SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KEUANGAN PADA PERBANKAN YANG GO PUBLIC
DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
OLEH
PRAMUDITA RIZKI SIREGAR 100523013
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN
PERSETUJUAN PENCETAKAN
Nama : Pramudita Rizki Siregar NIM : 100523013
Program Studi : Ekonomi Pembangunan Konsentrasi : Perbankan
Judul : Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan pada Perbankan yang Go Public di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Tanggal , Ketua Program Studi
NIP. 19710503 200312 1 003 Irsyad Lubis, SE, M.Soc.Sc, Ph.D
Tanggal , Ketua Departemen
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN
PERSETUJUAN
Nama : Pramudita Rizki Siregar NIM : 100523013
Program Studi : Ekonomi Pembangunan Konsentrasi : Perbankan
Judul : Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan pada Perbankan yang Go Public di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Tanggal , Dosen Pembimbing
NIP. 19550912 198703 1 003
Drs. Coki Ahmad Syahwier Hasibuan,MP
Tanggal , Dosen Pembaca Penilai
LEMBAR PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan pada Perbankan yang Go Public di Bursa Efek Indonesia (BEI)” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.
Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Medan, Januari 2013
NIM : 100523013
ABSTRAK
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sejauh mana pengaruh kinerja keuangan (ROA) terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR), Non
Performing Loan (NPL), Biaya Operasional dengan Pendapatan Operasional
(BOPO), Net Interest Margin (NIM) dan Loan to Deposit Ratio (LDR). Dan dalam penelitian ini juga dilihat seberapa besar pengaruh koefisien regresi dari variabel CAR, NPL, BOPO, NIM dan LDR terhadap kinerja keuangan (ROA) bank. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kinerja keuangan (ROA) terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR), Non
Performing Loan (NPL), Beban Operasional dengan Pendapatan Operasional
(BOPO), Net Interest Margin (NIM) dan Loan to Deposit Ratio (LDR), dan penelitian ini juga bertujuan untuk melihat seberapa besar pengaruh koefisien regresi dari variabel CAR, NPL, BOPO, NIM dan LDR terhadap kinerja keuangan (ROA).
Hipotesis dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan (ROA) yang terdiri dari: Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Beban Operasional dengan Pendapatan Operasional (BOPO), Net Interest Margin (NIM)
dan Loan to Deposit Ratio (LDR).
Pengumpulan data sekunder diperoleh dari media internet dengan cara mendownload laporan keuangan yang dipublikasikan dari tahun 2007-2010 pada bank-bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), melalui situs
Indonesia Capital Market Directory). Metode analisis
yang digunakan adalah deskriftif kuantitatif dengan menggunakan regresi linier berganda, uji F dan uji koefisien determinasi regresi (R2).
Pada hipotesis, hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel CAR, NPL dan NIM berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan (ROA) bank, sedangkan variabel BOPO dan LDR tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan (ROA). Uji F menunjukkan bahwa variabel CAR, NPL, BOPO, NIM dan LDR berpengaruh terhadap kinerja keuangan (ROA) bank. Pada hasil uji determinasi regresi (R2) dapat dilihat bahwa besarnya kemampuan menjelaskan variabel independen CAR., NPL, BOPO, NIM dan LDR terhadap variabel dependen (ROA) adalah sebesar 73,9%, sedangkan sisanya dijelaskan oleh faktor yang lain yang tidak disebutkan dalam penelitian ini.
ABSTRACT
The formulation problem of this reasearch is about the extent of financial performance (ROA) on Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Operational Cost and Operational Income (BOPO), Net Interest Margin (NIM) and Loan to Deposit Ratio (LDR). and this reasearch also be seen how much the influence of the coefficients regression variabels of CAR, NPL, BOPO, LDR, and NIM on the financial performance (ROA) bank. The purpose of this reasearchs to investigate and analyze the effect of financial performance on
Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Peforming Loan (NPL), Operational Cost
and Operational Income (BOPO), Net Interset Margin (NIM), and Loan to deposit
Ratio (LDR), and This reaseach also aimed to known how much the influence of
the coeficients of regression on variable CAR, NPL, BOPO, LDR, and NIM on ROA.
The hypothesis of this reasearch is financial performance (ROA) which consist of: Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Operational Cost and Operational Income (BOPO), Net Interest Margin (NIM),
and Loan to Deposit Ratio (LDR).
Secondary data was collecting from download the commercial financial report from years 2007-2010 of the banks which registered in Indonesia Stock Exchange on internet media by www.idx.co.id
On the hypothesis, the result of this reasearch shown that variable of CAR, NPL, and NIM have a significant influence to financial peformance (ROA) banks, but variable BOPO and LDR not significant influence to financial performance. Test F shown that variable CAR, NPL, BOPO, NIM and LDR have influence to financial performance (ROA) banks. On the result test of determination regression (R2) can be seen that explanation capability explanation of Independent variable CAR, NPL, BOPO, NIM, and LDR to dependent variable (ROA) was 73,9 %, meanwhile the residu has explain by another factor which did not mantion on this reasearch.
and ICMD(Indonesia Capital Market Directory). The method of analysis that used is quantitative descriptive by using multiple regression analysis, test F and coefficients of regression determination (R2).
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat beriring salam senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW yang mana perjuangannya telah menginspirasi terselesaikannya skripsi ini guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Skripsi ini berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan pada Perbankan yang Go Public di Bursa Efek Indonesia (BEI)”. Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi dan doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada:
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec, selaku Ketua Departemen Ekonomi
Pembangunan Fakultas Ekonomi USU.
3. Bapak Drs. Syahrir Hakim Nasution, M.Si selaku Sekretaris Departemen
Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi USU.
4. Bapak Irsyad Lubis, SE, M.Soc.Sc, Ph.D, selaku Ketua Program Studi S1
Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi USU.
5. Bapak Paidi Hidayat, SE, M.Si selaku Sekretaris Program Studi S1 Ekonomi
Pembangunan Fakultas Ekonomi USU.
6. Bapak Drs. Coki Ahmad Syahwier Hasibuan, MP selaku Dosen Pembimbing
yang telah meluangkan waktu untuk selalu memberikan nasehat dan
bimbingan.
7. Bapak Syarief Fauzie, SE, M.AK, Ak., selaku Dosen Pembaca Penilai yang
telah banyak memberikan petunjuk, saran dan kritik yang membangun serta
penilaian kepada penulis demi terselesaikannya skripsi ini.
8. Ayahanda dan Ibunda yang tercinta serta kakak dan adik, serta rekan-rekan
kuliah di ekonomi pembangunan yang selama ini memberikan bantuan dan
Akhir kata, penulis memohon maaf atas segala kekhilafan didalam penyusunan skripsi ini, karena penulis hanya manusia biasa yang penuh dengan kekurangan dan dengan segala kerendahan hati penulis tidak bosan untuk menerima kritik dan saran untuk memperbaiki skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan karunianya bagi kita semua. Amin.
