• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PEMBENTUKAN KARAKTER WARGA BELAJAR PAKET C DI SKB BINJAI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PEMBENTUKAN KARAKTER WARGA BELAJAR PAKET C DI SKB BINJAI."

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN

PEMBENTUKAN KARAKTER WARGA

BELAJAR PAKET C DI SKB BINJAI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Luar Sekolah

SKRIPSI

Oleh:

MUHAMMAD TAUFIQ HIDAYAT NIM. 1113371013

JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

(2)
(3)
(4)

i

ABSTRAK

MUHAMMAD TAUFIQ HIDAYAT. (NIM.1113371013). HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PEMBENTUKAN KARAKTER WARGA BELAJAR PAKET C DI SKB BINJAI. SKRIPSI. JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH. FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN. UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2016.

Maka masalah dalam penelitian ini adalah: 1) Krisisnya moral warga belajar paket C, 2) Proses pembelajaran yang lebih mengutamakan akademik (IQ), 3) Masih adanya warga belajar yang suka mengganggu warga belajar yang lainnya, 4) Perilaku warga belajar yang cenderung emosional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kecerdasan emosional dengan pembentukan karakter warga belajar paket C di SKB Binjai.

Menurut Goleman, 2004, “Emosi merujuk pada suatu perasaan dan fikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk berindak”. “Karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat dan negara. Individu yang berkarakter baik adalah individu yang bisa membuat keputusan dan siap mempertanggungjawabkan akibat dari keputusan yang dibuatnya”(Suyatno, 2009).

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013:118) mengatakan “sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi”. Dalam menentukan sampel penelitian ini adalah seluruh populasi atau populasi total yang berjumlah 91 warga belajar paket C SKB Binjai. Variabel dalam penelitian ini dua variabel yaitu (1) Kecerdasan Emosional sebagai variabel bebas (X), dan (2) Pembentukan Karakter sebagai variabel terikat (Y). Adapun alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Angket (kuesioner) yang ditujukan kepada warga belajar paket C SKB Binjai sebanyak 91 orang dengan 42 soal. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data deskriptif kuantitatif dengan menggunakan rumus korelasi produk moment angka kasar, Sudjana (2002 : 369).

(5)

ii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat ALLAH SWT, atas

rahmat dan karunia-Nya yang telah memberikan kesehatan dan kemudahan dalam

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan Kecerdasan Emosional Dengan

Pembentukan Karakter Warga Belajar Paket C di SKB Binjai” .

Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat yang harus di penuhi

untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan di Fakultas Ilmu Pendidikan,

Universitas Negeri Medan. Di dalam penulisan ini, banyak kendala yang di hadapi

penulis, namun semuanya dapat teratasi berkat bantuan dan motivasi dari berbagai

pihak. Pada kesempatan ini penulis ucapkan banyak terimakasih kepada semua

pihak yang telah membantu terkhususnya kepada orang tua tercinta atas kasih

sayang, semangat serta dukungan moril dan materil mulai dari awal sampai selesai

perkuliahan.

Pada akhir kata penulis sangat berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi

siapa saja yang membacanya terutama sebagai bahan masukan bagi berbagai

pihak yang terkait dengan permasalahan yang di angkat menjadi judul skripsi ini.

Medan, April 2016 Penulis

(6)

iii

UCAPAN TERIMAKASIH

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari tidak terlepas dari

berbagai kesulitan. Namun dengan rahmat ALLAH SWT serta doa dan dukungan

dari semua pihak terkait, maka skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik, Pada

kesempatan ini saya ucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada Bapak

Dr.Yasaratodo Wau, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi saya yang telah

meluangkan waktunya untuk membimbing serta memberikan saran-saran yang

sangat bermanfaat dalam penulisan skripsi ini dan saya ucapkan terimakasih

kepada Ibu Dra.Rosdiana, M.Pd selaku ketua jurusan pendidikan luar sekolah.

Dan teristimewa saya sampaikan terima kasih banyak kepada seluruh keluarga

saya, terkhusus orang tua saya Ayahanda Alm.M. Sofyan Rokan dan Ibunda

Sururi Nur Lubis yang telah memberikan dukungan moril maupun materi dan

kasih sayang, serta mendoakan saya sehingga saya dapat memperoleh gelar

sarjana. Semoga ayahanda dan ibunda selalu dalam lindungan ALLAH SWT.

