• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGGUNAAN NI NARU DAN TO NARU DALAM ALKITAB PERJANJIAN BARU BAHASA JEPANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS PENGGUNAAN NI NARU DAN TO NARU DALAM ALKITAB PERJANJIAN BARU BAHASA JEPANG"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

NARU DALAM ALKITAB PERJANJIAN BARU BAHASA JEPANG

Tania Suhendro

Universitas Bina Nusantara

Jl. Kemanggisan Ilir III, No.45, Jakarta 11480 021-534 5830

+6285740909595, taniasuhendro@yahoo.co.jp

ABSTRAK

In this thesis, I analyze the using of Japanese expression “ni naru” and “to naru” in the four gospel book of Japanese New Testament Bible online Kaifukuyaku version. I verified the using of ni naru and to naru in the bible verses with the theories written in the journal of Kikuchi (2008) titled Henka no Kekka wo Arawasu ‘ni’’to’. The goal of this research is to find examples of nuances and the contextual using of ni naru and to naru. The end result of this research is that from the four gospel books of the bible , I found all examples of all the using nuances of ni naru and to naru.

Keywords: grammar, ni naru, to naru, japanese bible, gospel book

Dalam Skripsi ini, saya menganalisis penggunaan bentuk “ni naru” dan “to naru” bahasa Jepang yang terdapat dalam 4 kitab injil dalam Alkitab Perjanjian Baru Bahasa Jepang versi online Kaifukuyaku.

Penggunaan ungkapan ni naru dan to naru yang saya temukan dalam ayat-ayat pada kitab injil, lalu saya cocokkan dengan teori pada jurnal Kikuchi (2008) yang berjudul Henka no Kekka wo Arawasu 'ni' 'to'. Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebuah hasil yang menunjukkan contoh-contoh nuansa dan dalam konteks apa bentuk ni naru dan to naru digunakan. Hasil akhir yang saya dapatkan dari penelitian ini adalah bahwa dalam 4 kitab injil ditemukan semua contoh nuansa penggunaan bentuk ni naru dan to naru.

Kata kunci: tata bahasa, ni naru, to naru, alkitab bahasa Jepang, kitab injil

PENDAHULUAN

Dalam penelitian ini, penulis akan menganalisis penggunaan ni naru dan to naru. Baik bentuk ni naru maupun to naru, terbentuk dari kelas kata partikel dan verba. Verba merupakan kelas kata yang dipakai untuk menyatakan suatu aktivitas, keberadaan, atau keadaan sesuatu. Partikel dalam bahasa Jepang merupakan kelas kata yang menunjukkan hubungan antara kata tersebut dengan kata lain serta menambah arti kata tersebut lebih jelas lagi (Sudjianto, 2004:149,181).

(2)

Verba dalam bahasa Jepang terdiri dari jidoushi (kelompok verba yang tidak berarti mempengaruhi verba lain) dan tadoushi (kelompok verba yang menyatakan arti mempengaruhi pihak lain). Verba naru yang berarti ‘menjadi’ merupakan jidoushi atau dalam bahasa indonesia adalah verba intransitif yang tidak memerlukan objek. Verba naru menunjukkan perubahan, namun tidak menunjukkan hasil dari perubahan tersebut. Sehingga diperlukan partikel ni dan to untuk melengkapi maknanya, yaitu menunjukkan hasil dari perubahan tersebut. (Suzuki,2000:83-84). Partikel ni dan to merupakan salah satu contoh kakujoshi.

Kakujoshi merupakan partikel yang berada di belakang nomina dan menempel pada predikat. (Felicia, 2006:6) Partikel ni dan to berada di belakang nomina yang merupakan hasil dari perubahan dan menempel pada verba naru yang menunjukkan perubahan.

Bentuk ni naru dan to naru sendiri merupakan ruigihyougen. Ruigihyougen merupakan ungkapan yang bersinonim baik itu nomina, adjektiva, maupun verba. (Nirmala, 2014:2) Miyajima juga menjelaskan dalam bukunya “Nihongo Ruigihyougen no Bunpou (Ue)” (1995:i) bahwa makna dari suatu kata dapat didefinisikan dengan tepat, jika perbedaannya dibandingkan dengan kata lain. Jika hanya sekilas saja, mungkin kesannya definisinya sudah benar. Namun setelah dibandingkan dengan kata lain, bisa jadi definisi tersebut masih kurang lengkap, masih kurang memadai. Misalnya saja kata “berjalan”. Kita dapat mendefinisikan kata “berjalan” sebagai “gerakan berpindah tempat di permukaan tanah dengan menggunakan kaki”. Definisi ini tidak salah, tetapi jika kita bandingkan dengan kata “berlari”, kita tahu bahwa definisi kata “berjalan” yang tadi kita ungkapkan masih kurang tepat.

