• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Motivasi Kerja Dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Kariyawan Kantor Pusat PT.PP.London Sumatera Tbk.Sumatra Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Motivasi Kerja Dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Kariyawan Kantor Pusat PT.PP.London Sumatera Tbk.Sumatra Utara"

Copied!
110
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN KANTOR PUSAT PT. PP.

LONDON

SUMATERA Tbk. SUMATERA UTARA

OLEH

SEPTRYAN AKBAR 080503231

PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur Penulis mengucapkan kepada Allah SWT

atas segala rahmat dan karunia-Nya yang selalu menyertai Penulis dalam

menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Motivasi Kerja dan Kepuasan

Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Kantor Pusat PT. PP. London Sumatera Tbk.

Sumatera Utara” yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi di Universitas Sumatera Utara.

Penulis mempersembahkan rasa hormat dan terima kasih kepada kedua

orangtua peneliti, ayahanda Ir. H. Abdul Fattah Ibrahim dan ibunda Hj. Fenty

Hayati yang dengan ikhlas dan penuh dukungan disertai kasih sayang dan doa

menuntun Penulis dalam hidup.

Selama proses studi dan pengerjaan penelitian ini, Penulis telah banyak

menerima saran, motivasi serta doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini Penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Arifin Lubis, MM, Ak., selaku Plt. Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak., dan Bapak Drs.

Hotmal Jafar, MM, Ak., selaku Ketua dan Sekretaris Departemen

Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak., dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM,

Ak., selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi S-1 Departemen

(3)

4. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak., selaku Dosen Pembimbing yang

memberikan petunjuk, pengarahan, bimbingan dan bantuan dari awal

sampai selesainya skripsi ini.

5. Ibu Dra. Nurzaimah, MM, Ak. Selaku Dosen Pembaca Penilai yang telah

memberikan saran dan kritik kepada Penulis dalam penyusunan skripsi

ini.

6. Kepada kedua saudara penulis, Rio dan Ririe, sahabat – sahabat terbaik,

Arep, Miftah, Dita, Ica, Irek, Amel, Ipo, Robby, Rara, Indra, serta seluruh

teman satu angkatan lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu, Tim

Futsal De’ Shake, dan yang tersayang Tara. Penulis mengucapkan terima

kasih atas motivasi dan saran yang senantiasa diberikan oleh saudara dan

teman-teman sekalian agar Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dan

membuat kalian semua bangga.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu

Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk

kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat bagi

Pembaca.

Medan, Januari 2013 Penulis

(4)

DAFTAR ISI

2.4 Hubungan Motovasi Kerja, Kepuasan dan Kinerja... 23

2.5 Kerangka Konseptual... 24 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian... 39

(5)

4.1.2 Analisis Deskriptif... 42

4.1.2.1 Analisis Deskriptif Responden... 42

4.1.2.2 Analisis Deskriptif Variabel... 43

4.1.3 Uji Asumsi Klasik... 52

4.1.3.1 Uji Normalitas... 52

4.1.3.2 Uji Heteroskedastisitas... 55

4.1.3.3 Uji Multikolinearitas... 56

4.1.4 Uji Hipotesis... 57

4.1.4.1 Analisis Regresi Linier Berganda... 57

4.1.4.2 Uji Signifikan Simultan (Uji-F)... 59

4.1.4.3 Uji Signifikansi Parsial (Uji-t)... 61

4.1.4.4 Pengujian Koefisien Determinasi (R2).. 63

4.2 Pembahasan... 64

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan... 66

5.2 Saran... 67

DAFTAR PUSTAKA... 69

(6)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

3.1 Instrumen Skala Likert... 31

4.1 Uji Validitas... 40

4.2 Uji Reliabilitas... 41

4.3 Jenjang Pendidikan... 42

4.4 Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Motivasi Kerja... 43

4.5 Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Kepuasan Kerja... 46

4.6 Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Kinerja Karyawan... 49

4.7 Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov Motivasi Kerja... 54

4.8 Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov KepuasanKerja... 54

4.9 Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov Kinerja Karyawan... 55

4.10 Hasil Uji Multikolinearitas... 57

4.11 Analisis Regresi Linier Berganda... 58

4.12 Uji Signifikan Simultan (Uji-F)... 60

4.13 Uji Signifikansi Parsial (Uji-t)... 62

(7)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual... 25

4.1 Grafik Histogram Uji Normalitas... 53

4.2 Scatter Plot Uji Normalitas... 53

(8)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Tabel Judul Halaman

1 Analisis Deskripsi Variabel... 71

2 Uji Reliabilitas... 80

3 Uji Multikolinearitas... 81

4 Uji Normalitas... 81

5 Uji Heteroskedastisitas... 83

6 Analisis Regresi... 84

7 Uji Validitas... 86

(9)

ABSTRAK

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN KEPUASAN KERJA

TERHADAP KINERJA KARYAWAN KANTOR PUSAT PT. PP. LONDON SUMATERA Tbk. SUMATERA UTARA

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan apakah motivasi kerja dan kepuasan kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan pada Kantor Pusat PT. PP. London Sumatera Tbk. Sumatera Utara, serta untuk mengetahui variabel manakah yang berpengaruh secara dominan diantara dua variabel tersebut pada Kantor Pusat PT. PP. London Sumatera Tbk. Sumatera Utara.

Sampel menggunakan rumus Slovin. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan memberikan kuesioner kepada karyawan yang sesuai dengan penelitian yang dilakukan. Data dianalisis dengan menggunakan Metode Kuantitatif yang menggunakan empat rumus yaitu Analisa Regresi Berganda, Uji F, Uji t serta Uji Koefisien Determinasi (R2) dengan bantuan software SPSS 17.0 for windows.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara serempak motivasi kerja dan kepuasan kerja berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Karyawan pada Kantor Pusat PT. PP. London Sumatera Tbk. Sumatera Utara. Koefesien regresi motivasi kerja dan kepuasan kerja bertanda positif menandakan hubungan yang searah, dengan kata lain motivasi kerja dan kepuasan kerja akan meningkatkan kinerja karyawan pada Kantor Pusat PT. PP. London Sumatera Tbk Sumatera Utara. Hubungan antara motivasi kerja dan kepuasan kerja dengan kinerja karyawan Kantor Pusat PT. PP. London Sumatera Tbk. Sumatera Utara adalah erat sebesar (R=0.637). Koefisien determinasi atau angka R square adalah sebesar 0,768 yang artinya adalah 76,8% variabel kinerja karyawan dapat dijelaskan oleh variabel motivasi kerja dan kepuasan kerja.

(10)

ABSTRACT

THE EFFECT OF JOB MOTIVATION AND JOB SATISFACTION ON EMPLOYEE PERFORMANCE AT THE HEAD OFFICE OF PT. PP. LONDON

SUMATERA Tbk. NORTH SUMATRA

This study aimed to explain whether job motivation and job satisfaction significantly affect the performance of employees at Head Office PT. PP. London Sumatra Tbk. North Sumatra, as well as to determine which variables are the dominant influence between those two variables at Head Office PT. PP. London Sumatra Tbk. North Sumatra.

Samples using Slovin formula. Data collection method used is by giving questionnaires to employees in accordance with the research conducted. Data were analyzed using a quantitative method used four formulas that multiple regression analysis, F test, t test and the Test of coefficient of determination (R2) with the help of software SPSS 17.0 for windows.

The results showed that simultaneously job motivation and job satisfaction have a significant effect on the Employee Performance at Head office PT. PP. London Sumatra Tbk. North Sumatra. Regression coefficient of job motivation and job satisfaction have positive sign indicatesan unidirectional relationship, in other words, job motivation and job satisfaction will improve the employees performance at Head Office PT. PP. London Sumatra North Sumatra Tbk. The relationship between job motivation and job satisfaction with employees performance at Head Office PT. PP. London Sumatra Tbk. North Sumatra is close by (R = 0.637). The coefficient of determination or R-square is equal to 0.768 which means that 76,8% of employee performance variable can be explained by the variables of work motivation and job satisfaction.

(11)

ABSTRAK

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN KEPUASAN KERJA

TERHADAP KINERJA KARYAWAN KANTOR PUSAT PT. PP. LONDON SUMATERA Tbk. SUMATERA UTARA

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan apakah motivasi kerja dan kepuasan kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan pada Kantor Pusat PT. PP. London Sumatera Tbk. Sumatera Utara, serta untuk mengetahui variabel manakah yang berpengaruh secara dominan diantara dua variabel tersebut pada Kantor Pusat PT. PP. London Sumatera Tbk. Sumatera Utara.