Dan buat adik saya tersayang Iskandar Zulkarnain Rokan terimakasih telah

memberikan dukungan, hiburan dan motivasi serta doanya. Dan penulis juga

mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr.H.Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri

Medan.

2. Bapak Dr.Nasrun, MS selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Negeri Medan.

3. Bapak Prof.Dr.Yusnadi, MS selaku Wakil Dekan Bidang Akademik

(7)

iv

4. Bapak Drs.Aman Simaremare, MS selaku Wakil Dekan Bidang Umum

dan Keuangan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan.

5. Bapak Drs.Edidon Hutasuhut, M.Pd selaku Wakil Dekan Bidang

Kemahasiswaan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan

6. Bapak Dr. Sudirman, SE, M.Pd Selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Luar

Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan sekaligus

dosen penguji yang banyak membantu dan memberikan saran-saran pada

saat penyelesaian skripsi.

7. Bapak Drs.Elizon Nainggolan M.Pd, selaku dosen pembimbing akademik

dan dosen penguji yang telah banyak memberikan kritik dan saran dalam

penyusunan skripsi ini.

8. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu

Pendidikan Universitas Negeri Medan yang telah memberikan ilmunya

selama perkuliahan serta Kak Surya Indriawati dan seluruh staf pegawai

yang telah membantu proses pengurusan surat-surat.

9. Kepala SKB Binjai, Bapak Dian Aulia, SH beserta seluruh staf yang telah

memberikan izin kepada penulis untuk mendapatkan data dan informasi.

10.Keluarga Kecil yang ku cinta, Abangku Saiful Hamdi, Abangku Budi

Prastiandika, Dyka Supradella (Kakak Ipar), Asmaul Husna (Kakak Ipar),

Wak Adi, yang telah menciptakan kehangatan hubungan kekeluargaan

yang harmonis.

11.Sahabat seperjuangan dan adik-adik organisasi HMI komisariat FIP

(8)

v

12.Sahabat-sahabatku tersayang Sang Motivator dan penghibur hati Yudha

Perdana S.Pd, Putri Anita Sembiring, S.Pd, Hilda Yuni Saragih, S.Pd.

Yang ikut berperan dan sangat membantu penulis di kala suka dan duka.

Dan kepada Desi Kunata Solin yang telah bersama-sama dengan kami

untuk bersuka ria dan berkeluh kesah dalam memperjuangkan skripsi.

13.Teman-teman yang selalu peduli dengan saya, Nurul Hikmah H,

Vimalanika Aulia Tan-Has, Humairoh, Fitra, Ira Anas Tasya, Yesi Frisna,

Nita Elfiani, Siti Rahmah Sitorus dan terkhusus buat PLS stambuk 2011

Ekstensi dan Reguler yang telah banyak memberikan pengalaman dan

pelajaran selama perkuliahan. Terimakasih atas buat semangat dan

dukungan yang senantiasa saya rasakan.

14.Sahabat-sahabat di balik layar DJHYFAZESS, Ayu Annisa Nst, M.Yasir,

Kurniawan Edinata, Ganda Wibowo, Andrius, Sri Warna, Syaiful

Ramadhan, Reza, Tama, Evan S. Vielly, Denis, Afrizal, Abi, Ijol, Andi,

dan Wawan yang selalu menghibur dikeseharian dikala senang dan

gundah.

15.Dan terakhir kepada semua pihak yang tidak dapat penulis ucapkan satu

persatu.