Meski ungkapan bersinonim dalam bahasa Jepang dapat diartikan dengan kata yang sama ketika diterjemahkan ke dalam bahasa lain, tetapi belum tentu penggunaannya dapat saling menggantikan satu sama lain. Terkadang, terdapat perbedaan nuansa sehingga perlu memperhatikan konteks dalam menggunakan ungkapan bersinonim tersebut secara tepat. Karena ungkapan bersinonim dalam bahasa Jepang ini cukup menarik, penulis memutuskan untuk meneliti salah satu ungkapan bersinonim yang penulis ketahui, yaitu ni naru dan to naru.

Bentuk “ni naru” dan “to naru” sama-sama dapat diterjemahkan sebagai ‘menjadi’ dalam bahasa Indonesia. Baik partikel ni maupun partikel to nya sama-sama menunjukkan hasil perubahan, tetapi bukan berarti penggunaannya bisa saling menggantikan satu sama lain. Dalam penelitian ini, penulis akan meneliti penggunaan ungkapan ni naru dan to naru. Meskipun kedua ungkapan ini bersinonim, tetapi terdapat perbedaan nuansa sehingga penggunaannya harus memperhatikan konteks. Penulis akan menganalisa makna dan penggunaan masing-masing ungkapan dalam contoh kalimat yang mengandung ni naru atau to naru. Penulis berharap bahwa penelitian ini dapat memperdalam pemahaman akan penggunaan ni naru dan to naru dalam kalimat secara tepat.

Untuk meneliti penggunaan masing-masing ungkapan tersebut, penulis akan menggunakan Alkitab Kristen bahasa Jepang sebagai sumber data. Penulis akan menggunakan ayat-ayat yang mengandung masing-masing ungkapan tersebut sebagai data. Alkitab sendiri merupakan kumpulan 66 kitab yang ditulis oleh penulis yang berbeda pada zaman yang berbeda pula. Kitab-kitab tersebut ada yang ditulis dalam bahasa Yunani dan ada yang ditulis dalam bahasa Ibrani, juga sedikit menggunakan bahasa Aram dan bahasa Latin. Arkeolog yang menemukan kitab-kitab tersebut pada zaman dahulu dan disusun oleh para ahli menjadi sebuah Alkitab yang diakui dan dibaca oleh mayoritas orang Kristen di seluruh dunia.

Sekarang ini, Alkitab telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa dan beredar di seluruh dunia. Alkitab

(3)

bahasa Jepang merupakan Alkitab yang diterjemahkan ke dalam bahasa Jepang.

Ada beberapa alasan penulis menggunakan Alkitab bahasa Jepang sebagai sumber data. Pertama adalah karena isinya yang beragam. Setiap kitab dalam Alkitab memiliki karakteristik dan gaya penulisan yang berbeda-beda. Ada kitab yang berupa sajak seperti kitab Mazmur dan Amsal, ada yang berupa narasi seperti kitab Kejadian dan Keluaran, ada juga yang berupa surat seperti kitab Efesus dan Filipi. Penulis berharap melalui isi yang kaya ini, penulis dapat menemukan contoh-contoh penggunaan ni naru dan to naru dalam konteks yang beragam. Alasan kedua adalah masalah terjemahan. Alkitab telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa di dunia, termasuk bahasa Jepang, Inggris, dan Indonesia. Alkitab terjemahan bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Lembaga Alkitab Indonesia (disingkat LAI) juga sudah diakui dan digunakan oleh mayoritas orang Kristen di Indonesia. Dengan adanya berbagai referensi terjemahan, penulis tidak perlu khawatir akan adanya ketidaktepatan dalam proses penerjemahan contoh-contoh kalimat yang akan penulis analisa nantinya.