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ………. i
ABSTRACK………... ii
KATA PENGANTAR ……….. iii
DAFTAR ISI ………. iv
DAFTAR TABEL ……… v
DAFTAR GAMBAR ……….... vi
DAFTAR LAMPIRAN ……….... vii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ……… 14
1.2 Perumusan Masalah ………... 23
1.3 Tujuan Penelitian ………... 23
1.4 Kegunaan Penelitian ……….. 23
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ……….. 25
2.1.1 Pengertian Bank ………. 25
2.1.2 Tugas dan Fungsi Bank ……….. 26
2.1.3 Jenis-Jenis Bank ………... 26
2.1.4 Kinerja Perbankan dan Laporan Keuangan ... 30
2.2 Penelitian Terdahulu ………... 37
2.3 Perumusan Hipotesis ………. 40
2.3.1 Pengaruh CAR terhadap Kinerja Keuangan…... 40
2.3.2 Pengaruh NPL terhadap Kinerja Keuangan …... 41
2.3.3 Pengaruh BOPO terhadap Kinerja Keuangan… 41 2.3.4 Pengaruh NIM terhadap Kinerja Keuangan…... 42
2.3.5 Pengaruh LDR terhadap Kinerja Keuangan…... 42
2.4 Gambaran Perumusan Hipotesis ……… 43
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian ………. 44
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ………. 44
3.3 Jenis dan Sumber Data ………... 45
3.4 Teknik Pengumpulan Data ……….. ... 45
3.5 Rumus-Rumus yang Digunakan ………. 46
3.6 Metode Analisis Data ………. 46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian ………. 53
4.2 Analisis Data ………... …... 54
4.2.1 Statistik Deskriptif ……….. 54
4.3 Pembahasan ……….. 66
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ………... 70
5.2 Saran ………. 72
DAFTAR PUSTAKA ……….. 73
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
1.1 Rata-rata nilai rasio ROA, CAR, NPL, BOPO,
NIM dan LDR dari tahun 2007-2010……….…. 19
4.1 Statistik Deskriptif ……….. 54
4.2 Uji Multikolinearitas ………... 59
4.3 Uji Autokorelasi ………... 60
4.4 Uji Simultan (F test) ……… 62
4.5 Uji Regresi Berganda ……….... ….. 64
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
4.1 Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual.. 57
4.2 Histogram ……….. 58
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul Halaman
1 Hasil Perhitungan CAR pada Bank Umum yang Go
Public Tahun 2007-2010 ………. 77
2 Hasil Perhitungan NPL pada Bank Umum yang Go Public Tahun 2007-2010 ……….. 78
3 Hasil Perhitungan LDR pada Bank Umum yang Go Public Tahun 2007-2010 ……….. 79
4 Hasil Perhitungan BOPO pada Bank Umum yang Go Public Tahun 2007-2010 ……….. 80
5 Hasil Perhitungan NIM pada Bank Umum yang Go Public Tahun 2007-2010………... 81
6 Hasil Perhitungan ROA pada Bank Umum yang Go Public Tahun 2007-2010 ……….. 82
7 Hasil Uji Simultan (F test) ………... 86
8 Hasil Uji Regresi Berganda ……….. 86
ABSTRAK
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sejauh mana pengaruh kinerja keuangan (ROA) terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR), Non
Performing Loan (NPL), Biaya Operasional dengan Pendapatan Operasional
(BOPO), Net Interest Margin (NIM) dan Loan to Deposit Ratio (LDR). Dan dalam penelitian ini juga dilihat seberapa besar pengaruh koefisien regresi dari variabel CAR, NPL, BOPO, NIM dan LDR terhadap kinerja keuangan (ROA) bank. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kinerja keuangan (ROA) terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR), Non
Performing Loan (NPL), Beban Operasional dengan Pendapatan Operasional
(BOPO), Net Interest Margin (NIM) dan Loan to Deposit Ratio (LDR), dan penelitian ini juga bertujuan untuk melihat seberapa besar pengaruh koefisien regresi dari variabel CAR, NPL, BOPO, NIM dan LDR terhadap kinerja keuangan (ROA).
Hipotesis dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan (ROA) yang terdiri dari: Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Beban Operasional dengan Pendapatan Operasional (BOPO), Net Interest Margin (NIM)
dan Loan to Deposit Ratio (LDR).
Pengumpulan data sekunder diperoleh dari media internet dengan cara mendownload laporan keuangan yang dipublikasikan dari tahun 2007-2010 pada bank-bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), melalui situs
Indonesia Capital Market Directory). Metode analisis
yang digunakan adalah deskriftif kuantitatif dengan menggunakan regresi linier berganda, uji F dan uji koefisien determinasi regresi (R2).
Pada hipotesis, hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel CAR, NPL dan NIM berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan (ROA) bank, sedangkan variabel BOPO dan LDR tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan (ROA). Uji F menunjukkan bahwa variabel CAR, NPL, BOPO, NIM dan LDR berpengaruh terhadap kinerja keuangan (ROA) bank. Pada hasil uji determinasi regresi (R2) dapat dilihat bahwa besarnya kemampuan menjelaskan variabel independen CAR., NPL, BOPO, NIM dan LDR terhadap variabel dependen (ROA) adalah sebesar 73,9%, sedangkan sisanya dijelaskan oleh faktor yang lain yang tidak disebutkan dalam penelitian ini.
ABSTRACT
The formulation problem of this reasearch is about the extent of financial performance (ROA) on Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Operational Cost and Operational Income (BOPO), Net Interest Margin (NIM) and Loan to Deposit Ratio (LDR). and this reasearch also be seen how much the influence of the coefficients regression variabels of CAR, NPL, BOPO, LDR, and NIM on the financial performance (ROA) bank. The purpose of this reasearchs to investigate and analyze the effect of financial performance on
Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Peforming Loan (NPL), Operational Cost
and Operational Income (BOPO), Net Interset Margin (NIM), and Loan to deposit
Ratio (LDR), and This reaseach also aimed to known how much the influence of
the coeficients of regression on variable CAR, NPL, BOPO, LDR, and NIM on ROA.
The hypothesis of this reasearch is financial performance (ROA) which consist of: Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Operational Cost and Operational Income (BOPO), Net Interest Margin (NIM),
and Loan to Deposit Ratio (LDR).
Secondary data was collecting from download the commercial financial report from years 2007-2010 of the banks which registered in Indonesia Stock Exchange on internet media by www.idx.co.id
On the hypothesis, the result of this reasearch shown that variable of CAR, NPL, and NIM have a significant influence to financial peformance (ROA) banks, but variable BOPO and LDR not significant influence to financial performance. Test F shown that variable CAR, NPL, BOPO, NIM and LDR have influence to financial performance (ROA) banks. On the result test of determination regression (R2) can be seen that explanation capability explanation of Independent variable CAR, NPL, BOPO, NIM, and LDR to dependent variable (ROA) was 73,9 %, meanwhile the residu has explain by another factor which did not mantion on this reasearch.
and ICMD(Indonesia Capital Market Directory). The method of analysis that used is quantitative descriptive by using multiple regression analysis, test F and coefficients of regression determination (R2).
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Bank merupakan suatu lembaga yang berfungsi sebagai perantara
keuangan (financial intermediary) antara pihak-pihak yang mempunyai dana
(surplus unit) dengan pihak-pihak yang memerlukan dana (deficit unit) dan bank
juga berfungsi sebagai lembaga yang memperlancar aliran lalu lintas pembayaran.
Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan,
perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank yang mana
mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam
melaksanakan kegiatan usahanya. Sedangkan bank adalah suatu badan usaha
yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk
lainnya dalam rangka untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Bank berusaha bagaimana menghimpun dana sebesar-besarnya dari
masyarakat. Semakin besar bank dapat menghimpun dana dari masyarakat, akan
semakin besar kemungkinan bank tersebut dapat memberikan kredit dan ini
berarti semakin besar kemungkinan bank tersebut memperoleh pendapatan
(interest income), sebaliknya semakin kecil dana yang dapat dihimpun semakin
kecil pula kredit yang diberikan, maka semakin kecil pula pendapatan bank.
Menurut (Standar Akuntansi Keuangan, 2004) Pada persaingan bisnis
sekarang ini yang semakin ketat menuntut bank untuk meningkatkan kinerjanya
sangat membutuhkan informasi mengenai kinerja perusahaan, sehingga para
pengguna laporan keuangan bank membutuhkan informasi yang dapat dipahami,
relevan, handal dan dapat dibandingkan dalam menganalisa posisi keuangan dan
cara kinerja bank serta berguna dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Dalam industri perbankan risiko kegagalan pasti ada akan tetapi risiko
kegagalan yang terjadi biasanya disebabkan oleh kegagalan dalam menangani
portofolio kredit ataupun kesalahan manajemen perusahaan yang berakibat pada
kesulitan keuangan bahkan kegagalan usaha perbankan, sehingga pada akhirnya
dapat merugikan kegiatan perekonomian nasional dan merugikan masyarakat
selaku pemilik dana.
Perusahaan perbankan dituntut menjadi lebih dinamis dalam berbagai hal
termasuk untuk meningkatkan kemampuan pelayanan dalam meraih kembali
kepercayaan masyarakat yang selama ini semakin menurun.
Bagi masyarakat (nasabah) yang menyimpan uangnya di bank, bank
memberikan atau membayar bunga/bagi hasil sebagai kontra prestasi dan kepada
nasabah yang meminjam uang (kredit), bank akan menarik/membebankan bunga
atau bagi hasil. Dengan demikian, pendapatan utama bank adalah dari usaha
membeli dan menjual dana dari masyarakat dengan membayar harga berupa
bunga/bagi hasil atau diskonto dan bank menjual/meminjamkan dana kepada
masyarakat yang membutuhkan juga dengan menerima harga berupa bunga/bagi
hasil atau diskonto.
