FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PENGARUH PENERAPAN PELAYANAN PRIMA TERHADAP KINERJA PEGAWAI
(Studi Pada Kantor Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Kuantan Singingi)
SKRIPSI
DISUSUN OLEH :
HARPIANTO 030903108
DEPARTEMEN ADMINISTRASI NEGARA
GUNA MEMENUHI SALAH SATU SYARAT MEMPEROLAH GELAR SARJANA SOSIAL (S-1) PADA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU
POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
ABSTRAKSI
PENGARUH PENERAPAN PELAYANAN PRIMA TERHADAP KINERJA PEGAWAI (Studi Pada Kantor Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten
Kuantan-Singingi-Riau) Nama : H A R P I A N T O
Nim : 030 903 108
Departemen : Ilmu Administrasi Negara
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Pembimbing : Dra. Dahlia Hafni Lubis
Permasalahan yang menjadi perhatian penulis dalam penelitian ini adalah bagaimana kondisi Penerapan Pelayanan Prima sehingga mampu mempengaruhi kinerja Pegawai pada Kantor Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Kuantan Singingi-Riau.
Secara teoritis hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan dan karya ilmiah dibidang administrasi khususnya Administrasi Negara, dan secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan informasi dan rujukan bagi Pimpinan serta Pegawai Kantor Badan Kepegawaian Daerah, dalam membuat kebijakan serta menata kembali organisasinya agar dapat meningkatkan kinerja secara optimal. Hipotesa dalam penelitian ini yaitu” Terdapat
Hubungan Positif dan Signifikan Antara Penerapan Pelayanan Prima Dengan Kinerja Pegawai.
Penelitian ini dilaksanakan pada Kantor Badan Kepegawaian Derah Kabupaten Kuantan singingi-Riau, dengan menjadikan seluruh pegawai serta pihak yang melakukan urusan di Kantor Badan Kepegawaian daerah tersebut sebagai populasi yang berjumlah 1717 orang, terdiri dari Pegawai Negeri Sipil, Calon Pegawai Negeri Sipil dan Honorer, yang kemudian diambil sampel dari populasi tersebut berjumlah 43 orang dengan menggunakan rumus Yataro Mane. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang bertujuan untuk mengukur pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa “penerapan pelayanan prima” di Kantor Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Kuantan Singingi berada pada kategori sedang, hal ini dibuktikan melalui perhitungan korelasi antara Penerapan Pelayanan Prima Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Kuantan singingi-Riau adalah bernilai 0,532 yang berarti korelasi tersebut menunjukkan terdapat hubungan yang positif antara kedua variabel, hal ini termasuk pada kategori
sedang.
Sementara untuk mengetahui tingkat persentase pengaruh yang ditimbulkan oleh variable independen terhadap variabel dependen dilakukan uji determinant, maka didapatkan nilai sebesar 28,3%, sementara sebesar 71,7% lainnya dipengaruhi oleh faktor-faktor yang belum diperhitungkan dalam penelitian ini.
mereka menjalankan kewajiban sebagai pelayan publik, dan khususnya kepada Pegawai Kantor Badan Kepegawaian Daerah agar lebih memahami serta menghayati konsep pelayanan prima tersebut sehingga tercipta kualitas pelayanan yang baik
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
HAL PERSETUJUAN
Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan oleh :
Nama
: H a r p i a n t o
NIM
: 030 903 108
Departemen :
Ilmu Administrasi Negara
Judul
: Pengaruh Penerapan Pelayanan Prima Terhadap
Kinerja Pegawai (Studi Pada Kantor Badan Kepegawaian Daerah
Kabupaten Kuantan Singingi, Riau)Pembimbing
Ketua Departemen
Ilmu Administrasi Negara
Dra. Dahlia Hafni Lubis DR. Marlon Sihombing, M.A NIP : 131 413 647 NIP : 131 568 391
Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
HAL PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan didepan Panitia Penguji Skripsi
Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Sumatera Utara. Pada:
Hari
: Rabu
Tanggal
: 10 September 2008
Pukul
: 10.00
Tempat
: Jurusan
Panitia Penguji:
1. Ketua Penguji : Dra. Nurlela Ketaren, M.SP (
)
2. Penguji I
: Drs. Karyono, M.si. ( )
KATA PENGANTAR
Setinggi Puji sedalam syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, Tuhan yang
maha pengasih yang kasih-Nya tida terpilih, Tuhan yang maha penyayang yang
sayang-Nya tiada terbilang, Allah Tuhan yang maha kuasa yang kekuasaannya tiada
terhingga, yang telah memberikan kemampuan kepada penulis untuk dapat
menyelesaikan skripsi ini.
Teriring Syalawat beserta salam senantiasa tercurah kepada baginda Rasulullah
Muhammad SAW, para istri, sahabat, serta pada umat akhir zaman yang masih
berpegang kepada Al-Quran dan Sunnah.
Adapun judul dari skripsi ini adalah “Pengaruh Penerapan Pelayanan Prima
Terhadap Kinerja Pegawai” (Studi pada Kantor Badan Kepegawaian Daerah Kab. Kuantan Singingi,Riau).
Penulis akui dengan sepenuh hati bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh
dari kesempurnaan serta masih banyak kekurangan dan kelemahan, hal ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis dalam penelitian, pengumpulan
literature, maupun dalam penulisan karya ilmiah namun berkat bimbingan dan arahan
dari seluruh pihak, kesulitan yang ada Alhamdulillah dapat diselesaikan.
Oleh karena itu dangan penuh keikhlasan hati penulis mengucapkan terima kasih
terutama kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Muhamad Arif Nasution, MA. Dekan Fakultas Ilmu Sosial
2. Bapak Dr. Marlon Sihombing, MA. Ketua Departemen Ilmu Administrasi
Negara Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dra. Hj. Beti Nasution M.Si. Sekretaris Departemen Ilmu Administrasi
Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Drs. Dahlia Hafni Lubis selaku Dosen Pembimbing yang telah berkenan
meluangkan waktu, tenaga dan pemikiran untuk membantu membimbing dan
mengarahkan penulis hingga selesainya skripsi ini.
5. Bapak/Ibu/staf Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sumatera Utara, yang telah mambekali penulis berberbagai ilmu pengetahuan
hingga selesainya skripsi ini.
6. Bapak Drs. Muharman S.sos. Kepala Kantor Badan Kepegawain Daerah
Kab.Kuantan Singingi yang telah memberikan izin pada penulis untuk
melakukan penelitian di Kantor Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten
Kuantan Singingi-Riau.
7. Seluru Pegawai Kantor Badan Kepegawian Daerah yang telah membantu
penulis dalam pengumpulan data hingga selasainya skripsi ini.
8. Teristimewa kepada Ayahanda (Muhammad Saleh) dan Ibunda Mardiana
(almarhumah) dan kepada semua saudara ku yang telah mengorbankan segala
daya dan upayanya demi harapan dan cita-cita ku, dan kepada semua
kepona’an ku, masa depan mu tergantung kepada apa yang kamu lakukan hari
ini, berbuatlah yang terbaik untuk diri mu, keluarga, agama, bangsa dan
9. Buat seluruh sobat-sobat ku AN 03 yang sama-sama berjuang demi harapan
dan cita-cita.
