ANALISIS SEBARAN TINGKAT BAHAYA LONGSOR DAN
FREKUENSI KEJADIAN LONGSOR PADA PERMUKIMAN DI
KECAMATAN AEK SONGSONGAN KABUPATEN ASAHAN
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperolah
Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
UCI HARTATI NIM. 3113331037
JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
ii ABSTRAK
Uci Hartati, 3113331037. Analisis sebaran tingkat bahaya longsor dan
frekuensi kejadian longsor pada permukiman di Kecamatan Aek Songsongan Kabupaten Asahan. Skripsi, Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan 2015.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberan tingkat bahaya longsor dan frekuensi kejadian longsor pada permukiman di Kecamatan Aek Songsongan Kabupaten Asahan
Populasi dalam penelitian ini adalalah seluruh wilayah di Kecamatan Aek Songsongan dan sampel dalam penelitian ini adalah satuan lahan yang di dapat dari overlay peta jenis tanah, peta kemiringan lereng, dan peta penggunaan lahan di Kecamatan Aek Songsongan, teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan teknik observasi langsung, wawancara dan teknik dokumenter, kemudian data di analisis dengan teknik deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian Tingkat bahaya longsor yang terjadi di Kecamatan Aek Songsongan yaitu tingkat bahaya longsor ringan, sedang dan berat. Tingkat bahaya longsor terluas terjadi pada tingkat bahaya sedang berada pada Desa Tangga, Aek Songsongan, Mekar Marjanji, Aek Bamban, Situnjak, dan Marjanji Aceh dengan luas 13.068,06 Ha (46,19 dan tingkat bahaya berat berada pada satuan lahan IIIIH, IIVP, IIVH, IVH, UIVP, UIVH, UVH di Desa Tangga dengan luas 3.613,93 Ha (12,77%). Dan Frekuensi kejadian longsor pada permukiman di Kecamatan Aek Songsongan pada tahun 2009-2014 adalah 7 kali terjadi longsor yaitu di Desa Tangga terjadi 7 kali terjadi longsor yaitu pada tahun 2009 terjadi 1 kali longsor pada satuan lahan UIVH, 2010 terjadi 3 kali longsor pada satuan lahan UVH, IVH, dan IIVP, 2011 terjadi 2 kali longsor pada satuan lahan UIVP dan IIVH dan pada tahun 2013 terjadi 1 kali longsor pada satuan lahan UVH, daerah longsor terjadi dekat jalan, perkebunan dan hutan dan terdapat pada tingkat bahaya longsor berat.
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
berkah dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
baik. Adapun judul skripsi ini adalah Analisis Sebaran Tingkat Bahaya Longsor
dan Frekuensi Kejadian Longsor Pada Permukiman di Kecamatan Aek
Songsongan Kabupaten Asahan. Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk
memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelas Sarjana Pendidikan di
Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kata
kesempurnaan. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terimakasih
kepada semua pihak yang memberikan bantuan baik secara langsung maupun
tidak langsung, yaitu :
1. Bapak Prof. Dr Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri
Medan
2. Ibu Dra. Nurmala Berutu, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial,
Universitas Negeri Medan beserta stafnya.
3. Bapak Drs. Ali Nurman, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Geografi
4. Ibu Dra. Asnidar, M.Si selaku seketaris jurusan.
5. Bapak Drs. NM. Simanungkalit, M.Si selaku Dose Pembimbing Skripsi
yang penuh perhatian dan sabar dalam membimbing penulis selama
menyelesaikan skripsi ini.
6. Bapak Drs. Muhammad Arif M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik
yang telah banyak membimbing penulis selama mengikuti studi di Jurusan
iv
7. Bapak Dr. Restu, MS dan ibu Dra. Elfeyetti, MP selaku Dosen Penguji
yang telah memberikan masukan dan saran-saran guna menyempurnakan
skripsi ini.
8. Bapak/Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Geografi yang telah membekali
penulis ilmu pengetahuan selama dibangku perkuliahan.
9. Bapak H. Siagian selaku tata usaha di Jurusan Pendidikan Geografi yang
telah banyak memberi bantuan.