Medan, Februari 2016

(9)

vi

BAB I (PENDAHULUAN) ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 6

1. Manfaat Teoritis ... 6

2. Manfaat Praktis... 7

BAB II (KAJIAN PUSTAKA) ... 8

A. Kerangka Teoritis ... 8

1. Pembentukan Karakter Warga Belajar ... 8

2. Aspek Karakter ... 10

3. Faktor Pendorong Pembentukan Karakter ... 11

4. Pengertian Emosi ... 12

5. Bentuk-bentuk Perilaku Emosi ... 14

(10)

vii

7. Kecerdasan Emosional ... 19

8. Aspek Kecerdasan Emosional ... 22

B. Kerangka Berpikir ... 25

C. Hipotesis ... 26

BAB III (METODE PENELITIAN) ... 27

A. Jenis Penelitian ... 27

B. Populasi dan Sampel ... 27

1. Populasi ... 27

2. Sampel ... 27

C. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ... 28

1. Variabel Penelitian ... 28

2. Defenisi Operasional ... 28

D. Teknik Pengumpulan Data ... 28

1. Angket ... 29

E. Teknik Analisis Data ... 30

F. Validitas Angket ... 31

G. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 33

1. Lokasi Penelitian ... 33

2. Waktu Penelitian ... 33

BAB IV (HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN) ... 34

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 34

B. Deskripsi Data ... 40

C. Pembahasan ... 55

BAB V (KESIMPULAN DAN SARAN) ... 57

A. Kesimpulan ... 57

B. Saran ... 58

DAFTAR PUSTAKA ... 59

(11)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Kisi–kisi Angket ... 29

Tabel 2. Waktu Penelitian ... 33

Tabel 3. Penggunaan Tanah di SKB Kota Binjai, Tahun 2014/2015 ... 35

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Data Kecerdasan Emosional (X) ... 40

Tabel 5. Distribusi Interval Kelas Kecerdasan Emosional ... 43

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Data Pembentukan Karakter (Y) ... 44

Tabel 7. Distribusi Interval Kelas Pembentukan Karakter ... 48

Tabel 8. Uji Kecenderungan Kecerdasan Emosional ... 50

Tabel 9. Uji Kecenderungan Pembentukan Karakter ... 51

Tabel 10. Rangkuman Uji Normalitas Data ... 53

(12)
(13)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1. Hubungan kecerdasan emosional terhadap perkembangan karakter

warga belajar paket C SKB Binjai ... 26

Gambar 2. Struktur Organisasi SKB Kota Binjai ... 36

Gambar 3. Histogram Variabel Kecerdasan Emosional ... 44

Gambar 4. Histogram Variabel Pembentukan Karakter ... 49

Gambar 5. Histogram Kecenderungan Kecerdasan Emosional ... 51

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Angket Penelitian ... 61

Lampiran 2. Uji Coba Angket Kecerdasan Emosional ... 72

Lampiran 3. Uji Coba Angket Pembentukan Karakter ... 73

Lampiran 4. Validitas Angket Variabel Kecerdasan Emosional (X)

dan Pembentukan Karakter (Y) ... 74

Lampiran 5. Reliabilitas Angket Kecerdasan Emosional (X)

dan Pembentukan Karakter (Y) ...78

Lampiran 6. Skor Angket Kecerdasan Emosional ... 83

Lampiran 7. Perhitungan Distribusi Frekuensi Variabel

Kecerdasan Emosional (X) ...90

Lampiran 8. Perhitungan Distribusi Frekuensi Variabel

Pembentukan Karakter (Y) ... 95

Lampiran 9. Uji Kecenderungan Kecerdasan Emosional (X)

dan Pembentukan Karakter (Y) ... 100

Lampiran 10. Tabel Bantu ... 103

Lampiran 11. Perhitungan Normalitas Data Variabel Kecerdasan

Emosional dengan teknik Lilliefors ... 106

Lampiran 12. Perhitungan Normalitas Data Variabel Pembentukan

Karakter dengan Teknik Lilliefors ... 108

Lampiran 13. Perhitungan Persamaan Regresi Linier Sederhana

(15)

Lampiran 14. Perhitungan Korelasi Variabel X dan Y ... 116

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Membicarakan karakter merupakan hal yang sangat penting dan mendasar.

Karakter adalah mustika hidup yang membedakan manusia dengan binatang.

Manusia tanpa karakter adalah manusia yang sudah membinatang. Orang –orang

yang berkarakter kuat dan baik secara individual maupun sosial ialah mereka yang

memiliki akhlak, moral, dan budi pekerti yang baik. Mengingat begitu urgennya

karakter, maka institusi pendidikan memiliki tanggung jawab untuk

menanamkannya melalui proses pembelajaran.