Penulis hanya dapat mengucapkan terima kasih atas segala jerih payah, motivasi
dan doa yang diberikan hingga penulis dapat menyelesaikan studi di Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
M e d a n, 18 Agustus 2008
17 Syakban 1429 H
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
ABSTRAK... x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 6
E. Kerangka Teori ... 6
E.1. Pengertian Pelayanan ... 7
E.2. Pengertian Prima ... 7
E.3. Sifat-sifat Pelayanan Prima ... 9
E.4. Pemimpin -Pelayan ... 10
E.5. Pelayanan Yang Berorientasi Pelanggan ... 12
E.6. Kinerja ... 13
E.7. Pegawai ... 16
F. Hipotesis ... 16
G. Defenisi Konsep ... 17
H. Defenisi Operasional ... 18
H.1 Indikator Pelayanan Prima... 18
H.1 Indikator Kinerja ... 18
I. Sistematika Penulisan ... 20
BAB II METODE PENELITIAN ... 22
A. Bentuk Penelitian ... 22
B. Lokasi Penelitian ... 22
C. Populasi dan Sampel ... 22
D. Teknik Pengumpulan Data ... 24
E. Teknik Penentuan Skor ... 24
F. Teknik Analisa Data ... 25
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 28
B. Kedudukan Tugas Pokok Dan Fungsi ... 30
1.Kepala Badan Kepegawaian Daerah ... 30
2.Sekretaris Badan Kepegawaian Daerah ... 30
3.Bidang Administrasi ... 32
4.Bidang Pendidikan Dan Latihan ... 35
C. Spesifikasi Pekerjaan Badan Kepegawaian Daerah ... 42
D. Jenis-Jenis Pendidikan Dan Pelatihan ... 45
1..Pendidikan Dan Pelatihan Manajemen Pemerintahan ... 46
2. Pendidikan Dan Pelatihan Teknis Kepegawaian ... 46
3. Pendidikan Dan Pelatihan Fungsional Kepegawaian ... 49
BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN ... 52
A. Identitas Responden ... 52
B. Identitas Variabel X (Pelayanan Prima)... 54
C. Identitas Variabel Y (Kinerja Pegwai) ... 58
BAB V ANALISA DATA ... 64
A. Penerapan Pelayanan Prima ... 64
B. Kinerja Pegawai ... 65
C. Pengujian Hipotesa ... 66
D. Koofisien Determinan ... 68
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 70
A. Kesimpulan ... 70
B. Saran ... 71
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Distribusi Jumlah Pegawai Kantor Badan Kepegwaian Daerah ... 41
Tabel 2 : Jumlah Ruangan Kantor Badan Kepegawaian Daerah ... 41
Tabel 3 : Sarana Pendukung Kerja Kantor Badan Kepegawian Daerah ... 42
Tabel 4 : Spesifikasi Pekerjaan Kantor Adan Kepegawaian Daerah ... 42
Tabel 5 : Distribusi Reseponden Berdasarkan Jenis Kelamin... 52
Tabel 6 : Distribusi Responden Berdasrkan Usia ... 52
Tabel 7 : Distribusi Responden Berdasarkan Jenjang Pendidikan ... 53
Tabel 8 : Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 53
Tabel 9 : Distribusi Jawaban Responden Tentang Sifat Kesederhanaan Dalam Memberikan Pelayanan ... 54
Tabel 10 : Distribusi Jawaban Responden Tentang Prosedur Pelayanan ... 54
Tabel 11 : Distribusi Jawaban Responden Tentang Harga Pelayanan ... 55
Tabel 12 : Distribusi Jawabantentang Pelayanan Yang Bergaya Mewah ... 56
Tabel 13 : Distribusi Jawaban Responden Tentang Menginformasikan Prosedur Pelayanan Secara Luas ... 56
Tabel 14 : Distribusi Jawaban Responden Tentang Pemberian Pelayanan Satu Atap ... 57
Tabel 15 : Distribusi Jawaban Responden Tentang Pelayanan Yang Ikhlas ... 57
Tabel 16 : Distribusi Jawaban Responden Tentang Pelayanan Yang Lengkap ... 58
Tabel 17 : Distribusi Jawaban Responden Tentang hasil Kerja ... 58
Tabel 18 : Distribusi Jawaban Responden Tentang Pencapaian Target ... 59
Tabel 20 : Distribusi Jawaban Responden Tentang Prinsip
Adminstrasi Yang Diterapkan Di Badan Kepegawaian Daerah ... 60
Tabel 21 : Distribusi Jawaban Responden Tentang Efisiensi ... 61
Tabel 22 : Distribusi Jawaban Responden Tentang Kondisi Yang Menunjukkan
Adanya Perubahan Kearah Kemajuan ... 61
Tabel 23 : Distribusi Jawaban Responden Tentang Adanya
Kejujuran Dalam Pelayanan ... 62
Tabel 24 : Distribusi Jawaban Responden Tentang Tanggungjawab Dari Badan
Kepegawaian Daerah ... 63
Tabel 25 : Rekapitulasi Jawaban Responden untuk Variabel Independen ... 64
Daftar Lampiran
Lampiran 1 : Struktur Organisasi Kecamatan Kuantan Singingi
Lampiran 2 : Kuesioner
Lampiran 3 : Tabel Nilai-nilai r product moment
Lampiran 4 : Tabel Variabel Indevenden X
Lampiran 5 : Tabel Variabel Devenden Y
Lampiran 6 : Tabel Gabungan Variabel Indevenden X dan Variabel Devenden Y
Lampiran 7: Surat Permohonan Persetujuan Judul
Lampiran 8 : Surat Penunjukan Dosen Pembimbing
Lampiran 9 : Surat Penunjukan Dosen Penguji
Lampiran 10 : Lembaran Jadwal Seminar
Lampiran 11 : Undangan seminar Untuk Pembimbing
Lampiran 12 : Undangan seminar Untuk Penguji
Lampiran 13 : Daftar Hadir Peserta Seminar
Lampiran 14 : Berita Acara Seminar
Lampiran 15 : Surat Rencana Skripsi
Lampiran 16 : Surat Riset dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Lampiran 17 : Rekomendasi dari BIKKB Provinsi Riau
Lampiran 18 : Rekomendasi dari BIKKB Kab.Kuantan Singingi
Lampiran 19 : Surat Keterangan Riset Dari Kantor Badan Kepegawaian Daerah Kab.
ABSTRAKSI
PENGARUH PENERAPAN PELAYANAN PRIMA TERHADAP KINERJA PEGAWAI (Studi Pada Kantor Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten
Kuantan-Singingi-Riau) Nama : H A R P I A N T O
Nim : 030 903 108
Departemen : Ilmu Administrasi Negara
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Pembimbing : Dra. Dahlia Hafni Lubis
Permasalahan yang menjadi perhatian penulis dalam penelitian ini adalah bagaimana kondisi Penerapan Pelayanan Prima sehingga mampu mempengaruhi kinerja Pegawai pada Kantor Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Kuantan Singingi-Riau.
Secara teoritis hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan dan karya ilmiah dibidang administrasi khususnya Administrasi Negara, dan secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan informasi dan rujukan bagi Pimpinan serta Pegawai Kantor Badan Kepegawaian Daerah, dalam membuat kebijakan serta menata kembali organisasinya agar dapat meningkatkan kinerja secara optimal. Hipotesa dalam penelitian ini yaitu” Terdapat
Hubungan Positif dan Signifikan Antara Penerapan Pelayanan Prima Dengan Kinerja Pegawai.
Penelitian ini dilaksanakan pada Kantor Badan Kepegawaian Derah Kabupaten Kuantan singingi-Riau, dengan menjadikan seluruh pegawai serta pihak yang melakukan urusan di Kantor Badan Kepegawaian daerah tersebut sebagai populasi yang berjumlah 1717 orang, terdiri dari Pegawai Negeri Sipil, Calon Pegawai Negeri Sipil dan Honorer, yang kemudian diambil sampel dari populasi tersebut berjumlah 43 orang dengan menggunakan rumus Yataro Mane. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang bertujuan untuk mengukur pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa “penerapan pelayanan prima” di Kantor Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Kuantan Singingi berada pada kategori sedang, hal ini dibuktikan melalui perhitungan korelasi antara Penerapan Pelayanan Prima Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Kuantan singingi-Riau adalah bernilai 0,532 yang berarti korelasi tersebut menunjukkan terdapat hubungan yang positif antara kedua variabel, hal ini termasuk pada kategori
sedang.
Sementara untuk mengetahui tingkat persentase pengaruh yang ditimbulkan oleh variable independen terhadap variabel dependen dilakukan uji determinant, maka didapatkan nilai sebesar 28,3%, sementara sebesar 71,7% lainnya dipengaruhi oleh faktor-faktor yang belum diperhitungkan dalam penelitian ini.
mereka menjalankan kewajiban sebagai pelayan publik, dan khususnya kepada Pegawai Kantor Badan Kepegawaian Daerah agar lebih memahami serta menghayati konsep pelayanan prima tersebut sehingga tercipta kualitas pelayanan yang baik
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Era desentralisasi merupakan momentum yang sangat tepat untuk melakukan
pembenahan birokrasi terutama dalam pelaksanaan pelayanan umum, hendaknya
birokrasi lebih desentralistik dan tidak dilingkupi oleh banyaknya aturan organisasi
dan prosedur yang terdefenisi dengan jelas (formalisasi rendah) yang memungkinkan
para birokrat pelaksana mendapat keleluasaan dalam mengambil keputusan yang
sesuai dengan perkembagan kebutuhan (diskresi adaptif ) termasuk tuntutan
masyarakat akan pelayanan publik yang lebih baik.
Gaya manajemen yang terlalu berorientasi kepada tugas juga membawa
pengaruh tidak terpacunya pegawai kepada hasil dan kualitas pelayanan umum.
Formalitas dalam rincian tugas-tugas organisasi menuntut uniformitas dan
keseragaman yang tinggi. Akibatnya para pegawai menjadi takut berbuat keliru dan
cenderung sedapat mungkin menyesuaikan pekerjaan-pekerjaannya dengan petunjuk
pelaksanaan (juklak), walaupun keadaan yang ditemuinya dilapangan sangat berbeda
dengan peraturan-peraturan tersebut. Sementara kita menyadari kualitas suatu layanan
bukan hanya bergantung pada efektivitasdan efisiensi saja namun juga perlu didukung
oleh factor kesopanan dan resfonsivitas yang baik dari penyelenggara pelayanan.
Kesan yang melekat dalam birokrasi dan merupakan suatu kecenderungan
adalah kurang diperhatikannya azas keterjangkauan dan pemerataan dalam pelayanan.
atau kelompok-kelompok pinggiran karena merekalah yang perlu dibantu untuk ikut
menikmati hasil-hasil pembangunan. Pelayanan yang mudah dan murah merupakan
hal yang esensial bagi mereka, karena ditilik dari kondisi ekonomi mereka tidak
mungkin mendapatkan pelayanan kesejahteraan sosial yang mahal.