10.Teristimewa untuk kedua orang tua saya yang saya sayangi : Ayahanda
Wagiman dan Ibunda tercinta Siswati, terimakasi saya ucapkan atas kasih
sayang, motivasi, doa dan material yang selalu kalian berikan kepada saya.
11.Seluruh rekan mahasiswa Jurusan Pendidikan Geografi stambuk 2011
khususnya B ekstensi 2011 buat bantuan dan semangat yang telah di
berikan kepada penulis.
Akhir kata ucapkan terimakasih penulis sampaikan kepada semua yang
telah memberikan bantuan untuk menyelesaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca khususnya di Jurusan Geografi Fakultas Ilmu
Sosial Universitas Negeri Medan.
Medan, Januari 2016
Uci Hartati
vi
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... v
DAFTAR ISI ... vi
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 28
A. Lokasi Penelitian ... 28
B. Populasi dan Sampel ... 28
C. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ... 29
D. Teknik Pengumpul Data ... 30
vii
BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN ... 32
A. Kondisi Fisik ... 32
B. Kondisi Non Fisik ... 36
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 42
A. Hasil Penelitian ... 42
B. Pembahasan hasil penelitian ... 64
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 66
A. Kesimpulan ... 66
B. Saran ... 67
viii
DAFTAR TABEL
No Uraian Hal
1. Klasifikasi Kemiringan Lereng ... 14
2. Penamaan Fraksi Tanah Berdasarkan USDA, 1938 ... 15
3. Klaifikasi Tekstur Tanah ... 17
4. Klasifikasi Penggunaan Lahan ... 21
5. Klasifikasi Curah Hujan ... 22
6. Tingkat Bahaya Tanah Longsor ... 24
7. Luas Wilayah Aek Songsongan ... 34
8. Jumlah dan Kepadatan Penduduk di Kecamatan Aek Songsongan Tahun 2013 ... 36
9. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ... 37
10. Jumlah Penduduk Menurut Agama di Kecamatan Aek Songsongan ... 38
11. Jumlah Sarana Pendidikan ... 39
12. Jumlah Sarana Peribadatan di Kecamatan Aek Songsongan... 40
13. Jumlah Rumah Tangga dan Anggota Rumah Tangga ... 41
14. Satuan Lahan Kecamatan Aek Songsongan ... 42
15. Hasil Penelitian Kemiringan Lereng ... 44
16. Harkat Tingkat Bahaya Longsor Berdasarkan Kemiringan Lereng ... 46
17. Harkat Tingkat Bahaya Longsor Berdasarkan Tekstur Tanah ... 48
18.Luas Penggunaan Lahan di Kecamatan Aek Songsongan ... 51
19.Harkat Tingkat Bahaya Longsor Berdasarkan Penggunaan Lahan ...54
20.Luas Curah Hujan di Kecamatan Aek Songsongan ... 56
21. Tingkat Bahaya Longsor Berdasarkan Curah Hujan ... 56
22.Tingkat Bahaya Longsor di Kecamatan Aek Songsongan ... 59
23. Tingkat Bahaya Longsor Satuan Lahan Tiap Desa ... 61
ix
DAFTAR GAMBAR
No Uraian Hal
1. Kerangka Berpikir ... 26
2. Peta Administrasi Lokasi Penelitian ... 33
3. Peta Satuan Lahan Kecamatan Aek Songsongan ... 43
4. Peta Kemiringan Lereng ... 45
5. Peta Harkat Tingkat Bahaya Longsor Berdasarkan Kemiringan Lereng ... 47
6. Peta Jenis Tanah ... 49
7. Peta Harkat Tingkat Bahaya Longsor Berdasarkan Tekstur Tanah ... 50
8. Peta Penggunaan Lahan ... 52
9. Peta Harkat Tingkat Bahaya Longsor Berdasarkan Penggunaan Lahan ... 53
10.Peta Curah Hujan ... 55
11.Peta Harkat Tingkat Bahaya Longsor Berdasarkan Curah Hujan ... 57
12.Peta Tingkat Bahaya Longsor ... 60
13.Peta Tingkat Bahaya Longsor dan Frekuensi Kejadian Longsor ... 63
14.Perkebunan di Kecamatan Aek Songsongan ... 97
15. Longsor di Kecamatan Aek Songsongan ... 98
16.Pengambilan Sampel Tanah ... 98
17.Longsor di Kecamatan Aek Songsongan ... 99
x
DAFTAR LAMPIRAN
No Uraian Hal
1. Kemiringan Lereng ... 70
2. Tekstur Tanah... 89
3. Penggunaan Lahan ... 90
4. Curah Hujan ... 95
5. Gambar dilapangan ... 97
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bencana alam menimbulkan resiko atau bahaya terhadap kehidupan
manusia, baik kerugian harta benda maupun korban jiwa manusia. Hal ini
mendorong masyarakat disekitar bencana untuk memahami, mencegah dan
menanggulangi bencana alam agar tejamin keselamatan dan kenyamanannya.