Penguatan pendidikan karakter dalam konteks sekarang sangat relevan

untuk mengatasi krisis moral yang sedang terjadi di negara kita. Diakui atau tidak

saat ini terjadi krisis yang nyata dan mengkhawatirkan dalam masyarakat dengan

melibatkan milik kita yang paling berharga yaitu anak-anak. Krisis itu antara lain

berupa meningkatnya pergaulan seks bebas, maraknya angka kekerasan anak-anak

dan remaja, kejahatan terhadap teman, pencurian remaja, kebiasaan mencontek,

dan penyalahgunaan obat-obatan, pornografi, perkosaan, perampasan dan

perusakan milik orang lain sudah menjadi masalah sosial yang hingga saat ini

masih belum dapat diatasi secara tuntas. Perilaku ramaja kita juga diwarnai

dengan gemar menyontek, kebiasaan bullying disekolah dan tawuran. Akibat

yang ditimbulkan cukup serius dan tidak dapat lagi dianggap sebagai suatu

(17)

Kondisi krisis dan dekadensi moral ini menandakan bahwa seluruh

pengetahuan agama dan moral yang didapatkannya dibangku sekolah ternyata

tidak berdampak terhadap perubahan perilaku manusia Indonesia. Bahkan yang

terlihat adalah begitu banyaknya manusia Indonesia yang tidak konsisten, lain

yang dibicarakan, dan lain pula tindakannya. Banyak orang berpandangan bahwa

kondisi demikian diduga berawal dari apa yang dihasilkan oleh dunia pendidikan.

Demoralisasi terjadi karena proses pembelajaran cenderung mengajarkan

pendidikan moral dan budi pekerti sebatas teks dan kurang mempersiapkan siswa

untuk menyikapi dan menghadapi kehidupan yang kontradiktif. Pendidikanlah

yang sesungguhnya paling besar memberikan kontribusi terhadap situasi ini.

Dalam konteks pendidikan formal di sekolah bisa jadi salah satu penyebabnya

karena pendidikan di Indonesia lebih menitikberatkan pada pengembangan

intelektual atau kognitif semata. Sedangkan aspek soft skills atau non akademik

sebagai unsur utama pendidikan karakter belum diperhatikan secara optimal

bahkan cenderung diabaikan. Saat ini, ada kecendrungan bahwa target-target

akademik masih menjadi tujuan utama dari hasil pendidikan, seperti hal nya Ujian

Nasional (UN), sehingga proses pendidikan karakter masih sulit dilakukan.

Pendidikan karakter merupakan sebuah istilah yang semakin hari semakin

mendapatkan pengakuan dari masyarakat Indonesia saat ini. Istilah pendidikan

karakter masih jarang didefenisikan oleh banyak kalangan. Kajian secara teoritis

terhadap pendidikan karakter bahkan salah-salah dapat menyebabkan salah tafsir

tentang makna pendidikan karakter.

Menurut bahasa, karakter adalah tabiat atau kebiasaan. Sedangkan

(18)

yang mengarahkan tindakan seorang individu. Karena itu, jika pengetahuan

mengenai karakter seseorang itu dapat diketahui, maka dapat diketahui pula

bagaimana individu tersebut akan bersikap untuk kondisi-kondisi tertentu.

Menurut pusat bahasa depdiknas (Zubaedi, 2011) karakter adalah bawaan

hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat,

tempramen dan berwatak.

Dilihat dari sudut pengertian, ternyata karakter dan akhlak tidak memiliki

perbedaan yang signifikan. Keduanya didefinisikan sebagai suatu tindakan yang

terjadi tanpa ada lagi pemikiran lagi karena sudah tertanam dalam pikiran, dan

dengan kata lain, keduanya dapat disebut dengan kebiasaan.