Menurut Widodo (2005:122) masalah yang cukup potensial dan strategis
dihadapi oleh birokrasi yang berpengaruh pada kinerjanya adalah terkait dengan sifat
dan watak birokrasi itu sendiri. Birokrasi telah lama memiliki sifat dan watak yang
sulit dikontrol bahkan menolak untuk dikontrol, sifat ini telah lama muncul dan telah
mempengaruhi kinerja birokrasi dalam melaksanakan tugas. Aturan-aturan yang kaku
(rigidity) yang menyebabkan para pegawai tidak berani membuat terobosan-terobosan
dalam usaha meningkatkan kualitas pelayanan.
Bersamaan dengan itu pula pembaharuan kinerja organisasi publik bukan hanya
merupakan suatu isu, tetapi lebih kepada suatu bentuk tuntutan yang penting dan
mendesak untuk direalisasikan saat ini, mengingat banyaknya keluhan dari pengguna
jasa, yang menyatakan kinerja organisasi publik sngat jauh dari harapan, sumber
kelambanan, sarang pungutan liar serta jauh efisien dan efektif.
Terlebih dalam masalah penetapan harga tidak terdapatnya suatu konsep yang
tranfaransi, tidak jelasnya kapan sebuah layanan yang diberikan bisa terselesaikan, hal
ini membuat masyarakat tidak pernah merasa kebutuhan mereka diperhatikan, bahkan
mereka merasa tidak dilayani namun malah memberikan pelayanan. Maka dari itu
usaha-usaha untuk menciptakan kondisi pelayanan yang lebih baik harus diupayakan
Badan Kepegawaian Daerah merupakan salah satu instansi pemerintahan yang
terkait dengan pelayanan publik dituntut untuk meningkatkan kreatifitas, tanggung
jawab serta memberikan respon yang positip terhadap keinginan pelanggan dalam
rangka penyelenggaraan pelayanan umum, yang merupakan suatu bentuk upaya dalam
meningkatkan kinerjanya. Oleh karena itu pelayanan aparatur harus lebih proaktif
dalam mencermati paradigma baru global agar pelayanannya mempunyai daya saing
yang tinggi dalam berbagai aktivitas publik. Jadi, sebagai birokrat dituntut untuk
mampu memberikan pelayanan yang berkualitas kepada pelanggan sesuai dengan
kebutuahan dan seleranya. Dalam upaya mencapai dan mewujudkan hal tersebut maka
perlu sekali di setiap instansi pemerintah seperti Badan Kepegawaian Daerah tersebut
menerapkan konsep pelayanan prima.
Menurut (Budiono,2003:62) Prima berasal dari bahasa Inggris (at a premium)
yang berarti nilai tinggi, dimana “tinggi” menunjukkan adanya ukuran. Dalam
pengertian ini pelayanan “prima” adalah pelayanan yang bernilai tinggi, yang
dikaitkan dengan mutu pelayanan itu sendiri.
Dari serangakaian penjelasan di atas, dapat dipetik kesimpulan bahwa pelayanan
prima merupakan suatu konsep yang benar-benar berorientasi kepada kebutuhan
pelanggan, kepuasan pelanggan merupakan tujuan yang harus dicapai, hal ini
menuntut para aparatur untuk lebih kreatif dalam menciptakan serta mengembangkan
cara-cara yang mendukung terciptanya pelayanan yang berkualitas serta berusaha
memposisikan kebutuhan pelanggan (masyarakat) sebagai tujuan utama, memahami
secara mendalam karakter dari pelanggan dengan tujuan bisa memberikan pelayanan
tentu memiliki selera yang sama dalam pelayanan, maka dari itu perlunya
pengembangan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan serta perkembangan zaman.
Untuk merealisasikan tujuan tersebut di atas maka pelayanan prima merupakan
suatu pilihan, dengan menerapkan konsep pelayanan prima tersebut, maka diharapkan
kinerja aparatur pemerintah akan mengalami perubahan kearah yang lebih baik, peduli
terhadap kebutuhan masyarakat, sehingga harapan untuk mendapatkan pelayanan
yang bermutu (prima) dari aparatur pemarintah dapat terlaksana.
Di lingkungan Badan Kepegawaian Daerah berdasarkan observasi yang
dilakukan, terlihat bahwa kinerja aparatur pemerintah dilingkungan instansi tersebut
masih kurang dengan arti kata penerapan konsep pelayanan prima belum masksimal,
hal ini bisa dilihat dari masih banyaknya pelanggan yang mengeluhkan pelayanan
yang diberkan oleh pegawai tersebut misalnya dalam pembuatan SK. CPNS menjadi
PNS, masih terdapat banyak kesalahan dalam penulisan nama, gelar, status dan juga
kesalahan dalam menentukan posisi sesuai bidang dan keahlian pihak yang
bersangkutan.
Begitu juga dengan keterbukaan dalam memberikan pelayanan, pihak yang
dilayanai masih merasakan banyak hal yang ditutup-tutupi oleh pegawai, yang
seharusnya mereka lebih bersifat trasfaran bila menjelaskan syarat-syarat, norma dan
aturan–aturan terkait penyelenggraan dinamika administrasi, begitu pula hendaknya
dengan proses penerimaan pegawai, hendaknya lebih terbuka dalam segi pemberian
informasi. Hal ini tentunya berdampak pada berkurangnya nilai-nialai keprimaan
dalam memberikan pelayanan. Bukan hanya sifat-sifat keprimaan seperti yang
pelayanan namun masih banyak yang lainnya seperti, kelancaran dalam proses
pelayanan yang memerlukan prosedur yang lebih simple sehingga pelayanan lebih
efisien.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka peneliti tertarik mengkaji tentang
penerapan pelayanan prima yang dihubungkan dengan kinerja pegawai, yang
dituangkan dalam bentuk judul “Pengaruh Penerapan Pelayanan Prima Terhadap
Kinerja pegawai”
B. Perumusan Masalah
Agar penelitian ini mempunyai arah yang jelas dalam menginterpretasikan
antara fakta dan data kedalam penulisan skkripsi, maka perlu membuat perumusan
masalah. Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah sebagaimana yang dijelaskan
di atas, maka rumusan masalah yang akan dijawab melalui penelitian ini adalah:
”Sejauhmana pengaruh penerapan pelayanan prima terhadap kinerja pegawai”
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui sejauhmana pengaruh penerapan pelayanan prima terhadap
kinerja pegawai.
2. Untuk mengetahui persentase pengaruh yang ditimbulkan dari pelaksanaan
D. Mamfaat Penelitian
1. Secara subyektif, sebagai suatu tahap untuk melatih dan mengembangkan
kemampuan berpikir ilmiah berdasarkan kajian-kajian teori dan aplikasi yang
diperoleh dari ilmu administrasi negara.
2 Secara praktis, sebagai masukan atau sumbangan pemikiran bagi Kantor
Badan Kepegawaian Daerah dalam menjalankan tugas, fungsi dan
tanggungjawab.
3 Secara akademis, untuk memperkaya wahana bacaan di perpustakaan FISIP
dan sebagai Syarat penyelesaian studi program sarjana (S-I) ilmu administrasi
negara.
E. Kerangka Teori
Menurut Kalinger (dalam Singarimbun,1989:37) teori adalah serangkaian
asumsi,konsep,defenisi dan propoposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial
secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antar konsep dan kerangka teori
disusun sebagai landasan berpikir untuk menunjukkan perspektif yang digunakan
dalam memandang fenomena sosial yang menjadi obyek penelitian. Berdasarkan
penjelasan di atas kerangka teori merupakan suatu yang terpenting dalam melakukan
penelitian, tampa adanya kerangka teori seorang peneliti akan kesulitan dalam
mendeskripsikan persoalan apa yang menjadi obyeknya, sehingga penelitian tersebut
menjadi tidak terarah. Adapun yang menjadi kerangka teori dalam penelitian ini
E.I. Pengertian Pelayanan.
Pelayanan adalah suatu proses bantuan kepada orang lain dengan cara-cara
tertentu yang memerlukan kepekaan dan hubungan interpersonal agar terciptanya
kepuasan dan keberhasilan. (Budiono, 2003 : 60)
Pelayanan adalah kegiatan yang ditawarkan oleh organisasi atau perorangan
kepada konsumen (pihak yang dilayani), yang bersifat tidak berwujud dan tidak dapat
dimiliki (Adi Suryanto,2006 :7)
E.2. Pengertian Prima
Menurut Budiono,(2003:62)Prima berasal dari bahasa Inggris (at a premium)
yang berarti nilai tinggi, dimana “tinggi” menunjukkan adanya ukuran. Dalam
pengertian ini pelayanan prima adalah pelayanan yang bernilai tinggi, yang dikaitkan
dengan mutu pelayanan itu sendiri.
