• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Penerapan Pelayanan Prima Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Pada Kantor Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Kuantan Singingi)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Penerapan Pelayanan Prima Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Pada Kantor Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Kuantan Singingi)"

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

PENGARUH PENERAPAN PELAYANAN PRIMA TERHADAP KINERJA PEGAWAI

(Studi Pada Kantor Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Kuantan Singingi)

SKRIPSI

DISUSUN OLEH :

HARPIANTO 030903108

DEPARTEMEN ADMINISTRASI NEGARA

GUNA MEMENUHI SALAH SATU SYARAT MEMPEROLAH GELAR SARJANA SOSIAL (S-1) PADA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU

POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

ABSTRAKSI

PENGARUH PENERAPAN PELAYANAN PRIMA TERHADAP KINERJA PEGAWAI (Studi Pada Kantor Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten

Kuantan-Singingi-Riau) Nama : H A R P I A N T O

Nim : 030 903 108

Departemen : Ilmu Administrasi Negara

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Pembimbing : Dra. Dahlia Hafni Lubis

Permasalahan yang menjadi perhatian penulis dalam penelitian ini adalah bagaimana kondisi Penerapan Pelayanan Prima sehingga mampu mempengaruhi kinerja Pegawai pada Kantor Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Kuantan Singingi-Riau.

Secara teoritis hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan dan karya ilmiah dibidang administrasi khususnya Administrasi Negara, dan secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan informasi dan rujukan bagi Pimpinan serta Pegawai Kantor Badan Kepegawaian Daerah, dalam membuat kebijakan serta menata kembali organisasinya agar dapat meningkatkan kinerja secara optimal. Hipotesa dalam penelitian ini yaitu” Terdapat

Hubungan Positif dan Signifikan Antara Penerapan Pelayanan Prima Dengan Kinerja Pegawai.

Penelitian ini dilaksanakan pada Kantor Badan Kepegawaian Derah Kabupaten Kuantan singingi-Riau, dengan menjadikan seluruh pegawai serta pihak yang melakukan urusan di Kantor Badan Kepegawaian daerah tersebut sebagai populasi yang berjumlah 1717 orang, terdiri dari Pegawai Negeri Sipil, Calon Pegawai Negeri Sipil dan Honorer, yang kemudian diambil sampel dari populasi tersebut berjumlah 43 orang dengan menggunakan rumus Yataro Mane. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang bertujuan untuk mengukur pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa “penerapan pelayanan prima” di Kantor Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Kuantan Singingi berada pada kategori sedang, hal ini dibuktikan melalui perhitungan korelasi antara Penerapan Pelayanan Prima Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Kuantan singingi-Riau adalah bernilai 0,532 yang berarti korelasi tersebut menunjukkan terdapat hubungan yang positif antara kedua variabel, hal ini termasuk pada kategori

sedang.

Sementara untuk mengetahui tingkat persentase pengaruh yang ditimbulkan oleh variable independen terhadap variabel dependen dilakukan uji determinant, maka didapatkan nilai sebesar 28,3%, sementara sebesar 71,7% lainnya dipengaruhi oleh faktor-faktor yang belum diperhitungkan dalam penelitian ini.

(3)

mereka menjalankan kewajiban sebagai pelayan publik, dan khususnya kepada Pegawai Kantor Badan Kepegawaian Daerah agar lebih memahami serta menghayati konsep pelayanan prima tersebut sehingga tercipta kualitas pelayanan yang baik

(4)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

HAL PERSETUJUAN

Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan oleh :

Nama

: H a r p i a n t o

NIM

: 030 903 108

Departemen :

Ilmu Administrasi Negara

Judul

: Pengaruh Penerapan Pelayanan Prima Terhadap

Kinerja Pegawai (Studi Pada Kantor Badan Kepegawaian Daerah

Kabupaten Kuantan Singingi, Riau)

Pembimbing

Ketua Departemen

Ilmu Administrasi Negara

Dra. Dahlia Hafni Lubis DR. Marlon Sihombing, M.A NIP : 131 413 647 NIP : 131 568 391

Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara

(5)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

HAL PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan didepan Panitia Penguji Skripsi

Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sumatera Utara. Pada:

Hari

: Rabu

Tanggal

: 10 September 2008

Pukul

: 10.00

Tempat

: Jurusan

Panitia Penguji:

1. Ketua Penguji : Dra. Nurlela Ketaren, M.SP (

)

2. Penguji I

: Drs. Karyono, M.si. ( )

(6)

KATA PENGANTAR

Setinggi Puji sedalam syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, Tuhan yang

maha pengasih yang kasih-Nya tida terpilih, Tuhan yang maha penyayang yang

sayang-Nya tiada terbilang, Allah Tuhan yang maha kuasa yang kekuasaannya tiada

terhingga, yang telah memberikan kemampuan kepada penulis untuk dapat

menyelesaikan skripsi ini.

Teriring Syalawat beserta salam senantiasa tercurah kepada baginda Rasulullah

Muhammad SAW, para istri, sahabat, serta pada umat akhir zaman yang masih

berpegang kepada Al-Quran dan Sunnah.

Adapun judul dari skripsi ini adalah “Pengaruh Penerapan Pelayanan Prima

Terhadap Kinerja Pegawai” (Studi pada Kantor Badan Kepegawaian Daerah Kab. Kuantan Singingi,Riau).

Penulis akui dengan sepenuh hati bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh

dari kesempurnaan serta masih banyak kekurangan dan kelemahan, hal ini karena

keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis dalam penelitian, pengumpulan

literature, maupun dalam penulisan karya ilmiah namun berkat bimbingan dan arahan

dari seluruh pihak, kesulitan yang ada Alhamdulillah dapat diselesaikan.

Oleh karena itu dangan penuh keikhlasan hati penulis mengucapkan terima kasih

terutama kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Muhamad Arif Nasution, MA. Dekan Fakultas Ilmu Sosial

(7)

2. Bapak Dr. Marlon Sihombing, MA. Ketua Departemen Ilmu Administrasi

Negara Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Hj. Beti Nasution M.Si. Sekretaris Departemen Ilmu Administrasi

Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Drs. Dahlia Hafni Lubis selaku Dosen Pembimbing yang telah berkenan

meluangkan waktu, tenaga dan pemikiran untuk membantu membimbing dan

mengarahkan penulis hingga selesainya skripsi ini.

5. Bapak/Ibu/staf Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Sumatera Utara, yang telah mambekali penulis berberbagai ilmu pengetahuan

hingga selesainya skripsi ini.

6. Bapak Drs. Muharman S.sos. Kepala Kantor Badan Kepegawain Daerah

Kab.Kuantan Singingi yang telah memberikan izin pada penulis untuk

melakukan penelitian di Kantor Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten

Kuantan Singingi-Riau.

7. Seluru Pegawai Kantor Badan Kepegawian Daerah yang telah membantu

penulis dalam pengumpulan data hingga selasainya skripsi ini.

8. Teristimewa kepada Ayahanda (Muhammad Saleh) dan Ibunda Mardiana

(almarhumah) dan kepada semua saudara ku yang telah mengorbankan segala

daya dan upayanya demi harapan dan cita-cita ku, dan kepada semua

kepona’an ku, masa depan mu tergantung kepada apa yang kamu lakukan hari

ini, berbuatlah yang terbaik untuk diri mu, keluarga, agama, bangsa dan

(8)

9. Buat seluruh sobat-sobat ku AN 03 yang sama-sama berjuang demi harapan

dan cita-cita.

Penulis hanya dapat mengucapkan terima kasih atas segala jerih payah, motivasi

dan doa yang diberikan hingga penulis dapat menyelesaikan studi di Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

M e d a n, 18 Agustus 2008

17 Syakban 1429 H

(9)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

ABSTRAK... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Kerangka Teori ... 6

E.1. Pengertian Pelayanan ... 7

E.2. Pengertian Prima ... 7

E.3. Sifat-sifat Pelayanan Prima ... 9

E.4. Pemimpin -Pelayan ... 10

E.5. Pelayanan Yang Berorientasi Pelanggan ... 12

E.6. Kinerja ... 13

E.7. Pegawai ... 16

F. Hipotesis ... 16

G. Defenisi Konsep ... 17

H. Defenisi Operasional ... 18

H.1 Indikator Pelayanan Prima... 18

H.1 Indikator Kinerja ... 18

I. Sistematika Penulisan ... 20

BAB II METODE PENELITIAN ... 22

A. Bentuk Penelitian ... 22

B. Lokasi Penelitian ... 22

C. Populasi dan Sampel ... 22

D. Teknik Pengumpulan Data ... 24

E. Teknik Penentuan Skor ... 24

F. Teknik Analisa Data ... 25

(10)

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 28

B. Kedudukan Tugas Pokok Dan Fungsi ... 30

1.Kepala Badan Kepegawaian Daerah ... 30

2.Sekretaris Badan Kepegawaian Daerah ... 30

3.Bidang Administrasi ... 32

4.Bidang Pendidikan Dan Latihan ... 35

C. Spesifikasi Pekerjaan Badan Kepegawaian Daerah ... 42

D. Jenis-Jenis Pendidikan Dan Pelatihan ... 45

1..Pendidikan Dan Pelatihan Manajemen Pemerintahan ... 46

2. Pendidikan Dan Pelatihan Teknis Kepegawaian ... 46

3. Pendidikan Dan Pelatihan Fungsional Kepegawaian ... 49

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN ... 52

A. Identitas Responden ... 52

B. Identitas Variabel X (Pelayanan Prima)... 54

C. Identitas Variabel Y (Kinerja Pegwai) ... 58

BAB V ANALISA DATA ... 64

A. Penerapan Pelayanan Prima ... 64

B. Kinerja Pegawai ... 65

C. Pengujian Hipotesa ... 66

D. Koofisien Determinan ... 68

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 70

A. Kesimpulan ... 70

B. Saran ... 71

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Distribusi Jumlah Pegawai Kantor Badan Kepegwaian Daerah ... 41

