KEKASARAN PERMUKAAN RESIN AKRILIK
POLIMERISASI PANAS SETELAH PERENDAMAN
DALAM LARUTAN EKSTRAK DAUN KEMANGI
(Ocimum basilicum linn) 12,5 %
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar sarjana kedokteran gigi
Oleh :
Shubah Sanggiri Teangiah NIM :110600165
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNVERSITAS SUMATERA UTARA
Fakultas Kedokteran Gigi
Departemen Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran Gigi
Tahun 2015
Shubah Sanggiri Teangiah
Kekasaran Permukaan Resin Akrilik Polimerisasi Panas Setelah Perendaman Dalam
Larutan Ekstrak Daun kemangi (Ocimum basilicum linn) 12,5%
x + 48 halaman
Resin akrilik polimerisasi panas merupakan bahan basis protesa yang paling popular. Kekasaran permukaan adalah salah satu sifat fisis yang penting dari resin akriliknya. Daun Kemangi sebagai produk tumbuhan alami yang muncul ke permukaan sebagai perawatan semakin populer, bahkan untuk perawatan kesehatan mulut. Daun Kemangi berisi puluhan komponen aromatik minyak atsiri pada daun dalam kuantitas yang berbeda dan proporsi tergantung pada budidaya. Ini termasuk
Kekasaran permukaan sampel diukur sebelum dan setelah perlakuan dengan menggunakan alat profilometer. Analisa data yang digunakan adalah uji Repeated Anova dengan post hoc uji Least Significant Difference (LSD). Hasil penelitian ini didapatkan rerata nilai kekasaran permukaan sampel sebelum perendaman adalah sebesar 0,18038 ± 0,008374 µm, setelah perendaman 60 menit dan 120 menit masing-masing sebesar 0,19100 ± 0,008710 µm dan 0,20350 ± 0,009220 µm. Uji
Repeated Anova menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nilai kekasaran permukaan
yang bermakna (p≤0.05) anta ra sebelum perendaman dan sesudah perendaman
selama 60 menit dan 120 menit. Dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan kekasaran permukaan yang bermakna antara kekasaran resin akrilik tanpa perendaman dengan yang telah direndam dalam larutan ekstrak daun kemangi selama 60 menit dan 120 menit. Semakin lama perendaman resin akrilik polimerisasi panas dalam larutan ekstrak daun kemangi maka semakin besar peningkatan kekasaran permukaan resin akrilik.
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan tim penguji skripsi
Pembimbing: Tanda tangan
TIM PENGUJI SKRIPSI
Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan tim penguji pada tanggal 17 Juni 2015
TIM PENGUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi
Rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya terkhusus penulis sampaikan kepada ayahanda Teangiah dan ibunda Dhanalecthumy atas segala kasih sayang, bimbingan, doa, dukungan baik moral ataupun materil, dan motivasi yang tiada hentinya kepada penulis selama menempuh pendidikan. Tak lupa pula penulis juga mnyampaikan terima kasih kepada saudara penulis, adik tersayang Laavanyaraj atas dukungan yang diberikan .
Dalam pelaksanaan penelitian dan penulisan skripsi ini, penulis telah banyak mendapatkan bimbingan, pengarahan, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Nazruddin, drg.,C.Ort.,Ph.D., Sp.Ort selaku Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara atas izin penelitian yang diberikan.
2. Lasminda Syafiar, drg., M.Kes selaku ketua Departmen Ilmu Material dan
Teknologi Kedokteran Gigi Sumatera Utara dan selaku dosen pembimbing yang telah bersedia memberikan bimbingan, pengarahan, dan motivasi kepada penulis selama pembuatan proposal, penelitian, seminar hasil hingga penyempurnaan skripsi ini.
3. Seluruh staf pengajar di Departemen Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran
Gigi Universitas Sumatera Utara.
4. Drs. M. Agus Zaenuri, MT selaku instruktur laboratorium Teknik Mesin
Politeknik Medan yang telah memberikan izin, bantuan, dan bimbingan yang begitu besar dalam penelitian.
5. Drs. Awaluddin Saragih, M.Si., Apt. selaku Pengelola Bagian Laboratorium
Obat Tradisional Farmasi USU atas bantuannya selama penulis melaksanakan penelitian.
6. Maya Fitria, SKM, M.Kes selaku dosen yang telah meluangkan waktunya
untuk membantu penulis dalam melakukan analisa statistic di Departemen Kependudukan dan Biostatistik FKM USU.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna.Olek karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk penyempurnaan skripsi ini.
