berbagai macam kata pada bagian akhir kalimat untuk menyatakan suatu pertanyaan, larangan, seruan, rasa haru, dan lain-lainnya. Joshi yang termasuk kelompok ini gurai, bakari, dake, sae, hodo, shika, nado, kiri, koso, dan mo.

Contoh :

1. 今日の気温和摂氏28度ぐらいです。

.Kyou no kion wa sesshi nijuuhachi do gurai desu.

( Suhu udara hari ini kira-kira 28 drajat celcius ) 2. この本を五日ばかり借りたいです。

Kono hon o gonichi bakari karitai desu.

( Saya ingin meminjam buku ini kira-kira lima hari ) 3. 一時間だけで出来上がります。

Ichijijikan dake de dekiagarimasu.

(19)

4. せっもんかの彼え知りません。

Semmonka no kare sae shirimasen.

( Dia yang seorang pakar sekalipun tidak tahu ) 5. 歩けないほど疲れました。

Arukenai hodo tsukaremashita.

( Saya sudah lelah sampai tidak bisa berjalan ) 6. たまにしかふるさとに帰りません。

Tama ni shika furusato ni kaerimasen.

( Saya jarang sekali pulang ke kampung halaman ) 7. 母は肉や野菜などを買いました。

Haha wa niku ya yasai nado o kaimashita.

( Ibu telah membeli daging, sayur dan lain-lain ) 8. 二人きりで話しましょう。

Futari kiri de hanashimashou.

( Mari kita bicara berdua saja )

9. 私こそお詫びしなければなりません。

Watakushi koso owabi shinakereba narimasen.

( Sayalah yang harus minta maaf )

10. あなたが山に行けば、私も行きたいです。

Anata ga yama ni ikeba, watashi mo ikitai desu.

(20)

2.2.2 KAKUJOSHI ( 格助詞 )

Kakujoshi adalah partikel yang menyatakan hubungan satu bagian kalimat

( bunsetsu) dengan bunsetsu lainnya. Partikel ini biasa digunakan setelah taigen. Ada juga digunakan untuk menyatakan hubungan nomina yang ada sebelumnya dengan predikat pada kalimat tersebut. Adapun joshi yang termasuk kelompok ini misalnya no, to, ni, o, de, e, ga, ya, kara, yori.

Contoh :

1. あのバス会社のです。

Ano basu wa kaisha no desu.

( Bus itu milik perusahaan )

2. 祖父と祖母に贈り物をしたいです。

Sofu to sobo ni okurimono o shitai desu.

( Saya ingin memberi bingkisan kepada kakek dan nenek ) 3. 帳面に写します。

Choumen ni utsushimasu.

( Menyalin di buku catatan ). 4. 食べ物を食べます。

Tabemono o tabemasu.

( Makan makanan ).

5. 昨晩サッカ一の試合をテレビで見ました。

Sakuban sakkaa no shiai o terebi de mimashita.

(21)

6. 今日はどこへお出かけですか。

Kyou wa doko e odekake desuka.

( Hari ini akan keluar kemana ? ). 7. 私がします。

Watashiga shimasu.

( Sayalah yang akan mengerjakannya ). 8. 服やくつやかばんなどを買いました。

Fuku ya kutsu ya kaban nado o kaimashita.

( Saya telah membeli pakaian, sepatu, tas dan lain-lain ). 9. 知りませんから、言えません。

Shirimasen kara, iemasen.

( Karena saya tidak tahu, maka saya tak dapat mengatakannya ). 10. きょうはきのうよりずっと暑いです。

Kyou wa kinou yori zutto atsui desu.

( Hari ini jauh lebih panas dari pada kemarin ).

2.2.3 SETSUZOKUJOSHI ( 接続助詞 )

Setsuzokujoshi adalah partikel yang berfungsi untuk menghubungkan

(22)

Contoh:

1. 雨が降ったり病んだりしています。

Ame ga futtari yandari shite imasu. ( Hujan sebentar turun sebentar berhenti ) 2. 早ければ早いほどいいです。

Hayakereba hayai hodo ii desu.