Unsur terpenting dalam pembentukan karakter adalah pikiran, karena

pikiran yang didalamnya terdapat seluruh program yang terbentuk dari

pengalaman hidupnya, merupakan pelopor segalanya. Program ini kemudian

membentuk sistem kepercayaan yang akhirnya dapat membentuk pola berpikirnya

yang bisa mempengaruhi perilakunya. Jika program yang tertanam tersebut sesuai

dengan prinsip-prinsip kebenaran universal, maka perilakunya berjalan selaras

dengan hukum alam. Hasilnya, perilaku tersebut membawa ketenangan dan

kebahagiaan. Sebaliknya, jika program tersebut tidak sesuai dengan

prinsip-prinsip hukum universal, maka perilakunya membawa kerusakan dan

menghasilkan penderitaan. Oleh karena itu, pikiran harus mendapatkan perhatian

serius. Selain pikiran, juga ada beberapa komponen dalam pembentukan karakter

(Hurlock) yaitu : Aspek kepribadian, standart moral dan ajaran moral,

pertimbangan moral, upaya dan keinginan individu, hati nurani, pola-pola

(19)

Keberhasilan perkembangan moral berarti dimilikinya emosi dan perilaku

yang mencerminkan kepedulian akan orang lain, saling berbagi, bantu-membantu,

saling menumbuhkan, saling mengasihi, tenggang rasa, dan kesediaan mematuhi

aturan-aturan masyarakat.

Dalam hal ini dunia pendidikan berperan penting untuk menciptakan

peserta didik yang memiliki karakter yang baik sesuai dengan harapan yang

diinginkan, begitu juga dengan salah satu program Pendidikan Luar Sekolah yang

ada di Sanggar Kegiatan Belajar Binjai yaitu Program Paket C. Berdasarkan

observasi yang dilakukan warga belajar masih cenderung melakukan hal-hal yang

tidak memiliki karakter baik dalam proses pembelajaran yang terjadi. Warga

belajar paket C masih mementingkan diri sendiri, tidak pernah memperdulikan

teman ketika tidak hadir dalam pembelajaran, pada saat guru menerangkan

pelajaran masih ada yang bermain handphone bahkan berbincang-bincang dengan

teman sebelahnya, dan peserta didik dalam segi kecerdasaan emosional masih

belum dapat mengendalikan dirinya dengan baik ketika mendapatkan suatu

masalah di dalam diri peserta didik merupakan krisisnya moral paket C yang

seharusnya mereka bisa saling menghargai satu sama lain. Dalam proses belajar

mengajar tutor lebih mengutamakan IQ dikarenakan seringnya tutor memberi

pembelajaran yang mengutamakan kemampuan IQ.

Kecerdasan emosional (EQ) memegang peranan penting bagi kesuksesan

seorang anak. Namun, masih banyak masyarakat saat ini yang hanya terpaku pada

IQ saja. Padahal, riset telah membuktikan EQ memegang peranan paling besar

bagi kesuksesan anak. Kecerdasan emosional dapat diukur dari kemampuan

(20)

diri. Selain itu kecerdasaan emosional juga dapat dilihat dari kemampuan seorang

anak merasakan apa yang dirasakan orang lain (empati) dan keluwesan dalam

hubungan dengan orang lain secara efektif. Siapapun bisa marah, marah itu

mudah. Tetapi, marah pada orang yang tepat, dengan kadar yang sesuai, pada

waktu yang tepat, demi tujuan yang benar, dan dengan cara yang baik.

Warga belajar paket C ketika mendapat masalah, mereka melakukan

bullying satu sama lain sehingga emosional peserta didik tidak terkendali, hal ini

menyebabkan perkelahian sesama peserta didik. Pentingnya EQ dalam

pembelajaran adalah bagaimana mengembangkan seorang anak agar ia memiliki

inteligensi yang tinggi yang memiliki spektrum yang kaya sekaligus juga seorang

yang sangat manusiawi memiliki inteligensi emosi yang penuh. Keseimbangan di

antara keduanya diperlukan jika kita menginginkan seseorang yang pandai, kreatif

sekaligus manusia yang dapat berempati, yang dapat mengontrol emosinya, yang

dapat memotivasi dirinya sendiri sehingga dapat mandiri, yang selalu mawas diri

karena mengetahui perasaan yang ada di dalam dirinya sendiri maupun perasaan

yang ada pada orang lain. Dari uraian di atas penulis sangat tertarik tentang

“Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Pembentukan Karakter Warga Belajar

(21)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka yang dapat

menyebabkan pembentukan karakter:

1. Krisisnya moral warga belajar paket C.

2. Proses pembelajaran yang lebih mengutamakan akademik (IQ).

3. Masih adanya warga belajar yang suka mengganggu warga belajar

yang lainnya.