Medan, Juni 2015 Penulis,
Shubah Sanggiri Teangiah NIM: 110600165
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Resin Akrilik ... 5
2.5 Kerangka Konsep ... 12
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Hasil Pengukuran Kekasaran Permukaan Resin Akrilik (µm)
Sebelum dan Sesudah Direndam Dalam Larutan Ekstrak Daun Kemangi 12,5%... 28
Tabel 2 Analisis Statistik Uji Repeated Anova Sesudah Direndam
Dalam Larutan Ekstrak Daun Kemangi 12,5% selama 60
menit dan 120 menit……… 30
Tabel 3 Analisa Statistik Uji Least Significance Difference (LSD)
Antara Kelompok Perendaman……… 30
(e)Rubber bowl and Spatula pengaduk (f)Pot Akrilik
(g)Profilometer (h)Rotary Evaporator (i) Stopwatch (j)Corong kaca
(k)Kertas penyaring (l)Toples Kaca (m)Timbangan Digital ... 18 4. ... (n)
Resin akrilik polimerisasi panas (o) Daun Kemangi (p)Vaselin (q)Gips Tipe 2 (r) Kertas Pasir (s) Cold Mould Seal
(t) Emery (v) Aqusdest (w) Etanol Destilasi (96%) ... 19 5. ... Ma
ster logam dimasukkan ke dalam kuvet ... 20 6. ... Ku
vet atas dan bawah dipisahkan ... 20 7. ... Ku
vet ditekan menggunakan alat press manual ... 21 8. ... Ku
vet dikeluarkan dari alat waterbath ... 22 9. ... Sa
mpel yang diberi nomor ... 22 10. ... Da
un kemangi yang dikumpul dan dicuci dengan air... 23 11. ... Da
un kemangi yang diserbukkan diekstrak dengan pelarut etanol dan terlindung dari cahaya matahari ... 24 12. ... Pe
nguapan hasil ekstraksi ... 24 13. ... Pe
ngenceran larutan ekstrak daun kemangi ... 25 14. ... Sk
ema daerah yang diukur ... 25 15. ... Pe
ngukuran sampel ... 26 16. ... Per
17. ... Gr afik nilai rata-rata kekasaran permukaan sebelum dan setelah
perendaman dalam larutan ekstrak daun kemangi ... 28
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Alur Penelitian
2. Hasil Analisis Deskriptif Perubahan Kekasaran Resin Akrilik Polimerisasi Panas Setelah Perendaman Dalam Larutan Ekstrak Daun kemangi 12,5%
3. Output Uji Tes Normalitas Data Kekasaran Permukan Resin Akrilik
Polimerisasi Panas Sebelum dan Sesudah Perendaman Dalam Larutan Ekstrak Daun kemangi 12,5%
4. Anova Multivariate Tests
5. ANOVA REPEATED / General Linear Model
6. Tabel Hasil Pengukuran Kekasaran Permukaan Resin Akrilik Polimerisasi
Panas Sebelum Perendaman
7. Tabel Hasil Pengukuran Kekasaran Permukaan Resin Akrilik Polimerisasi
Panas Sesudah Perendaman 8. Surat Keterangan Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Resin akrilik pertama kali diperkenalkan sebagai basis gigitiruan pada awal 1930-an. Bahan basis protesa yang paling populer adalah resin akrilik polimerisasi panas (poli metil metakrilat). Resin akrilik terdapat dalam bentuk cair (monomer) dan bubuk (polimer), diperkenalkan pada tahun 1937. Metil metakrilat adalah cairan dan dikenal sebagai monomer. Apabila molekul monomer diaktifkan oleh panas, cahaya atau bahan kimia, mereka bergabung bersama untuk membentuk molekul yang lebih besar. Pembentukan molekul yang lebih besar menghasilkan molekul metil metakrilat berubah dari cairan menjadi padat, yang merupakan polimer yang dikenal sebagai polimetil metakrilat.1
Kelebihan dari resin akrilik terdiri dari nilai estetika yang menyerupai jaringan asli, kemudahan manipulasi, permeabilitas yang rendah pada cairan rongga mulut dan mudah didapat dengan biaya rendah. Resin akrilik memiliki kekurangan seperti ketidakstabilan dimensi, penyerapan air, perubahan warna pada pemakaian lama dan fraktur.1 Terjadinya fraktur akibat kekuatan fatik pada saat terjadi gaya pengunyahan secara intra oral dan gagal dalam menahan gaya impak yang terjadi secara ekstra oral. Fraktur juga dapat terjadi akibat kurangnya kekuatan transversal, kekuatan impak, kekuatan fleksural dan kekuatan fatik.2
Pada pemakaian gigitiruan lepasan (GTL) dengan basis resin akrilik polimerisasi panas, gigitiruannya akan berkontak dengan saliva, makanan dan minuman. Hal ini menyebabkan terjadinya deposit plak dan noda karena pemeliharaan dan pembersihan yang tidak baik. Edukasi kepada pasien sangat penting untuk meningkatkan kesadaran mereka tentang keterbatasan dan kelemahan sifat fisik dan mekanik dari protesa.3
kimia atau keduanya sangat penting untuk meminimalkan dan sebaiknya menghilangkan reaksi jaringan yang merugikan. Permukaan yang kasar dan tidak teratur merupakan awal dari akumulasi deposit pada gigitiruan, peningkatan pewarnaan dan mikroorganisme dalam mulut, sehingga berpengaruh terhadap nilai estetika gigitiruan.4
Ekstrak daun kemangi memiliki eugenol dalam linalool, yang dapat bersifat sebagai agen antijamur. Penelitian yang dilakukan oleh Hadianto L. dkk (2012) didapatkan bahwa ekstrak daun kemangi dijadikan bahan alternatif perendaman gigitiruan sebagai denture cleanser dan hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa perendaman resin akrilik polimerisasi panas dalam ekstrak daun kemangi dengan konsentrasi ekstrak daun kemangi 12.5% paling efektif dalam menurunkan jumlah koloni Candida albicans. Hadianto L. dkk juga menyatakan pernyataan Nikawa dan Hamada (1998) dalam penelitiannya bahwa perendaman gigitiruan dalam bahan pembersih selama 2 jam mempunyai efek fungisida yang efektif.5
Oleh karena itu peneliti ingin mengevaluasi mengenai pengaruh lama perendaman resin akrilik polimerisasi panas dalam ekstrak daun kemangi terhadap kekasaran permukaan.
1.2 Rumusan Masalah
Permasalahan pada penelitian ini adalah apakah ada perubahan kekasaran permukaan setelah perendaman resin akrilik polimerisasi panas dalam larutan ekstrak daun kemangi 12,5% selama 60 menit dan 120 menit.
1.3 Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui kekasaran permukaan resin akrilik polimerisasi panas
setelah perendaman dalam larutan ekstrak daun kemangi 12,5% selama 60 menit dan 120 menit.
1.4 Hipotesis
Tidak ada hubungan perendaman resin akrilik polimerisasi panas dalam
larutan ekstrak daun kemangi 12,5 % dengan waktu perendaman yang berbeda terhadap kekasaran permukaanya.
1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada
masyarakat luas mengenai pengaruh penggunaan ekstrak daun kemangi dengan
waktu perendaman berbeda sebagai desinfektan (denture cleanser) untuk memelihara kualitas gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas.