( lebih cepat lebih bagus ).

3. 父はいつもテレビを見ながらごはんを食べます。

Chichi wa itsumo terebi o minagara gohan o tabemasu.

( Ayah selalu makan sambil menonton TV ).

4. 風が吹きます。

Kaze ga fukimasu.

( Angin bertiup )

5. 彼女はきれいだし、優しいしょうねんです。

Kanojo wa kirei dashi yasashii shounen desu.

( Dia adalah pemudi yang cantik dan lembut pula ). 6. あまり寒いのでかぜをひきました。

Amari samui node kaze o hikimashita.

( Karena terlalu dingin saya masuk angin )

7. 金もないのに贅沢をしています。

Kane mo nai noni zeitaku o shite imasu.

(23)

8. 日は東から出ます。

Hi wa higashi kara demasu.

( Matahari terbit dari sebelah timur )

9. あなたは優しいけれども、私には難しい。

Anata wa yasashii keredomo, watashi ni wa muzukashi desu.

( Bagimu mudah, tapi bagi ku susah ) 10. たばこを吸ってはいけません。

Tabako o sutte wa ikemasen.

( Dilarang merokok )

2.2.4 SHUUJOSHI ( 終助詞 )

Shuujoshi dipakai pada akhir kalimat atau pada akhir bagian bagian

kalimat (bunsetsu) untuk menyatakan perasaan pembicara seperti rasa haru, larangan, dan sebagainya Tadasu, dalam Sudjianto (1989:143-144). Shuujoshi diantaranya dipakai untuk menyatakan suatu perasaan (kandoo) yang dirasakan pembicara pada waktu mengucapkannya. Fungsi shuujoshi seperti ini dimiliki juga oleh kelas kata interjeksi (kandooshi). Sehingga ada juga yang menyebutkan shuujoshi ini dengan istilah kandoojoshi (Sudjianto, 2000:69-70). Partikel yang termasuk ke dalam shuujoshi misalnya ka, kashira, na, ne, no, sa, tomo, wa, yo, ze, zo.

Contoh :

1. これが何か、分かりますか。

Kore ga nani ka, wakarimasuka.

(24)

2. 彼は病気なのかしら。

Kare wa byouki na no kashira.

( Apa dia sakit ya ) 3. いたずらをするな。

Itazura o suru na.

( Jangan nakal )

4. 私ね、絶対そんなことはしない。

Watashi ne, zettai sonna koto wa shinai.

( Saya ya,pasti tak akan melakukan hal seperti itu ) 5. どうしたの。

Dou shita no.

( Ada apa dengan mu ? ) 6. 子供にだってできるさ。

Kodomo ni datte dekiru sa.

( Anak kecil saja bisa lho ) 7. いいとも。

Ii tomo.

( Tentu saja boleh )

8. 知らないわ。

Shiranai wa.

( Saya tidak tahu deh ! ) 9. そうしてはいけないよ。

(25)

( Tidak boleh berbuat begitu ) 10.さあ、今から出かけるぜ。

Saa, ima kara dekakeru ze.

( Nah, saya pergi sekarang ! ) 11. 先に行くぞ。

Saki ni iku zo

( Saya pergi deluan nih ! )

2.3 RAGAM BAHASA PRIA ( DANSEIGO ) DALAM BAHASA JEPANG Ragam bahasa pria di dalam bahasa Jepang disebut danseigo (男性語 ).

Diambil dari kata ‘’ 男性 ‘’ yang berarti pria/laki-laki dan ‘’ 語 “ yang berarti

bahasa. Danseigo adalah sebuah variasi bahasa Jepang yang digunakan oleh kaum pria untuk merefleksikan maskulinitas penuturnya sebagai insan yang tegas, kuat, penuh percaya diri, cepat mengambil keputusan dan penuh kepastian.