Beberapa bentuk bencana alam yaitu erosi dan longsor lahan. Kedua bentuk
bencana ini mengakibatkan kerusakan pada lahan tempat tinggal, terganggunya
jalur lalulintas, rusaknya lahan pertanian, kerusakan jembatan, saluran irigasi dan
prasarana fisik lainnya. Bencana longsor lahan terjadi tidak lepas dari kondisi
alam dan perilaku manusia.
Kerentanan (vulnerability) adalah tingkat kemungkinan suatu obyek
bencana yang terdiri dari masyarakat, struktur pelayanan atau daerah geografis
mengalami kerusakan atau gangguan akibat dampak dari bencana atau
kecenderungan sesuatu benda atau makhluk yang rusak akibat bencana
(UNDP,1995 dalam Birkmam, 2006). Kerentanan merupakan suatu kondisi dari
suatu komunitas atau masyarakat yang mengarah atau menyebabkan
ketidakmampuan dalam menghadapi ancaman bahaya (Sugiharyanto, 2009)
Beberapa ahli mendefenisikan bahwa tanah longsor merupakan pergerakan
batuan, tanah atau bahan rombakan material sebagai penyusun lereng yang
bergerak kebawah atau keluar lereng karena pengaruh grafitasi atau gaya tarik
2
dibandingkan gaya penahan lereng. Gaya penahan lereng biasanya dipengaruhi
oleh kekuatan batuan dan kepadatan tanah. Adapun gaya pendorong dipengaruhi
oleh besarnya sudut lereng, kandungan air di lereng, beban lereng, serta berat jenis
tanah atau batuan yang terdapat di lereng tersebut (Sri Mintarjo, S.Si 2007)
Bencana tanah longsor pernah terjadi di Kecamatan Aek Songsongan
Kabupaten Asahan. Tanah longsor terjadi dari waktu ke waktu seiring semakin
meluasnya pemanfaatan lahan oleh manusia. Aktifitas penduduk dalam
memanfaatkan lahan untuk kepentingan hidupnya sering memicu tingginya
tingkat kerawanan bencana tanah longsor. Usaha penanggulangan bencana alam
akibat longsor lahan perlu dilakukan untuk mengurangi seminimal mungkin
korban jiwa, kerugian harta benda serta sarana dan prasarana.
Penggunaan lahan mempunyai pengaruh besar terhadap kondisi tanah dan
air tanah, hal ini akan mempengaruhi kondisi tanah dan batuan yang pada
akhirnya juga akan mempengaruhi keseimbangan lereng. Pengaruhnya dapat
bersifat memperbesar atau memperkecil kekuatan geser tanah pembentuk lereng
(Rudiyanto 2010). Penggunaan lahan merupakan istilah yang berkaitan dengan
jenis kenampakkan yang ada dipermukan bumi. Pada sektor pertanian lahan
digunakan orang untuk areal persawahan, kebun, dan ladang sedangkan bidang
lainnya lahan digunakan untuk permukiman, prasarana umum, pekarangan, dan
lain-lain (Lillesand dan Kiefer dalam ruben pardede 2013). Penggunaan lahan di
Kecamatan Aek Songsongan Kabupaten Asahan meliputi areal persawahan,
kebun, ladang, permukiman, prasarana umum dan lain-lain.
