PENGARUH EVALUASI PELATIHAN TERHADAP KINERJA
GURU TK DAN SD SEKOLAH BOGOR RAYA
REMBULAN TRI AZYTA NINGRUM
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh Evaluasi Pelatihan Terhadap Kinerja Guru di TK dan SD Sekolah Bogor Raya adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Dafftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis kepada Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2013
Rembulan Tri Azyta Ningrum
NIM H24114062
ABSTRAK
REMBULAN TRI AZYTA NINGRUM. Pengaruh Evaluasi Pelatihan terhadap Kinerja Guru TK dan SD Sekolah Bogor Raya. Dibimbing oleh SITI RAHMAWATI.
Berdasarkan peningkatan jumlah murid dari tahun ke tahun dan data peringkat sekolah swasta di kota Bogor menurut Badan Akreditasi Nasional, Sekolah Bogor Raya termotivasi untuk meningkatkan kualitas dan mempertahankan eksistensinya di dunia pendidikan sebagai sekolah nasional plus bertaraf internasional. Hal ini tidak dapat terlepas dari peran guru sebagai Sumber Daya Manusia yang diharapkan dapat merealisasikan visi misi serta mencapai tujuan sekolah yang telah ditetapkan. Pelatihan merupakan salah satu usaha yang dilakukan Sekolah Bogor Raya untuk meningkatkan dan mengembangkan kapabilitas, kualitas, dan kinerja guru. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pengaruh evaluasi pelatihan terhadap kinerja guru TK dan SD Sekolah Bogor Raya. Pengolahan data dilakukan menggunakan metode Structural Equational Model (SEM) dengan metode Partial Least Square (PLS) dengan menggunakan software SmartPLS 2.0. Penelitian ini menunjukkan bahwa evaluasi pelatihan memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja. Hal ini dapat dilihat dari nilai beta 5.0327, di mana nilai betanya lebih besar dari 1.96. Kata kunci: Pelatihan, Kinerja, SmartPLS
ABSTRACT
REMBULAN TRI AZYTA NINGRUM. Training Evaluation Effect on Kindergarten and Elementary Teachers’ Performance of Sekolah Bogor Raya. Supervised by SITI RAHMAWATI.
Based on the number of students that continue to raise and rank data of private schools in Bogor city according to the National Accreditation Board, Sekolah Bogor Raya is motivated to improve its quality and to keep its existence in education world as national plus school with international standard. This can not be separated with the teachers’ role as Human Resources that expected to be able to realize the vision and mission of the school and to achieve the school goals that have been defined. Training is an effort that done by Sekolah Bogor Raya to improve and develop the capabilities, quality, and performance of the teachers. The objective of this research is to identify the effect of training evaluation on
Kindergarten and Elementary teachers’ performance. Data processing was conducted using Structural Equational Model (SEM) with Partial Least Square (PLS) software SmartPLS 2.0. This research concluded that training evaluation have positive and real significant effect on the performance. This can be seen by the beta value 5,0327, where the beta value greater than 1.96.
PENGARUH EVALUASI PELATIHAN TERHADAP KINERJA
GURU TK DAN SD SEKOLAH BOGOR RAYA
REMBULAN TRI AZYTA NINGRUM
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
Pada
Departemen Manajemen
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Judul Skripsi : Pengaruh Evaluasi Pelatihan Terhadap Kinerja Guru TK dan SD Sekolah Bogor Raya
Nama : Rembulan Tri Azyta Ningrum
NIM : H24114062
Disetujui oleh
Dra Hj Siti Rahmawati M.Pd Pembimbing I
Diketahui oleh
Dr Ir Jono M Munandar M.Sc Kepala Departemen
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Maret 2013 sampai Juni 2013 ialah manajemen sumber daya manusia, dengan judul Pengaruh Evaluasi Pelatihan Terhadap Kinerja Guru TK dan SD Sekolah Bogor Raya.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Dra. Hj. Siti Rahmawati, M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberi bimbingan dan saran. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Gerald Donovan selaku
School Director dan Maria Regina selaku kepala Sekolah Bogor Raya. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada orang tua tercinta (Ibunda Helly Rachmawati dan Ayahanda Ir. Muhardi Soedarjo MM.), kakak-kakak (Melani Sri Muhardiani dan Mareti Putri Sri Lestari, S.Sos), Andri Ahmad Nahrowi SE., seluruh keluarga besar, para sahabat serta teman-teman program alih jenis manajemen angkatan 9 atas doa dan dukungannya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Agustus 2013
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vi
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Rumusan Masalah 3
Tujuan Penelitian 3
Manfaat Penelitian 3
Ruang Lingkup Penelitian 4
METODE PENELITIAN 4
Kerangka Pemikiran 5
Lokasi dan Waktu Penelitian 5
Jenis dan Sumber Data 6
Populasi dan Sampel 7
Pengolahan dan Analisis Data 7
Uji Validitas 7
Uji Reliabilitas 8
Metode Analisis Structural Equation Modelling (SEM) dengan Metode Partial Least Square (PLS) 8
HASIL DAN PEMBAHASAN 10
Gambaran Umum Sekolah Bogor Raya (SBR) 10
Pelatihan Primary Years Programme 10
Karakteristik Guru TK dan SD Sekolah Bogor Raya 11 Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin 11
Karakteristik Berdasarkan Usia 12
Karakteristik Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan 12 Karakteristik Berdasarkan Masa Kerja 12
Karakteristik Berdasarkan Jabatan 13
Persepsi Guru TK dan SD Bogor Raya Terhadap Pelatihan 13 Persepsi Guru TK dan SD Bogor Raya Terhadap Kinerja Setelah
Pelatihan 16
Pengaruh Evaluasi Pelatihan Terhadap Kinerja Guru TK dan SD Sekolah Bogor Raya Menggunakan Metode PLS 20
Impilkasi Manajerial 22
SIMPULAN DAN SARAN 23
Simpulan 23
Saran 24
DAFTAR PUSTAKA 25
DAFTAR TABEL
1 Peringkat TK dan SD Swasta di Bogor Berdasarkan Nilai
Akreditasi Nasional 1
2 Rentang Skala Interpretasi Hasil Jawaban Kuesioner 7 3 Karakteristik Guru TK dan SD Sekolah Bogor Raya 13 4 Hasil Perhitungan Rata-rata Skor Persepsi Guru TK dan SD
Sekolah Bogor Raya Terhadap Pelatihan 14
5 Persepsi Guru TK dan SD Sekolah Bogor Raya terhadap
Indikator Materi Pelatihan 14
6 Persepsi Guru TK dan SD Sekolah Bogor Raya terhadap
Indikator Instruktur/Pelatih 15
7 Persepsi Guru TK dan SD Sekolah Bogor Raya terhadap
Indikator Media Pelatihan 15
8 Persepsi Guru TK dan SD Sekolah Bogor Raya terhadap
Indikator Fasilitas Pelatihan 16
9 Persepsi Guru TK dan SD Sekolah Bogor Raya terhadap
Jadwal Pelatihan 16
10 Hasil Perhitungan Rata-rata Skor dari Setiap Dimensi Kinerja Guru 17 11 Persepsi Kinerja Guru TK dan SD Sekolah Bogor Raya terhadap
Dimensi Kualitas Kerja 17
12 Persepsi Kinerja Guru TK dan SD Sekolah Bogor Raya terhadap
Dimensi Kecepatan/Ketepatan Kerja 18
13 Persepsi Kinerja Guru TK dan SD Sekolah Bogor Raya terhadap
Dimensi Inisiatif dalam Kerja 18
14 Persepsi Kinerja Guru TK dan SD Sekolah Bogor Raya terhadap
Dimensi Kemampuan Kerja 18
15 Persepsi Kinerja Guru TK dan SD Sekolah Bogor Raya terhadap
Dimensi Komunikasi 18
16 Kriteria Model SmartPLS 20
17 Hasil Pengujian Persepsi 22
DAFTAR GAMBAR
1 Jumlah Siswa Sekolah Bogor Raya dari TK sampai SMA untuk
Tahun Ajaran 2011/2012 1
2 Kerangka Pemikiran 6
3 Model Gambaran Umum Evaluasi Pelatihan terhadap Kinerja 9
4 Alur Pelatihan Sekolah Bogor Raya 11
5 Model Output Pengaruh Evaluasi Pelatihan terhadap Kinerja 21 6 Model Bootstrapping Pengaruh Evaluasi Pelatihan terhadap Kinerja 22
DAFTAR LAMPIRAN
1 Kuesioner Penelitian 27
2 Uji Validitas Variabel Evaluasi Pelatihan 30
4 Uji Validitas Variabel Kinerja 31
5 Uji Reliabilitas Variabel Kinerja 32
6 Nilai Loading Factor 32
7 Nilai Outer Loading Indikator-indikator Evaluasi Pelatihan 32 8 Nilai Outer Loading Indikator-indikator Kinerja 33
PENDAHULUAN
Latar BelakangPendidikan mempunyai tugas menyiapkan SDM untuk pembangunan. Pendidikan yang ditempuh melalui sekolah formal sangat penting untuk mengembangkan sumber daya manusia. Sekolah sering dipandang sebagai lingkungan pendidikan kedua bagi anak setelah lingkungan keluarga, sebagaimana dikemukakan Soleh Soegiyanto (1994). Soegiyanto juga mengemukakan bahwa sekolah sebagai lembaga sosialisasi, sebagai fungsi untuk mentransmisi dan mentransformasikan kebudayaan, dan menyeleksi siswa untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi.
UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SPN), dan PP No. 19 Tahun 2005, pemerintah mengkategorikan sekolah menjadi;
1. Sekolah standar 2. Sekolah mandiri
3. Sekolah bertaraf internasional.
Di kota Bogor, salah satu sekolah bertaraf internasional yang sedang berkembang adalah Sekolah Bogor Raya. Sekolah ini juga merupakan sekolah nasional plus yang terdiri dari TK hingga SMA. Jumlah murid Sekolah Bogor Raya mengalami peningkatan di setiap tahun ajaran, seperti dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Jumlah Siswa Sekolah Bogor Raya dari TK sampai SMA untuk Tahun Ajaran 2011/2012
Gambar di atas menunjukkan bahwa pada Tahun Ajaran 2010-2011, terdapat siswa TK sebanyak 115 orang, siswa SD sebanyak 279 orang, siswa SMP sebanyak 92 orang, dan siswa SMA sebanyak 39 orang. Pada Tahun Ajaran 2011-2012, jumlah siswa TK menjadi 107 orang, sementara jumlah siswa SD meningkat menjadi 282 orang, siswa SMP sebanyak 116 orang, dan siswa SMA sebanyak 46 orang. Gambar 1 menunjukkan bahwa TK dan SD di Sekolah Bogor Raya yang memiliki jumlah terbanyak dari tahun ke tahun. Dapat dihitung pada Tahun Ajaran 2010-2011 jumlah siswa keseluruhan adalah 525 orang dan pada Tahun Ajaran 2011-2012 jumlah siswa bertambah menjadi 551 orang.
0 50 100 150 200 250 300
TA 2010-2011 TA 2011-2012
TK
SD
SMP
2
Peningkatan jumlah siswa ini tentunya perlu diimbangi dengan peningkatan kualitas.
Berdasarkan peringkat sekolah swasta di Bogor menurut nilai akreditasi yang dikeluarkan oleh Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah (BAN S/M), Sekolah Bogor Raya mampu bersaing dengan sekolah swasta lain yang sudah berdiri lebih lama maupun sekolah swasta baru yang berada dalam kategori akreditasi A atau sangat baik. Peringkat sekolah swasta untuk TK dan SD di kota Bogor dapat dilihat pada Tabel 1.
Pada Tabel 1 dijelaskan peringkat TK dan SD swasta di Kota Bogor berdasarkan nilai akreditasi oleh BAN S/M. Komponen akreditasi yang dinilai diantaranya adalah Standard Isi, Proses, dan Penilaian; Standard Tingkat Pencapaian Perkembangan; Standard Pendidik dan Tenaga Kependidikan, serta Standard Sarana dan Prasarana, Pengelolaan, dan Pembiayaan. Pada tabel menunjukkan bahwa TK Bogor Raya menempati urutan ke enam dengan nilai akreditasi 93 dan SD Bogor Raya menempati urutan ke lima dengan nilai akreditasi 96.
Tabel 1. Peringkat TK dan SD Swasta di Bogor Berdasarkan Nilai Akreditasi
No. Sekolah
Sumber: Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah, 2011/2012
Hal ini menjadi motivasi bagi Sekolah Bogor Raya untuk berusaha memperbaiki manajemen sekolahnya agar visi misi sekolah dapat tercapai. Tentunya faktor utama yang berpengaruh bagi Sekolah Bogor Raya untuk menjadi salah satu sekolah swasta bertaraf internasional yang mampu menjaga kualitas dan eksistensinya di dunia pendidikan adalah peran Sumber Daya Manusia, dengan kata lain faktor penentu tingkat pendidikan adalah kualitas dan kinerja dari tenaga pengajarnya.
Guru sebagai tenaga pengajar merupakan ujung tombak dalam meningkatkan pendidikan karena melakukan interaksi langsung dengan peserta didik melalui proses pembelajaran. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, pendidikan menengah (UU Pasal 1 Ayat 1).
pelatihan. Tujuan pengadaan pelatihan secara langsung untuk meningkatkan kinerja guru. Maka dari itu pelatihan perlu dirancang sebaik mungkin sesuai dengan kebutuhan dari institusi, terutama karena kebutuhan guru untuk sekolah bertaraf internasional berbeda dengan sekolah lain pada umumnya. Hal ini dimaksudkan agar mampu melahirkan SDM dengan kompetensi tinggi yang diharapkan mampu mewujudkan visi misi dan mencapai tujuan Sekolah Bogor Raya.
Rumusan Masalah
Jumlah siswa yang terus meningkat dari tahun ke tahun dan data peringkat sekolah swasta di kota Bogor memotivasi Sekolah Bogor Raya untuk terus meningkatkan kualitasnya dan mempertahankan eksistensi di bidang pendidikan sebagai sekolah nasional plus bertaraf internasional. Faktor utama yang dianggap paling berpengaruh untuk TK dan SD Sekolah Bogor Raya adalah tenaga pengajar sebagai Sumber Daya Manusianya. Salah satu usaha yang dilakukan dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan kualitas tenaga pengajarnya adalah dengan pelatihan. Usaha peningkatan kualitas ini butuh dilakukan secara konsisten dan berkesinambungan. Konsep pelatihan yang dibutuhkan bukanlah hasil dan upaya sesaat, akan tetapi suatu proses yang memerlukan waktu dan konsistensi.
Berdasarkan uraian yang dikemukakan, maka masalah yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana persepsi guru TK dan SD Sekolah Bogor Raya terhadap pelatihan yang telah dilaksanakan?
2. Bagaimana persepsi guru TK dan SD Sekolah Bogor Raya terhadap kinerja setelah mengikuti pelatihan?
3. Bagaimana pengaruh evaluasi pelatihan terhadap kinerja guru TK dan SD pada Sekolah Bogor Raya?
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah:
1. Mengidentifikasi persepsi guru TK dan SD Sekolah Bogor Raya terhadap pelaksanaan pelatihan.
2. Mengidentifikasi persepsi guru TK dan SD Sekolah Bogor Raya terhadap kinerja setelah mengikuti pelatihan.
3. Menganalisis pengaruh antara pelatihan dengan kinerja guru TK dan SD pada Sekolah Bogor Raya.
Manfaat penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa informasi dan masukan bagi pihak-pihak yang berkepentingan, diantaranya:
4
Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam mengambil berbagai keputusan strategis seperti dalam perencanaan pelatihan dan peningkatan kinerja.
2. Umum
Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi rujukan yang layak dipercaya, sumber referensi, dan tambahan pengetahuan dalam penelitian selanjutnya yang sejenis.
Ruang Lingkup Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah dipaparkan, maka terdapat beberapa batasan yang diterapkan yang bertujuan agar penelitian lebih terarah. Batasan ruang lingkup penelitian ini adalah :
1. Penelitian ini berdasarkan persepsi dan difokuskan pada kajian tentang pengaruh pelatihan terhadap kinerja guru TK dan SD Sekolah Bogor Raya. 2. Responden adalah guru TK (Taman Kanak-kanak) dan SD (Sekolah Dasar)
Sekolah Bogor Raya.
3. Evaluasi pelatihan terdiri dari lima level yaitu level reaksi, pembelajaran, perilaku, dan hasil. Penelitian ini hanya meneliti evaluasi pelatihan level reaksi.
METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran
Sesuai dengan UU Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 pada pasal 1 menyebutkan Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia, dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. Tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Tujuan pendidikan nasional dapat tercapai dari peran para pendidik, yang disebut guru. Guru dalam suatu institusi pendidikan sebaiknya mampu mentransfer ilmu pengetahuan yang dimiliki kepada para peserta didik dan mendidik mereka menjadi generasi yang bermoral. Melalui guru, diharapkan visi dan misi sekolah dapat direfleksikan dan dikomunikasikan.
unggul dalam tantangan era globalisasi. Misi Sekolah Bogor Raya diantaranya sebagai berikut:
1. Memberikan pendidikan bertaraf internasional bagi siswa.
2. Melalui komitmen kefasihan berbahasa Inggris, kefasihan, kehalian teknologi, dan penyelidikan berbasis pengajaran dan pembelajaran, Sekolah Bogor Raya memberikan program internasiona yang mengintegrasikan konsep global dengan menghormati budaya dan identitas nasional.
3. Memprioritaskan pembangunan spiritual, emosional, intelektual, dan fisik. 4. Mendorong para siswa untuk membangun rasa percaya diri dan selalu berusaha
menjadi yang terbaik.