Bahasa laki-laki biasanya tegas, langsung, kasar dan sering kali seperti alasan kepada bawahan. Menurut Reiichi dalam Agustrin Ningsi menyatakan (1990 : 2) pada umumnya cara berbicara pria sangat dominan, ketegasannya kuat. Terbuka dan ingin memiliki wibawa. Sedangkan cara berbicara wanita sangat bersifat lemah lembut, halus, kooperatif, dan bersifat tidak langsung.

(26)

Dalam percakapan sehari-hari pria jarang menggunakan ragam bahasa hormat. Kata-kata yang termasuk danseigo di dalam bahasa Jepang antara lain ore, oyaji, ofukuro, dan bahasa pria ( danseigo )mempunyai partikel-partikel dan

partikel tersebut masuk ke bagian shuujoshi.

(27)

BAB III

PENGGUNAAN BAHASA PRIA ( DANSEIGO ) DALAM BAHASA JEPANG

Penggunaan bahasa pria ( danseigo ) dalam bahasa Jepang ada bermacam-macam diantaranya yaitu :

3.1. DAYO

Penggunaan partikel ‘’dayo’’ digunakan pada situasi yang bersifat informatif atau menyampaikan pikiran dan perasaan sipembicara. Partikel ‘’da yo ’’ hampir sama fungsi nya dengan partikel ‘’ yo ‘’ hanya saja penambahan ‘’da‘’

dipakai pada suasana informal yang digunakan oleh pria saja, kawashima dalam Agustrin Ningsi (1999:251).

contoh :

a.男1:アラビア、あつい?

Arabia, atsui ?

( Arabia, panas ? ) 男2:あついだよ

Atsui

dayo

( Panas tau ) .

b.男1:明子さん、来る ?

Akiko san, kuru ?

(28)

男2:来るだよ

Kuru

dayo

(datang lho) .

3.2. YO

Fungsi partikel ‘’ yo ‘’ menurut Makino dalam Agustrin Ningsi ( 1986 : 543 ) terbagi menjadi 4 yaitu :

1. Digunakan untuk menunjukkan perasaan ingin membuat orang lain mau mengerti dengan menyampaikan sesuatu.

Contoh : :

a.この本面白かったよ。

Kono hon omoshirokatta yo

b.これは高いよ。

.

( Buku ini sungguh menarik )

Kore wa takai yo.

( Ini mahal ya )

2. Digunakan untuk menunjukkan dengan keras perasaan mau memerintah/mengajak dan sebagainya.

Contoh :

a.約束を忘れるなよ。

Yakusoku o wasureru na yo

b.お茶でも飲みましょうよ。 . ( Jangan lupa dengan janji mu ! )

Ocha demo nomimashou yo

(29)

3. Dipakai untuk bertanya dengan perasaan bicara. contoh :

a. いった今までどこで遊んでいたんだよ。

Ittai ima made doko de asonde itandayo

b.いった何をしているんだよ。

.

( Sampai saat ini, dimana saja kau bermain sih ? )

Itta nani o shite irun da yo.

( Kenapa kau tidak katakana padaku ? )

4. Dipakai dalam kalimat ekspresi kasar ketika meneruskan pembicaraan sambil menarik perhatian lawan bicara.

Contoh :

a. きのよ、あいつに会ったんだけどよ。

Kinoyo, aitsu ni attan dakedoyo

( Kemarin aku bertemu orang itu,sih.) .

b.私の言うことをよく聞きなさいよ。

Watashi no iu koto o yoku kikinasai yo

( Dengarkanlah baik-baik perkataanku ) .

3.3. ZE

(30)

partikel ‘’ze’’ diantara teman sebaya atau teman dekat dapat menunjukkan keakraban diantara para penuturnya (Sudjianto, 2000:80)

Contoh :

a.早く行こうぜ。

Hayaku ikoo ze

( Ayo cepat pergi ) .

b.もう七時だぜ。

Moo shichiji da

( Sudah jam 7 ) ze

3.4 DAI.

Partikel ‘’ dai ‘’ adalah partikel akhir kalimat yang menandakan pernyataan dengan kata ganti tanya pada bahasa pria yang tidak resmi, Maiko dalam Agustrin Ningsi (1986 : 90 ).