Secara sederhana dapat disimpulkan bahwa pelayanan publik yang prima adalah
pelayanan jasa yang dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan dan tetap dalam
batas memenuhi standar pelayanan yang dapat di pertanggungjawabkan. Merujuk
pada pandangan Budiono, (2003 : 63) hakekat pelayanan publik adalah pemberian
pelayanan prima kepada masyarakat yang merupakan perwujudan kewajiban aparatur
pemerintah sebagai abdi masyarakat. Dibawah ini dijelaskan hakikat pelayanan prima
adalah sebagai berikut :
a. Meningkatkan mutu dan produktivitas pelaksanaan tugas dan fungsi
b. Mendorong upaya mengefektifkan sistem dan tatalaksana pelayanan,
sehingga pelayanan umum dapat diselenggarakan secara lebih berdaya
guna dan berhasil guna (efisien dan efektif )
c. Mendorong timbulnya kreatifitas, prakarsa, dan peran serta masyarakat
dalam pembangunan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat luas.
(Budiono, 2003 : 63)
Hakikat pelayanan prima sebagaimana dijelaskan di atas bertumpu pada
kreatifitas dari aparatut pemerintah sehingga dapat meningkatkan mutu dan
produktivitas pelayanan. Kreatif adalah kemampuan mengembangkan ide dan
cara-cara baru dalam memecahkan masalah dan menemukan peluang. dalam memberikan
pelayanan aparatur dituntut mengembangkan kreatifitas tersebut, dan lebih responsif
terhadap kebutuhan dan selera masyarakat.
Pemerintah sebagai pelayan masyarakat haruslah mementingkan terpenuhinya
kepuasan pelanggan, bukannya memenuhi apa yang menjadi kemauan birokrasi
sendiri, maka cara baru dalam memikat pelanggan harus diikhtiarkan, dan suara-suara
pelanggan harus didengarkan, seperti mengadakan riset pelanggan, kontak/temu
pelanggan, dan pembukaan layanan pengaduan pelanggan.
Menurut Sutopo,(2006:8) Pelayanan prima merupakan terjemahan dari istilah
excellent service yang secara harfiah berarti pelayanan yang sangat baik dan atau
pelayanan yang terbaik. Disebut sangat baik atau terbaik karena sesuai dengan
standar pelayanan yang berlaku atau dimiliki oleh instansi yang memberikan
Jadi pelayana yang telah mampu memberikan kepuasan kepada pihak yang
dilayani atau pelanggan dikatakan sebagai pelayanan prima.
E.3. Sifat-sifat Pelayanan Prima
Pada dasarnya hakekat pelayanan prima adalah perwujudan sikap, perilaku,
kemampuan, semangat serta kemauan kuat dari pemerintah untuk mengupayakan
kepuasan dari masyrakat dalam hal pelayanan. Hal ini meliputi, tranparansi,
akuntabilitas, kondisional, partisipatif, kesamaan hak, keseimbangan hak dan
kewajiban.
Berkenaan dengan itu pula merujuk pada pandangan Budiono yang menyatakan
bahwa pelayanan juga dapat diberi makna respek. Respek dalam kegiatan pelayanan
dapat diartikan “menghormati atau menghargai kepentingan orang lain” dengan
demikian, maka dalam menyajikan pelayanan hendaknya “menambahkan sesuatu
yang tidak bisa dinilai dengan uang, dan itu adalah ketulusan dan integritas”
sedangkan ketulusan dan integritas bermuara pada hal-hal yang melekat dalam
pelayanan prima :
a. Keramahan, kesopanan, perhatian dan persahabatan dengan orang yang
menghubunginya.
b. Kredibilitas dalam melayani pelanggan, berpedoman pada prinsip; ketulusan
dan kejujuran dalam menyajikan jasa pelayanan yang sesuai dengan harapan
pelanggan dan sesuai dengan komitmen pelayanan yang menempatkan
pelanggan pada urutan yang nomor satu.
c. Akses maksudnya seorang aparatur yang tugasnya melayani pelaggan mudah
d. Penampilan pasilitas pelayanan yang dapat mengesankan pealayanan sesuai
dengan keinginan pelanggan.
e. Kemampuan dalam menyajikan pelayanan sesuai dengan keinginan pelanggan
(waktu, biaya, kualitas dan moral ).
Kualitas pelayanan berhasil dibangun apabila pelayanan yang diberikan kepada
pelanggan mendapatkan pengakuan dari pihak-pihak yang dilayani,(Budiono,2003:12)
E.4. Pemimpin-Pelayan
Kepuasan pelanggan (masyarakat) dapat dicapai apabila aparatur pemerintah
yang terlibat baik langsung maupun tidak langsung dalam pelayanan, dapat mengerti
dan menghayati serta berkeinginan untuk melaksanakan pelayanan prima. Untuk dapat
melaksanakan pelayanan prima tersebut, unsur aparatur seyogyanya mengetahui dan
memahami tentang apa dan bagaimana pelayan tersebut. Istilah
pemimpin-pelayan dimaksudkan bahwa pemimpin adalah orang yang mula-mula menjadi
pelayan.
Identifikasi ciri khas pemimpin- pelayan adalah sebagai berikut:
Mendengarkan
Secara tradisional, pemimpin dihargai karena keahlian dalam
berkomunikasi dan pembuatan keputusan mereka. Pemimpin – pelayan
harus memperkuat keahlian yang penting dengan memberikan
komitmen. Mendengarkan dipadukan dengan renungan yang teratur
bagi pertumbuhan pemimpin yang komitmen terhadap pelayanan.
Pemimpin – pelayan berusaha keras memahami dan memberikan
empati kepada orang lain
Menyembuhkan
Belajar menyembuhan merupakan daya yang kuat untuk perubahan dan
integrasi. Salah satu kekuatan yang besar dalam kepemimpinan –
pelayan adalah kemungkinan untuk menyembuhkan diri sendiri dan
orang lain.
Kesadaran
Kesadaran umum dan terutama kesadaran diri, memperkuat prinsip
pemimpin- pelayan. Membuat komitmen untuk meningkatkan
kesadaran.
Bujukan atau persuasive
Ciri khas pemimpin pelayan lainnya adalah mempunyai kemapuan
untuk membujuk, pemimpin-pelayan berusaha untuk meyakinkan serta
efektif dalam membangun consensus dalam kelompok
Konseptualisasi
Kemampuan untuk melihat suatu masalah (sebuah organisasi) dari
perspektif konsep tualissasi yang berarti bahwa orang harus berpikir
melampau realita dari hari kehari.
Kemampuan meramal
Kemampuan untuk memperhitungkan sebelumnya atau meramalkan
mudah dikenali, walaupun demikian tetap dalam anggapan yang layak
mendapat perhatian.
Kemampuan melayani, dalam arti memegang kepercayaan kepada
orang lain.
Komitmen terhadap pertumbuhan manusia
Pemimpin-pelayan berkeyakinan bahwa manusia mempunyai nilai intrinsic
melampaui sumbangan nyata mereka sebagai pekerja. Dalam konteks seperti ini,
pemimpin pelayan sangat komitmen terhadap pertumbuhan pribadi, professional, dan
spiritual setiap individu dalam lembaga.
E.5. Pelayanan Yang Berorientasi Pelanggan
Osborne (dalam Budiono,2003:1) menghendaki pelayanan yang diberikan oleh
pemerintah yang berorientasi pelanggan, yaitu pelayanan yang meletakkan pelanggan
sebagai hal yang paling depan. Oleh karena itu, kepuasan pelanggan ditempatkan
sebagai sasaran pencapaian tujuan, dengan mendengarkan suara pelanggan,
memperhatikan kebutuhan dasar pelanggan dan memperhatikan hukum pelanggan,
lebih responsive dan inovatif. Untuk mewujudkan pelayanan tersebut di atas maka
perlu adanya system pemerintahan yang bersifat desentralis.
Pemerintahan yang desentralis, yaitu pemerintahan yang meninggalkan
paradigma hirarki dan menerapkan pemberdayaan dengan membangkitkan partisispasi
dan etos kerja. Artinya peranan rantai komando ditinggalkan, sebab pemerintahan
yang desentralis memiliki keunggulan, antara ;lain :
Hal ini lebih memungkinkan terciptanya kondisi yang menjadikan pelayanan
kepada masyarakat sebagai tujuan utama.
b. lebih cepat dalam mengikuti perubahan lingkungan dan kebutuhan pelanggan.
Kita menyadari dan memahami kebutuhan masyarakat akan pelayanan
semakin lama semakin berkembang, hal ini sejalan dengan tingkat kecerdasan
masyarakat dan kompleksitas kebutuahan, maka diharapkan pemerintah bisa
mengikuti dan memahami perubahan-perubahan tersebut, sehingga bisa
dijadikan dasar untuk menetapkan kebijakan baru dalam memberikan
pelayanan.
c. lebih efektif, inovatif
d. lebih komitmen dan produktif. (Osborne dalam Budiono,2003:1)
E.6. Kinerja
Kinerja ialah suatu hal yang sangat penting karena kinerja merupakan tolak ukur
keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuan atau misinya. Dalam suatu
organisasi sangatlah penting melakukan penilaian terhadap kinerja, karena hal tersebut
dapat dijadikan sebagai imput bagi peningkatan dan perbaikan kinerja dimasa yang
akan datang.