Ada beberapa versi Alkitab bahasa Jepang yang sering digunakan oleh orang-orang Kristen di Jepang yaitu, Shinkyoudoyaku, Shinkaiyaku, Kougoyaku, dan Kaifukuyaku. Penulis akan menggunakan terjemahan versi Kaifukuyaku dalam penelitian ini. Alasannya adalah karena pada versi terjemahan ini terdapat garis besar isi setiap kitab dan juga terdapat keterangan catatan kaki setiap ayat sehingga sangat membantu dalam penelitian sebagai acuan bila ada bagian-bagian tertentu dalam ayat yang kurang dimengerti. Penulis menggunakan Kaifukuyaku versi online untuk memudahkan dalam pencarian data.

Selain itu, juga karena versi cetaknya masih sulit didapatkan di Indonesia.

Permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini adalah menganalisis penggunaan 「になる」dan「とな る 」 dalam Alkitab Perjanjian Baru Bahasa Jepang versi Online Kaifukuyaku. Penulis membatasi penelitian ini pada empat Kitab Injil saja, yaitu Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes sebagai korpus data.

Tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah untuk memahami penggunaan bentuk 「になる」dan

「となる」sebagai ungkapan yang bersinonim namun memiliki perbedaan nuansa. Selain itu, penulis juga berharap dari penulisan ini, para pembelajar Bahasa Jepang memperoleh manfaat dalam menambah wawasan dan informasi mengenai ungkapan bersinonim dalam Bahasa Jepang, terutama pengunaan 「に なる」dan「となる」 dalam suatu kalimat, baik lisan, maupun tulisan.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa buku yang berbahasa Indonesia, Inggris dan Jepang dari perpustakaan Binus University dan The Japan Foundation. Selain itu, penulis juga menggunakan beberapa jurnal dan situs atau aplikasi online di internet. Penulis akan membahas mengenai penggunaan bentuk 「になる」dan 「となる」dalam Alkitab Perjanjian Baru Bahasa Jepang versi Kaifukuyaku.

Sebelumnya sudah ada penelitian mengenai penggunaan 「になる」dan「となる」yang dilakukan oleh Sakuma (2013). Sakuma meneliti penggunaan「になる」dan「となる」dengan menyebarkan angket pada orang-orang Jepang yang berasal dari seluruh Jepang. Dalam angket itu, Sakuma membuat soal contoh kalimat yang berisi pilihan, apakah sebaiknya dalam kalimat itu menggunakan 「になる」atau

「となる」.

Pada tahun 2008, Kikuchi meneliti penggunaan partikel ni dan to yang menunjukkan hasil perubahan.

Dalam penelitian tersebut, Kikuchi menggunakan beberapa teori rujukan, yaitu teori dari Matsuo (1936), Tanaka (1977), Morita (1980), dan Park (1988). Teori-teori dari jurnal inilah yang akan penulis gunakan

(4)

sebagai acuan dalam penelitian ini. Sementara Kikuchi dalam jurnalnya membahas mengenai partikel ni dan to, penulis dalam penelitian ini akan membahas bentuk 「になる」dan「となる」yang dapat diteliti melalui korpus data Alkitab Perjanjian Baru bahasa Jepang versi Kaifukuyaku.

METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif. Lalu, penulis menggunakan metode kepustakaan untuk menggumpulkan data-data yang dibutuhkan. Metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif analitis. Setelah itu, penulis menggunakan teori morfem, teori sintaksis, teori semantik, dan teori-teori yang berkaitan dengan bentuk ni naru dan to naru.

Sumber data dalam penelitian ini adalah Alkitab Perjanjian Baru Bahasa Jepang versi online Kaifukuyaku.

Sumber data yang didapatkan secara online dari internet. Lalu, penulis mengumpulkan kalimat-kalimat yang menggunakan bentuk ni naru dan to naru dalam Alkitab Bahasa Jepang online yang sudah ditetapkan sebagai sumber data.

HASIL DAN BAHASAN

Penulis menganalisa contoh-contoh ayat dalam Alkitab Perjanjian Baru Bahasa Jepang 「新約聖書回復 訳」yang mengandung 「になる」dan「となる」dengan menggunakan metode morfo-sintaksis dan semantik.

1. Analisis 「になる」「になる」「になる」「になる」

Penulis akan mendeskripsikan analisis penggunaan bentuk 「になる」berdasarkan beberapa kategori.