1. Penggunaan ‘’ dai ‘’ dalam kalimat tanya haruslah diikuti dengan kata tanya.

Contoh :

a.だれが行くんだい

Dare ga ikun

?

dai

( siapa yang ikut ? ) ?

b.どこが静かだい

Doko ga shizuka ?

dai

(31)

2. Partikel ‘’ dai ‘’ juga bisa digunakan kalimat yang menerangkan penegasan dalam rangka bahasa pria.

Contoh :

a.これは僕のだい

Kore wa boku no

dai

( ini punya ku ) .

b.僕も行くんだい

Boku mo ikun

dai

( aku juga ikut ! ) .

3.5. KAI

Partikel ‘’ kai ‘’ adalah partikel yang diletakkan di akhir kalimat sebagai penanda kalimat tanya atau mengungkapkan rasa tidak setuju terhadap hal yang diungkapkan lawan bicara sebelumnya, Kawashima dalam Agustrin Ningsi

(1999 : 52 ).

1. Kai dipakai sebagai penanda kalimat tanya ‘’ ya-tidak ‘’ Contoh :

a.けんじはアメリカへ行くのかい

Kenji kun wa amerika e iku no ?

kai

( Apa Mr.Kenji akan pergi ke Amerika ? ) ?

b.アメリカでは面白いかい

Amerika de wa omoshiroi ?

kai

(32)

2. Untuk mengekspresikan rasa tidak setuju terhadap hal yang diungkapkan lawan bicara sebelumnya. Menunjukkan ketegasan dan tidak dapat diartikan secara gramatikal.

Contoh :

a.こんなにいい天気に、雨何かもんかい

Konna ni ii tenki ni,ame nan ka mon

kai

( Cuaca bagus begini, tidak mungkin akan turun hujan ) .

b. そりゃ、うそじゃないかい

Sorya, uso ja nai

?

kai

( Bukankah itu bohong ? ) ?

3. Partikel kai juga dipakai ketika bertanya mengekspresikan perasaan akrab dengan lawan biacara.

Contoh :

a.そんなあこと知らないかい

Sonna koto shiranai

kai

( mana aku tau )

.

b.たまには失敗もあるかい

Tama ni wa shippai mo aru

kai

(33)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 KESIMPULAN

Setelah pemaparan mengenai penggunaan ragam bahasa pria danseigo (男性語) dalam bahasa Jepang, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Terdapat ragam bahasa yang dibedakan menurut gender dalam bahasa Jepang, yaitu : danseigo dan joseigo.

2. Danseigo digunakan pada situasi tidak formal, teman akrab dan pada kedudukan derajat yang lebih rendah.

3. Joshi adalah kata bantu yang dipakai setelah nomina, tapi dapat juga setelah verba, adjektiva-i, adjektiva-na, atau setelah joshi yang lainnya.

4. Joshi terbagi menjadi 4 yaitu : fukujoshi, kakujoshi, setsuzokuzoshi, shuujoshi. - Fukuzoshi adalah partikel yang bisa menambah arti kata lain yang ada

sebelumnya.

- Kakujoshi adalah partikel yang menyatakan hubungan satu bagian kalimat

dengan kalimat lainnya.

- Setsuzokuzoshi adalah partikel yang berfungsi untuk menghubungkan bagian- bagian kalimat.

- Shuujoshi adalah partikel-partikel yang dipakai pada akhir kalimat untuk

menyatakan pertanyaan, rasa heran, keragu-raguan, harapan atau rasa haru pembicara.

(34)

4.2 SARAN

1. Pentingnya ragam bahasa pria ( danseigo ) dalam bahasa Jepang untuk merefleksikan maskulinitas penuturnya maka perlu bagi kita untuk mengetahuinya agar tidak terjadi kesalahan dalam pemakaiannya.