Tingkat kesehatan bank dapat dinilai dari beberapa indikator. Salah satu
bank yang bersangkutan. Berdasarkan laporan keuangan akan dapat dihitung
sejumlah rasio keuangan yang lazim dijadikan sebagai dasar penilaian tingkat
kesehatan bank. Hasil analisis laporan keuangan akan membantu
menginterpretasikan berbagai hubungan kunci serta kecendrungan yang dapat
memberikan dasar pertimbangan mengenai potensi keberhasilan perusahaan
dimasa yang akan datang (Almilia dan Herdiningtyas, 2005).
Analisis laporan keuangan dapat digunakan untuk meneliti atau menilai
cara kinerja keuangan pada umumnya, adapun cara kinerja keuangan yang
dimaksud meliputi lima aspek yaitu CAMEL (Capital, Assets, Management,
Earning, Liquidity). Aspek capital meliputi CAR (Capital Adequacy Ratio),
aspek asset meliputi NPL (Non Performing Loan), aspek earning meliputi NIM
(Net interest Margin) dan BOPO (Biaya Operasional dan Pendapatan
Operasional), sedangkan aspek likuiditas meliputi LDR (Loan to Deposit Ratio)
dan GWM (Giro Wajib Minimum). kelima aspek tersebut masing-masing capital,
asset, management, earning dan liquidity dinilai dengan menggunakan rasio
keuangan. Hal ini menunjukkan bahwa rasio keuangan bermanfaat dalam menilai
kondisi keuangan suatu perusahaan.
Profitabilitas merupakan indikator yang paling tepat untuk mengukur
kinerja suatu bank. Ukuran profitabilitas yang digunakan adalah Return on Equity
(ROE) untuk perusahaan pada umumnya dan return on asset (ROA) pada
perusahaan perbankan. Keduanya dapat digunakan dalam mengukur besarnya
kinerja keuangan pada industri perbankan, Return on Asset (ROA) memfokuskan
perusahaan, sedangkan Return on Equity (ROE) hanya mengukur return yang
diperoleh dari investasi pemilik perusahaan dalam bisnis tersebut. Sehingga
dalam penelitian ini ukuran kinerja keuangan perbankan diukur dengan
menggunakan ROA (Siamat, 2002).
Capital (modal) merupakan salah satu variabel yang dapat digunakan
sebagai dasar pengukuran kinerja bank, yang tercermin dalam komponen
CAMEL. Besarnya modal suatu bank akan mempengaruhi tingkat kepercayaan
masyarakat terhadap kinerja bank. Penetapan Capital Adequacy Ratio (CAR)
sebagai variabel yang mempengaruhi profitabilitas didasarkan hubungannya
dengan tingkat risiko bank. Tingginya rasio capital dapat melindungi nasabah,
sehingga dapat meningkatkan kepercayaan nasabah terhadap bank (Wedaningtyas,
2002).
Non Performing Loan (NPL) menunjukkan kemampuan kolektibilitas
sebuah bank dalam mengumpulkan kembali kredit yang dikeluarkan oleh bank
sampai lunas.
Non Performing Loan (NPL) merupakan persentase jumlah kredit
bermasalah (dengan kriteria kurang lancar, diragukan dan macet) terhadap total
kredit yang dikeluarkan bank. Apabila suatu bank mempunyai Non Performing
Loan (NPL) yang tinggi maka akan memperbesar biaya, baik biaya pencadangan
aktiva produktif maupun biaya lainnya dengan kata lain semakin tinggi Non
Performing Loan (NPL) suatu bank, maka hal tersebut akan mengganggu kinerja
BOPO diukur secara kuantitatif dengan menggunakan rasio efisiensi.
Melalui rasio ini diukur apakah manajemen bank telah menggunakan semua
faktor produksinya dengan efektif dan efisien. Adapun efisien usaha bank diukur
dengan menggunakan rasio biaya operasional dibanding dengan pendapatan
operasional (BOPO). Biaya Operasional dengan Pendapatan Operasional
merupakan perbandingan antara total biaya operasional dengan total pendapatan
operasional.
Dalam mencapai keuntungan yang maksimal selalu ada resiko yang
sepadan, semakin tinggi keuntungannya semakin besar resiko yang dihadapi
dalam perbankan, dan hal ini sangat dipengaruhi oleh suku bunga. Peningkatan
keuntungan dalam kaitannya dengan perubahan suku bunga sering disebut dengan
Net Interest Margin (NIM), yaitu selisih pendapatan bunga dengan biaya bunga,
dengan demikian besarnya Net Interest Margin (NIM) akan mempengaruhi
laba-rugi bank yang pada akhirnya mempengaruhi kinerja bank tersebut.
Ukuran untuk menghitug likuiditas bank adalah Loan to Deposit Ratio
(LDR), yaitu seberapa besar dana bank dilepaskan ke perkreditan. Ketentuan
Bank Indonesia tentang Loan to Deposit Ratio (LDR) yaitu antara ratio 80%
hingga 110% (Werdaningtyas, 2002). Semakin tinggi LDR maka laba bank akan
semakin meningkat (dengan asumsi bank tersebut mampu menayalurkan
kreditnya dengan efektif sehingga dengan meningkatnya laba bank tersebut maka
Tabel 1.1 dibawah ini merupakan perhitungan rata-rata rasio ROA, CAR,
NPL, BOPO, LDR, dan NIM pada 20 bank yang go public di Bursa Efek
Indonesia dari tahun 2007 sampai dengan 2010.
Tabel 1.1
Rata-rata nilai rasio ROA, CAR, NPL, BOPO, LDR, dan NIM dari tahun 2007-2010
NO RASIO 2007 (%) 2008 (%) 2009 (%) 2010 (%)
1 ROA 1,73 1,99 2,31 2,24
2 CAR 17,42 16,10 15,29 14,75
3 NPL 3,42 2,89 2,96 2,53
4 BOPO 83,41 85,12 85,21 69,79
5 LDR 70,01 80,91 71,93 72,61
6 NIM 6,06 6,42 9,28 7,73
Sumber: Laporan Keuangan BI yang diolah dari tahun 2007-2010
Dari tabel 1.1 diatas rasio keuangan yang dihitung dari rasio Return On
Asset (ROA) dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2009, menunjukkan rata-rata
nilai rasio ROA yang semakin meningkat dan mengalami penurunan pada tahun
2010. Jika dilihat dari perhitungan rata-rata nilai ROA tahun 2007 sampai dengan
tahun 2009 selalu mengalami kenaikan, dimana pada tahun 2007 ROA sebesar
1,73% dan mengalami kenaikan sebesar 0,26% pada tahun 2008, sehingga ROA
pada tahun 2008 sebesar 1,99% begitu juga sebaliknya ROA pada tahun 2009
sebesar 2,31% dan mengalami penurunan sebesar 0,07% sehingga ROA pada
tahun 2010 adalah sebesar 2,24%.
Begitu juga dengan nilai CAR yang mengalami penurunan, yakni pada
tahun 2007 sampai dengan tahun 2010 mengalami penurunan yang cukup drastis,
yakni nilai CAR pada tahun 2007 adalah sebesar 17,42% dan nengalami
16,10%. Dan begitu juga pada tahun 2009 nilai CAR adalah sebesar 15,29% dan
mengalami penurunan lagi pada tahun 2010, sehingga nilai CAR menjadi 14,75%.
Nilai NPL mengalami penurunan pada tahun 2008, karena nilai NPL pada
tahun 2007 adalah sebesar 3,42% dan nilai NPL pada tahun 2008 adalah sebesar
2,89%, dari hal ini dapat diketahui bahwa penurunan NPL dari tahun 2007 sampai
dengan tahun 2008 adalah sebesar 0,53%, dan mengalami kenaikan pada tahun
2009 yaitu sebesar 0,07% sehingga nilai NPL pada tahun 2009 adalah sebesar
2,96%, dan NPL pada tahun 2010 mengalami penurunan sebesar 0,43% sehingga
nilai NPL pada tahun 2010 adalah sebesar 2,53%.