1.1 Analisis penggunaan 「になる」「になる」「になる」「になる」yang menunjukkan hasil perubahan yang terjadi secara alami.

Situasi:

Matius pasal 4 ayat 1 sampai 11 menceritakan mengenai Yesus dicobai di padang gurun. Setelah diurapi, melalui pimpinan roh, Yesus pergi ke padang gurun dan berpuasa selama 40 hari 40 malam. 40 hari 40 malam merupakan masa pencobaan. Yesus perlu melalui masa ini untuk memulai pelayanan-Nya. Berikut ini kutipan dari ayat 2.

そして彼は四十日四十夜、断食して、その後、空腹になられた。

Terjemahan:

Dan, Ia berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam, sesudah itu Ia menjadi lapar. (AYT Draft ,2013)

Analisis:

Karena Yesus telah berpuasa selama 40 hari 40 malam, wajar bila Ia menjadi lapar. Hal ini menunjukkan keinsanian Yesus, karena Ia adalah Allah yang telah berinkarnasi menjadi manusia, sebagai manusia tentu Ia dapat merasa lapar. Dengan demikian, bentuk 「になる」di sini menunjukkan hasil perubahan menjadi

「空腹」yang terjadi secara alami. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Tanaka dalam Kikuchi (2008) bahwa partikel 「に」yang menyatakan hasil perubahan menunjukkan hasil perubahan yang terjadi secara alami. Berikut ini adalah tabel pembuktiannya.

1.2 Analisis penggunaan 「「「「になるになるになる」になる」」yang menunjukkan bahwa pada pola kalimat 「」 「「「CががDになが になになにな るるる

る」」」, C mengalami transisi ke D, C berpindah ke posisi D. 」 Situasi:

Matius pasal 1 ayat 18 sampai 25 menceritakan tentang asal-usul keberadaan Yesus di bumi. Mengenai ibunya Maria dan ayahNya Yusuf. Perawan Maria yang mengandung karena Roh Kudus. Yusuf yang melalui mimpi mendapat perintah dari malaikat Tuhan untuk menikahi Maria dan memanggil bayi yang ada dalam kandungan Maria, Yesus. Berikut ini kutipan dari ayat 18.

さて、イエス・キリストの由来はこうであった.彼の母マリヤは、ヨセフと婚約していたが、

彼らが一緒になる前に、聖霊から身ごもっていることが見いだされた。

Terjemahan:

Sekarang, kelahiran Kristus Yesus adalah seperti berikut. Ketika Maria, ibu-Nya sudah bertunangan dengan Yusuf, sebelum mereka hidup bersama, ia ternyata mengandung dari Roh Kudus. (AYT

(5)

Draft:2013)

Analisis:

Penggunaan 「になる」ada dalam frasa 「一緒になる」yang berarti “bersatu dalam pernikahan”.

(Matsuura 2005:346). Sakata juga mendefinisikan frasa 「一緒になる」dalam Informative Japanese Dictionary (2000) sebagai berikut,

別々にあるものが一つになる。結婚する。

Terjemahan:

Sesuatu yang sendiri-sendiri namun menjadi satu. Menikah.

Objek yang menjadi satu dalam konteks kalimat di atas adalah Maria dan Yusuf. Morita dalam Kikuchi (2008) menjelaskan dalam teorinya bahwa dalam pola kalimat 「CがDになる」, C mengalami transisi ke D, C berpindah ke posisi D. Dalam klausa 「彼らが一緒になる」、「彼ら」yang mengacu pada Maria dan Yusuf yang merupakan 「別々にあるもの」berpindah ke posisi 「一つ」. Maria dan Yusuf yang statusnya sendiri-sendiri menjadi satu. Maka penggunaan 「になる」di sini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Morita.

1.3 Analisis penggunaan 「になる」「になる」yang menyatakan fakta bahwa hasil perubahan yang terjadi 「になる」「になる」

bersifat objektif.

Penulis memperoleh contoh-contoh ayat yang dapat membuktikan penggunaan 「 に な る 」 yang menunjukkan hasil perubahan yang bersifat objektif. Setelah data-data dianalisis, penulis menemukan bahwa semua penggunaan 「になる」dalam contoh-contoh ayat tersebut berkaitan dengan keterangan waktu.