Kinerja atau perfomance dipahami sebagai tingkat keberhasilan dan tingkat
pencapaian tujuan organisasi. Menurut Prawirosentono (dalam Widodo 2005:78)
Kinerja adalah suatu kegiatan dan menyempurnakannya sesuai dengan tanggung
jawabnya dengan hasil seperti yang diharapkan. Kinerja suatu hasil kerja yang dapat
wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka mencapai tujuan
organisasi yang bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum, dan sesuai dengan
moral dan etika
Menurut Kurniawan,(2005:46). Bila dikaji dari tujuan dan visi utama dari
kehadiran organisasi publik adalah untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan
publik maka kinerja organisasi publik dapat dikatakan berhasil apabila mampu dalam
mewujudkan tujuan dan misinya tersebut.
Byars dan Keban (1995:1) mengatakan bahwa kinerja dapat juga dikatakan
sebagai prestasi kerja dan prestasi penyelenggaraan suatu kegiatan. Kinerja dapat
menunjukkan sejauhmana tingkat kemampuan pelaksanaan tugas-tugas organisasi.
Selain itu, kinerja juga menyangkut efektifitas, yaitu sejauh mana tujuan yang telah
ditetapkan di dalam suatu oraganisasi dapat tercapai. Byars dan Keban (dalam Tjandra
,2005:38)
Pamungkas (dalam Tjandra,2005:38) menjelaskan kinerja adalah penampilan
cara-cara untuk menghasilkan sesuatu hasil yang diperoleh dengan aktifitas yang
dicapai dengan unjuk kerja. Dengan demikian dengankonsep yang ditawarkan tersebut
dapat dipahami bahwa kinerja adalah konsep utama organisasi yang menujukkan
sejauhmana tingkat kemapuan pelaksanaan tugas-tugas organisasi dalam rangka
pencapaian tujuan.
Dengan demikian, pengertian kinerja suatu organisasi memenuhi fungsi serta
aturan yang ditetapkan bagi pencapaian tujuan. Oleh karena itu kinerja organisasi
Berkenaan dengan penilaian kinerja pegawai dalam suatu instansi pemerintah,
Dwiyanto, (2006:47) memberikan pejelasan terdapat lima faktor yang berperan,
yaitu:
a. Produktivitas
konsep produktivitas tidak hanya mengukur tingkat efisiensi tetapi juga
efektifitas pelayanan. Produktivitas pada umumnya sebagai rasio antara
imput (masukan) dan autput (hasil)
b .Kualitas layanan
Hal yang terpenting dalam menjelaskan kinerja organisasi publik adalah
kualitas layanan. Dengan demikian kepuasana masyarakat terhadap
layanan dapat dijadikan indikator kinerja organisasi publik. Kualitas
layanan sebagaimana yang dijelaskan oleh Budiono, (2003:113) secara
sederhana defenisi mutu atau kulitas layanan adalah suatu kondisi dinamis
yang berhubungan dengan produk, jasa manusia, proses, dan lingkungan
yang memenuhi atau melebihi harapan pihak yang menginginkannya.
c. Responsivitas.
Dikarenakan penelititan ini ingin melihat sejauhmana oraganisasi atau
instansi berbuat untuk mengenali kebutuhan dari masyarakatnya, sebagai
suatu bentuk usaha, meletakkan posisi pelanggan atau masyarakat sebagai
barisan terdepan, sehingga pemerintah harus lebih resposnsif terhadap apa
yang merupakan inovasi dalam memenuhi keinginan pelanggan atau
Responsivitas merupakan kemampuan organisasi untuk mengenali
kebutuhan masarakat, menyusun agenda dan prioritas pelayanan serta
mengembangkan program-program pelayanan sesuai dengan kebutuhan
dan aspirasi masyarakat. Responsivitas menggambarkan kemampuan
instansi pemerintah dalam menjalankan visi dan misinya, terutama untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat. Responsivitas yang rendah akan terlihat
apabila tidak selarasnya antara pelayanan yang diberikan dengan
kebutuhan masyarakat, dengan arti kata kualitas pelayanan yang diberikan
masih jauh dari standar yang diharapkan, organisasi yang memiliki
responsivitas yang rendah dengan sendirinya memiliki kinerja yang
rendah pula. (Dwiyanto, 2006:47)
d. Responsibilitas
Menjelaskan apakah pelaksanaan kegiatan organisasi publik itu dilakukan
dengan prisip-prinsip administrsi yang benar atau sesuai dengan kebijakan
organisasi.
e. Akuntabilitas
Akuntabilitas publik menunjuk pada seberapa besar kebijakan dan kegiatan
organisasi publik konsisiten dengan kehendak masyarakat banyak. Kinerja
organisasi publik tidak hanya dilihat dari dari ukuran internal saja seperti
pencapaian target, namun sebaiknya juga dilihat dari ukuran eksternal,
seperti nilai-nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat. Suatu
apabila dianggap sesuai dengan nilai dan norma tersebut. (Dwiyanto,
2006:47)
E.7. Pegawai
Berdasarkan Undang-undang nomor 18 tahun 1961, pegawai negeri adalah
mereka yang setelah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan, digaji menurut
peraturan pemerintah yang berlaku dan dipekerjakan dalam suatu jabatan negeri oleh
pejabat negara atau badan negara yang berwenang, (Situmorang,1994:18).
F. Hipotesis.
Dapat diartikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian. Sugiyono,(2005 : 70) adapun hifotesis yang dirumuskan dalam penelitian
ini adalah :
“Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara penerapan prinsip pelayanan prima dengan kinerja pegawai”
Ho : ρ = 0 ( berarti tidak ada hubungan )
Ha : ρ ≠0 ( berarti ada hubungan )
G. Defenisi Konsep
Konsep adalah istilah atau defenisi yang digunakan untuk menggambarkan
secara abstrak kejadian, keadaan kelompok atau individu yang menjadi pusat
dari setiap setiap konsep yang diteliti, maka peneliti mengemukakan konsep sebagai
berikut:
1. Pelayanan Prima adalah pendistribusian pelayanan yang dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan dan memenuhi standar pelayanan yang dapat di
pertanggungjawabkan.
2. Kinerja adalah prestasi kerja dan prestasi penyelenggaraan suatu kegiatan, kinerja dapat menunjukkan tingkat kemampuan pelaksanaan tugas-tugas
organisasi. Selain itu, kinerja juga menyangkut efektifitas, yaitu tujuan yang
telah ditetapkan di dalam suatu organisasi dapat tercapai. Dengan kata lain
kinerja diartikan sebagai perbandingan antara hasil yang dicapai dengan
penggunaan sumber daya yang ada dengan tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya.
3. Pegawai adalah berdasarkan Undang-undang nomor 18 tahun 1961, pegawai negeri adalah mereka yang setelah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan,
digaji menurut peraturan pemerintah yang berlaku dan dipekerjakan dalam suatu
jabatan negeri oleh pejabat negara atau badan negara yang berwenang. Pegawai
yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah Para pegawai negeri sipil yang
bekerja pada lingkungan Kantor Badan kepegawaian Daerah.
H. Defenisi Operasional
Defenisi operasional adalah unsure-unsur penelitian yang memberitahukan
bagaimana cara mengukuir suatu variabel, sehingga dalam pengukuran ini dapat
tersebut. Singarimbun,(1995:46). Suatu defenisi operasional merupakan spesialisasi
penelitian dalam mengukur suatu variabel.
Berikut ini akan diuraikan variabel yang diteliti beserta indikator-indikator yang
dipakai sebagai alat pengukurnya, yang terdiri dari :
1. Penerapan Pelayanan Prima (variable X), Dengan Indikator : 1. Kesederhanaan dalam memberikan pelayanan, cepat dan mudah
2. Prosedur yang mempermudah
3. Menampilkan pelayanan yang dapat mengesankan sehinga sesuai dengan
keinginan pelanggan
4. Aparatur yang melayani mudah dihubungi baik secara langsung maupun tidak
langsung
5. Lengkap, dalam arti tersedia apa yang diperlukan oleh pelanggan
2. Kinerja Pegawai (variable Y), Dengan Indikator :
1. Hasil kerja, melaksanakan pekerjaan dengan hasil yang baik
2. Kualitas kerja, pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan
3. Ketepatan waktu dalam melaksanakan pekerjaan .
4. Perubahan kondisi, prilaku atau sikap yang mengindikasikan adanya kemajuan
I. Sistematika Penulisan
Bab 1 Pendahuluan
Bab ini berisikan latar belakang masalah, tujuan penelitian, mamfaat penelitian,
kerangka teori, hipotesis, defenisi konsep, defenisi operasional dan sistematika
penulisan.
Bab II Metodologi penelitian
Bab ini berisikan bentuk penelitian, populasi dan sample, tehnik penarikan
sampel, jenis data, alat pengumpulan data, tehnik pengukuran dan metode
analisa.
Bab III:Deskripsi lokasi penelitian
Bab ini berisikan gambaran umum tentang Kantor Badan Kepegawaian Daerah,
kedudukan hukum, tugas pokok dan fungsi organisasi dan struktur organisasi.
BAB IV: Penyajian Data
Dalam bab ini berisikan Identitas Responden, Distribusi Jawaban Responden
terhadap jawaban Penerapan Pelayanan Prima, jawaban responden terhadap
Kinerja Pegawai, Klasifikasi Data, Pengujian Hipotesa, dan Keofisien
Determinan.