Guru perlu mendapatkan pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan untuk mewujudkan visi misi sekolah serta hasil yang optimal. Pelatihan yang berhasil akan tercermin melalui perkembangan kinerja guru tersebut. Kinerja guru akan sangat berpengaruh pada kinerja sekolah. Ukuran kinerja ini dilihat dari kualitas kerja, kecepatan/ketepatan kerja, inisiatif dalam bekerja, kemampuan kerja, dan komunikasi. Selain pelatihan, kinerja guru juga dipengaruhi oleh karakteristik guru yang bersangkutan (internal).
Penelitian ini terdapat beberapa masalah yang dikaji yaitu karakteristik guru yang terdiri dari usia, jenis kelamin, pendidikan, lama kerja, dan jabatan. Selanjutnya adalah lima indikator evaluasi pelatihan untuk mengukur baik atau tidaknya yaitu dari materi, pelatih, media, fasilitas, dan waktu atau jadwal pelatihan. Cara analisis deskriptif dilakukan untuk memahami karakteristik guru, yaitu mentranfsormasikankan data yang diperoleh dari jawaban responden ke dalam bentuk yang mudah dimengerti. Sedangkan dalam menganalisis baik atau tidaknya pelatihan sesuai lima indikator digunakan analisis PLS. Berdasarkan hasil tersebut, maka Sekolah Bogor Raya dapat menentukan pengaruh pelatihan terhadap kinerja guru dan menentukan strategi yang dapat dilakukan guna pengembangan instansi. Secara ringkas, kerangka pemikiran penelitian ini dapat dilihat dalam Gambar 1.
Lokasi dan Waktu Penelitian
6
Gambar 2. Kerangka Pemikiran
Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis data yaitu data primer dan data sekunder.
1. Data primer diperoleh langsung dari Sekolah Bogor Raya yaitu menggunakan teknik angket atau kuesioner yang diisi oleh responden yaitu guru TK dan SD Sekolah Bogor Raya. Daftar pernyataan bersifat tertutup dimana terdapat alternatif-alternatif jawaban yang telah disediakan. Instrumen lembar pernyataan berupa skala, yaitu menggunakan skala likert yang memiliki rentang dari 1 sampai 5. Pemetaan bobot penilaian adalah sebagai berikut: Bobot nilai = 5 Sangat setuju/Selalu
Bobot nilai = 4 Setuju/Sering
Bobot nilai = 3 Kurang Setuju /KadangKadang Bobot nilai = 2 Tidak setuju/Jarang
Bobot nilai = 1 Sangat tidak setuju/Tidak Pernah
Rentang skala persepsi digunakan untuk menentukan posisi tanggapan responden dengan mengunakan skor. Setiap skor alternatif jawaban yang terbentuk dari teknik skala peringkatan terdiri dari kisaran antara 1 hingga 5, kemudian rentang skala dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Rentang Skala ……… (1)
Hasil dan rekomendasi untuk pihak manajemen Sekolah Bogor Raya
Tabel 2. Rentang Skala Interpretasi Hasil Jawaban Kuesioner
Rentang Nilai Penilaian Intepretasi Hasil
Pelaksanaan
1,00 – 1,80 Sangat Tidak Setuju Sangat Tidak Baik
1,81 – 2,60 Tidak Setuju Tidak Baik
2,61 – 3,40 Ragu-ragu Netral
3,41 – 4,20 Setuju Baik
4,21 – 5,00 Sangat Setuju Sangat Baik
2. Data sekunder pada penelitian ini berupa teori-teori mengenai pelatihan dan kinerja yang diperoleh dari berbagai literatur seperti teori-teori yang berasal dari buku, jurnal, skripsi dan internet.
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru TK dan SD yang bekerja di Sekolah Bogor Raya yang berjumlah 50 orang. Sampel merupakan bagian dari populasi (Istijanto, 2010). Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan cara probability sampling di mana setiap anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk terpilih menjadi sampel, yaitu dengan teknik sensus. Dalam teknik sensus, setiap anggota (unit) populasi dimasukkan sebagai contoh responden.
Pengolahan dan Analisis Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini diolah menggunakan analisis deskriptif dengan bantuan software komputer, antara lain program SPSS versi 17.0
dan microsoft office excel 2007 sedangkan analisis SEM menggunakan metode PLS dengan bantuan software SmartPLS 2.0.
Uji Validitas
Uji validitas kuesioner dilakukan untuk mengetahui sejauh mana alat pengukur tersebut mengukur apa yang ingin diukur (Umar, 2004). Dalam penelitian ini, uji validitas dilakukan pada 50 pernyataan terkait evaluasi pelatihan dan kinerja yang diberikan pada 30 orang responden, perhitungan yang dilakukan menggunakan alpha sebesar 5% atau 0,05. Hasil pengujian dari penggunaan alpha 5% dengan jumlah responden 30 dinyatakan valid apabila nilai r-hitung > r-tabel yaitu lebih besar dari 0,361. Nilai r-hitung > r-tabel dapat dilihat pada Lampiran 1 dan Lampiran 3. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan bantuan software
8
Keterangan:
r = Koefisien validitas yang dicari n = Jumlah responden
X = Skor masing-masing pertanyaan X Y = Skor masing-masing pertanyaan Y
Uji Reliabilitas
Menurut Umar (2005), reliabilitas adalah derajat ketepatan, ketelitian atau keakuratan yang ditunjukan oleh instrumen pengukuran. Uji reliabilitas menyatakan bahwa instrumen penelitian adalah reliable jika nilai hitung alpha (α) lebih besar (>) dari nilai r tabel koefisien alpha (α) dengan asumsi bila nilai a-cronbach hitung lebih besar dari 0.60 (a-Cronbach theory) maka kuesioner dapat dikatakan reliable. Uji reliabilitas dilakukan pada 30 orang guru TK dan SD Sekolah Bogor Raya. Pengujian reliabilitas menggunakan teknik Cronbach’s
Alpha dengan bantuan program SPSS 17.0 diperoleh Cronbach’s Alpha hitung sebesar 0,908 pada variabel evaluasi pelatihan (Lampiran 2) dan sebesar 0,928 pada variabel kinerja (Lampiran 4).
Penilaian koefisien Alpha Cronbach berdasarkan aturan berikut :
r Alpha> 0,9 = sempurna, r Alpha > 0,8 = baik, r Alpha > 0,7 = dapat diterima,
r Alpha > 0,6 = dipertanyakan, r Alpha > 0,5 = buruk, r Alpha < 0,5 = tidak dapat diterima.
Rumus ini ditulis sebagai berikut:
...(3) Dimana:
R 11 = Reliabilitas instrumen k = Banyak butir pertanyaan
= Jumlah ragam total = Jumlah ragam butir
Rumus untuk mencari nilai ragam adalah:
...(4) Dimana:
= Ragam
n = Jumlah contoh (responden) X = Nilai skor yang dipilih
Metode Analisis Structural Equation Modelling (SEM) dengan metode Partial
Least Square (PLS)
(PLS). Menurut Ghozali (2008), PLS merupakan pendekatan alternatif yang bergeser dari pendekatan SEM yang berbasis kovarian umumnya menguji kualitas/teori, sedangkan PLS lebih bersifat predictive model. Di dalam PLS variabel laten bisa berupa hasil pencerminan indikatornya, diistilahkan dengan indikator refleksif (reflesive indicator).
Analisis data dan pemodelan persamaan struktural dengan menggunakan
software SmartPLS 2.0 adalah sebagai berikut: 1. Merancang Model Struktural (Inner Model)
Inner Model atau Model Struktural menggambarkan hubungan antara variabel berdasarkan pada teori substantif. Model ini dapat di evaluasi dengan melihat nilai R-square, dinyatakan signifikan apabila nilai value lebih besar dari t-tabel untuk tingkat kesalahan 5%.
2. Merancang Model Pengukuran (Outer Model)
Outer Model atau Model Pengukuran mendefinisikan bagaimana setiap indikator berhubungan dengan variabel latennya. Perancangan Model Pengukuran menentukan sifat indikator dari masing-masing variabel laten, apakah refleksif atau formatif, berdasarkan definisi operasional variabel. Pada model reflektif, dilakukan tiga pengujian untuk menentukkan validitas dan reliabilitas, yaitu convergent validity, discriminant validity dan
compositereliability. Discriminant validitydikatakan mempunyai model yang cukup, jika akar AVE untuk setiap konstruk lebih besar daripada korelasi antara konstruk-konstruk lainnya. Uji lainnya adalah menilai validitas dan reliabilitas dengan melihat Average Variance Extracted (AVE), dipersyaratkan model yang baik jika masing-masing konstruk nilainya lebih besar dari 0.50. Sementara reliabilitas konstruk diukur dengan composite reliability dan cronbach alpha. Konstruk dikatakan reliable jika memiliki nilainya di atas 0.70 dengan tingkat kesalahan 5%.