Sampel menggunakan rumus Slovin. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan memberikan kuesioner kepada karyawan yang sesuai dengan penelitian yang dilakukan. Data dianalisis dengan menggunakan Metode Kuantitatif yang menggunakan empat rumus yaitu Analisa Regresi Berganda, Uji F, Uji t serta Uji Koefisien Determinasi (R2) dengan bantuan software SPSS 17.0 for windows.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara serempak motivasi kerja dan kepuasan kerja berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Karyawan pada Kantor Pusat PT. PP. London Sumatera Tbk. Sumatera Utara. Koefesien regresi motivasi kerja dan kepuasan kerja bertanda positif menandakan hubungan yang searah, dengan kata lain motivasi kerja dan kepuasan kerja akan meningkatkan kinerja karyawan pada Kantor Pusat PT. PP. London Sumatera Tbk Sumatera Utara. Hubungan antara motivasi kerja dan kepuasan kerja dengan kinerja karyawan Kantor Pusat PT. PP. London Sumatera Tbk. Sumatera Utara adalah erat sebesar (R=0.637). Koefisien determinasi atau angka R square adalah sebesar 0,768 yang artinya adalah 76,8% variabel kinerja karyawan dapat dijelaskan oleh variabel motivasi kerja dan kepuasan kerja.

(12)

ABSTRACT

THE EFFECT OF JOB MOTIVATION AND JOB SATISFACTION ON EMPLOYEE PERFORMANCE AT THE HEAD OFFICE OF PT. PP. LONDON

SUMATERA Tbk. NORTH SUMATRA

This study aimed to explain whether job motivation and job satisfaction significantly affect the performance of employees at Head Office PT. PP. London Sumatra Tbk. North Sumatra, as well as to determine which variables are the dominant influence between those two variables at Head Office PT. PP. London Sumatra Tbk. North Sumatra.

Samples using Slovin formula. Data collection method used is by giving questionnaires to employees in accordance with the research conducted. Data were analyzed using a quantitative method used four formulas that multiple regression analysis, F test, t test and the Test of coefficient of determination (R2) with the help of software SPSS 17.0 for windows.

The results showed that simultaneously job motivation and job satisfaction have a significant effect on the Employee Performance at Head office PT. PP. London Sumatra Tbk. North Sumatra. Regression coefficient of job motivation and job satisfaction have positive sign indicatesan unidirectional relationship, in other words, job motivation and job satisfaction will improve the employees performance at Head Office PT. PP. London Sumatra North Sumatra Tbk. The relationship between job motivation and job satisfaction with employees performance at Head Office PT. PP. London Sumatra Tbk. North Sumatra is close by (R = 0.637). The coefficient of determination or R-square is equal to 0.768 which means that 76,8% of employee performance variable can be explained by the variables of work motivation and job satisfaction.

(13)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Skripsi ini akan membahas mengenai pengaruh motivasi kerja dan

kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan kantor pusat PT. PP. London Sumatera

Tbk. Sumatera Utara. Tema ini penting dibahas karena karyawan merupakan aset

yang sangat berharga yang harus dikelola dengan baik oleh perusahaan agar dapat

memberikan kontribusi yang optimal dan demi tercapainya tujuan perusahaan.

Salah satu hal yang harus jadi perhatian utama perusahaan adalah mengenai

bagaimana menjaga dan mengelola motivasi pegawai dalam bekerja agar selalu

tinggi dan fokus pada tujuan perusahaan. Menjaga motivasi karyawan itu

sangatlah penting karena motivasi itu adalah sesuatu yang mendasari setiap

individu untuk bertindak dan melakukan sesuatu. Dengan motivasi kerja yang

tinggi, karyawan akan lebih giat didalam melaksanakan pekerjaannya. Sebaliknya

dengan motivasi kerja yang rendah karyawan tidak mempunyai semangat bekerja,

mudah menyerah, dan kesulitan dalam melakukan pekerjaannya.

Robin dan Judge (2008:222), mendefinisikan motivasi sebagai suatu

proses yang menjelaskan intensitas, arah dan ketekunan seorang individu untuk

mencapai tujuannya. Dari definisi tersebut dapat dipelajari bahwa motivasi

menjadi bagian yang sangat penting yang mendasari seseorang dalam melakukan

sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu yang diinginkan.

Gibson dalam Kadarisman (2012:275) menyatakan bahwa motivasi adalah

(14)

karyawan yang memulai serta mengarahkan perilaku. Dari definisi diatas dapat

dikatakan bahwa motivasi kerja yang baik dan positif dapat membuat perilaku

karyawan akan semakin semangat dan bekerja lebih baik lagi. Sebaliknya, apabila

pimpinan perusahaan atau organisasi tidak mampu memberikan motivasi yang

baik terhadap karyawannya, dapat berakibat karyawan tidak mempunyai semangat

untuk melakukan pekerjaannya dan tujuan perusahaan tidak akan terpenuhi.

Masalah motivasi pada perusahaan haruslah dijadikan sebagai perhatian

yang serius dalam manajemen sumber daya manusianya. Perusahaan – perusahaan

modern dewasa ini haruslah menjadikan karyawan sebagai asset, bukan lagi hanya

sebagai alat produksi semata. Apabila sumber daya manusia ini dapat

dikembangkan dengan baik maka sumber daya manusia ini dapat membantu

perusahaan mencapai target yang diinginkan. Untuk itu perusahaan perlu

menciptakan suatu kondisi yang kondusif yang membuat karyawannya merasa

nyaman, terpenuhi kebutuhannya, sehingga diharapkan motivasi mereka tetap

terjaga untuk bersama sama mencapai visi dan misi perusahaan. Kondisi – kondisi

kondusif itu bermacam – macam, tergantung pada karakteristik perusahaan itu

masing – masing. Tapi secara umum diantaranya dapat berupa tingkat

kesejahteraan yang memadai, fasilitas yang disediakan perusahaan, jenjang karir

yang jelas, kenyamanan dan keamanan dalam bekerja, jaminan hari tua dan lain –

lain.

Selain motivasi kerja, perusahaan juga harus memperhatikan mengenai

kepuasan kerja, karena karyawan yang dalam bekerja mereka tidak merasakan

(15)

miliki, maka secara otomatis karyawan tidak dapat fokus dan berkonsentrasi

secara penuh terhadap pekerjaannya. Kepuasan kerja pegawai menurut Hariandja

(2002:291) bahwa “ pekerjaan tidak hanya sekedar melakukan pekerjaan , tetapi

terkait juga dengan aspek lain seperti melakukan interaksi dengan teman sekerja ,

atasan, mengikuti aturan – aturan dan lingkungan kerja tertentu yang seringkali

tidak memadai atau kurang disukai.”

Menurut Kreitner dan Kinicki dalam buku Wibowo (2010:502)

menyatakan bahwa kepuasan kerja merupakan respons affective atau emosional

terhadap berbagai sisi pekerjaan seseorang. Definisi ini menunjukkan bahwa

kepuasan kerja bukan merupakan konsep tunggal. Seseorang dapat relatif puas

dengan salah satu atau lebih aspek lainnya.

Kepuasan kerja pada umumnya merupakan hal yang bersifat individual,

setiap individual memiliki tingkat kepuasan kerja yang berbeda – beda sesuai

dengan keinginan dan sistem nilai yang dianutnya. Kepuasan kerja para karyawan

sangat penting dan besar pengaruhnya dalam kemajuan perusahaan, karena bisa

mempengaruhi berbagai kegiatan perusahaan. Perusahaan harus mengetahui apa

saja yang menyebabkan puas atau tidaknya seorang karyawan yang bekerja

didalam perusahaan tersebut. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang

terhadap pekerjaannya yang dapat terlihat dari sikap karyawan terhadap pekerjaan

dan segala sesuatu di lingkungan pekerjaannya.

Semua jenis perusahaan sebenarnya membutuhkan suatu sistem kerja yang

secara serius memperhatikan hal kepuasan kerja para karyawannya. Sebagaimana

(16)

kepuasan kerja tidak akan pernah mencapai kematangan psikologis, dan pada

gilirannya akan menjadi frustasi.”

Aspek – aspek yang dapat membentuk kepuasan kerja karyawan antara

lain : faktor individual (umur, jenis kelamin, sikap pribadi terhadap pekerjaan),

faktor hubungan antar karyawan (hubungan antar manajer dan karyawan,

hubungan sosial antara sesama karyawan, sugesti dari teman sekerja, faktor fisik

dan kondisi tempat kerja, emosi dan situasi kerja) faktor eksternal (keadaan

keluarga, rekreasi, pendidikan). Aspek tersebut memberikan motivasi agar

kepuasan kerja tercapai bagi karyawan. Setiap pimpinan perusahaan wajib

memenuhi tercapainya kepuasan kerja tersebut, karena kepuasan kerja merupakan

faktor yang diyakini dapat memotivasi semangat kerja karyawan agar karyawan

dapat memberikan hasil yang terbaik bagi perusahan sehingga kinerja perusahaan

secara keseluruhan dapat ditingkatkan.