Jika dilihat dari rasio BOPO, maka nilai rasio BOPO pada tahun 2007
sampai dengan tahun 2009 selalu mengalami kenaikan, walaupun kenaikannya
tidak terlalu besar. Nilai BOPO pada tahun 2007 adalah sebesar 83,41%, dan nilai
BOPO pada tahun 2008 adalah sebesar 85,12% dan nilai BOPO pada tahun 2009
adalah sebesar 85,21%, dan pada tahun 2010 nilai BOPO mengalami penurunan
sebesar 15,42% sehingga nilai BOPO pada tahun 2010 adalah sebesar 69,79%.
Nilai LDR pada tahun 2007 adalah sebesar 70,01% dan mengalami
kenaikan pada tahun 2008 dengan nilai LDR sebesar 80,91% dan mengalami
penurunan pada tahun 2009 yang menyebabkan nilai LDR menjadi 71,39% dan
nilai ini juga mengalami kenaikan pada tahun 2010, sehingga nilai LDR pada
tahun 2010 adalah sebesar 72,61%. Dan nilai NIM pada tahun 2007 adalah
sebesar 6,06% dan mengalami kenaikan pada tahun 2008 dan tahun 2009,
Dan nilai NIM ini mengalami penurunan sebesar 1,55% sehingga nilai NIM pada
tahun 2010 adalah sebesar 7,73%.
Menurut (Pandia Frianto, 2012) ada tiga hal permasalahan pokok yang
perlu mendapatkan perhatian dalam manajemen dana bank adalah:
1. Bagaimana mencukupi kebutuhan dana untuk berbagai kepentingan
masing-masing bank dengan biaya yang serendah-rendahnya dan dengan
syarat-syarat yang paling menguntungkan ditinjau dari berbagai segi keuangan.
2. Bagaimana dana tersebut dapat digunakan (diinvestasikan) ke berbagai
bentuk usaha/asset dengan cara-cara yang menguntungkan dengan tetap
memperhatikan tingkat likuiditas yang sehat, Bank Indonesia menetapkan
likuiditas minimum dan Giro Wajib Minimum (GWM). Batas Maksimum
Pemberian Kredit (BMPK).
3. Bagaimana bank mengantisipasi kemungkinan risiko yang mungkin akan
timbul (risk- base bank rating).
Kestabilan lembaga perbankan sangat dibutuhkan dalam lembaga
perekonomian. Kestabilan ini tidak saja dilihat dari jumlah uang yang beredar
namun juga dilihat dari jumlah bank yang ada sebagai perangkat penyelenggara
keuangan, oleh karena itu diperlukan pengolahan bank dalam melakukan
usahanya untuk menjaga keseimbangan pemeliharaan likuiditas. Penilaian ini
dilakukan untuk meningkatkan kinerja keuangan perbankan baik dari segi
manajemen, pemegang saham maupun pemerintah.
Ada beberapa penelitian yang menggunakan rasio keuangan untuk menilai
untuk menilai tingkat profitabilitas perbankan antara lain penelitian yang
dilakukan oleh (Hesti Werdaningtyas, 2002) dan (Yuliani, 2007) yang melakukan
penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas bank yang
menunjukkan bahwa variabel CAR signifikan positif terhadap profitabilitas, hal
ini menunjukkan bahwa semakin besar CAR maka semakin baik profitabilitas
suatu bank.
Penelitian yang dilakukan oleh (Wisnu Mawardi, 2005) meneliti bahwa
CAR juga berpengaruh positif terhadap profitabiltas, dan menunjukkan bahwa
NIM mempunyai pengaruh yang signifikan positif terhadap profitabilitas
perbankan, Sedangkan NPL menunjukkan pengaruh yang signifikan negatif
terhadap profitabilitas perbankan.
Penelitian (Hesti Werdaningtyas, 2002) sangat berbeda dengan penelitian
yang dilakukan oleh (Yuliani, 2007) dimana menurut (Hesti Werdaningtyas,
2002) mengatakan/menunjukkan bahwa variabel LDR signifikan negatif terhadap
profitabilitas, sedangkan menurut (Yuliani, 2007) dimana LDR berpengaruh
positif terhadap profitabilitas. Menurut penelitian (Wisnu Mawardi, 2005) dan
(Yuliani, 2007) bahwa variabel BOPO signifikan negatif terhadap profitabilitas.
Berdasarkan uraian diatas, maka perlu dilakukan penelitian yang berkaitan
dengan Return On Asset (ROA), Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing
Loan (NPL), Biaya Operasional dengan Pendapatan Operasional (BOPO), Net
Interest Margin (NIM) dan Loan to Deposit Ratio (LDR) pada bank-bank yang
1.2Perumusan Masalah
Dari permasalahan yang muncul, maka dirumuskan pertanyaan sebagai
berikut:
1. Bagaimana pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan
(NPL), Biaya Operasional dengan Pendapatan Operasional (BOPO), Net
Interest Margin (NIM) dan Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap Return On
Asset (ROA)?
2. Seberapa besar pengaruh koefisien regresi dari variabel CAR, NPL, BOPO,
LDR dan NIM terhadap ROA?
1.3Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh Capital Adequacy
Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Biaya Operasional dengan
Pendapatan Operasional (BOPO), Net Interest Margin (NIM) dan Loan to
Deposit Ratio (LDR) terhadap Return On Asset (ROA) dan penelitian ini juga
bertujuan untuk melihat seberapa besar pengaruh koefisien regresi dari variabel
CAR, NPL, BOPO, LDR dan NIM terhadap ROA.
1.4 Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai alat untuk menilai kinerja
keuangan perusahaan perbankan yang go public di Bursa Efek Indonesia
(BEI).
2. Dapat digunakan sebagai alat untuk memprediksi tingkat profitabilitas
3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi para
investor yang ingin berinvestasi di perusahaan perbankan dengan melihat
Capital Adequacy Ratio (CAR), Non performing Loan (NPL), Biaya
Operasional dengan Pendapatan Operasional (BOPO), Net Interest
Margin (NIM) dan Loan to Deposit Ratio (LDR) sebagai bahan
pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi diperusahaan
perbankan.
4. Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan referensi bagi
peneliti yang ingin meneliti kinerja keuangan perusahaan perbankan yang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Bank
Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998
pengertian bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk
kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup
rakyat banyak.
Pengertian bank menurut PSAK Nomor 31 dalam (Standar Akuntansi
Keuangan, 1999: 31.1) bank adalah merupakan suatu lembaga yang berperan
sebagai perantara keuangan antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana dan
pihak-pihak yang memerlukan dana, serta sebagai lembaga yang berfungsi
memperlancar lalu lintas pembayaran.
Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan usahanya adalah
menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut ke
masyarakat serta memberikan jasa-jasa bank lainnya (Kasmir, 2003: 11).
Dari pengertian diatas maka dapat ditarik suatu kesimpulan yaitu bank
dapat diartikan sebagai perusahaan yang bergerak di bidang keuangan, jadi
aktivitas perbankan selalu berkaitan dengan bidang keuangan sehingga berbicara
2.1.2 Tugas dan Fungsi Bank
Tugas pokok bank menurut Undang-Undang No.19 tahun 1998 adalah
membantu pemerintah dalam hal mengatur, menjaga dan memelihara stabilitas
nilai rupiah, mendorong kelancaran produksi dan pembangunan serta memperluas
kesempatan kerja guna meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Menurut (Siamat, 2005 : 276) fungsi bank adalah :
1. Menyediakan mekanisme dan alat pembayaran yang lebih efisien dalam
kegiatan ekonomi
2. Menciptakan uang
3. Menghimpun dana dan menyalurkannya kepada masyarakat
4. Menawarkan jasa-jasa keuangan lain
2.1.3 Jenis-Jenis Bank
Menurut (Kasmir, 2002) menyatakan bahwa Bank terbagi atas 5 (lima) jenis yaitu:
1. Dilihat dari segi fungsinya
Menurut Undang-Undang Pokok Perbankan Nomor 14 tahun 1967, jenis
perbankan menurut fungsinya terdiri dari:
a. Bank Umum
b. Bank Pembangunan
c. Bank Tabungan
d. Bank Pasar
e. Bank Desa
f. Lumbung Desa
h. dan bank lainnya
Setelah keluarnya Undang-Undang Pokok Perbankan Nomor 7 Tahun 1992 dan
ditegaskan lagi dengan keluarnya Undang-Undang RI nomor 10 Tahun 1998
maka jenis perbankan terdiri dari:
a. Bank Umum
Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
b. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan kegiatan
usahanya secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
2. Dilihat dari segi fungsi dan tujuan usahanya
a. Bank Central
Bank Central adalah bank yang bertindak sebagai bankers bank pimpinan
penguasa moneter, mendorong dan mengarahkan semua jenis bank yang ada.
b. Bank Umum
Bank Umum adalah bank milik negara, swasta, maupun koperasi yang dalam
pengumpulan dananya terutama menerima simpanan dalam bentuk giro, deposito,
serta tabungan dan dalam usahanya terutama memberikan kredit jangka pendek.
c. Bank Tabungan
Bank Tabungan adalah bank milik negara, swasta, maupun koperasi yang
tabungan sedangkan usahanya terutama memperbanyak dana dengan kertas
berharga.
d. Bank Penbangunan
Bank pembangunan adalah bank milik negara, swasta, maupun koperasi yang
dalam pengumpulan dananya terutama menerima simpanan dalam bentuk
deposito dan mengeluarkan kertas berharga jangka menengah dan panjang.