Data 1 Situasi:

Dalam Matius pasal 8 ayat 1 sampai 17, Tuhan Yesus banyak melakukan mujizat penyembuhan. Setelah mengobati ibu mertua Petrus yang sakit, banyak orang yang kerasukan setan dibawa ke hadapan Yesus.

Berikut ini kutipan dari ayat 16,

夕方になると、人々は、悪鬼にとりつかれた多くの者を彼の所に連れて来た.すると、彼は一 言で霊どもを追い出し、病んでいるすべての人をいやされた.

Terjemahan:

Dan ketika menjelang malam, mereka membawa kepada-Nya banyak orang yang kerasukan setan; dan Dia mengusir roh-roh itu dengan sepatah kata, dan Dia telah menyembuhkan semua orang yang menderita sakit, (MILT 2008)

Analisis:

Penggunaan 「になる」pada konteks ini, menunjukkan fakta bahwa pada waktu itu hari berubah menjadi sore. Park dalam Kikuchi (2008:34) juga menjelaskan mengenai salah satu penggunaan 「にな る」yang sekedar mendeskripsikan fakta adanya hasil perubahan yang objektif. Soo (2005: 141) juga menjelaskan mengenai penggunaan 「なる」dalam teks secara gramatikal, bahwa bentuk「nomina+

になる+と」menunjukkan arti ‘ketika mencapai suatu level, suatu tahapan,...’ Dalam kalimat di atas, mencapai suatu tahapan yang dimaksud adalah mencapai waktu sore. Soo(2005:141) juga menjelaskan bahwa, 「になる」bila diikuti dengan partikel 「と」menunjukkan fungsi sebagai penghubung antar kata dalam kalimat. Dalam kalimat diatas berarti menghubungkan antara 「夕方」dan apa yang terjadi setelah 「夕方」. Dengan demikian, penggunaan 「になる」pada ayat ini secara makna menunjukkan hasil perubahan yang objektif, sedangkan secara gramatikal, sebagai konjungsi dalam kalimat bila diikuti partikel 「と」. Selain itu, penggunaan 「になると」di sini juga menunjukkan keterangan waktu.

Data 2 Situasi:

Dalam Matius pasal 13 ayat 24 sampai 30, Yesus menceritakan perumpamaan mengenai Kerajaan Allah.

Dia bercerita bahwa Kerajaan Allah itu seperti orang yang menabur benih yang bagus di ladangnya. Lalu ketika malam hari, musuh menabur benih ilalang di antara benih bagus yang ia tanam. Seiring berjalannnya waktu, benih yang bagus pun bertumbuh dan ilalang itu pun muncul bersamaan dengan tumbuhnya benih tersebut. Jika ilalang itu dicabut, maka benih yang bagus itupun bisa jadi ikut tercabut.

Maka sebagai solusi, pada ayat 30 tuan yang empunya ladang itu menyarankan demikian,

両方とも収穫まで、育つままにしておきなさい.収穫の時になったら収穫する者に、まず毒麦 を集めて束にし、焼いてしまうように、しかし小麦はわたしの倉に収めるようにと言おう』」。

Terjemahan:

Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai musim menuai. Pada waktu musim tuai, aku akan berkata kepada para penuai: Cabutlah lalang itu lebih dahulu dan ikatlah menjadi beberapa berkas untuk dibakar,

(6)

setelah itu bawalah gandum-gandum itu ke lumbungku.’” (Shellabear 2000)

Analisis:

Frasa「収穫の時」berarti ‘waktu panen’ diikuti dengan morfem 「になったら」yang berarti ‘kalau menjadi’. Sehingga frasa ini dapat diartikan ‘kalau tiba waktu panen’. Frasa berikutnya hingga akhir kalimat menyebutkan kegiatan yang akan dilakukan setelah tiba musim panen. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan 「になったら」di sini menunjukkan keterangan waktu. Datangnya waktu panen merupakan perubahan suatu masa, berubahnya suatu masa ke suatu masa yang disebut

‘waktu panen’. Di sini tidak ada nuansa penekanan atau penegasan terhadap frasa 「収穫の時」. Morfem

「になる」di sini sekedar menunjukkan fakta bahwa suatu masa telah berubah menjadi suatu masa yang disebut ‘waktu panen’. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan Park dalam Kikuchi (2008:34) bahwa penggunaan 「となる」membawa makna penegasan, sedangkan penggunaan 「になる」sekedar menjelaskan fakta yang bersifat objektif.