Dibawah ini (Gambar 3) merupakan gambaran umum yang dibuat oleh peneliti sebelum dilakukan pengujian model struktural dengan bantuan software SmartPLS. Pelatihan terdiri atas beberapa indikator variabel yang dapat membantu mengidentifikasi pengaruh terhadap kinerja, yaitu terdiri dari A (Materi Pelatihan), B (Pelatih/Instruktur), C (Media Pelatihan), D (Fasilitas Pelatihan), dan E (Jadwal Pelatihan). Sedangkan untuk variabel kinerja terdiri atas F (Kualitas Kerja), G (Kecepatan/Ketepatan Kerja), H (Inisiatif dalam kerja), I (Kemampuan Kerja), dan J (Komunikasi).
Gambar 3. Model Gambaran Umum Evaluasi Pelatihan terhadap Kinerja
10
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Sekolah Bogor Raya
Sekolah Bogor Raya adalah sekolah Nasional Plus bertaraf internasional. Sekolah Nasional Plus didefinisikan sebagai sekolah yang menawarkan kurikulum nasional maupun internasional untuk siswa dari kedua latar belakang nasional dan internasional. Siswa Sekolah Bogor Raya memenuhi semua persyaratan untuk ujian nasional Indonesia seperti yang diminta oleh pemerintah Indonesia, tetapi mereka juga belajar melalui kurikulum diperkaya dari IB (International Baccalaureate), Cambridge, dan GAC (Global Assesment Certificate) sehingga para siswa memiliki pilihan untuk mendaftar ke universitas top di seluruh dunia serta perguruan tinggi terbaik di Indonesia jika mereka memutuskan untuk mengejar pendidikan tinggi di Indonesia.
Selain memiliki visi dan misi, Sekolah Bogor Raya juga memiliki nilai-nilai. Nilai-nilai Sekolah Bogor Raya adalah inti dari setiap aksi yang diambil dan setiap program yang diterapkan. Nilai-nilai tersebut adalah:
1. Equality (Persamaan) 2. Respect (Menghormati) 3. Discpline (Kedisiplinan) 4. Integrity (Integritas) 5. Resilience
6. Self Awareness (Kesadaran Diri) 7. Empathy (Empati)
Pelatihan Primary Years Programme
Jenis penyelenggaraan pelatihan di Sekolah Bogor Raya ada dua yaitu pelatihan internal dan eksternal. Pelatihan internal diadakan dari dalam Sekolah Bogor Raya. Pelatihan eksternal diadakan di luar Sekolah Bogor Raya, biasanya kepala sekolah hanya mengirimkan beberapa guru untuk ikut serta.
Metode pelatihan internal yang digunakan adalah metode coaching
(bimbingan). Diisi oleh beberapa kegiatan antara lain pemberitahuan info manajemen, pemberian materi bimbingan berupa materi pengajaran, sharing
(diskusi) mengenai materi pengajaran yang bersifat khusus maupun pemasalahan mengajar yang bersifat umum. Kegiatan pelatihan bersifat top down yaitu dilaksanakan dari level atas hingga level bawah seperti terlihat pada Gambar 4.
Pelatihan spesifik yang dipilih adalah pelatihan mengenai Primary Years Programme (PYP). Pelatihan ini ditujukan kepada guru TK dan SD karena memiliki program kurikulum yang sama yaitu The International Baccalaureate
anak sebagai inquirer (penanya atau penyelidik), di dalam kelas maupun di dunia luar.
Gambar 4. Alur Pelatihan Sekolah Bogor Raya
Fitur yang paling signifikan dan khas dari Program IB-PYP ini adalah enam tema transdisiplin (kurikulum tertulis). Tema-tema ini tentang isu-isu yang memiliki arti dan penting. Program ini menawarkan keseimbangan antara belajar melalui bidang studi dan belajar di luar hal tersebut secara dalam dan menyeluruh. Keenam tema global penting ini menciptakan kerangka transdisciplinary yang memungkinkan siswa untuk meningkatkan dan melampaui batas-batas belajar dalam bidang studi. Keenam tema tersebut adalah Who We Are (Siapa Diri Kita),
Where We Are in Place and Time (Di mana Kita di Tempat dan Waktu), How We Express Ourselves (Bagaimana Kita Mengekspresikan Diri Kita), How the World Works (Bagaimana Dunia ini Bekerja), How We Organize Ourselves (Bagaimana Mengatur Diri Kita), dan Sharing the Planet (Berbagi Planet).
Pelatihan ini termasuk ke dalam jenis penyelenggaraan eksternal yang biasanya diadakan rutin selama satu kali dalam setiap trimester atau semester. Pelatihan
Primary Years Programme ini dibagi dua menjadi PYP Dunia yang terakhir diadakan pada 28 Januari 2013 bertempat di Bogor International School dan PYP
Subject Specialist yang bertempat di Victory Plus School.
Pelatihan PYP Dunia biasanya dihadiri oleh Koordinator PYP atau head teacher. Kemudian Koordinator PYP akan menyampaikan kembali pada seluruh guru melalui kegiatan PYP Meeting di sekolah. Sementara untuk pelatihan PYP
Subject Specialist dihadiri oleh guru bidang studi.
Karakteristik Guru TK dan SD Sekolah Bogor Raya
Karakteristik yang digunakan dalam penelitian ini antara lain berupa jenis kelamin, usia, pendidikan, lama kerja, serta jabatan.
Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin
Dilihat dari karakteristik jenis kelamin guru TK dan SD Sekolah Bogor Raya, guru berjenis kelamin perempuan sangat mendominasi dibanding dengan guru berjenis kelamin laki-laki. Tabel 3 berikut mendeskripsikan jumlah guru berdasarkan jenis kelamin. Jenis kelamin guru TK dan SD Bogor Raya yang diambil adalah jenis kelamin laki-laki dan perempuan.
CoordinatorTeacher
Head Teacher
Assistant Teacher
Principal
Coordinator atau Head Teacher
Assistant Teacher eksternal internal
12
Pada tabel dijelaskan bahwa terdapat 15 perempuan dan 5 laki-laki yang bekerja sebagai guru TK. Sisanya adalah 26 perempuan dan 4 laki-laki yang bekerja sebagai guru SD di Sekolah Bogor Raya. Hal ini menunjukkan bahwa faktor ketertarikan dalam dunia pendidikan khususnya untuk pendidikan anak usia dini lebih cenderung diminati oleh wanita, sehingga pada umumnya dalam TK dan SD Bogor Raya yang berjenis kelamin perempuan lebih banyak dari laki-laki.
Karakteristik Berdasarkan Usia
Pengujian karakteristik usia dilakukan untuk melihat seberapa besar kisaran rata-rata usia guru TK dan SD yang paling mendominasi di TK dan SD Bogor Raya. Tabel 3 berikut ini menjelaskan jumlah guru TK dan SD Sekolah Bogor Raya berdasarkan karakteristik usia yang dikelompokkan menjadi empat kelompok, yaitu kelompok 20 – 25 tahun, 26 – 30 tahun, 31 – 35 tahun, dan 36 tahun.
Berdasarkan Tabel 3 dapat dijelaskan bahwa usia guru TK Bogor Raya lebih banyak yang berusia 26 – 30 tahun sebanyak enam orang dan usia guru SD Bogor Raya lebih banyak yang berusia di atas 36 tahun sebanyak sebelas orang. Hal ini menunjukkan bahwa guru TK dan SD Bogor Raya mayoritas terdiri dari orang yang bekerja pada usia matang. Usia matang mengindikasikan lebih banyaknya pengalaman dan tingginya tingkat komitmen terhadap pekerjaan.
Karakteristik Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan
Latar belakang pendidikan responden dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu kelompok pendidikan D3, pendidikan S1, dan pendidikan S2. Pada Tabel 3 karakteristik berdasarkan latar belakang pendidikan menunjukkan bahwa guru TK dan SD Sekolah Bogor Raya mayoritas memiliki latar belakang pendidikan S1. Di TK Bogor Raya terdapat 14 orang guru berlatar pendidikan S1, sisanya adalah 4 orang yang berlatar pendidikan D3 dan 2 orang yang berlatar pendidikan S2. Di SD Bogor Raya terdapat 27 orang guru berlatar pendidikan S1 dan 3 orang yang berlatar pendidikan S2.
Pada kenyataannya Sekolah Bogor Raya memang menetapkan calon guru TK yang ingin melamar minimal memiliki latar pendidikan D3 dan guru SD minimal S1. Hal ini mengindikasikan bahwa latar belakang pendidikan yang tinggi akan lebih mendukung guru untuk menjalankan tugasnya.
Karakteristik Berdasarkan Masa Kerja
Pada Tabel 3 mendeskripsikan juga jumlah guru TK dan SD Sekolah Bogor Raya berdasarkan masa kerjanya. Masa kerja ini dibagi menjadi empat kelompok, yaitu kelompok masa kerja ≤ 3 tahun, masa kerja 4 – 6 tahun, masa kerja 7 – 9 tahun, dan masa kerja > 9 tahun.