BAB V: Analisa Data
Dalam Bab ini berisikan data tentang analisa data berisikan pengaruh Penerapan
Pelayanan Prima pada Kantor Badan Kepegawaian Daerah, Kinerja Pegawai
pada Kantor Badan Kepegawaian Daerah serta hubungan antara Variabel bebas/
BAB VI: Penutup
Bab ini berisikan kesimpulan dan saran yang diberikan penulis dari hasil
penelitian yang dilakukan.
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN
A. Bentuk Penelitian
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah unutk mendapatkan
data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.(Sugiyono, 2005:1)
Metode penelitian yang digunakan dalam penelititan ini ialah exsplanatory
research atau penelitian eksplanasi yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh antar
variabel.
B. Lokasi Penelitian
Adapun lokasi penelitian ini dilakukan di kantor Badan Kepegawaian Daerah-
Kabupaten Kuantan Singingi-Riau.
C. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi ialah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2005; 90)
Adapun yang menjadi populasi pada penelitian ini ialah pegawai pada Kantor
Badan Kepegawaian Daerah, serta masyarakat (pelanggan) yang terlibat langsung
dengan kinerja aparatur pemerintah yang berada di Badan Kepegawaian Daerah
2. Sampel
Menurut Arikunto (2004:109) sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang
diteliti.
Dalam penelitian ini, pengambilan sampelnya berjumlah 43 jiwa dilakukan
dengan menggunakan rumus Yataro Mane yakni sebagai berikut :
n = N Nd2+1
Ket :
N = Populasi n = Sampel
d = Tingkat kesalahan penarikan sampel: 15 % dan tingkat kesalahan 85%
Selanjutnya dengan memasukkan jumlah populasi kedalam rumus di atas, maka
diperoleh hasil sebagai berikut :
n = 1715
15
100
n = 1715
1715(0.15)2+1
n = 1715
1715(0.0225)+1
n = 43.32
Maka jumlah sampel dalam penelitian ini adalah dibulatkan menjadi 43 jiwa.
D. Teknik Pengumpulan Data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer dan data skunder,
data primer yaitu data yang diperoleh lansung dari lapangan melalui :
• Angket (kuesioner),
Pengumpulan data dengan menyebarkan sejumlah daftar pertanyaan kepada informan
• Wawancara,
yaitu cara mendapatkan data dengan melakukan tanya jawab secara langsung kepada
responden.
• Observasi,
pengumpulan data dengan pengamatan langsung terhadap fenomena-fenomena yang
berkaitan dengan fokus penelitian serta mencatatnya kedalam catatan penelititan.
Data skunder, yaitu pengumpulan data yang dilakukan melalui studi kepustakaan
yang diperoleh dari buku-buku ilmiah, artikel dan karangan ilmiah yang berkaitan
dengan penelitian.
E. Teknik Penentuan Skor
Melalui berbagai pertanyaan yang diajukan kepada responden maka akan
Setiap alternatif jawaban akan diberi skor yang berbeda, penentuan skor didasarkan
pada skala likert.
Untuk pilihan jawaban, ada tiga kategori :
1. Untuk alternatif jawaban “a” diberi skor 3
2. Untuk alternatif jawaban “b” diberi skor 2
3. Untuk alternatif jawaban “c” diberi skor 1
Jawaban responden akan dikategorikan kedalam beberapa kategori menurut
alternatif jawaban, kategori tersebut diperoleh melalui interval.
Rumus untuk mencari interval adalah sebagai berikut :
Interval =
= 3 – 1
3 = 0,66
Dengan interval 0,66 maka kategori jawaban responden dapat diklasifikasikan
dengan urutan sebagai berikut :
1. 2,34 – 3,00 : termasuk kategori tinggi
2. 1,67 – 2,33 : termasuk kategori sedang
3. 1,00 – 1,66 : termasuk kategori rendah,(Sugiyono 2005:214)
F. Teknik Analisa Data
Teknik Analisa Data dalam penelitian ini menggunakan teknik kuantitatif yang Skor tertimggi - skor terendah
digunakan untuk menguji sejauhmana pengaruh penerapan pelayanan prima terhadap
peningkatan kinerja, Yaitu variabel X terhadap variabel Y
1. Koefisien Korelasi Product Moment
Cara ini digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya dan besar kecilnya
hubungan antara variabel maka digunakan rumus sebagai berikut Sugiyono
(2004:212)
Rumus : rxy=
( )( )
( )
}
{
( )
{
2 2 2 2}
. . . .
∑
∑
∑
∑
∑
−∑
∑
− − y y N x x N y x xy N Keterangan:Rxy = angka indeks korelasi
N = ukuran sampel
∑Xy = jumlah hasil perkalian antara skor x dan y
∑X = jumlah seluruh skor X
∑y = jumlah seluruh skor Y
Untuk melihat hubungan kedua variabel tersebut maka dapat dirumuskan
sebagai berikut:
a. Nilai r yang positif menunjukkan hubungan kedua variabel positif. artinya
kenaikan nilai variabel satu diikuti oleh nilai variabel yang positif lainnya.
b. Nilai r yang negaif menunjukkan kedua variabel negatif, artinya menurunnya
nilai variabel yang satu di ikuti dengan meningkatnya nilai variabel lainnya.
c. Nilai r yang sama dengan nol menunjukkan dua variabel tidak mempunyai
Untuk mengetahui tinggi rendahnya kedua variabel berdasarkan nilai r
Koefisien/korelasi. Digunakan penafsiran angka-angka yang dikemukakan oleh
[image:42.595.111.539.217.337.2]Sugiyono (2004:214) yaitu sebagai berikut:
Tabel I:Pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien.
Interval koefisien Tingkat Hubungan
0.00-0.199
0.20-0.399
0.40-0.599 0.60-0.799
0.80-1.000
Sangat Rendah
Rendah
Sedang Kuat
Sangat Kuat
Dengan nilai r yang diperoleh, kita dapat melihat secara langsung melalui tebel
korelasi untuk menguji apakah nilai r yang kita peroleh memiliki pengaruh atau tidak.
Tabel mencantumkan batas-batas r yang signifikan yang tertentu, dalam hal ini
signifikan 5% bila nilai r tersebut signifikan, artinya hipotesia alternatif dapat di
terima.
2. Koefisien Determinan.
Teknik ini digunakan untuk mengetahui berapa persen pengaruh variabel
bebas terhadap variabel terikat. Perhitungan dilakukan dengan mengkuadratkan nilai
korelasi Produc Moment. Sudijono Anas (1996:56)
Rumus : (rxy2) x 100%
D = (rxy2)x 100%
D = Koefisien Determinant
BAB III
DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Kuantan Singingi Dibentuk Berdasarkan :
1. Peraturan Derah Kabupaten Kuantan Singingi Nomor 57 Tahun 2001 pada
tanggal 13 Oktober 2001 tentang pembentukan Struktur Organisasi dan
Tatakerja Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Kuantan Singingi.
2. Keputusan Bupati Kuantan Singingi Nonor 57 Tahun 2002 Tanggal 31
Januari 2002 tentang Pelaksanaan Penyelenggaraan Tugas Pemerintah
Kabupaten Kuantan Singingi dalam rangka Pelaksanaan Otonomi Daerah
Berdasarkan Undang-undang otonomi Daerah Nomor 22 Tahun 1999
3. Surat keputusan Bupati Kuantan Singingi Nomor 821.22/BKD-ADM/32
tanggal 26 juli 2006 tentang pengangkatan Pejabat Struktural Eselon II.b
dilingkungan Pemerintah Kabupaten Kuantan Singngi.
Dalam kegiatan operasional Badan Kepegawaian Daerah merupakan unsure
penunjang pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi yang bertugas membantu bupati
dalam menyelenggarakan pemerintahan dan pembangunan terutama dalam bidang
kepegawaian di daerah, yang mencakup perumusan kegiatan teknis dibidang
administrasi pegawai, pendidikan dan pelatihan pegawai untuk pengembangan serta
peningkatan sumberdaya aparatur.
Untuk terlaksananya tugas atau fungsi sebagaiman yang dituangkan di atas,
maka Badan Kepegawaian Derah Kabupaten Kuantan Singingi mempunyai
1. Penyiapan penyusunan peraturan perundang-undangan daerah dibidang
kepegawaian sesuai dengan norma standard an prosedur yang ditetapkan
pemerintah.
2. Perencanaan dan pengembangan kepegawaian daerah
3. Pencapaian kebijakan teknis dalam rangka pengembangan kepegawaian
daerah.
4. Penyiapan dan pelaksanaan pengangkutan, kenaikan pangkat, pemindahan,
hukuman dan pemberhentian Pegawai Negeri Sipil Daerah sesuai dengan
norma, prosedur dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
5. Pelayanan adminitrasi kepegawaian dalam pengangkatan, pemberhentian
dalam dan dari jabatan stuktural dan funsional sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
6. Penyiapan penetapan gaji, tunjangan dan kesejahteraan Pegawai Negeri
Sipil daerah sesuai dengan norma, standard dan prosedur yang ditetapkan
dalam peraturan perundang-undangan.