Curah hujan merupakan salah satu faktor penentu tingkat potensi bahaya
3
sudah dapat dipastikan bahwa wilayah tersebut merupakan wilayah yang
mempunyai potensi tertinggi terjadi bencana tanah longsor (Rudiyanto 2010).
Curah hujan di daerah Kecamatan Aek Songsongan Kabupaten Asahan rata-rata
272 mm/bulan ( Kecamatan Aek Songsongan dalam angka 2014 ).
Kegiatan manusia dikenal sebagai salah satu faktor paling penting
terhadap terjadinya erosi dan tanah longsor yang cepat dan intensif.
Kegiatan-kegiatan tersebut kebanyakan berkaitan dengan perubahan faktor-faktor yang
perpengaruh terhadap erosi, misalnya perubahan penutup tanah akibat
penggundulan atau pembabatan hutan untuk permukiman, lahan pertanian, atau
gembalaan. Perubahan topografi mikro akibat penerapan terrasering,
penggemburan tanah dengan pengelolaan, serta pemakaian stabilizer dan pupuk
yang berpengaruh pada struktur tanah ( Suripin 2004 )
Daerah Kecamatan Aek Songsongan Kabupaten Asahan merupakan suatu
daerah yang memiliki topografi bervariasi dari datar sampai dengan berombak
atau berbukit-bukit, sehingga Kecamatan Aek Songsongan Kabupaten Asahan
memungkinkan untuk terjadinya tanah longsor. Tanah longsor yang terjadi di
Kecamatan Aek Songsongan Kabupaten Asahan sangat berbahaya bagi para
penduduk yang melintasi jalan yang rentan akan longsor. Apabila longsor
tersebut terjadi maka akses jalan yang terkena longsoran tersebut tidak bisa
dilewati oleh para penduduk disekitar.
Daerah Kecamatan Aek Songsongan Kabupaten Asahan juga banyak
terdapat lahan pertanian yang menjadi mata pencaharian utama bagi para
penduduk. Jika lahan pertanian di Kecamatan Aek Songsongan Kabupaten
4
kehilangan mata pencahariannya. Lahan pertanian yang diusahakan pada wilayah
yang beranekaragam kemiringan lerengnya. Hal ini dapat meningkatkan resiko
longsor dalam bentuk kerugian harta benda dan korban terkena longsor.
Kemiringan lereng dinyatakan dalam derjat atau persen. Dua titik yang
berjarak 100 m yang mempunyai selisih tinggi 10 m membentuk lereng 10%.
Kecuraman lereng 100% sama dengan kecuraman lereng 450. Selain dari
memperbesar jumlah aliran permukan, semakin curam lereng juga memperbesar
jumlah aliran permukaan, semakin curam lereng juga memperbesar kecepatan
aliran permukaan. Selain itu, dengan semakin miringnya lereng, maka jumlah
butir-butir tanah yang terpercik ke bagian bawah lereng oleh tumbukan butir-butir
hujan semakin banyak (Arsyad 2010). Kemiringan lereng wilayah di Kecamatan
Aek Songsongan beranekaragam yang memberi kemungkinan keanekaragaman
bahaya tanah longsor.
Didaerah Kecamatan Aek Songsongan Kabupaten Asahan merupakan
daerah yang memiliki lereng yang curam, curah hujan di daerah penelitian cukup
tinggi yaitu 272 mm/bulan (Kecamatan Aek Songsongan dalam angka 2014).