Karakteristik Berdasarkan Jabatan
Deskripsi karakteristik guru TK dan SD Bogor Raya berdasarkan jabatan dilakukan untuk melihat jumlah yang paling mendominasi. Jabatan guru TK dan SD Bogor Raya ini dikelompokkan menjadi empat kelompok, yaitu coordinator teacher, head teacher, subject teacher, dan assistant teacher.
Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui terdapat jumlah assistant teacher paling banyak di TK Bogor Raya yaitu 8 orang. Sisanya adalah 6 orang head teacher dan 6 orang coordinator teacher. Jumlah tersebut kemudian disebarkan ke masing-masing kelas yaitu K1, K2, K3, dan Prep yang dibagi menjadi kelas A dan B.
Untuk SD Bogor Raya terdapat jumlah yang sama untuk jabatan assistant teacher dan head teacher yaitu masing-masing berjumlah 12 orang yang didistribusikan ke Grade 1 sampai Grade 6 yang juga dikelompokkan menjadi dua kelas A dan B. Di SD hanya terdapat 1 orang coordinator teacher yang mengelola kurikulum untuk kelas 1 sampai 6.
Sisanya adalah 5 orang yang menjabat sebagai subject teacher atau guru bidang studi. Mereka adalah guru sains, guru musik, guru olahraga, guru seni, dan guru IT (teknologi dan informasi). Kelima guru ini mengajar di SD.
Tabel 3. Karakteristik Guru TK dan SD Sekolah Bogor Raya Karakteristik
Persepsi guru TK & SD Sekolah Bogor Raya Terhadap Pelatihan
Pelatihan merupakan dimensi penting yang berguna untuk meningkatkan kemampuan dan kinerja guru. Indikator pelatihan dinilai berdasarkan lima indikator yaitu indikator materi pelatihan, instruktur atau pelatih, media pelatihan, fasilitas pelatihan, dan jadwal pelatihan.
14
Tabel 4. Hasil Penghitungan Rata-rata Skor Persepsi Guru TK dan SD Sekolah Bogor Raya Terhadap Pelatihan
Indikator Pelatihan Skor Rata-rata Kriteria
Materi Pelatihan 4,23 Sangat Baik
Instruktur/Pelatih 4,12 Baik
Media Pelatihan 4,09 Baik
Fasilitas Pelatihan 4,11 Baik
Jadwal Pelatihan 4,00 Baik
Hasil Akhir 4,11 Baik
Keterangan: Cetak tebal merupakan skor rata-rata tertinggi
Materi Pelatihan
Pada Tabel 5 dapat dilihat lima pernyataan yang mewakili materi pelatihan. Pernyataan nomor 1 memiliki nilai rataan tertinggi dibanding empat pernyataan lainnya. Artinya 33 orang guru TK dan SD Sekolah Bogor Raya sudah setuju bahwa sasaran pelatihan sudah jelas disampaikan di awal pelatihan, hal ini berarti guru mengetahui tujuan atau kompetensi apa yang dapat dikembangkan bagi dirinya melalui pelatihan tersebut.
Hasil akhir persepsi guru TK dan SD Sekolah Bogor Raya menunjukkan bahwa indikator materi pelatihan sudah sangat baik. Hal ini berarti kesesuaian antara materi pelatihan dengan tujuan pelatihan ataupun kesesuaian materi dengan topik pelatihan yang diselenggarakan sudah sangat baik.
Tabel 5. Persepsi Guru TK & SD Sekolah Bogor Raya Mengenai Indikator Materi Pelatihan
No Materi Pelatihan
2 Pelatihan sesuai dengan kompetensi
yang dibutuhkan 0 0 4 33 13 4.18 Baik
3 Materi pelatihan dibutuhkan juga untuk
pekerjaan 0 2 2 31 15 4.18 Baik
4 Banyak kesempatan untuk
mempraktekan materi selama pelatihan 0 0 5 34 11 4,12 Baik
5 Materi pelatihan dapat dipakai
membantu belajar 0 0 3 27 20 4.34 Sangat Baik
Hasil Akhir 4.23 Sangat Baik
Keterangan: Cetak tebal merupakan skor rataan tertinggi
Instruktur atau Pelatih
Pada tabel 6 menunjukkan persepsi guru TK dan SD Bogor Raya terhadap instruktur atau pelatih. Pada tabel dapat dilihat pernyataan nomor 6 memiliki nilai rataan tertinggi yaitu 4.30. Artinya 35 guru dari total 50 guru di TK dan SD Bogor Raya setuju bahwa pelatih memberi kesempatan untuk terlibat. Hal ini sangat penting mengingat bahwa pada pelatihan PYP (Primary Years Programme) guru lebih banyak melakukan praktek.
Tabel 6. Persepsi Guru TK dan SD Sekolah Bogor Raya Mengenai Indikator Pelatih
Keterangan: Cetak tebal merupakan skor rataan tertinggi
Media Pelatihan
Tabel 7 menunjukkan persepsi guru TK dan SD Sekolah Bogor Raya terhadap media pelatihan. Pernyataan nomor 14 memiliki nilai rataan tertinggi. Artinya mayoritas sebanyak 34 guru TK dan SD Bogor Raya setuju bahwa bahwa media berupa audio visual dan alat pelatihan sangat membantu memahami materi.
Secara keseluruhan, guru TK dan SD Bogor Raya memberikan persepsi yang baik terhadap indikator media pelatihan. Hal ini mengindikasikan bahwa media yang digunakan selama pelatihan sudah sesuai dengan tujuan pelatihan, termasuk lingkungan yang kondusif sudah dinilai baik dalam membantu memahami materi.
Tabel 7. Persepsi Guru TK dan SD Mengenai Indikator Media Pelatihan
No Media Pelatihan
Skor Penilaian
Rataan Kriteria 1 2 3 4 5
STS TS KS S SS
11. Media membantu mempelajari
materi 0 1 3 34 12 4.13 Baik
12. Tes evaluasi membantu menjadi terlatih 0 1 8 26 15 4.10 Baik 13. Lingkungan yang memperkuat motivasi 0 1 8 29 12 4.04 Baik
14. Media berupa audio visual dan alat
pelatihan membantu memahami 0 0 5 34 11 4,12 Baik
15. Lingkungan kondusif 0 2 5 32 11 4.04 Baik
Hasil Akhir 4.09 Baik
Keterangan: Cetak tebal merupakan skor rataan tertinggi
Fasilitas Pelatihan
Tabel 8 mendeskripsikan persepsi guru TK dan SD Bogor Raya terhadap fasilitas pelatihan. Pernyataan nomor 20 memiliki nilai rataan tertinggi dibandingkan ke empat pernyataan lainnya. Hal ini ditunjukkan dengan 34 orang guru TK dan SD Bogor Raya yang setuju untuk diberikan arahan dalam menggunakan fasilitas. Hal ini sangat penting karena pada saat pelatihan, para guru diperkenalkan pada fasilitas baru, seperti contohnya fasilitas teknologi komputer atau software baru yang nanti dapat digunakan saat praktek pembelajaran maupun kegiatan belajar mengajar.
16
Tabel 8. Persepsi Guru TK dan SD Sekolah Bogor Raya Terhadap Indikator Fasilitas Pelatihan
No Fasilitas Pelatihan
20. Diberikan arahan untuk
menggunakan fasilitas 0 1 2 34 13 4.18 Baik
Hasil Akhir 4.11 Baik
Keterangan: Cetak tebal merupakan skor rataan tertinggi
Jadwal Pelatihan
Pada Tabel 9 menunjukkan persepsi guru TK dan SD Bogor Raya terhadap waktu atau jadwal pelatihan. Sebanyak 37 orang guru TK dan SD Bogor Raya setuju apabila pelatihan diadakan menjelang libur atau sebelum masuk.
Secara keseluruhan guru TK dan SD memberikan persepsi yang baik terhadap jadwal pelatihan. Hal ini berarti ketepatan waktu dan kesesuaian waktu dengan peserta pelatihan, atasan para peserta, dan kondisi belajar yang ada sudah baik sehingga mempengaruhi reaksi para guru terhadap pelatihan.
Tabel 9. Persepsi Guru TK dan SD Sekolah Bogor Raya Terhadap Indikator Jadwal Pelatihan
No Jadwal Pelatihan
Skor Penilaian
Rataan Kriteria 1 2 3 4 5
STS TS KS S SS
21. Tidak pernah mengganggu kegiatan
belajar mengajar 1 3 4 30 12 3.98 Baik
22. Sekolah tidak pernah terpaksa
diliburkan untuk kegiatan pelatihan 0 0 7 35 8 4.02 Baik
23.