Tabel 2 : Jumlah Ruangan Kantor Badan Kepegawaian Daerah ... 41

Tabel 3 : Sarana Pendukung Kerja Kantor Badan Kepegawian Daerah ... 42

Tabel 4 : Spesifikasi Pekerjaan Kantor Adan Kepegawaian Daerah ... 42

Tabel 5 : Distribusi Reseponden Berdasarkan Jenis Kelamin... 52

Tabel 6 : Distribusi Responden Berdasrkan Usia ... 52

Tabel 7 : Distribusi Responden Berdasarkan Jenjang Pendidikan ... 53

Tabel 8 : Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 53

Tabel 9 : Distribusi Jawaban Responden Tentang Sifat Kesederhanaan Dalam Memberikan Pelayanan ... 54

Tabel 10 : Distribusi Jawaban Responden Tentang Prosedur Pelayanan ... 54

Tabel 11 : Distribusi Jawaban Responden Tentang Harga Pelayanan ... 55

Tabel 12 : Distribusi Jawabantentang Pelayanan Yang Bergaya Mewah ... 56

Tabel 13 : Distribusi Jawaban Responden Tentang Menginformasikan Prosedur Pelayanan Secara Luas ... 56

Tabel 14 : Distribusi Jawaban Responden Tentang Pemberian Pelayanan Satu Atap ... 57

Tabel 15 : Distribusi Jawaban Responden Tentang Pelayanan Yang Ikhlas ... 57

Tabel 16 : Distribusi Jawaban Responden Tentang Pelayanan Yang Lengkap ... 58

Tabel 17 : Distribusi Jawaban Responden Tentang hasil Kerja ... 58

Tabel 18 : Distribusi Jawaban Responden Tentang Pencapaian Target ... 59

(12)

Tabel 20 : Distribusi Jawaban Responden Tentang Prinsip

Adminstrasi Yang Diterapkan Di Badan Kepegawaian Daerah ... 60

Tabel 21 : Distribusi Jawaban Responden Tentang Efisiensi ... 61

Tabel 22 : Distribusi Jawaban Responden Tentang Kondisi Yang Menunjukkan

Adanya Perubahan Kearah Kemajuan ... 61

Tabel 23 : Distribusi Jawaban Responden Tentang Adanya

Kejujuran Dalam Pelayanan ... 62

Tabel 24 : Distribusi Jawaban Responden Tentang Tanggungjawab Dari Badan

Kepegawaian Daerah ... 63

Tabel 25 : Rekapitulasi Jawaban Responden untuk Variabel Independen ... 64

(13)

Daftar Lampiran

Lampiran 1 : Struktur Organisasi Kecamatan Kuantan Singingi

Lampiran 2 : Kuesioner

Lampiran 3 : Tabel Nilai-nilai r product moment

Lampiran 4 : Tabel Variabel Indevenden X

Lampiran 5 : Tabel Variabel Devenden Y

Lampiran 6 : Tabel Gabungan Variabel Indevenden X dan Variabel Devenden Y

Lampiran 7: Surat Permohonan Persetujuan Judul

Lampiran 8 : Surat Penunjukan Dosen Pembimbing

Lampiran 9 : Surat Penunjukan Dosen Penguji

Lampiran 10 : Lembaran Jadwal Seminar

Lampiran 11 : Undangan seminar Untuk Pembimbing

Lampiran 12 : Undangan seminar Untuk Penguji

Lampiran 13 : Daftar Hadir Peserta Seminar

Lampiran 14 : Berita Acara Seminar

Lampiran 15 : Surat Rencana Skripsi

Lampiran 16 : Surat Riset dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Lampiran 17 : Rekomendasi dari BIKKB Provinsi Riau

Lampiran 18 : Rekomendasi dari BIKKB Kab.Kuantan Singingi

Lampiran 19 : Surat Keterangan Riset Dari Kantor Badan Kepegawaian Daerah Kab.

(14)

ABSTRAKSI

PENGARUH PENERAPAN PELAYANAN PRIMA TERHADAP KINERJA PEGAWAI (Studi Pada Kantor Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten

Kuantan-Singingi-Riau) Nama : H A R P I A N T O

Nim : 030 903 108

Departemen : Ilmu Administrasi Negara

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Pembimbing : Dra. Dahlia Hafni Lubis

Permasalahan yang menjadi perhatian penulis dalam penelitian ini adalah bagaimana kondisi Penerapan Pelayanan Prima sehingga mampu mempengaruhi kinerja Pegawai pada Kantor Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Kuantan Singingi-Riau.

Secara teoritis hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan dan karya ilmiah dibidang administrasi khususnya Administrasi Negara, dan secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan informasi dan rujukan bagi Pimpinan serta Pegawai Kantor Badan Kepegawaian Daerah, dalam membuat kebijakan serta menata kembali organisasinya agar dapat meningkatkan kinerja secara optimal. Hipotesa dalam penelitian ini yaitu” Terdapat

Hubungan Positif dan Signifikan Antara Penerapan Pelayanan Prima Dengan Kinerja Pegawai.

Penelitian ini dilaksanakan pada Kantor Badan Kepegawaian Derah Kabupaten Kuantan singingi-Riau, dengan menjadikan seluruh pegawai serta pihak yang melakukan urusan di Kantor Badan Kepegawaian daerah tersebut sebagai populasi yang berjumlah 1717 orang, terdiri dari Pegawai Negeri Sipil, Calon Pegawai Negeri Sipil dan Honorer, yang kemudian diambil sampel dari populasi tersebut berjumlah 43 orang dengan menggunakan rumus Yataro Mane. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang bertujuan untuk mengukur pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa “penerapan pelayanan prima” di Kantor Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Kuantan Singingi berada pada kategori sedang, hal ini dibuktikan melalui perhitungan korelasi antara Penerapan Pelayanan Prima Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Kuantan singingi-Riau adalah bernilai 0,532 yang berarti korelasi tersebut menunjukkan terdapat hubungan yang positif antara kedua variabel, hal ini termasuk pada kategori

sedang.

Sementara untuk mengetahui tingkat persentase pengaruh yang ditimbulkan oleh variable independen terhadap variabel dependen dilakukan uji determinant, maka didapatkan nilai sebesar 28,3%, sementara sebesar 71,7% lainnya dipengaruhi oleh faktor-faktor yang belum diperhitungkan dalam penelitian ini.

(15)

mereka menjalankan kewajiban sebagai pelayan publik, dan khususnya kepada Pegawai Kantor Badan Kepegawaian Daerah agar lebih memahami serta menghayati konsep pelayanan prima tersebut sehingga tercipta kualitas pelayanan yang baik

(16)

I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Era desentralisasi merupakan momentum yang sangat tepat untuk melakukan

pembenahan birokrasi terutama dalam pelaksanaan pelayanan umum, hendaknya

birokrasi lebih desentralistik dan tidak dilingkupi oleh banyaknya aturan organisasi

dan prosedur yang terdefenisi dengan jelas (formalisasi rendah) yang memungkinkan

para birokrat pelaksana mendapat keleluasaan dalam mengambil keputusan yang

sesuai dengan perkembagan kebutuhan (diskresi adaptif ) termasuk tuntutan

masyarakat akan pelayanan publik yang lebih baik.

Gaya manajemen yang terlalu berorientasi kepada tugas juga membawa

pengaruh tidak terpacunya pegawai kepada hasil dan kualitas pelayanan umum.

Formalitas dalam rincian tugas-tugas organisasi menuntut uniformitas dan

keseragaman yang tinggi. Akibatnya para pegawai menjadi takut berbuat keliru dan

cenderung sedapat mungkin menyesuaikan pekerjaan-pekerjaannya dengan petunjuk

pelaksanaan (juklak), walaupun keadaan yang ditemuinya dilapangan sangat berbeda

dengan peraturan-peraturan tersebut. Sementara kita menyadari kualitas suatu layanan

bukan hanya bergantung pada efektivitasdan efisiensi saja namun juga perlu didukung

oleh factor kesopanan dan resfonsivitas yang baik dari penyelenggara pelayanan.

Kesan yang melekat dalam birokrasi dan merupakan suatu kecenderungan

adalah kurang diperhatikannya azas keterjangkauan dan pemerataan dalam pelayanan.

(17)

atau kelompok-kelompok pinggiran karena merekalah yang perlu dibantu untuk ikut

menikmati hasil-hasil pembangunan. Pelayanan yang mudah dan murah merupakan

hal yang esensial bagi mereka, karena ditilik dari kondisi ekonomi mereka tidak

mungkin mendapatkan pelayanan kesejahteraan sosial yang mahal.

Menurut Widodo (2005:122) masalah yang cukup potensial dan strategis

dihadapi oleh birokrasi yang berpengaruh pada kinerjanya adalah terkait dengan sifat

dan watak birokrasi itu sendiri. Birokrasi telah lama memiliki sifat dan watak yang

sulit dikontrol bahkan menolak untuk dikontrol, sifat ini telah lama muncul dan telah

mempengaruhi kinerja birokrasi dalam melaksanakan tugas. Aturan-aturan yang kaku

(rigidity) yang menyebabkan para pegawai tidak berani membuat terobosan-terobosan

dalam usaha meningkatkan kualitas pelayanan.