(35)

DAFTAR PUSTAKA

Agustrin Ningsi, Venny. 2007. Analisi Penggunaan ShuujoshiBahasa Pria ( Danseigo ) Dan Bahasa Wanita (Joushi ) Dalam Buku ‘’Ai Suru

Futari No’’ skripsi. Medan : Usu.

Sudjianto. 1996. Gramatika Bahasa Jepang Modern Seri A. Jakarta : Kesaint Blanc.

________ 2000. Gramatika Bahasa Jepang Modern Seri B. Jakarta : Kesaint Blanc.

(36)

ABSTRAK

Komunikasi dapat mudah terjadi apabila ada bahasa. Bahasa merupakan bunyi yang dikeluarkan dari mulut manusia bukan bunyi semarang dan bunyi itu merupakan simbol atau lambang. Dengan demikian bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi mudah dimengerti dan dapat menyampaikan perasaan melalui kata-kata dan gerakan.

Berkembangnya bahasa disesuaikan dengan masing-masing faktor faktor yang ada di dalamnya, yaitu :

1. Jenis kelamin

Bahasa pria berbeda dengan bahasa wanita. 2. Umur

Bahasa anak-anak berbeda dengan orang dewasa. 3. kedudukan pembicaraan dan lawan bicara

4. keadaan

Bahasa Jepang sangat bervariasi baik untuk formal, tidak formal, atasan dan bawahan, teman akrab, pria dan wanita. Dalam bahasa jepang terdapat kata bantu yang disebut joshi (助詞). Bila dilihat dari kanjinya kata Joshi terdiri dari

dua huruf kanji. huruf kanji yang pertama adalah jo(助)atau tasukeru yang berarti

bantu, membantu, menolong. Dan sedangkan huruf kanji yang kedua adalah shi(詞)atau kotoba yang berarti kata, perkataan atau bahasa. Oleh karena itu orang

sering menerjemahkan joshi dengan istilah kata bantu.

(37)

tapi dapat dipakai juga setelah verba, adjektiva-i, adjektiva-na, atau setelah joshi yang lainnya. Jumlah partikel dalam bahasa jepang sangat banyak dan artinya pun berbeda-beda. Namun beberapa diantaranya mempunyai arti yang sama tetapi penggunaannya berbeda.

Ada beberapa jenis-jenis joshi yaitu : kakujoshi, setsuzokuzoshi, fukujoshi, suujoshi.

1. Kakujoshi adalah partikel yang menyatakan hubungan satu bagian kalimat dengan kalimat yang lain.

Contoh : 食べ物を食べる。

Tabemono o tabemaru. (Makan makanan)

2. Setsuzokujoshi adalah partikel yang berfungsi untuk menghubungkan bagian-bagian kalimat.

Contoh : 風が吹う。

Kaze ga fuku. (Angin bertiup)

3. Fukujoshi adalah partikel yang bisa menambah arti kata lain yang menyatakan suatu pertanyaan, larangan, seruan, rasa haru, dan lain-lain.

Contoh : この本を五日ばかり借りたいです。

Kono hon gonichi bakari karitai.

(Saya ingin meminjam buku ini kira-kira lima hari) 4. Shuujoshi adalah partikel yang digunakan pada akhir kalimat.

Contoh : 子供にだって出きるさ。

(38)

(Anak kecil saja bisa lho)

Bahasa Jepang mempunyai perbedaan variasi bahasa antara pria dan wanita. Variasi bahasa Jepang yang dipakai oleh kaum pria disebut Danseigo. Danseigo adalah sebuah variasi bahasa Jepang yang dipakai oleh kaum pria untuk merefleksikan maskulinitaas penuturnya sebagai insan yang tegas, kuat, penuh percaya diri, berani, cepat mengambil keputusan dan penuh kepastian.

Menurut Reiichi dalam Agustin Ningsi menyatakan bahwa pada umumnya cara berbicara pria sangat dominan, ketegasanya kuat, Terbuka dan ingin memiliki wibawa. Sedangkan berbicara wanita bersifat lemah lembut, halus, kooperatif, dan bersifat tidak langsung.