Meskipun waktu jadwal pelatihan tidak dalam masa libur, kegiatan belajar mengajar tetap terlaksana dengan baik
1 6 8 27 8 3.70 Baik
24. Terorganisir dnegan baik 0 1 4 36 9 4,06 Baik
25. Diadakan pada menjelang libur atau
sebelum masuk 0 0 1 37 12 4.22 Baik
Hasil Akhir 4.00 Baik
Keterangan: Cetak tebal merupakan skor rataan tertinggi
Persepsi Guru TK dan SD Sekolah Bogor Raya Terhadap Kinerja Setelah Mengikuti Pelatihan
Pelatihan yang berhasil akan menghasilkan peningkatan kinerja. Kinerja guru dinilai berdasarkan lima dimensi yaitu dimensi kualitas kerja, dimensi kecepatan atau ketepatan, dimensi inisiatif kerja, dimensi kemampuan dalam kerja, dan dimensi komunikasi.
Tabel10. Hasil Penghitungan Rata-rata Skor dari Setiap Dimensi Kinerja Guru
Dimensi Kinerja Skor Rata-rata Kriteria
Kualitas Kerja 4,45 Sangat Baik
Kecepatan/Ketepatan 4,36 Sangat Baik
Inisiatif 4,60 Sangat Baik
Kemampuan 4,33 Sangat Baik
Komunikasi 4,43 Sangat Baik
Hasil Akhir 4,43 Sangat Baik
Keterangan: Cetak tebal merupakan skor rata-rata tertinggi
Kualitas Kerja
Kualitas guru mempunyai tiga indikator yaitu menguasai bahan, mengelola proses belajar mengajar, mengelola kelas yang terlihat dari bagaimana guru mempersiapkan bahan dan mengikuti kalender akademik. Tabel di bawah ini akan menjelaskan persepsi guru TK dan SD Bogor Raya terhadap kinerja setelah pelatihan dilihat dari dimensi kualitas kerja dalam bentuk rataan skor.
Berdasarkan Tabel 11 dapat dijelaskan bahwa angka tertinggi dari rataan skor adalah 4.62 yang artinya setiap guru TK dan SD Bogor Raya mayoritas menyatakan sangat setuju jika kualitas kerja yang baik tercermin dari rencana pertemuan yang disesuaikan dengan kalender akademik. Artinya jika terdapat hari libur pada kalender akademik, guru tetap mampu merampungkan semua materi ajaran sesuai dengan rencana pertemuan yang telah dibuat sebelum ujian sekolah dimulai.
Tabel 11. Persepsi Guru TK dan SD Sekolah Bogor Raya terhadap Dimensi Kualitas Kerja
No Kualitas Kerja
2. Rencana pertemuan disesuaikan
dengan kalender akademik 0 1 2 12 35 4.62 Sangat Baik
3. Rencana pertemuan ditepati 0 0 3 16 31 4. 56 Sangat Baik 4. Melakukan pre test untuk siswa 3 1 8 13 25 4,12 Baik
5. Perkembangan belajar siswa diatur
dengan baik 0 0 6 19 25 4.22 Sangat Baik
Hasil Akhir 4.00 Sangat Baik
Keterangan: Cetak tebal merupakan skor rataan tertinggi
Kecepatan atau Ketepatan Kerja
Dimensi kecepatan atau ketepatan kerja mempunya tiga indikator yaitu menggunakan media atau sumber belajar sehingga membantu pemahaman siswa, menguasai landasan pendidikan sehingga tidak membuat penjelasan yang keliru, ketepatan dalam pemberian penilaian, dan merencanakan program pengajaran. Tabel di bawah ini akan menjelaskan persepsi guru TK dan SD Bogor Raya terhadap kinerja setelah pelatihan dilihat dari dimensi kecepatan atau ketepatan kerja dalam bentuk rataan skor.
18
Tabel 12. Persepsi Guru TK dan SD Sekolah Bogor Raya terhadap Dimensi Kecepatan atau Ketepatan Kerja
No Kecepatan/Ketepatan Kerja
8. Soal diberikan dari yang pernah
diajarkan 0 0 4 17 29 4. 50 Sangat Baik
9. Menghindari penjelasan konsep yang
keliru 0 0 3 19 28 4, 5 Sangat Baik
10. Materi berdasarkan kurikulum yang
berlaku 3 0 10 13 24 4.10 Baik
Hasil Akhir 4.36 Sangat Baik
Keterangan: Cetak tebal merupakan skor rataan tertinggi
Inisiatif dalam Kerja
Dimensi inisatif dalam kerja memiliki tiga indikator diantaranya memimpin kelas yang dimaksudkan sebagai pengendalian ketertiban siswa, mengelola interaksi belajar mengajar dimaksudkan guru dapat memberikan stimulus pada siswa agar aktif melalui empat keterampilan yaitu keterampilan bertanya (questioning skill), keterampilan memberi penguatan (reinforcement skill), keterampilan mengadakan variasi, dan keterampilan menjelaskan (explaining skill), serta memberikan apresiasi terhadap siswa. Tabel di bawah ini akan menjelaskan persepsi guru TK dan SD Bogor Raya terhadap kinerja dilihat dari dimensi inisiatif dalam bentuk rataan skor.
Berdasarkan Tabel 13 dapat dijelaskan bahwa angka tertinggi dari rataan skor adalah 4.72. Artinya setiap guru TK dan SD Bogor Raya mayoritas menyatakan sangat setuju bahwa inisiatif dapat tercermin dari memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya. Artinya jika guru memberi kesempatan bertanya, mereka juga mampu untuk menanamkan rasa ingin tahu dan memberikan stimulus pada siswa untuk aktif.
Tabel 13. Persepsi Guru TK dan SD terhadap Dimensi Insiatif dalam Kerja
No Inisiatif dalam Kerja
Skor Penilaian
Rataan Kriteria 1 2 3 4 5
STS TS KS S SS
11. Memberikan contoh kehidupan
seharihari dalam menjelaskan materi 0 0 3 14 33 4.60 Sangat Baik
12. Memberi kesempatan untuk bertanya 0 0 0 14 36 4.72 Sangat Baik
13. Hasil pekerjaan yang telah dinilai
dikembalikan lagi pada siswa 0 1 7 12 30 4.42 Sangat Baik 14. Diadakan tanya jawab dengan siswa 0 0 4 12 34 4,60 Sangat Baik
15. Pemberian pada siswa yang menjawab
pertanyaan dengan baik 0 0 1 16 33 4.64 Sangat Baik
Hasil Akhir 4.60 Sangat Baik
Keterangan: Cetak tebal merupakan skor rataan tertinggi
Kemampuan Kerja
Berdasarkan Tabel 14 dapat dijelaskan bahwa angka tertinggi dari rataan skor adalah 4.50. Artinya setiap guru TK dan SD Bogor Raya mayoritas menyatakan sangat setuju bahwa kemampuan kerja dapat tercermin dari penggunaan media pembelajaran dan media yang disesuaikan dengan materi yang sedang diajarkan, yang telah mereka pelajari selama pelatihan.
Tabel 14. Persepsi Guru TK dan SD Sekolah Bogor Raya terhadap Dimensi Kemampuan Kerja
No Kemampuan Kerja
19. Jika tidak tersedia di sekolah, guru
membuat medianya sendiri 0 0 9 17 24 4,30 Sangat Baik
20. Setiap akhir semester, diadakan
darmawisata untuk menunjang materi 3 0 5 13 29 4.30 Sangat Baik
Hasil Akhir 4.33 Sangat Baik
Keterangan: Cetak tebal merupakan skor rataan tertinggi
Komunikasi
Dimensi komunikasi memiliki tiga indikator yaitu indikator dalam memahami dan menyelenggarakan administrasi sekolah serta memahami, dapat menafsirkan hasil pelatihan untuk peningkatan kualitas pembelajaran, serta memahami dan melaksanakan fungsi dan layanan bimbingan penyuluhan. Tabel di bawah ini akan menjelaskan persepsi guru TK dan SD Bogor Raya terhadap kinerja dilihat dari dimensi komunikasi dalam bentuk rataan skor.
Berdasarkan Tabel 15 dapat dijelaskan bahwa angka tertinggi dari rataan skor adalah 4.56. Artinya setiap guru TK dan SD Bogor Raya mayoritas menyatakan sangat setuju bahwa kinerja yang baik berdasarkan komunikasi dapat tercermin dari pengadaan pelayanan bimbingan penyuluhan untuk murid dan orangtua. Artinya jika terdapat kekurangan yang harus diatasi maupun kelebihan yang harus ditingkatkan dari muridnya, guru mampu bekerja sama dengan orangtua dalam rangka kemajuan anaknya.
Tabel 15. Persepsi Guru TK dan SD Sekolah Bogor Raya terhadap Dimensi Komunikasi
No Komunikasi dalam Kerja
Skor Penilaian
Rataan Kriteria 1 2 3 4 5
STS TS KS S SS
21. Hasil tentang perbaikan dalam pelatihan diterapkan dalam mengajar 0 0 4 24 22 4.36 Baik
22. Guru aktif dalam pelatihan untuk
menerapkan pembelajaran di kelas 0 0 7 22 21 4.28 Sangat Baik
23. Administrasi kelas dipersiapkan dengan
baik 0 0 4 19 27 4.46 Sangat Baik
20
Pengaruh Evaluasi Pelatihan Terhadap Kinerja Guru TK dan SD Sekolah Bogor Raya Menggunakan Metode PLS
Penelitian ini menggunakan metode Partial Least Square (PLS). PLS merupakan metode alternatif analisis dengan Structural Equation Modelling
(SEM) yang berbasis variance. Terdapat dua evaluasi pada metode ini yang pertama adalah evaluasi model pengukuran (outer model) dan yang kedua adalah evaluasi struktural (inner model).