Kepuasan kerja memiliki arti yang sangat penting untuk untuk

memberikan situasi yang kondusif dilingkungan perusahaan. Karyawan yang

mendapatkan kepuasan kerja yang baik biasanya mempunyai catatan kehadiran,

perputaran kerja dan prestasi kerja yang baik dibandingkan dengan karyawan

yang tidak mendapatkan kepuasan kerja.

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh

Nur (2009) dengan judul “Pengaruh Kepuasan Kerja dan Motivasi Kerja

Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Bank Mandiri Persero Tbk. Cabang

Padang Muara”. Penelitian ini membuktikan secara parsial terdapat pengaruh

(17)

motivasi kerja terhadap kinerja karyawan. Penelitian ini juga membuktikan secara

simultan bahwa kepuasan kerja dan motivasi kerja secara serentak terdapat

pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.

Perbedaan dalam penelitian yang dilakukan oleh Nur (2009) dan penelitian

ini terletak pada jumlah kuesioner yang disebar. Kuesioner yang disebar oleh Nur

(2009) berjumlah 30 buah, sedangkan dalam penelitian ini ada 78 kuesioner yang

disebarkan kepada perusahaan yang diteliti. Oleh karena itu, pada penelitian ini

diharapkan bisa memberikan hasil yang lebih akurat dibandingkan penelitian yang

dilakukan oleh Nur (2009).

Oleh karena itu, salah satu cara terbaik untuk meningkatkan kinerja

karyawan adalah dengan memaksimalkan motivasi kerja dan meningkatkan

kepuasan kerja karyawannya. Dengan adanya motivasi dan kepuasan kerja yang

baik sudah seharusnya dapat menjadi suatu dorongan untuk menciptakan kinerja

yang lebih maksimal dari seorang karyawan. Dengan kinerja yang maksimal dari

setiap individu yang terlibat dalam perusahaan tentunya akan memberikan hasil

yang terbaik terhadap kinerja organisasi secara keseluruhan. Bukan hanya unggul

dalam persaingan, namun juga mampu meningkatkan profitabilitas.

Pada skripsi ini, subjek penelitian yang akan penulis teliti adalah kantor

pusat PT. PP. London Sumatera Tbk. Sumatera Utara. Dalam 106 tahun

berdirinya perusahaan ini, perkebunan London – Sumatera, yang kemudian lebih

dikenal dengan nama “Lonsum”, berkembang menjadi salah satu perusahaan

perkebunan terkemuka didunia. Lonsum mempunyai lebih dari 100.000 hektar

(18)

Indonesia. Lonsum khususnya kantor pusat yang terletak di Sumatera Utara

memiliki lebih dari 200 karyawan yang bekerja dikantornya. Selain berorientasi

untuk mencapai visi dan misi perusahaan serta meraih profit yang tinggi,

perusahaan juga harus lebih memperhatikan bagaimana caranya untuk lebih

meningkatkan lagi motivasi dan kepuasan kerja karyawan mereka. Karena dengan

begitu, kinerja karyawan pasti bisa lebih ditingkatkan lagi. Untuk itu pimpinan

perusahaan dan manajemen harus mampu memanfaatkan sumber daya manusia

sebaik mungkin, dalam hal ini adalah para karyawan.

1.2Perumusan Masalah

Persoalan mendasar yang hendak diteliti adalah:

1. Apakah motivasi kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan

kantor pusat PT. PP. London Sumatera Tbk. Sumatera Utara?

2. Apakah kepuasan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan

kantor pusat PT. PP. London Sumatera Tbk. Sumatera Utara?

3. Apakah motivasi kerja dan kepuasan kerja secara simultan atau bersama –

sama berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan kantor pusat PT. PP.

London Sumatera Tbk. Sumatera Utara?

1.3Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian :

Tujuan penulis adalah ingin mengetahui seberapa besar motivasi kerja dan

(19)

London Sumatera Tbk. Sumatera Utara dan menjawab pertanyaan - pertanyaan

mendasar pada penelitian ini. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data

yang pasti karena data dikumpulkan secara langsung dari objek penelitian dan

diukur sendiri oleh peneliti. Pengumpulan data dilakukan secara langsung ke

perusahaan tempat karyawan tersebut bekerja.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi yang bermanfaat

sebagai masukan dan pertimbangan bagi perusahaan untuk mengetahui arti

pentingnya motivasi kerja dan kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan.

Sedangkan bagi pembaca, penelitian ini diharapkan dapat memberikan

informasi dan referensi bagi pihak pihak yang berkepntingan terutama dalam teori

motivasi kerja, kepuasan kerja dan kinerja karyawan.

Penelitian ini bagi penulis juga diharapkan dapat bermanfaat untuk

menambah wawasan serta lebih mendalami dan memahami lagi mengenai

manajemen sumber daya manusia, serta sebagai salah satu syarat untuk

(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Motivasi Kerja

2.1.1 Pengertian Motivasi Kerja

Motivasi merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam diri

seorang karyawan agar karyawan tersebut dapat tergerak untuk melakukan

pekerjaannya dengan baik demi tercapainya tujuan organisasi atau perusahaan.

Nawawi (1997:351), menyebutkan bahwa kata motivasi (motivation) kata

dasarnya adalah motif (motive) yang berarti dorongan, sebab atau alasan

seseorang melakukan sesuatu. Dengan demikian motivasi berarti suatu kondisi

yang mendorong atau menjadi sebab seseorang melakukan suatu

perbuatan/kegiatan, yang berlangsung secara sadar.

Motivasi sangat penting diberikan kepada karyawan karena dengan

motivasi ini diharapkan setiap individu karyawan mau bekerja keras dan

mengeluarkan segala kemampuan terbaiknya untuk mencapai tingkat produktifitas

kerja yang tinggi.

2.1.2 Teori Motivasi

Dalam pengembangan konsep motivasi, telah muncul berbagai macam

teori – teori motivasi yang dapat menjelaskan mengenai motivasi kerja para

(21)

adalah Teori Motivasi Kebutuhan dari Maslow dan Teori X dan Y oleh

McGregor.

1. Teori Motivasi Kebutuhan dari Maslow

Teori ini dikemukakan oleh Abraham A. Maslow yang menyatakan

bahwa manusia dimotivasi untuk memuaskan sejumlah kebutuhan yang

melekat pada diri setiap manusia yang cenderung bersifat bawaan.

Kebutuhan ini terdiri dari lima jenis dan terbentuk dalam suatu tingkat

hirearki kebutuhan dari yang paling rendah ke yang paling tinggi. Ini

berarti bahwa pada dasarnya manusia apabila kebutuhan tingkat pertama

sudah terpenuhi, maka selanjutnya akan termotivasi untuk memenuhi

tingkat kedua dan seterusnya. Pemenuhan semua kebutuhan inilah yang

menimbulkan motivasi seseorang. Adapun kebutuhan – kebutuhan itu

adalah:

1. Kebutuhan Fisik

Kebutuhan ini berkaitan dengan kebutuhan yang harus

dipenuhi untuk dapat mempertahankan diri sebagai makhluk

fisik seperti kebutuhan untuk makanan, minuman, pakaian,

seks dan lain – lain. Ini adalah tingkat kebutuhan terendah.

2. Kebutuhan Rasa Aman

Kebutuhan ini berkaitan dengan kebutuhan rasa aman dari

ancaman – ancaman dari luar yang mungkin terjadi seperti

keamanan dari ancaman orang lain, ancaman alam, atau

(22)

usia atau faktor lainnya. Kebutuhan ini muncul setelah

kebutuhan pertama terpenuhi.

3. Kebutuhan Sosial

Kebutuhan ini berkaitan dengan menjadi bagian dari orang lain,

dicintai orang lain dan mencintai orang lain. Kebutuhan ini

ditandai dengan keinginan seseorang untuk menjadi bagian

atau anggota kelompok tertentu, keinginan untuk menjalin

hubungan dengan orang lain dan keinginan untuk membantu

orang lain. Kebutuhan ini muncul setelah kebutuhan pertama

dan kedua telah terpenuhi.

4. Kebutuhan pengakuan (esteem needs)

Kebutuhan yang berkaitan tidak hanya menjadi bagian dari

orang lain (masyarakat), tetapi lebih jauh dari itu, yaitu

diakui/dihormati/dihargai orang lain karena kemampuannya

atau kekuatannya. Kebutuhan ini ditandai dengan keinginan

untuk mengembangkan diri, meningkatkan kemandirian dan

kebebasan.

5. Kebutuhan aktualisasi diri (self-actualization needs)

Kebutuhan yang berhubungan dengan aktualisasi atau

penyaluran diri dalam arti kemampuan, minat dan potensi diri

dalam bentuk nyata dalam kehidupannya. Ini ditandai dengan

(23)

keinginannya. Ini merupakan kebutuhan tingkat tertinggi dari

teori Maslow.

2. Teori X dan Y oleh McGregor

Teori ini menyatakan bahwa manusia pada dasarnya terdiri dari dua

jenis. Pencetusnya, McGregor, mengatakan bahwa ada jenis manusia X

dan jenis manusia Y yang masing – masing memiliki karakteristik tertentu.