7. Penyiapan penetapan gaji, tunjangan dan kesejateraan Pegawai Negeri
Sipil Daerah sesuai dengan norma, standard dan prosedur yang ditetapkan
dalam peratuan perundang-undangan
8. Penyelenggaraan adminitrasi Pegwai Negeri Sipil Daerah.
9. Pengelolaan system informasi manajemen kepegawaian daerah
10.Penyampaian informasi kepegawaian daerah kepada Badan Kepegawaian
Daerah
B. Kedudukan Tugas Pokok dan Fungsi
Tugas Pokok Badan Kepegawaian Daerah sesesuai dengan keputuasan Bupati
Kuantan Singingi Nomor 41 Tahun 2002, tugas pokok dan fungsi Badan Kepegawaian
Daerah adalah unsur penunjang pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi yang
dipimpin oleh seorang kepala yang bertanggungjawab kepada Bupati melalui
Sekretatis Daerah.
1. Kepala Badan Kepegawaian Daerah
Kepala Badan Kepegawaian Daerah mempunyai tugas membantu Bupati dalam
penyelenggaraan pemerintahan kabupaten dibidang kepegawaian daerah, yang
mempunyai fungsi :
1. Merumuskan kebijakan teknis dibidang administrasi pegawai,
pendidikan dan pelatihan pegawai.
2. Pelayanan penunjang penyelenggaraan pemerintah dibidang
administrasi pegawai
2. Sekretaris Badan Kepegawaian Daerah
Mempunyai tugas membantu Kepala Badan Kepegawaian Daerah dalam
pelaksanaan penyusunan Program evaluasi dalam dan pelaporan pelaksanaan tugas
badan, memberikan pelayanan teknis dan administrasi kepada seluruh satuan
organisasi dilingkungan Badan Kepegawaian Daerah.
Untuk menyelenggarakan tugas tersebut di atas sekretaris mempunyai fungsi :
1. Mempersiapkan bahan yang diperlukan oleh kepal Badan dalam rangka
penyusunan program kerja, petunjuk teknis, evaluasi dan pelaporan
2. Memberikan pelayanan teknis dan administrative kepada seluruh
satuan organisasi dilingkungan Badan Kepegawai Daerah yang
berhubungan dengan secretariat.
3. Melakukan kegiatan dalam rangka efisiensi dan efektifitas pekerjaan
dilingkungan Badan Kepegawaian Daerah
4. Membuat laporan dan pelaksanaan kerja sesuai dengan jadwal yang
ditetapkan serta memberikan saran,pertimbangan dan rekomendasi
dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas yang berkaitan dengan
secretariat.
5. Memberikan bimbingan teknis kepada pihak yang terkait dengan
pekrjaan dibidang kesekretariatan saerta melakukan tugas lain yang
diberikan kepda Badan Kepegawaian Daerah.
Dalam pelaksanaan tugasnya Sekretaris membawahi beberapa Sub Bagian:
1. Sub Bagian Umum.
Sub bagian Umum mempunyai tugas melaksanakan urusan
ketatausahaan, kepegawaian, rumah tangga dan perlengkapan dalam
penyelenggaraan tugasnya, fungsi sub bagian :
1. Adminirasi kepegawaian di dalam lingkup Badan Kepegawaian
Daerah
2. Administrasi Keuangan.
2. Sub Bagian Program
Mempunyai tugas menyiapkan bahan dalam koordinasi penyusunan
program tahunan dibidang administrasi, evaluasi dan pelaporan
pelaksanaannya.
Fungsinya :
1. Menyiapkan program tahunan Badan Kepegawaian Daerah.
2. Menghimpun dan mengkoordinasikan program Badan
Kepegawaian Daerah.
3. Membuat daftar udulan kegiatan Badan Kepegawaian Daerah.
4. Mengadakan evaluasi terhadap program yang telah berjalan
5. Membuat laporan berkala berupa laporan tahunan.
6. Menghimpun data dan Statistik.
3. Sub Bagian Hukum.
Sub bagian Hukum mempunyai tugas menyiapkan bahan pembinaan
organisasi dan tatalaksana, penyusunan rancangan dan prtimbangan hokum
kepada pimpinan serta kehumasan.
Fungsinya :
1. Menyiapkan bahan pembiaan, membantu dan mengevaluasi
susunan organisasi dan tatalaksana yang akan dan telah
dilaksanakan.
2. Membantu pimpinan dalam menyusun rancangan peraturan
3. Menghimpun peraturan perundang-undangan tentang
kepegawaian dan mempublikasikannya
4. Membantu pimpinan dalam menyusun rancangan dan
pertimbangan hukum dibidang kepegawaian.
3. Bidang Aminitrasi Kepegawaian
Bidang Aministrasi Kepegawaian pada badan kepegawaian daerah mempunyai
tugas membantu kepala badan dalam melaksanakan dan mengkoordinasikan
penyusunan rencana formasi dan pengadaan pegawai, mutasi kepegawaian dan
pengelolaan adminitrasi kepegawaian.
Untuk menyelenggarakan tugas tersebut Bidang aministrasi mempunyai Fungsi :
1. Menyelaenggarakan adminitrasi, formasi dan pengadaan pegawai.
2. Menyelenggarakan administrasi mutasi kepegawaian
3. Melakukan koordinasi dalam penyelenggaraan mutasi pegawai.
4. Melakukan inventarisasi permasalahan serta perumusan langkah-langkah
kebijakan pemecahannya.
5. Melakukan koordinasi dengan sekrtaris dan bidang-bidang pada Badan
Kepegawaian Daerah
Dalam pelaksanaan tugas Kepala Bidang Adminitrasi kepegawaian membawahi Sub
Bidang sebagai berikut :
1. Sub Bidang Formasi dan Pengadaan
Sub Bidang Formasi dan pengadaan mempunyai tugas menyiapkan
pegawai, pengolahan system informasi pegawai,penyusunan daftar urut
pegawai, disiplin, memproses penerimaan pegawai baru.
Untuk melaksanakan tugasnya Sub Bidang Formasi dan pengadaan
mempunyai fungsi :
1. Menyelenggarakan administrasi dalam penyusunan Rencana
Kebutuahan Pegawai.
2. Membuat dan mengisi formulir dalam rangka penerbitan keputusan
formasi Pegawai Negeri sipil Kabupaten Kuantan Singingi.
3. Melakukan pencatatan dan pendataan PNS dalam rangka system
informasi pegawai (SIMPEG )
4. Menyelenggarakan administrasi dalam penyusunan daftar Uart
Kepegawaian.
5. Menyelenggarakan administrasi dan koordinasi dalam pembinaan
disiplin PNS
6. Menyelenggarakan administrsi dalam proses penerimaan dan
penempatan pegawai baru.
7. Melakukan tugas lain yang diserahkan oleh kepala Badan Administrasi
Kepegawaian.
2. Sub Bidang Mutasi
Sub Bidang Mutasi mempunyai tugas mempersiapkan bagan dan
perencanaan mutasi, memproses mutasi dalam jabatan serta mutasi antar daerah
sesuaikewenangan kabupaten.
1. Melaksanakan pencatatan dan pendataan mutasi PNS
2. Mempersipkan dan mengisi Formulir usulan dan mutasi kepangkatan.
3. Mempersiapkan dan membuat surat Keputusan Bupati Kuantan
Singingi tentang mutasi kepangkatan
4. Melakukan pencatatan dan pendataan serta rekapitulasi usulan mutasi
jabatan structural dari / Badan / Dinas / Instansi serta camat
se-Kasbupaten KuantanSingingi sebagai bahan rapat BAPERJAKAT
Kabupaten Kuantan Singingi.
5. Mempersiapkan dan membuat SK Bupati Kabupaten Kuantan
Singingi tentang jabatan structural.
6. mempersiapkan dan mutasi PNS dalam kabupaten Kuantan Singingi
dan antar daerah.
7. Mempersiapkan dan memproses bahan usulan calon PNS menjadi
PNS.
8. Memproses dan meneruskan bahan usulan permintaan penerbitan
Kerpeg, Karis dan Karsu.
9. Melaksanakan tugas lain yang diserahkan oleh kepala Bidang
Aministrasi kepegawaian.
4. Bidang Pendidikan dan Latihan
Bidang pendidikan dan latihan pada Badan Kepegawaian Daerah mempunyai
tugas membantu Kepala Badan dalam melaksanakan dan mengkoordinasikan
penyusunan rencana pendidikan dan pelatihan pegawai bersifat penjenjangan dan
Untuk menyelenggrakan tugasnya dalam bidang pendidikan dan latihan mempunyai
fungsi:
1. Melakukan inventarisasi permasalahan dibidang pendidikan dan latihan
aparatur daerah.
2. Menyusun rencana dan menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi
aparatur daerah.
3. Merumuskan kebijakan teknis dibidang pendidikan pelatihan bagi aparatur
daerah.
4. Sebagai koordinasi seluruh kegiatan yang berhubungan dengan pendidikan
dan pelatihan aparatur daerah.
5. Mengkoordinasikan dengan instasnsi terkait tentang penyelenggraan
pendidikan dan pelatihan aparatur daerah.