Sedangkan usahanya terutama memberikan kredit jangka menengah dan panjang
di bidang pembangunan.
3. Dilihat dari segi kepemilikannya
Ditinjau dari segi kepemilikan maksudnya adalah siapa saja yang memiliki
bank tersebut. Kepemilikan ini dilihat dari akte pendirian dan penguasaan saham
yang dimiliki bank yang bersangkutan. Jenis bank dilihat dari segi kepemilikan
tersebut adalah:
a. Bank Milik Pemerintah
Dimana baik akte pendirian maupun modalnya dimiliki oleh pemerintah, sehingga
seluruh keuntungan bank ini dimiliki oleh pemerintah pula.
b. Bank Milik Swasta Nasional
Bank jenis ini seluruh atau sebahagian besarnya dimiliki oleh swasta nasional
serta akte pendiriannya didirikan oleh swasta, begitu pula pembagian
keuntungannya untuk keuntungan pihak swasta.
c. Bank Milik Koperasi
Kepemilikan saham-saham bank ini dimiliki oleh perusahaan yang berbadan
d. Bank Milik Asing
Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada diluar negeri, bank milik
swasta asing atau pemerintah asing. Kepemilikannya dimiliki oleh pihak luar
negeri.
e. Bank Milik Campuran
Kepemilikan saham bank campuran dimiliki oleh pihak asing dan pihak swasta
nasional. Kepemilikan sahamnya secara mayoritas dipegang oleh Warga Negara
Indonesia.
4. Dilihat dari segi status
Status bank yang dimaksud adalah:
a. Bank Devisa
Merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi ke luar negeri atau yang
berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan.
b. Bank Non Devisa
Merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk melaksanakan transaksi
sebagai bank devisa, sehingga tidak dapat melaksanakan transaksi seperti bank
devisa, dimana transaksi yang dilakukan masih dalam batas-batas Negara.
5. Dilihat dari segi cara menentukan harga
a. Bank yang berdasarkan prinsip konvensional
b. Bank yang berdasrkan prinsip syariah, aturan perjanjian berdasarkan hukum
islam antara bank dengan pihak lain untuk menyimpan dana atau pembiayaan
2.1.4 Kinerja Perbankan dan Laporan Keuangan
Kinerja keuangan dapat di ukur dengan menggunakan efisiensi sedangkan
efisiensi dapat diartikan sebagai rasio perbandingan antara masukan dan keluaran.
efisiensi kinerja keuangan perusahaan diukur dari efisiensinya diproksikan dengan
beberapa tolak ukur yang tercermin didalam keuangan. Dengan pengeluaran
biaya tertentu diharapkan memperoleh hasil yang optimal atau dengan hasil
tertentu diharapkan mengeluarkan biaya seminimal mungkin.
Kesehatan bank adalah kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan
operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya
dengan baik melalui cara-cara yang sesuai dengan peraturan yang berlaku (Susilo
dkk, 2002).
Menurut (Januarti, 2002) faktor-faktor kinerja perusahaan perbankan yang
digunakan untuk menilai kesehatan bank adalah sebagai berikut:
a. Capital
Modal merupakan faktor yang penting dalam rangka pengembangan usaha
dan untuk menampung risiko kerugiannya. Modal berfungsi untuk membiayai
operasi, sebagai instrumen untuk mengantisipasi rasio, dan sebagai alat untuk
ekpansi usaha. Penilaian dari capital ini adalah capital yang ada didasarkan pada
kewajiban penyediaan modal minimum bank (Dendawijaya, 2001).
Penilaian ini didasarkan kepada CAR (Capital Adequacy Ratio) yang telah
ditetapkan BI. CAR adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal
yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan
Perbandingan rasio tersebut adalah rasio modal terhadap Aktiva Tertimbang
Menurut Resiko (ATMR). Modal terdiri dari modal inti dan modal pelengkap.
ATMR adalah nilai total masing-masing aktiva bank setelah dikalikan dengan
masing-masing bobot risiko aktiva tersebut. Aktiva yang paling tidak beresiko
diberi bobot 0% dan aktiva yang paling beresiko diberi bobot 100%.
Menurut Bank Indonesia penilaian permodalan ini dimaksudkan untuk
mengevaluasi kecukupan modal Bank dalam mengcover eksposur risiko saat ini
dan mengantisipasi eksposur risiko dimasa yang akan datang.
Sesuai dengan penilaian rasio CAR berdasarkan Surat Keputusan DIR BI
No.30/12/KEP/DIR tanggal 30 April 1997, CAR minimal 8%.
Perhitungan rasio CAR sesuai dengan standar Bank Indonesia adalah sebagai
berikut:
b. Assets Quality
Menurut (Bank Indonesia, 2004) penilaian kualitas asset dimaksudkan untuk
mengevaluasi kondisi asset bank dan kecukupan manajemen resiko kredit.
Sedangkan menurut (kuncoro, 2002) aspek asset quality ini menunjukkan kualitas
asset sehubungan dengan resiko kredit yang dihadapi bank akibat pemberian
kredit dan investasi dana bank dalam portofolio yang berbeda. Setiap penanaman
dana bank dalam aktiva produktif dinilai kualitasnya dengan menentukan tingkat
kolektibilitas yaitu apakah lancar, kurang lancar, diragukan atau macet.
Modal
CAR = X 100%
Pembedaan kolektibilitas tersebut diperlukan untuk mengetahui besarnya
cadangan minimum, penghapusan aktiva produktif yang harus disediakan oleh
bank untuk menutup resiko kemungkinan kerugian yang terjadi.
Aktiva yang produktif merupakan penempatan dana oleh bank dalam asset
yang menghasilkan pendapatan untuk menutupi biaya-biaya yang dikeluarkan
oleh bank. Dari aktiva inilah bank mengharapkan adanya selisih keuntungan dari
kegiatan pengumpulan dan penyaluran dana. Dari pengertian aktiva produktif
tersebut, dapat disimpulkan bahwa aktiva yang berkualitas adalah aktiva yang
dapat menghasilkan pendapatan dan dapat menutupi biaya-biaya yang dikeluarkan
oleh bank (Mudrajad kuncoro, 2002).
Penilaian terhadap rasio kualitas aktiva produktif yang dimiliki bank didasarkan
pada dua rasio yaitu:
a. Rasio aktiva produktif yang diklasifikasikan terhadap aktiva produktif.
Aktiva produktif yang diklasifikasikan adalah jumlah aktiva produktif
yang kolektibilitasnya tidak lancar, dan jumlah yang diperhitungkan
adalah 50% dari aktiva produktif yang tergolong kurang lancar ditambah
75% aktiva produktif yang tergolong diragukan ditambah 100% aktiva
produktif yang tergolong macet. (cara penilaian kolektibilitas atau kualitas
dari masing-masing kredit yang diberikan diatur dalam SE BI
No.23/12/BPPP Tanggal 28 Februari 1991).
b. Rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif yang dibentuk oleh bank
terhadap penyisihan penghapusan aktiva produktif yang wajib dibentuk
November 1999 tentang pembentukan PPAP, bank wajib membentuk
PPAP berupa cadangan khusus guna menutup risiko kemungkinan
kerugian.