1.5.2 Manfaat Praktis
pemeliharaan kualitas gigitiruan resin akrilik dengan menggunakan denture cleanser
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Resin Akrilik
Resin akrilik adalah derivatif dari etilen dan mengandung gugus vinynl dalam rumus strukturnya. Resin akrilik yang digunakan dalam kedokteran gigi adalah golongan ester dari asam akrilik CH2= CHCOOH dan asam metakrilat CH2 =
C(CH3)COOH .9 Resin akrilik terdapat dalam bentuk monomer cair dan bubuk
polimer, diperkenalkan pada 1937.1 Resin akrilik adalah bahan yang paling banyak digunakan untuk pembuatan bahan basis gigi tiruan.10
2.2 Resin Akrilik Polimerisasi Panas
Resin Akrilik polimerisasi panas merupakan jenis resin akrilik dimana
polimerisasinya dicapai dengan aplikasi panas dan tekanan.9 Polimerisasi dapat
dilakukan secara efisien dan konsisten dengan menggunakan waterbath. Sementara
beberapa operator lebih memilih microwave untuk tujuan kebersihan.1 Reaksi disederhanakan adalah:
Powder + Liquid + Heat Polymer + Heat
(Polymer) (Monomer) (External) (Reaction)
2.2.1 Komposisi
Bubuk mengandung :
• Polimer : Polimetilmetakrilat
• Inisiator : benzoly peroksida
• Bahan opasitas : Titanium oxide
• Plasticizer : dibutil phthalate
• Fiber : Serat nilon atau serat akrilik
• Dye : Senyawa merkuri sulfide,
sulfida kadmium
Cairan mengandung :
• Monomer : Metal methacrylate
• Inhibitor : hydroquinone
• Cross linking agent : ethylene glycol dimetacrylate • Plasticizer : dibutil phthalate
2.2.2 Manipulasi
Perbandingan polimer dan monomer yang umumnya digunakan adalah 3:1 berdasarkan volume atau 2:1 berdasarkan berat. Cairan yang sudah diukur dituangkan ke dalam pot akrilik yang bersih dan kering. Bubuk perlahan-lahan ditambahkan sampai basah oleh monomer. Campuran tersebut kemudian diaduk dan didiamkan dalam wadah tertutup. Setelah pencampuran bahan berjalan melalui berbagai tahap fisik. Tidak ada reaksi polimerisasi berlangsung selama tahap fisik. Adonan plastis dibentuk oleh cairan dari polimer dalam monomer.9
a) Sandy stage - polimer secara bertahap mengendap ke dalam monomer membentuk cairan, massa tidak koheren.
b) Sticky stage - tahap saat bahan akan melekat ketika bubuk mulai larut dalam cairan dan berserat ketika ditarik.
berserat dan tidak melekat lagi, serta merupakan waktu yang tepat memasukkan adonan ke dalam mould dan kebanyakan dicapai dalam waktu kurang dari 10 menit.
d) Rubber hard stage - tahap monomer telah bersatu meresap sempurna dengan polimer dan sebagian monomer menguap sehingga berwujud seperti karet dan tidak dapat dibentuk.
e) Stiff stage - tahap dimana adonan akan menjadi keras dan kaku, hal ini disebabkan menguapnya monomer bebas.
Proses Penggodokan
Setelah adonan mencapai dough stage, dilakukan pengepresan secara manual lalu
dilakukan penggodokan, dengan memanaskan kuvet dalam ‘waterbath’. Pemanasan
dimulai pada suhu kamar dan dinaikkan terus hingga suhu 74°C selama 120 menit,
lalu suhu dinaikkan sampai 100˚C selama 60 menit untuk polimerisasi yang
sempurna.12 Setelah itu, kuvet didinginkan perlahan-lahan disimpan pada suhu kamar selama 60 menit. 9
2.2.3 Sifat-sifat a) Berat molekul
Berat molekul polimer bubuk, adalah 500.000-1.000.000, sedangkan berat molekul monomer adalah 100. Berat molekul polimer ini akan bertambah hingga mencapai 1.200.000 setelah polimerisasi dengan benar. Monomer residual memiliki efek pada berat molekul rata-rata. Pengolahan pada suhu terlalu rendah atau waktu yang terlalu pendek, memberikan nilai monomer sisa tinggi.13
b) Penyerapan air
Resin akrilik menyerap air (0,6 mg /cm2) dan mengembang. Ini sebagian
mengkompensasi penyusutan pengolahannya. Proses ini reversibel. Dengan demikian, pada pengeringan mereka kehilangan air dan menyusut. Namun, pembasahan ulang dan pengeringan harus dihindari karena dapat menyebabkan gigitiruannya melenting.9
Konduktivitas termal dari PMMA adalah sekitar 6×10-4cal.g-1.cm-2. Konduktivitas termal resin akrilik sangat rendah, dan dapat menimbulkan masalah selama proses pembuatan gigitiruan dimana panas yang dihasilkan terperangkap dan menyebabkan kenaikan suhu. 11
d) Kelarutan
Akrilik hampir tidak larut dalam air dan cairan oral. Mereka larut dalam keton, ester, aromatik dan hidrokarbon yang diklorinasi, misalnya kloroform dan aseton. Alkohol menyebabkan retak di beberapa resin.9
e) Estetika
Resin akrilik memiliki estetika yang sangat baik di mana bubuk dalam warna pink untuk menyerupai gusi, beberapa bahkan mengandung serat merah untuk menduplikasi pembuluh darah. Namun, ia cenderung berubah warna dan terjadi noda dengan pemakaian yang lama. 9
f) Stabilitas dimensi
Gigitiruan berbasis resin akrilik yang diproses dengan baik memiliki stabilitas dimensi yang baik. Pengolahan susut skor seimbang dengan ekspansi karena
penyerapan air. Resin Akrilik menyusut selama proses karena penyusutan termal pada pendinginan dan penyusutan polimerisasi.9