Inti teori McGregor terlihat pada klasifikasi yang dibuatnya tentang

manusia, yakni:

a. Teori X yang pada dasarnya mengatakan bahwa manusia

cenderung berperilaku negatif

b. Teori Y yang pada dasarnya mengatakan bahwa manusia

cenderung berperilaku positif.

Dalam mengemukakan dan mempertahankan kebenaran teorinya,

McGregor menekankan bahwa cara yang digunakan oleh para manajer

dalam memperlakukan para bawahannya sangat tergantung pada asumsi

yang digunakan tentang ciri – ciri berdasarkan dua kelompok klasifikasi

tersebut. Teori X mengatakan bahwa para manajer menggunakan asumsi

bahwa manusia mempunyai ciri – ciri seperti:

a. Para pekerja pada dasarnya tidak senang bekerja dan apabila

mungkin maka mereka akan berusaha mengelakkannya.

b. Karena pekerja tidak senang bekerja, mereka harus dipaksa,

diawasi atau diancam dengan berbagai tindakan punitif agar

(24)

c. Para pekerja akan berusaha mengelakkan tanggung jawab dan

hanya akan bekerja apabila menerima perintah untuk melakukan

sesuatu.

d. Kebanyakan pekerja akan menempatkan pemuasan kebutuhan

fisiologis dan keamanan diatas faktor – faktor lainyang berkaitan

dengan pekerjaannya dan tidak akan menunjukkan keinginan

atau ambisinya untuk maju.

Sebaliknya, menurut teori Y, para manajer menggunakan asumsi

bahwa para pekerja memiliki ciri – ciri seperti:

a. Para pekerja memandang kegiatan bekerja sebagai hal yang

alamiah seperti halnya beristirahat dan bermain.

b. Para pekerja akan berusaha melakukan tugas tanpa terlalu

diarahkan dan akan berusaha mengendalikan diri sendiri.

c. Pada umumnya para pekerja akan menerima tanggung jawab

yang lebih besar.

d. Para pekerja akan berusaha menunjukkan kreativitasnya dan oleh

karenanya akan berpendapat bahwa pengambilan keputusan

merupakan tanggung jawab mereka juga dan bukan semata –

mata tanggung jawab orang – orang yang menduduki jabatan

manajerial.

Jenis manusia tipe X tidak punya insiatif dan senang diarahkan,

(25)

Bila dikaitkan dengan hirearki kebutuhan dari Maslow, maka

manusia X memiliki kebutuhan tingkat rendah, sedangkan tipe Y memiliki

kebutuhan tingkat tinggi.

Berdasarkan teori ini, apabila bawahan anda termasuk dalam

kategori X, sebaiknya diterapkan gaya kepemimpinan direktif, sedangkan

bagi mereka yang termasuk dalam kategori Y, diterapkan gaya

kepemimpinan partisipatif.

2.1.3 Faktor – Faktor Motivasi Kerja

Faktor – faktor tersebut dapat dibedakan atas dua faktor, yaitu faktor intern

yang terdapat pada diri karyawan itu sendiri dan faktor ekstern yang berasal dari

luar diri karyawan.

Faktor intern yang mempengaruhi pemberian motivasi pada seseorang

tersebut antara lain:

• Kematangan Pribadi

Orang bersifat egois dan manja biasanya akan kurang peka dalam

menerima motivasi yang diberikan, sehingga agak susah bekerja sama

dalam membuat prestasi kerja. Sebaliknya orang yang tingkat kematangan

pribadinya tinggi, akan lebih mudah termotivasi, bahkan tanpa dimotivasi

pun yang bersangkutan mau bekerja tekun dengan membuat prestasi.

• Tingkat Pendidikan

Seseorang karyawan yang mempunyai pendidikan lebih tinggi

(26)

pengetahuan dan wawasan yang lebih luas dibandingkan dengan pegawai

yang berpendidikan lebih rendah. Dengan pengetahuan dan wawasan yang

dia miliki, dia akan lebih mudah mengerti dan memahami serta

mengantisipasi perkembangan organisasi dan tahu apa yang dibutuhkan

organisasi dari dirinya.

• Keinginan dan Harapan Pribadi

Karyawan akan lebih bergairah bekerja bila keinginannya untuk

promosi mendapat tanggapan baik dari organisasi. Dia akan lebih rajin lagi

apabila harapan pengembangan karier untuk masa datang lebih terjamin

dan terarah. Sekiranya keinginan dan harapan itu tidak mungkin terwujud

atau serasa tidak mungkin ada jaminan untuk dapat terlaksana, maka yang

bersangkutan akan tidak termotivasi untuk melakukan pekerjaan. Bahkan

bisa saja karyawan tersebut hanya akan bekerja seadanya saja dan

mempunyai rencana untuk mencari pekerjaan di tempat lain yang dapat

memenuhi keinginan dan harapannya itu.

• Kebutuhan

Kebutuhan dianggap berbanding lurus dengan motivasi. Makin besar

kebutuhan seseorang untuk minta dipenuhi, semakin besar pula motivasi

seseorang untuk mau bekerja keras. Karena yang bersangkutan percaya

bahwa dengan bekerja giat dan baik tersebut, mereka akan dapat

memenuhi kebutuhannya.

(27)

Karyawan yang berada pada tingkat kelelahan dan kebosanan, akan

memperlihatkan gejala – gejala turunnya produktivitas kerja dan mulai

terjadi berbagai kesalahan dalam pekerjaan. Menurut hasil penelitian para

ahli, hal tersebut bersumber antara lain dari faktor makanan dan minuman

yang tidak teratur, gizi dan kesehatan, rokok dan alkohol, kondisi

lingkungan kerja yang buruk, metode kerja yang kaku, suasana kerja yang

penuh konflik, lamanya kerja tanpa istirahat dan pekerjaan yang monoton

tanpa variasi. Sedangkan cara terbaik untuk mengatasi kelelahan dan

kebosanan, adalah dengan motivasi berupa pemberian waktu istirahat yang

cukup, menghindari mereka dari bekerja secara rutin, tetapi melakukan

pergiliran dalam melakukan tugas, menciptakan lingkungan kerja yang

menyenangkan, memperbaiki hubungan ke arah yang lebih harmonis dan

bersahabat, sertaa mengusahakan terpenuhinya kebutuhan jasmani dan

rohani dalam bekerja.

• Kepuasan Kerja

Pada umumnya, seorang pegawai akan dapat merasa puas apabila

dalam pekerjaannya terdapat kesempatan memperoleh umpan balik

tentang hasil pekerjaan yang telah dilakukan, serta terdapat kesempatan

untuk memberikan sumbangan dalam keberhasilan pekerjaan dan adanya

variasi dalam melakukan pekerjaan, juga adanya otonomi untuk bertidak

dan lain –lain.

Faktor ekstern yang berasal dari luar diri karyawan juga dapat

(28)

• Lingkungan Pekerjaan

Lingkungan kerja tersebut meliputi tempat bekerja, fasilitas, alat

bantu pekerjaan, kebersihan, penerangan, ketenangan, termasuk juga

hubungan kerja antara orang – orang yang ada ditempat kerja. Tempat

kerja yang baik dan bersih, mendapat cahaya cukup, bebas dari kebisingan

dan gangguan, jelas akan memberikan motivasi bagi pegawai dalam

melakukan pekerjaan dengan baik. Tetapi lingkungan kerja yang buruk,

kotor, gelap, pengap, lembab dan sebagainya, akan menimbulkan cepat

lelah dan menurunkan daya kreativitas.

• Rasa Aman

Rasa aman misalnya lingkungan kerja yang aman dari segala

gangguan berbentuk ancaman, keamanan jabatan, status kerja yang pasti,

aman atas sarana maupun prasarana yang dipergunakan. Apabila

keamanan dalam bekerja sudah terjamin, motivasi kerja karyawan untuk

bekerja maksimal juga akan bertambah.

• Penghargaan (reward)

Adanya pemberian penghargaan (reward) bagi karyawan yang

berprestasi atau yang berdedikasi tinggi terhadap perusahaan. Dengan

adanya penghargaan seperti ini akan memotivasu karyawan lainnya untuk

bisa mendapatkan penghargaan seperti ini juga.

• Pembayaran atau Gaji (pay)

Pembayaran atau gaji adalah tingkat kompensasi yang memadai

(29)

merupakan harapan setiap pegawai. Karena itu, tingkat kompensasi yang

tidak sesuai dengan kebutuhan dan yang diberikan oleh organisasi lain

untuk jenis pekerjaan yang sama, sering kali menimbulkan keresahan. Jadi

apabila tingkat kompensasi yang didapat karyawan sudah cukup atau

bahkan lebih tinggi dari harapannya, motivasi kerjanya juga akan semakin

tinggi dalam mencapai tujuan perusahaan.