Bersamaan dengan itu pula pembaharuan kinerja organisasi publik bukan hanya

merupakan suatu isu, tetapi lebih kepada suatu bentuk tuntutan yang penting dan

mendesak untuk direalisasikan saat ini, mengingat banyaknya keluhan dari pengguna

jasa, yang menyatakan kinerja organisasi publik sngat jauh dari harapan, sumber

kelambanan, sarang pungutan liar serta jauh efisien dan efektif.

Terlebih dalam masalah penetapan harga tidak terdapatnya suatu konsep yang

tranfaransi, tidak jelasnya kapan sebuah layanan yang diberikan bisa terselesaikan, hal

ini membuat masyarakat tidak pernah merasa kebutuhan mereka diperhatikan, bahkan

mereka merasa tidak dilayani namun malah memberikan pelayanan. Maka dari itu

usaha-usaha untuk menciptakan kondisi pelayanan yang lebih baik harus diupayakan

(18)

Badan Kepegawaian Daerah merupakan salah satu instansi pemerintahan yang

terkait dengan pelayanan publik dituntut untuk meningkatkan kreatifitas, tanggung

jawab serta memberikan respon yang positip terhadap keinginan pelanggan dalam

rangka penyelenggaraan pelayanan umum, yang merupakan suatu bentuk upaya dalam

meningkatkan kinerjanya. Oleh karena itu pelayanan aparatur harus lebih proaktif

dalam mencermati paradigma baru global agar pelayanannya mempunyai daya saing

yang tinggi dalam berbagai aktivitas publik. Jadi, sebagai birokrat dituntut untuk

mampu memberikan pelayanan yang berkualitas kepada pelanggan sesuai dengan

kebutuahan dan seleranya. Dalam upaya mencapai dan mewujudkan hal tersebut maka

perlu sekali di setiap instansi pemerintah seperti Badan Kepegawaian Daerah tersebut

menerapkan konsep pelayanan prima.

Menurut (Budiono,2003:62) Prima berasal dari bahasa Inggris (at a premium)

yang berarti nilai tinggi, dimana “tinggi” menunjukkan adanya ukuran. Dalam

pengertian ini pelayanan “prima” adalah pelayanan yang bernilai tinggi, yang

dikaitkan dengan mutu pelayanan itu sendiri.

Dari serangakaian penjelasan di atas, dapat dipetik kesimpulan bahwa pelayanan

prima merupakan suatu konsep yang benar-benar berorientasi kepada kebutuhan

pelanggan, kepuasan pelanggan merupakan tujuan yang harus dicapai, hal ini

menuntut para aparatur untuk lebih kreatif dalam menciptakan serta mengembangkan

cara-cara yang mendukung terciptanya pelayanan yang berkualitas serta berusaha

memposisikan kebutuhan pelanggan (masyarakat) sebagai tujuan utama, memahami

secara mendalam karakter dari pelanggan dengan tujuan bisa memberikan pelayanan

(19)

tentu memiliki selera yang sama dalam pelayanan, maka dari itu perlunya

pengembangan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan serta perkembangan zaman.

Untuk merealisasikan tujuan tersebut di atas maka pelayanan prima merupakan

suatu pilihan, dengan menerapkan konsep pelayanan prima tersebut, maka diharapkan

kinerja aparatur pemerintah akan mengalami perubahan kearah yang lebih baik, peduli

terhadap kebutuhan masyarakat, sehingga harapan untuk mendapatkan pelayanan

yang bermutu (prima) dari aparatur pemarintah dapat terlaksana.

Di lingkungan Badan Kepegawaian Daerah berdasarkan observasi yang

dilakukan, terlihat bahwa kinerja aparatur pemerintah dilingkungan instansi tersebut

masih kurang dengan arti kata penerapan konsep pelayanan prima belum masksimal,

hal ini bisa dilihat dari masih banyaknya pelanggan yang mengeluhkan pelayanan

yang diberkan oleh pegawai tersebut misalnya dalam pembuatan SK. CPNS menjadi

PNS, masih terdapat banyak kesalahan dalam penulisan nama, gelar, status dan juga

kesalahan dalam menentukan posisi sesuai bidang dan keahlian pihak yang

bersangkutan.

Begitu juga dengan keterbukaan dalam memberikan pelayanan, pihak yang

dilayanai masih merasakan banyak hal yang ditutup-tutupi oleh pegawai, yang

seharusnya mereka lebih bersifat trasfaran bila menjelaskan syarat-syarat, norma dan

aturan–aturan terkait penyelenggraan dinamika administrasi, begitu pula hendaknya

dengan proses penerimaan pegawai, hendaknya lebih terbuka dalam segi pemberian

informasi. Hal ini tentunya berdampak pada berkurangnya nilai-nialai keprimaan

dalam memberikan pelayanan. Bukan hanya sifat-sifat keprimaan seperti yang

(20)

pelayanan namun masih banyak yang lainnya seperti, kelancaran dalam proses

pelayanan yang memerlukan prosedur yang lebih simple sehingga pelayanan lebih

efisien.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka peneliti tertarik mengkaji tentang

penerapan pelayanan prima yang dihubungkan dengan kinerja pegawai, yang

dituangkan dalam bentuk judul “Pengaruh Penerapan Pelayanan Prima Terhadap

Kinerja pegawai”

B. Perumusan Masalah

Agar penelitian ini mempunyai arah yang jelas dalam menginterpretasikan

antara fakta dan data kedalam penulisan skkripsi, maka perlu membuat perumusan

masalah. Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah sebagaimana yang dijelaskan

di atas, maka rumusan masalah yang akan dijawab melalui penelitian ini adalah:

”Sejauhmana pengaruh penerapan pelayanan prima terhadap kinerja pegawai”

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui sejauhmana pengaruh penerapan pelayanan prima terhadap

kinerja pegawai.

2. Untuk mengetahui persentase pengaruh yang ditimbulkan dari pelaksanaan

(21)

D. Mamfaat Penelitian

1. Secara subyektif, sebagai suatu tahap untuk melatih dan mengembangkan

kemampuan berpikir ilmiah berdasarkan kajian-kajian teori dan aplikasi yang

diperoleh dari ilmu administrasi negara.

2 Secara praktis, sebagai masukan atau sumbangan pemikiran bagi Kantor

Badan Kepegawaian Daerah dalam menjalankan tugas, fungsi dan

tanggungjawab.

3 Secara akademis, untuk memperkaya wahana bacaan di perpustakaan FISIP

dan sebagai Syarat penyelesaian studi program sarjana (S-I) ilmu administrasi

negara.

E. Kerangka Teori

Menurut Kalinger (dalam Singarimbun,1989:37) teori adalah serangkaian

asumsi,konsep,defenisi dan propoposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial

secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antar konsep dan kerangka teori

disusun sebagai landasan berpikir untuk menunjukkan perspektif yang digunakan

dalam memandang fenomena sosial yang menjadi obyek penelitian. Berdasarkan

penjelasan di atas kerangka teori merupakan suatu yang terpenting dalam melakukan

penelitian, tampa adanya kerangka teori seorang peneliti akan kesulitan dalam

mendeskripsikan persoalan apa yang menjadi obyeknya, sehingga penelitian tersebut

menjadi tidak terarah. Adapun yang menjadi kerangka teori dalam penelitian ini

(22)

E.I. Pengertian Pelayanan.

Pelayanan adalah suatu proses bantuan kepada orang lain dengan cara-cara

tertentu yang memerlukan kepekaan dan hubungan interpersonal agar terciptanya

kepuasan dan keberhasilan. (Budiono, 2003 : 60)

Pelayanan adalah kegiatan yang ditawarkan oleh organisasi atau perorangan

kepada konsumen (pihak yang dilayani), yang bersifat tidak berwujud dan tidak dapat

dimiliki (Adi Suryanto,2006 :7)

E.2. Pengertian Prima

Menurut Budiono,(2003:62)Prima berasal dari bahasa Inggris (at a premium)

yang berarti nilai tinggi, dimana “tinggi” menunjukkan adanya ukuran. Dalam

pengertian ini pelayanan prima adalah pelayanan yang bernilai tinggi, yang dikaitkan

dengan mutu pelayanan itu sendiri.

Secara sederhana dapat disimpulkan bahwa pelayanan publik yang prima adalah

pelayanan jasa yang dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan dan tetap dalam

batas memenuhi standar pelayanan yang dapat di pertanggungjawabkan. Merujuk

pada pandangan Budiono, (2003 : 63) hakekat pelayanan publik adalah pemberian

pelayanan prima kepada masyarakat yang merupakan perwujudan kewajiban aparatur

pemerintah sebagai abdi masyarakat. Dibawah ini dijelaskan hakikat pelayanan prima

adalah sebagai berikut :

a. Meningkatkan mutu dan produktivitas pelaksanaan tugas dan fungsi

(23)

b. Mendorong upaya mengefektifkan sistem dan tatalaksana pelayanan,

sehingga pelayanan umum dapat diselenggarakan secara lebih berdaya

guna dan berhasil guna (efisien dan efektif )

c. Mendorong timbulnya kreatifitas, prakarsa, dan peran serta masyarakat

dalam pembangunan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat luas.