g) Porositas 9
Porositas dibagi menjadi dua jenis: - Porositas Internal
Porositas internal yang disebabkan oleh penguapan monomer ketika suhu meningkat di atas titik didih monomer (100,8°C) atau polimer dengan berat molekul yang sangat rendah.9
- Porositas Eksternal
Itu bisa terjadi karena dua alasan. 1. Kurangnya homogenitas
2. Penekanan yang tidak sempurna
Kekasaran permukaan (Ra:Roughness average) adalah karakteristik suatu permukaan benda yang tidak teratur. Kekasaran permukaan dihitung sebagai penyimpangan rata-rata aritmetik terhadap lembah/dasar permukaan dan puncak permukaan.14 Untuk mengukur nilai kekasaran permukaan, digunakan profilometer.8 Kekasaran permukaan resin akrilik ini penting karena adhesi mikroorganisme ke permukaan adalah prasyarat bagi kolonisasi permukaan. Bahan dengan permukaan kasar biasanya menunjukkan jumlah jamur yang lebih tinggi. Hal ini terjadi karena
permukaan dapat berfungsi sebagai reservoir dengan penyimpangan permukaan
menyediakan kesempatan peningkatan retensi mikroorganisme dan perlindungan dari gaya geser, bahkan selama pembersihan gigitiruan.8, 14
Komponen pembersih gigitiruan, efisiensi, efek samping serta risikonya sangat penting karena pembersih gigitiruan tersebut dapat mempengaruhi permukaan gigitiruan dan kekasaran permukaan yang membuat sulit untuk mempertahankan permukaan yang bersih. Permukaan basis gigitiruan akrilik yang halus lebih diinginkan dalam hal kemampuan membersihkan, dan pengendalian infeksi karena efektivitas agen pembersih gigitiruan terhadap risiko mikroorganisme, karena permukaan yang kasar akan memfasilitasi perlekatan jamur.15
2.3 Daun Kemangi
Produk tumbuhan alami yang muncul ke permukaan sebagai perawatan semakin populer, bahkan untuk perawatan kesehatan mulut. Peradaban sepanjang sejarah telah menggunakan tanaman sebagai obat tradisional untuk menyembuhkan
berbagai penyakit, termasuk sakit gigi.16 Umumnya kemangi merupakan anggota
Gambar 1 . Daun Kemangi(Ocimum Basilicum Linn)
Secara tradisional, kemangi telah banyak digunakan dalam makanan sebagai
bumbu, dan dalam pembuatan wewangian dan industri medis.17 Seperti tanaman
aromatik lainnya, kemangi mengandung minyak atsiri dan fitokimia dalam daun, batang, bunga, akar, dan biji-bijian yang memiliki aktivitas biologis dalam tubuh. Sepanjang sejarah, budaya kuno telah menggunakan obat herbal untuk mencegah dan mengobati penyakit. Misalnya, sistem pengobatan tradisional di India menggunakan daun kemangi selama berabad-abad untuk pengobatan lambung, hati, pernapasan dan gangguan inflamasi serta sebagai obat untuk sakit kepala, demam, gelisah, kejang, mual dan hipertensi.18,19
Dalam kultur sel dan hewan percobaan kemangi telah ditemukan untuk menunjukkan sifat antimikroba, anti-inflamasi, anti-diabetes, antioksidan dan aktivitas anti-kanker. Daun Kemangi berisi puluhan komponen aromatik minyak atsiri pada daun dalam kuantitas yang berbeda-beda dan proporsi tergantung pada budidaya. Ini termasuk eugenol, linalool, estragole, limonene, citral, methylchavicol
dan methyl cinnmate. Kemangi telah menunjukkan aktivitas antioksidan dan
antimikroba karena senyawa fenolik dan senyawa aromatik.20 Hadianto L. dkk
(2012) melaporkan penelitian mengenai konsentrasi efektif ekstrak daun daun kemangi terhadap koloni Candida albicans pada resin akrilik. Hasilnya menunjukkan konsentrasi ekstrak daun kemangi 12,5% paling efektif dalam menurunkan jumlah koloni Candida albicans. Peneliti juga menyatakan dalam pembahasaannya eugenol
senyawa antifungi yang kuat, sehingga dapat menghambat pertumbuhan dari jamur
2.5 Kerangka Konsep
Resin Akrilik Polimerisasi Panas
Khemis
Biologis
Fisis
Mekanis
Larutan Ekstrak
Daun Kemangi
Kekasaran Permukaan
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah Eksperimental laboratorium
3.2 Desain Penelitian
Desain Penelitian yang digunakan adalah Time Series
3.3 Tempat Dan Waktu Penelitian Tempat-tempat penelitian adalah :
(a) Pembuatan Sampel : Departemen Ilmu Material dan Teknologi
Fakultas Kedokteran Gigi USU
(b) Pembuatan Ekstrak Daun Kemangi : Laboratorium Farmakognosi
Fakultas Farmasi USU Medan
(c) Uji Kekasaran Permukaan : Laboratorium Mesin Politeknik Medan
Periode penelitian adalah dari bulan Augustus 2014 sampai selesai.
3.4.2 Besar Sampel
Jumlah sampel ditentukan dengan menggunakan rumus Frederer : 21 (t-1) (r-1) ≥ 15
Keterangan :
t : jumlah perlakuan r : jumlah ulangan
Dalam penelitian ini akan diberikan perlakuan pada plat resin akrilik polimerisasi panas dengan lama perendaman 60 menit dan dilanjutkan 60 menit kemudian, dimana t = 2. Berdasarkan rumus di atas, maka jumlah sampel (n) kelompok dapat ditentukan sebagai berikut :
(2-1) (r-1) ≥ 15 (1) (r-1) ≥15 r ≥ 16 = 16
Dari rumus didapat bahwa besar sampel minimal adalah 16 dengan gunakan desain penelitian Times Series.