B. Identifikasi Masalah
Pemicu bencana tanah longsor di Kecamatan Aek Songsongan Kabupaten
Asahan di antaranya adalah kemiringan lereng di wilayah Kecamatan Aek
Songsongan beranekaragam yang memberi kemungkinan keanekaragaman bahaya
tanah longsor. Tekstur tanah, permeabilitas tanah, tingkat pelapukan batuan,
kedalaman efektif tanah, kerapatan torehan, kedalaman muka air tanah, dan curah
5
alami meliputi : penggunaan lahan yang salah akan menimbulkan risiko yang
besar bagi manusia, dan kerapatan vegetasi merupakan kerapatan penutup lahan
dari terpaan dan hambatan laju limpasan aliran permukaan jika kerapatan vegetasi
berkurang atau tidak ada maka akan menimbulkan bencana tanah longsor.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identitas masalah, maka masalah ini dibatasi hanya dengan
melihat sebaran tingkat bahaya longsor dan frekuensi kejadian longsor di daerah
permukiman di Kecamatan Aek Songsongan Kabupaten Asahan di tinjau dari
kemiringan lereng, tekstur tanah, penggu naan lahan, dan curah hujan.
D. Rumusan Masalah
Untuk memperjelas masalah yang akan diteliti serta memberikan alasan
kepada penulis dalam melakukan penelitian, terutama dalam hal tingkat bahaya
longsor, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana sebaran tingkat bahaya longsor di Kecamatan Aek Songsongan
Kabupaten Asahan ?
2. Bagaimana frekuensi kejadian longsor daerah permukiman penduduk di
Kecamatan Aek Songsongan Kabupaten Asahan ?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah
1. Untuk mengetahui sebaran tingkat bahaya longsor di Kecamatan Aek
6
2. Untuk mengetahui frekuensi kejadian longsor daaerah permukiman di
Kecamatan Aek Songsongan Kabupaten Asahan.
F. Manfaat penelitian
Berdasarkan uraian di atas maka manfaat dalam penelitian ini adalah :
1. Sebagai sumbangan untuk masyarakat dan pemerintah setempat terkait
bencana tanah longsor.
2. Untuk menambah wawasan penulis tentang bahaya longsor.
3. Sebagai sumbangan teoritis bagi ilmu pengetahuan khususnya dalam
68
BAB VI
KESUMPULAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian dapat disimpulkan:
1. Tingkat bahaya longsor yang terjadi di Kecamatan Aek Songsongan
yaitu tingkat bahaya longsor ringan, sedang dan berat. Tingkat bahaya
longsor terluas terjadi pada tingkat bahaya sedang berada pada Desa
Tangga, Aek Songsongan, Mekar Marjanji, Aek Bamban, Situnjak,
dan Marjanji Aceh dengan luas 13.068,06 Ha (46,19%). Ringan
dengan sebaran wilayahnya berada pada Desa Perkebunan Bandar
Pulau, Lobu Rappa dan Perkebunan Bandar Selamet dengan luas
11.608,66 Ha (41,03%),, dan tingkat bahaya berat berada pada satuan
lahan IIIIH, IIVP, IIVH, IVH, UIVP, UIVH, UVH di Desa Tangga
dengan luas 3.613,93 Ha (12,77%).
2. Frekuensi kejadian longsor pada permukiman di Kecamatan Aek
Songsongan pada tahun 2009-2014 adalah 7 kali terjadi longsor yaitu
di Desa Tangga terjadi 7 kali terjadi longsor yaitu pada tahun 2009
terjadi 1 kali longsor pada satuan lahan UIVH, 2010 terjadi 3 kali
longsor pada satuan lahan UVH, IVH, dan IIVP, 2011 terjadi 2 kali
longsor pada satuan lahan UIVP dan IIVH dan pada tahun 2013 terjadi
1 kali longsor pada satuan lahan UVH, daerah longsor terjadi dekat
jalan, perkebunan dan hutan dan terdapat pada tingkat bahaya longsor
69
B. SARAN
1. Melarang penduduk disekitar untuk melakukan penebangan pohon pada lereng
dan puncak bukit.
2. Perlu dilakukan pemulihan kawasan lereng dengan penanaman pohon-pohon
yang berakar tunggang yang panjang sehingga mampu mengikat permukaan
tanah dilereng bukit atau punggung gunung.