(Budiono, 2003 : 63)

Hakikat pelayanan prima sebagaimana dijelaskan di atas bertumpu pada

kreatifitas dari aparatut pemerintah sehingga dapat meningkatkan mutu dan

produktivitas pelayanan. Kreatif adalah kemampuan mengembangkan ide dan

cara-cara baru dalam memecahkan masalah dan menemukan peluang. dalam memberikan

pelayanan aparatur dituntut mengembangkan kreatifitas tersebut, dan lebih responsif

terhadap kebutuhan dan selera masyarakat.

Pemerintah sebagai pelayan masyarakat haruslah mementingkan terpenuhinya

kepuasan pelanggan, bukannya memenuhi apa yang menjadi kemauan birokrasi

sendiri, maka cara baru dalam memikat pelanggan harus diikhtiarkan, dan suara-suara

pelanggan harus didengarkan, seperti mengadakan riset pelanggan, kontak/temu

pelanggan, dan pembukaan layanan pengaduan pelanggan.

Menurut Sutopo,(2006:8) Pelayanan prima merupakan terjemahan dari istilah

excellent service yang secara harfiah berarti pelayanan yang sangat baik dan atau

pelayanan yang terbaik. Disebut sangat baik atau terbaik karena sesuai dengan

standar pelayanan yang berlaku atau dimiliki oleh instansi yang memberikan

(24)

Jadi pelayana yang telah mampu memberikan kepuasan kepada pihak yang

dilayani atau pelanggan dikatakan sebagai pelayanan prima.

E.3. Sifat-sifat Pelayanan Prima

Pada dasarnya hakekat pelayanan prima adalah perwujudan sikap, perilaku,

kemampuan, semangat serta kemauan kuat dari pemerintah untuk mengupayakan

kepuasan dari masyrakat dalam hal pelayanan. Hal ini meliputi, tranparansi,

akuntabilitas, kondisional, partisipatif, kesamaan hak, keseimbangan hak dan

kewajiban.

Berkenaan dengan itu pula merujuk pada pandangan Budiono yang menyatakan

bahwa pelayanan juga dapat diberi makna respek. Respek dalam kegiatan pelayanan

dapat diartikan “menghormati atau menghargai kepentingan orang lain” dengan

demikian, maka dalam menyajikan pelayanan hendaknya “menambahkan sesuatu

yang tidak bisa dinilai dengan uang, dan itu adalah ketulusan dan integritas”

sedangkan ketulusan dan integritas bermuara pada hal-hal yang melekat dalam

pelayanan prima :

a. Keramahan, kesopanan, perhatian dan persahabatan dengan orang yang

menghubunginya.

b. Kredibilitas dalam melayani pelanggan, berpedoman pada prinsip; ketulusan

dan kejujuran dalam menyajikan jasa pelayanan yang sesuai dengan harapan

pelanggan dan sesuai dengan komitmen pelayanan yang menempatkan

pelanggan pada urutan yang nomor satu.

c. Akses maksudnya seorang aparatur yang tugasnya melayani pelaggan mudah

(25)

d. Penampilan pasilitas pelayanan yang dapat mengesankan pealayanan sesuai

dengan keinginan pelanggan.

e. Kemampuan dalam menyajikan pelayanan sesuai dengan keinginan pelanggan

(waktu, biaya, kualitas dan moral ).

Kualitas pelayanan berhasil dibangun apabila pelayanan yang diberikan kepada

pelanggan mendapatkan pengakuan dari pihak-pihak yang dilayani,(Budiono,2003:12)

E.4. Pemimpin-Pelayan

Kepuasan pelanggan (masyarakat) dapat dicapai apabila aparatur pemerintah

yang terlibat baik langsung maupun tidak langsung dalam pelayanan, dapat mengerti

dan menghayati serta berkeinginan untuk melaksanakan pelayanan prima. Untuk dapat

melaksanakan pelayanan prima tersebut, unsur aparatur seyogyanya mengetahui dan

memahami tentang apa dan bagaimana pelayan tersebut. Istilah

pemimpin-pelayan dimaksudkan bahwa pemimpin adalah orang yang mula-mula menjadi

pelayan.

Identifikasi ciri khas pemimpin- pelayan adalah sebagai berikut:

 Mendengarkan

Secara tradisional, pemimpin dihargai karena keahlian dalam

berkomunikasi dan pembuatan keputusan mereka. Pemimpin – pelayan

harus memperkuat keahlian yang penting dengan memberikan

komitmen. Mendengarkan dipadukan dengan renungan yang teratur

bagi pertumbuhan pemimpin yang komitmen terhadap pelayanan.

(26)

Pemimpin – pelayan berusaha keras memahami dan memberikan

empati kepada orang lain

 Menyembuhkan

 Belajar menyembuhan merupakan daya yang kuat untuk perubahan dan

integrasi. Salah satu kekuatan yang besar dalam kepemimpinan –

pelayan adalah kemungkinan untuk menyembuhkan diri sendiri dan

orang lain.

 Kesadaran

Kesadaran umum dan terutama kesadaran diri, memperkuat prinsip

pemimpin- pelayan. Membuat komitmen untuk meningkatkan

kesadaran.

 Bujukan atau persuasive

Ciri khas pemimpin pelayan lainnya adalah mempunyai kemapuan

untuk membujuk, pemimpin-pelayan berusaha untuk meyakinkan serta

efektif dalam membangun consensus dalam kelompok

 Konseptualisasi

Kemampuan untuk melihat suatu masalah (sebuah organisasi) dari

perspektif konsep tualissasi yang berarti bahwa orang harus berpikir

melampau realita dari hari kehari.

 Kemampuan meramal

Kemampuan untuk memperhitungkan sebelumnya atau meramalkan

(27)

mudah dikenali, walaupun demikian tetap dalam anggapan yang layak

mendapat perhatian.

 Kemampuan melayani, dalam arti memegang kepercayaan kepada

orang lain.

 Komitmen terhadap pertumbuhan manusia

Pemimpin-pelayan berkeyakinan bahwa manusia mempunyai nilai intrinsic

melampaui sumbangan nyata mereka sebagai pekerja. Dalam konteks seperti ini,

pemimpin pelayan sangat komitmen terhadap pertumbuhan pribadi, professional, dan

spiritual setiap individu dalam lembaga.

E.5. Pelayanan Yang Berorientasi Pelanggan

Osborne (dalam Budiono,2003:1) menghendaki pelayanan yang diberikan oleh

pemerintah yang berorientasi pelanggan, yaitu pelayanan yang meletakkan pelanggan

sebagai hal yang paling depan. Oleh karena itu, kepuasan pelanggan ditempatkan

sebagai sasaran pencapaian tujuan, dengan mendengarkan suara pelanggan,

memperhatikan kebutuhan dasar pelanggan dan memperhatikan hukum pelanggan,

lebih responsive dan inovatif. Untuk mewujudkan pelayanan tersebut di atas maka

perlu adanya system pemerintahan yang bersifat desentralis.

Pemerintahan yang desentralis, yaitu pemerintahan yang meninggalkan

paradigma hirarki dan menerapkan pemberdayaan dengan membangkitkan partisispasi

dan etos kerja. Artinya peranan rantai komando ditinggalkan, sebab pemerintahan

yang desentralis memiliki keunggulan, antara ;lain :

(28)

Hal ini lebih memungkinkan terciptanya kondisi yang menjadikan pelayanan

kepada masyarakat sebagai tujuan utama.

b. lebih cepat dalam mengikuti perubahan lingkungan dan kebutuhan pelanggan.

Kita menyadari dan memahami kebutuhan masyarakat akan pelayanan

semakin lama semakin berkembang, hal ini sejalan dengan tingkat kecerdasan

masyarakat dan kompleksitas kebutuahan, maka diharapkan pemerintah bisa

mengikuti dan memahami perubahan-perubahan tersebut, sehingga bisa

dijadikan dasar untuk menetapkan kebijakan baru dalam memberikan

pelayanan.

c. lebih efektif, inovatif

d. lebih komitmen dan produktif. (Osborne dalam Budiono,2003:1)

E.6. Kinerja

Kinerja ialah suatu hal yang sangat penting karena kinerja merupakan tolak ukur

keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuan atau misinya. Dalam suatu

organisasi sangatlah penting melakukan penilaian terhadap kinerja, karena hal tersebut

dapat dijadikan sebagai imput bagi peningkatan dan perbaikan kinerja dimasa yang

akan datang.

Kinerja atau perfomance dipahami sebagai tingkat keberhasilan dan tingkat

pencapaian tujuan organisasi. Menurut Prawirosentono (dalam Widodo 2005:78)

Kinerja adalah suatu kegiatan dan menyempurnakannya sesuai dengan tanggung

jawabnya dengan hasil seperti yang diharapkan. Kinerja suatu hasil kerja yang dapat

(29)

wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka mencapai tujuan

organisasi yang bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum, dan sesuai dengan

moral dan etika

Menurut Kurniawan,(2005:46). Bila dikaji dari tujuan dan visi utama dari

kehadiran organisasi publik adalah untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan

publik maka kinerja organisasi publik dapat dikatakan berhasil apabila mampu dalam

mewujudkan tujuan dan misinya tersebut.

Byars dan Keban (1995:1) mengatakan bahwa kinerja dapat juga dikatakan

sebagai prestasi kerja dan prestasi penyelenggaraan suatu kegiatan. Kinerja dapat

menunjukkan sejauhmana tingkat kemampuan pelaksanaan tugas-tugas organisasi.