3.5 Variabel Penelitian
1. Jenis resin akrilik polimerisasi panas
2. Ukuran sampel (12 x 12 x 3mm)
3. Perbandingan ratio bubuk gips dan liquid (200gr:100ml)
4. Perbandingan polimer dan monomer resin akrilik (200 gr : 100 ml)
6. Suhu perendaman (suhu kamar)
7. Konsentrasi ekstrak daun kemangi 12,5%
8. Jumlah larutan ekstrak daun kemangi yang digunkan 2000 ml
9. Pemolisan (lama pemolesan selama ±60 menit, dengan kecepatan 25000
rpm)
3.5.4 Variabel Tidak Terkendali
1. Kecepatan pengadukan gips
2. Kecepatan pengadukan resin akrilik 3. Pengepresan
3.6 Kriteria Sampel 3.6.1 Kriteria Inklusi
1. Sampel tidak ada poreus dipermukaan
2. Sampel plat resin akrilik berbentuk persegi dengan ukuran 12 x 12 x 3 mm.
3.6.2 Kriteria Eksklusi
1. Sampel plat Resin Akrilik memiliki poreus.
2. Sampel plat Resin Akrilik kotor atau terkontaminasi dengan bahan lain.
3.7 Definisi Operasional
1. Kekasaran permukaan adalah karakteristik suatu permukaan benda yang
bergelombang (tidak teratur ), satuannya µm.
2. Waktu perendaman adalah lamanya waktu sampel resin akrilik
polimerisasi panasdirendam dalam ekstrak daun kemangi selama 60 menit dan 120
menit.
3. Larutan Ekstrak Kemangi 12,5% adalah hasil proses pengambilan sari
4. Jenis resin akrilik adalah resin akrilik polimerisasi panas dengan proses polimerisasinya terjadi setelah pemanasan pada temperatur tertentu.
3.8 Alat Dan Bahan Penelitian 3.8.1 Alat Penelitian
1. Master cast logam berukuran 12 x 12 x 3 mm. 2. Alat uji kekasaran Profilometer (Mitutoyo, Jepang) 3. Rubber bowl dan spatula pengaduk
4. Pot akrilik
5. Wadah perendaman bahan resin akrilik terbuat dari plastik
6. Alat pres manual
7. Kuvet ( Smic, China)
8. Stopwatch
9. Waterbath ( Schutzart DIN 40050 –IP,Germany)
10.Timbangan Digital(Sartorius AG Gottingen, Germany)
11.Micromotor (Escort, Korea) 12.Mata bur fraser
13.Mata bur stone
14.Pinset dan Lekron
15.Lemari Pengering
16.Rotary Evaporator ( RE300 Made in Stuart, UK) 17.Toples Kaca
1. Resin akrilik polimerisasi panas (QC 20, England)
3. Vaselin
4. Plaster of paris (Super gips, china)
5. Kertas Pasir waterproof (Taiyo, nomor 1200, 2000 dan 2400)
6. Cold Mould Seal (QC 20, England)
7. Emery
8. Aquadest
(a) (b) (c)
(d ) (e) (f)
(g) (h) (i)
(j) (k) (l) (m)
Gambar 3. (a) Kuvet ( Smic, China) (b) Lekron (c) Pinset (d) Waterbath (Schutzart DIN 40050 –IP,Germany) (e) Rubber bowl and Spatula pengaduk (f )Pot Akrilik (g)
(n) (o) (p)
(q) (r) (s)
(t) (v) (w)
3.9 Prosedur Penelitian 3.9.1 Pembuatan sampel
Sampel dibuat dengan ukuran 12 x 12 x 3mm sebanyak 16 buah .
3.9.1.1 Pembuatan Mould
a) Membuat adonan gips dan air sesuai dengan petunjuk pabrik (200 gr : 100
ml).
b) Adonan gips diaduk dengan spatula selama 60 detik hingga homogen.
c) Seluruh permukaan lempeng master logam yang sudah diolesi vaselin
ditanamkan ke kuvet bawah sampai permukaan atas sejajar pinggir kuvet dan gips. d) Diamkan sampai gips mengeras, setelah gips keras diolesi vaselin
diseluruh permukaan gips.
Gambar 5. Master logam dimasukkan kedalam kuvet e) Kuvet atas disatukan dengan kuvet bawah dan diisi adonan gips.
f) Setelah gips mengeras, kemudian kuvet dibuka dan logam dikeluarkan
dari kuvet.
g) Diolesi dengan cold mould seal.
3.9.1.2 Pengisian Resin Akrilik pada Mould 9
a) Polimer dan monomer diaduk dalam pot akrilik dengan perbandingan
polimer dan monomer 2 gr : 1 ml sehingga adonan mencapai dough stage .
b) Adonan kemudian dimasukkan dalam mould yang telah diolesi separator
(cold mould seal).
c) Kuvet atas dan bawah ditutup dengan plastik selopan, lalu ditutup dan
ditekan perlahan -lahan dengan alat pres manual.
d) Kuvet dibuka kembali, plastik selopan dilepas dan akrilik yang berlebih dipotong dengan menggunakan lekron. Kemudian kuvet ditutup kembali, dilakukan
final press ,pemberian tekanan dilanjutkan sampai kuvet berkontak satu sama lain lalu baut dipasang untuk mempertahankan kuvet atas dan bawah rapat.
Gambar 7. Kuvet ditekan menggunakan alat press manual
3.9.1.3 Proses Penggodokan 12
Penggodokan dilakukan dengan cara memasukkan kuvet kedalam waterbath.
dinaikkan menjadi 100°C dan dipertahankan selama 60 menit. Setelah itu kuvet dikeluarkan dari alat waterbath dan dibiarkan dingin pada suhu kamar.
Gambar 8. Kuvet dikeluarkan dari alat waterbath
3.9.1.4 Penyelesaian Akhir dan Pemolisan
1. Sampel dikeluarkan dari kuvet lalu dirapikan dengan menggunkan bur
Frasser untuk menghilangkan bagian yang tajam dan dihaluskan permukaannya
dengan menggunakan bur stone, kemudian dilanjutkan dengan menggunakan kertas
pasir waterproof di bawah air dari ukuran No.1200, 2000 dan 2400 sehingga
dihasilkan permukaan yang rata dan halus.