3. Memadukan sistem pencegahan pertumbuhan tanaman dengan pembangunan
permukiman dilereng secara terpadu dengan memperhatikan tingkat kerawanan
longsor. Pada lereng dilakukan tindakan vegetatif, sedangkan pada kaki lereng
dibuatkan struktur beton untuk menahan tanah. Struktur ini dapat diganti
dengan bronjong kawat berisi batu.
4. Melarang pembangunan permukiman pada topografi atau permukaan tanah
70
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad. 2010. Konservasi Tanah Dan Air.Bogor: Ipb
Andri. 2011. Wilayah Reriko Bencana Longsor di Kabupaten Bandung. Di akses pada tanggal 20 maret 2015 dari file:///D:/digital 20291980-T29817-Wilayah%20resiko.pdf
Arif, Muhammad.2013. Skiripsi: Studi Kerentanan Longsor di Kecamatan Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang. Medan: Universitas Negeri Medan Fakultas Ilmu Sosial.
Channasah, Risdiyani. 2011. Penanganan dan Pencegahan Tanah Longsor. Bandung: Cempaka Putih
http://www.academia.edu/4000461/BAB_II_KAJIAN_PUSTAKA_Kajian_Teori _Kerentanan_Longsorlahan_LongsorlahanPersepsi_Terhadap_Longsorlaha nPersepsi_terhadap_bencana_longsor_Strategi_Adaptasi_Bencana_Longsor
kartasapoetra. 2005. Teknologi Konservasi Tanah dan Air. Jakarta: PT Rineka Cipta
kuswaji. 2006. Analisis Tingkat Bahaya Longsor Tanah di Kecamatan Banjarmangu Kabupaten Banjarnegara. Di akses pada 20 maret 2015
Lihawa, Fitri Ane. 2013. Pemetaan Zona Kerentanan Longsoran di Daerah Aliran Sungai Alo Provinsi Gorontalo. Di akses pada 20 Juni 2014 dari http://pemetaan-zona-kerentanan-longsoran-di-daerah-aliran-sungai-alo-provinsi-gorontalo.
Mintarjo, Sri. 2009. Waspadai Tanah Longsor. Bandung: Pakar Raya
Muhammad Suin, Nurdin. 2003. Ekologi Hewan Tanah. Jakarta: Bumi Aksara
Mustika, nelvia. 2015. Skiripsi: Agihan Daerah Rawan Longsor di Sebagian Wilayah Kabupaten Karo Provinsi Sumatera Utara. Medan: Universitas Negeri Medan Fakultas Ilmu Sosial.
Mayangsari. 2011. Simulasi Longsor yang Dipengaruhi Curah Hujan Menggunakan Model TRIGRS (Studi Kasus Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi) di akses pada 20 Juni 2014 dari http://12808021-sec.
71
Pramudito, Adhi. 2011. Geologi dan Peta Kerentanan Longsoran dengan Menggunakan Proses Hirarki Analitik di daerah Kertasari dan Sekitarnya, Kabupaten Purwakarta, Propinsi Jawa Barat. Di unduh pada 20 Juni 2014 dari http://jbptitbpp-gdl-adhipramud-22689-1-2011ta-r.
Pardede, Ruben. 2014. Skiripsi: Inteks Erosi Berdasarkan Kemiringan Lereng dan Panjang Lereng di Desa Tapian Kecamatan SipahutarKabupaten Tapanuli Utara . Medan: Universitas Negeri Medan Fakultas Ilmu Sosial.
Rudiyanto. 2010. Analisis Potensi Bahaya Tanah Longsor Menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG) di Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali. Di akses pada tanggal 30 maret 2015 dari
http://eprints.ums.ac.ad/10149/4/e100050004.pdf
Sugiharyanto. 2009. Studi Kerentanan Longsor Lahan di Kecamatan Samigaluh dalam Upya Mitigasi Bencana Alam. Di akses pada 20 Juni 20014 dari http://artikel_kerentanan_longsor Samigaluh_socia 09_2.
Suharyadi. 2006. Pengantar Geologi Teknik. Yogyakarta: Biro Penerbit