4. Perilaku warga belajar yang cenderung emosional.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, sebenarnya banyak masalah yang

harus di atasi. Namun mengingat dan mempertimbangkan waktu, dana, tenaga dan

kemampuan peneliti ini dibatasi pada “Hubungan Kecerdasan Emosional dengan

Pembentukan Karakter Warga Belajar Paket C di SKB Binjai”.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah: “Apakah terdapat hubungan kecerdasan emosional dengan

pembentukan karakter warga belajar paket C di SKB Binjai”.

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka tujuan

penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kecerdasan emosional dengan

(22)

F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Sebagai bahan perbandingan bagi peneliti berikutnya dalam melakukan

penelitian sejenis.

2. Manfaat Praktis

a. Sebagai bahan masukan dan bekal ilmu pengetahuan bagi penulis

dalam melaksanakan tugas sebagai pendidikan dimasa mendatang.

b. Sebagai bahan masukan dan ilmu pengetahuan bagi para pelaksana

pendidikan dalam upaya membimbing dan memotivasi warga belajar agar

(23)

57

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Kecerdasan emosional di Sanggar Kegiatan Belajar SKB Binjai berada

pada kategori rendah dengan nilai rata-rata 51,46%. Hal ini dibuktikan

oleh respon peserta didik mengenai kecerdasan.

2. Pembentukan Karakter pada peserta didik Pakaet C di Sanggar Kegiatan

Belajar SKB Binjai berada pada kategori tinggi dengan nilai 41,75%. Hal

ini dibuktikan dengan pernyataan peserta didik dalam membentuk

karakter di Sanggar Kegiatan Belajar karena merasa butuh akan

pengetahuan dan mendidik karakter, belajar merupakan kegiatan yang

dilakukan atas dasar kemauan sendiri dibantu dengan dorongan dari

keluarga, sekolah dan masyarakat yang sangat berpengaruh.

3. Hubungan kecerdasan emosional dengan pembentukan karakter sebesar =

0,72 dengan koefisien determinasi sebesar = 0,52. Melalui perhitungan

uji t diperoleh harga thitungsebesar =9,810. Sedangkan nilai ttabelsebesar =

1,987. Ternyata perbandingan harga hitung (9,810> 1,987). Maka

terdapat hubungan positif dan signifikan antara Kecerdasan Emosional

dengan Pembentukan Karakter peserta didik Paket C di sanggar Kegiatan

(24)

58

B. Saran

Berdarkan kesimpulan dan implikasi hasil penelitian di atas, maka peneliti

mengajukan saran-saran sebagai berikut:

1. Kepada SKB Binjai terus mempertahankan ataupun meningkatkan peran

dan fungsinya dalam memenuhi kebutuhan peseta didik dengan

memberikan bimbingan terhadap anak guna dalam pembentukan karakter

yang baik dan dengan cara meningkatkan kecerdasan emosional mereka

dengan cara-cara yang lebih efektif sehingga anak-anak khususan anak

Paket C dapat belajar dengan baik dan lebih.

2. Kepada peserta didik Paket C SKB Binjai hendaknya terus

mempertahankan dan meningkatkan diri untuk menjadi yang lebih baik

lagi, karena dengan karakter yang baik akan menjadikan kita masyarakat

yang terus berkembang dalam melakukan pemenuhan kebutuhan dalam

hidup dalam mencapai pendidikan sepanjang hayat.

3. Diharapkan kepada peneliti lainnya, untuk mengkaji faktor-faktor lain

yang diduga berhubungan dengan pemebntukan karakter, misal sikap

orangtua, pekerjaan orang tugas, tugas lembaga, ketersediaan sarana

prasarana, letak geografisnya, dan lain sebagainya. Sehingga peningkatan

(25)

59

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Cangara, H. 2007. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo.

Danim, Sudarwan. 2003. Menjadi Komunitas Pembelajar. Jakarta:Bumi Aksara.