Evaluasi model pengukuran (outer model) dibagi menjadi dua tahapan yaitu
Convergen Validity (Indikator validitas, Reabilitas konstruk, nilai AVE) dan
Discriminant Validity (Cross loading dan Akar AVE). Dari hasil pengolahan dan penyederhanaan model yang dilakukan sebanyak dua kali, maka didapat model terbaik yaitu model tahap ke dua. Hal ini dapat dijelaskan pada Tabel 16 berikut.
Tabel 16. Kriteria Model SmartPLS 0.33 dan 0.19 untuk variabel laten endogen dalam model
Hasil pengolahan dan penyederhanaan model yang dilakukan menghasilkan model output PLS pada Gambar 5 dan model bootstrapping pada Gambar 6 yang merupakan kriteria yang hampir memenuhi syarat model PLS.
Gambar 5. Model Output Pengaruh Evaluasi Pelatihan terhadap Kinerja
Gambar 5 di atas menunjukkan bahwa konstruk Pelatihan diukur dengan 6 buah indikator yaitu A2 (sasaran materi pelatihan), B2 (pelatih), C1 (media pelatihan), C5 (lingkungan pelatihan yang kondusif), D1 (ketersediaan fasilitas pelatihan), dan E3 (jadwal pelatihan yang terorganisir dengan baik). Sementara konstruk Kinerja diukur dengan 11 indikator yaitu F3 (rencana pertemuan yang sesuai), F5 (data perkembangan belajar siswa yang disimpan dengan baik), G3 (soal yang diberikan pada siswa berdasarkan yang telah diajarkan), G4 (menghindari penjelasan konsep yang keliru), H1 (pengadaan post test), H4 (pengadaan tanya jawab), H5 (pemberian apresiasi pada siswa), I2 (penggunaan media pembelajaran), I3 (penyesuaian media pembelajaran dengan materi yang sedang diajarkan), J3 (persiapan buku administrasi kelas), dan J4 (pengadaan layanan bimbingan penyuluhan untuk murid dan orang tua). Arah panah antara indikator dengan konstruk adalah menuju indikator yang menunjukkan bahwa penelitian menggunakan indikator reflektif yang relatif sesuai untuk mengukur persepsi.
Dapat dijelaskan dari gambar di atas model pengaruh antara Pelatihan terhadap Kinerja memberikan nilai R-square sebesar 0.114. Artinya dapat diinterpretasikan bahwa variabilitas konstruk Kinerja yang dapat dijelaskan oleh variabilitas konstruk Pelatihan sebesar 11.40% sedangkan 88,56% dijelaskan oleh variable lain diluar model yang diteliti.
Besarnya pengaruh evaluasi pelatihan terhadap kinerja guru diketahui 0,3382. Hal ini menunjukkan arah hubungan yang positif antara pelatihan dengan kinerja dan dapat diinterpretasikan bahwa semakin baik pelaksanaan pelatihan, maka akan semakin meningkatkan kinerja yang dimiliki oleh guru.
22
Gambar 6. Model Bootstrapping Pengaruh Evaluasi Pelatihan Terhadap Kinerja
Pada gambar 6 dapat dilihat bahwa nilai indikator terbesar dari konstruk Pelatihan ada pada E3 dengan jumlah sebesar 8.993 yang artinya indikator pelatihan yang berpengaruh pada guru TK dan SD Bogor Raya lebih banyak berasal dari jadwal pelatihan. Artinya jadwal pelatihan yang diadakan pada hari sekolah tetap tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar siswa, meskipun guru berhalangan hadir sekolah akan menyediakan guru pengganti. Konstruk Kinerja juga dapat dilihat indikator yang paling besar terdapat pada indikator G4 dengan jumlah sebesar 40.134 yang mengartikan bahwa kinerja yang baik setelah mengikuti pelatihan tercermin pada dimensi kecepatan/ketepatan dalam kerja, yaitu dengan menghindari penjelasan konsep yang keliru.
Dari gambar di atas juga dapat disimpulkan bahwa pengaruh evaluasi pelatihan memiliki signifikansi nyata atau berpengaruh secara nyata terhadap kinerja guru TK dan SD Bogor Raya, hal ini dapat dilihat dengan beta sebesar 5,0327 di mana nilai t-value lebih besar dari t-tabel (t-tabel pada taraf nyata 5% = 1,96).
Implikasi Manajerial
Hasil analisis menunjukkan bahwa pelatihan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja baik secara deskriptif maupun secara pengujian menggunakan
Partial Least Square. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah tindakan nyata untuk meningkatkan hal tersebut di Sekolah Bogor Raya. Hasil pengujian yang dapat digunakan sebagai input dapat dilihat pada Tabel 17.
Tabel 17. Hasil Pengujian Persepsi
Hasil Analisis Pelatihan Kinerja
Deskriptif Materi Pelatihan Inisiatif dalam Kerja
(Kemampuan memberikan rasa ingin tahu dan stimulus pada siswa untuk bertanya)
Partial Least Square Jadwal Pelatihan Kecepatan/ketepatan kerja
1. Sebagai input, berdasarkan hasil pengujian persepsi yang terdapat pada Tabel 16, indikator pelatihan yang berpengaruh positif dan signifikan secara deskriptif ialah indikator materi pelatihan. Secara partial least square ialah indikator jadwal pelatihan. Sedangkan dimensi yang paling berpengaruh dalam meningkatnya kinerja adalah inisiatif dan kecepatan/ketepatan dalam kerja. 2. Sebagai proses, dapat ditarik kesimpulan beberapa hal yang dapat dilakukan
dalam pelatihan yang akan meningkatkan kinerja guru TK dan SD Bogor Raya khususnya pada dimensi inisiatif dan kecepatan/ketepatan dalam kerja, yaitu: a. Pelatihan yang dilakukan oleh Sekolah Bogor Raya harus
mempertimbangkan indikator materi pelatihan dengan kriteria materi pelatihan yang dibuat dalam rancangan instruksional harus sesuai dan tepat sasaran dengan kebutuhan pelatihan.
b. Pelatihan yang dilakukan oleh Sekolah Bogor Raya harus mempertimbangkan waktu atau jadwal pelatihannya dengan mempertimbangkan beberapa kriteria, yaitu:
1. Jadwal pelatihan yang ditentukan sebaiknya tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar
2. Penambahan kuantitas jadwal pelatihan harus terorganisir dengan baik, dengan pilihan waktu satu atau dua hari menjelang libur ataupun satu atau dua hari sebelum sekolah kembali dimulai. Hal ini ditujukan agar pelatihan yang dilakukan masih segar dalam ingatan para guru.
3. Sebagai output, dengan menerapkan pelatihan berdasarkan kriteria tersebut diharapkan Sekolah Bogor Raya bisa mendapatkan guru yang memiliki inisiatif dan memiliki kecepatan/ketepatan dalam kerja. Inisiatif terlihat dalam pengelolaan interaksi belajar dan memberikan stimulus kepada siswa agar aktif melalui empat keterampilan yaitu keterampilan bertanya, keterampilan memberi penguatan, keterampilan mengadakan variasi, dan keterampilan menjelaskan yang sangat cocok dalam kurikulum Inquiry-based Teaching and Learning yang diterapkan. Kecepatan/ketepatan kerja tercermin dalam menghindari pemberian konsep yang keliru, terutama karena guru ini menggunakan komunikasi bilingual dengan murid dalam interaksi sehari-hari. 4. Sebagai outcome, guru TK dan SD yang memiliki kinerja yang baik diyakini
dapat menjalankan tugas yang diamanatkan kepadanya sebagai pengajar dan pendidik dengan maksimal, sehingga dengan demikian guru TK dan SD Bogor Raya yang kompeten akan meningkatkan jumlah siswa yang masuk dan secara tidak langsung guru tersebut mampu mewujudkan visi misi sekolah dan ikut mensukseskan tujuan pendidikan nasional.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan24
2. Persepsi guru TK dan SD Bogor Raya terhadap kinerja yang terdiri dari dimensi kualitas kerja, kecepatan/ketepatan dalam kerja, inisiatif, kemampuan kerja, dan komunikasi, mayoritas guru menganggap bahwa faktor inisiatif kerja merupakan dimensi kinerja yang paling baik dan yang paling dipengaruhi. 3. Pelatihan memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja. Baik
secara uji pengukuran dan struktural. Pelatihan melalui materi dan jadwal pelatihan memiliki pengaruh yang besar terhadap kinerja, yaitu paling terlihat pengaruhnya dalam dimensi inisiatif dan kecepatan/ketepatan dalam kerja.