Selain itu, kinerja juga menyangkut efektifitas, yaitu sejauh mana tujuan yang telah

ditetapkan di dalam suatu oraganisasi dapat tercapai. Byars dan Keban (dalam Tjandra

,2005:38)

Pamungkas (dalam Tjandra,2005:38) menjelaskan kinerja adalah penampilan

cara-cara untuk menghasilkan sesuatu hasil yang diperoleh dengan aktifitas yang

dicapai dengan unjuk kerja. Dengan demikian dengankonsep yang ditawarkan tersebut

dapat dipahami bahwa kinerja adalah konsep utama organisasi yang menujukkan

sejauhmana tingkat kemapuan pelaksanaan tugas-tugas organisasi dalam rangka

pencapaian tujuan.

Dengan demikian, pengertian kinerja suatu organisasi memenuhi fungsi serta

aturan yang ditetapkan bagi pencapaian tujuan. Oleh karena itu kinerja organisasi

(30)

Berkenaan dengan penilaian kinerja pegawai dalam suatu instansi pemerintah,

Dwiyanto, (2006:47) memberikan pejelasan terdapat lima faktor yang berperan,

yaitu:

a. Produktivitas

konsep produktivitas tidak hanya mengukur tingkat efisiensi tetapi juga

efektifitas pelayanan. Produktivitas pada umumnya sebagai rasio antara

imput (masukan) dan autput (hasil)

b .Kualitas layanan

Hal yang terpenting dalam menjelaskan kinerja organisasi publik adalah

kualitas layanan. Dengan demikian kepuasana masyarakat terhadap

layanan dapat dijadikan indikator kinerja organisasi publik. Kualitas

layanan sebagaimana yang dijelaskan oleh Budiono, (2003:113) secara

sederhana defenisi mutu atau kulitas layanan adalah suatu kondisi dinamis

yang berhubungan dengan produk, jasa manusia, proses, dan lingkungan

yang memenuhi atau melebihi harapan pihak yang menginginkannya.

c. Responsivitas.

Dikarenakan penelititan ini ingin melihat sejauhmana oraganisasi atau

instansi berbuat untuk mengenali kebutuhan dari masyarakatnya, sebagai

suatu bentuk usaha, meletakkan posisi pelanggan atau masyarakat sebagai

barisan terdepan, sehingga pemerintah harus lebih resposnsif terhadap apa

yang merupakan inovasi dalam memenuhi keinginan pelanggan atau

(31)

Responsivitas merupakan kemampuan organisasi untuk mengenali

kebutuhan masarakat, menyusun agenda dan prioritas pelayanan serta

mengembangkan program-program pelayanan sesuai dengan kebutuhan

dan aspirasi masyarakat. Responsivitas menggambarkan kemampuan

instansi pemerintah dalam menjalankan visi dan misinya, terutama untuk

memenuhi kebutuhan masyarakat. Responsivitas yang rendah akan terlihat

apabila tidak selarasnya antara pelayanan yang diberikan dengan

kebutuhan masyarakat, dengan arti kata kualitas pelayanan yang diberikan

masih jauh dari standar yang diharapkan, organisasi yang memiliki

responsivitas yang rendah dengan sendirinya memiliki kinerja yang

rendah pula. (Dwiyanto, 2006:47)

d. Responsibilitas

Menjelaskan apakah pelaksanaan kegiatan organisasi publik itu dilakukan

dengan prisip-prinsip administrsi yang benar atau sesuai dengan kebijakan

organisasi.

e. Akuntabilitas

Akuntabilitas publik menunjuk pada seberapa besar kebijakan dan kegiatan

organisasi publik konsisiten dengan kehendak masyarakat banyak. Kinerja

organisasi publik tidak hanya dilihat dari dari ukuran internal saja seperti

pencapaian target, namun sebaiknya juga dilihat dari ukuran eksternal,

seperti nilai-nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat. Suatu

(32)

apabila dianggap sesuai dengan nilai dan norma tersebut. (Dwiyanto,

2006:47)

E.7. Pegawai

Berdasarkan Undang-undang nomor 18 tahun 1961, pegawai negeri adalah

mereka yang setelah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan, digaji menurut

peraturan pemerintah yang berlaku dan dipekerjakan dalam suatu jabatan negeri oleh

pejabat negara atau badan negara yang berwenang, (Situmorang,1994:18).

F. Hipotesis.

Dapat diartikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian. Sugiyono,(2005 : 70) adapun hifotesis yang dirumuskan dalam penelitian

ini adalah :

“Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara penerapan prinsip pelayanan prima dengan kinerja pegawai”

Ho : ρ = 0 ( berarti tidak ada hubungan )

Ha : ρ ≠0 ( berarti ada hubungan )

G. Defenisi Konsep

Konsep adalah istilah atau defenisi yang digunakan untuk menggambarkan

secara abstrak kejadian, keadaan kelompok atau individu yang menjadi pusat

(33)

dari setiap setiap konsep yang diteliti, maka peneliti mengemukakan konsep sebagai

berikut:

1. Pelayanan Prima adalah pendistribusian pelayanan yang dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan dan memenuhi standar pelayanan yang dapat di

pertanggungjawabkan.

2. Kinerja adalah prestasi kerja dan prestasi penyelenggaraan suatu kegiatan, kinerja dapat menunjukkan tingkat kemampuan pelaksanaan tugas-tugas

organisasi. Selain itu, kinerja juga menyangkut efektifitas, yaitu tujuan yang

telah ditetapkan di dalam suatu organisasi dapat tercapai. Dengan kata lain

kinerja diartikan sebagai perbandingan antara hasil yang dicapai dengan

penggunaan sumber daya yang ada dengan tujuan yang telah ditetapkan

sebelumnya.

3. Pegawai adalah berdasarkan Undang-undang nomor 18 tahun 1961, pegawai negeri adalah mereka yang setelah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan,

digaji menurut peraturan pemerintah yang berlaku dan dipekerjakan dalam suatu

jabatan negeri oleh pejabat negara atau badan negara yang berwenang. Pegawai

yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah Para pegawai negeri sipil yang

bekerja pada lingkungan Kantor Badan kepegawaian Daerah.

H. Defenisi Operasional

Defenisi operasional adalah unsure-unsur penelitian yang memberitahukan

bagaimana cara mengukuir suatu variabel, sehingga dalam pengukuran ini dapat

(34)

tersebut. Singarimbun,(1995:46). Suatu defenisi operasional merupakan spesialisasi

penelitian dalam mengukur suatu variabel.

Berikut ini akan diuraikan variabel yang diteliti beserta indikator-indikator yang

dipakai sebagai alat pengukurnya, yang terdiri dari :

1. Penerapan Pelayanan Prima (variable X), Dengan Indikator : 1. Kesederhanaan dalam memberikan pelayanan, cepat dan mudah

2. Prosedur yang mempermudah

3. Menampilkan pelayanan yang dapat mengesankan sehinga sesuai dengan

keinginan pelanggan

4. Aparatur yang melayani mudah dihubungi baik secara langsung maupun tidak

langsung

5. Lengkap, dalam arti tersedia apa yang diperlukan oleh pelanggan

2. Kinerja Pegawai (variable Y), Dengan Indikator :

1. Hasil kerja, melaksanakan pekerjaan dengan hasil yang baik

2. Kualitas kerja, pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan

3. Ketepatan waktu dalam melaksanakan pekerjaan .

4. Perubahan kondisi, prilaku atau sikap yang mengindikasikan adanya kemajuan

(35)

I. Sistematika Penulisan

Bab 1 Pendahuluan

Bab ini berisikan latar belakang masalah, tujuan penelitian, mamfaat penelitian,

kerangka teori, hipotesis, defenisi konsep, defenisi operasional dan sistematika

penulisan.

Bab II Metodologi penelitian

Bab ini berisikan bentuk penelitian, populasi dan sample, tehnik penarikan

sampel, jenis data, alat pengumpulan data, tehnik pengukuran dan metode

analisa.

Bab III:Deskripsi lokasi penelitian

Bab ini berisikan gambaran umum tentang Kantor Badan Kepegawaian Daerah,

kedudukan hukum, tugas pokok dan fungsi organisasi dan struktur organisasi.

BAB IV: Penyajian Data

Dalam bab ini berisikan Identitas Responden, Distribusi Jawaban Responden

terhadap jawaban Penerapan Pelayanan Prima, jawaban responden terhadap

Kinerja Pegawai, Klasifikasi Data, Pengujian Hipotesa, dan Keofisien

Determinan.

BAB V: Analisa Data

Dalam Bab ini berisikan data tentang analisa data berisikan pengaruh Penerapan

Pelayanan Prima pada Kantor Badan Kepegawaian Daerah, Kinerja Pegawai

pada Kantor Badan Kepegawaian Daerah serta hubungan antara Variabel bebas/

(36)

BAB VI: Penutup

Bab ini berisikan kesimpulan dan saran yang diberikan penulis dari hasil

penelitian yang dilakukan.

(37)

BAB II

METODOLOGI PENELITIAN

A. Bentuk Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah unutk mendapatkan

data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.(Sugiyono, 2005:1)

Metode penelitian yang digunakan dalam penelititan ini ialah exsplanatory

research atau penelitian eksplanasi yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh antar

variabel.

B. Lokasi Penelitian

Adapun lokasi penelitian ini dilakukan di kantor Badan Kepegawaian Daerah-

Kabupaten Kuantan Singingi-Riau.