• Hubungan Kerja yang Harmonis

Adanya hubungan kerja yang harmonis dan kompak, pemimpin yang

adil dan bijaksana, dan organisasi tempat bekerja dihargai oleh

masyarakat. Apabila semua ini terpenuhi, maka motivasi untuk bekerja

lebih baik juga akan meningkat.

2.2 Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja merupakan salah satu faktor yang penting dalam

peningkatan kinerja seorang karyawan dalam suatu perusahaan. Dengan tingkat

kepuasan kerja yang tinggi diharapkan tingkat kinerja karyawan akan meningkat

dan tujuan perusahaan akan tercapai. Robbins dan Judge (2008:99),

mendefinisikan kepuasan kerja sebagai suatu perasaan positif tentang pekerjaan

seseorang yang merupakan hasil dari sebuah evaluasi karakteristiknya. Dari

definisi tersebut dapat dikatakan bahwa kepuasan kerja seseorang tergantung dari

berbagai faktor – faktor yang berhubungan dengan karakteristik karyawan tersebut

(30)

Hariandja (2002:290), mengatakan bahwa kepuasan kerja dapat

mempengaruhi perilaku kerja seperti malas, rajin, produktif dan lain – lain, atau

mempunyai hubungan dengan beberapa jenis perilaku yang sangat penting di

organisasi. Kepuasan kerja didefinisikan dengan hingga sejauh mana individu

merasakan secara positif atau negatif berbagai macam faktor atau dimensi dari

tugas tugas dalam pekerjaannya.

Para ahli mengklasifikasikan faktor faktor yang mempengaruhi kepuasan

kerja yang berkaitan dengan beberapa aspek, yaitu:

1. Gaji, yaitu jumlah bayaran yang diterima seseorang sebagai akibat dari

pelaksanaan kerja apakah sesuai dengan kebutuhan dan dirasakan adil.

2. Pekerjaan itu sendiri, yaitu isi pekerjaan yang dilakukan seseorang

apakah memiliki elemen yang memuaskan.

3. Rekan sekerja, yaitu teman – teman kepada siapa seseorang senantiasa

berinteraksi dalam melaksanakan pekerjaan. Seseorang dapat

merasakan rekan kerjanya sangat menyenangkan atau tidak

menyenangkan.

4. Atasan, yaitu seseorang yang senantiasa memberi perintah atau

petunjuk dalam pelaksanaan kerja. Cara – cara atasan dapat tidak

menyenangkan atau menyenangkan dan hal ini mempengaruhi

kepuasan kerja.

5. Promosi, yaitu kemungkinan seseorang dapat berkembang melalui

(31)

kemungkinan dia memperoleh kenaikan kejabatan. Ini juga dapat

mempengaruhi tingkat kepuasan kerja seseorang.

6. Lingkungan kerja, yaitu lingkungan fisik dan psikologis.

Dari aspek – aspek yang disebutkan diatas, dapat dipastikan apabila enam

aspek tersebut sudah terpenuhi semuanya, pasti berdampak positif terhadap

kepuasan kerja karyawan tersebut. Kepuasan kerja yang tinggi dari seorang

karyawan akan sangat menguntungkan bagi perusahaan, karena dengan tingkat

kepuasan kerja yang tinggi, kinerja karyawan akan lebih maksimal. Tingkat

absensi pada karyawan juga akan rendah yang akan berpengaruh pada tingkat

penyelesaian dan efektifitas pekerjaan, serta loyalitas dan komitmen karyawan

diperusahaan tersebut akan tinggi.

Dalam suatu perusahaan yang dimana sebagian besar karyawannya

memperoleh kepuasan kerja, tidak tertutup kemungkinan sebagian kecil

diantaranya ada yang tidak memperoleh kepuasan kerja. Ketidakpuasan kerja

dapat ditunjukkan dalam berbagai cara atau perilaku. Robbins dan Judge

(2008:112) menunjukkan empat respon yang berbeda satu sama lain bersama

dengan dua dimensi: konstruktif/destruktif dan aktif/pasif. Respon – respon

tersebut didefinisikan sebagai berikut:

1. Keluar (exit): Perilaku yang ditujukan untuk meninggalkan organisasi,

(32)

2. Aspirasi (voice): Secara aktif dan konstruktif berusaha memperbaiki

kondisi, termasuk menyarankan perbaikan, mendiskusikan masalah

dengan atasan dan beberapa bentuk aktivitas serikat kerja.

3. Kesetiaan(loyalty): Secara pasif tetapi optimistis menunggu

membaiknya kondisi, termasuk membela organisasi ketika berhadapan

dengan kecaman eksternal dan mempercayai organisasi dan

manajemennya untuk “melakukan hal yang benar”.

4. Pengabaian (neglect): Secara pasif membiarkan kondisi menjadi lebih

buruk, termasuk ketidakhadiran atau keterlambatan yang terus –

menerus, kurangnya usaha, dan meningkatnya kesalahan.

2.3 Kinerja Karyawan

Kinerja menurut Bernardin dan Russel dalam buku Manajemen Sumber

Daya Manusia, Sulistiyani dan Rosidah (2003:223), menjelaskan kinerja

merupakan catatan outcome yang dihasilkan dari fungsi pegawai tertentu atau

kegiatan yang dilakukan selama periode waktu tertentu. Pengertian kinerja disini

tidak bermaksud menilai karakteristik individu tetapi mengacu pada serangkaian

hasil yang diperoleh selama periode waktu tertentu.

Sedangkan kinerja menurut Wilson (2012:231), adalah hasil pekerjaan

yang dicapai seseorang berdasarkan persyaratan – persyaratan pekerjaan (job

requirement). Suatu pekerjaan mempunyai persyaratan tertentu untuk dapat

dilakukan dalam mencapai tujuan yang disebut juga sebagai standar pekerjaan

(33)

tertentu untuk dapat diselesaikan, dan merupakan pembanding (benchmarks) atas

tujuan atau target yang ingin dicapai.

Standar pekerjaan dapat ditentukan dari isi suatu pekerjaan, dapat

dijadikan sebagai dasar penilaian setiap pekerjaan. Untuk memudahkan penilaian

kinerja karyawan, standar pekerjaan harus dapat diukur dan dipahami secara jelas.

Suatu pekerjaan dapat diukur melalui dimensi – dimensi berikut:

1. Jumlah Pekerjaan

Dimensi ini menunjukkan jumlah pekerjaan yang dihasilkan individu

atau kelompok sebagai persyaratan yang dihasilkan individu atau

kelompok sebagai persyaratan yang menjadi standar pekerjaan. Setiap

pekerjaan memiliki persyaratan yang berbeda sehingga membuat

karyawan harus memenuhi persyaratan tersebut baik pengetahuan,

keterampilan, maupun kemampuan yang sesuai. Berdasarkan persyaratan

pekerjaan tersebut dapat diketahui jumlah karyawan yang dibutuhkan

untuk dapat mengerjakannya, atau setiap karyawan dapat mengerjakan

berapa unit pekerjaan.

2. Kualitas Pekerjaan

Setiap karyawan dalam perusahaan harus memenuhi persyaratan

tertentu untuk dapat menghasilkan pekerjaan sesuai kualitas yang dituntut

suatu pekerjaan tertentu. Setiap pekerjaan mempunyai standar kualitas

tertentu yang harus disesuaikan oleh karyawan untuk dapat

(34)

dapat menghasilkan pekerjaan sesuai persyaratan kualitas yang dituntut

pekerjaan tersebut.

3. Ketepatan Waktu

Setiap pekerjaan memiliki karakteristik yang berbeda, untuk jenis

pekerjaan tertentu harus diselesaikan tepat waktu, karena memiliki

ketergantungan atas pekerjaan lainnya. Jadi, bila pekerjaan pada suatu

bagian tertentu tidak selesai tepat waktu akan menghambat pekerjaan pada

bagian lain, sehingga mempengaruhi jumlah dan hasil kualitas pekerjaan.

Demikian pula, suatu pekerjaan harus diselesaikan tepat waktu karena

batas waktu pesanan pelanggan dan penggunaan hasil produksi. Pelanggan

sudah melakukan pemesanan produk sampai batas waktu tertentu. Untuk

memenuhi tuntutan tersebut, pihak perusahaan harus menghasilkannya

tepat waktu. Suatu jenis produk tertentu hanya dapat digunakan sampai

batas waktu tertentu saja, ini menuntut agar diselesaikan tepat waktu,

karena akan berpengaruh atas penggunaannya. Pada dimensi ini, karyawan

dituntut untuk dapat menyelesaikan pekerjaan tepat waktu.