2. Analisis 「「「「となるとなるとなるとなる」」

Dalam subbab ini, penulis akan mendeskripsikan analisis penggunaan bentuk 「となる」

berdasarkan beberapa kategori.

2.1 Analisis penggunaan 「「となる「「となるとなるとなる」」」」yang menunjukkan konversi Situasi:

Injil Yohanes pasal 1 ayat 1 sampai 13 menceritakan tentang Yesus dan Yohanes. Pada ayat 9 disebutkan bahwa Yesus adalah terang yang sejati, dan Ia datang ke dunia untuk menerangi semua manusia. Yohanes disebutkan sebagai orang yang diutus sebagai saksi untuk memberitakan tentang Yesus. Dijelaskan pula mengenai orang yang mau menerima Yesus di ayat 12. Berikut ini kutipannya,

しかし、すべて彼を受け入れた者、すなわち、御名の中へと信じる者に、彼は神の子供たちと なる権威を与えられた.

Terjemahan:

Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya. (TB 1974)

Analisis:

Kuasa untuk menjadi anak-anak Allah diberikan pada orang yang menerima Tuhan Yesus. Begitu seseorang percaya pada Tuhan Yesus, ia menjadi anak-anak Allah. Fakta ini juga sesuai dengan ayat lain dalam perjanjian baru yaitu Galatia pasal 3 ayat 26 yang berbunyi ‘Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus.’ Menjadi anak-anak Allah karena menerima Tuhan Yesus merupakan satu bentuk konversi. Hal ini merupakan perubahan yang terjadi secara langsung dikarenakan percaya dan menerima Tuhan Yesus. Sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Tanaka dalam Kikuchi (2008:31) bahwa partikel 「 と 」 yang menunjukkan hasil perubahan merupakan konversi, yaitu perubahan yang terjadi secara tiba-tiba.

2.2 Analisis penggunaan 「「「「となるとなるとなるとなる」」」」yang menunjukkan bahwa situasi sebelumnya berkembang lalu mengalami perubahan wujud ke suatu hal atau situasi yang lain.

Situasi:

Tuhan Yesus sedang berbicara mengenai rahasia kerajaan Allah melalui beberapa perumpamaan. Salah satunya adalah perumpamaan mengenai biji sesawi. Kerajaan Allah digambarkan seperti biji sesawi, yang meskipun sangat kecil namun dapat bertumbuh menjadi pohon besar. Bahkan setelah menjadi pohon besar yang memiliki banyak cabang, burung bisa membuat sarang di dahan-dahannya. Berikut ini adalah kutipan dari Matius pasal 13 ayat 32.

それはどの種よりも小さいが、生長すると、野菜よりも大きくなり、木となって、空の鳥が来 てその枝に宿るほどになる」。

Terjemahan:

Memang biji itu yang paling kecil dari segala jenis benih, tetapi apabila sudah tumbuh, sesawi itu lebih besar dari pada sayuran yang lain, bahkan menjadi pohon, sehingga burung-burung di udara datang bersarang pada cabang-cabangnya.

Analisis:

Berdasarkan konteks ayat di atas, kita dapat memahami bahwa biji sesawi berubah menjadi pohon tidak dengan seketika, melainkan melalui proses pertumbuhan. Seperti yang disebutkan dalam klausa「生長す ると、野菜よりも大きくなり」 yang berarti ‘apabila bertumbuh akan menjadi besar lebih daripada sayuran’. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Morita dalam Kikuchi (2008) bahwa partikel 「と」yang menunjukkan hasil perubahan, menyatakan hasil perubahan dari suatu perkembangan,

(7)

suatu hal yang mengalami perkembangan lalu berubah bentuk ke suatu hal yang lain. Proses pertumbuhan yang dialami biji sesawi hingga menjadi pohon besar merupakan sebuah perkembangan.