2. Pemolisan sampel dilakukan dengan emery sampai diperoleh permukaan yang mengkilat.
3. Setelah itu, semua sampel dicuci dengan air untuk menghilangkan kotoran lalu dikeringkan diatas kertas tisu.
4. Pemberian nomor pada sampel pada bagian bawah sampel.
3.9.2 Pembuatan Larutan Ekstrak Daun Kemangi 22
1. Daun kemangi dikumpulkan sebanyak 6,5kg, dicuci bersih dengan air,
kemudian ditiriskan dan disebarkan diatas kertas perkamen hingga airnya diserap. Setelah itu daunnya ditimbang.
Gambar 10. Daun kemangi yang dikumpul dan dicuci dengan air
2. Kemudian daunnya dimasukkan kedalam lemari pengering dengan suhu
40 -50 °C. Pengeringan daun kemangi dilakukan sampai daun kemangi mudah diremukkan (± 5 hari). Daun kemangi yang telah kering dipisah dari benda asing seperti dahan dan sebagainya. Daunnya dihaluskan menjadi serbuk, kemudian disimpan dalam wadah tertutup untuk menghindari pengaruh lembab dan pengotoran lainnya.
3. Untuk mendapatkan ekstrak daun kemangi maka dilakukan: Sebanyak 1,25kg daun kemangi yang telah diserbukkan dimasukkan kedalam wadah tertutup, lalu diekstrak dengan 8L pelarut etanol 96% selama 5 hari terlindung dari cahaya matahari dan sesekali diaduk dengan kaca pengaduk.
Gambar 12. Daun kemangi yang diserbukkan diekstrak dengan pelarut etanol dan terlindung dari cahaya matahari.
4. Setelah 5 hari cairannya disaring dengan kertas penyaring. Hasil
penyaringan di simpan dalam botol kaca. Lalu ampas ditambahkan pelarut (etanol) sejumlah 4,25L sehingga diperoleh seluruh sari sebanyak 8L, kemudian dienap tuang selama 2 hari dan lapisan cairan yang jernih diatas dituang . Hasil ekstraksi diuapkan dengan bantuan alat penguap rotary evaporator pada temperatur tidak lebih 40°C dan dikeringkan dengan alat penguap sampai ekstrak kentalnya sebanyak 250g .
5. Pengenceran Larutan Ekstrak Daun Kemangi
Diambil 250g ekstrak kemangi diencerkan dengan air destilasi hingga mencapai 2000 ml, maka konsentrasi larutan ekstrak adalah sebesar 12,5% b/v .
Gambar 14. Pengenceran larutan ekstrak daun kemangi
3.9.3 Pengukuran Kekasaran Permukaan Sampel Sebelum Perendaman 7
Sebelum melakukan perendaman dalam ekstrak daun kemangi, ke 16 sampel dilakukan pengukuran kekasaran permukaan dengan menggunakkan alat
profilometer. Pengukuran dilakukan dengan cara:
1. Sampel dibuat 3 titik pengukuran (±2 mm dari tepi sampel)
menggunakan spidol.
Gambar 15. Skema daerah yang diukur
2. Dilakukan kalibrasi alat profilometer, untuk menentukan perbedaan
antara pembacaan alat ukur dengan nilai benar.
3. Kemudian sampel diletakkan dibidang datar dan operator meletakkan
stylus bergerak menelusuri satu garis lurus (horizontal) sepanjang permukaan sampai 8 mm dan kembali lagi.
Gambar 16. Pengukuran sampel
4. Nilai kekasaran permukaan sampel yang diukur akan tertera pada layar monitor. Pengukuran dilakukan tiga kali pada masing-masing titik yang telah ditandai sebelumnya.
5. Ketiga hasil pengukuran yang didapat dirata-ratakan.
3.9.3.1 Perendaman Sampel dalam Ekstrak Daun Kemangi
a) Dengan menggunakan 16 buah sampel yang telah dipoles dengan baik
dan telah diukur kekasarannya, kemudian sampel direndam dalam larutan ekstrak daun kemangi 12.5% sebanyak l L dalam wadah perendaman .Setelah 60 menit, semua 16 sampel dikeluarkan dan dikeringkan dengan cara meletakkan di atas kertas
tissue . Kemudian sampel diukur kekasaran permukaanya. Cara pengukuran sama dengan pengukuran sampel kelompok sebelum perendaman.
b) Selanjutnya 16 buah sampel dimasukkan lagi dalam ekstrak daun
kemangi dan direndam selama 60 menit lagi dalam wadah perendaman, dimana total waktu perendamanya menjadi 120 menit. Setelah 60 menit, sampel dikeringkan
dengan cara meletakkan di atas kertas tisu.. Kemudian sampel diukur kekasaran
Gambar 17. Perendaman sampel dalam larutan ekstrak daun kemangi
3.10 Analisis Data
Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah Uji Repeated Anova
dengan tingkat kemaknaan (p≤0,05) pada msing-masing kelompok perendaman
selama 60 menit dan 120 menit.
BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN
4.1 Hasil Penelitian
Besar sampel pada penelitian ini adalah sebanyak 10 buah untuk seluruh perlakuan. Hasil pengukuran kekasaran permukaan sebelum dan setelah perendaman dalam larutan ekstrak daun kemangi 12,5 % dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Nilai Kekasaran Permukaan Resin Akrilik Sebelum Perendaman dan Setelah Perendaman Dalam Larutan Ekstrak Daun Kemangi 12,5 %.
No.
Rerata 0.18038 0.19100 0.20350
Dari hasil penelitian, diperoleh nilai rerata dan standar deviasi kekasaran permukaan resin akrilik polimerisasi panas pada setiap perendaman (Tabel 1) yaitu sebelum perendaman (0,18038 ± 0,008374 µm), setelah perendaman 60 menit (0,19100 ± 0,008710 µm) dan 120 menit (0,20350 ± 0,009220 µm).
Perubahan rata-rata kekasaran permukaan resin akrilik polimerisasi panas sebelum dan setelah perendaman, terlihat nilai kekasaran permukaan semakin meningkat.
Gambar 17. Grafik nilai rata-rata kekasaran permukaan sebelum dan setelah perendaman dalam larutan ekstrak daun kemangi 12,5%.