4. Kehadiran

Suatu jenis pekerjaan tertentu menuntut kehadiran karyawan dalam

mengerjakannya sesuai waktu yang ditentukan. Ada tipe pekerjaan yang

menuntut kehadiran karyawan selama delapan jam sehari untuk lima hari

kerja seminggu. Kinerja karyawan ditentukan oleh tingkat kehadiran

(35)

5. Kemampuan Kerja Sama

Tidak semua pekerjaan dapat diselesaikan oleh satu orang karyawan

saja. Untuk jenis pekerjaan tertentu mungkin harus diselesaikan oleh dua

orang karyawan atau lebih, sehingga membutuhkan kerja sama antar

karyawan sangat dibutuhkan. Kinerja karyawan dapat dinilai dari

kemampuannya bekerjasama dengan rekan sekerja lainnya.

Dengan mengadakan penilaian kinerja maka diharapkan pimpinan dapat

memantau kinerja para karyawan baik secara individu maupun sebagai dalam satu

kelompok kerja. Untuk itu seorang pemimpin diharapkan dapat menetapkan

kriteria penilaian yang jelas serta obyektif sehingga penilaian yang dilakukan

memperoleh hasil yang akurat dalam setiap aktivitas pekerjaan yang dinilai.

Untuk penilaian kinerja yang efektif maka dilakukan penilaian kinerja

secara spesifik dalam setiap aktivitas pekerjaan sehingga dapat memberikan

umpan balik bagi karyawan dalam melaksanakan pekerjaan.

2.4 Hubungan Motivasi Kerja, Kepuasan dan Kinerja

Menurut Wibowo (2010:389) Motivasi dapat dipastikan mempengaruhi

kinerja, walaupun bukan satu – satunya faktor yang membentuk kinerja. Gibson

dalam buku Wibowo (2010:508) secara jelas menggambarkan adanya hubungan

timbal balik antara kinerja dan kepuasan kerja. Di satu sisi dikatakan kepuasan

kerja menyebabkan peningkatan kinerja sehingga pekerja yang puas akan lebih

produktif. Di sisi lain dapat pula terjadi kepuasan kerja disebabkan oleh adanya

(36)

mendapatkan kepuasan. Wibowo (2010:506) juga mengatakan, penelitian

menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara motivasi

dengan kepuasan kerja.

2.5 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan penjelasan secara teoritis hubungan

antara variabel yang akan diteliti. Hal ini merupakan jaringan hubungan antar

variabel yang secara logis diterangkan, dikembangkan dan dielaborasi dari

perumusan masalah yang telah diidentifikasi melalu proses wawancara, observasi,

dan survei literatur. Pada umumnya setiap perusahaan mengharapkan keuntungan

atau profit yang maksimal dari usaha yang dijalankannya dengan cara lebih

meningkatkan kinerja karyawannya. Apabila perusahaan tidak mampu

memberikan motivasi yang baik serta tidak mampu memberikan kepuasan kerja

yang cukup kepada karyawannya, maka jelas akan berdampak negatif terhadap

kinerja karyawan mereka.

Oleh karena itu, pimpinan perusahaan harus mampu memberikan motivasi

kerja yang baik kepada karyawannya serta berusaha meningatkan tingkat

kepuasan kerja karyawan mereka, sehingga kinerja para karyawan dalam

mengerjakan pekerjaannya juga menjadi lebih baik dan maksimal. Dengan begitu,

visi dan misi perusahaan pasti akan tercapai. Secara skematis, kerangka

(37)

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

H1

H2

H3

2.6 Hipotesis

Hadari Nawawi (1997:351), menyebutkan bahwa kata motivasi

(motivation) kata dasarnya adalah motif (motive) yang berarti dorongan, sebab

atau alasan seseorang melakukan sesuatu. Dengan demikian motivasi sangat

penting diberikan kepada karyawan karena dengan motivasi ini diharapkan setiap

individu karyawan mau bekerja keras dan mengeluarkan segala kemampuan

terbaiknya untuk mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan. Menurut

Wibowo (2010:389) motivasi dapat dipastikan mempengaruhi kinerja, walaupun

bukan satu – satunya faktor yang membentuk kinerja. Faktor – faktor yang

mempengaruhi motivasi kerja antara lain seperti lingkungan pekerjaan, rasa aman,

penghargaan (reward), gaji dan lain – lain. Menurut penelitian yang dilakukan

oleh Yulia (2009) dan Rahmatullah (2012), membuktikan bahwa motivasi kerja

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Oleh karena itu, Motivasi Kerja

(X1)

Kinerja Karyawan

(Y)

Kepuasan Kerja

(38)

perusahaan harus bisa memberikan motivasi kerja yang baik dan secara terus

menerus kepada karyawannya, agar para karyawan terpacu untuk bekerja lebih

keras dan giat untuk mencapai tujuan perusahaan serta mencapai prestasi kerja

yang lebih baik lagi. Dari pembahasan ini dapat diambil hipotesis:

H1: Motivasi kerja memiliki pengaruh positif terhadap kinerja karyawan Kantor Pusat PT. PP. London Sumatera Tbk. Sumatera Utara.

Kepuasan kerja juga merupakan salah satu faktor yang penting dalam

peningkatan kinerja seorang karyawan dalam suatu perusahaan. Robbins dan

Judge (2008:99), mendefinisikan kepuasan kerja sebagai suatu perasaan positif

tentang pekerjaan seseorang yang merupakan hasil dari sebuah evaluasi

karakteristiknya. Hariandja (2002:290), mengatakan bahwa kepuasan kerja dapat

mempengaruhi perilaku kerja seperti malas, rajin, produktif dan lain – lain, atau

mempunyai hubungan dengan beberapa jenis perilaku yang sangat penting di

organisasi. Gibson dalam Wibowo (2010:508) secara jelas menggambarkan

adanya hubungan timbal balik antara kinerja dan kepuasan kerja. Menurut

penelitian yang dilakukan oleh Yulia (2009) dan Rahmatullah (2012),

membuktikan bahwa kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kinerja karyawan. Oleh karena itu, perusahaan harus mampu menjaga tingkat

kepuasan kerja karyawan agar selalu tinggi. Hal ini sangat berguna, karena apabila

seorang karyawan memiliki tingkat kepuasan kerja yang tinggi, maka karyawan

tersebut akan mampu untuk bekerja lebih fokus dan giat dalam upaya untuk

mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan. Dari pembahasan ini dapat

(39)

H2: Kepuasan kerja memiliki pengaruh positif terhadap kinerja karyawan Kantor Pusat PT. PP. London Sumatera Tbk. Sumatera Utara.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, motivasi kerja dan kepuasan

kerja masing – masing memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap

kinerja karyawan. Faktor – faktor yang mempengaruhi motivasi kerja dan

kepuasan kerja seseorang juga ada beberapa yang sama seperti lingkungan

pekerjaan dan gaji. Wibowo (2010:506) juga mengatakan, penelitian

menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara motivasi

dengan kepuasan kerja. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Yulia (2009) dan

Rahmatullah (2012), menunjukkan bahwa motivasi kerja dan kepuasan kerja

secara serentak berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Oleh karena itu,

perusahaan harus mampu memberikan motivasi kerja yang lebih baik lagi serta

menjaga tingkat kepuasan kerja untuk selalu tinggi kepada para karyawannya agar

para karyawan dapat bekerja lebih keras dan giat demi tercapainya tujuan

perusahaan. Hal ini juga dapat memicu karyawan untuk semakin meningkatkan

kinerjanya untuk mencapai prestasi kerja yang lebih baik lagi. Dari pembahasan

ini dapat diambil hipotesis:

(40)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah kuantitatif berjenis statistik

dan asosiatif. Dikatakan pendekatan kuantitatif sebab pendekatan ini berangkat

dari suatu kerangka teori gagasan para ahli ataupun pemahaman peneliti

berdasarkan pengalamannya, kemudian dikembangkan menjadi permasalahan –

permasalahan beserta pemecahan – pemecahannya yang diajukan untuk

memperoleh pembenaran (verifikasi) dalam bentuk dukungan data empiris di

lapangan atau lebih sering disebut penelitian survei (field research). Dimana

penelitian ini dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang

dipelajari adalah data dari sampel dan hasilnya digeneralisasikan.

Penulisannya menggunakan aspek pengukuran, perhitungan, rumus dan

kepastian data numerik. Penelitian kuantitatif banyak digunakan untuk menguji

suatu teori, untuk menyajikan suatu fakta atau mendeskripsikan statistik untuk

menunjukkan hubungan antar variabel. Penelitian ini merupakan penelitian

statistik karena menggunakan analisis statistik regresi linier berganda. Sedangkan

dikatakan penelitian asosiatif karena penelitian ini menghubungkan dua variabel

(41)

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Kantor Pusat PT. PP. London Sumatera Tbk.

Sumatera Utara yang beralamat di Jalan Ahmad Yani No. 2 Medan. Waktu

penelitian dilakukan dari bulan Agustus 2012 sampai dengan Desember 2012.