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi ialah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2005; 90)

Adapun yang menjadi populasi pada penelitian ini ialah pegawai pada Kantor

Badan Kepegawaian Daerah, serta masyarakat (pelanggan) yang terlibat langsung

dengan kinerja aparatur pemerintah yang berada di Badan Kepegawaian Daerah

(38)

2. Sampel

Menurut Arikunto (2004:109) sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang

diteliti.

Dalam penelitian ini, pengambilan sampelnya berjumlah 43 jiwa dilakukan

dengan menggunakan rumus Yataro Mane yakni sebagai berikut :

n = N Nd2+1

Ket :

N = Populasi n = Sampel

d = Tingkat kesalahan penarikan sampel: 15 % dan tingkat kesalahan 85%

Selanjutnya dengan memasukkan jumlah populasi kedalam rumus di atas, maka

diperoleh hasil sebagai berikut :

n = 1715

15

100

n = 1715

1715(0.15)2+1

n = 1715

1715(0.0225)+1

(39)

n = 43.32

Maka jumlah sampel dalam penelitian ini adalah dibulatkan menjadi 43 jiwa.

D. Teknik Pengumpulan Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer dan data skunder,

data primer yaitu data yang diperoleh lansung dari lapangan melalui :

Angket (kuesioner),

Pengumpulan data dengan menyebarkan sejumlah daftar pertanyaan kepada informan

• Wawancara,

yaitu cara mendapatkan data dengan melakukan tanya jawab secara langsung kepada

responden.

• Observasi,

pengumpulan data dengan pengamatan langsung terhadap fenomena-fenomena yang

berkaitan dengan fokus penelitian serta mencatatnya kedalam catatan penelititan.

Data skunder, yaitu pengumpulan data yang dilakukan melalui studi kepustakaan

yang diperoleh dari buku-buku ilmiah, artikel dan karangan ilmiah yang berkaitan

dengan penelitian.

E. Teknik Penentuan Skor

Melalui berbagai pertanyaan yang diajukan kepada responden maka akan

(40)

Setiap alternatif jawaban akan diberi skor yang berbeda, penentuan skor didasarkan

pada skala likert.

Untuk pilihan jawaban, ada tiga kategori :

1. Untuk alternatif jawaban “a” diberi skor 3

2. Untuk alternatif jawaban “b” diberi skor 2

3. Untuk alternatif jawaban “c” diberi skor 1

Jawaban responden akan dikategorikan kedalam beberapa kategori menurut

alternatif jawaban, kategori tersebut diperoleh melalui interval.

Rumus untuk mencari interval adalah sebagai berikut :

Interval =

= 3 – 1

3 = 0,66

Dengan interval 0,66 maka kategori jawaban responden dapat diklasifikasikan

dengan urutan sebagai berikut :

1. 2,34 – 3,00 : termasuk kategori tinggi

2. 1,67 – 2,33 : termasuk kategori sedang

3. 1,00 – 1,66 : termasuk kategori rendah,(Sugiyono 2005:214)

F. Teknik Analisa Data

Teknik Analisa Data dalam penelitian ini menggunakan teknik kuantitatif yang Skor tertimggi - skor terendah

(41)

digunakan untuk menguji sejauhmana pengaruh penerapan pelayanan prima terhadap

peningkatan kinerja, Yaitu variabel X terhadap variabel Y

1. Koefisien Korelasi Product Moment

Cara ini digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya dan besar kecilnya

hubungan antara variabel maka digunakan rumus sebagai berikut Sugiyono

(2004:212)

Rumus : rxy=

( )( )

( )

}

{

( )

{

2 2 2 2

}

. . . .

− − y y N x x N y x xy N Keterangan:

Rxy = angka indeks korelasi

N = ukuran sampel

∑Xy = jumlah hasil perkalian antara skor x dan y

∑X = jumlah seluruh skor X

∑y = jumlah seluruh skor Y

Untuk melihat hubungan kedua variabel tersebut maka dapat dirumuskan

sebagai berikut:

a. Nilai r yang positif menunjukkan hubungan kedua variabel positif. artinya

kenaikan nilai variabel satu diikuti oleh nilai variabel yang positif lainnya.

b. Nilai r yang negaif menunjukkan kedua variabel negatif, artinya menurunnya

nilai variabel yang satu di ikuti dengan meningkatnya nilai variabel lainnya.

c. Nilai r yang sama dengan nol menunjukkan dua variabel tidak mempunyai

(42)

Untuk mengetahui tinggi rendahnya kedua variabel berdasarkan nilai r

Koefisien/korelasi. Digunakan penafsiran angka-angka yang dikemukakan oleh

[image:42.595.111.539.217.337.2]

Sugiyono (2004:214) yaitu sebagai berikut:

Tabel I:Pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien.

Interval koefisien Tingkat Hubungan

0.00-0.199

0.20-0.399

0.40-0.599 0.60-0.799

0.80-1.000

Sangat Rendah

Rendah

Sedang Kuat

Sangat Kuat

Dengan nilai r yang diperoleh, kita dapat melihat secara langsung melalui tebel

korelasi untuk menguji apakah nilai r yang kita peroleh memiliki pengaruh atau tidak.

Tabel mencantumkan batas-batas r yang signifikan yang tertentu, dalam hal ini

signifikan 5% bila nilai r tersebut signifikan, artinya hipotesia alternatif dapat di

terima.

2. Koefisien Determinan.

Teknik ini digunakan untuk mengetahui berapa persen pengaruh variabel

bebas terhadap variabel terikat. Perhitungan dilakukan dengan mengkuadratkan nilai

korelasi Produc Moment. Sudijono Anas (1996:56)

Rumus : (rxy2) x 100%

D = (rxy2)x 100%

D = Koefisien Determinant

(43)

BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Kuantan Singingi Dibentuk Berdasarkan :

1. Peraturan Derah Kabupaten Kuantan Singingi Nomor 57 Tahun 2001 pada

tanggal 13 Oktober 2001 tentang pembentukan Struktur Organisasi dan

Tatakerja Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Kuantan Singingi.

2. Keputusan Bupati Kuantan Singingi Nonor 57 Tahun 2002 Tanggal 31

Januari 2002 tentang Pelaksanaan Penyelenggaraan Tugas Pemerintah

Kabupaten Kuantan Singingi dalam rangka Pelaksanaan Otonomi Daerah

Berdasarkan Undang-undang otonomi Daerah Nomor 22 Tahun 1999

3. Surat keputusan Bupati Kuantan Singingi Nomor 821.22/BKD-ADM/32

tanggal 26 juli 2006 tentang pengangkatan Pejabat Struktural Eselon II.b

dilingkungan Pemerintah Kabupaten Kuantan Singngi.

Dalam kegiatan operasional Badan Kepegawaian Daerah merupakan unsure

penunjang pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi yang bertugas membantu bupati

dalam menyelenggarakan pemerintahan dan pembangunan terutama dalam bidang

kepegawaian di daerah, yang mencakup perumusan kegiatan teknis dibidang

administrasi pegawai, pendidikan dan pelatihan pegawai untuk pengembangan serta

peningkatan sumberdaya aparatur.

Untuk terlaksananya tugas atau fungsi sebagaiman yang dituangkan di atas,

maka Badan Kepegawaian Derah Kabupaten Kuantan Singingi mempunyai

(44)

1. Penyiapan penyusunan peraturan perundang-undangan daerah dibidang

kepegawaian sesuai dengan norma standard an prosedur yang ditetapkan

pemerintah.

2. Perencanaan dan pengembangan kepegawaian daerah

3. Pencapaian kebijakan teknis dalam rangka pengembangan kepegawaian

daerah.

4. Penyiapan dan pelaksanaan pengangkutan, kenaikan pangkat, pemindahan,

hukuman dan pemberhentian Pegawai Negeri Sipil Daerah sesuai dengan

norma, prosedur dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

5. Pelayanan adminitrasi kepegawaian dalam pengangkatan, pemberhentian

dalam dan dari jabatan stuktural dan funsional sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

6. Penyiapan penetapan gaji, tunjangan dan kesejahteraan Pegawai Negeri

Sipil daerah sesuai dengan norma, standard dan prosedur yang ditetapkan

dalam peraturan perundang-undangan.

7. Penyiapan penetapan gaji, tunjangan dan kesejateraan Pegawai Negeri

Sipil Daerah sesuai dengan norma, standard dan prosedur yang ditetapkan

dalam peratuan perundang-undangan

8. Penyelenggaraan adminitrasi Pegwai Negeri Sipil Daerah.

9. Pengelolaan system informasi manajemen kepegawaian daerah

10.Penyampaian informasi kepegawaian daerah kepada Badan Kepegawaian

Daerah

(45)

B. Kedudukan Tugas Pokok dan Fungsi

Tugas Pokok Badan Kepegawaian Daerah sesesuai dengan keputuasan Bupati

Kuantan Singingi Nomor 41 Tahun 2002, tugas pokok dan fungsi Badan Kepegawaian

Daerah adalah unsur penunjang pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi yang

dipimpin oleh seorang kepala yang bertanggungjawab kepada Bupati melalui

Sekretatis Daerah.

1. Kepala Badan Kepegawaian Daerah

Kepala Badan Kepegawaian Daerah mempunyai tugas membantu Bupati dalam

penyelenggaraan pemerintahan kabupaten dibidang kepegawaian daerah, yang

mempunyai fungsi :

1. Merumuskan kebijakan teknis dibidang administrasi pegawai,

pendidikan dan pelatihan pegawai.