Ada beberapa partikel danseigo dalam bahasa jepang yaitu : 1. Da yo

Penggunaan partikel ‘’ dayo ’’ digunakan pada situasi yang bersifat informatif atau menyampaikan pikiran dan perasaan sipembicara. Partikel ‘’ dayo ’’ hampir sama fungsi nya dengan partikel ‘’ yo ‘’ hanya saja penambahan ‘’ da ‘’dipakai pada suasan informal yang digunakan oleh pria saja.

Contoh : 暑いだよ?

Atsui dayo ? ( Panas ya ? ) 2. Yo

Fungsi partikel yo terbagi menjadi 4 yaitu :

(39)

Contoh : :

この本面白かったよ。

Kono hon omoshirokatta yo

b. Digunakan untuk menunjukkan dengan keras perasaan mau . ( Buku ini sungguh menarik )

memerintah/mengajak dan sebagainya. Contoh : お茶でも飲みましょうよ。

Ocha demo nomimashou yo

( Mari kita minum teh ! ) .

c. Dipakai untuk bertanya dengan perasaan bicara. contoh : いった何をしているんだよ。

Itta nani o shite irun da yo.

( Kenapa kau tidak katakana padaku ? )

d. Dipakai dalam kalimat ekspresi kasar ketika meneruskan pembicaraan sambil menarik perhatian lawan bicara.

Contoh : 私の言うことをよく聞きなさいよ。

Watashi no iu koto o yoku kikinasai yo

( Dengarkanlah baik-baik perkataanku ) .

3. Ze

(40)

yang lebih tua umurnya atau lebih tinggi kedudukannya dari pada pembicara). Pemakaian partikel ze diantara teman sebaya atau teman dekat dapat menunjukkan keakraban diantara para penuturnya.

Contoh :早く行おおぜ。

Hayaku ikoo ze. ( Ayo cepat pergi ) 4. Dai

Partikel ‘’ dai ‘’ adalah partikel akhir kalimat yang menandakan pernyataan dengan kata ganti tanya pada bahasa pria yang tidak resmi.

a. Penggunaan ‘’ dai ‘’ dalam kalimat tanya haruslah diikuti dengan kata tanya.

Contoh : だれがいくんだい?

Dare ga ikun dai ? ( Siapa yang ikut ? )

b. Partikel ‘’ dai ‘’ juga bisa digunakan kalimat yang menerangkan penegasan dalam rangka bahasa pria.

Contoh : これは僕のだい

Kore wa boku no

dai

( ini punya ku ) .

5. Kai

(41)

a. Kai dipakai sebagai penanda kalimat tanya ‘’ ya-tidak ‘’ Contoh :アメリカでおもしろいかい?

Amerika de wa omoshiroi kai ? ( Di Amerika menyenangkan ? )

b. Untuk mengekspresikan rasa tidak setuju terhadap hal yang diungkapkan lawan bicara sebelumnya. Menunjukkan ketegasan dan tidak dapat diartikan secara gramatikal.

Contoh : こんなにいい天気に、雨何かもんかい

Konna ni ii tenki ni,ame nan ka mon

kai

( Cuaca bagus begini, tidak mungkin akan turun hujan ) .

c. Partikel kai juga dipakai ketika bertanya mengekspresikan perasaan akrab dengan lawan biacara.

Contoh : そんなあこと知らないかい

Sonna koto shiranai

kai

( mana aku tau )

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan fungsi dan makna dari pola kalimat ~kagiri dan ~kagiri da, dapat diambil kesimpulan bahwa pola kalimat ~kagiri dapat berfungsi sebagai setsuzokushi (konjungsi)

Shuujoshi yo よ, shuujoshi ze ぜ, shuujoshi na な dalam anime piano no mori Shuujoshi Penggunaan Jumlah よ Pernyataan seruan 17 Pernyataan mengkritik 1 Pernyataan perintah 10