3.3 Batasan Operasional

Batasan operasional variabel digunakan untuk menghindari kesalahan

dalam membahas dan menganalisis permasalahan dalam penelitian ini, dapat

dibagi dalam suatu batasan operasional, antara lain:

a. Variabel independen (X) adalah Motivasi Kerja (X1) dan Kepuasan

Kerja (X2).

b. Variabel dependen (Y) adalah Kinerja Karyawan.

3.4 Definisi Operasional

Untuk menghindari pengertian yang berbeda dari variabel yang digunakan

dalam penelitian ini, maka perlu dibuat batasan atau defenisi dari masing –

masing variabel sebagai berikut:

3.4.1 Motivasi Kerja

Motivasi adalah dorongan, sebab atau alasan seseorang melakukan

sesuatu. Motivasi ini dapat saja muncul dari dalam diri karyawan itu

sendiri ataupun dari luar diri karyawan tersebut seperti dari pihak

(42)

yang baik, sarana dan prasana pekerjaan yang memadai, jenjang karir yang

jelas, perputaran karyawan agar tidak jenuh dan lain – lain. Ini semua bisa

menjadi dasar karyawan untuk lebih bersemangat dalam melakukan

pekerjaannya dan dapat mencapai tujuan perusahaan yang ditetapkan.

3.4.2 Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja merupakan keadaan emosional dimana karyawan

merasa nyaman, senang dan tenang dalam melakukan pekerjaannya,

dimana dia dapat mengembangkan segala potensi yang dimilikinya,

memiliki hubungan kerja yang baik sesama karyawan dan atasannya, yang

akan membuat kinerja karyawan itu sendiri meningkat dan

menguntungkan bagi dirinya sendiri dan juga perusahaan karena tujuan

perusahaan yang telah ditetapkan dapat tercapai.

3.4.3 Kinerja

Pada dasarnya kinerja merupakan hasil kerja seorang karyawan

dalam periode waktu tertentu yang bersifat individual, karena setiap

karyawan mempunyai tingkat yang berbeda – beda dalam melaksanakan

pekerjaannya. Hasil kerja karyawan akan baik dan sesuai dengan target

yang ditetapkan apabila karyawan merasa aman dan nyaman dalam

(43)

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran yang digunakan penulis adalah menggunakan skala

Likert, yaitu dengan menyusun pertanyaan atau pernyataan yang masing – masing

item diberi range skor. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat,

persepsi seseorang atau kelompok tentang fenomena sosial. Dengan skala Likert

maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian

indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item – item

instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan. Skala Likert

menggunakan lima tingkat jawaban sebagai berikut:

Tabel 3.1

Instrumen Skala Likert

No. Skala Skor

1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (S) 4

3 Netral (N) 3

4 Tidak Setuju (TS) 2

5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1

3.6 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa

orang, objek, transaksi, atau kejadian dimana kita tertarik untuk mempelajarinya

atau menjadi objek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan di

Kantor Pusat PT. PP. London Sumatera Tbk. Sumatera Utara yang berjumlah 261

(44)

Sampel adalah himpunan bagian dari unit populasi. Jumlah sampel yang

akan dipergunakan untuk suatu penelitian perlu dipertimbangkan dengan baik.

Untuk menentukan jumlah sampel yang akan diambil, digunakan rumus Slovin

(Ginting, 2008:132), yaitu:

=

1+��2

Keterangan:

n = Jumlah sampel

N = Ukuran populasi

e = Tingkat kesalahan = 10%

3.7 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder. Data primer merupakan data yang dikumpulkan secara langsung dari

objek penelitian dan diukur sendiri oleh peneliti. Pengumpulan data direncanakan

dilakukan melalui kuesioner yang dikirimkan secara langsung ke perusahaan

tempat karyawan bekerja.

Sedangkan Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan

peneliti dari berbagai sumber yang telah ada. Data sekunder dapat diperoleh

(45)

3.8 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan cara

melalui penyebaran kuesioner – kuesioner secara langsung kepada karyawan yang

bekerja di Kantor Pusat PT. PP. London Sumatera Tbk Sumatera Utara. Kuesioner

terdiri dari dua bagian, yaitu: Pertama, berisikan pertanyaan – pertanyaan tentang

data responden. Kedua, berisikan pertanyaan dan pernyataan yang berkaitan

dengan variabel penelitian.

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas

3.9.1. Uji Validitas

Uji Validitas dilakukan untuk mengukur apakah data yang telah didapat

setelah penelitian merupakan data yang valid dan alat ukur yang digunakan

(kuesioner). Uji validitas ini dilakukan kepada 73 orang karyawan Kantor Pusat

PT. PP. London Sumatera Tbk. Sumatera Utara sebagai responden. Metode yang

digunakan adalah dengan membandingkan nilai korelasi atau rhitung dari variabel

penelitian dengan dengan nilai rtabel. Kriteria dalam menentukan validitas suatu

kuesioner adalah sebagai berikut:

1. Jika rhitung> rtabel maka pertanyaan dinyatakan valid.

2. Jika rhitung< rtabel maka pertanyaan dinyatakan tidak valid.

3.9.2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk melihat apakah alat ukur yang digunakan

(46)

Pertanyaan yang telah dinyatakan valid dalam uji validitas, maka akan ditentukan

reliabilitasnya dengan melihat nilai dari Cronbach’s Alpha. Apabila koefisien

cronbach’s alpha lebih dari 0,60, maka instrumen yang digunakan dikatakan

reliabel (Ghozali, 2001:133).

3.10 Teknik Analisis

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah:

3.10.1 Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif merupakan kegiatan menyimpulkan data mentah

dalam jumlah yang besar sehingga hasilnya dapat ditafsirkan. Mengelompokkan

atau memisahkan komponen atau bagian yang relevan dari keseluruhan data, juga

merupakan salah satu bentuk analisis untuk menjadikan data mudah dikelola.

3.10.2 Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan analisis regresi, agar dapat perkiraan yang tidak bisa

dan efesiensi maka dilakukan pengujian asumsi klasik yang harus dipenuhi, yaitu:

a. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi

sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Uji

normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan Kolmogorov –

Smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikan 5% maka jika nilai

P value (Sig.) diatas nilai signifikan 5% dapat disimpulkan bahwa data

diambil dari populasi yang berdistribusi normal

(47)

Adanya varians variabel independen adalah konstan untuk setiap nilai

tertentu variabel independen (Homokedastisitas). Model regresi yang

baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas, atau terjadi

homoskedastisitas. Heteroskedastisitas diuji dengan menggunakan uji

Glejser dengan pengambilan keputusan jika variabel independen

signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen maka ada

indikasi terjadinya heteroskedastisitas. Jika probabilitas signifikannya

diatas tingkat kepercayaan 5% dapat disimpulkan model regresi tidak

mengarah adanya heteroskedastisitas.

c. Uji Multikolinearitas

Artinya variabel independen yang satu dengan yang lain dalam model

regresi berganda tidak saling berhubungan secara sempurna. Untuk

mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari

besarnya nilai Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor) melalui

program SPSS. Tolerance mengukur variabilitas variabel terpilih yang

tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai umum yang

biasa dipakai adalah nilai Tolerance > 1 atau nilai VIF < 5, maka tidak

terjadi multikolinearitas (Situmorang, 2010:153).

3.10.3 Uji Hipotesis

Untuk mengukur seberapa jauh pengaruh motivasi kerja dan kepuasan

kerja terhadap kinerja karyawan, maka dilakukan pengujian dengan

(48)

1. Analisis Regresi Linier Berganda

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan analisis statistik regresi

linier berganda. Persamaan yang digunakan adalah:

Y=a+b1X1+b2X2+e

Keterangan:

Y = Kinerja karyawan

a = Konstanta

b1;b2 = Koefesien regresi berganda

X1 = Motivasi kerja

X2 = Kepuasan kerja

e = Standar eror

2. Uji Signifikan Simultan (Uji-F)

Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah semua variabel bebas

yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara

bersama-sama terhadap variabel terikat.

Kriteria pengujiannya adalah:

H0: b1, b2, b3 = 0, artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh

yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel

terikat.

Ha: b1, b2, b3 ≠ 0, artinya secara serentak terdapat pengaruh yang

positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

Kriteria pengambilan keputusannya adalah:

(49)

Ha ditolak jika Fhitung > Ftabel pada α = 5%.

3. Uji Signifikan Parsial (Uji – t)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh

suatu variabel independen secara parsial (individual) terhadap variasi

variabel dependen.

Kriteria pengujiannya adalah:

H0 : B1 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang

positif dan signifikan dari variabel independen terhadap variabel

dependen.

Ha : B2 ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen.

Kriteria pengambilan keputusannya adalah:

H0 diterima jika thitung < ttabelpada α = 5%

Ha ditolak jika thitung > ttabel pada α = 5%

4. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien Determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa

besar kontribusi variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).