6. Melaksanakan tugas liannya yang diberikan atasan yang berhubungan
dengan pendidikan dan pelatihan aparatur daerah.
Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Bidang Pendidikan Dan Pelatihan membawahi
Sub Bidang sebagai berikut :
1. Sub Bidang Pendidikan dan Penjenjangan
Sub Bidang Pendidikan dan Penjenjangan mempunyai tugas
merencanakan dan melaksanakan pendidikan dan penjenjangan aparatur
daerah, memproses izin belajar dan tugas belajar.
Untuk melaksanakan tugasnya Sub Bagian Pendidikan dan Penjenjangan
1. mempersiapkan bahan-bahan untuk melaksanakan pendidikan dan
penjenjangan aparatur daerah.
2. Menyusun rencana pendidikan dan penjenjangan aparatur daerah.
3. Melaksanakan pendidikan dan penjenjangan aparatur daerah.
4. Menyususn rencana pendidikan lanjutan bagi apratur daerah.
5. Memproses izin belajar dan tugas belajar bagi aparatur daerah.
6. Memberi saran dan pertimbangan kepada atasan tentang pendidikan
dan penjenjangan aparatur daerah.
7. Melaksankan tugas lain yang diberikan atasan yang berhubungan
dengan pendidikan dan penjenjangan aparatur daerah.
2. Sub Bidang Pendidikan Fungsional dan Teknis
Sub Bidang Pendidikan Fungsional dan Teknis mempunyai tugas
melaksankan pendidikan fungsional aparatur daerah.
Untuk melaksanakan tugasnya sub Bidang Fungsional dan Teknis tersebut
mempunyai fungsi:
1. Mempersiapkan bahan, penyusunan rencana dan pelaksanaan
pendidikan fungsional dan teknis terhadap aparatur daerah.
2. Menyusun rencana pendidikan fungsional dan teknis aparatur
daerah.
3. Melaksanakan pendidikan fungsional dan teknis.
4. Memberikan saran dan pertimbagan kepada atasan tentang
5. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan yang berhubungan
dengan pendidikan fungsional dan teknis aparatur daerah.
5. Bidang Kesejahteraan Pegawai
Bidang Kesejahteraan Pegawai pada Badan Kepegawaian Daerah mempunyai
tugas membantu kepala badan dalam pelaksanaan peningkatan kesejahteraan pegawai,
pemberian tanda penghormatan / jasa, penyelesaian kasus kepegawaian,
pemberhentian pegawai dan pengsiun.
Kepala Bidang Kesejahteraan Pegawai Dalam melaksanakan tugasnya membawahi
Sub Bidang sebagai berikut :
1. Sub Bidang Kedudukan Hukum dan Penghargaan
Sub Bidang Kedudukan Hukum dan Penghargaan Mepunyai tugas
peningkatan disiplin PNS, memproses poemberian penghargaan dan tanda
kehormatan / jasa kepada PNS yang berhak menerima, menindak dan
menyelesaikan kasus-kasus kepegawaian.
Untuk melaksanakan tugas sub bidang keduduka hokum dan penghargaan
mempunyai fungsi :
1. Penyiapan dan melaksanakan peningkatan disipiln PNS dalam
pelaksanaan tugas.
2. Menginventarisir PNS yang berhak dan memenuhi syarat untuk
memperoleh penghargaan, tanda penghormatan dan tanda jasa
3. Menyeleksi dan memproses pemberian tanda penghargaan, tanda
penghormatan tanda jasa PNS yang berhak menerimanya sesuai
dengan norma, standard an prosedur yang berlaku.
4. Menerima dan meneruskan laporan kasus-kasus kepegawaian
negeri sipil yang telah melalui prosedur dari badan pengawas
sesuai norma, standard dan prosedur yang ditetapkan dalam
peraturan.
2. Sub Bidang Pensiun
Sub Bidang pensiun mempunyai tugas mempersiapkan bahan,
penyusunan rencana dan melaksanakan proses pemberhentian dan pensiun
pegawai negeri sipil.
Dalam melaksanakan tugasnya sub bidang pendiun mempunyai fungsi :
1. Mempersiapkan bahan-bahan persyaratan pension PNS yang telah
mencukupi batas usia pension maupun mengajukan permintaan
pension sebelum batas usia pension.
2. Memproses pemberhentian dan pensiun yang telahmencapai batas
usia 9BUP maupun yang mengajukan permintaan pension sebelum
batas usia pension.
3. Mendata setiap PNS dan membuat dalam daftar secara keseluruhan
untuk mengetahui kapan berahir masa tugasnya (pensiun)
4. Sub Bidang Bimbingan mental.
Sub Bidang Bimbingan mental mempunyai tugas menyiapkan bahan,
penyusunan rencana dan pelaksanaan peningkatan kesejahteraan mental dan
spiritual PNS.
Dalam melaksanakan tugas tersebut Sub Bidang bimbinganmental
mempunyai fungsi :
1. Bekerja sama dengan dinas terkait untuk mengimformasikan dalam
memperolah kartu askes bagi PNS
2. Membantu proses penyelesaian kartu askes bagi PNS.
3. Melaksankan pembinaan dan penyuluhan mental dan spiritual PNS
baik secara berkala maupun insidentil.
4. Menyusun dan merencanakan, bekerja sama dengan PHBI dalam
meperingati hari-hari besar keagamaan dalam rangka meningkatkan
Tabel 1. Ditribusi Jumlah Pegawai Kantor Badan Kepegawaian Daerah
Berdasarkan Pangkat dan Golongan
No PANGKAT GOLONGAN JUMLAH
1. Pembina Tk I. IV/b 3 Orang
2. Pembina IV/a 1 Orang
3. Penata Tk I. III/d 6 Orang
4. Penata III/c 3 Orang
5. Penata Muda Tk I. III/b 2 Orang
6. Penata Muda III/a 4 Orang
7. Pengatur Tk I II/d 1 Orang
8. Pengatur II/c 1 Orang
9. Honorer - 6 Orang
Sumber : Kantor Badan Kepegawaian Daerah 2007
Tabel 2. Jumlah Ruangan Kantor Badan Kepegawaian Daerah
NO. Jenis Ruangan Jum
1. Ruang Kepala BKD 1
2. Ruang Sek. BKD 1
3. Ruang Sub. Bagian Umum 1
4. Ruang Sub. Bagian Program 1
5. Ruang Sub. Bagian Hukum 1
6. Ruang Kabid. Administrasi 1
7. Ruang Sub. Bidang Formasi dan Pengadaan 1
8. Ruang Sub. Bidang Mutasi 1
9. Ruang Kabid. Pendidikan dan Pelatihan 1
10 Ruang olah Raga 1
11 Ruang Tamu 1
[image:56.595.116.547.424.634.2]Tabel 3. Sarana Pendukung Kerja Kantor Badan Kepegawaian Daerah
No. Pasilitas dan peralatan Kantor Badan Kepegawaian Daerah Jumlah/Unit
1. Komputer 15 Unit
2. Line Fokus 1 Unit
3. Kursi Tamu 6 Unit
4. Meja kerja 28 Unit
5. Kursi 60 Unit
6. Kursi Aula 50 Unit
7. Lapangan Tenis Meja 1 Unit
8. Papan Tulis 3 Unit
9. Mobil Dinas 2 Unit
Sumber : Kantor Badan Kepegawaian Daerah 2007
C. Spesifikasi Pekerjaan Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Tabel 4. Spesifikasi Pekerjaan Badan Kepegawaian Daerah
No. Spesifikasi Pengetahuan Yang harus dimiliki Pegawai
Spesifikasi Keterampilan Yang harus dimiliki Pegawai 1.
1. Mampu melakukan penyusunan peraturan perundang-undangan
1. Menguasai teknis penyusunan peraturan perundang-undangan;
2. Menguasai/memahami
Undang-undang Pemerintahan Daerah;
3. Menguasai/memahami Undang-undang Kepegawaian Nasional dan Daerah;
4. Menguasai Analisis kebijakan publik:
- pembuatan kebijakan publik
- implementasi kebijakan publik
[image:57.595.116.536.430.686.2]2
1. Mampu menyusun program Diklat
2. Mampu menilai kebutuhan Diklat pegawai
1. Menguasai manajemen SDM;
2. Menguasai metode-metode Diklat; 3. Menguasai teknis-teknis Diklat.
1. Menguasai pengetahuan tentang pengembangan SDM;
2. Menguasai teknis penilaian kebutuhan Diklat (Training Need
Analysis).
3
1. Mampu membuat dan melaksanakan kebijakan teknis kepegawaian;
1. Menguasai pengetahuan tentang Prosedur Kerja/Operasional (SOP);
2. Menguasai kegiatan-kegiatan teknis kepegawaian.
4
1. Mampu melaksanakan penyiapan pengangkatan pegawai
2. Mampu melaksanakan kegiatan kenaikan pangkat, pemindahan dan pemberhentian pegawai
1. Menguasai manajemen SDM;
- Menguasai perencanaan SDM;
- Menguasai seleksi/rekrutmen SDM.
2. Menguasai penentuan kebutuhan pegawai;
- Menguasai penentuan job
description;
- Mengauasi work load analysis; <