Dariyo, Agoes. 2004. Psikologi Perkembangan Remaja. Bogor:Ghalia Indonesia.

Darwanto. 2007. Televisi Sebagai Media Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Emzir. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta:Raja Grafindo Persada.

Goleman, D. 2001. Kecerdasan Emosi Mencapai Puncak Prestasi: Jakarta.

Goleman, Daniel. 2004. Emotional Intelligence (terjemahan). Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.

Gottman, John. 2008. Mengembangkan Kecerdasan Emosional Anak: Jakarta.

Hadi, Sutrisno. 2004. Statistik Jilid 3. Yogyakarta:Andi.

Hurlock, B. 2007. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana.

Irwanto. 2002. Psikologi Umum. Jakarta:Prenhallindo.

Kasmadi dan Sunariah, Nia S. 2013. Panduan Modern Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabeta.

Lestari, Sri. 2014. Psikologi Keluarga. Jakarta: Kencana Prenadamedia.

Lickona, Thomas. 1991. Educating for Character: How Our School Can Teach Respect and Responsibility. New York: Bantam Books.

Martin, Anthony Dio.2003. Emotional Quality Management. Refleksi, Revisi dan Revitalisasi Hidup Melalui Kekuatan Emosi. Jakarta:Arga.

Matsumoto, David. 2004. Pengantar Psikologi Lintas Budaya. Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

(26)

60

Miftah, M. 2013. Pengembangan Karakter Anak Melalui Pembelajaran Ilmu Sosial. BPMP Pustekkom Kemdikbud. 204-217.

Pristiwaluyo dan Sodiq. 2005. Pendidikan Anak Gangguan Emosi. Jakarta:Dikti.

Rachman, Eileen. 2007. Mengoptimalkan Kecerdasan Anak dengan Mengasah IQ dan EQ. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.

Setiawan, Deni. 2013. Peran Pendidikan Karakter Dalam Mengembangkan Kecerdasan Emosional. Universitas Negeri Medan: FIS UNIMED.

Shapiro, Lawrence. 1999. Mengajarkan Emotional Intelligence Pada Anak. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.

Sudibyo, Bambang. 2009. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2009. Jakarta: Sinar Grafika.

Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sudrajat, Ajat. 2011.Mengapa Pendidikan Karakter.Yogyakarta: FIS UNY. 47-58.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Suyanto, Bagong. 2013. Masalah Sosial Anak. Jakarta: Kencana Prenada Media.

Suyatno. 2009. Urgensi Pendidikan Karakter. Jakarta: Depdiknas.

Sobur, Alex. 2007. Psikologi Umum. Bandung:Pustaka Setia

Tim Dosen. 2005. Perkembangan Peserta Didik. Medan:UNIMED.

Tim Penyusun. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:Balai Pustaka.

Zubaedi. 2011. Desain Pendidikan Karakter Konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Gambar

Tabel 1. Kisi – kisi Angket .....................................................................
Gambar 1. Hubungan kecerdasan emosional terhadap perkembangan karakter

Referensi

Dokumen terkait

Penanaman konsep berupa melogikakan sesuatu yang abstrak inilah yang perlu dicarikan solusinya mengingat menurut Piaget, pada umur 7-11 tahun, mereka dalam tahap

[r]

Tujuan penelitian ini adalah untuk membangun suatu aplikasi kamus bahasa Bahasa Lampung-Indonesia-Inggris untuk alat bantu pendidikan bahasa lampung bagi pelajar lampung dalam

DESAIN SISTEM KETELUSURAN RANTAI PASOK BUAH MELON MENGGUNAKAN STANDAR GS1.

In fact, the computational shape analysis involves several important tasks from image acquisition to shape classification. Shape processing for shape analysis which can be

In this study, multiple regression analysis (MRA) is used to investigate the influence of some parameters on the thrust force and torque in the drilling processes of alloy

Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa gaya kepemimpinan, disiplin kerja, dan pemberian kompensasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan di

Anakan domba yang dihasilkan pada unit pembibitan dijual kepada unit penggemukan ketika domba telah berumur tujuh bulan (lepas sapih). Domba yang telah dijual ke