Jika Koefisien Determinasi (R2) semakin besar (mendekati satu) menunjukkan semakin baik kemampuan variabel X menerangkan

variabel Y dimana 0 < R2 < 1. Sebaliknya, jika R2 semakin kecil (mendekati nol), maka akan dapat dikatakan bahwa pengaruh

(50)

model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh

(51)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

4.1.1. Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dilakukan untuk mengukur apakah data yang didapat setelah

penelitian merupakan data yang valid dengan alat ukur yang digunakan

(kuesioner). Pengujian validitas dan reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan

bantuan software SPSS (Statistic Package for Social Science ) 17.0 for windows

dengan cara one shot method artinya pengujian validitas dan reliabilitas kuesioner

cukup dilakukan sekali.

1. Uji Validitas

Adapun kriteria dalam pengujian validitas adalah sebagai berikut:

a. Jika rhitung > rtabel maka pertanyaan dinyatakan valid

b. Jika rhitung <rtabel maka pertanyaan dinyatakan tidak valid

c. Nilai rhitung dapat dilihat pada kolom corrected item correlation

Penyebaran kuesioner diberikan kepada 73 responden. Nilai rtabel dengan

ketentuan df = jumlah kasus – 2 = 71 dan tingkat signifikansi sebesar 1%

maka angka yang diperoleh adalah 0,2718. Kemudian dilakukan pengujian

(52)

Tabel 4.1 Uji Validitas

Pertanyaan r hitung r tabel Validitas

M1 0,635 0,2718 Valid

Dari tabel hasil uji validitas memperlihatkan nilai r hitung setiap indikator

variabel lingkungan kerja, karakteristik pekerjaan dan motivasi kerja lebih besar

dibanding nilai r tabel. Dengan demikian indikator atau kuesioner yang digunakan

oleh masing-masing variabel dinyatakan valid untuk digunakan sebagai alat ukur

(53)

2. Uji Reliabilitas

Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan uji One Shot, artinya

satu kali pengukuran saja dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan

pertanyaan lainnya atau dengan kata lain mengukur korelasi antar jawaban

pertanyaan. Apabila koefisien cronbach’s alpha lebih dari 0,60, maka

instrumen yang digunakan dikatakan reliabel (Ghozali, 2001:133). Hasil uji

reliabilitas ditampilkan dalam tabel 4. berikut ini:

Tabel 4.2 Uji Reliaibilitas

Pada 26 Pernyataan diketahui bahwa koefisien alpha (Cronbach's Alpha)

adalah sebesar 0.889 ini berarti 0.889 > 0.60 sehingga dapat dinyatakan

bahwa kuesioner yang digunakan variabel motivasi kerja, kepuasan kerja dan

kinerja karyawan telah reliabel dan dapat disebarkan kepada responden untuk

dijadikan sebagai instrumen penelitian.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

(54)

4.1.2. Analisis Deskriptif

4.1.2.1. Analisis Deskriptif Responden

Analisis deskriptif dalam penelitian ini merupakan uraian atau penjelasan

dari hasil pengumpulan data primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh

responden penelitian. Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 73

orang karyawan kantor pusat PT. PP. London Sumatera Tbk. Sumatera

Utara. Karakteristik responden terdiri dari jenjang pendidikan yang

membedakannya.

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenjang Pendidikan

Berdasarkan identifikasi menurut jenjang pendidikan akan dilihat jumlah

distribusi karyawan yang berpendidikan terakhir SMA dan Strata-1 (S1),

yang hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.3 Jenjang Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid sma 14 19.2 19.2 19.2

s1 59 80.8 80.8 100.0

Total 73 100.0 100.0

Dari tabel ini terlihat bahwa jumlah responden yang berpendidikan

terakhir S1 lebih banyak (80,8%) dibanding dengan responden yang

(55)

4.1.2.2. Analisis Deskriptif Variabel

a. Variabel Motivasi Kerja (X1) Tabel 4.4

Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Motivasi Kerja

No Pernyataan STS TS N S SS

(56)

8 Keamanan dalam menjalankan pekerjaan sangat terjamin

0 0 0 0 2 2.7 51 69.9 20 27.4

1. Pada pernyataan pertama, 31.5% responden menyatakan sangat setuju,

61.6% menyatakan setuju, 6.8% menyatakan netral dan tidak ada

responden yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju. Hal ini

menunjukkan bahwa mayoritas responden merasa bekerja pada perusahaan

ini membuat mereka berguna di dalam kehidupan bermasyarakat.

2. Pada pernyataan kedua, 19.2% responden menyatakan sangat setuju,

72.6% menyatakan setuju, 6.8% menyatakan netral, 1.4% menyatakan

tidak setuju dan tidak ada responden yang menyatakan tidak sangat tidak

setuju. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden merasa hubungan

kerja antara atasan dan bawahan baik dan tidak kaku.

3. Pada pernyataan ketiga, 30.1% responden menyatakan sangat setuju,

63.0% menyatakan setuju, 6.8% menyatakan netral dan tidak ada

responden yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju. Hal ini

menunjukkan bahwa mayoritas responden merasa pemberian penghargaan

bagi karyawan yang berprestasi akan memberi motivasi kerja kepada

karyawan.

4. Pada pernyataan keempat, 32.9% responden menyatakan sangat setuju,

60.3% menyatakan setuju, 5.5% menyatakan netral, 1.4% menyatakan

tidak setuju dan tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju.

(57)

tanggung jawab yang diberikan sesuai dengan pendidikan dan kemampuan

para responden.

5. Pada pernyataan kelima, 28.8% responden menyatakan sangat setuju,

65.8% menyatakan setuju, 5.5% menyatakan netral, dan tidak ada

responden yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju. Hal ini

menunjukkan bahwa mayoritas responden merasa besarnya gaji yang

diperoleh sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan

6. Pada pernyataan keenam, 32.9% responden menyatakan sangat setuju,

50.7% menyatakan setuju, 16.4% menyatakan netral, dan tidak ada

responden yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju. Hal ini

menunjukkan bahwa mayoritas responden merasa prestasi karyawan selalu

dinilai dengan teliti dan benar.

7. Pada pernyataan ketujuh, 23.3% responden menyatakan sangat setuju,

65.8% menyatakan setuju, 11.0% menyatakan netral, dan tidak ada

responden yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju. Hal ini

menunjukkan bahwa mayoritas responden merasa memiliki peluang dan

kesempatan untuk mengembangkan keterampilan dan kemampuannya.

8. Pada pernyataan kedelapan, 27.4% responden menyatakan sangat setuju,

69.9% menyatakan setuju, 2.7% menyatakan netral dan tidak ada

responden yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju. Hal ini

menunjukkan bahwa mayoritas responden merasa keamanan dalam

(58)

b. Variabel Kepuasan Kerja (X2) Tabel 4.5

Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Kepuasan Kerja

No Pernyataan STS TS N S SS

2 Dalam menghadapi kesulitan dan rasa puas pada diri saya

(59)

No Pernyataan STS TS N S SS

1. Pada pernyataan pertama, 43.8% responden menyatakan sangat setuju,

41.1% menyatakan setuju, 15.1% menyatakan netral dan tidak ada

responden yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju. Hal ini

menunjukkan bahwa mayoritas responden merasa senang dengan kondisi

lingkungan kerja sekarang.

2. Pada pernyataan kedua, 17.8% responden menyatakan sangat setuju,

72.6% menyatakan setuju, 9.6% menyatakan netral dan tidak ada

responden yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju. Hal ini

menunjukkan bahwa mayoritas responden merasa dalam menghadapi

kesulitan dan melaksanakan semua tugas, dapat diselesaikan melalui

bimbingan atasan memberikan rasa puas pada diri para responden.

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Tabel 3.1
Tabel 4.1
Tabel 4.3 Jenjang Pendidikan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Aplikasi yang dibuat ini dapat menyediakan in.formasi yang berkaitan dengan informasi kejuaraan Road Race secara /uas, yang melipuli in.formasi kejuaraan, data

54 054/KPT/14 YOSEP PEPAH Lulus A PT.PONCO OILFIELD SUPPLIES &amp; SERVICE Sudah Jadi. 1 001/KJ/14 SEBASTIANUS NARA PRASIDDHA Lulus

menggunakan jaringan berupa pengiriman data atau yang lain, simpul lain akan menunda keinginan untuk menggunakan jaringan sampai simpul yang sedang menggunakan jaringan

Hasil penelitian: Analisis multivariate menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara kehamilan tidak diinginkan dengan kejadian stunting pada anak balita usia 12-59

Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa hasil observasi aktivitas guru dan siswa dalam proses pembelajaran menggunakan berbasis masalah, keterampilan

Skripsi EVALUASI PELAKSANAAN KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN RI..... ADLN Perpustakaan

The forest management plan shall specify measures for protection of rare and endangered species and their habitats, prevention of fire, as well as include the

Belajar ataupun bekerja pada bidang-bidang yang diminati terlebih lagi dengan di dukung dengan bakat serta talenta yang sesuai akan memberi semangat dalam