4.2 Analisis Hasil Penelitian
Data hasil penelitian dilakukan uji normalitas dengan uji Shapiro-Wilk dapat dilihat pada lampiran 3. Didapatkan bahwa data terdistribusi dengan normal, sehingga
analisis data dilakukan dengan uji Repeated Anova untuk melihat perbedaan
kekasaran permukaan resin akrilik polimerisasi panas setelah perendaman dalam larutan ekstrak daun kemangi 12,5 % dengan p≤0,05.
Tabel 2. Analisis Statistik Uji Repeated Anova nilai kekasaran permukaan resin akrilik polimerisasi panas pada kelompok perlakuan.
Kelompok N Rerata SD P
Sebelum Perendaman 16 0,18038 0,008374
60 menit 16 0,19100 0,008710 0,000*
120 menit 16 0,20350 0,009220
Keterangan: * menunjukan adanya perbedaan yang signifikan (p≥0,05) uji repeated anova.
Hasil analisa statistik uji repeated anova untuk melihat perbedaan
kekasaran permukaan resin akrilik pada semua kelompok perlakuan dapat dilihat pada tabel 2. Pada tabel 2 menunjukkan nilai kemaknaan p = 0,000 (p˂0,05) yang artinya Ho ditolak. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna pada kelompok perlakuan.
Kemudian dilanjutkan Uji Least Significance Difference (LSD) untuk melihat perbedaan kekasaran permukaan resin akrilik antara setiap kelompok perlakuan. Hasil Uji LSD dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Analisa Statistik Uji Least Significance Difference (LSD) Nilai Kekasaran Permukaan Resin Akrilik Polimerisasi Panas Antara Kelompak Perlakuan.
Perbandingan Antar Kelompok
Hasil analisis statistik Uji Least Significance Difference menunjukkan adanya
perbedaan yang signifikan antara masing-masing kelompok perlakuan (p≤0,05).
(Tabel 3).
BAB 5 PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukkan nilai rata-rata kekasaran permukaan sampel resin akrilik polimerisasi panas yaitu, 0,18038±0,008374 µm untuk kelompok waktu sebelum perendaman, 0,19100±0,008710 µm untuk kelompok waktu perendaman 60 menit dan 0,20350±0,009220 µm untuk kelompok waktu perendaman 120 menit (Tabel 1). Hasil ini menunjukan adanya peningkatan kekasaran permukaan resin akrilik setelah perendaman dalam larutan ekstrak daun kemangi 12,5% dengan waktu yang berbeda.
Hasil uji analisis statistik repeated anova pada kelompok perendaman 60
menit diperoleh nilai perbedaan sebesar 0,011 µm dengan signifikasi 0,000 (p≤0,05) dan kelompok perendaman 120 menit diperoleh nilai perbedaan sebesar 0,023 µm dengan signifikasi 0,000 (p≤0,05). Perbedaan kekasaran yang paling besar terdapat pada perendaman selama 120 menit dengan perubahan sebesar 0,012 µm dengan signifikasi 0,000.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa waktu perendaman resin akrilik polimerisasi panas dalam larutan ekstrak daun kemangi 12,5% mempengaruhi kekasaran permukaan resin akrilik. Hal ini dapat dilihat dari hasil (Tabel 1) bahwa semakin lama waktu perendaman resin akrilik dalam larutan ekstrak daun kemangi 12,5% maka nilai kekasaran permukaan semakin meningkat dan perubahan yang terjadi adalah bermakna secara statistik (p≤0,05).
Penelitian yang dilakukan oleh Andriyani W. (2013) mendapati bahwa ekstrak
jahe merah (Zingiber officinale var.rubrum) 25% menunjukkan peningkatan nilai
kekasaran permukaan resin akrilik heat-cured. Hal ini disebabkan kandungan minyak atsiri dan olesrin yang terdiri dari senyawa fenol menyebabkan kerusakan kimiawi pada morfologi permukaannya.23 Selain itu, Oliveira JA. dkk (2014) juga melaporkan
penelitian mengenai minyak esensial dari Cinnamomum zeylanicum blume leaves
yang berperan pada oral kandidosis dan berpengaruh terhadap sifat fisik resin akrilik yaitu kekasaran dan kekerasannya. Hasilnya menunjukkan terdapat peningkatan kekasaran permukaan yang signifikan setelah perendaman dalam minyak esensial dari
Cinnamomum zeylanicum blume leaves. Konfigurasi kimia dari molekul terutama diidentifikasi dalam minyak esensial adalah senyawa seperti eugenol, yang mempengaruhi sifat fisiknya.24
Evaluasi kekasaran permukaan didalam penelitian ini memperlihatkan adanya efek dari larutan ekstrak daun kemangi 12,5% yang bersifat meningkatkan kekasaran permukaan resin akrilik setelah perendaman. Larutan ekstrak daun kemangi yang mengandung senyawa fenol dalam jangka waktu yang lama dapat mempengaruhi sifat fisik resin akriliknya. Hal ini menunjukkan hasil yang sesuai dengan penelitian ini, dimana terlihat adanya peningkatan kekasaran permukaan yang signifikan pada resin akrilik polimerisasi panas setelah dilakukan perendaman dalam larutan ekstrak daun kemangi.
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1. Terdapat perbedaan kekasaran permukaan yang bermakna antara
kekasaran resin akrilik tanpa perendaman dengan yang telah direndam dalam larutan ekstrak daun kemangi selama 60 menit dan 120 menit.
2. Semakin lama perendaman resin akrilik polimerisasi panas dalam larutan ekstrak daun kemangi maka semakin besar peningkatan kekasaran permukaan resin akrilik.
6.2 Saran
1. Diharapkan hasil penelitian ini sebagai data awal untuk penelitian lebih lanjut.
DAFTAR PUSTAKA
1. Wilson HJ, Mansfield MA, Heath JR. Spence D. Anderson’s applied dental
material. 8th ed., Oxford: Blackwell Scientific Publications.,1987:352-75.
2. Hashem M, Alsaleem S, Assery MK, Abdeslam EB. A comparative study of the
mechanical properties of the light-cure and conventional denture base resins. Journal of King Saud University 2014;13(2):311-5.