2. Pelayanan penunjang penyelenggaraan pemerintah dibidang

administrasi pegawai

2. Sekretaris Badan Kepegawaian Daerah

Mempunyai tugas membantu Kepala Badan Kepegawaian Daerah dalam

pelaksanaan penyusunan Program evaluasi dalam dan pelaporan pelaksanaan tugas

badan, memberikan pelayanan teknis dan administrasi kepada seluruh satuan

organisasi dilingkungan Badan Kepegawaian Daerah.

Untuk menyelenggarakan tugas tersebut di atas sekretaris mempunyai fungsi :

1. Mempersiapkan bahan yang diperlukan oleh kepal Badan dalam rangka

penyusunan program kerja, petunjuk teknis, evaluasi dan pelaporan

(46)

2. Memberikan pelayanan teknis dan administrative kepada seluruh

satuan organisasi dilingkungan Badan Kepegawai Daerah yang

berhubungan dengan secretariat.

3. Melakukan kegiatan dalam rangka efisiensi dan efektifitas pekerjaan

dilingkungan Badan Kepegawaian Daerah

4. Membuat laporan dan pelaksanaan kerja sesuai dengan jadwal yang

ditetapkan serta memberikan saran,pertimbangan dan rekomendasi

dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas yang berkaitan dengan

secretariat.

5. Memberikan bimbingan teknis kepada pihak yang terkait dengan

pekrjaan dibidang kesekretariatan saerta melakukan tugas lain yang

diberikan kepda Badan Kepegawaian Daerah.

Dalam pelaksanaan tugasnya Sekretaris membawahi beberapa Sub Bagian:

1. Sub Bagian Umum.

Sub bagian Umum mempunyai tugas melaksanakan urusan

ketatausahaan, kepegawaian, rumah tangga dan perlengkapan dalam

penyelenggaraan tugasnya, fungsi sub bagian :

1. Adminirasi kepegawaian di dalam lingkup Badan Kepegawaian

Daerah

2. Administrasi Keuangan.

(47)

2. Sub Bagian Program

Mempunyai tugas menyiapkan bahan dalam koordinasi penyusunan

program tahunan dibidang administrasi, evaluasi dan pelaporan

pelaksanaannya.

Fungsinya :

1. Menyiapkan program tahunan Badan Kepegawaian Daerah.

2. Menghimpun dan mengkoordinasikan program Badan

Kepegawaian Daerah.

3. Membuat daftar udulan kegiatan Badan Kepegawaian Daerah.

4. Mengadakan evaluasi terhadap program yang telah berjalan

5. Membuat laporan berkala berupa laporan tahunan.

6. Menghimpun data dan Statistik.

3. Sub Bagian Hukum.

Sub bagian Hukum mempunyai tugas menyiapkan bahan pembinaan

organisasi dan tatalaksana, penyusunan rancangan dan prtimbangan hokum

kepada pimpinan serta kehumasan.

Fungsinya :

1. Menyiapkan bahan pembiaan, membantu dan mengevaluasi

susunan organisasi dan tatalaksana yang akan dan telah

dilaksanakan.

2. Membantu pimpinan dalam menyusun rancangan peraturan

(48)

3. Menghimpun peraturan perundang-undangan tentang

kepegawaian dan mempublikasikannya

4. Membantu pimpinan dalam menyusun rancangan dan

pertimbangan hukum dibidang kepegawaian.

3. Bidang Aminitrasi Kepegawaian

Bidang Aministrasi Kepegawaian pada badan kepegawaian daerah mempunyai

tugas membantu kepala badan dalam melaksanakan dan mengkoordinasikan

penyusunan rencana formasi dan pengadaan pegawai, mutasi kepegawaian dan

pengelolaan adminitrasi kepegawaian.

Untuk menyelenggarakan tugas tersebut Bidang aministrasi mempunyai Fungsi :

1. Menyelaenggarakan adminitrasi, formasi dan pengadaan pegawai.

2. Menyelenggarakan administrasi mutasi kepegawaian

3. Melakukan koordinasi dalam penyelenggaraan mutasi pegawai.

4. Melakukan inventarisasi permasalahan serta perumusan langkah-langkah

kebijakan pemecahannya.

5. Melakukan koordinasi dengan sekrtaris dan bidang-bidang pada Badan

Kepegawaian Daerah

Dalam pelaksanaan tugas Kepala Bidang Adminitrasi kepegawaian membawahi Sub

Bidang sebagai berikut :

1. Sub Bidang Formasi dan Pengadaan

Sub Bidang Formasi dan pengadaan mempunyai tugas menyiapkan

(49)

pegawai, pengolahan system informasi pegawai,penyusunan daftar urut

pegawai, disiplin, memproses penerimaan pegawai baru.

Untuk melaksanakan tugasnya Sub Bidang Formasi dan pengadaan

mempunyai fungsi :

1. Menyelenggarakan administrasi dalam penyusunan Rencana

Kebutuahan Pegawai.

2. Membuat dan mengisi formulir dalam rangka penerbitan keputusan

formasi Pegawai Negeri sipil Kabupaten Kuantan Singingi.

3. Melakukan pencatatan dan pendataan PNS dalam rangka system

informasi pegawai (SIMPEG )

4. Menyelenggarakan administrasi dalam penyusunan daftar Uart

Kepegawaian.

5. Menyelenggarakan administrasi dan koordinasi dalam pembinaan

disiplin PNS

6. Menyelenggarakan administrsi dalam proses penerimaan dan

penempatan pegawai baru.

7. Melakukan tugas lain yang diserahkan oleh kepala Badan Administrasi

Kepegawaian.

2. Sub Bidang Mutasi

Sub Bidang Mutasi mempunyai tugas mempersiapkan bagan dan

perencanaan mutasi, memproses mutasi dalam jabatan serta mutasi antar daerah

sesuaikewenangan kabupaten.

(50)

1. Melaksanakan pencatatan dan pendataan mutasi PNS

2. Mempersipkan dan mengisi Formulir usulan dan mutasi kepangkatan.

3. Mempersiapkan dan membuat surat Keputusan Bupati Kuantan

Singingi tentang mutasi kepangkatan

4. Melakukan pencatatan dan pendataan serta rekapitulasi usulan mutasi

jabatan structural dari / Badan / Dinas / Instansi serta camat

se-Kasbupaten KuantanSingingi sebagai bahan rapat BAPERJAKAT

Kabupaten Kuantan Singingi.

5. Mempersiapkan dan membuat SK Bupati Kabupaten Kuantan

Singingi tentang jabatan structural.

6. mempersiapkan dan mutasi PNS dalam kabupaten Kuantan Singingi

dan antar daerah.

7. Mempersiapkan dan memproses bahan usulan calon PNS menjadi

PNS.

8. Memproses dan meneruskan bahan usulan permintaan penerbitan

Kerpeg, Karis dan Karsu.

9. Melaksanakan tugas lain yang diserahkan oleh kepala Bidang

Aministrasi kepegawaian.

4. Bidang Pendidikan dan Latihan

Bidang pendidikan dan latihan pada Badan Kepegawaian Daerah mempunyai

tugas membantu Kepala Badan dalam melaksanakan dan mengkoordinasikan

penyusunan rencana pendidikan dan pelatihan pegawai bersifat penjenjangan dan

(51)

Untuk menyelenggrakan tugasnya dalam bidang pendidikan dan latihan mempunyai

fungsi:

1. Melakukan inventarisasi permasalahan dibidang pendidikan dan latihan

aparatur daerah.

2. Menyusun rencana dan menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi

aparatur daerah.

3. Merumuskan kebijakan teknis dibidang pendidikan pelatihan bagi aparatur

daerah.

4. Sebagai koordinasi seluruh kegiatan yang berhubungan dengan pendidikan

dan pelatihan aparatur daerah.

5. Mengkoordinasikan dengan instasnsi terkait tentang penyelenggraan

pendidikan dan pelatihan aparatur daerah.

6. Melaksanakan tugas liannya yang diberikan atasan yang berhubungan

dengan pendidikan dan pelatihan aparatur daerah.

Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Bidang Pendidikan Dan Pelatihan membawahi

Sub Bidang sebagai berikut :

1. Sub Bidang Pendidikan dan Penjenjangan

Sub Bidang Pendidikan dan Penjenjangan mempunyai tugas

merencanakan dan melaksanakan pendidikan dan penjenjangan aparatur

daerah, memproses izin belajar dan tugas belajar.

Untuk melaksanakan tugasnya Sub Bagian Pendidikan dan Penjenjangan

(52)

1. mempersiapkan bahan-bahan untuk melaksanakan pendidikan dan

penjenjangan aparatur daerah.

2. Menyusun rencana pendidikan dan penjenjangan aparatur daerah.

3. Melaksanakan pendidikan dan penjenjangan aparatur daerah.

4. Menyususn rencana pendidikan lanjutan bagi apratur daerah.

5. Memproses izin belajar dan tugas belajar bagi aparatur daerah.

6. Memberi saran dan pertimbangan kepada atasan tentang pendidikan

dan penjenjangan aparatur daerah.

7. Melaksankan tugas lain yang diberikan atasan yang berhubungan

dengan pendidikan dan penjenjangan aparatur daerah.

2. Sub Bidang Pendidikan Fungsional dan Teknis

Sub Bidang Pendidikan Fungsional dan Teknis mempunyai tugas

melaksankan pendidikan fungsional aparatur daerah.