Tujuan dari aspek ini adalah untuk menilai jenis-jenis asset yang dimiliki oleh
bank. Rasio ini dapat dilihat dari neraca yang telah dilaporkan secara berkala
kepada Bank Indonesia.
Rasio yang digunakan untuk menilai kualitas asset sebuah bank menggunakan
metode Non Performing Loan (NPL) dengan rumusnya adalah sebagai berikut:
Adapun penilaian rasio NPL berdasarkan Surat Keputusan Direktur Bank
Indonesia No.30/12/KEP/DIR tanggal 30 April 1997 adalah NPL <5% yang
termasuk dalam bank sehat.
c. Management
Maksud dari penilaian manajemen adalah untuk mengevaluasi kemampuan
manajerial pengurus bank dalam menjalankan usahanya, kecukupan manajemen
risiko dan kepatuhan bank terhadap ketentuan yang berlaku serta komitmen
kepada Bank Indonesia. manajemen yang dimaksud adalah kemampuan
manajemen bank untuk mengidentifikasi, mengukur, mengawasi dan mengontrol
risiko-risiko yang timbul melalui kebijakan-kebijakan dan strategi bisnisnya untuk
mencapai target. Dalam manajemen ini sumber daya manusia yang handal,
Kredit bermasalah
NPL = X 100%
kepemimpinan manajemen yang profesional serta ketersediaan teknologi
informasi sangat dibutuhkan (Kuncoro, 2002).
d. Earning
Penilaian earning dimaksudkan untuk mengevaluasi kondisi dan kemampuan
earning atau rentabilitas bank dalam mendukung kegiatan operasional dan
permodalan. Earnings digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam
menetapkan harga yang mampu menutup seluruh biaya.
Rasio yang digunakan dalam earning ini adalah menggunakan ROA, NIM
dan perbandingan biaya operasional dengan pendapatan operasional (BOPO).
Rumus untuk ROA dan BOPO adalah:
Menurut Surat Keputusan DIR BI No.30/12/KEP/DIR tanggal 30 April 1997,
adapun penilaian rasio ROA dan BOPO adalah sebagai berikut: ROA ≥ 1,215%
yang termasuk dalam bank sehat sedangkan BOPO ≤ 93,52%.
Net Interest Margin (NIM)
Menurut (Koch dan Scott, 2000) Net Interest Margin (NIM) ini penting untuk
mengevaluasi kemampuan bank dalam mengelola risiko terhadap suku bunga.
Laba Bersih
ROA = X 100%
Total Aktiva
Biaya Operasional
BOPO = X 100%
Saat suku bunga berubah, pendapatan bunga dan biaya bunga juga akan
mengalami perubahan. Sedangkan menurut (Almilia dan Herdiningtyas, 2005)
Net Interest Margin (NIM) merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan
manajemen bank dalam mengelola aktiva produktifnya untuk menghasilkan
pendapatan bunga bersih. Pendapatan bunga bersih diperoleh dari pendapatan
bunga dikurangi beban bunga. Semakin besar rasio ini maka meningkatnya
pendapatan bunga atas aktiva produktif yang dikelola bank, sehingga
kemungkinan bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil.
Adapun rumus NIM adalah:
e. Liquidity
Penilaian ini dimaksudkan untuk mengevaluasi kemampuan bank dalam
memelihara tingkat likuiditas yang memadai dan kecukupan manajemen risiko
likuiditas.
Penilaian likuiditas dimaksudkan untuk mengukur seberapa besar
kemampuan bank tersebut mampu membayar hutang-hutangnya dan membayar
kembali kepada deposannya serta dapat memenuhi permintaan kredit yang
diajukan tanpa terjadi penangguhan.
Likuiditas dinilai dengan mengingat bahwa aktiva bank kebanyakan bersifat
tidak likuid dengan sumber dana dengan jangka waktu lebih pendek. Penilaian Pendapatan bunga bersih
NIM = X 100%
likuiditas antara lain melihat kemampuan bank menyediakan asset likuid yang
dapat segera dijadikan uang tunai (Sudrajat, 2004).
Secara umum rasio ini merupakan rasio antara jumlah aktiva lancar dibagi
dengan hutang lancar. Adapun yang dianalisis dalam rasio ini adalah:
a. Rasio kewajiban bersih Call Money terhadap aktiva
b. Rasio kredit terhadap dana yang diterima oleh bank misalnya giro,
tabungan, deposito, dan lain-lain. Rasio yang digunakan biasanya
menggunakan LDR.
Loan to Deposit Ratio (LDR) adalah rasio antara jumlah seluruh kredit yang
diberikan bank dengan dana pihak ketiga bank.
Adapun dana pihak ketiga terdiri dari giro, tabungan dan deposito. Giro adalah
simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya dapat dilakukan setiap waktu
dengan menggunakan surat perintah pembayaran seperti cek dan bilyet giro.
Tabungan adalah simpanan pihak ketiga yang penarikannya hanya dapat
dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang ditetapkan oleh bank. Deposito
adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya hanya dapat
dilakukan dalam jangka waktu tertentu menurut perjanjian antara pihak ketiga dan
bank yang bersangkutan (Sinungan, 1993).
Rumus LDR adalah:
Jumlah kredit yang diberikan
LDR = X 100%
Berdasarkan Surat Keputusan DIR BI No.30/12/KEP/DIR tanggal 30 April 1997,
penilaian LDR bank yang sehat sebesar ≤ 94,75%.
2.2 Penelitian Terdahulu
Terdapat beberapa penelitian yang berkaitan dengan pengukuran kinerja
perbankan dengan menggunakan rasio keuangan pada perbankan yang go public
di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan ada juga penelitian tentang pengukuran kinerja
perbankan dengan menggunakan rasio keuangan terhadap kinerja profitabilitas.
Penelitiannya antara lain:
Hesti Werdaningtyas (2002) tentang faktor yang mempengaruhi
profitabilitas Bank Take Over di Indonesia. Penelitian ini menggunakan variabel
terikat yaitu ROA dan variabel bebas yaitu pangsa asset, pangsa dana, pangsa
kredit, CAR, LDR. Alat analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier
berganda. Variabel bebas yang signifikan positif adalah CAR dan variabel bebas
yang signifikan negatif adalah LDR, sedangkan variabel yang tidak signifikan
adalah pangsa asset, pangsa dana dan pangsa kredit.
Penelitian Yuliani (2007) tentang hubungan efisiensi operasional dengan
kinerja profitabilitas pada sektor perbankan yang go public di BEJ. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengukur hubungan antara tingkat efisiensi
operasional terhadap kinerja profitabilitas perbankan di BEJ.
Dalam penelitian ini menggunakan variabel MSDN, CAR, BOPO dan LDR.
Variabel BOPO berpengaruh signifikan negatif, sedangkan CAR berpengaruh
signifikan positif terhadap kinerja profitabilitas perbankan. Variabel MSDN dan
Penelitian ini menggunakan metode regresi time-series cross-section. Variabel
terikat yang digunakan adalah kinerja profitabilitas perbankan.
Wisnu Mawardi (2005) tentang analisis faktor-faktor yang mempengaruhi
kinerja keuangan Bank Umum di Indonesia. Rasio-rasio yang digunakan pada
variabel bebas adalah CAR, NIM, NPL dan BOPO. Didalam penelitian ini,
peneliti menggunakan alat analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian ini
menyatakan bahwa NPL dan BOPO mempunyai pengaruh signifikan negatif.
Sedangkan NIM mempunyai pengaruh signifikan positif. Rasio CAR mempunyai
pengaruh yang tidak signifikan, variabel terikat pada penelitian ini adalah kinerja
profitabilitas perbankan (ROA).
Almalia (2005) meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi
kebangkrutan dan kesulitan keuangan perusahaan. Variabel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah CAR, APB, NPL, PPAPAP, ROA, NIM dan BOPO.
Penelitian ini menggunakan metode persamaan regresi linier berganda. Hasilnya
menunjukkan bahwa CAR dan BOPO signifikan untuk memprediksi kondisi
[image:40.595.107.514.582.748.2]kebangkrutan dan kesulitan keuangan pada sektor perbankan.