2.3. Analisis penggunaan 「となる」「となる」「となる」「となる」yang menunjukkan subjektivitas penutur.

Situasi:

Matius pasal 20 ayat 20-28 menceritakan tentang tahta kerajaan. Ibu anak-anak Zebedeus datang menemui Yesus. Ia meminta supaya di kerajaan kelak, kedua anak lelakinya boleh duduk di samping tahta Yesus, yang satu di kiri dan yang satu lagi di kanan. Yesus tidak segera menyanggupi permintaan itu, malah menasihati bahwa siapa saja yang ingin terlihat besar/hebat harus menjadi hamba atau pelayan bagi orang lain. Berikut ini adalah kutipan ayat 27.

あなたがたの間で第一になりたい者は、あなたがたの奴隷となりなさい.

Terjemahan:

dan siapa saja yang ingin menjadi yang pertama di antara kamu, biarlah dia menjadi hambamu; (MILT 2008)

Analisis:

Frasa nominal 「あなたがたの奴隷」berarti ‘budak kalian’. Kalian yang dimaksud di sini juga adalah orang-orang yang mendengar perkataan Yesus waktu itu. 「あなたがたの奴隷となりなさい」berarti

‘jadilah budak kalian’. Karena ini adalah bentuk perintah, ada unsur penekanan dan ketegasan dalam makna kalimat ini. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Park dalam Kikuchi (2008:34) bahwa penggunaan 「となる」dapat mengandung makna penegasan karena ada subjektivitas dari penulis.

Jadi makna ayat di atas adalah ‘orang yang ingin menjadi nomor satu di antara kalian jadilah budak/hamba di antara kalian’. Menjadi budak/hamba berarti melayani. Bila ingin menjadi yang nomor satu dalam satu lingkungan atau kelompok, berarti perlu menjadi orang yang melayani orang-orang lain dalam kelompok tersebut.

2.4 Analisis 「「「「 と な ると な ると な ると な る 」」」」 yang menunjukkan perubahan keadaan luaran, bukan perubahan substansial.

Situasi:

Dalam Matius pasal 10, Yesus mengutus kedua belas muridNya untuk pergi memberitakan injil kepada orang-orang Israel. Ketika itu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya mengenai jalan yang harus mereka tempuh demi mengikut Dia. Pada ayat 36-39, Tuhan Yesus berbicara tentang jalan salib yang harus ditempuh demi mengikut Tuhan. Pada ayat 36, Yesus berkata bahwa anggota keluarga sendiripun akan menjadi musuh bagi orang yang mengikut Dia. Yesus menjelaskan pada ayat berikutnya bahwa orang yang lebih mengasihi anggota keluarganya daripada Yesus sendiri, tidak layak bagi Dia. Kasih kepada Tuhan harus mutlak, melebihi segala hal. Berikut ini adalah kutipan ayat 36 dan 37.

そして自分の家族の者たちが、その人の敵となる。わたしよりも父や母を愛する者は、わたし にふさわしくない.わたしよりも息子や娘を愛する者は、わたしにふさわしくない.

Terjemahan:

Dan musuh seseorang, adalah seisi rumahnya. Siapa yang mengasihi ayah atau ibunya lebih daripada-Ku, tidaklah layak bagi-Ku; dan siapa yang mengasihi anak laki-laki atau anak perempuannya lebih daripada- Ku tidaklah layak bagi-Ku. (MILT,2008)

Analisis:

Anggota keluarga dari orang yang mau mengikut Tuhan, akan menjadi musuh orang yang mau mengikut Tuhan. Maksud dari frasa verbal「敵となる」 yang berarti ‘menjadi musuh’, dijelaskan pada ayat berikutnya. Pada ayat berikutnya dijelaskan bahwa orang yang lebih mengasihi anggota keluarganya sendiri daripada Tuhan Yesus, tidak layak bagi Nya. Bila seseorang mau sungguh-sungguh mengikut Tuhan, ia tidak seharusnya mengasihi anggota keluarganya sendiri lebih dari kasihnya kepada Tuhan.

Konteks ayat ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Morita dalam Kikuchi (2008) bahwa pada kalimat dengan partikel 「と」yang menunjukkan hasil perubahan, barang asal tidak berganti menjadi barang lain. Barang asal tetap ada seperti sebelumnya, hanya saja bentuk keadaan luarannya saja yang berubah. Dalam konteks ayat di atas, barang asal yang dimaksud adalah 「自分の家族の者たち」yang berarti ‘anggota keluarga sendiri’. ‘Anggota keluarga sendiri’ yang merupakan barang asal tidak berganti atau berubah menjadi sesuatu yang lain, namun kedudukannya saja yang berubah yaitu menjadi 「敵」

yang berarti ‘musuh’.