Untuk melaksanakan tugasnya sub Bidang Fungsional dan Teknis tersebut

mempunyai fungsi:

1. Mempersiapkan bahan, penyusunan rencana dan pelaksanaan

pendidikan fungsional dan teknis terhadap aparatur daerah.

2. Menyusun rencana pendidikan fungsional dan teknis aparatur

daerah.

3. Melaksanakan pendidikan fungsional dan teknis.

4. Memberikan saran dan pertimbagan kepada atasan tentang

(53)

5. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan yang berhubungan

dengan pendidikan fungsional dan teknis aparatur daerah.

5. Bidang Kesejahteraan Pegawai

Bidang Kesejahteraan Pegawai pada Badan Kepegawaian Daerah mempunyai

tugas membantu kepala badan dalam pelaksanaan peningkatan kesejahteraan pegawai,

pemberian tanda penghormatan / jasa, penyelesaian kasus kepegawaian,

pemberhentian pegawai dan pengsiun.

Kepala Bidang Kesejahteraan Pegawai Dalam melaksanakan tugasnya membawahi

Sub Bidang sebagai berikut :

1. Sub Bidang Kedudukan Hukum dan Penghargaan

Sub Bidang Kedudukan Hukum dan Penghargaan Mepunyai tugas

peningkatan disiplin PNS, memproses poemberian penghargaan dan tanda

kehormatan / jasa kepada PNS yang berhak menerima, menindak dan

menyelesaikan kasus-kasus kepegawaian.

Untuk melaksanakan tugas sub bidang keduduka hokum dan penghargaan

mempunyai fungsi :

1. Penyiapan dan melaksanakan peningkatan disipiln PNS dalam

pelaksanaan tugas.

2. Menginventarisir PNS yang berhak dan memenuhi syarat untuk

memperoleh penghargaan, tanda penghormatan dan tanda jasa

(54)

3. Menyeleksi dan memproses pemberian tanda penghargaan, tanda

penghormatan tanda jasa PNS yang berhak menerimanya sesuai

dengan norma, standard an prosedur yang berlaku.

4. Menerima dan meneruskan laporan kasus-kasus kepegawaian

negeri sipil yang telah melalui prosedur dari badan pengawas

sesuai norma, standard dan prosedur yang ditetapkan dalam

peraturan.

2. Sub Bidang Pensiun

Sub Bidang pensiun mempunyai tugas mempersiapkan bahan,

penyusunan rencana dan melaksanakan proses pemberhentian dan pensiun

pegawai negeri sipil.

Dalam melaksanakan tugasnya sub bidang pendiun mempunyai fungsi :

1. Mempersiapkan bahan-bahan persyaratan pension PNS yang telah

mencukupi batas usia pension maupun mengajukan permintaan

pension sebelum batas usia pension.

2. Memproses pemberhentian dan pensiun yang telahmencapai batas

usia 9BUP maupun yang mengajukan permintaan pension sebelum

batas usia pension.

3. Mendata setiap PNS dan membuat dalam daftar secara keseluruhan

untuk mengetahui kapan berahir masa tugasnya (pensiun)

(55)

4. Sub Bidang Bimbingan mental.

Sub Bidang Bimbingan mental mempunyai tugas menyiapkan bahan,

penyusunan rencana dan pelaksanaan peningkatan kesejahteraan mental dan

spiritual PNS.

Dalam melaksanakan tugas tersebut Sub Bidang bimbinganmental

mempunyai fungsi :

1. Bekerja sama dengan dinas terkait untuk mengimformasikan dalam

memperolah kartu askes bagi PNS

2. Membantu proses penyelesaian kartu askes bagi PNS.

3. Melaksankan pembinaan dan penyuluhan mental dan spiritual PNS

baik secara berkala maupun insidentil.

4. Menyusun dan merencanakan, bekerja sama dengan PHBI dalam

meperingati hari-hari besar keagamaan dalam rangka meningkatkan

(56)
[image:56.595.116.537.163.343.2]

Tabel 1. Ditribusi Jumlah Pegawai Kantor Badan Kepegawaian Daerah

Berdasarkan Pangkat dan Golongan

No PANGKAT GOLONGAN JUMLAH

1. Pembina Tk I. IV/b 3 Orang

2. Pembina IV/a 1 Orang

3. Penata Tk I. III/d 6 Orang

4. Penata III/c 3 Orang

5. Penata Muda Tk I. III/b 2 Orang

6. Penata Muda III/a 4 Orang

7. Pengatur Tk I II/d 1 Orang

8. Pengatur II/c 1 Orang

9. Honorer - 6 Orang

Sumber : Kantor Badan Kepegawaian Daerah 2007

Tabel 2. Jumlah Ruangan Kantor Badan Kepegawaian Daerah

NO. Jenis Ruangan Jum

1. Ruang Kepala BKD 1

2. Ruang Sek. BKD 1

3. Ruang Sub. Bagian Umum 1

4. Ruang Sub. Bagian Program 1

5. Ruang Sub. Bagian Hukum 1

6. Ruang Kabid. Administrasi 1

7. Ruang Sub. Bidang Formasi dan Pengadaan 1

8. Ruang Sub. Bidang Mutasi 1

9. Ruang Kabid. Pendidikan dan Pelatihan 1

10 Ruang olah Raga 1

11 Ruang Tamu 1

[image:56.595.116.547.424.634.2]
(57)
[image:57.595.114.540.135.316.2]

Tabel 3. Sarana Pendukung Kerja Kantor Badan Kepegawaian Daerah

No. Pasilitas dan peralatan Kantor Badan Kepegawaian Daerah Jumlah/Unit

1. Komputer 15 Unit

2. Line Fokus 1 Unit

3. Kursi Tamu 6 Unit

4. Meja kerja 28 Unit

5. Kursi 60 Unit

6. Kursi Aula 50 Unit

7. Lapangan Tenis Meja 1 Unit

8. Papan Tulis 3 Unit

9. Mobil Dinas 2 Unit

Sumber : Kantor Badan Kepegawaian Daerah 2007

C. Spesifikasi Pekerjaan Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Tabel 4. Spesifikasi Pekerjaan Badan Kepegawaian Daerah

No. Spesifikasi Pengetahuan Yang harus dimiliki Pegawai

Spesifikasi Keterampilan Yang harus dimiliki Pegawai 1.

1. Mampu melakukan penyusunan peraturan perundang-undangan

1. Menguasai teknis penyusunan peraturan perundang-undangan;

2. Menguasai/memahami

Undang-undang Pemerintahan Daerah;

3. Menguasai/memahami Undang-undang Kepegawaian Nasional dan Daerah;

4. Menguasai Analisis kebijakan publik:

- pembuatan kebijakan publik

- implementasi kebijakan publik

[image:57.595.116.536.430.686.2]
(58)

2

1. Mampu menyusun program Diklat

2. Mampu menilai kebutuhan Diklat pegawai

1. Menguasai manajemen SDM;

2. Menguasai metode-metode Diklat; 3. Menguasai teknis-teknis Diklat.

1. Menguasai pengetahuan tentang pengembangan SDM;

2. Menguasai teknis penilaian kebutuhan Diklat (Training Need

Analysis).

3

1. Mampu membuat dan melaksanakan kebijakan teknis kepegawaian;

1. Menguasai pengetahuan tentang Prosedur Kerja/Operasional (SOP);

2. Menguasai kegiatan-kegiatan teknis kepegawaian.

4

1. Mampu melaksanakan penyiapan pengangkatan pegawai

2. Mampu melaksanakan kegiatan kenaikan pangkat, pemindahan dan pemberhentian pegawai

1. Menguasai manajemen SDM;

- Menguasai perencanaan SDM;

- Menguasai seleksi/rekrutmen SDM.

2. Menguasai penentuan kebutuhan pegawai;

- Menguasai penentuan job

description;

- Mengauasi work load analysis; <

Gambar

Tabel I:Pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien.
Tabel 1. Ditribusi Jumlah Pegawai Kantor Badan Kepegawaian Daerah
Tabel 3. Sarana Pendukung Kerja Kantor Badan Kepegawaian Daerah
Tabel 6 : Distribusi Responden berdasarkan Usia
+7

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu yang perlu diteliti adalah cakupan jaringan radio seluler dengan kanal HF dengan relay yang menggunakan dua antenna dipole yang berpolarisasi horizontal dengan

Persentase infeksi akar bawang merah oleh cendawan mikoriza arbuskula yang tersusun pada formula pupuk hayati Mycofer, yang tertinggi berasal dari aplikasi pupuk NPK 15- 15-15

Pada pembiayaan Hutang Sewa Modal berjangka yang menggunakan akad qarḑ , KJKS BMT Artha Yapi menetapkan penambahan jasa sebesar 0,1% perhari dihitung dari jumlah uang

Faktor yang paling mempengaruhi keluaran pendidikan adalah fasillitas sekolah (sarana prasarana (X2), supervisi, monitoring, evaluasi proses pembelajaran (X4), serta lokasi

Faktor lain yang berpotensi cukup tinggi untuk terjadinya medication error dan sering dijumpai adalah racikan pada resep pediatri yang berisi lebih dari

Soebandiyah dalam Soejiono (2010:18), ada beberapa prinsip yang berkaitan dengan perkembangan program kegiatan bermain: a) relevansi, kurikulum yang ada, relevan

Bahwa oleh karena itu Pemohon keberatan terhadap Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Banggai Kepulauan Nomor 21 Tahun 2011 tanggal 14 Juli 2011 tentang Penetapan

Atas kehendak-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE TALKING STICK DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN PADA SISWA KELAS IV