3. Power JM, Wataha JC. Dental materials properties and manipulation. 9th ed., Missouri: Mosby Elsevier., 2008:133-6.
4. Zarb GA, Bolender Cl, Eckert SE, Fenton AH, Jacob RF, Stern RM.
Prosthodontic treatment for edentulous patients:Complete dentures and implant-supported prostheses. 12th ed., New Delhi: Elsevier., 2004:202-7.
5. Hadianto L, Meizarini A, Rianti D. The effective concentration of Ocimum
basilicum leaves extract toward Candida albicans in the acrylic. Material Dental Journal 2012;3(1):25-30.
6. Al-Nori AKh, Ali AA, Rejab LT.Water sorption of heat-cured acrylic
resin.Al-Rafidain Dent J 2007;7(2):186-94.
7. Abuzar MA, Bellur S, Duong N, Kim BB, Lu P, Palfreyman N, et al. Evaluating
surface roughness of a polyamide denture base material in comparison with poly (methyl methacrylte). Journal of Oral Science 2010;52(4):577-81.
8. Ibrahem RA. The effect of microwave disinfection on surface roughness and
hardness of hot ,cold acrylic resin and soft liner in different conditions. J Bagh Coll Dentistry 2010;22(4):36-40.
9. Manapallil JJ.Basic dental materials. 2nd ed, New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publishers(P) , 1998;98-146.
10.Mccabe JF, Walls AWG.Applied Dental Materials. 9th ed., Oxford: Blackwell
Publishing Ltd., 2008;110-22.
12.Anusavice KJ, Shen C, Rawls HR. Phillip’s science of dental materials. 12thed., Missouri: Elsevier Saunders., 2013;474-81.
13.Combe EC. Notes on dental materials. 5thed. New York:Churchill livingstone,
1986;258-63.
14.Pereira-Cenci T, Delbelcury AA, Crielaard W, Ten cate JM. Development of
candida-associated denture stomatitis. J Appl Oral Sci 2008;16(2):1-13.
15.Hatim NA, Al-Samarraie SA, Al-Khayat IK. Evaluating the effect of new denture
cleaners on the surface roughness of acrylic resin denture base material.
Al-Rafidain Dent J 2003;3(1):31-8.
16.Henley-Smith CJ, Botha FS, Lall N. The use of plants against oral pathogens. Microbial pathogens and strategies for combating them: science, technology and education (A.Mendez-Vilas,Ed.). South Africa, 2013:1375-84.
17.Ijaz Hussain A, Anwar F, Hussain Sherazi ST, Przybylski R. Chemical
composition, antioxidant and antimicrobial activities of basil (Ocimum basilicum) essential oils depends on seasonal variations.
http://www.sciencedirect.com/science/article.(27 September 2014).
18.Wangcharoen W, Morasuk W. Antioxidant capacity and phenolic content of holy
basil. Songklanakarin J Sci Technol 2007;29(5):1407-15.
19.Molnar J. Basil from lab to lunch .http://www.precision nutrition.com /wordpress /wpcontent/uploads/ 2009/11/from-lab-to-lunch-basil. (29 September 2014). 20.Lee J, Scagel CF. Chicoric acid found in basil leaves. Elsevier Ltd 2009. Dec
19:650-6.
21.Hanafiah KA. Percobaan Teori & Aplikasi. ed.3. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 1991;94-103.
22.Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia.Peraturan kepala badan
pengawas obat dan makanan republic Indonesia Nomor 12 tahun 2014 tentang persyaratan mutu obat tradisional
23.Andriyani W. Pengaruh ekstrak jahe merah (Zingiber officinale var.rubrum) 25% sebagai denture cleanser terhadap kekasaran permukaan resin akrilik tipe heat-cured. 2013.
24.Oliveira JA, Silva IC, Trindade LA, Lima EO, Carlo HL, Cavalcanti AL, et al.
Safety and tolerability of essential oil from Cinnamomum zeylanicum Blume
Leaves with action on oral candidosis and its effect on the physical properties of the acrylic resin. 2014).
25.Kim SK. Effect of chairside polishing and brushing on surface roughness of
Lampiran 1.Skema Alur Penelitian
Penentuan kekasaran permukaan sebelum perendaman dalam larutan ekstrak daun kemangi 12,5% sebagai kontrol dengan menggunakan
profilometer (Mitutoyo SJ-201, Jepang)
Lampiran 2. Hasil Analisis Deskriptif Perubahan Kekasaran Resin Akrilik Polimerisasi Panas Setelah Perendaman Dalam Larutan Ekstrak Daun Kemangi 12,5%
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
Sebelum Perendaman
.18038 .008374 16
Sesudah 60 menit
.19100 .008710 16
Lampiran 3. Output Uji Tes Normalitas Data Kekasaran Permukan Resin Akrilik Polimerisasi Panas Sebelum dan Sesudah Perendaman Dalam Larutan Ekstrak Daun Kemangi 12,5%
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic Df Sig.
Sebelum
Perendaman .205 16 .071 .825 16 .056
Sesudah 60
menit .209 16 .060 .856 16 .067
Sesudah 120
menit .179 16 .181 .879 16 .078
Lampiran 4. Anova Multivariate Tests
Multivariate Testsb
Effect Value F Hypothesis df Error df Sig.
waktu Pillai's Trace .885 53.817a 2.000 14.000 .000
Wilks' Lambda .115 53.817a 2.000 14.000 .000
Hotelling's Trace 7.688 53.817a 2.000 14.000 .000
Roy's Largest Root 7.688 53.817a 2.000 14.000 .000
a. Exact statistic
b. Design: Intercept
Lampiran 5. ANOVA REPEATED / General Linear Model
Lower Bound Upper Bound
1 2 -.011* .001 .000 -.013 -.008
Based on estimated marginal means
*. The mean difference is significant at the .05 level.
Lampiran 7. Tabel Hasil Pengukuran Kekasaran Permukaan Resin Akrilik Polimerisasi Panas Sesudah Perendaman
1. Kelompok Perendaman 60 menit