(8)

SIMPULAN DAN SARAN

Melalui penelitian ini, penulis dapat menemukan semua jenis penggunaan bentuk ni naru dan to naru dalam 4 kitab injil dari Alkitab Perjanjian Baru Bahasa Jepang versi online Kaifukuyaku.

Penulis juga menemukan satu hal menarik dari penelitian ini. Melalui analisa 3 data contoh ayat yang dapat membuktikan penggunaan 「になる」yang menunjukkan hasil perubahan yang bersifat objektif, penulis menemukan bahwa semua penggunaan 「になる」dalam contoh-contoh ayat tersebut berkaitan dengan keterangan waktu. Penulis menarik kesimpulan bahwa bentuk 「になる」dapat menunjukkan keterangan waktu bila yang pertama, nomina sebelumnya bisa dihubungkan dengan konteks waktu, lalu kedua, verba 「なる」berkonjugasi ke bentuk pengandaian seperti 「なれば」atau「なったら」, atau setelah verba 「なる」diikuti oleh partikel 「と」.

Partikel ni dan to yang menunjukkan hasil perubahan tidak hanya diikuti oleh verba naru, tapi juga verba lain seperti suru, au, kuraberu, dll. Untuk itu penulis menyarankan, perlu juga adanya penelitian mengenai partikel ni dan to yang menunjukkan hasil perubahan yang diikuti oleh verba lain selain naru.

REFERENSI

Kikuchi, N. 2008. On Resultative Markers“ni”and“to”. Ibaraki: University of Tsukuba.

Matsuura, K. 2005. Kamus Bahasa Jepang-Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Miyajima, T. 1995. Nihongo Ruigihyougen no Bunpou (Ue). Tokyo: Kuroshio.

Nelson, A N. 2005. Kamus Kanji Modern Jepang – Indonesia. Jakarta: Kesaint Blanc

Ogawa, I. 2000. Minna no Nihongo I Tata Bahasa. Tokyo: 3A Corporation

Sakata, Y. 2000. Informative Japanese Dictionary. Tokyo: Shinchosha.

Sakuma, H. 2013. 「~ni naru」to「~to naru」no tsukaiwake : ankeeto chousa ni motodzuku shisatsu.

Yamaguchi: Yamaguchi University.

Shinyaku Seisho Kaifukuyaku Online Version. Diakses dari: http://recoveryversion.jp/

Soo, W-l. 2005. A Study of the Polysemic Structure of Naru. Taipei: National Cheng-chi University.

Suzuki,S. (2000). Bunpou I Joshi no Shomondai 1. Tokyo: Japan Foundation.

Yayasan Lembaga Alkitab SABDA. 2005-2015. Alkitab SABDA. Diakses dari:

http://alkitab.sabda.org/home.php

RIWAYAT PENULIS

Tania Suhendro lahir di kota Semarang pada 28 Desember 1993. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Binus University dalam bidang Sastra Jepang pada tahun 2015.

Referensi

Dokumen terkait

jenis ini diaplikasikan pada balok beton fc- 22,5 dan dilakukan test lentur dilaboratorium,dari hasil kuat lentur balok beton dapat dilihat pada table 4 mempunyai P=22.450 kg

such as zona pellucida ZP binding assays and oocyte penetration tests. These types of assays have been developed for several species of domestic animals. A description of the assays

DESIGN OF AN INTELLIGENT INDIVIDUAL EVACUATION MODEL FOR HIGH RISE BUILDING FIRES BASED ON NEURAL NETWORK WITHINU. THE SCOPE OF

[r]

[r]

For acquisition of the 3D Building Model LiDAR-data are used as data basis as well as the building ground plans of the official cadastral map and a list of

Salah satu pendidikan karakter yang diajarkan kepada anak usia dini adalah karakter hormat dan santun. Hal ini dapat diajarkan melalui perilaku dalam bertamu ataupun menerima tamu.

face detected and recognized together with his or framework of face recognition system. acle avoidance using Stereo Vision. ying multiple moving obstacle shown in figure below we can