Tabel Penelitian Terdahulu
NO Peneliti Variabel MetodeAnalisis Kesimpulan
1. Hesti
Werdaningtyas (2002) Pangsa pasar, CAR, LDR, dan profitabilitas (ROA) Regresi linier berganda
terhadap profitabilitas dan LDR berpengaruh negatif terhadap profitabilitas.
2. Wisnu Mawarsdi (2005) CAR, NPL, BOPO, NIM, dan ROA Regresi linier berganda
Hasil dari penelitian ini adalah menunjukkan bahwa keempat variabel CAR, NPL, BOPO, dan NIM secara bersama sama-sama
mempengaruhi kinerja bank umum. Untuk variabel CAR dan NIM mempunyai pengaruh positif terhadap ROA dan Variabel BOPO dan
NPL mempunyai pengaruh negatif
terhadap ROA. Dari keempat variabel yang paling berpengaruh terhadap ROA adalah variabel NIM.
3. Yuliani (2007) Variabel terikat adalah ROA, variabel bebas: MSDN, CAR, BOPO, dan LDR Analisis regresi time-series cross-section
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel yang signifikan negatif adalah BOPO, dan variabel yang signifikan positif adalah CAR, variabel yang tidak signifikan: MSDN dan LDR.
4. Almalia dan Herdiningtyas (2005) CAR, APB, NPL, PPAPAP, ROA, NIM, dan BOPO Regresi linier berganda
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat hasil penelitian terdahulu yang telah
dilakukan oleh beberapa peneliti. Dalam penelitian ini, akan dianalisis
faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan pada perbankan yang go public di
Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan menggunakan rasio keuangan dari tahun 2007
sampai dengan tahun 2010.
2.3 Perumusan Hipotesis
2.3.1 Pengaruh CAR terhadap Kinerja Keuangan(ROA) Bank
Capital Adequacy Ratio (CAR) juga biasa disebut dengan rasio kecukupan
modal, yang berarti jumlah modal sendiri yang diperlukan untuk menutupi risiko
kerugian yang timbul dari penanaman aktiva-aktiva yang mengandung risiko serta
membiayai seluruh benda tetap dan inventaris bank.
Menurut (Kuncoro dan Suhardjono, 2002) menyatakan bahwa seluruh bank
yang ada di Indonesia diwajibkan untuk menyediakan modal minimum sebesar
8% dari ATMR. Semakin besar Capital Adequacy Ratio (CAR) maka keuntungan
bank juga akan semakin besar. Dengan kata lain semakin kecil risiko suatu bank
maka semakin besar keuntungan yang diperoleh oleh bank. Besarnya modal suatu
bank akan mempengaruhi jumlah aktiva produktif, sehingga semakin tinggi asset
utilization, maka modal harus bertambah besar. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa semakin besar Capital Adequacy Ratio (CAR), maka Return on Asset
(ROA) juga akan semakin besar, dalam hal ini kinerja perbankan menjadi semakin
membaik atau meningkat. Hal ini sesuai dengan penelititan yang dilakukan oleh
Hesti Werdaningtyas (2002) dan Yuliani (2007) yang menyatakan bahwa rasio
Ha = diduga rasio CAR yang berpengaruh positif terhadap ROA.
2.3.2 Pengaruh NPL terhadap Kinerja Keuangan(ROA) Bank
Rasio NPL menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola
kredit bermasalah yang diberikan oleh bank. Semakin tinggi rasio NPL maka hal
ini menunjukkan bahwa semakin buruknya kualitas kredit yang menyebabkan
jumlah kredit yang bermasalah semakin besar dan hal ini menyebabkan bank
tersebut berada dalam kondisi bermasalah yang semakin besar.
Sesuai dengan penelitian Wisnu Mawardi (2005) yang menyatakan bahwa
rasio NPL berpengaruh negatif terhadap ROA.
Ha = diduga rasio NPL berpengaruh negatif terhadap ROA.
2.3.3 Pengaruh BOPO terhadap Kinerja Keuangan (ROA) Bank
Menurut Bank Indonesia rasio BOPO yang semakin meningkat
mencerminkan kurangnya kemampuan bank dalam menekan biaya operasionalnya
yang dapat menimbulkan kerugian karena bank tersebut kurang efisien dalam
mengelola usahanya. Bank Indonesia menetapkan angka terbaik untuk rasio
BOPO adalah dibawah 90%, karena jika rasio BOPO melebihi 90% hingga
mendekati angka 100% maka bank tersebut dapat dikategorikan tidak efisien
dalam menjalankan operasinya. Semakin tinggi efisiensi operasional yang dicapai
bank, berarti semakin efisien aktivitas bank dalam menghasilkan keuntungan.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Wisnu Mawardi (2005) dan
Yuliani (2007) yang menyatakan bahwa BOPO berpengaruh signifikan negatif
terhadap ROA.
2.3.4 Pengaruh NIM terhadap Kinerja Keuangan (ROA) Bank
Peraturan Bank Indonesia No.5/8 tahun 2003 tentang risiko pasar
merupakan jenis risiko yang ada pada industri perbankan. risiko pasar adalah
gabungan yang terbentuk akibat perubahan suku bunga, perubahan nilai tukar
serta hal-hal lain yang menentukan harga pasar saham, ekuitas dan komoditas.
Rasio NIM digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank
dalam mengelola aktiva produktifnya untuk menghasilkan pendapatan bunga
bersih. Pendapatan bunga bersih dapat diperoleh dari pendapatan bunga dikurangi
dengan beban bunga. Semakin besar rasio ini maka akan meningkatkan
pendapatan bunga atas aktiva produktif yang dikelola oleh bank, sehingga
kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah akan semakin kecil.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Wisnu Mawardi (2005)
bahwa NIM memiliki pengaruh signifikan positif terhadap ROA.
Ha = diduga rasio NIM berpengaruh positif terhadap ROA.
2.3.5 Pengaruh LDR terhadap Kinerja Keuangan(ROA) Bank
Menurut Bank Indonesia kemampuan likuiditas bank dapat diproksikan
dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) yaitu perbandingan antara kredit dengan
dana pihak ketiga. Rasio ini digunakan untuk menilai likuiditas suatu bank yang
dengan cara membagi jumlah kredit yang diberikan oleh bank terhadap dana pihak
ketiga. Standar yang digunakan Bank Indonesia untuk rasio Loan to Deposit
Ratio (LDR) adalah sebesar 80% sampai dengan 110%. Semakin tinggi LDR, hal
ini akan menunjukkan semakin riskan kondisi kualitas bank, sebaliknya semakin
sehingga hilangnya kesempatan bank untuk memperoleh laba. Apabila dana yang
dihimpun dari masyarakat sedikit, maka dalam hal ini bank tidak mampu
menjalankan fungsinya sebagai pihak intermediasi (perantara) dengan baik.
Dengan meningkatnya laba, maka Return on Asset (ROA) juga akan
meningkat, karena laba merupakan komponen yang membentuk Return on Asset
(ROA). Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Yuliani (2007) yang
menyatakan bahwa LDR memiliki pengaruh signifikan positif terhadap ROA.
Ha = diduga rasio LDR berpengaruh positif terhadap ROA.
2.4 Gambar Perumusan Hipotesis
Berdasarkan hipotesis yang dikemukakan diatas, maka dapat digambarkan
perumusan hipotesisnya. Adapun gambar hipotesisnya adalah sebagai berikut:
CAR (X1)
NPL (X2)
BOPO (X3)
LDR (X4)
NIM (X5)
[image:45.595.124.509.427.603.2]BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan kausal, yang berguna untuk
menganalisis hubungan-hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya.
Atau dengan kata lain bagaimana suatu variabel dapat mempengaruhi variabel
lainnya (Umar, 2001: 63).
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek
yang mempunyai kualitas dan karakter tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik suatu kesimpulan. (Sugiono, 2004: 72).
Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bank-bank yang go
public di Indonesia dan terdaftar di bursa efek Indonesia mulai dari tahun 2007
sampai dengan tahun 2010 yaitu berjumlah 31 Bank.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiono, 2004: 73). Sampel yang digunakan dalam penelitian
ini adalah dengan menggunakan teknik purposive sampling yaitu teknik
penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiono, 2004: 78). Ada
beberapa pertimbangan yang digunakan peneliti dalam menentukan sampel
penelitian yaitu:
1. Bank-bank tersebut terdaftar di Bursa Efek Indonesia mulai dari tahun
2007 sampai dengan tahun 2010 yang mencantumkan data secara
2. Bank-bank tersebut tidak sedang berada dalam proses (delisting) pada
periode tersebut.