Saran
1. Berdasarkan penelitian pengaruh pelatihan terhadap kinerja guru TK dan SD Bogor Raya, sebaiknya hal yang perlu dilakukan adalah membuat materi pelatihan yang menarik, berisi, dan juga tetap tepat sasaran sesuai dengan kebutuhan pelatihan agar dapat menimbulkan efek reaksi pelatihan yang positif.
2. Sebaiknya perlu menambah jadwal pelatihan yang tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar siswa. Hal ini dinilai efektif untuk meningkatkan inisiatif dan kecepatan/ketepatan kerja guru.
DAFTAR PUSTAKA
Afiatin, Tina, Jajang A. Sonjaya, dan Yopina G. Pertiwi. 2013. Mudah dan Sukses Menyelenggarakan Pelatihan, Melejitkan Potensi Diri. Yogyakarta: Kanisius.
Ainsworth, Murray, Neville S. dan Anne Millership. 2002. Managing Performance Managing People. Australia: Pearson Education.
Ayuningtyas, Diny. 2012. Efektivitas Pelatihan dalam Meningkatkan Kompetensi Bintang Pelajar. Departemen Ilmu Manajemen. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor.
Bruce Joyce, Marsha Weil dan Beverly Showers. 1992. Models of Teaching fourth Edition. Bostom Needham Heights: Allyn and Bacon A Division of Simon, Inc.
Cook, Sarah dan Steve Macaulay. 1996. Perfect Empowerment. Jakarta: Gramedia.
Edison, Emron. 2009. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Bandung: Alfabeta. Ghozali, Imam dan Henry Latan. 2012. Partial Least Square: Konsep, Teknik, dan
Aplikasi SmartPLS 2.0 M3. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Namawi, Hadari. 1985. Administrasi Sekolah. Jakarta: Gahlia Indonesia.
Sumarsono, Sonny. 2003. Ekonomi Manajemen Sumberdaya Manusia & Ketenagakerjaan. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Swanson, Richard A. dan Elwood F. Holton. 2009. Foundations of Human Resource Development. Ed Ke-2. San Fransisco: Berrett-Koehler Publishers, Inc.
Uno, Hamzah B dan Nina Lamatenggo. 2012. Teori Kinerja dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara.
Whitmore, John, 1997. Coaching for Performance: Seni Mengarahkan untuk Mendongkrak Kinerja. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
26
LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuesioner Penelitian
KUESIONER PENELITIAN
Kuesioner ini digunakan sebagai bahan untuk menyusun skripsi mengenai Pengaruh Pelatihan Terhadap Kinerja Guru di Sekolah Bogor Raya oleh Rembulan Tri Azyta Ningrum (H24114062) Mahasiswa Program Sarjana Alih Jenis Manajemen Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.
Mohon Kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/-i dapt meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner ini secara lengkap dan jelas. Semua informasi yang diterima dari hasil kuesioner ini diperuntukkan untuk keperluan akademis. Atas kerjasama Bapak/Ibu/Saudara/-i saya ucapkan terima kasih.
BAGIAN I
Petunjuk Pengisian:
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memberi tanda (X) pada jawaban yang dianggap paling sesuai dengan pilihan Bapak/Ibu
Identitas Responden
1. Jenis Kelamin : a. Laki-laki b. Perempuan
2. Usia :
3. Pendidikan Terakhir : a. D3 b. S1 c.S2
4. Lama Kerja :
5. Jabatan :
BAGIAN II
Petunjuk Pengisian:
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memberi tanda (X) pada jawaban yang dianggap paling sesuai dengan pilihan Bapak/Ibu
Keterangan: Sangat Tidak Setuju (STS) = 1 Tidak Setuju (TS) = 2 Kurang Setuju (KS) = 3
Setuju (S) = 4
Sangat Setuju (SS) = 5
1. Evaluasi Pelatihan
Beri tanda checklist (√) pada kotak jawaban yang paling sesuai dengan pilihan anda.
NO Pernyataan 5 4 3 2 1
Materi Pelatihan
1. Sasaran pelatihan disampaikan secara jelas di awal sesi pelatihan
2. Sasaran pelatihan yang tertulis dalam materi pelatihan sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan
3. Semua materi yang diberikan termasuk bahan pelatihan adalah materi yang dibutuhkan untuk pekerjaan
keterampilan yang diajarkan selama pelatihan 5. Materi pelatihan seperti modul, buku, kertas kerja
Pernyataan yang dipakai membantu belajar
Instruktur/Pelatih
6. Instruktur atau pelatih memberikan kesempatan peserta untuk terlibat
7. Instruktur atau pelatih memberi bantuan pada saat diperlukan
8. Pelatih mampu melatih keterampilan orang lain agar mampu dan mau melakukan minatnya sendiri dalam waktu yang relatif singkat
9. Pelatih memiliki pengetahuan yang berkaitan dengan pelatihan
10. Pelatih memiliki kemampuan empati dan komunikatif. Media Pelatihan
11. Media penyampaian pelatihan yang digunakan membantu dalam mempelajari materi 12. Tes evaluasi membantu menjadi terlatih 13. Lingkungan pelatihan seperti suasana ruangan
memperkuat motivasi yang membantu belajar 14. Media presentasi berupa audio dan alat pelatihan yang
digunakan membantu memahami apa yang disampaikan selama pelatihan
15. Lingkungan pelatihan yang kondusif sangat dibutuhkan
Fasilitas Pelatihan
16. Semua peralatan pelatihan yang diperlukan tersedia 17. Fasilitas di tempat pelatihan mendukung pembelajaran 18. Fasilitas pelatihan sangat memadai
19. Peserta dapat menggunakan fasilitas sewaktuwaktu ketika dibutuhkan agar dapat menunjang pelatihan 20. Peserta diberikan arahan dalam menggunakan fasilitas
pelatihan Jadwal Pelatihan
21. Waktu pelatihan tidak pernah mengganggu kegiatan belajar mengajar (dalam masa libur).
22. Sekolah tidak pernah terpaksa diliburkan untuk salah satu jadwal pelatihan.
23. Meskipun waktu jadwal pelatihan tidak dalam masa libur, kegiatan belajar mengajar tetap terlaksana dengan baik oleh guru pengganti/substitusi. 24. Jadwal pelatihan terorganisir dengan baik 25. Jadwal pelatihan seringnya diadakan pada satu dua
hari menjelang libur dan satu dua hari sebelum masuk sekolah kembali
2. Kinerja Guru
Beri tanda checklist (√) pada kotak jawaban yang paling sesuai dengan pilihan anda.
Keterangan: Tidak Pernah (TP) = 1
1. Guru menyiapkan materi pelajaran minimal satu hari sebelum mengajar.
28
Pernyataan
3. Rencana pertemuan yang telah guru susun ditepati dalam satu semester.
4. Sebelum memulai pengajaran pada awal semester/trimester, guru mengadakan tes untuk mengetahui kemampuan awal siswa yang disebut juga
pre test.
5. Data perkembangan belajar siswa dikelola dengan baik.
Kecepatan/Ketepatan
6. Rencana pengajaran disusun oleh guru berdasarkan analisis kemampuan awal siswa
7. Menilai pekerjan siswa dilakukan dengan objektif 8. Soal yang diberikan untuk siswa diambil dari bank
soal yang sudah ada dan sudah pernah diajarkan 9. Guru sangat menghindari penjelasan konsep yang
keliru
10. Guru berusaha memberikan materi pelajaran yang sesuai kurikulum
Inisiatif
11. Guru memberikan contoh kehidupan yang dialami siswa seharihari dalam menjelaskan materi pelajaran 12. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya pada saat menjelaskan materi
13. Hasil pekerjaan siswa yang telah dinilai, dikembalikan sebagai balikan bagi siswa untuk melihat di mana kelemahannya.
14. Setiap kali mengajar, diadakan tanya jawab dengan siswa
15. Siswa yang dapat menjawab pertanyaan dengan baik diberikan apresiasi
Kemampuan
16. Guru melakukan post test setiap satu materi ajaran selesai diajarkan.
17. Dalam mengajar guru berusaha menggunakan media pembelajaran
18. Media pembelajaran yang digunakan disesuaikan dengan materi pelajaran yang diberikan
19. Jika tidak tersedia media pembelajaran di sekolah, guru berusaha membuatnya sendiri
20. Setiap akhir semester/trimester, guru mengajak siswa berdamawisata ke tempat yang menunjang dengan materi ajaran
Komunikasi
21. Hasil tentang perbaikan pembelajaran yang guru ikuti dalam seminar dan pelatihan diterapkan dalam mengajar
22. Guru aktif dalam mengikuti seminar dan pelatihan untuk diterapkan dalam pembelajaran di kelas 23. Semua buku administrasi kelas dipersiapkan dengan
baik
24. Mengadakan layanan bimbingan penyuluhan untuk murid dan orangtua bila diperlukan
25. Membina hubungan yang baik dengan kepala sekolah
Terima Kasih Atas Partisipasi Anda!