3. Perusahaan sampel telah menerbitkan dan mempublikasikan laporan
keuangan tahunan yang telah di audit dan berlaba positif untuk tahun
2007-2010.
Daftar nama perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini berjumlah 20
perusahaan dari 31 perusahaan bank yang terdaftar di BEI mulai dari tahun
2007-2010 data ini tercantum dalam lampiran.
3.3 Jenis dan Sumber data
Jenis data yang digunakan adalah berupa data sekunder yaitu data yang
diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi dan tidak memerlukan pengolahan lebih
lanjut, seperti laporan keuangan tahunan. Sumber data diperoleh dari Bursa Efek
Indonesia yaituIndonesia Capital Market
Directory). Sifat data ini adalah data deret waktu (time series) yaitu data yang
merupakan hasil pengamatan dalam suatu rentang waktu tertentu.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data sekunder, teknik yang digunakan peneliti adalah
studi dokumentasi yaitu dengan mengumpulkan data sekunder berupa
catatan-catatan laporan keuangan, dan informasi lainnya yang berkaitan dengan penelitian
ini. Data penelitian ini diperoleh dari media internet dengan cara mendownload
laporan keuangan bank-bank yang terdaftar di BEI melalui situs
3.5 Rumus-Rumus yang Digunakan
1. Kinerja Keuangan
Kinerja Keuangan diukur dengan menggunakan ROA. Return On Assets
(ROA) yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank
dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan.
Adapun rumus ROA adalah sebagai berikut:
2. Capital Adequacy Ratio (CAR)
yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur kecukupan modal yang
dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan
resiko.
CAR di ukur dengan menggunakan rumus:
3. Non Performing Loan (NPL)
Rasio ini menunjukkan bahwa kemampuan manajemen bank dalam
mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank.
NPL diukur dengan menggunkan rumus:
Laba Bersih
ROA = X 100%
Total Aktiva
Modal
CAR = X 100%
ATMR
Kredit bermasalah
NPL = X 100%
4. Rasio Beban Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO)
BOPO adalah perbandingan antara beban operasional dengan pendapatan
operasional. Beban operasional dihitung berdasarkan penjumlahan dari total
beban bunga dan total beban operasional lainnya. Pendapatan operasional adalah
penjumlahan dari total pendapatan bunga dan total pendapatan operasional
lainnya.Rasio ini diukur dengan menggunkan rumus:
5. Loan to Deposite Ratio (LDR)
Loan to Deposite Ratio adalah rasio antara jumlah seluruh kredit yang
diberikan bank dengan dana pihak ketiga bank. Dana pihak ketiga terdiri dari
tabungan, deposito dan giro.
Adapun rumus LDR adalah:
6. Net Interest Margin (NIM)
Net Interest Margin adalah rasio antara pendapatan bunga bersih dengan
aktiva produktif suatu bank.
Rasio ini diukur dengan menggunakan rumus: Biaya Operasional
BOPO = X 100%
Pendapatan Operasional
Jumlah kredit yang diberikan
LDR = X 100%
Total dana pihak ketiga
Pendapatan bunga bersih
NIM = X 100%
3.6 Metode Analisis Data
Keseluruhan data yang dikumpulkan, akan dianalisis untuk dapat
memberikan jawaban dari masalah yang dibahas dalam penelitian ini.
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang
dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi maksimum dan minimum.
Statistik deskriptif merupakan statistik yang menggambarkan atau
mendiskripsikan data yang menjadi sebuah informasi yang lebih jelas dan mudah
untuk dipahami.
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal serta untuk
menghindari bias dalam model regresi. Untuk mendeteksinya dapat digunakan
analisis grafik yaitu melihat grafik histogram, yang membandingkan data
observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal dan yang lebih
handal lagi adalah dengan melihat normal probability plot, dimana:
1. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
2. Jika data menyebar jauh garis diagonal dan tidak mengkuti arah garis
diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
Model regresi yang baik adalah yang mempunyai distribusi data normal atau
b. Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas adalah suatu keadaan dimana satu atau lebih variabel
dependen dinyatakan sebagai kombinasi linier dengan variabel dependen lainnya.
Jika suatu model regresi mengandung multikolinearitas, maka kesalahan standar
estimasi akan cenderung meningkat dengan bertambahnya variabel dependen.
Pengujian terhadap ada tidaknya multikolinearitas dapat dilakukan dengan
melihat nilai tolerance dan lawannya, serta variance inflation factor (VIF).
Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang
dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai cut off yang umum dipakai
untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance < 0,10 atau
sama dengan VIF > 10. Uji ini juga dapat dilakukan dengan melihat nilai korelasi
antar variabel independen lebih besar dari 0,95 maka dapat disimpulkan bahwa
terdapat gejala multikolinearitas antar variabel independen dalam penelitian
tersebut.
c. Autokorelasi
Autokorelasi adalah korelasi antar anggota sampel yang diurutkan
berdasarkan waktu. Autokorelasi menunjukkan adanya kondisi yang berurutan
antara gangguan atau distribusi yang masuk dalam regresi. Uji autokorelasi
bertujuan untuk mengetahui apakah terjadi korelasi antara anggota serangkaian
data observasi yang diurutkan menurut waktu (time series). Pengujian ini
dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-Watson, adapun kriteria untuk
penilaian terjadinya autokorelasi adalah:
2. Angka D-W diantara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi
3. Angka D-W diatas +2, berarti ada autokorelasi negatif.
d. Heterokedastisitas
Pengujian heterokedastisitas dilakukan dalam sebuah model regresi, yang
mana tujuan dari model ini adalah untuk melihat apakah suatu regresi tersebut
terjadi ketidaksamaan varians residual dari setiap pengamatan dan dari
pengamatan lainnya apakah mengalami perbedaan. Heterokedastisitas terjadi
apabila disturbance terms untuk setiap observasi tidak lagi konstan tetapi
bervariasi.
Dasar analisis yang dapat digunakan untuk menentukan heterokedastisitas
adalah:
1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu
yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka ini
mengindikasikan adanya heterokedastisitas
2. Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar diatas dan dibawah
angka 0 pada sumbu Y, maka mengindikasikan tidak terjadinya
heterokedastisitas.
Uji heterokedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik scatter plot antara
nilai prediksi variabel independen dengan nilai residualnya.
3. Uji Hipotesis
Untuk menganalisis besarnya pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependen, maka penelitian ini menggunakan persamaan regresi linier
bersama-sama terhadap variabel dependen, maka digunakan uji statistik F dengan
rumus:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + e
Dimana:
Y = kinerja keuangan perbankan (ROA) bank
a = konstanta
b1-5 = koefisien regresi variabel independen
X1 = CAR
X2 = NPL
X3 = BOPO
X4 = LDR
X5 = NIM
e = error
Hipotesis dalam penelitian ini menggunakan:
a. Uji koefisien determinasi regresi (R2)
Uji koefisien determinasi digunakan untuk mengukur proporsi atau
persentase sumbangan variabel independen, yang diteliti terhadap variasi naik
turunnya variabel dependen. Koefisien determinasi berkisar antara nol (0) sampai
dengan satu (1), dimana disimbolkan dengan 0 ≤ R 2 ≤ 1. Hal ini berarti bahwa
bila R2 = 0, hal ini menunjukkan bahwa tidak adanya pengaruh antara variabel
independen terhadap variabel-variabel dependen. Dan sebaliknya apabila R2
semakin mendekati 1, hal ini menunjukkan semakin kuatnya pengaruh variabel
mendekati 0, maka dapat dikatakan semakin kecil pengaruh variabel independen
terhadap variabel-variabel dependen.
b. Uji Signifikan Parsial (t-test)
Uji ini digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel independen terhadap variabel dependen. Uji ini juga dapat dilakukan
dengan membandingkan Thitung dengan Ttabel. Signifikan atau tidaknya pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependen dapat dilihat dari nilai
probabilitas (nilai signifikan) dari T, rasio m